BAB 2
2.1
LANDASAN TEORI
Interaksi Sistem Pergerakan Transportasi bukan merupakan tujuan akhir (ends) melainkan terjadi karena
adanya kebutuhan (derived demmand). Sistem pergerakan (traffic flow) yang terjadi sebagai akibat dari adanya aktivitas yang dilakukan (sistem aktivitas) yang didukung dengan adanya jaringan (sistem jaringan). Sistem kegiatan merupakan fungsi dari penduduk dengan segala aktivitasnya, seperti perumahan, perkantoran, perdagangan dan sebagainya. Sedangkan sistem jaringan merupakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung terjadinya pergerakan, misalnya jaringan jalan, kereta api, pesawat terbang, terminal, pelabuhan dan sebagainya. Keseluruhan sistem diatas juga terkait dengan sistem Kelembagaan yang terdiri atas:
apek legal, termasuk kebijaksanaan dan peraturan perundangan yang berlaku;
aspek organisasi dengan segala SDM-nya baik lembaga pemerintah, swasta atau masyarakat;
aspek keuangan. Pergerakan terjadi akibat adanya fungsi ruang yang berbeda antara tempat
yang satu dengan lainnya serta adanya aktivitas di lokasi tersebut. Perbedaan fungsi ruang dan adanya aktivitas tersebut maka akan menimbulkan potensi pergerakan dalam memenuhi kebutuhannya. Pergerakan akan terjadi jika dalam pemenuhan kebutuhan tidak dapat dipenuhi di tempat tersebut akan tetapi dapat dipenuhi di tempat lainnya. Untuk memfasilitasi pergerakan tersebut maka peran perangkat transportasi sangat diperlukan sebagai fungsi dalam meningkatkan
11
aksesibilitas antar ruang dan mengurangi hambatan dalam proses pergerakan (Gambar 2-1).
RUANG
POTENSI PERGERAKAN
AKTIVITAS
PERFOMANSI PERGERAKAN
Berkurangnya Hambatan Ruang
Kapasitas
Aksesibilitas
PERANGKAT TRANSPORTASI
Gambar 2-1
Interaksi Sistem Pergerakan
Dalam gambar 2-1 terlihat jelas proses interakasi sistem pergerakan yang terjadi dalam suatu lokasi tertentu. Dimana untuk mengukur tingkat pergerakan dari satu lokasi ke lokasi lainnya menggunakan indikator perfomansi pergerakan, sehingga akan diketahui apakah perangkat transportasi telah mendukung pergerakan dengan baik.
2.2
Keterkaitan TIK dengan Transportasi Menurut Floeting (1999), pengaruh teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) terhadap perkembangan perkotaan terutama dalam sistem transportasi tergantung pada sejauh mana pemakaian TIK di kota itu sendiri. Hampir seluruh komponen sistem perkotaan terdapat pengaruh dari kemajuan TIK, hanya sebagian saja komponen perkotaan yang sedikit pengaruhnya dari TIK. Teknologi informasi, transportasi dan bentuk kota merupakan penyebab utama dari adanya perubahan pola pergerakan masyarakat. Ketiga hal tersebut
12
saling berinteraksi dan memiliki korelasi yang kuat diantaranya (Wigan, 1985:142). Pola pergerakan menjadi instrumen yang penting dalam menentukan aktivitas kegiatan dalam perkotaan tersebut. Perubahan teknologi dan informasi diharapkan dapat mempengaruhi pola pergerakan, terutama pergerakan untuk aktivitas kegiatan utama. Miskipun hal tersebut tidak dapat mengurangi interaksi sosial melalui telekomunikasi. Jumlah pergerakan yang dilakukan akan mengalami peningkatan, tetapi bukan perjalanan fisik melainkan dalam bentuk perjalanan ”komunikasi” yang menghubungkan antar manusia dimanapun berada. Namun tidak seluruh pergerakan akan mengalami penurunan, untuk kegiatan-kegiatan tertentu justru akan mengalami kenaikan sperti rekreasi dan sosial. Terkadang TIK dan transportasi akan saling mensubsitusi, tetapi setelah melewati limitasi tersebut maka salah satu hanya sekedar menjadi unsur komplementer saja (hartshorn, 1992:198). Transportasi dan TIK pada mulanya seperti tampak dua hal yang berbeda dan tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Akan tetapi jika dikaji secara mendalam maka dapat ditemukan suatu hubungan yang cukup kuat antara kedua hal tersebut.
Terdapat empat jenis interaksi yang mungkin terjadi antara
transportasi dan TIK (Mohktarian, 1990) yaitu: 1. Hubungan subsitusi; misalnya TIK dapat menurunkan jumlah pergerakan. 2. Hubungan penambahan; misalnya TIK dapat secara langsung menstimulasi pergerakan 3. Hubungan efisiensi operasional, misalnya TIK meningkatkan pergerakan melalui manajemen transportasi yang lebih efisien. 4. Hubungan tidak langsung, dampak jangka panjang, misalnya telekomunikasi dapat berdampak kepada pemilihan lokasi dan penggunaan lahan, oleh karena itu dapat mempengaruhi pergerakan. Interaksi antara transportasi dan teknologi informasi tersebut dapat diuraikan dan dimodelkan sebagai berikut:
13
1. Hubungan subsitusi dan penambahan; misalnya TIK dapat menurunkan jumlah atau menambah pergerakan. Seperti yang telah dijelaskan pada sistem interaksi pergerakan diatas, bahwa pergerakan terjadi akibat adanya perbedaan fungsi ruang dan adanya aktivitas di suatu tempat tertentu. pergerakan akan terjadi jika kebutuhan pelaku pergerakan tidak dapat dipenuhi di salah satu tempat tersebut. Ketika pemanfaatan teknologi informasi (khususnya internet) dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas kegiatan, maka teknologi informasi tersebut akan mempengaruhi terhadap dua hal, yaitu: ruang dan personal (pelaku pergerakan). Pengaruh terhadap ruang adalah ruang menjadi lebih optimal dibandingkan sebelum memanfaatkan teknologi informasi. Sedangkan pengaruh terhadap personal (pelaku pergerakan) adalah terjadi penurunan pergerakan atau terjadi peningkatan pergerakan sebagai akibat dari banyak informasi yang diketahui. Jika fungsi ruang menjadi lebih optimal dan terjadi penurunan pergerakan maka teknologi informasi dapat mensubsitusi pergerakan.
PERSONAL PEMANFAATAN INTERNET RUANG
Berkurang
Bertambah
Ruang Lebih Optimal
RUANG
POTENSI PERGERAKAN
AKTIVITAS
PERFOMANSI PERGERAKAN
Berkurangnya Hambatan Ruang
Aksesibilitas
Kapasitas PERANGKAT TRANSPORTASI
Gambar 2-2
Model Teknologi Internet Subsitusi Pergerakan
14
2. Hubungan efisiensi operasional, misalnya TIK meningkatkan pergerakan melalui manajemen transportasi yang lebih efisien. Untuk mengukur efisiensi pergerakan digunakan fungsi nilai utilitas dari pelaku pergerakan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi maka terdapat kemungkinan bahwa pergerakan yang terjadi adalah pergerakan yang bukan bersifat fisik, jadi nilai utilitasnya adalah utilitas pada saat menggunakan teknologi internet. Jika nilai utilitas internet lebih tinggi dibandingkan dengan nilai utilitas pergerakan secara fisik maka akan terjadi efisiensi operasional pergerakan.
Pemanfaatan Teknologi Internet
Aktivitas Kegiatan
Pergerakan Melakukan Akitivitas
Terjadi Pergerakan Fisik
Tidak Terjadi Pergerakan Fisik
Utilitas Melakiukan Pergerakan Pergerakan Bersifat Maya Nilai Dalam Kendaraan
Nilai Diluar Kendaraan
Nilai Operasional Kendaraan
Utilitas Memanfaatkan Internet
TOTAL UTILITAS PERGERAKAN
Nilai Menggunakan Internet
Nilai Operasional Internet
TOTAL UTILITAS INTERNET Perbandingan Utilitas
UI
TIDAK EFISIENSI
Gambar 2-3
UI>Up
EFISIENSI
Model Interaksi Teknologi Internet Efisiensi Pergerakan
15
3. Hubungan tidak langsung dan dampak jangka panjang Hubungan tidak langsung antara transportasi dengan teknologi informasi terhadap ruang adalah dalam hal penentuan lokasi jenis ruang serta penggunaan lahan. Ketika teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk menunjang aktivitas kegiatan maka faktor teknologi informasi akan menjadi pertimbangan utama dalam penentuan lokasi ruang. Lokasi dengan tingkat akses yang rendah terhadap teknologi informasi kemungkinan besar tidak akan menjadi pilihan utama dalam menentukan ruang untuk berbagai kegiatan. Gambar 2-4 berikut menunjukkan interaksi tidak langsung antara teknologi informasi dan pemanfaatan ruang.
PENENTUAN FUNGSI RUANG
PEMANFAATAN INTERNET
RUANG
AKTIVITAS
POTENSI PERGERAKAN
PERFOMANSI PERGERAKAN
Berkurangnya Hambatan Ruang
Aksesibilitas
Kapasitas PERANGKAT TRANSPORTASI
Gambar 2-4
2.3
Model Interaksi Teknologi Internet Dengan Penggunaan Lahan
Pola Pergerakan Pengertian dasar pola pergerakan pada dasarnya dapat diartikan sebagai
pergerakan pulang pergi untuk tujuan tertentu dengan jarak perjalanan dalam 16
satuan tertentu. dan pelaku perjalanan lebih dari 5 tahun (Mc. Leod dan Hank, 1980 dalam Tamin 1997). Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan yang tidak terlayani di suatu tempat tertentu. Kondisi ini terjadi karena berbagai aktivitas kegiatan yang dibutuhkan tidak terdapat dalam satu lokasi tertentu, sehingga orang akan bergerak melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Pergerakan yang dilakukan oleh pelaku pergerakan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis (Ofyar Z. Tamin, 2000), yaitu: 1. Berdasarkan tujuan pergerakan Untuk kasus pergerakan berbasis rumah, terdapat lima kategori tujuan pergerakan yang sering dilakukan, yaitu pergerakan ke tempat kerja, pendidikan, belanja, sosial dan rekreasi. Tujuan pergerakan yang paling utama berbasis rumah adalah kerja, pendidikan dan belanja. Hal ini dikarenakan ketiga tujuan tersebut merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan primer. Sedangkan tujuan sosial an rekreasi hanya bersifat pilihan. 2. Berdasarkan waktu pergerakan Pergerakan pada umumnya dikelompokkan menjadi pergerakan pada jam sibuk (peak hour) dan pada jam tidak sibuk (off peak hour). 3. Berdasarkan jenis Orang Merupakan salah satu jenis pengelompokkan yang penting karena perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut sosial ekonomi. Atribut yang dimaksud adalah: -
Tingkat pendapatan, pada umumnya terdapat tiga tingkat pendapatan yaitu rendah menengah dan tinggi.
-
Tingkat kepemilikan kendaraan, biasanya terdapat empat tingkat 0, 1, 2 dan lebih dari 2 kendaraan.
-
Ukuran dan struktur rumah tangga, semakin besar ukuran rumah tangga kemungkinan akan menimbulkan pergerakan yang lebih besar.
17
Pergerakan penduduk yang ada dalam suatu wilayah perkotaan apabila dikaitkan dengan keterkaitan antar wilayah ruang, dapat digolongkan menjadi empat pola pergerakan (Ofyar Z. Tamin, 2000:93) yaitu: 1. Pergerakan eksternal-eksternal; pergerakan ini mempunyai zona asal dan zona tujuan yang berada di luar daerah kajian, akan tetapi dalam proses pencapaian zona tujuannya menggunakan sistem jaringan yang berada di daerah kajian. 2. Pergerakan internal-eksternal; pergerakan ini mempunyai salah satu zona (asal-tujuan) yang berada di luar wilayah kajian. 3. Pergerakan internal-internal.pergerakan ini mempunyai zonal asal dan tujuan yang berada di dalam daerah kajian. Tipe pergerakan inilah yang selalu diutamakan dalam proses perencanaan transportasi. 4. Pergerakan intrazona pergerakan ini mempunyai zona asal dan tujuan yang berada di dalam satu zona internal tertentu.
2.4
Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan sebagainya. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
18
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
2.4.1
Peran TIK di Bidang Pemerintahan Peran TIK di sektor pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir ini
perkembangan cukup pesat. Beberapa daerah di Indonesia sudah mengembangkan TIK untuk menunjang aktivitas kegiatan pemerintah. Salah satu contoh pengembangan TIK di daerah adalah E-government.
E-government mengacu
pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya egovernment adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4)
19
Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus pergi ke suatu tempat untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
2.4.2
Peran TIK di Bidang Pendidikan Globalisasi telah
memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia
pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh di Perancis proyek "Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang "Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)" yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)”. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner. Dengan
adanya
perkembangan
teknologi
informasi
dalam
bidang
pendidikan, maka pada saat mendatang sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online,
20
mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
2.4.3
Peran TIK di Bidang Perkantoran Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar
yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern. Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas. Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan. Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya.
21
2.5
Dasar Teori Uji hipotesis
2.5.1 Konsep Dasar Pengujian Hipotesis Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada sampel (X =rata-rata; S = simpangan baku; S2 = varians; r = koefisien korelasi), dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi ( µ = rata-rata, = simpangan baku, σ2 = varians; ρ =koefisien korelasi. Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data – data sampel ( lihat gambar 4.1). Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau sensus tidak melakukan pengujujian hipotesis statistik. Penelitian yang demikian dari sudut pandang statistik adalah penelitian diskriptif.
Gambar 2-5
Hipotesis Statistik
Terdapat perbedaaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan( komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Disini terdapat perbedaan lagi pengertian
22
deskriptif dalam pengertian dalam ststistik . Seperti telah dikemukanan deskriptif dalam ststistik adalah penelitian yang didasarkan pada populasi (tidak ada sampel), sedangkan deskriptif dalam penelitian menunjukan tingkat ekplanasi yaitu
menanyakan
tentang
variabel
mandiri
(tidak
dihubungkan
atau
dibandingkan). Dengan demikian, penelitian yang didasrkan pada data populasipun dapat dirumuskan hipotesis dan mengujinya. Pengujian bisa pakai statistik deskriptif atau tanpa statistik. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan alterrnatif. Pada statistik hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi atau ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang penelitian tidak mengharapkan adanya perbedaan data polulasi daengan sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan sampel. Dalam penelitian, hipotesis nol juga menyatakan ”tidak ada” tetapi bukan tidak adanya perbedaan antara populai dan data sampel, tetapi bukan tidak ada perbedaan antara populasi dan data sampel, tetapi bisa berbentuk tidak adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, tidak adanya perbedaan antara satu variabel atau lebih pada populasi/sampel yang berbeda, dan tidak adanya perbedaan anatara yang diharapkan dengan kenyataan pada satu variabel atau lebih untuk populasi atau sampel yang sama.
2.5.2 Bentuk Rumusan Hipotesis Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada satu sampel atau variabel mandiri /tidak dibandingkan dan di hubungkan), komparatif dan hubungan.
23
1) Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif, adalah dugaan tetang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Dalam perumusan hipotesis ststesis, antara hipotesis nol dan alternatif selalu berpasangan, bila salah satu di tolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho di tolak pasti alternatifnya diterima, Hipotesis statistik dinyatakan melalui simbol-simbol. Hipotesis ststistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis nol (Ho) dan alternatif selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang diotolak.
2) Hipotesis Komparatif Hipotesis kompraratif adalah pernyataan yang menujukan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: HO : µ1 = µ2
Rumusan uji hipotesis dua pihak
Ha : µ1 ≠ µ2 HO : µ1 ≥ µ2
Rumusan uji hipotesis pihak kiri
Ha : µ1 < µ2 HO : µ1 ≤ µ2
Rumusan uji hipotesis pihak Kanan
Ha : µ1 > µ2
3) Hipotesis asosiatif Hipotesis asosiatif adalah suatu pertanyaan yang menunjukan dugaaan tetang hubungn antara dua variabel atau lebih Ho : Þ = 0
Þ = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan
Ha : Þ ≠ 0
24
2.5.3 Taraf Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir yaitu a pont estimate dan interval estimate atau sering disebut convidence interrval A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai sampel. Sedangkan Interval estimate (taksiran interval) adalah sauatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval data sampel.
2.5.4 Dua Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sempel kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu : 1. Kesalahan Tipe I adalah suatu kealahan bila menolak hipotesis nol ( Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan Alpha 2. Kesalahan Tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah . Tingkat Kesalahan untuk ini dinyatakan dengan ß. Berdasarkan hal ini tersebut, makan hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan seperti tabel berikut:
Keadaan sebenarnya
Keputusan
Hipotesis Benar
Hipotesis Salah
Terima Hipotesis
Tidak membuat kesalahan
Kesalahan Tipe II
Menolak hipotesis
Kesalahan tipe I
Tidaka membuat kesalahan
Dari Tabel tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Keperluan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan. 2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II.
25
3. Membuat keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe l. 4. Keputuasan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan.
2.5.5 Pengujian Hipotesis Komparatif Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk
perbandingan
melalui
ukuran
sampel
yang
juga
berbentuk
perbandingan. Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih. Bila Ho dalam pengujian diterima berarti nilai perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu.
Gambar 2-6
Prinsip Dasar Pengujian Hipotesis Komparatif
Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi antara lebih dari dua sampel (sering disebut k sampel). Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua yaitu variabel tidak bebas dan variabel bebas. Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih
26
terdapat berbagai teknik statistik yang dapat digunakan. Teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini tergantung pada bentuk komparasi dan jenis data. Untuk data interval dan rasio digunakan statistik parametris dan untuk data nominal/diskret dapat digunakan statistik non parametris.
Tabel 2-1
Berbagai Teknik Statistik Untuk Menguji Hipotesis Komparatif
MACAM DATA Interval Rasio Nomial Ordinal
BENTUK KORELASI Dua Sampel k Sampel Korelasi Independen Korelasi Independen - One Way t-test * dua t-test * dua - One Way Anova* sampel sampel Anova* - Two Way - Two Way Anova Anova Mc Nemar - Fisher Exact - Chi Kuadrat - Chi Kuadrat - Chi Kuadrat for k Sampel for k Sampel Two Sampel - Cochran Q - Friedman - Median - Sign test - Median Test Extension - Wilcoxon - Mann-Whitney - Two Way Anova - Kruskal-Wall Matched Pairs U test - One Way - Kolmogorov Anova Smirnov - WaldWolfowitz
*Statistik Parametris
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa dalam pengujian hipotesis komparatif terdapat dua macam yaitu dua sampel yang berkorelasi dan independen.
1) Komparatif dua sampel yang berkorelasi. Pada bagian ini dikemukakan hipotesis dua sampel yang berkorelasi baik menggunakan statistik parametris dan non parametris.
A. Statistik Parametris Statistik parametris yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah t-test. statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan t-test. Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi adalah sebagai berikut:
27
t=
X1 − X2 ⎛ S1 ⎞ ⎛ S2 ⎞ S1 S2 ⎟⎟ ⎜⎜ ⎟⎟ + − 2r ⎜⎜ n1 n2 ⎝ n1 ⎠ ⎝ n2 ⎠ 2
2
dimana X1
= rata-rata sampel 1
X2
= rata-rata sampel 2
s1
= simpangan baku sampel 1
s2
= simpangan baku sampel 2
s 12
= varians sampel 1
s 22
= varian sampel 2
B. Statistik Non Parametris Berikut dikemukakan statistik non parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berkorelasi. Statistik ini terdiri dari Mc Nemar test (untuk menguji hipotesis komparatif data nominal) dan Sign Test untuk data ordinal.
Mc Nemar test Teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskret. Rancangan penelitian biasanya biasanya berbentuk before after. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan. Test Mc Nemar berdistribusi Chi Kuadrat (χ2), oleh karena itu rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah rumus Chi Kuadrat. Persamaan dasarnya adalah sebagai berikut: ( fo − fh ) 2 fh i=1 k
χ2 = ∑
28
Dimana fo
= banyak frekuensi yang diobservasi dalam kategori ke i
fh
= banyak frekuensi yang diharapkan dibawah Ho dalam kategori ke i
Sign Test (Uji Tanda) Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Teknik ini dinamakan uji tanda (sign test) karena data yang dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negatif. Untuk sampel yang besar dapat dilakukan pengujian chi kuadrat dengan persamaan sebagai berikut:
χ2
=
[(n1 − n2 ) − 1]2 n1 + n2
Dimana n1
= banyaknya data positif
n2
= banyaknya data negatif
Wilcoxon Match Pairs Test Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda bearnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan, sedangkan dalam uji ini dipertimbangkan. Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang). Bila sampelnya lebih besar dari 25, maka akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan rumus Z dalam pengujiannya.
Z=
T − μT σT
Dimana
29
T
= jumlah jenjang/rangking yang kecil
2) Komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi (independen) Menguji hipotesis dua sampel independena adalah menguji kemampuan generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak berkorelasi. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif, tergantung pada jenis datanya. Teknik t-test adalah merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data ratio atau interval. Sedangkan teknik statistik non parametris yang
dapat
Kolmogorov-Smirnov,
digunakan
adalah
median
test,
Mann-Whitney,
fisher Exact, chi kuadrat, test Run Wald-Wolfowitz.
Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal atau ordinal.
A. Statistik Parametris Teknik statistik parametris yang digunakan dalam menguji hipotesis dua sampel yang tidak berkorelasi adalah t-test. Terdapat dua persamaan t-test untuk menguji hipotesis dua sampel yang tidak berkorelasi.
t=
X1 − X2
separated varians
S1 2 S2 2 + n1 n2
X1 − X2
t=
(n1 − n2 )s1
2
polled varians
1 1⎞ + (n2 − n1)s1 ⎜ + ⎟ ⎝ n1 n2 ⎠ n1 + n2 − 2 2⎛
terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: (1) apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak (2) apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.
30
Berdasarkan dua hal di atas, maka berikut diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test (1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogens σ1 = σ2, maka dapat digunakan rumus t-test. Untuk mengetahui t-tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n2 – 2 (2) Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, varian homogen (σ1 = σ2) dapat digunakan t-test dengan polled varians, besarnya derajat kebebasan = n1 – n2 –2 (3) Bila jumlah anggota samperl n1 = n2, varians tidak homogen (σ1 ≠ σ2) dapat digunakan t-test separated polled dengan derajat kebebasan dk = n1 – 1 atau n2 – 2. (4) Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, varians tidak homogen (σ1 ≠ σ2 digunakan rumus separated varians dengan harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = (n1 – 1) dan dk = n2-1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.
B. Statistik Non Parametris Statistik non parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen antara lain adalah chi kuadrat (untuk data nominal dan ordinal), median test, Mann-Whitney, Kolmogorov-Smirnov, fisher Exact, test Run Wald-Wolfowitz (untuk data ordinal)
Chi Kuadrat (χ) dua sampel Digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan persamaan yang telah ada.
31
Fisher Exact Probability Test Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal. Untuk sampel yang besar digunakan Chi Kuadrat (χ2).
Test Median (Median Test) Tes median digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal atau ordinal. Pengujian didasarkan atas median dari sampel yang diambil secara randon. Dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi : tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya. Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel yang kecil dan test Chi Kuadrat digunakan untuk sampel besar, maka tes median ini digunakan untuk sampel antara Fisher dan Chi Kuadrat. Berikut petunjuk penggunaan statistik tes median: (1) Jika n1 + n2 > 40, dapat dipakai tes Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas dari yates. (2) Jika n1 + n2 antara 20 – 40 dan jika tak satu selpun memiliki frekuensi ang diharapkan > 5, dapat digunakan Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas. Bila f < 5 dipakai test Fisher. (3) Kalau n1 + n2 < 20 maka digunakan test Fisher.
Mann-Whitney U-Test u-test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu diubah dulu kedalam bentuk ordinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya dapat digunakan t-test untuk pengujiannya. Terdapat dua persamaan yang digunakan untuk pengujian, yaitu:
U1
= n1n2 +
n1(n1 + 1) - R1 2
32
U2
= n1n2 +
n2(n2 + 1) - R2 2
Dimana n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 u1 = jumlah peringkat 1 u2 = jumlah peringkat 2 R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R2 = jumlah ragking pada sampel n2
Test Kolmogorov-Smirnov dua sampel Tes ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval. Persamaan statistik tes kolmogorov –smirnov adalah sebagai berikut: D = maksimum [Sn1(X) – Sn2(X)]
Test Run Wald-Wolfowitz Tes ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, dan disusun dalam bentuk run. Oleh karena itu sebelum data dua sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu ke dalam bentuk rangking, baru kemudian dalam bentuk run. Untuk tes ini kriteria pengujiannya adalah bila run hitung lebih kecil atau sama dengan run dari tabel untuk taraf kesalahan tertentu, maka Ho ditolak. Untuk sampel yang besar digunakan rumus z seperti berikut: ⎛ 2n1n2 ⎞ r −⎜ + 1⎟ − 0,5 r − μr ⎝ n1 + n2 ⎠ z= = σr 2n1n2( 2n1n2 − n1 − n2 ) (n1 + n2 ) 2 (n1 + n2 − 1)
33
2.6
Kajian Penelitian Yang Telah Dilakukan Penelitian tentang pengaruh teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
terhadap transportasi di kota besar telah banyak dilakukan di negara-negara maju, seperti Inggris, Amirika, Jepang dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Negara Indonesia masih sangat terbatas. Beberapa hasil kajian tentang penelitian tentang TIK dapat dilihat pada tabel II.1 berikut ini:
Tabel 2-2 No
1
Beberapa Kajian Tentang Penelitian Pengaruh TIK Terhadap Transportasi Judul Penelitian
An Evaluation of Telecommuting As a Trip Reduction Measure (Agustus 1991)
Peneliti Ryuichi Kitamura Patricia L. Mokhtarian Ram M. PendYala
Institusi
Hasil Penelitian
Institute of Transportation Studies and Department of Civil Engineering University of California at Davis
Bekerja jarak jauh dapat mengurangi jarak tempuh sebesar 40 mil perhari atau 20 % dari jarak tempuh pekerja normal.
2
Does Telecommuting Reduce Vehicle-Mile Travelled? An Aggregate Time Series Analysis For The U.S. (Agustus 2002)
Sangho Choo, Patricia L. Moktarian and Ilan Salomon
Department of Civil and Environmental Engineering University of California Department of Geography The Hebrew University of Jerussalem
3
Indentifikasi Dampak Penggunaan Internet Terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat Perkotaan Menurut Persepsi Penggunanya (2003)
Surya Dwiartha
Departemen Teknik Planologi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB
4
Peramalan telecommuting dan dampaknya terhadap biaya pergerakan bekerja
Antia Junita R R
Departemen Teknik Planologi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB
5
Kajian karakteristik pola pergerakan akibat pengaruh penggunaan internet di Kota Bandung
Luthfi
Program Magister Transportasi Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB
34
Dengan skenario tiap telecommuter menempuh jarak 27 mil dan faktor 0,76 mengemudi sendiri dengan frekuensi sebesar 60 kesempatan setiap tahun maka bekerja jarak jauh dapat mengurangi jarak tempuh kendaraan (VMT) sebesar 0,79 %. terdapat 3 dampak penggunaan internet yaitu pola interaksi soaial, perilaku masyarakat dan pola pergerakan (bersifat kualitatif). Khusus untuk pola pergerakan menunjukkan bahwa penggunaan internet dapat mengurangi pergerakan untuk aktivitas bekerja dan rekreasi. Dengan telecommuting pergerakan dapat berkurang sebesar 4,21% sampai dengan 20 % diwilayah studi (kawasan HR Rasuna Said Jakarta -