LAMPIRAN DATA 1.Doa Sepasang Petani Muda oleh: Ebiet G. Ade
Mari kita tunggu datangnya hujan Duduk bersanding di pelataran sambil menjaga mendung di langit agar tak ingkar, agar tak pergi lagi Kasih, kemarilah duduk merapat sama-sama tengadahkan wajah agar lebih tegar kita memohon turunnya hujan basahi bumi ini Kau dengar ada jeritan ilalang yang terbakar dan musnah Usah menangis Simpan di langit Jadikan mendung Segera luruh jatuh ke bumi Basahi ladang kita yang butuh minum basahi sawah kita yang kekeringan basahi jiwa kita yang putus asa Kemarau ini begitu mencekam Kasih, kemarilah duduk merapat sama-sama tengadahkan wajah agar lebih tegar kita memohon turunnya hujan basahi bumi ini Kau dengar ada jeritan ilalang yang terbakar dan musnah Usah menangis simpan di langit Jadikan mendung segera luruh jatuh ke bumi Basahi ladang kita yang butuh minum basahi sawah kita yang kekeringan basahi jiwa kita yang putus asa Kemarau ini begitu mencekam
Universitas Sumatera Utara
2.Untuk Kita Renungkan oleh: Ebiet G. Ade
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih Suci lahir dan di dalam batin Tengoklah ke dalam sebelum bicara Singkirkan debu yang masih melekat.. Singkirkan debu yang masih melekat.. Anugerah dan bencana adalah kehendakNya Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah Dia di atas segalanya.. Adalah Dia di atas segalanya.. Anak menjerit-jerit, asap panas membakar Lahar dan badai menyapu bersih Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat Bahwa kita mesti banyak berbenah Memang, bila kita kaji lebih jauh Dalam kekalutan, masih banyak tangan Yang tega berbuat nista... oh Tuhan pasti telah memperhitungkan Amal dan dosa yang telah kita perbuat Kemanakah lagi kita kan sembunyi Hanya kepadaNya kita kembali Tak ada yang bakal bisa menjawab Mari, hanya runduk sujud padaNya Kita mesti berjuang memerangi diri Bercermin dan banyaklah bercermin Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini Berusahalah agar Dia tersenyum... oh Berusahalah agar Dia tersenyum
Universitas Sumatera Utara
3.Tentang Seorang Sahabat oleh: Ebiet G. Ade
Ibu, izinkanlah aku bicara Dengarkanlah dan jangan kau hentikan cerita yang hendak aku paparkan Dan semestinya engkau dapat mengerti cintaku telah menggumpal dan membeku di dalam dada Ibu, biarkan aku jadi lelaki Rasanya aku telah cukup dewasa dan akan bijak mengambil keputusan Jangan kau kurung dengan peraturanmu Berikan kebebasan untuk memilih tambatan hati Ibu, kemarin aku bertemu dia, gadis sempurna mengguncangkan hati Ibu, izinkan aku jatuh cinta Jangan kaupaksa atas pilihanmu Lihatlah betapa aku hanya gemetar, mulutku kelu, wajah bagai terbakar Ombak bergulung dan angin di pantai saksi kegagalanku Ibu, ke manakah wajah harus kusembunyikan? Aku yang dilahirkan sebagai lelaki tak mampu memandang apalagi bicara Belenggu ini terlalu erat mengikat Telah punah kejantanan yang kumiliki Semoga kau mengerti Ibu, kemarin aku bertemu dia, gadis sempurna mengguncangkan hati Ibu, izinkan aku jatuh cinta Jangan kaupaksa atas pilihanmu Lihatlah betapa aku hanya gemetar, mulutku kelu, wajah bagai terbakar Ombak bergulung dan angin di pantai saksi kegagalanku
Universitas Sumatera Utara
4.Seruling Malam oleh: Ebiet G. Ade
Bulan keemasan, kuning berkilauan Terdengar seruling bambu merayap ke langit, menikam bumi Bergetar seluruh jagat raya ini Lengkingan tinggi bagai buluh perindu adalah tangisan bayi Diakah anak kita, dia buah cinta kita Istriku coba redakan tangisnya Sekelompok burung malam terbang dan terbitlah bintang kejora Memancarkan sinar cinta kasih Bagi anak kita yang suci bersih Berbahagialah dan bersyukurlah atas kehadiran anak kita Ingin kugendong dan kutimang-timang kuajak engkau bermain Kenalilah bapakmu, kenali ibumu dan negeri ini tanah airmu Segeralah dewasa dalam asuhanku 'kan kubimbing di jalan yang lurus Jadilah anak berbudi, penuh kebajikan Menjunjung tinggi harkat kebenaran Berbahagialah dan bersyukurlah atas kehadiran anak kita
Universitas Sumatera Utara
5.Kado Kecil Buat Istri oleh: Ebiet G. Ade
Istriku, dengar, dengarlah dekaplah aku, dekaplah Aku sangat mencintaimu ho.. Mari kita buang duka Istriku, coba bayangkan anak kita yang bakal lahir Kita pasti menyayanginya ho.. Mari kita bagi suka Hendaknya pertengkaran kecil segera dapat diatasi Bahkan jadi penyegar cinta kita Hendaknya perkawinan ini bukan sekedar cinta kasih Tapi juga sebuah tanggung jawab Mari tuntas kita reguk satu gelas bersama Bahagia oh! bahagia Istriku mari renungkan jalanan terjal berliku Kita bakal melewatinya ho.. Mari kita gandeng tangan Istriku duduk istirah atur nafasmu dan tenang Kita akan segera berangkat ho.. belayar menembus pekat Hendaknya kita 'kan berlabuh di pantai yang penuh kembang Harum wangi semerbak adalah sorga hm... Kita akan buang sauh berenang ke pinggiran Peluklah aku dan peluklah Leburkan jiwa raga kita kemudian berikrar Bahagia oh ! bahagia Du du ho ho ho
Universitas Sumatera Utara
6.Biduk Telah Sarat Dan Kutambatkan oleh: Ebiet G. Ade
Dengar suara angin berdesau semilir menyentuh legam lenganku telanjang tengah duduk menunggu fajar Semburat sinar merah matahari Lihat pucuk-pucuk daunan melambai Berbagai kenangan silih berganti mengisi jiwa, menguak dada Kepak kelelawar pecahkan bintang Ingin aku sapa sekejap Kau sirna seperti di telan bianglala Getar batang pinus gelombang samudra Teguhkan bibirku sebut namaMu Dengar derap langkah serentak terhenti Menyimak lirih bisikan kalbuku Ada yang tertinggal, ada yang hilang Begitu kelam dan sangat dalam Tinggal sepotong ranting erat kugenggam Tolong, sambutlah persembahan ini Heningnya malam bekukan embun Biduk telah sarat dan kutambatkan
Universitas Sumatera Utara
7.Catatan Seorang Penyair oleh: Ebiet G. Ade
Pengembara, penyair jalanan Sepi ia semadi di dalam sanggar Langlang jagat raya sekejap dari dalam bilik Berbantal setumpuk buku Memasang mata dan fikiran Ada kabar apakah gerangan dari bumi belahan seberang? Kami rindu suasana baru Di sini telah terasa pengap, di sini telah terasa gelap Perjalanan di dalam batin Merangkak di atas langit, menyusuri semua ngarai Banyak yang tersembunyi dan belum sempat terungkapkan Rahasia lingkar Bima Sakti Misteri mesti diuraikan Mari kita kupas seluruhnya Jangan sisakan barang sedikit Langkah baru segera kita ambil Mengakhiri cerita kusam Salin dengan cerita indah Mengembara, menembus ruang, batas mimpi-mimpi, dan alam sadar Lewat tiga langkah pandangan dan fikiranmu Tetapi kadangkala kabur Terpaut jarak terlampau jauh Marilah kita coba dengarkan jalan fikirannya yang cemerlang Siapa tahu dapat kita mengerti
Universitas Sumatera Utara
Jangan lihat siapa bicara tapi dengar apa katanya
8.Konserto Doa oleh: Ebiet G. Ade
"Ke mari berkumpul, duduk melingkariku, semua anakku tercinta Ada yang ingin kuwasiatkan sebelum aku harus pergi jauh Jalan kalian masih luas terbentang, pandai-pandailah memilih Iman di tangan jangan dilepas Jadikan azimat penuntun hidup." "Terimakasih kami tak terhingga Petua ayahanda akan kami simpan di dalam sanubari yang paling dalam Menjadi pedoman memilih jalan." "Legalah sudah hatiku sekarang Mendengar janji kalian ucapkan kerna zaman ini tengah bergolak, membawa iklim buruk panas menyesatkan Tuhan, bimbinglah anak dan cucuku yang muda memang banyak lupa T'lah kutanamkan iman di dada Semoga mereka memilih jalanMu." hu hu hu hu hu hu hu hu hu hu hu hu hu ("Terimakasih kepadaMu, Tuhan Engkau tak berpaling dari kami yang lalai Luluskanlah doa kami bersama untuk kesehatan ayah tercinta,
Universitas Sumatera Utara
untuk seluruh umat seisi dunia Amin.") 9.Hemat Cintamu oleh: Ebiet G. Ade Berhentilah sebelum terlambat Kau terjerumus semakin jauh Berdiri di pinggir kegelapan Di sini, di pancuran yang bening Coba basuh wajah dan jiwamu Endapkan hasrat dalam dada Biarkan asmara tumbuh wajar Bersemi dan kembang selaras langkah Tak perlu berebut tulang tanpa isi Sama dengan berebut kebodohan Hemat cintamu Simpanlah putik jauh di dalam Taburkan senyuman Bangkitkan hidup dan gairah Berhentilah sebelum terjebak dalam lingkaran yang memabukkan Menyingkirlah dari pusaranya Percayalah pada kebenaran Ia akan datang menuntunmu, mengangkatmu dari kegelapan mengajakmu dalam ketegaran Hemat cintamu Jangan kau tabur di jalanan Belibis pun terbang Kaki berlumpur bertebaran Hemat cintamu Jangan kau tabur di jalanan Belibis pun terbang Kaki berlumpur bertebaran
Universitas Sumatera Utara
10.Ketegaran Hati Seorang Pengemis Dan Anaknya oleh: Ebiet G. Ade
Kututupi wajah dari terik matahari Kuseka keringat dengan punggung tangan Mari kita berteduh di bawah bayangan gedung Sembunyikan duka, lapar, dahaga Kugandeng tanganmu, jemari yang kurus Hayati kemiskinan merangkak ke depan Anakku tercinta, tengadahlah ke langit Tuhan pasti mendengar doa kita Semua langkah yang kita buat meninggalkan jejak di bumi Semua nafas yang kita hirup membawa kristal kehidupan Singkirkanlah cemburu, buanglah tanda tanya Tentang kehendakNya membagi nikmat ho.... Mungkin yang buat kita masih tersimpan di sorga Menunggu kita siap menerima Semua langkah yang kita buat meninggalkan jejak di bumi Semua nafas yang kita hirup membawa kristal kehidupan Singkirkanlah cemburu, buanglah tanda tanya Tentang kehendakNya membagi nikmat ho... Mungkin yang buat kita masih tersimpan di sorga Menunggu kita siap menerima
Universitas Sumatera Utara