Brief Profile of Candidates Duta Petani Muda 1. Dindin Adriyana Dindin Adriyana 26 tahun. Mendampingi petani Desa Mekarmukti Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur melakukan usaha tani hortikultura. Menjadi Pengurus Koperasi Ikhtiar Swadaya Masyarakat Margatani, menginisiasi gerakan menabung untuk biaya sekolah dan tabungan Idul Fitri bagi para anggota koperasi. Bekerjasama koperasi Mitra Tani Parahyangan (MTP) yang mensuplai berbagai macam hortikultura terutama tomat ke supermarket-supermarket besar di Cianjur
2. Eko Suroso Lahir di Kediri 26 tahun lalu tepatnya 23 juli 1988 Terlahir sebagai anak desa di kaki Gunung kelud kabupaten Kediri yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani Nanas,membuat kami tak asing lagi dengan dunia bercocok tanam. Menjembatani kemitraan perusahaan perkebunan dengan masyarakat berupa kemitraan pengelolaan daun cengkeh PTP Sumbersari Petung Kediri dengan masyarakat desa Sempu dan Sugihwaras. Merintis budidaya ikan Lele di sempu dengan media Terpal. Pengembangan Ternak Kambing secara Komunal, sebagai salah satu bentuk kegiatan kelompok tani selain diskusi dan berbagi Menularkan virus virus “ pertanian berkelanjutan “ kepada generasi muda melalui peran radio komunitas Sempuraya FM dalam bingkai pengurangan risiko bencana berbasis komunitas
3. Hamidah Kelahiran Bogor, 24 April 1979, saat ini menjadi Ibu Rumah Tangga yang sibuk dengan industri kripik pisang. Aktif di kelompok perempuan mandiri (KPM) dan koperasi KSU LESTARI yang bekerjasama dalam
bidang produk makanan olahan dan pemasarn. KPM bagian memproduksi dan koperasi KSU LESTARI yang memasarkan.
4. Jullya Ramadana Lahir pada tanggal 31 Maret 1991, saat ini aktif di komunitas Aceh Berkebun dan bekerja di Starfield Agro Makmur di bidang peternakan sapi potong aceh dan pertanian sayuran. Pernah mengikuti kompetisi tanam bawang Tuk-tuk se Indonesia dan berhasil mendapatkan juara II se Indonesia. Ingin membangun usaha Starfield dengan mendapatkan sertifikat bebas pestisida dari lembaga terkait (Dinas Pertanian) sehingga dapat membangun mitra dengan usaha makanan di Banda Aceh dalam penyediaan sayuran segar terutama bagi Hotel dan Restauran.
5. Miftahul Huda Lulusan IPB berusia 29 tahun ini mantan karyawan perusahaan benih multinasional penyedia jasa pest control dan dosen lepas ini sekarang lebih aktif menemani para petani kentang di Dieng melalui sharing antar petani di forum Komunitas Petani Kentang Dieng, sebagai ketua divisi Teknik Budidaya dan Pengelolaan Hama-Penyakit Tanaman dan melalui organisasi kelompok tani hasil manajemen pestisida/ penyemprotan dan pemupukan banyak di “tiru”/ diaplikasikan oleh para petani kentang di daerah sini.
6. Muhammad Ansori
Bergerak dibidang pertanian telah dapat menghentikan langakahnya yang sudah mendaftarkan diri untuk menjadi TKI. Dimulai dengan berteman dengan staf Panah Merah, Ansori mulai usaha pembibitan dari pekarangan rumahnya. Di tahun 2005 usahanya meningkat pesat dengan adanya lonjakan permintaan benih tomat hingga 3 kali lipat. Di tahun 2008, Ansori telah memiliki lahan dengan 300m2 yang dikhususkan untuk usaha peprsemaian dengan fasilitas yang baik. Ini sebagai wujud komitmennya untuk memberikan harga dan kualitas yang stabil
kepada para konsumen. Selain usaha persemaian, dalam jangka waktu panjang Ansori juga ingin membuka toko pertanian dan menjadi pengusaha sayuran pasca panen.
7. Muhammad Tanfidzul Khoiri Muhammad Tanfidzul Khoiri, biasa dipanggil Khoiri, berusia 21 tahun a d a l a h seorang petani khususnya petani daging alias pengusaha tani domba. B erasal dari kota M adiun, J a w a T i m u r , p e m i l i k sekaligus direktur perusahaan perseorangan yang berfokus pada agribisnis. Nama perusahaan saya adalah Kandank Oewang. Awalnya saat kelas 12 di SMK mengambil jurusan Kimia Industri, dan memiliki gudang sehingga tergerak untuk mulai usaha ternak yang khusus untuk menyediakan kebutuhan Hari Raya Kurban. Sejak itu usaha berkembang hingga saat ini. Tahun ini (2014) telah menjual lebih dari 120 ekor domba dengan omset lebih dari 100juta/tahun. Usaha ternak ini juga dilengkapi dengan usaha pertanian terintegrasi, mememanfaatan seluruh hasil pertanian dan peternakan secara maksimal sehingga tidak ada limbah yang terbuang, semua termanfaatkan dengan baik. Kotoran domba diolah menjadi pupuk organic kemudian pupuk tersebut diaplikasikan pada kebun yaitu kebun papaya, pisang, cabai, kangkung, serta rumput gajah. Kemudian hasil limbah pertanian yaitu rendeng kangkung, jerami padi dan kedelai, bekatul, dsb diolah menjadi pakan dengan bantuan microorganism efektif melalui proses fermentasi sehingga pertumbuhan domba dapat gemuk secara cepat. Dan siklus ini terus berputar tanpa ada putus sehingga tidak ada limbah yang tidak termanfaatkan.
8. Muliana Ibu Muliana lahir 1 January 1980. Beliau adalah warga desa Pao – Pao, Kec. Tanette rilau, kab Barru. Bersama suaminya, Bapak Nuryasin, mereka berdua merintis usaha pertanian mereka sejak awal pernikahan mereka di Desember 2012. Mulai dengan menemui Kepala Desa setempat untuk meminta ijin memanfaatkan lahan kosong untuk bertani sayur hingga kemudian mendapat ijin dari pemilik lahan untuk menggunakan lahannya seluas 4 are. Saat ini keluarga Ibu Muliana tidak hanya bertani sayuran tetapi juga membuat pupuk organik yang dijual ke sesama petani. Tahun 2013, keluarga ini mendapat ijin dari Dinas Pertanian untuk menggunakan lahan kosong sekitar bangunan biogas alam untuk mengelola pupuk kompos. Sejak pertengahan 2013, usaha kompos mulai dapat dipasarkan minimal 20 ton per musim dengan pasar dari kab. Palopo dan Pangkep serta kab. Barru. Pupuk kompos yang diproduksi adalah formula khusus untuk tanaman Cengkeh dan Durian seluas + 5 ha. Sementara
itu, usaha peternakan itik/penetasan sudah mampu memasarkan lebih dari 1000 anak itik usia 1 minggu. Pemasaran anak itik dilaksanakan sejak 6 bulan yang lalu. Peternakan/penetasan itik ini menggunakan alat mesin penetasan local yang dirancang oleh masyarakat local sendiri dan dikembangkan sendiri oleh Ibu Muliana, sehingga dapat menghemat biaya dan mampu menetaskan 500 telur/anak itik per bulan. Anakan itik tersebut dijual dengan harga Rp 8,000 – 15,000/ekor dengan keuntungan rata – rata 40 – 50%. Pasar anak itik ini meliputi Kab. Soppeng dan Pangkep. Saat ini ibu Muliana dan pak yasin giat mengusahakan rencana kemitraan dengan beberapa perusahaan peternak, agar dapat bekerja sama terkait dengan pasar dan teknologi tepat penetasan itik. Selain itu usaha telur itik serta daging potong juga sekaligus sudah mulai dirintis oleh pasangan tersebut.
9. Nurtika Riptanti
Lahir di Gunungkidul, 23 tahun yang lalu tepatnya 16 Februari 1991 sebagai anak tunggal dari orang tua yang bermata pencaharian sebagai petani, sehingga pertanian tidak lagi sesuatu yang asing. Berawal dari kekhawatirannya dengan banyaknya bahan kimia yang ada pada makanan yang berdampak negatif pada kesehatan tubuh manusia, Nurtika beralih dari petani konvensional menjadi petani organic dengan menggunakan pupuk organik untuk semua tanaman. Seperti misalnya pupuk kandang dan kompos yang difermentasi, pupuk cair yang diolah sendiri sehingga terjamin aman. Untuk insektisida digunakan insektisida alami, dari campuran tembakau, gadung, kecubung ragi, daun kunyit dan bahan lain yang difermentasi sesuai kebutuhan dan kompisisi yang sesuai. Sayuran yang ditanam antara lain : kangkung, sawi, cabai, terong dan buah-buahan seperti pisang dan jeruk di lahan seluas kurang lebih 5000 m2.
10. Rija Nurzaman
Lahir 21 Februari 1991, sejak kecil sudah akrab dengan kebun teh. Sejak terjun di pertanian dan perkebunan teh, Rija telah berkeinginan untuk membuat inovasi-inovasi baru yang bisa mempermudah para petani dalam berkebun sekaligus dapat memperbaiki kesejahteraan mereka. Beberapa inovasi yang digagas misalnya mesin petik teh, menanam teh jenis jabon dan lain-lain.
11. Susanto
Menjadi ketua Kopetasi Nira Kamukten yang memproduksi gula kristal. Petani yang menjadi anggota koperasi ini sudah tersertifikasi sehingga bisa dipastikan produk mereka berkualitas. Saat ini harga gula kristal mencapai 13.000/kg. Sejak adanya Koperasi Produsen Nira Kamukten yang bergerak di bidang perdagangan gula kelapa kristal, pendapatan petani menjadi meningkat. Anggota koperasi juga mendapatkan manfaat berupa: akses informasi perkembangan gula kelapa, dana asuransi komunitas, tabungan, sisa hasil usaha, bantuan dari dinas, dan masih banyak lainnya
12. Tony Aditya Lahir dan dibesarkan di Kabupaten Jember membuat saya dekat dengan kehidupan pertanian.Ketika menjalani kuliah di jurusan Hubungan Internasional- Universitas Jember, passion nya terhadap dunia bisinis mulai tumbuh sehingga dia aktif dalam berbagai kegiatan bisnis kepemudaan seperti AIESEC National Entrepreneur Forum, memenangkan kompetisi model bisnis seperti Program Mahasiswa Wirausaha dari Dirjen Pendidikan Tinggi, serta menjabat sebagai country manager ASEANpreneurs- sebuah organisasi nirlaba dibidang kewirausahaan pemuda dan berpusat di Singapura. Tahun 2011, mengikuti DREaM International Summer School untuk belajar lebih banyak mengenai social entrepreneurship. Beberapa pakar yang saya temui disana seperti Martha Tilaar dan Sandiaga Uno telah menginspirasi saya untuk tidak sekedar menjalankan bisnis tapi juga memiliki passionate terhadap social impact. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk memulai menjadi seorang wirausahawan sosial dan memilih bidang bisnis pertanian. Melalui CV Bariball Agriculture- menjual produk pertanian dari mitra petani di wilayah Jember dan perusahaan pengelola pertanian PT. Mitra Tani 27. Konsep kewirausahaan sosial nya adalah dengan mendukung para petani lokal diwilayah Jember untuk menjadi petani yang mandiri dan berdaulat melalui produksi pertanian yang berkualitas dan hasil panen yang mampu menyejahterakan. Produk andalan adalah edamame (jenis kedelai Jepang) karena Jember merupakan wilayah pertanian terluas dan sekaligus produsen terbesar di Indonesia untuk produk edamame., telah merambah ke beberapa wilayah pasar domestik dan juga ekspor seperti ke negara Jepang dan Kuwait