PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RS PARU DR. ARIO WIRAWAN SALATIGA Laela Rachmawati*) Rosalina, S.Kp, M.Kes**) Ummu Muntamah, S. Kep., Ns., M.Kes***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) membutuhkan tidur yang cukup, karena dengan kualitas tidur yang baik akan memperbaiki sel-sel otot jantung. Namun pada kenyataannya, pasien dengan CHF sering mengalami masalah keperawatan dan mengalami gangguan tidur karena pasien sering terbangun karena nokturia, sesak, dan cemas. Untuk mengatasi gangguan tidur pasien CHF diperlukan tindakan, salah satunya adalah pemberian aromaterapi lavender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Penelitian ini merupakan Quasy Experiment dengan rancangan nonequivalent control goup design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosa Congestive Heart Failure (CHF) yang masuk ke RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Sampel yang diambil sejumlah 24 orang, dimana 12 orang sebagai kelompok intervensi dan 12 orang sebagai kelompok kontrol. Sampel diambil dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar kuesioner kualitas tidur Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Analisis statistik data menggunakan uji t independent dan uji t dependent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara bermakna pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di RS Paru dr. Wirawan Salatiga dengan p-value 0,000 < (0,05). Disarankan bagi profesi keperawatan untuk menggunakan terapi komplementer berupa aromaterapi lavender menjadi salah satu alternatif tindakan yang bisa diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien CHF, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Kata Kunci : Pustaka
:
Aromaterapi Lavender, Peningkatan Kualitas Tidur, Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) 2005-2015
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 1
ABSTRACT Patient with Congestive Heart Failure (CHF) requires enough sleep, because with good quality sleep will repair heart muscle cells. But practically, patient with CHF often experiences nursing problem and experiences sleep disorder because patient is often woke up by nocturia, congested, and anxiety. To overcome sleep disorder in patient with CHF is required treatment, one of them is giving lavender aromatherapy. The objective of this research is to identify the influence of lavender aromatherapy giving to increase sleep quality in patient with Congestive Heart Failure (CHF) at RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. This research was Quasy Experiment with non-equivalent control group design. Population of this research were all patients with Congestive Heart Failure (CHF) diagnose who were at RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. The sample were 24 peopple, 12 samples in intervention group and 12 samples in control group. Samples were taken with quota sampling technique. Instrument used to collect data was questionnaire of sleep quality with Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Statistical analytic of data used independent and dependent t-test. Result of this research indicates that there is significant influence of lavender aromatherapy giving to increase sleep quality in patient with Congestive Heart Failure (CHF) at RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga with p-value 0.000 < (0.05). It is suggested for nursing profession to apply complementary therapy in the form of lavender aromatherapy to become one of alternative treatments to increase sleep quality of CHF patient, to increase their health degree. Keywords
: Lavender Aromatherapy, Increase Sleep Quality, Patient With Congestive Heart Failure (CHF) References : 2005-2015 PENDAHULUAN CHF kebanyakan terjadi pada lansia hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kolagen miokard pada proses penuaan (Ardiansyah, 2012). Pada pasien CHF, masalah keperawatan yang biasa muncul adalah pola napas tidak efektif, intoleransi aktifitas dan juga terjadi gangguan kebutuhan istirahat dan tidur, kualitas tidur yang kurang disebabkan karena pasien sering terbangun karena nokturia, sesak dan juga cemas.
Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) membutuhkan tidur yang cukup dikarenakan dengan kualitas tidur yang baik akan memperbaiki sel-sel otot jantung. Pasien perlu sekali beristirahat baik secara fisik maupun emosional. Istirahat akan mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung, dan menurunkan tekanan darah. Lamanya berbaring juga akan merangsang diuresis karena berbaring akan memperbaiki perfusi ginjal. Istirahat juga mengurangi kerja otot pernapasan dan penggunaan oksigen. Frekuensi
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 2
jantung menurun, yang akan memperpanjang periode diastole pemulihan sehingga memperbaiki efisiensi kontraksi jantung. Kualitas tidur merupakan kondisi tidur seseorang yang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur maupun saat bangun tidur seperti merasa letih, pusing, badan pegal-pegal atau mengantuk berlebihan pada siang hari (Potter & Perry, 2005). Tindakan untuk mengatasi gangguan tidur bisa menggunakan terapi farmakologi maupun nonfarmakologi.Terapi farmakologis, penatalaksanaan insomnia yaitu dengan memberikan obat dari golongan sedatif-hipnotik seperti benzodiazepin (ativan, valium, dandiazepam). Terapi farmakologis memiliki efek yang cepat, akan tetapi jika diberikan dalam waktu jangka panjang dapat menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan pasien dengan gangguan jantung. Penggunaan obat tidur secara terus menerus dalam waktu yang lama juga dapat menimbulkan efek toksisitas, karena pada pasien CHF terjadi penurunan aliran darah, motilitas pencernaan serta penurunan fungsi ginjal dan efek samping lainya seperti habituasi, ketergantungan fisik dan psikologis, gangguan kognitif dan psikomotor, mengantuk dan cemas pada siang hari serta dapat terjadi gangguan tidur iatrogenik. Begitu juga dengan pemberian sedatif untuk mengobati gangguan tidur berefek terjadinya inkontinensia terutama terjadipada malam hari. Efek samping tersebut menyebabkan semakin berkurangnya kualitas tidur. Sedangkan terapi nonfarmakologi untuk mengatasi
kebutuhan tidur terdiri dari beberapa tindakan penanganan, meliputi; teknik relaksasi, terapi musik, pijatan dan terapi menggunakan aromaterapi (Hadibroto, 2006). Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 1-7 Oktober 2015 di ruang ICU RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terdapat 5 orang pasien dengan CHF, 4 pasien (75%) diantaranya mengatakan bahwa mereka hanya dapat tidur kurang lebih 3 – 4 jam/hari diakibatkan sesak napas dan cemas sehingga mereka sering terbangun. 1 pasien diantaranya (25%) mengatakan jumlah tidurnya 5– 6 jam/hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masih banyak pasien yang mengalami gangguan kebutuhan tidur. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti adakah pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pasien CHF di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Adakah pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasiendengan Congestive Heart Failure (CHF) di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga?” METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah non-equivalent control goup design, dimana baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, masingmasing kelompok akan dibandingkan, dua kelompok akan diberi pre-test kemudian diberikan perlakuan, terakhir diberikan posttest. Rancangan ini “non-randomized
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 3
control group pretest-posttest design”.Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian Quasy Experiment Populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah rata-rata pasien perbulan yaitu 30 orang. Sampel diambil dengan menggunakan rumus Iscaac dan Michael dan didapatkan besar sampel 24. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 12 orang sebagai kelompok Intervensi dan 12 orang responden sebagai kelompok kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu aromaterapi lavender sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan kualitas tidur. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1.
Kualitas Tidur Pasien CHF sebelum Diberikan Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Tidur Pasien CHF sebelum Diberikan Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RS Paru dr. Wirawan Salatiga Kualitas Tidur
Intervensi
Kontrol
f
%
f
%
Buruk
9
75,0
9
75,0
Baik
3
25,0
3
25,0
Jumlah
12
100,0
12
100,0
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa pada kelompok intervensi, sebelum diberikan aromaterapi lavender, sebagian besar
responden memiliki kualitas tidur yang buruk, yaitu 9 orang (75,0%). Kelompok kontrol juga sama, dimana sebagian besar responden memiliki kualitas tidur buruk, yaitu sebesar 9 orang (75,0%). 2.
Kualitas Tidur Pasien CHF Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi dan Kontrol.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Tidur Pasien CHF Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RS Paru dr. Wirawan Salatiga Kualitas Tidur
Intervensi
Kontrol
f
%
f
%
Buruk
0
0,0
9
75,0
Baik
12
100,0
3
25,0
Jumlah
12
100,0
12
100,0
Tabel 2 menunjukkan bahwa sesudah diberikan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi, semua responden (100%) memiliki kualitas tidur yang baik. Sedangkan pada kelompok kontrol, sebagian besar responden masih memiliki kualitas tidur buruk, yaitu sebesar 9 orang (75,0%). Analisis Bivariat 1. Perbedaan Kualitas Tidur Pasien CHF Sebelum dan Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi.
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 4
Tabel 3 Perbedaan Kualitas Tidur Pasien CHF Sebelum dan Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi di RS Paru dr. Wirawan Salatiga
n Mean SD
pvalue
Variabel
Perlakuan
Kualitas Tidur
Sebelum
12 16,17 1,801 0,000
Sesudah
12 11,17 1,697
2.
Perbedaan Kualitas Tidur Pasien CHF Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol
Tabel 4 Perbedaan Kualitas Tidur Pasien CHF Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol di RS Paru dr. Wirawan Salatiga
Variabel Perlakuan n
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kualitas tidur pasien kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi lavender sebesar 16,17. Sesudah diberikan aroma terapi lavender turun menjadi 11,17. Penurunan nilai kualitas tidur menunjukkan adanya peningkatan kualitas tidur pasien. Berdasarkan uji t-dependen, didapatkan nilai p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien dengan CHF sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa aromaterapi lavender terbukti dapat meningkatkan kualitas tidur pasien.
Kualitas Sebelum Tidur Sesudah
Mean SD
p-value
12 16,08 1,621 0,191 12 15,83 1,528
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan, rata-rata nilai kualitas tidur pasien sebelum perlakuan sebesar 16,08. Sesudah perlakuan berubah menjadi 15,83. Berdasarkan uji t- dependen, didapatkan p-value sebesar 0,191. Terlihat bahwa p-value 0,191 > (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien CHF sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di RS Paru dr. Wirawan Salatiga.
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 5
3.
Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pasien dengan CHF
Tabel 5 Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di RS Paru dr. Wirawan Salatiga Variabel Kelompok n
Mean Selisih
Kualitas Intervensi 12 5,00 Tidur Kontrol 12 0,25
p-value
0,000
Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa rata-rata selisih skor kualitas tidur responden kelompok intervensi sebelum-sesudah diberikan aromaterapi lavender sebesar 5,00. Rata-rata selisih skor kualitas tidur responden kelompok kontrol sebelum-sesudah perlakuan sebesar 0,25. Terlihat bahwa peningkatan kualitas tidur sebelumsesudah diberikan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan uji tIndependen, didapatkan nilai p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa pvalue 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh secara bermakna pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di RS Paru dr. Wirawan Salatiga.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran sebelum intervensi didapatkan bahwa kualitas tidur responden hampir seluruhnya termasuk dalam kategori kualitas tidur buruk, pada kelompok intervensi sebanyak 9 responden (75%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 9 responden (75%). Dilihat dari karakteristik responden dalam penelitian ini keseluruhan responden adalah lansia yaitu 24 responden (100%), dimana umur responden terendah 55 tahun dan tertinggi 80 tahun. Beberapa penelitian tentang kualitas tidur lansia diantaranya yang dilakukan oleh Khasanah dan Wahyu (2012) tentang kualitas tidur lansia di Balai rehabilitasi sosial Semarang, dengan menggunakan penilaian PSQI hasil penelitian menyebutkan bahwa secara keseluruhan kualitas tidur lansia buruk, sebagian besar dari lansia mengalami penurunan pada fungsi organnya, hal ini dikaitkan dengan penyakit yang dialami dan kesehatan yang buruk sehingga berpengaruh terhadap kualitas tidur. Kualitas tidur pasien CHF setelah tujuh hari pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mengalami perubahan kearah perbaikan kualitas tidur sebanyak 14 responden (60%) dimana pada kelompok kontrol seluruhnya memiliki kualitas tidur baik sebanyak 12 responden (100%) sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 9 responden (75%) masih memiliki kualitas tidur buruk sedangkan sisanya 3 responden (25%) dalam kategori baik. Dari gambaran kualitas tidur setelah perlakuan selama tujuh hari terdapat
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 6
perbaikan kualitas tidur pada kelompok intervensi dilihat dari penurunan skoring pada tujuh komponen yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, lamanya tidur, efisiensi tidur, gangguan ketika tidur malam, pemakaian obat tidur dan disfungsi aktifitas di siang hari. Dan pada kelompok kontrol hanya ada 2 responden yang mengalami penurunan skoring atau terdapat perbaikan kualitas tidur. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur diantaranya yaitu penyakit fisik, obat-obatan dan substansi, gaya hidup, stress emosional, lingkungan, latihan fisik dan kelelahan, asupan makan dan kalori. Pada penelitian yang dilakukan oleh Evi Karota (2005) tentang kualitas tidur dan faktorfaktor gangguan tidur klien lanjut usia yang dirawat di ruang penyakit dalam, hasil penelitian menyebutkan bahwa kualitas tidur responden lebih buruk di rumah sakit dibandingkan di rumah, dan faktor-faktor gangguan tidur selama perawatan di rumah sakit adalah faktor fisiologis, rutinitas tindakan perawat, lingkungan dan psikologis. Dari faktor psikologis, yang menyebabkan gangguan tidur tingkat tinggi adalah nyeri, sesak napas, dan batuk. Rutinitas tindakan perawat seperti tindakan perawat terhadap klien lain, mengukur tanda-tanda vital dan memberikan obat menyebabkan gangguan tidur ringan, sedangkan faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi yaitu suara bising dari berbagai sumber, suhu ruangan dan lampu yang terlalu terang menyebabkan gangguan tidur tingkat sedang. Berdasarkan hasil pengukuran skor kualitas tidur terhadap kelompok intervensi
menunjukkan perbedaan kualitas tidur antara sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender. Responden yang sebelumnya mengalami kualitas tidur buruk setelah satu minggu perlakuan mengalami perubahan pada kualitas tidurnya hal tersebut ditunjukkan pada tabel 3 bahwa rata-rata nilai kualitas tidur pasien kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi lavender sebesar 16,17. Sesudah diberikan aromaterapi lavender turun menjadi 11,17. Penurunan nilai kualitas tidur menunjukkan adanya peningkatan kualitas tidur pasien. Berdasarkan uji t dependen, didapatkan nilai p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa pvalue 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien dengan CHF sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi di RS Paru dr. Wirawan Salatiga yang menunjukkan bahwa aromaterapi lavender terbukti dapat meningkatkan kualitas tidur pasien Berdasarkan hasil pengukuran skor kualitas tidur terhadap kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya perbedaan kualitas tidur antara sebelum dan sesudah. Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan, rata-rata nilai kualitas tidur pasien sebelum perlakuan sebesar 16,08 dan sesudah perlakuan berubah menjadi 15,83. Hasil uji t dependen, didapatkan p-value sebesar 0,191. Terlihat bahwa p-value 0,191 > (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien CHF sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di RS Paru dr.
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 7
Wirawan Salatiga. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien yang tidak diberikan perlakuan kualitas tidurnya cenderung menetap atau tidak berubah dan masih dalam kategori buruk.. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa rata-rata selisih skor kualitas tidur responden kelompok intervensi sebelum-sesudah diberikan aromaterapi lavender sebesar 5,00. Rata-rata selisih skor kualitas tidur responden kelompok kontrol sebelum-sesudah perlakuan sebesar 0,25. Terlihat bahwa peningkatan kualitas tidur sebelum-sesudah diberikan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan uji t-Independen, didapatkan nilai p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien CHF sesudah diberikan aromaterapi lavender antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara bermakna pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di RS Paru dr. Wirawan Salatiga. Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologi yang bisa diberikan untuk mengatasi masalah gangguan tidur. Aromaterapi merupakan terapi dengan menggunakan minyak essensial oil atau sari minyak murni yang berasal dari tumbuhan yang digunakan untuk membantu memperbaiki kesehatan, membangkitkan semangat,
menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi lavender merupakan salah satu minyak yang paling aman digunakan sekaligus mempunyai daya antiseptik yang kuat, antivirus, anti jamur, bersifat menenangkan dan sedatif. Kandungan kimia lynalil ester yang berkhasiat menenangkan dan memberikan efek rileks sistem syaraf pusat dengan menstimulasi syaraf olfaktorius (Stanley, 2007). Pemberian aromaterapi lavender melalui inhalasi dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh pasien dan mampu melatih otot-otot pernapasan melalui teknik relaksasi napas dalam disertai penghirupan aromaterapi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa aromaterapi lavender memiliki khasiat menenangkan, sedatif dan membantu meregulasi sistem syaraf pusat. Mekanisme aromaterapi ini dimulai dari aromaterapi bunga lavender yang dihirup memasuki hidung dan berhubungan dengan silia, bulu-bulu halus di dalam lapisan hidung. Penerima-penerima didalam silia dihubungkan dengan alat penghirup yang berada di ujung saluran bau. Ujung saluran ini selanjutnya dihubungkan dengan otak itu sendiri. Bau-bauan diubah oleh silia menjadi impuls listrik yang dipancarkan ke otak melalui sistem penghirup. Semua impulsi mencapai sistem limbik di hipotalamus yang selanjutnya akan meningkatkan gelombang alfa didalam otak dan gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rileks (Sharma, 2011). Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dan banyak faktor yang
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 8
bisa meninmbulkan bias dalam hasil penelitian diantaranya ada banyak faktor yang ikut berpengaruh terhadap kualitas tidur pasien dengan CHF diantaranya faktor fisik yaitu derajat penyakit gagal jantung yang belum terkaji secara penuh maupun ada penyakit penyerta lainnya yang mungkin tidak terkaji secara utuh. Disamping itu ada faktor lingkungan pasien seperti ruangan, suhu, kelembaban, tingkat kebisingan/ suara, disamping itu faktor kecemasan dan tingkat kemandirian pasien dimana semua itu tidak bisa dikontrol oleh peneliti. Selain hal tersebut pemberian perlakuan tidak seluruhnya sama secara maksimal pemberian perlakuan selama tujuh hari dikarenakan faktor lamanya dirawat tidak sampai dengan 7 hari, pada pelaksanaan penelitian terdapat dua responden yang diberikan terapi selama enam hari, namun pada pengukuran pada hari ke tujuh responden sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam kualitas tidurnya. KESIMPULAN Ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien CHF sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi di RS Paru dr. Wirawan Salatiga dengan p value sebesar 0,000. Tidak ada perbedaan secara bermakna kualitas tidur pasien CHF sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di RS Paru dr. Wirawan Salatiga dengan p value sebesar 1,91. Ada pengaruh secara bermakna pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di
RS Paru dr. Wirawan Salatiga denganp-value 0,000 < (0,05) SARAN Pemberian tindakan keperawatan secara mandiri hendaknya lebih diutamakan dalam pelayanan kepada pasien khususnya ditatanan klinik agar profesi keperawatan lebih diakui. Penggunaan terapi komplementer berupa aplikasi penggunaan aromaterapi diharapkan menjadi salah satu alternatif tindakan yang bisa diaplikasikan guna meningkatkan derajat kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Dwi Kurnia. 2009. Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. XXV, No. 2. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Ardiansyah, M. 2013. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jakarta: Diva Press Bukit, K. Evi. 2005. Kualitas Tidur dan Faktor-Faktor gangguan Tidur Klien Lanjut Usia yang Dirawat Inap di ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Medan. Jurnal Keperawatan IndonesiaVolume No.2 Sepetember Buysse, D. J., Reynold III, C. F., Monk, T.H., Berman, S.R., Kupfer, D.J. 1988. Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI)
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 9
Dewi, Prima. 2011. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Semarang: Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dharma, K. Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media Hadibroto, Syamsir, A. 2006. Seluk Beluk Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Press Koensoemardiyah.2009. A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan Kebugaran dan Kecantikan. Jakarta: Andi Publisher Kozier, B., Erb.G., Berman, A., Snyder, J.Shirlee. 2011. Fundamental Keperawatan: Konsep Terori dan Praktik Edisi 7 Volume 2, ahli bahasa Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekijo. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Potter, A. Patricia, Perry, A. Griffin. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa Renata Komalasari, Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC
Soemardini, Suharsosno, T & Kusuma, AM. 2013. Pengaruh Aromaterapi Bunga Lavender Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Panti Wredha Pangesti Lawang. (http://old.fk.ub.ac.id/artikel/i d/filedownload/keperawatan/ arimirakusuama. diakses 10 November 2015) Solehati, T., Kosasih, E. Cecep. 2015. Konsep & Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Syah Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba
Smeltzer, Suzanne.C. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and Suddarth. (8 edition): editor, suzanne. C. Smeltzer, Brenda G. Bare : Alih Bahasa, Agung Waluyo. Jakarta: EGC
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga 10