KORELASI TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI MTs NEGERI TERAS BOYOLALI TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh TRI WIDYASTUTI NIM 11106002
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Tri Widyastuti
NIM
: 11106002
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Tri Widyastuti
MOTTO
*JANGAN
PERNAH
PERKATAAN
IBUMU
ABAIKAN KARENA
NASEHAT PERKATAAN
DAN DAN
NASEHAT DARI BELIAU ADALAH DO’A BAGIMU* *ILMU ADALAH KEKAYAAN YANG TAK TERHITUNG*
PERSEMBAHAN Untuk
pengokoh
hidup,
ayah
dan
ibu
(Sukirman
danSuwarti), yang menjadi “Rumah Jiwa” bagi penulis dan mampu menjadi “Istana Inspirasi” merubah dan membentuk hidup ini menjadi insan yang bermakna. Kakak-kakak ku (Gunardi, prihatin, sumiyati) yang selalu menyayangiku. Nenek (Proyo sumarto) dan keponakan ku tersayang Putri dan Toriq.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah, rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah di STAIN Salatiga , dapat berjalan dengan lancar dan tanpa aral melintang apapun. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kelurga, sahabat, serta para pengikutnya, amin. Untuk dapat menyelesaikan sripsi ini , penulis mendapat bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu, bersama ini penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Ketua STAIN Salatiga 2. Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas, tekun dan sabar dalam membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini. 3. Bapak Ibu dosen yang dengan tulus mengajar penulis di STAIN Salatiga. 4. Seluruh staf dan civitas akademika STAIN Salatiga. 5. Drs. Nur Hasan Mpd, selaku kepala MTs N Teras Boyolali yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 6. Bapak Ibu guru MTs N Teras Boyolali, yang telah memberikan informasi, data, dan bahan- bahan seperlunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Keluarga tercinta, ayah dan ibu yang dengan tulus ikhlas memberikan segalanya, sehingga penulis Insya Allah dapat meraih gelar sarjana, dan juga kakak-kakakku. 8. Sahabat-sahabatku seperjuangan KKN (Fitri, Ainul, Tafid) dan Karang Taruna “Eko Proyo” di Desa Genito, memorikan selalu kebersamaan kita . 9. Sahabat-sahabat PAI “A” yang terus semangat dan optimis menggapai citacita serta menjalin ukhuwah kebersamaan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah banyak membantu terselesainya skripsi ini. Atas budi baik dari berbagai pihak tersebut penulis mengucapkan terima kasih. Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam mencurahkan segala pikiran, skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca yang budiman, demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin ya Rabbal Alamin
Salatiga, 10 Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK Tri Widyastuti. 2010. Korelasi Tingkat Religiusitas Dengan Kedisiplinan SiswaMTs Negeri Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, Msi. Kata kunci: Tingkat Religiusitas dan Kedisiplinan Siswa Religiusitas sering dipahami dengan sikap keberagamaan atau sikap patuh terhadap agama. Dalam religiusitas terdapat dimensi- dimensi agama, tetapi masyarakat tidak terlalu paham dengan dimensi- dimensi agama karena mereka beranggapan bahwa sikap religiusitas sering dipahami dengan hanya melaksanakan perintah- perintah yang ada. Untuk sekolah yang berlandaskan agama seperti madrasah dituntut untuk dapat mendidik anak sesuai dengan ajaran agama islam. Maka sekolah yang berlandaskan agama itu mempunyai tugas yang sangat berat karena selain dituntut untuk menghasilkan out-put seperti sekolah umum juga harus dapat membina pendidikan moral dan etika atau akidah aklak pada anak didik. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat religiusitas siswa di MTs Negeri 1 Teras? (2) Bagaimanakah sikap kedisiplinan siswa di MTs Negeri 1 Teras? dan (3) Adakah korelasi tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs Negeri 1 Teras? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan Pendekatan yang digunakan adalah correlation research yaitu penelitian yang bermaksud melihat hubungan antara dua variable atau lebih. Populasi penelitian ini adalah 340 siswa dan sampel 52 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Analisis data menggunakan product moment yaitu dengan menyebar angket kepada para responden. Angket tersebut terdiri dari 20 item soal pada setiap variabel. Danpengam bilan sampel menggunakan teknik random sampling. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras Kabupaten Boyolali tahun 2010.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN NOTAPEMBIMBING .............................................................
ii
DEKLARASI ..............................................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iv
MOTTO........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
6
E. Manfaat Penelitian ...............................................................
6
F. Definisi Operasional .............................................................
6
G. Metode Penelitian. ................................................................
8
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian .............................
8
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................
8
3. Populasi dan Sampel .......................................................
8
4. Metode Pengumpulan Data .............................................
9
5. Analisis Data...................................................................
11
6. Sistematika Penulisan Skripsi ..........................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tingkat Religiusitas.
1. Pengertian Tingkat Religiusitas .......................................
14
2. Dimensi- dimensi Religiusitas .........................................
19
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi religiusitas ................
26
4. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja.................
28
B. Kedisiplinan Siswa
BAB III
BAB IV
1. Pengertian Kedisiplinan ..................................................
30
2. Contoh- contoh sikap disiplin ..........................................
33
3. Macam-macam Kedisiplinan ...........................................
33
HASIL
PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri Kopen Teras Boyolali ..........
36
1. Tinjauan Historis ............................................................
36
2. Letak Geografis...............................................................
37
3. Struktur Organisasi ........................................................
38
4. Keadaan Guru .................................................................
.38
5. Keadaan Karyawan .........................................................
40
6. Keadaan Siswa ...............................................................
40
B. Penyajian Data............................................................... .........
40
ANALISIS DATA
A. Analisis Data Pertama ..........................................................
49
B. Analisis Data Kedua .............................................................
51
C. Analisis Data Ketiga ............................................................. BAB V
55
PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................
59
B. Saran-saran ...........................................................................
60
DAFTAR TABEL
3.1 Tokoh Pendiri MTs..........................................................................................36 3.2 Data Guru MTs Negeri Teras Boyolali……...............................……………39 3.3 Data Siswa MTs N 1 Teras Boyolali………...................…………………….40 3.4 Data Nama- nama Responden………………...................…………………...41 3.5 Data Nilai Kedisiplinan Siswa ……………….............……………………...42 3.6 Data Nilai Religiusitas Siswa ………………..................……………………43 3.7 Jawaban Angket Siswa………………………………………………………44 3.8 Jawaban Angket Siswa ……………………………………………………....46 4.1 Daftar Nilai Religiusitas …………………………………..........................…49 4.2 Kelas Interval Religiusitas…………………………………….......................50 4.3 Nilai Kedisiplinan Siswa…………………………………………………..…52 4.4 Kelas Interval Kedisiplinan Siswa ………………………………………..…53 4.5 Nilai Nominasi Kedisiplinan Siswa …………………………………...…….54 4.6 Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y………...............……….55
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Religiusitas sering dipahami dengan sikap keberagamaan atau sikap patuh terhadap agama. Dalam religiusitas terdapat dimensi- dimensi agama, tetapi masyarakat tidak terlalu paham dengan dimensi- dimensi agama karena mereka beranggapan
bahwa
sikap
religiusitas
sering
dipahami
dengan
hanya
melaksanakan perintah- perintah yang ada. Dari hal di atas dapat dikatakan bahwa seseorang yang sholat tidak bisa dikatakan bahwa ia adalah seorang yang religiusitas tetapi jauh dari itu seseorang yang religius adalah orang yang melaksanakan dimensi- dimensi dalam agama. Menurut Glock & R. Stark ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistic),
dimensi
(konsekuensial),
penghayatan
dimensi
(eksperiensial),
pengetahuan
agama
dimensi
pengalaman
(intelektual)
(Ancok,
Suroso,2005:77). Dalam studi islam terdapat 6 kawasan antara lain : studi sejarah, studi akidah aklak, studi tentang ibadah dan syariah, studi filsafat, dan studi kebudayaan ( Muhaimin dkk, 2005:211). Dari hal- hal di atas dapat dikatakan bahwa dalam religiusitas terdapat dimensi-dimensi yang dapat mengukur sikap keberagamaan seseorang akan tetapi dari semua dimensi tersebut yang memungkinkan untuk dapat diketahui secara
2
baik dan sederhana adalah dari dimensi ritual dan pengalaman. Meskipun begitu dalam penelitian ini penulis akan mencoba meneliti sikap religiusitas melalui dimensi akidah akhlak. Menurut Ancok, Suroso ( 2005: 79) Esensi islam adalah tauhid atau poengesaan Tuhan .Di madrasah siswa MTs sudah mendapatkan mata pelajaran tentang akidah dan akhlak. Menurut Endang Saifuddin Anshari mengungkapkan bahwa pada dasarnya islam dibagi menjadi tiga bagian yaitu akidah, syariah dan akhlak (Djamaludin Ancok, Fuat Nashori,2005:79). Untuk siswa MTs merupakan anak yang pada usia mereka identik dengan emosi yang labil, tentunya tingkat religiusitasnya juga berbeda-beda. Selain itu kesadaran untuk menaati peraturan di sekolah juga berbeda- beda. Sekolah merupakan tempat siswa untuk memperoleh pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa yang lebih baik, berkembang daya dan berfikirnya. Di sekolah siswa juga mampu mengembangkan sikap dan kepribadiannya dengan mengikuti kegiatan- kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Untuk sekolah yang berlandaskan agama seperti madrasah dituntut untuk dapat mendidik anak sesuai dengan ajaran agama islam. Maka sekolah yang berlandaskan agama itu mempunyai tugas yang sangat berat karena selain dituntut untuk menghasilkan out-put seperti sekolah umum juga harus dapat membina pendidikan moral dan etika atau akidah akhlak pada anak didik. Di madrasah terdapat mata pelajaran akidah akhlak yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari agama. Dalam mata pelajaran tersebut siswa
3
mempelajari tentang ketauhidan dan perbuatan- perbuatan yang diperintahkan agama. Selain mata pelajaran akidah siswa juga diberi pengetahuan tentang syariah dalam mata pelajaran fikih. Dalam mata pelajaran tersebut siswa dapat mempelajari rukun iman dan rukun islam, serta hukum-hukum yang berlaku dalam islam. Dari mata pelajaran yang ada di madrasah diharapkan akan membentuk sikap religius siswa. Dalam mata pelajaran yang ada sudah terdapat empat bagian studi islam yaitu sejarah, akidah akhlak, fikih, dan Al-quran. Dari mata pelajaran tersebut diharapkan siswa mampu menambah pengetahuannya tentang agama. Selain itu kita juga dapat mempelajari dimensi- dimensi agama itu di madrasah berdasarkan pelajaran yang ada di madrasah. Dalam dimensi religiusitas terdapat dimensi keyakinan yang biasa diperoleh melalui mata pelajaran akidah dan dimensi ritual biasa diperoleh melalui mata pelajaran fikih. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di madrasah terutama untuk setingkat smp siswa sudah mendapatkan pengetahuan tentang religiusitas minimal empat dimensi yang ada dalam religiusitas. Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:3) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
4
Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 Nomor 20 pasal 3 untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, dan menjadi warga negara yang demokratu\is serta bertanggung jawab (2003:3). Religiusitas dan kedisiplinan adalah dua hal yang berbeda tetapi jika lihat dari dimensi- dimensi religiusitas maka akan terdapat hubungan terutama dari dimensi akidah akhlak dan dimensi ritual. Karena seperti telah di tulis di atas siswa madrasah sudah mendapatkan mata pelajaran seperti fikih dan akidah. Selain itu di madrasah juga biasanya diterapkan peraturan untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Di madrasah yang sering ada kegiatan sholat berjamaah itu terkadang ada siswa yang tidak mengikutinya, dan kebanyakan adalah siswi dengan alasan berhalangan. Selain itu para siswa yang tidak mengikuti kegiatan beralasan sudah sholat di luar. Dari hal itu penulis berusaha untuk meneliti apakah ada pengaruh dengan kedisiplinan siswa di madrasah juga. Karena sering kali baik siswa maupun siswi yang tidak mengikuti kegiatan sholat berjamaah itu juga sering terlambat dan sering tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya. Dari hal- hal diatas maka penulis memilih judul: “KORELASI TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI MTs NEGERI TERAS BOYOLALI”.
5
B.
RUMUSAN MASALAH Dalam penelitian ini ada beberapa pokok permasalahan yang menjadi suatu pembahasan, antara lain: 1. Bagaimanakah tingkat religiusitas siswa di MTs Negeri Teras? 2. Bagaimanakah sikap kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras? 3. Adakah korelasi tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras?
C.
TUJUAN PENELITIAN Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui tingkat religiusitas siswa MTs Negeri Teras. 2. Untuk mengetahui sikap kedisiplinan siswa MTs Negeri Teras. 3. Untuk mengetahui adakah korelasi tingkat religiusitas siswa dengan kedisiplinan siswa MTs Negeri Teras.
D.
HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto,1998:67). Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada korelasi positif antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs Negeri 1 Teras Boyolali.”
6
E.
MANFAAT PENELITIAN Di antara manfaat- manfaat penelitian yang penulis inginkan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada siswa di MTs Negeri 1 Teras. 2. Sebagai sumbagan kepada almamater dan lembaga pendidikan islam yang berupa wawasan tentang religiusitas dan kedisiplinan siswa di sekolah.
F.
DEFINISI OPERASIONAL Guna memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dari judul di atas, sekaligus menyamakan persepsi antara pembaca, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah dalam judul di atas sebagai berikut: 1. Religiusitas Religiusitas atau religiositas dalam hal ini berasal dari kata religious yang berarti bersifat religi, bersifat keagamaan (Dinas Pendidikan Nasional,2007:944). Jadi yang dimaksud dengan religiusitas adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, yang berupa ibadah, perbuatan, sikap dan cara berpikir. Adapun dalam penelitian ini religiusitas di batasi pada dimensi ibadah dan dimensi akhlak dengan indikator sebagai berikut: a. Rajin solat lima waktu. b. Rutin membaca Al-Qur’an.
7
c. Solat berjamaah minimal 3x dalam sehari. d. Puasa di bulan ramadhan. e. Suka bersodaqoh. f. Mengucapkan salam terhadap orang lain bila bertemu. g. Minta maaf apabila berbuat salah. 2. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang mendapat afiks kean, dalam hal ini diartikan tata tertib (di sekolah,kemiliteran dsb) (Poerwadarminto,2006:296) Disiplin secara ilmiah adalah cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi (Dinas Pendidikan Nasional,2007:268) Jadi yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap seseorang untuk melaksanakan dan mengikuti hal- hal yang telah ditentukan dalam tata tertib atau peraturan.Adapun dalam penelitian ini kedisiplinan di batasi dengan indikator sebagai berikut: a.
Siswa mematuhi tata tertib sekolah.
b.
Siswa datang ke sekolah tepat waktu.
c.
Siswa pulang sekolah sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku.
d.
Siswa aktif mengikuti kegiatan sekolah.
e.
Siswa mengikuti pelajaran di kelas.
f.
Siswa mengerjakan tugas yang di berikan guru.
8
g.
Ijin jika berhalangan dan tidak masuk.
G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Rancangan Pendekatan yang digunakan adalah correlation research yaitu penelitian yang bermaksud melihat hubungan antara dua variable atau lebih. (Hadeli,2006:64).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di MTs Negeri Teras kabupaten Boyolali. Waktu penelitian bulan Mei-Juni 2010.
3. Populasi dan Sampel Populasi menurut sutrisno hadi, ialah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama (Hadi,1981:73). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs Negeri Teras Boyolali tahun 2010 berjumlah 340 siswa. Sampel menurut Suharsimi Arikunto ialah jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, maka disebut penelitian sampel. Dan sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Arikunto,1998:73). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Teras Kabupaten Boyolali berjumlah 52 siswa.
9
4. Metode Pengumpulan Data a. Library Research/Studi Pustaka Dalam pengumpulan data yang diperoleh dari perpustakaan (buku-buku), penulis mengadakan penelitian terhadap bukubuku yang ada hubungannya dengan permasalahan ini. b. Field Research/Studi Lapangan Dalam melakukan studi lapangan, peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya: 1) Angket (Questionnaire) Menurut Hadeli (2006:75) “angket adalah salah satu teknik pengumpul data yang berbentuk kumpulan pertanyaan”. Metode ini adalah metode pokok untuk meneliti data tentang tingkat religiusitas dan kedisiplinan siswa di MTs Negeri 1 Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2010. 2) .Dokumentasi Metode Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis seperti: buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto,1998:149). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa, guru, dan karyawan. Penulis memilih metode ini agar penyajian data dalam penelitian ini lebih konkrit.
10
5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan instrument angket berupa pertanyaan- pertanyaan sesuai dengan indikator.
6. Analisis Data Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data ini adalah sebagai berikut: a.
Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan ini dilakukan untuk menganalisa data
tiap-tiap item dengan menggunakan rumus presentase:
Keterangan:
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah total responden b.
Analisis Uji Hipotesis Digunakan analisis data product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
11
X= Jumlah hasil dari variable x. Y=Jumlah hasil dari variable y. ∑
=Jumlah hasil dari variable x dikuadratkan.
∑
=Jumlah hasil dari variable y dikuadratkan.
N=Jumlah siswa yang diselidiki.( Sutrisno Hadi, 1997:94).
A. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan Penelitian. D. Hipotesis E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian. 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian 2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3. Populasi dan Sampel 4. Metode Pengumpulan Data 5.
Instrumen Penelitian
6. Analisis Data H. Sistematika Penulisan Skripsi.
12
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Tingkat Religiusitas. 1. Pengertian Tingkat Religiusitas 2. Dimensi- dimensi Religiusitas. 3. Faktor- faktor yang mempengaruhi religiusitas. B. Kedisiplinan Siswa 1.Pengertian Kedisiplinan 2.Faktor- faktor Kedisiplinan 3.Contoh- contoh sikap disiplin
BAB III
: LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Letak Greografis MTs Negeri 1 Teras Kabupaten Boyolali B. Penyajian Data
BAB IV
: ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan B. Analisis Lanjutan
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tingkat Religiusitas. 1.
Pengertian Tingkat Religiusitas Manusia adalah makhluk yang eksploratif dan potensial. Dikatakan
makhluk yang eksploratif, karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia disebut manusia potensial, karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan.(Jalaluddin,1996:79). Manusia adalah puncak ciptaan Allah yang tertinggi, khalifah Allah di bumi . Menurut kodratnya manusia adalah “hanief” adalah makhluk yang cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran, “Dhamier” hati (nurani), artinya manusia selalu mendendangkan arah kebaikan dan selalu menuju kepada kebenaran.(Razak,1993:24) Manusia membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang benar dan bernilai mutlak untuk kebahagiaan di dunia dan alam sesudah mati. Sesuatu yang mutlak sudah barang tentu berasal dari yang mutlak pula, yaitu Allah saw Tuhan seru sekalian alam. Untuk itulah Tuhan yang bersifat pengasih dan penyayang memberikan suatu anugerah kepada manusia bernama agama. Yang dimaksud denagan agama dalam kehidupan adalah iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan, dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan, dan sikap. Iman ditumbuhkembangkan
14
melalui pengalaman hidup. Segera setelah seorang anak lahir, perlu dikumandangkan adzan dekat telinganya ( diadzankan), agar pengalaman pertama lewat pendengarannya adalah kalimat- kalimat tauhid yang berintikan pengakuan akan keagungan Allah dan kerasulan Muhammad, ajakan kepada kemenangan dan seruan untuk beribadah (shalat), diakhiri dengan pernyataan akan keagungan dan ke-Esa-an Allah. Religiusitas atau religiositas dalam hal ini berasal dari kata religious yang berarti bersifat religi, bersifat keagamaan (Dinas Pendidikan Nasional,2007:944). Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (Latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian regare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak, gam= pergi) mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun- temurun.(Jalaluddin, 1996:12) Menurut Robert H.Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan.
Dalam
istilahnya
Rober
H.Thouless
menyebutkan sebagai keyakinan tentang dunia lain. Dan ini membantu Thouless mengajukan definisinya tentang agama. Menurutnya, dalam
15
kaitan dengan psikologi agama, ia menyarankan definisi agama adalah sikap (cara menyesuikan diri) terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas dari pada dunia fisik yang terkait ruang dan waktu.. Definisi secara empiris lebih cocok untuk membedakan sikap-sikap
keagamaan
(religious)
dari
yang
bukan
keagamaan
(irreligious), antara lain seperti komunisme, dan humanisme. Rober H. Thouless dengan definisi itu ingin membedakan sikap-sikap yang bersumber dari suatu kepercayaan agama terhadap yang bersumber bukan dari
agama,
walaupun
dalam
realitasnya
terdapat
sikap
yang
sama.(Jalaluddin,1996:14) Salah satu kenyataan yang terjadi dalam sepanjang sejarah perjalanan umat manusia adalah fenomena keberagamaan (religiousity). Sepanjang itu pula, bermunculan beberapa konsep religiusitas. Namun demikian, para ahli sepakat bahwa agama berpengaruh kuat tergadap tabiat personal dan sosial manusia. Menurut Arifin (1995) secara bahasa, kata religiusitas adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion. Religi itu sendiri berasal dari kata re dan ligare artinya menghubungkan kembali yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali tali hubungan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya. Kata agama berasal dari sansekerta. Akar katanya ialah gam.Kata gam itu serumpun dengan kata gaan (Bld) dan go (inggr). Gam , gaan, go, adalah kata kerja yang menunjuk kepada pergi, berjalan.Manakala gam
16
diberi awalan a dan akhiran a (menjadi a-gam-a) menjadilah ia kata benda. Kta jadian ini berarti jalan menuju. Yang dimaksud tentu jalan menuju kebaikan. Demikian etimologinya. Dalam religi terdapat 3 prinsip yaitu: a.
Kepercayaan pada dan hubungan manusia dengan yang kudus, yang dihayati sebagai hakikat yang maha gaib.
b.
Hubungan itu menyatakan diri dalam bentuk kultus dan ritus.
c.
Bentuk kepercayaan dan cara hubungan itu diatur oleh doktrin tertentu. Manakala definisi itu kita kenakan dalam islam, maka akan kita temukan beberapa prinsip dalam ajaran islam yang meliputi isi pengertian religi itu:
a.
Yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib itu, kita temukan dalam pengertian Allah.
b.
Kepercayaan akan (ada- Nya) Allah itu disebut akidah. Akidah islam bebeda dari kepercayaan agama-agama yang ada dipermukaan bumi iniAllah itu adalah esa, bukan saja dalam jumlah, tapi juga dalam sifat.
c.
Hubungan dengan Alllah dijalankanperantara ibadah, terutama ibadah pokok, ibadah pokok itu ialah menjalankan rukun islam.
d.
Sikap hidup berdasarkan ajaran islam ( yaitu yang lahir dari prinsip 1 sampai dengan 3 ) ialah taqwa.( Gazalba, 1969:76-79 )
17
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Sebagai sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh pula (QS 2: 208); baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, harus didasarkan pada prinsip penyerahan diri dan pengabdian secara total kepada Allah, kapan, dimana dan dalam keadaan bagaimanapun. Karena itu, hanya konsep yang mampu memberi penjelasan tentang kemenyeluruhan yang mampu memahami keberagamaan umat Islam. Permasalahannya adalah mengapa sering terjadi orang yang pemahaman keberagamaannya bagus tapi perilakunya menyimpang. Sering kita dengar di berita seorang guru ngaji yang memperkosa muridnya, atau seorang yang pendidikan agamanya cukup bagus dan berasal dari keluarga ulama tapi dia pernah berbuat zina. Ahli ibadah tapi perilakunya tidak mencerminkan keagungan dan keindahan agamanya. Mengapa ini bisa terjadi? Hal ini adalah karena kepribadian seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. Jadi sangat kompleks sekali permasalahannya karena manusia adalah mahluk yang dinamis. Bisa jadi ketaatan beragamanya yang perlu dipertanyakan karena secara umum masyarakat Indonesia hanya taat dalam hal ritual saja tanpa penghayatan makna yang mendalam dibalik semua ajaran agama yang dilakukannya. Dan banyak juga ini terjadi karena pengaruh lingkungan, media cetak atau elektronik yang merangsang manusia untuk mengumbar nafsu hewaninya.
18
Ditambah lagi ketahanan dirinya terhadap stress atau tuntutan dari dalam kurang. Apalagi ada kesempatan yang mempermudah seseorang melakukan penyimpangan-penyimpangan perilaku. Disinilah fungsi kontrol diri. Adalah benar bahwa setiap manusia mempunyai nafsu seperti disinyalir dalam salah satu ayat dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat AsSyams ayat 8, tapi permasalahannya adalah apakah ia bisa mengontrol fujûr atau potensi buruknya itu atau tidak. Ini bukan hal yang mudah tapi perlu latihan dan pembelajaran sejak dini sehingga sudah terpolakan dan mendarah daging dalam karakter dan pribadinya. Lagi-lagi peran keluarga terutama dalam menanamkan kedisiplinan yang moderat dan demokratis tentunya akan melahirkan sebuah kedisiplinan yang didasari oleh kesadaran bahwa itu memang penting dan bermanfaat bagi dirinya. Sehingga akhirnya menjadi sebuah keterampilan. Keberagaman atau religiusitas adalah sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini karena, manusia dalam berbagai aspek kehidupanya akan dipertanggungjawabkan setelah meninggal dunia. Aktifitas beragama yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan hanya terjadi ketika melakukan ritual (ibadah) tetapi juga aktivitas lain yang didorong kekuatan batin (Ancok, 2001:76). Jadi sikap religiusitas merupakan integrasi secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri seseorang. Manusia berperilaku agama karena didorong oleh rangsangan hukuman dan hadiah.
19
2.
Dimensi-dimensi Religiusitas. Menurut Glock & R. Sark ada lima macam dimensi keberagamaan,
yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek agama
(ritualistic),
dimensi
penghayatan
(eksperiensial),
dimensi
pengalaman (konsekuensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual) (Ancok Fuat Nashori Suroso,2005:77). Menurut R. Stark dan C.Y. Glock dalam bukunya American Piety : The Nature of Religious Commitment ( 1968 ) religiusitas ( religiosity) meliputi lima dimensi yaitu : Pertama , Dimensi Ritual; yaitu aspek yang mengukur sejauh mana seseorang melakukan kewajiban ritualnya dalam agama yang dianut. Misalnya; pergi ke tempat ibadah, berdoa pribadi, berpuasa, dan lain-lain. Dimensi ritual ini merupakan perilaku keberagamaan yang berupa peribadatan yang berbentuk upacara keagamaan. Pengertian lain mengemukakan bahwa ritual merupakan sentimen secara tetap dan merupakan pengulangan sikap yang benar dan pasti. Perilaku seperti ini dalam Islam dikenal dengan istilah mahdaah yaitu meliputi salat, puasa, haji dan kegiatan lain yang bersifat ritual, merendahan diri kepada Allah dan mengagungkannya. Kedua, Dimensi Ideologis; yang mengukur tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang bersifar dogmatis dalam agamanya. Misalnya; menerima keberadaan Tuhan, ,malaikat dan setan, surga dan neraka, dan lain-lain.
20
Dalam konteks ajaran Islam, dimensi ideologis ini menyangkut kepercayaan seseorang terhadap kebenaran agama-agamanya. Semua ajaran yang bermuara dari Al quran dan hadits harus menjadi pedoman bagi segala bidang kehidupan. Keberagaman ditinjau dari segi ini misalnya mendarma baktikan diri terhadap masyarakat yang menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar dan amaliah lainnya dilakukan dengan ikhlas berdasarkan keimanan yang tinggi. Ketiga, Dimensi Intelektual; yaitu tentang seberapa jauh seseorang mengetahui, mengerti, dan paham tentang ajaran agamanya, dan sejauh mana seseorang itu mau melakukan aktivitas untuk semakin menambah pemahamannya dalam hal keagamaan yang berkaitan dengan agamanya. Misalnya; mengikuti seminar keagamaan, membaca buku agama, dan lainlain. Secara lebih luas, dimensi intelektual ini memiliki indikator sebagai berikut : a. Dimensi
intelektual
ini
menunjukkan
tingkat
pemahaman
seseorang terhadap doktrin-doktrin agama tentang kedalaman ajaran agama yang dipeluknya. b.
Ilmu yang dimiliki seseorang akan menjadikannya lebih luas wawasan berfikirnya sehingga perilaku keberagamaan akan lebih terarah.
c.
Dia akan lebih memahami antara perintah dan larangan dan bukan sekedar taklid buta.
21
d. Dengan ilmu pengetahuan seseorang bisa menyingkap berita besar dan megah ciptaan Tuhan dan betapa lemahnya hamba-hambaNya. Semakin banyak ilmu yang dimiliki maka semakin mampu manusia memahami Al quran maka imannya semakin kuat. e.
Melalui argumen yang kuat, seseorang memperoleh pengetahuan agama terutama tentang wujud Tuhan, kehidupan kekal di akhirat dan pengetahuan lainnya (Nasution, 1989:120). Keempat, Dimensi Pengalaman; berkaitan dengan sejauh mana
orang tersebut pernah mengalami pengalaman yang merupakan keajaiban dari
Tuhan-nya.
Misalnya;
merasa
doanya
dikabulkan,
merasa
diselamatkan, dan lain-lain. Dalam konteks berdoa, Sebagai makhluk manusia pun tidak lepas dari segala bentuk permasalahan dan setiap permasalahan yang dihadapi oleh diri individu yang satu dengan yang lain tidak sama, yaitu sesuai dengan tingkat keimanan masing-masing. Dengan segala kekurangan, keterbatasan dan kelemahan yang ada dalam diri manusia, maka manusia tak bisa melepaskan diri dari Allah sebagai zat pencipta yaitu dengan cara berdoa. Berdoa merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah yang pada akhirnya ketenangan, ketentraman jiwa dan keindahan hidup akan digapai oleh semua manusia. Menurut Zakiah Darojat pengertian doa adalah sebagai berikut : Doa itu penting untuk membuat
22
kesehatan mental, baik untuk penyembuhan, pencegahan maupun untuk pembinaan (Darojat, 1996:19). Dari
beberapa
pengertian
berdoa
diatas
maka
penulis
menyimpulkan berdoa adalah memohon, memuji, menyeru dan merupakan aplikasi dari ketundukan umat manusia kepada Allah sebagai zat sang pencipta. Dalam bidang kesehatan sendiri doa juga mempunyai manfaat yaitu bahwa dalam perawatan kesehatan ilmu pengetahuan tanpa kerohanian tidaklah lengkap, sementara keimanan saja tanpa ilmu pengetahuan tidak efektif (Hawari, 1997:13). Adapun hakekat berdoa adalah sebagai berikut : 1) Pengakuan
seorang
dengan
seluruh
kepribadiannya
akan
kemahabesaran-Nya dan juga pengakuan bahwa manusia adalah hamba-Nya, maka dari itu Dia merupakan tempat berlindung, dari segala bencana dan tempat meminta sesuatu, tempat mengadukan diri dari permasalahan yang dihadapi manusia. 2) Untuk mengintrospeksi diri menyadarkan akan status, fungsi dan kondisinya. Mengingat janji dan ancaman-Nya terhadap umat yang mentaati-Nya dan yang mengingkari-Nya sehingga mendorong manusia untuk berhati-hati dalam bertindak di masa yang akan datang.
23
3) Sarana untuk menyadarkan manusia bahwa kebaikan hanyalah datang dari Allah dan kedamaian, ketentraman akan tercapai bila mematuhi perintah-Nya dan manjauhi larangan-Nya. 4) Sarana untuk memohon sesuatu kepada Allah SWT dan sarana untuk mencapai keridhoan-Nya. Kelima, Dimensi Konsekuensi. Dalam hal ini berkaitan dengan sejauh mana seseorang itu mau berkomitmen dengan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya; menolong orang lain, bersikap jujur, mau berbagi, tidak mencuri, dan lain-lain. Aspek ini berbeda dengan aspek ritual. Aspek ritual lebih pada perilaku keagamaan yang bersifat penyembahan/ adorasi sedangkan aspek komitmen lebih mengarah pada hubungan manusia tersebut dengan sesamanya dalam kerangkan agama yang dianut. Pada hakekatnya, dimensi konsekuensi ini lebih dekat dengan aspek sosial. Berkenaan dengan hal ini, Jamaludin Ancok, dimensi sosial ini secara rinci memiliki indikator sebagai berikut : 1) Dimensi sosial adalah menifestasi ajaran agama dalam kehidupan masyarakat, meliputi semua perilaku yang didefinisikan oleh agama (Rahmat, 1986:37). 2) Ditinjau dari dimensi ini semua aktivitas yang berhubungan dengan kemasyarakatan umum merupakan ibadah. Hal ini tidak lepas dari ajaran Islam yang menyeluruh, menyangkut semua sendi kehidupan. Jadi religiusitas pada dasarnya merupakan perbuatan
24
seseorang yang berhubungan dengan masyarakat luas dalam rangka mengembangkan kreativitas pengabdian (ibadah) kepada Allah semata. Dari pengertian dan dimensi religiusitas diatas,maka sesungguhnya religiusitas bisa digambarkan adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur psikomotorik. (Rahmat, 1996:137). Jadi religiusitas merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri seseorang. Secara definitif, menurut Harun Nasution, agama adalah: a)
Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan
gaib yang harus dipatuhi. b)
Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai
manusia. c)
Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandungf
pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan- perbuatan manusia. d)
Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara
hidup tertentu. e)
Suatu system tingkah laku ( code of conduct) yang berasal dari
sesuatu kekuatan gaib.
25
f)
Pengakuan terhadap adanya kewajiban- kewajiban yang diyakini
bersumber pada sesuatu kekuatan gaib. g)
Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah
dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat pada alam sekitar manusia. h)
Ajaran- ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
seorang rasul.(Jalaluddin, 1996:13). Menurut Daradjat (1989), ada dua istilah yang dikenal dalam agama yaitu kesadaran beragama (religious conciousness) dan pengalaman beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah segi agama yang terasa dalam fikiran dan dapat diuji melalui introspeksi atau dapat dikatakan sebagai aspek mental dari aktivitas agama. Sedangkan pengalaman beragama adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan. Untuk mengukur religiusitas tersebut, kita mengenal tiga dimensi dalam Islam yaitu aspek akidah (keyakinan), syariah (praktik agama, ritual formal) dan akhlak (pengamalan dari akidah dan syariah). 3.
Faktor- faktor yang mempengaruhi religiusitas. Menurut Robert H.Thoulles, faktor-faktor yang mempengaruhi
religiusitas atau keberagamaan seseorang antara lain sebagai berikut:
26
a. Faktor sosial. Yang pertama bisa disebut sebagai faktor sosial, ia mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan itu: pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi, dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkunagan itu. b. Faktor Pengalaman. Pada umumnya ada anggapan bahwa kehadiran keindahan keselarasan, dan kebaikan yang dirasakan dalam dunia nyata memainkan peranan dalam membentuk sikap keagamaan itu. Barang kali kita bisa mempertimbangkan hal ini sebagai salah satu faktor psikologik yang mungkin ada dalam perkembangan sikap keagamaan itu tanpa melibatkan kita sendiri dalam penilaian apapun mengenai apakah hal itu merupakan landasan rasional untuk membela keyakinan agama. Berbeda dengan pengalaman keindahan , keselarasan, dan kebaikan itu, ada juga pengalaman kejelekan,
ketidak
tertiban,dan
malapetaka.
Kebalikan
ini
cenderung menimbulkan unsur dualis dalam sikap keagamaan. c. Faktor Kebutuhan . Faktor lain yang oleh beberapa orang penulis dianggap sebagai sumber keyakinan agama adalah kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna dimana-mana sehingga
27
mengakibatkan terasa adanya kebutuhan-
kebutuhan akan
kepuasan-kepuasan agama. Kebutuhan-kebutuhan ini barang kali bisa dikelompokkan secara garis besar menjadi empat: kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian. Kebanyakan dari kebutuhan- kebutuhan ini, dari masa ke masa dipostulasikan sebagai satu-satunya sumber keyakinan agama. d. Faktor Proses Berfikir. Faktor terakhir yang seharusnya dipertimbangkan adalah peranan
yang
dimainkan
oleh
penalaran
verbal
dalam
perkembangan sikap keagamaan itu. Ada pendapat populer, yang tercermin dalam banyak tulisan polemik mengenai agama, bahwa faktor
ini
memainkan peranan yang
lebih
besar
dalam
pembentukan pandangan keagamaan dibandingakan dengan apa yang pada umumnya dipertimbangkan oleh setiap ahli psikologi. Satu-satunya fungsi akal dalam pembentukan keyakinankeyakinan keagamaan tampaknya hanya rasionalisasi, karena itu ada sedikit alasan saja untuk mempostulasikan faktor intelektual sebagai salah satu unsur yang bisa membantu pembentukan sikap keagamaan.(Rober H Thouless,1995:29)
28
4.
Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Remaja Dalam pembagian tahap perkembangan manusaia, maka masa
remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa: juvenilitas (adolescantium), pubertas, dan nubilitas. Perkembangan agama pada remaja ditandai dengan berbagai faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah: a. Pertumbuhan pikiran dan mental. Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sikap kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan,sosial,
ekonomi,
dan
norma-norma
kehidupan
lainnya. b. Perkembangan perasaan. Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati peri kehidupan yang terbiasa dilingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat kearah hidup yang religius pula. Sebaliknya bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja
29
merupakan masa kematangan seksual. Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok ke arah tindakan seksual yang negatif. c. Pertimbangan sosial. Corak keagamaan remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan dunia lebih dipengaruhi akan materi, maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis. d. Perkembanagan moral. Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencapai proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga mencakup: 1) Self-directive, taat terhadap atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.. 2) Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik. 3) Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama. 4) Unadjusted, belum meyakini ajaran agama dan moral. 5) Deviant, menolak dasar hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
30
e. Sikap dan minat. Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.( besar kecil minatnya) f. Ibadah. Pandangan para remaja terhadap ajaran agamadan masalah do’a (Jalaluddin,1996: 72).
B. Kedisiplinan Siswa 1. Pengertian Kedisiplinan Unsur pertama moralitas adalah disiplin, yang dibentuk oleh keteraturan tingkah laku dan wewenang. Tetapi disiplin tidak dipandang sebagai paksaan semata, sekurang-kurangnya karena dua alasan. Pertama, ia menetapkan cara-cara memberi respon yang pantas, tanpa tatanan dan kehidupan yang terorganisasi tidak mungkin. Ia membebaskan kita dari keharusan setiap saat menyusun cara pemecahan. Kedua, ia memberi jawaban
kepada
kebutuhan
individu
akan
pengekangan,
yang
memungkinkan individu mencapai, secara berturut- iturut, tujuan-tujuan tertentu. Di sekolah setiap anak harus belajar menghormati aturan, ia harus belajar melaksanakan tugasnya, ia merasa wajib
berbuat demikian
sekalipun mungkin tugas itu tidak mudah. Dalam kenyataan memang telah
31
ada system aturan menyeluruh di sekolah yang menentukan perilaku si anak. Ia harus secara teratur masuk kelas, harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan dan dengan sikap dan dengan perilaku yang tepat pula. Ia tidak boleh membuat onar di kelas. Ia harus sudah mempersiapkan pelajarannya, mengerjakan pekerjakan rumah dan telah menyelesaikannya dengan baik, dan seterusnya. Dengan demikian, ada sejumlah kewajiban yang harus dipikul si anak. Kewajiban-kewajiban tersebut membentuk disiplin sekolah. Melalui praktek disiplin sekolah inilah kita dapat menanamkan semangat disiplin dalam diri si anak.(Durkheim,1990:106) Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang mendapat afiks kean, dalam hal ini diartikan tata tertib (di sekolah,kemiliteran dsb) (Poerwadarminto,2006:296) Disiplin secara ilmiah adalah cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi (Dinas Pendidikan Nasional,2007:268) Disiplin
merupakan titik pusat
dalam
pendidikan.
Tanpa
kedisiplinan tidak akan ada kesepakatan antara guru dan murid, dan hasil belajar pun berkurang. Masalah-masalah kedisiplinan dewasa ini dapat diatasi apabila meninggalkan metode lama yang autoriter, yang secara paksa menuntut kepatuhan, dan mengambil alih garis-garis dasar yang berlandaskan prinsip-prinsip kebebasan dan tanggung jawab. Guru tidak boleh mengizinkan segala-galanya, tetapi juga tidak memberikan hukuman. Kita
32
harus belajar nenjadi partner, teman seperjuangan bagi murid-murid, agar kita dapat menuntun mereka dengan penuh pengertian. Kita harus belajar cara membimbing tanpa melakukan penindasan dan memberi kebebasan yang tak terkendalikan. Disiplin adalah “bibit yang menghasilkan kebebasan”. Orang yang dikatakan sungguh- sungguh bebas adalah orang yang telah mempelajari dan telah memiliki spektrum keterampilan yang luas, baik yang bersifat akademis, yang berhubungan dengan kesenian, kecekatan tubuh, maupun hubungan sosial.(Dreikurs, Cassel,1984:6-7) Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.( http://starawaji.wordpress.com/2009/04/19/pengertiankedisiplinan/) 2.
Contoh- contoh Sikap Disiplin Contoh dari sikap disiplin di sekolah misalnya datang tepat waktu,
memakai seragam seragam sekolah, megumpulkan tugas sesuai dengan perintah guru, dan lain-lain. Dan wujud dari kedisiplinan di sekolah adalah adanya peraturan dan tata tertib sekolah, dan masing-masing sekolah itu berbeda-beda.
33
3. Macam-macam Kedisiplinan 1) Disiplin dalam Menggunakan Waktu Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik 2) Disiplin dalam Beribadah Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah
amat
dibutuhkan,
Allah
SWT
senantiasa
menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
. َ اَّلَ ِذيْهَ ُهمْ عَهْ صَالَ تِ ِهمْ سَاهُوْن. َفَ َويْلٌ ّلِلْمُصَ ِليْه Artinya: “ Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” ( QS. AlMa`un:4-5 ) 3)
Disiplin dalam Masyarakat
4) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
34
1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup 2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya 3) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah 4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun 5) Longgarnya peraturan yang ada. (http://starawaji.wordpress.com/2009/04/19/pengertian-kedisiplinan) 4.
Analisis Pribadi Dari berbagai penjelasan di tas penulis mampu menaganalisa bahwa religiusitas atau sikap keagamaan itu tidak bisa kita lihat hanya dari satu aspek saja yaitu ibadah. Karena orang yang religiusitas itu bisa menunjukkan bahwa ajaran agama itu tercermin dari setiap akhlak dan perbuatan manusia serta dari pola pikirnya. Maka dari hal itu pula seorang yang selalu rajin sholat, setiap hari membaca kitab suci Alqur’an tidak bisa dikatakan sebagai seorang yang sangat religius apabila sikap dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan tuntutan agama dan selalu menyimpang dari norma-norma yang brlaku di masyarakat. Untuk pendidikan agama disekolah terutama di sekolah yang berlandaskan agama alangkah baiknya jika mata pelajaran agama itu bisa merefleksikan seluruh dimensi-dimensi agama. Dari hal itu seorang
35
guru akan lebih mudah untuk mengarahkan dan membimbing para peserta didik.
36
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tentang MTs Negeri Kopen Teras Boyolali 1. Tinjauan Historis Madrasah Tsanawiyah Negeri Teras berdiri pada tanggal 11 Juni 1966 dengan nama MTs Muhammadiyah Teras dan menempati rumah Bapak Dwijo Martono sekaligus sebagai kepala madrasah, dan Bapak Gito di Desa Ngares Kadireso, Teras, Boyolali. Tokoh-tokoh pendiri MTs Muhammadiyah pada saat itu adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Tokoh Pendiri MTs
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Bp. Dwijo Martono Bp. H. Kholil Basuki Bp. Syatibi D. Manawi, BA Bp. H. Slamet Muhtami Bp. M. Thohir Bp. Sugito Bp. H. Jawandi Bp. H. M. Bahruddin Bp. H. Jumeri Bp. H. Bajuri, B.A
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Bp. H. Mustofa Bp. Sutono Bp. Prawiro Hatono Bp. M. Syamsuri Bp. Nurhadi Bp. Suwandi Bp. H. Mahmud Bp. Abd. Bari, B.A Bp. Hudi Suparto
Dalam perjalanannya, madrasah ini telah mengalami beberapa kali perubahan lokasi, status maupun kepemimpinannya. Adapun perubahan itu adalah sebagai berikut:
37
a. Tahun 1976 s/d 1979, lokasi MTs pindah ke dusun Banjar, Kopen, bertempat di rumah Bapak H. Jawandi dan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
kapurancak,
Kopen,
pada
waktu
itu
kepala
madrasahnya Bapak Sudiyono. b. Tahun 1976 s/d 1984 lokasi MTs pindah ke dusun Kopen menempati rumah Bapak Ghozali dan rumah Bapak Carik Nepen, pada waktu itu kepala madrasahnya Bapak Abu Qosim, BA. c. Tahun 1984 s/d 1988, lokasi MTs pindah ke desa Kopen ( yang ditempati sekarang ) dengan kepala madrasah Bapak Muhadi. d. Tahun 1988 s/d 1996 statusnya menjadi Filial MTs Negeri Boyolali, Tanggal 29 November 1983 berdasarkan Surat Keputusan Nomor: MTsK.50/A/431/XII/1983, dengan kepala madrasah Drs Dawami. e. Tahun 1996 di negerikan dengan Surat Keputusan Nomor : 515 tahun 1995 pada tanggal 25 November 1995. f. Tahun 1999 s/d 2004 kepala madrasahnya Drs.Muhsin. g. Tahun 2004 s/d 2006 kepala madrasahnya Drs. Nur Hudaya S h. Tahun 2007 s/d 2008 kepala madrasahnya Drs.H. M.Ali Imron, M.Pd.I i. Tahun 2009 s/d sekarang kepala madrasahnya Drs. Nur Hasan, M.Pd.
2. Letak Geografis MTs Negeri Kopen terletak di Desa Kopen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan berbatasan dengan: a. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sepet
38
b. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Nepen c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kadireso d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jetis
3. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi Komite sekolah
: KH. Kuljubi Alwan
Kepala Madrasah
: Drs. Nur Hasan, M. Pd
Kepala TU
: Salman Widodo
Waka Kesiswaan
: Drs. Muh Sukron
Waka Kurikulum
: Drs. Imron Rosyadi
Waka Humas
: Mei Issyauki, SE
Waka Sar/pra
: Suratna, Spd
Kepala Perpustakaan
: Dra. Wahyu Wigati
Koordinator BP/BK
: Dra. Triyatun
Kepala Lab
: Yeni Susilowati, Spd
b. Keadaan Guru Adapun guru yang ada di MTs secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
39
Tabel 3.2 Data Guru MTs Negeri Teras Boyolali No
Kode
Nama
Mata Pelajaran
Keterangan
Sertifikasi
1
A
Bahasa Arab
Kamad
Sudah
2
B
3
C
4
D
Drs.Nur Hasan, M. Pd Sukarti, B A Drs. Imron Rosyadi Walijem
5
E
Drs. Muh Sukron
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
Zamzuri, S.Ag B. Dwi Indriyani Abdul Hanif, SAg Dra. Zubaidah Suparji, S.Pd Suratna, S.Pd Dra. Triyatun Yeni Susilawati, S.Pd
14
N
Nikmatul Fathonah, S.Pd
15
O
16
P
17
Q
18
R
Mei Issyauki, SE Thoyibah Handayani, SPd Hasannudin, S.Pd Sulastri
19
S
Kurniawan N H,S.Pd
20
T
S Aslamiyah, S.pdi
21
U
Aslar, SS
22
V
23
W
24
X
25
Y
26
Z
27
A1
28
B1
Dra. Wahyu Wigati Atik Sulistyawati, S.Pd Ihtiyati Faizah, S.Pd Rina Susi Cahyati, S.Pd Sukatiyah, S.Pd Rahmawati ALW Busyroni Budi Utomo, S.Pd
29
C1
Ahmad Nugroho, S.Or
1. P Kn. Al Qur'an Hadits
Belum Wk. Kurikulum
Bahasa Jawa 1. Bahasa Arab
Sudah Belum
Wk. Kesiswaan
Sudah
SK I
Wali Kelas 9.A
Belum
Bahasa Inggris
Bend. BOS 2
Belum
Fiqih
Wali Kelas 7.A
Belum
1.Bahasa Arab
Wali Kelas 9.B
Sudah
Fisika
Wali Kelas 8.A
Belum
Bahasa Indonesia
Wk. Sarpras
Sudah
BP
Wali Kelas 9.C
Sudah
2. Aqidah Akhlak
IPA / Biologi 1. Bahasa Indonesia
Sudah Wali Kelas.8.C
Sudah
1. IPS Terpadu
Wk. Humas
Sudah
Matematika 3
Bend. BOS 1
Sudah
Matematika 1
Wali Kelas 7.B
Sudah
Bahasa Inggris
Wali Kelas 7.C
Belum
2.Mulok ( tata boga)
1. Penjaskes 2. T I K Aqidah Akhlak
Belum Wali Kelas 7 D
1. Seni Budaya
Sudah
2. Bahasa Jawa.7 1. PKn
Belum
Wali Kelas 8.B
Belum
1. Metematika 2
Belum
IPS Terpadu
Sudah
Bahasa Indonesia
Sudah
Bahasa Inggris
Sudah
Aqidah Akhlak
Belum
IPS Terpadu
Belum
Penjaskes 2. T I K
Belum
40
c. Keadaan Karyawan Adapun karyawan yang ada di MTs Negeri Teras Boyolali adalah sebagai berikut: 1)
Salman Widodo
: Ka TU
2)
Amat Suhardi
: Penjaga
3)
Badrus Salam
: SatPam
d. Keadaan Siswa Siswa adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentuka dalam suatu pengajaran, sebab siswa merupakan subyek dalam pendidikan, terlebih lagi bila diinginkan hasil belajar yang maksimal, maka siswa tidak hanya dipandang sebagai obyek saja tetapi juga subyek. Siswa-siswi MTs seluruhnya berjumlah 340 orang, yang terbagi dalam tiga kelas, yaitu: Tabel 3.3 Data Siswa MTs N 1 Teras Boyolali
Kelas I II III Jumlah
Putra 67 51 60 178
Putri 60 57 45 162
Jumlah 127 108 105 340
B. Penyajian Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai korelasi antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs
41
Negeri Teras Boyolali. Untuk itu peneliti mendistribusikan angket yang berisi 40 item soal berisi pertanyaan tentang kedua variabel tersebut kepada responden, 20 item soal berisi pertanyaan tentang religiusitas dan 20 item soal berisi pertanyaan kedisiplinan. 1.
Data nama responden yang penulis ambil dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Data Nama- nama Responden
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Lutfi Azizah Pleta Riyanti Muh. Naim Asyrofi Adib M. Iyasy Lestari Taufiq Saksono Istaka Nurdin Ramadan Kukuh Anugrah Muh. Aziz Syaifudin Faiz Andi Nugroho Nurul Wahidah Endah Mawarni Dwi Astuti Zulfa Nahdiana Anas Miftahul Ummah Fitrotul Auliya Jasmine Wulan Febriana Fitriyanti Sri Wantini Alaik Mufid Ika Putri Utami Eliana Riandini Siti Mutmainnah M.Syam Febriyanto Wahyu Leastari Agus Riyanto Marzuni Tya Rahmawati
No 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Nama Devi Patmawati Fajar Padang Arafah Agus Rasyid Setyawan M.Sidik Perdiansah Fajar Nur Arifah Dzakiyatun Evi Apriyani Dian Teguh Nugroho Sekar Setyo Utami Ferawati Fajrin Nur Arifin Reni Astutik Arif Santoso Febriyanto Romadhon Nangim Nugroho Dwi Nuryanto Deni Ariyanto Vita Ardiana Sari Wahidatun Nafisah Fitri Faridlatul Hidayah Angga Dwi Susilo Zulfa Miftahul Jannah Titin Rismani M.Arifin Nanik Mardiyani Dini Cholisna
42
Tabel 3.5 Nilai Kedisiplinan Siswa
No.Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
NILAI 56 55 48 50 51 50 52 49 40 54 56 47 57 51 51 49 56 52 51 52 54 37 56 37 48 52
Kategori A A B B B B B B C A A B B B B B A B B B A C A C B B
No.Resp 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Nilai 48 47 55 56 54 47 54 46 49 47 34 54 58 58 59 39 41 59 47 50 44 47 45 49 58 49
Kategori B B A A A B A B B B C A A A A C C A B B B B B B A B
43
Tabel 3.6 Nilai Religiusitas Siswa No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nilai 52 56 53 52 54 48 44 51 47 53 59 52 59 56 55 52 58 48 46 49 59 37 57 36 55 54
Kategori B A A A A B B B B A A B A A A B A B B B A C A C A A
No. Resp 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Nilai 50 47 50 48 51 48 52 49 47 47 36 55 50 50 55 33 37 55 45 54 43 57 48 49 53 48
Kategori B B B B B B B B B B C A B B A C C A B A B A B B A B
44
2.
Data Tentang Jawaban Angket Religiusitas. Tabel 3.5 Jawaban Angket Siswa
No.Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Jumlah Item 1 2 3 4 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 1 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1
5 3 3 3 1 2 3 1 1 3 2 3 1 3 3 1 3 3 3 2 1 3 3
6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
7 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1
8 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
9 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
10 1 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 3 1
11 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1
13 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 3
14 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2
17 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1
18 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
19 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
20 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
JUM 52 56 53 52 54 48 44 51 47 53 59 52 59 56 55 52 58 48 46 49 59 37
45
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2
2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 1 1
1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 2 3 3 2 1 1 3 2 2 1 3 2 2 3 3
3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 2 1 1 3 2 2 1 3 2 2 3 3
3 3 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 3 3 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 3 2 2 2 1
3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2
3 1 3 2 3 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 3
1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 1 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2
3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3
3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3
3 1 3 3 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 3 1 1 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3
3 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 1 1 3 3
3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 3 1 1 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3
57 36 55 54 50 47 50 48 51 48 52 49 47 47 36 55 50 50 55 33 37 55 45 54 43 57 48 49 53 48 2599
46
3.
Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan Siswa.
Tabel 3.6. Jawaban Angket Siswa
No.Resp. Jumlah Item 1 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 2 3 5 3 3 3 6 3 2 3 3 7 1 3 3 3 8 3 1 3 2 9 2 3 2 10 3 3 3 3 11 3 3 3 3 12 3 3 1 2 13 3 3 3 3 14 3 3 2 3 15 3 3 3 3 16 3 3 3 2 17 3 3 3 3 18 3 1 3 3 19 3 3 2 3 20 3 3 3 3 21 3 3 2 3 22 2 2 3 1 23 3 3 3 3 24 2 2 3 1 25 1 3 3 3 26 1 3 3 3 27 3 3 3 2 28 3 3 2 3 29 3 3 3 3 30 3 3 3 3
JUM 5 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3
6 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3
7 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3
8 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2
9 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 1 3 1 2 2 2 1 3 2
10 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 3
11 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3
12 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3
13 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3
14 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2
19 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2
20 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 2 2 3 3 3 3
56 55 48 50 51 50 52 49 40 54 56 47 57 53 54 49 56 52 51 52 54 37 56 37 48 52 48 47 55 56
47
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 1
3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2
3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3
3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 1 3 1
3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3
3 1 3 2 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2
2 1 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 1 3 2
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2
3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3
3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3
2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3
3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
1 3 2 3 1 2 1 3 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2
3 2 3 2 3 2 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3
54 50 54 47 49 47 37 54 58 58 59 39 41 59 47 50 44 47 45 49 58 49 261
48
BAB IV ANALISIS DATA
Melalui angket yang telah disebar kepada responden, maka telah terkumpul data penelitian tentang religiusitas dan kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras Boyolali. Setelah data itu terkumpul dengan lengkap langkah selanjutnya mengklasifikasikan data tersebut untuk dianalisis. Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab I, mengenai
tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat religiusitas siswa MTs Negeri 1 Teras. 2. Untuk mengetahui sikap kedisiplinan siswa MTs Negeri 1 Teras. 3. Untuk mengetahui adakah korelasi tingkat religiusitas siswa dengan kedisiplinan siswa MTs Negeri 1 Teras. Oleh karena itu , untuk mengetahui dari ketiga poin dari tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan analisis statistik. Adapun untuk analisis poin pertama dan kedua penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Selanjutnya untuk analisis poin ketiga, yaitu untuk mengetahui apakah ada korelasi antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras Boyolali dan sekaligus menguji hipotesis yang telah diajukan, digunakan teknik analisis product moment dengan rumus sebagai berikut:
49
A. Analisis Data Pertama Analisis data pertama adalah untuk mengetahui tentang religiusitas, selanjutnya data tentang religiusitas tersebut diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan disediakan tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A, memiliki nilai 3. 2. Alternatif jwaban B, memiliki nilai 2. 3. Alternatif jawaban C, memiliki nilai 1 Tabel 4.1 Daftar Nilai Religiusitas No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nilai 52 56 53 52 54 48 44 51 47 53 59 52 59 56 55 52 58 48
No. Resp 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nilai 50 47 50 48 51 48 52 49 47 47 36 55 50 50 55 33 37 55
50
19 20 21 22 23 24 25 26
46 49 59 37 57 36 55 54
45 46 47 48 49 50 51 52
45 54 43 57 48 49 53 48
Kemudian, dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 59 dan nilai terendah
adalah
33, selanjutnya mencari intervalnya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi oleh religiusitas kategori baik, cukup, kurang. Tabel 4.2 Kelas Interval Untuk Variabel Religiusitas No
F
Jumlah
1
53-62
19
2
43-52
28
3
33-42
5
Jumlah
52
Dengan demikian dapat diketahui : 1. Untuk religiusitas, kategori baik, yang mendapat nilai antara 53-62 sebanyak 19 siswa.
51
2. Untuk religiusitas kategori cukup, yang mendapat nilai antara 4352 sebanyak 28 siswa. 3. Untuk religiusitas kategori kurang, yang mendapat nilai antara 3342 sebanyak 5 siswa. Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menilai religiusitas kategori baik, cukup,
kurang, kemudian dipersenkan masing- masing perolehan/
kategori, dengan rumusan sebagai berikut: 1. Kategori baik
2. Kategori cukup 53,84% 3. Kategori kurang 9,615%
B. Analisis data kedua Analisis data kedua adalah untuk mengetahui tentang kedisiplinan siswa, selanjutnya data tentang kedisiplinan siswa tersebut diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan, masing- masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A, memiliki nilai 3. 2. Alternatif jwaban B, memiliki nilai 2. 3. Alternatif jawaban C, memiliki nilai 1. Tabel 4.3 Dftar Nilai Kedisiplinan Siswa
52
No.Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nilai 56 55 48 50 51 50 52 49 40 54 56 47 57 51 51 49 56 52 51 52 54 37 56 37 48 52
No. Resp 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Nilai 48 47 55 56 54 47 54 46 49 47 34 54 58 58 59 39 41 59 47 50 44 47 45 49 58 49
Kemudian dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 59 dan nilai terndah adalah 34, selanjutnya menggunakan rumus sebagai berikut:
mencari intervalnya dengan
53
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak yang dipengaruhi oleh kedisiplinan kategori baik, cukup, kurang. Tabel 4.4 Kelas Interval Kedisiplinan Siswa No
f
Jumlah
1
54-63
19
2
44-53
27
3
34-43
6
Jumlah
52
Dengan demikian dapat diketahui : 1. Untuk kedisiplinan siswa kategori baik, yang mendapat nilai antara 54-63 sebanyak 18 siswa. 2. Untuk kedisplinan siswa kategori cukup, yang mendapat nilai antara 44-53 sebanyak 28 siswa. 3. Untuk kedisiplinan siswa kategori kurang, yang mendapat nilai antara 3443 sebanyak 6 siswa. Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menilai kedisiplinan kategori baik, cukup, kurang, kemudian dipersenkan, dengan rumus sebagai berikut:
a. Kategori baik sebanyak 36,538%. b. Kategori cukup sebanyak
54
51,923%. c. Kategori kurang sebanyak 11,53%
Tabel 4.5Nilai Nominasi Kedisiplinan Siswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nilai 56 55 48 50 51 50 52 49 40 54 56 47 57 51 51 49 56 52 51 52 54 37 56 37 48 52
Kategori A A B B B B B B C A A B B B B B A B B B A C A C B B
No. Resp 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Nilai 48 47 55 56 54 47 54 46 49 47 34 54 58 58 59 39 41 59 47 50 44 47 45 49 58 49
Kategori B B A A A B A B B B C A A A A C C A B B B B B B A B
55
C. Analisias Ketiga Analisis data ke tiga ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat religiusitas mempengaruhi kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras Boyolali. Adapun analisis yang digunakan adalah teknik analisis product moment, kemudian analisis operasional penggunaan
rumus tersebut adalah
berikut: Tabel 5.6 Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y NO
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
52 56 53 52 54 48 44 51 47 53 59 52 59 56 55 52 58 48 46 49 59 37 57 36
56 55 48 50 51 50 52 49 40 54 56 47 57 53 54 49 56 52 51 52 54 37 56 37
2704 3136 2809 2704 2916 2304 1936 2601 2209 2809 3481 2704 3481 3136 3025 2704 3364 2304 2116 2401 3481 1369 3249 1296
3136 3025 2304 2500 2601 2500 2704 2401 1600 2916 3136 2209 3249 2601 2601 2401 3136 2704 2601 2704 2916 1369 3136 1369
2912 3080 2544 2600 2754 2400 2288 2499 1880 2862 3304 2444 3363 2968 2970 2548 3248 2496 2346 2548 3186 1369 3192 1332
sebagai
56
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 JUMLAH
55 54 50 47 50 48 51 48 52 49 47 47 36 55 50 50 55 33 37 55 45 54 43 57 48 49 53 48 2599
48 52 48 47 55 56 54 50 54 47 49 47 37 54 58 58 59 39 41 59 47 50 44 47 45 49 58 49 2617
3025 2916 2500 2209 2500 2304 2601 2304 2704 2401 2209 2209 1296 3025 2500 2500 3025 1089 1369 3025 2025 2916 1849 3249 2304 2401 2809 2304 131807
Jadi dari tabel tersebut diatas dapat diketahui : ∑X= 2599 ∑Y=2617 ∑X2=131807 ∑y2=133.397
2304 2704 2304 2209 3025 3136 2916 2209 2916 2116 2401 2209 1156 2916 3364 3364 3481 1521 1681 3481 2209 2500 1936 2209 2025 2401 3364 2401 133397
2640 2808 2400 2209 2750 2688 2754 2400 2808 2303 2303 2209 1332 2970 2900 2900 3245 1287 1517 3245 2115 2700 1892 2679 2160 2401 3074 2352 132138
57
∑XY=132.138 Kemudian fdimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
Setelah data dianalisis menggunakan rumus product moment dan hasil dari penghitungan tersebut adalah rxy yang telah diketahui tersebut, perlu diadakan tes signifikansi, yaitu dengan dengan dikonsultasikan pada “tabel r Product Moment”.
58
Pada “tabel r product moment”, dengan nilai N= 52 diperoleh nilai r pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,279 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,361. Sebelum penulis membuat kesimpulan dari hasil nilai diatas, perlu kiranya diketahui rumusnya terlebih dahulu yaitu: -
rxy ≤ rtabel / r product moment maka H0 diterima.
-
rxy≥ rtabel/ r product moment maka H0 ditolak ,. Keterangan : H0 ( Hipotesis Nihil ), selalu berbunyi tidak ada korelasi/ pengaruh .
Dengan demikian setelah tahu rumusnya dan mengacu dari nilai diatas, ternyata rxy≥ rtabel, yaitu 0,745177 Sedang rxy≥ rtabel ditolak. Jadi dari analisis tersebut dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa ada korelasi positif yang
signifikan antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa, sehingga hipotesis yang penulis kemukakan yang berbunyi bahwa “Ada korelasi positif antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa di MTs Negeri Teras Boyolali.” Atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat religiusitas , maka semakin baik pula kedisiplinan siswa disekolah pada siswa MTs Negeri Teras Boyolali.
BAB V PENUTUP
59
A. KESIMPULAN. 1. Dari variabel X atau variabel pertama yaitu Tingkat Religiusitas, dapat diketahui dari hasil penelitian sebagai berikut: a. Untuk religiusitas siswa MTs Negeri Teras Boyolali kategori baik, yang mendapat nilai antara 53-62 sebanyak 19 siswa atau sebanyak 36,53 %. b. Untuk religiusitas siswa MTs Negeri Teras Boyolali kategori cukup, yang mendapat nilai antara 43-52 sebanyak 28 siswa atau sebanyak 53,84%. c. Untuk religiusitas siswa MTs Negeri Teras Boyolali kategori kurang, yang mendapat nilai antara 33-42 sebanyak 5 siswa atau sebanyak 9,615%. 2. Dari variabel Y atau variabel kedua yaitu Kedisiplinan siswa, dapat diketahui dari hasil penelitian sebagai berikut: a. Untuk kedisiplinan siswa MTs Negeri Teras Boyolali kategori baik, yang mendapat nilai antara 54-63 sebanyak 18 sisw atau sebanyak 36,538%. b. Untuk kedisplinan siswa MTs Negeri Teras Boyolali kategori cukup, yang mendapat nilai antara 44-53 sebanyak 28 siswa atau sebanyak 51,923%.
60
c. Untuk kedisiplinan siswa MTs Negeri Teras Boyolali kategori kurang, yang mendapat nilai antara 34-43 sebanyak 6 siswa atau sebanyak 11,53%. 3. Analisis data yang didapat
dari rumus product
moment
menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara variabel X atau Tingkat Religiusitas dengan Kedisiplinan Siswa di MTs Negeri Teras Boyolali Tahun 2010.
B. SARAN- SARAN Untuk mengembangkan wacana yang lebih kondusif sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian mengenai korelasi antara tingkat religiusitas dengan kedisiplinan siswa, maka peneliti ingin menyampaikan saran kepada komponen yang ada sebagai berikut: 1. Orang tua hendaknya memberikan pemahaman dan contoh yang baik mengenai agama, serta mengawasi kegiatan anak- anak yang berhubungan dengan religiusitas. 2. Pihak Sekolah hendaknya memberikan pemahaman religiusiats itu tidak hanya mengacu pada pelaksanaan ibadah tetapi juga dalam akhlak atau perbuatan siswa. Masyarakat hendaknya memberikan dukungan untuk kegiatan yang berhubungan dengan religiusitas serta memberi kesempatan kepada para remaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan religiusitas atau sikap keberagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok Djamaludin, Fuad Nashori Suroso, 1994.Psikologi Islami.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta Depdiknas,2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Emile. Durkheim. Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan,Trejemahan oleh Lukas Ginting.1990, Jakarta: Erlangga Gazalba, Sidi, 1969. Ilmu dan Islam.Jakarta:C.V.Mulya H Thouless, Robert , Pengantar Psikologi Agama,Terjemaham oleh Machnun Husein,1995, Jakarta: PT. Rja Grafindo Persada Hadeli, 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Quntum Teaching Hadi, Sutrisno.1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada http://starawaji.wordpress.com/2009/04/19/pengertian-kedisiplinan. diakses 21 juli 2010 Jalaluddin, 1996. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Jaya Jerry Wickof, Barbara c. Uneil, Disiplin Tanpa Teriakan atau Pukulan, Terjemahan oleh. Rita Wiryadi, 1994. Jakarta:Bina Rupa Aksara Muhaimin, Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Prenada Media. Jakarta. 2005 Poerwadarminto,W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 2006 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.2003. Jakarta:PT Kloang Klede Putra Timur.
ANGKET UNTUK SISWA Nama
:……………….
Kelas
:………..
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET: 1. Teliti dan perhatikan pertanyaan di bawah ini dan bacalah dengan seksama! 2. Jawablah dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, atau c yang adik anggap benar! 3. Jawaban adik tidak mempengaruhi nilai Raport! 4. Mohon dikerjakan dengan tenang, jujur, dan tidak terpengaruh oleh teman!
A.TINGKAT RELIGIUSITAS SISWA 1. Dalam sehari kita mempunyai kewajiban solat lima waktu, apakah adik selalu melaksanakan solat? a. Ya, saya selalu melaksanakan solat lima waktu. b. Kadang- kadang melaksanakan. c. Sering tidak melaksanakan. 2. Apakah adik selalu melaksanakan solat tepat pada waktunya? a. Ya, saya melaksanakan solat tepat waktu. b. Melaksanakan solat tepat waktu jika tidak ada halangan. c. Jarang melaksanakan solat tepat waktu. 3. Dalam melaksanakan solat lebih baik jika kita melaksanakannya dengan berjamaah, berapa kali adik melakasanakan solat dengan berjamaah? a. Lima kali dalam sehari. b. Tiga kali dalam sehari. c. Satu kali dalam sehari. 4. Jika adik bepergian jauh misalnnya sedang liburan, apakah adik selalu melaksanakan solat? a. Melaksanakan solat dengan menjamak atau meng-qashar. b. Melaksanakan solat jika tidak capek.
c. Meninggalkan solat. 5. Al- Quran adalah kitab suci umat islam, apakah adik rutin membacannya? a. Rutin membaca setiap hari. b. Membaca setiap malam jum’at c. Sering tidak membacanya. 6. Jika adik mendengar seseorang yang membaca Al-Qur’an, bagaimana sikap adik? a. Diam dan mendengarkan. b. Mendengarkan meskipun tidak sampai selesai. c. Diam saja atau membiarkan. 7. Salah satu rukun islam adalah puasa di bulan ramadhan, apakah adik selalu melaksanakannya? a. Ya, saya selalu berpuasa setiap bulan ramadhan. b. Melaksanakan jika tidak berhalangan. c. Melaksanakan tapi tidak penuh sebulan. 8. Jika adik sedang sakit atau berhalangan, sehingga puasanya tidak penuh, apa yang adik lakukan? a. Mengganti puasa di hari lain. b. Membayar fidyah. c. Tidak mengganti dan tidak membayar fidyah. 9. Pada saat kita berada di tempat umum jika kita bertemu dengan pengemis apa yang adik lakukan? a. Memberi meskipun tak seberapa. b. Kadang- kadang memberi. c. Membiarkan saja. 10. Jika ada orang tua teman adik ada yang meninggal apa yang adik lakukan? a. Takziyah, menghibur teman dan mendoakan. b. Takziyah saja. c. Mendo’akan saja. 11. Jika adik diminta iuran untuk menjenguk teman adik yang sedang sakit bagaimana sikap adik?
a. Memberi meskipun tak seberapa. b. Memberi jika punya. c. Tidak karena tidak punya. 12. Jika adik baru bertemu teman, apakah adik selalu mengucapkan salam? a. Ya, saya selalu mengucapkan salam. b. Kadang- kadang mengucapkan salam. c. Jarang mengucapkan salam jika bertemu. 13. Jika teman adik sedang sakit dan sudah lebih dari tiga hari, apa yang adik lakukan? a. Menjenguk dan mendoakan. b. Menjenguk. c. Mendoakan. 14. Jika orang tua adik sakit, apa yang adik lakukan? a. Merawat dan mendoakan. b. Merawat. c. Mendoakan. 15. Pada saat bapak/ ibu guru menutup pelajaran dengan salam apa yang adik lakukan? a. Menjawab salam. b. Menjawab dengan bercanda. c. Diam saja. 16. Jika adik dijalan dan bertemu dengan bapak/ ibu guru apa yang adik lakukan? a. Mengucapkan salam dan menghampirinya serta bersalaman. b. Mengucapkan salam saja. c. Diam saja atau menghindar. 17. Jika adik sedang menonton TV, dan adik disuruh orang tua adik untuk solat, bagaimana sikap adik? a. Taat dan langsung solat. b. Pergi solat tapi dengan perasaan kesal atau “Ndongkol”. c. Tetap nonton TV dan berkata nanti saja.
18. Dalam islam jika bermusuhan lebih dari tiga hari itu berdosa, jika sudah tiga hari adik bermusuhan dengan teman apa yang adik lakukan? a. Meminta maaf. b. Meminta maaf jika teman adik sudah meminta maaf duluan. c. Diam saja. 19. Jika adik berbuat salah dengan orang tua atau teman adik, apa yang akan adik lakukan? a. Langsung minta maaf. b. Minta maaf tetapi nanti c. Diam saja. 20. Pada saat adik bersama teman adik dan ternyata teman adik berbuat salah apa yang akan adik lakukan? a. Menegur dan memberi penjelasan bahwa itu salah. b. Kadang- kadang menegur. c. Membiarkan saja.
ANGKET UNTUK SISWA
B. KEDISIPLINAN DI SEKOLAH. 1. Dalam satu bulan, berapa kali adik tidak masuk sekolah? a. 1 kali. b. 3 kali. c. 5 kali. 2. Jam berapa adik tiba di sekolah jika sekolah masuk jam 7? a. Saya tiba di sekolah 10 menit sebelum jam 7. b. Saya tiba di sekolah 5 menit sebelum jam 7. c. Saya tiba di sekolah jam 7 tepat. 3. Apa yang adik lakukan setelah pulang sekolah? a. Langsung pulang ke rumah, tidak ada kegiatan di sekolah. b. Ke rumah teman untuk mengerjakan tugas. c. Jalan- jalan dan bermain dengan teman. 4. Apa yang adik lakukan ketika bapak/ ibu guru adik sedang memberikan keterangan atau penjelasan mengenai materi pelajaran? a. Mendengarkan dan memperhatikan. b. Mendengarkan tetapi tidak terlalu memperhatikan. c. Melakukan kegiatan lain. 5. Karena mengingat kemampuan seseorang terbatas, apakah adik selalau mencatat hal- hal yang diterangkan guru? a. Ya, saya mencatat yang diterangkan guru. b. Kadang-kadang mencatat c. Tidak mencatat.. 6. Membuat ihtisar atau ringkasan sangatlah penting untuk mengingat materi yang telah lalu, apakah adik selalu melakukan hal tersebut? a. Ya, selalu membuat ringkasan. b. Kadang- kadang. c. Tidak membuat ringkasan.
7. Jika adik diberi tugas oleh bapak/ ibu guru baik tugas individu atau kelompok, apakah adik selalu mengerjakan? a. Ya, selalu mengerjakan. b. Mengerjakan karena takut pada guru. c. Mengerjakan dengan bantuan teman. 8. Bagaimana sikap adik terhadap tugas yang diberikan guru tersebut, apakah adik mengerjakan sendiri? a. Ya, mengerjakan sendiri. b. Mengerjakan bersama teman. c. Meminta teman untuk mengerjakan. 9. Ketika proses belajar berlangsung, apabila adik ditanya oleh guru apakah adik selalu menjawab? a. Ya, selalu menjawab. b. Kadang- kadang menjawab. c. Diam saja karena takut salah. 10. Apabila ada keterangan dari bapak/ ibu guru yang belum dipahami, apa yang adik lakukan? a. Selalu bertanya hal- hal yang belum dipahami. b. Kadang- kadang bertanya. c. Diam saja. 11. Ketika waktu istirahat tiba apa yang adik lakukan? a. Saya pergunakan untuk istirahat dan belajar. b. Saya pergunakan untuk istirahat dan jajan. c. Saya pergunakan waktu istirahat untuk bermain sepuas- puasnya. 12. Ketika jam istirahat sudah habis apakah adik sudah berada di dalam kelas? a. Ya, saya sudah berada di dalam kelas dan mempersiapkan untuk pelajaran selanjutnya. b. Sudah berada di dalam kelas tetapi bermain dengan teman. c. Masih berada di luar kelas.
13. Di sekolah ada berbagai kegiatan ekstra kurikuler salah satunya adalah pramuka, apakah adik mengikutinya? a. Ya mengikuti. b. Mengikuti karena ada sanksi. c. Kadang- kadang mengikuti. 14. Ketika masuk sekolah apakah adik selalu berpakaian rapi? a. Ya, selalu berpakaian rapi. b. Kadang- kadang rapi. c. Sering tidak rapi. 15. Dalam berpakaian rapi, salah satunya bisa ditunjukkan dengan baju dimasukkan, apakah adik melakukan hal itu? a. Ya, selalu memasukkan baju. b. Memasukkan baju jika ada guru. c. Baju sering tidak saya masukkan 16. Ketika ada pergantian jam pelajaran dan belum waktunya istirahat, apa yang adik lakukan? a. Mempersiapkan pelajaran berikutnya. b. Istirahat atau ngobrol dengan teman. c. Kekamar mandi atau keluar kelas. 17. Jika ada bapak /ibu guru yang tidak bisa masuk ke kelas dan adik diberikan tugas, apa yang adik lakukan? a. Mengerjakan tugas di dalam kelas. b. Mengerjakan tugas di luar kelas. c. Mengerjakan di waktu lain. 18. Setiap hari senin di sekolah selalu ada kegiatan upacara, apakah adik selalu mengikutinya? a. Saya selalu mengikuti kegiatan upacara. b. Saya mengikuti meskipun terlambat. c. Saya jarang mengikuti kegiatan upacara.
19. Jika adik tidak bisa masuk sekolah karena sakit, apakah adik selalu membuat surat ijin? a. Orang tua mengijinkan ke sekolah. b. Membuat surat ijin. c. Ijin lewat teman. 20. Ketika adik ditegur oleh bapak/ ibu guru karena tidak mematuhi peraturan, bagaimana sikap adik? a. Mendengarkan, memperhatikan dan mengerjakan. b. Mendengarkan dan memperhatikan. c. Diam saja.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Tri Widyastuti
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Boyolali, 16 Oktober 1988
Agama
: Islam
Alamat
: Kapurancak, RT 01/RW 04, Kopen, Teras, Boyolali (57372)
Ayah
: Sukirman
Ibu
: Suwarti
Pendidikan
: 1. STAIN Salatiga, Masuk Tahun 2006 2. MAN 1 Boyolali, Lulus Tahun 2006 3. MTs N Teras, Lulus Tahun 2003 4. MI Kopen, Lulus Tahun 2000
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Boyolali, 13 Agustus 2010 Hormat saya,
( Tri Widyastuti)