KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF AQIDAH AKHLAK DENGAN AKHLAK KEPADA ORANG TUA SISWA MTs DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) dalam Ilmu Tarbiyah Dan keguruan Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh NAMA : BAROKATUS SHOLIHAH NIM : 131310001757
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
i
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 7 (Tujuh) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi. a.n sdri : BAROKATUS SHOLIHAH
Kepada: Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara. Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: BAROKATUS SHOLIHAH
Nim
: 131310001757
Program
: Pendidikan Agama Islam
Judul skripsi
: KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF AQIDAH
AKHLAK
ORANG
TUA
DENGAN
SISWA
MTs
AKHLAK
KEPADA
DARUL
HIKMAH
MENGANTI KEDUNG JEPARATAHUN PELAJARAN 2014/2015 Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan. Dan atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pembimbing
H. Nur Khoiri, M.Ag
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
﴾٢٣ : ﴿اﻻءﺳﺮاء Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S . Al Isra :23)1
Persembahan: Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1.
Kedua orang tuaku tercinta
2.
Suami dan anakku tersayang
3.
Rekan-rekan Mahasiswa UNISNU Jepara
4.
Segenap
insan
yang
haus
akan
ilmu
pengetahuan yang setia
1
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : Surya Cipta Aksara. 1989) hlm.421
iv
ABSTRAK
Barokatus Sholihah (131310001757). Korelasi Antara Hasil Belajar Kognitif Aqidah Akhlak dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jeparatahun Pelajaran 2014/2015: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara 2015. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menguraikan Hasil Belajar kognitif Aqidah Akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, 2)Untuk menjelaskan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, 3) Untuk mengetahui Korelasi Antara Hasil Belajar kognitif Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Penelitian ini mengunakan metode survei field research dengan teknik Analis statistik. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 30 responden yaitu siswa Madrasah Darul Hikmah Mengati Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data menggunakan angket, yaitu teknik atau alat pengumpul data yang berupa sejumlah soal tertulis yang dijawab secara tertulis pula oleh responden. Metode angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar Aqidah Akhlaq Siswa sebagai variabel X dan angket yang satu digunakan mengetahui Akhlaq Siswa kepada orang tua sebagai variabel Y. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan analisis pendahuluan dengan mencari nilai meannya. Pengujian hipotesis peneliti menggunakan product moment. Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa: 1) Hasil Belajar Kognitif Aqidah Akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah cukup baik yaitu : 81,2 karena terletak antara 75-¬90 berkategori cukup baik, 2)Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, adalah cukup baik, yaitu 107,7 karena terletak antara 100 – 125 maka berkategori sangat baik, 3) Dari analisis uji hipotesis Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, diperoleh hasil ro atau r observasi dengan nilai 0,553 dan pada taraf 5% dengan nilai 0,361 dan juga pada taraf 1% dengan nilai: 0,463. Maka dapat disimpulkan bahwa ro lebih besar dari pada r tabel, ini berarti benarbenar ada korelasi yang signifikan antara Hasil Belajar Kognitif Aqidah Akhlaq dengan Akhlaq Siswa Kepada Orang Tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Jadi hipotesa dapat diterima kebenaranya karena Ho lebih besar dari pada Ha dengan nilai 0,553 > 0,361 dan 0,463. Dari kriteria tersebut, maka koefisien korelasi sebesar 0,553 termasuk dalam kategori korelasi cukup. Artinya hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlaq berkorelasi cukup terhadap Akhlaq Siswa Kepada Orang Tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.
v
DEKLARASI
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jepara, Maret 2015
Barokatus Sholihah
vi
KATA PENGANTAR
ِﺑِﺴْﻢِ ﷲِ اﻟّ َﺮ ﺣْ َﻤ ِﻦ اﻟّ َﺮﺣِ ﯿﻢ Segala puji hanya bagi Allah pemelihara seluruh Alam, limpahan sholawat dan salam-mu dengan tiada henti keharibaan Nabi Muhammad SAW. Rasul mulia yang diharapkan Syafa’at-Nya di akhir zaman. Hanya karena pertolongan dan hidayah-mu Yaa Allah penulis skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr.H.Muhtarom HM, Rektor UNISNU Jepara 2. Bapak Drs. H. Ahirin Ali, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 3. Bapak H. Nur Khoiri, M.Ag sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu serta ketabahan dan kesabarannya dalam membimbing dan memberi petunjuk sehingga penulis skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik 3. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang dengan ikhlas penuh kesabaran dalam mendidik serta memberikan pengajaran kepada penulis sampai selesainya tugas studi 4. Bapak Kepala MTs Darul Hikmah Menganti Kedung
Jepara yang telah
memberikan ijin penelitian 5. Kedua orang tuaku dan suamiku tercinta yang telah mendukung penulisan skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik 6. Semua sahabat dan rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah rela membantu peneliti dalam menyusun skripsi.
vii
Untuk semuanya penulis tidak dapat membalas segala bantuanya, hanya dapat memohon kepada Allah SWT semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan balasan yang sebaik-baiknya. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kepada para pembaca kritik dan saran sangat diharapkan, Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi semua pihak.
Jepara, 24 Maret 2015
Peneliti
Barokatus Sholihah
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Berdasarkan SKB menteri Agama dan mentri Pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 0543 b / U / 1987 Tertanggal 22 Mei 1988 A. Konsonan Tunggal HURUF ARAB
NAMA
HURUF LATIN
KETERANGAN
ا
Alif
-
Tidak dilambangkan
ب
Ba’
B
-
ت
Ta’
T
-
ث
Sa
S
S dengan titik di atas
ج
Jim
J
-
ح
Ha’
H
H dengan titik dibawah
خ
Kha’
Kh
-
د
Dal
D
-
ذ
Zal
Z
z dengan titik di atas
ر
Ra’
R
-
ز
Za’
Z
-
س
Sin
S
-
ش
syin
Sy
-
ص
Sad
S
S dengan titik di bawah
ض
Ada
d D dengan titik dibawah
ix
HURUF ARAB
NAMA
HURUF
KETERANGAN
LATIN
ط
t
T
t dengan titik dibawah
ظ
Za’
Z
z dengan titik dibawah
ع
‘ain
-
-
غ
gain
G
-
ف
Fa’
F
-
ق
qaf
Q
-
ك
kaf
K
-
ل
lam
L
-
م
mim
M
-
ن
nun
N
-
و
waw
W
-
ه
Ha’
H
-
ء
hamzah
-
ي
Ya’
Y
Ta’
h
ة ...ة
Koma lurus miring (tidak untuk awal kata) dibaca ah ketika mauquf
marbutah Ta’ marbutah
t/h
dibaca ah/at ketika mauquf
x
B. Vokal Pendek ARAB
LATIN
KETERANGAN
CONTOH
-
A
Bunyi fatkha pendek
اﻗﻞ
-
I
Bunyi kasrah pendek
ﺳﻠﯿﻢ
-
U
Bunyi dammah pendek
اﺣﺪ
C. Vokal Panjang ARAB
LATIN
KETERANGAN
CONTOH
غـــــــﺎ
A
Bunyi fatkha panjang
ﻛﺎن
ﻓــــــﻰ
I
Bunyi kasrah panjang
ﯾﺒﻨﻰ
ﻗـــــﻮ
U
Bunyi dammah panjang
ﻛﻮ ﻧﻮ
D. Vokal Diftong ARAB
LATIN
KETERANGAN
CONTOH
ﻗـــــ َﻮ
Aw
Bunyi fatkha diikuti waw
ﻣﻮز
ﻓـ َﻲ
Ai
Bunyi fatkha diikuti ya
ﻛﯿﺪ
E. Pembauran Kata Sandang Tertentu ARAB
LATIN
ﻖ َ اﻟ اﻟﺶﱠ
I
واﻟﻢ ُواﻟﺖﱠ
U
KETERANGAN
CONTOH
Bunyi al Qamariyah Bunyi al syamsiyyah dengan / (el) diganti huruf berikutnya Bunyi al Q amariyah / al syamsiyyah diawali huruf hidup, maka tidak terbaca mandiriﭑ
اﻟﻘﻤﺮ
ب ِ ﺼ َﻮا وﷲُ اَ ْﻋﻠَ ُﻢ ِﺑﺎ ﻟ ﱠ xi
اﻟﺸﻤﺴﯿﺔ واﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ واﻟﺘﺮ ﺑﯿﺔ
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i HALAMAN NOTA PEMBIMBING..................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................iv ABSTRAK ..........................................................................................................v HALAMAN DEKLARASI................................................................................vi HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................vii HALAMAN TRANSLITERASI .......................................................................ix HALAMAN DAFTAR ISI ...............................................................................xii HALAMAN TABEL .......................................................................................xiv HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1 B. Penegasan Istilah ...............................................................................5 C. Rumusan Masalah ..............................................................................7 D. Tujuan Penelitian ...............................................................................7 E. Manfaat Penelitian ..............................................................................8 F. Sistematika Penulisan .........................................................................9 BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar Kognitif Akidah Akhlak ............................................11 1. Pengertian Hasil Belajar Akidah Akhlak ....................................11 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kognitif ...........17 3. Karakteristik mata pelajaran akidah-akhlak ..............................18 4. Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Konteks Pembelajaran Kognitif ......................................................................................20 B. Akhlak Siswa Terhadap Orang Tua ................................................21 1. Pengertian Akhlak ......................................................................21 2. Pengertian Orang Tua .................................................................23
xii
3. Macam-macam akhlak ................................................................24 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak ...............27 C. Korelasi antara hasil belajar kognitif dengan akhlak siswa kepada orang tua .........................................................................................31 D. Penelitian yang relevan ..................................................................36 E. Pengajuan hipotesis .........................................................................39
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................................40 B. Populasi penelitian, sampel dan pengambilan sampel......................41 C. Variabel dan Indikator Penelitian .....................................................42 D. Teknik Pengumpulan data ................................................................43 E. Teknik Analisis Data ........................................................................45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data hasil penelitian ........................................................47 1. Data tentang hasil belajar kognitif akidah-akhlak siswa MTs Darul HIkmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 20014/2015 ................................................................................47 2. Data tentang akhlak kepada orang tua siswa MTs Darul HIkmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 20014/2015 .....................................................................................................50 B. Pegujian Hipotesis ............................................................................56 C. Pembahasan ......................................................................................58 D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................61
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ......................................................................................63 B. Saran ................................................................................................64 C. Kata Penutup ....................................................................................65
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1
Daftar populasi penelitian...…......................................…………………
41
3.1
Daftar sampel penelitian ...........................................................................
42
Hasil Belajar Kognitif Akidah-Akhlak Siswa Mts Darul Hikmah 4.1
Menganti
Kedung
Jepara
Tahun
Pelajaran
2014/2015……………………………......................................................
48
Nilai Rata-Rata Hasil Belajarkognitif Akidah-Akhlak Siswa Mts Darul 4.2
4.3 4.4
Hikmah
Menganti
Kedung
Jepara
Tahun
Pelajaran
2014/2015..............................................................................................…
49
Nilai Kualitas Prestasi Belajar Kognitif Akidah-Akhlak......................
50
Akhlak kepada orang tua siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015...........................................................
51
Distribusi Frekwensi Nilai Rata-Rata Akhlak Kepada Orang Tua Siswa 4.5
4.6
MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015…........................................................................................…..
53
Nilai interval akhlak kepada orang tua siswa…............................…..
56
Tabel Kerja Korelasi Antara Hasil Belajarakidah-Akhlak 4.7
4.8
Dengan
Akhlak Kepada Orang Tua Siswa Mts Darul Hikmah Menganti Kedung Jeparatahun Pelajaran 2014/2015..................................................….…...
56
Penafsiran Besarnya Koefisien Korelasi..................................…..…......
61
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Daftar angket penelitian ………………………………………
68
2
Data hasil belajar kognitif ………………………………………
71
3
Olah data angket tentang akhlak siswa kepada orang tua ………
72
4
Hitungan statistic ..................................…………………….…...
73
5
Table Product Moment ……………………………………..…..
74
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Orang tua terutama ibu adalah seseorang yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang dan tak ada seorangpun yang memungkiri akan begitu besarnya jasa-jasa ibu dalam hidup manusia. Karena semenjak awal bulan kehamilan dan menjelang kelahiranya seorang anak dijaga keselamatan dengan taruhan nyawa. Dan karena itulah Allah mewasiatkan kepada seluruh manusia agar berbuat baik kepada orang tua. Firman Surat Al-Luqman : 14
(١٤
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS.Luqman:14).1 Perintah Allah tersebut akan menjadi suatu hal yang mudah dilakukan bila dilakukan dengan disiplin secara turun temurun, proses estafet dari generasi kegenerasi tentang pendidikan moral Islam moral mulia dilakukan dengan baik. Seorang tua diperintah untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang mulia, sehingga dapat memuliakan orang tuanya. Terputusnya estafet
1
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : Surya Cipta Aksara. 1989) hlm.654
1
2
pendidikan Islam akan memutus rantai kebahagiaan dan keindahan dalam hidup berkeluarga.2 Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia sebagai makhluk pengembang tugas kekholifahan di bumi akan menjadi dinamis dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan merupakan instrumen atau alat yang penting untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu sebagai makhluk yang harus dididik, makhluk yang dapat dididik dan makhluk yang dapat mendidik. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.3 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana berupa bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki keperibadian muslim, Dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan psiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan. Perkembangan sosial dan tingkah laku anak dimulai dari usia anak-anak sampai dewasa ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga, ia makin mendekatkan diri pada orang-orang lain. Meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai
2
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/akhlak-anak-terhadap-orang-tua-dan.html, diunduh tgl.28/10/2014 3 Irwanto, Psikologi Umum. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), hlm. 105
3
Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai Hasil belajar. Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Tetapi sebagian orang beranggapan
bahwa
belajar
adalah
semata-mata
mengumpulkan
atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. 4 Dan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar oleh siswa dan guru pada intinya bermuara pada usaha mencapai tujuan belajar itu sendiri. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Akidah Akhlaq. Pendidikan agama Islam merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Hal ini senada dengan pernyataan Muh Atiyah Al Abrasy dalam bukunya At tarbiyatul Islamiyah Falasifatuha yang berisi : “ Orang yang mendalami Islam akan melihat bahwa tujuan yang tertinggi adalah membentuk akhlak dan pendidikan rohani, setiap pelajar harus menyebutkan soal moral, setiap guru
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 89
4
haruslah orang yang bermoral, dan setiap pendidik haruslah mengutamakan moral agama dari yang lain.5 Tujuan pembelajaran Akidah Akhlaq di MTs adalah menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul Karimah dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Menganti Kedunng Jepara, Meskipun guru sudah berusaha menciptakan proses belajar mengajar mata pelajaran akidah akhlak yang baik agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan, yaitu terciptanya perubahan tingkah laku siswa yang sesuai dengan materi akidah akhlak. Namun hasilnya belum tentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti memandang perlu melakukan penelitian tentang “Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”
5
Abu Ahmadi, dkk, Ilmu Pendidikan ( Jakarta, Rineka Cipta, 2001 ) hlm. 111
5
B.Penegasan Istilah Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Pengertian Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak a. Korelasi menurut Gay seperti yang dikutif oleh Nur Khoiri, M.Ag dalam bukunya yang berjudul Model dan jenis dalam penelitian menyatakan Correlational research is a study that involves collecting data to determine what whether and to what degree a relationship exist between two or more quantifiable variable (gay, 1982:430) penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih .6 b. Hasil belajar kognitif ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.7 Belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relative lama dan merupakan hasil pengalaman.8 Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), yang menyangkut Pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesis (syntesis), Penilaian / penghargaan / evaluasi (evaluation).9 c. Aqidah-Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
6
Nur Khoiri, Model dan Jenis dalam Penelitian, (Jepara: INISNU, 2010), hlm. 28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 22 8 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.38-39 9 http://abazariant.blogspot.com/definisi-kognitif-afektif-dan-psikomotor.html 7
6
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 10 2. Akhlaq siswa kepada Orang Tua a. Akhlak adalah sifat yang terpatri dalam jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenungkan terlebnih dahulu.11 b. Siswa ialah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar. 12 c. Orang tua adalah Bapak, Ibu yang melahirkan” 13 Orang tua adalah sebagai pembimbing dan pengabdi anak-anak artinya orang tua harus selalu siap memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak dalam pertumbuhanya. 14 Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa adalah hubungan yang timbal balik antara proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam upaya menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, 10
Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta : Dirjen Binbaga Islam, 2004),
hlm. 1 11
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 28. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm 1363 13 Arifin, Hubungan Timabal Balik Pendidikan Agama Islam Dilingkungan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang , 2002), hlm. 7 14 Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Didaktik metodik PBM, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000) , hlm 12. 12
7
latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan yang relatif tetap dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari siswa kepada bapak, ibu yang melahirkan. C. Rumusan Masalah . Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Apakah Terdapat Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? D. Tujuan penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguraikan Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Untuk menjelaskan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 3. Untuk mengetahui Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
8
E. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis. a. Dapat menjelaskan Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 b. Dapat mendiskripsikan
Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul
Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 c. Dapat mengetahui Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Jika hasil penelitian ini positif (Hasil
belajar
Kognitif Aqidah
akhlak dapat meningkatkan akhlak siswa kepada orang tua), maka dapat memotifasi siswa untuk mentaati saran, bimbingan dan nasehat orang tua b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk memberikan pembinaan dalam porses pembelajaran disekolah . c. Bagi Kepala Madrasah Dengan berpedoman pada hasil penelitian ini, kepala Madrasah dapat memberi dorongan kepada dewan Guru guru, wali murid dan tokoh masyarakat untuk memperhatikan pendidikan siswa-siswanya.
9
F. Sistematika Penulisan. Didalam penulisan skripsi ini peneliti membagi ke dalam tiga bagian yaitu : 1. Bagian Muka . Pada bagian ini akan dimuat beberapa halaman, diantaranya adalah halaman judul, halaman persembahan, halaman motto, halaman pengesahan, halaman nota pembimbing, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian Isi. Pada bagian ini memuat lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Didalam bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Kajian pustaka dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Dalam bab ini berisi Sub bab A membahas tentang Hasil belajar Kognitif Aqidah-akhlak yang meliputi: Pengertian Hasil
belajar
Kognitif Aqidah-akhlak, Karakteristik Mata Pelajaran Akidah Akhlak, Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Konteks Pembelajaran Kognitif, Sub bab B berisi tentang akhlak kepada orang tua yang meliputi: Pengertian akhlak, faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa kepada orang tua, Pembentukan Akhlak, Pembinaan Akhlak, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak.
10
Dan sub bab C berisi tentang korelasi antara Hasil belajar Kognitif Aqidah -akhlak terhadap akhlak siswa kepada orang tua. pada sub bab D berisi tentang Penelitian yang relevan, dan pada sub bab E berisi tentang hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab ini menerangkan langkah-langkah dalam penelitian agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis dan terarah, meliputi: Pada bab ini akan diuraikan mengenai Jenis dan Pendekatan Penelitian, Populasi penelitian, sampel dan pengambilan sampel, Variabel dan
Indikator Penelitian, Teknik
Pengumpulan data,
Teknik Analisis Data BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Deskripsi data, penyajian data, pembahasan hasil penelitian yang berisi: Deskripsi Data Hasil Penelitian, Pegujian Hipotesis, Keterbatasan Penelitian.
BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan, penutup dan saran-saran. 3. Bagian akhir. Pada bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar Kognitif Akidah AKhlak 1. Pengertian hasil belajar kognitif akidah-akhlak Untuk mendapat pengertian yang objektif tentang belajar kognitif terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Namun dimaksud kognitif disini adalah salah satu domain /wilayah ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.10 Berikutnya
adalah
pengertian
belajar
menurut
beberapa
ahli
pendidikan: a. Witherington yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata belajar merupakan perubahan kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.11 b. James O. Wittaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.12 10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), hlm.66 11 Nana Syaodih Sukmadina, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 155 12 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm.104
11
12
c. Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal seperti; kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar, respons si pelajar dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.13 Belajar itu merupakan perubahan tingkahlaku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.14 Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Menurut Hilgrat belajar merupakan proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.15 Dari beberapa pandangan para ahli di atas, maka jelaslah bahwa belajar kognitif merupakan suatu proses kegiatan yang berkenaan dengan perubahan dalam pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Perubahan
tersebut yang dimaksud di
sini
adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, dapat diukur, dan bersifat
13
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
hlm.9 14
Sardiman. AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta. PT Rajawali Pers, 2009), hlm. 20 15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.156
13
spesifik. Jadi, orang atau siswa dapat dikatakan belajar bila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relative lama dan merupakan hasil pengalaman.16 Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
siswa
penting
diketahui
oleh
guru,
agar
guru
dapat
merancang/mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. 17 Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis mengorganisasikan,
merencanakan,
membentuk
bangunan
baru),
dan
evaluation (menilai). Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-
16
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.38-39 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.5 17
14
routune, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.18 Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 19 Sedangkan Dimyati dan Mudjiono menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan capaian siswa dalam evaluasi yang diadakan setelah kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan nilai.20 Sudjana Hasil yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut: a. Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsif pada diri siswa. Motivasi intrinsif adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dan dalam diri siswa itu sendiri, siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan siswa akan berjuang lebih keras lagi utuk memperbaikinya, sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang telah dicapainya. b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya siswa tahu kemampuan dirinya dan percaya siapa punya potensi yang tak kalah dari orang lain apabila siswa berusaha sebagaimana harusnya. Siswa juga yakin tidak ada sesuatu yang tidak dapat dicapai bila siswa berusaha sesuai dengan kesanggupannya.
18
Agus Suprijono, Cooperative, hlm.6-7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.22 20 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) hlm. 200 19
15
c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi diri siswa, seperti makan tahan lama dilihatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri serta dapat mengembangkan kreativitas. d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif atau sikap yang apresiasif, serta ranah psikomotorik, ketrampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah afektifnya dan psikomotorik diperolehnya sebagai efek samping yang tidak dilaksanakan dalam pembelajaran. e. Keterampilan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menerima hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dari usaha belajarnya.21 Arikunto menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor psikologis dan jasmaniah. Yang dikategorikan faktor jasmaniah anatra lain: kelelahan, motivasi. suasana hati dan kebiasaan belajar.
21
Nana Sudjana, Penilaian, hlm.56-57
16
b. Faktor yang berasal dari luar individu (eksternal) dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor manusia dan manusia, seperti alam, hewan, dan lingkungan fisik.22 Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.23 Setiap keberhasilan belajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai. Akibat dari belajar dapat diketahui dengan memperhatikan hasil belajar. Keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran dalam mencapai tujuan pengajaran dapat diwujudkan dengan nilai. Benyamin S. Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: 1) Ranah kognitif (cognitive domain) yang mencakup ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) Ranah afektif
(affective
domain)
yang mencakup
penerimaan,
penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup. 3) Ranah psikomotorik (psychomotoric domain) yang mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan biasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas. 24 Belajar ialah berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan)
25
. Sedangkan pengertian
belajar menurut para ahli psikologi adalah sebagai berikut:
22
Suharsini Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 26 23 Chatarina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT. UNNES Press., 2004), hlm. 4. 24 Chatarina Tri Anni, Op.cit, hlm. 6.
17
Aqidah dan Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan Aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.26 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat peneliti
simpulkan
bahwa Hasil Belajar Aqidah Akhlak adalah perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar berlaku dalam merubahan tingkah laku yang relatif tetap melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan dalam mengimani Allah dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Kognitif Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh) 25
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdiknas , 2008), hlm.24 26 Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta : Dirjen Binbaga Islam), hlm.i
18
2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) 3) Faktor kelelahan b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: 1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan) 2) Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah 3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).27 3. Karakteristik Mata Pelajaran Akidah Akhlak Karakteristik mata pelajaran Akidah Akhlak dimaksudkan adalah ciriciri khas mata pelajaran tersebut jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainya dalam lingkup pendidikan agama islam. Untuk menggali Karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan ruang lingkup mata pelajaran tersebut, serta tujuan atau orientasinya. Dari beberapa uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa secara umum Karakteristik mata pelajaran Aqidah Akhlak lebih menekankan pada 27
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 54-72
19
pengetahuan, pemahaman dan pengahayatan siswa terhadap keyakinan(iman) serta perwujudan keyakinan(iman) dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan maupun amal perbuatan, dalam berbagai aspek kehidupannya seharihari. Didalam GBPP Mata Pelajaran Aqidah Akhlak kurikulum Madrasah Tsanawiyah telah dijelaskan mengenai fungsi, tujuan,dan ruang lingkupnya, sebagai berikut: a. Mata
pelajaran
Aqidah
Akhlak
kurikulum
Madrasah
Tsanawiyah
berfungsi:(1) pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan kelurga, (2) perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari; (3) pencegahan, yaitu menjaga hal-hal negatif dari lingkungan atau dari budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangannya demi menuju manusia Indonesia seutuhnya; dan (4) pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan Akhlak. b. Mata pelajaran akidah Akhlak bertujuan agar: (1) siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan akan hal-hal yang harus didimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.(2) siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan Akhlak yang baik dan menjahui Akhlak yang buruk, baik dalam hubungan dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesame manusia, maupun dengan alam lingkungan, dan (3) siswa memperoleh bekal
20
tentang akidah dan Akhlak untuk melanjutkan pelajaran kejenjang pendidikan menegah. c. Ruang lingkup mata pelajaran aqidah Akhlak secara garis besar berisi materi pokok sebagai berikut: (1) hubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya (Allah SWT) mencakup segi aqidah, yang meliputi iman kepada allah, malaikat-malaikat allah, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan qodla dan qodar, (2) hubungan horizontal antara manusia dengan manusia yang meliputi: Akhlak dalam pergaulan hidup sesame manusia, kewajiban membiasakan akhlak yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjahui akhlak yang buruk, (3) hubungan manusia dengan lingkungannya, yang meliputi: akhlak manusia terhadap lingkungannya, baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan. 28 4. Pembelajaran Aqidah-Akhlak Dalam Konteks Perkembangan Kognitif Setiap apa yang dikerjakan atau diputuskan dan dilakukan oleh seseorang, sadar atau tidak sadar didasarkan pada kepercayaan atau keyakinan, pandangan dan sikap hidup atau nilai yang selama ini dianutnya. Dalam konteks pendidikan agama Islam
di sekolah/madrasah, masalah tersebut
menjadi pokok bahasan mata pelajaran aqidah-akhlak. Partadireja seperti yang dikutif oleh muhaimin dalam bukunya Wacana Pengembangan Pendidikan Islam menyatakan bahwa: secara umum sistem pendidikan Indonesia diharapkan menghasilkan manusia yang
28
Ibid, hlm. 308-311
21
disamping cerdas dan terampil juga mempunyai sikap moral yang luhur, tujuan pendidikan moral tersebut dapat dicapai dengan peningkatan kualitas penalaran.
Dalam
konteks
peningkatan
penigkatan
kualitas
sikap
keberagamaan kesadaran relegius diperlukan 3 aspek yaitu: akal, hati dan fisik, yang secara berbarengan mengambil bagian dan peran secara aktif. 29 B. Akhlak Siswa Terhadap Orang Tua 1. Pengertian Akhlak Sebelum sampai pada pengertian akhlak lebih dahulu perlu diketahui bahwa kata akhlak itu bentuk jamak dari kata “Al-Khuluku”, dan kata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata “al-Khalku” yang bermakna “Kejadian”. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja “Khalaka” yang mempunyai arti “menjadikan”. dari kata “Khalaka” inilah timbul bermacam-macam kata seperti: Al-khuluku yang mempunyai makna “Budi Pekerti”. Al-khalku mempunyai makna ” Kejadian”. Al-khalik bermakna “Tuhan Pencipta Alam” Makhluk mempunyai arti “segala sesuatu yang diciptakan tuhan”. Dalam kitab “Al-Mursyid Al-Amin Ila Mauidhah AlMu’minin”, terdapat kalimat yang menjelaskan perbedaaan antara kata alkhalku dengan kata al-khuluku sebagai berikut: Dikatakan: “Fulan itu baik kejadiannya dan baik budi pekertinya”. Maksudnya baik lahir dan batinnya. Yang dimaksud ”Baik Lahir” yaitu baik rupa atau rupawan, sedang yang dimaksud “Baik Batin” yaitu sifat-sifat kebaikan (terpuji) mengalahkan atas sifat-sifat tercela”. Dari uraian di atas jelas bahwa “Al-khalku” mengandung
29
Ibid, hlm. 311-312
22
arti kejadian yang bersifat lahiriyah, seperti wajah yang bagus atau jelek. ” Alkhuluku” atau jamak “Akhlak” mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah, seperti sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat yang tercela Secara etimologis Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berartti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Menurut Imam Gozali seperti yang dikutif oleh Anwar Masy’ari Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 30 Khalil Al-Musawi akhlak ialah: kaidah-kaidah ilmiah untuk menata dan mengatur perilaku manusia.31 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan 32. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata itu tidak ditemukan dalam al-quran.Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam al-Quran surat al-Qalam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsideran pengangkatan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul. 33 Islam memandang akhlak sebagian dari Iman atau sebagian dari buahnya yang matang.
﴾٤ : اﯾﺔ: ﴿ اﻟﻘﻠم 30
Anwar Masy’ari., Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), hlm. 1-2 Khalil Al-Musawi, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1998), hlm. 91 32 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Off.Cit, hlm.28 33 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 253 31
23
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. AlQalam: 4).34 Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadist-hadist Nabi SAW. dan salah satunya yang paling populer adalah :
﴾ اﻧﱠﻤَﺎ ﺑُ ِﻌﺜْﺖُ ِﻻ ُء ﺗَ ِﻤ َﻢ ﻣَﻜﺎ َ ِر َم ْاﻻَ ﺧْ ﻠَﻖِ﴿رواه اﻟﺒﯿﮭﻘﻰ "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".35 Bertitik tolak dari pengertian bahasa diatas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam. Dan bahwa firman Allah berikut ini dapat menjadi salah satu argumen keanekaragaman tersebut. ﴾ ٤ : ﴿اﻟّﯿﻞ
Sesungguhnya usaha kamu (hai manusia) pasti amat beragam” (Q.S. Al-lail:4).36 2. Pengertian Orang Tua . Dalam Kamus besar bahasa Indonesia
disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan orang tua adalah ayah Ibu atau orang yang dihormati di kampung, tetua. 37 Orang tua adalah bapak, ibu yang melahirkan” 38 orang tua adalah sebagai pembimbing dan pengabdi anak-anak artinya orang tua harus selalu
34
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), hlm. 960 35 Imam Malik, Al-Muwatha, Juz. 14,(Beirut: Daarul Fikr, 1980), hlm. 132 36 Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara , 1989), hlm.1067 37 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm .1022 38 Arifin, hubungan timabal balik pendidikan agama islam dilingkungan keluarga, jakarta: bulan bintang , 1976. hlm. 7
24
siap
sedia
memenuhi
kebutuhan
jasmani
dan
rohani
anak
dalam
pertumbuhanya. 39 Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu ) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali. Sehingga diambil kesimpulan bahwa Akhlak siswa terhadap orang tua adalah perbuatan-perbuatan yang di lakukan siswa dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan kepada ayah dan ibu atau walinya dalam suatu aktivitas. 3. Macam-Macam Akhlak Akhlak terbagi menjadi 2 macam, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. a. Akhlak Mahmudah Macam-macam akhlak mahmudah adalah: 1) Bersifat baik 2) Bersifat benar Benar ialah memberitahukan (menyatakan) sesuatu yang sesuai dengan apa-apa yang terjadi. 3) Bersifat amanah Amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran. 4) Bersifat adil 39
Tim dosen IKIP Malang, Pengantar Didaktik Metodik PBM, (Jakarta, Rajawali Pers, 1990) , hlm 12.
25
Sesuatu bisa dikatakan adil apabila seseorang mengambil haknya dengan cara yang benar atau memerikan hak orang lain tanpa mengurangi haknya. 5) Bersifat kasih sayang Pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman) adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada makhluk-Nya. Ruang lingkup ar-rahman dapat diutarakan dalam beberapa tingkatan, yaitu: a) Kasih sayang dalam lingkungan keluarga b) Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan masyarakat c) Kasih sayang dalam lingkungan bangsa d) Kasih sayang dalam lingkungan keagamaa 6) Bersifat hormat Hormat (al-iqtishad) ialah mengguanakan segala sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu, dan tenaga menurut ukuran keperluan. Mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan. g) Bersifat berani Berani bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya. 7) Bersifat kuat Kuat termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul karimah yaitu kekuatan pribadi manusia yang meliputi kekuatan fisik dan jasmani, kekuatan jiwa dan akal.
26
8) Bersifat malu Malu adalah malu terhadap Allah dan malu kepada dirinya sendiri apabila melanggar peraturan=peraturan Allah. 9) Menjaga kesucian diri Menjaga kesucian diri adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan perbuatan keji lainnya. Hal ini dapat dilakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk. 10) Menepati janji Janji ialah suatu ketetapan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesuatu ketetapannya. b. Macam-macam akhlak mazmumah 1) Sifat dengki Dengki menurut bahasa (etimologi) berarti menaruh perasaan marah karena sesuatu yang amat sangat kepada kekurangan orang lain. 2) Sifat iri hati Iri berarti merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain beruntung, cemburu dengan keberuntungan orang lain, tidak rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan. 3) Sifat angkuh Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari orang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan lebih beruntung dari yang lainnya.
27
4) Sifat riya Riya yaitu berbuat amal karena didasarkan ingin mendapat pujian dari orang lain, agar dipercayai orang lain, agar ia dicintai orang lain, karena ingin dilihat orang lain.40 c. Macam-macam akhlak terhadap orang tua 1) Adanya penjagaan dan perhatian 2) Adanya kasih sayang 3) Adanya ketaatan dan penghormatan 4) Adanya solidaritas dengan orang tua .41 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa Dalam pembinaan akhlak siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a. Lingkungan keluarga Pada dasarnya masjid, sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya itu menerima anak-anak setelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orang tuanya. Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan al-quran dan sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah halhal berikut: 40
41
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 112-113
28
1) Mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga. 2) Mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis. 3) Mewujudkan sunnah Rasulallah saw. 4) Memenuhi kebutuhan cinta-kasih anak-anak. Naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaaan manusia dan binatang. Allah menjadikan naluri itu sebagai salah satu landasan kehidupan alamiah, psikologis, dan sosial mayoritas makhluk hidup. 5) Menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan penyimpanganpenyimpangan.42 Keluarga merupakan masyarakat alamiah, disitulah pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya. Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dimana keduanya (ayah dan ibu) mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya, oleh karema itu ia meniru perangai ibunya, karena ibunyalah yang pertama dikenal oleh anaknya dan sekaligus menjadi temannya yang pertama yang dipercayai. Disamping ibunya, ayah juga mempunyai pengaruh yang mana besar terhadap perkembangan akhlak anak, dimata anak, ayah merupakan seseorang yang tertinggi dan terpandai diantara orang- orang yang di kenal dalam lingkungan keluarga, oleh karena ayah melakukan pekerjaan sehari-hari berpengaruh gara pekerjaan anaknya. 42
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), hlm. 144
29
Dengan demikian, maka sikap dan perilaku ayah dan ibu mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan akhlak anak-anaknya.43 b. Lingkungan sekolah Perkembangan akhlak anak dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Disekolah ia berhadapan dengan guru-guru yang berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terkait oleh tali kekeluargaan. Guru bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus memberi contoh dan teladan bagi bagi mereka, dalam segala mata pelajaran ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan diluar sekolah pun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik. Kalau di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ada ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang tidak sebebas dirumah anak-anak, memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak mereka.44 3. Lingkungan masyarakat 43 44
Ibid., hlm. 145 Ibid,.hlm 146
30
Tanggung
jawab
masyarakat
terhadap
pendidikan
anak-anak
menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang
Al-Quran
merupakan metode pendidikan masyarakat utama. Cara yang terpenting adalah: a) Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang kemunkaran. b) Dalam masyarakat Islam, seluruh anak-anak dianggap anak sendiri atau anak saudaranya sehingga ketika memanggil anak siapa pun dia, mereka akan memanggil dengan “Hai anak saudaraku!” dan sebaliknya, setiap anak-anak atau remaja akan memanggil setiap orang tua dengan panggilan, “Hai Paman!”. c) Untuk menghadapi orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat buruk, Islam membina mereka melalui salah satu cara membina dan mendidik manusia. d) Masyarakat pun dapat melakukan pembinaan melalui pengisolasian, pemboikotan, atau pemutusan hubungan kemasyarakatan. e) Pendidikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerjasama yang utuh karena bagaimanapun, masyarakat muslim adalah masyarakat yang padu. f) Pendidikan kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi masyarakat, khususnya rasa saling mencintai.45
45
Abdurrahman An Nahlawi, Op.cit, hlm.176-181
31
C. Korelasi antara Hasil Belajar Kognitif Akidah-Akhlak Dengan Akhlak Siswa Kepada Orang Tua. Dari penelahan beberapa teori yang telah dilakukan sejauh ini, dan telah peneliti ketahui adalah: Ali Abdul Halim Mahmud, Al-Tarbiyat al-Khulkiyah, (Akhlak Mulia) menyatakan bahwa Tujuan utama dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan Allah SWT inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlak mulia juga merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mengandung nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an. Pendidikan Akhlak dalam Islam berbeda dengan pendidikan moral lainnya karena pendidikan akhlak dalam Islam lebih menitik beratkan pada hari esok, yaitu hari kiamat beserta hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti perhitungan amal, pahala, dan dosa. Dari sini tampak bahwa pendidikan Akhlak dalam Islam menyandingkan dan menyeimbangkan antara dua sisi yaitu dunia dan akhirat.46 Menyandingkan hubungan dengan sesama manusia terutama kedua orang tua, karena orang tua adalah penyebab perwujudan manusia. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya, plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri 46
Ali Abdul Halim Mahmud, Al-Tarbiyat al-Khulkiyah, (Akhlaq Mulia). terj. Abdul Hayie al-Katani (Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm.159.
32
kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan. Nipan Abdul Halim dalam bukunya berjudul Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji, menyatakan setiap manusia senantiasa berada di antara dua ujung. Ujung yang paling rendah berada di bawah derajat hewan, dan yang tertinggi bahkan berada di atas derajat malaikat. Tujuan akhlak adalah menghindarkan manusia dari ujung yang paling rendah (di bawah binatang) untuk berpindah kepada ujung yang paling tinggi (di atas malaikat) tersebut. Buku Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji ini membahas secara tuntas gerakan-gerakan manusia di antara kedua ujung yang paling rendah dan paling tinggi. Sebagai rujukan bagi kaum muslimin agar dapat mencapai jenjang kesempurnaan, yang merupakan tujuan hakiki dari kehidupan manusia.47 Untuk menuju kesempurnaan yang hakiki peran kedua orang tua tidak bias diabaikan, karena Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari orang tuanya dan darahnya adalah juga mengalir darah orang tuanya. Seorang anak kandung merupakan bagian dari darah dan daging orang tuanya, sehingga apa yang dirasakaan oleh anaknya juga dirasakan oleh orang tuanya dan demikian sebaliknya. Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf dalam bukunya Akhlak Membentuk Pribadi Muslim menyatakan Akhlak menurut hukum tatabahasa adalah nama benda, tetapi
47
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), hlm. 34
33
ia mempunyai makna kata sifat yang selalu bersandar dengan (suatu) perbuatan (menurut tatahukum ilmu nahwu yang disebut ism jamak taksir). Kata kerjanya kholaqa, bentuk subyeknya kholiq, dan dalam bentuk obyeknya makhluq. Kalau disusun menjadi bentuk kalimat yang aktif akan menjadi: Al-Kholiqu yakhluqul makhluk bimakaarimil Akhlaki, artinya (Tuhan) Pencipta-menciptakan-ciptaanNya (makhluk) dengan segala dasar kemuliaan Akhlak. 48 Akhlak berfungsi sebagai penyentralan segala sesuatu yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan dan dan kehidupan manusia dengan Allah SWT dengan sesama manusia terutama kepada kedua orang tua. Persamaan dari beberapa pendapat para ahli adalah bahwa akhlak yang mulia dan menerapkan akhlak kepada sesame terutama akhlak kepada kedua orang tua, akan membawa keselamatan dan kemuliaan dunia ahirat. Adapun perbedaanya adalah abdul halim Mahmud pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan Allah SWT. Nipan Abdul Halim akhlak terpuji setiap manusia senantiasa berada di antara dua ujung. Ujung yang paling rendah berada di bawah derajat hewan, dan yang tertinggi bahkan berada di atas derajat malaikat. Tujuan akhlak adalah menghindarkan manusia dari ujung yang paling rendah (di bawah binatang) untuk berpindah kepada ujung yang paling tinggi (di atas malaikat) tersebut.
48
Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, (Semarang Aneka Ilmu, 2003), hlm 114
34
Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf menyatakan bahwa hasil belajar kognitif akidah-akhlak siswa mempengaruhi akhlak siswa kepada orang tua. Karena Setiap siswa yang belajar akan tampak dari hasil belajarnya itu setelah dilaksanakan proses belajar. Dan Hasil belajar sejauh ini peneliti telah mengkaji dari beberapa pendapat para ahli sebagai berikut: 1. Skiner yang dikutif oleh Muhibbin Syah Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu; “ Hasil” dan “Belajar”. Antara kata “Hasil” dan “Belajar” mempunyai arti yang berbeda. Hasil adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Pencapaian Hasil tidaklah mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Dan belajar ialah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progresif. 49 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil 49
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.90
35
belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya Hasil belajar siswa. 2. Dimyati dan Mudjiono belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu dalam penelitian ini pelajaran akidah-akhlak.50 3. Menurut Catharina Tri Ani Hasil belajar/hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. 51 4. Menurut Purwanto hasil/Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.52 Korelasi antara Hasil belajar Kognitif Aqidah -akhlak dengan akhlak siswa kepada orang tua terhadap Orang tua adalah Hasil belajar mengakibatkan perubahan pada siswa dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik kearah yang sesuai dengan tuntunan islam agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan Allah SWT mempunyai hubungan yang baik dengan sang kholiq dan dengan sesama manusia terutama 50
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan pembelajaran, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
51
Tri Anni Chantarina, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES Press, 2006), hlm.5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yoyakarta: pustaka pelajar, 2009), hlm.45
hlm.18 52
36
kepada kedua orang tua, inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
53
Dimyati dan Mudjiono juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.54 D .Penelitian Yang Relevan Dalam menyusun skripsi ini peneliti mengambil referensi dan sebagai bahan perbandingan: 1. Skripsi saudara Idris (T228329), maha siswa INISNU Periode 2009/2010, dengan judul Korelasi antara Implementasi Pembelajaran Akhlak Dengan Kepribadian siswa Di SDN I Ngabul Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan hasil menunjukkan bahwa Implementasi Pembelajaran Akhlak tidak mempunyai pengaruh yang positif dan non signifikan terhadap kepribadian siswa SDN I Ngabul Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010, hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil r xy (0,114), lebih besar dari pada r dalam
53
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 2009), hlm. 3 54 Dimyati dan Mudjiono, Op.cit, 3-4
37
tabel baik pada taraf signifikansi 5% (0,329) maupun taraf 1% (0,424). Dengan demikian hipotesisnya tidak terbukti . 2. Skripsi saudara Muhayat Faiz Fadloli, dari Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga berjudul : Korelasi Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Perilaku Siswa Kelas V MI Ma’arif Sembego Depok Sleman. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang terdiri dari siswa kelas VA sebanyak 30 siswa dan kelas VB sebanyak 29 siswa. Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data dan menguji hipotesis menggunakan persamaan korelasi pearson product moment. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran Akidah Akhlak di kelasV MI Ma’arif Sembego Depok Sleman cukup baik dengan rata-rata 32,4 atausebesar 74,3 %, Terdapat korelasi yang sedang atau cukup signifikan antara pembelajaran Akidah Akhlak dengan nilainilai moral siswa karena nilai dari pearson correlation sebesar 0,572. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang sedang atau cukup positif signifikan antara pembelajaran Akidah Akhlak dengan perilaku siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Sembego Depok Sleman. Dengan demikian dapat dikatakan semakin meningkat pembelajaran Akidah Akhlak maka semakin meningkat juga perilaku siswa. Begitu juga sebaliknya semakin menurun pembelajaran Akidah Akhlak maka semakin menurun juga perilaku siswa tersebut. 3. Skripsi saudara M. Thowil, dari Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2012, berjudul: Upaya
38
Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Metode Tanya Jawab ( Penelitian pada Siswa kelas satu SD Negeri Girimulyo Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang). Teknik pengambilan data dengan obervasi, wawancara dan metode tes. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian berjumlah 31 siswa dan metode yang digunakan adalah metode tanya jawab. Perlakuan yang diberikan kepada subyek adalah memahami kalimat Thayyibah (basmalah) dengan menggunakan metode tanya jawab. Maka dinyatakan bahwa ada peningkatan yang signifikan dari Penerapan metode tanya jawab pada siswa kelas satu SD Negeri Girimulyo Kecamatan Windusari terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian, keaktifan dan prestasi belajar pada materi Akidah Akhlak dengan materi pokok memahami kalimat Thayyibah (basmalah) dari 31 Siswa pada siklus I Perhatian sebesar 22,58%, keaktivan siswa sebesar 36,29%, Prestasi belajar sebesar 50%. Pada siklus II dari 31 siswa Perhatian sebesar 45,16%, Keaktivan siswa sebesar 56,45%, Prestasi belajar sebesar 67,5%, dan pada siklus III dari 31 siswa Perhatian sebesar 54,83%, Keaktivan siswa sebesar 62,9%, Prestasi belajar sebesar 74,2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian ini membuktikan bahwa siswa mengalami
peningkatan
hasil
belajar
yang
memuaskan
baik
dalam
penyelesaian tugas secara kelompok maupun secara individu dari ke 31 siswa nilainya sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
39
Penelitian ini berbeda dengan para pendahulunya karena pembahasannya mengenai masalah hasil belajar sebagai variabel X dan akhlak siswa kepada orang tua sebagai variabel Y, dengan mengasumsikan bahwa hasil belajar kognitif dan afektif di madrasah akan membawa dampak perilaku, kepribadian ataupun akhlak siswa dimanapun dia berada termasuk kepada orang tua. E. Pengajuan Hipotesis Hipotesis ialah jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori dan masih harus diuji kebenarannya. 55 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis kerja (Ha) Bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil belajar kognitif aqidah-akhlak dengan akhlak siswa kepada orang tua siswa di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara
Tahun
Pelajaran 2014/2015. 2. Hipotesis Nihil (Ho) Bahwa tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil belajar kognitif aqidah-akhlak dengan akhlak siswa kepada orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Pelajaran 2014/2015. .
55
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm . 37
Tahun
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional, dengan dimaksudkan untuk mencari atau menguji hubungan antara variabel. Peneliti mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkenalkan, menguji berdasarkan teori yang ada. Desain yang sering digunakan adalah cross-sectinal. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel, Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti variasi variabel yang lain. Dengan demikian, dalam rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel.. Penelitian kuantitatif didasarkan oleh filsafat positivisme objektif daan dikaji
yang menekankan fenomena-fenomena
secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain
penelitian ini dilakukan dengan mengunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.1 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan statistik parametric jika asumsi terpenuhi. Apabila asumsinya tidak terpenuhi, maka data akan dianalisis dengan teknik bebas distribusi atau non parametrik. Apabila asumsi-asumsi statistik terpenuhi, maka untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan ketiga dengan mengelompokkan masing-masing variabel dengan menggunakan skor ideal lalu dipresentasikan untuk masing-
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Peneltian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya: 2010), hlm. 53
40
41
masing kategori. Menjawab rumusan masalah nomor empat, dilakukan dengan teknik statistik uji korelasi.2 B. Populasi Penelitian, Sampel dan Pengambilan Sampel
“Populasi adalah keseluruan subyek penelitian.
3
Sedangkan yang
dimaksud dengan sampel adalah sejumlah kecil individu-individu serupa yang ada dan mungkin pernah ada 4. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara, yang berjumlah 195 siswa dengan mengunakan tehnik probability sampling ( pengambilan sampel secara acak). Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa atau 15 % dari jumlah keseluruanya atau jumlah populasi. Peneliti cukup mengambil 15 % dari jumlah populasi karena berpedoman kepada Dr. Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa :”...selanjutnya jika subyeknya besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10 %-15% atau 20 % -25% atau lebih besar” 5 Adapun rincian populasi yang menjadi sampel adalah sebagai model berikut: Tabel. 1 Daftar Populasi Penelitian No 1 2 3 4 5
2
Kelas VII A V II B VIII A VIII B IX A
Laki-laki 15 16 15 18 13
Perempuan Jumlah 17 32 18 34 16 31 17 35 18 31
Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2005), hlm.
207 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 107 4 Raka Joni, Pengukuran Dan Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Karya Anda, 2006), hlm. 202 5 Suharsimi Arikunto, Op.cit hlm. 109
42
6
IX B Jumlah
14 91
18 104
32 195
Sumber (Buku arsip MTs Darul Hikmah Menganti Tahun 2014) Tabel.2 Daftar Sampel Penelitian
No 1 2 3 4 5 6
Kelas
Laki-laki
VII A V II B VIII A VIII B IX A IX B Jumlah
15 16 15 18 13 14 91
Perempuan Jumlah Sampel Prosentase 17 18 16 17 18 18 104
32 34 31 35 31 32 195
5 5 5 5 5 5 30
15% 15% 15% 15% 15% 15% 15%
Sumber: Dokumen Arsip Data siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 C. Variabel dan Indikator Penelitian Setelah hipoteses telah dirumuskan diatas, maka penulis juga perlu merumuskan variabel yang akan digunakan untuk mengukur hipotesis tersebut. 1. Hasil belajar kognitif akidah-akhlak (variabel X / bebas) dengan indikator sebagai
berikut:
a. Nilai harian b. Nilai tugas (PR) c. Nilai Mid Semester d. Nilai Semester.6
6
Buku nilai siswa Mts darul Hikmah menganti kedung Jepara
43
2. Akhlak siswa kepada orang tua (variabel Y / terikat / terpengaruh) a. Adanya penjagaan dan perhatian b. Adanya kasih sayang c. Adanya ketaatan dan penghormatan d. Adanya solidaritas dengan orang tua .7 D. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang ada dari penelitian ini dihimpun dari data lapangan dan kepustakaan. Jenis penelitian ini adalah field research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara peneliti langsung terjun ketempat penelitian atau tempat fenomena terjadi. 8 Adapaun dalam field research ini peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mendukung kelancaran penelitian. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Angket Angket adalah daftar pertanyaan didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti.9 Angket sangat cocok digunakan untuk responden yang jumlahnya sangat banyak serta wilayah penelitiannya sangat luas. Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup. a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan terbuka sehingga responden dapat memberikan isian jawaban sesuai dengan kehendak dan keadaannya. 7
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 112-113 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 79. 9 S. Nasution, Op.Cit. hlm.128 8
44
b. Angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda check list (√). Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga
responden
tinggal memilih dan menjawab secara langsung.10 Teknik
ini
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan
antara
keharmonisan keluarga dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan memberikan daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa. untuk dapat menggunakan teknik ini responden harus mempunyai tingkat pendidikan yang memadai untuk dapat membaca dan menuliskan jawabannya. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada, dokumen dalam arti sempit foto, peta dsd. 11 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat documenter, yaitu data tentang struktur organisasi sekolah, keadaan sarana prasarana, dan keadaan guru dan siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Dokumen dapat dibedakan menjadikan dokumena primer (dokumen yang ditullis oleh orang yang langsung mengalami suatau peristiwa), 10 11
Sugiyono, Memahami Penelitian kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hlm. 142 Winarno Surakhamad, Metode Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1991), hlm. 134.
45
dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi. E. Teknik Analisis Data Setelah data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, adapun tahapnya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Pendahuluan Pada tahapan ini data yang terkumpul dikelompokan kemudian dimasukan kedalam tabel distribusi frekwensi secara sederhana untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian. Sedangkan angket pada setiap item diberi skoring dengan standar sebagai berikut: a. Untuk alternatif jawaban a dengan sekor nilai 5; b. Untuk alternatif jawaban a dengan sekor nilai 4; c. Untuk alternatif jawaban b dengan sekor nilai 3; d. Untuk alternatif jawaban c dengan sekor nilai 2; dan e. Untuk alternatif jawaban d dengan sekor nilai 1 2. Analisis Uji Hipotesis Dan untuk mencari korelasi kedua variabel tersebut maka digunakan rumus Korelasi Product Moment:
rxy =
12
2
S. Margono, Op.cit hlm. 207
( )( )
( )
12
2
Y
2
( )
2
46
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y x : Variabel bebas (Hasil belajar kognitif akidah-akhlak ) y : Variabel terikat ( Akhlak siswa kepada orang tua) xy : Perkalian antara variabel X dan Y N : Jumlah populasi atau jumlah sampel penelitian. ∑ : Sigma 3. Analisis lanjutan. Dari analisis hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi product moment sehingga dapat diketahui hasil penelitian.Setelah diketahui hasilnya, kemudian hasil tersebut diinterpretasikan dengan nilai r dalam tabel pada taraf signifikasi 5 % dan 1 % sebagai berikut: 1) Jika nilai r observasi lebih besar atau sama dengan r dalam tabel berarti hasil penelitian adalah ” signifikan” atau hipitesis yang telah diajukan diterima. 2) Jika nilai r observasi lebih kecil dari pada nilai r dalam tabel berarti hasil penelitian ” non signifikan ” atau hipotesis yang telah diajukan ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Peneliti observasi seperlunya di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, kemudian peneliti interview dengan dewan beberapa siswa dan memberikan angket pada siswa, angket yang peneliti gunakan tipe pilihan yang terdiri dari lima belas pertannyaan yang masing-masing item terdapat alternative jawaban yaitu a,b,c, d dan e. Angket pada setiap item akan diberi skoring dengan standar sebagai berikut: a) Untuk alternatif jawaban a dengan sekor nilai 5. b) Untuk alternatif jawaban b dengan sekor nilai 4. c) Untuk alternatif jawaban c dengan sekor nilai 3. d) Untuk alternatif jawaban d dengan sekor nilai 2 ;dan e) Untuk alternatif jawaban d dengan sekor nilai 1. 1. Data tentang hasil belajar kognitif akidah-akhlak siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk mengetahui Hasil Belajar Akidah-akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara, peneliti
meminta dokumen nilai hasil
belajar akidah akhlak dari guru mapel akidah akhlak yang hasilnya kemudian peneliti masukkan dalam tabel 4.1 berikut ini: 1
1
Data dari angket Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, tgl 5 Februari 2015
47
48
TABEL. 4.1 HASIL BELAJAR KOGNITIF AKIDAH-AKHLAK SISWA MTS DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nilai Hasil PAI Mid smtr Smtr
No
Nama Responden
1
Nikmatus Saadah
75
80
80
78
2
Yunizatus Zahra
85
90
80
85
3
Erina Maulidya
85
90
75
83
4
Feni Anggra
85
90
80
85
5 6
Intan Firdaus Uswatun Hasanah
85 75
90 80
85 70
87 75
7
Daniela Arnesti
75
80
70
75
8
Af’an Rozaq
85
90
70
80
9
Hasan Alfarizki
90
90
80
87
10
Elsa Aprilia
75
80
80
78
11 12
Lusi Martina Rika Herlina
85 75
90 80
90 70
88 75
13
Riska Listiyo
85
90
70
80
14
Rizki Catur
85
90
90
88
15
Afa Ananda
85
90
70
80
16
Nur Indah
75
80
70
75
17 18
Putri Qurotul Aini Yusria Lusiana
85 85
90 90
70 70
80 80
19
Oktavida Lismaya
75
80
70
75
20
Fifin Intan
85
90
70
80
21
Hesti Nur
85
90
70
80
22
Nurma Yuliana
85
90
75
83
23 24
Vera Anjar Sari SHolikhatun
85 85
90 90
85 85
87 87
25
Aninda Susiana
85
90
70
80
26
Anis Fitriana
75
80
80
78
27
Rofi’ah
75
80
70
75
28
Nor Rokhmah
85
90
80
85
29 30
Dian Alfira Mubarokatur Rofi’ah
85 85
90 90
85 70
87 80
Harian
Nilai
49
Untuk mengetahui tingkat Hasil Belajar Kognitif Akidah-akhlak siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti akan interview dengan dewan guru di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara khususnya guru Mapel Akidah-Akhlak dan meminta daftar nilai Hasil Belajar Akidah-akhlak untuk kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekwensi untuk dihitung nilai rata-rata kelas (mean) dari 30 responden atau siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Langkah-langkah untuk menentukan mean yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Menentukan mean/rata-rata variabel X (hasil belajar kognitif akidah akhlak siswa) TABEL .4.2 NILAI RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF AKIDAH-AKHLAK SISWA MTS DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NO Y 83 1 75 2 78 3 80 4 83 5 85 6 87 7 88 8 Jumlah
M
F 1 6 3 9 1 3 5 2 30
N
Y
FX 83 450 234 720 83 255 435 176 2436
50
2436 30 81 , 2
Jadi nilai rata-rata Hasil Belajar Akidah-akhlaksiswa di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara tahun Pelajaran 2014/2015 adalah baik, yaitu 80,9 dengan interval nilai sebagai berikut: TABEL. 4.3 NILAI KUALITAS PRESTASI BELAJAR KOGNITIF AKIDAH-AKHLAK No.
Klasifikasi
Simbol
Nilai kualitatif
1
91-100
A
Baik sekali
2
75-90
B
Baik
3
60-74
C
Cukup
4
40-59,9
D
Kurang
5
< 40
E
Sangat Kurang
Jumlah
Prosentase
30
100%
(Sumber dari Buku Raport MTs Darul Hikmah Menganti) Dari tabel diatas 30 siswa atau 100% berada pada klasifikasi antara 75-90 berkategori baik. b. Menentukan median/nilai tengah variabel X (Akhlak Kepada orang tua Siswa) Untuk mengetahui median atau nilai tengah, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 78, 85, 83, 85, 87, 75, 75, 80, 87, 78, 88, 75, 80, 88, 80, 75, 80, 80, 75, 80, 80, 83, 87, 87, 80, 78, 75, 85, 87, 80 Dengan demikian nilai median atau nilai tengah dari hasil belajar kognitif akidah-akhlak Siswa adalah 80+80/2=80
51
c. Menentukan modus/nilai yang sering keluar, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 78, 85, 83, 85, 87, 75, 75, 80, 87, 78, 88, 75, 80, 88, 80, 75, 80, 80, 75, 80, 80, 83, 87, 87, 80, 78, 75, 85, 87, 80 Dengan demikian nilai hasil belajar kognitif akidah-akhlak siswa sering keluar, atau nilai yang sering muncul adalah 80, sebanyak 9 kali 2. Data Tentang Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. TABEL .4.4 AKHLAK KEPADA ORANG TUA SISWA MTS DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NO
RESPONDEN
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 Nimatus Saadah Yunizatus Zahra Erina Maulidya Feni Anggra Intan Firdaus Uswatun Hasanah Daniela Arnesti Af’an Rozaq Hasan Alfarizki Elsa Aprilia Lusi Martina Rika Herlina Riska Listiyo Rizki Catur Afa Ananda Nur Indah Putri Qurotul Aini Yusria Lusiana
A 3 16 19 13 14 13 13 14 15 18 14 16 16 15 18 13 15 14 16
JAWABAN B C D 4 5 6 6 1 1 3 3 0 4 5 2 6 2 3 7 5 0 5 5 1 5 3 3 5 2 2 4 2 1 5 2 3 3 3 2 3 6 0 4 4 2 2 5 0 6 6 0 4 2 1 7 2 2 5 2 1
E 7 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 0 1
A 8 80 95 65 70 65 65 70 75 90 70 80 80 75 90 65 75 70 80
B 9 24 12 16 24 28 20 20 20 16 20 12 12 16 8 24 16 28 20
NILAI C 10 3 9 15 6 15 15 9 6 6 6 9 18 12 15 18 6 6 6
D 11 2 0 4 6 0 2 6 4 2 6 4 0 4 0 0 2 4 2
E 12 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 0 1
JML 13 110 116 101 106 108 103 105 106 114 103 106 110 107 113 107 102 108 109
52
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Oktavida Lismaya Fifin Intan Hesti Nur Nurma Yuliana Vera Anjar Sari SHolikhatun Aninda Susiana Anis Fitriana Rofi’ah Nor Rokhmah Dian Alfira Mubarokatur Rofi
12 12 15 17 17 18 16 17 13 17 17 15
6 8 7 4 3 3 3 4 2 6 5 5
4 5 3 2 3 2 4 4 4 1 1 3
2 0 0 1 1 2 1 0 4 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 0 2 0 1 1
60 60 75 85 85 90 80 85 65 85 85 75
24 32 28 16 12 12 12 16 8 24 20 20
12 15 9 6 9 6 12 12 12 3 3 9
4 0 0 2 2 4 2 0 8 2 2 2
1 0 0 1 1 0 1 0 2 0 1 1
Cara membaca tabel : NO
Jawaban
Nilai 5
4
3
Jml 2
1
RES
A
B C D E X
X
X
X
1
2
3
4
5
6
8
9
10 11
12
1
16 6
1
1
1 80 24
3
2
110
7
X
1
Responden no.bernama Nikmatus Saadah menjawab soal angket yang berjumlah 25 soal dengan menjawab A sebanyak 16 option, pilihan jawaban B sebanyak 6 option, pilihan jawaban C sebanyak 1 option, jawaban D sebanyak 1 option dan pilihan jawaban E sebanyak 1 option. Dari masing-masing jawaban A dikalikan 5, B dikalikan 4, C dikalikan 3, D dikalikan 2 pilihan E dikalikan 1 yang nilai totalnya adalah 80+24+3+2+1=110. Untuk mengetahui tingkat Akhlak
Kepada orang tua MTs Darul
Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti akan menyajikan data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekwensi untuk di hitung nilai rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 25 item soal dan 30 responden.
101 107 112 110 109 112 107 113 95 114 111 107
53
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekwensi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari tingkat Akhlak Kepada orang tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, yang dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL. 4.5 DISTRIBUSI FREKWENSI NILAI RATA-RATA AKHLAK KEPADA ORANG TUA SISWA MTS DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NO Y 1 95 2 101 3 102 4 103 5 105 6 106 7 107 8 108 9 109 10 110 11 111 12 112 13 113 14 114 15 116 Jumlah
F 1 2 1 2 1 3 5 2 2 3 1 2 2 2 1 30
FY 95 202 102 206 105 318 535 216 218 330 111 224 226 228 116 3232
Adapun langkah-langkah untuk menentukan mean yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Menentukan mean/rata-rata variabel Y (Akhlak siswa kepada orang tua)
54
Untuk mengetahui nilai rata-rata, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Mean
F .Y N
3232 30 107 , 7
Hasil mean/rata-rata dari perhitungan Akhlak
Kepada orang tua
siswa adalah sebesar 107,7 . b. Menentukan median/nilai tengah variabel Y (Akhlak Kepada orang tua Siswa) Untuk mengetahui median atau nilai tengah, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 110,116,101,106,108,103,105,106,114,103,106,110,107,113,107 102,108,109,101,107,112,110,109,112,107,113,95,114,111,107 Dengan demikian nilai median atau nilai tengah dari angket ( Akhlak Kepada orang tua Siswa adalah 107+108/2=107,5 c. Menentukan modus/nilai yang sering keluar, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 110,116,101,106,108,103,105,106,114,103,106,110,107,113,107 102,108,109,101,107,112,110,109,112,107,113,95,114,111,107 Dengan demikian nilai angket kedisiplinan yang sering keluar, atau nilai yang sering muncul adalah 107, sebanyak 5 kali d. Membuat Interval Kategori.
55
Dalam hal ini kelas intervalnya ditentukan ada 4 yaitu baik, cukup baik, kurang baik dan cukup baik. Adapaun cara menentukan interval nilai tersebut kemungkinan nilai maksimal dikurangi nilai Minimal kemudian dibagi 4. Dengan melihat penskoran-penskoran pada angket, maka kemungkinan nilai maksimal adalah 125 dan kemungkinan nilai Minimal adalah 25, maka intervalnya adalah:
I
R K
Keterangan : I = Interval kategori R = Range K = Kelas Interval R= H-L Keterangan : R = Range H = Skor tertinggi K = Skor terendah Dalam penelitian digunakan 25 item soal angket, untuk setiap 1 nomor angket dijawab A, skornya adalah 5, Sedangkan jika dijawab B skornya adalah 4, jika dijawab C skornya adalah 3, jika dijawab D skornya adalah 2, jika dijawab E skornya adalah 1, dengan demikian asumsinya adalah: 25 x 5 = 125 ( nilai tertinggi ) 25 x 1 = 25 ( nilai terendah ) Jadi R= 125-25
R= 100
Setelah diketahui R, maka sudah dapat dicari nilai interval kategori:
I
R 100 = = 25 K 4
56
Jadi intervalnya adalah : 25 Setelah diketahui kelasnya, sehingga dapat ditentukan kelas interval kategorinya sebagai berikut: TABEL.4.6 NILAI INTERVAL AKHLAK KEPADA ORANG TUA SISWA Interval Kategori Frekuensi Prosentase 100 – 125 Sangat baik 11 36,7% 75 – 99 Baik 19 63,3% 50 – 74 Cukup 25 – 49 Kurang Jumlah 30 100% Tingkat akhlak kepada orang tua siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, adalah sangat baik sebesar 36,7%, sedangkan kategori baik sebesar 63,3%. B. Pengujian Hipotesis Dalam pembahasan ini dimasukkan data yang telah masuk dan terkumpul dari nilai-nilai variabel korelasi antara hasil belajar kognitif aqidah akhlak dengan akhlak kepada orang tua siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, kemudian diolah dengan mengggunakan rumus Corelasi Product Moment dengan langkah analisis statistik dengan melakukan perhitungan pada masing-masing variabel kedalam tabel kerja sebagai berikut: Adapun langkahnya adalah sebagai berikut: TABEL. 4.7 TABEL KERJA KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR AKIDAH-AKHLAK DENGAN AKHLAK KEPADA ORANG TUA SISWA MTS DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NO X Y X2 Y2 XY 1 78 110 6084 12100 8580 2 85 116 7225 13456 9860
57
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML
83 85 87 75 75 80 87 78 88 75 80 88 80 75 80 80 75 80 80 83 87 87 80 78 75 85 87 80 2436
101 106 108 103 105 106 114 103 106 110 107 113 107 102 108 109 101 107 112 110 109 112 107 113 95 114 111 107 3232
6889 10201 8383 7225 11236 9010 7569 11664 9396 5625 10609 7725 5625 11025 7875 6400 11236 8480 7569 12996 9918 6084 10609 8034 7744 11236 9328 5625 12100 8250 6400 11449 8560 7744 12769 9944 6400 11449 8560 5625 10404 7650 6400 11664 8640 6400 11881 8720 5625 10201 7575 6400 11449 8560 6400 12544 8960 6889 12100 9130 7569 11881 9483 7569 12544 9744 6400 11449 8560 6084 12769 8814 5625 9025 7125 7225 12996 9690 7569 12321 9657 6400 11449 8560 198388 348812 143910
Dengan melihat tabel kerja tersebut diatas, maka dapat diketahui: ∑ X = 2436
∑ X2
= 198388
∑ Y = 3232
2
∑Y
= 348812
∑ N = 30
∑ X Y = 143910
Kemudian langkah selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya korelasi diteruskan dengan menggunakan rumus Moment yaitu:
Corelation Product
58
( )( ) 2 ( ) ( )2 2 Y
rxy =
2
262771 2436 1 98388 30
2 436 . 3 232 30 3232 3 48812 30
2
2
262771 7 873152 584 , 8 617 , 7
332 , 6 361328 , 4267
332 , 6 601 ,1 0 , 553
Inteprestasi hasil hitungan dari rumus product moment, di peroleh harga koefisian korelasi sebesar 0,553. Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan tabel product moment, dengan responden 30 maka didapat pada taraf signifikansi 5 %: 0,361 dan pada taraf signifikansi 1%: 0,463. Pada kasus ini terlihat bahwa koefisian korelasi adalah 0,553 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi > 0,361 dan 0,463, maka Ho di tolak, berarti Ha di terima. Artinya ada korelasi
yang signifikansi antara hasil
belajar kognitif aqidah-akhlak dengan akhlak siswa kepada orang tua di MTs Darul Hikmah Menganti.
59
C. Pembahasan Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendukung, maka langkah selanjutnya adalah membuktikan ada atau tidaknya korelasi antara hasil belajar akidah-akhlak dengan akhlak kepada orang tua siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, melalui data yang diperoleh dari responden melalui daftar angket. Setelah diketahui data-data tersebut dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Dalam analisis ini terdapat beberapa tahap, yaitu: 1. Analisis koefisien korelasi Menurut Drs. Anas Sudjiono dalam buku Statistik Jilid II disebutkan sebagai berikut: Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rtabel, maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti ada kebenarannya. Berarti memang antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi positif atau korelasi negatif yang signifikan. Sebaliknya hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenaranya. Ini berarti bahwa hipotesa nihil menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan Y itu salah.2 Setelah memperoleh hasil ro dengan nilai 0,553 maka langkah selanjutnya adalah membandingkan untuk menguji hipotesis tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan atau membandingkan antara nilai dan koefesien korelasi (rxy) dengan nilai r dalam tabel (r tabel) pada taraf signifikan 5% maupun 1%. Adapun untuk mengetahui apakah nilai rxy tersebut 2
hlm 182.
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,, 1995),
60
signifikan atau tidak adalah dengan menunjukkan atau menguji taraf signifikan r tabel 5% maupun 1%, dengan operasional sebagai berikut : a) Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah akhlaq terhadap akhlaq siswa Kepada orang Tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, pada taraf signifikan 5% diperoleh: r observasi
= 0,553
r dalam tabel = 0,361 Maka r o > rtabel berarti signifikan. Dengan demikian ro (observasi) lebih besar dari pada rtabel (r dalam tabel), ini berarti hasilnya adalah signifikan atau ada pengaruh positif. b) Korelasi Antara Hasil belajar Kognitif Aqidah akhlaq terhadap akhlaq siswa Kepada orang Tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, pada taraf signifikan 1% diperoleh: r observasi
= 0,553
r dalam tabel = 0,463 maka ro > rtabel berarti signifikan. Dengan demikian ro (observasi) lebih besar dari pada rtabel (r dalam tabel), ini berarti hasilnya adalah signifikan atau ada korelasi positif. Dari kedua pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5% dan 1%, maka hasil yang diperoleh adalah rxy (hasil penelitian) lebih besar hasilnya dari pada r dalam tabel. Jadi hipotesis yang telah diajukan dalam bab II hasilnya adalah signifikan atau hipotesis diterima dan terbukti kebenaranya. Hal ini berarti bahwa semakin baik Hasil belajar Kognitif
61
Aqidah Akhlaq siswa , maka akan semakin meningkat Akhlaq Siswa kepada orang tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Begitu pula sebaliknya, semakin menuru Hasil belajar Kognitif Aqidah Akhlaq siswa, maka akan semakin menurun Akhlaq Siswa kepada orang tua siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara
Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jadi (r)2 x 100 % = (0,553)2 x 100% = 0,306 x 100 = 30,61 % Dari hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel X terhadap Y sebesar 30,61% dan selebihnya yang 69,39% dipengaruhi oleh faktor lain. Mengenai sifat suatu hubungan atau pengaruh dari kedua variabel tersebut diatas, dapat dilihat pada tabel penafsiran akan besarnya koefisien korelasi yang umum digunakan adalah: TABEL. 4.8
No. 1 2 3 4 5
PENAFSIRAN BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Jarak Interval Kriteria Antara variabel X dan Y terdapat korelasi tapi sangat 0,00 – 0,20 rendah sekali atau lemah (di anggap ada korelasi) Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang rendah 0,21 – 0,40 atau lemah Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang 0,41 – 0,70 atau cukup Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat 0,71 – 0,90 atau tinggi Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat 0,91 – 1,00 tinggi
62
Dari kriteria tersebut, maka koefisien korelasi sebesar 0,553 termasuk dalam kategori korelasi cukup. Artinya hasil
belajar
Kognitif
Aqidah Akhlaq berkorelasi cukup terhadap Akhlaq Siswa Kepada Orang Tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Keterbatasan Penelitian Hasil apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, disadari adanya beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden dalam penelitian ini tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa dijelaskan secara spesifik bagaimana korelasi manfaat relasional dengan akhlak siswa kepada orang untuk masing-masing siswa tersebut. 2. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah siswa secara perorangan, dalam hal inipun perlakuan olah data dan analisisnya tidak dibedakan sehingga hasil yang diperoleh adalah hasil secara umum. 3. Angket dalam penelitian ini disebarkan secara acak (tidak khusus kepada siswa yang mempunyai hasil belajar yang baik), sehingga tidak semua responden memiliki kecenderungan sama yaitu memperhatikan akhlak yang merupakan salah satu rumusan masalah dalam penelitian ini. Hal ini berkorelasi pada signifikansi pada taraf cukup dari hasil uji hipotesis.
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari pembahasan teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya maka, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 berkategori baik
adalah 30 siswa atau
100%, yaitu terletak antara 75-90. 2. Akhlak Kepada Orang Tua Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, yang berkategori sangat baik ada 11 siswa atau 36,7% karena terletak diantara interval 100-125, dan berkategori baik ada 19 siswa atau 63,3% karena terletak diantara interval 75-99, dari 30 siswa. 3. Dari analisis uji hipotesis Siswa MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, diperoleh hasil ro atau r observasi dengan nilai 0,553 dan pada taraf 5% dengan nilai 0,361 dan juga pada taraf 1% dengan nilai: 0,463. Maka dapat disimpulkan bahwa ro lebih besar dari pada r tabel, ini berarti benar-benar ada korelasi yang signifikan antara Hasil Belajar Aqidah Akhlaq dengan Akhlaq Siswa Kepada Orang Tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Jadi hipotesa dapat diterima kebenaranya karena Ho lebih besar dari pada Ha dengan nilai 0,553 > 0,361 dan 0,463. Hal ini berarti bahwa semakin baik Hasil belajar Aqidah Akhlaq, maka akan semakin baik Akhlaq Siswa kepada orang tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Begitu
63
64
pula sebaliknya semakin jelek
Hasil belajar
Aqidah Akhlaq, maka akan
semakin menurun Akhlaq Siswa kepada orang tua di MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Saran Sebagai langkah akhir dari penulisan skripsi ini, penulis akan menyampaikan saran-saran sebagi berikut : 1. Guru MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Sebagai guru pada umumnya terutama Guru Agama Islam, hendaknya senantiasa mendorong dan membimbing siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar dan mengamalkan Ilmu Agama Islam yang didapat disekolah supaya terbiasa dengan kepribadian yang Islami. 2. Bagi orang tua Hendaknya selalu mengawasi, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk
memanfaatkan
waktu
dengan
sebaik-baiknya
untuk
belajar,
menjalankan perintah Agama Islam dan mengamalkan ilmu agama yang didapat semaksimal mungkin supaya anaknya dapat terhindar dari pengaruh negatif modernisasi dan menjadi insan kamil di mata Allah SWT. 3. Siswa Siswa hendaknya selalu aktif dan rajin dalam belajar dan membiasakan membaca Al-qur’an, taat kepada nasihat Bapak dan Ibu guru disekolah, berperilaku yang baik, aktif menjalankan ibadah salat, disiplin, serta menaati
65
semua tata tertib disekolah sehingga kelak menjadi manusia yang berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa. C. Kata Penutup Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak sekali kekurangannya meskipun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin. Menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis maka dalam skripsi ini banyak kekurangannya dan penulis berharap saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak demi sempurnannya skripsi ini. Semoga MTs Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara tambah maju dan berhasil dalam mendidik siswanya sehingga kelak menjadi orang yang berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya, dan dengan hati yang terbuka kepada semua pihak penulis berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995) Ahmadi, Abu, Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991) Ahmadi, Abu, dkk, Ilmu Pendidikan (Jakarta, Rineka Cipta, 2001) Al-Maskawaih, Abu Ali Ahmad, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Beirut: mizan) Al-Musawi, Khalil, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1998) Arifin, Hubungan Timabal Balik Pendidikan Agama Islam Dilingkungan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang , 2002) Arifin, hubungan timabal balik pendidikan agama islam dilingkungan keluarga, (Jakarta: bulan bintang , 1976) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Arikunto, Suharsini, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) Buku nilai siswa Mts Darul Hikmah Menganti Kedung Jepara Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta : Dirjen Binbaga Islam) Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara , 1989) Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/akhlak-anak-terhadap-orang-tuadan.html Imam Malik, Al-Muwatha, Juz. 14, (Beirut: Daarul Fikr, 1980) Irwanto, Psikologi Umum. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997) Joni, Raka, Pengukuran Dan Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Karya Anda, 2006) Khoiri, Nur, Model dan Jenis dalam Penelitian, (Jepara: INISNU, 2010) Mahmud, Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004) Masy’ari, Anwar., Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990) Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Peneltian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya: 2010) Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) Nazir, Moh, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Depdiknas , 2008) Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian,( Bandung: ALFABETA, 2005) Sardiman. AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta. PT Rajawali Pers, 2009) Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989) Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Sugiyono, Memahami Penelitian kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008) Sukmadina, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004) Suprijono, Agus, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Teori
dan
Aplikasi
PAIKEM,
Surakhamad, Winarno, Metode Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1991) Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Tim Dosen IKIP Malang , Pengantar Didaktik metodik PBM, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000) Tri Anni, Chatarina, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT. UNNES Press., 2004)
HASIL PERHITUNGAN DENGAN SPSS 17
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
hasilbelajar
81.2000
4.49060
30
akhlaksiswa
107.7333
4.61581
30
Correlations hasilbelajar hasilbelajar
Pearson Correlation
akhlaksiswa 1
Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Cross-products Covariance N akhlaksiswa
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Cross-products Covariance N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.553
**
.002 584.800
332.600
20.166
11.469
30
30
**
1
.553
.002 332.600
617.867
11.469
21.306
30
30
HASIL HITUNGAN DENGAN SPSS KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF AKIDAH-AKHLAK DENGAN AKHLAK SISWA KEPADA ORANG TUA
hasilbelajar akhlaksiswa
Descriptive Statistics Mean Std. Deviation 81.2000 4.49060 107.7333 4.61581
N
Correlations Hasil belajar Kognitif Hasil belajar Pearson Correlation 1 Kognitif Sig. (2-tailed) Akidah-akhlak Sum of Squares and 584.800 Cross-products Covariance 20.166 N 30 Akhlak siswa Pearson Correlation .553** Sig. (2-tailed) .002 Sum of Squares and 332.600 Cross-products Covariance 11.469 N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
30 30
akhlaksiswa .553** .002 332.600 11.469 30 1 617.867 21.306 30
REKAP LEGGER NILAI KOGNITIF MAPEL AKIDAH-AKHLAK SISWA MTS DARUL HIKMAH MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No
Nama Responden
1
Nilai Hasil PAI HARIAN
MID SMTR
SMTR
NILAI
Nikmatus Saadah
75
80
80
78
2
Yunizatus Zahra
85
90
80
85
3 4
Erina Maulidya Feni Anggra
85 85
90 90
75 80
83 85
5
Intan Firdaus
85
90
85
87
6
Uswatun Hasanah
75
80
70
75
7
Daniela Arnesti
75
80
70
75
8
Af’an Rozaq
85
90
70
80
9 10
Hasan Alfarizki Elsa Aprilia
90 75
90 80
80 80
87 78
11
Lusi Martina
85
90
90
88
12
Rika Herlina
75
80
70
75
13
Riska Listiyo
85
90
70
80
14
Rizki Catur
85
90
90
88
15 16
Afa Ananda Nur Indah
85 75
90 80
70 70
80 75
17
Putri Qurotul Aini
85
90
70
80
18
Yusria Lusiana
85
90
70
80
19
Oktavida Lismaya
75
80
70
75
20
Fifin Intan
85
90
70
80
21 22
Hesti Nur Nurma Yuliana
85 85
90 90
70 75
80 83
23
Vera Anjar Sari
85
90
85
87
24
SHolikhatun
85
90
85
87
25
Aninda Susiana
85
90
70
80
26
Anis Fitriana
75
80
80
78
27 28
Rofi’ah Nor Rokhmah
75 85
80 90
70 80
75 85
29
Dian Alfira
85
90
85
87
30
Mubarokatur Rofi’ah
85
90
70
80
Mengetahui: Guru Mapel Akidah-akhlak
Kusrin, S.Pd.I
Kepala MTs Darul Hikmah
Drs. H. Abdul Aziz