KONTRIBUSI SISTEM POIN NEGATIVE REINFORCEMENT TERHADAP AFEKTIF DISIPLIN SISWA KELAS III B SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Purwatmaja Listiadhi Karana NIM 11108241015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2015
Kontribusi Sistem Poin Negative...(Purwatmaja L.K.) 1
KONTRIBUSI SISTEM POIN NEGATIVE REINFORCEMENT TERHADAP AFEKTIF DISIPLIN SISWA KELAS III B SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA CONTRIBUTION OF NEGATIVE REINFORCEMENT POINTS SYSTEM TO AFFECTIVE DISCIPLINE IN III B GRADE STUDENTS AT SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA Oleh: Purwatmaja Listiadhi Karana, Universitas Negeri Yogyakarta, e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sistem poin negative reinforcement terhadap afektif disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data variabel afektif disiplin, sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data variabel poin negative reinforcement siswa. Tahap prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan ada kontribusi yang signifikan antara sistem poin negative reinforcement terhadap afektif disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga t hitung lebih besar dari harga t tabel dengan N=26 pada taraf signifikansi 5%, yaitu 3,019 > 2,06. Kontribusi sistem poin negative reinforcement terhadap afektif disiplin siswa sebesar 27,5%. Kata kunci: sistem poin negative reinforcement, afektif disiplin. Abstract This research aims to determine how large the contribution system of negative reinforcement points to affective student discipline Elementary School third grade B Golo Yogyakarta. This study is ex post facto. The subjects of this study were students of class III B Elementary School Golo Yogyakarta totaling 26 students. Data collection techniques in this study was a questionnaire and documentation. Questionnaire method used to collect data affective variables discipline, while the documentation methods used to collect the data variable negative reinforcement points students. Requirements analysis phase includes tests of normality and linearity test. The research hypothesis testing using simple regression. The results showed there was a positive and significant contribution to the system of negative reinforcement points against affective student discipline Elementary School third grade B Golo Yogyakarta. This is shown by the price t count is greater than t table with N = 26 at significance level of 5%, ie 3.019> 2.06. Contribution system of negative reinforcement points against affective student discipline by 27.5%. Keywords: negative reinforcement points system, affective discipline
menjadi
PENDAHULUAN
manusia
yang
kurang
bisa
Pendidikan merupakan usaha sadar dan
termaksimalkan akalnya, padahal akal merupakan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
kelebihan manusia dibandingkan makhluk Tuhan
proses pembelajaran agar peserta didik
yang lainnya.
secara
aktif mengembangkan potensi dirinya. Itulah
Sugihartono dkk (2007: 5) merumuskan
salah satu hal yang tercantum dalam UU
bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003. Pada dasarnya
dengan sengaja untuk mengubah tingkah laku
pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap
manusia baik secara individu maupun kelompok
orang. Tanpa adanya pendidikan, kita hanya akan
untuk mendewasakan manusia melalui upaya
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke IV September 2015
pengajaran dan latihan. Tujuan pendidikan akan
Afektif
sendiri
dapat
berupa
tercapai apabila proses pendidikan dijalankan
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Sikap
dengaan baik. Proses pendidikan, tentunya tidak
menyenangkan
akan pernah terlepas dari kegiatan belajar
peraturan yang ada, sementara sikap tidak
mengajar yang dilakukan di sekolah. Proses
menyenangkan
pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri
peraturan yang ada atau bahkan merugikan orang
dari input, proses, dan output. Dalam proses
lain.
misalnya
misalnya
kita
sikap
patuh
kita
yang
pada
melanggar
pendidikan, input yang berupa peserta didik
Krathwohl (Sudijono, 2006) membagi
diberi bantuan, bimbingan, serta arahan untuk
ranah afektif terdiri dari lima perilaku sebagai
dapat
berikut :
mengembangkan
potensi-potensi
yang
dimilikinya melalui proses belajar-mengajar. Setelah
melalui
tersebut
memperhatikan) adalah kepekaan seseorang
diharapkan dapat tercipta sumber daya manusia
dalam menerima rangsangan (stimulus) dari
yang berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk
luar yang datang kepada dirinya dalam
menghadapi persaingan di era globalisasi.
bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Sekolah
seluruh
merupakan
proses
1. Receiving atau attending (menerima atau
lembaga
formal
2. Responding (menanggapi) mengandung arti
sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar.
adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan
Menurut Bloom (1956), pembelajaran yang ada
menanggapi
haruslah melihat dari 3 aspek, yaitu kognitif,
dimiliki
afektif, dan psikomotorik. Kebanyakan guru
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam
masih cenderung untuk menilai dari segi kognitif
fenomena tertentu dan membuat reaksi
saja, padahal segi afektif dan psikomotorik siswa
terhadapnya dengan salah satu cara.
pun perlu menjadi bahan pertimbangan. Siswa
adalah oleh
kemampuan seseorang
yang untuk
3. Valuing (menilai atau menghargai) artinya
yang pandai tapi sikapnya kurang baik, perlu
memberikan
menjadi sorotan guru agar kepandaian yang
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
dimiliki siswa tersebut tidak mubadzir. Oleh
obyek.
karena itu aspek afektif menjadi hal yang penting
nilai
4. Organization
atau
(mengatur
memberikan
atau
karena ketika sudah masuk dunia kerja dan
mengorganisasikan) artinya mempertemukan
kemasyarakatan afektif akan sangat dilirik.
oerbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru
Sebagai calon pendidik kita harus menanamkan
yang lebih universal.
sikap afektif yang baik kepada siswa.
5. Characterization by a Value or Value
Abu Ahmadi (2007:152) mendefinisikan
Complex (karakterisasi dengan suatu nilai
bahwa afektif adalah cara kita menunjukkan
atau komplek nilai) yakni keterpaduan semua
dimensi emosional dari sikap kita, yaitu emosi
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang.
yang berhubungan dengan objek yang dirasakan
Salah satu sikap afektif yang dapat
menyenangkan atau tidak. Dengan kata lain
diamati adalah sikap disiplin. Disiplin menurut
afektif merupakan sikap kita terhadap orang lain.
Andi Rasdiyanah (1995: 28) adalah Kepatuhan
Kontribusi Sistem Poin Negative...(Purwatmaja L.K.) 3
untuk menghormati dan melaksanakan suatu
dikenakan
sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk
memotivasi
pada keputusan, perintah atau peraturan yang
mempertahankan poin yang dimilikinya. Semakin
berlaku. Perilaku disiplin sangat diperlukan
sedikit melakukan pelanggaran, semakin banyak
dalam pembinaan perkembangan anak untuk
poin mereka, begitu pula sebaliknya.
menuju masa depan yang lebih baik.
poin.
Hal
ini
dilakukan
siswa-siswinya,
untuk agar
Penerapan poin yang ada di SD N Golo
Tujuan disiplin ialah membentuk perilaku
harapnnya dapat dilaksanakan oleh semua wali
sedemikian rupa sehingga perilaku tersebut akan
kelas secara baik supaya kedisilinan siswa-
sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan
siswinya dapat meningkat. Kepala sekolah sudah
kelompok budaya, tempat individu itu tinggal.
“memerintahkan” semua guru untuk menerapkan
Sedangkan
sistem poin negative reinforcement tersebut.
dalam
jangka
panjang,
disiplin
merupakan salah satu jalan membentuk tanggung
Namun,
jawab
adalah
melakukan observasi di SD N Golo, ternyata
disiplin belajar bisa membentuk tanggung jawab
belum semua kelas menerapkan sistem poin ini.
siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang
Dari penuturan Ibu Kepala Sekolah, kendalanya
baik.
adalah karena kurangnya koordinasi dari pihak
individu.
Untuk
Sebagai
contohnya
setelah
penulis
sekolah untuk wali kelas mengenai kesepakatan
cara
memulai sistem ini dan karena sistem ini
sendiri, mulai dari menerapkan sistem poin
merupakan sistem baru yang diterapkan di SD N
sampai langsung menerapkan hukuman yang
Golo setelah pergantian Kepala Sekolah. Namun
bersifat tegas. Cara yang banyak dipakai biasanya
terdapat 1 kelas, yaitu kelas III B yang sudah
menggunakan
poin
benar-benar melaksanakan sistem poin sesuai
reinforcement
kebijakan sekolah. Kelas III B ini paling lengkap
sekolah-sekolah
merupakan
sistem suatu
disiplin
kenyatannya,
siswa,
biasanya
meningkatkan
pada
mempunyai
poin. bentuk
Sistem
(penguatan).
catatan poin setiap siswanya. Wali kelas III B
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23 Februari 2015, salah satu SD yang
juga menuturkan bahwa tingkat kedisiplinan di kelasnya masih tergolong masih kurang.
menerapkan sistem poin ini adalah SD N Golo.
Wali kelas III B juga menuturkan
Sistem poin yang diterapkan tergolong unik. Jadi
penerapan sistem poin yang ada di kelas III B
sistem poin yang ada di SD N Golo adalah
juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa-
masing-masing
semester
siswinya, namun hanya pada mata pelajaran
mempunyai poin 100, namun ketika siswa
tertentu misalnya mata pelajaran Pendidikan
melakukan pelanggaran yang sudah ditetapkan
Kewarganegaraan.
anak
pada
awal
sekolah, maka poin mereka akan berkurang. Poin
Beranjak dari permasalahan di atas, maka
akan diakumulasi sampai akhir semester. Berbeda
diperoleh judul “Kontribusi Sistem Poin Negative
dengan poin yang dilakukan di sekolah lain,
reinforcement terhadap Afektif
biasanya sekolah-sekolah memulai dari nol,
Kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta”. Tujuan
kemudian ketika melakukan pelanggaran baru
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
Disiplin Siswa
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke IV September 2015
besar
kontribusi
sistem
poin
negative
reinforcement terhadap afektif disiplin siswa.
menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov
dengan bantuan SPSS 17.0. b.
METODE PENELITIAN
Uji Linieritas Uji
Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan
linieritas
mengetahui
bertujuan
apakah
dua
untuk variabel
penelitian kuatitatif dengan jenis penelitian ex
mempunyai hubungan yang linear atau
post facto.
tidak secara signifikan. 2. Pengujian Hipotesis
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
Jika
siswa kelas III B SD Negeri Golo yang
terpenuhi
maka
berjumlah 26 siswa.
selanjutnya
adalah
Waktu dan Tempat Penelitian
dengan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
kedua
uji
untuk
data
telah
langkah
pengujian hipotesis
mencari nilai
analisis
prasyarat
regresi.
Teknik
yang digunakan
untuk
Golo, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
menguji hipotesis dalam penelitian ini
Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan
adalah regresi linear sederhana.
April 2015
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan
ini
digunakan
untuk
mengungkapkan seberapa besar kontribusi sistem
adalah kuesioner dan dokumentasi.
poin negative reinforcement terhadap afektif
Instrumen penelitian
disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan
ini yaitu lembar skala dan pedoman analisis
menggunakan skala serta dokumentasi kemudian
dokumentasi. Lembar skala digunakan untuk
dianalisis
mengukur variabel afektif disiplin sedangkan
sederhana. Dokumentasi yang dipakai berupa
pedoman analisis dokumentasi digunakan untuk
rekapitulasi poin yang diperoleh siswa pada
mengukur
semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Namun
variabel
sistem
poin
negative
menggunakan
analisis
regresi
reinforcement.
sebelumnya akan di sajikan analisis deskripsi dari
Teknik analisis data
variabel-variabel penelitian yang telah diteliti.
Ada pun teknik analisis data yang 1. Sistem Poin Negative reinforcement
digunakan dalam penelitian yaitu:
Data poin negative reinforcement diperoleh
1. Uji Prasyarat Data. a.
dari hasil dokumentasi, yaitu hasil rekapitulasi
Uji Normalitas Uji
normalitas
mengetahui apakah data berdistrubusi normalitas
normal dalam
dihitung
untuk
yang terkumpul atau
tidak.
penelitian
Uji ini
poin negative reinforcement siswa selama 1 semester. Skor maksimal pada variabel sistem poin negative reinforcement ini
adalah
100,
sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90. Skor terendah pada skala ini adalah
Kontribusi Sistem Poin Negative...(Purwatmaja L.K.) 5
0 dan nilai terendah yang diperoleh siswa
kadang-kadang= 2, tidak pernah= 1. Sedangkan
adalah 82. Rerata (mean) idealnya adalah 90.
untuk pernyataan negatif penyekorannya yaitu:
Standar idealnya adalah 3. Dari nilai rerata dan
selalu= 1, sering= 2, kadang-kadang= 3, tidak
standar
klasifikasi
pernah= 4. Berdasar skor tersebut maka skala
mengenai poin negative reinforcement yang
penguatan guru memiliki rentang skor antara 23
diperoleh siswa. Poin negative reinforcement
sampai 92. Setelah skala diisi oleh 26 siswa,
siswa
dengan
peneliti membuat distribusi skor jawaban skala,
pertimbangan rerata sebesar 90,38 berada pada
kemudian menentukan skor jawaban sesuai
interval 90 < X ≤ 94 (kategori
baik). Siswa
dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan.
memiliki poin negative reinforcement
Skor jawaban dari masing-masing responden
kurang baik sebanyak 3 anak (11,54 %), siswa
kemudian di tabulasi. Skor maksimal pada
yang memiliki poin negative reinforcement cukup
variabel
baik sebanyak 6 anak (23,08%), siswa yang
sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa
memiliki poin negative reinforcement baik 13
adalah 90. Skor terendah pada skala ini adalah
anak (50%), dan siswa yang memiliki poin
23 dan nilai terendah yang diperoleh siswa
negative reinforcement sangat baik ada 4 anak
adalah 68. Rerata (mean) idealnya adalah 80.
yang
deviasi
berada
dapat
pada
dilakukan
kategori
baik
afektif disiplin
ini
adalah
92,
(15,38%). Jadi dapat disimpulkan bahwa poin
Standar idealnya adalah 4. Dari nilai rerata dan
negative reinforcement yang dimiliki siswa kelas
standar deviasi dapat dilakukan klasifikasi
III B di SD Negeri Golo Yogyakarta termasuk
mengenai tingkat afektif disiplin. tingkat afektif
dalam kategori baik.
disiplin siswa berada pada kategori baik dengan
2. Afektif Disiplin Siswa
pertimbangan rerata sebesar 80,65 berada pada
Data afektif disiplin siswa diperoleh dari
interval 80 < X ≤ 86 (kategori baik). Siswa
hasil menyebar skala yang bersifat tertutup.
yang
Sebelum
sebanyak
siswa
mengisi
skala,
peneliti
mengisi afektif disiplin 3
anak
(11,54 %),
kurang
baik
siswa
yang
memberikan arahan petunjuk pengisian skala.
menjawab afektif disiplin cukup baik sebanyak 9
Skala yang digunakan dalam penelitian ini sudah
anak (34,62%), siswa yang menjawab baik 10
diketahui validitas
anak (38,46%), dan siswa yang menjawab
dan
reliabilitasnya.
Pada
awalnya jumlah butir soal skala afektif disiplin
afektif disiplin
sangat
baik
ada
4
anak
28 butir. Setelah diuji, jumlah pernyataan
(15,38%). Jadi dapat disimpulkan bahwa afektif
yang valid dan reliabel ada 23 butir soal
disiplin yang terdapat di SD Negeri Golo
dengan 4 pilihan jawaban (selalu, sering,
Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup baik.
kadang-kadang, dan tidak pernah). Skala yang telah diuji tersebut kemudian disebar pada
Pengujian Persyaratan Analisis Data
subjek penelitian yang berjumlah 26 siswa.
1. Uji Normalitas
Skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 sampai 4. Untuk kalimat
positif
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
maka
apakah variabel penelitian berdistribusi normal
penyekorannya yaitu: selalu= 4, sering= 3,
atau tidak. Uji normalitas diujikan pada masing-
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke IV September 2015
masing variabel penelitian yaitu sistem poin
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
negative reinforcement dan afektif disipin siswa.
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,168 atau lebih
Pengujian
teknik
dari 0,05, sehingga dapat dikatakan kontribusi
untuk
antara variabel bebas dengan variabel terikat
perhitungannya menggunakan program SPSS
adalah linier. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat
17.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi
pada lampiran.
analisis
normalitas
menggunakan
Kolmogorov-Smirnov
dan
normal apabila nilai signifikansi (p) lebih besar
3. Pengujian Hipotesis
dari 0,05 pada taraf signifikansi α = 0,05.
Uji prasyarat yang berupa uji normalitas
Hasil uji normalitas untuk masing-masing
dan uji linearitas telah dilakukan, dapat diketahui
variabel penelitian disajikan dalam tabel berikut
data yang ada sudah berdistribusi normal dan
ini:
linier, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk
Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Variabel Poin negative reinforcement Afektif disiplin
mengetahui adanya kontribusi antara variabel
KSZ
Sig.
Keterangan
1,371
0,460
Normal
0,619
0,839
Normal
bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov pada semua variabel penelitian dengan nilai signifikansi lebih dari
Hipotesis
0,05
sehingga
dapat
dikatakan
berdistribusi normal. Perhitungan lebih rinci
yang
digunakan
dalam
penelitian ini berbunyi: a. Ho:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
besar
bebas dan variabel terikat.
tidak ada kontribusi yang signifikan
antara sistem poin negative reinforcement terhadap afektif disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta. b. Ha: ada kontribusi signifikan antara sistem poin negative reinforcement terhadap afektif disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo
dapat dilihat pada lampiran.
Yogyakarta. 2. Uji Linearitas Tujuan
uji
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini linearitas
adalah
untuk
menggunakan analisis regresi linier sederhana.
mengetahui pengaruhantara variabel bebas dan
Uji hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk
variabel terikat linier atau tidak. Pengujian
mengetahui apakah data yang diperoleh dalam
dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 for
penelitian mendukung atau menolak hipotesis.
windows. Kriteria pengujian linearitas adalah jika
Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis
nilai signifikansi pada linearity lebih dari 0,05,
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
maka pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier. Hasil pengujian linearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Hasil Uji Linearitas Variabel X Y
Sig. 0,168
Keterangan Linier
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis R
R
hitung
tabel
0,525
0,388
R2 0,275
F
F
hitung
tabel
9,112
4,23
Sig. 0,006
Kontribusi Sistem Poin Negative...(Purwatmaja L.K.) 7
Berdasarkan analisis tabel hasil uji 2
regresi di atas diperoleh nilai
sebesar 0,275
atau 27,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa sistem
reinforcement. Dari persamaan tersebut dapat dianalisis beberapa hal, antara lain: 1.
Bila siswa tanpa poin negative reinforcement
poin negative reinforcement memiliki kontribusi
(X=0), maka diperkirakan ia akan memiliki
sebesar 27,5% terhadap afektif disiplin siswa
skor afektif disiplin sebesar 31,662.
kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta. Setelah
2.
Koefisien regresi b = 0,556 mengindikasikan
dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS 17.0
besaran penambahan tingkat afektif disiplin
for windows, diperoleh nilai Koefisiensi Korelasi
untuk setiap pertambahan poin negative
(r) atau r hitung sebesar 0,525, sedangkan nilai r tabel
reinforcement. Persamaan regresi Y = 31,662
pada taraf signifikansi 5% dan N=26 adalah
+ 0,556X yang digunakan sebagai dasar
0,388. Berdasarkan hasil analisis tersebut terlihat
untuk memperkirakan tingkat afektif disiplin
bahwa r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,525 >
siswa yang dipengaruhi oleh sistem poin
0,388). Nilai signifikansinya juga lebih kecil dari
negative reinforcement akan diuji apakah
(0,006 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
valid atau tidak. Untuk menguji kevalidan
diterima. Jadi
persamaan regresi, dalam penelitian ini
model regresi linier sederhana
menggunakan teknik probabilitas.
dapat digunakan untuk memprediksi afektif
Hipotesis yang diambil adalah:
disiplin siswa yang dipengaruhi oleh sistem poin
a. Ho: tidak ada kontribusi yang positif dan
negative reinforcement.
signifikan antara sistem poin negative
Tabel 4 Tabel Coefficient
reinforcement terhadap afektif disiplin
Standardize d Unstandardize Coefficient d Coefficients s Model
B
Std. Error
Beta
1 (Constant 31.62 16.280 ) 2 poin
.556
.184
siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta. b. Ha:
ada kontribusi yang positif dan
Sig.
signifikan antara sistem poin negative
1.94 .06 2 4
reinforcement terhadap afektif disiplin
t
siswa kelas III B SD Negeri Golo
.525 3.01 .00 9 6
Yogyakarta. Berdasarkan
pengujian
kevalidan
menggunakan uji-t, Ho akan ditolak apabila t hitung Dari tabel coefficients tersebut, dapat dianalisis bahwa tabel di atas
menunjukkan
>t tabel.
tabel
dan Ho akan diterima –t
tabel
≤t
hitung
Dari tabel coefficients (a) diperoleh t
≤t
hitung
=
model persamaan regresi untuk memperkirakan
3,019. Nilai t
tingkat afektif disiplin yang dipengaruhi oleh
sehingga didapatkan nilai t
sistem poin negative reinforcement adalah: Y =
Ternyata t
31,662 + 0,556X.
ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut maka
hitung
tabel
dicari menggunakan tabel t
= 3,019 > t
tabel
tabel
sebesar 2,06.
= 2,06, maka Ho
Dimana Y adalah afektif disiplin siswa,
dapat diambil keputusan bahwa ada kontribusi
sedangkan X adalah sistem poin negative
yang positif dan signifikan antara sistem poin
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke IV September 2015
negative reinforcement terhadap afektif disiplin
kebanyakan
siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta.
menjalani KBM atau kegiatan belajar-mengajar di
Hasil
terpaksa
dalam
kelas. Entah paksaan dari orang tua, guru,
bahwa sistem poin yang diberikan kepada siswa-
maupun faktor lainnya. Namun sebagian besar
siswi kelas III B dapat memotivasi siswa untuk
siswa-siswi kelas III B juga sudah baik untuk
berperilaku sesuai aturan sekolah. Hal ini sesuai
indikator melaksanakan kewajiban dengan baik.
dengan pendapat Maria J. Wantah (2005: 157)
Hal
yang mengemukakan bahwa tujuan dari negative
pengukuran
reinforcement adalah menghentikan anak untuk
melaksanakan
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
memperoleh skor tertinggi dengan skor 449 atau
norma
persentase sebesar 21,41 %. Hal ini sesuai dengan
aturan
ini
masih
menunjukkan
dan
penelitian
siswa
yang
berlaku
dengan
ini
terbukti
dengan
indikator
perolehan bahwa
kewajiban
Prijodarminto
hasil
indikator
dengan
(1994:
23)
baik
menggunakan metode yang memberikan efek jera
pendapat
yang
baik secara biologis maupun psikologis. Guru
mengemukakan bahwa ada tiga aspek disiplin,
kelas III B juga menuturkan bahwa setelah
antara lain: 1) sikap mental (mental attitude) yang
menerapkan sistem poin negative reinforcement,
merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau
perilaku siswa menjadi lebih baik dan siswa
pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran
menjadi lebih aktif di dalam kelas.
dan pengendalian watak, 2) pemahaman yang
Sistem poin negative reinforcement yang
baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma,
diterapkan di SD Negeri Golo mempunyai prinsip
kriteria, dan standar yang sedemikian rupa
bahwa bagi yang bertindak melanggar peraturan
sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan
yang dibuat sekolah, maka akan dikurangi poin
pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa
yang dimiliki siswa tersebut. Hal ini sesuai
ketaatan akan aturan,
dengan pendapat Brian A. Iwata & Richard G.
merupakan
Smith (Cooper, 2007: 302) yang menyebutkan
keberhasilan (sukses), dan 3) perilaku yang secara
bahwa
melibatkan
wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk
penghentian, pengurangan, atau penangguhan
menaati segala hal secara cermat dan tertib.
atau penundaan bagian dari stimulus pada saat
Dengan kata lain, kebanyakan siswa kelas III B
respon muncul yang menyebabkan peningkatan
sudah melaksanakan kewajiban atau aturan sesuai
respon terjadi di kemudian hari.
dengan tata tertib yang ada.
negative
reinforcement
Afektif disiplin siswa kelas III B sudah
syarat
norma, dan standar
mutlak
untuk
mencapai
Pembiasaan mempunyai sikap disiplin
tergolong baik, namun ada beberapa siswa yang
siswa
di
sekolah
diharapkan
juga
dapat
masih kurang dilihat dari indikator disipinnya.
berimplikasi kepada sikap disiplin siswa di
Guru masih perlu memotivasi siswa-siswinya
lingkungan yang lebih luas seperti lingkungan
karena dari hasil pengukuran variabel afektif
masyarakat. Seperti pendapat Hurlock (1999: 82)
disiplin, indikator terendah adalah melaksanakan
yang mengemukakan bahwa disiplin merupakan
KBM tanpa paksaan dengan skor 180 atau dengan
cara masyarakat untuk mengajar anak berperilaku
persentase 8,58 %. Hal ini menandakan bahwa
moral yang disetujui kelompok. Maksudnya
Kontribusi Sistem Poin Negative...(Purwatmaja L.K.) 9
perilaku
seseorang
diengaruhi
juga
oleh
masyarakatnya. Misalnya saja jika masyarakat di sekitarnya
merupakan
masyarakat
yang
senantiasa akan patuh pada peraturan, maka anak akan berperilaku patuh pada peraturan juga, berlaku sebaliknya.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka menunjukkan bahwa ada kontribusi yang antara
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
KESIMPULAN
signifikan
at:
. Date accessed: 26 Jun. 2015.
sistem
poin
negative
reinforcement terhadap afektif disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta. Koefisien korelasinya sebesar 0,525 sehingga koefisien determinasinya adalah 0,275 yang berarti bahwa 27,5% variasi nilai afektif disiplin ditentukan oleh faktor sistem poin negative reinforcement. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta. Andi Rasdiyanah. (2006). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Lubuh Agung. Anas Sudijono. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cooper, John O. (2007). Aplied Behaviour Analysis. USA: Pearson Education. Hurlock, Elizabeth, E. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Maria J. Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral. Jakarta: Depdiknas. Prijodarminto. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Setyawan, W., Mustadi, A.. Pengembangan Ssp Tematik-Integratif Untuk Membangun Karakter Disiplin Dan Kreatif Siswa Kelas I Sd. Jurnal Prima Edukasia, North America, 3, jan. 2015. Available