Prosiding Tugas Akhir Semester Ganjil 2011/2012
KOMPLEKS SENG(II) PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT: SINTESIS, KARAKTERISASI, UJI TOKSISITAS Tia Ayu Christanti*, Dr. Fahimah Martak, M. Si.1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Kompleks seng(II) dengan asam piridin-2,6-dikarboksilat telah disintesis melalui reaksi antara seng(II) klorida dan asam piridin-2,6-dikarboksilat dengan dua metode yang berbeda. Pertama dilakukan dengan metode refluks dan perbandingan mol logam dan mol ligan 1:1 dalam metanol air. Kedua dengan metode reaksi langsung dengan perbandingan mol logam dan mol ligan 1:2 dan dengan pelarut yang sama. Dari hasil sintesis pertama ini diperoleh kristal bening berbentuk jajargenjang dengan rumus molekul [Zn(H2dipic,dipic)Zn2(10H2O)]Cl4∙5H2O (Kompleks I-trinuklir) dan yang kedua diperoleh kristal bening menyerupai jarum dan rumus molekulnya [Zn(H2dipic)2Zn(H2O)5]Cl4∙2H2O (kompleks II-dinuklir). Rumus ini diperoleh dari beberapa hasil karakterisasi. Untuk uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) didapatkan nilai LC50 989,26 dan 503,32 ppm untuk masing-masing kompleks I dan II Kata kunci : senyawa kompleks, toksisitas, ion logam seng(II), ligan asam piridin-2,6-dikarboksilat, trinuklir, dinuklir. I. PENDAHULUAN Asam piridin-2,6-dikarboksilat (asam dipikolinat) pertama kali ditemukan dalam hubungannya dengan sistem biologi pada tahun 1936 dan diketahui sebagai komponen terbesar pada spora bakteri. H2dipic digunakan pada sebagian besar proses inhibitor enzim dan pemeliharaan tanaman. Penelitian yang berkembang saat ini pada H2dipic menunjukkan bahwa asam yang terkandung didalamnya dapat mencegah proses oksidasi pada lipoprotein yang berdensitas rendah. Asam piridin-2,6dikarboksilat juga merupakan salah satu turunan asam karboksilat yang menarik hal kimia koordinasi. H2dipic ini juga berpotensi untuk mengasilkan berbagai macam bentuk koordinasi *Corresponding author e-mail :
[email protected] 1 Alamat sekarang : Jur Kimia, Fak MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Asam piridin-2,6-dikarboksilat dapat berinteraksi dengan beberapa ion logam yang dimiliki oleh tubuh. Salah satu cara untuk mengetahui sifat kimia serta asam yang dimiliki asam dipikolinat adalah mempelajarinya dalam bentuk senyawa kompleks (Vargova, 2004). Seperti pada kompleks antara Zn(Seng) dan sitosan yang aktif sebagai anti mikroba (Wang, 2003). Seng yang merupakan ion logam yang memiliki konfigurasi elektron d10 sangat cocok untuk konstruksi polimer koordinasi dan juga sebagai jaringan (networks). Konfigurasi d10 memungkinkan secara fleksibel untuk pembentukan geometri dari kompleks Zn bervariasi mulai dari trigonal bipiramida (sp3d) dan square planar sampai oktahedral (sp3d2) dan masih banyak distorsi lain yang mungkin terjadi (Erxleben,2003). Salah satu contoh yaitu kompleks Seng dengan 1-hydroxypyridine-2-thione yang dalam aplikasinya dapat menghambat sel kanker prostat (A549 lung dan PC3) pada model xenograft (Allesio, 2011).
Struktur senyawa kompleks seng dengan ligan dipikolinat sudah dilaporkan, namun kajian tentang sifat tosisitasnya masih belum dikaji. Oleh karena itu pada penelitian ini diuji untuk sifat toksisitas yang nantinya akan menuju pada anti kanker. Serta pengkajian lebih lanjut tentang metode sintesis yang berbeda dan diharapkan dapat memberikan struktur kristal yang berbeda. Uji toksisitas senyawa sering digunakan adalah BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). BSLT menggunakan larva udang Artemia salina sebagai hewan uji. Metode ini selain mudah, cepat dan cukup akurat, juga sering digunakan dalam usaha pencarian-pencarian antikanker baru yang umumnya berasal dari tanaman. Hasil uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test telah terbukti memiliki korelasi dengan daya sitotoksis senyawa antikanker. Hasil uji toksisitas dinyatakan dalam persen LC50 (Lethal Consentratios) (Meyer, 1982 ; Nurhayati, 2006). II. EKSPERIMEN 2.1 Sintesis Kompleks I Zn(II)-Asam piridin-2,6-dikarboksilat metode refluks Sebanyak 1,6712 (10 mmol) gram H2dipic dilarutkan dalam pelarut metanol:akuademin 1:1 masing-masing 25 mL lalu dimasukkan dalam labu leher 3. Disiapkan dua buah kaca arloji masingmasing telah berisi 0,68145 gram (masingmasing 5 mmol) ZnCl2, lalu dimasukkan kedalam labu leher tiga yang telah berisi larutan H2dipic. Kemudian campuran ini direfluks dengan temperatur 70°C disertai pengadukan dengan kecepatan 400 rpm selama 3 jam (Gambar 3.1a). Larutan selanjutnya dipindahkan ke dalam gelas piala, ditutup dengan kertas saring dan setelah 5 hari terbentuk kristal bening berbentuk bongkahan kecil. Kristal kemudian disaring, dikeringkan dalam desikator, dikarakterisasi dan diuji bioaktifitasnya. 2.2 Sintesis Kompleks II Zn(II)-Asam piridin-2,6 dikarboksilat metode
non refluks
Sebanyak 1,6712 (10 mmol) gram H2dipic dilarutkan dalam pelarut metanol:akuademin 1:1 masing-masing 50 mL. Disiapkan ZnCl2 sebanyak 0,68145 gram
(5 mmol) yang dilarutkan dalam 50 mL akuademin. Larutan ZnCl2 diaduk dengan kecepatan 400 rpm pada suhu kamar, dan ditetesi secara perlahan larutan H2dipic yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu dilanjutkan pengadukan selama 24 jam dan tetap pada suhu kamar. Setelah 5 hari maka larutan dipanaskan pada suhu 70°C hingga setengah dari volume awal. Kemudian disaring, dan filtratnya dipanaskan kembali hingga setengah dari volume awal. Larutan selanjutnya dipindahkan ke dalam gelas piala, ditutup dengan kertas saring dan setelah 5 hari terbentuk kristal bening berbentuk jarum kecil. Kristal kemudian disaring, dikeringkan dalam desikator, dikarakterisasi dan diuji bioaktifitasnya. 2.3 Karakterisasi Hasil Sintesis 2.3.1 Penentuan Kadar Ion Logam Larutan cuplikan disiapkan dengan menimbang kompleks I sebanyak 0,0046 gram, ditambah 2 tetes HNO3 pekat dan dilarutkan dalam aquades pada labu ukur 10 mL. Penambahan aquades sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi larutan 100 ppm. Larutan kemudian diencerkan sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2 ppm. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap kompleks II dengan berat penimbangan sebesar 0,0056 gram. Larutan akhir dengan konsentrasi 2 ppm selanjutnya diaspirasikan pada alat. 2.3.2 Penentuan Kandungan C, H dan N dalam Senyawa Alat terlebih dahulu distandarisai dengan L-Cistina Standard (C6H12N2O4S2, C = 29,99%, H = 5,03%, N = 11,66%, S = 26,69% dan O = 26,63%) sebelum digunakan. Cuplikan sebanyak 2,83 mg ditempatkan dalam aluminium foil dan dimasukkan dalam pelat berlubang untuk dilakukan pembakaran dengan gas oksigen. Alat mikrounsur selanjutnya dijalankan dan komposisi unsur C, H, N dan S yang terkandung pada senyawa terbaca pada layar monitor komputer. 2.3.3 Penentuan Gugus Fungsi dengan Spektroskopi Inframerah Gugus fungsi yang terkoordinasi dalam ion logam ditentukan dengan spektrofotometer infra merah. Bahan yang
digunakam berupa padatan kompleks. Pengukuran dilakukan dengan pembuatan pelet, 1 miligram cuplikan yang dicampur dengan 20 miligram KBr, kemudian dimasukkan dalam press holder, ditekan beberapa saat hingga ketebalan 0,01 mm 0,05 mm. Cuplikan senyawa kompleks dianalisis pada daerah bilangan gelombang 4000-300 cm-1. 2.3.4 Analisis Momen Magnet Pengukuran momen magnet dilakukan pada temperatur ruang yang diamati dengan penimbangan tabung kosong dan massanya dinyatakan sebagai mo. Tabung selanjutnya dimasukkan ke dalam alat dan nilai kerentanan magnet (R) yang muncul dicatat sebagai Ro, yang selanjutnya dengan pengisisan cuplikan dalam tabung. Tabung ditimbang kembali dan massanya dinyatakan sebagai M dan diukur juga kerentanan magnetnya setelah diisi cuplikan yang dinyatakan sebagai R1. Ketinggian dalam tabung dan suhu (dalam satuan Kelvin) dicatat. Data yang diperoleh kemudian dihitung sehingga diperoleh nilai momen magnetik. 2.3.5. Analisa 1H NMR dan 13C NMR Pengukuran 1H NMR dan 13C NMR dilakukan di pusat penelitian Kimia-LIPI. Namun sebelumnya dilakukan uji kelarutan pada ligan, dan kedua kompleks pada 5 pelarut yang berbeda yaitu pada pelarut DMSO, aseton, metanol, kloroform, dan H2O. Uji kelarutan dilakukan pada botol vial bening, dengan mengambil 1 mg sampel dengan 1 mL pelarut. Uji NMR yang sebelumnya telah dilakukan preparasi sampel. Sampel dilarutkan dalam pelarut deutrium (D2O) (yang sebelumnya telah ditentukan kelarutannya) kemudian dimasukkan kedalam tube NMR dan selanjutnya dianalisa 2.3.6 Analisis Hantaran Listrik
Larutan standard KCl dan MgCl2∙6H2O dengan konsentrasi 0,001M disiapkan terlebih dahulu dalam pelarut metanol. Kompleks I dan kompleks II dengan konsentrasi 0,001 M disiapkan dalam pelarut yang sama. Daya hantar
listrik selanjutnya konduktometer.
diukur
dengan
2.3.7. Uji Toksisitas
Uji toksisitas dilakukan untuk menegtahui nilai LC50 (Lethal Concentration) ZnCl2, H2dipic, kompleks (I) dan kompleks (II). Larutan uji dibuat dengan konsentrasi 62,5 µg/ml, 125 µg/ml, 250 µg/ml, 500 µg /ml dan 1000 µg/ml yang selanjutnya diambil 15 µL dan dimasukkan dalam kedalam tabung lalu dimasukkan tabung berkapasistas 30 µL. Air laut sebanyak 15 µL yang sudah berisi dengan 10 ekor anak udang ditambahkan. Tabung kemudian didiamkan selama 24 jam kemudian dihitung jumlah anak udang yang mati secara visual. Pengujian dilakukan tiga kali untuk masing-masing konsentrasi. Larva Artemia salina dikatakan mati apabila tidak menunjukkan gerakan sama sekali pada saat pengamatan. Bila ada kematian pada kontrol, dikoreksi dengan rumus Abbot’s (Colegate, 1993) : % 𝑲𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒓𝒗𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒕𝒊 − 𝒍𝒂𝒓𝒗𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 = 𝒍𝒂𝒓𝒗𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 × 𝟏𝟎𝟎%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 KARAKTERISASI KOMPLEKS I Prediksi struktur kristal I dapat diawali dengan pengukuran kadar seng dengan instrumen SSA (spektroskopi serapan atom). Metoda ini digunakan untuk menentukan kadar seng dalam kompleks hasil sintesis. Pengukuran ini dapat dilengkapi dengan data dari elemental analyser unsur C,H, dan N. Pengukuran kadar seng dalam kompleks I menunjukkan hasil sebesar 19,77%. Jika hasil pengukuran tersebut digabungkan dengan data C,H,N maka didapatkan berbagai kemungkinan rumus kompleks yang ditunjukkan oleh Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kadar Zn, C, H dan N dalam kompleks I secara teoritis. Rumus molekul
%C
%H
%N
560, 63 787, 02
% Zn 19,7 7 11,6 6 16,6 0
17,6 79 29,9 9 21,3 6
4,37 4 3,56
2,94 5 4,99
3,81
3,56
940, 13
20,8 6
17,8 8
4,04
2,98
Mr
Eksperimen [Zn(L)2Cl2∙5 H2O] (mononuklir) [Zn(L)2 Zn(5H2O)Cl4∙5 H2O] (dinuklir) [(Zn(L)2/Zn2(10H2O) )Cl4∙5 H2O] (trinuklir)
Tabel diatas memperlihatkan bahwa kompleks dengan rumus [Zn(H2dipic,dipic)Zn2(10H2O)]Cl4∙5H2O mempunyai kandungan baik Zn, C, H dan N hasil perhitungan teoritis dengan kompleks trinuklir. Hasil pengukuran spektroskopi inframerah pada bilangan gelombang 4000300 cm-1 menghasilkan spektrum sebagaimana terlihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Spektrum IR kompleks I Spektrum diatas menunjukkan puncak yang melebar pada daerah 3410,15 cm-1, sesuai untuk gugus OH yang berasal dari ligan yang terikat pada logam maupun OH air hidrat. Puncak utama berikutnya muncul pada 1635,64 cm-1 sesuai untuk gugus C=O karboksilat, yang berasal dari karbonil dari ligan yang berikatan dengan logam. Puncak spektrum IR yang lain dari kompleks I terdapat puncak pada 416.62 cm-1 dan 540.07 cm-1 yang untuk masing-masing dapat diidentifikasi sebagai vibrasi Zn-N dan Zn-O. Sebelum melakukan analisa NMR maka sebelumnya dilakukan analisa kemagnetan, karena dikawatirkan senyawa kompleks yang berisifat paramagnetik dan
feromagnetik akan mempengaruhi medan magnet pafda NMR. Pengukuran ini dilakukan untuk kompleks I dan II. Nilai efektif (µeff) hasil pengukuran menunjukkan sifat diamagnetik, karena nilai kerentanan magnet R1 yang dihasilkan sebesar -51dan 62 untuk masing-masing kompleks I dan II. Analisa Resonansi Magnetik Nuklir (NMR) adalah metode spektroskopi yang selanjutnya digunakan untuk mendukung karakterisasi. Data pergeseran kimia ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Data NMR ligan, kompleks I dan kompleks II NMR Ligan Kompleks Kompleks H2dipik I (ppm) II (ppm) (ppm) 1 8.35 (d) 8,40 (m) 8,38 (s) H 167,7 167,1 146,3 146,4 13 C 143,5 142,8 126,7 127,5 Dari tabel 3.2 di atas terlihat bahwa untuk ligan terdapat pergeseran pada 8,35 yang merupakan pergeseran aromatik. Selanjutnya untuk kompleks I, terdapat pergeseran di daerah 8,40 ppm. Hal ini mengindikasikan lingkungan H aromatik pada kompleks, dan mengalami pergeseran bila dibandingkan dengan ligan, dan juga merupakan indikasi bahwa kompleks sudah terbentuk. Analisa lainnya sebenarnya dapat ditunjang dengan lingkungan C, namun karena pada ligan tidak dilakukan analisa 13C, maka tidak dapat dibandingkan. Hanya sebagai jenis karbon apa saja yang dapat ditentukan oleh 13C NMR. Yang masingmasing muncul pada pergeseran 167,7; 146,3;143,5; 126,7. Dari pergeseran tersebut dapat dibagi menajdi 4 kelompok lingkungan C yang dominan yaitu ≈167, ≈146, ≈143 dan ≈126. Masing-masing pergeseran tersebut dapat dijelaskan pada gambar 3.2. Pergeseran ≈167 untuk lingkungan 1, ≈146 untuk C2 dan C6, ≈143 C3 dan C5 serta ≈128 untuk C4.
Tabel 3.3 Kadar Zn, C, H dan N dalam kompleks II secara teoritis
C4
O
C3
C5
C2
C6
C1
N
O C1
OH
OH
Gambar 3.2 prediksi struktur kompleks I dan II pada bagian aromatik Analisa selanjutnya adalah hantaran, dimana hantaran ini nantinya dibandingkan dengan standart yang telah dibuat sebelumnya, yaitu hantaran KCl (+1) dalam air sebesar 157,32 dan MgCl2∙6H2O (+2) sebesar 310,02 (S.cm2.mol-1). Kompleks I memiliki hantaran sebesar 621,02, sehingga dapat disimpulkan bahwa kompleks memiliki muatan sebesar 4+. Dari keseluruhan karakterisasi yang dilakukan maka dapat disarankan struktur yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
H
H
O
O C
N
O
C O
O C H2 O
O
O N
Mr
%C
%H
%N
506, 63 732, 74
% Zn 15, 94 12, 90 17, 84
21,4 57 33,1 8 22,9 4
3,6 89 2,7 6 3,2 7
3,9 83 5,5 3 3,8 2
[Zn(L)2Cl2∙2 H2O] (mononuklir) [Zn(L)2 Zn(5H2O)Cl4∙2 H2O] (dinuklir) [(Zn(L)2/Zn2(10H2 O))Cl4∙2 H2O] (trinuklir)
888, 41
22, 08
18,9 2
3,6 0
3,1 6
Tabel 3.3 memperlihatkan bahwa kompleks hampir sama dengan kompleks dinuklir, sehingga dapat disimpulkan bahwa kompleks ini adalah kompleks dinuklir. Untuk Spektrum IR kompleks II yang ditunjukkan pada gambar 3.4 tidak jauh berbeda dengan kompleks I. Puncak yang melebar pada daerah 3410,15 cm-1 yang juga menunjukkan bahwa terdapat gugus O-H baik sebagai ligan yang terikata pada logam Zn maupun O-H dari air hidrat yang berikatan kimia dengan kompleks seperti pada kompleks II. Untuk puncak pada 1705,07 menyatakan vibrasi C=O, dan untuk vibrasi logam Cl .5H O (Zn) dengan O dan N masing-masing muncul pada 524.64 cm-1 dan 455.2 cm-1 4
Zn
Rumus molekul Eksperimen
2
C OH 2
O
H2 O
OH 2
GambarH O3.3 Prediksi struktur senyawa OH H O OH OH H O kompleks I [Zn(H2dipic,dipic)Zn2(10H2O)]Cl4∙5H2O Zn
Zn
2
2
2
2
2
2
3.2 KARAKTERISASI KOMPLEKS II
Prediksi struktur kristal II juga serupa dengan kompleks sebelumnya yaitu diawali dengan pengukuran kadar seng dengan instrumen SSA dengan dilangkapi data C,H dan N dari hasil elemntal analyser. Pengukuran kadar seng dalam kompleks II menunjukkan hasil sebesar 15,94%. Berbagai kemungkinan struktur yang ditunjukkan oleh Tabel 3.3.
Gambar 3.4 Spektrum IR kompleks II
Uji untuk kompleks II selanjutnya yaitu NMR, dimana kompleks II ini juga dibandingkan pergeserannya 1H NMR
dengan ligan. Pergeseran kompleks II terjadi pada 8,38 (s) sedangkan ligan terjadi pada 8.35 (d), hal ini juga mendukung bahwa kompleks II sudah terbentuk. Pergeseran 13C NMR terjadi pada 167,1; 146,4; 142, 8; dan 127,5; yang juga hampir sama dengan kompleks I sebelumnya. Sesuai dengan karakterisasi daya hantaran (Λm) pada kompleks II konduktivitasnya sebesar 562,02 (S.cm2.mol-1), sehingga juga dapat disimpulkan bahwa kompleks ini memiliki muatan +4. Struktur yang disraankan setelah beberapa karakterisasi dilakukan maka dapat disarankan struktur yang ditunjukkan pada gambar 3.5
H
H
O
O
menghitung persamaan dari log konsentrasi dengan %kematian. Nilai LC50 dari masingmasing larutan uji dihitung. dan didapatkan nilai LC50 untuk ZnCl2, H2Dipic, Kompleks Seng I, dan Kompleks Seng II berturut-turut sebesar 29,54 ppm ; 263,66 ppm ; 989,26 ppm dan 503,32 ppm. IV. KESIMPULAN
Senyawa kompleks (I) [Zn(H2dipic,dipic)Zn2(10H2O)]Cl4∙5H2O dan kompleks (II) [Zn(H2dipic)2Zn(H2O)5]Cl4∙2H2O dapat disintesis menggunakan ligan asam piridin-2,6-dikarboksilat dan ion logam Seng(II)klorida dengan metode refluks serta pemanasan dengan pengadukan. Hasil 1H NMR mengalami pergeseran dari ligan ke kompleks maka mendukung untuk terbentuknya kompleks. Nilai LC50 untuk kompleks I didapatkan sebesar 989,26 ppm dan untuk kompleks II sebesar 503,32 ppm.
V. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih O O Cl4.2H2O kepada Tuhan Yesus yang telah menolong Zn penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini O O Dr. Fahimah Martak, M.Si. atas H H C N C bimbingannya sampai terselesainya O . HO O H O penelitian ini dan Bpk. Arif Fadlan, M.Si Zn Gambar 4.10 Prediksi struktur senyawa OH yang membantu dalam karakterisasi sampel. H O kompleks II OH Mama dan Papa yang tiada henti mendukung 3.3 Uji Toksisitas baik materi dan doa. Bu Yulfi Zetra selaku Karakterisasi dari kompleks (1) dan (2) koordinator TA serta semua pihak yang menunjukkan kesesuaian terhadap kompleks terlibat dalam pembuatan makalah ini seng(II) piridin-2,6-dikarboksilat. Kedua kompleks tersebut diharapkan memiliki VI. DAFTAR PUSTAKA potensi besar dalam hal toksisitas.metode Allesio, E., 2011. yang digunakan untuk uji toksisitas adalah Bioinorganic Medicinal Chemistry, BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), dimana Wiley-VCH Verlag & Co. KgaA : dari uji tersebut akan didapatkan nilai LC50 Germany, 34. (Lethal Concentration). Pada penelitian ini menggunakan Aghatabay, N.M, Neshat, A., Karabiyik, T., rancangan eksperimental dengan pemberian Somer, M., Haciu, D., Dülger, B., 2006. perlakuan konsentrasi 2000 ppm, 1000 ppm, Synthesis, characterization and 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm dan 62,5 ppm antimicrobial activity og Fe(II), masing-masing dari seng(II)klorida dan Zn(II), Cd(II) and Hg(II) complexes H2dipic sebagai gram negatif, serta kompleks with 2,6-bis(benzimidazol-2-yl) (I) dan kompleks (II) sebagai gram positif pyridine ligand, European Journal of dengan jumlah ulangan sebanyak tiga kali Medicinal Chemistry, 42, 205-213. (triplo),kemudian dihitung nilai LC50 dengan C
2
2
2
2
2
N
C
Atkins, P.W., 1990. Physical Chemistry, University Press, Oxford.
Oxford
Bagihalli, G.B., Patil, S.A., Badami, P.S., 2008. Synthesis, Physicochemical Investigation and Biological Studies of Zinc(II) Complexes with 1,2,4Triazole Schiff Bases, Journalof the Iranian Chemichal Society, 6, 259270. Barandika, M.G., Serna,Z.E., Urtiaga,M.K., de Larramendi, J.I.R., Arriortua,M.I., Cortés R., 1999. Crystal Structure and Magnetic Properties of Two Metal-Picolinate Systems Obtained from Degradation of Bis(2-pyridilketone) through reaction with Mn(II) and Cu(II), Polyhedron, 18, 1311-1316. Basolo, F., R. C. Johnson, 1964. Coordination Chemistry, The Chemistry of Metal Complexes, W.A. Benjamin Inc., California. Christian, G. D., 2003. Analytical Chemistry. Sixth Edition, John Wiley & Sons Ltd, New York. Çolak, A.T., Çolak, F., Yeşilel, O.Z., Büyükgüngör., 2009. Synthesis, Structural characterisation of zinc(II)-pyridine-2,5dicarboxylate complexes and selfassembled 1D cluster in a supramolecular architecture. Çolak, A.T., Çolak, F., Yeşilel, O.Z., Şahin, E., 2009. Synthesis, Spectroscopic, Thermal, Crystal Characterization and Biological Activity of {[Ni(phen)3][Ni(dipic)2]}2.∙17 H20 (H2dipic : pyridine-2,6-dicarboxylic Acid, phen:1,10-Phenanthroline). Journal of the Iranian Chemical Society,7, 384-393.
Çolak, A.T, pamuk, G., Yeşilel, O.Z, Yüksel, F., 2011. Hydrothermal synthesis and structural characterization of Zn(II)and Cd(II)-pyridine-2,3dicarboxylate 2D coordination polymers {(NH4)2[M(pydc)2]∙2H2O}n, Journal of Solid State Science, xxx, 1-5. Dabrowiak, J.C., 2009. Metals in Medicine, first published, John Wiley & sons, Ltd, United Kingdom. 2. Douglas, B., Daniel, M.C., Darl, Alexander, J., 1994. Concept and Models of Inorganic Chemistry, third edition, John Wiley & sons, Inc, Singapore. 76. Erxlebben, A., 2003. Structures and properties of Zinc(II) coordination polymers. Journal of coordination Chemistry Review, 246, 203-228. Hart, H., 1983. Organic Chemistry A Short Course, Ninth Edition, Chand & Company Ltd, New Delhi. Håkansson,K., Lindahl, M., Svensson,G., Albertsson,J., 1993. The Structure of two solid Zinc Dipicolinate Complexes, Acta Chemica Scandinavica, 47, 449-455. Hendayana, S., Kadarohmah, A., Sumarna, A.A., Supriatna, A., 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu, IKIP Semarang Press, Semarang. Huang, Y.G., Yuan,D., Gong,Y., Jiang,L.F.,Hong, M., 2008. Synthesis, structure and luminescent properties of lanthanide–organic frameworks based on pyridine-2,6dicarboxylic acid, Journal of Molecular Structure, 872, 99-104.
Huheey, J. E., Keither, R. L., 1978. Inorganic Chemistry, Fourth Edition, Hamper Collins College Publisher, New York. Kassegne, A.B., 2009. Template synthesis and characterization of Ni2+ and Zn2+ complexes derived from ninhydrin and ethylenediamine, Addis Ababa University Department of Chemistry. Liang-Gui, W., 2007. Bis(2-pyridinecarboxylato N-oxideκ2O,O’) Nicel(II), Acta Crystallographica, 63, 3168-3174. Martak, F, 2010. Kompleks Besi(II) dengan Ligan 2Feniletilamin, Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Mewis, R.E., Stephen, J., Archibald, 2010. Biomedical applications of macrocyclic ligand complexes, Departement of Chemistry, University of Hull, Cottingham Road, Hull, East Yorkshire HU6 7RX, United Kingdom, 254,1686-1712. Meyer, B.N., Ferrighi, N. R., Putnam, J. E., Jacobsen, L. B., 1982. Brine shrimp: A convenient general bioassay for active plant constituents, Planta Medica, 45, 31-34. Nurhayati, A., Abdulgani, N.,Febrianto, R., 2006. Uji Toksisitas Ekstrak Eucheuma Alvarezil Terhadap Artemia Salina sebagai Studi Pendahuluan Potensi Antikanker, Akta Kimia, 2, 41-46. Odoko, M., Isomato N., Okabe N., 2001. Di--chloro-bis[(2Pyridinecarboxylato-N,O)-(2PyridinecarboxylicN,O)Cadmium(II)]Ethanol Solvate, Acta Crystallographica, 57, 371-372.
Oxtoby, D.W.,Gills, H.P., Nachtrieb, N.W., 2003. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi keempat Jilid II, Erlangga, Jakarta, 138-139. Papatriantafyllopoulou, C., Evy,M., Albert, E., Spyros, P., 2007. The sulfate ligand as a promising player in 3d-metal cluster chemistry, Department of Chemistry, University of Patras, 362, 634-650. Pavia, D., Lampman, P., Kriz, G., Vyvyan,J., 2009. Introduction to Spectroscopy,fourth edition, Brooks/Cole, Cengage Learning, USA. Saito, T, 1996. Inorganic Chemistry, Shoten, Tokyo.
Iwanami
Setlow, B., dan Setlow P., 1993. Application Environ Microbiology, Polyhedron, 59, 640-651. Shimizu, A., Nagy, L., Sletten, J., Szalontai, G., Kamu,E., Fiore, T., Pellerito L., Kalman, E., 2006. Preparation and Structural Studies on Dibutyltin(IV) Complexes with Pyridine mono- and dicarboxylic Acids, Journal of Organometallic Chemistry, 689, 1145-1154. Sibilia, P., 1996. Guide to Material Characterization and Chemical Analysis, 2nd Edition, John Willey-VCH, New York. Szafran, Z., Pie, R., Singh, M., 1991. Microscale Inorganic Chemistry, John Willey and Sons Inc., Canada. Vargova, Z., Zeleòák, V., Cisaǿvá, I., Györyová, K., 2004. Correlation of thermal and spectral properties of Zinc(II) complexes of pyridinecarboxylic acids with their crystal structures. Journal Thermochimica acta, 423, 149-157.
Wang, X., Yumin, D., Liu, H., 2003. Preparation, characterization and antimicrobial activity of chitosan-Zn complex. Journal of Carbohydrat Polyners,56, 21-26. Wang, L., Zhou, D-Hui, Zhang, J-Phing, 2005. Catena-Poly [[[bis(2pyridinecarboxylato N,O)copper(II)]--benzena-1,2,4,5tetracarboxylic acid] dehydrate], Acta Crystallographica Section E, 61, 958-960.