SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI PERAK(I) NITRIT DENGAN LIGAN CAMPURAN TRIFENILFOSFINA DAN TIOUREA Kholifatuz Zahro, Effendy, Fariati Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang 65145 E-mail:
[email protected]
Abstrak: Sintesis senyawa kompleks dari AgNO2 dengan ligan campuran PPh3 dan tu pada stoikiometri 1:1:1 dalam pelarut asetonitril menghasilkan kristal-kristal tidak berwarna. Hasil pengukuran titik lebur menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa baru. Hasil pengukuran daya hantar listrik dan uji kualitatif ion nitrit berdasarkan metode GriessIlosvay menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa molekuler. Analisis EDX memberikan rumus empiris C36H34AgN3O2P2S1 yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut terdiri dari AgNO2, PPh3, dan tu dengan perbandingan 1:2:1. Kemungkinan rumus kimia dari senyawa tersebut adalah [Ag(PPh3)2(tu)(O2N)], [Ag(PPh3)2(µ-tu)(ONO)], [Ag(PPh3)2(tu)(µONO)]2 and [Ag(PPh3)2(tu)(µ-O2N)]2. Perhitungan energi bebas menunjukkan bahwa senyawa kompleks [Ag(PPh3)2(tu)(µ-ONO)]2 memiliki energi bebas yang terendah. Berdasarkan informasi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis adalah [Ag(PPh3)2(tu)(µ-ONO)]2 dengan geometri trigonal bipiramidal terdistorsi di sekitar atom pusatnya. Kata-kata Kunci: struktur, sintesis, senyawa kompleks, AgNO2, trifenilfosfina dan tiourea
Abstract: Synthesis coordination compound of AgNO2 and mixed ligands of tu and PPh3 on 1:1:1 stoichiometri in acetonitrile produces colorless crystals. Result of melting point measurement indicates that the compound obtained is a new one. Result of electrical conductivity measurement and qualitative nitrite test based on Griess-Ilosvay method indicate that the obtained compound is a molecular one. EDX analysis gives empirical formula of C36H34AgN3O2P2S1 and shows that the compound consisting of AgNO2, PPh3, and tu with 1:2:1 ratio. The possible chemical formulas of this compound are [Ag(PPh 3)2(tu)(O2N)], [Ag(PPh3)2(µ-tu)(ONO)], [Ag(PPh3)2(tu)(µ-ONO)]2 and [Ag(PPh3)2(tu)(µ-O2N)]2. Calculation of free energy of the compound indicates that [Ag(PPh3)2(tu)(µ-ONO)]2 has the lowest free energy. Based on the information obtained it can be concluded that the coordination compound obtained is [Ag(PPh3)2(tu)(µ-ONO)]2 and having distorted trigonal bipyramidal geometry about its center atom. Keywords: structure, synthesis, coordination compound, AgNO2, triphenylphosphine and thiourea
Salah satu ion logam transisi golongan 11 yang dapat digunakan sebagai ion pusat Ag+. Garam dari ion logam Ag(I) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ligan dari golongan 15 yaitu trifenilfosfina (PPh3) dan 16 seperti ligan tu {SC(NH2)2}. Senyawa kompleks dari AgNO3 dengan ligan PPh3 pada stoikiometri 1:1 merupakan kompleks polimer dengan rumus kimia [(C6H5)3PAg(NO3)]n dan memiliki geometri tetrahedral terdistorsi di sekitar atom pusatnya (Stein & Knobler, 1977:242245). Senyawa kompleks dari AgNO3 dan ligan tu dengan stoikiometri 1:1 merupakan
kompleks polimer ionik dengan rumus kimia [Ag(tu)]∞І∞NO3 (Ahmad dkk., 2002:782785). Senyawa kompleks dari AgNO3 dengan ligan campuran PPh3dan tu pada stoikiometri 1:1:1 telah dilaporkan dan dilaporkan strukturnya yaitu [Ag(PPh3)(μtu)(ONO2)]2.[Ag(PPh3)(μ-tu)]2(NO3)2 (Isab dkk.,2010). Dalam kisi kristal senyawa kompleks tersebut terdapat dua macam senyawa, yaitu dimer molekuler [Ag(PPh3)(μtu)(ONO2)]2 yang memiliki geometri tetrahedral terdistorsi di sekitar atom pusatnya dan dimer ionik [Ag(PPh3)(μ-tu)]2(NO3)2 dengan kation kompleks [Ag(PPh3)(μ-tu)]22+ yang memiliki geometri trigonal planar terdistorsi di sekitar atom pusatnya. Pada kedua dimer tersebut tu berlaku sebagai ligan jembatan.Senyawa kompleks AgNO3 dengan ligan PPh3 dan turunan tu yakni metiltiourea (metu) dan dimetiltiourea (dmtu) pada stoikiometri 1:2:1 telah dilaporkan (Isab dkk., 2010:1251-1256). Berdasarkan spektroskopi IR dilaporkan senyawa kompleks memiliki rumus kimia [(PPh3)2Ag(metu)1]NO3 dan [(PPh3)2Ag(dmtu)1]NO3. Perak(I) nitrit (AgNO2) merupakan garam yang lain dari Ag+. Senyawa kompleks dari AgNO2 dengan ligan PPh3 telah banyak dilaporkan. Dari senyawa kompleks yg telah dilaporkan diperoleh bahwa ion nitrit cenderung berlaku sebagai ligan dari pada menjadi anion pengimbang. Ion nitrit merupakan ligan ambidentat atau dapat berikatan di dua tempat yaitu atom O dan N. Ion nitrit dapat berlaku sebagai ligan melalui atom donor O (ONO- atau O2N-) maupun N (NO2-). Senyawa kompleks dengan ligan ion nitrit yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa ion nitrit cenderung berikatan melalui atom donor O daripada atom N, seperti yang ditemukan pada kompleks [Ag(O2N)(PPh3)]∞І∞, [Ag(O2N)(PPh3)2] dan [{Ag(PPh3)(Him)(µ-ONO)}2] (Cingolani dkk., 2002:6633-6648; Cingolani dkk., 1999:4047-4055). Senyawa kompleks dari AgNO2 dengan ligan tu belum pernah dilaporkan, demikian juga senyawa kompkes dari AgNO2 dengan ligan campuran PPh3 dan tu. Penelitian bertujuan untuk mensintesis senyawa kompleks dari perak(I) nitrit dengan ligan campuran PPh3 dan tu. Selain itu, menentukan strukturnya berdasarkan spektroskopi EDX, daya hantar larutan dan energi bebas minimalnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui pola koordinasi ion nitrit sama dengan pola koordinasi ion nitrat. METODOLOGI Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu tabung reaksi 50 mL, gelas kimia 250 mL, klem, statif, manice, spatula, kaca arloji, pipet tetes, corong kaca, alumunium foil, karet gelang, kertas saring, bak ultrasonik (BRANSON 1510), neraca analitik (Sartorius Element ELT103), alat ukur titik lebur (Fisher-John Melting Point Apparatus), seperangkat alat konduktometer (Omega Engineering, INC) dan seperangkat alat SEM-EDX (FEI Inspect S-50-AMETEK).
Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu NaNO2 (Merck; p.a.), AgNO3 (Merck; p.a.), PPh3 (Merck; p.a.), tu (Merck; p.a.), MeCN (JT. Baker; p.a), asam sulfanilat-α-naftalamina dan akuades. Eksperimen Sintesis diawali dengan sintesis AgNO2 dan dilanjutkan dengan sintesis senyawa kompleks. Sintesis AgNO2 dilakukan dengan menimbang perak nitrat sebanyak 3,40 gram (0,02 mol) dilarutkan dalam 4 mL akuades. Dilanjutkan dengan pembuatan larutan NaNO2 dari 1,38 gram (0,02 mol) dalam 4 mL aquades. Larutan AgNO3 ditambahkan tetes demi tetes pada larutan NaNO2 hingga terbentuk endapan berwarna kuning muda. Endapan yang didapatkan disaring menggunakan kertas saring dan dicuci menggunakan metanol. Hasil sintesis dikeringkan dalam wadah tertup (desikator) yang berisi pelet KOH, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Pembuatan garam dilakukan dalam kondisi gelap. Kompleks disintesis dengan perbandingan mol sebesar 1:1:1 diawali dengan menambahkan ligan tu (0,019 gram 0,25 mmol) yang telah dilarutkan dalam 4 mL asetonitril pada padatan AgNO2(0,038 gram 0,25 mmol) kemudian digetarkan dalam bak ultrasonik selama 30 menit. Setelah itu, ditambahkan ligan PPh3(0,065 gram 0,25 mmol) dalam 4 mL asetonitril. Campuran tersebut digetarkan kembali dalam bak ultrasonik selama 1,5 jam. Suspensi berwarna coklat yang dihasilkan disaring dengan kertas saring lalu filtrat yang tidak berwarna dievaporasi perlahan pada temperatur kamar. Setelah dua hari dibiarkan terbentuk kristal tidak berwarna berbentuk prisma. Karakterisasi Senyawa Kompleks AgNO2 dengan PPh3 dan Tu Uji titik lebur digunakan untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya senyawa baru. Jenis senyawa baru, ionik atau molekuler, diidentifikasi dengan membandingkan DHL senyawa kompleks yang diperoleh terhadap DHL pelarut dan AgNO2 dalam pelarut 10mL asetonitril. Uji kualitatif ion nitrit dilakukan untuk mendukung hasil analisis DHL. Rumus empiris senyawa kompleks didasarkan pada perbandingan terkecil persentase atom dan massa unsur penyusun senyawa hasil analisis SEM-EDX (Scanning Electron microscopy Energy Dispersive X-Ray). Kemungkinan struktur yang diperoleh berdasarkan hasil DHL dan rumus empiris dihitung energi bebas menggunakan program HyperChem versi 8.0. Struktur senyawa yg dipilih adalah yang memiliki energi bebas terendah. HASIL PENELITIAN Kompleks hasil sintesis dari AgNO2 dengan ligan PPh3 dan tu menghasilkan kristal tidak berwarna berbentuk prisma seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Senyawa Kompleks dari AgNO2 dengan ligan PPh3 dan tu Hasil Analisis SEM
Uji titik lebur bertujuan untuk mengetahui kristal senyawa kompleks merupakan senyawa baru dan murni. hasil pengukuran titik lebur dari reaktan dan senyawa hasil sintesis ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Titik Lebur Reaktan dan Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Senyawa Perak(I) Nitrit, AgNO2 tu, SC(NH2) Trifenilfosfina, PPh3 Senyawa Kompleks AgNO2: PPh3: Tu = 1:1:1
Titik Lebur (°C) 140 (Sigma-Aldrich) 174-179 (Merck Index) 78,5-81,5 (Merck Index) 209-211
Berdasarkan hasil uji titik lebur diketahui bahwa kristal yang diperoleh mempunyai rentang titik lebur kristal lebih kecil atau sama dengan 2 C, sehingga kristal yang diperoleh adalah senyawa murni. Selain itu, titik lebur kompleks yang dihasilkan berbeda dari titik lebur garam dan ligannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kristal hasil sintesis merupakan senyawa baru. Hasil pengukuran daya hantar listrik digunakan untuk mengetahui jenis senyawa kompleks yang dihasilkan yakni kompleks molekuler atau ionik. Data pengukuran daya hantar listrik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik Larutan Asetonitril Perak(I) Nitrit, AgNO2 Kompleks AgNO2: tu: PPh3 = 1:1:1
Harga DHL (μS/cm) 2,70 59,3 36,1
Hasil daya hantar listrik tersebut menunjukkan bahwa daya hantar kompleks hasil sintesis dari AgNO2 dengan ligan PPh3 dan tu mendekati daya hantar pelarutnya yakni asetonitril, sehingga kompleks hasil síntesis merupakan senyawa molekuler.
Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya ion nitrit sebagai anion pengimbang pada kompleks yang didapatkan. Uji kualitatif dilakukan dengan cara menambahkan reagen asam sulfanilat-α- naftalamina atau biasa disebut pereagen nitrit (0,2 gram) ke dalam larutan senyawa kompleks hasil sintesis. Dari hasil uji kualitatif terhadap larutan senyawa kompleks tidak menghasilkan larutan berwarna merah yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat ion nitrit pada larutan sehingga kompleks bersifat meolekuler. Analisis menggunakan EDX (Energy Dispersive X-Ray) dimaksudkan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur senyawa kompleks hasil sintesis (Gambar 2). Prediksi struktur senyawa kompleks hasil sintesis dapat diketahui melalui perbandingan persen komposisi atom-atom penyusun senyawa kompleks hasil analisis EDX yang dinyatakan dengan persentase massa (%Wt) dan persentase atom (%At) (Tabel 3).
Gambar 2. Spektrum EDX Senyawa Kompleks Hasil Sintesis
Tabel 3. Komposisi Atom-Atom Penyusun Senyawa Kompleks Hasil Analisis EDX dan Secara Toeritis Unsur Wt(%) At(%) 62,60 (58,88) 81,95 (80,60) C 05,59 (05,56) 06,28 (06,52) N 02,74 (04,24) 02,70 (04,34) O 07,90 (08,20) 04,01 (04,34) P 05,73 (04,25) 02,81 (02,17) S 15,43 (14,29) 02,25 (02,17) Ag Catatan : Angka yang tercetak miring merupakan komposisi atom-atom penyusun senyawa kompleks secara toeritis.
Berdasarkan hasil EDX, kompleks hasil sintesis memiliki perbandingan presentase massa Ag:P:S adalah 15,43:7,90:5,73 atau 2,69:1,37:1 dan presentase atom
sebesar 2,25:4,01:2,81 atau 1:1,78:1,25. Rasio persentase atom Ag:P:S menghasilkan rumus empiris C36H68AgN3O2P2S1. Pada analisis EDX ini atom H tidak terdeteksi karena EDX hanya mampu mendeteksi atom dengan nomor atom lebih dari 12 g/mol Oleh karena itu, terjadi perbedaan presentase atom dan massa unsur-unsur penyusun kompleks hasil analisis dengan hasil perhitungan teori. Berdasarkan rumus empiris yang diperoleh yaitu C36H68AgN3O2P2S1 terdiri dari AgNO2, dua ligan PPh3 dan satu ligan tu. Dari rumus empiris didapatkan empat prediksi struktur yaitu (I) monomer dengan struktur trigonal bipiramida, (II) dimer dengan struktur trigonal bipiramida terdistorsi, (III) dimer dengan struktur trigonal bipiramida terdistorsi, (IV) dimer dengan struktur oktahedral terdistorsi.yang berturutturut ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4. Data hasil simulasi HyperChem8.0.3 yang diberikan pada Tabel 3.6 menunjukkan bahwa energi bebas kemungkinan struktur dengan geometri trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit sebagai ligan jembatan melalui atom donor O adalah paling rendah.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4. Empat Kemungkinan Struktur dari Senyawa Kompleks [Ag(PPh3)2(tu)(NO2)]2 Berdasarkan Hasil Analisis DHL
Tabel 3.6. Energi Bebas Kemungkinan Struktur Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Berdasarkan Simulasi HyperChem8.0.3 Rumus Kimia [Ag(PPh3)2(SC(NH2)2)(O2N)] [Ag(PPh3)2(µ-SC(NH2)2)(ONO)]2 [Ag(PPh3)2(SC(NH2)2)(µ-ONO)]2 [Ag(PPh3)2(SC(NH2)2)(µ-O2N)]2
Sruktur Trigonal bipiramidal terdistorsi Dimer, trigonal bipiramidal terdistorsi Dimer, trigonal bipiramidal terdistorsi Dimer, oktahedral terdistorsi
Energi Bebas (kcal/mol) -96079,821547 -191540,377356 -192086,555280 -191597,816952
PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil uji titik lebur senyawa kompleks hasil sintesis merupakan senyawa murni. Titik lebur senyawa kompleks hasil sintesis juga berbeda dari garam maupun ligannya sehingga senyawa kompleks tersebut merupakan senyawa baru. Data hasil pengukuran DHL menunjukkan bahwa daya hantar listrik kompleks sebesar 36,1 µS lebih kecil dari daya hantar garamnya sebesar 59,3 µS, namun daya hantarnya cenderung mendekati daya hantar pelarutnya yaitu sebesar 2,70 µS. Berdasarkan hasil pengukuran DHL menunjukkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis bersifat molekuler. Hasil karakterisasi melalui uji kualitatif ion nitrit juga memberikan hasil yang menguatkan data hasil pengukuran daya hantar listrik bahwa senyawa hasil sintesis merupakan kompleks molekuler. Dari hasil uji kualitatatif terhadap larutan senyawa kompleks hasil sintesis tidak memberikan warna merah saat ditambahkan dengan pereagen asam sulfanilat-α-naftlamina.Hal tersebut mengindikasikan bahwa ion nitrit berlaku sebagai ligan atau terkoordinasi pada atom pusat sehingga senyawa kompleks hasil sintesis bersifat molekuler. Analisis EDX memberikan prediksi rumus empiris C36H34AgN3O2P2S1. Dari rumus empiris tersebut diketahui isi dan kemungkinan rumus kimia senyawa, terdapat empat kemungkinan struktur senyawa kompleks hasil sintesis. Program HyperChem 8.0.3 dipilih untuk menentukan struktur yang paling stabil atau yang memiliki energi bebas paling rendah diantara keempat kemungkinan struktur. Hasil komputasi diberikan pada Tabel 3.6. Berdasarkan hasil simulasi program HyperChem 8.0.3, kemungkinan struktur senyawa kompleks hasil sintesis adalah [Ag(PPh3)2(SC(NH2)2)(µ-ONO)]2 dengan trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit berlaku sebagai ligan jembatan melalui atom donor O. Prediksi struktur senyawa kompleks hasil sintesis yaitu Gambar 4(a). Hasil perhitungan secara komputasi terhadap struktur senyawa kompleks menggunakan program Hyperchem 8.0.3 juga menghasilkan data panjang ikatan dan sudut ikatan. Data hasil perhitungan program Hyperchem 8.0.3 untuk panjang dan sudut ikatan ditampilkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Panjang dan Sudut Ikatan Struktur Senyawa Kompleks Hasil Sintesis Berdasarkan Analisis Program HyperChem 8.0.3 Panjang Ikatan Ag(1)-O(1) Ag(1)-O(2) Ag(1)-P(1) Ag(1)-P(2) Ag(1)-S(1) Ag(2)-P(3) Ag(2)-P(4) Ag(2)-S(2) Ag(2)-O(1) Ag(2)-O(2)
(Å) 2,02644 2,02632 2,39923 2,39736 2,43388 2,39328 2,39608 2,44222 2,0134 2,01248
Sudut Ikatan S(1)-Ag(1)-O(2) S(1)-Ag(1)-P(2) P(1)-Ag(1)-P(2) P(1)-Ag(1)-O(1) O(1)-Ag(1)-O(2) S(1)-Ag(1)-O(1) S(1)-Ag(1)-P(1) P(1)-Ag(1)-O(2) P(2)-Ag(1)-O(2) O(1)-Ag(1)-P(2)
(°) 77,152 95,759 105,171 94,059 68,683 129,803 90,341 141,34 112,322 130,544
Sudut Ikatan S(2)-Ag(2)-O(2) S(2)-Ag(2)-P(4) P(4)-Ag(2)-P(3) P(3)-Ag(2)-O(1) O(1)-Ag(2)-O(2) S(2)-Ag(2)-O(1) S(2)-Ag(2)-P(3) P(3)-Ag(2)-O(4) P(4)-Ag(2)-O(2) O(1)-Ag(2)-P(4)
(°) 157,64 83,946 135,789 100,713 69,207 97,868 86,456 113,69 87,929 123,313
Berdasarkan Tabel 3.7, sudut ikatan P(2)-Ag(1)-S(1) sebesar 95,759 lebih besar dari sudut normal trigonal bipiramidal (aksial-ekuatorial) yaitu 90 . Sudut ikatan S(1)-Ag(1)-O(1) sebesar 129,803 lebih besar dari sudut normal trigonal bipiramidal (ekuatorial-ekuatorial) yaitu 120 . Berdasarkan sudut ikatan tersebut senyawa kompleks hasil sintesis memiliki struktur trigonal planar terdistorsi akibat struktur ligan PPh3dan tu yang ruah. Panjang ikatan Ag-P sebesar 2,39328Å-2,39923Å lebih panjang daripada panjang ikatan Ag-P pada senyawa kompleks [{Ag(PPh3)(Him)(µ-ONO)}2] (Cingolani dkk., 1999:4047-4055) yaitu 2,369Å. Panjang ikatan Ag-O sebesar 2,01248Å 2,02644Å lebih pendek daripada panjang ikatan Ag-O pada senyawa kompleks [{Ag(PPh3)(Him)(µ-ONO)}2] (Cingolani dkk., 1999:4047-4055) yaitu 2,082Å. Berdasarkan hasil komputasi tersebut menunjukkan bahwa geometri di sekitar ion Ag(I) adalah trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit berlaku sebagai ligan jembatan melalui atom donor O.
KESIMPULAN Sintesis senyawa kompleks dari AgNO2 dengan ligan PPh3 dan tu pada perbandingan mol sebesar 1:2:1 merupakan kompleks molekuler. Senyawa kompleks hasil sintesis diprediksi merupakan dimer yang memiliki rumus kimia [Ag(PPh3)2(SC(NH2)2)(µ-ONO)]2 dengan geometri disekitar Ag(I) yakni trigonal bipiramidal terdistorsi. SARAN Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menentukan struktur senyawa kompleks hasil sintesis dengan metode Difraksi Sinar-X Kristal Tunggal agar diketahui rumus struktur yang lebih tepat.
DAFTAR RUJUKAN Ahmad, S., Isab, A.A., & Perzanowski, H.P. 2002. Silver(I) Complexes of Thiourea. Transition Metal Chemistry, 27:782-785. Cingolani, A., Effendy., Marchetti, F., Pettinari, C., Skelton, B.W., White, A.H. 1999. Synthesis and Structural Systematics of Mixed Triphenylphosphine/ Imidazole Base Adducts of Silver(I) Oxyanion Salts. Dalton Transaction, 40474055. Cingolani, A., Effendy., Pellei, M., Pettinari, C., Santini, C., Skelton, B.W., & White, A.H. 2002. Variable Coordination Modes of NO2-in a Series of Ag(I) Complexes Containing Triorganophosphines, -arsines, and -stibines. Syntheses, Spectroscopic Characterization (IR,1H and 31PNMR, Electrospry Ionization Mass),and Structures of [AgNO2(R3E)x] Adducts (E= P,As,Sb, x=1−3). Inorganic Chemistry,41:6633-6645. Isab, A.A., Nawaz, S., Saleem, M., Altaf, M., Monim-ul-Mehboob, M., Ahmad, S., & Evans, H.S. 2010. Synthesis, Characterization and Antimicrobial Studies of Mixed Ligand Silver(I) Complexesof Thioureas and Triphenylphosphine; Crystal Structure of {[Ag(PPh3)(thiourea)(NO3)]2. [Ag(PPh3)(thiourea)]2(NO3)2}. Polyhedron, 29:1251-1256. Stein, R.A & Knobler C. 1977.Crystal and Molecular Structure of a 1:1 complex of Silver Nitrate and Triphenylphosphine, AgNO3.P(C6H5)3. Inorganic Chemistry, 16:242-245.