MI. PERllAKU NILA1TUKAR KELOMPOK KOMODITAS NON PAD1
Komuditas yang diusahakan petani bebeda antar
sangat beragam dan dapat
daerah, untuk itu dalam analisa mi perilaku nilai tukar
komodis pertanian diluar padi akan dibatasi kepada kelompok komoditas,
yaitu kelompok palawija, sayuran, buah dan tanaman perkebunan rakyat. Perilah nilai tukar komoditas non padi tersebut mencakup perkembangan
dan dampak krisis.
7.1.
Perflaku Nllai Tukar Petani Palawija (NTP-WIJA) Niiai Tukar Petani Palawija (NTP-W1JA) didefinisikan sebagai nisbah
antara hama yang dite~rnapetani palawija yailu harga palawija terhadap harga yang dibayar petani paiawija. Harga palawija menrpakan harga
tertimbang dari sekelompok (bundel) palawija yang diusahakan di daerah masing masing, dengan penirnbang nilai produksi masing masmg palawija.
Adanya keragaman sumberdaya setiap daerah
menyebabkan bundel
komoditas palawija antar d a m h berbeda. Perkembangan NTP-WIJA di 14 propinsi tahun 1987-1998 terangkum dalam Gambar 12 sampai Gambar 14, dan niiai rataan bulanan tercantum
dalam Tab1 45. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa dibandingkan kondisi
tahun 1987, secara kumulatif dalam tahun 1987-1998, terdapat 6 pmpinsi yang menunjukkan peningkatan
meningkat kesejahteraan petani palawija
(mtaan NTP-WIJA >100), yaitu di propinsi Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung,
Sulut. Terdapat tiga propinsi yang menunjukkan tingkat
Kalsel dan
kesejahteraan relatii tetap (rataan NTP-WIJA =100) yaitu di DIY, Bali dan Sulsel; Sementam di lima propinsi lainnya yaitu Sumbar, Jabar, Jatmg, Jatim
dan NTB mengalami penurunan (rataan NTP-WIJA < 100). Tabei 45. Perkembangan NTP-WIJA di 14 Pmpinsi Tahun 1987-1988 (Th1987 = 100 ). I 1W
b Aeeh Sunbar
1992
1991
r
13D
124
135
lZ
108
118
111
907
tlB
109
1
llt
ta
101
87
97
Bg
85
101
100
1M
I#) 100
Q2
BB
88
gB
119
14
la
iBB
1gZ
184
180
1 31Ei0 4
gB
10
2[33
3 s
gB
8
If0
1
--M
I
94
174
-
121
118
a
85
84
W
89
1M
W
97
1 0 3 m
90
90
07
as
w
a?
#
~ l e
87
rn
84
75
91
a?
93
1[33
ES
%
97
84
114
122
-
10
a
loo
lm
Bey
100
1ED
101
10B
<M
101
Nl-8
100
gs
B
1M
106
101
w
1m
12
rrsITIroa7GT
$13
112
-IW 1
jOB
-1,t138,1[15
100
$10
110
W
--
.
199s
120
100
s a t
19m
1%
108
~m
+---.----
-
19PS
111
e
Y
19P4
10T
7
'-
19X3
107
10D J.br
Rg
19PO
100
100
'-
19B9
19Bg
% W % ..----- -
a~ - -
104
11s 106
1M ---
3
132 101
%
-
I I Z ~
,
108
tll
1B
1W
lc
114
108
gB
90
95
100
118
100
91
83
1[0
H
134
' T q ' q ie 151 in
IU?
---
--
on
((R
la
131
125
1tE
-7 1 0 8----W
110
98
Bg
84
96
100
1m
1W
1[1B
?[XI
111
113
10B
1
Sementara itu dari arah perkernbangan NTP-WIJA
di 14 propinsi
dalam tahun 1987-1998 dapat dibedakan empat pola pergerakan, yaib : (a)
Peningkatan NTP-WIJA seam konsisten sejak tahun 1987, teQadidi propinsi
Sumsel dan Sulut, (b) ) Penunrnan dalam tahun 1987-1992 dan kemudian
diikuti peningkatan, terjadi di pmpinsi Kalsel, OIY dan Jatim, (c) Secara mlatif tetap, terjadi di propinsi Sumut, Sumbar, Jabar dan Sulsel, dan (d) Penunrnan
NTP-WUA tenrtama sejak tahun 1981, di pmpinsi Aceh, lampung, Jateng, Bali
dan NTB.
Dengan dasar analisa 1995-1998 seperti temntum dalam Tabel 46
terlihat bahwa secara umum kejadian Ivisis telah mernpeba~kiNTP-WIJA disebagian besar
propinst,kecuali Sumsel. Peningkatan pada taraf nyata
NTP-WIJA period0 setelah kn'sis terjadi di Aceh, Lampung, DIY, Jatim, Bali,
SuIut dan Sulsel. Sementara di propinsi lainnya pengaruh krisis terhadap NTP-WIJA tidak nyata.
Tabel 46. Nilai Dugaan Regmsi Tahun 1905-1998 dan Dampak Krisis Ekonomi T e m p NTP-WIJA di 14 Pmpinsi.
Sumut Sumbar SumseI
hmpun!a Jabar J-€I
DfY Jaml 0d KT6
w SUM SUM
m:
-SULSEL
I ~
~
r
l
L
~
m
T
l
l
~
l
l
l
l
r
~
~
~
~
~
~
Gambar 14. Perkernbangan Nilai Tukar Petani Pabwlja Di Jahr, Ja*n~, U r n &in DIY Tahun t987-1W8 (Th 1987=100) 200 180 -
160
-
-JABAR -JATENG
Tahun
Peran dari NTP-WIJA dalam pembentukan nilai tukar petani agregat (NTP), dapat dinilai dari nilai kumulatif selisih antara
NTP-WIJA tersebut
terhadap NTP, seperti tercantum dalam Tabel Lampiran 28. Dari tabel lampiran tersebut terlihat adanya 7 prop~nsiy ang menunjukkan bahwa NTP-WIJA
mempunyai kontribusi positip dalam pembentukan NTP, yaitu di propinsi Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, DIY, Kalsel dan Sulot. Sementara di 7 propinsi
lainnya yaitu Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB dan Sulsel, kontribusi NTP-WIJA dalam pembentukan NTP negatip.
Perilaku Nllai Tukar Petani Sayuran (NTPSAYUR)
7.2.
Nilai Tukar Petani Sayuran (NTP-SAYUR) didefmisikan sebagai nisbah
antara harga yang diterima petani sayuran yaitu harga sayufan terhadap harga yang dbayar petani sayufan. Seperti dalam pembeniukan harga palawija, harga sayuran (bundet) sayuran
merupakan hafga tertimbang dari sekelompok
yang diusahakan, dengan penimbang adalah nilai dari
pmduksi masing masing sayuran disetiap daerah. Perkembangan NTP-
SAYUR di 14 prnpinsi tahun 1987-1998 terangkum dalam Gambar 15 sampai Gambar 17 dan nlai rataan bulanan temntum dalam Tabel 47.
Dari Gambar terlihat bahwa pergerakan NTP-SAYUR antar waMu sangat fluktuatif. Keeendefungan pergerakan NTP-SAYUR rebtif lebih stabil hanya dijumpai di propinsi Jabar dan Sulsel.
FiuMuasi ini dapat tejadi
berkaitan dengan harga yang diterima petani maupun harga yang dibayar petani.
Dari nilai rataan NTPSAYUR seperti terwntum dalam Tabel 47
terlihat bahwa dibandingkan kondisi tahun 1987, s m r a kurnulatif dalarn tahun
1987-1998, hampir semua propinsi di luar Jawa, kecuali propinsi Sumut dan
Lampung, menunjukkan peningkatan kesejahteraan petani sayuran (rataan
NTPSAYUR >loo); semantara di pmpinsi di Jawa ( Jabar, Jateng, DIY dan Jatirn),
Sumut dan tampung, tingkat kesejanteman petani sayuran
mengalami penunrnan (rataan NTP-SAYUR c 100). Rataan peningkatan
NTP-SAYUR terbesar dijumpai di prophsi
Sulut, NTB dan Sumbar;
Sementara rataan penunrnan tetbesar dijumpai di pmpinsi Jateng, DIY dan
Lampung.
Gambar 15. Perkembangan Nilai Tukar Petani Ssyur Di Jabar, Jateng, Jatim dan DIY Tahun 1987-1998 (Th 1987=100)
Gambar 16. Pedceinbangan Nilai Tukar Petani Sayur Di Sumut, Kal#l, Sutsel, Sumbar dan NTB Tahun 1887-1998 (Th 1987=100)
80 --
- - SUMBAR -NT8
SUMUT K A L S E L -SULSEL
,.,,,....,-....,,.
rc w
z
m z"
. ..,,....,,...,.,.
; s? 7
r
z
0)
1
I "".~~:-....'."....'lr.".rL
szi
m m
z Tahun
w
rn
E
'
In
%
F
8
c
~
~
~
~
c
h
CR
?
G
~
~
"', '
CD (fl
'$
'
r r' v '
~
'
Gambar 17. Perkembangan Nihi Tukar Petani Sayuran Di Aceh, Sumsel, Lampung, Sulut dan Bali Tahun 19874998 19 8 7 4 00)
Tabel 47.
163
Perkembangan Nilai Tukar Petani Sayuran di 14 Propinsi di Indonesia Tahun 1987-1998 ITh1987 = 100 1
1
Sulut
100
108
124
I16
148
139
162
160
176
363
161
191
143
Sub1
'I00
110
109
106
107
105
106
106
1 1
124
125
124
111
Rataan
100
102
110
105
102
94
115
I10
101
115
117
126
108
Kejadian krisis justm telah berdampak negatp nyata menufunkan NTP-
SAYUR di pmpinsi Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jatim dan Kalsel, serta
kecendenrngan menurunkan NTP-SAYUR (negatip tidak nyata) di propinsi Aceh, Jateng, dan NTB. Dampak positip ktisis temadap NTP-SAYUR secara
nyata hanya dijumpai di propinsi DIY, Sulut dan Sulsel, sementara di propinsi lainnya yaitu Lampung dan
Bali, pengaruh krisis terhadap NTPSAYUR
positip tidak nyata (Tabel 48). T a k l 48. Nilai Ougaan Regmsi dan Darnpak Krisis Ekonomi Tehadap NTP-SAYUR di 14 Pmpinsi.
Secara m u m NTPSAYUR mempunyai korrbibusi posit~p dalam prnbentukan nilai tukar petani agmgat (NTP), seperti terlihat dari nhi kumulatif
selisih
antam NTP-SAYUR terhadap NTP
posltrp ( Tabel Lampiran 29).
Bedasarkan sebaran antar propinsi, pmganrh p-
tersebut dijumpai di
pmpinsi Aceh, Sumbar, Sumsd, Lampung, Jatim, NTB, Kalsel,Sulut dan Sulsel.
Kontribusi positip NTP-SAYUR temadap NTP talatif paling besar dijumpai di propinsi Sdut, NTB, Aceh dan Sumbar. Sementara di 5 propinsi lainnya yartu
Sumut, Jabar, Jateng, DIY dan
Bali , konbibusi NTP-SAYUR dalam
pembentukan NTP negatii.
7.3.
Perilaku Nilai Tukar Petan1 Buah-Buahan (NTP-flUAH) Nilai Tukar Petani Buah-buahan (NTP-BUAH) didefinisikan sebagai
nisbah antara harga yang diterima petani buah-buahan yaitu harga buah-
buahan terhadap harga yang dibayar petani buah
.
Perkembangan NTP-
BUAH di 14 pmpinsi tahun 1987-1998 terangkurn dalam Gambar 18 sampai Gambar 20 dan nilai rataan bulanan tercantum dalam Tabel 51. Dari Gambar terlihat bahwa pergerakan NTP-BUAH tahun 1995-1998
cendenrng meningkat kecuali mdi pmpinsi Sumut. Pergerskan NTP-BUAH relatif lebih stabildibandingkan sayuran.
Dari Tabel 51 terlihat bahwa
dibandingkan kmdisi tahun 1887, secara kumulati dalam tahun 1987-1908, hampir semua pmpinsi kecuali Aceh, Sumut dan Jabar
mengalami
peningkatan kesejahteraan petani buah-buahan (rataan NTP-BUAH >100); sementara di Aceh relatif tetap (rataan NTP-BUAH =100) , sedangkan di Sumut dan Jabar mengalami penurunan (rataan NTP-BUAH < 400). Secara
rataan peningkatan NTP-BUAH cenderung tidak terlalu besar dan secara
relatif peningkatan terbesar dijurnpai di propinsi Bali, Sumsel, Sulut, Sulsel dan DIY. Dari 14 propinsi yang dianalisa, kecuali di propinsi Sulut dan Sulsel,
kejadian krisis tiak berdampak nyata terhadap NTP-BUAH, Kecendenlngan pengaruh negatip dad adanya krisis terhadap NTP-BUAH dijurnpai di propinsi Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB dan Kalsel , dan kecebderungan dampak positip di propinsi Sumbar dan Surnsel. Pengaruh negatip nyata teqadi di propinsi
Sumut, Lampung dan Jabar. Sementara di propinsi Suht dan Sulsel, kejadian krisis elah berdampak positip terhadap NTP-BUAH (Tabel 50).
Tabel 48. Perkernbangan Nitai Tukar Petani Buah-buahan di 14 Pmpinsi di Indonesia, Tahun 1987-1998 (Th1987 = 100 )
Gambar 18. Perkembangan Nilai Tuhr W n i Buah Di Jabr, Jateng, jatirn dan DN Tahun 1987-1998 (Th 1887400) -
JAMR
7
1
-DIY
-JATENG -JATlM
Gambar 19. Perkembangan Nilai f ukar Petani Suah Di Aceh, Sumut, Sumbar, Surnsel dan bmpung Tahun 1987-1998 (Ph 1987-100) ACEH
- -SUMBAR LAMPUNG
-SUMUT -SUMSEL
Gambar 20. Perkembangan Nilai Tukar W n l Buah Di M i , Kalsel, Sulsel, NTB dan Sulut f a hun 4 987-1998 (fh 19874 00)
-m
-BAU
180 --
KALSEL
'
-SULUT
SULSEL
160
Tabel SO. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Ekonomi Tefiadap NTP-BUAH di 14 Propinsi. Prop
lntersep
T
AC&
105.525"
-2.488"
Surnut
0.111" -1.911 "
Lampw Jabar
76.149" 114.848" 155.385" t12.413" 95.705"
Jateng
T'
T
D
0.187"
4.003" 4.002-
-2.934-
0.167" 0.205"
4.003"
11 8.238"'
0.007 0.1160.687
-71.942 71.505-
0.525
4.001-
29.913
DIY
136.476"
-2.703'
0.287"
0.005"
Jatim
1 12.298"'
4.332 7.149"
0.099"
0.002"
19.070 51.531
0.006"
Sumbar
SUM
12%.113"
M-B
91.978"
3.12QA
4.3974.162
Kakl
84.990"
3.601 "
4.<94"
Sulut
127.735"
4.792"
0.408-
Sulsel
125.635"
4.957
0.162"
Ketwangfi :
0.003 0.0030.008" 4.003"
M1.R'
-50.272
1.458
0.817
28.083"
4.958-
-0.335
0.027 2.362 -1.991" -1.741" -0.744
0.927 0.850 0.815 0.713 0.739 0.932
0.211
0.728
58.781"
Bali
OK
-1.438 62.988 -2.040 133.199 4.631 56.061 -1.719 -287.280" O.gOl", -115.951~' 3.957"
T = waklu @dm) D = peubah bmeka irdersep sebelwn dan &elah Msis e h w n i (Juli 1997~ DK = peubah bmeka sbpe aeMum dan a d a h h i s ekwwwni (Juli 1997) '" = nyata pada hgW w a a n persen * = nyaa pada tiwkat kepwcayarn 95 p m n '= nyata pada tinglrat m a y a a n 00 pwsen
0.874
0.752 0.359
0.768 0.296 0.847
168
Sebagaimana peran ciati NTP-SAYUR, secara umum NTP-BUAH
mempunyai kontribusi positip dalam pembentukan nilai tukar petani agregat (NTP), seperti What dad nihi larmulatif selisih
anha Mp-BUAH temadap
M F yang bemilai positip ( Tabel tarnpiran 30). Pengawh positip tersebut dijumpai di sekgian besar pmpinsi kecuali Sumhf, Jabar dan NTB. Konbibusi
positip NTP-BUAH tedmdap NTP relatif paling besar diimpai di propinsi Sumsel, Bali, lampwlg dan Sulut.
7.4.
Milal Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPXEBUN)
NTP-KEBUN didefinisikan sebagai nisbah antara harga yang diterirna
petani kebun yaitu harga tanaman perkebunan terhadap harga yang dibayar petani kebun. Harga tanaman perkebunan menrpakan harga tertirnbang dari sekelompok (bundet) komoditas perkebunan
yang diusahakan di setiap
wilayah 1 propinsi, dengan penimbang adalah nilai pmduksi masing masing
komditas tanaman perkebunan. Perkembangan NTP-KEBUN di 14 propinsi tahun 1987-1998 terangkum dalarn Gambar 21 sampai Gambar 23 dan nilai iataan bulanan dalam Tabel 51. Dari Gambar terlihat bahwa secara umum pergerakan NTP-
KEBUN cendmng menunrn
secara konsisten. FkrMuasi kenaikan harga
terjadi dalam tahun 199411995 di beberapa propinsi di luar Jawa sepeFti Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Bali, NTB, Kalsel dan Sulsel.
Sementara di propinsi di Jawa dan Sulut secafa konsisten menunrn. Kecendenlngan penurunan secara konsisten telah menyebabkan secara kumulatif rataan NTP-KEBUN dibawah 1OO, atau bemrti daiam kurun
waktu I987-1998 tingkat kesejahteraan petani tanaman perkebunan rakyat
term rnerosot dibandingkan dengan kondisi tahun 1987. Secara mlatif penurunan tehsar teqadi di pmpinsi di Jawa , Sumut d m Lampung.
Tabel 51:
Perkemman Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat di 14 Propinsidi Indonesia Th 1987-1998 (Ti11987 = 100 )
Secara umum adanya krisis telah mernperbaki nilai tubr petani
perkebunan rakyat. Pangamh nyata dad kejadian kfisis temadap NTP-KEBUN
terjadi di propinsi Sumut, Sumsel, DIY, NTB, Kalsel, Sukrt dan Sulset. Di propinsi Sumbar, Lampung, dan Jatirn pengamh ktisis terhadap NTP-KESUN
negatip nyata. Semantam di propinsi lainnya penganrh tersebut tidak nyata dengan kecendenrngan pengaruh yang negatip (Tabel 52).
Gambar 21. Perkernbangan Nilai Tukar PtrtPni Kebun Di Jabar, Jateng, Jatim dan M Y tahun 1987-1998 tth t987=100) 140
-
- J W
-JATENG
-
Gambar 22. Perkembanpn Nihi Tukar Petani Kebun bi Aceh, Sumbar, lampung, Sumut &n Surnsel Tahun 1987-1%98 (Th 1987=100)
171
Gambar 23. Perlrembangan Nilai Tuhr Petani Kebun Di Bali, K a k l , Sumsel, Sulut dan NTB Tahun 1987-7998 (Th 1987=700)
172
Searah dengan perkembangan NTP-KEBUN yang terus menunm, peran dari NTP-kebun dalam pembentukan NTP negatip. Kondisi ini ditunjukkan oleh
nilai selisih antara NTP-KEBUN terhadap NTP yang negatip, atau berarti sacara kumulatif kurva NTP-KEBUN cenderung bergerak dibawah h r v a NTP. Dari nilai
kumulatif tersebut terlihat bahwa peran negatip NTP-BUAH relatif paling besar
di propinsi Bali, NTB, Jabar, DIY, Jatim dan Sumut (Tabel Lampiran 31).
Tabel 52.
Nilai Dugaan R e g ~ s dan i Dampak Krisis Ekmorni Terhadap NTP-KEBUN di 14 Propinsi .
r'
7
4.881"
0.164"
0.001
102.095'
3.001
0.812
S U ~ U ~ 68.006"
-1.032*
0.087'
4.001-
-94.M7"
2.987"
0.888
Sumbar
-1.493-
4.030
0.001*
139.721"
4.503"
0.917
-107.197"
3.542"
0.848
143.337" 4.281
4.471"
0.Q31
4.185
Prop
Intemp
Aceh
105.478-
109.813-
T
DK
0
Adj.Rz
S U M
148.835"
4.404"
0.083"
Lampung Jabar
87.285" 52.206"
-1.039
0.0#*
0.380-
Jm€l
S.169"
0.001"
t8.654
0.621
0.733 0.958
DIY
87.954-
0.457' 3.386
4.008" 0.062" 0.248
4.005'
7.233'
0.024
Jatim
80.627-
-230.W 49.384-
-1.475"
0.917
Bali
3056.325
38.144
-88.680"
3.174"
-74.158" -129.420-80.759-
4.043-•
0.323 0.851 0.772 0.383
2.399"'
0.046
O.OM1
4.nO
0.372" 27362"
-2.225"
NTB
58.280"
3.293"
-0.lfl"
Kakel
73.489"
-1.265"
0.098"
Sulut
53.207"
-2.478"
0.202"
4.002" 4.004"
Sukl
88.034"
-2.192"
0.072"
4.001"
Keterangan :
O.MY
2.289"
= wakh (bulan) 0 = w b a h boneka imersep M u m dan s&elah bisk elrwKHnl (JIY 1997) 0 T = pb& boneka dope sebekm dan setelah bisk ekonmi ( J 4 1QQTj
T
-
= nyst.prdptiryl~C~~perren
n=
riydapdati~lrPt~n95persm
'= ny& pada timM kewm3yam W pw8m
7.5.
Rangkuman
Dan uraian diatas dapat dirangkum sebagai berikut : I.
Oengan menggunakan kriteria nilai kumulatif selisih nilai tukar dibanding tahun dasarnya (Tahun 1987=100),dari 14 pmpinsi yatig dianalisa secara
umum pingkatan juga teqadi Nilai Tukar Petmi Paiawija ( NTP-WIJA), Nilai Tukar Petani Sayuran ( NTP-SAYUR) dan Nilai Tukar Pebni Buahbuahan (NTP-BUAH);
Sementam Nilai Tukar
Petani Tanaman
Perkebunan Rakyat (NTP-KEBUN) menurun (Tabel 53).
Tabel 53.
Rangkuman Perkembangan Nilai Tukar Petani Komoditas Yang Diukur Dari Nilai Kumulatif Selisih Antara NTP Komoditas Tahun t Tehadap Tahun Dasar NTP
NTPWlJA
MPSAYUR
MPBUAH
NTP-KEBUN
Propinsi I. Aceh
-1
16
15
0
-25
2. Sumut
-7
1
4
-7
-35
3. Sumbar
10
-1
23
8
-18
4. Sumsel
4
69
8
41
5. Lampung
-8
4
8
11
-1 - 36
6. Jabar
-1
-3
3
8
-34
7. Jateng
-3
-9
-8
10
-36
8. DIY
1
0
8
14
31
9. Jatim
4
-2
-2
3
-34
10. Bali
12
0
9
45
-32
11. M B
10
-2
36
6
-26
12. Kalsel
2
5
3
2
-2 1
13. Sulut
1
27
43
18
-30
14. Sulsel
8
0
11
16
-16
2
8
8
11
-27
"
Rataan
A
2.
Peningkatan NTP-WIJA
terjadi di
propinsi A&,
Sumut, Sumsel,
Lampung, Kalsel dan Sulut ; sedangkan di propinsi Sumbar, Jabar,
Jateng, Jatim dan NTB tejadi penunrnan NTP-WIJA. Semantam di pmpinsi DIY dan Sulsel, secara relatif NTP-WIJA relati tetap atau secara
rataan sama dengan tahun 1987. 3.
Secara kumulatif, peningkatan NTP-SAYUR tejadi di sebagian k s a r
propinsi terutarna di luar Jawa, sernentara daerah di Jawa ( Jabar,
Jateng, DIY, Jatim), kecuali Sumut dan Lampung NTP-SAYUR justnr menunjukkan penurunan NTPSAYUR.
4.
Peningkatan NTP-BUAH
t e w i di sebagian besar propinsi kecuali
Sumut dan Jabar ( yang mengalami penunrnan) serta Aceh ( yang relatif tetap).
Sedangkan NTPXEBUN di semua daerah (propinsi)
menunjukkan penurunan, dan penunrnan tersebut secara relati lebih
besar tejadi di daerah di Jaw, Sumut dan Larnpung.
5).
Pada masa krisis terjadi peningkatan secara nyata NTP-WIJA di sebagian k s a r propinsi terutama Aceh, Lampung, DIY, Jatim, Bali, Kalsel, Sulut dan Sulsel. Kejadian krisis telah menurunkan NTP-WIJA
secara nyata hanya dijumpai di propinsi Sumsel, sementara di propinsi lainnya menunjukkan tidak nyata (Tabel 54). Tabel 54. Rangkuman Dampa : Krisis Terhat p Nilai Tukar 'etan i Komodil Propinsi
NTP-WIJA
Aceh
+
Sumut
+
Sumbar
+ IJ-I
Suml
-
b w n g
+
Jabar
ITI
- tn - tn
Jatew Jatim
+ +
BaIi
4-
M B
- tn
Kalsel
+ + +
DIY
Sulut Sulsel Keterangan :
tn = tidak nyata
NTP-WAH
6.
Kejadian krisis justru telah berdampak negatip nyata menurunkan NTPSAYUR di propinsi Sumut, Sumbar, Surnsel, Jabar, Jatim dan Kalsel,
serta kecenderungan menunrnkan NTP-SAYUR (negatip tidak nyata) di propinsi Aceh, Jateng, dan NTB. Oampak positip krisis terhadap NTP-
SAYUR secara nyata hanya dijumpai di propinsi DIY, Sulut dan Sutsel, sementara di propinsi lainnya yaitu Larrpung dan Bali, pengaruh krisis terhadap NTP-SAYUR positip tidak nyata
7.
Kejadian krisis
tidak
berdampak nyata terhadap
Kecenderungan pengaruh negatip dari adanya
NTP-BUAH,
krisis terhadap NTP-
BUAH dijumpai di propinsi Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB dan Kalsel , dan kecebdenlngan dampak positip di pmpinsi
Sumbar dan Sumsel.
Pengaruh negatip nyata teqadi di propinsi Sumut, Lampung dan Jabar. Sementara di propinsi Sulut dan Sulsel, kejadian krisis elah berdarnpak positip terhadap NTP-BUAH 8.
Pada masa ktisis juga secara nyata tetah meningkatkan NTP-KEBUN di
propinsi Sumut, Sumsel, DIY, NT8, Kalsel, Sulut dan Sutsel. Penutunan
NTP-KEBUN secara nyata pada masa krisis tejadi di pmpinsi Sumbar, Lampung dan jatim. Sedangkan di propinsi lainnya sebelum dan setelah krisis t i a k betbeda nyata.
NTP-KEBUN