3
dan masyarakat) secara terpadu yang
PENDAHULUAN
diarahkan pada pengalaman belajar Ilmu
Pengetahuan
(IPA)
untuk merancang dan membuat suatu
berkaitan dengan cara mencari tahu
karya melalui penerapan konsep IPA
tentang
dan
alam
sehingga
Alam
secara
IPA
sistematis,
bukan
hanya
kompetensi
secara
bekerja
bijaksana
ilmiah
(Depdiknas,
penguasaan kumpulan pengetahuan
2006:377).
yang berupa fakta-fakta, konsep-
Namun demikian, berdasarkan hasil
konsep, atau prinsip-prinsip saja
observasi
tetapi juga merupakan suatu proses
pembelajaran IPA kelas VIII dan
penemuan.
pelajaran
wawancara dengan guru IPA pada
mengembangkan
bulan Februari 2012 SMP N 1
IPA
Tujuan
meliputi
pemahaman
tentang
berbagai
macam gejala alam,
konsep dan
terhadap
proses
Merbau Mataram, diketahui bahwa selama
ini
guru
menggunakan
prinsip IPA yang bermanfaat dan
metode ceramah, tanya jawab dan
dapat diterapkan dalam kehidupan
sesekali
sehari-hari, serta rasa ingin tahu,
pembelajaran dengan ceramah siswa
sikap positif, dan kesadaran terhadap
kurang aktif dalam menggali dan
adanya
bertukar
hubungan
mempengaruhi
yang
Pada
informasi,
saat
kebanyakan
IPA,
siswa hanya duduk diam, sambil
lingkungan teknologi dan masyarakat
mendengarkan penjelasan guru. Ada
(Depdiknas, 2006:377).
kemungkinan
Pendidikan
antara
saling
diskusi.
IPA
sebaiknya
metode
kurang
yang
tepatnya
digunakan
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
merupakan
(scientific
untuk
rendahnya hasil belajar siswa. Nilai
menumbuhkan kemampuan berfikir,
rata-rata siswa pada materi pokok
bekerja dan bersikap ilmiah serta
Pertumbuhan
mengkomunikasikannya
sebagai
pada Manusia Tahun Pelajaran 2011-
aspek penting kecakapan hidup. Di
2012 adalah 55,67 dengan ketuntasan
tingkat SMP/MTs diharapkan ada
36%. Nilai tersebut belum mencapai
penekanan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
inquiry)
pembelajaran
Saling
temas (Sains, lingkungan, teknologi,
salah
dan
satu
guru
penyebab
Perkembangan
4
yang ditetapkan di sekolah yaitu
lingkup mata pelajaran IPA – Biologi
100% siswa memperoleh nilai ≥ 65.
di SMP dengan Kompetensi Dasar
Berdasarkan
paparan
di
atas,
penyebab rendahnya hasil belajar tersebut kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya
aktivitas
siswa.
Sardiman (2007:95) mengungkapkan bahwa tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas.
Itulah
sebabnya
aktivitas merupakan prinsip atau azas yang
sangat
penting
di
dalam
interaksi belajar-mengajar. Diskusi dan tanya jawab memiliki kelemahan diantaranya hanya beberapa siswa saja yang aktif.
Dalam belajar
(KD):
Pertumbuhan
Mengidentifikasi dan
Perkembangan
pada Manusia. Untuk mencapai KD ini
seharusnya
pembelajaran
diarahkan untuk menemukan konsepkonsep
melalui
gambar
yang
berkaitan dengan materi kemudian dipasangkan atau diurutkan secara logis. Pada saat pembelajaran siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, tetapi siswa juga dapat mengurutkan gambar secara logis sehingga memperoleh penguasaan konsep atau materi yang baik.
sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, itu tidak akan
Sesuai dengan kondisi
mungkin berlangsung dengan baik.
dibutuhkan
Aktivitas pembelajaran merupakan
pembelajaran
kegiatan
untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil
pembelajaran.
belajar siswa SMP Negeri 1 Merbau
Kegiatan pembelajaran ditentukan
Mataram. Diduga model yang dapat
dari
membantu
yang
mencapai
disadari
tujuan
kegiatan
interaksi
dalam
di
atas,
alternatif
model
yang
dapat
siswa
dalam
pembelajaran, apabila semakin aktif
meningkatkan aktivitas dan hasil
siswa dalam proses pembelajaran
belajar
maka siswa tersebut akan lebih
pembelajaran Picture and Picture.
mudah mengingat pembelajaran itu
Model pembelajaran Picture and
dan
Picture
tujuan
pembelajaran
akan
tercapai.
memiliki
siswa
adalah
merupakan
model
model
beberapa
yang
kelebihan
Materi
Pokok
Perkembangan
diantaranya adalah lebih mengetahui
Manusia
termasuk
dalam
kemampuan masing-masing siswa
ruang
serta mampu melatih siswa untuk
5
lebih
giat
berfikir
logis
dan
proses
pembelajaran
dari
pasif
yang
telah
sistematis (Kiranawati, 2007:1).
menjadi lebih aktif.
Model Picture and Picture adalah
Berdasarkan
model belajar yang menggunakan
dikemukakan di atas, maka akan
gambar dipasangkan atau diurutkan
dilakukan penelitian dengan judul “
menjadi urutan logis. Dalam hal ini
Penerapan
guru
Picture
menyampaikan
kompetensi
uraian
Model and
Pembelajaran
Picture
Terhadap
yang ingin dicapai, menyampaikan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
materi sebagai pengantar. Setelah itu
Kelas VIII
Pada Materi Pokok
guru
Pertumbuhan
dan
menunjukkan
memperlihatkan
atau
Perkembangan
gambar-gambar
pada Manusia SMP Negeri 1 Merbau
yang berkaitan dengan materi. Siswa
Mataram Semester Ganjil Tahun
tidak hanya mendengar dan membuat
Pelajaran 2012/2013.
catatan,
guru
memanggil
siswa
secara bergantian memasang atau mengurutkan menjadi
METODE PENELITIAN
gambar-gambar
urutan
yang
logis.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Merbau Mataram pada
Ditanyakan juga alasan atau dasar
bulan
pemikiran urutan gambar tersebut.
penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas
Dari alasan atau urutan gambar, guru
VIII B sebagai kelas eksperimen, dan
memulai menanamkan konsep atau
kelas VIII
materi sesuai dengan kompetensi
yang dipilih dengan teknik cluster
yang
random
ingin
dicapai
(Suprijono,
November
2012
Sampel
sebagai kelas kontrol
A
sampling.
digunakan
and Picture juga didukung oleh hasil
adalah desain pretes-postes non-
penelitian (Novyanti, 2009:1) pada
ekuivalen.
siswa kelas IV Sekolah Dasar bahwa
Struktur desain penelitian ini yaitu:
melalui model pembelajaran Picture
Kelas
and Picture dapat meningkatkan
I
O1
X
O2
hasil
II
O1
C
O2
siswa
serta
dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam
Pretes
penelitian
yang
2009:110). Pemilihan model Picture
belajar
dalam
Desain
ini
Perlakuan Postes
6
Ket: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Penerapan model pembelajaran
Ket : A = Bertanya; B = Menjawab pertanyaan; C = Mengemukakan pendapat/ide; rata-rata; SB = Sangat baik; B = Baik; C = Cukup.
Picture and Picture; C = Penerapan metode diskusi (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43).
Gambar 1. Desain pretes-postes non-ekuivalen
Jenis dan teknik pengumpulan
Gambar 2. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol
data pada penelitian ini adalah: Data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil pretes, postes dan N-gain yang dianalisis dengan
uji
-t.
Data
kualitatif
diperoleh dari angket dan lembar observasi
aktivitas
siswa
yang
dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan gambar 2 diketahui rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen tinggi. Pada aspek bertanya sebanyak 84,48% siswa, menjawab
pertanyaan
94,83%,
dan
sebanyak
mengemukakan
pendapat sebanyak 90,80%.
HASIL PENELITIAN Hasil dari penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu hasil belajar oleh siswa yang diperoleh dari hasil pretes, postes dan N-gain. Data
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
S S Kelas Eksperimen
TSTS
SS
Kelas Kontrol
kualitatif diperoleh dari angket, dan lembar
observasi
aktivitas
siswa.yang disajikan sebagai berikut:
Ket: S = Berbeda signifikan; TS = Tidak berbeda signifikan Gambar 3. Hasil uji normalitas, homogenitas, persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes,
7
postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
Berdasarkan gambar 4, diketahui bahwa semua siswa (100%) merasa
Berdasarkan gambar 3, diketahui
senang dan tertarik dengan model
bahwa nilai pretes, postes, N-gain
pembelajaran Picture and Picture
penguasaan konsep oleh siswa pada
yang mereka ikuti. Sehingga dengan
pada
berdistribusi
model pembelajaran yang mereka
normal dan memiliki varians yang
ikuti menjadikan siswa lebih aktif
sama (homogen). Setelah dilakukan
dalam
uji normalitas dan homogenitas data,
kelompok.
kedua
kelas
diskusi
kelas
dan
juga
selanjutnya dilakukan uji t. Diketahui bahwa
nilai
pretes
penguasaan
konsep oleh siswa pada kedua kelas
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan
berbeda tidak signifikan, sedangkan
bahwa
nilai postes dan N-gain hasil belajar
pembelajaran Picture and Picture
oleh siswa pada kedua kelas berbeda
terbukti
signifikan.
aktivitas belajar
Diketahui juga bahwa
penerapan
mampu
model
meningkatkan
nilai postes dan N-gain penguasaan
Dari data tabel hasil aktivitas belajar
konsep
siswa (Tabel 9) dapat diketahui
oleh
siswa
pada
kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada
bahwa rata-rata aktivitas
belajar
kelas kontrol.
siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picture tergolong tinggi
Aktivitas belajar siswa dapat meningkat karena selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif
dalam
bertanya,
bertukar
informasi ketika mengerjakan LKS, serta mengemukakan ide/pendapat ketika presentasi kelompok. Ketiga Gambar 4. Tanggapan Siswa terhadap penerapan model pembelajaran Picture and Picture
aktivitas tersebut dilakukan siswa saat mereka bekerjasama dalam
8
mengerjakan LKS kelompok dan di
kelompok saling bertanya tentang
saat
materi
presentasi
hasil
diskusi
berlangsung. Hal tersebut didukung
yang
dibahas
di
LKS
kelompok lain.
oleh data angket yang menunjukkan bahwa semua siswa (100%) merasa
Berikut
senang dan tertarik dengan model
contoh cuplikan aktivitas bertanya
pembelajaran Picture and Picture
yang dilakukan oleh siswa pada kelas
Berikut
eksperimen yaitu :
pemaparan
mengenai
ini merupakan salah satu
peningkatan ketiga aspek aktivitas ”PA” Bagaimana tahap-tahap perkembangan manusia?
belajar siswa yang diamati
Aktivitas
bertanya
siswa
tergolong tinggi (Tabel 9). Ternyata tingginya
aktivitas
bertanya
diperkuat dengan tingginya kualitas pertanyaan. Pada aspek bertanya, peningkatan terjadi karena selama
Komentar pertanyaan siswa: Pertanyaan diatas sangat baik dari segi kualitas karena pertanyaan sudah sesuai dengan topik yang dipelajari yaitu perkembangan manusia. Selain itu pertanyaan tersebut menuntut kemampuan analisis siswa dalam menjawabnya
proses pembelajaran siswa dilatih untuk bertanya. Peningkatan dapat terlihat
selama
proses
diskusi
berlangsung, banyak siswa yang aktif bertanya
kepada
kelompoknya yang
tentang
terdapat
Kemudian,
teman
saat
diskusi
pertanyaan
dalam tiap
LKS.
kelompok
presentasi hasil dikusinya, keaktifan siswa dalam bertanya juga terlihat jelas. Siswa banyak bertanya saat presentasi hasil diskusi berlangsung, hal tersebut terjadi karena topik LKS tiap
kelompok
Sehingga,
siswa
berbeda-beda. yang
berbeda
Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut
mengakibatkan
meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil uji U (Tabel 10) menunjukkan bahwa nilai pretes siswa pada kedua kelas
tidak
berbeda
signifikan,
sedangkan nilai postes didapatkan data berbeda signifikan dan Hasil uji homogenitas
pada
nilai
N-gain
menunjukkan bahwa nilai N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki
varians
yang
berbeda, sedangkan nilai postes dan skor
N-gain
pada
kedua
kelas
memiliki varians yang berbeda. Hasil
9
uji persamaan dan perbedaan dua
aktivitas
rata-rata menunjukkan bahwa nilai
meningkatkan hasil belajar.
N-gain siswa pada kedua kelas
Hal tersebut juga didukung oleh teori
berbeda signifikan. N-gain pada
kerucut pengalaman Edgar Dale
kelas
dalam
eksperimen
lebih
tinggi
belajar
maka
Arsyad
akan
(2008:1)
daripada kelompok kontrol. Hal ini
memperkirakan bahwa pemerolehan
dapat
bahwa
hasil belajar melalui indera pandang
pembelajaran
berkisar 75%, melalui indera dengar
picture and picture meningkatkan
sekitar 13%, dan melalui indera
hasil belajar siswa. Hasil Uji t1 dan t2
lainnya sekitar 12%.
disimpulkan
penggunaan
(Tabel
10)
model
pada
nilai
N-gain
menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel. Hal ini berarti nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar disebabkan aktivitas belajar yang meningkat, hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2004:12)
bahwa
seseorang
dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa
yang
terjadi
dan
mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami,
mengingat
dan
mengaplikasikan materi yang telah diajarkan.
Adanya
peningkatan
Peningkatan hasil belajar oleh siswa secara umum N-gain pada indikator kognitif
C1
dan
C4
kelas
eksperimen berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol, sedangkan indikator kognitif C2 dan C3 berbeda tidak
signifikan.
meningkatnya
Dengan
kemampuan
siswa
dalam memahami dan menganalisis tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih
mudah
memahami
materi
pelajaran. Dengan begitu maka hasil belajar siswa meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa
penggunaan
model pembelajaran picture and picture
dapat
pemahaman
meningkatkan
terhadap
materi
pembelajaran.Hal tersebut didukung oleh
hasil
penelitian
(Novyanti,
2009:1) pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
bahwa
melalui
model
pembelajaran picture and picture
10
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta
aktivitas
dapat
siswa
meningkatkan dalam
proses
pembelajaran dari pasif menjadi
Jawaban di atas menunjukkan bahwa, siswa dapat menjawab dengan benar sesuai topik materi. Hal ini terbukti siswa memperoleh skor maksimal dari yang ditentukan yaitu 3
lebih aktif. Selain itu, hasil belajar siswa
setelah
menerapkan
pembelajaran picture and picture mengalami peningkatan. Pada model pembelajaran picture and picture Adapun
kelebihan
model
pembelajaran picture and picture ini ialah:
Guru
lebih
mengetahui
kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis (Kiranawati, 2007:1).Meningkatnya C1 dan C4
karena selama proses
pembelajaran siswa dilatih untuk menganalisis dibuktikan
melalui dengan
contoh
LKS, LKS
Gambar 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS pada topik pertumbuhan dan perkembangan pada manusia kelas eksperimen)
berikut :
Gambar 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C1 (LKS pada topik pertumbuhan dan perkembangan pada manusiakelas eksperimen) Komentar gambar 5:
Komentar gambar 6 : Jawaban di atas menunjukkan bahwa, siswa dapat menjawab dengan benar sesuai topik materi. Hal ini terbukti siswa memperoleh
11
skor maksimal dari yang ditentukan yaitu 3
and picture.
Meningkatnya C1 dan C4 didukung
masalah yang terdapat dalam LKS.
dengan
model
Selain itu, pertanyaan dalam LKS
pembelajaran picture and picture
juga memotivasi siswa mempelajari
yang memungkinkan siswa untuk
materi. Hal tersebut menunjukkan
bekerja
bahwa
penggunaan
sama
dalam
kelompok,
Masalah dalam LKS
menantang siswa untuk memecahkan
penggunaan
model
sehingga meningkatkan kemampuan
pembelajaran picture and picture
memahami dan menganalisis siswa.
dapat meningkatkan hasil belajar
Selain itu, peningkatan kemampuan
siswa.
menganalisis siswa juga disebabkan aktivitas
siswa
menjawab
dalam
bertanya,
pertanyaan
mengemukakan
SIMPULAN DAN SARAN
dan
Berdasarkan hasil analisis data dan
ide/pendapat
pembahasan, maka dapat disimpulkan
tergolong tinggi.
sebagai berikut.
Terjadinya peningkatan kemampuan
1. Penerapan model pembelajaran
menganalisis
siswa
yang
picture and picture berpengaruh
mengakibatkan meningkatnya hasil
secara
belajar
peningkatan
juga
tanggapan penggunaan
didukung siswa
model
oleh
terhadap
signifikan
terhadap
aktivitas
belajar
siswa.
pembelajaran
2. Penerapan model pembelajaran
picture and picture (Gambar 4) yang
picture and picture berpengaruh
menyatakan bahwa semua siswa
secara signifikan terhadap hasil
(100%) berpendapat bahwa siswa
belajar siswa.
senang dan tertarik dengan model
3. Dalam
menentukan
waktu
pembelajaran picture and picture,
pengerjaan
model pembelajaran ini membuat
pembelajaran
siswa menjadi lebih mudah untuk
mempertimbangkan kemampuan
memahami materi tersebut sehingga
siswa
siswa
dalam
sehingga
mengerjakan soal-soal setelah belajar
kegiatan
dengan model pembelajaran picture
menyimpang
lebih
mudah
soal
dalam
evaluasi hendaknya
menjawab
alokasi
waktu
pembelajaran dari
soal pada tidak
Rencana
12
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2008. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Depdiknas. 2006. Panduan pengembangan bahan ajar. Depdiknas. Jakarta. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Kiranawati. 2007. Picture and Picture. 20 Juni 2010. 14.23 WIB. http//gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/16/picture-andpicture Novyanti . 2009. Picture and Picture. 20 Juni 2010. 14.25 WIB. http://repository.library.uksw. edu/bitstream/handle/123456 789/676/T1_262010647_BA B%20II.pdf?sequence=3 Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Suprijono. 2009. Picture and Picture. 20 Juni 2010. 18.23 WIB. http://digilib.unimed.ac.id/pu blic/UNIMED-
Undergraduate-22747BAB%20II.pdf