PEMBIASAAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ARTIKEL ILMIAH Dosen Pembimbing 1. Drs. Margono, M.Pd, M.Si 2. Rusdianto Umar, S.H, M.Hum
OLEH NANING FEBRIANA 109811415575
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2013
PEMBIASAAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ACCUSTOMING MORAL VALUES TO THE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL Naning Febriana1 Margono2 Rusdianto Umar3 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang Email:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang pola pembiasaan nilainilai moral dikalangan siswa SMP Negeri 1 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data penelitian ini menggunakan sumber data primer yakni Kepala dan wakil SMP Negeri 1 Malang, bidang kesiswaan, guru, dan siswa. Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi sebagai sumber data sekunder. Prosedur pengumpulan data antara lain: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Nilai-nilai yang dibiasakan pada siswa di SMP Negeri 1 Malang antara lain: (a) nilai religius, (b) nilai kejujuran, (c) nilai toleransi, (d) nilai disiplin, (e) nilai kerja keras, (f) nilai kreatif, (g) nilai demokratis, (h) nilai cinta tanah air, (i) nilai semangat berprestasi, (j) nilai kepedulian, dan (k) nilai tanggung jawab. (2) Bentuk pembiasaan untuk menumbuhkan nilai-nilai moral pada siswa antara lain: (a) keteladanan, (b) wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa, (c) menjalin kerjasama dengan semua lini pendidikan, (d) mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam setiap mata pelajaran. (3) Faktor-faktor penghambat dalam pembiasaan nilainilai moral antara lain: (a) kurangnya kesadaran terhadap peraturan sekolah, (b) kurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan, (c) belum adanya patokan baku mengenai penilaian moral pada siswa. (4) Upaya dalam mengatasi hambatan dalam pembiasaan nilai-nilai moral antara lain: (a) konsistensi peraturan sekolah, (b) pemberian pembinaan kepada siswa, (c) dan penanganan langsung terhadap permasalahan.
Kata Kunci: Pembiasaan, nilai-nilai moral
1
Naning Febriana adalah Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Hukum dan Kewarganegaraan. Program Sarjana Universitas Negeri Malang 2013. 2 Margono adalah dosen Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang (UM). 3 Rusdianto Umar adalah dosen Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang (UM).
1
2 ABSTRACT: The aim of this research is to discribe about accustoming moral values pattern to Junior High school One Malang. This research use qualitative-describtive approach with case study research of pattern. The resource of data in this research use primary data namely the headmaster and vice principal of Junior High School One Malang, Students devision, teachers, and students. This research also use the documentation to be secondary data. Prosedure of data collections such as: observation, interview, and documentation. Data obtained has analysed by descriptive processed. The result of this research show that: (1) Values that accustomized to students of Junior High School One Malang such as: (a) religious values, (b) honesty values, (c) tolerance values, (d) discipline values, (e) hard working values, (f) creative values, (g) democratic values, (h) patriotic values, (i) enthusiastic to reach achievement values, (j) fondness values, and (k) responsibility values. (2) Form of accustoming to grows moral values that done to the students such as: (a) all civitas school models, (b) provide some forum to distribute talent and interesting of students, (c) weave some cooperation to grows moral values of student with all of education element, (d) integrate moral values in every subject. (3) ) Obstacle factors in accustomized of moral values such as: (a) less of consciousness at school rules, (b) less of fondness to the environment, (c) there is no standard of assessment morals to students. (4) Effort of encountering obstacle in accustoming moral values such as: (a) consistency concerning school of rules, (b) gift establishing to students, (c) and immediate direct problems solving.
Keywords: Accustoming, Moral values Perubahan kondisi sosial-ekonomi yang dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, membawa serta perubahan-perubahan dalam cara berfikir, cara menilai, cara menghargai hidup, dan kenyataan (Kaswardi,1993:3). Di era moderen ini peserta didik dihadapkan pada kerancuan nilai moral yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. Sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu dilema moralitas dalam diri peserta didik tersebut. Fenomena di dunia pendidikan yang menunjukkan anomali moralitas seperti kasus korupsi pengandaan fasilitas pendidikan, guru yang berbuat asusila terhadap muridnya, kekerasan yang dilakukan oleh pelajar, hingga tawuran yang menimbulkan korban jiwa. Hal ini menunjukkan potret betapa buramnya pendidikan, dan masih banyak lagi kasus-kasus yang mencoreng pendidikan di negeri ini (Padang Ekspress Digital Edition, 27 November 2012, diakses pada 27 April 2013). Sehingga dibutuhkan suatu pembiasaan kepada anak untuk mengenali nilai-nilai moral yang harus dipatuhi untuk menjadi bagian dari masyarakat dan di terima oleh masyarakat itu juga. Dalam pembiasaan yang dilakukan dibutuhkan suatu kemampuan dari orang tua, guru, teman, dan orang-orang di sekitar lingkungan hidup anak untuk menjadikan anak tersebut terdorong menjalani nilai moral seperti biasanya sehingga tidak ada penekanan dari luar diri anak tersebut.
3
Pendidikan moral adalah suatu kegiatan membantu anak untuk menuju ke arah yang sesuai dengan kesiapan mereka, dan tidak sekedar memaksakan pola-pola eksternal terhadapnya (Haricahyono, 1988:9). Sehingga dibutuhkan suatu pembiasaan kepada anak untuk mengenali nilai-nilai moral yang harus dipatuhi untuk menjadi bagian dari masyarakat dan di terima oleh masyarakat itu juga. Dalam menumbuhkan nilai-nilai moral kepada peserta didik salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pembiasaan di lingkungan sekolah. Purwanto (1988:224) menyatakan bahwa pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan yang penting sekali. Sejak kecil anak harus di latih dengan memperkenalkan kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan yang baik. Harini dan Halwani (2003:128) menjelaskan bahwa perbuatan yang sering diulang-ulang melakukannya tentulah akan menjadi kebiasaan. Bila kebiasaan diulang-ulang terus akhirnya akan menjadi watak seseorang. Dan bila watak itu telah menjadi cap dari diri orang tersebut, maka ia telah memiliki kepribadian tertentu. Dan kepribadian itulah nantinya akan membuat orang lain tahu siapa dia. Apabila ditinjau melalui teori belajar sosial dari Albert Bandura yang memandang suatu tindakan manusia adalah apa yang dipelajari melalui pengamatan yang diperoleh manusia dari peraga yang dilihat. Dari pengamatan yang dilakukan menentukan perilaku baru yang ditampilkan pada segala kesempatan berikutnya. Dalam pembelajaran sosial terdapat dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Pertama, pengamatan melalui pengamatan dengan kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang siswa melakukan perbuatan yang baik dan dipuji oleh guru maka siswa lain yang melihatnya akan berperilaku baik pula untuk mendapatkan pujian dari guru pula (vacarious reinforcement). Kedua, pembelajaran melalui pengamatan dengan meniru perilaku model walaupun model yang bersangkutan tidak mendapatkan penguatan pada saat pengamat memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat dan mengharapkan mendapatkan penguatan atau pujian apabila menguasai dengan tuntas apa yang dipelajari tersebut. Model yang dimaksudkan tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, namun dapat melalui visualisasi tiruan sebagai model (Psikologimania, 2011). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang nilai-nilai moral yang dibiasakan pada siswa SMP Negeri 1 Malang, bentuk pembiasaan yang dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang, faktor-faktor yang
4
menghambat dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang, dan upaya mengatasi hambatan dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang.
METODE Penelitian tentang pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Hal ini dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari pembiasaan yang dilakukan di lingkungan SMP Negeri 1 Malang untuk membiasakan nilai-nilai moral disekolah secara menyeluruh. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini, studi kasus yang dimaksudkan adalah untuk menggambarkan secara utuh bahwa terdapat sekolah menengah pertama di Kota Malang yakni SMP Negeri 1 Malang yang memiliki pola pembiasaan nilai moral kepada siswanya. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi partisipasif dan wawancara mendalam yang ditunjang dengan dokumentasi melalui terjun langsung ke lapangan. Peneliti berfungsi untuk menentukan fokus penelitian yakni meliputi kegiatan siswa di SMP Negeri 1 Malang, memilih informan yang dijadikan sebagai sumber data yakni Kepala SMP Negeri 1 Malang, wakil kepala sekolah, kesiswaan, guru, dan siswa, melakukan pengumpulan data melalui observasi langsug dan wawancara mendalam, menganalisis, sampai menafsirkan data untuk menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Malang yang beralamat di Jalan Lawu Nomor 12 Telp. (0341) 325206 Malang. Pemilihan lokasi di sekolah tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai sekolah yang bertaraf Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan merupakan sekolah favorit di Kota Malang. Sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan sumber data primer yang dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang akan diteliti. Yakni Kepala SMP Negeri 1 Malang, para guru, bagian kesiswaan, dan para siswa di SMP Negeri 1 Malang. Sumber data berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan data utama dalam penelitian ini. Selain itu, sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder berupa hasil dokumentasi untuk mendukung hasil penelitian yang diperoleh. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dengan informan, dan di dukung dengan dokumentasi kegiatan untuk mencapai keabsahan data yang diperoleh. Analisis data dilakukan secara
5
kualitatif . Data yang dianalisis secara kualitatif dalam penelitian ini adalah data tentang nilai-nilai moral yang dibiasakan di SMP Negeri 1 Malang, bentuk pembiasaan, faktorfaktor penghambat dalam pembiasaan, serta upaya dalam mengatasi hambatan yang ada. Dalam hal ini melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bagian kesiswaan, guru PKn, guru BK, guru Pendidikan Agama Islam, dan para siswa SMP Negeri 1 Malang selaku informan dalam pencarian data. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam pengecekan keabsahan temuan yakni ketekunan kehadiran, dan triangulasi.
HASIL Nilai-nilai Moral yang Dibiasakan di SMP Negeri 1 Malang Berdasarkan kepada hasil wawancara dan observasi maka didapatkan data mengenai nilai-nilai moral yang dibiasakan di SMP Negeri 1 Malang, antara lain: (1)nilai religius yang tampak pada kegiatan IMTAQ, (2) nilai kejujuran yang tampak pada kesediaan siswa dalam pengisian buku peghubung, (3) nilai toleransi yang tampak pada sikap saling menghargai bagi pemeluk agama lain, (4) nilai disiplin yang tampak pada ketertiban siswa dalam menjalani peraturan yang ada di sekolah, (5) nilai kerja keras yang tampak pada usaha guru dan siswa dalam pembelajaran, (6) nilai kreatif yang tampak pada usaha siswa dalam memahamkan dirinya akan pelajaran yang diajarkan oleh guru, (7) nilai demokratis yang tampak pada keterbukaan sekolah terhadap wali murid dan kebebasan siswa dalam memilih kegiatan yang ada di sekolah, (8) nilai cinta tanah air yang tampak pada kegiatan upacara yang dilakukan setiap hari senin dan upacara peringatan hari besar nasional, (9) nilai semangat berprestasi yang tampak pada antusias siswa dalam mengikuti berbagai pertandingan yang diadakan baik di tingkat Kota Malang sampai tingkat nasional, (10) nilai kepedulian yang tampak pada kesediaan siswa untuk melakukan bakti sosial di saat mengadakan suatu event sekolah dan kesediaan untuk membuang sampah di tempat sampah, dan (11) nilai tanggung jawab yang tampak pada kesanggupan siswa untuk mempertanggung jawabkan segala apa yang diperbuat. Bentuk Pembiasaan Nilai Moral Pada Siswa SMP Negeri 1 Malang Bentuk pembiasaan yang dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang antara lain : (1) keteladanan langsung yang diberikan oleh guru dan semua warga melalui tindakan langsung yang dapat dilihat secara fisik, (2) tersedianya wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa dalam berbagai bentuk kegiatan sekolah baik di intra ataupun melalui kegiatan ekstrakulikuler yang bervariatif, (3) menjalin kerjasama
6
dengan semua lini pendidikan termasuk wali murid sehingga menumbuhkan rasa persaudaraan antara pihak sekolah dan wali murid siswa, dan (4) mengintegrasikan nilainilai moral ke dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siwa dimana hal ini tampak pada setiap perangkat pembelajaran yang telah ada pada setiap guru mata pelajaran. Faktor-faktor Penghambat dalam Pembiasaan Nilai-nilai Moral di SMP Negeri 1 Malang Faktor-faktor penghambat dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang yakni: (1) kurangnya kesadaran terhadap peraturan yang ada di sekolah yang tampak pada masih adanya siswa dan guru yang terlambat datang ke sekolah, (2) kurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan di kalangan siswa yang tampak pada tindakan siswa dalam membuang sampah yang masih belum menempatkan pada jenis organik dan an organik, dan (3) belum adanya patokan baku mengenai penilaian moral pada siswa di SMP Negeri 1 Malang sehingga patokan nilai setiap guru berbeda satu dengan yang lain. Upaya Mengatasi Faktor Penghambat dalam Pembiasaan Nilai-nilai Moral di SMP Negeri 1 Malang Upaya dalam mengatasi hambatan dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang yakni melalui: (1) konsistensi terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan pemberian sanksi tegas kepada siapa saja yang melanggar peraturan sekolah, (2) pemberian pembinaan kepada siswa yang dilakukan di ruang Bimbingan Konseling dan memberikan reward apabila siswa berperilaku baik yang berupa poin untuk menghapus sanksi yang telah dilakukan sebelumnya, dan (3) dengan tidak menunda permasalahan yang timbul dengan melakukan penanganan didni agar permasalahan tidak semakin berkelanjutan.
PEMBAHASAN Nilai-nilai moral yang dibiasakan di SMP Negeri 1 Malang antara lain, nilai religius, nilai kejujuran, nilai toleransi, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai demokratis, nilai cinta tanah air, nilai semangat berprestasi, nilai kepedulian, dan nilai tanggung jawab. Nilai-nilai yang dibiasakan tersebut tampak pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh seluruh warga SMP Negeri 1 Malang setiap harinya. Kesesuaian nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang diperkuat dengan tinjauan dari Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter yang tertulis dalam rangka
7
lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 (Delapan Belas) nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya , dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter yang sudah disebutkan tersebut merupakan nilai-nilai moral yang menjadikan bangsa Indonesia menjadi berkarakter sehingga hal inilah yang menjadi pembeda dengan bangsa lain. Nilai-nilai tersebut sebagian besar sudah dibiasakan di SMP Negeri 1 Malang dengan berbagai bentuk pembiasaan. Bentuk pembiasaan yang ada di SMP Negeri 1 Malang diantaranya melalui keteladanan semua warga sekolah, tersedianya wadah untuk kegiatan siswa melalui berbagai kegiatan sekolah seperti keorganisasian dan kegiatan ekstrakulikuler, kerjasama yang baik dengan semua lini dalam hal ini wali murid juga diikut sertakan dalam peninjauan perkembangan anak, serta dengan mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Bentuk pembiasaan yang ada di SMP Negeri 1 Malang ini sesuai dengan syarat-syarat pembiasaan yang dikemukakan oleh Purwanto (1988:225) yang salah satunya menyebutkan bahwa pembiasaan hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur, sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Untuk itu dibutuhkan suatu pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Malang melibatkan banyak pihak atau dapat dikatakan semua lini yang terkait dengan pendidikan di SMP Negeri 1 Malang. Pengawasan dilakukan dengan melibatkan semua siswa, guru, pihak administratif sekolah, sampai kepada wali murid. Pembiasaan melalui keteladanan juga sesuai dengan teori belajar sosial Albert Bandura yang menyatakan bahwa tindakan manusia adalah apa yang dipelajari melalui pengamatan yang diperoleh manusia dari peraga yang dilihat. Dari pengamatan yang dilakukan menentukan perilaku baru yang ditampilkan pada segala kesempatan berikutnya. Dalam pembelajaran sosial terdapat jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Yakni pengamatan melalui pengamatan terhadap kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang siswa melakukan perbuatan yang baik dan dipuji oleh guru maka siswa lain yang melihatnya akan berperilaku baik pula untuk mendapatkan pujian dari guru pula (vacarious reinforcement) (Psikologimania, 2011).
8
Dalam pembiasaan untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral kepada siswa SMP Negeri 1 Malang terdapat beberapa faktor penghambat yang ditemukan diantaranya kurangnya kesadaran terhadap peraturan yang ada di sekolah, kurangnya sikap kepedulian terhadap lingkungan, dan tidak adanya patokan baku mengenai penilaian moral pada siswa di SMP Negeri 1 Malang. Faktor penghambat yang ada dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang sesuai dengan faktor penghambat dalam pembiasaan yang dikemukakan oleh Luthfiana (2008:23) yang menyebutkan bahwa faktor penghambat pembiasaan diantaranya kurangnya pemahaman akan makna nilai moral dan pentingnya nilai moral dikalangan siswa sendiri, materi yang diajarkan kepada siswa hanya berpedoman kepada standar nasional tanpa adanya pemahaman terhadap nilai moral yang dikembangkan, serta belum adanya patokan nilai terhadap nilai moral yang baik bagi siswa yang menaati nilai moral di sekolah. Sehingga siswa hanya diwajibkan berperilaku baik tanpa adanya penguatan dari pihak sekolah terhadap perilaku siswa yang baik tersebut. Untuk meminimalkan faktor penghambat yang ditemui tersebut beberapa alternatif pemecahan untuk mengatasi kendala dalam pembiasaan nilai moral di SMP Negeri 1 Malang antara lain dengan kepatuhan atau konsistensi aturan sekolah yang ada untuk semua warga sekolah tanpa terkecuali, dengan pemberian pembinaan kepada semua siswa dan memberikan reward atau hadiah apabila terdapat siswa yang berperilaku baik, serta dengan tidak menunda permasalahan yang timbul dengan melakukan penanganan dini agar masalah tidak terlampau menjadi lebih parah dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan syarat pembiasaan yang dikemukakan oleh Purwanto (1988:225) yang menyebutkan bahwa pembiasaan itu harus dimulai sebelum terlambat sebelum anak mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang dibiasakan, pembiasaan hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur, sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis, untuk itu dibutuhkan pengawasan, pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendirian yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan kepada anak melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu.
9
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, serta hasil temuan penelitian dapat diambil suatu kesimpulan antara lain: nilai-nilai moral yang dibiasakan pada siswa SMP Negeri 1 Malang antara lain: (1) nilai religius, (2) nilai kejujuran, (3) nilai toleransi, (4) nilai disiplin, (5) nilai kerja keras, (6) nilai kreatif, (7) nilai demokratis, (8) nilai cinta tanah air, (9) nilai semangat berprestasi, (10) nilai kepedulian, dan (11) nilai tanggung jawab. Bentuk pembiasaan yang dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang antara lain dengan (1) keteladanan, (2) tersedianya wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa, (3) menjalin kerjasama dengan semua lini pendidikan, dan (4) mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam setiap mata pelajaran. Faktor-faktor penghambat dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang yakni: (1) kurangnya kesadaran terhadap peraturan yang ada di sekolah, (2) kurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan di kalangan siswa, dan (3) belum adanya patokan baku mengenai penilaian moral pada siswa di SMP Negeri 1 Malang. Upaya dalam mengatasi hambatan dalam pembiasaan nilai-nilai moral di SMP Negeri 1 Malang yakni melalui: (1) konsistensi terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan pemberian sanksi tegas kepada siapa saja yang melanggar peraturan sekolah, (2) pemberian pembinaan kepada siswa yang dilakukan di ruang Bimbingan Konseling dan memberikan reward apabila siswa berperilaku baik yang berupa poin untuk menghapus sanksi yang telah dilakukan sebelumnya, dan (3) dengan tidak menunda permasalahan yang timbul dengan melakukan penanganan didni agar permasalahan tidak semakin berkelanjutan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengajujukan beberapa saran antara lain: untuk lebih memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai moral kepada siswa, diperlukan suatu kerja keras bagi guru dalam setiap pengajaran yang dilakukan baik didalam ataupun diluar kelas dengan bentuk keteladanan yang baik, setiap guru khususnya guru PKn dapat memilih media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran sehingga dapat diselipkan nilai-nilai moral yang harus
10
dipahami oleh siswa, pemberian hadiah atau penguatan kepada perilaku siswa yang bertindak baik untuk lebih diperhatikan dengan pemberian penilaian moral di buku rapor siswa sehingga siswa dapat merasa bangga karena berbuat baik sehingga akan mengulang perbuatan baik tersebut, dan sekolah lebih memperhatikan pengkondisian lingkungan untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan bagi siswa dalam berperilaku yang menunjukkan nilai-nilai moral.
DAFTAR RUJUKAN Badan Penelitian dan Pengembangan. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Haricahyono, Cheppy.1988. Pendidikan Moral Dalam Beberapa Pendekatan. Jakarta: P2LPTK. Harini, Sri & Al-Hawani, Aba Firdaus.2008.Mendidik Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Kaswardi, K. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: Grasindo. Luthfiana, Rina. 2008. Pelaksanaan Pendidikan Moral Melalui Pembiasaan Di SMP Plus Darus Salam Kota Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIS UM. Psikologimania. 2011. Albert Bandura tokoh Pembelajaran Sosial. (online), (http://www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokoh pembelajaran.html,), diakses pada 26 April 2013. Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Salman, Nur Ahmad. 2012. Moral Pendidikan dan Perlunya Pendidikan Moral. (online), (https://www.google.com/#hl=id&sclient=psyab&q=kasus+moralitas+di+dunia+pendidikan&oq=kasus+moralitas+di+dunia+pendi dikan&gs_no8X799g&pbx=1&bav=on.2,or.r_qf.&fp=80b14bdc71666bdc&biw=1366 &bih=705), diakses pada 26 April 2013. Sugiyono.2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alvabeta. Sumantri, Prima P. 2011. Teori Belajar Sosial Albert Bandura, (online), (http://primapsumantri.blogspot.com/2011/10/teori-belajar-sosial-albertbandura.html), diakses pada 26 April 2013. Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.