Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
DAMPAK PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM 2013 TERHADAP PERFORMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA IMPLEMENTATION IMPACT OF CURRICULUM 2013 JUNIOR SECONDARY SCHOOL PERFORMANCE Sutjipto Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud Jl. Gunung Sahari Raya Nomor 4A Jakarta Pusat e-mail:
[email protected] Naskah diterima tanggal: 06/12/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 16/12/2013; Disetujui tanggal: 09/06/2014 Abstract: This study aims to reveal the empirical information about how strong the impact of the implementation of Curriculum 2013 on the performance of junior high school students. The research area covers 44 counties/cities with a sample of 82 junior secondary school students involving 1804 respondents. The technique used in this research is descriptive research. Data analysis is performed using descriptive analysis. The result shows the implementation of Curriculum 2013 in the junior secondary schools gives positive impact on student performance. It is marked by the impact of the spiritual and social attitudes of the spiritual and social attitudes of the students as they are happy to practice their religion, have good attitudes, interact consciously in diversity, unity, and harmony, say the truth, have sportsmanship, keep cleaning the school environment, and help each other.In addition, the transformation of students’ knowledge and skills to become a intelligent, productive, creative, and innovative nation in order to anticipate and obtain exact solutions in the framework of solving the problem, civilized, and honorable indicates growing. Keywords: implementation, curriculum 2013, performance, impact Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi empirik tentang seberapa kuat dampak implementasi Kurikulum 2013 terhadap performa siswa SMP. Daerah penelitian mencakup 44 kabupaten/kota dengan sampel sebanyak 82 sekolah yang melibatkan responden sebanyak 1804 siswa. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa implementasi Kurikulum 2013 di SMP berdampak positif terhadap performa siswa ditandai dengan dampak sikap spiritual dan sikap sosial yang dimiliki siswa seperti senang melaksanakan ibadah agama, pendidikan akal budi, berinteraksi dalam keragaman, kebersamaan, kerukunan, senang berkata benar, berani mengakui kesalahan, dan senang menjaga kebersihan juga senang membantu teman yang menghadapi kesulitan nampak makin berkembang. Selain itu, transformasi pengetahuan dan keterampilan siswa untuk menjadi bangsa yang cerdas, produktif, kreatif, dan inovatif untuk mengantisipasi dan memperoleh solusi yang tepat dalam rangka pemecahan masalah, beradab, dan terhormat mengindikasikan semakin berkembang. Kata kunci: implementasi, kurikulum 2013, performa, dampak
Pendahuluan
sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan
salah satu unsur yang memberikan kontribusi
Kebuday aan, t elah m elakukan sera ngkaia n
ya ng signi fika n untuk mew ujud kan proses
aktivitas pembaruan guna meningkatkan mutu,
berkembangnya kualitas bangsa yang kuat dan
martabat bangsa, dan negara melalui sumber
bermartabat. Kurikulum, menurut Print (1992)
daya pendidikan. Dari sekian banyak unsur
adalah the very substance of schooling and the
187
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
raison d’etre for teachers in schools. Karenanya,
kom pete nsi terse but merupakan sal ah satu
jika mutu pendidikan ingin ditingkatkan maka yang
st rate gi p emba ngunan p endi dika n na sional
ter lebih dahulu di benahi adal ah mutu kuri-
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
kulumnya. Dengan demikian, dapat dimaknai
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
bahwa kurikulum merupakan salah satu kom-
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas,
ponen pendidik an yang di pandang sa nga t
2003).
penting, dan bila terjadi perubahan terhadap
Dengan kata lain, Kurikulum 2013 ini tidak
kurikulum, maka akan berdampak pada penataan
hanya menitikberatkan pada keterampilan dan
komponen pendidikan lainnya.
pengetahuan yang bermuara pada kreativitas dan
Kaitannya deng an hal itu, Pe merinta h
kompetensi siswa dalam memahami ilmu pe-
memandang perlu adanya perubahan dan atau
ngetahuan dan sains yang berpijak pada meng-
penyempurnaan kurikulum dalam upaya penca-
observasi lingkungan, memilah, meneliti alam
paian tujuan pendidikan nasional sebagaimana
sekitar serta mampu berinovasi melahirkan hal-
diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia
hal baru berkat kreativitas yang diasah sehingga
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
bisa menemukan penemuan baru, tetapi juga
Nasional (Depdiknas, 2003). Pengembangan
menitikberatkan pada menanamkan moralitas dan
kurikulum dimaksud merupakan keberlanjutan dari
budi pekerti ke dalam diri mereka yang berbuah
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
pada sikap akhlak yang baik di tengah-tengah
yang telah dimulai sejak tahun 2004 dengan
masyarakat nantinya.
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
Selain hal tersebut, sebenarnya ada pula
keterampilan secara terpadu, yang sekaligus
rasionalitas perancangan kurikulum baru yang
dipakai sebagai media dalam menggapai tujuan
tidak kalah pentingnya, yaitu adanya potensi
yang diharapkan. Kurikulum dimaksud adalah
bonus demografi sebagai peluang yang harus
Kurikulum 2013.
dimanfaatkan guna mempercepat pembangunan
Dalam rancangan Kurikulum 2013 terdapat
ekonomi Indonesia. Khususnya untuk mening-
perubahan yang sangat signifikan jika diban-
katkan pertumbuhan ekonomi, dan ketahanan
dingkan deng an kurikulum sebelumnya , d i
pangan. Menurut Har madi (20 14) manf aat
ant arany a dal am ha l m anaj emen se kola h,
ekonomi yang terjadi akibat menurunnya rasio
pembelajaran, penilaian, dan peminatan siswa.
ketergantungan, yaitu angka yang menyatakan
Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan
perb anding an anta ra jum lah penduduk usia
pe rkem bang an zaman, d irasa pe rlu adanya
produktif (15-64 tahun) dan jumlah penduduk usia
penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata
nonproduktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas)
kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan
selama periode tahun 2020 hingga 2035. Periode
materi. Dalam hal pembelajaran yang tidak kalah
di mana jumlah penduduk produktif lebih besar
pentingnya adalah perlunya penguatan proses
di band ing pend uduk yang ti dak prod ukti f,
pembelajaran dan penyesuaian beban belajar
Indone sia
agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
berasal dari jumlah penduduk produktifnya yang
akan
mem peroleh
kese mpat an
Tidak dapat disangkal lagi bahwa Kurikulum
besar. Beban penduduk produktif yang semula
2013 yang berbasis pada kompetensi yang telah
har us m enanggung invest asi sumb er d aya
di kemb angk an t erse but sangat
dipe rluk an
manusia dan membiayai penduduk lansia, dapat
sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa
dia lihk an p ada kegi atan produkt if, sepe rti
menjadi: 1) manusia berkualitas yang mampu dan
pembuatan investasi-investasi tambahan yang
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
berubah; 2) manusia terdidik yang beriman dan
mengurangi kemiskinan.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Kurikulum 2013 dimaksud di atas telah mulai
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan
diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/
3) warga negara yang demokratis dan ber-
2014 di 6.325 sekolah sasaran dengan rincian
tanggung jawab. Penerapan kurikulum berbasis
2.598 SD, 1.436 SMP, 1.270 SMA, dan 1.021 SMK
188
Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
yang tersebar di 295 kabupaten/kota dari 33
Indonesia tidak hanya berpendidikan dan cerdas,
provinsi (K emdik bud, 201 3) . Imp leme nta si
melainkan juga bermoral dan berakhlak mulia.
kurikulum tersebut memiliki posisi yang sangat
Kemudian, setelah satu semester Kurikulum
menentukan bagi keberhasilan suatu kurikulum
2013 diimplementasikan, timbul beberapa per-
sebagai rencana tertulis. Beauchamp (1975)
tanyaan sebagai permasalahan yang menggan-
mengartikan implementasi kurikulum sebagai a
tung, yang perlu ditelaah bersama, seperti: 1)
process of putt ing the curr icul um t o work .
sej auh
Sementara itu, Hasan (2000) menyatakan, jika
implementasi kurikulum tersebut pada tahun
kurikulum
te rtul is
2013?; 2) apa sajakah yang perlu diperbaiki dan
dilaksanakan, maka kurikulum dalam bentuk
diperhatikan dalam pelatihan kurikulum pada
proses merupakan realisasi atau implementasi dari
2014?; 3) apakah proses pembelajaran yang
kurikulum sebagai rencana tertulis. Dua pendapat
terjadi di kelas sudah sesuai dengan desain?; 4)
tersebut dapat dimaknai bahwa implementasi
bagaimanakah dampak terhadap performa siswa
kurikulum merupakan rencana tertulis ke dalam
yang bermakna bagi bangsa ini ke depan?; dan
bentuk nyata di kelas, yaitu terjadinya proses
5) apakah dampak tersebut telah sesuai dengan
transmisi dan transformasi segenap pengalaman
yang diharapkan? Seperti membangkitkan minat
belajar siswa.
siswa untuk berkreativitas sendiri, menyelami dan
dala m
be ntuk
re ncana
mana kah
ting kat
kete rlak sana an
Telah diimplementasikannya Kurikulum 2013,
mengamalkan langsung, praktik langsung tentang
hal tersebut bukan sekadar diukur dari tersedia
kreativitas, langsung bersinggungan dengan alam
da n di susunnya rencana pe laksanaa n pe m-
sekitar sesuai dengan yang telah dipelajari dalam
belajaran (RPP) oleh pihak sekolah, tetapi lebih
kehidupan nyata sehari-hari serta kehidupan
dari itu, yaitu seberapa jauh efektivitas pem-
sosial yang leb ih b erma rtab at. Pert anya an
belajaran di kelas dengan berciri kebaruan 5 M
semacam itu sangat wajar diajukan mengingat di
(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/
awal pemberlakuan kurikulum banyak muncul
melakukan percobaan, mengasosiasi, dan meng-
keraguan.
kom unik asik an) guna mem bent uk g ener asi
Atas dasar berbagai masalah tersebut, maka
Indonesia yang cerdas, kreatif dan sanggup
masalah utama yang diangkat dalam penelitian
menghasilkan inovasi. Miller dan Seller (1985)
ini adalah bagaimana dampak implementasi
menyatakan “...we define implementation as a
Kurikulum 2013 terhadap performa siswa yang
process that leads to the shared ownership of
bermakna bagi bangsa ini ke depan? Dengan
innovation”. Lebih jauh, Ornstein dan Hunkins
demikian, tujuan penelitian ini ingin mengungkap
(2004) menyatakan, successful implementation is
informasi empirik tentang seberapa kuat dampak
a process that should have some novelty. Dua
dari implementasi Kurikulum 2013 terhadap
pendapat ini dapat dikatakan bahwa suksesnya
performa siswa yang dirancang dalam empat
suatu implementasi (termasuk kurikulum) harus
kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan
memiliki beberapa kebaruan yang mengarah pada
dengan penguatan sikap keagamaan/spiritual,
kemajuan.
sikap sosial, kepemil ikan pengetahuan, dan
Kebaruan yang diusung Kurikulum 2013
penerapan pengetahuan (keterampilan).
antara lain bahwa karakteristik yang dikandungnya harus menjadi human competence, dan
Kajian Literatur
merupakan sarana transformasi ilmu penge-
Pengertian Performa
ta huan dan penguat an kete ramp ilan ser ta
Persamaan kata dari performa ialah unjuk kerja,
penguatan norma dan nilai dalam masyarakat,
pre stasi,
baik budaya, agama, maupun ideologi. Dalam arti,
p e r s a m a a n k a t a . c o m / 1 9 5 9 7 / u n j u k- k e r j a ) .
kurikulum tersebut fokus terhadap dua hal:
Sementara itu, unjuk kerja menurut Kamus Besar
pertama, kreativitas dalam ilmu pengetahuan
Bahasa Indonesia merupakan sinonim dari kinerja
yang dipela jari se hingga siswa tidak hanya
(Pusat Bahasa, 2005). Kinerja, masih dari kamus
sekadar belajar teori terus-menerus di kelas.
yang sama adalah sesuatu yang dicapai, prestasi
Kedua, moralitas sehingga ke depan manusia
yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Dalam The
d an
p enam pila n
(http: //ww w.
189
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Scribner-Bantam English Dictionary, kinerja atau
Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa
pe rfor ma m erup akan te rjem ahan dar i ka ta
performa siswa merupakan hasil dari implementasi
performance (bahasa Inggris), yang berasal dari
suatu kebijakan yang diukur dalam satu periode
kata “to perform” dengan beberapa entri, yaitu:
tertentu. Performa siswa bukan merupakan hasil
1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do
akhir dari suatu proses kegiatan siswa, melainkan
or carry out execute); 2) memenuhi atau melak-
sebagai jembatan dan barometer bagi terciptanya
sanakan kewajiban suatu niat (to discharge of
tujuan yang lebih besar dari profil siswa, yaitu
fulfill); 3) melaksanakan atau menyempurnakan
kompetensi pemilik atau peningkatan nilai siswa.
tanggung jawab (to execute or complete under-
Oleh karena itu, setiap tahap dari kegiatan siswa
taking); dan 4) melakukan sesuatu yang di-
ya ng m erup akan bag ian dar i im plem enta si
harapkan oleh seseorang atau mesin (to do what
kebijakan perlu dinilai untuk mengetahui per-
is expected of a person machine) (Williams, 1984).
kembangan sumbangan performanya. Perkem-
Dari beberapa pengertian tersebut, performa atau
bangan itu merupakan ekspresi potensi se-
kinerja atau unjuk kerja merupakan gambaran
seora ng atau prestasi, baik se cara kua litas
mengenai tingkat pencapaian prestasi seseorang
maupun kuantitas berdasarkan tanggung jawab
dalam pelaksanaa n suatu ke giatan ter tentu
yang telah dibebankan kepada mereka.
(Simanjunt ak,
2005 ;
Si mamora,
200 6;
Moehariono, 2009). Performa atau kinerja menurut Bernardin dan
Menurut Wahjosumidjo (1999) sumbangansumbangan perf orma te rseb ut b aik seca ra kualitatif maupun kuantitatif mesti terukur dalam
Russel (dalam Ruky, 2002) diartikan sebagai
rangka turut m embant u tercapainya tuj uan
“performance is defined as the record of outcomes
kelompok dalam suatu sekolah. Performa dalam
produced on a specified job function or activity during
arti kuantitatif menekankan pada komputasi/
time period”. Performa adalah catatan tentang
angka seperti berapa yang naik kelas, berapa
hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
jumlah tamatan, berapa yang tinggal kelas,
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun
berapa yang drop out, berapa yang ikut kegiatan
waktu tertentu. Aspek yang ditekankan dalam
pramuka, dan lain sebagainya. Performa dalam
definisi tersebut adalah tentang outcome atau
arti kualitatif menekankan pada analisis perilaku
hasil yang diperoleh setelah suatu pekerjaan atau
hasil pembelajaran seperti apa yang dikerjakan,
aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu.
sikap yang dimiliki, pengetahuan dan keterampilan
Dengan kata lain, performa berwujud tindakan
yang dimiliki, bagaimana mengerjakan percobaan,
(action) dan sebagai kata kerja, bukan suatu
dan lain sebagainya. Memakai istilah Thomas
peristiwa (event) atau kata benda, dan meru-
(1971) performa pembelajaran berperan sebagai
pakan suatu proses dari suatu perkembangan
fungsi produksi psikologis, yaitu yang meng-
pada rentang waktu tertentu. Dengan demikian,
hasilkan perubahan dalam perilaku, dan peng-
performa akan mengarah pada dua hal, yaitu
ukuran perilaku ini dapat dijadikan sebagai
proses dan hasil yang dicapai.
variabel output.
Menurut Mangkunegara (2009) terdapat dua
Atas dasar hal di atas, salah satu cara untuk
faktor yang mempengaruhi pencapaian performa
mengetahui mutu pembelajaran dalam sekolah
seseorang, yaitu: 1) kemampuan (ability), dan 2)
yai tu d enga n ca ra m elihat hasil sem enta ra
motivasi (motivation). Faktor kemampuan (ability)
performa siswa (Sanders, 1999). Ada beberapa
terdiri atas kemampuan potensi (IQ) dan ke-
ca ra untuk mengeva lua si m utu sisw a ya ng
mampuan realita (pendidikan). Sedangkan faktor
berka itan dengan pend idikan f ormal, t etapi
motivasi terbentuk dari sikap (attitude) dalam
indikator yang paling dapat dilacak yakni bagai-
menghadapi situasi (situation). Jelas bahwa
mana performa siswa yang bersangkutan ketika
per form a da pat dili hat dari ber baga i sudut
mengikuti suatu penilaian (World Bank, 2003).
pandang seperti proses, perilaku, dan hasil. Griffin
Penilaian dalam arti yang bisa mengungkap unjuk
dan Moor head (198 6) menyebutkan bahwa
kerja, tingkah laku, dan interaksi siswa. Menurut
performa merupakan suatu kumpulan total dari
pendapat Stiggins (1994), salah satu karakteristik
perilaku yang ada pada seseorang.
penilaian performa siswa adalah dapat digunakan
190
Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
untuk melihat kemampuan siswa selama proses
22 siswa sebagai responden. Dengan demikian,
pembelajaran tanpa harus menunggu sampai
jumlah responden sebanyak 1804 siswa.
proses tersebut berakhir.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Hal itu, karena dalam suatu sekolah yang
(descriptive research), yaitu berusaha menge-
terdiri atas berbagai hak dan tanggung jawab,
tengahkan gambaran secara cermat tentang
performa diar tikan se bagai ap a yang harus
fenomena berupa dampak yang terjadi dalam
dilakukan oleh komunitas sekolah, bukan apa yang
pengimplementasian suatu kurikulum baru. Secara
dihasilkan. Oleh karena itu, aspek yang terkait
konseptual hasil penelitian akan mendeskripsikan
dengan itu antara lain: 1) adanya komunikasi baik
fakta/kejadian yang terjadi pada saat itu (Sax,
tertulis maupun lisan; 2) adanya upaya yang
1979; Sudjana & Ibrahim 1989). Metode deskriptif
ditunjukkan secara konsisten dan terus menerus;
juga merujuk pendapat Crowl (1996), menurut-
3) disiplin pribadi warganya; 4) memberi duku-
nya, deskriptif adalah menggambarkan dengan
ngan dan bertindak sebagai model peran yang
tujuan untuk dapat menerangkan dan mempre-
baik; 5) kepemimpinan; dan 6) pengelolaan dan
diksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas
pengadministrasian.
dasar data yang diperoleh di lapangan.
Berbagai kriteria/dimensi performa yang bisa
Pengumpulan data dilakukan menggunakan
digunakan untuk menilainya, yakni: 1) hasil kerja
kuesioner di mana jawaban menggunakan model
(outcomes): karya individu, karangan, hasil
skala Likert dengan empat alternatif jawaban
pekerjaan rumah, kepuasan di sekolah, kualitas
(sering sekali, sering, kurang, dan kurang sekali).
lulusan, dan sebagainya; 2) perilaku (behaviors):
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
kepatuhan pada prosedur, ketepatan waktu,
analisis deskriptif.
ketelitian, disiplin, membuang sampah pada tempatnya, kesediaan bekerja sama, tata cara
Hasil Penelitian dan Pembahasan
berpakaian, sikap bicara, dan sebagainya; 3) sifat
Sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa
(traits): relegiusitas, kepercayaan diri, kejujuran,
penelitian ini ingin memperoleh gambaran berkait
kebijaksanaan, tanggung jawab, persahabatan,
dengan dampak pener apan Kurikul um 2013
dan sebagainya; dan 4) kompetensi (compe-
terhadap performa yang direfleksikan sebagai
tences): kerja sama tim, kepemimpinan, kreati-
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
vitas, berpikir kritis, keinovativan, dan sebagainya.
keterampilan yang dimiliki siswa SMP.
Berdasarkan batasan beberapa pengertian
Dari data yang dihimpun mengenai performa
dan penjelasan di atas, yang dimaksud performa
siswa SMP berkait dengan sikap yang dimiliki
dalam penelitian ini adalah ekspresi potensi siswa
terhadap Tuhan (sikap spiritual), diri sendiri, orang
yang berupa karakter yang dapat ditunjukkan
lain, dan lingkungannya (sikap sosial) tampak pada
sebagai gambaran: 1) sikap religius yang dimiliki
Tabel 1.
terhadap Tuhan; 2) sikap sosial baik terhadap diri
Tabel 1 menunjukkan bahwa 98% siswa SMP
sendiri, orang lain, dan lingkungannya; dan 3)
sering sekali merasa senang dalam melaksanakan
menguatnya pengetahuan dan keterampilan yang
ibadah agama, dan hanya 2% yang menyatakan
dimiliki untuk melaksanakan suatu tugas di
sering.
sekolah, masyarakat, dan lingkungan di mana yang bersangkutan berinteraksi.
Sikap terhadap diri sendiri sebagaimana dalam Tabel 1, menunjukkan bahwa: 1) 94% siswa SMP menyatakan sering berkata yang benar, apa
Metode Penelitian
adanya kepada orang lain, dan hanya 6% yang
Populasi penelitian ini mencakup semua siswa
menyatakan sering sekali; 2) 92% siswa SMP
yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013
menyata kan
pada tahun ajaran baru 2013/2014 yang tersebar
kebersihan diri, dan hanya 8% yang menyatakan
di 295 kabupaten/kota pada 33 provinsi. Subjek
sering; 3) 86% siswa SMP menyatakan kurang
dalam penelitian merupakan pengganti sampel,
sekali menyontek pada waktu ulangan, dan hanya
yaitu 44 kabupaten/kota dengan jumlah sekolah
14% yang menyatakan kurang; 4) 88% siswa SMP
sebanyak 82 SMP. Di mana tiap sekolah diambil
menyatakan sering sekali mencantumkan sumber
seri ng
sekal i
me mper hati kan
191
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Tabel 1 Data Performa Siswa SMP Berkait dengan Sikap Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Indikator Senang melaksanakan ibadah agama Berkata yang benar, apa adanya kepada orang lain Melaporkan kepada guru ketika ada teman yang tidak mau berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok Menyontek pada waktu ulangan Melaporkan kepada guru perbuatan teman yang menyontek waktu ulangan Mencantumkan sumber informasi di dalam setiap membuat laporan/makalah Memperhatikan kebersihan diri Mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula Menegur teman yang tidak mau mengerjakan tugas kelompok meskipun memiliki risiko dijauhi Menolak hasil keputusan bersama yang disepakati dalam musyawarah Berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain Menggunakan kata-kata gaul dalam berkomunikasi Berusaha bersikap ramah terhadap orang lain Menghindari pembicaraan apabila bertemu Menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah Menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan Memberi salam kepada guru yang mengajar di kelas senang melaksanakan tugas piket kelas senang merawat dan memelihara tanaman yang ada di sekolah
1 -
Skala 2 14
(%) 3 2 94 86
4 98 6 -
86 88 -
16 12 -
12 8 11
88 92 89
-
-
88
12
92 88 90 -
8 12 10 15 16
6 3 4 89 2 85 84
94 97 96 11 98
Keterangan: 1 = Kurang Sekali 2 = Kurang 3 = Sering 4 = Sering Sekali
informasi di dalam setiap membuat laporan/
berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang
makalah, dan hanya 12% yang menyatakan
lain, dan hanya 6% yang menyatakan sering; 6)
sering; dan 5) 89% siswa SMP menyatakan sering
97% siswa SMP m enya taka n se ring sek ali
sekali mengembalikan alat kebersihan, pertu-
menggunakan kata-kata gaul dalam berkomu-
kangan, olah raga, laboratorium yang sudah
nikasi, dan hanya 3% yang menyatakan sering;
selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula,
7) 96% siswa SMP menyatakan sering sekali
dan hanya 11% yang menyatakan sering.
berusaha bersikap ramah terhadap orang lain, dan
Berkait dengan sikap terhadap orang lain
hanya 4% yang menyatakan sering; 8) 88% siswa
sebagaimana dalam Tabel 1, menunjukkan bahwa
SMP menyatakan kurang sekali menghindari
1) 86% siswa SMP menyatakan sering mela-
pembicaraan apabila bertemu, dan hanya 12%
porkan kepada guru ketika ada teman yang tidak
yang menyatakan kurang; 9) 90% siswa SMP
mau berpartisipasi dalam mengerjakan tugas
menyatakan kurang sekali menggunakan keke-
kelompok, dan hanya 14% yang menyatakan
rasan dalam menyelesaikan masalah, dan hanya
kurang; 2) 88% siswa SMP menyatakan kurang
10% yang menyatakan kurang; 10) 89% siswa
sekali melaporkan kepada guru perbuatan teman
SMP menyatakan sering menolong teman yang
yang menyontek waktu ulangan, dan hanya 12%
sedang mendapatkan kesulitan, dan hanya 11%
yang menyatakan kurang; 3) 88% siswa SMP
yang menyatakan sering sekali; dan 11) 98%
menyatakan sering menegur teman yang tidak
siswa SMP menyatakan sering sekali memberi
mau mengerjakan tugas kelompok meskipun
salam kepada guru yang mengajar di kelas, dan
memiliki risiko dijauhi, dan hanya 12% yang
hanya 2% yang menyatakan sering.
menyatakan sering sekali; 4) 92% siswa SMP
Sikap terhadap lingkungan sebagaimana
menyatakan kurang sekali menolak hasil ke-
dalam Tabel 1, hasil penelitian menunjukkan
putusan bersama yang disepakati dalam musya-
bahwa: 1) 85% siswa SMP menyatakan sering
warah, dan hanya 8% yang menyatakan kurang;
sekali senang melaksanakan tugas piket kelas
5) 94% siswa SMP menyatakan sering sekali
(membersihkan dan menjaga ketertiban kelas),
192
Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
dan hanya 15% yang menyatakan sering; dan 2)
sekolah akan melahirkan pemimpin yang dapat
84% siswa SMP menyatakan sering sekali senang
dia ndal kan, memi liki keunggul an khas, dan
merawat dan memelihara tanaman yang ada di
me mili ki d aya taha n d alam kesulit an d an
sekolah, dan hanya 16% yang menyatakan sering.
pe rsai ngan seb agai mana di hara pkan dal am
Dari temuan di atas dapat dianalisis, bahwa
kurikulum dimaksud.
secara simbolis pengimplementasian Kurikulum
Kedua, bahwa pilar-pilar kemanusiaan yang
2013 memberi gambaran aktivitas pendidikan di
inklusif, toleran, ramah, santun, bersih, dan mau
82 sekolah sampel dengan 1804 siswa sekolah
menata hidup dengan sesama dan lingkungan
menengah pertama dalam membangun performa
telah mulai memasuki dalam kehidupan anak-
mul ai nampa k b erke mbang; juga sek alig us
anak. Hasil tersebut menunjukkan sedikit banyak
mem prom osik an
merupakan dari kesadaran semua pemangku
r elig iusi tas,
ked isip lina n,
kesopanan, kesantunan, toleransi, kebersamaan,
kep enti ngan
persaudaraan, keberagaman, dan kesadaran
Kurikulum 2013 bahwa pemb elaj aran tid ak
lingkungan akan pentingnya bagi kehidupan juga
berkutat pada penguatan kecerdasan akademik,
mulai berkembang. Fenomena ini (walau terbatas)
tetapi sikap mental untuk mengaktualisasikan
tentunya sangat menggembirakan mengingat
bakat da n potensi diri secara disipl in terus
bangsa ini dalam pembangunan nilai-nilai baik
menerus melalui interaksi sosial. Temuan tersebut,
dengan orang lain dan lingkungan, nyaris tidak
me mber i ga mbar an d ampa k ba hwa deng an
pe rnah
ke adaa n ya ng l inie r,
begitu, kontekstualitas sekolah dengan realitas
fragmented, atau dari keadaan yang serba praktis
peristiwa akan tumbuh menjadi agenda pem-
reduksionis. Dengan demikian, dampak dari
belajaran bersama untuk mencapai kekritisan
penerapan Kurikulum 2013 untuk melahirkan
berpikir dan kecerahan nurani serta berbuat untuk
orang-orang berpribadi matang, tidak hanya
kebaikan. Belajar sambil menata sikap, tidak lagi
tempat mengasah ketajaman otak, tetapi tempat
sebatas ruang kelas, karena ruang lain telah
menyemai nilai-nilai dasar kehidupan, guna
menyodorkan cara lain untuk memperkuat hati
menggapai masa depan dengan berkehidupan
dal am r angk a me nega kkan keb ajik an d an
bermasyarakat yang mulai tumbuh berkembang.
menghilangkan kemungkaran untuk membangun
muncul
dari
unt uk
m engusung
par adig ma
Secara rinci temuan di atas yang meng-
Indonesia yang bermartabat, dan berbudaya
gambarkan sikap spiritual yang dimiliki siswa SMP
nam pak mula i be rkem bang . Pe rkem bang an
terhadap Tuhan serta sikap sosial bagi diri sendiri,
personal, dan sosial tersebut telah memberi arti
ora ng l ain, dan lingkungannya pa ling tid ak
bahwa pendekatan pembelajaran saintifik yang
menemutunjukkan dua hal. Pertama, bahwa
diterapkan relatif cukup berhasil dalam me-
pergerakan menuju transformasi menjadi warga
ngembangkan sikap, nalar dengan model berpikir
neg ara yang ber akhl ak m ulia , ke mamp uan
tingkat tinggi, inderawi, dan afeksi siswa SMP.
mempertimbangkan segi moral suatu perma-
Dengan dua premis yang dikemukakan di
salahan, kemampuan menjadi warga negara yang
atas dapat dimaknai bahwa pembelajaran yang
bertanggung jawab, kemampuan dalam memaknai
sarat dengan aktualisasi nilai-nilai kompetensi
hidup bagi diri sendiri, kemampuan mencoba untuk
yang mesti diajarkan dalam Kurikulum 2013 cukup
mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berdampak positif. Dalam arti bahwa pembelajaran
berbeda, minat luas dalam kehidupan, kemam-
yang dirancang merupakan latihan untuk berpikir
puan hidup dalam masyarakat yang mengglobal,
ya ng d iniscaya kan unt uk b ekal menjala ni
dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap
kehidupan yang lebih banyak berupa why to think
lingkungan nampak mulai berkembang. Hasil
dan how to think guna membiasakan belajar
penelitian tersebut dapat dimaknai ibaratnya
sendiri how to know, how to do, how to be, how to
bagai cahaya di tengah belantara bagi bangsa
live together, how to learn, dan how to relearn telah
yang sedang menuai berbagai masalah yang pada
mulai berkembang. Perambatan pembudayaan
gilirannya ke depan akan bisa melahirkan calon
nilai-nilai performa siswa tersebut dalam satuan
pemimpin dengan merit dan karakter tangguh.
pendidikan SMP yang jadi kawasan “hunian”
Dalam arti, melalui penerapan Kurikulum 2013 di
mereka membuat hidup siswa serasa berlatih
193
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
masalah Ketuhanan, keluarga dan sosial. Ruang
demokratisasi. Hasil tersebut tentunya amat
kelas dan ruang publik satuan pendidikan yang
menarik, karena tiga kualifikasi kompetensi
bisa diakses seluruh siswa secara meaningful telah
personal, yaitu tanggung jawab, kejujuran, dan
pula mulai diwujudkan. Selain menjadi tempat
inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting,
belajar, wahana sosialisasi dan membangun
paling dicari, dan paling menentukan dalam proses
kohesivitas di antara komunitas sekolah, ruang
bekerja. Sementara itu, kompetensi interpersonal,
be laja r bi sa m enja di w ahana me nginterna-
seperti mampu bekerja sama, luwes (memiliki daya
lisasikan nilai-nilai seperti berani bertanya kepada
sua i), dipa ndang pa ling dicari dan pali ng
gur u, b erani me njaw ab p erta nyaa n guru,
menentukan keberhasilan karir seseorang.
menyelesaikan tugas tepat waktu, minta maaf jika
Pembaruan dalam konteks pembelajaran di
bersalah, terbiasa antre, mengetuk pintu sebelum
sekolah yang dianut dalam Kurikulum 2013 yang
masuk kelas, membuang sampah pada tem-
terungkap dalam studi, sekaligus bermakna
patnya, dan senang belajar bersama teman juga
sebagai pendekatan klarifikasi nilai-nilai, yaitu
mulai nampak berkembang.
sua tu
p ende kata n
ya ng
b ertujuan
unt uk
Artinya, bahwa pergerakan menuju trans-
menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan
formasi menjadi warga negara yang berakhlak
kompetensi siswa dalam mengidentifikasi nilai-
mulia, kemampuan mempertimbangkan segi moral
nilai mereka sendiri, dan nilai-nilai orang lain.
suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga
Selain itu, sejumlah perilaku sosial yang pantas,
negara yang bertanggung jawab, kemampuan
layak, dan baik mulai nampak dibiasakan yang
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pada gilirannya dapat memperkuat kohesi sosial.
pandangan yang berbeda, minat luas dalam
Dari pembahasan dan analisis yang diulas di
kehidupan, kemampuan hidup dalam masyarakat
at as d apat disimpulkan bahwa a spek sik ap
yang mengglobal, dan memiliki rasa tanggung-
spiritual dan sosial sebagai salah satu dimensi
jawab terhadap lingkungan hasil dari kerja keras
kompetensi dalam Kurikulum 2013 yang telah
para guru di SMP nampak mulai berkembang.
diterapkan cukup berdampak terhadap siswa SMP.
Temuan tersebut sejalan dengan hasil pene-
Sikap tersebut, sekaligus juga mencerminkan
litian Parkes and Jones (2011) yang menemukan
keterlibatan guru yang berperan sebagai model
bahwa karir pertunjukan bermain musik siswa
maupun contoh di dalam pembimbingan yang
ki nerj anya aka n me ning kat apab ila mere ka
menjadikan sikap baik siswa lebih meningkat. Hal
menikmati bermain musik, memiliki kemampuan
ini ad a ke sada ran dal am d iri guru bahwa
untuk berhasil, percaya bahwa pertunjukan musik
pembelajaran bukan hanya memberikan penge-
berguna, dan memandang diri mereka sebagai
tahuan kepada siswa, tetapi juga membentuk
musisi. Hasil penelitian ini memberi gambaran
kesadaran mereka sebagai warga muda bangsa
bahwa kemampuan berkarir sebagai pribadi dan
pada hak dan kewajiban serta kepedulian sebagai
warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan
warga negara. Pembelajaran haruslah berdampak
afektif serta mampu berkontribusi pada bidangnya
bagi siswa dalam hal penguatan beragama dan
akan semakin baik apabila internalisasi nilai-nilai
menghormati agama orang lain.
yang bermakna terus terkembangkan dalam ranah pembelajaran.
Dalam konteks implementasi Kurikulum 2013 ini, dapat dimaknai sekolah telah berperan cukup
Dengan demikian, hasil penelitian performa
baik menjadi tempat membuka cakrawala tentang
siswa SMP dalam wujud aspek sikap spiritual dan
keragaman, kebersamaan, lingkungan, kerukunan
sikap sosial sebagai dampak dari implementasi
yang mendukung partisipasi aktif komunitasnya
Kurikulum 2013 tersebut di atas dapat dimaknai
dalam ekonomi, politik dan sosial, yang pada
betapa benar dan betapa membesarkan hati
gilirannya upaya pengembangan sumber daya
bahwa dalam diri siswa tertanam: rasa makin kuat
manusia melalui pendidikan sebuah keniscayaan.
keberagamaannya, rasa saling mengerti, mau
Sementara itu, hasil penelitian siswa SMP
membuka mata hati untuk mendengar apa yang
berkait dengan pengetahuan dan keterampilan
dikatakan orang lain, paham akan keberagaman
yang dimiliki tampak pada Tabel 2.
dan adanya keyakinan sesama yang berbeda, dan
194
Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
Tabel 2 Data Performa Siswa SMP Berkait dengan Pengetahuan dan Keterampilan Nomor
Indikator
Skala (%) 1
2
3
4
1
Mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
-
-
6
94
2
Melakukan tugas-tugas yang dibebankan oleh guru dengan tepat waktu
-
-
10
90
3
Mentaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan
-
-
4
96
4
Membatasi kebebasan dalam beraktivitas karena ada peraturan sekolah
-
-
88
-
Kesulitan membuat urutan prioritas pekerjaan dalam menyelesaikan tugas-
-
75
25
-
5
tugas sekolah
6
Belajar jika hanya ada ulangan
-
56
44
-
7
Sulit konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas
-
16
84
-
8
Terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
-
-
9
92
9
Menepati janji apabila diberikan tugas oleh guru
20
80
-
10
Lalai melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan secara lisan atau tertulis
-
93
7
-
11
Menghindari untuk terlibat dalam kepanitiaan di sekolah
21
79
-
-
12
Menjadi anggota/pengurus dalam kegiatan di sekolah
-
-
70
30
13
Membuang sampah tidak pada tempatnya karena tidak disediakan tempat
20
80
-
-
sampah 14
Memelihara taman di lingkungan sekolah
-
-
85
15
15
Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan sekolah
-
-
92
8
16
Yakin kepada kemampuan yang teman miliki
87
13
-
-
17
Bergantung kepada orang lain ketika menyelesaikan tugas
89
11
-
-
18
Mengutamakan orang lain dalam menyelesaikan permasalahan yang teman
-
-
78
22
hadapi 19
Menatap lawan bicara ketika berkomunikasi
-
-
89
11
20
Berani mengemukakan pendapat di depan kelas
-
-
91
9
21
Berusaha tampil rapih dalam berpakaian agar dapat meyakinkan teman dan
-
-
6
94
-
-
89
11
guru 22
Dapat bekerja dengan teman untuk menyelesaikan kegiatan pratikum di sekolah
23
Menghindari kerja kelompok karena hasilnya kurang memuaskan
79
21
-
-
24
Mengutamakan pendapat pribadi di dalam diskusi kelompok
68
32
-
-
25
Bekerja kelompok untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
-
-
87
13
-
-
90
10
mengerjakan tugas 26
Membantu teman yang menghadapi kesulitan mengerjakan tugas dari sekolah
27
Bekerja kelompok untuk menghasilkan kinerja yang baik
-
-
91
9
28
Memperoleh gagasan yang berbeda dengan teman lainnya
-
-
85
15
29
Menciptakan sesuatu yang berbeda dengan teman lainnya
-
40
60
-
30
Dapat menerapkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
-
45
55
-
31
Dapat mengembangkan ide/gagasan ke dalam bentuk produk yang
-
50
50
-
bermanfaat
1 2 3 4
32
Kesulitan dalam menemukan gagasan baru
-
30
70
-
33
Hanya mengembangkan ide yang sudah ada
-
32
68
-
34
Tidak menyukai hal-hal yang baru
89
11
-
-
= = = =
Kurang Sekali Kurang Sering Sering Sekali
195
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Dari Tabel 2 di atas yang menggambarkan
bahwa i mple ment asi Kuri kulum 20 13 g una
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa
pe ngua tan dan peng emba ngan kem ampuan
SMP mulai berkembang cukup signifikan, indikator
warga negara dan masyarakat bangsa dalam
akan hal itu paling tidak ditunjukkan adanya
bersikap, sekaligus memiliki pengetahuan dan
beberapa data. Pertama, dalam melaksanakan
keterampilan yang tidak hanya dikuasai dalam arti
suatu tugas di sekolah, misalnya bahwa 94%
mampu dilaksanakan tetapi juga mampu di-
siswa menyatakan sering sekali mengerjakan
gunakan mulai tumbuh berkembang. Hal itu
sendiri tug as-t ugas sek olah, se ring sek ali
memberi gambaran bahwa para pendidik dan
melakukan tugas-tugas yang dibebankan oleh
tenaga kependidikan beranggapan tentu saja
guru dengan tepat waktu (90%), sering sekali
nilai-nilai semacam ini tak cukup diajarkan secara
mentaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan
abstrak dalam mata-mata pelajaran. Mengajarkan
(96%), sering bekerja kelompok untuk meng-
nilai sama dengan memberi contoh, dan model.
hasilkan kinerja yang baik (91%), dan sering
Referensi perilaku bukan pada buku, melainkan
menepati janji apabila diberikan tugas oleh guru
utamanya pada keteladanan yang hidup (living
(80%).
values). Mem inja m i stil ah J oesoef (201 4)
Kedua, berkait dengan dalam hidup ber-
pe ndid ikan ada lah seb uah pend akia n da ri
masyarakat, ditemukan antara lain data bahwa
informasi melalui pengetahuan kearifan, dan,
55% siswa menyatakan sering dapat menerapkan
membumi dalam penerapan.
materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari,
Temuan yang telah dibahas dan dianalisis
ser ing memp erol eh g agasan y ang berb eda
tersebut sekaligus memberi gambaran bahwa
dengan teman lainnya (85%), sering berani
tujuan awal diterapkannya Kurikulum 2013, yaitu
mengemukakan pendapat di depan kelas (91%),
mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki
kur ang menghindari unt uk
dal am
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga-
kepanitiaan di sekolah (79%), kurang sekali tidak
negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
menyukai hal-hal yang baru (89%), sering dapat
serta m ampu berkontr ibusi pada ke hidupan
mengembangkan ide/gagasan ke dalam bentuk
be rmasyara kat, ber bangsa, ber nega ra d an
produk yang bermanfaat bagi masyarakat (50%),
per adab an d unia de ngan dii ring i nilai -nil ai
dan sering menjadi anggota/pengurus dalam
ent erpr eneur d alam sik ap d an t inda kannya
kegiatan di sekolah (70%).
nampak mulai berkembang. Upaya peningkatan
terl ibat
Ketiga, pengetahuan dan keterampilan untuk
kemampuan siswa SMP yang selama ini telah
lingkungan di mana siswa berinteraksi, ditemukan
dilakukan Pemerintah dengan menata ulang
antara lain data bahwa 94% siswa sering sekali
kurikulum, yang pada awalnya dirancang untuk
berusaha tampil rapih dalam berpakaian agar
tujuan masa depan, telah mulai menampakkan
dapat m eyakinkan tem an dan guru, kurang
hasil. Kini dampaknya dapat memberi gambaran
membuang sampah tidak pada tempatnya karena
pada siswa posisi tawar yang lebih kuat dalam
tidak disediakan tempat sampah (80%), sering
berinteraksi dengan masyarakat lain, misalnya
mencipta kan sesua tu ya ng be rbed a dengan
dalam berdagang, menjadi karyawan, atau dalam
teman lainnya (60%), sering memelihara taman
pergaulan.
di lingkungan sekolah (85%), dan sering ikut serta
Kemampuan pengetahuan tentang fakta yang
dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan sekolah
hanya memerlukan kemampuan kognitif meng-
(92%).
ingat saja tidak cukup menjadi bekal tamatan
Dari temuan tiga premis tersebut di atas,
sekolah dalam menghadapi berbagai perubahan
dapa t di anal isis ba hwa ma kna pe rge rak an
yang terjadi di masyarakat sekitarnya. Tetapi
menuju transformasi menjadi warga negara yang
kem udia n, k emam puan dengan tema n la in,
memiliki pengetahuan yang mumpuni, kesiapan
misalnya sering membantu teman yang meng-
untuk pendidikan lebih lanjut, memiliki kecerdasan
hadapi kesulitan mengerjakan tugas dari sekolah
sesuai dengan bakat/minatnya, kemampuan
(90%), dan kurang membuang sampah tidak pada
berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan
te mpat nya kare na t idak disedia kan temp at
kritis nampak mulai berkembang. Dalam arti
sampah (80%) menjadi dasar untuk mengakses
196
Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
pengetahuan lain, khususnya mengenai kehi-
pengetahuan untuk mengembangkan diri secara
dupan yang penuh dinamika demi memahami dan
aktif dan kreatif serta mampu berkomunikasi
menyiasati perubahan yang terjadi. Temuan ini
de ngan bai k. Belaj ar sepanjang hay at m e-
sejalan dengan hasil studi Freng, dkk. (2011)
merlukan kebiasaan belajar yang terbina selama
bahwa penilaian pengetahuan dalam psikologi
pendidikan, rasa ingin tahu yang tinggi, ke-
dan penasehatan dalam pendampingan berim-
mampuan berpikir kreatif dan inovatif serta
plikasi terhadap hasil kinerja mahasiswa jurusan
warganegara yang mampu memberikan kontribusi
Psikologi.
pada kehidupan masyarakat dan bangsa yang
Dari bahasan dan analisis yang diulas di atas
lebih baik.
da pat disi mpul kan bahwa p enge tahuan d an keterampilan sebagai dimensi dalam Kurikulum
Simpulan dan Saran
2013 yang telah diterapkan cukup berdampak
Simpulan
terhadap siswa SMP. Pengetahuan dan kete-
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas
rampilan tersebut, misalnya mengenai berbagai
dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, bahwa
kemampuan untuk berbagai profesi, hak-hak
implementasi Kurikulum 2013 di SMP yang sarat
sebagai warga negara, untuk hidup dan peng-
dengan nilai kebaikan terhadap Tuhan, diri sendiri,
hidupan, dan menularnya kecakapan kreativitas
orang lain, dan lingkungannya terus disebar-
dan produktivitas.
luaskan dan dikembangkan. Hal tersebut ditandai
Dalam konteks temuan di atas dapat di-
dengan dampak sikap yang dimiliki siswa seperti
jelaskan bahwa kurikulum yang telah diimple-
senang melaksanakan ibadah agama, senang
mentasikan menjadi penting dan bermakna.
berkata benar, berani mengakui kesalahan, dan
Sebab, transformasi pengetahuan untuk menjadi
senang
bangsa yang cerdas, kreatif, beradab, berbudaya,
membantu teman yang menghadapi kesulitan
dan terhormat mutlak memerlukan internalisasi
nampak makin berkembang.
menj aga
kebe rsihan
j uga
sena ng
nilai sebagai mediumnya. Untuk menjangkau
Kedua, bahwa implementasi Kurikulum 2013
kebahagiaan hidup bangsa di masa depan, ten-
di SMP tampak mulai berdampak positif terhadap
tunya seseorang dituntut agar dapat mengem-
performa siswa, yaitu bahwa bukan saja proses
bangkan naluri kreativitasnya, yaitu dalam rangka
pendidikan yang diperlukan seseorang, tetapi
mengantisipasi dan memperoleh solusi yang tepat
juga pencerahan, pendidikan akal budi, kera-
dalam rangka pemecahan masalah. Semangat itu
gaman, kebersamaan dan kerukunan. Sikap,
pula yang melandasi gerak langkah penerapan
pengetahuan, keterampilan, kepandaian, ke-
Kurikulum 2013. Dalam bahasa idealnya, gerak
cerdasan bukan saja menjadi pendorongnya,
langkah itu dirumuskan dalam cita-cita untuk ikut
tetapi watak atau karakter, kepribadian, rasa
mencerdaskan dan memajukan masyarakat dan
tanggung jawa b, ke jujur an, k eikhl asan dan
jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
ketulusan juga ikut berkembang.
Bahasan tersebut sejalan dengan tuntutan
Ketiga, bahwa dampak dari implementasi
masyarakat global, yakni lahirnya masyarakat
Kurikulum 2013 di SMP sebagai transformasi
baru, yaitu masyarakat berbasis pengetahuan;
penge tahuan dan keterampi lan siswa untuk
suatu masyarakat yang berubah dan didasarkan
menjadi bangsa yang cerdas, produktif, kreatif,
pada penemuan-penemuan untuk meningkatkan
dan inovatif dalam rangka mengantisipasi dan
taraf hidup manusia. Karenanya, kreativitas, sikap
memper oleh solusi-solusi y ang tepat dalam
inovatif, meneliti, sikap meragukan penemuan hari
rangka peme caha n ma sala h, b erad ab, dan
ini, dan mengikhtiarkan penemuan yang lebih baik
terhormat, nampak makin berkembang.
se rta masyarak at yang kom unik atif, ya ng
Ke empa t, p erforma siswa SMP sebag ai
tergambar dalam hasil studi merupakan bibit-bibit
dampak dari implementasi Kurikulum 2013 yang
yang mengarahkan ke hidup yang baik.
bermakna sebagai pendekatan klarifikasi nilai-
Dalam artian bahwa pendidikan pada abad
nilai, yaitu suatu pendekatan yang bertujuan
ke-21 harus mengembangkan manusia yang
untuk menumbuhkan kesadaran dan mengem-
memiliki sikap dan keterampilan di samping
bangkan kompetensi siswa dalam mengiden-
197
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
tifikasi nilai-nilai mereka sendiri, dan nilai-nilai
menumbuhkembangkan predikat sebagai anak
orang lain yang pantas, layak, dan baik mulai
bangsa berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan cerdas
nampak membudaya.
yang bercitra beradab dan berbudaya.
Saran
huan dan keterampilan guru dalam mengimple-
Mengacu pada simpulan penelitian yang diungkap,
mantasikan Kurikulum 2013 perlu terus dilakukan,
ber ikut beb erap a sa ran. Per tama , intera ksi
baik yang difasilitasi oleh sekolah, dinas pen-
edukatif antara guru dengan siswa SMP dalam
didikan, dan terutama pemerintah pusat. Demikian
aktivitas pembelajaran guna membangun per-
pula supervisi pembelajaran seyogyanya menjadi
forma hendaknya lebih ditekankan pada upaya
kebutuhan setiap guru dalam rangka perbaikan
pengembangan insan terdidik yang memiliki sikap
proses pembelajaran yang dilakukannya dan
spiritual dalam beriman dan bertakwa kepada
untuk memastikan diri sebagai seorang model dan
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia perlu
contoh konkret bagi siswa di lingkungannya.
Ketiga, kegiatan pengembangan pengeta-
terus diupayakan.
Keempat, tentu saja penelitian mengenai
Ke dua, par a pe mang ku kepe ntingan di sek olah
hendaknya
m endorong
dampak penerapan Kurikulum 2013 ini masih bisa
kom unit as
ditindaklanjuti dan memerlukan kajian yang lebih
sekolah untuk lebih aktif dalam memfasilitasi siswa
me ndal am, dan terus-m ener us. Kare nany a,
dalam proses tumbuh kembangnya sikap sosial,
penelitian sejenis dengan pelibatan objek yang
pengetahuan, dan keterampilan sebagai bekal
lebih luas, dan responden yang lebih banyak masih
ke hidupan, sehingg a pa da g ilir anny a ak an
diperlukan.
Pustaka Acuan Beauchamp, G. 1975. Curriculum Theory. Willmette, Illionis: The Kagg Press. Crowl, T. K. 1996. Fundamentals of Educational Research. Chicago. Joesoef, Daoed. 7 April 2014. Memikir Ulang Pendidikan. Kompas, hlm. 6. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Jenderal. Freng, Scott; David Webber; Jamin Blatter; Ashley Wing; and Walter D. Scott. 2011. The Role of Statistics and Research Methods in the Academic Success of Psychology Majors: Do Performance and Enrollment Timing Matter? Teaching of Psychology, April 2011; vol. 38, 2: pp. 83-88. http:// online.sagepub.com/ Diakses 1 Juni 2014 pukul 08.20. Griffin, Ricky W., dan Moorhead, Gregory. 1986. Organizational Behavior. Boston: Houghtton Mifflin. Hasan, Said Hamid. 2000. Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat. Makalah: Disajikan pada Seminar Nasional Pengembangan Program Pendidikan Berbasis Kewilayahan Menyongsong Diterapkannya Otonomi Daerah, 31 Agustus 2000, di UPI, Bandung. Harmadi, Sonny Harry B. 16 Januari 2014. Bonus Demografi Meleset. Kompas hlm. 6. Kemdikbud. 2013. Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013, http:// www.notulis.com/pendidikan/daftar-sekolah-pelaksana-kurikulum-2013/. Diakses 30 Januari 2014. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moehariono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 198
Sutjipto, Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 terhadap Performa Siswa SMP
Miller dan Seller. 1985. Curriculum; Perspectives and practice. New York: Longman. Ornstein, A. C., dan Hunkins, F. P. 2004. Curriculum: Foundations, principles, and issues. Fourth Edition. New York: Pearson Education, Inc. Parkes, Kelly A. and Jones, Brett D. 2011. Students’ Motivations for Considering a Career in Music Performance . Update: Applications of Research in Music Education, May 2011; vol. 29, 2: pp. 2028., first published on February 7, 2011. http://online.sagepub.com/
Diakses 1 Juni 2014
pukul 10.00. Print, Murray. 1992. Curriculum Development and Design. Second Edition. Sidney: Allen & Unwin. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Ruky, Achamd S. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sanders, W. 1999. Teachers, teachers, teachers! Blueprint Magazine No. 4. Sax, G. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: Prentice-Hall.Inc. Simanjuntak, Payaman. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN Yogyakarta. Stiggins, R. J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing Company. Sudjana, Nana & Ibrahim. 1989. Penelitian & Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Thomas, J. Alan. 1971. The Productive School, A System Analysis Approach to Educational Administration. New York: John Wiley & Sons, Inc. Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Williams, Edwin B. 1984. The Scribner-Bantam English Dictionary. New York: Bantam. World Bank. 2003. World Development Report 2004: Making Services Work for Poor People. World Bank, Washington D.C. http://www.persamaankata.com/19597/unjuk-kerja. Diakses 21 Januari 2014.
199