PENERAPAN PENDIDIKAN EKONOMI YANG BERKARAKTER NILAI-NILAI PANCASILA DI SEKOLAH Wiwik Retnoningsih IKIP PGRI BOJONEGORO E-mail:
[email protected] ABSTRAK Fakta dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda, seperti banyaknya tawuran antar pelajaran hingga berujung pada kematian, demo-demo anarkhis yang sudah tidak mencerminkan nilainilai demokratis baik yang dilakukan oleh para pegawai maupun buruh, bahkan yang baru-baru ini terjadi adanya demo perangkat desa yang sangat memalukan, serta para pejabat yang melakukan korupsi. Selain itu, kemajuan zaman dan kemajuan teknologi telah menggerus budaya bangsa, etika-etika, dan norma budaya bangsa Indonesia telah dipengaruhi oleh budaya asing dan jiwa kebarat-baratan telah menguasai moral generasi muda kita. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan. Pendidikan ekonomi yang berkarakter pancasila dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, sampai dengan konfirmasi, serta dengan menggunakan Metode Cooperative learning. Kata Kunci: Eksplorasi, Elaborasi , Konfirmasi, Cooperative Learning. Facts and people’s perceptions about the moral degradation of children or young people, as quarreling among students that leads to death, anarchic demonstrations that had not reflect democratic values by either employees or workers, even the recently, the demonstration of the village servicers which is very embarrassing, and officials who engage in corruption. In addition, the progress of time and advancement of technology has eroded the nation's culture, ethics, and norms of Indonesian culture. The foreign culture and westernized soul have influenced the morals of our youth. As an alternative preventive, education is expected to improve the quality of the nation's youth in a variety of aspects that can minimize and mitigate the causes of various problems of culture and character of the nation. Character education is a system of naming the values of character, which includes knowledge, awareness or volition, and actions to implement those values, both against Almighty God, ourselves, others, the environment or nationality. Economics education with Pancasila character can be incorporated into learning activities ranging from exploration, elaboration, until the confirmation, as well as using cooperative learning methods.
I. PENDAHULUAN
didasarkan pada fakta dan persepsi
1.1 Latar Belakang
masyarakat
Dewasa
ini
berkembang
tentang
menurunnya
kualitas sikap dan moral anak-anak
tuntutan untuk perubahan sistem
atau
pendidikan
mengedepankan
banyaknya tawuran antar pelajaran
membangun karakter bangsa. Hal ini
hingga berujung pada kematian,
yang
generasi
muda,
seperti
1
demo-demo anarkhis yang sudah tidak
mencerminkan
Kejadian-kejadian seperti itu
nilai-nilai
merupakan bagian tanggung jawab
demokratis baik yang dilakukan oleh
dari insan pendidik bagaimana agar
para pegawai maupun buruh, bahkan
kembali
yang baru-baru ini terjadi adanya
norma-norma budaya bangsa yang
demo perangkat desa yang sangat
semakin lama semakin hilang dari
memalukan,
seorang
jiwa generasi muda. Salah satu
perangkat desa tetapi melakukan
mewujudkan visi dan misi bangsa
demo
lalu
Indonesia pada masa mendatang
jika
telah termuat dalam Garis-Garis
sebagai
dengan
bagaimana perangkat
anrkhis,
rakyatnya saja
?
seperti,
serta
menumbuh
Besar
Haluan
kembangkan
Negara
yaitu
banyaknya pejabat baik dari tingkat
mewujudkan
rendahan hingga pejabat teras, Selain
pendidikan nasional yang demokratis
itu kemajuan zaman dan kemajuan
dan bermutu guna memperteguh
tekhnologi telah menggerus budaya
akhlak
bangsa,
etika-etika
berwawasan
budaya
bangsa
dan
norma
Indonesia
telah
sistem
mulia,
dan
kreatif,
iklim
inovatif,
kebangsaan,
cerdas,
sehat, berdisplin dan bertanggung
dipengaruhi oleh budaya asing dan
jawab,berketerampilan
jiwa kebarat-baratan telah menguasai
menguasai ilmu pengetahuan dan
moral
teknologi
generasi
Pendidikan
muda
dianggap
kita. sebagai
serta
dalam
rangka
mengembangkan kualitas manusia
alternatif yang bersifat preventif
Indonesia.Terlihat
karena
GBHN mengamanatkan tentang arah
pendidikan
membangun
generasi baru bangsa yang lebih baik.
kebijakan
Sebagai alternative yang bersifat
diantaranya
preventif,
kemampuan
dapat
pendidikan
mengembangkan
diharapkan kualitas
dengan
dibidang yaitu
pendidikan meningkatkan
akademik
profesional
serta
jelas
dan
meningkatkan
generasi muda bangsa dalam berbgai
jaminan
aspek yang dapat memperkecil dan
kependidikan,
mengurangi
berbagai
pendidik mampu berfungsi secara
masalah budaya dan karakter bangsa.
optimal terutama dalam peningkatan
penyebab
kesejahteraan sehingga
tenaga tenaga
watak atau karakter pendidik dan
2
budi pekerti. Prioritas pembangunan
serta
nasional
bermartabat
sebagaimana
yang dituangkan Pembangunan
peradaban
bangsa
dalam
dalam
Rencana
mencerdaskan
Jangka
Panjang
yang
yang rangka
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
(RPJP) Nasional Tahun 2005–2025
berkembangnya potensi peserta didik
(UU No. 17 Tahun 2007) antara lain
agar menjadi manusia yang beriman
adalah
mewujudkan
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
masyarakat yang berakhlak mulia,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
bermoral, beretika, berbudaya, dan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
beradab
menjadi
dalam
berdasarkan
falsafah
warga
negara
Pancasila”. Salah satu upaya untuk
demokratis
merealisasikannya
jawab.Pendidikan merupakan bagian
cara
adalah
memperkuat
jati
dengan diri
dan
karakter bangsa melalui pendidikan. Upaya
ini
membentuk
bertujuan dan
serta
yang
bertanggung
penting dari kehidupan manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan.
untuk
Pendidikan bukanlah proses
membangun
yang diorganisasi secara teratur,
manusia Indonesia yang bertaqwa
terencana,
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
metode-metode yang dipelajari serta
mematuhi aturan hukum, memelihara
berdasarkan aturan-aturan yang telah
kerukunan internal dan antar umat
disepakati
beragama, melaksanakan interaksi
penyelenggaraan
antarbudaya, mengembangkan modal
komunitas
sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
(negara), melainkan lebih merupakan
budaya
bangsa,
dan
menggunakan
mekanisme oleh
suatu
suatu
masyarakat
dan
memiliki
bagian dari kehidupan yang memang
kebanggaan
sebagai
bangsa
telah berjalan sejak manusia itu
Indonesia
dalam
rangka
ada.Pendidikan
memantapkan
landasan
moral,
dan
etika
berfungsi
dianggap
spiritual,
sebagai proses yang terjadi secara
pembangunan
sengaja, direncanakan, didesain, dan
bangsa. Pendidikan
bisa
diorganisasi berdasarkan aturan yang nasional
berlaku
terutama
perundang-
mengembangkan
undangan yang dibuat atas dasar
kemampuan dan membentuk watak
kesepakatan masyarakat.Pendidikan
3
sebagai sebuah kegiatan dan proses
remaja, generasi muda sekarang,
aktivitas yang disengaja merupakan
sebagian orang tua menilai terjadinya
gejala masyarakat ketika sudah mulai
kemerosotan atau degradasi sikap
disadari pentingnya upaya untuk
atau
membentuk,
dan
Mereka menghendaki adanya sikap
sebagaimana
dan perilaku anak-anak yang lebih
mengatur
mengarahkan, manusia
nilai-nilai
berkarakter,
dicita-citakan masyarakat.
budaya
kejujuran,
bangsa.
memiliki
integritas yang merupakan cerminan budaya bangsa, dan bertindak sopan
1.2 Permasalahan Dari latar belakang diatas dapat
dirumuskan
permasalahan
santun dan ramah tamah dalam pergaulan
Selain
itu
diharapkan pula generasi muda tetap
sebagai berikut: 1. Bagaimana mengetahui dan
memiliki sikap mental dan semangat
memahami definisi, fungsi
juang yang menjunjung tinggi etika,
dan
moral, dan melaksanakan ajaran
Perkembangan
Pendidikan Karakter Bangsa? 2. Bagaimana ekonomi
yang
nilai-nilai
agama.
pendidikan
Pendidikan karakter adalah
berkarakter
suatu sistem penamaan nilai-nilai
pancasila
karakter yang meliputi komponen
diterapkan di sekolah?
pengetahuan, kemauan,
Definisi
dan
melaksanakan
2. PEMBAHASAN 2.1
keseharian.
dan
Makna
Pendidikan Berkarakter Melihat perjalanan sejarah
kesadaran
atau
tindakan
untuk
nilai-nilai
tersebut,
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri
sendiri,sesama,lingkungan,maupun
pendidikan dari dekade sebelumnya,
kebangsaan.Pengembangan karakter
para orang tua, secara subyektif,
bangsa
membuat perbandingan antara situasi
perkembangan
pendidikan masa kini dengan situasi
seseorang.Akan
di mana mereka dulu mengalami
manusia hidup dalam lingkungan
pendidikan di sekolah, atas situasi,
sosial dan budaya tertentu, maka
sikap, perilaku sosial anak-anak,
perkembangan
dapat
dilakukan
melalui
karakter
individu
tetapi,
karena
karakter
individu
4
seseorang hanya dapat dilakukan
mengenai tujuan-tujuan pendidikan
dalam lingkungan sosial dan budaya
umum.Lontaran itu dalam sejarah
yang
bersangkutan.Artinya,
kemudian dikenal sebagai “Tujuh
perkembangan budaya dan karakter
Prinsip Utama Pendidikan” , antara
dapat dilakukan dalam suatu proses
lain:
pendidikan yang tidak melepaskan
1. Kesehatan
peserta
2. Penguasaan
didik
sosial,budaya budaya
dari
lingkungan
masyarakat,
dan
bangsa.Lingkungan
sosial
proses-proses
fundamental 3. Menjadi
dan budaya bangsa adalah Pancasila,
anggota
keluarga
yang berguna
jadi pendidikan budaya dan karakter
4. Pekerjaan
adalah mengembangkan nilai-nilai
5. Kewarganegaraan
Pancasila pada diri peseta didik
6. Penggunaan
melalui pendidikan hati, otak, dan
waktu
luang
secara bermanfaat
fisik.
7. Watak susila Pendidikan
pendidikan
karakter
atau
sejak
awal
watak
Pendidikan
kearah
munculnya pendidikan oleh para ahli
terbentuknya
dianggap sebagai suatu hal yang
merupakan tanggung jawab semua
niscaya.John Sewey, misalnya, pada
guru. Oleh karena itu, pembinaannya
tahun 1916 yang mengatakan bahwa
pun
sudah merupakan hal yang lumrah
demikian,
dalam
dikatakan
teori
pendidikan
pembentukan tujuan
watak
umum
bahwa
merupakan
oleh kurang bahwa
guru.
bangsa
Dengan
tepat mendidik
jika para
siswa agar memiliki karakter bangsa
dan
hanya ditimpahkan pada guru mata
di
pelajaran tertentu, misalnya guru
sekolah.Kemudian pada tahun 1918
PKN atau guru pendidikan agama.
di Amerika Serikat (AS), Komisi
Walaupun dapat dipahami bahwa
Pembaharuan Pendidikan Menengah
yang dominan untuk mengajarkan
yang ditunjuk oleh Perhimpunan
pendidikan karakter bangsa adalah
Pendidikan Nasioanal melontarkan
para guru yang relevan dengan
sebuah pernyataan bersejarah yaitu
pendidikan karakter bangsa.Tanpa
pendidikan
pengajaran
harus
karakter
budi
pekerti
5
terkecuali,
semua
guru
harus
suatu
komunitas
masyarakat
menjadikan dirinya sebagai sosok
(negara), melainkan lebih merupakan
teladan yang berwibawa bagi para
bagian dari kehiupan yang memang
siswanya. Sebab tidak akan memiliki
telah berjalan sejak manusia itu ada.
makna apapun bila seorang guru PKn
Pengertian ini menunjuk bahwa pada
mengajarkan menyelesaikan suatu
dasarnya manusia secara alamiah
masalah yang bertentangan dengan
merupakan mahkluk yang belajar
cara demokrasi, sementara guru lain
dari peristiwa alam dan gejala-gejala
dengan cara otoriter. Atau seorang
kehidupan
guru
mengembangkan
pendidikan
agama
dalam
yang
ada
untuk
kehidupannya.
menjawab pertanyaan para siswanya
Kedua, pendidikan dianggap sebagai
dengan cara yang nalar sementara
proses yang terjadi secara sengaja,
guru lain hanya mengatakan asal-
disengaja,
asalan dalam menjawab, melainkan
berdasarkan aturan yang berlaku,
harus menyeluruh disemua mata
terutama perundang-undangan yang
pelajaran dan jenjang sekolah.
dibuat
Pendidikan bagian manusia
penting yang
dari
dan
atas
diorganisasi
dasar
kesepakatan
merupakan
masyarakat.
kehidupan
sebuah kegiatan dan proses aktivitas
pernah
yang disengaja ini merupakan gejala
tak
Pendidikan
ditinggalkan.Sebagai sebuah proses,
masyarakat
ada dua hal asumsi yang berbeda
disadari pentingnya upaya untuk
mengenai
membentuk,
pendidikan
dalam
ketika
sebagai
sudah
mulai
mengarahkan,
kehidupan manusia. Pertama, bisa
mengatur
dianggap sebagai sebuah proses yang
dicita-citakan masyarakat terutama
terjadi secara tidak disengaja atau
cita-cita orang yang mendapatkan
berjalan secara alamiah.Pendidikan
kekuasaan. Cara mengatur manusia
bukanlah proses yang diorganisasi
dalam
secara
berkaitan
teratur,
terencana,
dan
manusia
dan
pendidikan
sebagaimana
ini
dengan
tentunya bagaimana
mengunakan metode-metode yang
masyarakat akan diatur. Artinya,
dipelajari serta berdasarkan aturan-
tujuan
aturan
pendidikan
yang
telah
disepakati
mekanisme penyelenggaraannya oleh
dan
pengorganisasian mengikuti
arah
perkembangan sosio-ekonomi yang
6
berjalan. Jadi, ada aspek material
Landasan Pedagogis Pendidikan
yang menjelaskan bagaimana arah
Budaya dan Karakter Bangsa
pendidikan
berdasarkan
Pendidikan budaya dan karakter
siapa yang paling berkuasa dalam
bangsa dilakukan melalui pendidikan
masyarakat
nilai-nilai
didesain
tersebut.
Karakter
atau
kebajikan
yang
merupakan perpaduan antara moral,
menjadi nilai dasar budaya dan
etika,
lebih
karakter bangsa. Kebajikan yang
kualitas
menjadi atribut suatu karakter pada
perbuatan, tindakan atau perilaku
dasarnya adalah nilai. Oleh karena
manusia atau apakah perbuatan itu
itu pendidikan budaya dan karakter
bisa dikatakan baik atau buruk, atau
bangsa
benar atau salah. Sebaliknya, etika
pengembangan
memberikan penilaian tentang baik
berasal dari pandangan hidup atau
dan buruk, berdasarkan norma-norma
ideologi bangsa Indonesia, agama,
yang
budaya,
dan
akhlak.
menitikberatkan
berlaku
Moral
pada
dalam
tertentu,
masyarakat
sedangkan akhlak
tatanannya lebih menekankan bahwa
pada
dan
dasarnya
adalah
nilai-nilai
nilai-nilai
yang
yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana
Fungsi Pendidikan Budaya dan
ke duanya (baik dan buruk) itu ada.
Karakter Bangsa
Karenanya
pendidikan
Fungsi
dimaknai
sebagai
nilai, pendidikan
karakter
pendidikan
pendidikan
karakter bangsa adalah:
pekerti,
1. Pengembangan:
budi
budaya
dan
pendidikan moral, pendidikan watak,
pengembangan potensi
yang
peserta didik untuk menjadi
tujuannya
mengembangkan
kemampuan peserta
untuk
pribadi berperilaku baik; ini
memberikan keputusan bai-buruk,
bagi peserta didik yang telah
memelihara apa yang baik itu, dan
memiliki sikap dan perilaku
mewujudkan kebaikan itu dalam
yang mencerminkan budaya
kehidupan
dan karakter bangsa;
sepenuh hati.
didik
sehari-hari
dengan
2. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional
7
untuk bertanggung jawab
yang mandiri, kreatif,
dalam pengembangan potensi
berwawasan kebangsaan; dan 5. Mengembangkan lingkungan
peserta didik yang lebih
kehidupan sekolah sebagai
bermartabat; dan
lingkungan belajar yang aman,
3. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan
jujur, penuh kreativitas dan
budaya bangsa lain yang
persahabatan, serta dengan rasa
tidak sesuai dengan nilai-nilai
kebangsaan yang tinggi dan
budaya dan karakter bangsa
penuh kekuatan (dignity).
yang bermartabat. Pendidikan Tujuan Pendidikan Budaya dan
pendidikan
Manusia
Indonesia Pancasilais Secara legal formal sila-sila
Karakter Bangsa Tujuan
Karakter
budaya
dan
karakter bangsa adalah: 1. Mengembangkan potensi
pancasila menyatakan bahwa negara Indonesia
berdasarkan
Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusian yang
kalbu/nurani/afektif peserta
adil
didik sebagai manusia dan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
warganegara yang memiliki
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
nilai-nilai budaya dan karakter
permusyawaratan/ perwakilan, dan
bangsa;
keadilan sosial bagi seluruh rakyat
2. Mengembangkan kebiasaan dan
dan
Indonesia.
beradab,
Artinya
persatuan
setiap
perilaku peserta didik yang
negara
terpuji dan sejalan dengan nilai-
mempedomani
nilai universal dan tradisi budaya
kehidupan
bangsa yang religius;
kenegaraannya. Karena sifatnya yang
3. Menanamkan jiwa
Indonesia
warga
pancasila
wajib dalam
kemasyarakatan-
mengikat warga negara Indonesia,
kepemimpinan dan tanggung
maka warga negara Indonesia itu
jawab peserta didik sebagai
pada
generasi penerus bangsa;
sebagai
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia
hakekatnya
dapat
manusia
disebut pancasila
(pancasilais). Manusia pancasilais itu adalah
manusia yang memiliki
8
karakter khas berbasis pada nilai-
manusia
nilai
dari mahkluk manusia itu bukan
yang
pancasila.
terkandung
Karakter
Definiton.net
,
pada menurut
merupakan
Indonesia sebagai bagian
sembarang
manusia,
melainkan
“the
manusia yang adil dan beradab,
aggregate of features and traits that
manusia yang sadar, menghargai, dan
form the individual nature of a
memperhatikan harkat dan martabat
person or thing”.
kemanusiaan
orang
proporsional
(adil)
Pertama, pertama
berbasis
pancasila,
Indonesia adalah berketuhanan
manusia
manusia yang
Yang
Tegasnya
sila
Maha
manusia
Esa.
Indonesia
lain
secara
dan
juga
merupakan makhluk manusia yang beradab,
yang
memiliki
dan
mengembangkan peradaban dan adab norma/etika.
menyadari dirinya sebagai ciptaan
Kendati manusia Indonesia
(makhluk) Tuhan Yang Maha Esa
itu merupakan makhluk manusia
yang wajib bertaqwa kepada-Nya,
(universal), berbasis sila ke tiga
yaitu menjalankan segala perintah-
pancasila, manusia Indonesia itu
Nya
merupakan
dan
meninggalkan
larangan-Nya. manusia
jadi,
Indonesia
semua
pertama-tama itu
adalah
makhluk religious. Berdasarkan
manusia
manusia
khas,
(“Bangsa”)
yaitu
Indonesia.
Sebagai manusia “bangsa” Indonesia, manusia Indonesia sadar, menghargai
rumusan
sila
dan memperhatikan keanekaragaman
kedua pancasila, manusia Indonesia
sosok
itu
sebagai
Indonesia (beragam sukku bangsa
makhluk yang menjadi bagian dari
dan komunitas), dan yang dengan
makhluk manusia (human being). Ia
penuh kesadaran merasa menjadi
merupakan bagian dari mahkluk
satu kesatupaduan (bhineka tunggal
manusia penghuni dunia ini, tidak
ika, diversity in unity) sebagai
ada perbedaan hakiki kemanusiaan
bangsa Indonesia.
dapatlah
dikatakan
dengan mahkluk manusia yang ada
dan
Berbasis
sifat-sifat
sila
manusia
keempat
dibagian lain di luar “ wilayah”
Pancasila, manusia Indonesia dalam
Indonesia. Manusia Indonesia itu
kehidupan
adalah
kemasyarakatan
human being. Akan tetapi,
kenegaraan
dan
mengedepankan
9
kerakyatan
(demokrasi)
yang
(pendekatan, paradigm) Ki Hajar
dipimpin (dipandu, berbasis) hikmat
Dewantara dengan cara “ ing ngarso
kebijaksanaan (wisdom, philosophy,
sung tulada, ing madya mangun
kearifan,
karsa,
kebenaran
pengetahuan
tut
wuri
handayani”
hakiki) yang diselenggarakan dalam
(situational
wujud permusyawaratan langsung
otoritatif-instructive,
atau melalui perwakilan. Manusia
motivational,
dan
Indonesia
empowering).
Prinsip
pada
merupakan
hakekatnya
manusia
yang
demokratis.
leadership
handayani“
antara
democrativelaissez–faie “tut
(mengikuti
belakang-membiarkan
wuri dari
“berjalan
Manusia Indonesia, berbasis
sendiri secara mandiri” dalam rangka
sila ke lima pancasila, merupakan
memberdayakan atau membuatnya
mahkluk
berdaya) jika dilepas tersendiri dari
sosial,
masyarakat
mahkluk
warga
Indonesia
mengedepankan
yang
keadilan
tiga
serangkai
lainnya
itu,
sosial.
sebenarnya sama dengan mengikuti
Manusia Indonesia bukan manusia
kodrat (potensi) peserta didik, bukan
yang mementingkan dirinya sendiri,
“memaksanya” mengikuti kehendak
melainkan
dan kemauan pendidik .
memperhatikan
kesejahteraan lahir batin seluruh
Selengkapnya
“ing-ing-tut”
warga masyarakat Indonesia dengan
itu pada dasarnya mengikuti tahap
cara berkeadilan.
kemampuan
dan
pengetahuan
peserta didik. Pada ketika peserta Nilai-Nilai
dalam
Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa Mendidik karakter
anak
mengembangkan bangsa
Indonesia
didik tidak tahu dan belum bisa apaapa (belum punya informasi dan kecakapan)
maka
pemimpin
adalah
tugas
guru-
memberinya
berbasis pancasila mengandung arti
informasi dan menuntunnya. Guru
harus mengenai ajaran yang benar
“sung
tentang pancasila dan karakteristik
pengetahuan, nilai , dan kecakapan
manusia pancasilais, disertai dengan
serta
menggunakan cara-cara yang benar,
mengamalkannya/menunjukkan cara
yang
: giving information and practice or
kita
meminjam
prinsip
tulada”
(“ngasongkeun”
member
contoh
10
demonstration). Pada ketika peserta
Pendidikan karakter bukan
didik berada diantar tidak tahu dan
hanya merupakan tugas sekolah,
tahu, diantara bisa dan tidak bisa ,
meliankan jauh lebih efektif jika
maka
masyarakat
tugas
guru
membimbing-
sekitar
turut
serta
mendampingi serta memotivasinya
melakukannya. Namun demikian ,
(mangun karsa – ambangun karsa” –
disekolah pun perlu ada masyarakat
membuatnya “kersa”) untuk terus
normative serupa itu . “character
maju (achievement motivation) .
education
pada keyika peserta didik sudah
memberikan
relative banyak tahu dan mampu ,
disekolah sebagai berikut:
maka
tugas
guru
membiarkannya belajar
“ maju
secara
melakukan karakter
pendidik sendiri”
mandiri
sendiri. melibatkan
atau
Pendidikan pemberian
informasi dan pembiasaan . dalam “jenjang penguasaan nilai” (ranah afektif) rumusan Krathwohl, Bloom dan
Masia
dimulai
(1973)
dari
tahapannya
“receiving
the
phenomena” alias menerima (tidak menolak),
kemudian
membei
tanggapan (merespon) , menilai, mengorganisasikan, dan baru pada akhirnya menginternalisasikan norma baru tersebut. Dengan kata lain mau tidak mau mendidikkan “karakter” itu tetap dimulai dari “mengajarkan” (member menjelaskan)
informasi nilai
atau ,
kepercayaan dan sebagainya.
norma,
partnership “resep”
(CEP) pendidikan
a) Promotes core ethical values. b) Teaches students to understand, care about, and act upon these core ethical values. c) Encompasses all aspects of the school culture. d) Fosters a caring school community. e) Offers opportunities for moral action. f) Support academic achievement. g) Develops intrinsic motivation. h) Includes whole –staff involvement i) Requires positive leadership of staff and students. j) Involves parents and community members. k) Assesses result and strive to improve. Pendidikan karakter disekolah tidak harus merupakan sesuatu yang berdiri sendiri sebagai satu bidang studi atau mata pelajaran. Pendidikan karakter harus merasuk ke dalam seluruh bidang studi atau mata pelajaran.
11
2.2
matematika
Strategi-Strategi dalam
atau
menggunakan
bahasa. Ada banyak kecerdasan lain
Pendidikan Karakter Strategi Pendidikan Karakter
yang dapat diidentifikasi di dalam
yang akan dibahas adalah Strategi
diri manusia. Sedangkan menurut
Pendidikan
Howard
Karakter
melalui
Gardner
(1999)
yang
Multiple Talent Aproach (Multiple
menjelaskan 9 kecerdasan ganda,
Intelligent).
apabila dipahami dengan baik, akan
Strategi
Pendidikan
Karakter ini memiliki tujuan yaitu
membuat
untuk
memandang
mengembangkan
seluruh
semua potensi
orang
tua
anak
lebih
potensi anak didik yang manifestasi
positif. Terlebih lagi, para orang tua
pengembangan
akan
(guru) dapat menyiapkan sebuah
Concept yang
lingkungan yang menyenangkan dan
potensi
membangun Self menunjang
kesehatan
mental.
memperdayakan di sekolah. Konsep
Konsep ini menyediakan kesempatan
Multiple Intelligence mengajarkan
bagi
anak
didik
untuk
kepada anak bahwa mereka bisa
bakat
emasnya
belajar apapun yang mereka ingin
sesuai dengan kebutuhan dan minat
ketahui. Bagi Orangtua atau guru,
yang dimilikinya. Ada banyak cara
yang dibutuhkan adalah kreativitas
untuk menjadi cerdas, dan cara ini
dan kepekaan untuk mengasah anak
biasanya ditandai dengan prestasi
tersebut. Baik guru atau orang tua
akademik
juga harus berpikir terbuka, keluar
mengembangkan
yang
diperoleh
disekolahnya dan anak didik tersebut
dari
mengikuti tes intelengensia. Cara
Kecerdasan bukanlah sesuatu yang
tersebut misalnya melalui kata-kata,
bersifat tetap. Keceradasan bagaikan
angka, musik, gambar, kegiatan fisik
sekumpulan keterampilan yang dapat
atau kemamuan motorik atau lewat
ditumbuhkan
dan
cara sosial-emosional.
Kecerdasan
adalah
Menurut
Gardner
(1999),
untuk
paradigma
tradisional.
dikembangkan.
memecahkan
masalah,
manusia itu sedikitnya memiliki 9
kemampuan
kecerdasan.
masalah baru untuk dipecahkan,
Kecerdasan
manusia,
untuk
kemampuan
saat ini tak hanya dapat diukur dari
kemampuan
kepandaiannya
sesuatu yang berharga dalam suatu
menguasai
untuk
menciptakan
menciptakan
12
kebudayaan
masyarakat.
Melalui
sekolah.
Akan
tetapi,
berkaitan
pengenalan Multiple Intellegence,
dengan proses kebudayaan yang
kita dapat mempelajari kekuatan atau
secara umum sedang berjalan, dan
kelemahan
dapat
juga memliki kemampuan untuk
memberikan mereka peluang untuk
mengarahkan kesadaran, membentuk
belajar melalui kelebihan mereka,
cara pandang, dan juga membangun
tujuannya adalah agar anak memiliki
karakter generasi muda. Artinya,
kesempatan untuk mengeksplorasi
karakter
yang
menyangkut
dunia.
pandang
dan
kebiasaan
anak
dan
cara siswa,
remaja, dan juga kaum muda secara 2.3.
Pendidikan Ekonomi yang
umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau sekolah, akan
Berkarakter Pancasila. Pendidikan karakter menjadi
tetapi lebih banyak dibentuk oleh
kunci terpenting kebangkitan Bangsa
proses sosial yang juga tak dapat
Indonesia dari keterpurukan untuk
dilepaskan dari proses ideoogi dan
menyongsong datangnya peradaban
tatanan
baru. Karakter bangsa dapat dibentuk
sedang berjalan. Mendidik budaya
dari program-program pendidikan
dan
atau dalam proses pembelajaran yang
mengembangkan nilai-nilai Pancasila
ada di dalam kelas. Akan tetapi,
pada diri peserta didik melalui
apabila
memang
Pendidikan hati, otak, dan fisik.
bermaksud serius untuk membentuk
Pendidikan adalah suatu usaha yang
suatu karakter generasi bangsa, ada
sadar
banyak hal yang harus dilakukan,
mengembangkan
dan dibutuhkan penyadaran terhadap
didik. Pendidikan adalah suatu usaha
para pendidik dan juga terhadap
masyarakat
pelaksana kebijakan pendidikan. Jika
mempersiapkan generasi muda bagi
kita pahami arti dari pendidikan
keberlangsungan
secara
masyarakat dan bangsa yang lebih
pendidikan
luas,
pendidikan
sebagai
material-ekonomi
karakter
dan
bangsa
yang
adalah
sistematis
dalam
potensi
peserta
dan
di
bangsa
dalam
kehidupan
proses penyadaran, pencerdasan dan
baik
masa
pembangunan mental atau karakter,
Keberlangsungan
tentu bukan hanya identik dengan
ditandai oleh pewarisan budaya dan
tersebut
depan. dapat
13
karakter
yang
telah
dimiliki
negara
yang religius,
nasionalis,
masyarakat dan bangsa. Oleh karena
produktif dan kreatif. Atas dasar
itu, pendidikan merupakan proses
pemikiran
pewarisan
pendidikan budaya
budaya
dan
karakter
itu,
bangsa bagi generasi muda dan juga
sangat
proses
keberlangsungan
pengembangan
budaya
pengembangan dan
strategis
bagi
dan
keunggulan
karakter bangsa untuk meningkatkan
bangsa
kualitas kehidupan masyarakat dan
Perkembangan
bangsa di masa mendatang. Dalam
dilakukan melalui perencanaan yang
proses
dan
baik, pendekatan yang sesuai, dengan
karakter bangsa, secara aktif peserta
metode belajar serta pembelajaran
didik
potensi
yang efektif. Sesuai dengan sifat
proses
suatu nilai, pendidikan budaya dan
pendidikan
budaya
mengembangkan
dirinya,
melakukan
di
karakter
masa
mendatang.
tersebut
bangsa
adalah
harus
interalisasi, dan penghayatan nilai-
karakter
usaha
nilai menjadi kepribadian dalam
bersama sekolah oleh karenanya
bergaul
di
masyarakat,
harus dilakukan secara bersama oleh
mengembangkan
kehidupan
semua guru dan pemimpin sekolah,
masyarakat yang lebih sejahtera,
melalui semua mata pelajaran, dan
serta
menjadi bagian yang tak terpisahkan
mengembangkan
bangsa
yang
Berdasarkan
kehidupan bermartabat.
pengertian
dari budaya sekolah.
budaya,
Fungsi Pendidikan Budaya
karakter bangsa, dan pendidikan
dan
yang telah dikemukakan diatas maka
perkembangan potensi peserta didik
pendidikan budaya
karakter
agar menjadi berperilaku baik, dan
bangsa dimaknai sebagai pendidikan
bagi peseta didik yang telah memiliki
yang
sikap
dan
mengembangkan
nilai-nilai
Karakter
Bangsa
dan
perilaku
adalah
yang
budaya dan karakter bangsa pada diri
mencerminkan budaya dan karakter
peserta didik sehingga memiliki nilai
bangsa,
dan karakter sebagai karakter diri,
pendidikan
nasional
untuk
yang menerapkan nilai-nilai tersebut
bertanggung
jawab
dalam
dalam kehidupan dirinya, sebagai
perkembangan potensi peserta didik
anggota
yang bermartabat, dan juga untuk
masyarakat,
dan
warga
untuk
memperkuat
14
menyaring budaya bangsa sendiri
kritis, kreatif, dan inovatif,
dengan bangsa lain yang tidak sesuai
peduli sosial dan lingkungan,
dengan
berjiwa wirausaha, jujur, kerja
nilai-nilai
budaya
dan
keras.
karakter bangsa yang bermartabat. 5.
Ilmu Pengetahuan Alam: ingin
Distribusi penanaman nilai-nilai
tahu,
utama dalam tiap mata pelajaran
kreatif, dan inovatif, jujur,
dapat dilihat sebagai berikut:
bergaya hidup sehat, percaya
1.
utama yang ditanamkan antara
disiplin, mandiri, bertanggung
lain: religius, jujur, santun,
jawab, peduli lingkungan, cinta
disiplin, tanggung jawab, cinta
ilmu
patuh
6.
pada
aturan,
diri, mandiri, bekerja sama,
sosial,
akan hak dan kewajiban, kerja
Bahasa Inggris: menghargai keberagaman, santun, percaya
keberagaman,
patuh pada aturan sosial
bergaya hidup sehat, sadar 7.
Seni
Budaya:
menghargai
keberagaman, nasionalis, dan
keras, dan adil. Pendidikan
menghargai karya orang lain,
Kewargaan
Negara: nasionalis, patuh pada
ingin,
aturan sosial, demokratis, jujur,
demokratis
mengahargai keragaman, sadar
8.
jujur,
Penjasorkes:
disiplin,
bergaya
hidup
akan hak dan kewajiban diri
sehat, kerja keras, disiplin,
dan orang lain.
jujur, percaya diri, mandiri,
Bahasa logis,
Indonesia: kritis,
inovatif,
4.
kritis,
diri, menghargai keberagaman,
Agama:
menghargai
3.
logis,
nilai
Pendidikan
ilmu, ingin tahu, percaya diri,
2.
berpikir
kreatif
percaya
mengahargai karya dan prestasi
berfikir
orang lain
dan diri,
9.
TIK/Ketrampilan:
bertanggung jawab, ingin tahu,
logis,
santun, nasionalis.
inovatif, mandiri, bertanggung
Ilmu
Pengetahuan
nasionalis,
Sosial:
menghargai
keberagaman, berpikir logis,
kritis,
berpikir
kreatif,
dan
jawab, dan menghargai karya orang lain. 10. Muatan
Lokal:
menghargai
15
kebersamaan,
menghargai
antara
peserta
didik
dengan
karya orang lain, nasional,
guru, lingkungan, dan sumber
peduli.
belajar lainnya (contoh nilai yang
Dari
ke
sepuluh
mata
pelajaran diatas, pendidikan ekonomi masuk kedalam ranah mata pelajaran IPS,
lalu
Bagaimana
ditanamkan:
saling
kerjasama,
menghargai,
peduli
lingkungan) 4. Melibatkan peserta didik secara aktif
dalam
setiap
kegiatan
nilai utama
pembelajaran (contoh nilai yang
tersebut dapat dimasukkan ke dalam
ditanamkan: rasa percaya diri,
pembelajaran mulai dari kegiatan
mandiri)
mengaplikasikannya?
5. Memfasilitasi
peserta
dengan konfirmasi.
melakukan
percobaan
Bagian pertama adalah Eksplorasi,
laboratorium,
antara lain dengan cara:
lapangan (contoh nilai yang
eksplorasi,
sampai
elaborasi,
1. Melibatkan
peserta
didik
mencari informasi yang luas dan
studio,
didik di atau
ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
dalam tentang topik/tema materi
Bagian kedua adalah Elaborasi,
yang
nilai-nilai yang dapat ditanamkan
dipelajari
menerapkan
dengan
prinsip
alam
terbuka jadi guru dan peserta
antara lain: 1. Membiasakan
peserta
didik
didik belajar dari aneka sumber
membaca dan menulis yang
(contoh nilai yang ditanamkan:
beragam
mandiri, berfikir logis, kreatif,
tertentu yang bermakna (contoh
kerjasama)
nilai yang ditanamkan: cinta
2. Menggunakan
beragam
pendekatan pembelajaran, media
melalui
tugas-tugas
ilmu, kreatif, logis) 2. Memfasilitasi
peserta
sumber
melalui
belajar lain (contoh nilai yang
diskusi,
ditanamkan: kreatif, kerja keras)
memunculkan gagasan baru baik
pembelajaran,
dan
pemberian
didik
dan
lain-lain
tugas, untuk
terjadinya
secara lisan maupun tertulis
interaksi antar peserta didik serta
(contoh nilai yang ditanamkan:
3. Memfasilitasi
16
kreatif,
percaya
diri,
kritis,
percaya diri, saling menghargai,
saling menghargai, santun) 3. Memberi
kesempatan
berpikir,
untuk
menganalisis,
menyelesaikan bertindak
masalah,
tanpa
rasa
(contoh nilai yang ditanamkan:
dan takut
mandiri, kerjasama) 8. Memfasilitasi
peserta
didik
melakukan pameran, turnamen, festival,
serta
produk
yang
(contoh nilai yang ditanamkan:
dihasilkan (contoh nilai yang
kreatif, percaya diri, kritis)
ditanamkan: percaya diri, saling
4. Memfasilitasi
peserta
didik
menghargai, mandiri, kerjasama)
dalam pembelajaran kooperatif
9. Memfasilitasi
dan kolaboratif (contoh nilai
melakukan
yang
kerjasama,
menumbuhkan kebanggaan dan
tanggung
rasa percaya diri peserta didik
ditanamkan:
saling
menghargai,
peserta
didik
kegiatan
yang
(contoh nilai yang ditanamkan:
jawab) 5. Memfasilitasi
peserta
didik
berkompetisi secara sehat untuk
percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
meningkatkan prestasi belajar
Bagian ketiga adalah konfirmasi,
(contoh nilai yang ditanamkan:
nilai-nilainya antara lain:
jujur,
disiplin,
kerja
keras,
dan penguatan dalam bentuk
menghargai). 6. Memfasilitasi membuat yang
peserta
laporan
individual
didik
eksplorasi
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap
keberhasilan
lisan
peserta didik (contoh nilai yang
tertulis,
secara
ditanamkan: saling menghargai,
maupun
kelompok
percaya diri, santun, kritis, logis)
dilakukan
maupun
1. Memberikan umpan balik positif
baik
(contoh nilai yang ditanamkan:
2. Memberikan
konfirmasi
jawab,
terhadap hasil eksplorasi dan
percaya diri, saling menghargai,
elaborasi peserta didik melalui
mandiri, kerjasama)
berbagai sumber (contoh nilai
jujur,
bertanggung
7. Memfasilitasi
peserta
didik
untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun
kelompok
yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis) 3. Memfasilitasi
peserta
didik
17
melakukan
refleksi
untuk
• Memberikan motivasi kepada
memperoleh pengalaman belajar
peserta didik yang kurang
yang telah dilakukan (contoh
atau
belum
nilai
aktif
(contoh
yang
memahami
ditanamkan: kelebihan
dan
nilai
yang
ditanamkan: peduli, percaya
kekurangan)
diri).
4. Memfasilitasi untuk
berpartisipasi
peserta
lebih
didik
jauh/dalam/luas
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, antara
Penanaman nilai diatas yang nantinya
diharapkan
akan
menjadikan peserta didik menjadi lebih berkarakter.
lain dengan guru yang berfungsi sebagai:
Penggunaan Metode Cooperatif
• Narasumber dan fasilitator
Learning Untuk dapat mengantarkan
dalam menjawab pertanyaan peserta
didik
yang
siswa
mencapai
kompetensi
kesulitan,
pendidikan
dengan menggunakan bahasa
diharapkan,
yang baku dan benar (contoh
merancang dan mengelola kegiatan
nilai
pembelajaran yang efektif. Menurut
menghadapi
yang
ditanamkan:
Direktorat
peduli, santun); • Membantu
menyelesaikan
ekonomi guru
Tenaga
harus
(Ditendik), kompetensi guru ada tiga, yaitu:
ditanamkan: peduli);
(1) Penguasaan akademik,
didik
dapat
melakukan
mampu
Kependidikan
masalah (contoh nilai yang
• Memberi acuan agar peserta
yang
(2) Pengelolaan pembelajaran, (3) Pengembangan profesi.
pengecekan hasil eksplorasi (contoh
nilai
kompetensi guru tersebut, kondisi di
ditanamkan: kritis) • Memberi
informasi
bereksplorasi (contoh
lebih nilai
Sehubungan dengan ketiga
yang
untuk
lapangan
saat
ini
jauh
bahwa
yang
merata dan bervariasi pada semua
ditanamkan: cinta ilmu); dan
jenjang
kompetensi
menunjukkan,
dan
guru
tingkat
belum
sekolah.
18
Akibatnya, tingkat efektivitas dan
mencapai kompetensi secara optimal.
ketercapaian
proses
Model belajar secara kelompok, telah
pembelajaran siswa bervariasi pula.
menjadi salah satu pilihan guru
Dalam proses pembelajaran, guru
dalam
mengelola
pembelajaran.
berperan sebagai fasilitator harus
Namun
dalam
penerapannya,
memahami teori-teori belajar, teori-
pengarahan guru kurang jelas dan
teori pedagogik dan teknik-teknik
memadai, keterbatasan sumber dan
pembela-jaran.
bahan belajar, kesiapan siswa serta
tujuan
mampu
Sehingga
guru
merancang
dan
pengaturan
melaksanakan PBM secara efektif
menjadi
dan
efektif.
efisien,
interaktif
dan
menyenangkan.Metode dan strategi pembelajaran
telah
berkembang
kelas
(setting)
penyebab
PBM
Model
Cooperative Learning (CL) dengan berbagai
tipe
sangat
menjawab
perhatian
para
guru
dan
tuntutan
perkem-
mengantisipasi bangan
sosial,
ekonomi
dan
global.
dibanding
knowledge bergeser facilitator.
sebagai
para
banyak
pembelajaran
kelebihan model-model
yang telah dikenal
telah
sebelumnya. Model CL berbasis
knowledge
“kerjasama” antar individu dalam
transformator men-jadi
dan
tempat pelatihan, karena model CL memiliki
guru
menarik
instruktur di sekolah dan tempat-
teknologi informasi yang telah meng-
Paradigma
kurang
pembelajaran
dengan pesat dan revolusioner untuk tantangan
juga
Konsekuensi
dari
kelompok
dan
perubahan paradigma tersebut, maka
ketergantungan‘
guru perlu memperkaya pengetahuan
kelompok selaras dengan konsep
dan meningkatkan keterampilannya,
pendidikan UNESCO yang dikenal
terutama dalam metode dan strategi
dengan Empat Pilar Pendidikan.
pembelajaran. Di samping faktor
Salah satu pilarnya menyebutkan
kesiapan
“How learn to live together“.
siswa,
keterbatasan
kompetensi guru dalam pengelolaan
Model
antar
‘saling anggota
pembelajaran
CL
pembelajaran, merupakan salah satu
dengan berbagai tipe dikembangkan
faktor penyebab siswa tidak mampu
berlandaskan
teori
belajar
19
Constructivism
(Konstruktivisme).
Konstruktivisme landasan
merupakan
berpikir
pendekatan
3. Kesimpulan
(filosofis)
Salah satu mewujudkan visi
dalam
dan misi bangsa Indonesia pada masa
konsep
pembelajaran. Menurut teori belajar
mendatang
ini,
oleh
Garis-Garis Besar Haluan Negara
manusia sedikit demi sedikit, yang
yaitu mewujudkan sistem dan iklim
hasilnya diperoleh melalui konteks
pendidikan nasional yang demokratis
yang terbatas (sempit) dan tidak
dan bermutu guna memperteguh
datang
akhlak
pengetahuan
dibangun
sekonyong-konyong.
telah
mulia,
termuat
dalam
kreatif,
inovatif,
Pengetahuan bukanlah seperangkat
berwawasan
fakta, konsep atau kaidah yang siap
sehat, berdisplin dan bertanggung
untuk diambil dan diingat, melainkan
jawab,berketerampilan
manusia
menguasai ilmu pengetahuan dan
harus
mengkon-struksi
kebangsaan,
cerdas,
serta
pengetahuan itu dan memberi makna
teknologi
melalui pengalaman nyata.
mengembangkan kualitas manusia
Model
CL
juga
dapat
dalam
Indonesia.Terlihat
rangka
dengan
jelas
memberikan pengalaman belajar dan
GBHN mengamanatkan tentang arah
kecakapan hidup (life skill), karena
kebijakan
terbukti
meningkatkan
diantaranya
kemampuan kognitif siswa secara
kemampuan
individu dan membangun kerjasama
profesional
antar
jaminan
mampu
anggota
Pengalaman
dalam
kelompok.
belajar
menggali
dibidang yaitu
pendidikan meningkatkan
akademik serta
meningkatkan
kesejahteraan
kependidikan,
dan
sehingga
tenaga tenaga
informasi dan mengolah informasi
pendidik mampu berfungsi secara
secara mandiri dapat menanamkan
optimal terutama dalam peningkatan
kebiasaan
atau
watak atau karakter pendidik dan
berbagai
budi pekerti. Dalam rangka mencapai
mencari
siswa informasi
membaca dari
sumber belajar, tidak bergantung
tujuan
tersebut
perlu
adanya
pada guru dan tidak menggang-gap
pendidikan (khususnya Pendidikan
guru sebagai satu-satunya sumber
Ekonomi)
yang
belajar.
pancasila,
melalui
berkarakter kegiatan
20
Eksplorasi, Elaborasi sampai dengan Konfirmasi serta penggunan metode pembelajaran
yang
inovatif
(Coopertive learning). DAFTAR RUJUKAN Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contexrual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Dit.PLP, Ditjen Dikdasmen.
Dryden, Gordon & Vos, Jeannette. 2003. The Learning Revolution (Terjemahan) Cetakan VII. Bandung: Penerbit Kaifa. Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan: Dalam Pencaturan Dunia Global. Jakarta: PSAP Muhammadyah. Subandi,MM. 2011. System Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
21