HUBUNGAN PERAN TENAGA PENDIDIK DAN DESAIN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKDI MIN SUMBERREJO MERTOYUDAN DAN MIN MLANGEN SALAMAN MAGELANG TAHUN 2013/2014
Oleh
AKHRI ISTI’ANAH NIM .MI. I2. 020
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 1i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Fear God and you will have no cause to fear any one Takutlah kepada Tuhan dan tidak ada alasan bagimu takut kepada sesuatu yang lain (Abdullah Khozin Afandi:2008) Knowledge is wisdom and educated man is the wise man Ilmu pengetahuan adalah hikmah dan orang yang terdidik adalah orang yang bijak (Abdullah Khozin Afandi:2008) Barang siapa sungguh-sungguh dalam usahanya, maka akan tercapailah kesuksesannya (penulis) ......maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS. an -Nahl : 43) Jangan anggap dirimu pandai jika sudah mengetahui sesuatu, jangan anggap dirimu kaya jika sudah memiliki sesuatu, karena masih ada yang serba Maha, Dialah Allah Swt ( penulis)
v
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada : 1.
Ananda tercinta manusia pilihan Allah, Rahmad Salim S.(Almarhum), Amin Nur Fatimah (Almarhumah) yang telah damai dalam RabbNya
2.
Suamiku Muhzin, S. Pd., dan anak-anakku tercinta
3.
Teman-teman seprofesi
4.
Rekan-rekan mahasiswa pasca STAIN Salatiga
vi
vii
ABSTRAK Akhri Istianah, “Hubungan Peran tenaga Pendidik dan Desain pembelajaran PAI Terhadap Motivasi Masyarakat untuk Menyekolahkan Anak di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman Magelang Tahun 2013/2014”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pasca Sarjana, Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga, pembimbing Dr. H. Sa’adi, M. Ag. dan Dr. Budiyono Saputro. M. Pd. Latar Belakang penelitian ini adalah Tenaga pendidik (guru) dan desain pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator penyelenggaraan proses belajar siswa. Oleh karena itu kehadiran dan profesionalismenya sangat berpengaruh dalam mewujudkan program pendidikan nasional.Sehingga menjadikan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, analisis data korelasi parsial dan korelasi bivarian. Dengan variabel bebas peran tenaga pendidik (x1) dan desain pembelajaran PAI (x2) dan variabel terikat motivasi masyarakat (y). Hipotesa penelitian ini ada hubungan antara peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI terhadap motivasi masyarakat untuk menyekolahkan di Madrasah Ibtidaiyah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat di MIN Sumberrejo sangat baik, untuk peran tenaga pendidik 62,5%, desain pembelajarannya 64,9%, motivasi masyarakat 52,7% Sedangkan di MIN Mlangen presentasi data baik, untuk peran tenaga pendidik 72,1%, desain pembelajarannya 50%, motivasi masyarakat 55,9%. Hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo sangat baik dengan interval 16 presentasi 52,7%, sedangkan di MIN Mlangen Salaman baik dengan interval 16 presentasi 55,9%. Dibuktikan dengan hasil koofisien korelasi parsial di MIN Sumberrejo 0,477 maka koofisien korelasinya cukup sedangkan di MIN Mlangen koofisien korelasi parsial 0,129 maka koofisien korelasinya sangat rendah.
vii
viii
ABSTRACT Akhri Isti’anah, The correlation between the role of educators and the PAI learning design towards people’s (in the society) motivation to educate their children at MIN Sumberrejo Mertoyudan and MIN Mlangen Salaman Magelang year 2013/2014. A thesis of Islamic Education study Program (PAI) for post Graduate Programs, Academy of Islamic Study Salatiga. Counselors: Dr. H. Saadi, M.Ag and Dr.Budiyono Saputro, M.Pd. The backgrounds of this research are the educators (teachers) and the learning design as one of the crucial component for the implementation of the educational process. The presence of the teacher is as the main facilitator and administrator during the students' learning process. Therefore, the presence and professionalism here is very influential in realizing the national education program. This study uses quantitative method with partial correlation and Bavarian correlation analysis. With the role of educators (x1) and PAI instructional design (x2) as the independent variable and people’s (in the society) motivation as the dependent variable (y). The research hypothesis in this study explained that there is a correlation between the role of educators and PAI instructional design on the people’s motivation to educate their children at Madrasah Ibtidaiyah. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded that the role of the educators and PAI instructional design with the people’s motivation in MIN Sumberrejo is very good. For the role of educators is 62.5%, the learning design is 64.9%, and the people’s motivation is 52.7%. While the people’s motivation in MIN Mlangen presents good data, the role of educators is 72.1%, the learning design is 50%, and the people’s or community motivation is 55.9%. The correlation between the role of educators and PAI instructional design with the people’s motivation to educate their children at MIN Sumberrejo is very good with 55.9% on 16 interval presentations. It is also proved with the results of parsial correlation coefficient at MIN Sumberrejo is 0.477 so is middle, while at MIN Mlangen the parsial correlation coefficient is 0.129 so is low.
viii
ix
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam. Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas tauladan umat akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan berbagai pihak, serta ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalamdalamnya kepada yang terhormat : 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga
2.
Bapak Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Direktur Program Pasca Sarjana STAIN Salatiga
3.
Bapak Dr. H. Sa’adi, M. Ag. dan Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. yang telah memberikan bimbingan
4.
Bapak H. Anas Azis, S. Pd. MM. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumberrejo Mertoyudan
5.
Bapak Nasikhun, S. Pd. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen Salaman
6.
Rekan-rekan guru di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman
7.
Bapak Ibu wali murid di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen Salaman
8.
Ayah, Ibu dan Suamiku tercinta serta keluarga atas doa restu dan motivasinya
9.
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini
ix
x
Semoga segala bantuan, dorongan, kerjasama dan bimbingan atas kelancaran tesis ini mendapat imbalan dari Allah Swt dan dicatat sebagai amal Sholeh. Amiiin
Magelang, 12 September 2014 Penulis
Akhri Istianah, SE
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................
viii
PRAKATA ............................................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xvii
BAB I
: PENDAHULUAN ...........................................................
1
A. Latar Belakang .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................
4
C. Tujuan Penelitian .....................................................
5
D. Kegunaan Penelitian .................................................
5
E. Kajian Pustaka..........................................................
6
F. Kerangka Teori ........................................................
10
G. Metode Penelitian.....................................................
11
H. Sistematika Pembahasan...........................................
22
: LANDASAN TEORI ......................................................
24
A. Peran Tenaga Pendidik .............................................
24
B. Desain Pembelajaran PAI .........................................
39
C. Motivasi Masyarakat ................................................
57
: PRESENTASI DATA ....................................................
63
A. MIN Sumberrejo Mertoyudan...................................
63
B. MIN Mlangen Salaman ............................................
84
BAB II
BAB III
xi
xii
BAB IV : ANALISIS DATA ..........................................................
108
A. Peran Tenaga Pendidik dan Desain Pembelajaran PAI di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen ....................
108
B. Motivasi Masyarakat untuk Menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen .........................
112
C. Hubungan Peran Tenaga Pendidik dan Desain PAI dengan
Motivasi
Masyarakat
untuk
Menyekolahkan Anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen BAB V
...................................................
114
: PENUTUP ......................................................................
121
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Kisi-kisi Angket Penelitian .........................................................
16
2.
Data guru/Pegawai MIN Sumberrejo Tahun 2013/2014 ..............
70
3.
Rekap Siswa MIN Sumberrejo Tahun 2013/2014 .......................
77
4.
Data Guru MIN Mangen Tahun 2013/2014.................................
89
5.
Daftar Karyawan MIN Mlangen .................................................
90
6.
Jumlah Peserta didik MIN Mlangen Tahun 2013/2014................
102
7.
Intrepretasi Presentasi Data Wali Murid MIN Sumberrejo ..........
115
8.
Intrepretasi Presentasi Data Tenaga Pendidik MIN Sumberrejo ..
116
9.
Intrepretasi Presentasi Data Desain Pembelajaran MIN Sumberrejo
117
10. Intrepretasi Presentasi Data Wali Murid MIN Mlangen ..............
118
11. Intrepretasi Presentasi Data Tenaga Pendidik MIN Mlangen.......
119
12. Intrepretasi Presentasi Data Desain Pembelajaran MIN Mlangen
120
xiii
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Halaman
1.
Intrepretasi Presentasi Data Wali Murid MIN Sumberrejo ..........
115
2.
Intrepretasi Presentasi Data Tenaga Pendidik MIN Sumberrejo ..
116
3.
Intrepretasi Presentasi Data Desain Pembelajaran MIN Sumberrejo
117
4.
Intrepretasi Presentasi Data Wali Murid MIN Mlangen ..............
118
5.
Intrepretasi Presentasi Data Tenaga Pendidik MIN Mlangen.......
119
6.
Intrepretasi Presentasi Data Desain Pembelajaran MIN Mlangen
120
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Desain Pengembangan Pembelajaran Menurut JE. Kemp ........................ 48
2.
Bagan Struktur Organisasi MIN Mlangen Salaman ................................. 90
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
SK Pembagian Tugas MIN Sumberrejo
2.
SK Pembagian Tugas MIN Mlangen
3.
SK Akreditas MIN Sumberrejo
4.
SK Akreditas MIN Mlangen
5.
Angket Pertanyaan
6.
Sampel Jawaban Responden MIN Mlangen dan MIN Sumberrejo
7.
Hasil Analisis SPSS
8.
Surat Ijin Penelitian
9.
Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian
10. Foto Lokasi MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen 11. Implementasi Materi PAI Madrasah Ibtidaiyah 12. RPP PAI
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tenaga pendidik (guru) merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator penyelenggaraan proses belajar siswa. Oleh karena itu kehadiran dan profesionalismenya sangat berpengaruh dalam mewujudkan program pendidikan nasional. Guru harus memiliki kualitas yang cukup memadai, karena guru merupakan merupakan salah satu komponen mikro sistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak mengambil peran dalam proses pendidikan persekolah. 1 Rasulullah, sebagai al mu’alimul al-awwal fil al-Islam (guru pertama dalam Islam) bertugas membacakan, menyampaikan, dan mengajarkan ayat-ayat Allah (al-Quran) kepada manusia, menyucikan diri dan jiwa dari dosa, menjelaskan mana yang halal dan mana yang haram, serta menceritakan tentang manusia di zaman silam, mengkaitkan dengan kehidupan pada zamannya dan memprediksikan pada kehidupan di zaman yang akan datang QS. al Baqarah [2] :151. Dengan demikian tampaklah bahwa secara umum guru bertugas dan bertanggung jawab seperti Rasul, tidak terikat dengan ilmu atau bidang studi yang diajarkannya, yaitu mengantarkan murid dan menjadikannya manusia terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas kemanusiaan dan tugas ketuhanan. Ia tidak 1
Riduan, Metode& teknik penyusunan proposal penelitian, Bandung: Alfabeta 2012, 355.
1
2
sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi bertanggungjawab dalam memberikan wawasan kepada murid agar menjadi manusia yang mampu mengkaji keterbelakangan, menggali ilmu pengetahuan, serta menciptakan lingkungan yang menarik dan menyenangkan.2 Menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Kompetensi adalah tingkat kemampuan minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik untuk dapat berperan sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang dibuktikan dengan sertifikat profesi pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. 3 Desain pembelajaran merupakan satu elemen dari empat unsur yang mutlak harus serasi dan sesuai elemen satu dan yang lain, meskipun wujud berbeda dari sebuah desain pembelajaran, yaitu desain materi (content design), 2
Imam Musbikin, guru yang menakjubkan, Yogjakarta: Buku Biru, 2010, 19. Karnadi, Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta:BP Cipta Jaya, 2009, 5. 3
3
desain kompetensi/tujuan pembelajaran/hasil pembelajaran (competency learning objectives design), desain metode/strategi/teknik pembelajaran (instructional strategies design) dan desain evaluasi (evaluation design). Desain pembelajaran mutlak dikontekstualisasikan dengan desain kompetensi, desain materi mata pelajaran dan desain evaluasi yang sesuai. Dengan demikian, keberhasilan proses pembelajaran merupakan jaminan kualitas proses perubahan mahasiswa sebagai out put. Lebih dari itu, keberhasilan perubahan kualitas pembelajaran suatu bangsa tergantung pada kesuksesan kualitas proses pembelajaran guru atau dosen.4 Sedangkan kondisi masyarakat
yang ada sangatlah beragam,
baikdari sosial ekonomi, budaya dan adat istiadat. Dengan keragaman tersebut
tidak
mempercayakan
mudah pendidikan
untuk
dapat
anaknya
pada
menyakinkan suatu
mereka
lembaga
dalam
pendidikan
yang ada. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian . Adapun lokasi penelitian di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen yang dipilih karena beberapa alasan: (1) kedua madrasah merupakan Madrasah Ibtidaiyah Negeri, (2) Dilihat dari tenaga pendidiknya kedua madrasah memiliki kualifikasi pendidikan beragam (ijazah yang dimiliki tidak semua dari kependidikan) yang dilihat status sosialnya juga beragam (belum semua PNS dan bersertifikat pendidik). (3) Dengan pembelajaran PAI yang diterapkan akhir-akhir ini semakin menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen Salaman (dari tahun ke tahun jumlah siswa meningkat, tidak 4
2013, 53.
Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Insani Madani,
4
hanya masyarakat sekitar madrasah yang jauh dari lokasi madrasah juga mengalami kenaikan, (4) Dilihat dari kompetensi siswa-siswi tidak ketinggalan dengan sekolah unggulan lainnya, yang sebagian masyarakat lebih memilih sekolah Islam Terpadu. Mengacu hal itu penulis mencoba meneliti Hubungan Peran Tenaga Pendidik dan Desain Pembelajaran PAI dengan Motivasi Masyarakat untuk Menyekolahkan Anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen Salaman Magelang Tahun 2013/2014
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen?
2.
Bagaimanakah tingkat motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen?
3.
Bagaimanakah hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman?
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kegiatan di lapangan peran pendidik dan desain pembelajaran di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman. 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen 3. Untuk mengetahui hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini memberikan kontribusi wawasan atau pengetahuan tentang peran tenaga pendidik dalam melaksanakan desain pembelajaran PAI sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan dalam melaksanakan pembelajaran PAI. 2. Secara praktis a. Untuk memberikan informasi tentang peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI yang diterapkan di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen dan sekitarnya.
6
b. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki desain pembelajaran PAI yang sudah diterapkan, sehingga dapat meningkatkan hasil yang lebih optimal. E. Kajian Pustaka 1.
Dalam penelitian Mutomimah, Lib.Uin Malang pada tahun 2013. Menyimpulkan bahwa pembelajaran yang unggul memerlukan guru profesional sebagai produk dan profesioanalisasi secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus sehingga melahirkan guru yang memiliki sikap profesionalisme dan sikap mental untuk berkomitmen terhadap kinerja bermutu sesuai dengan standar dan profesionalisme
(sikap
merasa
bangga dan komitmen terhadap
pekerjaannya). Pendidikan Agama mutlak diperlukan di sekolah oleh sebab itu guru yang mengajar agama harus mampu menanamkan nilainilai agama kepada setiap siswa dengan berbagai cara. Guru harus mampu menyampaikan mata pelajaran agama dengan berbagai metode dan cara sehingga pembelajaran agama dapat dirasakan nyaman menyenangkan serta tidak membosankan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam agama. Kata kunci Peran guru meningkat pembelajaran PAI.5 2.
Menurut Muhamad Fath Rusydi
pada tahun 2013
menyimpulkan
bahwa desain secara bahasa adalah kerangka bentuk; rancangan. Secara
5
Mutomimah, “Peran Guru dalam Meningkatkan Pembelajaran PAI”, Melalui Lib. Uin. Malang. Ac.id, 10/12/2013
7
istilah, Dewi Salma Prawiradilaga mengatakan; desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang. Ia membedakan antara desain pembelajaran
dengan
pengembangan.
Ia
menyatakan
bahwa
pengembangan adalah penerapan kisi-kisi desain dilapangan kemudian setelah uji coba selesai, desain tersebut diperbaiki atau diperbarui sesuaidengan masukan yang telah diperoleh. Kajian ini berdasarkan tinjuan teori belajar dan pembelajaran. Rothwell dan Kazanas, merumuskan bahwa desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya terhadap organisasi.6 3.
Muhammad Siddik Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Medan pada tahun 2013 Menyimpulkan bahwa mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran,betapa strategisnya kajian tentang PendidikanAgama Islam ikut serta mewujudkan jati diri warga Negara Indonesia yang mandiri, demokratis, bertanggung jawab, toleransi dan beradab, sudah barang tentu
dalam
pelaksanaan
proses
pembelajarannya
haruslah
diselenggarakan dengan baik dan senantiasa mempehatikan berbagai 6
Muhammad Fath Rusdi, “Peran Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)”, Melalui http://www.academia.edu/4570001,13/12/2013
8
temuan dan inovasi pendidikan terutama di bidang strategi pembelajaran. Yang demikian ini menjadi penting adanya karena strategi pembelajaran yang baik akan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kreatif, dinamis, dan jauh dari situasi yang mekanistis. Strategi pembelajaran diharapkan kemampuan pendidik untuk menyebutkan, membedakan, dan menerapkan, strategi-strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). 7 4.
Muh Romli Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang Konsentrasi
Manajemen
Pendidikan
Islam
pada
tahun
2012
menyimpulkan bahwa Manajemen, Partisipasi Masyarakat Penelitian ini berawal dari pengamatan penulis terhadap partisipasi yang dikelola oleh MIN Malang I. Karena dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang pesat baik dalam aspek manajerialnya maupun kualitas pendidikannya. Kemajuan MIN Malang I tersebut tidak dapat dipisahkan dari peran serta dan partisipasi masyarakat. Meskipun madrasah di atas berstatus negeri tetapi peran serta masyarakat relatif tinggi. Maka dari itu peneliti merasa perlu untuk meneliti manajemen partisipasi masyarakat yang dikembangkan oleh MIN Malang I dengan judul “Manajemen Partisipasi Masyarakat” studi kasus MIN Malang I.Penelitian ini difokuskan pada Manajemen partisipasi masyarakat MIN Malang I dan upaya MIN Malang I dalam menggalang partisipasi masyarakat, serta wujud partisipasi masyarakat terhadap MIN Malang I. dengan rumusan 7
Muhammad Sidik, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)”, Melalui http://sumut.kemenag.go.id/file/file/ST/isqu1333968562.pdf, 12/12/2013
9
masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana manajemen partisipasi masyarakat yang dikembangkan oleh MIN Malang? (2) Bagaimana upaya MIN Malang dalam penggalang partisipasi masyarakat? (3) Bagaimana bentuk Partisipasi masyarakat terhadap MIN Malang I?Kegiatan Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan manajemen partisipati masyarakat yang dikembangkan oleh MIN Malang 1. dan ingin mengetahui penggalangan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh MIN Malang 1, serta ingin mendeskripsikan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat terhadap MIN Malang 1. Hasil penelitian ini secara praktis dapat dijadikan pijakan bagi praktisi pendidikan dan kepala sekolah secara teoritis bahan masukan dalam prumusan konsep tentang manajemen partisipasi masyarakat Penelitian ini dilakukan di dengan menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan perspektif emik dengan rancangan studi kasus.8 Peran Guru (tenaga pendidik) dan desain pembelajaran sangat berpengaruh dalam suksesnya suatu proses belajar mengajar. Belajar tanpa guru tentunya akan berbeda hasilnya dibanding ada guru sebagai pembimbing, begitu pula desain atau rancangannya juga akan berpengaruh dalam hasil suatu pembelajaran. Pembelajaran yang unggul memerlukan guru profesional sebagai produk dan profesionalisasi secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan. Guru harus mampu menyampaikan materi dengan berbagai metode dan cara sehingga dapat dirasakan nyaman menyenangkan serta tidak 8
Muh Romli, “Manajemen Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus MIN Malang IJI Bandung. Melalui http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/chapter_iv/04290012.pdf (12/12/13).
10
membosankan. Dalam penyampaian pelajaran agama, selain harus punya strategi juga harus menguasai materi. Maka sangat dibutuhkan figur yang profesional dan sebuah rancangan atau desain sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disini penulis mencoba meneliti Madrasah Ibtidaiyah Negeri yang selalu meningkat jumlah peserta didiknya. Apakah ada hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, bahwa penelitian disini meneliti tentang peran tenaga pendidik dan rancangan desain pembelajaran PAI yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah dengan motivasi masyarakat sekitarnya.
F. Kerangka Teori Dalam suatu lembaga pendidikan peran tenaga pendidik dan model desain pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa, dengan demikian seorang guru berperan penting dalam mencapai tujuan pendidikan . Kesuksesan
dan
keberhasilan
suatu
lembaga
pendidikan
dalam
menyelenggarakan pendidikan akan mempunyai banyak pengaruh. Di antaranya dapat mewujudkan siswa yang berprestasi dan berakhlak mulia, menarik minat masyarakat terhadap sekolah tersebut. Peran tenaga pendidik Motivasi masyarakat Desain pembelajaran PAI
11
Kerangka berpikir yang dipergunakan dalam penelitian ini bahwa peran tenaga pendidik berhubungan dengan desain pembelajaran (Baca Tulis alQuran, Hafalan, Praktek Ibadah). Selanjutnya tenaga pendidik dan desain pembelajaran masing-masing
dan secara bersama-sama mempengaruhi
motivasi masyarakat untuk menyekolahkan di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman.
G. Metode Penelitian 1. Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen (variabel bebas) yang terdiri dari variable peran tenaga pendidik (x1), variabel desain Pembelajaran (x2) dan variabel dependen (variabel terikat) yaitu motivasi masyarakat (y). Variabel ini merupakan terjemahan yang masih memiliki pengertian yang bersifat umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas dan mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel ke dalam suatu definisi operasional. Kemudian definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang di teliti. Menurut Masri.S yang dikutip dalam bukunya Riduan memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variable, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik
12
serta bisa dipahami orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut : a.
Peran Tenaga Pendidik Peran guru dalam dunia pendidikan, memegang peranan kunci untuk terbentuknya kualitas peserta didik yang mandiri dan tahan banting. Dengan sendirinya peran guru, mau tidak mau merupakan tempat bergantung yang membutuhkan kekokohan peran, disamping menjadi teladan yang senantiasa menjadi cermin kehidupan. Semakin baik kompetensi pedagogik guru maka semakin baik pula kemampuan yang akan dimilikinya. Hal ini dikarenakan guru tersebut akan melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran dengan baik, ia mampu merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar serta mampu menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, semakin baik kompetensi pedagogik guru, maka kinerja guru tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya akan menjadi lebih baik.
b.
Desain Pembelajaran PAI Desain strategi pembelajaran merupakan satu elemen dari empat unsur utama (yang mutlak harus serasi dan sesuai elemen yang satu dan yang lain, meskipun wujudnya berbeda) dari sebuah desain pembelajaran,
yaitu
desain
materi
(content
design),
desain
kompetensi/tujuan pembelajaran/hasil pembelajaran (competency
13
learning
objectives
design),
desain
metode/strategi/teknik
pembelajaran (instructional strategies design) dan desain evaluasi (evaluation
design).
Desain
pembelajaran
mutlak
dikon-
tekstualisasikan dengan desain kompetensi, desain materi mata pelajaran, dan desain evaluasi yang sesuai. Desain
pembelajaran
sangat strategis, karena ia merupakan cara seorang guru atau dosen sebagai ujung tombak perubahan melakukan usaha nyata untuk tercapainya kompetensi. Dengan demikian, keberhasilan proses pembelajaran merupakan jaminan kualitas proses perubahan siswa sebagai
out put. Lebih dari itu, keberhasilan perubahan kualitas
pembelajaran suatu bangsa tergantung pada kesuksesan kualitas proses pembelajaran guru atau dosen. Proses pembelajaran seyogyanya dilaksanakan dengan strategi yang bervariasi, seperti interactive learning, resitasi, diskusi kelompok kecil dan kelompok besar, serta pembelajaran individual dan kooperatif. Tujuan pembelajaran seharusnya didasarkan pada proses, disamping untuk menghasilkan produk/karya, sehingga siswa dapat aktif dalam penerapan-penerapan teori yang pada gilirannya menghasilkan karya. Bahkan jika dinilai mendukung kompetensi yang akan dikembangkan. c.
Motivasi Masyarakat untuk Menyekolahkan Anaknya di MIN Sumberrejo Dan MIN Mlangen
14
Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Motivasi dapat juga dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin dan mau melakukan sesuatu. Motivasi dapat dirangsang oleh oleh faktor dari luar tetapi motivasi adalah tumbuh dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang akan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Macam-macam motivasi yaitu 1) Motivasi intrinsik Yang dimaksud motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tanpa dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
15
2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dengan dua macam motivasi tersebut dapat diketahui bagaimana masyarakat Sumberrejo mempercayakan putranya untuk sekolah di MIN Sumberrejo atau MI Mlangen Salaman. 2. Desain Instrumen Penelitian Pengembangan alat pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat. Mengacu kepada permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian ini, maka maka data yang perlu dikembangkan adalah data tentang peran tenaga pendidik, desain pembelajaran PAI dan motivasi masyarakat. Oleh karena itu, ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala likert dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dan diberikan skor sebagai berikut: sangat baik , baik, kurang baik, tidak baik, sangat tidak baik. Responden (wali murid) dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan mengenai peran tenaga pendidik (x1), desain pembelajaran PAI (x2) dan
16
motivasi masyarakat untuk menyekolahkan (Y) di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen 3. Teknik dan Instrumen Penelitan Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut : 5 =
sangat baik
4 =
baik
3 =
kurang baik
2 =
tidak baik
1 =
sangat tidak baik
Tabel 1. Kisi-kisi angket No
Variabel Peran Tenaga pendidik
Sub Variabel a. Kemampuan merencanakan pembelajaran
Indikator Item 1. Menyiapkan bahan 1 pelajaran yang diajarkan 2. Menelaah buku 2 pelajaran 3 3. Melaksanakan kegiatan yang relevan dengan mata pelajaran 4 4. Membuatprogram tahunan 5 5. Membuat program semesteran 6 6. Membuat program setiap mengajar 7 7. Menggunakan berbagai metode 8. Menggunakan peraga 8 dalam PBM
b. Kemampuan
1. Membantu kesulitan
9
17
membimbing
belajar 2. Melakukan remedial 3. Melaksanakan pengayaan siswa yang pintar
c. Kemampuan mendidik
DDesain Pembelaj aran PAI
10 11
1. Menggunakan alat peraga 2. Menggunakan bukubuku perpustakaan 3. Menggunakan Lembar kerja Siswa 4. Menerapkan prinsip prinsip pembelajaran 5. Mengapilkasikan landasan kependidikan d. Menilai prestasi 1. melakukan belajar siswa untuk penilaianefektivitas kepentingan PBM setiap hari pengajaran 2. Menyusun kisi-kisi soal
12
3. Mengadakan pre test awal pelajaran 4. Melaksanakan post tes akhir pelajaran a. Desain baca tulis al 1. Membedakan huruf alQuran Quran 2. Membaca huruf alQuran 3. Menulis al -Quran b. Desain hafalan .1. Hafalan surat pendek .2. Hafalan hadis pilihan .3. Hafalan ayat pilihan .4. Hafalan asmaul husna .5. Hafalan doa harian
19
c. Desain praktek ibadah 1. Syahadatain 2. Tata cara bersuci (intinjak) 3. Tata cara tayamum 4. Tata cara wudhu 5. Tata cara shalat wajib 6. Tata cara shalat jenazah 7. Adzan dan iqamah 8. Tata cara shalat berjamaah
9 10
13 14 15 16 17
18
20 1 2 3 4 5 6 7 8
11 12 13 14 15 16
18
Motivasi masyarak at
a. motivasi instrinsik
b. motivasi ekstrinsik
9. Dzikir dan doa setelah wudhu 10. Tata cara shalat sunat 11. Tata cara shalat bagi orang sakit 12. Tata cara mandi wajib
17
a. Adanya programprogam pembelajaran yang diterapkan dengan desain BTA, hafalan dan praktek ibadah b. Kualitas dan kuantitas pelajaran agama lebih banyak c. Sekolah sambil mengaji d. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di madrasah e. Pembelajarannya setara dengan sekolah Islam Terpadu f. waktu belajar lebih lama g. mengurangi waktu pengawasan di rumah h. jumlah tenaga pendidik yang mencukupi i. Buku-bukupelajaran yang pelajaran yang sudah tersedia di madrasah j. Fasilitas lain-lain yang tersedia di madrasah
1
a. Adanya lomb-lomba keagamaan (azan, hafalan juz ‘amma dan hadits) b. Madrasah memiliki koleksi buku-buku agama dan
18 19 19 20
2
3 4
5
6 7 8
9
10
11
12
19
pendukungnya c. Kegiatan pembinaan siswa yang diterapkan d. Tidak dikenakan biaya pendidikan e. Jarak tempuh yang terjangkau f. Tenaga pendidiknya sering mendatangkan dari luar madrasah g. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan keagamaan di luar sekolah h. Komite ikut berperan dalam menentukan program i. Komite sekolah ikut mengawasi pelaksanaan pembelajaran j. Adanya jasa antar jemput
13 14 15 16
17
18
19
20
4. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu kesimpulan.9 b. Sampel Arikunto mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi.10 Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer9
Sukardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, 53. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 117. 10
20
ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
sehingga
peneltiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Memperhatikan pernyataan diatas, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampal secara acak (Random sampling). Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau slovin.11 n=
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi 2 d = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) a) MIN SumberrejoJumlah populasi = 289 siswa n= n=
= 74 b) MIN Mlangen Jumlah populasi 186 siswa n= n=
11
2007, 65.
Riduan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung Alfabeta,
21
= 65 5. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data 1) Dokumentasi 2) Angket b. Menguji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memilki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. c. Menguji Reliabilitas untuk uji reliabilitas dilakukan untuk mendapat tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data yang digunakan. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus alpha. 6. Analisis data Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi parsial dan korelasi bivarian. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh dan kontribusi variabel x1 dan x2 terhadap y. Analisis ini untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan peran tenaga pendidik (x1) dan
desain pembelajaran PAI (x2) dengan motivasi
22
masyarakat untuk menyekolahkan (Y) di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen. Koofisien korelasi mengambil nilai di antara -1 dan +1, sesuai dengan sifat korelasi itu, jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koofisien akan mendekati -1, jika dua variabel tidak berkorelasi maka nilai koofisien akan mendekati 0, sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka nilai koofisien akan mendekati +1. 12 H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah memahami tesis ini, penulis membaginya dalam lima bab yang diuraikan sebagai berikut: BAB
I
Pendahuluan; menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB
II
Landasan teori tentang peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI terhadap motivasi masyarakat; berisi tentang Peran tenaga pendidik, Desain pembelajaran, dan Motivasi masyarakat.
BAB
III Presentasi data tentang hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen Salaman. 12
Vincent Gaspersz, Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan, Bandung: Tarsito, 1992, 4.
23
BAB
IV Analisis data tentang hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi
masyarakat untuk
menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen Salaman BAB
V
Penutup; memberikan kesimpulan dan saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran Tenaga Pendidik Pengertian guru (pendidik) ditinjau dari beberapa aspek13 : 1. Etimologis (asal usul kata) Secara etimologis,
istilah
guru berasal dari bahasa India
yang
artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam tradisi agama Hindu, guru dikenal sebagai maharesi guru yakni pengajar yang bertugas menggembleng para calon biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan bagi para biksu) 2. Pendapat umum (general opinion) Dalam pengertian ini makna guru selalu dikaitkan dengan profesi yang
terkait
dengan
pendidikan
anak
di
sekolah,
lembaga
pendidikan, dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat di dalam kurikulum. Guru adalah seseorang yang memiliki tugas
sebagai
fasilitator
sehingga
siswa
dapat
belajar
dan
mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah maupun oleh masyarakat atau swasta.
13
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, 2005,11.
24
25
3. Definisi Menurut beberapa pakar pendidikan telah mencoba merumuskan pengertian guru dengan definisi tertentu. Menurut Poerwodarminto, guru adalah orang yang kerjanya mengajar, dengan definisi ini guru disamakan dengan pengajar. Sementara Zakiyah Darajat menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak . 4. Legal formal Secara legal formal guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan
(SK),
baik
dari
pemerintah
atau
swasta,
untuk
melaksanakan tugasnya. Karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lembaga sekolah. Dalam literatur kependidikan Islam, pendidik biasa disebut sebagai berikut14 : a. Ustadz yaitu seorang pendidik dituntut untuk komitmen terhadap profesinya,
ia
selalu
berusaha
memperbaiki
dan
memperbarui
model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman. b. Mu’allim, berasal dari kata dasar ilm yang berarti menangkap hakekat
sesuatu.
Mengandung
makna
bahwa
pendidik
adalah
orang yang dituntut untuk mampu menjelaskan hakekat dalam pengetahuan yang diajarkannya.
14
2005: 49.
Ramayulius, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
26
c. Murabbiy berasal dari kata dasar rabb. Tuhan sebagai Rabb al alamin dan Rabb al nas yakni yang menciptakan, mengatur, dan memelihara
alam
seisinya
termasuk
manusia.
Dilihat
dari
pengertian ini maka pendidik adalah orang yang mendidik dan menyiapkan
peserta
mengatur
dan
menimbulkan
didik
agar
memelihara
malapetaka
mampu
hasil
dari
berkreasi,
kreasinya
dirinya,
sekaligus
untuk
masyarakat
dan
tidak alam
sekitar. d. Mursyid
yaitu
seorang
pendidik
yang
berusaha
menularkan
penghayatan akhlak atau kepribadian kepada peserta didik e. Mudarris,
berasal
wadirasatan
dari
yang
kata
darasa-yadrusu-darsan
berarti
terhapus,
hilangnya
wadurusan bekasnya,
menghapus, melatih dan mempelajari. Artinya pendidik adalah orang
yang
menghilangskan
berusaha peserta
mencerdaskan didiknya,
peserta
menghilangkan
didiknya,
ketidaktahuan
atau memberantas kebodohan serta melatih ketrampilan peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. f. Muaddih berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika dan adab.
Artinya pendidik adalah orang yang beradab
sekaligus
memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas di masa depan. Kesadaran kependidikan
yang
untuk
menghadirkan
professional
sebagai
guru sumber
dan
tenaga
daya
utama
27
mencerdaskan
bangsa,
barangkali
sama
tuanya
dengan
sejarah
peradaban pendidikan. Di Indonesia khususnya untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan substansinya, alur untuk mewujudkan guru yang benar-benar professional15, yaitu : 1.
Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi Berkaitan dengan penyediaan guru, UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru
telah
menggariskan
bahwa
penyediaan
guru
menjadi
kewenangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Lembaga ini diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan atau menengah, serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.
Guru
dimaksud
harus
memiliki
kualifikasi
akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan bersertifikat pendidik. 2.
Induksi guru pemula berbasis sekolah Program induksi diyakini merupakan fase yang harus dilalui ketika seseorang dinyatakan diangkat
dan ditempatkan sebagai guru.
Program induksi merupakan masa transisi bagi guru pemula (beginning teacher) terhitung mulai dia pertama kali masuk ke sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas pendidik dan pembelajaran secara mandiri. 15
LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Yogya, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Tahun 2014, 4.
28
3.
Profesionalisasi guru berbasis prakarsa intitusi Ketika guru selesai menjalani proses induksi dan kemudian secara
rutin
profesionalisasi
keseharian atau
menjalankan
proses
tugas-tugas
penumbuhan
dan
profesioanal, pengembangan
profesinya tidak berhenti di situ. Diperlukan upaya yang terus menerus agar guru tetap memilki pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Kegiatan ini dapat
dilakukan atas
prakarsa intitusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, studi banding dan lain-lain. 4.
Profesionalisasi berbasis individu atau menjadi guru madani Menurut Zakiyah Darajat, guru adalah pendidik professional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Para orang tua tatkala menyerahkan anaknya ke
sekolah,
kepada mungkin
guru.
berarti Hal
telah ini
menyerahkan
melimpahkan
mengisyaratkan anaknya
pendidikan bahwa
kepada
karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru.
anaknya
mereka
sembarang
tidak guru,
29
Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan
perkembangan kedewasaan,
pertolongan
jasmani serta
dan
mampu
pada
ruhaninya berdiri
anak agar
sendiri
didik
dalam
mencapai
tingkat
dalam
memenuhi
tugasnya sebagai hamba Allah. Di sampimg ia mampu sebagai makhluk
sosial
dan
makhluk
individu
yang
mandiri.
Allah
berfirman dalam al quran surat al-Imran ayat 164 yang berarti : Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al- kitab dan al-hikmah.Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dari ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan yang utama bahwa tugas Rasulullah selain Nabi, juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena itu, tugas utama guru menurut ayat tersebut adalah : a. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan, dan pengangkatan jiwa kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap berada pada fitrah. b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati kaum muslim agar mereka merealisasikan dalam tingkah laku kehidupan.
30
Jadi
jelas
bahwa
tugas
guru
dalam
Islam
tidak
hanya
mengajar dalam kelas, tetapi juga sebagai norm dragger (pembawa norma) agama di tengah-tengah masyarakat.16 Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan guru yang artinya “digugu” tidak
dan
“ditiru”.
hanya
Namun
berfungsi
dalam paradigma
sebagai
pengajar
tetapi
baru
pendidik
juga
sebagai
motivator dan fasilitator proses belajar mengajar. Pendidik dituntut untuk
mampu
menjalankan benturan
tugas fungsi
menempatkan
memainkan
peranan
kependidikannya. dan
kepentingan
peranannya, individu,
dan
fungsinya
dalam
Hal ini menghindari
adanya
sehingga
pendidik
masyarakat,
warga
dapat negara,
dan pendidik sendiri. Antara tugas kependidikan dan tugas lainnya harus bisa ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya. Untuk menjadi pendidik yang unggul17 setidak-tidaknya ada tiga hal yaitu ; 1. Penampilan terbaik (The Best Appearance) Untuk membangun penampilan terbaik guru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya: posisi dan bahasa tubuh, gaya bicara dan ekspresi wajah, dan cara berpakaian.
16
Muhamad Nurdin, Kiat menjadi Guru Profesional, Yogyakarta: Ar Ruzz media, 2010, 128. 17 Furqon Hidayatullah, Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas, Surakarta: Yuma Pustaka, 2009, 167.
31
2. Sikap terbaik (The Best Attitude) terbaik Manifestasi sikap yang terbaik ditunjukkan pada sifat-sifat yaitu peduli sosial (orang lain); menebarkan salam dan kedamaian; bijak
dalam
bicara,santun
dalam
berbuat,
dan
baik
dalam
bersikap. 3. Prestasi terbaik (The Best Achievement) Bekerja harus berorientasi pada hasil
maksimal bukan hasil
rata-rata. Artinya bekerja dapat menghasilkan
lebih rata-rata
yang dilakukan pada umumnya. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal
kita
harus
kebiasaan
rata-rata
berani
yang
melakukan
dilakukan
orang.
kegiatan
di
luar
Dengan
kata
lain
melakukan kegiatan yang luar biasa (be extra ordinary). Fungsi dan tugas pendidik setidaknya mencakup tiga hal : yang
pertama
sebagai
merencanakan pengajaran disusun program
serta
pengajar
dan melaksanakan
mengakhiri
dilakukan;
(instruksional)
dengan
kedua,
pendidik
mengarahkan
anak
didik
pada
tingkat
berkepribadian
insan
kamil
seiring
dengan
menciptakannya;
ketiga,
sebagai
pemimpin
bertugas
program yang
pelaksanaan
sebagai
yang
penilaian
telah setelah
(educator)
yang
kedewasaan
yang
tujuan
Allah
yang
(managerial)
yang
memimpin mengendalikan diri sendiri, anak didik, dan masyarakat terkait
yang
menyangkut
upaya
pengarahan,
pengawasan,
32
pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.18 Dengan
demikian
hendaknya
seorang
pendidik
dapat
mengukur
kemampuan yang dimiliki, serta persyaratan-persyaratan tambahan yang harus dikuasai. Menurut Shulman klasifikasi pengetahuan guru yang dikutip oleh Elfrindi19 terdiri dari : a. Penguasaan
isi
dan
ruang
lingkup
dari
mata
ajar,
yang
diistilahkan sebagai content knowledge. b. Pengetahuan umum tentang pembelajaran c. Pengetahuan tentang kurikulum d. Pengetahuan tentang isi pelajaran e. Pengetahuan tentang target group serta karakteristik mereka f. Pengetahuan
tentang
konteks
pendidikan,
mulai
dari
bekerja
kelompok, diskusi, dan disesuaikan dengan karakter dan konteks dimana pendidikan diberikan. g. Pengetahuan
tentang
hasil
apa
yang
ingin
dicapai
dengan
mengajarkan bidang tertentu kepada anak didik, nilai-nilai serta filsafat di belakang penyajian dari materi pendidikan. Untuk dapat menampilkan diri sebagai seorang perancang pembelajaran
PAI,
ada
Idealnya setiap guru PAI
sejumlah
syarat
19
perlu
dipenuhi.
sebagai ahli isi bidang studi atau sumber
belajar yang berupa orang, seharusnya 18
yang
sekaligus mampu menjadi
Imam Musbikin, Guru Yang Menakjubkan, Yogyakarta: Buku Biru, 2010, 53. Elfrindi,dkk, Soft Sklills Untuk pendidik, Baduose Media, 2010, 116.
33
perancang pembelajaran PAI sehingga metode pembelajaran yang dikembangkan
dapat
meningkatkan
kualitas
hasil
pembelajaran
PAI. Untuk menjadi seorang perancang pembelajaran pendidikan agama Islam, diperlukan beberapa syarat20yaitu : 1. Memahami, nilai
menghayati
ajaran
agama
mentranformasikan
(menjiwai),
Islam dan
dan
meliputi
mengamalkan
kemampuan
menginternalisasikan
nilai-
menjabarkan,
nilai-nilai
ajaran
agama Islam secara utuh (kaffah) ke dalam dirinya serta patut menjadi
teladan
yang
baik
(uswatun
hasanah)
sehingga
mewujud dalam perilaku sehari-hari. 2. Memiliki
kemampuan
menganalisis
tujuan
kemampuan
analitik
dan
karakter
menganalisis
pendidikan
agama
meliputi struktur
kendala
Islam
yang
kemampuan
bidang
dan tersedia
studi
sumber
PAI, belajar
dan
kemampuan
dimiliki
perancang
menganalisis karakter peserta didik 3. Memiliki kemampuan pengembangan Kemampuan
pengembangan
pembelajaran penetapan
PAI
metode
pengorganisasian penyampaian
dapat
pembelajaran isi
(materi)
pembelajaran
pengorganisasian
20
agar
perlu
isi
menentukan PAI,
pembelajaran
PAI,
(materi)
yang
yang
pembelajaran
langkah-langkah meliputi
strategi
PAI,
Strategi
meliputi
strategi
PAI,
Strategi
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Rosda Karya, 18.
34
penyampaian
pembelajaran
PAI,
dan
strategi
pengelolaan
pembelajarannya. 4. Memiliki kemampuan pengukuran Kemampuan pengukuran diperlukan bagi perancang pembelajaran PAI dimaksudkan agar dapat menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi dan kemenarikan pembelajaran pendidikan agama Islam yang telah dirancang. Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan watak murid. Guru harus memberikan suri teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak baik pada anak dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula. Guru yang tidak berakhlak baik tidak mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik.Yang dimaksud dengan akhlak baik dalam Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti di contohkan oleh pendidik utama, Muhammad SAW.Diantara akhlak guru21 tersebut adalah : a. Mencintai jabatannya sebagai guru Tidak semua orang yang menjadi guru karena “panggilan jiwa”. Diantara mereka ada yang menjadi guru karena “terpaksa”. Misalnya karena keadaan ekonomi, dorongan teman atau orang tua dan sebagainya. Dalam kedaan bagaimanapun seorang guru harus berusaha mencintai pekerjaannya. Dan pada umumnya kecintaan terhadap pekerjaaan guru akan bertambah besar apabila dihayati 21
43.
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011,
35
benar-benar keindahan dan kemuliaan tugas itu. Yang paling baik adalah apabila seseorang menjadi guru
karena didorong oleh
panggilan jiwanya. b. Bersikap adil terhadap semua muridnya Anak-anak tidak
tajam
adil.
pandangannya
Lebih-lebih
guru
terhadap
yang
perlakuan
masih
muda
yang
kerapkali
bersikap pilih kasih, guru laki-laki lebih memperhatikan anak perempuan yang cantik atau yang pandai daripada Jelas
hal
itu
tidak
baik.
Oleh
karena
yang lain.
itu
guru
harus
karena
murid
memperlakukan sekalian anak dengan cara yang sama. c. Berlaku sabar dan tenang Di sekolah
kerapkali
merasakan
kekecewaan
kurang mengerti apa yang diajarkan. Murid-murid yang tidak mengerti
kadang-kadang
menjadi
pendiam
atau
sebaliknya
membuat keributan. Hal ini sudah terang mengecewakan guru malah
mungkin
demikian
guru
menyebabkan harus
tetap
putus tabah,
asa.
Dalam
keadaan
sabar
sambil
berusaha
mengkaji masalahnya dengan tenang. d. Guru harus berwibawa Anak-anak ribut dan berbuat sekehendaknya, lalu guru merasa jengkel, hanya
berteriak dapat
sambil
memukul-mukul
dikembalikannya
dengan
meja.
Ketertiban
kekerasan,
ketertiban karena kekerasan senantiasa bersifat
tetapi
semu. Guru
36
yang semacam itu tidak
berwibawa.
Sebaliknya,
ada
juga
guru yang sesaat ketika ia memasuki dan menghadapi dengan tenang
kepada
menjadi
murid-murid
tenang,
menguasai
padahal
anak-anak
yang ia
lagi rebut,
tidak
segera
kekerasan.
seluruhnya.
Ia
Inilah
kelas mampu
guru
yang
berwibawa. e. Guru harus gembira Guru yang gembira memiliki sifat humor, suka tertawa dan suka member kesempatan tertawa kepada anak-anak. Dengan senyumnya
ia
memikat
hati
anak-anak.
Sebab
apabila
pelajaran diselingi dengan humor, gelak dan tertawa, niscaya jam pelajaran terasa pendek saja. Guru yang gembira biasanya tidak
lekas
bodoh,
kecewa.
tetapi
belum
Ia
mengerti
tahu.
bahwa
Dengan
anak-anak
gembira
ia
tidak
mencoba
menerangkan pelajaran sampai anak itu memahaminya. f. Guru harus bersifat manusiawi Guru adalah manusia yang tak lepas dari kekurangan dan cacat. Ia bukan manusia sempurna. Oleh karena itu ia harus berani
melihat
kekurangannya
sendiri
dan
segera
memperbaikinya. Dengan demikian pandangannya tidak picik terhadap
kelakuan
manusia
umumnya
dan
anak-anak
khususnya. Ia dapat melihat perbuatan yang salah menurut
37
ukuran yang sebenarnya. Ia suka memberi hukuman yang adil dan suka memaafkan apabila anak insaf akan kesalahannya. g. Bekerjasama dengan guru lainnya Pertalian
dan
berharga
daripada
cukup.
kerjasama
yang
guru-guru
lebih
alat-alat
yang
Sebab apabila guru-guru saling bertentangan,
anak-
gedung
erat
yang
antara
molek
dan
anak akan bingung dan tidak tahu apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang. Oleh karena itu kerjasama antara guruguru itu sangat penting. h. Bekerjasama dengan masyarakat Guru
harus
mempunyai pandangan
luas.
Ia
harus
bergaul
dengan segala golongan manusia dan secara aktif berperan serta
dalam
Sekolah apabila
masyarakat
hanya guru
murid-murid,
dapat rajin
supaya
berdiri
bergaul,
memasuki
di suka
sekolah
tidak
tengah-tengah mengunjungi
perkumpulan-perkumpulan
terpencil. masyarakat, orang dan
tua turut
serta dalam kegiatan-kegiatan yang penting di lingkungannya, maka
masyarakat
akan
rela
memberi
sumbangan-sumbangan
kepada sekolah berupa gedung, alat-alat, hadiah-hadiah jika diperlukan oleh sekolah.
ﺩﻭﺭﺍ ﺍﳌﻌﻠﻢ ﺍﳌﻌﺼﺮﻯ ﰱ ﺇﻛﺴﺎﺏ ﺍﻟﺘﻼ ﻣﻴﺬ ﺍﳌﻬﺎﺭﺍﺕ ﺍﳌﺨﺘﻠﻔﺔ ﻳﻌﺪ ﺩﻭﺭ ﺍﺑﺴﺒﺐﺍﻛﺒﲑﺩﻭﺭ: ﺍﳌﻌﻠﻢ ﺍﻟﻌﺼﺮﻯ ﰱ ﺇﻛﺴﺎﺏ ﺗﻼ ﻣﺬﺗﻪ ﺍﳌﻬﺎﺭﺍﺕ ﺍﳌﺨﺘﻠﻔﺔ ﻭﺑﺴﺐ ﺗﻨﻮﻉ ﻫﺬﻩ، ﺃﻫﻴﻤﺔ ﻫﺬﻩ ﺍﳌﻬﺮﺍﺕ ﰱ ﺇﻋﺪﻫﻢ ﻟﻠﺤﻴﺎﺓ
38
، ﻭﻣﻬﺎﺭﺍﺕ ﻳﺪﻭﻳﺔ، ﻭﻣﻬﺎﺭﺍﺕ ﺃﻛﺎﺩﳝﻴﺔ،ﻓﻬﻨﺎﻙ ﻣﻬﺮﺍ ﺕ ﻋﻘﻠﻴﺔ،ﺍﳌﻬﺎﺭﺍﺕ 22
ﻭﻣﻬﺎﺭﺍﺕ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ
Peran seorang guru dalam memberikan (mengusahakan) siswanya memiliki keahlian yang berbeda (bermacam-macam): Seorang guru modern menyiapkan murid-muridnya agar mereka memiliki keahlian yang berbeda-beda (macam-macam): peranan ini peranan besar, karena pentingnya keahlian yang akan mereka miliki dalam menyiapkan mereka dalam kehidupan mereka. keahlian itu bisa berupa: keahlian (ketrampilan) mentalitas, keahlian akademik, keahlian (ketrampilan) tangan, keahlian bersosial. Intinya bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan dalam membekali anak didiknya.Keahlian yang diajarkan kepada anak harus menyesuaikan dengan bakat dan kemampuan anak-anak. Jadi masing-masing siswa belum tentu sama kemampuannya sehingga tugas seorang gurulah yang harus jeli dalam menghadapi anak didiknya. Dalam penelitian ini penulis membatasi peran tenaga pendidik sebagai seorang figur yang merencanakan, mendidik, membimbing dan menilai.
22
M. Ali Khouli, Asalib Tadris Al lughoh Al Arobiyah, cetakan 2, 1986, 15.
39
B. Desain Pembelajaran PAI Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang
mengartikan
pendidikan
atau
dengan ilmu
persiapan.
administrasi
Di
dalam
pendidikan,
ilmu
manajemen
perencanaan
disebut
dengan istilah planning yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pada pencapaian tujuan tertentu.23 Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
juga
dapat
diartikan
sebagai
interaksi
antara
guru
(pengajar) dan murid (pembelajar), yaitu membicarakan suatu bahan atau
melakukan
suatu
aktivitas
guna
mencapai
tujuan
yang
dikehendaki.24 Strategi pembelajaran yang dikatakan tepat jika sesuai dengan
kecenderungan
kompetensi
sebagai
totalitas
hasil
belajar
yang akan dikembangkan, yakni apakah lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotorik. Agar
pembelajaran
diperlukan
suasana
pembelajaran
yang
yang
berkualitas
pembelajaran baik
dapat
dapat yang
digambarkan
terwujud,
maka
memadai.Suasana seperti
“Suasana
Surga”.Meminjam istilah “Rumahku adalah surgaku”, tempat kerjaku adalah
surgaku, 23
kampusku
adalah
surgaku,
sekolahku
adalah
Ahmad Rohani, PengelolaanPengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 67. Haryanto Al Fandi, Desain Pembelajaran Yang Demokratis & Humanis, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011, 242. 24
40
surgaku.Suasana ini menyebabkan baik guru maupun murid merasa nyaman untuk belajar.Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang baik,
setidaknya
membahagiakan,
ada
tiga
lingkungan
indikator, kondusif
yaitu
(baik
menyenangkan
fisik
dan
non
atau fisik),
layanan dan penampilan prima.25 Setiap guru dihadapkan dengan tugas yang cukup rumit dalam menyeimbangkan tiga sumber tujuan (siswa, masyarakat, disiplin akademik). Dalam hal ini kita bisa menggambarkan tujuan-tujuan sebagai hal yang berkaitan, utamanya dengan tiga ranah26, yakni: 1. Perkembangan skill-skill otot dan koordinasi (psikomotor) Mengembangkan utama
kekuatan
tujuan-tujuan
otot
dalam
dan
ranah
koordinasi
adalah
psikomotor.Penekanan
fumgsi yang
lebih besar pada ranah psikomotorik dilakukan pada siswa kelas lebih rendah, sedangkan penekanan yang sangat besar pada ranah psikomotorik fisik,
diberikan
pendidikan
profesi
pada dan
materi-materi musik.
semisal
pendidikan
Tingkatan-tingkatan
dalam
ranah psikomotorik: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan persepsi, kemampuan fisik, gerakan trampil. 2. Pertumbuhan perilaku atau nilai (afektif) Ranah afektif berkaitan dengan tingkah laku, perasaan, dan nilai barangkali merupakan hal yang paling menyeluruh dicantumkan secara
25
Furqon Hidayatullah, Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas, Surakarta: Yuma Pustaka, 2009, 155. 26 David A. Jacobsen,dkk, Methods for Teaching, Terj. Achmad Fawaid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 90.
41
implisit dalam kurikulum. Sebab semua guru menginginkan siswanya dapat meninggalkan kelas dengan sikap yang semakin positif pada materi yang mereka pelajari. Tingkatan-tingkatan dalam ranah afektif: menerima, merespon, menghargai, mengatur 3. Pemerolehan ilmu pengetahuan dan skill intelektual (kognitif) Penekanan dalam ranah ini dapat dilihat dalam standar-sandar Negara dan pemerintah federal, dalam tujuan-tujuan yang dirancang guru dalam rencana pelajarannya, dalam jenis-jenis tes yang diberikan guru, serta dalam tes-tes terstandarisasi yang digunakan untuk memenuhi tuntutan akuntabilitas guru dan siswa. Ranah
kognitif tidak jarang dikacaukan
dengan ranah afektif. Satu hal yang membedakan
dua ranah tersebut
adalah gagasan adalah bahwa ranah kognitif melibatkan proses rasional dan analitis, sedangkan afektif melibatkan perasaan suka dan tidak suka. Tingkatan ranah kognitif meliputi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan. Desain strategi pembelajaran merupakan satu elemen dari empat unsur utama (yang
mutlak harus serasi dan sesuai elemen yang
satu dan yang lain, meskipun wujudnya berbeda) dari sebuah desain pembelajaran, yaitu desain materi (content design), desain kompetensi/tujuan learning
pembelajaran/hasil
objectives
design),
pembelajaran desain
(competency
metode/strategi/teknik
pembelajaran (instructional strategies design) dan desain evaluasi (evaluation
design).
Desain
pembelajaran
mutlak
dikon-
42
tekstualisasikan
dengan
desain
kompetensi,
desain
materi
mata
pelajaran, dan desain evaluasi yang sesuai.27 Desain pembelajaran adalah format berisikan langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh guru dalam merancang proses pembelajaran. Desain pembelajaran sekurang-kurangnya memuat28 : a.
Judul atau tema yang mau dipelajari
b.
Mata pelajaran
c.
Kompetensi yang akan dicapai (SK dan KD)
d.
Kelas dan semester
e.
Alokasi waktu
f.
Peralatan / bahan / sumber belajar
g.
Langkah pembelajaran
h.
Penilaian Pembelajaran
tidak
diartikan
sebagai
sesuatu
yang
statis,
melainkan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntutan kemajuan
kebutuhan ilmu
pengembangan
hasil
dan
pendidikan
teknologi
kuaanglitas
yang
sumber
yang
berkaitan
melekat daya
dengan
pada
manusia.
wujud Dengan
demikian pengertian pembelajaran yang berkaitan dengan sekolah ialah
kemampuan
efisiensi
27
terhadap
dalam
mengelola
komponen-komponen
secara yang
operasional berkaitan
dan
dengan
Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Insani Madani,
2013, 53. 28
2007, 136.
Ratno Harsanto, Pengelolaan Kelas Yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius,
43
pembelajaran,
sehingga
menghasilkan
nilai
tambah
terhadap
komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku. Adapun komponen yang berkaitan dengan sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran, antara lain adalah guru, siswa, Pembina sekolah, sarana/prasarana, dan proses pembelajaran.29 Namun dalam realitasnya, proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih terlihat monoton, terkesan menjemukan dan penuh ketegangan. Selain itu peserta didik terlihat dalam kondisi tertekan dan tidak memiliki ruang untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya.Tidak hanya itu, proses pembelajaran yang berlangsung selama ini juga terlihat masih sebatas pada penyampaian informasi saja, kurang terkait dengan lingkungan dimana peserta didik hidup. Akibatnya, peserta didik tidak mampu memanfaatkan konsep kunci keilmuan yang dimilikinya untuk memecahkan berbagai problem kehidupan yang dialaminya. Realitas pendidikan dan pembelajaran seperti inilah yang menyebabkan banyak kalangan menilai jika proses belajar mengajar yang berlangsung hingga saat ini kurang demokratis dan tidak humanis. Berdasarkan
asumsi
tersebut
maka
diperlukan
perubahan
dan
pembaharuan dalam proses pembelajaran di sekolah. Yaitu perubahan dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini (model konvensional) menjadi model pembelajaran yang bervisi demokratis dan berkarakter humanis. Dalam model konvensional guru memegang peranan penting 29
Martinis Yamin, dkk, Taktik mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada, 2001, 22
44
sehingga guru harus menguasai materi pelajaran dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sementara dalam model pembelajaran bervisi demokratis dan tindakan belajar sesuai dengan karakteristiknya. Selain itu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Juga pembelajaran yang memberi ruang bagi peserta didik untuk berimajinasi dan mengembangkan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis dan analitis yang merupakan kecakapan dan modal awal agar mampu menghadapi tantangan masa depan yang jauh lebih kompetitif. Beberapa model pembelajaran yang diyakini sejalan dengan format pendidikan yang demokratis dan humanistik30 diantaranya sebagai berikut: 1.
Active learning method Model ini dicetuskan oleh Melvin L. Silberman.Asumsi dasar yang dibangun dari model pembelajaran ini adalah bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa, melainkan membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus.
2.
Cooperative learning Metode oleh
pembelajaran
Robert
E.
kooperatif
Selvin,
dengan
dikembang berpijak
salah pada
pendekatan yang diansumsikan mampu meningkatkan 30
satunya beberapa proses
Haryanto Al Fandi, Desain Pembelajaran Yang Demokratis & Humanis, Ar Ruzz Media, Yogyakarta, 2011: 247-263.
45
dan hasil belajar peserta didik. Pendekatan dimaksud adalah Pendekatan
dimaksud
adalah
belajar
aktif,
konstruktif,
dan
kooperatif., konstruktif, dan kooperatif. 3.
Independent learning Pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran yang menuntut siswa menjadi subjek yang harus merancang, mengatur dan mengontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggung jawab.
4.
Contectual Teaching learning Proses
belajar
pendidikan
mengajar
secara
merupakan
keseluruhan
dengan
inti
dari
proses
pendidikan
sebagai
pemegang peranan utama. Oleh karenanya pendidik dituntut merancang
sebuah
membekali
anak
pembelajaran
didiknya
baik
yang
benar-benar
pengetahuan
secara
dapat teoritis
maupun praktis. 5.
Pembelajaran Quantum Pembelajaran mengubah adalah
kuantum
energi
bermakna
menjadi
energi.Tokoh
utama
cahaya model
interaksi-interaksi karena
semua
pembelajaran
yang
kehidupan ini
adalah
Bobbi de Potter. Pembelajaran kuantum terbagi menjadi dua: Quantum learning dan Quantum teaching. Dalam konteks pembelajaran pendidikan agama Islam, pada dasarnya tidak ada seorang pun, termasuk GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam), yang mampu membuat seseorang menjadi manusia
46
muslim, mukmin, muttaqin dan sebagainya, tetapi peserta didik itu sendiri yang memilih dan menentukan jalan hidupnya dengan izin Allah. Pendidikan atau pembelajaran merupakan salah satu wahana yang
dapat
pembelajaran
mempengaruhi merupakan
pertumbuhan
salah
satu
Pendidikan
wahana
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
yang
atau dapat
potensi peserta
didik menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh Sang Penciptanya, dan peserta didik sendiri yang akan memilih, memutuskan dan mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Fungsi guru pendidikan agama Islam adalah berupaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan dan kesenangan peserta didik mempelajari Islam untuk dijadikan pedoman dauntuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan dan kesenangan peserta didik mempelajari Islam untuk dijadikan pedoman dan petunjuk hidup dan kehidupannya.31 Secara umum ada beberapa faktor penunjang yang berpengaruh dalam proses pembelajaran antara lain kemampuan guru dalam membuka pembelajaran, kemampuan melaksanakan kegiatan inti 31
2008:184.
pembelajaran,
kemampuan
guru
melakukan
penilaian
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda karya,
47
pembelajaran, kemampuan guru menutup pembelajaran dan faktor penunjang lainnya (kemampuan guru menggunakan bahasa secara jelas,
sikap
baik
santun
terhadap
siswa,
kemampuan
mengorganisasikan waktu, dan cara berbusana, berdandan yang sopan sesuai dengan norma).32 Dalam pengembangan pembelajaran ada beberapa model desain pembelajaran yang mengacu pada system, antara lain model yang dikembangkan Jerrold E.kemp (1985), model Walter D), model Walter Dick & Lou Dick & Lou Carey (1985), model I Nyoman Sudana Degeng (1989) dan masih banyak lagi. Dalam pembelajaran PAI, bisa menggunakan modelmodel yang ada atau dengan memadukan atau mengembangkan suatu model sendiri. Pemilihan dan penerapan suatu model pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran PAI harus disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran PAI, kondisi pembelajaran PAI dan hasil pembelajaran PAI yang diharapkan. Berikut ini beberapa model desain pembelajaran PAI33 : a. Model J.E Kemp Desain pembelajaran PAI dengan menggunakan model Kemp berpijak pada empat unsur dasar perencanaan pembelajaran
yang merupakan
wujud jawaban atas pertanyaan : (1) untuk siapa program itu dirancang? Peserta didik,
32
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi aksara, 2011, 17. 33 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda karya, 2008,. 222
48
(2) kemampuan apa yang ingin Anda pelajari? Tujuan, (3) bagaimana isi pelajaran atau ketrampilan yang dapat dipelajari? Metode, (4) bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai? Evaluasi. Keempat unsur tersebut merupakan acuan setiap kegiatan perancangan pembelajaran PAI yang menggunakan pendekatan system. Selanjutnya beberapa komponen yang mempengaruhi pembelajaran ditambahkan untuk memformulasikan langkah-langkah model desain pembelajaran. Langkahlangkah tersebut diformulasikan dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 1.1 Desain Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam b. Model Dick & Carey Langkah-langkah
pengembangan
pembelajaran
dengan mengikuti model Dick & Carey sebagai berikut:
PAI
49
1.
Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran PAI
2.
Melakukan analisis pembelajaran PAI
3.
Mengenali tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4.
Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
5.
Mengembangkan pengukur
butir
kriteria
tes
acuan
patokan
keberhasilan
unjuk
sebagai kerja
alat dalam
hubungannya dengan tujuan pembelajaran PAI. 6.
Mengembangkan strategi pembelajaran PAI
7.
Menyeleksi dan mengembangkan bahan pembelajaran
8.
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
9.
Merevisi bahan pembelajaran
10. Evaluasi
sumatif,
setelah
hasil
evaluasi
formatif
telah
direvisi tahap akhir. c. Model Degeng Model Degeng dikembangkan dengan berpijak pada variabel-variabel yang mempengaruhi pembelajaran yaitu kondisi pembelajaran, metode pembelajaran dan hasil pembelajaran. Langkah-langkah
pengembangan
pembelajaran
PAI
dengan
umum
dan
analisis
menggunakan model Degeng adalah: 1) Melakukan
analisis
tujuan
PAI
karakteristik bidang studi PAI 2) Melakukan analisis sumber belajar (kendala) 3) Melakukan analisis karakteristik peserta didik
50
4) Menetapkan tujuan belajar atau tujuan khusus pembelajaran PAI yang diinginkan dan menetapkan isi pembelajaran PAI yan menetapkan isi pembelajaran PAI yang akan dipelajari peserta didik untuk mencapai tujuan 5) Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran PAI 6) Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran PAI 7) Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran PAI 8) Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran PAI 9) Mengembangkan
prosedur
pengukuran
hasil
pembelajaran
PAI Dengan demikian inti kegiatan desain pembelajaran PAI adalah memilih, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama Islam yang diharapkan. Dalam pendidikan Islam, penerapan konsep pembelajaran konvensional yang telah berlangsung selama ini cenderung tidak menghargai harkat anak didik sebagai manusia seutuhnya. Proses belajar mengajar lebih menekankan pada kinerja jasmaniah dan mengabaikan kinerja batiniah. Padahal, seperti yang sudah dijelaskan dalam al-Quran surat alMukminun ayat 12-16, al-Hajj ayat 5 dan Shaad ayat 72, bahwa dalam penciptaan manusia, setiap orang (termasuk anak didik) tidak hanya terdiri dari tubuh fisik, tetapi juga psikis. Agar proses pembelajaran bisa berhasil maksimal, seorang guru hendaknya mengakomodasi kedua
51
aspek
ini.
Dalam konsep
edutainment
berupaya
agar
dalam
pembelajaran yang berlangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan. Dengan mewujudkan kenyamanan psikologis bagi anak,
kecintaan,
kelemahlembutan
dan
perhatian
kepadanya
memungkinkan para pendidik untuk menyingkap bakat dan potensinya. Dari berbagai riwayat yang ada cara Rasulullah dalam menanamkan kesenangan dan kebahagiaan dalam jiwa anak34, diantaranya: 1. Memberi kemudahan dan suasana gembira Prinsip
memudahkan
dan
menciptakan
suasana
gembira
dalam pembelajaran bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain: a. Menciptakan suasana akrab b. Komunikasi yang ramah c. Kehalusan dan kelembutan d. Memperlakukan anak dengan kasih saying e. Bercengkrama dengan anak 2. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif Dalam pendidikan Islam, upaya menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif ditunjukkan Rasulullah dengan senantiasa dalam
memperhatikan
menyampaikan
waktu
dan
pengajarannya,
kondisi yakni
yang
sesuai
tepat dengan
waktu dan kondisi agar mereka tidak bosan. Beliau selalu 34
Hamruni, Pembelajaran Berbasis Edutainment, Fak. Ilmu Tarbiyah UIN, Yogyakarta, 2013: 124-174.
52
berusaha
menjaga
tujuan
dan
keseimbangan
dalam
proses
pengajarannya. 3. Menggugah minat Dalam
pembelajaran,
upaya
untuk
menarik
perhatian
bisa
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut a. Melakukan komunikasi terbuka b. Memberikan pengetahuan baru c. Memberikan model perilaku yang baik 4. Menyajikan materi yang relevan Menjamin
bahwa
subjek
pelajaran
adalah
relevan
sangatlah
penting, karena siswa ingin belajar ketika dia melihat manfaat dan pentingnya subjek pelajaran itu. Jadi guru lebih dulu menyadarkan
anak
didik
bahwa
bahan
pelajaran
itu
akan
memberi nilai tambah, baik mental atau professional kepada mereka dalam berbagai situasi dan kondisi kehidupannya. 5. Melibatkan emosi positif dalam pembelajaran Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran, guru hendaknya membangun hubungan, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling
pengertian.
jembatan
suasana
menuju
Hubungan akan yang
lebih
membangun
menggairahkan,
membuka jalan masuk memahami dunia mereka, mengetahui minat, mereka.
berbagi
kesuksesan,
Membina
dan
hubungan
berbicara bisa
dengan
memudahkan
bahasa guru
53
melibatkan siswa dalam pembelajaran, pengelolaan kelas dan meningkatkan kegembiraan. 6. Melibatkan semua indera dan pikiran Dalam belajar, siswa hendaknya memanfaatkan indera sebanyak mungkin, dan dapat membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar. Pelatihan secara konvensional cenderung membuat orang tidak aktif secara fisik dalam waktu lama. Otak akan mengalami kelumpuhan dan belajarpun menjadi lambat atau bahkan berhenti sama sekali. Mengajak orang utuk bangkit dan bergerak secara berkala akan menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran ke otak, dan dapat berpengaruh positif pada belajar. 7. Menyesuaikan tingkat kemampuan siswa Proses
pembelajaran
bukan
hanya
mengalihkan
pengetahuan
kepada siswa, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana mereka bisa membuat makna bagi dirinya dalam memahami materi.
Agar
pembelajaran,
hal
ini
seorang
bisa
terwujud,
guru
(pendidik)
maka
dalam
hendaknya
proses memilih
materi dan metode yang digunakan sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik. 8. Memberikan pengalaman sukses Untuk
membantu
siswa
meraih
sukses
dalam
setiap
pembelajaran ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru, diantaranya :
54
a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, sajikan dengan melibatkan
multi
sensori,
yakni
menggunakan
unsure
visual, auditorial dan kinestetik b. Bentuk
kelompok-kelompok
kecil
untuk
pemantapan
belajar c. Selesaikan secara perseorangan Pada akhir kegiatan guru melangsungkan upacara pemberian hadiah. Amati bagaimana para siswa sekarang menggunakan imajinasi, logika, ketrampilan linguistic dan harus berpikir tentang bagaimana orang lain melihat berbagai hal. Ini adalah suatu bentuk rancangan pembelajaran yang menggunakan multi sensori dan variasi teknik pembelajaran, sehingga bisa mendayagunakan potensi multi kecerdasan yang dimiliki siswa. 9. Merayakan hasil Mengadakan memperkuat belajar mereka
perayaan rasa
tanggung
mereka sendiri. mengenai
bagi
siswa jawab
mendorong
dan
mengawali
mereka proses
Perayaan akan mengajarkan kepada
motivasi
hakiki
tanpa
“insentif”.
Siswa
akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai nilai tertentu. Consciously or unconsciously, teachers invariably include concepts as a large part of what they teach. For examples, science teachers often want students to learn concepts such as conservation, community, ecosystem , matter, energy, plant, animal, mammal, and electricity. Mathematics students attempt to learn the concepts of set, commutative property,
55
inverse operation, and closure; social studies teachers want students to learn the concepts culture, aggression, expansion and economics. Similar examples could be provided for each area of the school curriculum Many of the concepts taught in the curriculum are straightforward and easily learned. For example, animal is a concrete and relatively easy learned concept by most students (until the difference between plant and animal becomes less well defined in some microscopic species). Similarly, a concept such as verb is generally quickly acquired. On the other hand, concepts such as ecosystem, culture, or one of the earliner mentioned examples such as internal conflict are neither easily taught nor quickly acquired. The Concept Attainment Model is most valuable with concepts such as these because it requires careful attention to selection of examples. Also, the emphasis on the student involvement promotes a thorough understanding of the concept.35 Yang artinya bahwa dengan sadar atau tidak sadar, guru selalu membuat konsep atau desain sebagai bagian dari apa yang mereka ajarkan. Contohnya guru sains mengajarkan siswa untuk belajar konsep- konsep seperti konservasi, komunitas, ekosistem, zat, energi, tumbuhan, hewan, mamalia dan listrik. Siswa jurusan matematika mencoba untuk mempelajari konsep kumpulan, sifat komutatif, operasi kebalikan dan penutupan. Guru siswa jurusan IPS menginginkan siswanya untuk belajar konsep budaya, agresi, ekspansi dan ekonomi. Contoh yang sama dapat diberikan untuk setiap kurikulum di sekolah. Konsep- konsep yang diajarkan dalam kurikulum tersebut adalah sederhana dan mudah dipelajari. Misalnya, hewan adalah contoh yang kongkrit dan konsep belajarnya relative mudah oleh sebagian 35
Paul d.Eggen, Strategies for Teachers, London, prentice hall inc englewood cliffs,new jersey 07632, 146.
56
besar siswa ( hingga perbedan antara tumbuhan dan hewan menjadi kurang jelas dalam beberapa spesies yang sangat kecil ). Demikian pula seperti konsep kata kerja umumnya cepat dipahami. Di sisi lain, konsep- konsep seperti ekosistem, budaya atau salah satu contoh yang telah disebutkan sebelumnya seperti konflik internal tidak mudah diajarkan atau cepat diperoleh. Konsep pencapaian Model yang paling berharga dengan konsep seperti ini karena membutuhkan perhatian yang khusus untuk pemilihan contoh. Kemudian, penekanan pada keterlibatan siswa meningkatkan pemahaman yang menyeluruh tentang konsep. Intinya
bahwa
seorang
guru
harus
membuat
desain
atau
konsep dalam suatu pembelajaran. Dengan konsep tersebut diharapkan
mempermudah
atau
memperlancar
proses
pembelajaran. Banyak sekali konsep yang disediakan dalam kurikulum namun dalam pembuatan konsep tersebut tentunya harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan juga
disesuaikan
sehingga
anak
dengan anak
pembelajaran tersebut.
kondisi
mudah
lingkungan
memahami
setempat,
maksud
dalam
57
Manfaat perencanaan pembelajaran36: a) Memberikan
kejelasan
dalam
pencapaian
kompetensi
peserta didik, dan prasarat yang diperlukan oleh peserta didik
untuk
dapat
mengikuti
pembelajaran
di
sekolah/madrasah tersebut. b) Meningkatkan efisiensi dalam proses pelaksanaan. c) Melaksanakan proses pengembangan berkelanjutan d) Perencanaan dapat digunakan untuk menarik stakeholder Hasil
dari
penelitian
yang
penulis
lakukan
baik
di
MIN
Sumberrejo dan MIN Mlangen menggunakan model desain pembelajaran PAI menurut Dick dan Carey. . C. Motivasi Masyarakat Pada zaman sekarang para orang tua ingin membuktikan apa saja yang telah diterima anaknya dalam mengikuti proses pendidikan dan pengajaran terutama di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Sejalan dengan itu pula Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 ayat 1 menjelaskan bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut 36
dianggap
Sugeng Listyo Prabowo, Perencanaan Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Pres, 2010, 4-5.
58
menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah harus dicegah jangan sampai terjadi. Di sini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakekat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik. Orangtua dan anak sebaiknya memperkokoh jalinan kerja sama yang baik dan mendukung keberhasilan anak dalam membentuk manusia seutuhnya di masa mendatang. Sesuai dengan firman Allah SWT QS. at-Tahrim: 6 yang artinya hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka.37 Manusia makhluk yang berkembang dan dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungannya, menurut Islam teori konvergensi yang dikemukakan oleh William Stern, menjelaskan bahwa pendidikan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktoru factor bakat atau bawaan sejak lahir dan fakta bakat atau bawaan sejak lahir dan faktor lingkungan eksternal. Apa yang dikemukakan oleh ahli pendidikan diatas mendekati kebenaraan, sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh H. R. Bukhari Muslim, Dari Abi Hurairah berkata: yang artinya Rasulullah SAW bersabda setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang sesuai naluri) sehingga lancar lidahnya, maka kedua orangtuannyalah yang menjadi yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani atau Majusi. Menurut konsep hadis inilah maka orangtua yang
37
Indonesia-hijauhitam, Minat Orangtua Menyekolahkan Anaknya, http: Indonesia-hijauhitam. Blogspot.com/2010/03, diakses 6/10/14
59
menjadikan anaknya baik, hal ini banyak dipengaruhi oleh rumah tangga atau keluarga.38 Jadi minat orang tua memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan agama berfungsi memelihara keluarganya terutama anaknya semoga terhindar dari segala macam ancaman baik dunia maupun di akherat kelak. Kata motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakankan sebagai penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.39 Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu, dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti kebutuhan menjadi orang kaya maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya dengan jalan berdagang, berbisnis, menjadi pengusaha dan sebagainya. 38 39
2009: 73.
Idem. Sardiman, Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo, Jakarta,
60
Motivasi memiliki banyak persamaan makna atau beberapa istilah memiliki makna seperti motivasi dalam berbagai literatur, seperti needs, drivers, wants, interest, desires. Motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku mencapai tujuan. McClelld (dalam Gibson, 1993;97-100) yang dikutip oleh Martinis mengemukakan teori motivasi yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat
banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu
kebutuhan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need of affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need of power). Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, masingmasing adalah; a. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Motivasi ini tumbuh diakibatkan oleh dorongan dari luar diri seseorang seperti dorongan orang lain. Sebagai contoh seorang siswa yang meminta komputer agar terlaksana kegiatan belajar, ia rajin belajar, belajar mudah diselesaikan. Hubungan seperti ini tidak ada kaitannya antara komputer dengan kegiatan belajar, pembelian komputer mungkin mereka dapat belajar dengan mudah, mungkin saja tidak, sebab komputer dilihat dari asas manfaat kedua kemungkinan dapat dilakukan, manakala seseorang dituntut menyelesaikan tugas dengan cepat komputer merupakan alat pembantu, akan tetapi komputer dapat juga
61
mengganggu kegiatan belajar manakala tidak dimanfaatkan sesuai kebutuhan belajar. b. Motivasi instrinsik Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.Misalnya belajar ingin memecahkan suatu permasalahan, ingin mengetahui mekanisme sesuatu berdasarkan hukum dan rumus-rumus, ingin menjadi seorang professor, atau ingin menjadi seseorang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.40 Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya. Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak dididik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarganya, anggota sepermainannya, kelompok kelasnya dan sekolahnya. Bila anak telah besar diharapkan
40
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, 109.
62
menjadi anggota yang baik pula sebagai warga desa, warga kota dan warga Negara. Dengan demikian di pundak mereka terpikul keikutsertaan membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak. Ini berarti bahwa pemimpin dan penguasa dari masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Sebab tanggung jawab pendidikan pada hakikatnya merupakan tanggung jawab moral dari setiap orang dewasa baik sebagai perseorangan maupun kelompok sosial. Tanggung jawab ini ditinjau dari segi ajaran Islam, secara implisit mengandung pula tanggung jawab pendidikan.41 Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri yang bersifat unik. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuankesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbadaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat dan kedaerahan seringkali disebut ciri masyarakat
Indonesia
yang
bersifat
majemuk.42
Dengan kondisi
kemajemukan masyarakat yang ada maka dalam dunia pendidikan yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada.
41 42
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, JakartaBumi Aksara, 2011, 45. Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2009, 35
BAB III PRESENTASI DATA
A. Madrasah Ibtidaiyah Sumberrejo 1. Tinjauan Umum MIN Sumberrejo a. Sejarah berdirinya MIN Sumberrejo Madrasah ini bernama MI Negeri Sumberrejo, terletak di dusun Santan Rt. 01/Rw. 01 Desa Sumberrejo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang,lebih akrab di sebut masyarakat MIN Sumberrejo. MIN Sumberrejo ini pertama kali didirikan pada tahun 1968 dengan nama SD Rintisan, tepatnya tanggal 1 Juli, yang kemudian berubah statusnya menjadi negeri pada tahun 1978, dengan surat keputusan / SK Nomor : 15 Tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978 yang di tanda tangani oleh Menteri Agama RI, No Statistik sekolah yang tercantum 152030810001.43 MIN Sumberrejo ini berdiri tahun 1968 yang pada awalnya bernama SD Latihan milik PGA sampai tahun 1977.Pada periode saat itu, SD latihan merupakan salah satu tempat yang digunakan siswasiswa lulusan PGA untuk terjun secara langsung dalam praktek pengajaran. Jadi secara keseluruhan proses pembelajaran SD Latihan ini di dukung oleh tenaga pengajar lulusan dari PGA.
43
SK terlampir
63
64
Pada Tahun 1978 SD Latihan ini mengalami perubahan nama menjadi MI (Madrasah Ibtidaiyah). Tujuan munculnya MI salah satunya adalah untuk memproteksi dan sekaligus menanggulangi berkembangnya faham PKI yang sudah lama berkembang, yaitu melalui pendidikan madrasah sejak dini.44 Bangunan
madrasah
ini
bersatus
milik
sendiri
yang
organisasinya diselenggarakan oleh pemerintah, dengan jumlah keanggotaan rayon dari 7 sekolah. Kegiatan belajar mengajar di MIN Sumberreo seperti sekolah pada umumnya yaitu dimulai pagi hari. Diwilayah Kabupaten Magelang kualitas MIN Sumberrejo termasuk baik, yang dibuktikan dengan kategori “A” dalam hal akreditasi. Disamping beberapa predikat juara di bidang akademik dan olahraga memperoleh prestasi yang cukup membanggakan baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun propinsi.45 Sedangkan untuk periode kepemimpinan madrasah, penulis tidak mendapat datanya secara lengkap sejak berdirinya. Periode kepemimpinan yang dapat dilacak penulis sejak kepemimpinan bapak Djakfar (sampai tahun 1987) dilanjut Bapak Djarwadi (1987-1996), Bapak Djasin (1966-1997), Bapak Subagyo (1997-2005), Bapak Anas Azis (2005-sekarang).
44
Wawancara dengan bu Choiruroh yang sdah paling lama bertugas di MIN Sumberejo sebagai TU 45 SK Akreditasi terlampir
65
b. Visi, Misi dan Tujuan MIN Sumberrejo Adapun visi, misi dan tujuan yang diangkat oleh Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sumberrejo Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut: 1) Visi MIN Sumberrejo Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumberrejo sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah
Negeri
Sumberrejo
juga
diharapkan
merespon
perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumberrejo ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut : “Terwujudnya Madrasah Ibtidaiyah yang Berkualitas dalam Membentuk Insan Muslim yang Berjiwa Pemimpin, Berakhlak mulia, Cakap, Cerdas, Trampil, Mandiri, dan Berwawasan luas”. Indikator visi: a. Terbentuknya pribadi muslim berjiwa pemimpin yang lurus aqidahnya, mulia akhlaqnya, mandiri, sehat jasmani, dan berwawasan luas. b. Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, serta mampu menghafal dan mengamalkan do’a-do’a harian.
66
c. Mengerti, memahami, bersikap dan mengamalkan ajaran serta nilai-nilai Islam. d. Membekali siswa dengan kemampuan dasar dalam membaca, menulis
dan
berhitung,
untuk
melanjutkan
ke
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar pendidikan umum yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi 2) Misi MIN Sumberrejo a. Memberikan bimbingan kepada siswa tentang pengetahuan dasar-dasar keislaman dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari b. Memberikan bimbingan siswa dalam hal membaca, menulis, dan berhitung
sebagai
kemampuan
dasar
dalam
menempuh
pendidikan kejenjang selajutnya. c. Memberikan bimbingan siswa dalam pengetahuan umum dan pengenalan IPTEK sebagai dasar pengetahuan dan keterampilan hidupnya. d. Melaksanakan proses pembelajaran dengan pembelajaran PAKEM untuk meningkatkan mutu pendidikan. e. Melaksanakan
kerjasama
yang
baik
antara
Madrasah,
Masyarakat dan Pemerintah, serta menerapkan management Madrasah secara transparan.
67
3) Tujuan MIN Sumberrejo Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumberrejo adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumberejo mempunyai tujuan sebagai berikut : a)
Membentuk pribadi muslim berjiwa pemimpin yang lurus aqidahnya, mulia akhlaqnya, mandiri, sehat jasmaninya dan berwawasan luas.
b) Mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar serta mampu menghafal dan mengamalkan do’a-do’a harian. c)
Mengerti, memahami, bersikap dan mengamalkan ajaran serta nilai-nilai Islam.
d) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar pendidikan umum yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. e)
Membekali siswa dengan kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih
c. Prestasi yang pernah dicapai oleh siswa MIN Sumberrejo. Beberapa prestasi siswa-siswi MIN Sumberrejo Mertoyudan di bidang mata pelajaran (mapel), sebagai berikut: Pada tahun ajaran
68
2007/2008, mengikuti lomba mata pelajaran pada tanggal 17-12-2007 yang diadakan Waspenda Islam tingkat kecamatan Mertoyudan. Meraih juara I mata pelajaran IPA (Khafid Sururi), peringkat I mata pelajaran Bahasa Indonesia (Septi Wulandari), peringkat II mata pelajaran Matematika (Deni Setiawan). Pada tingkat Kabupaten Magelang pada tanggal 27-12-2007 meraih juara III, mata pelajaran IPA (Khafid Sururi) lomba ini diadakan oleh Depag Kabupaten Magelang. Untuk prestasi tertinggi UASBN MIN Sumberrejo meraih peringkat I, se-MI pada tingkat Kabupaten Magelang oleh Isti Suprapti, sedangkan nilai rata-rata hasil ujian UASBN untuk tingkat SD/MI meraih peringkat ke 5 yang diadakan UPT Disdikpora Kabupaten Magelang. Pada tahun ajaran 2008/2009 MIN Sumberrejo untuk hasil UASBN mendapat peringkat ke 4 se-Jateng. Pada tahun ajaran 2009/2010, Rizki Meidiani memperoleh peringkat ke 1 untuk lomba tingkat kabupaten pada lomba Bahasa Indonesia, Sawitri memperoleh peringkat ke 1 mata pelajaran IPA. Pada Tahun ajaran 2010/2011 pada tingkat
kecamatan
mengikuti lomba mata pelajaran Bahasa arab Amalia Nur Fadila mendapat juara I, lomba PAI Ahmad Khafifi mendapat juara III, lomba IPA Risky Fitriyanti mendapat juara III, lomba MTQ Amalia Nur Fadilla mendapat juara I. Pada tingkat kabupaten
69
lomba
MIPA
penyelenggara
Primagama,
Bella
Putri
Wardani
mendapat juara III. Pada Tahun Ajaran 2011/2012 pada tingkat kecamatan, lomba IPA Faisal mendapat juara II, Lomba Matematika Gunawan mendapat juara III, lomba Bahasa Arab Anindya mendapat juara III, lomba PAI Choirul Anam mendapat juara III, lomba bahasa Indonesia Ira Dwi T. mendapat juara III. Pada Tahun Ajaran 2013/2014 pada tingkat kecamatan AKSIOMA (Ajang Kompetisi Olah Raga dan Seni Madrasah) Annisa Yulia Rahma memperoleh juara I pidato Bahasa Indonesia putri, Sulkhan Rio Firdhani memperoleh juara III pidato Bahasa Indonesia putra, Raihan Rafi Putra memperoleh juara II Tahfidz Quran putra, Ananda Kemuning memperoleh juara II Tahfidz Quran putri. 2. Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan beserta siswa MIN Sumberrejo. a. Daftar tenaga pendidik dan kependidikan Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan MIN Sumberrejo pada Tahun ajaran 2013/2014 ada 18 orang, dengan rincian sebagai berikut :
70
Tabel.2 Data Guru/Pegawai Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tahun Pelajaran 2013 / 2014 NO
NAMA PEGAWAI
NIP
L/P
JENJANG PENDIDIKAN
STATUS
ALAMAT
1
Anas Azis, S.Pd
196604211994031005
L
S 1 / IKIP Yogya
PNS
Nganti Sukodadi Bandongan Mgl
2
Zuriyah, S.Ag
197003071999032001
P
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Rambeanak I Mungkid Mgl
3
Siti Nurbaeti, S.PdI
197602121999032001
P
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Candran Danurejo Meroyudan
4
Achmad Hafidh, S.PdI
197410041999031002
L
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Nglaseman Ngrajek Munggkid
5
M. Abdul Latif, S.PdI
197309142007101001
L
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Tempak Cancimulyo Magelang
6
Siti Saroh, S.PdI
197905072009012006
P
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Ambartawang Mungkid Mgl
7
Solihatun, A.Ma
197104262007012015
P
S1 STAIN Salatiga
PNS
Kajoran I Magelang
8
Devi Hermawati, S.PdI
197403142007102003
P
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Pasaranyar Sumberrejo Mtyd
9
Nur Rasyid, S.PdI
197303202007101002
L
S 1 / STAIN Salatiga
PNS
Ambartawang Mungkid Mgl
10
Ana Fuadiyati Kh. A.Ma
197606142007102002
P
D II / UMM MGL
PNS
Rambeanak Mungkid Mgl
11
Murtaqimah, A.Ma
197712182007102002
P
S1 STAIN Salatiga
PNS
Krombangan Mertoyudan Mgl
12
Akhri Isti'anah, S.E
197811082007102003
P
S 1 / UT
PNS
Tanggulboyo Tanggulrejo Tempuran
13
Murniyati Rahayu,A.Ma
197703282009012007
P
D II / STAINU TMG
PNS
Giyanti Candomulyo Magelang
14
Siti Choeruroh
196108171985032002
L
SLTA
PNS/ PEG TU
Karangboyo Payaman Secang
15
Syarifudin
-
L
S1/UMM
GTT
Malangan Magelang
16
Fitryatun Uswah
-
P
S1/UIN
GTT
Cebongan Mertoyudan
17
Eko Sumpeno
L
SLTA
Penjaga
Kaliangkrik
18
Agus
L
SLTA
Penjaga
Santan
III
71
b. Surat Keputusan dan Uraian tugas 1) Surat Keputusan SK Pembagian tugas terlampir 2) Uraian Tugas Uraian tugas tenaga pendidik dan kependidikan sebagai berikut : a.
Uraian Tugas Bidang Ketatausahaan (Siti Choeruroh) Tugas dan Tanggung jawab bidang tata usaha sebagai berikut : menyusun program kerja dan anggaran tahunan bidang tata usaha, menyelenggarakan surat menyurat baik ke dalam maupun keluar, menyelenggarakan administrasi pendidikan yang meliputi : pengadaan buku nilai, presensi guru dan siswa, jurnal mengajar, buku induk, buku klaper, papanisasi struktur organisasi sekolah, mengontrol perlengkapan tata usaha, ATK, menginventarisir seluruh aset madrasah baik yang tetap maupun tidak tetap, member laporan secara berkala kepada kepala madrasah.
b.
Uraian Tugas Keuangan (Nur Rasyd, S. Pd. I) Tugas bidang keuangan sebagai berikut : mengadministrasi penerimaan
keuangan
dari
pemerintah
maupun
dari
masyarakat dan pengeluarannya, mengelola penggunaan keuangan yang diterima dari pemerintah, baik DIPA, BOP, BOS, amal peduli pendidikan atau infaq dari masyarakat, mempertanggung jawabkan penggunaan keuangan yang
72
diterima dari pemerintahdalam bentuk laporan keuangan, mengelola keuangan atas perintah atau persetujuan madrasah, mengamankan seluruh keuangan baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat. c.
Uraian Tugas Wali Kelas Wali kelas 1A Siti Nurbaeti, S.Pd.I, wali kelas 1B Murtaqimah, S.Pd.I, wali kelas IIA Devi Hermawati, S. Pd. I, Wali kelas IIB Ana Fuadiyati Khasanah, AMa, wali kelas IIIA Akhri Istianah, S.E, wali Kelas IIIB Siti Saroh, S.Pd. I, wali kelas IVA Murniyati Rahayu, S.Pd.I, wali kelas IVB M. Abdul Latif, S.Pd.I, wali kelas VA Zuriyah, S. Ag, wali kelas VB Solihatun, S. Pd.I, wali kelas VI Achmad Hafidz, S. Pd. I Wali
kelas
membantu
Kepala
Madrasah
dalam
Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi:
denah
kegiatan sebagai berikut: (1) Pengelolaan kelas
tempat duduk siswa, papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket siswa, daftar kelompok belajar siswa, buku absensi siswa, buku pembelajaran, tata tertib siswa, dan buku kejadian. (2) Penyusunan pembuatan statistik bulanan (3) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (legger) (4) Pencatatan mutasi siswa
73
(5) Pengisian buku laporan penelitian hasil belajar (6) Pembagian buku laporan penelitian d.
Uraian Tugas Guru Guru bertanggung jawab kepada kepala madrasah dan menyalin tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Di madrasah tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa.Kendati demikian, bukan berarti lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.Peran dan kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien
pelayanan
bimbingan
dan
konseling
di
sekolah.Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.Salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya atau yang akrab disebut dengan sebutan psikologi perkembangan anak. Tugas-tugas lain yang mendukung proses pembelajaran seperti (1) membuat perangkat pembelajaran: program tahunan dan program semester, membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), program mingguan dan lembar kerja siswa, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran.
74
(3) melaksanakan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir, (4) melaksanakan analisis ulangan harian, (5) menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mengisi daftar nilai, (7) melaksanakan kegiatan
bimbingan
menyusun
dan
(pengimbasan
melaksanakan
pengetahuan),
program
perbaikan
(8) dan
pengayaan, (9) mengisi daftar nilai siswa, (10) membuat alat pelajaran/alat peraga, (11) membuat catatan kemajuan siswa, (12) mengisi daftar hadir siswa, (13) mengatur kebersihan ruang kelas dan praktek. e.
Uraian Tugas Bidang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), (Syarifudin, S.E) Usaha kesehatan di sekolah merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik
sedini
mungkin.
Usaha
kesehatan
di
sekolahmerupakan perpaduan antara dua upaya besar, yakni upaya pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Adapun
kegiatan
yang
rutin
untuk
dilaksanakan
madrasah adalah sebagai berikut: mengkoordinasi kegiatan di unit madrasah, menyusun program tahunan unit UKS,
75
menyusun
rencana
anggaran
operasional
unit
UKS,
mengkoordinasi pengadaan peralatan dan obat-obat di UKS, mempertanggungjawabkan seluruh inventaris barang di UKS, mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan kesehatan, mengatur penyelenggaraan imunisasi. f.
Uraian Tugas Bidang Laboratorium (Achmad Khafid, S.Pd.I) Pengelolaan laboratorium membantu kepala madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Merancang pengadaan alat dan bahan laboratorium 2) Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium 3) Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium 4) Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat 5) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium
g.
Uraian Tugas Bidang Perpustakaan (Akhri Istianah, S. E) Pustakawan madrasah membantu kepala madrasah dalam kegiatan sebagai berikut: 1) Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media yang lain 2) Pengurusan pelayanan perpustakaan 3) Perencanaan pengembangan perpustakaan, pemeliharaan dan perbaikan buku-buku 4) Inventarisas dan pengadministrasian buku-buku dan bahan pustaka atau media lainnya
76
5) Melakukan pelayanan bagi guru, siswa dan tenaga kependidikan lainnya 6) Penyimpanan buku-buku perpustakaan atau media lainnya 7) Menyusun tata tertib perpustakaan 8) Menyusun laporan kegiatan pepustakaan secara berkala h.
Uraian Tugas Ekstrakurikuler (Devi Hermawati, S. Pd.I) 1) Merencanakan program ekstra kurikuler dan membuat rencana anggaran kegiatan ekstra 2) Membuat angket penjaringan bakat dan minat siswa untuk mengembangkan diri melalui ekstra wajib dan pilihan 3) Membuat jadwal kegiatan ekstrakurikuler 4) Melaksanakan program dan membuat laporan kegiatan secara berkala 5) Mengadakan dan mengirim lomba AKSIOMA, PORSENI atau PORDA
i.
Uraian Tugas Penjaga (Eko Sumpeno) dan Tukang kebun (Agus) Tugas yang harus dilaksanakan bidang penjaga adalah mengisi buku catatan kejadian, mengamankan pelaksanaan upacara, PBM, UUS, UAN dan rapat madrasah, menjaga ketenangan dan keamanan madrasah baik siang atau malam, melaporkan kejadian atau peristiwa yang membahayakan madrasah, mengusulkan keperluan alat perkebunan, memotong
77
rumput, memberantas hama dan penyakit tanaman, menjaga kebersihan dan keindahan taman, serta kerindangan, merawat tanaman dan infrastrukturnya (pagar, saluran air, tiang bendera), membuang sampah kebun dan lingkungan madrasah ke tempat bak sampah. Demikian uraian masing-masing jabatan struktur di MIN Sumberrejo, semoga dapat dilksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh amanah dan tanggung jawab. c. Rekap daftar siswa Jumlah siswa pada Tahun Pelajaran 2013/2014 289 siswa dengan rincian sebagai berikut: Tabel. 3 Jumlah siswa per kelas MIN Sumberrejo NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JML
KELAS IA IB II A II B III A III B IV A IV B VA VB VI
L
P
JUMLAH
18 14 17 15 14 14 12 11 16 14 15
11 14 12 13 18 13 11 11 4 6 14
29 28 29 28 32 27 23 22 20 20 29
160
127
287
57 58 60 45 40 29 289
78
Berdasarkan data di Tenaga Usaha (TU)
jumlah siswa MIN
Sumberrejo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 jumlah siswa 203 anak dengan rincian laki-laki 110 dan perempuan 93 terbagi dalam 8 rombel (rombongan belajar), pada Tahun 2011/2012 jumlah siswa ada 242 anak dengan rincian lakilaki 131 anak perempuan 111 anak terbagi dalam 9 rombel. Pada Tahun Pelajaran 2012/2013 jumlahnya 272 siswa, dengan rincian laki-laki 139 anak dan perempuan 133 anak terbagi dalam 10 rombel. Sedangkan pada tahun 2014/2015 berjumlah 308 siswa dengan rincian laki-laki 164 dan perempuan 144 terbagi dalam 11 rombel. 3. Desain Pembelajaran PAI Kelompok dimaksudkan beriman
mata
untuk
dan
pelajaran
membentuk
bertakwa
agama peserta
kepada
Tuhan
dan didik
Yang
akhlak menjadi Maha
mulia, manusia
Esa
serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Pendidikan
Agama
Islam
yang
dikembangkan
di
MI
mengacu keputusan “Balai Diklat Keagamaan Semarang” meliputi mata pelajaran : a) Al-Qur’an
Hadist;
mata
pelajaran
Al-Qur’an
Hadits
di
Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar
kepada
membiasakan
peserta dan
didik
menggemari
dalam Al-Qur’an
membaca, dan
menulis,
Hadits
serta
79
menamkan pengertian, pemahaman penghayatan isi kandungan ayat-ayat
Al-Qur’an Hadits
membimbing
akhlak
dan
untuk mendorong, perilaku
membina
dan
didik
agar
peserta
berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Ruang lingkup dari mata pelajaran ini meliputi : 1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur’an. 2) Hafalan surat- surat pendek 3) Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silatur rahin, taqwa, menyanyangi anak, sholat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal sholeh. b) Aqidah Akhlaq. Mata pelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan dan menigkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang terpuji. Melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang aqidah akhlaq dan akhlaq islam. 1) Aspek keimanan 2) Aspek Akhlaq 3) Aspek Kisah Keteladanan c) Fiqih. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membekali peserta didik
agar
dapat
mengetahui
dan
memahami
pokok-pokok
80
hokum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil
naqli,
serta
melaksanakan
dan
mengamalkan
ketentuan
hukum islam dengan benar. Ruang lingkup mata pelajaran fiqih meliputi keserasian, dan keseimbangan antara: 1) Hubungan manusia dengan Alloh SWT 2) Hubungan manusia dengan alam lingkungan 3) Hubungan manusia dengan alam lingkungan d) Sejarah Kebudayaan Islam. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang sejarah dan
kebudayaan
Islam,
mendorong
peserta
didik
untuk
mengambil nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah serta nenanamkan
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
berakhlaq mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada. Ruang lingkup mata pelajaran ini meliputi : Ditingkat Madrasah Ibtidaiyah dikaji tentang sejarah Arab pra Islam, sejaran Rosulullah SAW dan Khulafaur Rosyidin e) Bahasa Arab Mata
pelajaran
kemampuan
bahasa
peserta
arab
didik
bertujuan
berkomunikasi
dalam bentuk lisan dan tulis, menjadi
alat
utama
sumber
ajaran.
belajar,
Islam
dan
untuk dalam
mengembangkan bahasa
memanfaatkan bahasa
khususnya
dalam
mengembangkan
tersebut,
arab
untuk
mengkaji
sumber-
pemahaman
tentang
81
saling
keterkatan
antar
bahasa
dan
budaya
serta
memperluas
cakrawala budaya.
Ruang lingkup pelajaran bahasa arab ini meliputi Kemampuan berkomunikasi yang meliputi mendengarkan (istina), berbicara (kalam), membaca (qiro’ah), dan menulis (kitobah). 4. Motivasi Masyarakat Sumberrejo Motivasi para wali murid yang menyekolahkan anaknya di MIN Sumberrejo sangat beragam, sebagian besar para wali murid termotivasi dalam pembelajaran agama yang diterapkan di MIN Sumberrejo. Berikut ini jawaban dari para wali murid dalam angket yang diberikan, diantaranya: a. Peran tenaga pendidik Para wali murid yang menjawab alasan mereka menyekolahkan dalam menyekolahkan anaknya di MIN Sumberrejo diantaranya: 1) Tenaga pendidik yang memadai 2) Mendidik anak bertanggung jawab pada agama 3) Mendidik anak berani tampil di depan 4) Kualitas pendidikan yang lebih baik 5) Program pembelajarannya bagus 6) Pembelajarannya mampu bersaing 7) Program pembelajarannya bagus 8) Pengasuhnya pejuang keras 9) Tenaga pendidik cukup dan perhatian
82
10) Anggota sekolah dan wali murid yang komunikatif b. Desain pembelajaran 1) Agar lebih mengerti tentang agama 2) Bisa berakhlak baik dan benar 3) Supaya dapat mengaji dan beribadah dengan benar 4) Agar anak bisa membaca Alquran lebih baik 5) Agar anak punya bekal agama sejak dini 6) Agar anak mengerti ilmu tentang agama 7) Membekali anak dengan agama yang kuat 8) Mempunyai akhlak dan moral yang baik, mandiri serta menjadi anak yang sholeh sholehah 9) Dapat membaca dan menulis huruf Arab / Al Quran 10) Konsisten memakai jilbab 11) Supaya menjadi anak yang sholih 12) Mampu mengahafal surat-surat pendek 13) Menjamin akhlak karimah 14) Mempunyai agama dan keyakinan yang kuat 15) Mempunyai kepribadian dan akhlak yang baik 16) Lebih banyak mengenal tentang agama 17) Memperdalam ilmu agama dan fasih dalam membaca Al Quran 18) Dikenal dengan program sekolah yang bermutu 19) Dapat menjadi anak yang berakhlak mulia pandai dan cerdas 20) Dapat menjadi anak yang beriman dan bertakwa
83
21) Ingin punya anak yang berakhlak mulia, bertingkah laku sopan c. Motivasi lainnya 1) Untuk membentengi anak dari kerusakan lingkungan di luar keluarga 2) Orang tua tidak mampu mendidik agama, budi pekerti, akhlak yang baik juga pendidikan umum yang berkualitas 3) Menjadikan MIN Sumberrejo sebagai kebutuhan orangtua, bukan kebutuhan kepala madrasah dan para guru 4) Supaya anak lebih mandiri, bertanggung jawab, bisa menjadi pemimpin 5) Mendalami keagamaan supaya berada di jalan yang benar 6) Pendidikan karakter lebih terbentuk 7) System pembelajaran tampil beda dengan sekolah lain 8) Prestasi sekolah yang semakin meningkat 9) Anak bisa mendapat pelajaran umum dan pelajaran agama 10) Kurikulum pelajaran selalu meningkat 11) Anak mempunyai lingkungan belajar yang Islami 12) Anak dapat mengamalkan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari 13) Menjadikan amanat kami menjadi anak yang berakhlak mulia 14) Seimbang pelajarannya antara agama dan umum 15) Letak sekolahan jauh dari keramaian 16) Prestasi dari tahun ke tahun semakin meningkat
84
17) Pelajaran agama yang tercukupi 18) Sekolah yang bernuansa islami 19) Dengan amal yang ilmiah, ilmiah yang amaliyah 20) Keseimbangan
adalah
yang
terbaik,
usia
menjadi
bahan
pertimbangan 21) Prestasi sekolah terletak pada bobot anak didik yang berakhlak mulia bersamaan dengan tidak mengenyampingkan standar kurikulum yang ditetapkan
B. Madrasah Ibtidaiyah Mlangen 1.
Tinjauan Umum MIN Mlangen a. Letak Geografis dan Keadaan MIN Mlangen Salaman Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen terletak di dusun Mlangen, Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.MIN Mlangen berdiri di atas areal tanah wakaf seluas 890 m².Gedung yang didirikan di areal tanah tersebut adalah milik MIN Mlangen dan dibangun oleh umat Islam di wilayah desa Menoreh dan sekitarnya.Madrasah ini mempunyai 3 unit bangunan. Tiga unit tersebut terbagi menjadi 7 lokal besar untuk ruang kelas, 2 lokal utuk kantor kepala madrasah dan kantor guru, 3 lokal kecil untuk perpustakaan, UKS dan musholla serta 5 lokal kecil untuk WC/toilet. Madrasah Ibtidaiyah Mlangen ini terletak di kawasan pedesaan, namun lokasinya sangat
mudah dijangkau dengan
85
transportasi umum karena berada sekitar 250 meter dari jalan raya Salaman-Purworejo (Jalan Diponegoro Salaman). Letaknya yang berada di kawasan pedesaan yang asri tersebut sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar karena jaraknya cukup jauh dengan kebisingan lalu lintas jalan raya. Secara geografis, letak madrasah ibtidaiyah Mlangen dibatasi dengan : 1) Sebelah utara berbatasan dengan jalan desa Mlangen, Menoreh 2) Sebelah selatan dan barat berbatasan dengan kebun milik bapak Abu Hamid 3) Sebelah timur berbatasan dengan jalan desa Menoreh-Kalisalak. b. Sejarah Berdirinya MIN Mlangen Salaman Madrasah
Ibtidaiyan
Negeri
Mlangen
adalah
lembaga
pendidikan dasar yang mempunyai ciri khas Islam dibawah naungan Kementrian Agama.Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen ini berdiri sejak tanggal 10 Juni 1962.Secara historis, awal berdirinya MIN Mlangen ini dipelopori oleh yayasan Ma’arif Nahdlatul Ulama Salaman. Setelah 35 tahun berada di bawah naungan yayasan Ma’arif NU, pada tahun 1997 MI tersebut dinegerikan berdasarkan surat keterangan Kementrian Agama Nomor. 107/3/1997. Sampai dengan sekarang MIN Mlangen Salaman ini sudah berusia hampir setengah abad dan menjadi salah satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
86
c. Visi dan Misi Sekolah 1) Visi Sekolah “Terwujudnya Peserta Didik Religius, Berdisiplin Tinggi dan Unggul Prestasi” 2) Misi Sekolah a) Mendidik peserta didik untuk mengetahui ibadah-ibadah wajib
dan tata cara mengerjakannya dengan benar b) Mendidik dan membiasakan berperilaku mulia baik dalam
ucapan dan perbuatan c) Mendidik dan membiasakan peserta didik berperilaku disiplin
dan taat aturan d) Mendidik dan membekali ilmu yang memadai sehingga
mampu berprestasi d. Tujuan MIN Mlangen 1) Membentuk peserta didik yang mengetahui ibadah wajib dan bisa mengerjakan secara benar 2) Membentuk peserta didik yang terbiasa berperilaku mulia dalam ucapan dan perbuatan 3) Membentuk peserta didik yang disiplin dan taat aturan 4) Membentuk peserta didik yang berkualitas unggul dan berprestasi Untuk mencapai Visi, Misi, dan Tujuan tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen juga menyelenggarakan beberapa kegiatan ekstrakurikuler.
87
Seluruh siswa tersebut disamping mengikuti kegiatan belajar yang telah terjadwal sebagai pelajaran yang wajib diikuti sebagai siswa MIN Mlangen, terdapat juga kegiatan pengembangan diri yang dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, tata krama, dan keterampilan lainnya. Adapun beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di MIN Mlangen antara lain: a. Pramuka Kegiatan pramuka ini dilaksanakan oleh siswa-siswa MIN Mlangen dari kelas III sampai V, dengan mengambil hari kamis siang sebagai waktu pelaksanaan. Kelas VI tidak diikutsertakan karena untuk siswa kelas VI telah dibebastugaskan dari kegiatan ekstrakurikkuler. Penanggungjawab pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini adalah Ibu Mutma’inah, S. Pd. I. b. Rebana Kegiatan ekstrakurikuler rebana ini diikuti oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai, dan kegiatan ini mengambil satu waktu siang hari yang diikuti oleh siswa kelas III sampai kelas V yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah dibentuk oleh sekolah berdasarkan kelas masing-masing. Ekstrakurikuler rebana ini diampu oleh Bapak Arif.
88
c. Seni baca tulis Qur’an Kegiatan ekstrakurikuler seni baca Qur’an diikuti oleh siswa kelas IIIV
kegiatan
ini
dilaksanakan
sesuai
jadwal
masing-masing
kelas.Penanggung jawab dari kegiatan baca tulis Qur’an adalah Bapak Muntoha. d. Olah Raga Kegiatan ekstrakurikuler olah raga ini mencakup bola voli dan tenis meja. Kegiatan ini dilaksanakan pda hari sabtu siang setelah jam pelajaran berakhir. Ekstrakurikuler olah raga diampu oleh Bagus Sulistyo 2.
Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan beserta siswa MIN Mlangen a. Keadaan guru MIN Mlangen Guru merupakan elemen yang terpenting dalam proses belajar dan mengajar karena gurulah yang mampu dan bisa dekat dengan peserta didik, gurulah yang mampu mengetahui kondisi peserta didik, sehingga pantas kiranya seorang guru dikatakan sebagai agen pembelajaran, dan gurulah sebagai salah satu faktor penentu akan peningkatan kualitas peserta didik. Oleh karena itu, sebuah keharusan untuk dilakkukan pembagian tugas bagi para guru untuk memudahkan dalam mendidik peserta didik, saat ini jumlah guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen memiliki 14 guru, dengan klasifikasi 11 guru PNS dan 3 guru non PNS. Adapun nama guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen sebagai berikut :
89
Tabel 4. Data jumlah guru MIN Mlangen Salaman No
Nama Guru
NIP
Jabatan
1 Nasichun, S. Pd. I
195905191983041001
Kepala Madrasah
2 Sholikah, S. Pd. I
196902011992022001
Guru
3 Salimah, S. Pd. I
197205202007012007
Guru
4 Nurul Fadhilah, S. Pd. I
197511082007012015
Guru
5 Nidaul Chasanah, S. Pd.I
197303042007102002
Guru
6 Mutma’ inah, S. Pd. I
197205172007102002
Guru
7 Purhisam Saputro
197301112007101002
Guru
8 Akhmad Fakhruddin, S. Pd. I
197806042007101002
Guru
9 Musdi, S. Pd. I
197312271998031002
Guru
10 Zul Wahniyati, S. Pd. I
-
Guru
11 Maryana, S, Pd
-
Guru
12 Bagus Sulistyo, S.E
-
Guru
b. Karyawan Karyawan merupakan tenaga non kependidikan yang tidak memiliki peran langsung dalam proses pembelajaran, akan tetapi tenaga yang membantu memperlancar kegiatan disekolah dalam mencapai tujuan pendidikan, adapun jumlah karyawan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen berjumlah 3 orang terdiri dari 2 orang pegawai tata usaha dan 1 orang pegawai keamanan. Di bawah ini tabel nama-nama pegawai tetap dan tidak tetap di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mlangen tahun 2013-2014.
90
Tabel 5 Daftar karyawan MIN Mlangen No
Nama
NIP
1
Agni Pratiwi
2
Sri Rokhayati
-
Tata Usaha
3
Ulia Rofik
-
Keamanan
198508102005012001
Jabatan Tata Usaha
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi MIN Mlangen Salaman
91
Dengan uraian tugas sebagai berikut : 1) Ketua Komite Nama
: Muslih Efendi
Fungsi dan Tugas
:
a)
Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia industri) dan pemerintah berkenaan
dengan
penyelenggaraan
pendidikan
yang
bermutu. c)
Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan
pendidikan
yang
diajukan
oleh
masyarakat. 2) Kepala Sekolah Nama
: Nasichun, S. Pd. I
Fungsi dan Tugas
:
a)
Kepala Sekolah selaku edukator Bertugas
Mengajar
Membimbing
di
karyawan,
kelas,
Membimbing
Membimbing
guru, siswa,
Mengembangkan staf, Mengikuti perkembangan IPTEK, Memberi contoh Bimbingan Konsling/ Karier yang baik, Mengatur perencanaan proses belajar mengajar secara cepat, tepat dan akurat.
92
b) Kepala Sekolah selaku manajer Bertugas
Menyusun
perencanaan,
Mengorganisasikan
kegiatan, Mengarahkan kegiatan, Melaksanakan pengawasan, Melakukan evaluasi terhadap kegiatan, Melakukan evaluasi terhadap kegiatan, Menentukan kebijaksanaan, Mengadakan rapat, Mengambil keputusan, Mengatur proses belajar mengajar, Mengatur administrasi: ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana prasarana, keuangan /RAPBS, Mengatur organisasi siswa intra sekolah (OSIS), Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait. c)
Kepala Sekolah selaku administrator Bertugas dalam Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengkoordinasian seluruh kegiatan yang ada di madrasah
d) Kepala Sekolah selaku supervisor Bertugas mengawasi atau memantau Proses belajar mengajar, Kegiatan bimbingan dan konseling, Kegiatan ekstrakurikuler, Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, Sarana dan prasarana, Kegiatan OSIS, e)
Kepala Sekolah selaku pemimpin (1) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggungjawab. (2) Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa. (3) Memiliki visi dan memahami visi sekolah. (4) Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah.
93
(5) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru. f)
Kepala Sekolah selaku inovator Melakukan
pembaharuan
di
bidang:
kegiatan
belajar
mengajar, bimbingan konseling, ekstrakurikuler, pengadaan. g) Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan. h) Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite sekolah dan masyarakat. i)
Kepala Sekolah selaku motivator (1) Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja. (2) Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk KBM dan BK. (3) Mengatur ruang laboratorium yang kondusif untuk praktikum. (4) Mengatur ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar. (5) Mengatur halaman/lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur. (6) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan. (7) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum
3) Waka Keuangan Nama
: Nidaul Chasanah
Fungsi dan Tugas
:
94
a)
Mempertanggungjawabkan penerimaan dan pengeluaran uang.
b) Mengadakan pemeriksaan keuangan dalam rangka serah terima dan pembuatan laporan tahunan. c)
Menyiapkan bukti-bukti kas untuk keperluan pemeriksaan keuangan.
4) Akademik & Kurikulum Nama
: Sholikah, S. Pd. I
Fungsi dan Tugas
:
a)
Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan
b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran c)
Menyusun
pembagian
program
penjabaran
(program
semester, program satuan pelajaran, dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum) d) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler e)
Menyusun kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian rapor dan STTB
f)
Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
g) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pelajaran h) Mengatur mutasi siswa i)
Melakukan supervisi administrasi dan akademis
j)
Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala
95
5) Waka Kesiswaan Nama
: Salimah, S. Pd. I
Fungsi dan Tugas
:
a)
Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b) Mengatur
dan
mengkoordinasikan
(Keagamaan,
Kebersihan,
pelaksanaan
Keamanan,
8
K
Ketertiban,
Kekeluargaan, Keindahan, Kerindangan, dan Kesehatan ) c)
Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi kepramukaan, palang merah remaja (PMR), kelompok ilmiah remaja (KIR), usaha kesehatan sekolah (UKS)
d) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah e)
Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi
f)
Membuat dan melaporkan statistik pendidikan
g)
Membukukan dan mengarsipkan data prestasi siswa
h) Mencatat data-data prestasi ujian nasional i)
Melayani legalisir
6) Waka Rumah Tangga Nama
: Nurul Fadilah, S. Pd. I
Fungsi dan Tugas
: Memberikan pengarahan siswa dalam belajar
a)
Mengarahkan siswa dalam bersosialisasi dengan masyarakat
b) Memberikan perlindungan kepada siswa
96
c)
Memperkenalkan dan mengajak siswa dalam kehidupan beragama.
d) Memberikan kasih sayang, perhatian dan rasa aman diantara siswa. e) Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam lingkungan sekolah. 7) Kepala Perpustakaan Nama
: Nidaul Chasanah
Fungsi dan Tugas
:
a)
Menyusun program kerja perpustakaan
b) Menyiapkan ketatausahaan surat menyurat perpustakaan c)
Memberi layanan sirkulasi buku-buku perpustakaan
d) Membantu tugas-tugas perpustakaan e)
Membantu tugas di kantor
f)
Pengetikan surat-surat
g) Mengisi data-data perpustakaan dan mendindingkan h) Menata ruang dan buku-buku perpustakaan 8) Litbang & Prestasi Nama
: Zul Wahniyati, S. Pd. I
Fungsi dan Tugas
:
a)
Menciptakan, merekayasa, dan mengembangkan inovasi teknologi
pembelajaran
dan
rekomendasi
kebijakan
97
pembangunan sumberdaya manusia MIN Mlangen di bidang pendidikan sesuai dinamika kebutuhan dewasa ini. b) Meningkatkan efisiensi dan percepatan diseminasi kepada para pengguna serta meningkatkan penjaringan umpan balik inovasi pendidikan/ pembelajaran. c)
Mengembangkan internasional
jaringan
dalam
kerjasama
rangka
nasional
penguasaan
IPTEK
dan dan
peningkatan peran Badan Litbang MIN Mlangen dalam pengembangan pembelajaran dan kualitas pendidikan. d) Mengembangkan kapasitas institusi MIN Mlangen Bekasi menuju
pengelolaan
litbang
yang
profesional
dan
berintegritas moral tinggi. e)
Memperbanyak
kuantitas
dan
meningkatkan
kualitas
penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan 9) Tata Usaha Nama
: Agni Pratiwi
Fungsi dan Tugas
:
a)
Mengkoordinator urusan Tata Usaha
b) Melengkapi isian buku induk pegawai c)
Pembuatan permintaan tunjangan keluarga
d) Pengetikan DP 3 Pegawai Negeri e)
Usul kenaikan gaji berkala
f)
Membuat usul penetapan angka kredit
98
g) Membuat usul menduduki jabatan h) Kurir kantor i)
Pengarsipan surat-surat
j)
Mencatat dan peningkatan kompetensi guru/karyawan
k) Menuliskan agenda kegiatan Kepala Sekolah l)
Mengerjakan tugas-tugas lain jika da perintah pimpinan yang bersifat insedentil.
10) Wali Kelas Wali Kelas adalah Guru yang membantu Kepala Sekolah untuk membimbing siswa dalam mewujudkan disiplin kelas, sebagai manajer dan motivator untuk membangkitkan gairah/minat siswa untuk beprestasi di kelas. Tugas pokok dan fungsi wali kelas sebagai berikut : a) Pengelola kelas b) Mengenal dan memahami situasi kelasnya. c) Menyelenggarakan Administrasikan kelas meliputi: (1) Denah tempat duduk siswa (2) Papan Absen siswa (3) Daftar Pelajaran di kelas (4) Daftar Piket Kelas (5) Struktur Organisasi Pengurus Kelas (6) Tata Tertib siswa di kelas, (7) Buku Kemajuan Belajar.
99
(8) Buku Mutasi Kelas. (9) Buku Peta Kelas (10) Buku Inventaris barang-barang di kelas (11) Buku Bimbingan kelas/ Kasus siswa (12) Buku Rapor (13) Buku Daftar Siswa Berprestai di kelas d) Memberikan motivasi kepada siswa agar belajar sungguhsungguh baik di sekolah maupun di luar sekolah. e) Memantapkan
siswa
di
kelasnya,
dalam
melaksanakan
tatakrama, sopan santun, tata tertib baik di sekolah maupun di luar sekolah. f)
Menangani/ mengatasi hambatan dan gangguan terhadap kelancaran kegiatan kelas dan atau kegiatan sekolah pada umumnya.
g) Mengerahkan siswa di kelasnya untuk mengikuti kegiatankegiatan sekolah seperti h) Upacara Bendera, Ceramah, Pertandingan dan kegiatan lanilla. i)
Membimbing siswa kelasnya dalam melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler (Peran serta kelas dalam hal pengajuan calon pengurus OSIS, pemilihan ketua kelas, pemilihan siswa berprestasi, acara kelas, dll).
j)
Melakukan Home Visit (kunjungan ke rumah / orang tua) atau keluarganya.
100
k) Memberikan masukan dalam penentuan kenaikan kelas bagi siswa di kelasnya. l)
Mengisi/membagikan Buku Laporan Pendidikan (Rapor) kepada Wali siswa.
m) Mengajukan saran dan usul kepada pimpinan sekolah mengenai siswa yang menjadi bimbingannya. n) Mengarahkan siswa agar peduli dengan kebersihan dan peduli dengan lingkungannya o) Membuat Laporan tertulis secara rutin setiap bulan. 11) Keamanan Nama
: Ulia Rofig
Fungsi dan Tugas
:
a) Mengisi buku catatan kejadian b) Mengantar/memberi petunjuk tamu sekolah c) Mengamankan pelaksanaan upacara, PBM, UNAS, Rapat d) Menjaga ketenangan dan keamanan sekolah siang dan malam e) Merawat peralatan jaga malam f) Melaporkan kejadian secepatnya, bila ada 12) Siswa Siswa wajib mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Fungsi dan Tugas
:
a) Belajar (1) Memahami dan mempelajari materi yang diajarakan
101
(2) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. (3) Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan dan mengerjakan PR jika Ada PR. b) Taat pada peraturan sekolah c) Patuh dan hormat pada guru d) Menuruti semua perintah guru. e) Menghargai guru. f) Memperhatikan jika diterangkan materi oleh guru g) Disiplin dalam sekolah dan belajar h) Menjaga nama baik sekolah c. Peserta Didik Siswa atau peserta didik merupakan subjek sekaligus obyek pendidikan memiliki peranan penting dalam dinamika sekolah/ madrasah, siswa juga menjadi unsur primer dalam pendidikan, oleh karena itu, segala aktivitas yang ada di sekolah secara mutlak diorientasikan untuk peneneman nilai dan pengembangan peserta didik untuk menghadapi kehidupannya di masa depan. Di bawah ini, akan kami deskripsikan kondisi peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Mlangen secara kuantitatif dalam tabel.
102
Tabel 6. Jumlah peserta didik MIN Mlangen Salaman Kelas IA IB II III IV V VI Jumlah
Laki-Laki 14 12 17 25 16 9 13 106
Perempuan 7 11 17 12 11 16 7 80
Jumlah 21 23 34 37 27 25 20 186
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa MIN Mlangen pada Tahun Ajaran 2013/2014 adalah 186 siswa. Tiap-tiap ruangan kelas rata-rata dihuni 17-25 siswa. Jumlah ini sudah lebih dari standart minimal siswa dalam I kelas yaitu 10 orang. Jumlah ini cukup baik bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif, sebab siswa tidak banyak dan juga tidak terlalu sedikit, sehingga guru bisa mengontrol siswa dengan baik dan mudah dari pada kelas dengan jumlah siswa yang banyak. 3.
Desain Pembelajaran PAI Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan di Madrasah Ibtidayah mengacu keputusan “Balai Diklat Keagamaan Semarang” meliputi mata pelajaran : a)
Al-Qur’an Hadist; mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam
membaca,
menulis,
membiasakan dan
menggemari Al-Qur’an dan Hadits serta menamkan pengertian,
103
pemahaman penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an Hadits untuk mendorong, membina dan membimbing akhlak dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Ruang lingkup dari mata pelajaran ini meliputi ; 1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur’an. 2) Hafalan surat- surat pendek 3) Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyanyangi anak, sholat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal sholeh. b) Aqidah Akhlaq. Mata pelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan dan menigkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang terpuji. Melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang aqidah akhlaq dan akhlaq islam. 1) Aspek keimanan 2) Aspek Akhlaq 3) Aspek Kisah Keteladanan c)
Fiqih. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hokum Islam secara terperinci dan menyeluruh,
baik berupa
dalil
104
naqli,
serta
melaksanakan
dan
mengamalkan
ketentuan
hukum islam dengan benar. Ruang lingkup mata pelajaran fiqih meliputi keserasian, dan keseimbangan antara: 1) Hubungan manusia dengan Alloh SWT 2) Hubungan manusia dengan alam lingkungan 3) Hubungan manusia dengan alam lingkungan d) Sejarah Kebudayaan Islam Mata pelajaran ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam, mendorong peserta didik untuk mengambil nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah serta nenanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlaq mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada. Ruang lingkup mata pelajaran ini meliputi : sejarah Arab pra Islam, sejarah Rosulullah SAW dan Khulafaur Rosyidin e)
Bahasa Arab Mata pelajaran bahasa arab bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis, memanfaatkan bahasa arab untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumbersumber ajaran. Islam dan mengembangkan pemahaman tentang saling keterikatan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.
105
Ruang lingkup pelajaran bahasa arab ini meliputi Kemampuan berkomunikasi yang meliputi mendengarkan (istina), berbicara (kalam), membaca (qiro’ah), dan menulis (kitobah). Implementasi
dari
kurikulum
diatas
diuraikan
sebagai
berikut: (1) Menjelaskan macam-macam ibadah wajib (2) Menjelaskan tata cara ibadah secara benar dengan menguraikan syarat, rukun dan sunah-sunahnya (3) Menjelaskan
beberapa
akhlak
mulia
dan
membiasakan
pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari (4) Menjelaskan
tata
cara
aturan
yang
harus
ditaati
dan
membiasakan dengan memberi contoh dan mengingatkan secara terus menerus sampai terbentuk sebuah kebiasaan perilaku disiplin (5) Membekali ilmu yang memadai sehingga mampu berprestasi tinggi 4.
Motivasi Masyarakat Mlangen Motivasi para wali murid yang menyekolahkan anaknya di MIN Sumberrejo sangat beragam, sebagian besar para wali murid termotivasi dalam pembelajaran agama yang diterapkan di MIN Sumberrejo. Berikut ini jawaban dari para wali murid dalam angket yang diberikan, diantaranya:
106
a.
Peran tenaga pendidik 1) Gurunya teliti 2) Guru-guru yang berpengalaman pada bidangnya 3) Tenaga pendidiknya sangat sabar 4) Guru-gurunya masih muda 5) Gurunya sabar dan ramah 6) Tenaga pengajar yang professional
b.
Desain Pembelajaran PAI 1) Agar anak kami bisa baca tulis, mengerti agama dan berbudi pekerti luhur yang kelak berguna bagi agama dan bangsa 2) Biar akhlaknya baik dan pintar 3) Bisa memperdalam ilmu keagamaan 4) Biar anak saya bertambah dalam mendalami agamanya 5) Pendidikan keagamaan baik 6) Menambah akhlak pada anak menjadi anak yang soleh mengerti tentang agama 7) Karena ada tambahan agama sehingga mempertebal ilmu agama 8) Untuk ikut membesarkan Islam Ala Aswaja 9) Mencetak kader Islam ala Aswaja 10) Supaya anak lebih terisi terarah pendidikan Islam 11) Untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih baik 12) Bisa membaca Al quran dengan benar dan lancar 13) Supaya anak dapat mengetahui sholat wajib dan sunah
107
14) Supaya anak mendapat bimbingan agama yang lebih kongkret 15) Melatih anak mandiri, Menjadi anak yang berbakti, membekali pondasi dalam bidang agama 16) Menjadikan anak yang cinta agama bangsa agama dan Negara 17) Pembelajaran agama yang memuaskan 18) Siswa lebih mendalami ilmu agama, menerapkan sopan santun, berbakti pada orang tua dan guru 19) Kegiatan keagamaan lebih utama 20) Banyak kegiatan agamanya agar anak berakhlak bagus 21) Bisa mengaji/menghafal Al Quran c.
Motivasi lain 1) Pendidikan formal tidak kalah saing dengan sekolah terpadu 2) Anak dapat belajar mengatur waktu antara belajar dan bermain 3) Agar anak berbekal disiplin dan tanggung jawab 4) Menghidupkan sekolah Islam 5) Kualitas lulusan sudah mulai meningkat 6) Sekolah sambil mengaji mengerti sopan santun, menghormati orang tua, disiplin 7) Karena pendidikan agama seimbang dengan pendidikan umum 8) Menciptakan SDM yang berkualitas, mengenal agama sejak dini 9) Pelajaran yang beraneka macam 10) Sekolahnya terus maju 11) Banyak kemajuan dan peningkatan
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab IV ini akan disajikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen. Adapun hasil penelitian yang akan disajikan adalah deskripsi data, pengujian alat ukur yang digunakan, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. A. Peran Tenaga Pendidik dan Desain Pembelajaran PAI di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen 1.
Di MIN Sumberrejo a. Deskripsi data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil angket yang diberikan kepada wali murid. Para wali murid menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan. Daftar pertanyaan terlampir dalam tabel.1. Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa MIN Sumberrejo ada 289 siswa. Jumlah populasi = 289 siswa n= n= = 74 MIN Sumberrejo terdapat 11 rombongan belajar, maka setiap rombongan belajar (kelas) diambil sampelnya 6-7 orang.
108
109
b. Pengujian alat ukur yang digunakan 1) Uji Validitas Dari uji validitas yang penulis gunakan semua item pertanyaan valid, karena r yang diperoleh diatas r tabel. (a) Item angket peran tenaga pendidik valid. Dalam tabel 22 (b) Item angket desain pembelajaran PAI valid. Dalam tabel 26 (c) Item angket motivasi wali murid valid. Dalam tabel 28 2) Uji Reliabilitas Dari data reliability statistic cronbach’s alpha diperoleh a)
Peran tenaga pendidik 0,890. Terlampir dalam tabel 23
b) Desain pembelajaran PAI 0,945. Terlampir dalam tabel 27 c)
Motivasi masyarakat 0,886. Terlampir dalam table 29
Dalam distribusi tabel r α = 0,05 maka reliabel karena r 11 lebih besar dari r tabel. 3) Korelasi Korelasi tenaga pendidik (x1) dan desain pembelajaran (x2) dengan motivasi masyarakat rx1 y = 0,159 terlampir dalam tabel 31 rx2 y = 0,103 terlampir dalam tabel 32 Hasil dari pengujian menyatakan bahwa ada hubungan antara tenaga pendidik (x1) dan desain pembelajaran PAI (x2) sangat kuat. Dengan bukti nilai r tidak dari harga -1 ≤ r ≥ +1. Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada
110
korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat kuat46. Di MIN Sumberrejo hasil koofisien korelasi rx1 y 0,159 dan rx2 y 0,103 menurut Riduan korelasinya sangat rendah. Sedangkan menurut Vicent kedua variabel berkorelasi positif. 2. Di MIN Mlangen a. Deskripsi data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil angket yang diberikan kepada wali murid. Para wali murid menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan. Daftar pertanyaan terlampir dalam tabel 1. Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa MIN Mlangen ada 186 siswa. n
=
n
= = 65
MIN Mlangen terdapat 7 rombongan belajar, maka setiap rombongan belajar (kelas) diambil sampelnya 6-7 orang. b. Pengujian alat ukur yang digunakan 1) Uji Validitas Uji Validitas Dari beberapa item pertanyaan yang diujikan pertanyaan tentang motivasi masyarakat semua valid, item pertanyaan desain pembelajaran valid, sedangkan item
46
75.
Riduan, Metode dan Teknik Penyusunan Proposal, Bandung: Alfabeta, 2012,
111
pertanyaan tentang peran tenaga pendidik yang tidak valid no. 3, 5 dan 8 serta telah diperbaiki.
2) Uji Reliabilitas Dari data reliability statistic cronbach’s alpha diperoleh a) Peran tenaga pendidik 0,766. Terlampir dalam tabel 40 b) Desain pembelajaran PAI 0,803. Terlampir dalam tabel 44 c) Motivasi masyarakat 0,900. Terlampir dalam table 48 Dalam distribusi tabel r α = 0,05 maka reliabel karena r 11 lebih besar dari r tabel. 3) Korelasi
Korelasi
tenaga
pendidik
(x1)
dan
desain
pembelajaran (x2) dengan motivasi masyarakat (y) rx1 y = 0,140 terlampir dalam tabel 50 r x2 y = 0,205 terlampir dalam tabel 53 Hasil dari pengujian menyatakan bahwa ada hubungan antara tenaga pendidik (x1) dan desain pembelajaran PAI (x2) dengan motivasi masyarakat (y) sangat kuat. Dengan bukti nilai r tidak dari harga -1 ≤ r ≥ +1. Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Di MIN Mlangen hasil
rx1 y 0,140
menurut Riduan koofisien korelasinya sangat rendah sedangkan rx2 y 0,205 maka korelasinya rendah. Sedangkan menurut Vicent kedua variabel berkorelasi positif.
112
Persamaan antara MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen hasil korelasi sama-sama diatas 0, MIN Sumberrejo 0,159 dan 0,103 sedangkan MIN Mlangen 0,140 dan 0,205.
Perbedaannya, MIN Sumberrejo item
pertanyaan yang diujikan/diberikan semuanya valid dan reliable. Sedangkan di MIN Mlangen ada beberapa pertanyaan yang tidak valid, yaitu terdapat pada pertanyaan peran tenaga pendidik nomor 3, 4, 5 dan 8 telah diperbaiki. B. Motivasi Masyarakat untuk Menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen 1.
Di MIN Sumberrejo a) Koofisien Parsial (1) Hubungan peran tenaga pendidik (x1) terhadap motivasi masyarakat (y). rx1 y = 0,126 terlampir dalam tabel 33 (2) Hubungan Desain Pembelajaran PAI (x2) terhadap motivasi masyarakat(y). rx2 y = 0,30 terlampir dalam tabel 34 (3) Hubungan Peran tenaga pendidik (x1) dan desain pembalajaran PAI (x2) rx1 x2 = 0,485 terlampir dalam tabel 35 b) Uji Korelasi bersama (x1, x2 –y) bivarian rx1 y = 0,159 rx2 y = 0,103 terlampir dalam tabel 36
113
c) Pengujian korelasi bersama x1,x2 – y parsial rx1x2-y = 0,477 terlampir dalam tabel 37 Menurut Riduan MIN Sumberrejo hasil koofisien korelasi parsial 0,477, maka korelasinya cukup kuat atau sedang. Uji signifikansi pengaruh x1 dan x terhadap y dengan rumus korelasi PPM . t=r
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x1 dan x2 terhadap y dengan rumus koofisien determinasi adalah kuadrat dari koofisien korelasi PPM yang dikalikan 100% KD = r2 x 100% rx1 y = 0,126
t = 1,069 KD = 1,58 %
rx2 y = 0,30
t = 2,66
KD = 9 %
rx1 x2 = 0, 485 t = 4,708 KD = 23,5% 2.
Di MIN Mlangen a. Koofisien Parsial (1) Hubungan peran tenaga pendidik (x1) terhadap motivasi masyarakat (y) rx1 y) = 0,140 terlampir dalam tabel 52 (2) Hubungan Desain Pembelajaran PAI (x2) terhadap motivasi masyarakat (y) rx2 y = 0,205 terlampir dalam tabel 53
114
(3) Hubungan Peran tenaga pendidik (x1) dan desain pembalajaran PAI (x2) rx1 x2 = 0,211 terlampir dalam tabel 55 b. Uji korelasi bersama bivarian x1 x2 -y rx1 y = 0,238 rx2 y = 0,187 terlampir dalam tabel 56 c. Pengujian korelasi x1 x2 y parsial r x1x2 y = 0,129 terlampir dalam tabel 57 Uji signifikansi pengaruh x1 dan x terhadap y dengan rumus korelasi PPM. t=r
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x1 dan x2 terhadap y dengan rumus koofisien determinasi adalah kuadrat dari koofisien korelasi PPM yang dikalikan 100% KD = r2 x 100% rx1 y = 0,140
t = 1,122
KD = 1,96 %
rx2 y = 0,205 t = 1,626
KD = 4,2 %
rx1 x2 = 0,211 t = 1,66
KD = 4,4 %
MIN Mlangen hasil koofisien korelasi parsial 0,129, maka korelasinya sangat rendah atau lemah. Meskipun hasil korelasinya sangat rendah terdapat hubungan antara peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran
115
PAI dengan motivasi masyarakat. Persamaan hasil korelasinya samasama diatas 0, baik korelasi parsial maupun korelasi ganda. Perbedaan di kedua Madrasah tersebut yaitu di MIN Sumberrejo kondisi masyarakat sudah beragam (muslim dan non muslim), berada di wilayah perkotaan, sehingga budaya masyarakat Sumberrejo juga sudah beragam (sudah banyak pendatang). Di MIN Mlangen kondisi masyarakat masih agamis, masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk menyekolahkan anaknya karena sudah memiliki dasar agama. C. Hubungan Peran Tenaga Pendidik dan Desain
Pembelajaran
PAI
dengan Motivasi Masyarakat untuk Menyekolahkan Anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen 1.
Di MIN Sumberrejo Dari hasil penelitian jawaban dari responden menunjukan sangat baik. a. Motivasi Wali murid MIN Sumberrejo (y) Nilai maksimum ideal
= 20 x 5 = 100
Nilai minimum ideal
= 20 x 1 = 20
Range
= 100-20 = 80
Jumlah kelas
=5
Interval
= 80:5 = 16
116
Tabel. 7 Intrepetasi presentasi data motivasi wali murid MIN Sumberrejo No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
60.00%
Interval 84-100 68-83 52-67 36-51 20-35
Frekuensi 39 33 1 1 0 74
Persentase 52,7% 44,6% 1,4% 1,4% 0,0% 100%
52.70% 44.60%
50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00%
1.40%
1.40%
0.00%
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
0.00% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Grafik. 1 Intrepetasi presentasi data motivasi wali murid MIN Sumberrejo b. Peran tenaga pendidik MIN Sumberrejo (x1) Nilai maksimum ideal
= 20 x 5 = 100
Nilai minimum ideal
= 20 x 1 = 20
Range
= 100-20 = 80
Jumlah kelas
=5
Interval
= 80:5 = 16
117
Tabel. 8 Intrepetasi presentasi data peran tenaga pendidik MIN Sumberrejo No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
70.00%
Interval 84-100 68-83 52-67 36-51 20-35
Frekuensi 46 27 0 1 0 74
Persentase 62,2% 36,5% 0,0% 1,4% 0,0% 100%
62.20%
60.00% 50.00% 36.50%
40.00% 30.00% 20.00% 10.00%
1.40%
0.00%
Cukup Baik Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
0.00%
0.00% Sangat Baik
Baik
Grafik. 2 Intrepetasi presentasi data peran tenaga pendidik MIN Sumberrejo c. Desain Pembelajaran PAI MIN Sumberrejo (x2) Nilai maksimum ideal
= 20 x 5 = 100
Nilai minimum ideal
= 20 x 1 = 20
Range
= 100-20 = 80
Jumlah kelas
=5
Interval
= 80:5 = 16
118
Tabel. 9 Intrepetasi presentasi data desain pembelajaran PAI MIN Sumberrejo No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
70.00%
Interval 84-100 68-83 52-67 36-51 20-35
Frekuensi 48 25 1 0 0 74
Persentase 64,9% 33,8% 1,4% 0,0% 0,0% 100%
64.90%
60.00% 50.00% 33.80%
40.00% 30.00% 20.00% 10.00%
1.40%
0.00%
0.00%
Cukup Baik Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
0.00% Sangat Baik
Baik
Grafik. 3 Intrepetasi presentasi data desain pembelajaran PAI MIN Sumberrejo 2.
Di MIN Mlangen Dari hasil penelitian jawaban dari para responden baik. a. Motivasi Wali murid MIN Mlangen (y) Nilai maksimum ideal
= 20 x 5 = 100
Nilai minimum ideal
= 20 x 1 = 20
Range
= 100-20 = 80
Jumlah kelas
=5
Interval
= 80:5
= 16
119
Tabel. 10 Intrepetasi presentasi data motivasi wali murid MIN Mlangen No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Frekuensi 29 38 0 0 1 68
Persentase 42,6% 55,9% 0,0% 0,0% 1,5% 100%
55.90%
60.00% 50.00%
Interval 84-100 68-83 52-67 36-51 20-35
42.60%
40.00% 30.00% 20.00% 10.00%
0.00%
0.00%
1.50%
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
0.00% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Grafik. 4 Intrepetasi presentasi data motivasi wali murid MIN Mlangen
b. Peran tenaga pendidik MIN Mlangen (x1) Nilai maksimum ideal
= 20 x 5 = 100
Nilai minimum ideal
= 20 x 1 = 20
Range
= 100-20 = 80
Jumlah kelas
=5
Interval
= 80:5 = 16
120
Tabel. 11 Intrepetasi presentasi data peran tenaga pendidik MIN Mlangen No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Interval 84-100 68-83 52-67 36-51 20-35
Frekuensi 19 49 0 0 0 68
Persentase 27,9% 72,1% 0,0% 0,0% 0,0% 100%
72.10%
80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00%
27.90%
30.00% 20.00% 10.00%
0.00%
0.00%
0.00%
Cukup Baik Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
0.00% Sangat Baik
Baik
Grafik. 5 Intrepetasi presentasi data peran tenaga pendidik MIN Mlangen
c. Desain Pembelajaran PAI (x2) Nilai maksimum ideal
= 20 x 5 = 100
Nilai minimum ideal
= 20 x 1 = 20
Range
= 100-20 = 80
Jumlah kelas
=5
Interval
= 80:5 = 16
121
Tabel. 12 Intrepetasi presentasi data desain pembelajaran PAI MIN Mlangen No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah
Interval 84-100 68-83 52-67 36-51 20-35
Frekuensi 31 34 0 0 0 68
Persentase 45,6% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100%
50.00% 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00%
45.60%
0.00% Sangat Baik
Baik
0.00%
0.00%
Cukup Baik Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Grafik. 6 Intrepetasi presentasi data peran tenaga pendidik MIN Mlangen Persamaan di kedua madrasah hubungan peran tenaga dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya baik. Perbedaannya pada intrepetasi presentasi data di MIN Sumberrejo sangat baik, sedangkan di MIN Mlangen baik. Alasan lain yang menyebabkan berbeda menurut penulis yakni kondisi wilayah Sumberrejo tergolong berada di kota dan masyarakat Sumberrejo masih abangan dalam hal
beragama,
sedangkan
wilayah
masyarakatnya masih sangat agamis.
Mlangen
di pinggir
kota
dan
122
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1.
Peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI sangat baik, sehingga menjadi daya tarik masyarakat di wilayah Mertoyudan dan Salaman mempercayakan pendidikan anaknya di MIN Sumberrejo Mertoyudan dan MIN Mlangen Salaman. Di MIN Sumberrejo dengan presentasi sangat baik, untuk peran tenaga pendidik 62,5%, desain pembelajarannya 64,9%. Sedangkan di MIN Mlangen presentasi data baik, untuk peran tenaga pendidik 72,1%, desain pembelajarannya 50%. Persamaan antara MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen hasil korelasi sama-sama diatas 0, MIN Sumberrejo 0,485 maka interpretasi koofisien korelasinya cukup sedangkan MIN Mlangen 0,211 interpretasi koofisien korelasinya rendah. Perbedaannya MIN Sumberrejo item pertanyaan yang diujikan/diberikan semuanya valid dan reliable. Sedangkan di MIN Mlangen ada beberapa item pertanyaan yang tidak valid, yaitu terdapat pada pertanyaan peran tenaga pendidik nomor 3, 4, 5 dan 8 telah diperbaiki.
2.
Tingkat motivasi masyarakat juga tinggi untuk menyekolahkan anaknya di kedua Madrasah Ibtidaiyah Negeri tersebut. Dengan bukti bahwa selalu ada peningkatan jumlah siswa dari tahun ke tahun, setelah diterapkan desain pembelajaran tersebut. Di MIN Sumberrejo presentasi
123
motivasi wali murid sangat baik 52,7%, sedangkan di MIN Mlangen presentasi wali murid baik mencapai 55,9%. Persamaan hasil korelasinya sama-sama diatas 0, baik korelasi parsial maupun korelasi bivarian. Perbedaan di kedua Madrasah tersebut yaitu di MIN Sumberrejo kondisi masyarakat sudah beragam (muslim dan non muslim), berada di wilayah perkotaan, sehingga budaya masyarakat sumberrejo juga sudah beragam (sudah banyak pendatang). Di MIN Mlangen kondisi masyarakat masih agamis, masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk menyekolahkan anaknya karena sudah memiliki dasar agama. 3.
Hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak di MIN Sumberrejo dan MIN Mlangen Salaman terjalin dengan
baik.
Setiap program
pembelajaran yang diterapkan selalu mendapat respon yang baik di kedua masyarakat tersebut. Dibuktikan dengan hasil koofisien korelasi parsial di MIN Sumberrejo 0,477 maka interpretasi koofisien korelasi cukup sedangkan di MIN Mlangen koofisien korelasi parsial 0,129 . maka interpretasi koofisien korelasi sangat rendah. Persamaan di kedua madrasah hubungan peran tenaga dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya baik. Perbedaannya pada intrepetasi presentasi data di MIN Sumberrejo sangat baik dengan bukti interval 16 persentasi 52,7%, sedangkan di MIN Mlangen baik interval 16 persentasi 55,9%. Alasan lain yang menyebabkan berbeda menurut penulis yakni kondisi wilayah Sumberrejo tergolong berada di kota dan masyarakat Sumberrejo masih abangan dalam hal beragama,
124
sedangkan wilayah Mlangen di pinggir kota dan masyarakatnya masih sangat agamis. B. Saran 1.
Bagi Guru Seorang guru merupakan pendidik yang berfungsi sebagai pengajar juga sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar. Maka seorang guru harus meningkatkan kualitas pembelajarannya, diantaranya: a.
Peningkatan kemampuan guru (Menguasai kurikulum dan perangkat pembelajaran, penguasaan materi bidang studi, penguasaan metode dan teknik penilaian, komitmen atau kecintaan guru terhadap tugasnya dan disiplin).
2.
b.
Pemanfaatan lingkungan, prasarana dan sarana.
c.
Pengembangan tes dan evaluasi belajar.
d.
Hubungan sekolah dengan masyarakat.
Bagi Masyarakat Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya. Dengan demikian di pundak mereka terpikul keikutsertaan membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak. Ini berarti bahwa pemimpin dan penguasa dari masyarakat ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Demikian pula sebagai orang tua harus bisa memilih kualitas sekolah tempat menyekolahkan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Makmur. Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2010. Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. David A. Jacobsen. Methods for Teaching. Terj. Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Eggen, Paul. Strategies for Teachers. London: prentice hall inc englewood cliffs. new jersey 07632 page 146. Elfindri. Soft Skill untuk Pendidik. Baduose Media, Panitra Offset, 2010. Fandi, Haryanto. Desain Pembelajaran Yang Demokratis & Humanis. Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011. Harsanto, Ratno. Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius, 2007. Hidayatullah, Furqon. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009. Hijau hitam, Indonesia. Minat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya. http: Indonesia-hijauhitam. Blogspot.com/2010/03, diakses 6/10/14. Khouli, M. Ali. Asalib Tadris Al Lughoh Al Arobiyah. Cetakan kedua, 1986. LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Yogya. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Tahun 2013. Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosda Karya, 2008. Munthe, Bermawi. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2013. Musbikin, Imam. Guru Yang Menakjubkan. Jogjakarta: Buku Biru, 2010. Mutomimah. Peran Guru dalam Meningkatkan Pembelajaran PAI. Lib. Uin. Malang. Ac.id. Diakses tanggal 10/11/2013. Nurdin, Muhamad. Kiat menjadi Guru Profesioanal. Yogyakarta: Az Ruzz Media, 2010.
127
128
Prabowo, Sugeng Listyo. Perencanaan Pembelajaran. Press, 2010.
Malang: UIN Maliki
Ramayulius. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2005. Riduan. Metode & teknik penyusunan proposal penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012. Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Romli, Muh. “Manajemen Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus MIN Malang IJI Bandung.Melaluihttp://lib.uin.Malang.ac.id/files/thesis/chapter_iv/0429 0012.pdf (12/12/13). Rusdi, Muhamad Fath. Peran Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diakses tanggal 13/12/2013. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo, 2009. Sidik, Muhamad. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)”, http://sumut.kemenag.go.id/file/file/ST/isqu1333968562.pdf diakses tanggal 12/12/2013. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara, 2004. Suparlan. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat, 2005. Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara, 2008. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Yamin, Martinis. Taktik mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada, 2001.
129
BIOGRAFI PENULIS
Akhri Istianah, NIM M1. 12. 020, berjenis kelamin perempuan lahir di Magelang 8 November 1978, alamat email
[email protected], mengambil program studi Magister Pendidikan Agama Islam. Dia menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Girirejo 1 Tempuran pada tahun 1991, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Tempuran pada tahun 1994, Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 2 Magelang pada tahun 1997, Diploma II STAIN Salatiga pada tahun 2002, Universitas Terbuka (UT) pada tahun 2006. Riwayat mengajar, mulai mengajar (wiyata bakti) pada bulan juli 2002 di SD Mertoyudan 3 selama 1 tahun, kemudian pindah mengajar di MIN Sumberrejo Mertoyudan pada bulan juli 2003. Diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2007 di MIN Sumberrejo, sedangkan Penegriannya pada tahun 2010 masih di MIN Sumberrejo sampai sekarang.
130
Tabel 59 Interpretasi Koofisien Korelasi Nilai r menurut Riduan Interval koofisien
Tingkat pengaruh
0,80 -1,000
Sangat tinggi
0,60 – 0,799
Tinggi
0,40 – 0,599
Cukup
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat rendah
131
132
133
134
135
MIN MLANGEN
136
137
138
141
141
141
142