MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI DAN KONSTITUSI PERTAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DI KELAS VII-B SMP NEGERI 2 TANJUNG ABSTRACT Eka Sastia Emilia, 2013. Improving Learning Outcomes Activities and Civic Education Materials Nature and Significance of Law in Civics Lesson Through Example Non Example Model in Class VII-B SMP Negeri 2 Tanjung. Thesis Program Pancasila and Citizenship Education Study, Department of Social Sciences FKIP University of Lambung Mangkurat. Counselor (I) Wahyu, (II) Mariatul Kiptiah. Keywords: Activity, learning outcomes, learning models Example Non Example During this learning process Civics class VII-B SMP Negeri 2 Tanjung tend not achieve results as expected. It is seen from the class average is still below the specified minimum completeness criteria ie 65. This is because the more dominant teachers use the lecture method (narrative technique) in the implementation of learning activities that are less effective in improving student learning outcomes in a follow Civics lesson. The research objective is: (1) To determine the improvement of learning activities Civics Example Non Example model, (2) To determine the increase in student learning outcomes as applied learning Civics Model Example Non-Example. Data collection techniques used were observation and achievement test which is done through several cycles, the cycle I and cycle II. The method used was action research. Action research was conducted in two cycles, the first cycle of two meetings and two meetings the second cycle. The experiment was conducted in a class VII-B SMP Negeri 2 Tanjung. The number of students who studied there were 30 people, consisting of 16 men and 14 women. Analysis of the data used in quantitative view of the presentation. These results indicate: (1) The application of learning using Example non Example models can enhance the activity of teachers of first cycle both categories into a category very well in the second cycle, (2) application of learning using Example non Example models can improve learning outcomes can be seen in Civics attainment of minimal classical completeness there in the first cycle is low with a percentage of 23% pretest and post-test 76%, after allowing for the second cycle to obtain improved results with persantase mastery 86% pre-test and post-test by 90%. Researchers suggested the teachers should be able to apply a variety of learning models, particularly models Example Non Example. Learning model is shown to increase the activity and learning outcomes.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 yang memungkinkan mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang pendidikan banyak faktor yang turut mempengaruhi seperti: penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, input, proses dan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif serta aktivitas para siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah
menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan. Beberapa masalah belajar siswa di kelas VII-B menurut guru PKn kelas VII sangat rendah, indikatornya ketika pelajaran disampaikan banyak siswa yang tidak menyimak pelajaran misalnya mengobrol, tidak fokus dalam mendengarkan materi misalnya melamun, mengerjakan tugas yang diberikan dengan terpaksa dan tidak sungguh-sungguh, ketika diberi pertanyaan banyak yang tidak bisa menjawab, dan diberi kesempatan bertanya respon yang diberikan hanya diam. Secara jelas banyak siswa mendapatkan nilai akhir semester tidak mencapai standar ketuntasan minimal yang sudah ditentukan sekolah yaitu 65. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pasal 1 Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
Sependapat
dengan
pernyataan
tersebut
Soetomo
(1993:68)
mengemukakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sementara belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebisaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain”. 2. Proses Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata proses bermakna suatu runtutan perubahan peristiwa dalam sesuatu perkembangan selain itu juga merupakan suatu rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Sedangkan pembelajaran yang telah diuraikan sebelumnya dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu. Sehingga dapat disimpulkan yang dimaksud proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara pendidik dan peserta didik untuk berbagi dan mengolah
informasi
dengan
tujuan
agar
pengetahuan
yang
terbentuk
terinternalisasi dalam diri peserta didik dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak
harus melibatkan 3 aspek kompetensi yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif. 3. Aktivitas Belajar Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru supaya anak didik belajar. Dalam pengajaran, anak didiklah yang menjadi subjek. Dialah yang belajar dengan melakukan kegiatan belajar. Agar anak didik berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran, yang menuntut anak didik banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti anak didik dibebani banyak tugas. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. 4. Hasil Belajar Hasil
belajar
merupakan
perubahan
perilaku
yang
diperoleh
pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Secara sederhana hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa sekolah yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai hasil suatu individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya ataupun Biasanya
hasil belajar dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan dicapai pada periode-periode tertentu. 5. Model Example Non Example Metode Example Non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Model Example Non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Strategi
yang
diterapkan
dari
metode
ini
bertujuan
untuk
mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas. B. Kerangka Pemikiran Siswa perlu memiliki aktivitas dalam belajar. Dengan aktivitas yang tinggi maka hasil belajar siswa meningkat. Rendahnya aktivitas belajar siswa
merupakan salah satu permasalahan umum yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kaitannya dengan mata pelajaran, bidang studi PKn dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menarik dan membosankan sehingga hasil belajar PKn cenderung rendah. Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn yang rendah salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Example Non Example dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan dapat dinyatakan hipotesis penelitian ini yakni Jika diterapkan Model Example Non Example dalam proses pembelajaran di kelas, Prestasi Belajar siswa mata pelajaran PKn materi Proklamasi Dan Konstitusi Pertama akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn sekaligus menciptakan proses pembelajaran menjadi student centered. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMPN 2 Tanjung yang beralamat Jl. Jaksa Agung Soeprapto No. 13 Tanjung 71513 Kabupaten Tabalong semester 1 tahun ajaran 2011/2012. Adapun subjek tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B yang berjumlah 36 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Alasan pengambilan kelas VII-B, karena VII-B memiliki aktivitas dan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas VII lainnya. Padahal dalam proses
pembelajaran guru PKn dikelas tersebut tidak memiliki perbedaan saat mengajar dengan kelas lainnya. B. Variabel yang Diselidiki Variabel menjadi sasaran PTK dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar Menggunakan Model Example Non Example Pada Mata Pelajaran PKn Materi Proklamasi Dan Konstitusi Pertama di Kelas VII-B SMP Negeri 2 Tanjung sebagai berikut: 1. Variabel input yakni guru dan siswa Kelas VII-B SMP Negeri 2 Tanjung Pada Mata Pelajaran PKn Materi Proklamasi Dan Konstitusi Pertama. 2. Variabel proses yakni aktifitas proses pembelajaran PKn Materi Proklamasi Dan Konstitusi Pertama di Kelas VII-B SMP Negeri 2 Tanjung Menggunakan Model Example Non Example. 3. Variabel output yakni hasil belajar PKn melalui Model Example Non Example Pada Mata Pelajaran PKn Materi Proklamasi Dan Konstitusi Pertama di Kelas VII-B SMP Negeri 2 Tanjung. C. Instrumen Menurut Wahyu (2009:49) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian angka yang akan diproses secara statistik dan dideskripsikan secara deduksi yang berangkat dari teori-teori umum, lalu dengan observasi untuk menguji validitas keberlakuan teori tersebut ditariklah kesimpulan.
Penelitian ini berjudul Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Proklamasi Dan Konstitusi Pertama Dalam Pelajaran PKn Melalui Model Example Non Example di Kelas VII-B SMP Negeri 2 Tanjung, memiliki instrumen yaitu: D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan PTK. Yakni penelitian yang menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata, yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memberbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mengajar PKn. PTK ini diterapkan atas tindakan yang terdiri atas beberapa siklus, dimana masing masing siklus terdiri dari beberapa tahap. Tahapan kegiatan dari siklus dimana dalam rancangan PTK pada siklus pertama adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Observasi dan Evaluasi 4. Analisis dan Refleksi E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber Data Sumber data diambil dari guru dan siswa. Dari guru berupa tes awal dan dari siswa berupa data hasil tes pada akhir materi. 2. Teknik dan alat pengumpulan data Pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes dan observasi.
a) Tes, menggunakan instrument soal untuk mengukur hasil observasi belajar siswa. b) Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar PKn. c) Dokumentasi,
ini
dilakukan
untuk
mengumpulkan
data
dalam
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran Example Non Example. F. Analisis dan Interprestasi Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk
melihat
kecendrungan
yang
terjadi
dalam
kegiatan
pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata tes formatif, pretes dan post test dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example. G. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : 1. Jika dari seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan, taraf penguasaan 75% siswa mencapai 75% dari materi yang diajarkan (Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan, 2004). 2. Jika dari seluruh tindakan pembelajaran yang dilakukan, nilai hasil belajar siswa lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswa tahun pelajaran 2010/2011 SMPN 2 Tanjung yang bernilai 65.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung yang beralamat Jln. Jaksa Agung Suprapto No.13 Tanjung Kabupaten Tabalong. SMPN 2 Tanjung didirikan pada tahun 1976/1977, dengan bangunan permanen, cukup terawat dengan luas tanah 5.911 m2 dan luas bangunan 1.981 m2 1. Siklus Pertama a. Refleksi hasil observasi guru Dari hasil observasi guru pada siklus I, terlihat perubahan yang terjadi dari pertemuan ke I dan II tidak terlalu signifikan yakni dari yang sebelumnya rata – rata kualifikasi skor 3,16 menjadi 3,45 ini berarti tindakan guru selama mengajar hanya mengalami perubahan yang sedikit, sehingga persentase keseluruhan untuk observasi guru hanya sekitar 66% yang berarti masih belum mencapai kualifikasi yang maksimal sesuai indikator yang ditentukan.
b. Refleksi hasil observasi siswa Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer terhadap kegiatan siswa melalui lembar observasi siswa untuk siklus I yang terdiri
dari
dua
kali
pertemuan,
juga
belum
mengalami
perubahan/kemajuan yang signifikan, hal ini dapat dilihat pada Dari tabel 4.2 di atas tentang pengamatan aktifitas pembelajaran siswa pada siklus I dimana kegiatan positif siswa memiliki persentasi sebesar 24% sedangkan untuk kegiatan negatif memiliki persentasi sebesar 34% dengan jumlah persentase rata – rata keseluruhan siklus I sebesar 58%. c. Hasil prestasi belajar pada siklus II Nilai rata-rata PKn di kelas VII-B dari tabel 4.3 di atas tentang hasil belajar siswa pada siklus I yang pada sebelumnya dilakukan pretest diperoleh rata-rata sebesar 56,3 dengan ketuntasan klasikal 23% setelah dilaksanakan pembelajaran kemudian diberikan post test diperoleh rata-rata nilai 66,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 76%. 2. Siklus Kedua a. Refleksi hasil observasi guru Berdasarkan data hasil observasi guru untuk siklus II, dapat dilihat telah terjadi peningkatan dibandingkan yang sebelumnya pada siklus I dengan angka rata-rata kualifikasi skor sebesar 3,1 dan pertemuan II rata-rata kualifikasi skor sebesar 3,4 dengan persentase rata – rata siklus sebesar 86%, sehingga dari data tersebut menunjukan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan model Example non example di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II sudah menunjukkan hasil yang memuaskan. b. Refleksi hasil observasi siswa Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer terhadap kegiatan siswa melalui lembar observasi siswa untuk siklus ke II, peningkatan aktifitas siswa yang terjadi sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan, hal ini dapat dilihat dari siklus II pada pertemuan I rata-rata kualifikasi skor sebesar 3,8 dan pertemuan II rata-rata kualifikasi skor sebesar 4,0 dengan jumlah persentasi keseluruhan sebesar 78% c. Hasil prestasi belajar pada siklus II Setelah
dilaksanakan
pembelajaran
menerapkan
model
Example Non Example, pada materi pokok makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama, rata-rata kelas mengalami kenaikan yang cukup siginifikan yang mana ketuntasan minimal yang diharapkan sudah mencapai target yang mana ketuntasan minimal yang diharapkan sudah dicapai siswa sebesar rata-rata nilai 78,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90%
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Aktivitas Pembelajaran Guru Menggunakan model Example Non Example di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung 1. Aktivitas Guru Siklus I
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran guru pada pertemuan I dan II yang hasilnya tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Sebab dalam hal pembelajaran guru masih tidak menggunakan model pembelajaran. Selain itu guru yang kurang memperhatikan murid saat menjelaskan materi yang disampaikan sehingga mereka ada yang asyik dengan kesibukan mereka sendiri.
Pengamat menilai bahwa guru masih belum sepenuhnya berhasil melaksanakan pembelajaran yang bermanafaat untuk anak didiknya sebab guru masih terlihat canggung dalam menerapkan startegi pembelajaran baru ini karna terbiasa melakukan proses pembelajaran narrative technique.
2. Aktivitas Guru Siklus II Berdasarkan data hasil observasi guru untuk siklus II, akan di interpretasikan sebagai berikut : a. Aktivitas pembelajaran guru PKn kelas VII-B SMPN 2 Tanjung pada siklus I yakni 66%.
b. Aktivitas pembelajaran guru PKn kelas VII-B SMPN 2 Tanjung pada siklus II meningkat menjadi 84%. Hal ini menunjukkan, hasil dari catatan observer sudah menunjukkan hasil peningkatan di tiap tahapnya. Peningkatan aktiftas guru dalam pengelolaan kelas yang terjadi dari siklus I ke siklus II, dikarenakan pada pembelajaran PKn dimulai dengan bermuara menentukan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran kemudian model pembelajaran yang semua hal itu meskipun berbeda akan tetapi dalam proses pembelajaran akan terangkai menjadi satu kesatuan utuh. B. Aktivitas Pembelajaran Siswa dalam penerapkan Menggunakan model Example Non Example yang dilakukan oleh guru di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung 1. Siklus I Peneliti beranggapan bahwa hal tersebut dikarenakan rendahnya pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sebab masih berifat onecommuncation. Hasil pengamatan kegiatan siswa secara individu dapat digambarkan sebagai berikut : a. Siswa kelas VII-B SMPN 2 ketika guru melakukan motivasi masih banyak kurang tanggap terhadap apa yang di tanyakan guru. b. Siswa kelas VII-B SMPN 2 ketika proses pembelajaran masih banyak siswa yang pasif, dalam hal mengemukakan pertanyaan maupun
pendapatnya, bahkan ada anak yang asyik dengan kesibukannya sendiri tanpa memperhatikan pelajaran. c. Siswa kelas VII-B SMPN 2 ketika terlihat siswa yang masih tidak tertarik dengan pelajaran PKn yang dianggap membosankan. Meskipun perhatian mereka mulai dari awal pembelajaran sampai pada 30 menit pertama sudah bagus, akan tetapi makin menuju menit terakhir dari menit ke 30 mereka mulai mencari kesibukan mereka sendiri, karena ada kejenuhan dalam proses pembelajaran tersebut. d. Siswa kelas VII-B SMPN 2 tidak mengatahui Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran justru yang tidak dilakukan oleh guru sehingga aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan dan keterampilan dari nilai-nilai yang disampikan dari materi pelajaran cenderung belum bisa dikaitkan dan diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-harinya. 2. Siklus II Model Example Non Example yang ditunjukkan dengan toleransi siswa terhadap masyarakat berdasarkan kasus yang dikenakannya lebih meningkat. Siswa terlihat ebih tertarik untuk mempelajari mata pelajaran PKn daripada sebelumnya. Dari segi penilaian statistik juga terjadi peningkatan. Ini membuktikan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru sangat mempengaruhi terhadap aktitas pembelajaran siswanya. Dimana
dalam siklus II Aktivitas pembelajaran siswa VII-B SMPN 2 Tanjung pada materi suasana kebatinan UUD 1945 memiliki hal sebagai berikut : a. Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung mengikuti pelajaran lebih antusias dibandingkan sebelumnya. b. Siswa Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung mulai berperan aktif dalam mengikuti pelajaran. c. Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung mulai berusaha untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari. d. Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung juga mampu secara optimal untuk mengkonstruksi diri sendiri
agar mampu saling bekerja sama dengan
siswa lainnya. e. Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung menunjukkan keaktifannya dalam mengerjakan tugas. f. Siswa VII-B SMPN 2 Tanjung secara berkelompok belajar siswa mampu dilakukan dengan baik. C. Hasil Belajar PKn Siswa dalam penerapkan Menggunakan model Example Non Example yang dilakukan oleh guru di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung 1. Siklus I Hasil belajar siswa pada siklus 1 belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yakni :
a. Pre test dengan rata-rata kelas 56,3 dengan ketuntasan minimal yang dicapai hanya 23%. b. Post test dengan rata-rata kelas 66,5 dengan ketuntasan minimal yang dicapai menjadi 76%. 2. Siklus II Prestasi belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan dari penelitian yang telah ditetapkan dengan menerapkan menggunakan model Example Non Example, yakni : 1) Pre test dengan rata-rata kelas 65,1, ketuntasan minimal yang dicapai 86%, 2) Post test dengan rata-rata kelas 78,5, ketuntasan minimal yang dicapai menjadi 90%. Bedasarkan hal diatas perolehan data hasil pembelajaran kelas VII-B SMPN 2 Tanjung pada materi pokok Makna Proklamasi dan Konstitusi Pertama yang berlangsung saat siklus I dan II, maka Persentase hasil belajar siswa pada siklus I dan II pada data diagram diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan menggunakan model Example Non Example mampu meningkatkan nilai pembelajaran PKn di kelas VII-B SMPN 2 Tanjung.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Aktivitas pembelajaran guru menggunakan model Example Non Example dikelas VII-B SMPN 2 pada materi pokok makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama yang dilakukan telah sesuai dengan aspek-aspek aktivitas dalam pendekatan menggunakan model Example Non Example dan termasuk dalam kualifikasi cukup baik sebab mengalami perubahan dari rendah hingga meningkat. Dari persentasi siklus I sebesar 66% dan meningkat pada siklus kedua menjadi 84%. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran penerapan pembelajaran pendekatan menggunakan model Example Non Example dikelas VII-B SMPN 2 pada materi pokok makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama juga mengalami peruabahan, yakni dari persentasi pada siklus I sebesar 58% dan mengalami peningkatan lebih baik pada siklus II dengan persentasi sebesar 81%. 3. Hasil belajar PKn siswa menggunakan model Example Non Example dikelas VII-B SMPN 2 pada materi pokok makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama yang dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar PKn siswa pada pencapaian ketuntasan belajar yang diperoleh melalui Pos Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran disetiap siklus. Peningkatan ketuntasan belajar tersebut dapat dilihat pada pencapaian ketuntasan klasikal
minimal yang pada siklus pertama masih rendah dengan persentasi pretest 23% dan post test 76%, setelah diadakan refleksi mengenai pembelajaran pada siklus kedua memperoleh peningkatan hasil ketuntasan dengan persentase pretest 86% dan post test sebesar 90%. B.
Saran 1. Bagi siswa disarankan agar mengikuti pembelajaran di kelas dengan seksama dalam memperhatikan penjelasan guru, mengikuti, bekerja sama dan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga ketika guru mengadakan evaluasi siswa siap dan memperoleh hasil belajar sesuai yang diharapkan. 2. Kepada guru PKn disarankan dapat menjadikan model pembelajaran Example Non Example sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran PKn. 3. Bagi kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam penerapan pembelajaran model Example Non Example karena pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 4. Bagi Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar mahasiswa dan mahasiswi lulusan program studi PKN dapat menerapkan model-model pembelajaran yang beranekaragam, sehingga dapat menciptakan lulusan yang bukan hanya berprestasi akademik tapi juga mampu berinovatif, berkreatif dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA Ahsan, Mc. 2001. Kepribadian Guru. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Anwar, 2004. Kompetensi Personal Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arikunto,Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djahiri, 2007. Sikap Demokratis peserta didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kandar, Endang. 2008. Guru Kreatif. ( Online ), (http://guru kreatif,.htm, diakses pada 15 desember 2011) Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Notoatmdjo, 2007. Pengertian Sikap dan teori sikap. Jakarta: Sinar Grafika. Saifuddin, Azwar. 1988. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Sugiyono, 2010. Metodelogi Penelitian kuantitatif. Jakarta : Bumi Arkasa. Suparno, Agus. 2008. Teori Demokrasi. ( Online ), (http:// teori demokrasihtm, diakses pada 13 desember 2011) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: PT. Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: PT. Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: PT. Citra Umbara. Wahyu, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Banjarmasin: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Pascasarjana Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pascasarjana Magister Administrasi Publik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Wahyu, et.al, 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Program Sarjana (S1). Banjarmasin: Pustaka Banua. Yusuf, Slamet. 2001. Kepribadian Guru. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Zakariah, Dardjat. 1982. Psikology Kepribadian Guru. Jakarta: PT. Rineka Cipta.