KEPEMIMPINAN PERGURUAN TINGGI (Sudjarwadi, 30 Nopember 2013) Dua kalimat dikutip dari surat panitia Seminar dan konggres INDOSTAFF 2013 tentang Peranan Perguruan Tinggi Indonesia Dalam Menghadapi Asean Single Community 2015. 1. Seminar dengan tema "Persiapan Perguruan Tinggi lndonesia dalam menghadapi ASEAN Single Community 2015" 2. Sebagai pembicara tamu yang memberikan penjelasan tentang kepemimpinan perguruan tinggi dalam menghadapi ASEAN Single Community (ASC) tahun 2015.
Tahun 2015 sudah sangat dekat, ibarat besuk pagi dalam rentang waktu hitungan program dan kegiatan perguruan tinggi. Uraian di sini memilih orientasi pada kepemimpinan perguruan tinggi secara umum dan sekaligus dikehendaki sebagai sumber inspirasi dalam menghadapi ASC 2015. Kepemimpinan perguruan tinggi Indonesia menghadapi ASC 2015 jawabnya sudah jelas yaitu: meneruskan peningkatan mutu komprehensif dengan jauh lebih cepat dari yang biasanya, menuju sasaran-sasaran tepat dengan landasan komprehensif. Landasan itu mulai dari pemahaman aspek filosofis pendidikan tinggi sampai detil-detil operasional di garis depan. Setiap perguruan tinggi wajib diberi bekal tambahan pengetahuan, wawasan dan tekad bulat serta komitmen untuk menemukan maksimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki. Hal itu tidak boleh hanya di wacana konsep-konsep, namun harus berupa delivery program dan kegiatan yang memberi pencerahan sampai contoh yang menunjukkan detil persoalan dan solusi terbaiknya. Orang sering berucap ‘the evil is the detail’. Pimpinan perguruan tinggi perlu diberi tambahan bekal itu, untuk percepatan aktualisasi dirinya setelah terpilih menjadi organ pimpinan perguruan tinggi. Mungkinkah itu dapat dilakukan? Kita coba dulu melakukan refleksi pada beberapa butir informasi sebagai pertimbangan dalam memberikan jawaban: bisa atau tidak bisa, atau bimbang antara bisa dan tidak bisa.
A. Sedikit gambar keyakinan manusia bijaksana tentang proses pencerahan membangkitkan kecerdasan Pak Ken Sutanto beberapa tahun yang lalu berkunjung memberi ceramah di Jakarta. Saat itu beliau yang berasal dari Surabaya, Indonesia, bekerja di Universitas Waseda Jepang. Pak Ken Sutanto memaparkan pengalaman dan keyakinannya yang berdasar evidence bahwa kita ini hampir semuanya hanya berhasil membangkitkan kurang dari 10% potensi kecerdasan yang berada dalam diri kita. potensi sangat tinggi itu ada, namun belum sukses dibangkitkan menjadi operasional. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa orang-orang bijak India kuno sejak sebelum tahun masehi telah mengetahui bahwa dalam diri setiap manusia tersimpan potensi kecerdasan sangat tinggi, namun hanya sedikit manusia yang dapat membangkitkan potensi kecerdasan amat tinggi itu menjadi aktualisasi yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk dan alam. Para leluhur kita di ratusan suku-suku di Indonesia telah memberi contoh proses pembelajaran menuju pencapaian kecerdasan sangat tinggi itu melalui tepekur, bersamadhi, meditasi, berzikir, merenung, refleksi, dan berbagai cara belajar pilihannya berdasar akumulasi pengetahuan eksplisit dan tasit yang dimiliki dan telah berkombinasi melalui suatu proses. Pencapaian aktualisasi kecerdasan tinggi itu ada di Indonesia dan sebagian telah menjadi panutan melalui penerapan ilmu yang diantaranya berupa kearifan lokal. Dalam perkembangan sejarah kehidupan manusia keadaan berubah dari waktu ke waktu melalui suatu proses. Kondisi alam berubah, ilmu dan teknologi berkembang, tatanan sosial budaya dan ekonomi manusia berubah,.... terjadi banyak perubahan. Diperlukan kelahiran kearifan lokal tambahan pada setiap zaman, pada zamannya masing-masing sebagai keberlanjutan mutu terbaik atas kearifan lokal sebelumnya.
1
Sejatinya, perguruan tinggi dapat berperan melahirkan kearifan lokal tambahan yang diperlukan oleh tuntutan perubahan zaman itu. Dapatkah dibangun kepemimpinan perguruan tinggi yang sukses memfasilitasi proses optimal bagi para pembelajar (mahasiswa dan semua SDM terkait) mencapai aktualisasi kapasitas kecerdasan yang dimiliki dan sekaligus menjawab tantangan zaman? Bagaimana Indonesia merespons ASC? Kecerdasan itu sebaiknya individualkah? Atau kelompok? Ataukah kombinasi antara keduanya? Kombinasi itu sebaiknya seperti apa?
B. Keinginan mahasiswa di UGM dan catatan tentang keinginan mahasiswa-mahasiswa di Amerika Di perguruan tinggi berkumpul banyak manusia belajar, mereka adalah mahasiswa, pendidik dan tenaga kependidikan. Mereka adalah sumberdaya insani yang berproses ke masa depan mengembangkan dan mengelola sumberdaya fisik yang alami dan buatan dan juga sumberdaya insani, untuk kepentingan kemanusiaan, bangsanya, negara, masyarakat, keluarga dan dirinya. Di perguruan tinggi terbentang keinginan intrinsik dan ekstrinsik milik mahasiswa, selain keinginan pendidik dan tenaga kependidikan. Catatan gambar sample keinginan mahasiswa di UGM dan keinginan mahasiswa di Amerika dapat diungkapkan di sini sebagian, untuk direnungkan. Renungan itu dapat berorientasi kepada pencarian inspirasi berkaitan kepemimpinan perguruan tinggi, terkait dengan TTMV, (TTMV = Tugas, Tujuan, Misi, Visi). Pengertian dan wawasan TTMV KPT (Kepemimpinan Perguruan Tinggi) itu terkait dengan wawasan universal, regional (misal ASEAN), nasional dan identitas serta profil khusus Institusi PT tempat berlangsungnya suatu proses kepemimpinan yang diselenggarakan. Sample keinginan mahasiswa Indonesia di UGM dari kelas S1 dan S2 sebagai berikut. (Pada kesempatan ini hanya ditunjukkan suatu sample yang bukan merupakan bagian survai dengan skenario tertentu. Hanya contoh fakta). S1 Tektik Mesin FT UGM Diambil beberapa contoh saja sebagai gambaran. Pertama, seseorang ingin berkemampuan sangat tinggi dan dapat mengabdi kepada masyarakat Indonesia, (2)merancang mesin dengan bahan utama minyak kelapa sawit dan tanpa polusi, (3)riset karakteristik material untuk membuat peralatan kesehata. Keempat, menggunakan kemampuan teknik mesin untuk membantu para petani. Tercatat lebih dari enampuluh keinginan mahasiswa di satu kelas T Mesin UGM, semuanya ada muatan citacita membantu masyarakat, membantu orang lain., mengabdi kepada kepentingan bangsa. Sungguh senang membaca keinginan para mahasiswa itu.
S2 MMPT UGM Pernyataan mahasiswa di kelas matakuliah Kepemimpinan Strategik (SPSPT 7221, 3 sks) bulan Oktober 2013 hampir seragam maknanya. Makna yang tersirat dari pernyataan tentang keinginan mereka adalah menggunakan ilmunya untuk menjadi agen perubahan, memperbaiki mutu pelaksanaan TTMV di tempat masing-masing, kelak, di tempat bekerja, di manapun. Sungguh dapat disyukuri pernyataan para mahasiswa itu. Idealisme pada saat sedang kuliah di perguruan tinggi, sangat bagus. Mereka memiliki modal keinginan, memiliki bibit keinginan yang bagus. Tantangan berikutnya adalah: setelah lulus bagaimana tentang kesuburan pertumbuhan bibitbibit keinginan yang bagus itu. Pertumbuhannya memerlukan lahan yang disiapkan dengan baik, pupuk tepat, dinaungi iklim sistem bermasyarakat, berbangsa, bernegara, iklim mikro lokal dan iklim makro yang memerlukan manajemen bagus. Mereka akan menjadi agen perubahan dalam berbagai cuaca, iklim, dan kondisi kerja masing-masing. Mahasiswa Amerika. Catatan tentang keinginan mahasiswa Amerika ini diambil dari bukunya Robert T. Kiyosaki berjudul : Why “A” Students work for “C” Students and “B” Students work for the government, terbitan bulan April 2013. Dari hasil survai tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Amerika yang ditanya
2
tentang pilihan menjadi pemilik bisnis atau menjadi CEO perusahaan besar, jawabannya adalah: sejumlah 6% don’t know/refuse to answer, 16% to be CEO of a Fortune 500 Company, dan 80% ingin to be the owner of business that employs 100 or more people. Bagaimana kondisi tipikal mahasiswa Indonesia? (sedikit sample tercatat di atas). Naah, begitulah kenyataannya, orang orang muda berbakat di perguruan tinggi Indonesia memiliki keinginan-keinginan yang bagus dan mereka itulah pembuat bagian penting masa depan suatu bangsa, dan menjadi pemilik masa depan dirinya, keluarganya, bangsanya dan masa depan dunia. C. Kutipan dua kalimat terkenal Ada dua kalimat terkenal yang hakikatnya telah dikabarkan sejak masa India Kuno, diinspirasikan oleh para bijaksana di negeri kita dan ditegaskan ulang oleh pak Ken Sutanto. Kita kutip lagi dari bukunya T. Kiyosaki. Kutipan itu sering kita ulangi mengabarkannya dalam kelas-kelas kita, kepada para mahasiswa. 1. R. Buckminster Fuller: “Everyone is born a genius, but the process of life de-geniuses them” 2. Albert Einstein: “Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid”. Ucapan-ucapan yang dikutip itu mempunyai esensi dan inspirasi yang sama dengan ajaran leluhur kita tentang pencerahan ilahi, atau tinarbuka, atau pencapaian kecerdasan tertinggi seperti yang diucapkan oleh orang-orang bijak India kuno. D. Setiap metoda solusi suatu tantangan ada intisari kiat-kiatnya Cerita silat dalam bukunya mas Edwin alumni FEB UGM yang baru saja terbit tahun 2013 ini sebagai contoh, yaitu cerita Thio Bu Ki yang diajari bukan jurus kepemimpinan namun jurus silat Butong Pay oleh Thio Sam Hong. (Judul buku: Keajaiban Silat). Inspirasinya adalah: setiap proses, apakah silat, apakah kepemimpinan memiliki intisari jurusnya, atau kiat-kiatnya. Hal itu berkaitan dengan makna, baik itu pemaknaan terhadap silat, terhadap kepemimpinan atau hal yang lain lagi. E. Makna kepemimpinan strategik menurut kelas SPSPT 7221 Pada suatu kelas matakuliah Kepemimpinan Strategik (SPSPT 7221, 3 sks) pada program MMPT UGM, dalam bulan Oktober 2013 semua mahasiswa kelas itu diminta berselancar di internet tentang kepemimpinan strategik. Kemudian kelas itu wajib menangkap makna kepemimpinan strategik. Seperti Thio Bu Ki menangkap makna jurus Bu Tong Pay, mahasiswa diminta membuat asumsi telah memahami secara bersama tentang makna kepemimpinan strategik. Selanjutnya kelas itu wajib membuat definisi sendiri, tidak boleh mengutip dari pihak manapun. Definisi ciptaan para mahasiswa di kelas itu dengan sangat sedikit modifikasi adalah sebagai berikut. Kepemimpinan strategik merupakan keseluruhan pola untuk mempengaruhi seluruh sumberdaya berupa ketrampilan (soft skill dan hard skill), ilmu pengetahuan (knowledge), spiritualitas dan interaksi dalam organisasi untuk menghadapi perubahan-perubahan baik internal maupun eksternal sehingga pola tersebut berjalan secara berkelanjutan demi pencapaian tujuan organisasi. Mereka bukan memfotocopy pengertian terbatas makna kata sesuai arti akar kata, bukan pula memfotocopy pengertian umum, namun mereka membuat sendiri definisi kontekstual sebagai stipulated definition.
F. Pilihan topik diskusi kepemimpinan di kelas Informasi yang disampaikan ini dimaksudkan untuk memberikan salah satu gambar proses para mahasiswa kita menyiapkan dirinya untuk memasuki masa depan, masa bakti mereka sebagai bagian solusi kemajuan bangsa Indonesia. Sebelum membuat definisi itu, para mahasiswa telah melakukan pendalaman di kelas melalui dialog tentang CAS (Complex Adaptive System) dan CLT (Complex Leadership Theory). CAS dan CLT telah dibahas dengan berbagai referensi yang mengandung kata kunci kepemimpinan (leadership).
3
Dengan memaknai asas kepemimpinan dari berbagai referensi, para mahasiswa kemudian juga telah tampil melakukan simulasi konteks persoalan dan solusi menggunakan prinsip kepemimpinan Hastabrata dengan indah, konsep milik kita bersama yang dapat dimaknai kontekstual. Sungguh menarik personifikasi seseorang yang sedang mengambil sifat positif matahari, di urusan lain sebagai rembulan urusan lain sebagai bintang, lalu sebagai bumi, air, samodra, angin dan api. Hasta adalah 8(delapan): matahari, bulan, bintang, bumi, air, samodra, angin dan api. Ternyata sangat banyak cara, sangat luas skenario kepemimpinan sebagai ilmu dan seni praktek terkait TTMV kontekstual. Kita semua dapat menjadi pembelajar sukses dalam kepemimpinan perguruan tinggi, kita jelas memiliki kemampuan. Yang harus dikerjakan ke depan adalah optimasi kecepatan kita melakukan perubahan komprehensif ke depan. Seberapa besar waktu, hati dan sumberdaya diberikan untuk urusan perubahan kepemimpinan PT? G. Dari makna ke metafora pilihan 6 kelompok mahasiswa Enam kelompok dengan enam metafora. Metafora mereka adalah: (1) teknik fotografi dan kepemimpinan, (2) gaya kepemimpinan strategik antara arung jeram atau dayung, (3) sepakbola, dan kepemimpinan (4) menyanyi paduan suara, dan kepemimpinan (5) kepemimpinan strategik dalam musik orkestra, (6) bersepeda dan kepemimpinan. Apabila makna telah dihayati, sangat banyak metafora yang dapat diimajinasikan. Orang, siapun dia yang terpilih menjadi pemimpin di suatu perguruan tinggi dapat menjadi agen perubahan komprehensif yang sukses dengan pilihan tepat menjalani proses kepemimpinan. Hal itu niscaya apabila ada kemauan keras dan komitmen. H. Membangun arena untuk belajar cepat bagi pimpinan PT Kondisi dan situasi yang diuraikan sangat ringkas di atas adalah satu bagian gambaran keadaan garis depan yang merupakan bagian penting proses berlangsungnya pendidikan di perguruan tinggi. Garis depan (front line) itu bervariasi, belum tentu semuanya mirip yang digambarkan tadi. Kepemimpinan perguruan tinggi harus memahami dan menghayati koteks masing-masing termasuk memahami detildetil kondisi proses di garis depan. Selain aspek pendidikan juga harus dipahami kodisi kondisi proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian yang membentuk keutuhan pengetahuan dan wawasan terkait konteks. Suatu pilihan skenario terbaik sinergi ABCG (Academics, Business, Community, Government) sering dibicarakan. Yang wajib dilakukan selanjutnya adalah bagaimana mencipta kegiatan riil operasional yang sukses atas skenario sinergi itu. Banyak alternatif dapat dicari bersama melalui proses pemanfaatan kecerdasan kolektif yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Sekolah rektor sebenarnya telah digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sekolah itu sebenarnya dapat mewadahi proses produksi kecerdasan kolektif yang melakukan perubahan komprehensif kepemimpinan PT. Suatu kurikulum untuk membangkitkan kapasitas kepemimpinan perguruan tinggi dapat diciptakan. Materi utama adalah kejelasan tantangan dan peluang serta cara solusi peluang itu, berorientasi pada pengambilan posisi (positioning) tiap PT dalam memberi kontribusi optimal terkait produk SDM dan pengetahuan baru lewat penelitian serta produk pengabdian kepada masyarakat (services) yang juga memproses penciptaan ilmu solusi kepemimpinan PT secara kontinyu. Sekolah itu dapat diklasifikasi dengan parameter tertentu, misal yang pertama untuk PT dengan jumlah mahasiswa di bawah 5000, kedua PT dengan jumlah mahasiswa antara 5000-15000 dan ketiga PT dengan jumlah mahasiswa di atas 15000. Tentu, sekolah itu akan menjadi andalan proses sinergi penciptaan ilmu solusi atas berbagai tantangan yang ditinjau dengan bekal masing-masing TTMV perguruan tinggi yang bersangkutan. Investasi untuk sekolah itu amat murah dibanding nilai produk kualitas kepemimpinan pereguruan tinggi yang akan diperoleh oleh Indonesia dengan hasil percepatan solusi banyak hal di banyak lini pengabdian SDM PT dan para mahasisa lulusannya. Keragaman posisi PTS dan PTN di Indonesia dapat dimetaforakan dengan wawasan Bhinneka Tunggal Ika. Wawasan itu menjawab keragaman cara kolektif memasuki masa depan melewati konteks ASC 2015.
4
I.
Hak pemimpin melakukan percepatan pemahaman konteks
Hak pemimpin PT sebenarnya telah mencakup butir-butir berharga, diantaranya adalah fasilitas training oleh Dikti, di sekolah rektor. Hal ini dengan tidak eksplisit telah dilakukan namun kurang sistemik dan hasilnya masih sangat jauh dari yang diidealkan. J. Hak pemimpin membangun kepemimpinan dan memilih berbagai metafora Setelah itu, pemimpin PT dapat diberi dukungan melakukan perubahan metoda memimpin, dari seorang pemimpin membangun sistem kepemimpinan institusi. Kepemimpinan baru akan menyelesaikan secara komprehensif tantangan pada dimensi analisis dan dimensi insani (human dimension). K. Keseimbangan dinamis percepatan maksimal mencapai tujuan-tujuan Perubahan pada dimensi analisis dan dimensi insani harus dilakukan terintegrasi untuk menghadapi dinamika lingkungan global, regional, nasional dan lokal. Dengan penghayatan makna dapat dicipta kiat kontekkstual solusi melalui pendekatan baru yang diciptakan berdasar sinergi pengetahuan eksplisit dan tasit yang dimiliki oleh institusi perguruan tinggi pelaku. Perubahan harus cepat, dinamis namun tidak membuat institusi menjadi oleng oleh karena terjadinya pro dan kontra internal yang melampaui batas ambang. Seni penciptaan kiat-kiat keseimbangan dinamis percepatan perubahan maksimal dalam daerah kelayakan dapat dilatih singkat dalam sekolah rektor. L. Persiapan memasuki Asean Single Commuity besulk pagi Sekolah rektor merupakan tempat efektif dan efisien untuk melatih proses kecerdasan kolektif penciptaan ilmu kontekstual yang sesuai kondisi masing-masing perguruan tinggi. Dalam masa sekolah itu (cukup 10 hari) dapat ditunjukkan cara membaca peta tantangan dinamis dan peluang tingkat global , regional, nasional sampai dengan lokal pada konteks penyiapkan SDM terdidik dalam rangka memenuhi harapan bangsa dan juga penyiapan produk pebgetahuan hasil riset solutif atas persoalan bangsa. M. Ki Hadjar Dewantara (aspek ngerti, ngrasa, nglakoni) Ada hal universal yang menunjukkan kebenaran hasil refleksi banyak tokoh pendidikan. Salah satu contoh adalah hasil refleksi ahli Indonesia pendahulu kita yang dicatat sebagai ungkapan Ki Hadjar Dewantara yaitu tiga kata: ngerti, ngrasa nglakoni. Tiga kata itu cocok secara universal dengan pemahaman tentang kognitif, afektif, dan psiko motorik. Lebih jauh lagi tiga kata itu juga satu famili makna dengan tulisan Nonaka tentang ilmu eksplisit dan ilmu tasit yang diproses melalui satu siklus untuk penciptaan ilmu solusi (knowledge creation). Pemaknaan banyak hal sudah terkonfirmasi secara universal, demikian juga hakikat dari kepemimpinan. Dimensi analisis sangat jelas dan dimensi insani merupakan bagian ilmu sekaligus seni dengan sejumlah parameter kompleks. Secara universal telah difahami hakikat yang oleh Mary dan kawan-kawan dicatat dengan istilah CAS dalam tulisan bertema CLT. N. Seni sinergitas wawasan global sampai hal-hal unik kearifan lokal SDM adalah penentu kemajuan suatu bangsa, kualitas SDM itu yang menentukan, Wawasan tentang kowledge society dan knolwedge economy dapat menjadi pemandu utama perguruan tinggi dalam menyiapkan SDM dan produk ilmu pengetahuan. O. Catatan di akhir uraian Percepatan realisasi sekolah rektor dan dialog-dialog penciptaan ilmu solusi dalam pembicaraan produktif sebaiknya segera difasilitasi. Saat ini adalah saat yang sangat baik menindaklanjuti gagasan ekolah rektor untuk membawa rencana ke praktek riil dan sukses.
5
Dari uraian di depan dapat terlihat cukup banyak peluang untuk membangkitkan potensi kecerdasan manusia ke aktualisasi operasional dalam melakukan solusi-solusi berbagai tantangan yang dihadapi. Bangsa yang sukses membangkitkan kecerdasan warganya (intelektual, emosional dan spiritual), bangsa itu tentu sukses menempatkan diri pada posisi terdepan di dunia dalam hal kemakmuran, keamanan, kesejahteraan, keadilan dan keadaban. Juga dalam konteks ASC 2015. Tanpa uraian,..., semua kita sudah mengetahui bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya potensi sumberdaya kekayaan kombinasi antara bumi, air, udara , lautan dan sinar matahari serta biodiversitas. Tidak sulit menciptakan nilai ekonomi yang sangat tinggi pada sumberdaya kekayaan kombinasi itu setelah sukses meubah komprehensif dan massal kepemimpinan perguruan tinggi untuk menghasilkan SDM berkualitas tepat konteks dan juga ilmu pengetahuan tepat konteks. Kepemimpinan perguruan tinggi akan merupakan andalan dalam menjawab tantangan apapun di masa depan. Perlu dilakukan perubahan komprehensif itu dengan berbagai inovasi proses penyelenggaraan Tridarma. Bagaimana kiat operasional dalam menjawab tantangan itu? 1. Pemerintah cq. Dikti segera menyiapkan gambar tematik yang sangat jelas tentang: (a).tantangan global, (b) tantangan regional khususnya ASEAN, (c) tantangan nasional, (d) juga membuat panduan tentang proses identifikasi tantangan lokal. 2. Dikti memobilisasi kecerdasan kolektif kepemimpinan perguruan tinggi secara sistemik dan massal sebagai respons cepat atas tantangan tantangan pada butir 1. untuk positioning setiap institusi perguruan tinggi baik itu swasta maupun negeri dengan berbagai status kementeriannya. 3. Disegerakan pelaksanaan pelatihan massal kepemimpinan perguruan tinggi dengan kurikulum lengkap mencakup dimensi analisis dan dimensi insani. 4. Dibuat acuan sebagai panduan gerakan kebangkitan kecerdasan kepemimpinan perguruan tinggi dalam pelaksanaan Tridarma yang pengertian penelitiannya telah mencakup pula pelestarian ilmu pengetahuan.
Daftar acuan/referensi Edwin Hidayat Abdullah (2013). Keajaiban Silat; Kaidah Ilmu Kehidupan Dalam Gerakan Mematikan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kiyosaki, Robert T (2013), Why “A” Students work for “C” Students and “B” Students work for the government, Plata Publishing, LLC. _____________ (2013), Diskusi, dialog, makalah, presentasi mahasiswa kelas Kepemimpinan Strategik (SPSPT 7221, 3 sks) pada program MMPT UGM, dalam bulan Oktober dan Nopember 2013. Mary Uhl-Bien, Russ Marion & Bill McKelvey (2007), Complexity Leadership Theory: Shifting leadership from the industrial age to the knowledge era. University of Nebraska-Lincoln DigitalCommons@University of Nebraska Lincoln. Nonaka, Ikujiro & Takeuchi, Hirotaka (1995), The Knowledge Creating Company. Oxford University Press, New York. Pierre Levy translated by Robert Bononno (1999), Collective Intelligence; mandkind’s emerging world in cyberspace. Perseus Books, Cmbridge, Massachusetts. Sudjarwadi (2013), Pemimpin pemimpin yang Tersesat. Penerbit BETA, Seturan Sleman, Yogyakarta.
6