KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DAN III DI BPS. NY. “K” KOTA MOJOKERTO Oleh: DEFIRA AYU RAHAYU 11002132 Subject: anemia, ibu hamil, trimester I dan III DESCRIPTION Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan dalam darah. Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester I dan III Di BPS. NY. “K” Kota Mojokerto. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan rancang bangun deskriptif survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I dan III yang berkunjung ke BPS. Ny. “K” Kota Mojokerto bulan Mei 2014 sebanyak 34 responden. Sampel yang diperoleh sebanyak 34 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian anemia pada ibu hamil trimester I sebagian besar ibu hamil mengalami anemia yaitu sebanyak 55,9%, dan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III sebagian besar ibu hamil tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 58,8%. Salah satu faktor penyebab menurunnya kadar Hb pada ibu hamil trimester I dan III adalah pengenceran darah pada ibu hamil untuk membantu meringankan kerja jantung. Oleh karena itu tenaga kesehatan lebih sering memantau kesehatan ibu hamil terutama dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang banyak mengandung zat besi sebagai upaya upaya mencegah terjadinya penuruan kadar HB pada trimester 3 kehamilan melalui pemberian suplemen Fe.
ABSTRACT In pregnancy reduction of hemoglobin levels encountered during pregnancy because in pregnancy the need of food substances is increases and the occurance of changes in blood. During pregnancy, blood volume increases 50 % from 4 to 6 L, plasma volume a liitle bit increases so it causes the decreaseing of Hb and hematocrite level. This study aimed to determine the incidence of anemia during first and third trimester of pregnancy in the BPS Mrs "K" Mojokerto. The method used was the descriptive survey design. The population in this study was all pregnant women at first and third trimester who visited the BPS Mrs "K" Mojokerto in May 2014 which as many as 34 respondents. Samples were obtained by 34 respondents using total sampling technique. The results showed that the incidence of anemia in pregnant women in the first trimester most of the pregnant women were anemic as many as 55.9%, and
1
the incidence of anemia in pregnant women in the third trimester the majority of pregnant women did not have anemia as many as 58.8%. One of the factors causing the decrease in hemoglobin levels in first and third trimester pregnant women are the dilution of blood in pregnant women to help ease the work of the heart. Therefore, health professionals should be more often to monitor the health of pregnant women, especially in fulfilling the needs of many nutrients that contain iron as an effort to attempt to prevent deterioration in the levels of HB third trimester of pregnancy through the provision of Fe supplementation Keywords: anemia, pregnant women, first and third trimester Contributor
: Sri Wardini P, S.K.M., M.Kes Wiwit Sulistyawati, S.ST., S.KM Date : 6 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Summary : A. Latar Belakang Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan (Suririnah, 2009). Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah : penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua (Citra, 2014). Salah satu faktor penyebab menurunnya kadar Hb pada ibu hamil trimester 2 adalah paritas. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung (Citra, 2014). Wanita hamil adalah salah satu yang beresiko mengalami anemia. Berdasarkan data Survey Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1 %. Kondisi ini menunjukan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Bila diperkirakan pada tahun 2008 – 2012 prevalensi anemia masih tetap diatas 40%, maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18.000 per tahun yang disebabkan oleh pendarahan setelah melahirkan. Ini kondisi dengan estimitas 3-7 % ibu meninggal karena menderita anemia berat sebesar 20-40 % 2
ibu meninggal karena penyebab anemia tak langsung (Citra, 2014). Di BPS. Ny. “K” Kota Mojokerto pada tanggal 20 Maret 2014 jumlah ibu hamil trimester 3 yang memeriksakan diri sebanyak 32 dengan rincian, 13 ibu primipara (40,6%), 18 ibu multipara (56,2%) dan 1 ibu grandemultipara (3,2%). Dari 32 ibu hamil trimester 3 terdapat 11 ibu (34,4%) yang mengalami kenaikan kadar Hb dan 21 ibu (65,6%) yang mengalami penurunan kadar Hb. Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberikan efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 mg /10 ml. Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologi hemodilusi untuk membantu mengeringkan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis dan Hb itu akan menjadi 9,5-10 gr% (Citra, 2014). Kehamilan akan memicu perubahan baik secara anatomis, fisiologis, maupun biokimia (Sulistyoningsih, 2011). Kekurangan zat tertentu seperti zat besi menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil. Jika kekurangan darah, pasokan tersebut akan terganggu. Akibatnya pertumbuhan organ janin terhambat, termasuk otak. Pada trimester pertama, anemia akan meningkatkan risiko terjadinya keguguran dan pada trimester selanjutnya akan meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin. Dalam proses persalinan, jika ibu kekurangan zat besi dan mengalami anemia, proses persalinan menjadi terganggu terhadap terjadinya perdarahan setelah persalinan (Ayahbunda, 2010). Penambahan asupan besi, baik lewat makanan atau pemberian suplemen, terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Comittee on Maternal Nutrition menganjurkan suplementasi besi selama trimester II dan III, cadangan besi dalam tubuh ibu akan habis pada akhir kehamilan. Untuk menjaga agar stok ini tidak terkuras dan mencegah kekurangan, setiap ibu hamil dianjurkan untuk menelan porsi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan. Oleh karena itu, suplement sebesar 30-60 mg, dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pasca partum, perlu diberikan setiap hari. Ferrous sulfate 300 mg yang mengandung 60 mg elemen besi (keterserapan 10%) diberikan sebanyak 3 kali sehari. Jika preparat tidak dapat ditoleransi, segera ganti dengan preparat ferrous fumarate atau gluconate. Pengobatan harus diteruskan selama 3 bulan setelah nilai hemoglobin kembali normal, yang bertujuan untuk memperbarui simpanan besi. Respons terhadap pengobatan terpantau melalui perbaikan nilai hemoglobin yang meningkat paling sedikit 0,3 gr/dL/minggu. Pengobatan secara parenteral hanya diindikasikan jika preparat oral tidak dapat ditoleransi (Arisman, 2009).
3
B. Metode Penelitian Rancang bangun penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah tentang kejadian anemia pada ibu hamil trimester I dan III. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I dan III yang berkunjung ke BPS. Ny. “K” Kota Mojokerto bulan Mei 2014 sebanyak 34 responden. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan adalah semua ibu hamil trimester I dan III yang berkunjung BPS. Ny. “K” Kota Mojokerto bulan Mei 2014 sebanyak 34 orang. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 responden sebagian besar responden mengalami anemia pada trimester I yaitu sebanyak 19 responden (55,9%), sedangkan 14 responden (44,1%) tidak mengalami anemia pada trimester I. Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberikan efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 mg /10 ml (Citra, 2014). Dalam kehamilan, penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah: penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah (Muthalib, 2008). Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis dan Hb itu akan menjadi 9,5-10 gr% (Citra, 2014). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana pada trimester I, sebagian besar responden mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan dianggap fisiologis dengan batasan kadar Hb 11g%, dimana pada orang yang tidak hamil, kadar Hb tersebut tergolong anemia. Namun, masih banyak ibu yang mengalami anemia dengan kadar Hb di bawah 11. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh faktor-faktor yang lain, seperti mual muntah pada awal kehamilan. Mual muntah menyebabkan ibu mengalami gangguan nutrisi jika tidak diimbangi dengan konsumsi makanan yang bergizi, dan ibu hamil trimester I cenderung mengalami penurunan nafsu makan akibat perasaaan tidak nyaman pada perutnya. Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil antara lain pendidikan, pekerjaan, dan umur ibu. Pendidikan ibu mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyerap informasi tentang kehamilan, baik perubahan yang terjadi selama kehamilan, maupun gangguan yang terjadi pada kehamilan dan bagaimana mencegahnya, dalam hal ini adalah anemia. Pekerjaan yang dilakukan ibu juga mempengaruhi manifestasi klinis terjadinya anemia. Aktivitas ibu yang tinggi cenderung dapat memperparah kondisi anemia yang dialami
4
ibu hamil, karena pada tingkat aktivitas yang tinggi sangat diperlukan nutrisi untuk memberikan energi dalam melakukan aktivitas. Pada usia kurang dari 20 tahun cenderung mudah mengalami anemia. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut fungsi reproduksi ibu belum optimal untuk terjadi kehamilan dan persalinan sehingga dapat mempengaruhi kondisi fisik ibu pada saat mengalami kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 responden sebagian besar tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 20 responden (58,8%), dan 14 responden (41,2%) mengalami anemia. Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologi hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis dan Hb itu akan menjadi 9,5-10 gr% (Citra, 2014). Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dimana pada trimester III sebagian besar ibu hamil sudah tidak mengalami anemia. Hal ini disebabkan pada usia kehamilan tua, ibu cenderung mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup karena tidak lagi terjadi emesis. Hemodilusi yang terjadi fisiologis ini dapat tertutupi dengan konsumsi nutrisi yang adekuat sehingga anemia dapat teratasi. Selain itu, dengan perut yang semakin membesar, ibu sudah mulai membatasi aktivitasnya, sehingga nutrisi dapat diserap dengan baik oleh tubuh ibu karena tidak terbuang untuk memberi energi ibu melakukan aktivitas yang tinggi. Responden yang masih mengalami anemia pada trimester III ini dapat disebabkan karena kurangnya konsumsi yang adekuat yang dapat menghindarkan ibu dari anemia seperti sayur hijau, dan buah-buahan yang mengandunng vitamin C yang sangat berguna untuk penyerapan zat besi dalam tubuh ibu sehingga kebutuhan zat besi tetap dapat terpenuhi dan tidak terjadi anemia. Selain itu, ibu tetap melakukan aktivitas sehari-hari pada usia kehamilan tua, sebagian besar karena tuntutan pekerjaan, baik pekerjaan yang dilakukan di luar rumah maupun pekerjaan rumah tangga sehari-hari sehingga banyak nutrisi yang terbuang. E. Simpulan 1. Kejadian anemia pada ibu hamil trimester I di BPS Ny “K” Kota Mojokerto pada tahun 2014 sebagian besar ibu hamil mengalami anemia yaitu sebanyak 55,9%. 2. Kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di BPS Ny “K” Kota Mojokerto pada tahun 2014 sebagian besar ibu hamil tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 58,8%.
5
F. REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar melakukan pengambangan penelitian sehubungan kejadian anemia pada ibu hamil, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil 2. Bagi Responden Diharapkan responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin guna memantau kondisi kesehatan ibu dan janin serta berusaha memenuhi kebutuhan nutrisinya terutama pemenuhan kebutuhan zat besi agar tidak terjadi anemia terutama pada saat persalinan. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemantauan kesehatan ibu hamil terutama dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang banyak mengandung zat besi sebagai upaya mencegah terjadinya penuruan kadar HB pada trimester 3 kehamilan melalui pemberian suplemen Fe.
ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No Telp : 082232213787 Alamat : Probolinggo
6