ANALISIS ASUPAN ZAT BESI, PROTEIN DAN VITAMIN C PADA KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI KOTA PANGKALPINANG Zenderi Wardani (Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Pinang ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the relationship between the intake of iron (Fe), protein and vitamin C with iron-deficiency anemia incidence of pregnant women in Pangkalpinang. The descriptive study was cross sectional design for 30 pregnant women. The measurement of hemoglobin using β-Hemoglobin Easy Touch GcHb, Fe intake, protein and vitamin C was obtained with a 24-hour recall method for not consecutive 5 days. The statistical analysis used Pearson Product Moment test. The result showed that 86.7% intake of iron (Fe) inadequate respondents, 66.3% inadequate intake of protein and 80% of women adequate intake of vitamin C. Iron-deficiency anemia incident on the respondent amounted to 56.7%. The statistical analysis showed that there was a significant correlation between the intake of iron (Fe), protein and vitamin C with Iron-deficiency anemia (P value = 0.000). Based on these results, it was suggested to improve the quality and quantity of intake of iron, and vitamin C and protein, and consider multi-micronutrient supplementation and drinking companion supplements. Keywords: nutrient intake, iron deficiency anemia, pregnant women ABSTRAK AGB merupakan masalah kesehatan yang dikaitkan komplikasi yang muncul pada ibu dan janin. Tahun 2013 diperkirakan AGB pada wanita hamil di Indonesia sekitar 37,1%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara asupan zat besi (Fe), protein dan vitamin C dengan kejadian AGB ibu hamil di kota Pangkalpinang. Penelitian deskriptif dengan desain potong lintang pada 30 wanita hamil. Pengukuran hemoglobin menggunakan β-Hemoglobin Easy Touch GcHb, asupan Fe, protein dan vitamin C diperoleh dengan metode recall 24-jam selama 5 hari yang tidak berturut-turut. Analisis statistik menggunakan uji Pearson Product Moment. Hasil penelitian diperoleh bahwa 86.7% asupan zat besi (Fe) responden tidak adekuat, 66,3% tidak adekuat asupan protein dan 80% wanita adekuat asupan vitamin C. Kejadian AGB pada responden sebesar 56.7%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara asupan zat besi (Fe), protein dan vitamin C dengan AGB (P value= 0.000). Berdasarkan hasil-hasil ini, disarankan melakukan perbaikan kualitas dan kuantitas asupan zat besi, dan vitamin C dan protein dan mempertimbangkan pemberian suplemen multi mikronutrien serta pendamping minum suplemen. Kata Kata Kunci: asupan zat gizi, anemia gizi besi, ibu hamil
1
PENDAHULUAN pada
dan perdesaan (37,8%). Kejadian Anemia
Anemia gizi besi pada ibu hamil
Gizi Besi (AGB) juga diungkapkan oleh
umumnya
Suega et al. (2002) di Bali dengan
disebabkan
oleh
perubahan fisiologis karena kehamilan.
prevalensi
Kondisi ini diperberat oleh keadaan kurang
prevalensi AGB ibu hamil di Makassar
gizi terutama defisiensi zat besi selama
lebih tinggi yang ditunjukkan penelitian Adi
kehamilan. Sedangkan diet yang sehat
et al (2012) sebesar 53,6% dan Asrina et
berhubungan
keberhasilan
al. (2014) sebesar 76,7% . Begitu halnya
kehamilan tersebut. Ibu yang menderita
kejadian AGB di Manado, Yogyakarta dan
kurang gizi akan meningkatkan komplikasi
Jambi serta Pekan Baru juga terjadi
dan kematian selama kehamilan dan pada
berturut-turut sebesar 50% (Marlapan et
bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan
al, 2013), 64,3% (Purbadewi & Ulvie,
akan mengalami berat lahir rendah, gagal
2013) dan 57,7% (Wijaya et al, 2013)
tumbuh sesuai grafik pertumbuhan, sering
serta 73,3% (Putri,2007).
sakit dan bahkan kematian (Tinker, 2000).
Uraian
dengan
Selanjutnya Briawan et al (2013) menyatakan
juga
bahwa
sebesar
di
46,2%.
atas
Malah
menunjukkan
masih terjadi masalah kesehatan terkait
terdapat
dengan tingginya prevalensi kejadian AGB
hubungan yang nyata antara biovalibilitas
pada ibu hamil di berbagai daerah di
zat besi dengan konsumsi daging sapi dan
Indonesia. Faktor utama seringkali terjadi
ayam dan asupan vitamin C. Hal ini
sebagai penyebab AGB adalah tidak
memang sudah lama diketahui bahwa
adekuat zat gizi terutama zat besi, protein
vitamin C selain vitamin A dan asam folat
dan vitamin C. Oleh karena itu penelitian ini
yang banyak terdapat dalam buah-buahan
bertujuan
dan sayuran, merupakan makanan yang meningkatkan
penyerapan
zat
Mulyawati
(2003)
protein dan vitamin C pada ibu hamil di
diketahui
Desa Tua Tunu Kecamatan Gerunggang Kota
dengan kejadian anemia, dimana semakin
Pangkalpinang.
Wilayah
ini
merupakan wilayah dengan masalah AGB
tinggi vitamin C maka akan semakin tinggi
berdasarkan
kadar hemoglobin. laporan
analisis
yang terkait dengan asupan zat besi,
bahwa ada keterkaitan antara vitamin C
Berdasarkan
melakukan
terhadap masalah AGB pada ibu hamil
besi
(Charles CV, 2012). Sebelumnya hasil penelitian
untuk
facilitaty
based
report
Puskesmas Gerunggang tahun 2013 yang
Riset
menunjukkan kejadian AGB pada ibu
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013
hamil
bahwa anemia pada populasi ibu hamil
sebesar
21.6%.
Salah
satu
kelurahan dengan kejadian AGB tertinggi
sebesar 37,1% dan prevalensinya hampir
berada di Kelurahan Tua Tunu sebesar
sama antara bumil di perkotaan (36,4%)
21,7%. 2
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian
sampling,
lintang
Pendekatan
(cross
cross
penelitian
ini
eksklusi
sectional).
sectional
dilakukan
Pengumpulan data kadar
pada
HB menggunakan alat Easy Touch,
dengan
data asupan protein, zat besi (Fe)
mengumpulkan dan menganalisis data
dan
pada waktu bersamaan, baik berupa
Kelurahan
Kecamatan
Tua
Gerunggang
turut.
Kota
food recall 1 × 24 jam
Data
menggunakan
hasil
recall
diolah
Nutrisurvey
Software sehingga diperoleh rata-
Subyek pada penelitian ini
rata
adalah ibu hamil yang tercatat di Gerunggang
teknik
dibandingkan
dengan
tentang indentitas atau karakteristik responden penelitian dikumpulkan
Penentuan subyek pada penelitian menggunakan
dan
kecukupan sesuai AKG. Informasi
yang
berada di Kelurahan Tua Tunu. ini
menggunakan
dengan hari yang tidak berturut-
Tunu
Pangkalpinang.
Puskesmas
C
yang dilakukan selama 5 hari
C serta kadar hemoglobin pada Ibu Hamil Wilayah
vitamin
formulir
asupan Zat Besi (Fe), protein dan Vitamin di
ditetapkan
menggunakan kriteria inklusi dan
deskriptif asosiatif dengan pendekatan potong
yang
menggunakan kuesioner
total
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Tabel 1: Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pekerjaan Responden Variabel F % 1. Pendidikan Tidak Sekolah 2 6,6 Tamat SD 11 36,7 Tamat SMP 6 20 Tamat SMA 9 30 Perguruan Tinggi 2 6,7 2. Pekerjaan IRT 24 80 Petani 2 6,7 Pedagang 2 6,6 Honorer 2 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 1 bahwa (11 orang). Sedangkan untuk pekerjaan tingkat
pendidikan
responden
yang
sebagian
terbesar adalah Tamat SD sebesar 36,7%
besar
responden
tidak
bekerja/IRT yaitu sebesar 80% (24 orang).
3
Tabel 2: Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Usia Kehamilan Variabel Umur Ibu (tahun) Umur Kehamilan (bulan)
Mean 26,20 5,20
SD 5,499 2,57
Min – Maks 17 – 40 1–9
Hasil analisis univariat didapatkan
kehamilan
95% CI 15 – 28,25 4,24 – 6,16
didapatkan
rata-rata
umur
rata-rata umur ibu hamil adalah 26,20.
kehamilan ibu hamil adalah 5,20. Umur
Umur termuda 17 tahun dan yang tertua
kehamilan termuda 1 bulan dan yang
40
tertua 9 bulan.
tahun.
Sedangkan
untuk
umur
Tabel 3 : Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin Variabel
Mean
SD
Min – Maks
95% CI
Hemoglobin (gr/dl)
10,45
1,50
7 – 13,8
9,89 – 11,01
Hasil analisis univariat didapatkan
kadar
hemoglobin
ibu
hamil
maka
data rata-rata kadar Hb responden adalah
didapatkan status anemia pada ibu hamil
10,45 gr/dl. Kadar Hb terkecil 7 gr/dl dan
sebagai berikut :
kadar Hb terbesar 13,8 gr/dl. Berdasarkan Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Anemia No 1 2 3
Status Anemia Anemia Gizi Besi Berat Anemia Gizi Besi Ringan Tidak Anemia Gizi Besi Total Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah
F % 3 10 14 46,7 13 43,3 30 100 klasifikasi Anemia Gizi Besi berat sebesar
responden yang mengalami Anemia Gizi
10% (3 orang) dan Anemia Gizi Besi
Besi sebesar 56,7% (17 orang) dengan
ringan sebesar 46,7% (14 orang).
Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Besi, Protein dan Vitamin C Variabel
Mean
SD
didapatkan
Min – Maks 95% CI 2,92 – 9,70 – 17,10 35,40 21,8 – 51,57 – 66,52 92,74 1,56 – 28,60 – 47,28 84,24 Asupan protein terkecil 21,8 gram dan
Asupan Zat Besi (mg)
13,4
9,89
Asupan Protein (gram)
59,4
20,02
Asupan Vitamin C (mg)
37,9
25,01
responden
asupan protein terbesar 92,74 gram.
adalah 13,4 mg. Asupan zat besi terkecil
Selanjutnya rata-rata asupan vitamin C
2,92 mg dan asupan zat besi terbesar
responden adalah 37,94 mg. Asupan
35,40 mg. Sedangkan rata-rata asupan
vitamin C terkecil 1,56 mg dan asupan
protein responden adalah 59,4 gram.
vitamin C terbesar 84,24 mg.
Berdasarkan rata-rata
hasil
asupan
analisis zat
besi
4
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecukupan Zat Besi, Protein dan Vitamin C No 1
Variabel Kecukupan Zat Besi a. Kurang b. Cukup 2 Kecukupan Protein a. Kurang b. Cukup 3 Kecukupan Vitamin C a. Kurang b. Cukup Total Tabel diatas menunjukan bahwa
F
%
26 4
86,7 13,3
19 11
63,3 36,7
24 6 30 kekurangan
80 20 100 asupan protein
sebesar
responden yang tergolong kurang dalam
63,3% dan kurang asupan vitamin C
asupan
sebesar 80% .
zat
besi
sebesar
86,7%,
Tabel 7: Analisis Hubungan Asupan Zat Besi, Protein dan Vitamin C dengan Status Anemia Gizi Besi Variabel Asupan Zat Besi Asupan Protein Asupan Vitamin C
r* 0,804 0,661 0,883
P value 0,000 0,000 0,000
Hasil analisis ada hubungan asupan zat
status anemi pada ibu hamil,
gizi, asupan protein dan vitamin c dengan PEMBAHASAN Anemia
Menurut Dewi dkk (2013), salah lokasi
satu penyebab terjadinya anemia zat besi
peneitian masih terjadi sebanyak 56,7%.
adalah kandungan zat besi dari makanan
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010),
yang
Anemia Gizi Besi terjadi karena pola
kebutuhan
konsumsi
di
penelitian bahwa rata-rata asupan zat besi
dominasi oleh sumber zat besi non heme
sebesar 13,4 ± 9,89 mg/hari dan tergolong
yang sulit diserap sedangkan daging dan
sangat
makanan sumber hewani sebagai sumber
kecukupan yang dianjurkan bagi ibu hamil
besi heme yang baik, dikonsumsi dalam
(86,7%). Berdasarkan analisis statistik
jumlah yang kurang serta kurangnya
bahwa ada hubungan yang signifikan
konsumsi
dapat
antara asupan zat besi dengan status
meningkatkan absorpsi zat besi seperti
anemia gizi besi (p value = 0,000).
vitamin
mempengaruhi
Anggraeni (2011) juga menyampaikan
status anemia gizi besi pada ibu hamil
bahwa ada hubungan asupan zat besi
(Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
C
makan
gizi
besi
orang
makanan juga
dapat
di
Indonesia
yang
dikonsumsi tubuh.
rendah
tidak
mencukupi
Berdasarkan
berdasarkan
hasil
angka
Penelitian Bulkis, dkk (2013) menunjukkan 5
bahwa asupan makanan sumber zat besi
membantu mencegah anemia pada ibu
(Fe)
kurang
hamil. Pada penelitian ini rata-rata asupan
terpenuhi terjadi karena sumber zat besi
vitamin C sebesar 37,94 ± 25,01 mg/hari
yang dikonsumsi bukan berasal dari heme
dan responden yang tergolong rendah
sehingga
sebesar 80%. Analisis statistik terdapat
pada
ibu
hamil
kurang
masih
bisa
mendukung
keberadaan zat besi di dalam tubuh.
hubungan yang signifikan antara asupan
Hal yang sama disampaikan oleh Kurniati,
dkk
(2013)
bahwa
vitamin C dengan status anemia gizi besi
asupan
(p value = 0,000). Kurniati, dkk (2013)
makanan sumber zat besi (Fe) pada
bahwa asupan vitamin C pada wanita pra
wanita prakonsepsi masih kurang yaitu
konsepsi masih kurang yaitu sebesar
sebesar 98,4%. Hal ini disebabkan karena
84,4%. Fatimah, dkk (2011) menyatakan
konsumsi
kurang
bahwa asupan vitamin C pada ibu hamil
seimbang sehingga dapat mengganggu
masih belum terpenuhi dipengaruhi oleh
absorbsi besi dalam tubuh serta sebagian
kurangnya konsumsi sayuran dan buah-
besar
banyak
buahan yang merupakan sumber vitamin
mengkonsumsi protein nabati dari pada
C. Vitamin C sangat bermanfaat bagi ibu
protein hewani. Pada penelitian ini juga
hamil yaitu untuk membantu penyerapan
masih terdapat ibu hamil yang kurang
zat besi yang dapat membantu mencegah
dalam asupan protein sebesar 63,3% dan
anemia pada ibu hamil (Dewi dkk, 2013).
makanan
yang
responden
secara
statistik
lebih
didapatkan
hubungan
Upaya
pencegahan
dan
asupan ini dengan kjadian AGB responden
penanggulangan kejadian anemia gizi besi
(r = 0,661; p value = 0,000).
pada ibu hamil, memerlukan perbaikan
Selain
itu,
(2009)
asupan zat besi, protein dan vitamin C.
kurangnya
Hal ini dimungkinkan penambahan vitamin
konsumsi lauk dan pauk yang merupakan
A, C, B12 dan Fe pada B-MV sangat
sumber zat besi yang bermanfaat pada
efektif untuk meningkatkan simpanan zat
masa
besi
mengungkapkan
kehamilan
Budianto bahwa
untuk
pembentukan
(storage),
dan
kemudian
hemoglobin baru, mengimbangi sejumlah
memperbaiki
kecil
konstan
(transferin) yang ditujukan oleh penurunan
dikeluarkan tubuh (terutama lewat urin,
STfR. Prevalensi anemia gizi besi juga
feses dan keringat), serta mengganti
menurun sangat signifikan yaitu sebesar
kehilangan zat besi pada masa laktasi
35% pada B-MV. Intervensi juga dilakukan
untuk sekresi air susu.
dengan
zat
besi
yang
secara
Selanjutnya menurut Dewi dkk (2013),
vitamin
penyerapan
zat
C
dapat besi
yang
cara
Micronutrient
membantu
komponen
dapat
KESIMPULAN & SARAN 6
pemberian
(MMN)
Minum Obat (PMO)
besi
akan
dan
transpor
Multiple Pengawas
Masih terjadi anemia gizi besi pada responden sebesar 56,7%
yang
dan
dapat
absorbsi
zat
membantu Selain
itu
mempercepat patut
untuk
diperoleh hubungan yang signifikan antara
mempertimbangkan pemberian Multiple
asupan zat besi, protein dan Vitamin C.
Micronutrient (MMN) sebagai supemen
Oleh
serta mengaktifkan program pendamping
karena
menigkatkan
itu
disarankan
kuantitas
dan
untuk kualitas
minum obat/ suplemen zat besi.
asupan zat besi, protein dan vitamin C
DAFTAR PUSTAKA
Makassar: Fakultas Masyarakat – Hasanuddin
Adi DI, Syam A dan Nurrochimawati S (2012). Edukasi Gizi Terhadap Pola Konsumsi Ibu Hamil Anemia dalam Upaya Perbaikan Kadar Hb di Puskesmas Sudiang Raya Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.1, Agustus 2012 : 17 – 21.
Kesehatan Universitas
Dewi, A.B.F.K. Pujiastuti, N. Fajar, I. (2013). Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Kementerian Kesehatan RI (2013). Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta
Adriani, M. Wirjatmadi, B (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group
Kurniawan YAI & Muslimatun S (2005). Iron-Zinc Supplementation Among Adolescent Girls At Elementary School in Kupang City, East Timor Province. Gizi Indonesia Volume 31: 1 – 9.
Anggraeni (2011). Hubungan Asupan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ngampel Kabupaten Kendal. Karya Tulis Tidak Terpublikasi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Indonesia
Marlapan S, Wantouw B dan Sambeka J (2013). Hubungan Status Gizi dengan Kejadan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskemas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado. E-Journal Keperawatan (e-Kp) Vol.1 No. 1 Agustus 2013 : 1 – 7.
Asrina, Suhartatik dan Ferial EW (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014: 754 – 762
Purbadewi L dan Ulvie YNS (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi UMS Vol.2 No 1, April 2013: 31 – 39.
Briawan D, Adrianto Y, Hernawat D, Syamsir E, dan Aries M (2013). Konsumsi Pangan, Bioavailibilitas Zat Besi Dan Status Anemia Siswi Di Kabupaten Bogor. Prosiding Seminar Hasil – hasil Penelitian IPB Tahun 2012: 219 – 230.
Rahmawati, N.A. 2014. Pengaruh Pengawas Minum Obat dan Pemberian Multiple Micronutrient terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali. Tesis. FKM Universitas Diponegoro Semarang.
Budianto, A. K. 2009. Dasar Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press Bulkis, St, A. Jafar, N. Salam, A. (2013). Hubungan Pola Konsumsi Dengan Status Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa. Tesis.
Rukiyah, A.Y. Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). TIM: Jakarta
7
Suega K, Dharmayuda TG, Sutarga IM dan Bakta IM (2002). Iron-Deficiency Anemia in Pregnant Women In Bali, Indonesia: A Profile Of Risk Factors and Epidemiology. Southeast Asian J Trop Med Public Health Vol 33 No. 3 September 2002: 604 - 607 Tinker A (2000). Women's Health : The Unfinished Agenda. International Journal Gynecology Obstetry 70 : 149 – 158 .
WHO. 2001. Iron Deficiency Anaemia: Assessment, Prevention and Control : a guide for programme managers. P.7-20. Geneva Wijaya RS, Elfrida S dan Noerjasin H (2013). Hubungan Anemia pada Kejadian BBLR di RSUD Raden Mattaher Jambi. Karya Tulis Tidak Terpublikasi FIK Unja.
8