HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA NAGA TIMBUL KECAMATAN TANJUNG MORAWAKABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 Eliani Sinaga1, Zulhaidah Lubis2, Albiner Siagian2 1
Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 2 Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155, email:
[email protected] Abstract
Anemia of pregnant women in Desa Naga Timbul is the effect of iron deficiency that relates with protein intake. There are some factors that affect anemia they are the less of protein intake, iron deficiency, lack of vitamin C, and absorption nuisance of intestine. Iron absorption is affected by some factors such as animal protein and vitamin C. The research is conducted in cross sectional design. The sample is 40 pregnant women. The objective of study is to find the relationship between protein intake and iron intake with anemia status of pregnant women in Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang in 2014. The hemoglobin measurement is done by using Cyanmethemoglobin method and by using Spektrofotometer. Protein intake and iron intake are measured by food recall method in 24 hours twice in different days.. The relationship between protein intake and iron intake with anemia status is analyzed by Chi Square test. The result of the research shows that the less of protein intake category is 60.0 %, iron deficiency category is 72.5% and anemia is 55%. It shows that there is a significant relationship between protein intake and anemia status of pregnant women. The relationship between iron intake and anemia status of pregnant women is also significant. Based on the research, the pregnant women are expected to set up their time of eating better, to mull over the kinds of food that they consume and the nutrients of their foods in order to fulfill their needs of nutrients. In order to fulfill their needs of protein and iron, the families are expected to use their house environment for instance raise chicken and fish, plant vegetable around their house. Keywords: Protein intake, Nutritional anemia, Pregnant women Pendahuluan Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja terutama yang berpenghasilan rendah (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008,
diketahui bahwa prevalensi anemia defisiensi besi di Asia >75%, di Indonesia kasus anemia gizi mencapai 63,5%. Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun 2012–2015 prevalensi anemia masih tetap diatas 40%, maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang 1
disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Kondisi ini akan menyebabkan 3-7 % ibu meninggal karena penyebab tak langsung yaitu anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal (Pearce, 2010). Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun 2012–2015 prevalensi anemia masih tetap diatas 40%, maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Kondisi ini akan menyebabkan 3-7 % ibu meninggal karena penyebab tak langsung yaitu anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal (Pearce, 2010). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) terdapat 37,1% ibu hamil anemia yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%). Tingginya kejadian anemia ini erat kaitannya dengan faktor kurang asupan makanan bergizi saat ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Menurut data profil kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk Puskesmas Tanjung Morawa, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet zat besi di Puskesmas Tanjung Morawa pada tahun 2010 sekitar 91,43%, pada tahun 2011 sekitar 86,41% dan pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi 72,33%. Angka ini sebelumnya sudah memenuhi target yang diharapkan namun pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan. Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan di Bidan Desa di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang yaitu terdapat 40 ibu hamil. Sebanyak 12 ibu hamil yang berkunjung, masih ditemukan 8 ibu (67%)
yang mengalami gejala anemia dengan tanda-tanda lemah, letih, lesu, pucat, mata berkunang-kunang dari posisi duduk pada saat berdiri. Pada umumnya masyarakat didasari oleh berbagai faktor yaitu ibu hamil masih ada yang belum memanfaatkan fasilitas sarana kesehatan untuk memperoleh tablet tambah darah, jarak pelayanan kesehatan yang terlalu jauh sehingga harus menggunakan kenderaan. Hal lainnya adalah masyarakat Desa Naga Timbul pada umumnya bekerja sebagai petani dan buruh perkebunan dimana pendapatan keluarga masih terbatas sehingga mempengaruhi daya beli dalam ketersediaan pangan yang beragam dalam keluarga. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan asupan protein dan zat besi dengan status anemia pada ibu hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan asupan protein dan zat besi dengan status asupan protein dan zat besi dengan status anemiapada ibu hamil diDesaNnaga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status anemia pada ibu hamil, untuk menganalisis asupan protein (hewani dan nabati) pada ibu hamil dan untuk menganalisisasupan zat besi pada ibu hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Manfaat penelitian ini adalah menjadi informasi bagi bidan Desa Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa Naga Timbul guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya penanganan anemia pada ibu hamil dan sebagai bahan dalam membuat kebijakan penanggulangan anemia pada ibu hamil di masa yang akan datang.
2
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain Cross Sectional study.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi sebanyak 40 orang ibu hamil. Metode Pengumpulan data dalam penelitiana adalah data primer meliputi data konsumsi makan ibu hamil dengan menggunakan food recall 24 jam, kemudian untuk mengukur hemoglobin ibu hamil dilakukan dengan metode Cyanmethemoglobin menggunakan alat Spektofotometer. Hasil Penelitian dan Pembahasan Distribusi karakteristik ibu hamil berdasarkan usia kehamilan (trimester) di desa Naga Timbul tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1.Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan (Trisemester) di Desa Naga Timbul Tahun 2014 Usia kehamilan N (%) (trisemester) I (Pertama) 11 27.5 II (Kedua) 13 32.5 III (Ketiga) 16 40.0 Total 40 100.0
Pada tabel 1dapat diketahui bahwa usia kehamilan ibu yang paling dominan adalah pada trisemester III (ketiga), yaitu sebanyak 16 orang (40.0%), kemudian ibu dengan usia kehamilan kategori trisemester II (kedua), yaitu sebanyak 13 orang (32.5%). Dan paling sedikit adalah ibu dengan usia kehamilan kategori trisemester I (pertama), yaitu sebanyak 11 orang (27.5%). Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada trisemester II dan III meningkat pesat untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Kebutuhan zat besi selama trisemester I relatif kecil yaitu 0,8 mg per hari, namun meningkat dengan pesat selama trisemester II dan III sehingga 6,2 mg per
hari. Sebagian dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan aditif.Zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit, maka suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan (DeMaeyer, 1995). Tabel 2. DistribusiAsupan Protein pada Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014 Asupan Protein N (%) - Kurang 24 60.0 - Baik 16 40.0 Total 40 100.0
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa distribusi asupan protein pada ibu hamilyang paling besar adalah kategori kurang, yaitu sebanyak 24 orang (60.0%).Kemudian ibu hamil dengan kategori baik, yaitu sebanyak 16 orang (40.0%). Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2008rata-rata kebutuhan proteinperhari untuk wanitadewasa umur 19-49 tahun minimum protein sebesar 50 gram, ditambah untuk ibu hamil 12 gram jadi kebutuhan protein untuk ibu hamil sebesar 62 gramperhari (Supariasa, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil banyak mengkonsumsi ikan kering, tahu/tempe dan sangat sedikit ikan segar atau daging. Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein sudah seharusnya diutamakan pada saat hamil, karena protein sangat penting untuk kelangsungan pertumbuhan janin agar sempurna.Untuk mendapatkan penambahan protein saat hamil dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sumber protein seperti susu, daging dan ayam tidak berlemak, ikan, telur. Hal lain yang mungkin berkontribusi menyebabkan rendahnya asupan proteinibu hamil adalah rendahnya pendapatan keluarga ibu hamil, rendahnya ketersediaan pangan dan rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang bahan makanan yang mengandung protein.Untuk memenuhi kebutuhan protein dan zat besi dihimbau kepada keluarga agar memanfaatkan pekarangan rumah misalnya memelihara ikan, beternak 3
ayam, dan menanam sayuran disekitar rumah. Tabel 3.Distribusi Asupan Zat Besi Pada Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014 Asupan Zat Besi - Kurang - Cukup Total
N 29 11 40
(%) 72,5 27,5 100,0
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa distribusi asupan zat besi pada ibu hamil yang paling tinggi adalah kategori kurang, yaitu sebanyak 29 orang (72,5%). Kemudian asupan zat besi pada ibu hamil dengan kategori cukup sebanyak 12 orang (27,5%). Rata-rataasupan zat besi pada ibu hamil yang diperoleh adalah sebesar 16,28 mg, ini belum sesuai dengan rata-rata Angka Kecukupan Gizi untuk wanita hamil umur 19-49 tahun sebesar 26 mg per hari.Konsumsi zat besi padaibu hamil dilihat dari hasil penelitian masih di bawah standar, dimana ibu hamil hanya mengkonsumsi makanan sumber zat besi non hem seperti sayuran, sedangkan untuk makanan sumber zat besi hem hanya 1-2 kali seminggu. Dari hasil wawancara dengan ibu hamil didapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari ibu hamil pada saat istirahat bekerja disawah selalu mengkonsumsi teh dan sanck pada saat yang bersamaan. Kemungkinan akan rendah asupan zat besi pada ibu hamil juga dapat diakibatkan karena tanin yang terdapat dalam teh dikhawatirkan dapat menghambat absorpsi zat besi. Tabel 4.Distribusi Status Anemia Pada Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014 Status anemia N (%) - Normal 18 45,0 - Anemia ringan 9 22,5 - Anemia sedang 11 27,5 - Anemiaberat 2 5,0 Total 40 100.0
Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa status anemia pada ibu hamil dengan
kategori anemia sedang adalah 27,5%, dan anemia berat sebanyak (5,0%). Hal ini disebabkan karena kurangnya asaupan zat besi dari makanan sehari, dimana ibu hamil bekerja sebagai petani yang kemungkinan harus menghabiskan waktunya untuk bekerja seharian tanpa memperhatikan makanan yang dikonsumsi terutama zat besi.Dilihat dari rata-rata pendapatan keluarga per bulan ibu hamil juga merupakan kategori miskin dan tingkat pendidikan ibu hamil juga rendah. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa anemia pada ibu hamil sebagian besar karena ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin. Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan pemberian tablet tambah darah secara gratis. Kartamihardja (2008) dalam penelitiannya tentang anemia defisiensi besi menyimpulkan anemia defisiensi besi juga dapat disebabkan oleh buruknya penyerapan zat besi dalam makanan. Tabel 5. Tabulasi silang Asupan Protein dengan Status Anemia pada Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014 Asupan Protein
Kurang Baik Total
Anemia N 20 2 23
% 83,3 12.5 57.5
Status Anemia Tidak Total Anemia N % n % 4 16,7 24 100.0 14 87.5 16 100.0 18 42.5 40 100.0
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi Square maka diperoleh hasil dengan nilai p=0,001 (p< 0,005), ada hubungan yang signifikan antara asupan protein pada ibu hamil dengan status anemia karena jika ibu hamil mengkonsumsi makanan yang bervariasi dalam jumlah yang banyak maka status anemia akan baik pula. Hasil penelitian yang dilakukan Tristiyanti (2006), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat protein dengan kadar Hb. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa pangan sumber protein yang dikonsumsi ibu hamil baik yang anemia maupun tidak 4
P 0.001
anemia umumnya merupakan sumber protein nabati. Penelitian lain yang dilakukan Ika Ratna Sari (2012) mengatakan status gizi pada ibu hamil trisemster III sangat mengikat kebutuhan zat besi terpenuhi sehingga tidak terjadi anemia selama kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo (2010) yang menyatakan rendahnya asupan protein pada ibu hamil berpengaruh pada rendahnya penghasilan keluarga sehingga tidak mampu membeli pangan/makanan yang bergizi sehingga apabila penghasilan keluarga cukup dapat meningkatkan status gizi ibu hamil.
tablet tambah darah pada setiap ibu hamil melalui sarana pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan Cardoso dkk (2012) mengenai faktor-faktor yang terkait dengan anemia pada pada ibu hamil di Amazonian, yang menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi. Penelitian lain yang dilakukan Abdul Salam (2013) pada ibu hamil di Kabupaten Gowa menyatakan bahwa sebanyak 50% pola konsumsi merupakan faktor yang dominan pengaruhnya terhadap anemia defisiensi besi pada ibu hamil.
Tabel 6. Tabulasi Silang Asupan Zat Besi dengan Status Anemia pada Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014
Tabel 7. Tabulasi Silang Usia Kehamilan dengan Status Anemia pada Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014
Asupan Zat Besi
Kurang Cukup Total
Anemia N 19 3 22
% 65,5 27,3 55,0
Status Anemia Tidak Total Anemia N % N % 10 34,5 29 100.0 8 72,7 11 100.0 18 45,0 40 100.0
Usia kehamilan (trisemester) P 0.04
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi Square maka diperoleh hasil dengan nilai p=0,04, ada hubungan yang bermakna antara asupan zat besi pada ibu hamildengan status anemia karenaibu hamil yang mengkonsumsi makan dalam jumlah yangbanyakmaka status anemia akan baik pula. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat signifikan hubungan asupan zat besi dengan status anemia bukan berarti asupan zat besi merupakan penyebab terjadinya anemia pada kehamilan. Ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan anemia yaitu Jarak kelahiran, usia kehamilan, kurangnya absorbsi diusus dan adanya makanan penghambat penyerapan dalam usus. Untuk mengatasi masalah anemia pada kehamilan, sebenarnya Pemerintah sudah melaksanakan program untuk pencegahan yaitu dengan memberikan
Trisemester I Trisemester II Trisemester III Total
Anemia N 1 8 13 22
% 18,2 65,5 81,8 55,0
Status Anemia Tidak Total Anemia N % n % 10 81,8 11 100,0 5 38,5 13 100,0 3 18,2 16 100,0 18 45,0 40 100,0
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi Square maka diperoleh hasil dengan nilaip=0,04, ada hubungan yang bermakna antara usia kehamilan pada ibu hamil dengan status anemia . Hal ini sejalan dengan penelitian I Ketut Labir (2011), mengatakan ibu yang mengalami anemia pada trisemester I beresiko 10,29 kali melahirkan dengan BBLR sedangkan ibu yang mengalami anemia pada trisemester II kehamilan beresiko sebesar 16 kali lebih banyak melahirkan BBLR. Ibu hamil yang terdeteksi mengalami anemia baik di trisemster I, II, dan III kehamilan, lebih sering melakukan ANC sehingga dampak anemia pada kehamilan dapat dicegah.
5
p
0,04
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Asupan protein dan zat besi pada ibu hamil di Desa Naga Timbul masih dalam kategori kurang, dimana asupan protein 60% dan zat besi sebesar 72.5%, terdapat 55% ibu hamil di Desa Naga Timbul mengalami anemia meliputi : anemia ringan 22.5%, anemia sedang 27.5%, dan anemia berat 5%.dan terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status anemia pada ibu hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014 dan anemia 55% serta asupan zat besi dengan status anemia pada ibu hamil dimana asupan zat besi 72.5% dan anemia 55%. 2. Saran a. Disarankan kepada ibu hamil agar mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk menyeimbangkan konsumsi zat besi pada saat hamil untuk mencegah perdarahan atau anemia pada saat melahirkan. Bagi petugas kesehatan di Desa Naga Timbul, agar selalu memberikan penyuluhan bagi ibu hamil mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan zat besi yang tinggi dalam masa kehamilan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ibu hamil agar mengkonsumsi makanan yang beragam dan bergizi untuk meningkatkan status gizi pada janin dan ibu pada saat melahirkan. Daftar Pustaka Cardoso, M, dkk, 2012.Underlying Factors Associated with Anemia in Amazonian: A Population-Based, Cross Sectional Study. Managers: De Maeyer, 1995. Pereventing Controlling Iron Deficiency Anemia Trough Primary Health Care. A for Health Administrator and Programmer. Kartamihardja, E. 2008.Anemia Defisiensi Besi, Vol. 1, No. 2, Juli 2008 (online)(http://fk.uwks.ac.id/archie ve/jurnal/vol1.no2./ (anemia
defisiensi besi.pdf) diakses pada 16 desember 2014. Labir I Ketut, 2011.Anemia Ibu Hamil Trisemester I dan II meningkatkan resiko kejadian berat badan lahir rendah RSUD Wangaya Denpasar, In KESMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Makassar.4 (6).Diakses tanggal 27 Januari 2015. Notoadmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta. Price Sylvia, A dan Wilson Lorraine, M. 2005.Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013). Anemia. Supariasa, IDN, Bakri B, Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Salam, Abdul, 2013. Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013.In KESMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.4 (6).Diakses tanggal 17 Desember 2014. Suharno D, 1993. Gizi Kerja Pada Masyarakat Kerja Informal dalam Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal Di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Tristiyanti, 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Anemia Pada Ibu Hamil di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat S1, Institut Pertanian Bogor, diakses 17 Desember 2014 WHO. 2008. Iron Deficiency Anemia Assessment, Prevention And Control. Geneva.
6