KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2013 LISA DWI PRASETYOWATI 11002235
Subject : Anemia, Ibu Hamil, Mojokerto DESCRIPTION Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga dan memperhatikan masalah kesehatan pada saat kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Mojokerto tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan variabel yang diteliti adalah ibu hamil dengan anemia. Sampel diambil dengan tehnik total sampling yaitu seluruh ibu hamil dengan diagnosa anemia sebanyak 424 orang. Data diperoleh dari data sekunder hasil laporan Dinkes Kabupaten Mojokerto pada tanggal 18 Mei 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian anemia pada ibu hamil dari tahun 2010 sampai 2013 yaitu tahun 2010 sebanyak 203 orang (17,86%), tahun 2011 sebanyak 205 orang (18,04%), tahun 2012 sebanyak 304 orang (26,76%) dan tahun 2013 sebanyak 424 orang (37,32%). Dari data tersebut dapat kita lihat angka kejadian anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2010 (17,86%) sampai 2013 (37,32%). Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah masih tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil khususnya di Kabupaten Mojokerto, terbukti semakin tahun masalah anemia pada ibu hamil tidak semakin berkurang namun semakin bertambah. Maka dari itu, kita perlu menjalankan programprogram yang telah dicanangkan pemerintah serta peningkatan sosialisasi berupa penyuluhan dan tindakan dari petugas kesehatan baik bidan atau dokter yang bersifat aplikasi mengenai masalah kesehatan, terkait pentingnya pemeriksaan anemia pada ibu hamil sejak dini.
ABSTRACT Anemia in pregnant woman is one of the major health problems associated with high cases and complication that can arise both in the mother and the fetus. This is due to the lack of public awareness to keep and pay attention to the health problems during pregnancy. The purpose of this study was to determine the prevalence of anemia in pregnant woman in Mojokerto regency on 2013. This research was a descriptive study and the variable of this research was pregnant woman with anemia. Samples were taken by a total sampling that all pregnant woman with a diagnosis of anemia as many as 424 people. Secondary data obtain from Mojokerto Health Department report. The result of this research showed that the cases of anemia in pregnant woman from 2010 until 2013 was on 2010 as many as 203 people (17,86%), on 2011 as many as 205 people (18, 04%), on 2012 as many as 304 people (26,76%) and on 2013 as many as 424 people (37,32%). Based on the data, we knew the prevalence of anemia in pregnant woman has increased two fold from 2010 (17,86%) until 2013 (37,32%). The conclusion of this study is the high prevalence of anemia in pregnant women, especially in Mojokerto proved more of a problem of anemia in pregnant woman is not decreasing but increasing. Therefor, we need to implement the government’s health programs applicative with counseling and actions of the midwife or the doctor about health problems, related to how the importance diagnostic of anemia in pregnant woman early. Keywords : anemia, pregnant women, Mojokerto. Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: Dian Irawati M.Kes Erfiani Mail S.ST : 30 Mei 2014 : Laporan Penelitian : : :
LATAR BELAKANG Anemia menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Di Indonesia anemia masih menjadi permasalahan gizi yang utama disamping tiga masalah gizi yang lainnya, yaitu Kurang Energi Protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik (Arisman, 2009). Anemia merupakan keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (Supandiman, 2004). Beberapa penyebab terjadinya anemia adalah defisiensi zat besi, gangguan absorbsi, defisiensi vitamin dan mineral, sel darah merah yang cepat hancur, gangguan produksi sel darah merah dan perdarahan (Bothamley, et al., 2011) . Menurut Arisman (2009), perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila
dibandingkan laki-laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat menstruasi, sehingga perempuan juga menjadi lebih rentan mengalami kekurangan zat besi. Selain faktor diatas, faktor penyebab lainnya adalah infestasi cacing. Penelitian Lestari (2011) pada remaja putri SMU di Kabupaten Bandung menunjukkan adanya hubungan antara kejadian anemia pada remaja putri SMU dengan adanya infestasi cacing pada usus. Kecacingan pada manusia baik oleh cacing gelang, cacing cambuk maupun cacing tambang dapat menyebabkan perdarahan yang menahun berakibat turunnya cadangan besi dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan timbulnya anemia (Rasmaliah, 2004). Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin. Di dunia 34% ibu hamil dengan anemia dimana 75% berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia 63,5% ibu hamil dengan anemia (Saifudin, 2006). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi anemia gizi besi (Fe) pada ibu hamil mencapai 40,1% (Depkes RI, 2004). Sedangkan di Jawa Timur yang menderita anemia sebesar 54,7% (Amiruddin, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2014 di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menunjukkan jumlah anemia pada ibu hamil di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2010 sebanyak 203 orang, pada tahun 2011 sebanyak 205 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 304 orang. Ibu hamil merupakan suatu kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait dengan kondisi kesehatannya, baik dari aspek biologis maupun psikologis. Masa kehamilan merupakan masa yang rentan terhadap permasalahan gizi. Pada masa kehamilan calon ibu harus dalam keadaan sehat dan mempunyai gizi cukup karena pada masa ini kualitas seorang anak akan ditentukan. Salah satu masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil sampai saat ini adalah anemia. Ibu hamil dinyatakan mengalami anemia bila kadar hemoglobin dari ibu < 11 g/dl (Riskesdas, 2007). Penyebab anemia pada ibu hamil pada umumnya akibat kurang gizi yaitu kurang zat besi dalam makanan yang dikonsumsi selain karena faktor penyakit. Agar kehamilan berjalan dengan baik, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein dan zat besi (Francin, 2005). Menurut (Bothamley, et al., 2011), ibu hamil tidak hanya diberi preparat zat besi tetapi juga preparat asam folat karena ada beberapa bukti bahwa pemberian kedua preparat ini lebih menguntungkan daripada preparat zat besi saja dalam menangani anemia. Beberapa teori mengatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada kehamilan berkaitan dengan kesehatan reproduksi ibu hamil yaitu umur ibu hamil, jumlah kelahiran (paritas) dan jarak kelahiran. Anemia merupakan penyebab penting yang melatarbelakangi kejadian mortalitas dan morbiditas, yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu melahirkan atau nifas sebagai akibat komplikasi kehamilan. Sekitar 20% kematian ibu di Negara berkembang penyebabnya berkaitan langsung dengan anemia kurang besi. Disamping pengaruhnya kepada kematian, anemia pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah (BBLR), premature dan peningkatan kematian perinatal (Bothamley, et al., 2011).
Agar angka kesakitan dan kematian ibu akibat anemia tidak terus meningkat perlu adanya upaya penanggulangan. Akibat yang ditimbulkan oleh anemia pada masa kehamilan tidak hanya menimpa pada ibu melainkan juga pada janin. Untuk itu perlu adanya pencegahan dengan adanya penyuluhan serta pemberian tablet zat besi (Fe) pada waktu ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Pada dasarnya sebelum upaya penanggulangan dilakukan harus diketahui faktor penyebab anemia pada ibu hamil tersebut.
METODOLOGI Penelitian ini menurut prosesnya merupakan jenis penelitian deskriptif dengan variabel yang diteliti adalah ibu hamil dengan anemia. Subjek pada penelitian ini adalah 424 ibu hamil dengan diagnosa anemia menggunakan tehnik total sampling, data yang digunakan yaitu data sekunder hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Tempat dan Waktu penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pada bulan Mei.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa angka kejadian anemia pada ibu hamil dari tahun 2010 (17,86%) sampai 2013 (37,32%) di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan dua kali lipat. Data diperoleh dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tentang angka kejadian anemia pada ibu hamil tahun 2013 adalah sebanyak 424 orang. Di Indonesia masalah kesehatan masih merupakan salah satu prioritas utama yang menjadi perhatian pemerintah. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah masih tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil. Salah satu penyebabnya adalah kekurangan zat besi (Prawirohardjo, 2009). Zat besi sendiri merupakan unsur nutrisi penting yang bertugas membentuk hemoglobin, protein dalam sel darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian dan organ tubuh (Arisman, 2009). Seperti yang terjadi di kota Mojokerto ini, semakin tahun masalah anemia pada ibu hamil tidak semakin berkurang namun semakin bertambah. Hal ini berdasarkan pendataan yang telah dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto baru-baru ini. Pada saat hamil, tubuh ibu memerlukan zat besi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan janin dan plasenta. Selain itu, tubuh bumil memproduksi darah 40-50% lebih banyak, sehingga tubuh memerlukan zat besi lebih banyak pula untuk mengimbangi kenaikan volume darah tersebut. Ini biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga (Ibrahim, 2011). Anemia akan lebih berisiko terjadi pada ibu hamil yang mual dan muntah hebat di awal kehamilan, karena biasanya hanya sedikit makanan yang bisa masuk. Anemia juga bisa terjadi pada ibu hamil dengan janin kembar, waktu kehamilan yang terlalu dekat dengan kelahiran anak sebelumnya, serta wanita yang sebelum hamil memang mengeluarkan darah dalam jumlah banyak saat menstruasi (Bisniscantikberkilau, 2012). Anemia pada ibu hamil bisa jadi sangat berbahaya. Ibu akan merasa lemas bahkan sesak napas karena kurangnya suplai oksigen ke jantung. Selain itu, anemia meningkatkan kemungkinan keguguran, kelahiran prematur, perdarahan
paska persalinan, bayi lahir dengan berat badan rendah, cacat bawaan, hingga kematian pada ibu maupun janin, jika anemia terlambat ditangani (Bisniscantikberkilau, 2012). Anemia sendiri merupakan keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (Supandiman, 2004). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa angka kejadian anemia pada ibu hamil dari tahun 2010 (17,86%) sampai 2013 (37,32%) di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan dua kali lipat. Dari kunjungan trimester I ke trimester II tingkat kejadian anemia mengalami penurunan, tetapi dari kunjungan trimester II menuju trimester III yang seharusnya diharapakan mengalami penurunan kembali ternyata tingkat kejadian anemia mengalami kenaikan yang cukup pesat dari tahun 2010 sampai 2013. Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kejadian anemia diatas adalah : umur ibu hamil, jumlah kelahiran (paritas) dan jarak kelahiran (Amirudin dan Wahyudin, 2004; Djamilus dan Herlina,2008). Dari data tersebut terlihat bahwa upaya pemerintah khususnya di Kabupaten Mojokerto untuk mengurangi angka kejadian anemia pada ibu hamil mengalami kegagalan. Selama kehamilan ibu hamil disarankan untuk cek kadar hemoglobinnya minimal 2 kali, yaitu pada trimester pertama awal kehamilan dan pada trimester ketiga sebelum persalinan, sehingga ada apa tidaknya gejala anemia dapat terdeteksi secara dini (Depkes RI, 2009). Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani masalah anemia pada ibu hamil dengan melakukan usaha pencengahan dan penanganan yang diaplikasikan lewat tenaga kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil (Depkes RI, 2009). Pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan antara lain dengan cara : meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, meningkatan konsumsi vitamin C seperti buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, pemeriksaan kesehatan sejak dini serta mengurangi konsumsi teh atau minuman yang mengandung kafein (Depkes RI, 2009). Sedangkan penanganan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara seperti : pemberian tambahan zat besi (Fe) 1 tablet/hari selama 90 hari saat masamasa kehamilan dan melakukan terapi diet dengan cara mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi (Fe) seperti yaitu, makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran yang memiliki warna hijau tua (Depkes RI, 2009). Tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Padahal dari pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya dalam bentuk program-program pemerintah dan berbagai sosialisasi baik lewat media cetak maupun media elektronik. Kurangnya kesadaran masyarakat di Indonesia sendiri untuk menjaga dan memperhatikan masalah kesehatan terutama pada saat kehamilan masih sangatlah tinggi. Itu menyebabkan banyak sekali masalah yang terjadi pada saat melahirkan dan beresiko bagi ibu hamil ataupun bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil terkadang malas untuk memeriksakan kandungannya secara rutin ke tenaga kesehatan setempat seperti dokter dan bidan guna mengetahui perkembangan
janin yang ada didalam kandungan. Padahal perkembangan janin harus terus menerus dipantau demi kesehatan bagi si ibu dan calon bayi yang ada di dalam kandungan.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2010 (17,86%) sampai 2013 (37,32%). Jadi bisa dikatakan bahwa upaya pemerintah khususnya di Kabupaten Mojokerto untuk mengurangi angka kejadian anemia pada ibu hamil mengalami kegagalan.
REKOMENDASI 1. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji data yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor serta penyebab yang melatarbelakangi masih tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil khususnya di Kabupaten Mojokerto. 2. Bagi institusi Perlu adanya buku-buku bacaan terbaru di perpustakaan tentang kejadian anemia khususnya pada ibu hamil untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang masalah tersebut. 3. Bagi tenaga kesehatan Perlu adanya peningkatan sosialisasi berupa penyuluhan dan tindakan dari petugas kesehatan baik bidan atau dokter mengenai masalah kesehatan, terkait pentingnya pemeriksaan anemia pada ibu hamil sejak dini.
ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No. Telp : 082332512548 Alamat : Trenggalek