MANUSKRIP PUBLIKASI
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD SAMARINDA TAHUN 2013
AISYAH TARYA UTARI PUTRI 1010015008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA MEI 2014
Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2013 Correlation Between Anemia in Pregnant Women with Low Birth Weight (LBW) at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda in 2013 Aisyah Tarya Utari Putri1, Yuniati2, Evi Fitriany3 1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Bagian Mikrobiologi Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 3 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Email korespondensi:
[email protected] 2
ABSTRAK Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penentu utama penyakit, kecacatan hingga kematian pada neonatus dan kanak-kanak serta memiliki dampak jangka panjang pada masa mendatang. Faktor risiko terjadinya BBLR dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ibu, faktor janin dan plasenta, dan juga faktor lingkungan. Sebagian besar wanita hamil mengalami anemia selama kehamilannya, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Hampir 50% kejadian BBLR meningkat pada ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilannya. Pengetahuan ibu mengenai Anemia yang masih rendah membuat angka kejadian anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi di berbagai daerah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Metode penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan kasus kontrol atau retrospektif yang didapat dari rekam medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2013. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling sehinggga mendapatkan 54 kasus bayi dengan BBLR yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis Chi-square test dan menghitung Odds Ratio dengan menggunakan program komputer untuk menentukan besar faktor risiko. Usia ibu yang paling banyak adalah usia 25-29 tahun (31,5%) dengan paritas ibu yang tersering adalah pada paritas 1 (48,1%) sedangkan menurut jenjang pendidikan adalah tingat pendidikan SMA (50%). Anemia dapat menyebabkan peningkatan kejadian BBLR, terlihat dari nilai Odds ratio (OR) = 4,08. Angka kejadian anemia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada tahun 2013 sebesar 9,7% dan anemia merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Kata Kunci : Berat badan lahir rendah (BBLR), anemia, usia, paritas, tingkat pendidikan.
1
ABSTRACT Low birth weight (LBW) is one of the major determinants of sickness, disability and death in neonates and children as well as having long-term impact on the future. Risk factor for low birth weight is influenced by maternal factors, fetal factors, placental factors, and environmental factors. Most pregnant women are anemic during pregnancy, both in developed countries and in developing countries. Women who develop anemia during pregnancy, increase nearly 50% incidence of LBW. Low knowledge from mother’s about anemia makes the incidence of anemia in pregnant women quite high in various regions. The purpose of this study was to determine the relationship of anemia in pregnant women with the incidence of LBW at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. The method of this research is analytic study with case-control or retrospective approach obtained from medical records at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda in 2013. This study use purposive sampling techniques and get 54 cases of infants with low birth weight which fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The results of the study were analyzed using Chi-square test analysis and calculate the odds ratio using a computer program to determine the risk factors. Most mother was 25-29 years old (31,5%%) with the most common maternal parity is the parity 1 (48,1%). The highest level of education are senior high school (50%). Anemia increase the risk of LBW, shown from odds ratio (OR) = 4,08. Prevalence of LBW at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda in 2013 are 9,7% and anemia was the risk factors that have a strong correlation with LBW at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Keywords : Low birth weight (LBW), anemia, maternal age, parity, education.
2
Menurut
PENDAHULUAN Berat
lahir
data
dari
World
merupakan
Health Organization (WHO), BBLR
indikator yang penting dan reliabel
memberikan kontribusi 60% sampai
bagi kelangsungan hidup neonatus,
80% dari seluruh kematian neonatal.
baik ditinjau dari segi pertumbuhan
Dengan prevalensi global BBLR
fisik
adalah
maupun
ditinjau
dari
15,5%,
yang
jumlahnya
perkembangan status mentalnya. Hal
mencapai sekitar 20 juta bayi BBLR
ini dapat digunakan sebagai indikator
yang lahir setiap tahun, dan sekitar
umum
96,5% dari mereka terdapat di
untuk
mengetahui
status
kesehatan, gizi dan sosial ekonomi
negara-negara
dari
Kelahiran dengan BBLR dua kali
negara
maju
dan
negara
berkembang.1 Berat
berkembang.
lebih banyak di negara berkembang badan
lahir
rendah
dibandingkan dengan negara maju,
(BBLR) ialah bayi baru lahir yang
dan 72% terjadi di Asia. Penelitian
berat badan lahirnya pada saat
yang dilakukan di Asia Selatan
kelahiran kurang dari 2.500 gram
diperkirakan setiap tahunnya terdapat
(sampai dengan 2.499 gram), yang
15-30 juta bayi yang lahir dengan
ditimbang pada saat lahir sampai 24
BBLR.
jam pertama setelah lahir. Berat
Berdasarkan Riset Kesehatan
badan lahir rendah juga merupakan
Dasar
salah satu penentu utama penyakit,
Kalimantan Timur yang dilakukan
kecacatan hingga kematian pada
pada tahun dan 2010, didapatkan
neonatus
serta
hasil proporsi BBLR di Kalimantan
memiliki dampak jangka panjang
Timur pada tahun 2010 sebesar 9,3%
pada
dalam
dari seluruh kelahiran yang terdata
kehidupan dewasanya mendatang.
dan meningkat pada tahun 2013 yaitu
Indikator pertumbuhan janin untuk
sekitar 11%. Sedangkan untuk di
suatu masa gestasi dikatakan baik
RSUD
jika berat badannya sesuai dengan
kejadian BBLR pada tahun 2007
berat badan seharusnya untuk masa
sampai tahun 2009 berkisar 11,2%.4
dan
hasil
kanak-kanak
kesehatan
(RISKESDAS)
Abdul
Wahab
Propinsi
Sjahranie
gestasi itu.2,3
3
Menurut Kesehatan,
Kementrian angka
pada ibu hamil sekitar 34%, dan 75%
Indonesia
berada di negara berkembang. Untuk
memiliki persentase yang meliputi
di Indonesia anemia pada ibu hamil
kehamilan dini kurang dari 18 tahun
sekitar
(4,1%), kehamilan terlalu tua lebih
dilakukan
dari 34 tahun (11%), paritas lebih
Singkawang
dari 3 (9,4%) jarak persalinan yang
menyatakan bahwa anemia memiliki
terlalu dekat kurang dari 2 tahun
hubungan yang bermakna dengan
(5,2%), Lingkar Lengan Atas (LILA)
kejadian BBLR. Hal ini sepaham
< 23,5 cm ( 29%) dan penyumbang
dengan penelitian yang dilakukan
terbesar angka kejadian BBLR di
oleh Festy (2010) di Kabupaten
Indonesia ialah anemia pada ibu
Sumenep yang menyatakan bahwa
hamil yang berkisar 50,9% dengan
ibu dengan kadar hemoglobin kurang
penyebab terbanyak adalah anemia
dari 11 g/dl memiliki risiko 3,366
karena defisiensi besi (ADB).5
kali untuk melahirkan bayi dengan
kejadian
penyumbang
Secara global, kejadian anemia
BBLR
Anemia merupakan
di
pada
ibu
masalah
63,5%. oleh
Penelitian
yang
Ismi
di
Kota
tahun
2011
pada
hamil
BBLR dibandingkan dengan ibu
kesehatan
yang kadar hemoglobinnya lebih dari
dengan insiden yang cukup tinggi
11 g/dl.6,9
dan akan memberikan dampak yang
Maka dari itu diperlukan peran
cukup serius baik pada ibu maupun
dari berbagai sektor kesehatan untuk
janin yang dikandungnya. Anemia
menanggulangi
pada
negara
anemia pada ibu hamil sehingga
sekitar
dampak yang ditimbulkannya pun
ibu
berkembang
hamil
di
diperkirakan
35%-75% dan sekitar 43% terjadi
dan
mencegah
dapat dicegah.
sebelum kehamilan. Anemia pada
Berdasarkan latar belakang di
ibu hamil dapat meningkatkan risiko
atas maka penulis tertarik melakukan
ibu untuk melahirkan bayi BBLR
penelitian tentang hubungan status
dan dapat mengakibatkan abortus,
anemia pada ibu dengan kejadian
partus lama, sepsis puerperalis serta
BBLR di RSUD Abdul Wahab
kematian ibu dan janin.
6,7,8
Sjahranie.
4
RSUD
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya
hubungan
Abdul
Sjahranie
Samarinda tahun 2013. Penentuan sampel
penelitian
anemia pada ibu hamil dengan
menggunakan
kejadian BBLR di RSUD Abdul
sampling
Wahab Sjahranie Samarinda.
berdasarkan
teknik dengan usia
perbandingan
jumlah
dengan purposive matching dengan kelompok
kasus dan kelompok kontrol yang
METODE PENELITIAN Jenis
Wahab
yang
menjadi sampel penelitian, yaitu 1:1.
ini
Data yang digunakan adalah
observasional
data sekunder, yaitu data yang
analitik dengan desain penelitian
diperoleh dari rekam medis RSUD
kasus kontrol (case controll) dan
Abdul Wahab Sjahranie. Semua data
dilakukan di RSUD Abdul Wahab
yang telah dikumpulkan akan diolah
Sjahranie pada bulan Januari-Mei
dengan
2014.
komputer yaitu Microsoft Excel dan
digunakan adalah
penelitian dalam
penelitian
penelitian
Populasi yang menjadi target
mengggunakan
program
program SPSS.
dalam penelitian ini adalah semua
Analisis univariat dilakukan
ibu yang melahirkan bayi BBLR di
untuk mendapatkan gambaran umum
RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada
dengan cara mendeskripsikan tiap-
tahun 2013. Sampel pada penelitian
tiap variabel yang digunakan dalam
ini terbagi menjadi dua kelompok,
penelitian
yaitu kelompok kasus dan kelompok
dilakukan untuk melihat hubungan
kontrol. Kelompok kasus adalah
antara variabel bebas dan variabel
semua ibu yang melahirkan bayi
terikat
BBLR dengan usia kehamilan aterm
menggunakan
yang melakukan persalinan di RSUD
Square dan untuk mengetahui besar
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
faktor risiko melalui nilai odds ratio.
tahun
2013.
Kelompok
dan
dengan
analisis
mencari uji
bivariat
nilai
hipotesis
p
Chi-
kontrol
adalah semua ibu yang melahirkan
HASIL PENELITIAN
bayi dengan berat lahir normal dan
Penelitian ini dilakukan di
aterm yang melakukan persalinan di
bagian rekam medis RSUD Abdul
5
Wahab Sjahranie yang terletak di
Kelompok Usia
Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Ibu dengan bayi
Ibu dengan bayi
BBLR (Kasus)
bukan BBLR (Kontrol)
Pada penelitian ini terdapat Juml
total 257 bayi dengan BBLR dari 2.643 ibu yang melakukan persalinan
Persentase
Jumlah
ah
Persen tase
15-19 tahun
8
14,8%
8
14,8%
dan dirawat di bagian Perinatalogi
20-24 tahun
9
16,6%
9
16,6%
dan
Obstetri
Abdul
Ginekologi
RSUD
25-29 tahun
17
31,5%
17
31,5%
Sjahranie
selama
30-34 tahun
12
22,2%
12
22,2%
2013.
35-39 tahun
8
14,8%
8
14,8%
Total
54
100%
54
100%
Wahab
periode
Januari-Desember
Pada penelitian ini didapatkan 54
Dari tabel di atas dapat dilihat
sampel kelompok kasus BBLR dan 54 sampel kelompok yang bukan BBLR
sehingga
jumlah
sampel
dalam penelitian ini sebanyak 108. Hasil ini dapat lebih jelas pada
bahwa karakteristik kelompok kasus menurut usia paling banyak terjadi pada kelompok kasus usia 25-29 tahun yaitu sebanyak 17 ibu (31,5%) sedangkan untuk usia yang paling
gambar di bawah ini.
sedikit yaitu antara 15-19 tahun dan 35-39 tahun sebanyak 8 ibu (14,8%).
Kelahiran Bayi di RSUD Abdul…
Hal
serupa
kelompok
juga
terjadi
pada
kontrol
dimana
usia
terbanyak terdapat pada kelompok
9,7% BBLR
usia 25-29 tahun sebanyak 17 ibu
Tidak BBLR
(31,5%) dan untuk usia yang paling
93%
sedikit yaitu antara 15-19 tahun dan 35-39 tahun sebanyak 8 ibu (14,8%).
Karakteristik berdasarkan Usia Karakteristik
Responden responden
berdasarkan usia ibu berada dalam
Karakteristik
Responden
berdasarkan Jumlah Paritas Karakteristik
rentang usia 16-39 tahun. Tabel di
berdasarkan
bawah
mengenai
berada dalam rentang paritas 1-5.
karakteristik usia pada kelompok
Tabel di bawah ini menjelaskan
kasus dan kontrol.
mengenai
menjelaskan
jumlah
Responden paritas
karakteristik
ibu
jumlah
6
paritas pada kelompok kasus dan
mengenai tingkat pendidikan pada
kontrol.
kelompok kasus dan kontrol.
Jumlah
Ibu dengan bayi BBLR
Ibu dengan bayi bukan
Tingkat
Paritas
(Kasus)
BBLR (Kontrol)
Pendidikan
Kasus
Kontrol
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
SD
11
20,4%
11
20,4%
1
26
48,1%
24
44,1%
SMP
13
24,1%
19
35,2%
2
10
18,5%
19
35,2%
3
9
16,7%
7
13,0%
SMA
27
50,0%
20
37,0%
4
6
11,1%
3
5,6%
D3
2
3,7%
1
1,9%
S1
1
1,9%
3
5,6%
Total
54
100%
54
100%
5
3
5,6%
1
1,9%
Total
54
100%
54
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik kelompok kasus menurut banyak
jumlah terjadi
paritas pada
paling
paritas
1
(primipara) yaitu sebanyak 26 ibu (48,1%) dan paling sedikit terjadi pada paritas 5 yaitu sebanyak 3 ibu (5,6%). Hal ini juga terjadi pada kelompok kontrol dimana jumlah paritas terbanyak juga pada paritas 1 (primipara) yaitu sebanyak 24 ibu (44,1%) dan paling sedikit juga pada paritas 5 yaitu sebanyak 1 ibu
Karakterisitk
Responden
berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik
responden
berdasarkan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh sang ibu dalam
rentang
jenjang
pendidikan SD hingga S1 (sarjana). Tabel
tingkat
pendidikan
yang
pernah
ditempuh ibu pada kelompok kasus paling banyak terjadi pada kelompok kasus dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 27 ibu (50,0%) dan untuk tingkat pendidikan yang paling sedikit yaitu pada jenjang S1 yaitu
sebanyak
1
ibu
(1,9%).
Sedangkan pada kelompok kontrol, tingkat
pendidikan
yang
paling
banyak ditempuh oleh ibu juga pada jenjang SMA dimana ibu yang
(1,9%).
berada
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
dibawah
ini
menjelaskan
berpendidikan tersebut sebanyak 20 ibu (37,0%). Gambaran
Anemia
pada
Ibu
Hamil Gambaran
responden
berdasarkan kadar hemoglobin pada saat hamil berada dalam rentang 7,7 g/dL -13,9 g/dL. Dengan analisis
7
tendensi sentral diperoleh nilai mean
penelitian ini yang tergolong anemia
10,70 g/dL , nilai median 10,55 g/dL,
pada saat hamil sebanyak 33 orang
dan nilai modus 10,1 g/dL dengan
(61,1%) dan ibu yang tidak anemia
standar deviasi ±1,234.
dalam
Tabel di bawah ini menjelaskan
hemoglobin normal) sebanyak 21
mengenai
gambaran
orang (38,9%).
hemoglobin
ibu
kadar
pada
kelompok
kasus dan kontrol.
kehamilannya
Hubungan
Anemia
Tabel Ibu dengan bayi
Ibu dengan bayi
Hemoglobin
BBLR (Kasus)
bukan BBLR
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
<11 g/dL
33
61,1
15
27,8
>11 g/dL
21
38,9
39
72,2
Total
54
100%
54
100%
Mean
10,70
-
11,41
-
SD
1,392
-
1,076
-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karakterisitk kelompok kasus menurut kadar hemoglobin terbanyak pada kelompok kasus dengan kadar hemoglobin <11 g/dL yaitu sebanyak 33 ibu (61,1%) dengan rata-rata 10,7 g/dL dan standar deviasi 1,392 sedangkan pada kelompok kontrol kadar hemoglobin ibu yang paling banyak yaitu pada kadar >11 g/dL yaitu sebanyak 39 ibu (72,2%) dengan rata-rata 11,4 g/dL dan standar deviasi 1,076. melahirkan
di
menjelaskan
bawah
ini
mengenai
akan
tabulasi
silang antara anemia pada ibu dengan
(Kontrol)
yang
dengan
Kejadian BBLR
Kadar
Ibu
(kadar
bayi
dengan berat badan lahir rendah pada
kejadian
BBLR
pada
sampel
penelitian. BBLR Ya Anemia
Total Tidak
Ya
33
15
48
Tidak
21
39
60
54
54
108
Total
p-value OR
0,000.. 4,08
Nilai significancy (nilai p) pada riwayat anemia pada saat hamil yang didapat dari uji statistik chi-square dalam penelitian ini adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
ada
hubungan
yang
bermakna antara anemia pada ibu dengan kejadian BBLR pada sampel penelitian,
terlihat
dari
nilai
significancy (nilai p) <0,05. Nilai odds ratio yang didapat dalam penelitian ini adalah 4,08. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seorang
8
ibu dengan anemia pada saat hamil
dari 2.643 ibu yang melakukan
akan memiliki risiko 4,08 kali lebih
persalinan selama periode Januari
besar untuk melahirkan bayi dengan
hingga
berat
rendah
penelitian ini tidak jauh berbeda dari
dibandingkan dengan ibu yang kadar
RSUD Tugurejo Semarang tahun
hemoglobinnya normal
2011 dimana angka kejadian BBLR
badan
lahir
Desember
2013.
Hasil
sebanyak 148 bayi begitu juga pada penelitian yang dilakukan di RSUD
PEMBAHASAN Pembahasan mengenai analisis
Raden
Mattaher
dimana
angka
hubungan anemia pada ibu hamil
kejadian BBLR pada Tahun 2013
dengan kejadian BBLR di RSUD
sebesar
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
menunjukkan
tahun 2013 dalam bentuk analisa
kejadian BBLR di RSUD Abdul
deskriptif dan analitik sesuai dengan
Wahab
tujuan penelitian yang diharapkan.
mengalami
Penelitian
untuk
dibandingkan dengan tahun 2008
anemia
yakni 11,2%. Hal ini juga relatif
ini
mengetahui
bertujuan hubungan
12,4
%.
Hasil
bahwa
persentase
Sjahranie
Samarinda
penurunan
1,5%
dengan kejadian BBLR di RSUD
sama
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
dilakukan di RSUP M. Djamil
Diharapkan
adanya
Padang dimana angka kejadiannya
menjadi
pada tahun 2013 berkisar 13,2%.
penelitian informasi
dengan ini dan
dapat
meningkatkan
dengan
ini
penelitian
yang
4,10,11
kewaspadaan baik bagi kalangan
Hal
ini
dapat
RSUD
disebabkan
medis maupun masyarakat umum
karena
Abdul
Wahab
khususnya bagi ibu yang sedang
Sjahranie merupakan rumah sakit
hamil.
rujukan Provinsi Kalimantan Timur
Gambaran Kejadian BBLR
sehingga angka kejadian kehamilan
Selama bulan Januari hingga
BBLR masih cukup tinggi. Dari 257
Desember di Bagian Perinatalogi
bayi BBLR yang ada di data rekam
RSUD
medik rumah sakit tidak seluruhnya
Abdul
Wahab
Sjahranie
Samarinda terdapat 257 (9,7%) bayi
lahir
di
rumah
sakit,
sebagian
dengan berat badan lahir yang rendah
merupakan bayi rujukan dari klinik,
9
puskesmas, maupun rumah sakit lain,
Kota Labuhan Batu pada tahun 2008
sehingga sampel yang didapat yang
menyatakan kejadian anemia pada
memenuhi
ibu hamil sebanyak 53,1%, hasil ini
kriteria
inklusi
tidak
begitu banyak. Gambaran
serupa
Anemia
pada
Ibu
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Trihardiani dimana kejadian anemia pada ibu hamil
Hamil Berdasarkan hasil penelitian di
sebanyak 42,4%. 12
atas bahwa dari seluruh sampel
Anemia pada ibu hamil paling
BBLR terdapat 33 ibu (61,1%)
sering disebabkan oleh kekurangan
dengan riwayat anemia pada saat
zat besi yang diperlukan untuk
hamil dan sebanyak 21 ibu (38,9%)
pembentukan hemoglobin. Anemia
yang tidak memiliki riwayat anemia
jenis ini dapat terjadi karena tidak
sebelumnya. Hasil penelitian ini
memadainya zat gizi besi yang
menunjukkan bahwa lebih banyak
diserap dari makanan sehari-hari
ibu yang melahirkan bayi dengan
yang berperan dalam pembentukan
berat rendah yang memiliki riwayat
sel
anemia sebelumnya dibandingkan
pengetahuan
dengan ibu yang melahirkan bayi
seorang ibu akan berpengaruh pada
dengan berat lahir rendah tanpa
pengambilan
riwayat anemia. Hal ini mungkin saja
perencanaan dan penyusunan menu
terjadi
makanan yang akan dikonsumsi.
karena
secara
fisiologis
darah
merah. yang
Selain dimiliki
keputusan
juga
itu oleh
dalam
hemoglobin pada ibu yang sedang
Pengetahuan
hamil cenderung menurun sehingga
terhadap perilaku ibu. Ibu dengan
memudahkan terjadinya anemia.
pengetahuan
gizi
berpengaruh
yang
baik,
Menurut data WHO pada tahun
kemungkinan akan memberikan gizi
2005 prevalensi anemia pada ibu
yang cukup bagi janinnya. Walaupun
hamil secara global mencapai 41,8%
dalam kondisi hamil yang disertai
atau sekitar 56 juta ibu hamil. Selain
mual dan rasa yang tidak enak, ibu
itu, data Riset Kesehatan Dasar tahun
yang memiliki pengetahuan yang
2007
baik akan berupaya untuk memenuhi
juga
menunjukkan
bahwa
24,5% ibu hamil menderita anemia.
kebutuhan gizinya. 13
Pada penelitian yang dilakukan di
10
Hubungan
Anemia
pada
Ibu
dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati pada tahun 2011
dengan Kejadian BBLR Hasil penelitian menunjukkan
dimana ibu yang mengalami anemia
bahwa 61,1% ibu yang melahirkan
memiliki risiko 2,25 kali untuk
bayi dengan berat lahir rendah di
melahirkan
RSUD
Sjahranie
begitu juga dengan hasil penelitian
Samarinda pada tahun 2013 yang
yang dilakukan di Semarang oleh
menjadi sampel penelitian memiliki
Trihardiani
anemia pada kehamilannya. Pada
terdapat hubungan yang signifikan
kelompok kontrol dalam penelitian
antara anemia dengan BBLR. Hasil
ini yang memiliki riwayat anemia
penelitian ini juga tidak jauh berbeda
sebelumnya sebanyak 27,8%.
dengan hasil penelitian di Labuhan
Abdul
Wahab
Berdasarkan hasil penelitian uji
Batu,
bayi
dengan
menyatakan
BBLR
bahwa
Medan pada tahun 2008
statistik chi-square yang dilakukan
dimana terdapat 31 ibu (36%) dari 33
untuk
antara
ibu yang melahirkan bayi dengan
riwayat anemia pada saat hami
berat lahir rendah dengan riwayat
dengan kejadian BBLR, diperoleh
anemia
nilai p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini
2008) dan didukung oleh penelitian
menunjukkan bahwa secara statistik
di Rumah Sakit Raden Mattaher
terdapat hubungan yang bermakna
dimana sebanyak 56 ibu (57,7%) dari
antara riwayat anemia sebelumnya
97 ibu yang melahirkan bayi dengan
dengan
dalam
berat lahir rendah dengan riwayat
penelitian ini. Nilai odds ratio yang
anemia sebelumnya (Wijaya, 2013).
didapatkan
statistik
Hal Serupa juga terjadi di RSIA
adalah sebesar 4,08, sehingga dapat
Banda Aceh pada tahun 2013 dimana
disimpulkan
ibu
terdapat 60% ibu yang melahirkan
dengan kadar Hb < 11 g/dL (anemia)
bayi dengan berat lahir rendah yang
pada saat hamil memiliki risiko 4,08
mengalami
kali lebih besar untuk terlahirnya
kehamilannya.10,12,14,15
bayi dengan berat lahir yang rendah
Umumnya
menilai
hubungan
kejadian
melalui
bahwa
BBLR
uji
seorang
sebelumnya(Simanjuntak,
anemia
pada
hemoglobin
saat
dan
dibandingkan dengan ibu yang kadar
hematokrit akan sedikit menurun
Hb > 11 g/dL. Hasil ini sejalan
selama
kehamilan
normal
yang
11
mengakibatkan
penurunan
dari
plasma yang lebih besar dibanding
viskositas darah. Kadar hemoglobin
dengan
rata-rata pada usia kehamilan yang
hemoglobin. Perubahan hematologi
aterm adalah 12,5 g/dL. Sehingga
sehubungan
jika kadar hemoglobin ibu di bawah
terjadi karena adanya perubahan
11
akhir
terhadap sirkulasi tubuh ibu yang
kehamilan maka hendaknya hal ini
semakin meningkat untuk memenuhi
g/dL
terutama
pada
8
dianggap abnormal. Anemia
dengan
kebutuhan
defisiensi
merupakan salah
peningkatan
nutrisi
kadar
kehamilan
plasenta
dan
besi
pertumbuhan payudara. Pada ibu
satu gangguan
yang mengalami anemia, kadar 2,3-
nutrisi yang paling umum terjadi
DPG
pada ibu hamil bukan hanya pada
sehingga
negara berkembang namun juga
oksigen menurun. Hal inilah yang
terjadi pada negara maju. Pada ibu
menyebabkan oksigen yang diikat
hamil yang mengalami anemia akan
oleh hemoglobin menjadi berkurang
berisiko
bayi
sehingga dapat terjadi hipoksia pada
dengan berat lahir rendah dan juga
jaringan yang nantinya juga akam
meningkatkan
menghambat
untuk
melahirkan
risiko
prematur.
Terdapat korelasi yang erat antara anemia pada saat kehamilan dengan kematian
dalam
eritrosit
afinitas
Hb
meningkat terhadap
pertumbuhan
janin.
8,18,19
Pada umumnya anemia dapat
janin, abortus, kelainan
disebabkan karena kurangnya nutrisi
kongenital, berat bayi lahir rendah,
pada ibu (malnutrisi), kurangnya
dan
yang
asupan zat besi yang terkandung
Sehingga
didalam makanan yang dikonsumsi,
cadangan
berkurang kondisi
ini
pada
zat
besi
anak.
menyebabkan
angka
penyerapan
yang
kematian perinatal masih tinggi,
(malabsorbsi),
perdarahan
demikian pula dengan mortalitas dan
banyak, serta penyakit kronik yang
morbiditas pada ibu. 16,17
diderita oleh ibu. Di Indonesia pada
Anemia pada kehamilan terjadi karena
adanya
peningkatan
dari
kurang yang
umumnya anemia yang paling sering ialah anemia defisiensi besi yang
12
disebabkan oleh kekurangan zat besi yang lebih dikenal dengan istilah anemia defisiensi besi.
Penelitian
Tahun
Sugiyanto
2002
Simanjuntak Festy Deshpande, et al. Yousaf, et al. Peneliti
Jumlah Sampel
Tempat
Hubung an
Odds Ratio
90
Ada
6,1
2008
Cimahi Labuhan Batu
33
Ada
2,4
2010
Sumenep
66
Ada
3,3
2011
India
85
Ada
2,5
2011
Pakistan
818
Ada
2,2
2014
Samarinda
54
Ada
4,08
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh yaitu sekitar 3-5 g. Zat besi memiliki
beberapa fungsi
di
dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh,
alat
pengangkut
elektron di dalam sel, dan merupakan bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim di dalam jaringan. Pada ibu yang mengalami anemia defisiensi besi
ini
dapat
menimbulkan
gangguan atau hambatan terhadap pertumbuhan
dan
perkembangan
janin yang dikandungnya baik dari
Hasil dari penelitian ini serupa
Manuaba,
apa
yang
bahwa
kehamilan
dapat
dikatakan
anemia
dalam
memberikan
pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, salah satunya dengan berat
badan lahir
jauh berbeda dengan hasil penelitian di tempat lain, berbagai faktor dapat berperan sebagai
faktor perancu
dalam penelitian ini sehingga dapat mempengaruhi
hasil
penelitian.
Faktor tersebut dapat berupa sampel penelitian dan pola hidup serta kebiasaan ibu yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jumlah sampel penelitian juga akan mempengaruhi
sel tubuh maupun sel otak. 20,21
dengan
Walaupun hasil penelitian ini tidak
yang
rendah. Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa penelitian ditempat lain termasuk di Indonesia.
hasil
penelitian
karena
jumlah
sampel pada penelitian ini masih cukup kecil dibandingkan jumlah sampel penelitian ditempat lain, kecuali penelitian yang dilakukan oleh Agustini di Labuhan Batu. Kombinasi dari berbagai faktor tersebut
akan
peningkatan
memungkinkan
maupun
penurunan
hubungan yang lebih besar dan variasi
hasil
penelitian
yang
didapatkan pada suatu wilayah yang berbeda. 13
Hasil
penelitian
dan
4,08 kali dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan di tempat
ibu yang kadar hemoglobin pada
lain
saat kehamilannya lebih darin11
menunjukkan
ini
bahwa
ada
hubungan antara anemia pada saat hamil
dengan
Kesamaan
kejadian
hasil
BBLR.
penelitian
g/dL. Saran
ini
Berdasarkan
hasil
menunjukkan bahwa adanya riwayat
penelitian
anemia pada saat hamil merupakan
peneliti menyarankan agar :
salah
1.
satu
faktor
risiko
yang
yang telah
Perlunya
dari
dilakukan,
peningkatan
memiliki pengaruh besar terhadap
kewaspadaan terhadap ibu yang
kejadian BBLR.
berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. 2.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil
yang telah
dari
tenaga
dilakukan,
mengenai
Angka kejadian bayi dengan
meminimalisir terlahirnya bayi
berat badan lahir rendah di
dengan berat badan lahir yang
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
rendah. 3.
9,7%.
Perlunya penyuluhan mengenai pentingnya pemberian tablet zat
Terdapat
hubungan
yang
besi dan asam folat sebagai
bermakna antara riwayat anemia pada ibu hamil dengan kejadian
3.
kesehatan
saat kehamilan sehingga dapat
Samarinda Tahun 2013 sebesar
2.
dari
bahaya dan dampak anemia pada
peneliti menyimpulkan : 1.
penyuluhan
instansi terkait khususnya dari
Kesimpulan
penelitian
Perlunya
profilaksis bagi ibu hamil 4.
Perlunya
pelatihan
kembali
BBLR di RSUD Abdul Wahab
kepada petugas untuk tata cara
Sjahranie Samarinda.
pengisian data pasien secara
Jika kadar hemoglobin ibu pada
lengkap di dalam lembar rekam
saat hamil kurang dari 11 g/dL
medis.
maka
kecenderungan
untuk
5.
Perlu
dilakukan untuk
penelitian
melahirkan bayi dengan berat
lanjutan
mengetahui
lahir yang rendah meningkat
hubungan antara faktor risiko
14
lainnya dengan kejadian BBLR dan mengambil jumlah sampel penelitian yang lebih besar agar hasil penelitian lebih akurat dan representatif.
DAFTAR PUSTAKA 1. Phaneendra, P. (2001). Influence of Pre Pregnancy Weight, Maternal Height and Weight Gain During Pregnancy on Birth. Bahrain Medical Buletin , 22-26. 2. Edmond, K., & Bahl, R. (2006). Optimal Feeding of Low Birth Weight Infants. Switzerland: World Health Organization. 3. Hassan, R., & Alatas, H. (2007). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika . 4. Pratiwi, D. P. (2009). Gambaran Karakteristik Ibu yang melahirkan Bayi dengan BBLR di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Periode 2007-2009. Samarinda. 5. Kementrian Kesehatan. (2006). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 6. Shafa. (2010). Anemia pada Ibu Hamil. Retrieved September, 19, 2013, from http://drshafa.wordpress.com/2010/11/16 /anemia-pada-bumil. 7. Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 8. Cunningham, Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap, L. C., & Wenstrom, K. D. (2006). Obstetri Williams Volume 1 Edisi 21. Jakarta: EGC. 9. Saifudin. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 10. Wijaya, R. S. (2013). Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Periode 19 April - 31 Mei 2013. Universitas Jambi .
11. Addammori F, Lipoeto NI, Yusrawati. (2013). Hubungan tekanan darah ibu hamil aterm dengan berat badan lahir di RSUP Dr.M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 12. Trihardiani, I. (2011). Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang. Semarang. [Skripsi] 13. Siza, JE. (2008). Risk Factors Associated With Low Birth Weight of Neonates Among Pregnant Women Attending A Referral Hospital in Northern Tanzania. Tanzania Journal of Health Research. Vol. 10, No 1. 14. Simanjuntak, N. A. (2008). Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola RSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008. Universitas Sumatera Utara . 15. Yusnidar. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh. 16. Cutner, A., Bead, R., & Harding, J. (1999). Failed Response to Treat Anaemia in Pregnancy. Journal of Obstetrics and Gynecology . 17. Ahmed F, Khan MR, Jackson AA. 2001). Concomitant Supplemental Vitamin A Enhances the Response to Weekly Supplemental Iron and Folic Acid in Anemic Teenagers In Urban Bangladesh. Am. J. Clin. Nutr. 18. Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidana IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Medika. 19. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika 20. Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 21. Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
15