Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun V/01/2013
KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF DI STASIUN RRI JAKARTA Anastasya dan Rezi Erdiansyah Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S.Parman No.1 Jakarta 11440
Abstract: Corporate Social Responsibility (CSR) is a clear evidence of that done by the company to the public as a form of sign of gratitude for providing support for an institution that goes. CSR activities derived and dependent on the ability of an institution or company running the event. CSR target was determined by the intended activities by institutions or companies. Keywords: Corporate Social Responsibility, Public Relations Abstrak: Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah bukti nyata yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat sebagai bentuk tanda terimakasih karena telah memberikan dukungan selama suatu lembaga itu berjalan. Kegiatan CSR berasal dan tergantung kepada kemampuan sebuah lembaga atau perusahaan menjalankan aktivitas tersebut. Target CSR pun ditentukan oleh kegiatan yang dituju oleh lembaga atau perusahaan. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Public Relations Penduluan
P
rogram Corporate Social Responsibility pertama kali dicetuskan oleh Howard R. Bowen di tahun 1953. Setelah itu terjadi perkembangan yang signifikan dalam kegiatan Corporate Social Responsibility di negara-negara. Di Indonesia sendiri Corporate Social Responsibility ini telah disahkan dalam UU di tahun 2007. Dijelaskan oleh Reza Rahman bahwa pada tahun 1970an korporat mulai menyadari lingkungan eksternal dari perusahaan yaitu masyarakat dan lingkungan sekitar juga berkontribusi dalam kesuksesan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan mulai memandang masyarakat tidak hanya konsumen saja, tetapi juga sebagai salah satu komponen pendukung dalam perkembangan perusahaan. Semenjak itu, perusahaan memutuskan membuat sebuah kegiatan yang bertujuan untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap masyarakat yang biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility (Reza Rahman, 2009:19). CSR sering dipahami sebagai tanggung jawab perusahaan dalam menjalankan usaha ekonomi yang menguntungkan tetapi juga tetap dengan usaha untuk melakukan kelestarian lingkungan dan sosial. Beberapa aspek yang berhubungan dengan kegiatan CSR (CSR Indonesia 2012: 1)
1
ISSN: 2085 1979
Anastasya dan Rezi Erdiansyah: Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Membentuk Citra Positif Di Stasiun RRI Jakarta
1. Pendulum Pembangunan Dalam proses pembangunan ekonomi, hal yang paling sulit adalah menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan yang menuju kehidupan yang sejahtera dan berkesinambungan. (CSR Indonesia 2012: 2) 2. Lingkungan Biologi Dengan berpijak kepada 3P (Planet, People, Profit) harus menjaga keseimbangan dan kualitas hubungan antara sistem sosial dan sistem lingkungan. Manusia sebagai mahluk yang berkarya untuk kelangsungan hidup dengan cara menjalankan usaha dengan bantuan alam, semustinya melakukan corporte social responsibility. (CSR Indonesia 2012: 5) 3. Lingkungan Bisnis Kehadiran lingkungan tugas bisa sangat erat dn dekat dengn kegiatan pengoperasian bisnis dan seringkali menentukan kelancaran usaha ekonomi yang dikelola baik dalam hubungan dengan regulasi maupun pengawasan. Belkaoui dan Karpik (1989) melalui Hadi (2011: 48) menyatakan bahwa pergeseran dampak industrialisasi memicu illegitimasi masyarakat karena peningkatan pengetahuannya. Perubahan nilai, norma dan peradaban masyarakat menuntut tanggung jawab sosial perusahaan secara meluas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa CSR bersifat dinamis, sesuai dengan konteks yang melingkupinya. Pengertian CSR menurut Johnson and Johnson (2006) yang dikutip oleh Hadi (2011: 46) mendefinisikan Corporate Social Responsibility is about how
companies manage the business processes to produce an overall positive impact on society. Definisi tersebut pada dasarnya berasal dari filosofi bagaimana cara mengelola perusahaan, baik sebagian maupun secara keseluruhan memiliki dampak yang positif bagi perusahaan dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positive teradap masyarakat dan lingkungan. 10 Keuntungan melakukan kegiatan CSR menurut Yusuf Wisbisono dalam bukunya “Membedah Konsep dan Aplikasi CSR” (2007): 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaaN. Perubahan yang kurang baik dalam perusahaan pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya apabila ada kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi perusahaan. Citra yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan. 2. Layak mendapatkan Social licence to operate. Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan yang diberikan kepada perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya dikawasan tersebut. 3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan, Mengelola resiko ditengah rumitnya permasalahan merupakan hal yang penting untuk suksesnya perjalanan perusahaan. Ketidakharmonisan stakeholder akan menggangu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya untuk memperbaiki (recovery) akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program CSR. Oleh karena itu, pelaksanaan ISSN: 2085 1979
2
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun V/01/2013
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CSR sebagai langkah awal untuk mencegah meburuknya hubungan dengan stakeholders. Melebarkan akses sumber daya manusia, Track Records yang baik dalam pengelolaan Corporate Sosial Responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan. Membentangkan akses menuju market, Investasi yang ditanamkan untk program CSR ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk didalamnya memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru. Mereduksi biaya, Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan CSR. Misalnya dengan mendaur ulang limbah pabrik kedalam proses produksi. Selain untuk menghemat biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder. Pelaksanaan corporate social responsibility akan membantu menambah kesempatan berkomunikasi dengan stakeholder, dimana komunikasi yang baik akan semakin menambah kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan Memperbaiki hubungan dengan Regulator. Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility umumnya akan meringankan beban pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Image perusahaan yang baik dimata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan akan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada pelaku CSR sekarang akan menambah peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan award.
Menurut Crowther David (2008) yang dikutip oleh Hadi (2011: 59) menjelaskan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial menjadi Tiga bagian:
1. Sustainability
Bagaimana sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan.
tetap
2. Accountability
Upaya perusahaan terbuka yang bertanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan untuk membangun citra (image) dan network terhadap para pemangku kepentingan (stakeholder)
3. Transparency
Merupakan prinsip terpenting bagi pihak ektersnal yang berperan untuk mengurangi kesimpangsiuran informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.
Masih menurut Crowther David (2008) kegiatan CSR dapat juga bermanfaat bagi perusahaan dalam bidang non finansial yang artinya perusahaan tidak hanya menghasilkan keuntungan berupa materi, tetapi mendapatkan 3
ISSN: 2085 1979
Anastasya dan Rezi Erdiansyah: Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Membentuk Citra Positif Di Stasiun RRI Jakarta
keuntungan dalam bentuk peningkatan kapasitas perusahaan yang secara tidak langsung menguntungkan perusahaan. Berikut akan dijabarkan manfaat non finansial bagi perusahaan pelaku program CSR dalam bentuk “Memperkuat Reputasi Perusahaan”, yaitu: 1. Kepercayaan Untuk membangun sebuah kepercayaan yang kuat, dibutuhkan prinsipprinsip dasar kode etik, transparansi, keterbukaan, proses bisnis yang beretika dan mekanisme audit yang baik. Setelah itu harus ada kepercayaan yang berkesinambungan dalam menjalani strategi bisnis. Dalam proses pembentukan kepercayaan tersebut melibatkan stakeholder. 2. Kredibilitas Reputasi sebuah perusahaan akan semakin berkembang baik melalui kerja keras dalam menjaga dan usaha meningkatkan krebilitas. Krebilitas tersebut mencakup krebilitas finansial, kredibilitas sosial, kredibilitas lingkungan. Yang didukung penuh oleh pengetahuan, kompetensi serta kepemimpinan yang baik. Hal itulah yang menjadi kunci dalam peningkatan reputasi perusahaan. 3. Tanggung Jawab Perusahaan harus bertanggung jawab dalam pengelolaan yang kurang baik dalam operasional perusahaan. Tanggung jawab itu adalah bagian yang sistematis yang harus dilakukan tanpa syarat. Karena itu merupakan salah satu penilaian dalam memperkuat reputasi perusahaan. 4. Akunbilitas Hal ini berorientasi untuk memperkuat reputasi perusahaan sebagai bagian dalam pelaporan aktivitas CSR kepada stakeholder yang sifatnya dua arah. 5. Mengelola resiko bisnis secara lebih tanggap dan terperinci Resiko suatu bisnis akan dikelola lebih tanggap, terperinci dan sistematis. Dalam buku “Corporate Social Responsibility for Charity to Sustainable” Kotler dan Lee (2006) yang dikutip oleh Ismail Solihin (2009: 131-142) terdapat lima jenis kegiatan CSR yang bisa dilakukan oleh perusahaan: 1. Cause Promotions: perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lain yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial. 2. Corporate Social Marketing: Melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan tertentu. Salah satunya menjaga kelestarian lingkungan hidup. 3. Corporate Philantropy: Tanggung jawab sosial kepada masyarakat berupa sumbangan langsung. 4. Community Volunteering: lembaga mendukung dan mendorong para karyawan dan staff untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela demi membantu masyarakat yang menjadi sasaran program. 5. Social Responsibility Bussiness Practice (Community Development): Perusahaan atau lembaga melaksanakan aktivitas bisnis untuk meningkatkan kesejahteraan komunitasnya. Menurut Chahal & Sharma (2006) dan Russo & Tencati (2009) dalam Hatane Samuel (2008: 37). Konsep CSR mempunyai tiga pilar yang mencerminkan tiga dimensi dalam CSR. Agar dapat menerapkan CSR dengan sempurna, maka ISSN: 2085 1979
4
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun V/01/2013
keseluruhan dimensi CSR dilakukan secara keseluruhan dan seimbang oleh perusahaan. Ketiga dimensi tersebut adalah : 1. Dimensi Ekonomi dalam CSR meliputi dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan seringkali menyalahartikan sebagai masalah keuangan perusahaan. Tetapi pada kenyataannya perusahaan tidak hanya melaporkan neraca keuangan saja, tetapi meliputi dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan bagi pihak-pihak yang berpengaruh. Adapun dimensi ekonomi CSR mencakup tiga indikator yang meliputi: Adanya kontribusi perusahaan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Dijalankannya kegiatan perusahaan dengn prinsip efisiensi ekonomi. Menghindari penghamburan sumber daya ekonomi. 2. Dimensi Sosial, merupakan dimensi CSR yang terbaru dalam dimensidimensi yang ada, tetapi dimensi ini yang merupakan perhatian utama bagi perusahaan yang ada. Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab tergadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dimensi sosial meliputi: Labour Practises, indikator ini memperhatikan pekerja dalam perusahaan. Misalnya keselamatan kerja, perlakuan secara adil, menghargai pekerjaan masing-masing individu dan berbagai hal yang menaikkan kesejahteraan pekerjanya. Social Activities, menurut Chahal dan Sharma (2006) mengatakan bahwa kegiatan sosial ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaanperusahaan dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kotler & Lee (2005) kegiatan social activities ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu corporate philanthropy, corporate voluntering dan cause related marketing. 3. Dimensi Lingkungan, Dalam pilar CSR, dimensi lingkungan harus dilakukan oleh perusahaan karena pada kenyataannya lingkungan mempunyai efek yang buruk terhadap kepentingan lingkungan sekitar perusahaan. Inti dari dimensi lingkungan adalah untuk mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh perusahaan. Indikatornya adalah: Waste Management, perusahaan dituntut untuk peduli akan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu perusahaan menjalankan program reycle, reduce, reuse untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Producing Environment Friendly Product, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan baik produk yang dihasilkan maupun dalam proses produksi. Menurut Ruslan (2003:68) citra merupakan tujuan utama suatu perusahaan atau organisasi untuk menjaga, mengembangkan dan mempertahankan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai. Citra tidak dapat
5
ISSN: 2085 1979
Anastasya dan Rezi Erdiansyah: Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Membentuk Citra Positif Di Stasiun RRI Jakarta
diukur secara sistematis, tetapi dapat dirasakan dari hasil penilaian baik sesuai dengan penerimaan dan tanggapan dari publiknya. Menurut Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Citra tersebut didaat dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bnkir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, gerakan pelanggan di sektor perdagangan dan semua pihak yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Objek Penelitian, Menurut Burhan Bungin (2011: 78) Menjelaskan objek dan informan penelitian kualitatif adalah menjelaskan objek penelitian yang fokus penelitian, yaitu apa yang menjadi sasaran. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Sasaran dan obyek penelitian dibatasi agar data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin agar penelitian ini tidak terjadi pelebaran obyek penelitian. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif yang untuk mengetahui bagaimanakah suatu kegiatan Corporate Social Responsibility dapat membangun citra dan reputasi yang baik dimata publik. Objek yang diambil oleh peneliti adalah RRI Jakarta. Menurut Hadari (1998:63) metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian baik seseorang, lembaga, masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. Menurut Capra dalam Moleong (2007:49) menyatakan bahwa paradigma sebagai nilai konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya. Menurut paradigma konstruktivisme, Jusuf Soewadji (2012:46-47) mengatakan bahwa paradigma konstruktivisme adalah pandangan yang menganggap realitas ada dalam bentuk bermacam-macam bagian berdasarkan pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik dan tergantung pada orang yang melakukannya. Suatu realitas yang diamati oleh seseorag tidak dapat dimasukan kepada semua orang. Hubungan antara yang mengamati dengan objek yang diamati bersifat satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara keduanya. Peneliti menulis penelitian dengan menggunakan penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Ruslan (2008: 214) untuk meneliti bidang sosial, dan khususnya komunikasi adalah lebih tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif, mendalam lebih mengetahui fenomena-fenomena tentang aspek kejiwaan, perilaku, sikap, tanggapan opini, perasaan, keinginan dan kemauan seseorang atau kelompok. Maka riset ini dilaksanakan dengan tekhnik wawancara yang menggali studi kasus tertentu, atau wawancara mendalam dan observasi terhadap suatu gejala peristiwa , perilaku dan sikap tertentu untuk mendekati informan respondens bersangkutan sebagai objek penelitian kualitatif. Menurut Burhan Bungin (2009:6) penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berfikir kritis ilmiah yang mana peneliti memulai berfikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan kemudian ISSN: 2085 1979
6
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun V/01/2013
menganalisanya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu. Dari berbagai penjelasan diatas, penulis memilih jenis penelitan kualitatif sebagai dasar penelitian ini karena dapat menggali kedalaman sebuah masalah sampai ke akar dan mampu menemukan titik permasalahannya. Selain itu dengan jenis penelitian ini, penulis dapat mengetahui karakter nara sumber atau responden yang penulis temui. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif, dapat diketahui bahwa Public Relations melakukan strateginya dalam meningkatan kesadaran masyarakat. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan menurut Patton (dalam Moleong, 2012 : 331) : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu 4. Membandingkan keaddan dan perpektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen. 6. Data Primer. Menurut Kriyantono (2006: 43) data primer yaitu diperoleh dari sumber pertama. Sumber ini berasal dari hasil pengisian kuisioner, wawancara maupun observasi langsung. Umar (2008: 42) data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang disebarkan oleh peneliti. Data primer diperoleh penulis pada penelitian ini adalah melalui hasil wawancara mendalam dengan key informan RRI Jakarta. 7. Data Sekunder. Menurut Umar (2007: 42) data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih baik disajikan oleh pihak pegumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau diagram. Menurut Rosady Ruslam (2003:28) data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang disusun dalam bentuk arsip atau dokumen. simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pembentukan citra di lembaga penyiran pemerintah RRI Jakarta, dari hasil wawancara dan dari data yang diterima, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pembentukan citra bagi perusahaan dapa dilihat dari 2 dimensi yang berbeda yaitu dimensi Ekonomi dan dimensi Sosial. a. Dimensi Ekonomi dapat dinilai keberhasilannya dari berbagai sisi ekonomi yang dapat menjadi acuan dalam penilaian keberhasilan 7
ISSN: 2085 1979
Anastasya dan Rezi Erdiansyah: Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Membentuk Citra Positif Di Stasiun RRI Jakarta
program CSR tersebut. Salah satunya adalah terjadinya peningkatan pemasang iklan yang semakin mempercayai Radio Republik Indonesia Jakarta sebagai salah satu media promosi barang atau jasa yang artinya menambah penghasilan bagi regulasi kegiatan RRI Jakarta. Selain itu dilihat dari segi ekonomi yang berbeda adalah perekonomian yang lebih berpengaruh secara nasional. Salah satunya adalah dengan kegiatan pembelajaran dan pembekalan yang merupakan kegiatan CSR RRI Jakarta dalam bidang siaran. Menciptakan bibit-bibit baru yang siap untuk masuk kedalam bidang penyiaran Indonesia dan siap berkompetisi untuk mendapatkan tempat-tempat terbaik di dalam bidang-bidang siaran. Secara tidak langsung, RRI Jakarta telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari sebelumnya. RRI Jakarta juga pernah mengadakan kegiatan CSR berupa pelelangan seperti pengadaan alat komputer Otomasi, lelang pemancar di beberapa daerah di Indonesia seperti Padang, Makasar, Tarakan. Pelelangan ini bertujuan untuk membantu usahausaha menengah kebawah yang ingin membuka usaha penyiaran tetapi belum mempunyai modal yang cukup untuk membeli peralatannya. RRI Jakarta memberikan bentuk tanggung jawab sosialnya tidak jauh dari bidangnya di dunia siaran. b. Dimensi Sosial, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Misalnya dalam internal perusahaan dapat diukur dari kesejahteraan sosial pekerja di dalam lembaga. Peneliti mendapatkan data bahwa pendapatan terendah sudah disesuai dengan batas UMR yang telah disepakati pemerintah. Selain itu juga seluruh karyawan sudah dilindungi dengan asuransi tenaga kerja. Selain itu juga PT telah melakukan kegiatan yang mendukung kesejahteraan karyawannya dengan mengadakan kegiatankegiatan yang membantu karyawan internal lembaga RRI Jakarta. Menurut Wawancara yang dilakukan oleh penulis, penulis mendapatkan informasi bahwa staff dan karyawan di RRI Jakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non Pegawai Negri Sipil. Perbedaannya adalah Pegawai Negri Sipil mendapatkan Tunjangan dan asuransi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Non Pegawai Negeri Sipil. Non PNS akan mendapatkan kenaikan pangkat menjadi PNS sesuai dengan periode dan regulasi dari masa jabatan PNS. 2. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan secara umum dapat dilihat dari empat dimensi citra yaitu: a. Persepsi. Dilihat dari segi persepsi hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh RRI Jakarta dinilai tidak bertentangan melainkan sangat mendukung dan mengangkat budaya ketimuran masyarakat Indonesia yang pada akhirnya mampu menciptakan dan membentuk citra yang baik bagi perusahaan. Persepsi publik mengenai perusahaan dinilai cukup baik dimata masyarakatnya. Semakin menambah nilai historis dari RRI ini sebagai salah satu warisan dari sejarah bangsa Indonesia yang tidak boleh dilupakan begitu saja. b. Keyakinan. Menurut keyakinan yang ditinjau dari RRI Jakarta maupun masyarakat dapat disimpulkan bahwa kegiatan CSR mampu membentuk ISSN: 2085 1979
8
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun V/01/2013
dan meningkatkan citra lembaga penyiaran RRI Jakarta. Citra yang semakin baik dalam sebuah perusahaan maka akan menambah keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang akan menambah loyalitas konsumen kepada perusahaan. Loyalitas konsumen yang disebut pendengarnya merasa tambah yakin dengan eksistensi dan berita-berita yang disiarkan tidak hanya sebagai berita murahan tetapi berita yang dianggap telah melalui tahap seleksi yang ketat yang menambah kepercayaan yang pendengar terhadap berita yang disiarkan. c. Motif. Motivasi yang mendukung dalam kegiatan CSR yang berasal dari lembaga penyiaran RRI Jakarta adalah lingkungan kerja, kepekaan akan kebutuhan lingkungan pendengarnya dan visi misi yang diangkat oleh RRI Jakarta. Sebaliknya, dukungan yang diberikan masyarakat kepada lembaga penyiaran RRI Jakarta pelaksana CSR adalah dukungan yang diberikan selama berlangsungnya kegiatan tersebut. Motivasi untuk memajukan kecerdasaan bangsa di dalam bidang penyiaran, menjadi penyemangat lebih bagi RRI Jakarta melakukan kegiatan tanggung jawab sosialnya. d. Sikap dan Dukungan. Secara personal terlihat dari aktif ikut serta para karyawan dan staf baik dalam pelaksanaan manajemen maupun pelaksanaan kegiatan CSR yang dilangsungkan. Selain itu juga keramahan yang ditunjukan oleh RRI Jakarta sebagai “tuan rumah” penyelenggara kegiatan CSR menjadikan semangat yang baru bagi kegiatan-kegiatan CSR selanjutnya. Saran yang ajukan pada penelitian ini dari hasil melihat hasil yang dicapai oleh RRI Jakarta yang menunjukkan bahwa banyak keuntungan yang didapat dalam pelaksanaan CSR baik untuk masyarakat maupun perusahaan alangkah lebih baiknya apabila meningkatkan pelaksanaan kegiatan CSR yang dilakukan serta memperluas target CSR kedepannya, sehingga akan semakin banyak masyarakat yang mendengarkan dan menjadi pendengar setia RRI Jakarta yang sudah menjadi legenda di kalangan radio-radio di tanah air. Kemudian harus selalu melakukan inovasi atau pembaharuan dalam mengandakan kegiatan CSR, jadi walaupun sebagai radio pemerintah RRI Jakarta juga dapat membutikkan diri bahwa tidak pernah ketinggalan jaman dan melepaskan image kaku. Selain itu selalu peka terhadap masalah ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi di sekitar lembaga ini berada. Sehingga kegiatan CSR yang dilakukan sesuai dengan target dan dapat sesuai dengan target sasaran CSR. Terakhir Jangan pernah melewatkan melakukan evaluasi pasca kegiatan CSR berlangsung. Dengan melakukan evaluasi, maka akan terlihat kelebihan dan kekurangan kegitan yang sudah terlaksana sehingga akan terhindar dari kesalahan yang sama di kegiatan selanjutnya. Daftar Pustaka Prajarto, Nunung. 2012. CSR Indonesia Sinergi Pemerintah, Perusahaan, dan Publik. Yogyajarta: Fisipol UGM. Rahman, Reza, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan, Yogyakarta: Media Pressindo, 2009. 9
ISSN: 2085 1979
Anastasya dan Rezi Erdiansyah: Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Membentuk Citra Positif Di Stasiun RRI Jakarta
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, philip,lee dan nancy.2005. corporate social responsibility: doing the most good your company and your cause. John wiley & sons. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
ISSN: 2085 1979
10