KEGAGALAN PARTAI POLITIK MENARIK SIMPATI RAKYAT Urgensi Sebuah Paradigma Baru Partai Politik
Oleh Firman Noor
Abstract
This paper encourages political parry to take into account a new paradigm in conducting their activities in Indonesia today By emphasizing the importance ofcareness and the commitment ofserving people as the essence
ofthe new paradigm for political parties this paper believe that this paradigm is actually in line with the spirit of the national political history and a contemporary understanding ofpolitics This paper considers that this paradigm is important to enhance the relation between people and the political party also to regain the trust ofthe people which in the end will preserve the existence of democracy in Indonesia Pendahuluan ekalahan kandidat gubernur dari partai
partai politik dalam pemilihan gubernur i Nangroe Aceh Darussalam tahun
sebagai salah satu faktor krusial yang menyebabkan kegagalan kandidat gubernur dari kalangan partai politik
2006 bagi sebagian kalangan dipandang sebagai
Kasus Aceh sesungguhnya merupakan satu
sebuah tamparan bagi keberadaan institusi partai
dari sekian banyak bukti makin memudarnya
politik di Indonesia
pamor partai politik di Indonesia Sebuah situasi
Pandangan itu tidak
sepenuhnya salah Bagaimana tidak lima dari
ironis yang sejatinya telah dimulai sejak awal
tujuh kandidat calon gubernur merupakan tokoh
reformasi hingga tahun tahu belakangan ini
masyarakat Aceh yang didukung oleh partai
Kecenderungan tersebut dapat pula dilihat dari
partai besar Namun justru Irwandi Yusuf dan
survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia LSI di tahun 2006 yang menunjukan
M
Nazar tokoh tokoh independen nonpartai
yang berhasil menjadi orang nomor satu di wilayah yang baru saja terbebas dari konflik
bahwa
berkepanjangan itu
terhadap
Di
dalam konteks
kepartaian
Aceh
hanya 25 pemilih yang masih merasakan memiliki hubungan psikologis
partai politik
Hal
ini
dapat
diterjemahkan bahwa saat ini hanya seperempat
memang merupakan daerah khas dengan ciri
dari masayarakat Indonesia yang masih
ciri seperti sebagian penduduknya memang telah terlanjur mengidentiftkasikan dirinya pada
memandang positif keberadaan partai politik
kelompok tertentu yang tidak terwakili oleh keberadaan partai politik yang ada di samping secara strategis jumlah kandidat yang demikian
justru mulai kehilangan kepercayaan terhadap
membludak dan berpotensi memecah suara turut
tidak bisa diabaikan
kerja kerja partai politik yang secara umum bersentuhan belum langsung dengan kepentingan rakyat Studi serial yang dilakukan
kondisi kinerja partai politik memang dirasa
oleh Bidang Kajian Pemilu dan Partai Politik
tidak
Pusat
berandil dalam memunculkan kandidat non partai
Namun begitu
meyakinkan
masyarakat Aceh
bagi
sebagian
besar
Sementara
sekitar 75
masyarakat Indonesia
partai partai politik yang ada
Situasi ini sesungguhnya terkait erat dengan
Penelitian
Politik
Lembaga
Ilmu
Dapat dikatakan tidak
memuaskannya kinerja partai politik di ranah
rencong inilah sesungguhnya yang dapat dibaca
Lihat dalam Kinerja Parpol Terburuk Maret 2006
Republika 24
Pengetahuan
Indonesia
P2P
LIPI
pula membahayakan kehidupan demokrasi itu
memperlihatkan bahwa karakter partai politik di
sendiri
Indonesia dewasa ini memang masih merupakan sebuah kelompok oligarki ekslusif yang lebih
Barat misalnya jika di tilik lebih saksama justru
menaruh perhatiannya kepada persoalan
berawal dari kegagalan partai partai politik
kekuasaan dan belum menjelma menjadi media
dalam menjalankan tugas dan fungsinya 3 Alih
yang secara intensif berkontribusi aktif dalam
alih
turut serta mengurus kepentingan masyarakat
pemerintahan yang didukung rakyat partai politik menjelang kebangkitan sebuah rezim fasis dipandang justru sebagai penyebab banyak persoalan yang memunculkan rasa frustasi
dalam berbagai segi kehidupannya Z Dengan kata lain partai politik di era kontemporer pada batas
batas tertentu belum banyak mencapai kemajuan
dalam persoalan yang terkait dengan kekuasaan
Munculnya kekuatan fasisme di Eropa
menjadi
sebuah
kekuatan
kunci
rakyat
politik tidak langsung indirect power di mana
Tulisan ini akan memfokuskan pada upaya
aspek aspek sosial budaya kemanusiaan dan
sederhana menyodorkan paradigma baru bagi
lingkungan menjadi tema utama di dalamnya
partai
Paradigma lama dalam melihat politik
politik Sebuah paradigma yang sebenarnya tidak terlalu baru mengingat pernah
hanya sebagai pertarungan dalam perebutan
terjadi di bangsa ini yang berintikan pada
kekuasaan tampak masih melekat di benak
keyakinan bahwa partai politik bukanlah semata
sebagian besar partai politik di Indonesia Dalam
sebuah mesin politik yang hanya terfokus pada
paradigma ini persoalan merebut simpati rakyat
menjelang suksesi jabatan politik merupakan
kekuasaan yang menjauhkan partai politik pada persoalan persoalan konkret yang ada di
menu utama Sementara investasi politik jangka
masyarakat
panjang melalui kerja kerja sosial yang intensif
secara lebih luas terutama sebagai sesuatu yang
terencana
dan
menyentuh
persoalan
Paradigma ini memaknai politik
sarat dengan nilai nilai perikemanusiaan dan
kepentingan masyarakat banyak tidak mendapat
menganjurkan sifat sensitif
tempat
orientasi pelayanan
Oleh karena itu
dalam atmosfer itu
partai politik di Indonesia sesungguhnya lebih
responsif dan
Persoalan paradigma ini menjadi penting
memposisikan dirinya sekadar menjadi lembaga
mengingat beragam
pendulang suara dalam makna sempit Konsekuensi logis yang akan terjadi bila masalah itu terus berlangsung adalah makin
peningkatan kapabilitas dan kinerja SDM partai
upaya upaya teknis seperti
politik sesungguhnya telah banyak dilakukan
merenggangnya jarak antara partai politik dan
namun tetap saja keberadaan partai politik tidak kunjung membaik bahkan terkesan makin
rnasyarakat
Dengan hanya memposisikan diri
dijauhi oleh masyarakat Oleh karenanya amat
sebagai mesin pendulang suara partai politik
mungkin terjadi bahwa persoalannya bukan
akan dipandang menjadi sesuatu institusi yang asing ketimbang sebagai media bagi rakyat
terletak pada hal hal teknis 4 namun pada
dalam mewujudkan cita citanya
Padahal
melihat dan memaknai hakikat partai politik itu
kegagalan partai politik dalam menjelmakan
sendiri Sebagai sebuah kajian reflektif tulisan
persoalan fundamental berupa paradigma dalam
dirinya sebagai lembaga politik yang dapat
ini akan terlebih dahulu mengkaji akar akar dan
dipercaya
urgensi paradigma baru tersebut
oleh
menyebabkan
rakyat
tidak
terganggunya
saja
akan
kehidupan Lihat perkembangan fasisme ini misalnya dalam Wiliam
pemerintahan
mengingat
partai
politik
Ebenstein
Todav Isms
Communism
Fascism
Capitalism
merupakan institusi yang menentukan jalannya
Socialism
pelaksanaan tugas DPR dan pemerintah
fasisme sebagai sebuah ideologi lihat misalnya Paul Hayes
namun
Fascism
New Jersey Prentice Hall Inc 1970 London Allen and Unwin
Tentang
1973
Sebuah pembahasan yang mendalam mengenai persoalan persoalan teknis Z Syamsuddin Haris
Ed
dalam tubuh partai politik seperti organisasi
Profil dan Keterwakilan Politik Legislatifdi Indonesia Kasus Sumatra Barat Jawa Tengah
dan pelembagaan kepemimpinan strategi dan taktik sistem
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan
tulisannya berjudul
Lili Romli
Ed
Jakarta P2P LIPI 2001
Kualitas Parlemen di Era Reformasi Studi
tentang Implen entasi Fungsi dan Peran DPRD Jakarta P2P LIPI
2002
Orde Baru Ed
Lili Romli Jakarta
ed
P2P LIPI
Potret Partai Politik Pasca 2003 Syamsuddin Haris
Persepsi Masyarakat terhadap Partai Politik Peserta Pemilu 2004 Jakarta P2P dan Litbang Depdagri 2003 50
partai dan basis sosial diketengahkan oleh Arbi Sanit dalam Pembaharuan Mendasar Partai Politik
dalam Mahrus Irsyam dan Lili Romli Politik
Eds
Mengugat Partai
Depok Laboratorium Ilmu Politik FISIP UI 2003
Lihat pula dalam buku yang sama basil penelitian yang
dilaporkan oleh Syahrul Hidayat yang berjudul dan Keberhasilan Partai Politik di Indonesia
dengan Partai Partai
ibid hal 145
468
Hambatan
Dari Diskusi
Akar akar
Paradigma
Baru
dalam
Perspektif Kesejarahan Politik Sejarah mencatat bahwa partai politik di dunia ini lahir setelah parlemen hadir lebih dulu Charles Montesquieu
16891755
penggagas
yang mewakili kepentingan rakyat seutuhnya Komitmen ini muncul seiring dengan hadirnya para reformis di dalam lingkar kekuasaan yang menyadari
keterbatasan
mereka
dalam
memaknai apa yang disebut oleh J J Rousseau 1712
1757
sebagai
volunte
generale
politica yang kemudian menjadi landasan
kehendak umum yang sesungguhnya Dengan demikian demi sebuah keterwakilan politik yang
keberadaan parlemen
lebih
hadirnya badan legislatif dalam semangat trias bahkan tidak pernah
luas
di samping tentu saja demi
menyinggung keberadaan partai politik dalam
kepentingan untuk mempertahankan legitimasi
pemikiran pemikirannya
Menurut Maurice
mereka di parlemen para elite politik tersebut
Duverger hingga tahun 1850 kecuali di Amerika
kemudian merasa perlu untuk membuka akses
Serikat tidak dikenal adanya sebentuk partai
bagi aspirasi populis dari rakyat banyak 6
politik modern
Dalam situasi tanpa keberadaan partai politik itu
parlemen selama puluhan tahun
Namun demikian ide tentang dukungan secara langsung itu belum populer di mata banyak kalangan politisi saat itu Mereka masih
bekerja lebih atas dasar kepentingan yang
cenderung untuk sekadar mendekati kelompok
bersifat instingtif dan terbatas
kelompok masyarakat atau komite pemilihan
Dikatakan
instingtif karena kerap didasari oleh intuisi dan wishful thinking ketimbang sebuah observasi yang komprehensif dan terbatas karena sejatinya
untuk kemudian menjadikannya sebagai
parlemen
dalam lafaz politik Indonesia dikenal sebagai
hanya
kelompok tertentu
mewakili
kepentingan
terutama kaum elite dan
politisi di pusat pusat kekuasaan Dalam atmosfer politik sedemikian kaum
penghubung
media
antara diri mereka dengan
kelompok masyarakat tertentu yang kemudian konstituen
Media penghubung atau broker politik itulah yang di kemudian hari menjelma menjadi sebuah institusi yang disebut partai
bangsawan dan sebagian kelas menengah
politik
menjadi juru bicara dan penentu kata akhir
partai politik dalam ranah politik praktis
mengenai mana yang bijak dan patut untuk diputuskan dan mana yang tidak sehingga secara
demokrasi perwakilan beberapa kalangan
esensial demokrasi saat itu masih bersifat
terutama aktivis politik nonbangsawan
terbatas Dalam sudut pandang Hegelian kondisi
pada saat itu belum menjadi bagian dari
ini sejatinya merupakan sebuah era transisi dari
satu sintesis oligarkis menuju sintesis tahap
kedua yang lebih populis Pada sintesis tahap
Dapat dikatakan inilah awal hadirnya
Seiring dengan makin meluasnya ide yang
parlemen berinisiatif untuk membentuk institusi partai politik pula Namun
berbeda dengan
partai politik
partai politik ini
model broker
kedua nantinya kebenaran dan kebajikan akan
dibentuk oleh aktivis sosial kemanusiaan dan
menjadi semangat universal yang diwujudkan
kalangan cendekiawan yang kritis juga menurut Roy C Macridis kaum buruh yang kecewa terhadap jalannya kekuasaan
nanti setelah tegaknya pemerintahan yang murni demokratis Karl Marx 1818 4 883 melihat hal ini sebagai sebuah fenomena manipulatif karena pemerintah sejatinya tidak lain hanyalah
merupakan panitia atau alat bagi kepentingan
Partai politik yang dibentuk oleh aktivis politik semacam inilah yang disebut oleh Duverger sebagai partai politik yang didirikan di luar parlemen
kaum kaum borjuis
Partai politik model ini
Situasi ini relatif berubah manakala muncul
mengusung idealisme yang secara garis besar
suatu era dengan kesadaran untuk bekerja lebih
egaliter dengan corak populis dan berkomitmen
profesional tumbuh di kalangan anggota
untuk memperjuangkan hak hak masyarakat
parlemen
Kesadaran yang dilandasi oleh
semangat menjadikan parlemen sebagai lembaga Akses yang dalam bahasa lebih teoritis disebut David Easton
sebagai political input yang akan berfungsi sebagai bahan Partai politik yang dapat dikatakan sebagai benar benar modern pun baru muncul di tahun 1950 Maurice Duverger
Ichlasul Amal
Lihat dalam
Asal Mula Partai Politik
dalam
Teori Teori Mutakhir Partai Politik
Yogyakarta Tiara Wacana Yogyakarta 1988
hal
1
bakar bekerjanya sebuah sistem politik Lihat misalnya dalam
David Easton The Political System An Inquiry into the State of Political Science New York Knopf 1953
Roy C Macridis Partai
Sejarah Fungsi dan Tipologi Partai
dalam Amal op cit hal 20 21 51
secara menyeluruh Partai partai yang dibentuk
Karakter populis itu misalnya ditunjukan
dari dan oleh rakyat ini memiliki hubungan dan
pergaulan yang intens dengan kebanyakan rakyat
oleh Bung Karno pendiri PNI dengan menyatakan diri sebagai penyambung lidah
biasa dan tidak berorientasi semata untuk
rakyat
mendapatkan
Indonesia atau PNI versi Bung Hatta malah
kursi
di
dalam
parlemen
Kebanyakan partai buruh partai sosialis dan
partai kalangan kiri left wing parties lainnya
Sementara Pendidikan Nasional
terlihat lebih mirip LSM pendidikan ketimbang partai politik yang memfokuskan diri pada
merupakan pelopor terbentuknya partai dengan
persoalan meningkatkan intelegensia bangsa
karakter ini 8
Partai
Meskipun hakikatnya sama yakni sebagai
Syarikat
Islam
Indonesia
PSII
sebuah jembatan yang menghubungkan beragam
merupakan partai kebangsaan pertama yang terbentuk atas dasar keprihatinan pedagang
kepentingan namun secara prinsipil penekanan
pribumi yang terpinggirkan secara ekonomi
dan fokus agenda kedua jenis partai itu berbeda
Agenda partai politik yang dibuat oleh anggota
sedang Masyumi dan NU merupakan partai yang memiliki perhatian terhadap kehidupan umat
parlernen lebih ditentukan oleh kelompok elite
Islam sebagai umat mayoritas namun belum
sementara
hanya mengikuti atau
meraih kondisi kehidupan yang layak Meski
mendukung secara kritis manuver mereka di
tidak semua banyak onderbouw partai partai
dalam parlemen
politik ini yang terasakan kehadirannya oleh
konstituen
kepentingan
Hal ini menyebabkan nuansa untuk
elite
meraih
dan
mempertahankan kekuasaan jauh lebih kental di
dalamnya Sementara partai politik yang berasal
masyarakat
terutama di tahun 1950 sampai
dengan 1960 an Dengan demikian
sejarah sesungguhnya
dari luar parlemen pada prinsipnya lebih bersifat
mencatat bahwa partai politik di Indonesia pada
menekan dan mengontrol wakil rakyat untuk
awal berdirinya bangsa ini merupakan institusi
mengikuti kehendak parpol dan
yang akrab dengan amanat penderitaan rakyat
nya
konstituen
dengan mengedepankan agenda agenda
dan tidak membatasi dirinya untuk hanya sekadar mengurusi hal hal seputar power an sich
yang lebih populis dan humanis partai
Partai politik saat itu dibangun atas kesadaran
politik di Indonesia pada dasarnya cenderung
besar untuk mengefektifkan perjuangan hak
untuk menjadi tipe partai kedua yakni partai
politik
Dalam konteks sejarah bangsa
yang dibentuk di luar parlemen
Partai partai
besar tempo dulu semacam Partai Nasionalis Indonesia
PNI
Indonesia
Masyurni
Majelis Syura Muslimin atau Partai Komunis
keseimbangan distribusi ekonomi dan
keadilan sosial
tanpa harus membuat tembok
tinggi antara mereka dengan rakyat
Baru kemudian sebagai sebuah kelanjutan
kebijakan politik penguasa Orde Lama di era
Indonesia PKI merupakan partai yang pada
Orde Baru
umumnya tidak terkait dengan para politisi di
politik dan masyarakat mulai terasakan
Volksrkaard sebuah
buatan
kepentingan sentralisasi clan personalisasi
pemerintah kolonial Partai partai tersebut justru
kekuasaan Orde Baru mengeluarkan kebijakan
dibentuk oleh para aktivis dan pejuang kemerdekaan dengan sebuah keprihatinan yang mendalam terhadap persoalan yang dialami oleh
partai politik Hal itu dilakukan mulai dari upaya
rakyat terjajah saat itu Singkatnyaprototype dan
dan bernegara hingga secara konkret melakukan
karakter partai politik di Indonesia sesungguhnya
kebijakan penyederhananaan partai dan konsep massa mengambang floating mass Kebij akan
parlemen boneka
merupakan institusi populis yang terbentuk
penyekatan sistematis
antara partai Demi
yang membuntukan hubungan antara rakyat dan depolitisasi deideologisasi kehidupan berbangsa
sebagai refleksi kepentingan masyarakat di luar
kebijakan tersebut merupakan penyebab partai
parlemen 9
politik berada jauh dalam jangkauan rakyat 10
Duveger
Asal Mula
ibid hal 8
16
Dalam tulisanya mengenai sejarah perjalanan partai politik di
Indonesia Daniel Dhakidae menyimpulkan bahwa karakter partai politik di awal kemerdekaan dilingkupi oleh semangat untuk menegakkan aspirasi rakyat
sebagai respons dari penjajahan
terutama Fasisme Jepang Lihat Daniel Dhakidae Politik Indonesia
Kisah Pergerakan dan Organisasi dalam
Patahan Patahan Sejarah
dalam Partai Partai Politik
Indonesia Ideologi Strategi dan Program 1999
52
ha1 38
Partai Partai
Jakarta Kompas
10 Mengenai peran dan kedudukan partai politik di Indonesia era Orde Baru lihat Lihat misalnya dalam M Rusli Karim
Perjalanan Partai Politik di Indonesia
Jakarta Rajawali Press
1983
Abdul Azis Thaba Islam
dan Negara dalam Politik Orde Baru
Jakarta
Gema
Insani Press 1996
Lihat juga R William Liddle Pemilu
Pemilu Orde Baru
Jakarta LP3ES 1992
Sebagai salah satu konsekuensinya situasi
norma norma kepatutan hingga penghargaan
politik yang dikembangkan ini meyebabkan pula partai politik tidak terlatih untuk dapat bersikap
terhadap hak hak kaum minoritas Oleh karena
responsif dan bergaul secara khidmat dengan
politik yang lebih bernafaskan pencarian kekuasaan aspek horizontal politik yang
kepentingan rakyat
Partai politik dibiasakan
itu
tidak saja memperhatikan aspek vertikal
justru dengan persoalan persoalan eksklusif
mengutamakan equity juga menjadi menu utama
yang tidak bersentuhan langsung dengan
Di sinilah kemudian paradigma kepedulian
kepentingan
sosial di dalam upaya menciptakan penyebaran
rakyat
terutama
persoalan
memperkuat kekuasaan politik penguasa
keadilan dianggap sebagai trend dalam dunia
Beragam kondisi ini kemudian menjadi muasal
politik 12
landasan partai politik di kemudian hari menjadi beragam kepentingannya
Will Kymlicka dalam buku Contemporary Political Thought memandang bahwa persoalan power sepatutnya diiringi dengan persoalan yang
Perspektif Politik Kontemporer dan
berintikan semangat untuk memperhatikan aspek
Urgensi Paradigma Baru
kegunaan bagi masyarakat banyak Menurutnya
sedemikian teralienasi dengan rakyat dan
lebih bersifat lebih praktis dan bermanfaat serta
perkembangan peradaban manusia saat ini
Terkait dengan hakikat partai poltik dan
terutama sejak dua puluh lima tahun terakhir
sejarah kehadiran parpol di Indonesia maka
telah mengarahkan politik untuk turut serta
urgensi paradigma baru parpol juga terkait
mengkaji persoalan seperti cita cita keadilan
dengan perspektif politik kontemporer Di dalam
kemerdekaan dan komunitas Kajian yang pada
khazanah pemikiran politik kontemporer
akhirnya akan bersinggungan dengan soal soal
pemahaman politik sebagai sekadar persoalan
seperti
kebaikan
kemanfaatan
umum
utilitarianisme
dan gender serta hak hak
perebutan kekuasaan power semata telah cukup mendapat kritikan yang kuat Hal ini karena
minoritas dan tidak melulu bicara tentang
menurut para pengkritiknya pemahaman politik
kekuasaan
sedemikian telah membuat politik menjadi kerap
dipandangnya yang ketinggalan zaman 13
Dalam makna yang lain hal ini berarti
teralienasi dengan kenyatan sosio historis
politik harus lebih bersifat down to earth terkait
masyarakat
Jika dulu kalangan pemikir politik seperti Niccolo Machiavelli Hobbes
sudah
1588
1679
1469
A527
John Locke
erat dengan upaya maksimalisasi pemenuhan
Thomas
kepentingan rakyat Hal senada juga menjadi
1632
semangat dari pandangan John Rawls salah
para pemikir abad pencerahan
seorang pemikir politik abad ke 20 yang
memikirkan pembentukan masyarakat ideal
mencermati hubungan politik dalam masalah
dengan berorientasi pada persoalan normatif
keadilan Baginya persoalan politik tidak dapat
tentang siapa yang berhak melaksanakan jalannya kekuasaan yang kemudian dikoreksi
dilepaskan dari upaya peningkatan keadilan dan
oleh katun behavioralis di pertengahan abad ke
negara 14 Di dalam konteks politik sebagai
1704
sebagai
kesejahteraan sosial dalam entitas yang disebut
20 yang terutama diwakili oleh Harold Laswell
sebuah upaya etis itulah
menjadi who
mewujudkan agenda agenda kemanusiaan
Dengan
gets what
demikian
when and how
paradigma
politik
terutama untuk
keadilan dan norma norma sosial
maka sudah
kontemporer telah bergeser kepada persoalan
selayaknya jika institusi instrusi politik
persoalan yang lebih bersifat etis dan humanis
termasuk partai politik memiliki perhatian yang
dengan tentu saja tanpa mengabaikan sama
sama terhadap persoalan persoalan itu
sekali persoalan kekuasaan
Dalam konteks politik kontemporer
persoalan politik telah meluas mencakup pengkajian secara lebih mendetail soal soal
distribusi keadilan penciptaan pola hubungan
negara dan masyarakat yang dilandasi oleh
Dalam konteks Indonesia saat ini urgensi paradigma sedemikian semakin penting adanya lZ Persoalan politik dan demokrasi pada khususnya tidak lagi
terkait pada persoalan distribusi kekuasaan saja namun sudah
pada persoalan yang terkait dalam distribusi kesejahteraan sosial
Will Contemporary Political Philoshopy An Introduction Oxford Clarendon Press
11 Laswell Harold Politics New York McGraw Hill
Who Gets What When How 1936
1991
hal
1
3
Jonn Rawls A Theory ofJustice Oxford Oxford University Press
1971
53
Hal ini terutama disebabkan oleh setidaknya tiga
Esensi Paradigma Baru
hat yakni pertama kebutuhan akan adanya daya
dorong internal partai politik Tanpa adanya sebuah pemahaman baru mengenai arti dan
Terkait dengan perubahan sudut pandang ini maka persoalan yang terkait dengan struktur
fungsi keberadaan mereka dalam kancah politik
dan pelembagaan partai politik patut dilengkapi
kontemporer partai politik tidak akan terpacu
dengan dua hat dalam konteks paradigma yakni
dan tetap merasa nyaman dalam kerangka konservatif yang meninabobokan Daya dorong
perluasan kepekaan dan komitmen pada
melalui paradigma baru ini diperlukan agar
partai politik diharapkan dapat melihat hal hal
partai politik memiliki rasa tanggung jawab dan
yang dipandang tidak relevan bahkan remeh
kegelisahan untuk terus menerus memperbaiki
dalam konteks kekuasaan sebagai sebuah
diri terutama dengan lebih banyak bersentuhan
investasi politik jangka panjang Sementara
dengan rakyat
dalam hat komitmen pelayanan maka partai
Kedua
menyelamatkan
demokrasi
pelayanan Pada konteks perluasan kepekaan
politik diharapkan makin mendekatkan dirinya
Kegenahan partai politik adalah kegenahan
kepada rakyat dengan beragam kepentingan yang
demokrasi
dimilikinya Menjadikan partai politik sebagai
Indikasi kegenahan tersebut adalah
manakala rakyat menunjukan kepercayaannya
sesuatu yang dapat dipegang touchables oleh
yang tinggi kepada partai politik 15 Dan hat tersebut hanya akan muncul jika ditopang oleh paradigma yang dapat mendorong komitmen partai politik pada persoalan konkret yang
rakyat banyak merupakan esensi utatna dari komitmen ini
Perluasan Kepekaan
dihadapi rakyat Kegagalan partai politik dalam meningkatkan kualitasnya dalam merebut hati
Salah satu turunan dari paradigma baru itu
rakyat akan berpotensi memancing sebuah gelombang baru otoritarian dan konservativisme
adalah mengubah paradigma kepartaian dari
di tanah air Ketiga
pusaran
perluasan upaya kesejahteraan
Terjunnya partai politik dalam wilayah politik
sebuah institusi yang hanya terkungkung dalam
non
sesungguhnya berpotensi besar untuk
mempercepat akselerasi kesejahteraan rakyat
Prinsipnya sederhana saja
mencari
dan
mempertahankan
kekuasaan semata menjadi sebuah institusi yang memiliki kepekaan sosial dan terjun dalam
urusan yang selama ini dipandang
remeh
temeh
semakin banyak
Di banyak negara maju partai partai politik
kalangan yang memikirkan secara serius dan
telah sibuk mengimplementasikan paradigma itu
melaksanakan hal hal konkret pada persoalan
dengan mengurusi hal hal yang terlihat dalam
persoalan perbaikan kehidupan rakyat
kacamata politik di tanah air sebagai
tentu
akan semakin baik bagi kelangsungan upaya
lazim
perbaikan itu sendiri Apalagi partai politik saat
air bersih
tidak
dan bukan bagiannya Persoalan sampah cuaca
hingga soal
makanan
ini memiliki jaringan yang cukup luas hingga
kedaluwarsa dan proteksi beberapa jenis
ke pelosok pelosok desa di seluruh tanah air Di
tanaman dan sayur sayuran pemanasan global
sinilah kemudian akan terjadi sebuah win win
menjadi soal soal yang digarap secara serius dan
solution bagi semua Di satu sisi partai politik
meyakinkan bagi kebanyakan partai politik di
dapat
sana
memasarkan
idealismenya atau
menjual keberadaannya di tengah masyarakat
Sebagai
sebuah
pengejawantahan
di sisi lain rakyat pun akan merasa dirinya
paradigma responsif dan membumi itu partai
dipedulikan dan dibantu Adanya rasa saling
politik sejatinya diharapkan mampu untuk
menguntungkan dan hubungan erat ini jelas
menjual program yang konkret sederhana
merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan politik yang sehat di tanah air
namun menyentuh persoalan Partai politik tidak
lagi semata bermain di tataran abstrak yang kompleks dan mengawang yang dilandasi oleh suatu logika pasif yakni berkuasa dulu baru
Lihat misalnya kesimpulan ini dari kaiian M Steven Fish
Stronger Legislature Stronger Democracies
Journal of
berbual Dalam paradigma baru semangat yang dimunculkan adalah berbuat dahulu demi
Democracy Volume 17 Number 1 Januari 2006 hal 15
investasi politikjangka panjang Dalam konteks
18
ini partai politik sepatutnya mengembangkan
54
sebuah cetak biru pergerakan yang mampu
Terkait dengan hal ini maka kader kader
menyentuh secara konkret clan detail mengenai
partai seharusnya bereaksi terhadap beragam
harkat
kebijakan tidak peka pemerintah termasuk
soal
soal
seperti
peningkatan
kemanusiaan advokasi keadilan pengurangan
mengenai situasi di Sidoardjo dan PP No 37
kemiskinan penguatan hak hak kaum minoritas
2006
dan perempuan serta penyelamatan lingkungan
Sebagai tindak lanjut dari program yang
Namun sayangnya dalam kedua kasus
itu dapat disaksikan kader kader partai justru
terlihat bungkam terhadap kebijakan tidak
telah ditetapkan institusi pelaksana program pun
sensitifpemerintah clan pemborosan uang negara
patut dibentuk dan dikembangkan baik di dalam
tersebut
partai maupun bentukan partai Bentuk institusi tersebut dapat berupa organisasi onderbouw
Komitmen Pelayanan
yang cukup marak di zaman demokrasi liberal tahun 1950 an Keberadaan kelompok kelompok
kerja konkret berikut jaringjaring sosial yang
Di samping persoalan kepekaan komitmen untuk menjadi institusi yang melayani clan dekat
dikembangkannya merupakan indikasi adanya
dengan rakyat adalah turunan berikutnya dari
komitmen bagi upaya implementasi program
paradigma baru Hal ini sesungguhnya terkait
program membumi yang telah ditetapkan oleh
dengan salah satu esensi reformasi yakni
sebuah partai
membawa pemerintah turun dari langit di mana
Sayangnya
di
pemerintah tidak lagi menjadi institusi sakral
Indonesia hingga saat ini masih jarang untuk mampu clan mau menciptakan institusi yang
yang ekslusif clan otonom dari rakyatnya Dalam makna yang lebih luas hal ini berarti membawa
sanggup secara berkelanjutan clan efektif
pula
menggerakan
partai partai
politik
program program
sosialnya
Bahkan secara umum dapat dikatakan partai politik belum berhasil dalam mengembangkan
program program konkretnya yang didasari oleh
seluruh
perangkat
pemerintahan
institusi politik untuk dapat
clan
terjamah oleh
rakyat
Dalam konteks tersebut
pembenahan
politik sejatinya tidak saja terkait dengari
kebutuhan nyata masyarakat Partai politik di
menyebarkan eksistensi pemerintahan ke dalam
Indonesia saat ini tampak lebih suka membuat
domain domain lokal agar lebih dekat dengan
kegiatan kegiatan sosial sementara yang marak hanya di saat saat tertentu menjelang ajang pemilihan untuk kemudian menghilang ditelan
mengarah
bumi
clan problematikanya kehidupan rakyat
Selain persoalan program clan institusi
rakyat
Namun pembenahan itu harus juga pada
upaya
menumbuhkan
partai
politik yang akrab dengan beragam kepentingan Ketimpangan pada dua institusi politik ini
pendukungnya paradigma baru patut diturunkan
pemerintahan clan partai politik
oleh sebuah partai politik hingga ke level
menciptakan sebuah lingkaran setan di mana
individu anggotanya
diharapkan mampu mengembangkan sebuah
yang satu dapat memicu kelemahan pelaksanaan tugas yang lainnya Hal ini mengingat demikian
proses kaderisasi yang tidak hanya ditujukan
pentingnya kedudukan partai politik dalam
meningkatkan loyalitas kader kepada partai clan
sebuah pemerintahan demokrasi
Di sini partai politik
juga mengasah naluri berkuasa
hanya akan
namun terkait
Dalam kaitan menumbuhkan kedekatan
pula dengan upaya meningkatkan kepedulian
antara partai politik clan rakyat maka hal itu
dan rasa sensitif mereka terhadap hal hal konkret yang dihadapi oleh masyarakat Persoalan kaderisasi ini cukup menarik mengingat bahwa
hanya mungkin berlangusng secara efektif jika
proses ini akan turut mewarnai tidak saja
politik diharapkan dapat membuka dirinya lebih
rakyat merasa at home dalam mengadukan
aspirasinya kepada partai Di sini berarti partai
keberadaan clan kinerja partai politik namun
luas clan menunjukkan komitmennya sebagai
pula kehidupan politik clan pemerintahan bangsa
pelayan kepentingan rakyat
di kemudian hari Pembentukan awal sikap clan
Untuk itu meningkatkan fungsi komunikasi
watak serta keberpihakan kader sebagai sosok
dan sosialisasi politik dalam paradigma
akan banyak menentukan arah yang perkembangan politik jelas banyak ditentukan
pula pada lingkup kaderisiasi ini
Mengenai perubahan kedua atas PP No 24 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD
55
4
pelayanan tanpa terbatasi oleh waktu merupakan
partai politik pada bidang bidang yang bersifat
salah satu jalan keluarnya Melakukan dialog
indirect power dalam kacamata ilmu politik
dengan masyarakat secara berkala baik dalam upaya menyalurkan aspirasi dan mencari solusi
tradisional jelas merupakan sebuah bukti yang tidak menguntungkan bagi bangsa yang tengah
ataupun pendidikan politik merupakan contoh
menata perbaikan kehidupannya
konkret peningkatan fungsi parpol Begitu pula
kesadaran dan peran partai politik terhadap
dengan upaya cepat tanggap dan antisipatif terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat
urusan urusan konkret rakyat menunjukan masih
seperti persoalan bencana alam
menemukan sebentuk partai politik modern yang benar benar eksis dan dihargai oleh rakyat
penyebaran
penyakit atau persoalan yang terkait dengan pendidikan dasar merupakan program yang dapat
Rendahnya
diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat
Fenomena politik hingga tahun 2006 secara
dikembangkan oleh partai sebagai bentuk
umum masih menunjukan kelanjutan cerita pilu
kepedulian
kegagalan partai politik dalam membangun citra
sosial
dan
meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap partai politik Di sini
semangat untuk melayani perlu
positif mereka di tanah air tercinta
Dalam
dikedepankan lebih dari sekadar upaya merebut
konteks inilah di samping sebuah perubahan institusioanl yang komprehensif dan simultan
simpati
keberadaan paradigma baru itu jelas diperlukan
Dengan memiliki karakter pelayanan
maka partai politik akan terus eksis dalam
beragam cuaca dan waktu untuk melayani
kepentingan rakyat
tidak hanya pada saat
menjelang pemilu atau pemilihan jabatan politik tertentu Meski tentu saja tidak ada makan siang yang gratis
Daftar Pustaka
Almond Gabriel A dan Sidney Verba Eds The Civic Culture
Democracy in Five Nations Newbury Park
namun jika partai politik dapat
Sage Publications
membuktikan kehadirannya pada saat saat kritis
dan bekerja secara profesional dan sungguh sungguh
Amal
Ichlasul
1983
Teori Teori Mutakhir Partai
Politik Yogyakarta Tiara Wacana
jelas hal ini dapat merekatkan
kepercayaan rakyat
1989
Political Attitudes and
Dhakidae
Apakah hal ini berarti merupakan bentuk
Daniel
Partai Partai Politik
1999
Indonesia Kisah Pergerakan dan Organisasi Dalam
politisasi serrtua urusan masyarakat Tidak juga
dalam Patahan Patahan Sejarah
Karena hakikat keberadaan partai politik adalah
Partai Partai Politik Indonesia
berandil dalam kehidupan masyarakat dengan
Strategi dan Program Jakarta Kompas
rneningkatkan kepekaan memberikan alternaif
Duverger Maurice 1988
Ideologi
Asal Mula Partai Politik
solusi yang terbaik dan meiakukan penyelesaian
Dalam Ichlasul Amal Teori Teori Mutakhir
secara konkret kepentingan rakyat baik dalam
Partai Politik Yogyakarta Tiara Wacana
bentuk kegiatan sosial ataupun artikulasi
Easton David 1953 The Political System An Inquiry
kebijakan Dan hal itu hanya bisa dilakukan jika
into the State ofPolitical Science New York
partai politik mengubah sudut pandangnya dari
Knopf
sebuah institusi eksklusif menjadi institusi
dinarnis yang down to earth dan bersedia membuka diri secara sungguh sungguh terhadap segenap persoalan yang ada di masyarakat Hal yang mungkin tidak terlalu menantang dalam
Ebenstein William 1970 Today Isms Communism Fascism Capitalism Socialism New Jersey Prentice Hall Inc Feith Herbert dan Lance Castles
konteks kekuasaan Fish
Penutup
M
Steven Stronger
2006
Stronger Legislature
Democracies
Journal of Democracy Vol 17 No I Januari 2006
Perhatian paradigma politik yang telah bergeser
1970 Indonesian
political thinking 1945 65 Ithaca Cornell University Press
pada
persoalan persoalan
etis
kemanusiaan dan kenyataan sejarah politik
Haris
Syamsuddin
Ed
2001
Kasus Sumatera Barat Jawa Tengah Jawa
bangsa seharusnya dapat memicu kesadaran baru
Timur dan Sulawesi Selatan
bagi partai partai politik di Indonesia saat ini
LIPI
untuk dapat mengambil peran di luar persoalan
kekuasaan 56
Namun
masih minimnya peran
Profil dan
Keterwakilan Politik Legislatifdi Indonesia Jakarta P2P
Haris Syamsuddin Ed
2003 Persepsi Masyarakat
terhadap Partai Politik Peserta Pemilu
2004 Jakarta P21 dan Litbang Depdagri Hayes Paul
1973 Fascism London Allen and
Republika 24 Maret 2006 Romli
Lili
Ed
2002
Kualitas Parlemen di Era
Reformasi Studi tentang Implementasi Fungsi dan Peran DPRD Jakarta P2P LIPI
Unwin
Romli Lili
Hidayat Syahrul 2003
Hambatan dan Keberhasilan
Ed
2003
Potret Partai Politik Pasca
Orde Baru Jakarta P2P LIPI
Partai Politik di Indonesia Dari Diskusi
dengan Partai Partai dalam Mahrus Irsaym dan Lili Romli
Eds
Menggugat Partai
Politik Depok Laboratorium Ilmu Politik FISIP UI
Karim M Rusli 1983 Perjalanan Partai Politik di Indonesia Jakarta Rajawali Press
Roy C Macridis 1988 Partai Partai
1991
Contemporary Political
Philoshopy An Introduction Oxford Clarendon Press
Teori
Teori Mutakhir Partai Politik Yogyakarta Tiara Wacana Sanit Arbi
2003
Pembaharuan Mendasar Partai
Politik
Romli
Kymlicka Will
Sejarah Fungsi dan Tipologi Dalam Ichlasul Amal
Dalam Mahrus Irsay dan Lili Eds
Mengugat Partai Politik
Depok Laboratorium Ilmu Politik FISIP UI
Steiner George Ed
1983 Italian Fascisms From
Pareto to Gentile Roots of The Right Laswell
Harold
1936 Politics
Who Gets What
When How New York McGraw Hill
Liddle R William 1992 Pemilu Pemilu Orde Baru Jakarta LP3ES
Litbang Kompas
London Jonathan Cape
Thaba Abdul Azis
1996 Islam dan Negara dalam
Politik Orde Baru
Jakarta
Gema Insani
Press
1999 Partai Partai Politik
Indonesia Ideologi Strategi dan Program Jakarta Kompas
57