KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN DESA SEKANAH DUSUN DUA LUNDANG KECAMATAN LINGGA UTARA KABPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU Syahlian Pardi1 , Ita Karlina, S.Pi, M.Si2 , Dr. Febrianti Lestari, S.Si, M.Si.2 Mahasiswa1 , Dosen Pembimbing2 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : syahlian
[email protected]
Abstrak Keanekaragaman makrozoobenthos dapat dipakai untuk menilai baik buruknya kondisi suatu perairan. Penelitian ini dilakukan di Desa Sekanah Dusun Dua Lundang Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan April 2016. Titik sampling penelitian ditentukan menggunakan metode random sampling. Dibagi atas 30 titik sampling yang dianggap dapat mewakili daerah penelitian tersebut, jarak
antara titik satu ke titik lainnya adalah 50 meter. Penentuan titik pengamatan berdasarkan metode systematic random sampling (SRS). Untuk Metode yang digunakan
dalam
pengambilan
sampel
makrozoobenthos
adalah
dengan
menggunakan metode random sampling. Kelimpahan individu untuk jenis Strombus turturella yaitu 512 ind/m2 , jenis Littoraria carnifera yaitu 710 ind/m2 , jenis Cylpeomorus moniliferus yaitu 534 ind/m2 , jenis Vexillum ligatum yaitu 666 ind/m2 , jenis Anadara granosa yaitu 666 ind/m2 , jenis Engina laneola yaitu 585 ind/m2 dan jenis Rhinoclavis aspera yaitu 644 ind/m2 Rata-rata kisaran niai Suhu 29,03-30,19 0 C, Salinitas berada pada kisaran 34,01-34,03 0 /00 , kisaran nilai Kekeruhan adalah 15,5217,17 NTU, Kecepatan arus berada pada kisaran angka 0,14-0,24 m/dtk, Derajat Keasaman (pH) berada pada kisaran angka 6, Oksigen terlarut berada pada kisaran 5,29-6,34 mg/L. Kata kunci: Keanekaragaman, Makrozoobentos, Desa Sekanah Dusun Dua Lundang
THE DIVERSITY OF MACROZOOBENTHOS IN THE TERITORIAL WATER DESA SEKANAH DUSUN DUA LUNDANG THE DISTRICT NORTH LINGGA THE PROVINCE OF RIAU ARCHIPELAGO Syahlian Pardi1, Ita Karlina, S.Pi, M.Si2, Dr. Febrianti Lestari, S.Si, M.Si.2 Mahasiswa1, Lecturer Pembimbing2 Department of Marine Sciences Faculty of Marine Sciences and Fisheries, Maritime University of Raja Ali Haji e-mail:
[email protected] Abstract Macrozoobenthos diversity can be used to assess whether the poor condition of a body of water. This research was conducted in the village of Dusun Dua Sekanah Lundang District of North Lingga Lingga regency of Riau Islands province. This study was conducted in February 2016 to April 2016. The research sampling point is determined using random sampling method. Divided into 30 sampling points that are considered to represent the research area, the distance between one point to another point is 50 meters. Determination of the point of observation is based on systematic random sampling method (SRS). The method used for the sampling of macrozoobenthos is to use random sampling method. Abundance of individuals for this type of Strombus turturella is 512 ind / m2, kind Littoraria carnifera is 710 ind / m2, kind Cylpeomorus moniliferus is 534 ind / m2, kind Vexillum ligatum is 666 ind / m2, kind Anadara granosa is 666 ind / m2, kind Engina laneola is 585 ind / m2 and type Rhinoclavis aspera is 644 ind / m2 average range of 29.03 to 30.19 niai 0C temperature, salinity in the range of 34.01 to 34.03 0/00, the value range Turbidity is 15 , 52 to 17.17 NTU, the flow speed in the range of 0.14 to 0.24 number m / sec, degree of acidity (pH) in the range of 6 numbers, dissolved oxygen in the range of 5.29 to 6.34 mg / L. Keywords: Diversity, macrozoobenthos, Sekanah Hamlet Village Two Lundang
I.
PENDAHULUAN
Perubahan kondisi lingkungan di desa Sekanah Dusun dua Lundang
A.
Latar Belakang
ditandai dengan adanya penurunan
Wilayah pantai dan pesisir
hasil
tangkapan
di dekat
memiliki arti yang strategis karena
wilayah tangkap
merupakan
pergeseran semakin jauh dari pantai.
wilayah
peralihan
telah
pantai,
mengalami
(interface) antara ekosistem darat dan
Adanya
laut yang memiliki sifat dan ciri yang
menandakan kondisi perairan telah
unik, disamping itu kawasan pantai
mengalami penurunan akibat pengaruh
juga
dari
mengandung
hayati
yang
keanekaragaman
tinggi
serta
jasa
lingkungan lainnya. Desa Lundang
merupakan
kawasan
pesisir
yang
wilayah kecamatan Posisi
wilayah
aktivitas
Dusun
dua
salah
satu
berada
ada
dan
di
dalamnya
termasuk
makrozoobenthos. Makrozoobenthos
dikenal
di
sebagai organisme benthos terbesar
Utara.
dengan ukuran lebih dari 1,0 mm
langsung
(Barnes dan Hughes, 1999). Fauna ini
Lingga yang
yang
tersebut
mempengaruhi kehidupan organisme akuatik
Sekanah
pergeseran
berbatasan dengan laut dan merupakan
memiliki
area
penyusun komunitas perairan karena
padang
sebagian
lamun
besar
menjadikan masyarakatnya
peran
merupakan sumber
penting
sebagai
makanan bagi
menggantungkan hidupnya pada sektor
berbagai jenis ikan dan menempati
perikanan.
urutan kedua dan ketiga dalam rantai makanan di suatu komunitas perairan.
Makrozoobenthos digunakan
juga
dapat
untuk
II. METODE PENELITIAN
menduga
ketidakseimbangan lingkungan fisik,
A.
Waktu dan Te mpat
kimia, dan biologi perairan (Odum,
Penelitian telah dilaksanakan
1993). Hal ini disebabkan karena
pada bulan Februari 2016 sampai
pergerakannya habitat
yang
hidupnya
terbatas
dan
dengan Maret 2016 yang berlokasi di
dasar
yang
Perairan Desa sekanah Dusun dua
di
merupakan tempat bahan pencemar. Dengan
sifatnya
yang
Lundang, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten
Lingga,
Provinsi
demikian, perubahan kualitas air, tipe
Kepulauan Riau. Identifikasi dilakukan
substrat
di
serta
kandungan
bahan
Laboratorium
Fakultas
Ilmu
organik substrat sangat mempengaruhi
Kelautan dan Perikanan, Universitas
keanekaragaman
Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang,
dan
kelimpahan
makrozoobenthos pada suatu perairan. Tingginya
keanekaragaman
makrozoobenthos
dapat
indikator
menilai
lingkungan
Kepulauan Riau.
dalam suatu
dijadikan
perairan.
kualitas Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian ini
untuk
tingkat
mengetahui
bagaimana
keanekaragaman
makrozoobenthos di perairan desa Sekanah Dusun dua Lundang.
Citra Landsat 8 2014
B.
Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
lokasi penelitian, biasanya diperoleh melalui kantor desa.
Data yang dikumpulkan dalam
2. Prosedur Pengambilan Data
penelitian ini adalah data primer dan
2.1.
sekunder. Metode yang digunakan
Penelitian
dalam
pengumpulan
metode
survei
yaitu
data
adalah
pengamatan
Penetuan
Titik ditentukan
Titik
Sampling
sampling
penelitia n
menggunakan
metode
langsung di lapangan. Salah satu
random sampling. Dibagi atas 30 titik
sumber data yang dipakai dalam
sampling
penelitian adalah data primer yaitu
mewakili daerah penelitian tersebut,
data yang diperoleh secara langsung
jarak antara titik satu ke titik lainnya
pada lokasi penelitian, terdiri dari
adalah 50
sampel
pengamatan
penelitian
dan
hasil
yang
dianggap
dapat
meter. Penentuan titik berdasarkan
metode
pengukuran parameter fisika kimia
systematic random sampling (SRS)
perairan di lapangan serta data hasil
2.2. Pengambilan dan Penanganan
olahan
Sampel Makrozoobenthos
berupa,
keanekaragaman,
indeks keseragaman,
Metode yang digunakan dalam
dominansi, dan kelimpahan individu.
pengambilan sampel makrozoobenthos
Sementara itu, data sekunder berupa
adalah dengan menggunakan metode
gambaran atau kondisi umum lokasi
random
penelitian
sebanyak 30 yang tersebar secara acak
yang
didapatkan
dari
instansi- instansi terkait yang ada pada
dilokasi sampel
sampling.
penelitian.
Dengan
titik
Pengambilan
makrozoobenthos
diambil
dengan menggunakan core sampling
Kelautan dan Perikanan, Universitas
(paralon) berdiameter 3 inci (7,62
Maritim Raja Ali Haji untuk diteliti.
cm).
Alat
pengambilan
Kecepatan arus diukur dengan
makrozoobenthos dapat dilihat pada
menggunakan
gambar 2 dibawah ini :
dibuat dari pelampung dengan terpal
Penutup paralon
current
drag
yang
sebagai pehan aliran arus air. Waktu yang
dibutuhkan
oleh
pelampung
untuk terbawa oleh aliran air dihitung menggunakan Kayu
stopwatch
dengan
satuan (s) sedangkan panjang tali
25 cm untuk penentuan jarak alih current drag dengan satuan (m). kemudian Gambar 2. Alat Pengambilan
masukan kedalam rumus kecepatan:
Makrozoobenthos
v = m/s Penanganan sampel makrozoobentos selanjutnya dibersihkan dan diberi larutan
formalin
4%.
Dimana : v
Kemudian
sampel kembali dimasukkan ke dalam kantong plastik kembali yang telah diberi label dan diidentifikasi di website
Laboratorium
Fakultas
Ilmu
m
= jarak
s
= waktu
3.4. Salinitas
www.seashellhub.com.
Selanjutnya sampel sedimen di bawa ke
= kecepatan
Pengukuran salinitas dilakukan dengan
menggunakan
hand
refractometer. Sebelum digunakan alat dikalibrasi
dahulu
supaya
4. Penentuan Tipe Substrat Dasar
berada
Penentuan tipe substrat dapat
dalam keadaan standar. Air sampel
dilakukan dengan cara substrat yang
diambil
diambil dikeringkan terlebih dahulu
dari permukaan
kemudian
diteteskan
perairan,
pada
hand
dan kemudian diayak dengan saringan.
refractometer, maka salinitasnya akan
Hasil ayakan ditimbang kemudian
ditunjukkan pada alat dengan satuan
diukur untuk menentukan besar butir
β°.
berdasarkan skala wenworth. Butir
3.5. pH
substrat
yang
diameter
<0,063
didasarkan
dikatakan sebagai lumpur, 0,063 β
pada perubahan warna indikator pada
2mm dikatakan pasir dan >2mm itu
suatu jenjang pH tertentu. Caranya
dikatakan kerikil (APHA, 1992).
yaitu dengan cara mencelupkan kertas
D. Analisis Data
pH ke dalam perairan lalu dicocokkan
1.
perubahannya dengan jenjang pHnya.
Makrozoobenthos
Pengukuran
pH
Struktur
Komunitas
1.1. Kelimpahan Individu 3.6. Oksigen Terlarut
Kelimpahan
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan DO meter
dengan
cara
makrozoobenthos
dihitung
dengan
menggunakan rumus Shannon-Wiener
mencelupkan
elektrodanya ke dalam perairan.
individu
Y= Dimana :
π π
Y
=
Jumlah
organisme
Hβ β€ 1
= Keanekaragaman
makrozoobenthos (ind/mΒ²)
Sangat Rendah
a = Jumlah makrozoobenthos (ind)
1 β€ Hβ β€ 1,59
b = Luas alat pengambilan sampel
Rendah
(cmΒ²)
1,6 β€ Hβ β€ 2
1.2. Indeks Keanekaragaman (Hβ)
Sedang
Untuk keanekaragaman Indeks
nilai
Hβ > 2
digunakan
Tinggi
menghitung jenis
Shannon-Wiener
1.3. π π =1,2,3,β¦
= Keanekaragaman
πππ 2 ππ
Indeks
Keseragaman
atau
Equitabilitas (E) Bila nilai indeks keseragaman
Dimana : Hβ
= Keanekaragaman
sebagai
berikut : Hβ =
= Keanekaragaman
= Indeks Keanekaragaman
tinggi, menandakan kandungan setiap
Shannon-Wiener
taxon
Pi
= ni/N
perbedaan. Nilai indeks keseragaman
ni
= Jumlah individu ke-1
berkisar 0 s.d 1. Indeks keseragaman
N
= Jumlah total individu
ini dihitung berdasarkan rumus :
Log2 pi = 3,321928 x log pi Kategori keanekaragaman
penilaian jenis
E= tingkat
berdasarkan
Indeks Shannon-Wiener (soegianto, 1994) adalah sebagai berikut:
(jenis)
π» π» πππ₯
tidak
mengalami
π»β²
= πππ 2 (π)
Dimana : H Wiener
= Indeks diversitas Shannon-
Hmax
= Keanekaragaman spesies
Apabila nilai C mendekati 0 (nol) =
maksimum
Tidak ada jenis yang mendominasi
Hmax = log2 S (3,321928 log S)
Apabila nilai C mendekati 1 (nol) =
S
= Banyaknya spesies
Ada jenis yang mendominasi
Krebs
E. Analisis Kualitas Air
bahwa
(1985)
kategori
menyatakan
penilaian
tingkat
Data kualitas air yang didapat
keseragaman
berdasarkan
Indeks
melalui pengukuran faktor fisika kimia
Keseragaman
(E
Equitabilitas)
perairan dianalisis secara deskriptif
=
adalah sebagai berikut :
untuk
0 < E β€ 0,5
mengenai
= Komunitas Tertekan
memperoleh kondisi
gambaran
lingkungan
di
0,5 < E β€ 0,75 = Komunitas Labil
perairan desa Sekanah Dusun dua
0,75 < E β€ 1
Lundang pada saat penelitian.
= Komunitas Stabil
1.4. Indeks Dominansi (C)
F. Analisis Korelasi
Untuk menghitung indeks
Analisis
korelasi
menurut
dominasi digunakan rumus Simpson
pearson di gunakan untuk mengetahui
(Odum, 1993) sebagai berikut:
hubungan antara faktor- faktor fisika
C=
ππ π π=1,2,3,.. π
Β²
Dimana : C = Indeks dominasi jenis
kimia dengan indeks keanekaragaman. Adapun rumus korelasiya adalah:
r xy =
π ππππ β {π ππ 2 β
ππ 2
ππ ( ππ) {π ππ 2 β
ni = Jumlah individu ke- I N = Jumlah total individu Dengan kriteria :
Keterangan : π = Jumlah stasiun
ππ 2
Xi = Variabel Bebas ( suhu, kekeruhan,
Yi
senayang/desa Duara. Dimana jarak ke
kecerahan,
ibu kota Kecamatan yaitu 9 KM, jarak
kecepatan arus, DO, pH,
ke ibu kota Kabupaten yaitu 35 KM
salanitas dan substrat)
sedangkan jarak ke ibu kota Provinsi
=
Variabel terkait (
yaitu 115 KM. Pekerjaan nelayan merupakan
keanekaragaman
salah satu pekerjaan yang sangat makrozoobentos) menjanjikan guna meningkatkan taraf IV. A.
HASIL
hidup masyarakat sehingga 400 jiwa
Kondisi Umum Lokasi
masyarakatnya bermata pencaharian
Luas wilayah Desa Sekanah Dusun Dua Lundang yaitu 55.500 kmΒ². Secara administrasi desa Dusun
Dua
Lundang
Sekanah
terletak
di
wilayah Kecamatan
Lingga
Utara
Kabupaten
Wilayah
desa
Lingga.
Sekanah Dusun Dua Lundang sebelah utara
berbatasan
dengan
desa
kecamatan senayang, sebelah selatan berbatasan dengan desa Duara, di sisi barat berbatasan dengan desa Tanjung Kelit
sedangkan
berbatasan
di
dengan
sisi
timur
kecamatan
sebagai nelayan. Kehidupan nelayan sangat
tergantung
dari
hasil
tangkapannya. Alat tangkap nelayan yang sering digunakan masih bersifat tradisional yaitu berupa pancing, jaring maupun kelong. B.
Komposisi
Jenis
dan
Kelimpahan Makrozoobenthos Hasil
Komposisi
jenis
perairan
Desa
makrozoobentos Sekanah
Dusun
Dua
Lundang
Kecamatan Lingga Utara kabupaten Lingga Provinsi Kepulaun Riau yaitu
jenis
Anadara
granosa
(15
%),
carnifera dengan kelimpahan 17 %,
Cylpeomorus moniliferus
(12
%),
dan yang terendah terdapat pada jenis
Engina laneola (14 %), Littoraria
Strombus
carnifera (17 %), Rhinoclavis aspera
kelimpahan 12 %. Tinggi komposisi
(15 %), Strombus turturella (12 %)
jenis Littoraria carnifera di sebabkan
dan Vexillum ligatum (15 %), Komposisi
karena jenis
Makrozoobenthos di Perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang dapat
turturella
jenis
dengan
Littoraria
termasuk
pada
kelas
dimana
gastropoda
carnifera gastropoda, merupakan
kelompok mollusca yang mempunyai
dilihat lebih lanjut pada gambar 3 anggota terbanyak dan mempunyai
komposisi Jenis
15%
Strombus turturella
12%
habitat serta memiliki kemampuan adaptasi yang cukup besar dengan
17%
14%
penyebaran yang luas pada berbagai
Littoraria carnifera
perubahan faktor lingkungan (Barnes,
12%
15%
1980).
15% Cylpeomorus moniliferus
Kelas
ditemukan
pada
Gastropoda
dapat
berbagai
habitat
seperti dasar laut, pelagis, perairan Gambar 3 . Hasil komposisi jenis tawar dan laut juga berbagai substrat Makrozoobenthos baik substrat berbatu, berpasir maupun Gambar
3
menunjukan berlumpur (Suwignyo, 1989). Menurut
komposisi
jenis
Makrozoobenthos Nyabakken (1992), tipe substrat pasir
tertinggi terdapat pada jenis Littoraria
berkerikil akan memudahkan Mollusca
Vexillum ligatum yaitu 666 ind/m2 ,
untuk mendapatkan suplai nutrisi dan
jenis Anadara granosa
air
untuk
ind/m2 , jenis Engina laneola yaitu 585
kelangsungan hidupnya. Hal ini sesuai
ind/m2 dan jenis Rhinoclavis aspera
yang
diperlukan
dengan jenis atau tipe substrat dasar perairan Desa Sekanah Dusun Dua
yaitu
644
ind/m2
.
yaitu 666
Kelimpahan
individu tertinggi terdapat pada jenis Littoraria carnifera,
Lundang
yang
umumnya
lumpur kelimpahan individu terendah terdapat
berpasir dengan persentasi pasir secara pada jenis Strombus turturella . umum berkisar 75,52 % - 85,85 %. Tingginya kelimpahan individu Rendahnya komposisi jenis Strombus turturella disebabkan karena adanya
pada jenis Littoraria carnifera, karena diduga kandungan organik substrat
penagkapan oleh masyarakat di Desa
yang tinggi dan faktor Fisika Kimia
Sekanah Dusun Dua Lundang tersebut.
perairan yang lebih baik. Kandungan
Hasil
individu
organik substrat yang tinggi diduga
makrozoobenthos di perairan Desa
berasal dari limbah rumah tangga,
Sekanah
Lundang
dengan kecepatan arus yang tinggi
Kecamatan Lingga Utara Kabupaten
dapat menguntungkan organisme dasar
Lingga Provinsi Kepulauan Riau untuk
karena terjadi pembaharuan antara
jenis Strombus turturella yaitu 512
bahan organik dan anorganik dan tidak
ind/m2 , jenis Littoraria carnifera yaitu
menjadi akumulasi.
709
kelimpahan
Dusun
ind/m2 ,
Dua
jenis
Cylpeomorus
moniliferus yaitu 534 ind/m2 , jenis
Tingginya organik
dalam
kandungan
bahan
substrat
tidak
selamanya
menguntungkan
bagi
anorganik ke perairan di Desa Sekanah
organisme dasar perairan, walaupun
Dusun Dua Lundang diduga berasal
bahan organik menjadi salah satu
dari aktifitas masyarakat seperti terak
sumber makanannya. Selain terlalu
las, limbah gerinda dan sebagainya.
banyaknya
dapat
Selain itu, dilihat dari fisika-kimia
menyumbat alat pernafasan, masuknya
perairan seperti arus yang lemah
bahan
batas
diduga dapat menyebabkan akumulasi
organisme
bahan organik, tingginya kekeruhan
memanfaatkanya maka akan timbul
yang dapat menyebabkan rendahnya
permasalahan
oksigen
bahan
organik
organik
melebihi
kemampuan
tingkat
seperti
kecerahan
menurunnya yang
berarti
terlarut.
Pada
organisme
umunya
makrozoobentos
meningkatnya kekeruhan air sehingga
menhindari
dapat
kehidupan
tergantung pada daya tolerir dan
makrozoobentos
adaptasi spesies makrozoobentos itu
mengganggu
organisme (Nyabakken, 1992). Berdasarkan
keadaan
seperti
ini,
sendiri. Kelimpahan makrozoobenthos diatas,
di Perairan Desa Sekanah Dusun Dua
rendahnya kelimpahan individu pada
Lundang dapat dilihat pada gambar 4
jenis
Strombus
uraian
turturella
diduga
kelimpahan Makrozoobenthos
yang
masuk
kemampuaan makrozoobentos
melebihi
batas
organisme memanfaatkannya.
Banyaknya masuk limbah organik dan
Kelimpahan individu
karena limbah organik dan anorganik
800.0 600.0 400.0 200.0 0.0
Stro mb us turt urβ¦
Litt orar ia car nifβ¦
Vexi Cylp llu eo m mor liga us β¦ tum
Ana dar a gra noβ¦
Rhi Eng nocl ina avis lane asp ola era
Series1 511. 709. 533. 665. 665. 585. 643.
C. Identifikasi Makrozoobenthos di Perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang Hasil
Identifikasi
Makrozoobenthos di Perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas Bivalvia dan kelas
Gastropoda,
Acroido,
ordo
yaitu
Neogasrtopoda,
Mesogastropoda, family
4
Sorbeoconcha,
yuitu Arcidae,
Cerithiidae,
6
Buccinidae, Costellaridae,
Littorinidae, Strombidae, 7 genus yaitu Anadara,
Clypeomorus,
Littoraria,
Rhinoclavis,
Engina, Strombus,
Vexillum, dan 7 spesies yaitu Anadara Granosa, Clypeomorus moniliferus, Engina laneola, Littoraria Carnifera, Rhinoclavis
aspera,
Strombus
Turturella, Vexillum ligatum. D. Indeks Keanekaragaman (Hβ), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) Ma kroozoobenthos
Indeks
keanekaragaman
(Hβ),
keseragaman (E) dan dominansi (C) merupakan kajian indeks yang sering digunakan untuk
menduga kondisi
suatu lingkungan perairan berdasarkan komponen
biologis.
Kondisi
lingkungan suatu perairan umumnya dapat dikatakan baik (stabil) bila memiliki indeks keanekaragaman dan keseragaman
yang
tinggi
serta
dominansi yang rendah (tidak ada spesies
yang
mendominasi).
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai Indeks Keanekaragaman (Hβ), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) makrozoobenthos di Perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang
nilai indeks keanekaragaman
lingkungan perairan tersebut cukup
(Hβ) yang diperoleh adalah 2,798
baik dan mendukung kehidupan biota
Berdasarkan Indeks Shannon-Wiener
perairan apalagi perairan tersebut.
keanekaragaman dapat dikategorikan memiliki
tingkat
keanekaragaman
Indeks
jenis
Shannon
komunitas
(Hβ)
dari
(E)
menunjukkan komposisi individu tiap
sedang. Berdasarkan Indeks Diversitas Wiener
Keseragaman
yang
terdapat dalam suatu berada
dalam
makrozoobenthos pada masing-masing
keseimbangan. Menurut Krebs (1985)
titik
nilai Indeks Keseragaman (E) berkisar
yang
diamati,
klasifikasi
dapat
derajat
dibuat
pencemaran
lingkungannya. Menurut Sastrawijaya (2000) klasifikasi derajat pencemaran air berdasarkan
indeks
diversitas
dapat
digolongkan sebagai berikut :
: Tercemar Berat
Hβ = 1,0 β 1,6
: Tercemar Sedang
Hβ = 1,6 β 2,0
: Tercemar Ringan
Hβ > 2,0
: Tidak Tercemar pengelompokkan
tersebut, maka perairan nya tidak tercemar dengan indeks diversitasnya yakni
2,798.
menunjukkan
Hal
tersebut
bahwa
kondisi
β
menunjukkan apabila
1.
Nilai indeks
penyebaran
nilai
indeks
ini
individu,
keseragaman
mendekati 0 berarti keseragamannya rendah
Hβ < 1,0
Sesuai
antara 0
karena
ada
jenis
yang
mendominasi. Bila nilai mendekati 1, maka keseragaman tinggi yang berati kondisi
ekosistem
relatif
mantap
karena pembagian jumlah individu pada masing- masing jenis relatif sama atau seragam dan tidak ada jenis yang mendominasi. Nilai Indeks Keseragaman (E) yang diperoleh adalah 0,997. Nilai
Indeks Dominansi (C) adalah 0,145. Berdasarkan
nilai
tersebut
Indeks
E. Koralasi Antara Kelimpahan Makrozoobenthos dengan Parameter Perairan
Dominansi (C) termasuk kategori rendah
Koralasi antara kelimpahan
dan umumnya mendekati 0 yang berarti
Makrozoobenthos dengan Parameter
tidak ada
Perairan dapat dilihat pada Tabel 4
jenis
yang mendominasi
(Odum, 1993). Dengan demikian, dapat
Tabel 4. Koralasi Antara
dikatakan bahwa pada lingkungan
Makrozoobenthos dengan Parameter
perairan
yang
Perairan
kondisi
kestabilan
cenderung
sudah
terganggu,
komunitasnya
memperlihatkan
tingkat
Regression Statistics Multiple R
0.6444914
R Square
0.415369165
Adjusted R Square
0.262856774
penyebaran individu tiap jenis tidak
Standard Error
93.58503284
merata dan terdapat dominansi oleh
Observations
keanekaragaman yang rendah dimana
spesies makrozoobethos tertentu. Hal
ANOVA
tersebut dikarenakan adanya tekanan ekologis yang cukup tinggi pada suatu perairan akan berakibat pada kematian
30
Df Regression
SS 6
143117.64
2
Residual
23
201437.64
875
Total
29
344555.28
bagi organisme yang tidak mampu Coefficients
Standard Error
-8039.46
2902.87
X Variable 1
289.36
97.98
X Variable 2
0.00
0.00
X Variable 3
-10.40
38.85
X Variable 4
-4.34
16.84
beradaptasi dan bagi organisme yang Intercept
mampu beradaptasi akan mengalami peningkatan jumlah yang cukup tinggi (dominan).
M
X Variable 5
-160.56
88.24
X Variable 6
-6.03
3.01
Pengukuran
parameter
fisika-
kimia perairan dilakukan sebelum
Sumber Data : Data Priemer pengambilan sampel makrozoobentos, Dari
tabel
diatas
tingkat pada waktu pagi, siang dan sore serta
koralasi (hubungan) yang dianalis pasang dan surut, dengan
menggunakan
sesuai dengan
sofeware parameter yang diukur. Pengukuran
miscroscop
excel
diperoleh
nilai dilakukan pada pukul 08.00-09.00
koralasi sebesar 0,64 ( 64%) dengan (pagi), 12.00-13.00 (siang) dan 15.00tingkat hubungan βkuatβ. Dari hasil 16.00 (sore), sedangkan pengukuran tersebut
dapat
ditarik
kesimpulan ketika pasang dan surut disesuaikan
bahwa kondisi perairan mempengaruhi dengan sebersar
64%
waktu pasang dan surut.
kelimpahan Pengkuran
parameter
fisika-kimia
makrozoobenthos, sedangkan sisanya perairan dilakukan di setiap titik sebesar 36% diperngaruhi oleh faktor sampling dengan tiga kali pengulangan lain.
Berdasarkan
uji
ANOVA di
didapatkan
hasil
nilai
setiap
pengukuran.
Adapun
signifikan pengukuran
parameter
fisika-kimia
sebesar 0,03 ( < 0,05) yang mencirikan pada saat pagi, bahwa
data
yang
diambil
dapat siang, sore dapat dilihat pada gambar 5
tingkat
koralasi
antara
perairan
dengan
kondisi
kelimpahan makrozoobenthos. F. Parameter Fisika Kimia Perairan
40.00Pengukuran Suhu,
pH, DO
Perairan Β°C, mg/l
menggambarkan
20.00
Pa gi
0.00 Suhu (0C)
pH
DO (mg/L)
Suhu air mempunyai peranan dalam
mengatur
perairan,
terutama
metabolisme.
kehidupan
biota
Sekanah Dusun Dua Lundang yang
dalam
proses
didapat selama penelitian merupakan
Kenaikan
suhu
menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen, namun di lain pihak mengakibatkan
Secara umum, nilai suhu perairan Desa
turunnya
kisaran
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai suhu air pada perairan
yang
masih
mendukung
dapat
kehidupan
makrozoobentos. Derajat
kelarutan
oksigen dalam air (Effendi, 2003).
suhu
keasaman
(pH)
merupakan salah satu indikator baik buruknya lingkungan air. Menurut Nontji (2007), pada umumnya pH air laut tidak banyak bervariasi karena
Desa Sekanah Dusun Dua Lundang adanya sistem karbondioksida dalam saat pengukuran berkisar antara 29,03 β
30,19
0
C
menunjukkan
laut, .
maka
air
nilai suhu di perairan
Desa Sekanah Dusun Dua Lundang
mempunyai
kapasitas penyangga (buffer) yang kuat. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai rata-rata
relatif sama,
laut
Hasil pengukuran
pH
perairan
Desa
hal ini dikarenakan Sekanah Dusun Dua Lundang adalah
keadaan cuaca pada waktu pengukuran 6,0. Hasil pengukuran menunjukkan relatif sama sehingga suhu tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Menurut Nyabakken (1992), umumnya suhu di atas 30
0
tidak terdapat perbedaan nilai pH di perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang.
Hal ini diduga karena
C dapat menekan ketelitian
alat
yang
rendah.
pertumbuhan populasi hewan bentos. Berdasarkan hasil pengukuran, secara
umum nilai pH perairan Desa Sekanah
Tingginya oksigen terlarut pada saat
Dusun Dua Lundang tergolong alami
pasang
dan mampu mendukung kehidupan
rendahnya
organisme
Pada
kandungan
yang alami, pH
Rendahnya
makrozoobentos.
kondisi perairan
disebabkan suhu
karena dan
rendahnya
organik nilai
lebih
substrat.
oksigen
terlarut
berkisar antara 4,0 β 9,0 (Ghufran et.
menunjukkan
al., 2007), nilai pH < 5 dan > 9
organik yang masuk ke perairan. Hal
menciptakan
tersebut dikarenakan masuknya bahan
kondisi
menguntungkan
bagi
yang
tidak
kebanyakan
organisme makrobenthos. Oksigen
terlarut
organik
banyaknya
akan
senyawa
menyebabkan
peningkatan mikroorganisme pengurai (Dissolved
dalam air dan mengkonsumsi O2
Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua
untuk
jasad hidup untuk pernapasan, proses
mengakibatkan terjadinya penurunan
metabolisme atau pertukaran zat yang
kadar O2. Secara umum, kandungan
kemudian menghasilkan energi untuk
oksigen terlarut di Perairan Desa
pertumbuhan dan pembiakan. Hasil
Sekanah Dusun Dua Lundang pada
pengukuran oksigen terlarut (DO) di
masing- masing titik sampling masih
perairan Desa Sekanah Dusun Dua
tergolong
Lundang menunjukkan kisaran nilai
oksigen terlarut minimal 2 mg/l sudah
antara 5,29 β 6,34 mg/l, dimana nilai
cukup
DO tertinggi terdapat pada saat pagi
makrozoobenthos secara normal di
sebesar 6,34 mg/l dan terendah pada
perairan tropis.
saat
siang
sebesar
5,29
mg/l.
respirasinya
baik
karena
mendukung
sehingga
kandungan
kehidupan
Adapun pengukuran parameter
arus yang rendah membuat zat-zat
fisika-kimia pada saat pasang dan
koloid yang masuk menjadi lambat
surut dapat dilihat pada gambar 6.
terendap.
NTU, m/s, ppm
Pengukuran Kekeruhan, 40 Kecepatan arus dan Salinitas 30 20 pasang 10 surut 0 kekeruhan kecepatan (NTU) arus (m/s)
salinitas (ppm)
Berdasarkan Kepmen-LH
Tahun 2004, baku mutu kekeruhan untuk biota laut adalah kurang dari 5 NTU, sehingga dapat dikatakan nilai kekeruhan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang
Gambar 6. Hasil Pengukuran Kekeruhan, Kecepatan arus dan Salinitas Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik
masih
mendukung
mampu
kehidupan
untuk dan
pertumbuhan makrozoobentos. Kecepatan
arus
merupakan
yang tersuspensi dan terlarut seperti
salah satu faktor penentu kelimpahan
lumpur, pasir halus, maupun bahan
dan keanekaragaman makrozoobentos
organik dan anorganik berupa plankton
karena pengendapan sedimen atau
dan
Nilai
komposisi substrat dasar yang menjadi
kekeruhan yang diperoleh dari perairan
salah satu suplai makanan untuk
Desa Sekanah Dusun Dua Lundang
makrozoobenthos
berkisar antara 15,52 β 17, 17 NTU,
kecepatan arus.
mikroorganisme
lain.
tergantung
pada
dengan nilai tertinggi terdapat pada
Kecepatan arus perairan Desa
saat surut yaitu 17,17 NTU dan
Sekanah Dusun Dua Lundang berkisar
terendah pada saat pasang yaitu 15,52
antara 0,14 β 0,24
NTU. Hal ini diduga karena telah
kecepatan arus tertinggi terdapat pada
banyak aktifitas masyarakat. Selain itu,
saat surut yaitu 0,24 m/s dan terendah
m/s, dimana
pada saat pasang yaitu 0,14 m/s.
salinitas, sehingga dapat dikatakan
Kecepatan arus dapat mempengaruhi
bahwa salinitas yang diperoleh masih
kelimpahan
mendukung
dan
keanekaragaman
kehidupan
makrozoobenthos karena pengendapan
makrozoobenthos karena masih berada
sedimen atau komposisi substrat dasar
di bawah nilai optimum toleransi
yang
suplai
terhadap salinitas air laut. Menurut
makrozoobenthos
Hutabarat dan Evans (1985) kisaran
menjadi
makanan
salah
untuk
satu
tergantung pada kecepatan arus. Selain
salinitas
itu, kecepatan arus juga mempengaruhi
mendukung
bentuk adaptasi dari makrozoobenthos
perairan yaitu 15 β 35 β°.
terhadap
G. Tipe Substrat Dasar
perubahan
kondisi
Salinitas
adalah
konsentrasi
seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut. Nilai salinitas yang diperoleh pada perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundnag relatif sama yakni berkisar antara 34,01 β 34,03 β°. Secara umum organisme yang paling banyak ditemukan adalah Gastropoda Bivalvia
organisme dengan
masih
kehidupan
mampu organisme
Tipe atau jenis substrat dianalisis
lingkungan.
dan
yang
karena
yang
baik
mampu
terhadap
merupakan bertahan perubahan
menggunakan
segitiga
separd.
Penentuan tipe substrat dasar perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak
30
titik
sampling.
Berdasarkan hasil pengamatan, tipe substrat dasar perairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang hampir sama ketiga puluh titik sampling, maka diambil per area sampel substratnya, dimana area I itu dipangkal wilayah
area sampling, area II itu ditengah
berlawanan
wilayah sampling, area III itu diujung
keseragaman
wilayah
tinggi. Indeks keanekaragaman
area.
Adapun
komposisi
kerikil, pasir dan lumpur
yang
IV. PENUTUP
dengan
indeks
dengan
tinggi
dan
nilai
indeks
dominansi di kategorikan pada tingkat yang rendah.
A. Kesimpulan
2. Hubungan parameter
1. Komposisi
jenis
makrozoobentos
di perairan
Desa Sekanah
Dusun
Dua
Lundang Kecamatan Lingga Utara
kabupaten
Lingga
Provinsi
Kepulaun
terdapat
jenis
Riau
Strombus
kimia
terhadap
fisika-
kelimpahan
makrozoobenthos sebesar 0,64 ( 64%) cukup kuat yang kodisi parairan
mempengaruhi
kelimpahan makrozoobenthos, sedangkan sisanya sebesar 36% dipengaruhi oleh faktor lain.
turturella, Littoraria carnifera, B. Saran Cylpeomorus Vexillum
moniliferus,
ligatum,
Anadara
granosa, Engina laneola dan Rhinoclavis aspera. kelimpahan
total
Dengan yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang telah dilakukan, maka saran yang diberikan yakni sebagai berikut : 1. Perlu adanya penelitian yang kontinu
dan
dalam
jangka
tergolong tinggi dan indeks
waktu yang lebih lama dan
keanekaragaman
komprehensif
kategori
sedang
dengan yang
perubahan
untuk temporal
melihat dari
masukkan bahan-bahan organik dan
anorganik
ke
dalam
perairan dan sedimen akibat aktivitas
masyarakat
serta
pengaruh langsungnya terhadap makrozoobentos
di
Desa
Dusun
Sekanah
perairan
penelitian
Alaerts dan Santika. 1987. Metode Pengukuran Kualitas Air. Usaha Nasional. Surabaya. APHA. 1992. Standard Methods for the Examination of Water and Waste Water.American Public Health Association, Washington DC. 10-15 p
Dua
Barnes, R. D. 1980. Invertebrate Zoology. Fifth Edition. Saunders College Publishing
dapat
dilakukan
lanjutan
mengenai
Barnes, R. S. K., N. Hughes.1999. An Introduction to Marine Ecology. 3 rd Edition . Blackwell science Ltd. London.
Lundang. 2. Diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
keanekaragaman makrozoobenthos di perairan Desa
Sekanah
Lundang.
Dusun
Dua
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Perairan. Kanisus. Yagyakarta. Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. Febriansyah, 2011. Proedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Ghufran. M. H. Kordi. K., Andi Basong Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. Hidayat, T., N. Istiadah. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Media Kita. Jakarta.
Hutabarat, S dan S. M. Evans. 1985. Penghantar Oceanografi. UI. Jakarta. Izmiarti. 2010. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi. Pustaka LP3ES. Jakarta. Koesbiono. 1979. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian IV (Ekologi Perairan). Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Lingkungan. Bogor. IPB. Nyabaken, J., W. 1992.Biologi Laut. Suatu pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh M. ediman, D. G. Bengen, M. Hutomo dan S. Suharjo. Gramedia. Jakarta Nontji, 2002. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nyabaken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan: H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. Gramedia, Jakarta. 456 hal. Odum, 1993. Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh T. Samingan.Gajha Mada Universty press.Yogyakarta. 572 hal. Romimohtarto. dan Juwana.2001. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Djabatan. Jakarta. Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Edisi Kedua. Rineka Cipta. Jakarta.
Soegianto, A.1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi Komunitas. Usaha Nasional. Surabaya. Suriawiria, U. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Edisi I. Alumni Bandung. Susanto, P.2000. Pengantar Ekologi Hewan Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suwignyo, S. 1989. Avertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor. Wood, 1987. Subtidal Ecology. Australia: Edward Arnold. Limited.