KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk terus berjuang menyelesaikan penelitian ini. Penulis ingin memberikan gambaran mengenai pengaruh komunikasi formal terhadap peningkatan loyalitas kerja karyawan di PT. Antarmitra Sembada. Komunikasi formal yang dilakukan pada perusahaan ini umumnya telah berjalan dengan efektif. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan yang akan diikuti pula dengan semakin bertambahnya karyawan. Maka menjadi keharusan bagi pihak manajemen untuk senantiasa meningkatkan dan menciptakan pola-pola komunikasi formal yang efektif dan efisien. Sehingga tercipta suatu komunikasi yang dapat meningkatkan loyalitas kerja karyawan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan penelitian ini. Dan penulis berharap hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi menjadi penelitian yang lebih mendalam.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan hubungan masyarakat tidak pernah terlepas dari komunikasi sebagai salah satu profesi yang mengurusi hubungan antara satu unit dan publiknya serta menentukan hidup unit tersebut (Crystallizing Public Opinion). Setiap organisasi atau perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Pre Determinism Objective) seberapa jauh berhasil atau tidaknya sangat tergantung kepada usaha dan kemampuan pengelola organisasi atau perusahaan itu sendiri, khususnya peran Humas yang sangat menentukan. Demikian juga komunikasi yang dilakukan oleh Humas perusahaan, Humas didalam suatu perusahaan berkewajiban memberikan informasi yang berorientasi pada informasi yang dibutuhkan publik dan untuk kepentingan publik, sehingga penyediaan informasi merupakan ekspresi dari upaya memenuhi hak atau kebebasan masyarakat untuk memperoleh informasi. Dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Humas, maka seorang praktisi Humas juga harus mampu menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam jajarannya masing-masing, perannya sebagai penyelenggara wahana komunikasi baik kedalam maupun keluar tubuh organisasi berfungsi menyaring, 1
2
mengelola dan menyajikan informasi yang diperlukan sehingga sesuai dengan kebutuhan komunikasi dari kelompok sasaran yang dituju. Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks, dalam perusahaan kita menghargai organisasi yang baik. Meskipun budaya kita cenderung menekankan individualisme, kita juga mementingkan aktivitas koordinasi. Konsep pengorganisasian dan konsep organisasi begitu lazim dalam kehidupan sehari-hari, tidak mengherankan bila orang mengabaikan kepelikan1. Proses komunikasi pada dasarnya setiap orang melakukan komunikasi, sehingga kegiatan komunikasi dalam manajemen tidak menarik perhatian. Tanggung jawab komunikasi dalam organisasi tetap berada ditangan direksi, karena kebijaksanaannya yang harus dijabarkan di dalam kegiatan komunikasi organisasi. Peran dan fungsi humas dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena humas mempunyai peranan dalam berkomunikasi baik kepada publik internal dan eksternal, verbal maupun non verbal. Dan fungsi humas itu sendiri sebagai alat dan program aksi dalam perusahaan oleh karena itu karyawan harus dapat menilai bagaimana peran dan fungsi humas, apakah sudah bekerja dengan baik dan maksimal sesuai standar perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan bersama.2.
1 2
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Remaja Rosdakarya, Bandung 2001 hal. 11 Ibid. hal. 42
2
3
Dari penjelasan di atas mengenai luasnya ruang lingkup kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh praktisi Humas perusahaan, maka peneliti sangat berkeinginan untuk meneliti sasaran kegiatan humas terutama kelompok orang-orang di dalam organisasi (internal public). Adanya beberapa penelitian yang mengatakan bahwa para karyawan akan meningkatkan kepercayaan mereka pada pihak manajemen, jika pihak manajemen melakukan beberapa hal, seperti mengkomunikasikan segala sesuatu kepada karyawan lebih dulu dan lebih sering, menunjukkan kepercayaan kepada karyawan dengan cara berbagi berita buruk seperti layaknya berbagi berita baik dan melibatkan karyawan dalam proses manajemen dengan cara menanyakan ide-ide dan pendapat-pendapat mereka3. Dalam sebuah organisasi, kedudukan Humas pada umumnya berada di leher struktur organisasi, hal tersebut sangat sesuai agar Humas dapat berperan langsung menjembatani komunikasi antara pihak karyawan maupun pihak manajemen.
Khususnya menjalankan dan melancarkan segala usaha-usaha
komunikasi organisasi. Perlu diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan Humas tersebut akan dapat menentukan kualitas dan kuantitas hubungan yang akan terjadi, apakah hubungan tersebut baik atau tidak baik. Salah satu penyebab hubungan yang tidak baik adalah karena kurangnya kemampuan humas dalam mengkomunikasikan
3
informasi atau kebijakan kepada publik internal dan
Fraser P. Seitel, The Practice of PR, 1995 hal. 308
3
4
eksternal. Oleh sebab itu, seorang praktisi Humas dituntut untuk mampu menjadi seorang komunikator yang baik atau mediator perencana kampanye, serta penyusun program rencana kerja yang efektif. Dan semua itu harus didukung dengan adanya petugas atau pejabat Humas yang mengerti benar mengenai masalah internal organisasinya, setidaknya praktisi Humas sebaiknya mampu bertindak sebagai juru bicara yang baik mewakili organisasinya4. Pada
dasarnya
hubungan
masyarakat
atau
humas
berfungsi
menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu organisasi. Dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi yang bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya, yang sekaligus mengembangkan persepsi positif. Untuk itu dibutuhkan suatu hubungan yang dilandasi oleh sikap saling percaya demi pemenuhan kebutuhan fisik material maupun spiritual, dimana hubungan tersebut dilakukan dengan komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan5. Humas di instansi pemerintah dibentuk untuk mempublikasikan atau men sosialisasikan kebijakan mereka. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan pemerintah, hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan yang dapat berpengaruh 4 5
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta 2002 Ibid, hal. 215
4
5
terhadap kehidupan sosial masyarakat. Selain itu, Humas pemerintah juga harus dapat memberi masukan-masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi baik yang sedang dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan6. Untuk keseragaman mengenai peran Humas di instansi pemerintah, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara mengeluarkan Peraturan No. PER/12/M.PAN/08/Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Hubungan Masyarakat di Lingkungan Instansi Pemerintah. Berdasarkan pertimbangan bahwa hubungan masyarakat (humas pemerintah) dilingkungan pemerintah belum berperan secara optimal, sehingga pengelolaannya belum berjalan lancar dan belum mendapat pembinaan yang efektif, efisien serta produktif. Penataan kelembagaan, sumber daya manusia, tatalaksana dan pelayanan informasi unit kerja humas pemerintah belum dilakukan dengan baik sehingga perlu diupayakan pemberdayaan dan pendayagunaan 7. Perubahan pemimpin mempengaruhi perubahan kebijakan tata kerja dan peraturan kelembagaan. Salah satunya perubahan terhadap peran humas dalam menjalankan tugas dan fungsinya membantu kegiatan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam rangka membangun citra, perubahannya dapat terlihat pada Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi 6 Ibid. Hal. 37 7 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, No. PER/12/M.PAN/08/Tahun 2007
5
6
No. 42A/M/Kp/IV/2001 tertanggal 10 April 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Staf Menteri Negara Riset dan Teknologi keberadaan humas terletak dibawah Biro Umum
dengan nama Bagian Hubungan Masyarakat dan
Organisasi Tata Laksana yang mempunyai tugas melaksanakan urusan hubungan masyarakat, hubungan antar lembaga, penyusunan dan perumusan pedoman organisasi tata laksana dan mengevaluasi atau standardisasi pelaksanaan program organisasi tata laksana. Berbeda dengan Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 02/M/PER/III/2006 tertanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Perubahannya, keberadaan humas terletak dibawah Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan urusan hubungan pers dan media, dokumentasi dan audio visual serta publikasi dan penerbitan kegiatan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam rangka meningkatkan citra Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Alasan peneliti memilih Kementerian Negara Riset dan Teknologi sebagai objek penelitian adalah karena Kementerian Negara Riset dan Teknologi merupakan
instansi
pemerintah
yang
mempunyai
tanggung
jawab
menginformasikan kebijakan - kebijakannya kepada masyarakat untuk pertanggungjawabannya terhadap negara. Oleh karenanya apakah humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi dapat menjalankan perannya dengan baik dalam memberikan informasi kepada publiknya.
6
7
Berdasarkan uraian di atas,
peneliti melakukan penelitian tentang
persepsi karyawan terhadap peran humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi. (Periode Oktober 2007 s.d Juli 2008). Persepsi itu lahir dari adanya pengalaman masa lalu yang dipertajam oleh nilai-nilai yang dianut serta berita-berita yang berkembang. Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman dibenak seseorang dan siap diputar kelak kemudian hari bila ia berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokkan dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi8. Proses pembentukan persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan ”interpretation”, begitu juga berinteraksi dengan ”closure”. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh9.
8 Rhenald Kasali, Management PR, Konsep dan Aplikasinya (PT. Pustaka Utama, Jkt 1994), Hal. 24 9
Ibid. hal 25
7
8
Dengan demikian apabila persepsi suatu perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran (awareness), mendorong adanya saling pengertian, meningkatkan pengetahuan dan mengkonfirmasi serta menyamakan persepsi dapat sejalan dengan persepsi publik internal, maka diharapkan hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan citra positif perusahaan dimata publik internal dan eksternal yang merupakan tujuan akhir dari aktivitas public relations. Alasan peneliti memilih karyawan karena karyawan merupakan publik internal yang
ada dalam organisasi yang dapat memberikan kontribusi dan
dukungan serta motivasi untuk dijadikan bahan masukan (input) dan evaluasi bagi Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk menjalankan perannya dalam rangka meningkatkan citra Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi karyawan terhadap peran humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi (periode Oktober 2007 – Juli 2008) ?.
8
9
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran Humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Periode Oktober 2007 – Juli 2008).
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu komunikasi, khususnya dalam kajian ilmu studi kehumasan, mengenai persepsi karyawan terhadap peran Humas. Mengingat peran Humas terhadap karyawan merupakan jembatan komunikasi internal agar berjalan lebih efektif dan efisien sehingga akan menaikkan citra humas dimata publik internalnya (karyawan).
1.4.2. Praktis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan (input) dan evaluasi bagi Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk menjadi pertimbangan terhadap perannya sebagai Communication Technician ; Expert Prescriber ; Communication Fasilitator dan Problem Solving Fasilitator dalam membangun dan menjaga citra positif organisasi atau perusahaan.
9
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas)
Hubungan Masyarakat atau biasa disebut Humas, dengan ruang lingkup kegiatan yang mencakup khalayak sasaran (publik), baik internal maupun eksternal dan semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasinya. Humas mencakup berbagai macam hubungan atau relations dengan banyak pihak, termasuk dengan karyawan, yang semuanya itu bertujuan untuk membina hubungan harmonis antara organisasi atau lembaga yang di bawahinya dengan publik, baik dengan publik internal (karyawan) maupun eksternal (masyarakat). Untuk mengetahui pengertian luas tentang hubungan masyarakat atau Humas, peneliti awali dengan pengertian Humas menurut Frank Jefkins dalam buku “Public Relations” mendefinisikan Humas sebagai suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non komersial, disektor publik (pemerintah) atau private (swasta)10.
10 Frank Jefkins, Public Relation, Edisi keempat, Erlangga 1992. Hal. 2
10
11
Sebenarnya istilah ”masyarakat” dari hubungan atau Humas sebagai terjemahan ”Public” dari Public Relations atau PR. Kuranglah tepat, karena ”public” atau dalam bahasa Indonesia ”publik”, hanya merupakan sebagian saja dari masyarakat (society) yang luas. Pengertian publik dalam public relations adalah sekelompok orang yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi11. Dalam bahasa Indonesia, istilah hubungan masyarakat atau Humas dipakai sebagai terjemahan dari public relations. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan public relations ? Sejalan dengan pendapat ini, Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan public relations sebagai : A management function that establishes and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the publics on whom its success and failure depends (Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya sebagai penentu kesuksesan dan kegagalan organisasi).
Definisi lain yang lebih detail diberikan oleh Baskin, Aronoff dan Lattimore, yang menyebutkan public relations sebagai : A management function that helps achieve organizational objectives, define philosophy and facilitate organizational change : public relations practitioners communicate with alll relevant internal and external publics to develop positive relationships and to create consistency between organizatinal goals and societal expectations, public relations 11 Onong U. Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005) hal. 131
11
12
practitioners develop, execute, and evaluate organizational programs that promote the exchange of influence and understanding among on organizations constituent parts and publics.
(Public relations sebagai sebuah fungsi manajemen yang membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, menentukan filosofi dan memfasilitasi perubahan organisasi, praktisi public relations berkomunikasi dengan seluruh publik internal dan eksternal yang relevan untuk membangun hubungan positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan membangun hubungan positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dan harapan publiknya, praktisi public relations menciptakan, melaksanakan dan mengevaluasi programprogram organisasi untuk mempromosikan pertukaran pengaruh dan pemahaman diantara publik organisasi). Definisi ini menekankan banyak hal yang harus dilakukan oleh praktisi Humas, walau ada beberapa unsur yang sama dengan definisi sebelumnya.
Terdapat begitu banyak definisi Humas, namun pada intinya Humas atau Public Relations tersebut senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan – kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, dan menciptakan suatu citra yang baik bagi organisasi atau perusahaan yakni berupa perubahan yang positif.
2.2 Citra Organisasi
Suatu
citra
organisasi
atau
perusahaan
adalah
menciptakan
kepercayaan pada setiap pelayanan dalam bentuk produk maupun jasa yang membawa nama organisasi atau perusahaan tersebut, membantu meyakinkan seseorang sehingga mempercepat mereka dalam penerimaan suatu produk atau
12
13
jasa baru. Citra organisasi atau perusahaan membantu masyarakat mengerti akan suatu organisasi atau perusahaan dan menerimanya12. Dengan pengertian tersebut, tidaklah mengherankan jika suatu organisasi atau perusahaan berusaha untuk membangun citra positif dirinya. Komunikasi dipandang sebagai faktor utama untuk mencapai hal tersebut. Dengan komunikasi yang baik, tepat dan akurat mengenai organisasi atau perusahaan yang diwakilinya tersebut, serta dibantu dengan publisitas yang baik dan hubungan media yang baik, maka dapat tercapailah citra positif perus di mata khalayaknya dan masyarakat luas. Humas berusaha untuk menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah, disatu sisi dapat memperkenalkan organisasi atau perusahaan yang diwakilinya itu dengan membina citra yang baik di tengah-tengah masyarakat. Dilain sisi Humas juga harus dapat membangun pendapat umum yang menguntungkan sesuai dengan tujuan Humas seperti yang telah disebutkan. Citra Humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya, berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya, berarti citra tidak seyogyanya ”dipoles agar lebih indah dari warna aslinya” karena hal itulah justru akan mengacaukan.
12 Irving Smith Kogan, Modern Business PR, (New York : Majalah Time, 1990), hal. 27
13
14
Suatu citra sebenarnya dapat dimunculkan kapan saja, termasuk ditengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah satu atau sesuatu perilaku yang keliru. Pada dasarnya citra positif dan baik menimbulkan kepercayaan hanya selama citra itu dapat dipertahankan. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Pengelolaan citra itulah yang menjadi bidang peranan Humas, karena tugas Humas adalah mendukung hubungan perusahaan dengan publiknya serta mempersiapkan kondisi atau suasana komunikasi yang kondusif, berdasarkan persepsi yang sama. Dengan kata lain tugas Humas bukanlah hanya melakukan hubungan yang sebenarnya, seperti mewakili atau menjadi perantara dalam interaksi antara pimpinan atau organisasi secara fisik, melainkan bagaimana peran dan funsi Humas yang sebenarnya dala mempertahankan suatu image atau citra positif organisasi atau perusahaan yang di wakilinya tersebut agar tetap diterima oleh khalayaknya dan masyarakat luas pada umumnya.
2.3 Humas Pemerintah Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada 14
15
masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Selain keluar, humas
pemerintah dan politik juga harus memungkinkan untuk memberikan masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan. Seiring dengan tuntutan transparasi dari masyarakat luas sebagai publik pemerintah, manfaat humas dalam penyelenggaraan pemerintahan secara umum telah diterima sejak lama.
Bahkan beberapa kalangan mengatakan,
pemanfaatan humas oleh pemerintah mendahului penggunaan oleh non pemerintah. Humas dalam pemerintahan dan politik tidak dapat dilepaskan dari opini publik. Pemerintah Indonesia sendiri sejak tahun 1970-an memutuskan untuk membentuk Bagian Penerangan Masyarakat (merupakan cikal bakal bagian humas yang sejak tahun 1982 semua kantor Pemda Tk. II dilengkapi dengan bagian humas ini). Bahkan pemerintah melalui Universitas Indonesia membuka jurusan Publisistik Fakultas Pengetahuan Masyarakat yang dimaksudkan untuk menyiapkan praktisi humas, antara lain di bidang penerangan luar negeri. Pada tahun 1971 Indonesia membentuk BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat) yang bertugas untuk membantu Menteri Penerangan dalam menetapkan kebijakan pembinaan hubungan yang lancar dan harmonis antara masyarakat dan pemerintah, mengadakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan 15
16
kerjasama antar humas departemen / lembaga negara, merencanakan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan
kehumasan
sesuai
dengan
kebijakan
pemerintah. Jadi kepeloporan pemerintah dalam pelembagaan dan pendidikan humas sangat tinggi. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang melekat dalam setiap program kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut : 1. Program pemerintah ditunjukan untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakteristik, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam. 2. Seringkali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat karena dalam waktu tertentu, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun karena sifatnya yang integral dan berkecenderungan. Melibatkan generasi ke generasi. Bahkan program pemerintah cenderung dibayar dengan “harga sosial” yang tinggi. Program-program pemerintah seringkali tidak dapat menghindari perlunya “pengorbanan” sosial (masyarakat). Disinilah perlunya pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi, emansipasi masyarakat. 3. Program pemerintah selalu mendapat controling/pengawasan dari berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai permasalahan-permasalahan mereka sebagai warga masyarakat. 16
17
Karakteristik itulah yang dapat dijadikan latar belakang mengapa humas pemerintah perlu diterapkan dan dikembangkan secara profesional. Namun tugas berat tersebut ternyata masih ditambah dengan hambatan-hambatan penerapan humas yang ideal di pemerintahan. Undang-undang dan peraturan organisasi, seringkali menghambat fungsi humas. Masalah dan tumpang tindihnya job description, penyalahgunaan para pejabat terhadap humas demi publisitas pribadi dan untuk melindungi “ketidakjujuran” dan program-program yang tidak perlu merupakan hal-hal yang memperburuk citra humas pemerintahan.
Kasus di Indonesia misalnya, humas pemerintah cenderung
mendapat image yang negatif. Awam menilai bahwa humas pemerintah identik dengan ketidakprofesionalan, bagian buangan dan sebagainya. Dengan demikian, ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas pemerintah. Pertama adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintahan. Kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan. Dua sisi ini pada akhirnya mengakibatkan penampilan humas pemerintahan yang tersembunyi dibawah berbagai nama, tugas, wewenang dan dibiayai dari berbagai macam cara yang berbeda. Kebanyakan humas pemerintahan diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi, dan publikasi. Demikian juga dengan namanya, selain Divisi Humas, misalnya juga dikenal dengan istilah Sekretaris Pers, Divisi Informasi & Komunikasi, Bagian Umum, Pusat Dokumentasi dan Publikasi dan sebagainya.
Sementara itu, kegiatan-
kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers, 17
18
membuat press release, press klipping, pameran-pameran, menerbitkan media internet, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat/publik.13
2.4 Peran Humas Peran memiliki definisi perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Peran adalah aspek dinamis dari status (the dinamic aspect of status), sedangkan status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban (a collection of right and duties). Seseorang yang menjalankan perannya manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya. Karena itu, seorang staf atau pimpinan departemen humas sudah seharusnya menjalankan apa yang menjadi hak dan kewajibannya bersangkutan dengan statusnya dalam perusahaan yaitu sebagai pimpinan atau staf humas perusahaan. Peran
Humas
dibedakan
menjadi
dua,
yakni
peran
teknis
(communication technician role) dan peran managerial (communication manager role), sehingga bila dijelaskan lebih jauh empat peran humas sebagai berikut :
13 Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta : 2002 Hal. 37-39
18
19
1. Communication Technician Kebanyakan praktisi humas hanya menyediakan layanan teknis komunikasi, khususnya jurnalistik yang berkaitan dengan menulis newsletter, press release, mengelola website dan membina hubungan dengan media. Praktisi humas biasanya tidak berperan aktif, mereka dapat memberikan motivasi, di sisi lain mereka tidak terlibat dalam mengambil keputusan atau kebijakan-kebijakan baru tapi humas harus menjelaskan keputusan-keputusan atau kebijakan tersebut kepada karyawan perusahaan. 2. Expert Prescriber Praktisi humas mampu membantu manajemen dengan pengalaman dan ketrampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapi organisasi, manajemen percaya bahwa sebagai ahli praktisi humas yang menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah humas yang sedang dihadapinya, sehingga manajemen pasif dan menerima apa yang telah diusulkannya oleh humas. 3. Communication Facilitator Praktisi humas membantu manajemen dengan menciptakan kesempatankesempatan untuk mendengar apa kata publik dan menciptakan peluang agar publik penting mendengar apa yang diharapkan manajemen. Peranan humas sebagai penyedia / sumber informasi dan sebagai mediator antara perusahaan dengan publik. 19
20
4.
Problem Solving Fasilitator Ketika para praktisi mengambil peran sebagai fasilitator pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan dan berdiskusi mengenai masalah-masalah perusahaan. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan yang strategis. Para praktisioner pemecah masalah membantu hubungan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam organisasi14.
Menurut Cutlip, lebih detail tentang peran humas yang paling utama ada 4, yaitu : 1. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Public Relations sebagai teknisi komunikasi yaitu memiliki keahlian komunikasi dan jurnalistik sebagai syarat. Pekerjaannya sebagai teknisi komunikasi seperti menulis dan mengedit newsletter, news release, feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. Peran ini biasanya hadir pada saat melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program mereka hanya diberi tugas untuk menjelaskannya suatu program atau kebijakan baru kepada stakeholders dan pers. 2. Expert Prescriber Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas 14 Frida Kusumastuti, Ibid, Hal. 24
20
21
implementasinya. Peran ”pakar perumus” atau expert prescriber ini akan membuat orang dilihat sebagai pihak yang punya otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu. 3. Fasilitator Komunikasi Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Public Relations bertindak sebagai perantara (laison), interpreter, dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Public Relations menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi
percakapan
dengan
menyingkirkan
rintangan
dalam
hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan oleh baik itu manajemen maupun publik untuk menbuat keputusan demi kepentingan bersama. Public Relations berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik. Mereka menengahi interaksi, menyusun agenda diskusi, meringkas dan menyatakan ulang suatu pandangan, meminta tanggapan dan membantu mendiagnosis dan memperbaiki kondisi-kondisi
yang mengganggu
hubungan komunikasi di antara kedua belah pihak. Fasilitator komunikasi menempati peran ditengah dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik.
21
22
4. Fasilitator Pemecah Masalah Ketika Public Relations sebagai pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah, public relations menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Kolaborasi dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudian sampai di evaluasi program final. Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain dalam organisasi untuk mengaplikasikan Public Relations dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional lainnya. Fasilitator pemecah masalah dimasukkan kedalam tim manajemen karena mereka punya keahlian dan keterampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah. Humas dalam melaksanakan tugasnya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, baik itu pihak dari dalam organisasi maupun dari pihak luar organisasi, selain itu humas membutuhkan media dalam menjalankan tugasnya, media tersebut dapat berupa media cetak, elektronik, media massa, maupun melalui media tradisional. Pada dasarnya konsep peranan melihat praktek humas dari capaiancapaian yang telah diperoleh humas dalam seting organisasinya. Peran humas dalam organisasi merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman fungsi humas dan komunikasi organisasi, peranan humas juga merupakan salah satu kunci untuk pengembangan pencapaian profesional. 22
23
2.4.1 Peran Humas Pemerintah Menurut L. Bernays seorang pelopor humas di Amerika Serikat menjelaskan bahwa peran humas mencakup tiga aspek yaitu : 1.
Memberikan informasi kepada masyarakat
2.
Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatakan sikap dan tindakan suatu lembaga (organisasi dengan publiknya)15. Sedangkan menurut Frank Jefkins menyatakan : Public Relations consist of all from of planned communcations, out word and purpose of achieving spesific objectives concerning mutual understanding.
Humas adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam ataupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.16
Peran Humas pemerintah sehari-hari di dalam perusahaan atau organisasi adalah : 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi/ pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambaran (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hak ikhwal perusahaan / lembaga segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan. 15 Hamdan Adnan & Hafied Cangara, Prinsip-prinsip Humas (Surabaya 1996), Hal. 16 16 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga. 1996, Hal. 9
23
24
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum/ masyarakat. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan atau organisasi ataupun segala macam pendapat (public acceptance dan non acceptance). 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion dan perubahan sikap17.
2.4.2 Peran Komunikasi Internal Fokus humas di dalam manajemen menunjukkan bahwa seorang humas, manajer pimpinan, karyawan dan sebenarnya siapapun perlu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan profesional. Ini akan memberi banyak manfaat bagi komunikasi internal maupun eksternal, dan pada akhirnya akan memberi dampak positif bagi kelompok publiknya maupun masyarakat pada umumnya yang sebenarnya merupakan kelanjutan hidup organisasi.
17 Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Jakarta, 2002, Ghalia Indonesia. Hal. 24
24
25
Berkomunikasi yang baik dan efektif akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satusatunya alat manajemen oleh humas yang dimanfaatkan dalam mengembangkan organisasi. Bagi humas umpan balik lewat opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan, perkembangan sebagai efeknya. Cara yang paling bernilai dan bermanfaat adalah adanya sikap terbuka untuk menerima umpan balik melalui pemantauan pihak-pihak yang terkait. Kualitas organisasi, manajer, atau pimpinan akan menentukan berhasil atau tidaknya fungsi komunikasi dalam kegiatan humas itu. Organisasi yang mampu memadukan dan mengintegrasikan keinginan, kebutuhan para pengguna jasa atau produk, para pelanggan akan mampu berkembang dan mendapatkan manfaat bagi kemajuan organisasinya. Banyak contoh nasional maupun internasional yang menunjukkan pentingnya pemahaman dalam berkomunikasi itu di dalam kehidupan kita. Dalam bidang apapun hal itu tetap penting dan tidak mungkin diabaikan. Public Relations dalam fungsinya menempatkan kegiatan komunikasi itu sentral. Komunikasi merupakan satu aspek humas18. Komunikasi internal memiliki tiga wujud, yaitu : sideways communication (komunikasi yang berlangsung antara sesama karyawan), downward communication (dari pihak perusahaan kepada para karyawannya), upward communication (dari pihak karyawan kepada pihak perusahaan)19.
18 Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar-dasar Public Relations, Hal. 111 - 112
19 Jefkins, 1992, Hal. 173
25
26
Humas untuk publik internal harus dapat berperan dalam ketiga hubungan tersebut.
Disitulah letak peran humas yang sesungguhnya, menjembatani
hubungan antara karyawan dengan karyawan dan terutama antara karyawan dengan atasannya. 2.4.2.1 Khalayak Internal (Karyawan) Khalayak internal adalah kelompok yang berada di dalam suatu badan instansi atau perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan atau instansi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan terbawah. Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat dikatakan bahwa roda perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah terletak pada karyawan. Tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi akan sulit berjalan, keberadaan humas di dalam perusahaan dapat dijadikan sebagai komunikator atau mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi dengan karyawan. Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Ia adalah karyawan biasa di bawah komando supervisor atau kepala seksi atau kepala subseksi. Umumnya mereka hanyalah tamatan sekolah menengah atas atas atau dibawahnya, namun ada juga yang
26
27
sampai mengenyam pendidikan di universitas20 . Menurut Cutlip & Center, pengertian publik internal adalah orang atau karyawan bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan dan karyawan yang bekerja dalam perusahaan.
2.5 Persepsi Brian Fellows : Persepsi adalah proses yang memungkinkan organisme menerima dan menganalisa21. Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita, manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko. Persepsi manusia terbagi dua : persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis, sedangkan persepsi terhadap objek melalui lambanglambang fisik. Persepsi merupakan suatu proses penginterpretasian informasi22. Karen Huffman dalam bukunya psycology in action mengemukakan pengertian persepsi sebagai berikut : Persepsi merupakan suatu proses menyeleksi pengorganisasian dan
20 Onong U.Effendy. Dimensi-dimensi Komunikasi, Alumni Bandung, 1993. Hal. 54 21 22
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2000 hal 168 Ibid. hal. 169
27
28
menginterpretasikan suatu informasi yang diterima oleh indra ke dalam penyajian pandangan yang bermakna mengenai dunia. Selanjutnya Huffman menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga tahapan, antara lain : 1. Seleksi (Selection) Seleksi merupakan suatu proses melalui manajer otak memilih dan lebih memberi perhatian pada stimuli atau informasi penting yang oleh indranya. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seleksi antara lain : a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis utama dalam seleksi adalah sel-sel khusus yang terdapat dalam otak yang disebut feature detectors, yang berfungsi merespon hanya informasi yang pasti dan terpilih yang ditangkap oleh organ indera. Selain feature detectors, faktor lain yang juga penting dalam seleksi adalah habituasi, yaitu kecenderungan otak untuk tidak lebih memberi perhatian pada stimuli yang telah terbiasa dan telah menetap dalam ingatannya. b. Faktor Stimulus Dari sekian banyak stimuli di lingkungan, otak secara otomatis memilih stimuli yang paling kuat, bergerak kontras, berubah-ubah, atau yang paling sering di ulang. c. Faktor Psikologis Alasan utama seseorang memillih satu stimuli dan bukan yang lainnya adalah karena motivasi dan kebutuhan. 28
Apapun stimuli yang dilihat,
29
didengar atau dinikmati, akan ditentukan oleh besarnya kepuasan dan kebutuhan yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut. 2. Organisasi (Organization) Organisasi dalam persepsi berarti suatu proses yang dilakukan oleh otak untuk menentukan pola-pola dari stimuli yang dilengkapi oleh organ indra. Organisasi stimuli dalam persepsi ini dibagi atas : a. Persepsi bentuk Dalam bentuk persepsi, otak secara otomatis menciptakan pola-pola atau bentuk tertentu dari stimuli yang ditangkap oleh indranya, bahkan dari stimuli yang tidak tampak sekalipun. b. Ketetapan persepsi Stimuli yang pernah diamati seseorang akan tetap tersisa, tidak berubah, dan dipersepsikan sama, walaupun orang tersebut mengamati stimuli sejenis yang baru dengan perubahan-perubahan. c. Kedalaman persepsi Mengacu kepada kemampuan seseorang untuk melihat objek atau stimuli dalam tiga dimensi, yaitu mempersepsikan dalam dan jatuhnya informasi yang terkandung dalam objek atau stimuli tersebut. d. Persepsi warna Mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat ratusan warna yang terdapat dalam objek untuk kemudian mempersepsikan warna tersebut. 29
30
e. Persepsi gerakan Proses persepsi juga terjadi melalui pengamatan pada objek atau stimuli yang bergerak.
3. Interpretasi (Interpretation) Setelah menyeleksi informasi dan mengorganisasikannya menjadi pola-pola tertentu,
selanjutnya
otak
menggunakan
informasi
tersebut
untuk
menjelaskan dan membuat keputusan mengenai objek di luar dirinya. Tahap akhir persepsi ini disebut interpretasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi interpretasi antara lain: a. Pengalaman awal Pengalaman awal terhadap stimuli atau objek yang diperoleh denga cara belajar dari lingkungannya, merupakan masukan bagi otak untuk membuat keputusan. b. Penghargaan persepsi Otak memiliki kebebasan untuk menginterpretasikan segala sesuatu berdasarkan harapan. c. Faktor budaya Interpretasi setiap orang dapat berbeda berdasarkan latar belakang sosial atau budayanya. d. Motivasi dan kerangka referensi
30
31
Persepsi seseorang dipengaruhi oleh apa dan bagaimana stimuli atau objek yang diamati, serta kemampuan stimuli tersebut di dalam memberikan kepuasan.
Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah : a. Faktor fungsional Faktor ini berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu, pendidikan, kebudayaan yang termasuk faktor personal. b. Faktor struktural Faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Menurut teori Gestalt, bila mempersepsikan sesuatu maka dipersepsikan secara keseluruhan23.
Dalam proses persepsi terdapat dua tahap, antara lain Attention (perhatian) dan Interpretation (penilaian) kedua hal tersebut diuraikan dalam penjelasan dibawah ini : 1. Attention Attention is a selective process, terjadi karena setiap individu tidak dapat buah stimulus yang menerpanya.
Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian 23 Irwanto, Psikologi Umum, Gramedia, Jakarta 1991, Hal. 88
31
32
terhadap suatu stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor situasional yang lebih menitik beratkan pada apa yang ada pada stimulus itu sendiri dan faktor personal yang berasal dari individu itu sendiri. Faktor yang ada pada stimulus antara lain ukuran (size), gerakan (movement), kontras (contrast), warna (colour), bentuk (shape) dan posisi (position). Penerapan warna dan komunikasi sering dilakukan dalam komunikasi antara lain untuk identifikasi, warna-warna digunakan sebagai lambang/tanda yang mempunyai makna tertentu, misalnya putih berarti suci, merah berarti berani dan sebagainya. Atensi pada suatu rangsangan terbagi dalam dua faktor (persepsi) bersifat (selective) yaitu : a. Faktor internal Faktor-faktor sosial budaya, faktor biologi, faktor fisiologis dan faktorfaktor psikologis. b. Faktor eksternal Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas, kontras, kebauran dan perulangan objek yang dipersepsikan. 2. Interpretasi Sebuah perhatian dalam interpretasi mengandung makna dan persepsi. Pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan (simplification), pengolahan (distort) serta penyusunan (organize). Pada tahap penyederhanaan, seseorang akan menyederhanakan stimulus 32
33
yang berdasarkan ciri-ciri pokok stimulus tersebut, detail pada bagian tertentu akan menjadi suatu figure yang penting dan akan dijadikan titik fokus, sedangkan detail diolah hingga bentuk pola tertentu. Pola tersebut kemudian disusun untuk ditafsirkan maknanya. Tentu saja makna yang diberikan oleh seseorang individu tidak sama dengan individu lainnya. Hal ini karena setiap individu mengorganisasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataannya yang ada pada dirinya. Dengan demikian ragam penafsiran akan muncul pada setiap individu walaupun stimulusnya sama. Jadi persepsi itu lahir dari adanya pengalaman masa lalu yang dipertajam oleh nilai-nilai yang dianut serta berita-berita yang berkembang. Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman dibenak seseorang dan siap diputar kelak kemudian hari bila ia berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokkan dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi24. Definisi tersebut diperkuat oleh Bimo Wagito dalam bukunya Psikologis pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga terintegrasi dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada di dalam diri individu ikut bergerak dalam persepsi itu.
24 Rhenald Kasali, Management PR, Konsep dan Aplikasinya (PT. Pustaka Utama, Jkt 1994), Hal. 24
33
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif,
yaitu suatu metode dalam
penelitian status kelompok manusia sebagai objek, sebagai kondisi, sebagai system pemikiran ataupun sebagai kilas peristiwa pada masa sekarang25. Deskriptif berarti hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi26. Data tersebut diperoleh dari hasil lembaran kuesioner yang telah dijawab atau diisi oleh responden. Di dalam penelitian deskriptif, menurut Jalaludin Rakhmat, ditujukan untuk27: 3. 1. Mengumpulkan informasi yang akurat secara rinci yang melukiskan gejala 4. yang ada. 5. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek 6. yang berlaku. 7. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi 8. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah 25 Nasir Muhammad, Metode Penelitian Ghalia, Indonesia 1998 Hal. 63 26
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya 2004 Hal. 24
27 Ibid, Hal. 25
34
35
9. yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan 10. rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey, yaitu: penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencarikan keputusan secara faktual dari suatu kelompok. Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya,
Pengertian
survey
dibatasi
pada
penelitian
yang
datanya
dikumpulkan dari sample atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian survey, peneliti lebih dulu akan merumuskan pemahaman teoritis atas masalah yang hendak di teliti, baru kemudian mengumpulkan data untuk mencari dukungan empiris bagi teorinya. Langkah-langkah dalam pelaksanaan survey antara lain : 1.
Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survey
2.
Menentukan konsep serta menggali kepustakaan.
3. Pengambilan sample 4.
Pembuatan kuesioner
5.
Pekerjaan lapangan
6.
Pengolahan data
35
36
7.
Analisa dan Pelaporan28.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari sumbersumber data oleh penyidik atas tujuan yang khusus29. Kuesioner Daftar pertanyaan yang disebarkan kepada 75 responden karyawan yang berkaitan dalam hal ini kuesioner yang berhubungan dengan persepsi karyawan terhadap peran humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
2. Data Sekunder Studi Pustaka Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung, data ini
28 M. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia 1988, Hal. 65 29 Surakhmad Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Teknik, Bandung 1990, Hal. 169
36
37
menggunakan studi kepustakaan dengan meneliti berbagai buku, literatur, tugas dan kegiatan instansi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan landasan teori yang diperlukan agar dapat melengkapi data penelitian. Wawancara Peneliti juga melakukan wawancara dengan narasumber, dalam hal ini Kabag Humas dan Kasubbag Publikasi humas tujuannya adalah untuk menyeimbangkan data yang di peroleh dengan aplikasi kegiatan humas.
3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1 Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensor stimuli). 3.4.2 Karyawan Karyawan adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan atau staff biasa yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan organisasi. 37
38
3.4.3 Peran Humas 1. Communication Technician : berkomunikasi secara teknis yang berkaitan dengan menulis newsletter, press release, membuka website dan email serta yang berhubungan dengan media. 2. Expert Prescriber : membantu manajemen dengan keterampilan untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya. 3.Communcation
Fasilitator
:
membantu
manajemen
dengan
menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mendengar apa kata public dan menciptakan peluang agar public penting mendengar apa yang di harapkan manajemen. 4. Problem Solving
Facilitator
: Peran humas sebagai pemecah
masalah dan berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendifinisikan dan memecahkan masalah yang ada di dalam instansi.
3.5
Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi Populasi yaitu jumlah total manusia yang cocok dijadikan responden atau cukup relevan dengan suatu penelitian30.
Populasi dalam setiap
penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan 30 I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial, Pen. Gramedia, Jakarta 1992, Hal. 41
38
39
besarnya anggota populasi yang di ambil dari anggota populasi dan membatasi daerah generalisasi31. Pada penelitian ini peneliti mengambil populasinya adalah karyawan di Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang beralamat Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat. Jumlah populasi di Kementerian Negara Riset dan Teknologi adalah 300 karyawan. No. 1.
Deputi & Biro
Karyawan
Deputi Bidang Perkembangan Riset Ilmu
50
Pengetahuan dan Teknologi 2.
Deputi Bidang Dinamika Masyarakat
3.
Deputi
Bidang
Program
Riset
45 Ilmu
60
Deputi Bidang Pengembangan Sistem Ilmu
50
Pengetahuan dan Teknologi 4.
Pengetahuan dan Teknologi Nasional 5.
Deputi
Bidang
Pendayagunaan
dan
50
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
31
Husain Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jkt 2003 hal. 43
39
40
6.
Biro Perencanaan
25
7.
Biro Umum
20 Total
300
Sumber : Rekapitulasi data Pegawai KNRT
3.5.2 Sampel Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling32. Pengambilan sampel ditentukan dari banyaknya populasi. Apabila anggota populasi yang relatif besar, maka diperlukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling dan apabila anggota relatif kecil maka sampel yang diambil adalah seluruh atau total sampling. Pada penelitian kali ini sampel yang di ambil adalah hanya 10% dari total populasi . Penelitian ini mengambil sampel sebesar 10% dari berbagai divisi dan biro yang ada di Kementerian Negara Riset dan Teknologi, karena dengan 10% diharapkan dapat mewakili seluruh populasi dari organisasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi yang akan dijadikan sample sebanyak 75 orang responden. Dengan menggunakan rumus Yamane33.
32
33
Ibid. hal. 43 T. Yamane Elementary Sampling Theory (Englewood Cliffs NJ Prentice Hall Inc, 1976) Hal. 99
40
41
n=
N N (d)²+ 1
n=
300 300 (0,01) + 1
n = 300 4
n=
75
Keterangan : n = Jumlah sample N = Jumlah populasi karyawan d2 = Nilai presisi yang di inginkan 3.5.3 Mekanisme Penarikan Sample Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampling peluang dengan teknik penarikan sampel menggunakan Stratified Random Sampling yaitu dengan
cara
menghitung
sampel
minimal
lalu
menentukan
dasar
pengelompokkannya lalu pengelompokkan dan menyusun sampling frame dan setelah itu sampel diambil secara acak.
41
42
4. Tabel 1 Operasionalisasi Konsep Persepsi Karyawan
Dimensi Interpretasi (penilaian)
Indikator
Skala Likert
Penilaian karyawan terhadap
Nilai = 5
peran humas
Nilai = 4 Nilai = 3 Nilai = 2 Nilai = 1
1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Cukup Setuju 4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak Setuju
Peran Humas A. Communications Technician Berkomunikasi secara teknis yang berkaitan dengan menulis newsletter, press
42
43
Konsep
Dimensi
Indikator release, mengelola website serta yang berhubungan dengan media. - Penulisan berita Newsletter; - Penulisan konsep press release; - Menyusun Materi isi dan tampilan berita; - Menyelenggarakan konferensi pers ; - Penyajian berita terkini (up to date) - Pelaksanaan penerbitan buku kegiatan; - Kecepatan dan ketepatan penyampaian informasi; - Dokumentasi audiovisual untuk publikasi ; - Membantu kegiatan
43
Skala Likert
44
Konsep
Dimensi
Indikator
Skala Likert
keprotokoleran; - Menyelenggarakan perencanaan promosi pameran
B. Expert Prescriber
Membantu manajemen dengan keterampilan untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya. - Monitoring media massa dan opini publik; - Memotivasi keterampilan menulis di media massa
C. Communications Fasilitator
Membantu organisasi dengan menciptakan
kesempatan-
kesempatan untuk mendengar
apa
kata
menciptakan
44
publik
dan
peluang
agar
45
Konsep
Dimensi
Indikator
publik penting mendengar apa yang di harapkan manajemen - Komunikatif dalam memberikan pelayanan informasi; - Menjembatani komunikasi
yang berkaitan dengan publik eksternal ; - Menjembatani komunikasi yang berkaitan dengan publik internal ; - Pengaturan wawancara antara media massa dengan narasumber; - Sumber informasi yang valid;
- Sebagai juru bicara mewakili organisasi
D. Problem Solving Facilitator
Peran humas sebagai pemecah
45
Skala Likert
46
Konsep
Dimensi
Indikator
Skala Likert
masalah dan berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah yang ada di dalam instansi - Memberikan masukan atau saran kepada pimpinan; - Upaya membangun citra perusahaan
3.6
Teknik Analisa Data Analisa data yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh diolah ke dalam data kuantitatif dimana penulis mendeskriptifkan hasil dari data kuantitatif yaitu editing, coding dan tabulasi data34. Jenis data yang dipakai menggunakan data nominal. Data nominal digolongkan ke dalam jumlah atau frekuensi kemudian dihitung menjadi presentase. Dengan menggunakan skala likert untuk melihat persepsi karyawan tentang fenomena
34 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, 1999, Jakarta, Hal. 153-156
46
47
sosial.
Teknik Perhitungan Untuk menghitung presentase persepsi responden menggunakan rumus Weight Mean Score, yaitu :
ηi x i ∑ = ________ x 100% ηxs
Keterangan : ni
= Banyaknya responden yang memberi skor i (jumlah jawaban)
i
= Kategori persepsi (5, 4, 3, 2, 1)
n
= Jumlah responden
s
= Jumlah Kategori (5)
Score persepsi akan dihitung dengan teknik berikut ini : Setiap kategori persepsi akan diberi nilai 1-5 Sangat setuju
=5
Setuju
=4
Cukup Setuju
=3
Tidak Setuju
=2 47
48
Sangat Tidak Setuju = 1 Range persepsi karyawan terhadap peran Humas, sebagai berikut : Sangat setuju
= 80 – 100%
Setuju
= 70 – 79%
Cukup Setuju
= 60 – 69%
Tidak Setuju
= 50 – 59%
Sangat Tidak Setuju
= < 50%
48
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek)
4.1.1 Sejarah Kementerian Negara Ristek
Penelitian ini dilaksanakan di Biro Hukum dan Humas, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, dengan alamat di Gedung II BPPT,
Jl. MH.
Thamrin No. 8, Jakarta Pusat. Kementerian Negara Riset dan Teknologi berdiri sejak tahun 1962 dengan nama Kementerian Urusan Riset Nasional Republik Indonesia , kemudian pada tahun 1973 berubah nama menjadi Menteri Negara Riset. Tahun 1986-2001 berubah kembali menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Perubahan nomenklatur kembali terjadi pada tahun 2002 sesuai Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara perihal Penamaan Instansi Pemerintah, Kantor Menteri Negara disebut dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Pada tahun 2005 berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 Institusi ini disebut Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) atau
49
50
dengan sebutan Kementerian Negara Ristek35. 4.1.2. Tugas & Fungsi Tugas dan fungsi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, yaitu36: a. Tugas Kementerian Negara Riset dan Teknologi mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Fungsi Perumusan kebijakan nasional di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi; Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi; Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
Dalam merumuskan arah dan prioritas utama pembangunan Iptek serta penyusunan kebijakan strategis pembangunan nasional Iptek, Kementerian 35 Sjafri Sairin & Roosmalawati Rusman, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Membangun IPTEK untuk peradaban dan kesejahteraan Bangsa, Kementerian Negara RIset dan Teknologi, 2004, hal. 42
36 Ibid hal. 50-51
50
51
Negara Riset dan Teknologi dibantu oleh Dewan Riset Nasional (DRN). 4.1.3 Visi dan Misi Visi dan Misi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, yaitu : a. Visi “Menjadi lembaga yang efektif mewujudkan Iptek sebagai pilar keunggulan dan kemandirian bangsa”. b. Misi 1) Mewujudkan budaya yang dilandasi perkembangan kemampuan nasional Iptek. 2) Mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan kreatifitas dan inovasi
4.1.4 Organisasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi di pimpin oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi yang bertanggung jawab kepada Presiden. Staf Menteri Negara Riset dan Teknologi merupakan unsur pembantu atau unsur pelaksana Menteri Negara Riset dan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi(Lampiran 1). Staf Menteri Negara Riset dan Teknologi mempunyai tugas membantu Menteri dalam merumuskan kebijakan dan melaksanakan koordinasi di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi. Staf Menteri Negara Riset dan Teknologi terdiri dari: 51
52
6. Sekretariat Menteri Negara Riset dan Teknologi, disingkat Setmeneg Ristek ; 7. Deputi Bidang Perkembangan Riset, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ; 8. Deputi Bidang Dinamika Masyarakat ; 9. Deputi Bidang Program Riset, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ; 10. Deputi Bidang Pengembangan Sistem Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi Nasional ; 11. Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuann dan Teknologi Nasional ; 12. Staf Ahli Bidang Energi Alternatif dan Terbarukan ; 13. Staf Ahli Bidang Pangan dan Obat – obatan ; 14. Staf Ahli Bidang Pertahanan ; 15. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi ; 16. Staf Ahli Bidang Transportasi ; 17. Inspektorat
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat berada di bawah koordinasi Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi , mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan penyusunan peraturan perundang – undangan, perjanjian dan kontrak, pengembangan sistem jaringan hukum, pengelolaan urusan pers dan media, dokumentasi, publikasi serta pengelolaan data dan penyajian informasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Biro Hukum 52
53
dan Humas menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan dan penyusunan rancangan peraturan dan perundang – undangan, perjanjian dan kontrak, serta dokumentasi dan informasi hukum ; b. Perencanaan dan pengkoordinasian pengelolaan pers dan media, dokumentasi dan audio visual serta publikasi dan penerbitan ; c. Perencanaan dan pelaksanaan pengolahan data, pengembangan dan pemeliharaan jaringan dan sarana serta penyajian informasi secara elektronik. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, terdiri dari : 2. Bagian Hukum; 3. Bagian Hubungan Masyarakat ; 4. Bagian Data dan Informasi
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada tugas pokok dan fungsi dari Bagian Hubungan Masyarakat, bagian ini terdiri dari : 8. a. Sub Bagian Pers dan Media, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
konferensi pers, peliputan kegiatan Kementerian Negara Riset dan
Teknologi dan pemantauan media massa dan opini publik serta penyediaan kliping berita. 9. b. Sub Bagian Dokumentasi dan Audio Visual, mempunyai tugas melakukan urusan pembuatan dokumentasi dan audio visual. 53
54
10.
c. Sub Bagian Publikasi dan Penerbitan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan publikasi kegiatan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan bahan-bahan penerbitan lainnya.
Tugas Bagian Hubungan Masyarakat adalah : Melaksanakan urusan hubungan pers dan media, dokumentasi dan audio visual serta publikasi dan penerbitan kegiatan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam rangka meningkatkan citra Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Sedangkan fungsi Bagian Hubungan Masyarakat adalah sebagai : a. Pelaksanaan kegiatan konferensi pers; b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian hubungan pers dan media massa ; c. Pelaksanaan pemantauan media massa dan opini publik ; d. Pelaksanaan dan pengelolaan dokumentasi dan audio visual; e. Pengelolaan kegiatan publikasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi ; f. Pengelolaan penerbitan media cetak dan elektronik ; g. Pelaksanaan pelayanan informasi publik.
Selain struktur organisasi seperti tersebut di atas, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan 54
Nasional
Ilmu
55
Pengetahuan
dan
Teknologi,
Menteri
Negara
Riset
dan
Teknologi
mengkoordinasikan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) sebagai berikut; 5. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 6. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) 7. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 8. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) 9. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) 10.
Badan
Koordinasi
Survei
dan
Pementaan
Nasional
(BAKOSURTANAL) 11.
Badan Standarisasi nasional (BSN).
Kementerian Negara Riset dan Teknologi juga mengkoordinasikan dan mengelola lembaga-lembaga sebagai berikut : 11.
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPITEK)
Serpong 12.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME)
13.
Pusat Peragaan Iptek (PUSPA IPTEK)
14.
Agro Techno Park (ATP) Palembang
15.
Business Technology Center (BTC)
16.
Bio Island
4.2 Hasil Penelitian 55
56
Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan atau kuesioner yang diisi oleh responden. Jumlah responden yang tercatat sebanyak 75 orang. Hasil data yang diperoleh setelah dikategorikan menurut kelompoknya masing-masing, disajikan kedalam bentuk tabel-tabel yang diuraikan secara rinci dibawah ini.
4.2.1 Karakteristik Responden Karakteristik dari responden adalah sebagai berikut : Usia, Jenis Kelamin dan Tingkat pendidikan. Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden n = 75 No.
Jenis Kelamin
f
%
1
Laki-laki
43
57.33%
2
Perempuan
32
42.67%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesiner No. 1 56
57
Berdasarkan table 4.1 di atas diperoleh keterangan bahwa responden laki-laki dengan jumlah sebanyak 43 atau 57.33%, responden perempuan dengan jumlah sebanyak 32 atau 42.67%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan.
Tabel 4.2 Usia Responden n = 75 No.
Usia (Tahun)
f
%
1
20 – 30 Tahun
27
36%
2
31 – 40 Tahun
16
21,33%
3
41 – 50 Tahun
26
34,67%
4
51 – 60 Tahun
6
8%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 2 Berdasarkan table 4.2 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang berusia 20 – 30 tahun dengan jumlah sebanyak 27 atau 36%, berusia 31 - 40 tahun dengan jumlah sebanyak 16 atau 21,33%, berusia 41 – 50 tahun dengan jumlah sebanyak 26 atau 34,67%, berusia 51 – 60 tahun dengan jumlah sebanyak 6 atau 8%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang berusia 20 – 30 tahun lebih banyak dibandingkan dengan responden lainnya. 57
58
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan n = 75
No.
Tingkat Pendidikan
f
%
1
STRATA 3 (S3)
7
9,33%
2
STRATA 2 (S2)
6
8%
3
STRATA 1 (S1)
37
49,34%
4
DIPLOMA III (D III)
21
28%
5
SMU / SMK
4
5.33%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 3
Berdasarkan table 4.3 di atas diperoleh keterangan bahwa responden tingkat pendidikan STRATA 3 (S3) dengan jumlah sebanyak 7 atau 9,33%, tingkat pendidikan STRATA 2 (S2) dengan jumlah sebanyak 6 atau 8%, tingkat pendidikan STRATA 1 (S1) dengan jumlah sebanyak 37 atau 49,34%, tingkat pendidikan DIPLOMA III (D III) dengan jumlah sebanyak 21 atau 28%, tingkat pendidikan SMU/SMK dengan jumlah sebanyak 4 atau 5.33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan tingkat pendidikan STRATA 1 (S1) lebih banyak dibandingkan dengan responden lainnya. 58
59
4.2.2 Persepsi Karyawan terhadap Peran Humas Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi, peneliti mengajukan dua puluh pertanyaan kepada 75 responden. Berikut diuraikan secara rinci hasil jawaban responden pada table-tabel selanjutnya.
Tabel 4.4 Humas dalam menulis berita newsletter melalui website sudah memenuhi kriteria dalam menyebarkan informasi kepada publik n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
8
10,67%
2
Setuju
46
61,33%
3
Cukup Setuju
20
26,67%
4
Tidak Setuju
1
1,33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 1
59
60
Berdasarkan table 4.4 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 8 atau 10,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 46 atau 61,33%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 20 atau 26,67%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.5 Humas dalam menulis press release sudah secara lengkap memenuhi kriteria 5W + 1H n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
5
6,67%
2
Setuju
24
32%
3
Cukup Setuju
39
52%
4
Tidak Setuju
7
9,.33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 2
60
61
Berdasarkan table 4.5 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 5 atau 6,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 24 atau 32%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 39 atau 52%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 7 atau 9,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.6 Humas dalam menyusun materi isi dan tampilan berita di website sudah sangat menarik n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
1
1,33%
2
Setuju
27
36%
3
Cukup Setuju
32
42,67%
4
Tidak Setuju
12
16%
5
Sangat Tidak Setuju
3
4%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 3 61
62
Berdasarkan table 4.6 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang
memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%,
setuju dengan jumlah sebanyak 27 atau 36%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 32 atau 42,67%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 12 atau 16%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.7 Humas dalam menyajikan berita dan artikel beritanya terkini untuk menjawab issue yang berkembang n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
5
6,67%
2
Setuju
25
33,33%
3
Cukup Setuju
33
44%
4
Tidak Setuju
12
16%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 4
62
63
Berdasarkan table 4.7 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 5 atau 6,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 25 atau 33,33%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 12 atau 16%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.8 Humas dalam membantu unit lain dalam penyelenggaraan konferensi pers n = 75
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
15
20%
2
Setuju
46
61,34%
3
Cukup Setuju
13
17,33%
4
Tidak Setuju
1
1,33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
63
64
No.
Pilihan Jawaban Jumlah
f
%
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 5
Berdasarkan table 4.8 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 15 atau 20%, setuju dengan jumlah sebanyak 46 atau 61,34%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 13 atau 27,33%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.9 Humas membantu dalam penerbitan buku kegiatan n = 75
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
17
22,67%
2
Setuju
39
52%
3
Cukup Setuju
15
20%
64
65
No.
Pilihan Jawaban
f
%
4
Tidak Setuju
4
5,33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 6
Berdasarkan table 4.9 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 17 atau 22,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 39 atau 52%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 15 atau 20%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 4 atau 5,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.10 Humas dalam kecepatan dan ketepatan penyampaian informasi sudah memadai n = 75 No. 1
Pilihan Jawaban Sangat Setuju
65
f
%
0
0
66
No.
Pilihan Jawaban
f
%
2
Setuju
20
26,67%
3
Cukup Setuju
42
56%
4
Tidak Setuju
13
17,33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 7
Berdasarkan table 4.10 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban setuju dengan jumlah sebanyak 20 atau 26,67%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 42 atau 56%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 13 atau 17,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan
jawaban
responden lainnya.
Tabel 4.11 Humas terlibat dalam dokumentasi audiovisual untuk publikasi informasi n = 75
66
67
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
21
28%
2
Setuju
40
53,34%
3
Cukup Setuju
13
17,33%
4
Tidak Setuju
1
1,33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 8
Berdasarkan table 4.11 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 21 atau 28%, setuju dengan jumlah sebanyak 40 atau 53,34%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 13 atau 17,33%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
67
68
Tabel 4.12 Humas membantu dalam kegiatan keprotokoleran berkoordinasi dengan unit lain n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
15
20%
2
Setuju
36
48%
3
Cukup Setuju
18
24%
4
Tidak Setuju
6
8%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 9
Berdasarkan table 4.12 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 15 atau 20%, setuju dengan jumlah sebanyak 36 atau 48%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 18 atau 24%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 6 atau 8%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
68
69
Tabel 4.13 Humas membantu dalam penyelenggaraan perencanaan promosi pameran n = 75 No.
Pilihan Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
18
24%
2
Setuju
40
53,34%
3
Cukup Setuju
14
18,66%
4
Tidak Setuju
3
4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 10
Berdasarkan table 4.13 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 18 atau 24%, setuju dengan jumlah sebanyak 40 atau 53,34%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 14 atau 18,66%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 3 atau 4%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
69
70
Tabel 4.14 Humas dalam monitoring media massa dan opini publik sangat bermanfaat dan membantu pekerjaan karyawan n = 75
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
5
6,67%
2
Setuju
27
36%
3
Cukup Setuju
38
50,67%
4
Tidak Setuju
5
6,66%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 11
Berdasarkan table 4.14 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 5 atau 6,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 27 atau 36%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 38 atau 50,67%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 5 atau 6,66%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
70
71
Tabel 4.15 Humas membantu dalam memotivasi keterampilan menulis ilmiah populer di media massa n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
17
22,67%
2
Setuju
31
41,33%
3
Cukup Setuju
22
29,34%
4
Tidak Setuju
5
6,66%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 12
Berdasarkan table 4.15 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 17 atau 22,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 31 atau 41,33%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 22 atau 29,34%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 5 atau 6,66%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
71
72
Tabel 4.16 Humas komunikatif dalam memberikan informasi mengenai kebijakan kepada publiknya n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
2
2,66%
2
Setuju
19
25,34%
3
Cukup Setuju
41
54,67%
4
Tidak Setuju
13
17,33%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 13
Berdasarkan table 4.16 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 2 atau 2,66%, setuju dengan jumlah sebanyak 19 atau 25,34%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 41 atau 54,67%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 13 atau 17,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup
72
73
setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.17 Humas menjembatani komunikasi yang berkaitan dengan media massa n = 75
No.
Pilihan Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
16
21,33%
2
Setuju
15
20%
3
Cukup Setuju
41
54,76%
4
Tidak Setuju
3
4%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 14
Berdasarkan table 4.17 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 16 atau 21,33%, setuju dengan jumlah sebanyak 15 atau 20%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 41 atau 54,76%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 3 atau 4%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih 73
74
banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.18 Humas menjembatani komunikasi internal antara Top Manajemen dengan karyawan n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
8
10,67%
2
Setuju
21
28%
3
Cukup Setuju
27
36%
4
Tidak Setuju
18
24%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,33%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 15
Berdasarkan table 4.18 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 8 atau 10,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 21 atau 28%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 27 atau 36%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 18 atau 24%,
74
75
sangat tidak setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.19 Humas membantu pengaturan wawancara antara media massa dengan narasumber n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
16
21,33%
2
Setuju
43
57,37%
3
Cukup Setuju
10
13,33%
4
Tidak Setuju
5
6,67%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,33%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 16
Berdasarkan table 4.19 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 16 atau 21,33%, setuju dengan jumlah sebanyak 43 atau 57,37%, cukup setuju dengan jumlah 75
76
sebanyak 10 atau 13,33%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 5 atau 6,67%, sangat tidak setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.20 Humas sebagai sumber informasi yang terpercaya bagi publiknya n = 75
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
17
22,67%
2
Setuju
27
36%
3
Cukup Setuju
25
33,33%
4
Tidak Setuju
6
8%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 17 Berdasarkan table 4.20 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 17 atau 22,67%,
76
77
setuju dengan jumlah sebanyak 27 atau 36%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 25 atau 33,33%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 6 atau 8%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.21 Humas sebagai juru bicara mewakili lembaga dalam memecahkan masalah n = 75 No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
13
17,33%
2
Setuju
23
30,67%
3
Cukup Setuju
25
33,34%
4
Tidak Setuju
13
17,33%
5
Sangat Tidak Setuju
1
1,33%
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 18
Berdasarkan table 4.21 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 13 atau 17,33%, 77
78
setuju dengan jumlah sebanyak 23 atau 30,67%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 25 atau 33,34%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 1 atau 1,33%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.22 Humas sebagai rujukan dalam memberikan masukan atau saran n = 75
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
11
14,67%
2
Setuju
24
32%
3
Cukup Setuju
28
37,33%
4
Tidak Setuju
12
16%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
Sumber : Kuesioner No. 19
78
79
Berdasarkan table 4.22 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban sangat setuju dengan jumlah sebanyak 11 atau 14,67%, setuju dengan jumlah sebanyak 24 atau 32%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 28 atau 37,33%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 12 atau 16%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.23 Upaya humas dalam membangun citra perusaahaan sudah optimal n = 75
No.
Pilihan Jawaban
f
%
1
Sangat Setuju
0
0
2
Setuju
23
30,67%
3
Cukup Setuju
30
40%
4
Tidak Setuju
21
28%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
75
100%
79
80
Sumber : Kuesioner No. 20
Berdasarkan table 4.23 di atas diperoleh keterangan bahwa responden yang memilih jawaban setuju dengan jumlah sebanyak 23 atau 30,67%, cukup setuju dengan jumlah sebanyak 30 atau 40%, tidak setuju dengan jumlah sebanyak 21 atau 28%. Jadi dapat dikatakan bahwa responden dengan jawaban “cukup setuju” lebih banyak bila dibandingkan dengan jawaban responden lainnya.
Tabel 4.24 TABEL INDUK HASIL PENELITIAN No.
ηi x i ∑ = _______ x 100% η x s
Frekuensi Skor
Penilaian Responden
5
4
3
2
1
8
46
20
1
0
Peran Humas Communcations Technician 1
Humas dalam menulis berita newsletter
melalui
website
80
76.27%
81
sudah
memenuhi
kriteria
dalam menyebarkan informasi kepada publik 2
Humas dalam menulis press
5
24
39
7
0
67,2%
1
27
32
12
3
62,93%
5
25
33
12
0
66,13%
Humas dalam membantu unit 15
46
13
1
0
80%
39
15
4
0
78,4%
20
42
13
0
61,87%
release sudah secara lengkap memenuhi kriteria 5W + 1H 3
Humas
dalam
menyusun
materi isi dan tampilan berita di
website
sudah
sangat
menarik 4
Humas berita
dalam
menyajikan
dan artikel beritanya
terkini untuk menjawab issue yang berkembang 5
lain dalam penyelenggaraan konferensi pers 6
Humas
membantu
dalam 17
penerbitan buku kegiatan 7
Humas dalam kecepatan dan
0
81
82
ketepatan
penyampaian
informasi sudah memadai
8
Humas
terlibat
dalam 21
40
13
1
0
81,6%
36
18
6
0
76%
40
14
3
0
79,47%
dokumentasi audiovisual untuk publikasi informasi 9
Humas
membantu
kegiatan
dalam 15
keprotokoleran
berkoordinasi dengan unit lain 10
Humas
membantu
dalam 18
penyelenggaraan perencanaan promosi pameran Jumlah
729,77%
Peran Humas Expert Prescriber 11
Humas
dalam
monitoring
5
media massa dan opini publik sangat
bermanfaat
dan
membantu pekerjaan karyawan
82
27
38
5
0
68,53%
83
12
Humas membantu dalam
17
31
22
5
0
76%
memotivasi keterampilan menulis ilmiah populer di media massa Jumlah
144,54%
Peran Humas Communcations Fasilitator 13
Humas
komunikatif
dalam
2
19
41
13
0
62,67%
menjembatani 16
15
41
3
0
71,73%
8
21
27
18
1
64,53%
Humas membantu pengaturan 16
43
10
5
0
77.87%
informasi
memberikan
mengenai
kebijakan
kepada
publiknya 14
Humas komunikasi
yang
berkaitan
dengan media massa 15
Humas
menjembatani
komunikasi internal antara Top Manajemen dengan karyawan 16
wawancara antara media massa dengan narasumber
83
84
17
Humas
sebagai
sumber 17
27
25
6
0
74,67%
23
25
13
1
69,07%
informasi yang terpercaya bagi publiknya 18
Humas sebagai juru bicara
13
mewakili lembaga dalam memecahkan masalah Jumlah
420,54%
Peran Humas Problem Solving Facilitator 19
Humas sebagai rujukan dalam 11 memberikan
masukan
24
28
12
0
69,07%
23
30
21
1
60%
atau
saran 20
Upaya
humas
dalam
0
membangun citra perusaahaan sudah optimal Jumlah Jumlah Total ∑
129,07% 210 596 526 161
6
1499
Hasil penghitungan jawaban rata-rata di atas, persepsi karyawan 84
85
terhadap peran humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi, berdasarkan weight mean score, yaitu :
a. Berdasarkan variabel persepsi karyawan terhadap peran humas sebagai Communication Technician 729, 87 : 10 = 73% yang berarti setuju b. Berdasarkan variabel persepsi karyawan terhadap peran humas sebagai Expert Prescriber 144,54 : 2 = 72,27% yang berarti setuju c. Berdasarkan variabel persepsi karyawan terhadap peran humas sebagai Communication Fasilitator 420,54 : 6 = 70,09% yang berarti setuju d. Berdasarkan variabel persepsi karyawan terhadap peran humas sebagai Problem Solving Fasilitator 129,07 : 2 = 64,53% yang berarti cukup setuju e. Berdasarkan jumlah total 1499 : 20 = 74,95 yang berarti setuju
4.3
Pembahasan Humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Selain 85
86
keluar, humas pemerintah dan politik juga harus memungkinkan untuk memberikan masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan37. Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi melaksanakan urusan
hubungan pers dan media, dokumentasi dan audio visual serta
publikasi dan penerbitan kegiatan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam rangka
meningkatkan citra Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Berdasarkan penelitian yang berjudul Persepsi karyawan terhadap peran humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi, dalam pembahasan ini sudah dalam bab terdahulu. Persepsi social adalah proses menangkap arti objekobjek social dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita, manusia bersifat emosional sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko. Adapun peran humas seperti pada bab II, Peran Humas dibedakan menjadi dua, yakni peran teknis (communication technician role) dan peran managerial (communication manager role), sehingga bila dijelaskan lebih jauh empat peran humas sebagai berikut : a. Communications Technician, berkomunikasi secara teknis yang berkaitan
37
Frida Kusumastuti, Ibid Hal. 37
86
87
dengan menulis newsletter, press release, mengelola website serta yang berhubungan dengan media. b. Expert Prescriber, membantu manajemen dengan keterampilan untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya. c. Communications Fasilitator, membantu manajemen dengan menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mendengar apa kata publik dan menciptakan peluang agar publik penting mendengar apa yang di harapkan manajemen. 5. Problem Solving Facilitator, Peran humas sebagai pemecah masalah dan berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah yang ada di dalam instansi38. Pada
dimensi
Communication
fasilitator
dengan
indikator
berkomunikasi secara teknis yang berkaitan dengan menulis newsletter, press release, mengelola website serta yang berhubungan dengan media dibagi menjadi 10 indikator pertanyaan. Hasil jawaban responden dari kuesioner beberapa pertanyaan dalam indikator ini adalah menyatakan setuju. Pada dimensi Expert Prescriber, membantu manajemen dengan keterampilan untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya dibagi menjadi 2 indikator pertanyaan. Hasil jawaban responden dari kuesioner beberapa pertanyaan dalam indikator ini adalah menyatakan setuju. Pada dimensi Communications Fasilitator, membantu manajemen 38
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta 2002 Hal. 24
87
88
dengan menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mendengar apa kata publik dan menciptakan peluang agar publik penting mendengar apa yang di harapkan manajemen dibagi menjadi 6 indikator pertanyaan. Hasil jawaban responden dari kuesioner beberapa pertanyaan dalam indikator ini adalah menyatakan setuju. Pada dimensi Problem Solving
Facilitator, Peran humas sebagai
pemecah masalah dan berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah yang ada di dalam instansi manajemen dibagi menjadi 2 indikator pertanyaan. Hasil jawaban responden dari kuesioner beberapa pertanyaan dalam indikator ini adalah menyatakan cukup setuju. Dari pembahasan di atas, berdasarkan hasil penelitian keseluruhan dapat diketahui Persepsi Karyawan terhadap Peran Humas menghasilkan gambaran yang bervariasi satu sama lain. Namun secara keseluruhan hasilnya adalah setuju atau positif. Hal ini berarti karyawan menyatakan setuju bahwa dengan perubahan tata kerja dan kebijakan saat ini bagian humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi menjalankan perannya dengan baik. Selain itu, untuk menyeimbangkan data hasil dari penelitian, peneliti juga melakukan wawancara kepada Kabag Humas dan Kasubbag Publikasi untuk mengetahui aktivitas humas apa saja yang dilakukan saat ini. Diketahui bahwa keterbatasan peran humas
yang terjadi di
Kementerian Negara Riset dan Teknologi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 88
89
kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang memadai untuk menjalankan perannya, seperti jumlah sumber daya yang kurang mencukupi padahal volume pekerjaan bagian humas sangat banyak. Alasan ini juga diperkuat oleh Ka.sub bag Publikasi dan Penerbitan, Biro Hukum dan Humas, KNRT, Indang Wahyurini. ”SDM yang ada sekarang sudah lebih bagus dari sebelumnya. Walaupun memang belum ideal sekali. Untuk meningkatkannya bisa dengan membangun struktur, mempunyai program jangka pendek dan jangka panjang agar kita tetap terukur dalam hal melangkah. Selain itu, menurut saya masih diperlukan sosialisasi mengenai peran humas baik itu untuk publik internal maupun publik eksternal”.39 Selain itu, kurangnya dukungan dan kepercayaan dari karyawan internal membantu kegiatan Humas dalam rangka meningkatkan citra Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Terlihat bahwa karyawan intenal belum memberikan kepercayaan penuh kepada humas untuk mensosialisasikan kegiatan-kegiatan di Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Seperti yang diungkapkan oleh Ka.Bag. Humas – Bpk. Ir. Wawan Bayu, PWS,MM bahwa, “Menurut saya, masih diperlukan sosialisasi internal mengenai peran humas yang sebenarnya. Perlu lebih ditekankan bahwa Humas sebagai ujung tombak dalam organisasi harus diberi kepercayaan dan kewenangan sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya. Karena keberhasilan organisasi tidak terlepas dari dukungan seluruh karyawannya .40
39 Indang Wahyurini – Kasubbag Publikasi Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi 40 Ir. Wawan Bayu, PWS,MM – Ka. Bag. Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi
89
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, mengenai Persepsi Karyawan terhadap Peran Humas di Kementerian Negara Riset dan Teknologi . Kesimpulan secara lengkap adalah sebagai berikut : Communication Technician Dari hasil perhitungan kuesioner mengenai peran humas sebagai Communication Technician, didapatkan hasil sebanyak 73%. b. Expert Prescriber Dari hasil perhitungan kuesioner mengenai peran humas sebagai Expert Prescribe, didapatkan hasil sebanyak 72,27%. c. Communications Fasilitator Dari hasil perhitungan kuesioner mengenai peran humas sebagai Communications Fasilitator didapatkan hasil sebanyak 70,09%.. d. Problem Solving Facilitator Dari hasil perhitungan kuesioner mengenai peran humas sebagai Problem Solving Facilitator didapatkan hasil sebanyak 64,53%.
90
91
Secara keseluruhan, hasil dari penelitian responden mendapat skor 74,95 yang artinya setuju. Hal ini berarti karyawan menyatakan setuju bahwa dengan perubahan tata kerja dan kebijakan saat ini bagian humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi menjalankan perannya dengan baik. 5.2 Saran Berdasarkan data yang peneliti peroleh dan sesuai dengan kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan masukan (input) dan evaluasi bagi Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk menjalankan perannya dalam membangun dan menjaga citra positif Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Peran humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi harus menanamkan sense of belonging pada publikya dalam upaya untuk meningkatkan tujuan organisasi, yang tentunya berlandaskan keterampilan humas agar dapat menyentuh persepsi publik internal. Hal ini harus dipahami bahwa dengan cara yang sistematis dan terencana akan dapat diraih sasaran pokok kegiatan humas terhadap persepsi karyawan. Perlu ditingkatkan programprogram dan kegiatan untuk sosialisasi kepada publiknya. Semua ini bertitik tolak pada posisi humas sebagai unsur pendukung kegiatan organisasi.
91
92
92