KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang Perkebunan tahun anggaran 2012 dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan anggaran
yang
didasarkan pada perencanaan stratejik yang telah ditetapkan oleh Puslitbang Perkebunan. Dalam laporan ini digambarkan tingkat kinerja Puslitbang Perkebunan selama tahun anggaran 2012 berdasarkan tingkat pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ungkapan terima kasih disampaikan Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya terutama dalam perbaikan maupun peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Bogor, 31 Januari 2013 Kepala Pusat,
Dr. M. Syakir
NIP.19581117 198403 1001
IKHTISAR EKSEKUTIF Puslitbang Perkebunan telah menetapkan Renstra 2010 – 2014 dengan mengemban visi dan misi yang futuristik dan partisipatif. Visi Puslitbang Perkebunan selaras dengan visi Badan Litbang Pertanian, karena perkebunan merupakan komponen dari pertanian. Di samping itu, beberapa komoditas perkebunan telah menjadi anjuran bagi lembagalembaga internasonal. Berdasarkan hal tersebut, maka visi Puslitbang Perkebunan 2014 adalah : " Menjadi pusat keunggulan inovasi teknologi perkebunan berkelas dunia ". Untuk mewujudkan visi tersebut, Puslibang Perkebunan menyusun misi sebagai berikut : (1) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi unggulan dan kebijakan di bidang perkebunan, (2) Meningkatkan kualitas dan optimasi pemanfaatan sumberdaya penelitian dan pengembangan perkebunan dan (3) Mengembangkan jaringan dan meningkatkan kerjasama iptek di tingkat nasional dan internasional.
yang sasarannya adalah tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman perkebunan; dan (3) meningkatkan diseminasi hasil penelitian perkebunan kepada pengguna yang sasarannya adalah: a) meningkatnya publikasi hasil penelitian, b) meningkatnya penyebaran hasil penelitian perkebunan kepada pengguna, c) terjalinnya kerjasama dengan pihak lain. Arah kebijakan dan strategi Puslitbang Perkebunan mengacu pada Renstra Litbang Pertanian 2010-2014 dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan Puslitbang Perkebunan didasarkan pada isu-isu strategis terkait komoditas perkebunan.
Dengan memperhatikan visi dan misi tersebut, tujuan dan sasaran Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan tahun 2010-2014 adalah : (1) mendukung pemenuhan kebutuhan benih unggul, teknologi budidaya dan peningkatan nilai tambah tanaman perkebunan, yang sasarannya adalah tersedianya a) varietas unggul, b) teknologi budidaya, c) produk olahan dan teknologi peningkatan nilai tambah (diversifikasi), d) benih unggul; (2) menghasilkan rekomendasi kebijakan tanaman perkebunan sebagai bahan kebijakan pertanian di bidang perkebunan,
Pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan pada TA 2012, secara umum dapat dikatagorikan sangat berhasil ditinjau dari hasil pencapaian kinerja sasarannya. Jika
ii
dibandingkan antar target dan capaian Indikator utamanya, seluruh/7 target indikator sasaran melampaui targetnya/diatas 100% (sangat berhasil), yaitu sasaran varietas mencapai 100%, sasaran teknologi produktivitas mencapai 121%, sasaran teknologi peningkatan nilai tambah mencapai 164% dari targetnya, sasaran benih sumber mencapai 123 % dari targetnya, sasaran plasma nutfah mencapai 117% dari tergetnya dan sasaran rekomendasi kebijakan mencapai 100 % dari targetnya.
perencanaannya jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari yang sudah direncanakan; 5) Meningkatkan kapasitas SDM, Aset dan SD Finansiial;
Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1) Ketersediaan Sumberdaya Manusia, baik tenaga fungsional peneliti, teknisi Litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai; 2) Perencanaan kegiatan yang memadai; 3) Monitoring dan evaluasi yang intensif; 4) Pengelolaan keuangan yang handal ; dan 5) Sarana dan prasarana penelitian yang memadai; Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan pada TA 2012 adalah: 1) Kinerja pengelolaan keuangan dan sarana dan prasarana; 2) Perencanaan dan persiapan pelaksanaan kegiatan; 3) Penentuan target output dan sasaran kegiatan; 4) Faktor hambatan alam. Langkah – langkah alternatif yang harus dilakukan dalam menanggulangi hambatan dan permasalahan yang dihadapi dimasa yang akan datang adalah: 1) Perencanaan kegiatan secara cermat dan realistis, 2) Persiapan pelaksanaan kegiatan secara matang; 3) Penentuan target output dan sasaran secara realistis; 4) Merevisi dokumen iii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .................................................. i
IV
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................. ii
LAMPIRAN ................................................................ 48
DAFTAR ISI ............................................................. iv DAFTAR TABEL ........................................................ v DAFTAR GAMBAR ..................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................... vii I
PENDAHULUAN ..................................................... 1
II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .... 10 2.1. Rencana Strategik 2010-2014 ........................... 10 2.2. Rencana Kinerja TA 2012
.............................. 15
III AKUNTABILITAS KINERJA ................................. 16 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2012 ....................................................... 16 3.2. Analisis Capaian Kinerja ..................................... 20 3.3. Akuntabilitas Keuangan ..................................... 39 iv
PENUTUP ......................................................... 46
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan menurut Pendidikan awal pada tahun 2012 ............. 3
2.
Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jabatannya pada tahun 2012 ............. 3
9. Persentase Capaian Varietas Unggul Baru Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 ...................................... 23 10. Persentase Capaian Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 ...................................... 27 11. Persentase Capaian Teknologi Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing/Produk Olahan Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 ...................................... 31
3.
Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup Puslitbang Perkebunan 2012 ................. 4
4.
Jenis Laboratorium lingkup Puslitbang Perkebunan ... 5
5.
Keragaan Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Perkebunan ........................................................... 6
6.
Keragaan Rumah Kaca lingkup Puslitbang Perkebunan ........................................................... 7
14. Persentase Capaian Publikasi Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 ....................................................... 37
7.
Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA 2005-2012 (Dalam Juta Rupiah) ............................. 8
15. Persentase Capaian MoU Kerjasama Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 .................................... 38
8.
Indikator Kinerja Utama Puslitbang Perkebunan TA
16. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perke bunan berdasarkan Output Utama TA 2012 ....................... 44
12. Persentase Capaian Benih Sumber Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 .................................... 33 13. Persentase Capaian Rekomendasi Kebijakan Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 ...................... 35
2010-2014 .......................................................... 14
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Alokasi anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja, Satker dan Output TA 2012 ................................................................ 40
2.
Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan selama tiga tahun terakhir ...................................... 41
3.
Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Satker TA 2012 .................................. 42
4.
Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja TA 2012 ......................... 43
5.
Target dan Realisasi PNBP Fungsional lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2012 ............................. 45
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Struktur Organisasi Puslitbang Perkebunan ..... 49
6.
Realisasi Keuangan Per Belanja Per UK/UPT Lingkup Puslitbang Perkebunan Per Desember 2012 .................................................. 54
2.
Rencana Strategis Tahun 2010 – 2014 ............. 50
3.
Rencana Kinerj a Tahunan Puslitbang Perkebunan ................................................... 51
7.
Realisasi Keuangan Per Output Lingkup Puslitbang Perkebunan Per Desember 2012 ........... 55
4.
Penetapan Kinerja TA 2012 Puslitbang Perkebunan ................................................... 52
8.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Fungsional Lingkup Puslitbang Perkebunan ............ 56
5.
Pengukuran Kinerja TA 2012 Puslitbang Perkebunan .................................................. 53
9.
vi
I. PENDAHULUAN Tugas dan fungsi Puslitbang Perkebunan berdasarkan Peraturan
Menteri
OT.140/10/2010
Pertanian
adalah
No.
61/
melaksanakan
Permentan/ penyiapan
tugas dan fungsi organisasi, Puslitbang Perkebunan memiliki dua bidang dan satu bagian yaitu Bidang Program dan Evaluasi,
Bidang Kerjasama
dan
Pendayagunaan
Hasil
perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan
Penelitian, dan Bagian Tata Usaha, serta empat Unit
penelitian
Pelaksana Teknis (UPT) penelitian yang dibagi berdasarkan
dan
pengembangan
perkebunan,
sedangkan
jenis tanaman (komoditas) mandat yang ditangani, yaitu
fungsinya adalah : a.
Penyusunan serta
b.
kebijakan teknis, rencana dan program
pemantauan
dan
evaluasi
penelitian
dan
d.
Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Balai
pengembangan perkebunan;
Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), dan Balai Penelitian
Pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil
Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri).
penelitian dan pengembangan perkebunan; c.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai
Berdasarkan Peraturan Kementerian Pertanian No. 62-
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan perkebunan;
65/Permentan/OT.140/10/2012 tentang Organisasi dan Tata
dan
Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup Puslitbangbun,
Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan
tugas dari masing-masing UPT tersebut adalah melaksanakan
Pengembangan Perkebunan
penelitian tanaman rempah dan obat ; tanaman palma;
Secara vertikal Puslitbang Perkebunan termasuk salah
tanaman pemanis dan serat, serta tanaman industri dan
satu unit kerja dari Badan Penelitian dan Pengembangan
penyegar.
Pertanian (Badan Litbang Pertanian). Dalam pelaksanaan
menyelenggarakan fungsi:
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Masing-masing
Balai
Komoditas
1
a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah; b. Pelaksanaan
penelitian
Tabel 1 dan Tabel 2.
morfologi,
fisiologi,
ekologi,
entomologi, dan fitopatologi; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis;
Sampai
dengan
e. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian; Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Sumberdaya Manusia. Untuk menjalankan tugas
TA
2012
Puslitbang Perkebunan
didukung oleh 727 pegawai yang terdiri dari 51 orang S3, 79 orang S2 dan 191 orang S1, 33 orang SM/D3, 6 orang D2, 2 orang D1
d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian;
f.
Puslitbang Perkebunan pada tahun 2012, disajikan pada
serta
365 orang SLTA ke bawah.
Berdasarkan jabatannya sumber daya manusia di lingkungan Puslitbang Perkebunan diklasifikasikan menjadi 6 (enam) yaitu: (1) Peneliti, (2) Teknisi Litkayasa, (3)
Pustakawan,
(4) Pranata Komputer, (5) Arsiparis, dan (6) Penunjang Penelitian dan Pejabat Struktural.
pokok dan fungsinya, Puslitbang Perkebunan perlu didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter
dengan
persyaratan
kompetensi
tertentu.
Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM Badan Litbang Pertanian untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Puslitbang Perkebunan
memberikan
peningkatan
kualitas
SDM
prioritas
tinggi
terhadap
dalam
upaya
menjamin
tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian
pertanian.
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Keragaan
sumber
daya
manusia 2
Tabel 1. Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan menurut Pendidikan pada tahun 2012 Unit Kerja
S3
S2
S1
SM/D3
D2
D1
SLTA
< SLTA
Jumlah
Kantor Pusat
13
4
19
6
3
1
38
6
90
Balittro
18
21
55
14
2
0
97
37
244
Balittas
11
24
61
7
0
0
65
16
184
Balit Palma
6
17
24
4
1
0
50
10
112
Balittri
3
13
32
2
0
1
34
12
97
51
79
191
33
6
2
284
81
727
Jumlah
Jumlah pegawai berdasarkan jabatannya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jabatannya pada tahun 2012
No
Unit Kerja
Peneliti
Tek. Litkayasa
1 2 3 4 5
Kantor Pusat Balittro Balittas Balit Palma Balittri
16 64 60 36 39
0 44 38 10 16
215
108
Jumlah LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Arsiparis
4 3 4 0 1
Pranata komputer 1 0 0 0 1
2 0 1 0 1
Penunjang Penelitian dan Pejabat Struktural 67 133 79 66 39
12
2
2
384
Pustakawan
Jumlah 90 244 184 112 97 727 3
dibandingkan dengan Komposisi tenaga penunjang penelitian dan struktural berjumlah 384 orang. Jumlah tersebut besar dibandingkan dengan
jumlah
tenaga
fungsional
lingkup
perencanaan
SDM
tenaga penunjangnya sehingga kedepan
perlu
mempertimbangkan
komposisi tersebut.
Puslitbang
Peneliti lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan
Perkebunan (Peneliti, Teknisi. Litkayasa dan Fungsional
kepakaran/bidang ilmunya pada tahun 2012 dapat dilihat
lainnya).
pada Tabel 3.
Seyogyanya tenaga fungsional, sebagai motor
penggerak untuk mencapai tujuan organisasi lebih besar
Tabel 3. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup Puslitbang Perkebunan 2012 No
Bidang Keahlian
Kantor Pusat
Balittro
Balittas
Balit Palma
Balittri
1
Budidaya Tanaman
6
22
16
9
15
2
Ekonomi Pertanian
1
5
2
3
3
3
Fisiologi Tanaman
0
3
1
0
2
4
Hama dan Penyakit Tanaman
7
18
18
11
7
5
Pemuliaan dan Genetika Tanaman
0
12
17
9
10
6
Teknologi Pasca Panen
0
4
4
3
1
7
Teknologi Pertanian dan Mekanisasi
1
0
1
1
0
8
Ekonomi Sumberdaya
1
0
0
0
0
9
Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah
0
0
1
0
0
10
Kimia Analitik Lainnya
0
0
0
0
0
11
Bioteknologi Pertanian
0
0
0
0
0
12
Sistem Usaha Pertanian
0
0
0
0
1
16
64
60
36
39
Jumlah
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
4
Sumberdaya Sarana dan Prasarana. rangka
mendukung pelaksanaan
tugas
dan
Dalam
fungsinya,
Puslitbang Perkebunan perlu didukung dengan sarana dan
Laboratorium.
Puslitbang Perkebunan mengelola 26
laboratorium yang jenis dan daya dukung secara kualitatif dan kuantitatif serta statusnya disajikan pada Tabel 4.
prasarana yang memadai. Sarana yang digunakan untuk melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sebagai
lembaga
penelitian adalah Kebun Percobaan, Laboratorium, dan Rumah Kaca. Tabel 4. Jenis Laboratorium lingkup Puslitbang Perkebunan No 1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 15 16
Jenis Laboratorium Biotek/Kuljar Pemuliaan Ekofisiologi Hama Penyakit Perbenihan Lab Uji Fisiologi hasil Parasitoid dan Predator Patologi Serangga Tanah/Tanaman Toksikologi JUMLAH
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Balittro 1 1 1 1 1 1 1 7
Balittri
Balittas
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Balit Palma 1 1 1 1 1 5
Jumlah 2 4 3 3 4 2 2 2 1 1 1 1 26
5
Laboratorium lingkup Puslitbangbun
yang sudah
Tabel 5. Keragaan Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang
mendapat akreditasi ada 2 (dua) dan 2 (dua) laboratorium masih dalam proses akreditasi.
Laboratorium Perbenihan
dan Lab Uji yang dikelola oleh Balittro mendapatkan akreditasi pada tahun 2010. Laboratorium
Penyakit yang
dikelola Balittro dan Lab Benih yang dikelola oleh Balittas telah diusulkan proses akreditasinya sejak tahun 2009. Kebun
Percobaan.
Kebun
percobaan
lingkup
Puslitbang Perkebunan tersebar di 18 lokasi dengan luas total 777,91 Ha. Daya dukung dan pemanfaatan Kebun Percobaan disajikan pada Tabel 5.
Luas Kebun Percobaan di lingkup
Puslitbang Perkebunan sangat beragam berkisar antara 6,74 Ha – 159,6 Ha.
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Perkebunan No
Satker/Lokasi KP
BALITTRO 1 KP. Cimanggu & Cibinong 2 KP. Manoko 3 KP. Gunung Putri 4 KP. Laing 5 KP. Cicurug BALITTRI 6 KP. Pakuwon 7 KP. Sukamulya 8 KP. Cahaya Negeri 9 KP.Cikampek BALITTAS 10 KP. Asembagus 11 KP. Muktiharjo 12 KP. Sumberrejo 13 KP. Karangploso 14 KP. Pasirian BALIT PALMA 15 KP. Paniki 16 KP. Mapanget 17 KP. Kima atas 18 KP. Kayuwatu TOTAL
Luas (Ha) 155,88 44,63 20 6,74 75 9,51 253,06 159,6 48,56 30 14,9 194,27 40,07 95,16 26,51 24,65 7,88 174,7 40 47,6 60,4 26,7 777,91
6
Balittro mengelola 155.88 Ha, Balittri mengelola 253.06 Ha,
Tabel
Balittas mengelola 194,27 Ha dan Balit Palma mengelola 174,7 Ha. KP yang terluas adalah KP. Pakuwon yang dikelola oleh Balittri.
Kebun Percobaan yang memiliki luasan
terendah adalah KP. Gunung Putri yang dikelola oleh Balittro. Rumah pendukung
No
Kaca.
kegiatan
Rumah penelitian
kaca di
sebagai lingkup
fasilitas
Puslitbang
Perkebunan ada 13 buah. Daya dukung secara kualitatif dan kuantitatif serta status Rumah Kaca tersebut tercantum dalam Tabel 6. Rumah
Kaca
lingkup
Balittro
secara
umum
mempunyai daya dukung yang cukup optimal kecuali rumah kaca Ekofisiologi masih perlu ditingkatkan daya dukungnya. Sebaliknya Rumah Kaca lingkup Balittri masih kurang optimal
1 2 3 4 1 1 2 3 4 1 2 3 4
6.
Keragaan Rumah Perkebunan
Satker/Rumah Kaca BALITTRO Pemuliaan Ekofisiologi Hama Penyakit BALITTRI Rumah Kaca BALITTAS Pemuliaan Ekofisiologi Hama Penyakit BALIT PALMA Pemuliaan Ekofisiologi Hama Penyakit
Kaca
lingkup
Puslitbang
Daya Dukung Kualitatif Kuantitatif Cukup Kurang Cukup Cukup
Cukup Kurang Cukup Cukup
Kurang
Kurang
Optimal Optimal Optimal Optimal
Optimal Optimal Optimal Optimal
Kurang Kurang Kurang Kurang
Kurang Kurang Kurang Kurang
karena rumah kaca tersebut baru dibangun 3 tahun yang lalu. Rumah Kaca lingkup Balittas merupakan rumah kaca
Sumber Daya Keuangan. Anggaran pembangunan
yang optimal daya dukungnya. Rumah Kaca lingkup Balit
Badan Litbang Pertanian terus meningkat dari tahun ke
Palma secara umum kurang optimal dan perlu ditingkatkan
tahun. Hal ini menunjukkan adanya dukungan positif
daya dukungnya.
pemerintah terhadap kegiatan litbang yang dituntut untuk menghasilkan inovasi teknologi yang lebih berorientasi pasar
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
7
dan berdaya saing. Namun demikian, masih diperlukan
Tata Kelola.
Implementasi reformasi perencanaan dan
dukungan pendanaan yang lebih besar untuk peningkatan
penganggaran sebagai manifestasi Undang-Undang Nomor
hasil penelitian berupa inovasi teknologi dan varietas unggul
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
berdaya saing yang bersifat untuk kepentingan petani.
Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
Perkembangan penganggaran lingkup Puslitbang Perkebunan
tentang
lima tahun terakhir seperti terlihat pada Tabel 7.
penyusunan
Tabel 7. Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA 2005-2012 (Dalam Juta Rupiah) Tahun Anggaran
Jenis Belanja Modal 4,800
Total
2005
pegawai 28,556
Barang 14,932
2006
31,796
20,876
11,058
63,731
2007
35,988
28,038
9,192
73,218
2008
37,943
25,868
2,870
66,680
2009
43,366
17,822
10,214
71,402
2010
36,908
47,271
18,635
102,814
2011
39,830
41,681
38,657
120,168
2012
43.630
48.849
5.209
98.688
48,288
Keuangan strategi
mengisyaratkan
pembangunan
bahwa
mempertimbangkan
kerangka pendanaan yang menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan kebijakan,
rencana
mengedepankan
program
semangat
dan
yang
kegiatan
berpijak
harus
pada
sistem
perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified budgeting, performance based
budgeting, dan medium term expenditure frame work. Untuk menjamin tercapainya good governance di UK/UPT
lingkup
Puslitbang
Perkebunan,
pelaksanaan
program dan anggaran dikawal dengan penerapan Sistem Pengendalian Intern
(SPI) di setiap UK/UPT. Langkah-
langkah operasional penerapan SPI, yaitu: (1) Pembentukan Satuan
Pelaksana
Pelaksanaan dan LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Negara
(Satlak); Petunjuk
(2)
Penyusunan
Teknis
Petunjuk
Pelaksanaan
SPI; 8
(3)
Pelaksanaan
Penilaian
Pelaksanaan
SPI;
dan
(4)
Penyusunan Laporan Pelaksanaan SPI.
Utama (IKU), Puslitbang Perkebunan mengharuskan setiap UK/UPT menyusun Laporan Pencapaian IKU yang berisi
Untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program dan anggaran Puslitbang Perkebunan
uraian kegiatan utama serta target dan realisasi pencapaian sasarannya secara reguler pada setiap triwulan.
dilakukan Monitoring dan Evaluasi secara berkala dan terus menerus. Monitoring ditujukan untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program
yang
dituangkan
di
dalam
Renstra
beserta
turunannya (RKT, PK). Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan pengawasan terhadap pelaksanan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien. Dokumen pelaksanaan Monev dituangkan
dalam
LAKIP,
SIMMONEV
dan
Laporan
Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah operasional program Monev 2010-2014 mencakup: (1) Menyiapkan Pedoman Umum, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Teknis (Juknis) Monev yang disusun secara berjenjang sampai tingkat UPT, (2) Melaksanakan monev secara reguler dan berjenjang, dan (3) Mengevaluasi capaian sasaran Renstra setiap tahun. Selain itu untuk mengukur Indikator Kinerja LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
9
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2. 1. Rencana Strategis 2010-2014 Untuk mengantisipasi perubahan paradigma dan
Selaras dengan visi Badan Litbang Pertanian pada
dinamika lingkungan strategis yang dihadapi Puslitbang
TA
Perkebunan di masa mendatang, khususnya periode
menetapkan visi pada Tahun 2014 : " Menjadi pusat
2010 – 2014, Puslibang Perkebunan membutuhkan
keunggulan
strategi khusus agar kiprah dan eksistensinya sebagai
berkelas dunia ".
lembaga
penelitian
di
bidang
perkebunan
dapat
terwujud, terutama dalam mendukung pembangunan pertanian. (Renstra)
Dengan penetapan Rencana Strategis Puslitbang
Perkebunan
TA
2010-2014
Untuk
dan
kegiatannya,
diharapkan
1.
inovasi
Menghasilkan
2.
Meningkatkan
yang
perkebunan
berkelanjutan.
kebutuhan
pengguna,
Perkebunan
teknologi
visi
telah
perkebunan
tersebut,
Puslibang
mengembangkan dan
kebijakan
di
inovasi bidang
perkebunan
sumberdaya
sesuai
dan
unggulan
dan efisien, menghasilkan produk-produk teknologi inovatif,
Puslitbang
mewujudkan
teknologi
kegiatan
penelitian perkebunan dapat dilakukan secara efektif
maka
Perkebunan menyusun misi sebagai berikut:
sebagai pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan program
2014,
dan 3.
kualitas penelitian
Mengembangkan kerjasama
iptek
jaringan
dan dan
dan
ditingkat
optimalisasi pengembangan
meningkatkan nasional
dan
internasional LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
10
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai adalah sebagai
Kebijakan Litbang Perkebunan
berikut: 1.
Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan
Mendukung
Pemenuhan
Teknologi Budidaya dan Tanaman
Perkebunan,
Kebutuhan
Unggul,
disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan
Peningkatan Nilai Tambah
pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan
yang
Benih
sasarannya
adalah
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
tersedianya: a) varietas unggul, b) teknologi budidaya,
inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah
c) Produk Olahan dan Teknologi
ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Arah
Peningkatan Nilai
Tambah (diversifikasi), dan d) benih ungul
tanaman
perkebunan. 2.
penciptaan teknologi benih, teknologi budidaya, teknologi
Menghasilkan
Rekomendasi
Kebijakan
Tanaman
diversifikasi dan pengolahan untuk peningkatan nilai tambah
Perkebunan sebagai bahan Kebijakan Pertanian di
yang
bidang Perkebunan, yang sasarannya adalah tersedianya
meningkatkan daya saing komoditas dengan karakteristik
Rekomendasi
yang sesuai keinginan konsumen, baik pasar domestik,
Kebijakan
Pengembangan
Tanaman
Perkebunan 3.
kebijakan litbang perkebunan, perkebunan harus fokus pada
Meningkatkan kepada
saing.
Penelitian
ditujukan
untuk
maupun pasar ekspor. Penelitian kebijakan tetap diperlukan Diseminasi Hasil Penelitian Perkebunan
pengguna
meningkatnya
berdaya
hasil
yang
sasarannya
publikasi
hasil
baik dalam rangka evaluasi kebijakan maupun penyusunan
adalah:
a)
usulan rekomendasi kebijakan pembangunan perkebunan
penelitian,
b)
yang
bersifat
responsif
mencakup
dan
aspek
antisipatif.
meningkatnya penyebaran hasil penelitian perkebunan
kebijakan
kepada pengguna, c) terjalinnya kerjasama dengan
(kelembagaan) dan lingkungan serta fokus pada upaya untuk
pihak lain.
mendukung
terwujudnya
teknologi,
Rekomendasi
sistem
ekonomi,
usaha
sosial
perkebunan
berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal. LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
11
Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui upaya: (1) meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas lembaga
kopi, karet, kakao dan teh; (4) Tanaman Palma: kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah dan aren.
dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi program,
output serta peningkatan kualitas SDM; (2) meningkatkan penguasaan Iptek mutakhir dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan
teknologi
yang
perkebunan
dihasilkan,
(3)
serta
kemutakhiran
memperluas
jaringan
kerjasama penelitian antar lembaga penelitian nasional secara sinergis dalam rangka pemanfaatan/diseminasi hasil penelitian. Kegiatan Penelitian Tanaman Perkebunan Secara umum orientasi Litbang Perkebunan adalah mendukung pencapaian target sukses kementerian pertanian serta peningkatan
produktivitas dan produksi Perkebunan.
Berdasarkan potensi dan peluang pengembangan, prioritas penelitian komoditas lingkup Puslitbang Perkebunan adalah sebagai berikut: (1) Tanaman rempah dan obat: lada, vanili, jambu mete, jahe, temu lawak, nilam, seraiwangi dan kina; (2) Tanaman pemanis dan serat: kapas, tembakau, jarak pagar, kenaf dan tebu (3) Tanaman Industri dan Penyegar :
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
Swasembada gula tahun 2014 menjadi salah satu target
sukses
kementerian
pertanian.
Penelitian
dan
pengembangan untuk meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen
gula
akan
menjadi
prioritas
utama
untuk
mendukung pencapaian target tersebut. Penanganan aspek perbenihan (perbanyakan massal) dan teknik budidaya sesuai GAP dan GMP secara terintegrasi sangat diperlukan. Dari hasil penelitian, beberapa tanaman (seperti kelapa sawit, tebu, jarak pagar, kemiri minyak, sagu, aren dan kelapa) dan limbah perkebunan (seperti sabut kelapa, tandan kosong sawit, ampas tebu, kulit buah, bungkil jarak pagar dan daging buah kakao) dapat diolah menjadi sumber energi alternatif terbarukan. Apabila energi sumber nabati dan limbah ini dapat dikembangkan masyarakat terutama di perdesaan maka akan diciptakan masyarakat yang mandiri energi terutama untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga sehari-hari. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pengembangan bahan bakar nabati, Litbang Perkebunan 12
akan berorientasi pada pengembangan dan pemanfaatan
7.
tanaman dan limbah tersebut diatas secara efisien dengan sasaran ongkos produksinya menjadi lebih rendah dibanding energi fosil. Indikator
Diseminasi, dengan indikator jumlah publikasi (terbitan) yang dihasilkan;
8.
Kerjasama, dengan indikator jumlah MoU kerjasama yang dihasilkan.
Kinerja
Utama
(IKU)
Perkebunan 2010-2014 terkait dengan kegiatan dan pengembangan mempunyai
Puslitbang penelitian
Secara rinci indikator kinerja utama per tahun lingkup Puslitbang Perkebunan disajikan pada Tabel 8.
Sub Kegiatan Utama
sebagai berikut: 1.
Perakitan varietas, dengan indikator
jumlah varietas
unggul yang dihasilkan; 2.
Perakitan teknologi dengan indikator jumlah teknologi budidaya yang dihasilkan;
3.
Perakitan Produk Olahan, dengan indikator jumlah produk olahan/teknologi peningkatan nilai tambah);
4.
Produksi benih sumber, dengan indikator jumlah benih sumber yang dihasilkan;
5.
Pelestarian Plasma nutfah, dengan aindikator jumlah aksesi SDG yang terkonservasi dan terkarakterisasi;
6.
Sintesa kebijakan dengan indikator jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan;
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
13
Tabel 8. Indikator Kinerja Utama Puslitbang Perkebunan TA 2010-2014 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Sasaran Kinerja
Target
Indikator Kinerja Utama 2010 6
2011 10
2012 6
2013 10
2014 10
Jumlah Teknologi Budidaya yang dihasilkan (teknologi)
15
19
19
17
14
Perakitan Produk Olahan'
Jumlah Produk Olahan/Teknologi Peningkatan Nilai Tambah (teknologi)
12
13
11
12
12
Bibit Tebu
Jumlah bibit Tebu yang dihasilkan (budset)
-
300,000 plantlet
2.500,000 budset
2.500,000 budset
2.500,000 budset
Produksi Benih Sumber
Jumlah Benih Sumber yang dihasilkan (ton)
260
263
340
341
343
Pelestarian Plasma Nutfah
Jumlah aksesi SDG yang terkonservasi dan terkarakterisasi (aksesi)
4,040
4,370
4,490
4,610
4,730
Sintesa Kebijakan
Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan (rekomendasi)
5
6
6
6
6
Diseminasi Kerjasama
Jumlah Publikasi (terbitan) Jumlah Mou Kerjasama
8 20
8 20
8 20
32 20
32 20
Perakitan Varietas
Jumlah Varietas Unggul yang dihasilkan (varietas)
Perakitan Teknologi Budidaya
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
14
2.2. Rencana Kinerja TA 2012 Sasaran Kinerja Tahun 2012 yang merupakan penjabaran dari Indikator Kinerja Utama/Sasaran yang telah tercantum dalam Renstra 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1.
7. Terselenggaranya Diseminasi dengan target jumlah
jurnal/publikasi sebanyak 8 terbitan 8. Terwujudnya
kerjasama
penelitian
dengan
taget
jumlah MOU kerjasama sebanyak 20 MOU
Tersedianya varietas unggul tanaman perkebunan, yang targetnya sebanyak 6 varietas
2.
Tersedianya inovasi teknologi budidaya, dengan target jumlah teknologi yang dihasilkan sebanyak 19 teknologi
3.
Tersedianya teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah dengan target jumlah teknologi olahan yang dihasilkan sebanyak 11 produk
4.
Tersedianya rekomendasi kebijakan yang tergetnya sebanyak 6 kebijakan
5.
Tersedianya sumberdaya genetik dengan target jumlah plasma nutfah sebanyak 4.490 aksesi
6.
Tersedianya benih sumber dengan target jumlah benih
sebanyak:
340
ton;
760.000
setek/rhizome; dan 2.500.000 budset
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
15
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan.
Untuk
mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan tidak berhasil : 0 – 59 persen.
Realisasi
sampai akhir tahun 2012 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 127,6 persen ( sangat berhasil ). Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan
kegiatan
melalui
monitoring
dan
evaluasi
kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga
tahap akhir
kegiatan.
Keberhasilan pencapaian
sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
3.1.
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN KINERJA TA 2012 Pada
TA
2012
,
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Perkebunan telah menetapkan 8 (delapan) sasaran yang akan dicapai. Kedelapan sasaran
tersebut
selanjutnya
diukur
dengan
8
(delapan) indikator kinerja. Terkait dengan beberapa kegiatan penelitian yang bersifat multiyears, maka tidak
seluruh
keluaran sesuai
kegiatan
penelitian
sasaran seperti ditargetkan dalam
IKU. Beberapa penelitian antara
(berupa
komponen
menghasilkan
baru mencapai sasaran
bahan
teknologi
perakitan atau
varietas
bahan
dan
formula).
Pembahasan capaian kinerja dibawah ini hanya menyangkut keluaran yang sudah mencapai sasaran yang ditargetkan dalam IKU. Secara rinci pencapaian sasaran tersebut adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 9 dan uraian berikut:
16
Tabel 9. Pengukuran Kinerja Puslitbang Perkebunan TA 2012 No
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1 Tersedianya Varietas Unggul Tanaman Perkebunan Yang Berdaya saing 2 Tersedianya Teknologi Budidaya 3 Tersedianya Teknologi Diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah/Produk Olahan 4 Tersedianya Sumberdaya Genetik Tanaman Perkebunan 5 Tersedianya Benih Sumber
jumlah varietas unggul
6 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan
Jumlah kebijakan
7 Terselenggaranya Diseminasi melalui publikasi 8 Terwujudnya kerjasama penelitian
Jumlah jurnal/publikasi
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
TARGET
REALISASI
%
6 varietas
6
varietas
100
Jumlah teknologi budidaya
19 teknologi
22
teknologi
121
Jumlah teknologi olahan
11 Produk
18
Produk
164
aksesi
117
ton setek/rhizom kebijakan
123 126 100
24
terbitan
300
22
MOU
110
Jumlah Plasma Nutfah Jumlah Benih
Jumlah MOU Kerjasama
4.490 aksesi 340 ton 760.000 setek/rhizom 6 kebijakan
8 terbitan 20 MOU
5.248 418,466 956.000 6
17
Berdasarkan tabel diatas, 8 indikator kinerja sasaran
sasaran,
dapat
langsung
dicari
upaya-upaya
Puslitbang Perkebunan mencapai dan melebihi target yang
penyelesaian agar pencapaian tujuan dan sasaran tidak
telah ditetapkan/diatas 100% (sangat berhasil).
terganggu.
Dalam upaya pencapaian sasaran, pengukuran kinerja
3.
awal sehingga output kegiatan menjadi terukur dan
4.
dari luar Puslitbang Perkebunan, bahkan dari luar Pertanian
5.
utama, laporan output
Litbang Pertanian setiap triwulan.
untuk menyampaikan laporan secara berkala melalui laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan akhir kegiatan sehingga dapat diketahui kemajuan setiap kegiatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta yang
dihadapi
dalam
upaya
pencapaian tujuan dan sasaran. Jika ditemukan ada
penting, laporan Pelaksanaan
Rencana Aksi yang selanjutnya disampaikan ke Badan
Mewajibkan kepada seluruh penanggung jawab kegiatan
masalah-masalah
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Perkebunan, disusun laporan kegiatan
seperti
Perguruan Tinggi, 2.
Melakukan seminar proposal dan laporan hasil kegiatan perencanaan dan pelaporan.
pakar, baik dari internal Puslitbang Perkebunan maupun Litbang
langsung
sehingga terjadi proses cek dan ricek terhadap dokumen
memungkinkan untuk dicapai dengan melibatkan tim
Badan
evaluasi
ditetapkan.
Melaksanakan evaluasi terhadap proposal kegiatan sejak
lingkup
dan
dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah
intensif dengan mekanisme sebagai berikut:
instansi
monitoring
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi yang rutin dan 1.
Melakukan
6.
Pemantauan dan evaluasi secara intensif juga dilakukan terhadap realisasi anggaran secara mingguan melalui IMonev
dan
(memfasilitasi
secara
bulanan
kewajiban
melalui
laporan
kinerja
Simonev yang
diamanatkan PP 39 Tahun 2009)
permasalahan dalam upaya pencapaian tujuan dan LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
18
7.
Melaksanakan evaluasi terhadap proposal kegiatan sejak
dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah
awal sehingga output kegiatan menjadi terukur dan
ditetapkan.
memungkinkan untuk dicapai dengan melibatkan tim
10. Melakukan seminar proposal dan laporan hasil kegiatan
pakar, baik dari internal Puslitbang Perkebunan maupun
sehingga terjadi proses cek dan ricek terhadap dokumen
dari luar Puslitbang Perkebunan, bahkan dari luar
perencanaan dan pelaporan.
instansi 8.
lingkup
Litbang
Pertanian
seperti
11. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan
Perguruan Tinggi,
lingkup Puslitbang Perkebunan, disusun laporan kegiatan
Mewajibkan kepada seluruh penanggung jawab kegiatan
utama, laporan output
untuk menyampaikan laporan secara berkala melalui
Rencana Aksi yang selanjutnya disampaikan ke Badan
laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan akhir
Litbang Pertanian setiap triwulan.
penting, laporan Pelaksanaan
kegiatan sehingga dapat diketahui kemajuan setiap
12. Pemantauan dan evaluasi secara intensif juga dilakukan
kegiatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta
terhadap realisasi anggaran secara mingguan melalui I-
masalah-masalah
Monev
yang
dihadapi
dalam
upaya
dan
secara
bulanan
pencapaian tujuan dan sasaran. Jika ditemukan ada
(memfasilitasi
permasalahan dalam upaya pencapaian tujuan dan
diamanatkan PP 39 Tahun 2009)
sasaran,
9.
Badan
dapat
langsung
dicari
upaya-upaya
13. Penerapan
kewajiban
Sistem
penyelesaian agar pencapaian tujuan dan sasaran tidak
dilakukan
terganggu.
menjamin/memberi
Melakukan
monitoring
dan
evaluasi
langsung
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
laporan
suatu
pada
yang
(SPI)
sistem
keyakinan kegiatan
Simonev
kinerja
Pengendalian Intern
sebagai
penyelenggaraan
melalui
memadai suatu
juga untuk agar
instansi
pemerintah dapat: 1) mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, melaporkan pengelolaan keuangan negara
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
19
secara handal, mengamankan asset negara mendorong
Pada TA 2012, Puslitbang Perkebunan mentargetkan
ketaatan terhadap peraturan peraturan perundang-
dapat
undangan.
perkebunan.
14. Penerapan dilakukan
Sistem
Pengendalian Intern
sebagai
menjamin/memberi
suatu
(SPI)
sistem
keyakinan pada
memadai suatu
melepaskan
6
varietas
unggul
baru
tanaman
Sampai dengan akhir TA 2012 telah terealisasi
juga
pelepasan 6 varietas tanaman perkebunan (tingkat capaian
untuk
100% /kategori sangat berhasil). Varietas unggul yang telah
agar
dilepas pada TA 2012 beserta keunggulannya adalah sebagai
penyelenggaraan
kegiatan
instansi
berikut:
pemerintah dapat
mencapai tujuannya secara efektif
1. Wijen Winas 1
dan efisien, melaporkan pengelolaan keuangan negara
2. Wijen Winas 2
secara handal, mengamankan asset negara mendorong
Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman
ketaatan terhadap peraturan peraturan perundang-
penghasil bahan industri makanan kecil dan minyak, di
undangan.
Indonesia dibudidayakan di sentra pengembangan wijen yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, NTT, Sulawesi
3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2012
Selatan, Gorontalo, dan Lampung, terutama pada lahan kering
musim
penghujan.
Dengan
meningkatnya
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan adalah
kebutuhan wijen dalam negeri, pengembangan wijen
sebagai berikut :
mulai merambah ke lahan sawah sesudah padi I (MK-I)
Sasaran 1 :
Tersedianya Varietas Unggul Tanaman Perkebunan yang Berdaya Saing
maupun (MK-II) pada musim kemarau seperti di Kabupaten Sampang, Nganjuk, dan Sukoharjo. Potensi luas lahan sawah non irigasi di Indonesia mencapai 3,16 juta ha dan yang beririgasi seluas 4,90 juta ha.
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
20
– 1.874,07 kg/ha, 11,98% lebih tinggi dibandingkan Sbr4. Varietas ini sesuai dikembangkan di agroekosistem seperti di Nganjuk dan di Sampang, dan toleran terhadap kekeringan. 3. Pinang Betara
Pinang Betara merupakan tanaman yang telah lama dibudidayakan di Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat dan merupakan seleksi dari populasi pinang di Pengembangan wijen di lahan sawah sesudah padi perlu
Kecamatan Betara, yang berasal dari Purworejo, Jawa
didukung peningkatan produktivitas tanaman melalui
Tengah.
perakitan varietas unggul dengan produktivitas tinggi. Varietas unggul yang direkomendasikan untuk lahan sawah sesudah padi hingga saat ini adalah Sumberrejo 4 (Sbr-4) dilepas pada tahun 2007.
Winas 1 dan 2
mempunyai potensi produksi yang lebih tinggi dari Sbr-4. Keunggulan Wnas 1 adalah mempunyai kisaran hasil Winas 1: 626,39 – 2.222,22 kg/ha, dengan rata-rata produktivitas 1.471,01 kg. Varietas ini beradaptasi luas, produktivitasnya mampu mengungguli Sbr-4 mencapai 16,59% dan toleran terhadap kekeringan.
Sedangkan
keunggulan Winas 2 adalah mampu berproduksi 898,62 LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
21
Keunggulan varietas pinang betara adalah potensi produksi
5. Cengkeh Zanzibar Gorontalo;
tinggi yaitu 5.70 ton kernel kering/ha/tahun
Cengkeh Zanzibar Gorontalo ini berasal dari tiga Blok
dan sesuai untuk daerah dengan bulan kering maksimal
Penghasil Tinggi (BPT ) di propinsi Gorontalo, yang
3 bulan dan curah hujan di atas 1250 mm/tahun
berada di desa Taludaa yang berumur 41-42 Tahun dan
4. Kelapa Dalam Panua
merupakan keturunan hasil penyerbukan terbuka dari
Kelapa Dalam ini mempunyai Keunggulan : Jumlah buah/tandan
10,06 butir, jumlah buah/pohon 148,76
cengkeh Zanzibar Cibinong, Bogor. Keunggulan varietas ini adalah: produksi bunga basah 133,46 kg/pohon/thn,
butir, jumlah buah/ha/tahun 14876 butir; Kopra/butir
kadar total eugenol
232 g, Kadar minyak (berat
hama
kering)
66,28
% dan
penggerek
87,43 – 93,00 %, toleran terhadap batang dan
mati
sesuai ditanam pada lahan kering iklim basah dengan
direkomendasikan dikembangkan di
tinggi tempat < 500 m dpl, curah hujan 1000 -1500 mm
Indonesia (KTI)
per tahun dengan bulan kering < 6 bulan kering .
ranting,
serta
Kawasan Timur
6. Puewoceng Alphina 1 Gunung Putri Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) merupakan salah satu jenis tanaman endemik Indonesia yang tumbuh di pegunungan dengan ketinggian 1800 – 3500 m dpl di Jawa Barat, Jawa Tengah (Dataran Tinggi Dieng) dan Jawa Timur. Budidaya purwoceng di hábitat asalnya dengan ketinggian > 1900 m dpl., terkendala oleh tanaman kompetitor dengan masa panen lebih cepat dan nilai ekonomi lebih menjanjikan. Oleh karena itu, untuk mengembangkan komoditi tersebut di daerah baru
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
22
dengan elevasi lebih rendah diperlukan varietas
Sasaran
2
:
purwoceng yang dapat beradaftasi. Selain itu dalam
Tersedianya Teknologi Tanaman Perkebunan
Budidaya
Pada TA 2012 Puslitbang Perkebunan mentargetkan
pengembangan yang lebih luas untuk menunjang industria di perlukan benih. Alphina 1 Gunung putri
untuk
menghasilkan
teknologi
budidaya
tanaman
mempunyai keuanggulan : Estimasi produksi 1056,56 –
perkebunan sebanyak 19 teknologi, dan telah terealisasi
1980,56 kg/ha (simplisia segar), kadar Stigmasterol
sebanyak 23 teknologi (tingkat keberhasilan 121%) sebagai
0,26 - 1,62%; kadar sitosterol 0,44 - 1,35%; kadar
berikut:
Bergapten 0,11 – 0,87% dan adaptif pada lingkungan
1. Teknologi penekanan serangan layu bakteri pada jahe melalui solarisasi tanah
ex situ < 2000 ≤ 1500 m dpl. Perbandingan capaian varietas unggul selama 3 tahun
Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman jahe dapat menghilangkan hasil lebih dari
terakhir disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Capaian Varietas Unggul Baru Tanaman Perkebunan TA 2010-2012
80%. Perlu dicari teknik budidaya yang efektif dan efisien untuk mengendalikan penyakit tersebut. Solarisasi tanah dengan cara pemulsaan dengan plastik selama 3
Capaian
Tahun Anggaran
bulan sebelum tanam dapat meningkatkan suhu, dan
Indikator Kinerja
2010
2011
2012
menekan populasi bakteri penyebab penyakit layu
Varietas Unggul yang dihasilkan
167
130
100
bakteri. Sehingga dapat mengurangi serangan penyakit
Trend
capaian
layu bakteri. varietas
unggul
baru
tanaman
perkebunan selama tiga tahun terakhir mencapai > 100%
2. Teknologi pupuk berimbang untuk pengendalian penyakit layu bakteri
(sangat berhasil). LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
23
Pemberian
imbangan hara 500 kg/ha urea + 300
Pengendalian
penggerek
buah
lada
dapat
kg/ha SP-36 + 600 kg/ha KCl + 500 kg/ha CaCO3 + 500
dilakukan dengan perlakuan sitronellal konsentrasi 5,
kg/ha belerang + unsur hara mikro (Mn, Cu dan B)
0 ml/l efektif menurunkan populasi D. piperis di
dapat meningkatkan ketahanan tanaman jahe terhadap
lapang ditunjukkan dengan rata-rata nilai efikasi
penyakit layu bakteri sehingga dapat mempertahankan
sebesar 86,98%, tingkat serangan D. piperis terendah
tanaman jahe hidup sebesar 78,56 % dan meningkatkan
(kurang dari 10%), rata-rata kehilangan hasil panen
hasil rimpang sebesar 730 g/tanaman setara 29,2
terendah (4,066%), hasil panen bersih tertinggi
ton/ha.
(1.510,938 g/plot), dan mortalitas kumulatif lebih dari
3. Teknologi pengendalian serangan bercak daun jahe dengan pemupukan dan fungisida
50% sejak 6 JSA. 5. Teknologi
Penyakit utama lainnya pada tanaman jahe adalah
pengendalian
penyakit
busuk
pangkal batang (BPB) pada tanaman lada
bercak daun yang disebabkan oleh Pyricularia sp. dan
Penyakit utama pada tanaman lada adalah
Phyllosticta sp. Untuk mengendalikan penyakit ini dapat
Phytophthora capsici yang menyebabkan penyakit
dilakukan dengan pemupukkan KCL 300 kg; MgSO4 100
Busuk Pangkal Batang
kg/ha, dengan interval 3 minggu dapat menurunkan
mikroba yaitu Pseudomonas fluorescens, Trichoderma
intensitas penyakit 56%, dengan produksi
sp. dan Arbuskula Mikoriza dapat menekan serangan
816,79 g/rumpun. Sedangkan perlakuan dan
MgSO4 100 kg/ha
Produksi
K 300 kg/ha
dapat meningkatkan gingerol
rimpang JKP. 4. Teknologi pengendalian hama penggerek buah lada LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
(BPB). Perlakuan konsorsium
penyakit buduk pangkal batang lada 6. Teknologi pengendalian hama Helopeltis sp. pada tanaman jambu mete Pengendalian H. antonii dapat dilakukan dengan menggunakan agen hayati, seperti Beauveria bassiana 24
dan pestisida nabati. Perlakuan minyak serai dapur dan nilam terhadap H. antonii pada jambu mete menunjukkan hasil yang efektif dengan nilai efikasi lebih dari 70%. Sedangkan penggunaan B. bassiana memiliki nilai efikasi lebih dari 50%. tanaman jambu mete nabati
b.a
seraiwangi, secara hayati dengan Bacillus
yang
disertai
bahan
eugenol
dan
Trichoderma dan
organik
lokal,
serta
pemupukan NPK dalam memperbaiki kondisi tanaman yang terserang, dalam waktu 2-3 tahun 8. Teknologi
pengendalian
nematoda
potensial untuk mengendalikan nematode tanaman kopi di rumah kaca dan 2 diantaranya dapat menginduksi ketahanan tanaman
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
samping dengan kakao rakyat di Lampung Kegiatan rehabilitasi perkebunan kakao rakyat yang sudah tidak produktif (umur di atas 15 tahun) spesifik lokasi Lampung dapat menggunakan 3 klon kakao metode sambung samping pada 20 - 25 cm dari tanah. Ketiga klon tersebut menghasilkan pertumbuhan yang
Agensia hayati berupa 5 isolat bakteri endofit yang
mikroba efisiensi
11. Kompatibilitas tiga klon unggul untuk sambung
unggul yaitu TSH 858, TSH 908 dan Sca 12 dengan dengan
agensia hayati pada tanaman kopi
9. Pemanfaatan meningkatkan tanaman kopi
dan jumlah daun, bobot biomass dan serapan hara N oleh benih kopi dan kakao.
Pengendalian penyakit JAP dapat dilakukan dengan pestisida
(MPF) yang berasal dari tanah perakaran kopi dan kakao. Isolat MPF mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi
7. Teknologi pengendalian penyakit akar putih pada
penggunaan
10. Pemanfaatan mikroba indogeneus untuk meningkatkan efisiensi pemupukan pada tanaman kakao Isolat mikroba rizosfer berpotensi sebagi pelarut P
cepat dan baik. 12. Satu paket teknologi budidaya yang efisien untuk kapas yang ditanam pada musim penghujan (MK) Tumpangsari varietas kapas Kanesia 10 dengan
indogeneus pemupukan
untuk pada
kacang
tanah
diikuti
dengan
pengelolaan
hama
berdasarkan ambang kendali, penyemprotan tetes dan 25
pemupukan yang tepat menghasilkan 1.34 t kapas
biji jarak pagar kering/jam.Untuk memenuhi kebutuhan
berbiji/ha dan 408 kg polong kering kacang tanah/ha,
bahan bakar memasak, masing-masing rumah tangga
atau pendapatan petani sebesar Rp. 4.708.849,-
sebaiknya memiliki 400 tanaman dengan produktivitas
13. Satu paket teknologi budidaya yang efisien untuk kapas yang ditanam pada musim kemarau-I (MK-I) Tumpangsari varietas kapas Kanesia 10 dengan jagung
diikuti
perlakuan
dengan
imidakloprit
pengelolaan
hama
menghasilkan 1.78
melalui t
kapas
berbiji/ha dan 1.28 t jagung/ha atau pendapatan petani
sambung
samping
teknologi
budidaya
tembakau
lokal
Bondowoso Pengembangan tembakau Maesan I dan Maesan II dengan
teknologi
guludan
tinggi
sejak
tanam,
pemupukan 10 ton pupuk organic+200 kg KNO3+500 kg mampu menghasilkan 1312-1679 kg/ha Maesan I dan
14. Satu paket teknologi budidaya jarak pagar peremajaan
16. Satu
fertilia+ 50 kg ZA, pemangkasa, dan pembuangan wiwil
sebesar Rp. 7.004.700,Hasil
0.5 kg/tanaman/tahun.
jarak
yang
pagar
dengan
ditumpangsarikan
teknik dengan
kacang tanah menghasilkan 436.4 kg/ha dan 960 kg polong kering/ha, sedangkan peremajaan dengan teknik pangkas lebih tinggi hasilnya yaitu 529.75 kg/ha dan 856.5 kg polong kering kacang tanah/ha. 15. Satu teknologi pemanfaatan kompor berbahan baku jarak pagar Pemanfaatan kompor jarak pagar mampu menekan
1484-1508 kg/ha Maesan II, atau 36-43% lebih tinggi dibandingkan dengan praktek petani. 17. Protokol ex-vitro kultur embrio kelapa kopyor Modifikasi kondisi ex vitro melalui aplikasi larutan polivinil acetat, modifikasi iklim mikro dan modifikasi media tumbuh dapat meningkatkan jumlah bibit kelapa kopyor dari kultur embrio. 18. Musuh alami hama Aspidiotus ( Chilocorus politus dan Scymnus sp)
biaya pembelian LPG dan kayu bakar. Dibutuhkan 300 g LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
26
Dua jenis musuh alami yaitu Chilocorus politus dan Scymnus sp
dapat mengendalikan hama Aspidiotus
destructor 19. Perangkap dan feromon Rhyncomonas untuk pengendalian hama Rhyncophorus panjangnya
dikombinasi
dengan
menjadi
feromon
40-50
Pucuk Kelapa (BPK) dan Gugur Buah Kelapa (GBK) Cendawan antagonis Aspergillus flavus mampu menghambat secara in vitro pertumbuhan patogen
Perangkap hama yang terbuat dari pipa PVC telah dimodifikasi
Aspergillus flavus dan bakteri Pseudomonas untuk pengendalian penyakit Busuk
22. Cendawan
Phytophthora
> 60%. Bakteri Pseudomonas mampu
cm
dapat
menghambat pertumbuhan patogen Phytophthora >
Rhyncomonas
untuk
76%
mengendalikan hama Rhyncophorus 20. Perangkap
dan
feromon
Feromonas
untuk
Perangkap hama yang terbuat dari pipa PVC telah dikombinasi
panjangnya dengan
menjadi feromon
persentase
capaian
teknologi
produktivitas tanaman perkebunan disajikan pada Tabel 11.
pengendalian hama Oryctes dimodifikasi
Perbandingan
40-50
cm
Feromonas
dapat untuk
Tabel 11. Persentase Capaian Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 Capaian Indikator Kinerja
mengendalikan hama Oryctes 21. Takaran pupuk tanaman aren produktif dan tanaman aren muda Takaran pupuk organik 400 g/ph/th untuk tanaman
Teknologi Budidaya yang dihasilkan Trend
capaian
Tahun Anggaran 2010
2011
2012
127
137
116
teknologi
budidaya
tanaman
aren muda. Takaran pupuk organik 800 g/ph/th dan
perkebunan selama tiga tahun menunujukkan realisasi diatas
pupuk anorganik 800 g/ph/th dapat meningkatkan
100% (sangat berhasil).
produksi nira aren. LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
27
Sasaran 3 : Tersedianya Teknologi Diversifi-kasi dan Peningkatan Nilai Tambah/ Produk Olahan Teknologi diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah /Produk Olahan serta Teknologi tanaman perkebunan (18 formula),
menghasilkan sapi lebih gemuk, sehat dan bulunya bersih serta mengkilat. 2. Formula minyak atsiri sebagai bioaditif untuk bensin dan solar Hasil pengujian formula aditif bensin menunjukan
realisasi fisik mencapai 164% yaitu:
kenaikan angka oktana sebesar 0,9 dan penurunan
1. Formula jamu ternak berbasis tanaman obat
kadar gum menjadi 0,6%, serta spesifikasi fisika kimia
peningkat fertilitas Sapi Tingkat
fertilitas
terhadap
spesifikasi mutu menurut Direktorat Jendral Minyak
reproduksi dan sekaligus terhadap tingkat populasi sapi.
dan Gas. Kinerja aditif pada bensin cukup baik,
Penggunaan tanaman obat yang dicampur dengan
ditunjukkan oleh peningkatan torsi dan daya motor
berbagai
sebagai
serta berkurangnya konsumsi bahan bakar spesifik
pakan,memperbaiki tingkat fertilitas dan juga dapat
setelah dicampur aditif. Hasil pengujian aditif solar
meningkatkan
terhadap
juga cukup baik. Peningkatan angka cetana pada
penyakit. Hasil penelitian telah di peroleh satu formula
aditif solar sebesar 3,1. Spesifikasi fisika kimia solar
(F1) yang menghasilkan sapi lebih cepat bunting
setelah dicampur aditif dapat memenuhi standar mutu
dibandingkan formula yang lain baik formula hasil
dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas. Uji kinerja
fermentasi
pada aditif solar menunjukkan peningkatan torsi dan
jenis
sapi
bensin setelah dicampur aditif dapat memenuhi
rumput
daya
maupun
tahan
tanpa
berpengaruh
bermanfaat tubuh
ternak
fermentasi.
Formula
F1
menggunakan rumput keibar yang lebih dominan dari
daya
pada rumput jeriwit, banta dan bura-bura. Pengamatan
mengurangi konsumsi bahan bakar spesifik. Uji emisi
secara
gas buang memberikan hasil yang baik untuk aditif
visual
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
sapi
yang
diberi
formula
jamu
motor
pada
bahan
bakar
solar,
serta
28
3.
bensin maupun solar, yaitu dengan berkuranggnya
calchites), Empoasca (Empoasca sp.) dan Helopeltis
konsentrasi gas CO, CO2 dan HC dalam gas buang
(Helopeltis spp.) rata-rata 30%.
hasil pembakaran bensin dan solar.
diaplikasikan dengan konsentrasi lima ml l-1 air, dan
Formula
pestisida
nabati
efektif
untuk
mengendalikan nematode bercak akar jahe Dua formula pestisida nabati
yang terdiri dari
minyak serai wangi + asam salisilat, dan minyak
cengkeh
+
minyak
formula
temulawak,
diaplikasikan pada saat tanaman berumur
telah 2 bulan,
dan dilanjutkan 3 kali dengan interval setiap 2 minggu,
efektif
menekan
serangan
nematoda
Meloidogyne sp. pada jahe di lapang > 50%. 4.
Formula
pestisida
nabati
efektif
eugenol; (3) rotenon; (4) azadirachtin; (5) campuran sitronellal, rotenon, eugenol, dan azadirachtin; dan (air),
menunjukkan
semua
formula
pestisida nabati efektif mengendalikan intensitas serangan
tiga
Organisme
Pengganggu
Tanaman
(OPT) pada pucuk teh, yaitu ulat jengkal (Plusia LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
5. Formula pestisida nabati efektif untuk mengendalikan hama penggerek buah pada kakao Telah dihasilkan formulasi pestisida nabati untuk mengendalikan penggerek buah kakao. Formulasi Sitronellal (S) 34% + Eugenol (E) 80% + Azadirachtin (A) 0,6% konsentrasi lima ml l-1 mampu mengurangi tingkat kerusakan buah akibat serangan PBK yang serangan ringan, 51,62% pada serangan sedang, dan 65,18% pada serangan berat.
Formula pestisida nabati yaitu (1) sitronellal; (2)
kontrol
diulang empat kali pada tanaman teh.
ditunjukkan dengan nilai efektivitas 37,00% pada untuk
mengendalikan OPT teh
(6)
Pestisida nabati
6. Formula
pestisida
nabati
efektif
untuk
mengendalikan hama penggulung daun nilam Untuk mengendalikan hama penggulung daun telah dihasilkan formula pestisida nabati mengandung bahan aktif 24% kayumanis dan seraiwangi (bioKM24) dan (bio-SW24) . Aplikasi formula dilakukan melalui penyemprotan dengan dosis 20 ml/l air, dan 29
diulang
setiap
menunjukkan
2
bahwa
minggu.
Hasil
P.
larva
percobaan
stultalis
hama
penggulung mati di atas 50%. penyakit busuk buah kakao
penginduksi efektif
dicampur
ketahanan
mengendalikan
dengan
tanaman
(asam
Phytophtora
senyawa salisilat)
palmivora
penyebab penyakit busuk buah pada kakao di laboratorium, rumah kaca dan lapangan. Konsentrasi B. bassiana 1.2 x 1012 konidia/ha mampu menurunkan ulat H. armigera 48% dan buah
kapas
terhadap H. armigera dan S. litura
31.9%,
dan
terhadap H. armigera dan S .litura dengan mortalitas berturut-turut 84% dan 80%. 11. Satu formula vaksin Carna-5 yang efektif terhadap penyakit CMV pada tembakau Efektivitas formulasi vaksin carna 5 hanya mampu menekan sedikit kejadian penyakit CMV, karena
8. Satu konsentrasi Isolat potensial B. Bassiana
kerusakan
PBM Plus yang efektif
Konsentrasi 2 ml PBM plus/ha paling efektif
Formula fungisida berbahan aktif minyak cengkeh yang
bobot ulat sebesar 57.9%. 10. Satu konsentrasi
7. Formula fungisida nabati untuk mengendalikan
(eugenol)
PIB/ml, LT50 4.8 hari, dan menyebabkan kehilangan
mampu
meningkatkan hasil kapas berbiji 30.7% 9. Satu dosis Aj NPV yang efektif terhadap ulat pemakan daun tanaman jarak kepyar Patogenisitas virus A. janata tertinggi pada instar
keparahan penyakit mencapai 9.0 – 16.4%. 12. Satu
formula
biofungisida
yang
efektif
terhadap penyakit rebah kecambah pada kapas Efektivitas formulasi vaksin carna 5 hanya mampu menekan sedikit kejadian penyakit CMV, karena keparahan penyakit mencapai 9.0 – 16.4%. 13. Sembilan isolat mikroorganisme pelarut fosfat sebagai bahan bio-fertilizer
II dengan mencapai mortalitas 90%, LC50 1.0x103
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
30
Diperoleh 9 dari 22 isolat bakteri pelarut fosfat (BPF) yang berpotensi tinggi yaitu TR-2, PJ II-3, BL1, BD-2, WT-10, PJ I-3, BL-4, KD-5 dan WT-7.
formula LIGSEL, LIGI, SELI dan KABBI. Rasio C/N kompos hasil dekomposisi masing-masing formula secara berurutan yaitu 13-15, 12-14, 13-15 dan 1215, sedangkan kompos hasil fermentasi dengan EM4 adalah 12-17.
tanaman kelapa Alat pencampur pupuk organik berasal dari limbah kelapa dengan kapasitas 500 kg/jam. Trend capaian teknologi peningkatan nilai tambah dan daya saing/produk olahan tanaman perkebunan
selama
TA 2010-2012 menunjukkan peningkatan, dan capaian diatas 100% (sangat berhasil), sebagaimana disajikan pada Tabel 12.
15. Satu bahan baku pakan ternak dan limbah tebu Perlakuan pakan berupa pucuk daun tebu dengan formulasi
bakteri
selulolitik
yang
difermentasi selama 30 hari menunjukkan nilai protein kasar 6.07, ADF 44.96 dan NDF 73.22. Dua Formula biskuit yang memiliki kandungan serat pangan 11,4-15.5% dan 13.2-16.7% kaya
antioksidan
dari
Tabel 12. Persentase Capaian Teknologi Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing/Produk Olahan Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 Indikator Kinerja
16. Biskuit kaya serat dari tepung ampas kelapa.
17. Biskuit
0.12-0.32% 18. Alat pengolah pupuk organik dari limbah
14. Satu formula bio-dekomposer untuk pembuatan pupuk oganik berbahan baku limbah tebu Telah dibuat 4 formula bio-dekomposer yaitu
perlakuan
kandungan senyawa antioksidan 0.15-0.32% dan
tepung
biji
Teknologi Peningkatan Nilai Tambah/Produk Olahan
Tahun Anggaran 2010
2011
2012
108
138
164
pinang, dan dua Formula Biskuit yang memiliki LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
31
Sasaran 4 : Tersedianya Sumberdaya Genetik
Sasaran 5 : Tersedianya Benih Sumber
Tanaman Perkebunan TA
2012
Puslitbang
Perkebunan
Indikator kinerja sasaran “Benih Sumber” mentargetkan
perkebunan dicapai melalui
tanaman
kegiatan Pengelolaan UPBS,
pelestarian Plasma Nutfah tanaman perkebunan sebanyak
capaiannya adalah 123% dengan perincian sebagai berikut:
4.490 aksesi plasma nutfah tanaman perkebunan. Dari
1.
target tersebut, telah terealisasi 5.248 aksesi (117 %). Rincian Plasma Nutfah yang dilestarikan adalah sebagai
27 ton (141.500 setek) 2.
berikut: 1.
Plasma nutfah tanaman rempah, obat, aromatik, dan Plasma
3.
nutfah
tanaman
industri
dan
penyegar
tanaman kopi, 230 aksesi tanaman kakao, 50 aksesi
4.
Plasma nutfah tanaman tembakau, serat, dan minyak
Benih sumber kopi robusta : 9.600 setek (identik dengan 1.200 kg)
5.
tanaman karet dan 40 aksesi tanaman teh
Benih sumber karet: 12.500 mata entres (identik dengan 781,25 kg)
6.
industri: 1.715 aksesi 4.
Benih sumber kopi arabika: 30.000 setek (identik dengan 562,5 kg)
sebanyak 575 aksesi dengan perincian 255 aksesi
3.
Benih sumber kakao : 3.000 entres (identik dengan 187,5 kg)
jambu mete: 2.799 aksesi 2.
Benih sumber tanaman rempah, obat, dan jambu mete:
Benih sumber karet : 10.000 setek (identik dengan 1.250 kg)
Plasma nutfah tanaman kelapa dan palma 159 aksesi
7.
Benih sumber kapas: 2.113 kg
yang terdiri atas kelapa (88 aksesi), aren (16 aksesi),
8.
Benih sumber jarak pagar 1418 kg
sagu (17 aksesi), dan pinang (38 aksesi)
9.
Benih sumber jarak kepyar 4.870 kg
10. Benih sumber wijen :3.387.5 kg 11. Benih sumber rami: 750.000 rhizome LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
32
12. Benih sumber tembakau: 41.5 kg
1. Bongkar Ratoon Tebu;
13. Benih sumber kenaf: 656 kg
Untuk mencapai swasembada gula berkelanjutan,
14. Benih sumber kelapa Dalam dan Genjah: 375 ton
Trend capaian benih sumber tanaman perkebunan selama tiga tahun terakhir mencapai angka diatas 100% (sangat berhasil), sebagaimana disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Persentase Capaian Benih Sumber Tanaman Perkebunan TA 2010-2012 Capaian Indikator Kinerja Benih Sumber
Tahun Anggaran
perlu perpaduan kebijakan Ekstensifikasi, gerakan rawat ratoon, dan Gerakan bongkar ratoon dengan langkahlangkah teknis untuk meningkatkan produktivitas dan rendemen dengan komponen teknologi: (1) varietas unggul dengan potensi produktivitas >100 ton/ha/th, potensi rendemen >9% dan tahan cekaman iklim, (2) penyediaan benih murah melalaui penerapan teknik
2010
2011
2012
perbanyakan massal disertai pembinaan penangkar untuk
101
141
123
perbanyakan benih G2, dan G3 di sentra produksi tebu, (3) distribusi benih berdasarkan kebutuhan varietas di wilayah Pabrik Gula sesuai dengan peta kesesuaian
Sasaran 6 : Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Indikator
kinerja
sasaran
“Rekomendasi
Kebijakan”, dicapai melalui kegiatan Analisa Kebijakan. Capaian kinerja Analisis Kebijakan per 31 Desember 2012 telah
terealisasi
kebijakan.
sebanyak
6 (enam)
rekomendasi
Rekomendasi Kebijakan dan ringkasannya
adalah :
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
varietas, dan (4) penyesuaian rekomendasi pemupukan. 2. Tanaman
Potensial
Sumber
BBN mendukung
Kemandirian Energi, Kandidat
tanaman
penghasil
bioetanol
yang
berpotensi sebagai BBN berdasarkan 8 peubah yang dinilai (produktivitas, produksi bioetanol, umur panen, masa
produksi,
pertanaman,
serangan
kemudahan
hama
penyakit,
memperbanyak
luas bahan 33
3.
tanaman dan status teknologi) yaitu: kelapa dan nipah,
dan jumlah stok akhir tahun belum memenuhi jumlah
sedangkan
kebutuhan stok aman selama lima bulan kedepan (1,10
kandidat
tanaman
penghasil
bioediesel
adalah kemiri sunan dan nyamplung.
juta ton). Kondisi demikian menggambarkan bahwa
Sistem peremajaan kelapa sawit rakyat,
secara riil industri GKP nasional belum memenuhi
Peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat dapat memililih sistim tebang bertahap pada tahun ke 1, 2, 3
4.
kebutuhan konsumsi 5. Penataan Varietas Tebu
yang dilakukan dengan persentase penebangan 20%-
Proporsi varietas di wilayah pengembangan tebu lebih
20%-60%, 40%-40%-20%, atau 60%-40% disesuaikan
didominasi varietas tebu masak lambat dibanding varietas
dengan kemampuan petani. Sistim apapun yang dipilih,
tebu masak awal dan tengah. Penataan proporsi varietas
program
memerlukan
kearah proporsi ideal 30%:40%:30% untuk masak awal,
dukungan ketersediaan bahan tanaman (bibit unggul)
tengah, dan lambat, dan penerapan waktu giling sesuai
dan sarana produksi dari pemerintah dan industri benih
tingkat
kelapa sawit dan industri pupuk.
rendemen gula tebu.
peremajaan
kelapa
sawit
Neraca gula nasional dengan pendekatan system
dynamic Secara aktual ketersediaan gula pada tahun 2012
kemasakannya,
6. kebijakan
berpotensi
penerapan
meningkatkan
ISPO
(Indonesian
Sustainable Palm Oil) di Perkebunan Sawit Rakyat Para
pemangku
mampu memenuhi konsumsi, dan terdapat stok akhir
perkebunan
sawit
tahun mencapai 988 ribu ton. Namun kalau dilihat
penerapan ISPO pada tahun 2015.
jumlah realisasi produksi GKP tahun 2012 (2,58 juta ton)
pada
masih belum memenuhi jumlah konsumsi (2,61 juta
dengan penataan sistem produksi kelapa sawit yang
ton), adanya komponen impor Gula Kristal Putih (GKP),
tepat, baik dari sisi pemilihan dan penerapan teknologi
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
perkebunan
kepentingan
rakyat sawit
belum rakyat
pengembangan siap
menghadapi
Penerapan ISPO
perlu
dipersiapkan
34
maupun
aspek
manajemen
usahatani.
Diperlukan
Sasaran 7 : Terselenggaranya Diseminasi melalui
kebijakan pendukung yang mencakup aspek sebagai:
publikasi
(a) Pengembangan program sertifikasi lahan secara masal, (b)
Perkebunan” adalah meningkatnya hasil publikasi hasil
Program
penguatan
manajemen
kelembagaan
petani, (c)
sesuai persyaratan ISPO, kelompok tani, dan
rekomendasi
kebijakan
tanaman
telah direncanakan bahkan pada tahun 2010 mencapai Persentase Capaian Rekomendasi Tanaman Perkebunan TA 2010-2012
Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
terbitan telah dihasilkan sebanyak
24 terbitan publikasi
2. Sirkuler teknologi aplikatif yaitu tentang hama dan
Helopeltis sp. dan pengendaliannya khususnya pada tanaman jambu mete, varietas unggul mentha, produksi benih cengkeh, dan deteksi penyakit layu bakteri pada
>100% (Tabel 14)
Capaian Indikator Kinerja
Jumlah
1. Bulletin Balittro (Vol 23 No 1 dan 2)
perkebunan selama TA 2010-2012 sesuai dengan target yang
14.
Realisasi kegiatan tersebut mencapai 160%.
yaitu:
(e) Penjaminan sistem pasar dan harga.
Tabel
lain.
publikasi yang telah dihasilkan selama TA 2012 dari target 8
(d) Program peningkatan kemampuan audit internal di
capaian
penelitian, penyebaran hasil penelitian perkebunan kepada pengguna dan meningkatnya jalinan kerjasama dengan pihak
Program pendampingan penataan sistem produksi
Trend
Indikator kinerja sasaran “ Diseminasi Inovasi
Kebijakan
Tahun Anggaran 2010 2011 2012 120 100 100
tanaman jahe. 3. Warta Balittro Nomor 57 dan 58 yang memuat informasi teknologi tentang tanaman rempah, obat, atsiri dan jambu mete. 4. Bunga rampai inovasi tanaman atsiri. Buku ini telah disebarkan di beberapa instansi dan pusat produksi atsiri 35
5. Buletin Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
20. Jurnal Penelitian Tanaman Industri vol.18 no.1 dan 4
6. Sirkuler Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
21. Majalah ilmiah Perspektif, Review Penelitian Tanaman
(Buletin RISTRI) 7. Newsletter Tree, Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri 8. Bunga Rampai Kopi 9. Buletin tanaman tembakau, serat dan minyak industri vol 3, no 2. 10. Buletin tanaman tembakau, serat dan minyak industri vol 4, no. 1. 11. Prosiding seminar nasional serat alam. 12. Leaflet tanaman sela pada jarak pagar. 13. Banner teknologi varietas Kanesia 8, Kanesia 10, dan Kanesia 13 14. Banner teknologi budidaya kapas tumpangsari dengan jagung 15. Buletin Palma Vol. 13 No.1 16. Buletin Palma Vol. 13 No. 2
Industri vo. 11 no.1 dan 2 22. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri vo.18 no. 1 sampai 3 23. Majalah
Ilmiah
Semi
Popular
Informasi
Teknologi
Perkebunan vol.4 no.1 sampai 12 24. Penerbitan Booklet, Laflet, Poster, Buku saku dan Prosiding Trend capaian jumlah publikasi tanaman perkebunan selama tiga tahun terakhir menunjukkan realisasi > 100%. Pada TA 2012 realisasi mencapai 300% (Tabel 15), hal ini disebabkan karena pada penetapan kinerja target yang dicantumkan belum termasuk balai-balai penelitian di lingkup Puslitbangbun sehingga targetnya
terlalu rendah. Pada
tahun berikutnya, target jumlah publikasi yang dihasilkan sudah direvisi pada Renstra Revisi.
17. Laporan Tahunan 2011 18. Prosiding Seminar Nasional Aren 19. Leaflet Aren Genjah Kutim LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
36
Tabel 15. Persentase Capaian Publikasi Tanaman Perkebunan TA 2010-2012
2010
2011
teh dengan PT. Tambi, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah;
Tahun Anggaran
Capaian Indikator Kinerja
4. Bantuan teknis dan persiapan pelepasan varietas unggul
2012
5. Bantuan teknis untuk komoditas kakao dan kopi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasawaran, Propinsi
Publikasi yang dihasilkan
100
213
300
Lampung; 6. Kerja sama penelitian hama dan penyakit kakao dengan
Sasaran 8 : Terwujudnya Kerjasama Penelitian Indikator
kinerja
sasaran
‘Kerjasama
Penelitian”
dilaksanakan dengan mengadakan kerjasama penelitian dengan stakeholders terkait. Realisasi kegiatan ini mencapai 100%, yaitu: 1. Kerjasama dengan PT. Sainindo Kurnia Sejati untuk produk atraktan lalat buah 2. Kerjasama dengan PT. Sainindo untuk produk lem lalat buah 3. Bantuan teknis, persiapan pelepasan varietas unggul dan persiapan penetapan indikasi geografis kopi excelsa dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Meranti, Propinsi
PT. Bumiloka, Sukabumi, Jawa Barat; 7. Bantuan teknis pembangunan kebun kakao di bawah naungan kelapa dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam, Propinsi Kalimantan Timur 8. Toyota Boshoku (Penelitian Kenaf dan Serat Alam Lainnya) 9. PT. Ajinomoto (Pengaruh penggunaan ajifol terhadap pertumbuhan hasil dan mutu tembakau rajangan di Bojonegoro) 10. Disbunhut. Bondowoso (Penerapan budidaya tembakau yang baik dan benar, dan pendampingan rintisan pembentukan klaster tembakau)
Riau;
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
37
11. Dishutbun Kab. Jombang (Analisa kadar Chlor dan Uji kesesuaian lahan pada sentra Tembakau di Kabupaten
22. Pengembangan Kelapa Kopyor (Disbun Kab. Lampung Selatan).
Jombang)
Trend capaian jumlah MoU yang dihasilkan selama TA
12. PT. Petrokimia Kayaku (Pendampingan Demplot pupuk Hayati Petrobio dan Kayabio-plus pada tanaman tebu) 13. PT. Toyota Bio Indonesia (Karakterisasi sifat-sifat fenotip tebu hasil persilangan) 14. Pemerintah
Kab.
Sumedang
2010 - 2012 menunjukkan bahwa persentase capaian sudah sesuai dengan target yang direncanakan bahkan pada dua tahun terakhir mencapai angka diatas 100% (sangat berhasil), sebagaimana disajikan pada Tabel 16.
(Penelitian
Eksplorasi
varietas lokal tembakau di Kabupaten 15. Penelitian PKPP dengan Kementerian Ristek,
Tabel 16. Persentase Capaian MoU Kerjasama Tanaman Perkebunan TA 2010-2012
Timur), 17. Pelepasan Kelapa Dalam Buol (Disbun Prov. Sulawesi
Tahun Anggaran 2010 2011 2012 100 110 110
Capaian Indikator Kinerja
16. Pengembangan Aren Genjah Kutim (Disbun Kab. Kutai
MOU Kerjasama yang dihasilkan
Tengah), Sasaran utama pada
18. Pembangunan Kebun Induk Kelapa Dalam Mapanget (Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Nabire), 19. Pelepasan Sagu Meranti dan Identifikasi Blok Penghasil Tinggi (BPT) Tanaman Kelapa dan Pinang (Dishutbun
Tercapainya 1.
di
atas
antara
lain
Ketersediaan
Sumberdaya
Manusia,
baik
tenaga
fungsional peneliti, teknisi Litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai;
20. Pengembangan Kelapa Eksotik (Disbun Prov. Banten),
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
tersebut
disebabkan oleh:
Kab. Meranti), 21. Pengembangan Kelapa Kopyor (Dishutbun Kab. Pati),
sasaran
umumnya dapat dicapai.
2.
Perencanaan kegiatan yang memadai; 38
3.
Monitoring dan evaluasi yang intensif;
4.
Ketersediaan dan pengelolaan keuangan yang handal;
5.
Sarana dan prasarana penelitian yang memadai. Kegagalan
pencapaian
kegiatan tertentu disebabkan
kinerja
3.3.
pada
beberapa hal
Hambatan
pencairan
anggaran,
beberapa
di antaranya
(karena
Pagu
anggaran
UK/UPT
lingkup Puslitbang
Perkebunan semula pada awal Tahun anggaran
adalah: 1.
AKUNTABILITAS KEUANGAN
revisi,
pelaksanaan lelang dan swakelola)
sebesar
Rp.
95.688.180.000,-.
95.112.182.000,-. Pada tahun Anggaran 2012, terjadi revisi berupa penambahan anggaran lagi dari PNBP dan Hibah, sehingga pagu anggaran TA 2012 menjadi Puslitbang
3. Kendala alam (hujan sepanjang tahun).
anggaran
setelah revisi penghematan menjadi sebesar Rp.
sebesar Rp. 95.688.180.000.
2. Keterbatasan dana; dan
Pagu
Perkebunan
per
Realisasi Keuangan 31
Desember
2012
mencapai 97,13 % dari pagu anggaran (atau sebesar
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam
Rp. 92.944.151.378,-).
Alokasi anggaran
Jenis
menanggulangi hambatan dan permasalahan yang dihadapi
belanja, satker dan output disajikan pada gambar
di masa yang akan datang adalah:
berikut:
1. Perencanaan kegiatan secara cermat dan realistis, 2. Persiapan pelaksanaan kegiatan secara matang; 3. Merevisi
perubahan
dokumen
perencanaannya
pelaksanaan
kegiatan
jika
dari
menemui
yang
sudah
direncanakan; 4. Meningkatkan kapasitas SDM, Aset dan SD Finansiial;
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
39
Gambar 1. Alokasi anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja, Satker dan Output TA 2012
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
40
Gambar 2. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan selama tiga tahun terakhir
Realisasi keuangan Puslitbang Perkebunan selama tiga terakhir menunjukkan peningkatan. Pada TA 2010 serapan anggaran mencapai 89,52%, TA 2011 mencapai 96,17%,
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
dan TA 2012 ini mencapai 97,13%.
Hal ini menunjukkan
kinerja keuangan yang semakin baik.
41
Realisasi keuangan berdasarkan UK/UPT, berturut-turut dari
Berdasarkan jenis belanja,
realisasi belanja pegawai,
satker Puslitbang Perkebunan, Balittro, Balittri, Balittas dan
barang dan modal per 31 Desember 2012 berturut-turut
Balitpalma adalah: 98,33%, 98,84%, 90,94%, 97, 33% dan
mencapai 97,13%, 97,01% dan 98,18%. Realisasi anggaran
97,52%. Rendahnya realisasi pada Satker Balittri disebabkan
pegawai dan barang
rendahnya serapan belanja pegawai karena perpindahan
menunjukkan bahwa penyerapan anggaran sudah bagus, dan
dan modal
yang
diatas 95%
pegawai dari Balittri ke Balittro.
Gambar 2. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Satker TA 2012
Gambar 3. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Satker TA 2012 LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
42
menunjukkan juga pelaksanaan kegiatan patut diduga sudah
merupakan optimalisasi dari belanja barang dan jasa.
berjalan dengan lancar. Sedangkan realisasi belanja modal yang
menyisakan
anggaran
sebesar
1,82
%
adalah
100.000.000 90.000.000 80.000.000 70.000.000 60.000.000 50.000.000 40.000.000 30.000.000 20.000.000 10.000.000 0
PAGU
PEGAWAI 43.629.678
BARANG 46.849.420
MODAL 5.209.082
TOTAL 95.688.180
REALISASI
42.378.955
45.450.930
5.114.284
92.944.169
97,13
97,01
98,18
97,13
PROSENTASE
Gambar 4. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja TA 2012
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
43
Tabel 17. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Output Utama TA 2012 No.
1
Sasaran
Inovasi Tan. Perkebunan -
Varietas
-
Teknologi Peningkatan Produktivitas Teknologi Peningk. Nlilai Tambah/Produk Olahan Benih Sumber Plasma Nutfah
2 3
Rekomendasi Kebijakan Diseminasi Inovasi
4
Penunjang
Program/Kegiatan/Sub Kegiatan
Realisasi Rp
Anggaran
%
Program : Penciptaan Tekn. dan Var.Unggul Berdaya Saing Kegiatan : Litbang Perkebunan 1 Sub kegiatan : Varietas unggul baru 2 Sub kegiatan : Teknologi budidaya 3 Sub kegiatan : Produk olahan/Tekn. Nilai Tambah 4 Sub kegiatan : Benih sumber 5 Sub kegiatan : Plasma Nutfah 6 Sub kegiatan : Sintesa Kebijakan 7 Sub kegiatan : Diseminasi 8 Sub Kegiatan : Dukungan Litbangbun Total
989.461.000 12.417.928.000
976.926.150 12.257.261.508
98,73 98,71
1.161.709.000
1.126.859.500
97,00
3.331.529.00 2.952.175.000 543.950.000 3.331.834.000
3237.273.353 2.907.309.800 542.916.000 3.105.700.498
97,17 98,48 99,81 93,78
64.531.189.000
62.891.267.569
97,46
95.688.180.000
92.944.151.378
97,13
Sampai dengan 31 Desember 2012, Realisasi Keuangan
Rekomendasi
berdasarkan kegiatan/output utamanya adalah sebagai
Kerjasama Hasil Penelitian 93,78%.
berikut: varietas/klon unggul mencapai 98,73 %, Teknologi
keuangan pada kegiatan dengan output Publikasi dan
Budidaya 98,71%, Teknologi Diversifikasi dan Peningkatan
Kerjasama disebabkan karena pada anggaran tersebut
Nilai Tambah mencapai 97,00%, Benih Sumber mencapai
diantaranya berasal dari PNBP (terjadi pada Balittri, yang
97,17%, Plasma Nutfah tanaman perkebunan 98,48%,
tahun ini mendapat mandat komoditas baru, sehingga
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
kebijakan
99,81%;
dan
Publikasi
dan
Rendahnya realisasi
44
realisasi PNBPnya rendah). Rendahnya PNBP di Balittri
PNBP di Balittas dan Balitka melampaui targetnya, tetapi di
menyebabkan anggaran tersebut juga menjadi rendah.
Balittri dan Balittro tidak mencapai target yang telah
Terget dan realisasi PNBP Fungsional lingkup Puslitbang
ditentukan. Realisasi PNBP di Balittri sangat rendah karena
Perkebunan TA 2012 disajikan pada Gambar 5.
adanya perubahan mandat yang mengakibatkan tanaman lama diganti dengan tanaman baru, dan saat ini belum panen.
Gambar 5. Target dan Realisasi PNBP Fungsional lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2012
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
45
IV. PENUTUP 4.1.
Keberhasilan Peran
dan meningkatkan kinerja kegiatan yang masih kurang dan
Puslitbang
Perkebunan
sebagai
lembaga
penelitian dan pengembangan di bidang perkebunan menjadi semakin strategis, karena sampai saat ini sistem usahatani berbasis
perkebunan
masih
dianggap
memberikan kesejahteraan bagi petani. karena
masih
ditemukannya
belum
mampu
Kondisi ini terjadi
berbagai
permasalahan,
diantaranya adalah rendahnya produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan di tingkat petani, kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit, serta mutu bahan tanaman yang kurang baik. berlangsung
walaupun
Permasalahan ini terus
Puslitbang
Perkebunan
telah
memberikan kontribusi bagi pengembangan Perkebunan Rakyat melalui hasil-hasil litbang di bidang penyediaan bahan tanaman, komponen teknologi budidaya, dan teknologi pengolahan hasil. Salah satu upaya Puslitbang Perkebunan beserta ke empat UPT di bawahnya untuk meningkatkan
mempertahankan kinerja kegiatan yang sudah bagus. Pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan pada TA 2012, secara umum dapat dikatagorikan sangat berhasil ditinjau dari hasil pencapaian kinerja sasarannya.
Jika
dibandingkan antar target dan capaian Indikator utamanya, seluruh/8 target indikator kinerja utama mencapai bahkan melampau targetnya/diatas 100% (sangat berhasil), yaitu sasaran
varietas
produktivitas
mencapai
mencapai
100%,
121%,
sasaran
teknologi
sasaran
teknologi
peningkatan nilai tambah mencapai 164% dari targetnya, sasaran benih sumber mencapai 123% dari targetnya, sasaran plasma nutfah mencapai 117% dari tergetnya dan sasaran rekomendasi kebijakan
mencapai 100% dari
targetnya, begitupula dengan capaian publikasi (300%) dan kerjasama (110%) yang melampaui targetnya (>100%).
daya saing produk Perkebunan adalah dengan memperbaiki
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
46
Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kegiatan dari yang sudah direncanakan; (4) Meningkatkan
pencapaian kinerja diantaranya adalah :
kapasitas SDM, Aset dan SD Finansiial;
1) Ketersediaan
Sumberdaya Manusia, baik tenaga fungsional peneliti, teknisi Litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai; 2) Perencanaan kegiatan yang memadai; 3) Monitoring dan evaluasi yang intensif; 4) Pengelolaan keuangan yang handal ; dan 5) Sarana dan prasarana penelitian yang memadai; 4.2.
Hambatan/Masalah Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi
dalam pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan pada TA 2012 adalah: (1) Kinerja pengelolaan keuangan dan sarana dan prasarana; (2) Perencanaan dan persiapan pelaksanaan kegiatan; (3) Hambatan alam. 4.3.
Pemecahan Masalah Langkah – langkah alternatif yang harus dilakukan
dalam menanggulangi hambatan dan permasalahan yang dihadapi dimasa yang akan datang adalah: (1) Perencanaan kegiatan secara
cermat dan realistis, (2) Persiapan
pelaksanaan kegiatan secara matang; (3) Merevisi dokumen perencanaannya
jika
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
menemui
perubahan
pelaksanaan 47
LAMPIRAN
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
48
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Perkebunan
PUSLITBANG PERKEBUNAN
BIDANG PROGDAN EVALUASI
BAG. TATA USAHA
SUBBAG. KEU SUB BAG KEPEG
BALITRRO
BALITRI
BIDANG KERJASAMA DAN PHP
SUB BID PROGRAMSU
SUB BID KERJASAMA
SUB BID EVALUASIS
SUB BID PHP
BALITTAS
BALIT PALMA
KELOMPOK FUNGSIONAL
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
49
Lampiran 2.
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
50
LAKIP PUSLITBANGBUN 2012
51
Lampiran 4.
PENETAPAN KINERJA TA 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Unit Kerja
: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Tahun
: 2012
No 1
SASARAN STRATEGIS Tersedianya Varietas Unggul Tanaman Perkebunan Yang Berdaya saing
INDIKATOR KINERJA jumlah varietas unggul
TARGET 6 varietas
2
Tersedianya Inovasi Teknologi Budidaya
Jumlah teknologi yg dihasilkan
19
teknologi
3
Tersedianya Teknologi Diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah
Jumlah teknologi olahan yg dihasilkan
11
Produk
4
Jumlah kebijakan
5
Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Tanaman Perkebunan Tersedianya Sumberdaya Genetik Tanaman Perkebunan
6
Tersedianya Benih Sumber
Jumlah Plasma Nutfah Jumlah Benih
6
Rekomendasi
4.490 340 760.000
aksesi ton setek/rhizom
2.500.000 7 8
Terselenggaranya Diseminasi Terwujudnya kerjasama penelitian Tanaman Perkebunan
Jumlah anggaran : Rp. 95.688.180.000 Kepala Badan Litbang Pertanian
LAPTAH PUSLITBANGBUN 2012
8 20
Jumlah jurnal/publikasi jumlah MOU Kerjasama Bogor,
budset tebu terbitan MOU
April 2011
52
Lampiran 5.
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN No
SASARAN STRATEGIS 1
2 3 4 5 6
7 8
Tersedianya Varietas Unggul Tanaman Perkebunan Yang Berdaya saing Tersedianya Inovasi Teknologi Budidaya Tersedianya Teknologi Diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Tersedianya Sumberdaya Genetik Tanaman Perkebunan Tersedianya Benih Sumber
Terselenggaranya Diseminasi Terwujudnya kerjasama penelitian Tanaman Perkebunan
LAPTAH PUSLITBANGBUN 2012
INDIKATOR KINERJA jumlah varietas unggul
TARGET
REALISASI
%
6
varietas
6
varietas
100
Jumlah teknologi yg dihasilkan
19
teknologi
23
teknologi
121
Jumlah teknologi olahan yg dihasilkan
11
Produk
18
Produk
164
kebijakan
6
kebijakan
100
aksesi
5.248
aksesi
117
Jumlah kebijakan Jumlah Plasma Nutfah Jumlah Benih
Jumlah jurnal/publikasi jumlah MOU Kerjasama
6 4.490 340 760.000 2.500.000 8 20
ton
418,466
ton
123
setek/rhizom budset tebu terbitan MOU
956.000 2.500.000 24 22
setek/rhizom budset tebu terbitan MOU
126 100 300 110
53
Lampiran 6. Realisasi Keuangan Per Belanja Per UK/UPT Lingkup Puslitbang Perkebunan Per Desember 2012 No. UK/UPT 1
2
3
4
5
Puslitbangbun Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Balittro Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Balittri Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Balittas Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Balit Palma Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total Belanja Pegawai Total Belanja Barang Total Belanja Modal TOTAL
LAPTAH PUSLITBANGBUN 2012
Pagu Anggaran 25.159.514 5.448.228 18.955.636 755.650 24.421.169 14.203.198 9.406.427 811.544 13.028.202 6.491.326 5.298.726 1.238.150 19.828.435 11.061.786 7.593.999 1.172.650 13.250.860 6.425.140 5.594.632 1.231.088 43.629.678 46.849.420 5.209.082 95.688.180
Realisasi Rp 24.738.478 5.421.934 18.655.104 661.441 24.136.963 14.180.726 9.251.599 704.638 11.847.454 5.612.437 5.008.769 1.226.248 19.298.566 10.884.737 7.071.444 1.342.385 12.922.707 6.279.120 5.464.015 1.179.572 42.378.955 45.450.930 5.114.284 92.944.169
% 98,33 99,52 98,41 87,53 98,84 99,84 98,35 86,83 90,94 86,46 94,53 99,04 97,33 98,40 93,12 114,47 97,52 97,73 97,67 95,82 97,13 97,01 98,18 97,13 54
Lampiran 7. Realisasi Keuangan Per Output Lingkup Puslitbang Perkebunan Per Desember 2012 No
Jenis Output Kegiatan
51.949.678.000 3.311.834.000 3.032.537.000 2.238.590.000 989.461.000 2.952.175.000
Realisasi Rp. 50.424.872.282 3.105.700.498 2.813.115.367 2.110.590.000 976.926.150 2.907.309.800
% 97,06 93,78 92,76 94,28 98,73 98,48
Pagu
1 2 3 4 5 6
Layanan Perkantoran Lap. Diseminasi Tekn. Tan. Perkebunan Bangunan Sarana Dan Prasarana Varietas Unggul Baru Tan. Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan
7
Galur Harapan Tanaman Perkebunan
3.858.122.000
3.794.498.000
98,35
8
Teknologi Budidaya Tan.Perkebunan
12.417.928.000
12.257.261.508
98,71
9
Produk Olahan Tanaman Perkebunan
1.161.709.000
1.126.859.500
97,00
10
Benih Sumber Tanaman Perkebunan
3.331.529.000
3.237.273.353
97,17
11
Rumusan Kebijakan Tan.Perkebunan
543.950.000
542.916.000
99,81
12
Laporan pengelolaan Satker
9.900.667.000
9.598.779.920
96,95
95.688.180.000
92.944.151.378
97,13
TOTAL
LAPTAH PUSLITBANGBUN 2012
55
Lampiran 8. REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK FUNGSIONAL LINGKUP PUSLITBANG PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2012 NO
SATKER
1
PUSLIT
2
Fungsional
PERSEN
Fungsional 0
0
0,00
BALITTRI
317.248.000
59.894.000
18,88
3 4
BALITTRO BALITKA
532.000.000 203.768.000
475.047.500 557.608.895
89,29 273,65
5
BALITTAS TOTAL
463.050.000 1.516.066.000
746.850.250 1.839.400.645
161,29 121,33
LAPTAH PUSLITBANGBUN 2012
56