Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
ANALISIS POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KAWASAN KOMERSIAL MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti dan Susi Agustina Wilujeng Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya
ABSTRAK Kawasan Komersial Malioboro merupakan pusat kegiatan perdagangan yang merupakan kawasan inti atau ”jantung” Kota Yogyakarta. Sampah yang dihasilkan dari kawasan ini langsung dibuang ke TPA tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Pengelolaan sampah dengan mereduksi sampah dari sumber belum diprogramkan oleh Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pemakaman (DKKP) dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian peran serta masyarakat, menganalisis potensi reduksi sampah dan mengkaji potensi ekonomi sampah yang dihasilkan baik sebelum dan sesudah reduksi sampah pada kawasan komersial Malioboro. Metodologi yang dipakai adalah dengan penyebaran kuisioner mengenai kesediaan responden pada kawasan komerisal Malioboro untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. Hasil kuisioner digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengambilan data teknis meliputi timbulan sampah, densitas sampah dan karakteristik sampah dari setiap jenis kegiatan di kawasan ini. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan membuat kesetimbangan massa, kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial sehingga didapat upaya untuk melakukan reduksi sampah di Kawasan Komersial Malioboro Hasil kuesioner menunjukkan kesediaan setiap jenis kegiatan untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang, yaitu permukiman 87,33%, pertokoan 90%, restioran 86,67%, hotel 90%, perkantoran 88% dan pedagang pasar 23%. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dengan melakukan reduksi sampah pada sumber volume sampah yang diangkut ke TPA dapat berkurang sebesar 59,61% atau dari 228.39 m3/hari menjadi 92,24 m3/hari. Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro
PENDAHULUAN Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,5 km2 dan berpenduduk 500.132 jiwa pada tahun 2002 (BPS, 2003). Kepadatan penduduk lebih dari 15.000 jiwa/km2, merupakan kota tujuan wisata bagi pengunjung dari luar daerah karena ciri khas yang dimilikinya seperti Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Kawasan Malioboro. Data dari Dinas Kebersihan Keindahan dan Pemakaman (DKKP) Kota Yogyakarta, bahwa timbulan sampah Kota Yogyakarta setiap hari mencapai 1.563 m 3 dan sampah yang terangkut 1.121 m3 (71,72 %). Cakupan daerah pelayanan penanganan sampah mencapai 60% dari seluruh wilayah Kota Yogyakarta termasuk dalam cakupan pelayanan tersebut adalah kawasan Malioboro dengan volume sampah 228,39 m3 perhari. Sampah-sampah yang dihasilkan diangkut dan dibuang ke TPA ISBN : 979-99735-1-1 D-6-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
yang terletak di luar Kota Yogyakarta. Tempat pembuangan akhir ini terletak di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul sejauh 20 km arah Tenggara Kota Yogyakarta. Kawasan Malioboro sebagai pusat kegiatan ekonomi, tercakup dalam 3 (tiga) kelurahan dan 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kelurahan Suryatmajan Kecamatan Danurejan, Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondomanan dan Kelurahan Sosromenduran Kecamatan Gedongtengen. Kawasan ini merupakan daerah komersial yang sangat padat dengan jalan utama yang terkenal adalah Jalan Malioboro. Kawasan Malioboro terdiri dari 2 (dua) buah pusat perdagangan, lebih dari 214 (dua ratus empat belas) pertokoan, 29 (dua puluh sembilan) restoran, 118 (seratus delapan belas) hotel yang terdiri dari 8 (delapan) hotel berbintang dan 110 (seratus sepuluh) hotel melati, pusat pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kantor swasta, 2 (dua) buah pasar salah satu yang terkenal adalah Pasar Beringharjo dan pasar yang lain adalah Pasar Pathuk, ratusan pedagang kaki lima serta pada malam hari terdapat pedagang lesehan di sepanjang Jalan Malioboro sehingga permasalahan sampah selalu ada baik dari kegiatan komersial maupun pada kawasan permukiman pada kawasan tersebut. Pengelolaan sampah dengan mereduksi sampah dari sumber di kawasan komersial Malioboro belum menjadi program oleh Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pemakaman Kota Yogyakarta dan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam menangani kebersihan Kota Yogyakarta dan kebersihan pasar di Kota Yogyakarta. Reduksi sampah yang dihasilkan di kawasan tersebut dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan dapat memperpanjang umur pemakaian tempat pembuangan akhir dengan luas lahan tetap. 1. 2.
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Melakukan kajian peran serta masyarakat pada kawasan komersial Malioboro. Melakukan analisis potensi reduksi sampah di kawasan komersial Malioboro.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dipakai adalah dengan penyebaran kuisioner mengenai kesediaan responden pada kawasan komerisal Malioboro untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. Hasil kuisioner digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengambilan data teknis meliputi timbulan sampah, densitas sampah dan karakteristik sampah dari setiap jenis kegiatan di kawasan ini. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan membuat kesetimbangan massa, kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial sehingga didapat upaya untuk melakukan reduksi sampah di Kawasan Komersial Malioboro DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Kuisioner Di Kawasan Malioboro Pada Tabel 1 disajikan hasil kuisioner pada Kawasan Komersial Malioboro mengenai kesediaannya dalam melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang dan meletakkannya dalam wadah yang berbeda.
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Tabel 1. Jumlah Responden Dan Hasil Kuisioner Permukiman No
Jenis Kegiatan
Jumlah Responden
Reduksi Sampah Yg Dibuang Dengan Memilah Sampah Yg Dapat Didaur Ulang Bersedia (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Permukiman Pertokoan Hotel Restoran Perkantoran Pedagang Pasar
150 30 30 15 25 100
Pemilahan Sampah Dalam Wadah Yang Berbeda
Tidak (%)
82,00 90,00 90,00 86,67 88,00 22,00
Bersedia (%)
18,00 10,00 10,00 13,33 12,00 78,00
Tidak (%)
87,33 90,00 90,00 86,67 88,00 23.00
12,67 10,00 10,00 13,33 12,00 77.00
Menyikapi kesediaan responden tersebut bahwa sebenarnya sudah ada kesadaran dari berbagai jenis kegiatan pada Kawasan Komersial Malioboro untuk melakukan reduksi sampah dari sumber. Hal ini mempermudah bagi Pemerintah Kota Yogyakarta bila mempunyai program daur ulang dalam pelayanan pengelolaan sampah. Program daur ulang ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak terkait terutama dari masyarakat pelaku sendiri. Bila kesadaran sudah tumbuh dari masyarakat maka pemerintah tinggal memfasilitasi sarana dan prasarana sehingga program tersebut dapat berhasil. Konsisten dalam menjalankan suatu program sangat diperlukan jika program daur ulang diterapkan dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dari sumbernya. Responden dari kegiatan pada Kawasan Komersial Malioboro berdasarkan hasil kuisioiner sudah ada yang melakukan pemilahan seperti pada hotel berbintang, pertokoan dan restoran. Hal ini sebenarnya perlu dilakukan pendekatan oleh pemerintah dalam mendukung program daur ulang. Pendekatan yang dilakukan misal dengan memberikan penghargaan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta karena atas kesadaran sendiri telah melakukan pemilahan di tempatnya sehingga mengurangi sampah yang dibuang. Penghargaan tersebut disebarkan melalui media informasi yang saat ini marak untuk diketahui masyarakat luas. Perlunya hal tersebut untuk merangsang masyarakat umum juga masyarakat dunia usaha agar ikut melakukan hal yang sama walaupun peraturan yang mengikat belum ada. Timbulan dan Jumlah Sampah Di Kawasan Malioboro Timbulan dan jumlah sampah pada Kawasan Malioboro dapat dilihat pada Tabel 2 untuk setiap jenis kegiatan. Tabel 2. Timbulan dan Jumlah Sampah Untuk Setiap Jenis Kegiatan
Sumber Permukiman Pertokoan Hotel Restoran Perkantoran Pasar
timbulan Satuan Berat kg/orang/hari kg/m2/hari kg/kamar/hari kg/m2/hari kg/m2/hari kg/m2/hari Total
1,34 0,31 1,6 0,16 0,09 0,105
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-7
Kuantitas 11.220 Kk 214 Bh 118 Bh 52 Bh 109 Bh 1 Bh
Berat Sampah (kg/hari) 30.807 6.216,43 742,40 6.386,22 2.812,77 5.772,5 52.737,32
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari pada Kawasan Komersial Malioboro 52.737,32 kg/hari. Data densitas yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 230,91 kg/m3, maka volume sampah pada kawasan tersebut sebesar 228,39 m3/hari. Mass Balance Sampah Kawasan Malioboro Pada Tabel 3 dapat dilihat komposisi fisik sampah Komersial Malioboro.
yang ada di Kawasan
Tabel 3. Hasil Perhitungan Komposisi Sampah Pada Kawasan Komersial Malioboro
Komposisi Sampah Sampah Basah Kertas Plastik Kain Logam Kayu Kaca/Gelas Karet TOTAL
% Berat Basah 62,27 16,15 16,89 0,64 1,48 0,73 0,77 1,07 100.00
Berdasarkan Tabel 3 komponen fisik sampah yang dominan di Kawasan Komersial Malioboro adalah sampah basah sebesar 62,27%, kemudian sampah plastik (16,89%) dan sampah kertas (16,15%). Tingginya sampah basah dihasilkan dari semua jenis kegiatan yang ada di Kawasan Komersial Malioboro dengan persentase komponen paling besar. Aktivitas kegiatan sehari-hari menghasilkan sampah basah, diantaranya sisa makanan, daun-daun, sisa bahan untuk memasak makanan, buah-buahan. Dari aktivitas ini ternyata pada kawasan perkotaan menghasilkan komponen sampah yang terbanyak. Pengomposan merupakan salah satu cara daur ulang yang tepat. Sampah plastik sebagai komponen sampah terbesar kedua menunjukkan bahwa gaya hidup di daerah perkotaan sudah banyak menggunakan bahan serba plastik untuk kepraktisan. Gaya hidup dimaksudkan disini misalnya, sebagai pembungkus barang, tempat sesuatu, perabotan dan lain sebagainya. Sampah plastik ini merupakan sampah yang biasa dikumpulkan para pemulung tetapi bukan jenis tas kresek, karena mempunyai harga jual yang lumayan tinggi. Posisi ketiga setelah plastik adalah komponen kertas, hal ini menunjukkan kehidupan di kawasan perkotaan banyak menggunakan plastik yang merupakan bahan mudah untuk di daur ulang. Dari komposisi fisik sampah tersebut di atas tampak bahwa proses daur ulang sampah dapat ditingkatkan. Perhitungan kesetimbangan massa sampah digunakan untuk menentukan potensi sampah yang ada pada Kawasan Komersial Malioboro agar didapat prosentase reduksi sampah yang terjadi. Prosentase sampah yang dapat dikomposkan adalah sebesar 70% dari total sampah basah dengan menghasilkan residu (sisa pengolahan sampah) sebesar 5% dari proses reduksi, angka ini didasarkan atas penelitian sebelumnya untuk skala kawasan (Purnama, 2003). Jumlah sampah yang dapat direduksi (daur ulang dan composting) dinyatakan pada Tabel 4:
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Tabel 4 Komponen
Mass Balance Sampah Di Kawasan Malioboro
Komposisi PersenBerat Sampah tase Daur Sampah* (% berat Ulang (kg/hari) basah) (%)
Sampah yang di Daur Ulang (kg/hari)
Sampah yang di Kompos (kg/hari)
Residu dari Komposting ** (kg/hari) 1.149,38
Residu (kg/hari)
Sampah Basah 62,27 32.839,53 70 - 22.987,67 9.851,86 Kertas 16,15 8.517,08 50 4.258,54 4.258,54 Plastik 16,89 8.907,33 50 4.453,67 4.453,67 Kain 0,64 337,52 337,52 Logam 1,48 780,51 80 624,41 156,10 Kayu 0,73 384,98 384,98 Kaca/Gelas 0,77 406,08 65 263,95 142,13 Karet 1,07 64,29 564,29 TOTAL 100,00 52.737,32 9.600,57 22.987,67 1.149,38 20.149,08 Sumber: Pengolahan Data, 2005 Keterangan:* Berat Komponen Sampah=volume x berat jenis ** Pengomposan sampah akan menghasilkan residu 5% dari bahan baku kompos
Sampah basah yang akan diolah untuk pembuatan kompos berjumlah 44% dari total sampah atau 22.987,667 kg sedangkan total sampah kering yang didaur ulang akan diperoleh 18,2% atau 9.600,57 kg setiap harinya. Pada Tabel 4 sampah pada Kawasan Komersial Malioboro yang terangkut ke TPA bila dilakukan pemilahan sampah pada sumber akan berkurang 59,61% yang menghasilkan residu sampah sebesar 21.298,47 kg/hari atau 92,24 m3/hari. Sedangkan volume sampah sebelum dilakukan pemilahan sebesar 228,39 m3/hari. Hal ini berarti trip pengangkutan sampah yang dilakukan pada Kawasan Komersial Malioboro sebelum dilakukan pemilahan sampah dan setelah dilakukan pemilahan sampah tetap 1 trip per hari. Walaupun pengangkutan sampah tetap 1 trip perhari tetapi terdapat pengurangan volume sampah yang diangkut ke TPA dari kawasan ini. Meskipun pengurangan jumlah sampah tidak terlalu besar pada sumber khususnya di Kawasan Komersial Malioboro, tetapi jika pemilahan ini dapat berjalan pada seluruh kawasan di Kota Yogyakarta pengurangan volume sampah yang terangkut ke TPA bisa terjadi. Proses pemilahan selain dilakukan pada sumber dapat dilakukan kembali pada lokasi TPA dengan membuat suatu fasilitas pemilahan sampah (Material Recovery Facility), sehingga sampah yang dibuang pada TPA merupakan sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang. Hal ini dapat memperpanjang umur pakai pada TPA yang melayani 2 Kabupaten dan 1 Kota. Nilai Ekonomi Sampah Di Kawasan Malioboro Nilai ekonomi sampah pada Kawasan Komersial Malioboro dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan prosentase setiap kompenen sampah yang memiliki nilai ekonomis. Pada Tabel 5. merupakan perhitungan nilai ekonomi sampah di Kawasan Komersial Malioboro berdasarkan komposisinya, dengan memperhitungkan faktor pemilahan menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993) dan harga jual pada tingkat pemulung.
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Tabel 5. Hasil Perkiraan Nilai Ekonomi Sampah Di Kawasan Komersial Malioboro
% Komponen berat basah Sampah Basah Kertas Plastik Kain Logam Kayu Kaca/Gelas Karet TOTAL
62,27 6,15 16,89 0,64 1,48 0,73 0,77 1,07 100,00
Berat Faktor Harga Pada Nilai Sampah Pemi- Pemulung Ekonomi Komposlahan (Rp/kg) (Rp) ting* 32.839,53 16.419,77 0,7 1.000** 11.493.839 8.517,08 0,5 900 3.832.686 8.907,33 0,5 2.500 11.134.163 337,52 780,51 0,8 5.000 3.122.040 384,98 406,08 0,65 500 131.976 564,29 52.737,32 29.714.704
Berat Sampah (kg/hari)
Keterangan:* Berat Sampah komposting = 50% dari berat bahan sampah ** Harga jual kompos pada penjual
Perhitungan untuk perkiraan nilai ekonomi sampah pada Tabel 5. masih merupakan nilai jual yang belum memperhitungkan biaya pengolahan (kompos) serta pengangkutan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan nilai jual 1 kg sampah pada Kawasan Komersial Malioboro sebesar: Rp. 29.714.704 / 52.737,32 kg = Rp. 563,5/ kg Dari perhitungan di atas dan Tabel 4. dapat ditentukan bahwa apabila dimanfaatkan semaksimum mungkin, sampah pada Kawasan Komersial Malioboro yang dihasilkan setiap hari memiliki nilai ekonomi sebesar Rp. 29.714.704. Setelah dilakukan perhitungan dari nilai ekonomi tersebut harga sampah pada Kawasan Komersial Malioboro sebesar RP 563,5/kg. Suatu metode pengolahan sampah sampai saat ini pasti meninggalkan sisa. Karena itu setiap metode akhirnya membutuhkan lahan untuk membuang sisa komponen sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi. Keterbatasan lahan mendorong berkembangnya teknologi pengolahan sampah dengan sisa minimal. Dengan upaya pencegahan, pengurangan dan pemanfaatan kembali sampah seperti yang dibahas pada bagian sebelumnya diharapkan menghasilkan residu yang minimal.
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Timbulan Sampah Pada Kawasan Komersial Malioboro 62,27% ( 32.839,53 kg/hari)
37,73 % ( 19.897,79 kg/hari)
Volume Sampah Basah Pada Kawasan Komersial Malioboro 43,59 % ( 22.988,2 kg/hari)
Volumei Sampah Kering Pada Kawasan Komersial Malioboro
18,68 % ( 9.851,86 kg/hari)
19,52 % ( 10.297,23 kg/hari)
Sisa Tak Terolah
Komposting
41,41 % ( 21.838,82 kg/hari)
2,18 % Produk
19,52 %
( 10.297,23 kg/hari)
38,20 % ( 20.149,08 kg/hari)
Residu
( 1.149,38 kg/hari)
Daur Ulang Sampah
Sisa Tak Terolah
18,68 % ( 9.851,86 kg/hari)
Volume sampah yg terangkut ke TPA 40,38 % ( 21.298,47 kg/hari)
118,21 % ( 9.600,57 kg/hari)
Plastik = 50 % x 16,89 = 8,45% Kertas = 40 % x 16,15 = 8,08% Logam = 85 % x 1,48 = 1,18% Kaca = 65 % x 0,77 = 0,50% Daur Ulang = 18,21%
Gambar 1. Mass Balance Pengolahan Sampah pada Sumber Di Kawasan Komersial Malioboro
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan potensi reduksi sampah pada Kawasan Komersial Malioboro di Kota Yogyakarta serta sesuai dengan tujuan dari penulisan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil kuisioner mengenai kesediaan responden dari setiap jenis kegiatan pada Kawasan Komersial Malioboro untuk melakukan daur ulang sampah yang menyatakan bersedia melakukan pemilahan sampah untuk kegiatan: permukiman 82%, petokoan 90%, restoran 86,67%, hotel 90% dan perkantoran 88%. Sedangkan untuk responden pedagang Pasar Beringharjo menyatakan tidak bersedia untuk melakukan daur ulang sebesar 78%. 2. Kesediaan responden dalam melakukan pemilahan sampah pada sumber di Kawasan Malioboro akan mengurangi volume sampah yang terangkut ke TPA sebesar 59,61%. Saran 1. Perlu dilakukan kajian dan analisis lebih lanjut mengenai reduksi sampah pada TPA dengan membuat suatu fasilitas pemilahan sampah. 2. Perlu dilakukan kajian dan analisis lebih lanjut mengenai peraturan hukum yang sesuai dengan pelaksanaan program reduksi sampah di Kota Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Damanhuri, E., 1996, Teknik Pembuangan Akhir, Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Dep. PU, 1990, SK SNI T-13-1990-F Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, Yayasan LPMB Bandung. Dep. PU, 1991, SK SNI. S-04-1991-03 Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Sedang Di Indonesia, Yayasan LPMB Bandung. Dep. PU, 1994, SNI. 19-3964-1997 Metode Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan, Yayasan LPMB Bandung. Diaz, F; Savage, M; Eggerth, L, 1993, Composting & Recycling Municipal Solid Waste, Lewis Publishers. Fatimah, S., 2002, Evaluasi Masa Pakai TPA Kota Pasuruan Dan Rencana Penanganannya, Pasca Sarjana Program Studi Teknik Lingkungan ITS. Peavy, H.S., Rowe, D.R., Tchobanoglous, G., 1985, Environmental Engineering, Mc Graw-Hill Publishing Company. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.A., 1993, Integrated Solid Waste Management, Mc Graw-Hill Intenational Editions.
ISBN : 979-99735-1-1 D-6-2