GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA TENTANG KESELAMATAN KERJA DI BAGIAN PELAYANAN MEDIK LINGKUNGAN KERJA BALAI KESEHATANKERJA MASYARAKAT PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG 2012 Agus Mi’raj Darajat, Eviana Dewi, Ai Damayanti
ABSTRAK Keselamatan Kerja Merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit akibat kerja, pengendalian ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.Rendahnya standar penerapan program keselamatan kerja , salah satu penyebab adalah kurangnya informasi dan pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja sehingga banyak pekerjayang mempunyai sikap yang kurang mendukung atau tidak peduli terhadap penerapan keselamatankerja. Penelitiini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan praktek pekerja tentang keselamatankerja. Pada akhirnya diharapkan dapat member kontribusi dalam meningkatkan produktifitas sumber daya manusia di instansi, dan member dasar pemikiran tentang penerapan keselamatan kerja di bagian PelayananMedik lingkungan kerja BKKM Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di Bagian Pelayanan Medik Lingkungan kerja Balai Kesehatan Provinsi Jawa Barat metode penelitiansurveydengan jumlah sempel 30 orang, dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini terdapat2 variable, yaitu pengetahuan pekerja (X) sebagai variable bebas (dependent variable). Dan sikap pekerjatentang keselamatankeja (Y) sebagai variable terkait (dependent variable). Hipotesis penelitian ini adalah; ada gambaranpengetahuansikap dan praktek pekerja tentang keselamatan kerja. Terbukti dari hasil penelitian ini, bahwa ada gambaran yang bermakna antara pengetahuan dan sikap pekerja tentangKeselamatanKerja. Hal ini perlu mendapat perhatian dari para menejer dalam rangka meningkatkanstandar keselamatan kerja di instansi, dengan membentuk sikap yang positif para pekerja melalui pelatihan–pelatihan, sehingga diharapkan tercapai produktivitas sumber daya manusia yang optimal. Kata kunci: Pengetahuan, sikap, keselamatan kerja
ABSTRACT Keselamatan Kerja is a work safety effort that ensures a certain degree of health for employees through prevention services, the controlling of the work environment according to health codes, the promotion of a healthy lifestyle, treatments, and rehabilitation. The lack of an established standard regarding the work safety effort is one reason that employees are often uninformed and indifferent about the issue of safety in their work environments. This study aims to illustrate the attitudes held by employees towards Keselamatan Kerja and the degree of application of the work safety effort displayed by employees. Ultimately, we would like to be able to contribute to the increase of productivity of the workforce and to be able to implant the suggestion of the application of work safety efforts in the medical service sector of West Java. This study was conducted in the medical service sector that served the work environment of West Java’s health center. There were 30 people who served as samples from whom data was gathered through surveys; a cross sectional approached was used. There are two variables in this study: the employees’ knowledge of work safety efforts/Keselamatan Kerja as the independent variable (X) and the employees’ attitudes regarding work safety efforts/Keselamatan Kerja as the dependent variable (Y). This study’s hypothesisis that there will be a correlation between the knowledge regarding and attitudes held towards work safety efforts. Results show that there was a significant relationship between the knowledge regarding and attitudesheld rowards work safety efforts/Keselamatan Kerja. The above result needs to be brought to the attention of managers of the medical service sector of West Java to encourage them to increase work safety standards, which can be achieved through workshops and trainings. We also hope that this study can help increaseand optimize the productivity of the sector’s workforce. Keywords: knowledge, attitude, work safety
280
Agus Mi’raj D., Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pekerja.... 281
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di segala bidang kehidupan baik instansi penghasil jasa selalu menimbulkan potensi bahayadi tempat kerja seperti kecelakaan dan penyakit akibatkerja, yang berdampak pada rendahnya produktifitas. Tenaga kerja adalah aset pembangunan yang perlu diperhatikankesehatan dan keselamatannya. Dalam Undang -Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan pencegahan kecelakaan dijelaskan bahwa perusahaan wajib melindungi keselamatan pekerja yaitu dengan memberi penje lasan kepada tenaga kerja tentang kondisi dan bahaya tempat kerja, alat pelindung diri, yang diharuskan dalam tempat kerja, alat pelindung diri bagi tenaga kerja serta cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. Dewasa ini perkembangan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah semakin luas, upaya K3 tidak hanya diterapkan di sektor-sektor industri, tetapi sudah diterapkan di sektor-sektor penghasil jasa lainnya, hal ini disebabkankarena disadari bahwa keselamatan berhubunganerat dengan tingkat kesejahteraan dan kebutuhanhidup manusia,sedangkan manusia yang sejahtera produktifitas kerjanya akan meningkat, sehingga konsep sistem ManajemenK3 sudah menjadi kebutuhan dan standar yang harus diterapkan oleh setiap perusahaan. Di Indonesia menurut Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiMuhaimin Iskandar, menilai kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih menyedihkan. Sepanjang tahun2009 terjadi 54.398 kasus kecelakaan kerja, walaupun menurun dibandingkan tahun 2008 mencapai 58.600 kasus. Dari 54.398 kasus kecelakaan kerjai itu, sebanyak 20.086 kasus tergolong pelanggaran K3. (Depnaker.¶ 2, www.kabarbisnis. com diperoleh tanggal 15 April 2011) di Provinsi Jawa Barat menurut Data Kementrian Tenaga Kerjadan Trnsmigrasi (Kemenakertrans) Provinsi Jawa Barat hinggaakhir triwulan pertama tahun 2010 tercatat 1.571 kasus kecelakaankerja 1.358 orang berhasil sembuh total, 352 orang cacat fungsi, 24 cacat tetap dan 5 orang meningal dunia(Sopandi, 2011). Hal ini menunjukkan masih rendahnya standar penerapan program Keselamatan Kerja di Indonesia. Salah satu penyebabnyaadalah kurangnya informasi dan pengetahuan pekerja tentang Keselamatan Kerja sehingabanyak pekerja yang mempunyai sikap yang kurang mendukungatau tidak peduli terhadap penerapan KesehatanKerja (Azwar dalam Ramli, 2010). Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat (BKKM) adalah salah satu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan berada di Wilayah Jalan Raya Rancaekek yang bergerak dibidang Pelayanan, dalam mengerjakan pekerjaannya,karyawan BKKM ini menggunakan peralatan seperti Alat Medis, Komputer, Obat-obatan dan lain-lain, untuk dapat bekerja di bagian Pelayanan minimal harus menguasai cara penanganan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Balai KesehatanKerja Masyarakat di bagian Pelayanan dan peralatanyang digunakan mempunyai suatu dampak jika dipandang dari segi Keselamatan Kerja yaitu adanya bahaya fisik bagi karyawan seperti risiko tersayat, tertusuk jarum, terkena percikan cairan infeksius tentunya menimbulkan
bahaya keselamatan kerja, tetapi kenyataanya masih ada pekerjayang tidak tahu akan hal tersebut. dan hal ini merupakanmasalah dalam kesehatan dan keselamatankerja, yang dapatberdampak pada menurunnya produktivitas tenaga yang bersangkutan. Untuk melihat kondisi di atas dari sudut ilmiah, dalam hal ini mengenai gambaran antara pengetahuan dan sikap pekerjaterhadap keselamatan kerja di bagian pelayanan medik, karenabagian ini memiliki risiko kecelakaan yang tinggi dibandingkan dengan kantor bagian lainnya yaitu bagianTata Usaha, Medrek, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang “gambaran Pengetahuan dan Sikap Pekerja tentang keselamatan kerja di Bagian PelayananMedik Balai KesehatanKerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat tahun 2012”. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodedeskriptif dengan mengambil sampel tertentu dari populasi.Survei merupakan suatu metode untuk memaparkandata dari objek penelitian, menginterpretasikan dan menganalisisnyasecara sistematis tentang fakta-fakta penting yang berhubungan dengan aspek tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Tingkat Pengetahuansebagai variabel independen. 2. Sikap tentang Keselamatan Kerja sebagai variabel dependen Populasi dalam penelitian ini adalah pelayanan medik yang bekerja pada Kantor Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Sebanyak 30 orang Karyawan. Sampel adalah sebagian individu atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan untuk menentukan besaran sampel apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua,sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,selanjutnyajika jumlah subjeknya besar dapat diambilantara15% atau 29% sampai dengan 25% atau lebih, tergantungsetidak-tidaknya dari ; 1) Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2) Sempit luasnyawilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkutbanyak sedikitnya data, dan 3) Besar kecilnyaresiko yang ditanggung peneliti. Arikunto (2006). Berdasarkan pernyataan diatas, karena jumlah populasi kurang dari 100 orang maka Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau total sampling, yaitu sebanyak30 orang. Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian atau responden. Data tersebut berupa jawaban dari pertanyaan/kuesioner yang diajukan kepada karyawan Bagian Kantor Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat. Teknik yang dipakai diantaranya adalah dengan melakukan wawancara. Alat pengukur atau pengumpulan data yang dimaksud adalah menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan menyangkut dua variabel yaitu pengetahuan 20 item pertanyaandan sikap yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Pengukuran variabel pengetahuan menggunakankuesioner dengan pilihan ganda (memilih salah satu jawaban yang dianggapbenar) dengan pilihan jawaban A sampai E, untuk mengukur variabel sikap menggunakan skala Likert dengan kisaran 1-5.
282
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 6, September 2012. Hal. 280-284
Validitas adalah sejauh mana ketepatan sauatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Untuk menguji validitas alat ukur atau instrumen penelitian, terlebih dahulu di cari nilai (harga) korelasi dengan menggunakan rumus koefisien KorelasiProduct Moment Pearson sebagai berikut : n ( ∑ XY) - ( ∑ X) ( ∑ Y) rxy = √ { n∑ X2 - ( ∑ X) 2} { n∑ Y2 - ( ∑ Y) 2} Keterangan : rs : Koefisien Korelasi n : Jumlah Responden Y : Jumlah Skor total seluruh item X : Jumlah Skor tiap item
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Dinyatakan valid, jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan terhadap 15 orang karyawan yang mempunyai karakteristik umur, jenis pekerjaan, beban resiko yang hampir sama dengan respondenyang akan diteliti di Hyperkes Jln Golp Bandung. Hasil uji validitas pada instrumen variabel pengetahuandan sikap adalah ; dari 20 item pertanyaan variabel pengetahuan, 17 pertanyaan dinyatakan valid dan 3 pertanyaantidak valid ( soal no 15, 19, 20). Dari 20 item pertanyaanvariabel sikap, sebanyak 19 pertanyaan dinyatakanvalid dan 1 pertanyaan tidak valid (pertanyaanno. 9). Dengan soal yang tidak valid, penulis tidak memasukkandalam daftar pertanyaan yang diajukankepadaresponden dalam penelitian. Jika suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat digunakandua kali untuk mengukur gejala yang sama denganhasil pengukuran relatif konsisten, maka alat ukur atau instrumen tersebut reliable. Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan membandingkanr hasil dengan nilai r tabel dalam reliabilitas nilai r adalah niali alpha. Dengan ketentuan bila nilai Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap 15 orang karyawan yang mempunyai karakteristikumur, jenis pekerjaan, beban resiko yang hampir sama dengan responden yang akan diteliti di Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat. Hasil uji reliabilitas semuapertanyaan (17 item pengetahuan dan 19 item sikap) dinyatakan reliabel. Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data yang meliputi sebagai berikut : Pada proses pengolahan data perlu dilakukan pemberian nilai/skoring yang meliputi : 1. Pemberian nilai (skoring) untuk masing-masing aspek variabel. 2. Penjumlahan nilai akhir skoring 3. Menghitung nilai akhir untuk masing-masing variabel dengan menggunakan rumus : total skor dibagi skor maksimal dikalikan 100. 4. Pengelompokkan penghitungan nilai akhir kedalam kategoridengan menggunakan kecenderungan nilai tengah (median) dengan ketentuan buruk apabila ≤ mediandan baik apabila > median.
Pemilihan patokan ini dilakukan dengan mempertimbangkansebaran nilai akhir (distribusi frekuansi),sehingga diperoleh jumlah yang merata pada masing-masing kategori. Analisa univariat dalam penelitian ini Bertujuan untukmenggambarkan distribusi masing-masing variabel pengetahuandan variabel sikap dari hasil penelitian. Hasil analisa univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. P=∑X Xid Keterangan : P = persentase skor rata-rata yang dicari, ∑ X = adalah jumlah skor hasil penelitian, dan Xid = skor ideal untuk setiap variabel Tabel 3.2 Kategori Pernyataan Responden Berdasakan Skala Likert Kategori
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Sangat setuju
5
1
Setuju
4
2
Tidak setuju
2
4
Sangat tidak setuju
1
5
Tempat penelitian ini adalah di Bagian Pelayanan Medik dan Pelayanan Lingkungan Kerja Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Hastono, 2006). Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalahordinal, maka analisa univariat yang digunakan adalahdistribusi frekuensi dan persentase masing-masing variabel. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, tingkat pengetahuan responden dapat dikelompokan menjadi tiga; baik, cukup, dan kurang. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap Tentang Keselamatan Kerja di Bagian Pelayanan Medik BKKM Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 No
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
1
Baik
14
60
2
Cukup
10
22,5
3
Kurang
6
17,5
Jumlah
30
100
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 orang respondenyang diwawancarai sebagian besar (60,0%) memilikitingkat pengetahuan baik, dan hanya sebagian kecil saja yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang, yaitu masing-masing sebesar 22,5% memiliki pengetahuan cukup dan 17,5% dengan tingkat pengetahuan kurang. Jika
Agus Mi’raj D., Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pekerja.... 283
data tersebut dikaitkan dengan pengalaman dan kesiapan kerja, maka sebagian responden sudah memiliki modal dasar berupa pengetahuan yang baik tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
dan terakhiryang berpengetahuan kurang. Sebaliknya respondendengan tingkat pengetahuan kurang lebih banyak yang bersikapnegatif tentang Keselamatan Kerja.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah No Variabel Frekuensi % dikemukakanpeneliti pada bab sebelumnya, maka peneliti 1 Positif 20 55,0 dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai gambaran penetahuan sikap dan praktek pekerja tentang keselamatan 2 Negatif 10 45,0 kerja di bagian pelayanan medik di Balai Kesehatan Kerja Total 30 100 Masyarakat Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat, mayoritas a. Sebagian besar responden di Bagian Pelayanan Medik (55%) sikap responden tentang Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja BKKM provinsi Jawa Barat memiliki adalapositif. Untuk dapat berperilaku dan menerapkan pengetahuan yang baik tentang keselamatan kerja KeselamatanKerja di Bagian pelayanan Medik diperlukan b. Dari hasil penelitian sebagian besar responden di bagian sikap yang positif terhadap K3 tersebut. pelayanan medik di lingkungan kerja BKKM memiliki sikap positif tentang keselamatan kerja. Lebih dari setengahnya atau sebagian besar (60%) respondenmemiliki pengetahuan baik tentang Keselamatan Saran Kerja,kuesioner yang digunakan terdiri dari 17 pertanyaan Berdasarkan hal tersebut diatas diatas, saran–saran yang yang terdiri atas pengetahuan responden tentang pengertian dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : Keselamatan Kerja, aspek-aspek Keselamatan Kerja, tujuan 1. Bagi Manajemen Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Keselamatan Kerja, gambaran Keselamatan Kerja dengan agar meningkatkan Program Pendidikan dan Pelatihan produktifitas kerja, faktor resiko terjadinya kecelakaan tentang Manajemen Keselamatan Kerja. kerja,standar prosedur kerja, landasan hukum Keselamatan 2. Bagi institusi Pendidikan diharapkan hsil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan bacaan Kerja dan manajemen Keselamatan Kerja. Berdasarkan untukmenambah penetahuan distribusi jawaban responden pengetahuan tentang aspekaspekKeselamatanKerja dan kerugian langsungtidak 3. Bagi Peneliti Selanjutnya disarankan untuk menggali faktor lain yang berhubungan dengan keselamatan kerja, menerapkan Keselamatan Kerja adalah dimensi pertanyaan sehingga dapat mendukung atau membuktikan lebih yang rendah nilai jawabannya. lanjut hasil penelitian ini dan diperoleh kesimpulan yang Lebih setengahnya dari responden yaitu 55% dari, lengkap dan menyeluruh. mempunyaisikap positif tentang keselamatan kerja. Sikapyang positif akan menjadi dasar yang kuat untuk menerapkanKeselamatanKerja di instansi. Sikap pekerja ini DAFTAR PUSTAKA pentingdiketahuiuntuk melihat kepatuhan pekerja tentang Arikuntoro, S, Prof, DR, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta. KeselamatanKerja. Teori terbentuknya sikap salah satunya didasari atas pengetahuan yang baik terhadap sesuatu objek. Budiono, S. A.M., Yusuf, R.M.S, & Pusparini A, 2005. Hyperkesdan KK. Semarang : Bahan Penerbit Namun demikian secara kuantitas masih ada sebanyak 45% Universitas Diponogoro orang yang memiliki sikap negatif terhadap Keselamatan Buku Paduan Penulis dan penyusunan Skripsi. Bandung: Kerja. STIKes Bhakti Kencana Pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu Depnaker RI, 2009. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja baik, cukup, dan kurang, pengkategorian ini didasarkan SMK3. Jakarta bahwakaryawan ini umumnya sudah pernah terpapar dengan Keselamatan K erja, baik yang diperoleh pada saat di bangku Mufarokhah. L, 2006. Hubungan Pengetahuan Keselamatan Kerjadengan Pelaksanan Pencegahan kecelakaan pendidikanmaupun melalui penyuluhandan pelatihanoleh kerja pada karyawan Bagian Spinining Di PT instansi, namun pemahaman dan aplikasinyamasih bervariasi. PrimatexcoIndonesia Batang. Program Sarjana Hasil penelitian menunjukanbahwa sebagianbesardari UniversitasNegeri Semarang. respondenmemiliki tingkat pengetahuanyang baik. Muhaimin Iskandar, Depnaker, 2011. 2, www.kabarbisnis. Secara teori pengetahuan berhubungan dengan baik com diperoleh tanggal 15 April 2011) buruknyaatau positif dan negatif sikap seseorang terhadap Notoadmodjo, S, Prof, Dr, 2007. Promosi Keselamatan Keselamatan kerja. Pengetahuan merupakan dasar dari Kerja dan Ilmu Prilaku. Jakarta :Rineka Cipta pembentukan sikap Rahardi C, 2011. 2, www.kabarbisnis.com diperoleh tanggal Dari hasil analisa, secara persentase responden 15 April 1012). berpengetahuanbaik tentang Keselamatan Kerja lebih Ramli S., 2010. sistim manajemen Keselamatan Kerja banyakmemiliki sikap positif tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta; Dian Kerjatersebut, diikuti responden berpengetahuan cukup Rakyat Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang K3 di Bagian Pelayanan Medik Lingkungan Kerja Tahun 2012
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 6, September 2012. Hal. 280-284
Saebani, 2008, 2, http://www.scribd.com /deleted/52677508/ query= Pengetahuan+menurut=Kamus=Besar+baha sa+Saebani,diperoleh tanggal 15 April 2011). Sopandi W.,2010. Sistem Keselamatan Kerja serta Penyakit Akibat Kerja yang ada di PT Hansoll Hyun Desa WanakertaKecamatan Purwodadi Kabupaten Subang.STIKes Bhakti Kencana Sugiono, Prof, DR,2010. Metodologi Penelitian Kuanlitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Tarwaka, 2004, 2, http;//repository. Usu.ac.id/ bitstream/123456789/17022/6/Chapter%201.pdf diperoleh tanggal 15 April 2011. Yusuf, R.M>S, 2003. Managemen Hyperkes dan Keselamatankerja di perusahaan. Dalam Budiono, S.A.M., Yusuf, R>S>M, & Pusparini A Badan PenerbitUniversitas Diponogoro, Semarang.
284