PENGEMBANGAN MODUL FISIKA MATERI FLUIDA STATIS DENGAN MODEL POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) BERBANTUAN DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA KELAS X Krista Yohana (1), Kadim Masjkur (2), Widjianto(3) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang 65145 ∙ Telp. (0341) 551-312 (1) email:
[email protected] Abstract : Tersedianya buku Fisika kurikulum 2013 sebagai sarana penunjang belajar disetiap sekolah sangatlah kurang, sehingga guru Fisika menggunakan buku Fisika yang telah disusun oleh Tim MGMP untuk menunjang pembelajaran. Buku ini tidak dapat memberikan motivasi belajar secara maksimal kepada siswa, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti perlu melakukan pengembangan bahan ajar berupa modul yang disusun dengan model POE. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D) dari Borg dan Gall. Metode ini diawalai dengan studi pendahuluan, dilanjutkan pengembangan produk dan uji coba produk. Hasil validasi konten pada modul diperoleh nilai 3,739 dan buku guru diperoleh nilai 3,778. Sedangkan hasil validasi konstruk untuk modul diperoleh nilai sebesar 3,702 dan buku guru diperoleh nilai sebesar 3,658. Sedangkan hasil uji coba terbatas diketahui bahwa modul dan animasi dapat digunakan oleh semua siswa, artinya siswa dapat mempelajari modul dan menjalankan animasi dengan baik. Modul ini dikembangkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Setelah menggunakan modul ini, motivasi siswa kelas X_MIA SMAN 1 Sumberpucung mengalami peningkatan sebesar 60,9%. Hasil tersebut mencerminkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid atau baik.
Kata kunci : Modu Fislika, Model POE, Motivasi Belajar. Terlaksananya implementasi kurikulum 2013 ini akan maksimal, jika terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai dalam membantu belajar siswa. Salah satu sarana untuk menunjang kegiatan belajar adalah buku. Tersedianya buku-buku kurikulum 2013 disetiap sekolah sangatlah kurang, khususnya untuk buku SMA mata pelajaran Fisika kelas X. Di Kabupaten Malang ada sembilah sekolah yang diwajibkan untuk melaksanakan implementasi kurikulum 2013. Tetapi pelaksananya tidak ditunjang dengan buku Fisika kurikulum 2013 yang cukup (Hakim, 2013). Ke sembilan SMAN di kabupaten Malang telah mengimplementasikan kurikulum 2013, khususnya untuk siswa kelas X. Dari hasil Observasi, guru menggunakan satu buku yang disusun bersama-sama oleh tim MGMP Malang dalam menunjang pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan 20 orang siswa kelas X, didapatkan bahwa 90 % siswa menyatakan buku ini belum mencukupi untuk menunjang belajar Fisika. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar akan Fisika belum terpenuhi secara maksimal. Padahal menurut Prastuti, Wari dan 1
2 Subeno (2012), salah satu faktor penentu hasil belajar siswa adalah motivasi. Prastuti juga mengungkapkan bahwa melalui kegiatan praktikum siswa dapat membuktikan sendiri konsep-konsep yang ada secara langsung, sehingga rasa ingin tahu siswa akan pembelajaran akan timbul. Karena itu seorang guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memotivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang mencangkup konteks yang dapat menimbulkan motivasi belajar bagi siswa. Hasil penelitian Budiati dkk ( 2012), menyatakan bahwa sintaks model pembelajaran POE yang melibatkan tahap prediction, observation and explanation dan prosedur model eksperimen yang dilaksanakan selama proses pembelajaran sains mampu mengakomodasi siswa dalam memperoleh nilai kelulusan yang baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Model pembelajaran POE menggunakan model eksperimen memerlukan pengelolaan proses kognitif yang baik, karena tahap-tahap yang dilaksanakan pada proses pembelajaran ini melibatkan perencanaan, managemen informasi, evaluasi, dan revisi yang merupakan indikator dari keterampilan metakognitif. Modul Fisika yang dikembangkan dengan model pembelajaran POE sangat cocok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan model POE ketiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) yang harus dimiliki siswa dapat berkembang. Modul ini tidak hanya dalam bentuk cetak saja, ada penunjang berupa audio-visual yang menambah ketertarikan siswa untuk belajar. Seorang pakar bernama Mell Silberman (dalam Prastowo, 2011: 302), mengungkapkan suatu hasil penelitian bahwa dengan menambah audio-visual pada pembelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbaikan hingga 200% ketika kosakata atau materi ajar disampaikan dengan menggunakana alat audiovisual. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual digunakan untuk menambah presentasi verbal.
3 METODE Desain penelitian pengembangan produk media pembelajaran ini menggunakan modifikasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah dikemukakan oleh Borg & Gall. Dari kesepuluh tahap Borg dan Gall, hanya lima tahap yang diadaptasi dalam penelitian ini. Kelima tahap penelitian ini adalah penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draft produk, uji lapangan awal dan revisi hasil uji coba. Lima langkah tersebut dikelompokkan menjadi 3 langkah utama, yaitu (1) Studi Pendahuluan, (2) Pengembangan Produk, dan (3) Uji coba produk (dalam Sukmadinata, 2009:184). Langkah pertama dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan merupakan kegiatan yang berisi studi kepustakaan (studi kurikulum dan analisis sumber belajar), survei lapangan untuk menguji tingkat kebutuhan bahan ajar. Langkah selanjutnya adalah pengembangan produk yang terdiri atas identifikasi KI dan KD, aspek materi, pembelajaran, indikator, penilaian, dan penyusunan draf modul. Setelah draf modul selesai dikembangkan dilanjutkan dengan validasi kepada para ahli. Validasi produk produk terdiri atas validasi konten dan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli. Validasi dilakukan oleh 1 dosen Fisika dan 2 Guru SMAN 1 Sumberpucung yang sudah berpengalaman mengajar Fisika selama lebih dari 20 tahun. Subjek uji coba yang digunakan adalah siswa Kelas X_MIA SMAN 1 Sumberpucung sebanyak 23 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket digunakan dalam validasi produk dan angket digunakan untuk uji coba terbatas dan mengidentifikasi motivasi belajar siswa. Khusus untuk mengetahui besar motivasi belajar dari siswa, peneliti menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh John Keller. Angket motivasi ini terdiri dari 4 aspek penilaian, yaitu perhatian, kesesuaian, percaya diri, dan kepuasan. Adapun rentangan nilai untuk validasi konten, validasi konstruk, uji coba terbatas dan motivasi belajar. a. Untuk Validator 1) Skor 4 berarti: Sangat sesuai/tidak ditemukan kesalahan/sangat jelas 2) Skor 3 berarti: Sesuai/hanya ditemukan kesalahan kecil/jelas 3) Skor 2 berarti: Kurang Sesuai/ditemukan beberapa kesalahan/kurang jelas
4 4) Skor 1 berarti: Tidak sesuai/semua salah/tidak jelas b. Untuk Subjek Uji Coba Untuk subjek uji coba, digunakan empat butir pilihan yaitu, sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. c. Untuk Motivasi Belajar Untuk mengetahui besar motivasi belajar siswa, ada lima butir pilihan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah dengan teknik rerata dengan menggunakan rumus berikut x
x N
(Arikunto, 2010)
Keterangan :
x = Nilai rata-rata
x = Jumlah skor jawaban yang diperoleh tiap item N = Jumlah responden yang menjawab Kesimpulan yang dicapai dari validasi dan uji coba terbatas dapat ditetapkan berdasarkan kriteria pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Kriteria Uji Coba Terbatas
3,26 - 4,00
Kriteria Valid (untuk validator) Valid/Layak Digunakan
Kelayakan (untuk siswa) Mudah menggunakan
2
2,51- 3,25
Cukup Valid/Cukup Layak
Dapat menggunakan
3
1,76 – 2,50
Kurang Valid/Kurang Layak
Kurang dapat membingungkan
4
1,00 – 1,75
Tidak Valid/Tidak Layak
Tidak dapat menggunakan
NO
Nilai
1
(dimodifikasi dari Arikunto, 2010)
Sedangkan untuk kesimpulan yang diperoleh dari pengukuran motivasi belajar dapat ditetapkan berdasarkan kriteria pada Tabel 2 berikut.
5 Tabel 2 Analisis Motivasi Belajar Siswa NO 1
Nilai 4,21 – 5,00
Kriteria Sangat Baik
2
3,41 - 4,20
Baik
3
2,61- 3,40
Cukup
4
1,81 – 2,60
Kurang
5
1,00 – 1,80
Sangat Kurang
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis uji validasi konten dan kesesuaian materi yang diperoleh dari ketiga validator dapat diketahui pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Analisis Kelayakan Isi dan Kesesuain Materi pada Produk Penelitian ini Validasi Konten Buku Siswa
Buku Guru
(modul)
Keterangan
Validasi Konstruk Buku Siswa
Buku Guru
(modul)
3,739
3,778
3,702
3,658
Valid/Layak
Valid/Layak
Valid/Layak
Valid/Layak
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Dari hasil analisi diperoleh bahwa secara keseluruhan buku siswa/modul Fisika “Fluida Statis” memiliki kelayakan konten sebesar 3,739 yang dapat diartikan bahwa modul ini layak digunakan. Pada buku guru, kelayakan konten buku diperoleh nilai sebesar 3,778 yang dapat diartikan bahawa buku guru ini layak digunakan. Kelayakan konten tidak menjamin akan kualitas produk penelitian, sehingga perlu juga dilihat dari analisis kesesuaian produk dengan konstruk. Dari hasil analisis pada buku siswa/modul Fisika “Fluida Statis” diperoleh nilai sebesar 3,702 yang artinya buku ini sesuai dan layak digunakan. Pada buku guru diperoleh nilai sebesar 3,658 yang artinya buku guru layak untuk digunakan. Perlu juga mengetahui akan hasil penggunaan dari siswa, karena modul ini diperuntuhkan untuk siswa SMA kelas X. Hasil analisis penggunaan untuk siswa SMA kelas X yang berjumlah 23 dapat dilihat pada Tabel 4.
6 Tabel 4 Hasil Analisis Uji Penggunaan oleh 23 Siswa SMA kelas X Aspek
Keterangan
Modul Fisika “Fluida Sattis”
Dapat mengggunakan
Animasi
Dapat menggunakan
Dari hasil analisi uji Penggunaan pada siswa dinyatakan bahwa seluruh siswa SMA kelas X dapat menggunakan modul dan animasi dari pengembangan peneliti. Modul ini digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan hasil analisis motivasi belajar siswa sebelum menggunakan modul ini cenderung belum maksimal. Hasil analisis peningkatan motivasi pada 23 siswa SMA kelas X yang diperoleh dari selisih motivasi sebelum dengan sesudah menggunakan modul dalam katagori baik dan sangat baik, dapat dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Analisis Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Katagori Motivasi Cukup Baik Baik Sekali
Sebelum
Sesudah
Keterangan
73,9% 26,1% 0%
13% 69,6% 17,4%
Menurun Meningkat Meningkat
Dari hasil analisis pada Tabel 5 diperoleh bahwa setelah menggunakan modul ini, persentase siswa yang motivasi belajar yang cukup dapat menurun, sedangkan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik dan sangat baik dapat naik. Besar persentase siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik dan sangat baik sebelum menggunakan modul ini adalah sebesar 26,1%. Sedangkan besar persentase siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik dan baik setelah menggunakan modul ini adalah sebesar 87%. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa SMA kelas X meningkat sebesar 60,9 %.
KESIMPULAN DAN SARAN Salah satu produk penelitian ini adalah modul yang diperuntukan untuk siswa. Peneliti menggunakan metode POE dalam menyusun modul ini, sehingga modul ini sesuai digunakan untuk menunjang implementasi kurikulum 2013. Disetiap sub bab dalam madul ini terdapat bagian-bagian dari pembelajaran POE,
7 yaitu predict, observe dan explain. Hal ini membuat modul ini berbeda dengan modul-modul yang lain, sehingga pengguna akan lebih mudah untuk memahami konsep fisika dan dapat menemukanya sendiri. Materi dalam modul ini tidak hanya didapatkan dalam bentuk teks, tetapi juga ada yang berbentuk video atau animasi, sehingga pengguna akan lebih tertarik akan mempelajarinya. Dari hasil uji validasi oleh 3 orang ahli, dengan menguji kelayakan isi dan kesesuaian materi diperoleh kevalidan dengan skor penilaian akhir untuk buku siswa sebesar 3,72 (valid/layak dugunakan) dan untuk buku guru sebesar 3,71 (valid/layak dugunakan). Sedangkan dari uji keterbacaan yang dilakukan oleh 23 siswa kelas X_MIA SMA N 1 Sumberpucung dinyatakan bahwa siswa bisa dalam menggunakan modul dan animasi materi Fluida Statis. Modul ini disusun untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dari hasil uji coba diperoleh bahwa jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik lebih banyak setelah menggunakan modul ini. Besar peningkatan jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik sebesar 60,9%. Kesimpulanya, bahan ajar (modul dan animasi) ini valid/layak digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari materi Fluida Statis sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Sedangkan untuk buku guru juga layak digunakan guru sebagai panduan dalam melaksanakan pembelajaran bermodul dengan model POE.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Budiati, Herni . 2012. Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation, And Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains . Surakarta : UNS Hakim, Irfan. 2013. Peserta TOT GPAI pada Sekolah Sasaran Kurikulum 2013 Tahun 2013. (online), (http://paiskabmalang.blogspot.com/2013/08..) Diakses 25 April 2013 Sharma M., at all. 2005. Learning Outcomes and Curriculum Development in Physics, A report on tertiary physics teaching and learning in Australia commissioned by the Australian Universities Teaching Committee (auTC) . Victoria: Monash University.
8
Prastiti ,Wari dan Subeno Arif Wibowo. 2012. Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemampuan Berpraktikum Dengan Hasil Belajar Fisika Pada Kompetensi Dasar Fluida Statis Siswa Kelas Xi Ipa 1 Sma Negeri 5 Metro, Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Makalah disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya