KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI PADA BAITUL MAAL WATTAMWIIL (BMT) AL FATH PAMULANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh BIYAN MUDA INTAN NIM: 1112053000024
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M
ABSTRAK BIYAN MUDA INTAN, 1112053000024, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Karakteristik Perilaku Organisasi Pada Baitul Maal Wattamwiil (BMT) AL FATH Pamulang. Dibawah Bimbingan Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban. MA Sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang memiliki perilaku organisasi yang baik pula serta mampu mencapai visi, misi dan tujuannya. Dalam hal ini perilaku sebuah organisasilah yang akan menjadi tulang punggung atas perkembangan sebuah organisasi. Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Perilaku organisasi sangat tergantung dengan perilaku individu dan kelompok yang ada didalam organisasi. Hal ini yang menarik bagi penulis untuk dibahas, dimana dalam prakteknya, berlangsungnya kegiatan organisasi sangat berpengaruh dengan perilaku organisasinya maka dari itu karakteristik sebuah organisasi menjadi sangat penting untuk diperhatikan dengan proses manajemen perilaku organisasi serta pembinaan terhadap aspek-aspek yang berperan dalam organisasi tersebut. Sehingga sebuah organisasi memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda-beda dengan organisasi lainnya Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik perilaku organisasi yang terdapat pada Baitul Maal Wattamwiil (BMT) Al Fath Pamulang dengan melihat apa yang menjadi perilaku khas yang menjadi ciri BMT Al Fath Pamulang itu sendiri. Serta kegiatan apa saja yang dilakukan BMT Al Fath Pamulang dalam kegiatan sehari-harinya sehingga membentuk perilaku organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik perilaku organisasi BMT Al-Fath Pamulang dan perilaku apa saja yang menjadi ciri khas dari pada BMT Al Fath Pamulang Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan wawancara. Metode analisis datanya menggunakan analisis deksriptif karena penelitian ini penulis menjelaskan Perilaku Organisasi pada BMT Al Fath Pamulang Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perilaku organisasi yang terdapat di BMT Al Fath dalam menjalankan visi, misi dan mencapai tujuannya berjalan sangat baik dan terarah . dengan adanya perilaku, struktur dan proses yang baik dan jelas, maka BMT Al Fath memiliki karakteristik perilaku organisasi dan komunikasi antar individu serta kelompok yang baik pula. Dan proses penganmbilan keputusan, pertanggung jawaban tugas pokok dan fungsi berjalan dengan rantai komando yang jelas sehingga meminimalisasi terjadinya konflik-konflik internal yang ada di BMT Al Fath Pamulang. Kata kunci: Karakteristik Organisasi, Perilaku Organisasi, BMT .
i
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan karunia-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam semoga Allah SWT sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan beliau kita dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat ini sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita semua. Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun pengajar lain yang memiliki intensitas ilmu dibidang kelembagaan khusususnya manajemen lembaga keuangan Islam yang mencakup kegiatan perbankan syariah. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, tidak terlepas dari doa dan kerja keras didalam pembuatannya, penulis berterima kasih atas dorongan motivasi dan dukungan semangat serta doa dari Ayahanda Zulfan Usman dan Ibunda Sri Suhaeni yang tiada henti-hentinya menjadi alasan penulis untuk tetap kuat menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga penulis ucapkan rasa terima kasih ini kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M,Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. MM sebagai Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Drs. Sugiharto, MA, sebagai Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah. 3. Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberi arahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
ii
4. Drs. Study Rizal LK, MA. selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajari Saya banyak ilmu di Kampus ini. Semoga ilmu yang diberikan, menjadi amal baik di akhirat kelak. 5. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan refrensi buku-buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Keluarga Besar Manajemen Dakwah, Seluruh teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk teman dan sahabat seperjuangan Gilang Ramadhan, Gustaf Maulana, Sandi Aryliansah, Abdul Jabbar, Firqi Fauzi, Hafidz Maulana, Widiana Sisilia, Firdha Muftiha, Habibullah Mustafa, M. Kasyif Fuad Darman, dan teman-teman Manajemen Dakwah Angkatan 2102 lainnya yang selalu memberikan banyak cerita dalam kehidupan penulis semasa menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selalu memberikan support serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. 7. Segenap pihak BMT Al Fath Pamulang yang sudah memberikan saya kesempatan untuk menjalankan praktikum dan juga penelitian skripsi, khususnya Pak Suryadi selaku Kabag. Operasional yang sudah bersedia diwawancarai dan banyak memberikan data serta informasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah memberi segala dukungannya dalam penyusunan skripsi ini yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Jakarta, 16 Maret 2017 17 Rajab 1438 H
Penulis iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah............................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6 1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7 F. Metodologi Penelitian ........................................................................ 8 G. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 12 H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG PERILAKU ORGANISASI
KARAKTERISTIK
A. Karakteristik...................................................................................... 16 1. Pengertian Karakteristik .............................................................. 16 B. Perilaku Organisasi .......................................................................... 18 1. Pengertian Perilaku Organisasi ................................................... 18 2. Perilaku Individu dalam Organisasi ........................................... 22 3. Perilaku Kelompok dalam Organisasi ........................................ 32
iv
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH PAMULANG A. Sejarah ............................................................................................. 37 B. Badan Hukum .................................................................................. 38 C. Visi, Misi, Fungsi dan Tujuan ......................................................... 39 1. Visi .............................................................................................. 39 2. Misi.............................................................................................. 39 3. Fungsi .......................................................................................... 40 4. Tujuan.......................................................................................... 40 D. Struktur Organisasi ........................................................................... 40 E. Produk-produk BMT AL-Fath .......................................................... 43
BAB IV
KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI BMT AL FATH PAMULANG A. Karakteristik Perilaku Organisasi BMT Al-FATH Pamulang.......... 48 1. Perilaku.................................................................................... ....48 2. Struktur ........................................................................................ 54 3. Proses........................................................................................... 58 B. Perilaku Khas BMT AL FATH Pamulang........................................ 77 1. Nilai Inti Insan BMT ................................................................... 78 a. Kerja ikhlas, kerja cerdas dan kerja keras ............................ 78 b. Menjunjung Tinggi Kejujuran, amanah, tabligh dan fathonah ................................................................................ 79 c. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan profesional ............................................................................ 79 d. Pengelolaan usaha yang bersih, transparan dan akuntabel .............................................................................. 79 e. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan ................................................. 80
v
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 82 B. Saran ................................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: TUPOKSI Badan Pengawas .......................................................................................60 Tabel 4.2 : TUPOKSI Ketua Pengurus Kantor ............................................................................61 Tabel 4.3 : TUPOKSI Manajer ....................................................................................................62 Tabel 4.4 : TUPOKSI Sekertaris..................................................................................................64 Tabel 4.5 : TUPOKSI Bendahara ................................................................................................65 Tabel 4.6 : TUPOKSI Kabag. Operasional..................................................................................65 Tabel 4.7 : TUPOKSI Kabag. Marketing ....................................................................................67 Tabel 4.8: TUPOKSI Account Officer ........................................................................................68 Tabel 4.9: TUPOKSI Teller .........................................................................................................74 Tabel 4.11: TUPOKSI Customer Service ....................................................................................75
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Proses Pembentukan Kepribadian............................................................. 27 Gambar 2.2 : Teori keseimbangan Pembentukan Kelompok ......................................... 35 Gambar 4.1 : Bagan Struktur Organisasi BMT Al Fath ................................................. 55
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belakangan
ini
perkembangan
perilaku
organisasi
semakin
terasa
kemajuannya bahkan telah menjadi sesuatu hal yang selalu dibahas dalam sebuah organisasi. Karena di samping perilaku organisasi ini sulit dipahami, juga persoalan-persoalan organisasi yang cenderung semakin kompleks, ditambah pula berbagai persoalan manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut menjadi tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan organisasi baik organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta. Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam setiap organisasi apapun bentuknya. Ketika manusia memasuki dunia organisasi maka itulah awal perilaku manusia yang akan memberikan peran tersendiri terhadap kemajuan dan perkembangan organisasi. agar sumberdaya manusia yang dimiliki dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap keberhasilan organisasi, maka agenda penting bagi pimpinan organisasi dan khususnya divisi sumberdaya manusia adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya manusianya dan mengarahkannya sesuai dengan visi dan misi organisasi karena,
1
2
hal tersebut merupakan langkah awal menuju perkembangan dan pencapaian keberhasilan organisasi.1 Demi mewujudkan sebuah lembaga yang baik, maka lembaga tersebut pun harus berjalan secara profesional. Yang mana lembaga tersebut haruslah menggunakan dan menerapkan fungsi serta dasar-dasar organisasi. Sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini perilaku sebuah organisasilah yang akan menjadi tulang punggung atas tercapainya tujuan sebuah organisasi. Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi, dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi.2 Setiap organisasi pasti mengusung sebuah budaya organisasi yang mana dari budaya yang diterapkan akan menjadi sebuah identitas yang melekat erat didalam seluruh kegiatan organisasi tersebut. Budaya organisasi mengacu pada pola keyakinan yang menghasilkan norma, nilai, dan kegiatan informal kelompok. Budaya organisasi seperti dampak perilaku tradisional yang disetujui oleh norma kelompok tetapi tidak diakui secara resmi.3 Perilaku organisasi mencakup seluruh organisasi baik berskala besar seperti organisasi pemerintahan suatu negara, perusahaan-perusahaan ternama, lembaga
1
Sudarmanto, “Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009) h.29 2 Wibowo, “ Perilaku Dalam Organisasi”, (Jakarta : Rajawali Pers), h. 1 3 John M. Ivancevich, “Perilaku Dan Manajemen Organisasi” , edisi ke-7 Dharma Yuwono (terj), (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2005), , h. 313
3
keuangan dan bank-bank besar.Juga organisasi berskala kecil dan berkembang seperti halnya organisasi masjid, swadaya masyarakat, koperasi dan lembaga kuangan mikro syariah seperti baitul maal wattamwiil (BMT). BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang tumbuh seiring dengan perkembangan lembaga keuangan maupun non keuangan syariah di Indonesia. BMT didefinisikan sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.4 Peran umum BMT adalah melakukan pembinaan dan pendanaan berdasarkan sistem syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup baik ilmu pengetahuan maupun materi, maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keIslaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat.5 Sesuai dengan pengertian terminologisnya, BMT melaksanakan dua jenis kegiatan yaitu Baitul Maal dan Baitut Tamwil. Sebagai Baitul Maal, Beberapa kegiatan dari BMT dijalankan tanpa orientasi mencari keuntungan. BMT berfungsi sebagai pengemban amanah yang serupa dengan amil zakat yaitu menyalurkan bantuan dana secara langsung kepada pihak yang berhak dan membutuhkan. Sumber dana kebanyakan berasal dari zakat, infaq, dan shadaqah serta dari bagian laba BMT yang disisihkan untuk tujuan ini. Adapun bentuk penyaluran dana atau bantuan yang diberikan beragam. Ada yang murni bersifat hibah dan ada pula yang merupakan pinjaman bergulir tanpa dibebani biaya dalam
4
M. Dawam Rahardjo, “Islam dan Transformasi Sosial dan Ekonomi”, (Jakarta: LSAF, 1999), h. 430 5 Heri Sudarso,” Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan ilustrasi”, (Yogyakarta: Ekonosia, 2003) cet. Ke-2, h. 96
4
pengambilannya. Pinjaman yang bersifat hibah sering berupa bantuan langsung untuk kebutuhan hidup yang mendesak atau darurat dan diperuntukkan bagi mereka yang memang sangat membutuhkan, diataranya adalah bantuan untuk berobat, biaya sekolah, sumbangan bagi korban bencana, dan lain sebagainya. Sedangkan sebagai Baitut tamwil, BMT terutama berfungsi sebagai suatu lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah yang melakukan upaya penghimpunan dan penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah yang paling mendasar dan sering digunakan adalah sistem mudharabah atau bagi hasil6. Untuk menyusun organisasi yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut: memiliki tujuan yang jelas, terdapat pendelegasian tugas dan wewenang, memiliki struktur yang mendorong kreativitas karyawan, memiliki satu kesatuan komando dan ada pembagian tugas yang jelas.7 Dengan demikian sebuah lembaga keuangan syariah Baitulmaal wattamwil (BMT) pun harus menjalankan fungsi serta dasardasar organisasi. Sebuah BMT harus mengerti hakikat organisasi, memiliki struktur dan desain organisasi, strategi organisasi, model organisasi, budaya organisasi, serta kepemimpinan organisasi yang baik pula. Seperti halnya BMT yang terdapat di daerah Pamulang, Tangerang Selatan yang bernama BMT Al-Fath Ikatan Masjid Indonesia (IKMI). Melihat kondisi rill masyarakat dari sisi ekonomi yang belum dapat hidup secara layak dan mapanmasih sering terjerat rentenir serta tidak adanya lembaga yang 6
Awalil Rizky, “Fakta dan Prospek Baitul Maal wattamwil”, (Yogyakarta: UCY Pers, 2007),
h. 6-7 7
Siswanto & Agus Sucipto, “Teori dan Perilaku Organisasi”, (Malang : UIN-Malang Pers),
h. 62
5
membantuuntuk meningkatkan pendapatan mereka dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil. Padahal dari pontensi yang dimiliki oleh merekayang apabila dikelola oleh sistem kebersamaan maka akan dapat meningkatkan ekonomi mereka. Oleh karena itu maka dirintislah BMT Al-Fath oleh 25 orang pendiripada tanggal 13 Oktober 1996 dan kini jumlah pendirinya menjadi 31 orang yang terletak di Jl. Aria Putra No. 07 Kedaung Pamulang, Tangerang Selatan. BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya mengacu kepada prinsip-prinsip syariah islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upayamemberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dam pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.8 Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul, “KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI PADABAITUL MAAL WATTAMWIIL (BMT) AL-FATH PAMULANG”
B. Identifikasi Masalah Penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai karakteristik perilaku organisasi pada Baitul Maal Wattamwiil Al-Fath Pamulang dalam menjalankan kegiatannya. Apakah ada perilaku organisasi yang khas dan menjadi indentitas
8
http://www.bmialfath.com/index.php?peji=profil, diakses pada tanggal 6 april 2015 pukul 11:41 WIB
6
dari BMT Al-fath atau kegiatan lainnya yang menggambarkan perilaku organisasi yang diusung oleh BMT Al-Fath dalam menjalankan kegiatannya.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pemaparan diatas dan agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, tidak melebar dan juga dapat memudahkan analisis, maka penulis membatasi penelitian ini dilakukan pada BMT Al-Fath, Pamulang, Tangerang Selatan. Dan membahas perilaku organisasi BMT Al-Fath, Pamulang yang meliputi
perilaku
organisasi
yang
diterapkan
didalamnya
kemudian
menganalisanya melalui pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh penulis.
D. Perumusan Masalah Untuk memberikan suatu gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diteliti, maka pertanyaan penelitian yang menjadi fokus penulis dan dirumuskan yakni : 1. Bagaimana karakteristik perilaku organisasi BMT Al-Fath Pamulang? 2. Perilaku seperti apa yang menjadi ciri khas BMT Al-Fath Pamulang ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari peneltian yang akan penulis teliti adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik perilaku organisasi BMT AlFath Pamulang.
7
b. Untuk mengetahui perilaku yang menjadi ciri khas yang ada di BMT AlFath Pamulang. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini diantaranya adalah : a.
Manfaat bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif berupa
buku bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, kuhususnya di Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi dan penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian serupa selanjutnya. b. Manfaat bagi praktisi Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi lembaga-lembaga non-bank, khususnya BMT dan sekaligus dapat memberi penjelasan tentang bagaimana prilaku organisasi pada BMT tersebut serta apakah BMT Al Fath Memiliki perilaku khas yang menjadi ciri khasnya dalam menjalankan organisasi. c. Manfaat bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan bagi masyarakat umum, terutama para nasabah dan karyawan dapat mengetahui bagaimana perilaku organisasi pada sebuah lembaga BMT.
8
F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti adalah deskriptif-kualitatif serta data-data pendukung seperti buku-buku tertulis dan sebagainya. Yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau sifat seperti apa adanya. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, sangat rinci, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahanperubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik yang bermakna di lapangan.9 Menurut Bohdan dan Taylor, di kutip dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J. Moeleong menjelaskan metodologi kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.10 Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.11Jadi penelitian ini dilaksanakan untuk memastikan atau menggambarkan ciri-ciri atau karateristik dari objek yang diteliti. 9
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.Ke-1,h.142 10 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 2004), Cet.Ke-20, h. 4. 11 M. Nasir,Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h.63
9
2. Sumber Data a. Primer Sumber data ini diperoleh secara langsung dari para informan, pertama melalui wawancara. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada pihak internal dan staff-staff pengurus BMT AlFathyang dianggap dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Sekunder Sumber data ini diperoleh dari laporan-laporan yang dikeluarkan oleh Baitul Maal Wat Tamwil serta diperoleh dari literatur kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, koran, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penelitian ini. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah prilaku organisasi BMT Al-Fath. Sedangkan objek penelitian ini adalah BMT Al-Fath Pamulang. 4. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berada di Jl. Aria Putra No. 07 Kedaung Pamulang Kota Tangerang Selatan, Sedangkan waktu penelitiannya mulai dari bulan Desember 2017 sampai dengan selesai. 5. Metode Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode yang bersumber kepada penelitian lapangan dengan menggunakan:
10
a. Interview (wawancara) Yaitu salah satu cara memperoleh data melalui infomasi yang didengarnya oleh panca indera pendengaran, yang sebelumnya ditanyakan
terlebih
dahulu
kepada
informan.12
Peneliti
akanmewawancarai pengurus dan manajer BMT sebagai sample yang dapat menjabarkan isu permasalahan yang menyangkut penelitian ini. b. Observasi Yaitu penelitian mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian secara informal.13Observasi juga adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dengan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti langsung di lapangan.14Observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada pengurus Baitu Maal Wat Tamwil, hal ini guna mengetahui keadaan yang sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan dengan masalah penelitian. c. Dokumentasi Dokumentasi, menurut Winarto Surahmad, pengertian dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dari pemikiran terhadap peristiwa dan oleh penulis dengan sengaja untuk disimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa
12
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif…., h.39 Sutrisna Hadi, Penelitian Research, (Yogyakarta: Penerbitan Fakultas Fisikologi UGM, 1981), Cet.Ke.2, h.137 14 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), Cet.Ke-2, h.21 13
11
tersebut.15 Dokumentasi itu juga merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan data-data yang tidak langsung dan dapat berbentuk foto dan arsip (dokumen) yang berisi data-data dari BMT Al-FAth Pamulang, yang dijadikan objek penelitian. d. Studi Kepustakaan Merupakan suatu usaha untuk memperoleh data sekunder. Hal ini penting untuk mendapatkan teori-teori dan data-data untuk memperkuat argumentasi. Selanjutnya penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan membaca, mempelajari, mencatat, dan merangkum teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah pokok pembahasan melalui buku-buku, skripsi terdahulu, mejalah, surat kabar, artikel, bulletin, brosur, internet, dan media lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 6. Teknik Analisa Data Analisis data dalam penelitian kualitatif secara teoritis merupakan proses penyusunan data untuk memudahkan penafsirannya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk data deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang memaparkan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta aktual atau sesuai kenyataannya. Sehingga menuntut penafsiran peneliti yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah objek kajian yang utuh.Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif terhadap prilaku
15
Winar\to Surahmad, Metodologi Riset,(Bandung: Tarsito, 1989), h.134
12
organisasi BMT Al-Fath Pamulang, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis kemudian diklasifikasikan untuk di analisis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah dengan berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah. 7. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Tim Penulis Hamid Nasuhi dkk. Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II, April 2007.16
G. Tinjauan Pustaka Dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti, setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti, skripsi tersebut diantaranya: Pertama, atas nama Engkun Shiddiq Ayatullah “Perilaku Organisasi Forum Kota (FORKOT)”Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah tahun 2012. Pada penelitian ini penulis membahas 16
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II, 2007
13
tentang perilaku dan kegiatan yang berada di organisasi Forum Kota (FORKOT) yang berada di UIN Jakarta, menetiti dari segi keorganisasian, bentuk dan desain organisasi di dalamnya. Kedua, atas nama Akhmad Radithya R “Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Atasan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Staf Perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Pariwisata” Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Jakarta Jurusan Ilmu Perpustakaan tahun 2014. Skripsi ini membahas tentanf pengaruh pemberian motovasi oleh atasan terhadap peningkatan produktivitas kerja staf perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Priwisata serta mengetahui sejauh mana peningkatan produktivitas kerja staf perpustakaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian motivasi dari atasan terhadaf staf perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Pariwisata kurang maksimal. Sehingga staf perpustakaan dalam bekerja memiliki kendala, maka dari itu peningkatan produktivitas kerja staf perpustakaan tidak terlihat signifikan. Ketiga, atas nama Fitri Meilani “Strategi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang” Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2011. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan BMT Al-Fath dalam menghimpun dana pihak ketiga, faktir-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi penghimpunan dana pihak ketiga dan bagaimana perkembangan dana pihak ketiga pada tahun 2006-2010 di BMT Al-Fath Pamulang.
14
Persamaan penulisan dari skripsi-skripsi terdahulu yaitu pertama, penulis sama-sama meneliti tentang perilaku organisasi dan kegiatan yang ada dalam sebuah organisasi pada umumnya. Kedua, penulis juga membahas tentang perilaku organisasi yang menjadi ciri khas daripada lembaga BMT Al Fath Pamulang. Ketiga, penelitian ini sama sama dilakukan di BMT Al-Fath Pamulang. Yang menjadi pembeda dari penelitian-penelitian terdahulu yaitu penulis meneliti tentang perilaku organisasi serta kegiatan yang ada di BMT Al-Fath pamulang. Dari perilaku yang ada di BMT Al-Fath pamulang akan di ambil dan ditarik kesimpulan bagaimanakah karakteristik perilaku organisasi yang terdapat di BMT Al-Fath Pamulang. Demikianlah tinjauan pustaka ini saya lakukan, di mana pokok bahasan atau materi dan objeknya antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi-skripsi terdahulu penulis nyatakan belum ada yang meneliti dan membahasnya.
H. Sistematika Penulisan Untuk lebih mempermudah dan sekaligus agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka penulis membagi atas lima bab, kelima bab tersebut secara rinci sebagai berikut: Bab I
: Pendahuluan
Penulis mengurai beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian ini, pada bagian awal diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data, dan diakhiri dengan uraian tentang sistematika penulisan.
15
Bab II : Tinjauan Teori Membahas tentang definisi-definisi judul penelitian mengenai Bab II ini menjelaskan tentang landasan teori, yang memuat tentang deskripsi teori yang berisikan tentang pengertian karakteristik perilaku organisasi serta pembagiannya, perilaku yang menjadi ciri khas organisasi dan, Baitul maal WattamwIil Bab III: Gambaran Umum BMT Al-Fath Pamulang Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum mengenai Baitul Maal wat Tamwil, mulai dari sejarah berdirinya, visi-misi, fungsi ndan tujuan, struktur organisasi, legalitas hukum, sarana dan prasarana, macam-macam produk BMT Al-Fath Pamulang. Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini merupakan bab inti dari penelitian dimana penulis akan membahas perilaku organisasi BMT Al-Fath Pamulang yang merupakan hasil dari analisis data yang sudah dilakukan. Analisis ini dilakukan agar mengetahui bagaimana karakteristik perilaku organisasi BMT Al-Fath Pamulang Bab V: Penutup Merupakan bab akhir, dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya, dan kemudian penulis mengemukakan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI A. Karakteristik 1. Pengertian Karakteristik Secara bahasa karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “ka.rak.te.ris.tik = 1. ciri-ciri khusus ; 2. mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu yang mana berasal dari kata karakter yang artinya sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yg membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.17 Sedangkan pengertian karakter menurut para ahli yaitu sebagai berikut: a. Menurut Maxwell Menurut Maxwell, dikutip dari buku Pendidikan Karakter Disekolah yang ditulis oleh Nur Isla Aunillah menyebutkan, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan18. b. Menurut Wyne Menurut Wyne, dikutip dari buku Pendidikan Karakter Disekolah yang ditulis oleh Nur Isla Aunillah menyebutkan, karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk memfoukuskan penerapan nilai 17 18
Kbbi.web.id/karakteristik diakses pada tanggal 23 maret 2017 pukul 15 : 42 Nurla Isna Aunillah, “Pendidikan Karakter disekolah”, (Jakarta : Laksana, 2011) h. 19
16
17
kebaikan ke dalam tindakan atau pun tingkah laku.Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivation) dan keterampilan (skills). Makna karakter itu sendiri sebenarnya dari bahasa yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan pada aplikasi nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam rakus dan berperilaku buruk dikatakan sebagai orang berkarakter buruk dan begitu juga sebaliknya.19 c. Menurut Kertajaya Karakter ialah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang itu bertindak, bersikap, berucap dan merespon sesuatu.20 Karakter berkaitan erat dengan ciri khas yang mana arti dari pada ciri khas itu sendiri tersusun dari pada 2 suku kata yang pertama ciri dan yang kedua khas. Ciri dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti: 1. Tanda yang khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. 2. Tanda pada organisme yang merupakan interaksi antar gen atau dengan
19
Nurla Isna Aunillah, “Pendidikan Karakter disekolah”............. h. 19 www.seputarpengetahuan.com/2006/03/6-pengertian-pendidikan-karakter di akses pada tanggal 17 april 2017 pukul 13.26 WIB 20
18
lingkungan. 3. Tanda atau sifat suatu bentuk kebahasaan.21 Dan kata yang kedua yaitu khas yang artinya: khusus, teristiewa. Berarti yang dimaksud dari ciri khas perilaku organisasi adalah sebuah tanda atau perilaku yang khas dari sebuah organisasi yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain serta perilaku yang khas tersebut menjadi tanda kebahasaan yang khusus dalam menggambarkan sebuah organisasi tertentu. Jadi sebuah organisasi yang memiliki karakteristik ialah organisasi yang memiliki kepribadian, idealisme, pedoman dan memiliki ciri khas tertentu yang berbeda dari pada organisasi lainnya. Karakter yang dimiliki oleh
sebuah
organisasi
pada
dasarnya
terbentuk
melalui
proses
pembelajaran yang cukup panjang. Karakter organisasi juga tergantung kepada karakteristik individu dan kelompok yang ada di dalam organisasi tersebut, dimana yang menjadi objek utamanya adalah manusia. Karakter manusia bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter merupakan bentukan atau pun tempaan lingkungan dan juga orang – orang yang ada di sekitar lingkungan tersebut. Maka dari itu organisasi yang memiliki karakter yang baik tercipta dari lingkungan yang baik pula.
21
www. Kbbi.Web.id/ciri diakses pada tanggal 17 april pukul 11.45 WIB
19
B. Perilaku Organisasi 1. Pengertian Perilaku Organisasi Perilaku organisasi terdiri dari 2 suku kata yaitu : perilaku dan organisasi. Dalam kamus besar bahasa indonesia kata perilaku memiliki arti : (n) Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan kata organisasi dalam kamus besar organisasi memiliki arti : (n) 1. Kesatuan susunan yang terdiri atas bagian-bagian orang dalam perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; 2. Kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.22 Didalam Al-Quran surat Al-Shaff ayat 4 juga disebutkan tentang organisasi yaitu yang berbunyi :
ٌﺎ ﻛَﺄَﻧﱠﮭُﻢْ ﺑُﻨْﯿَﺎنٌ ﻣَﺮْﺻُﻮصإِنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﯾُﺤِﺐﱡ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾُﻘَﺎﺗِﻠُﻮنَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﯿﻠِﮫِ ﺻَﻔ Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Al-Shaff 4)23. Dari ayat ini dicontohkan bahwasannya dalam berperang di jalan Allah SWT, Allah menyukai hambanya dalam barisan yang teratur seakanakan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh. Apabila prinsip ini diterapkan dalam berorganisasi maka dalam sebuah organisasi kita juga perlu untuk memiliki organisasi yang kokoh, dalam artian tersusun rapih jelas serta semuanya harus tersusun
22
secata struktur dan terarah dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) cet. Ke-3, h. 803 & 859 Al-Quran surat Al-Shaff ayat 4
23
20
menjalankan visi, misi, fungsi dan tujuan organisasi tersebut. Di samping itu, kata (ٌ )ﺑُﻨْﯿَﺎنٌ ﻣَﺮْﺻُﻮصmenerangkan bahwa dalam sebuah organisasi hendaknya terdapat pembagian tanggung jawab, wewenang dan tugas, sebagaimana yang terjadi dalam sebuah bangunan atau rumah, ada yang bertugas menjadi tangga, ada yang bertugas menjadi tiang, serta ada yang bertugas menjadi atap dan lain sebagainya. Secara terminologis organisasi menurut Sondang P. Siagian memiliki arti : setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan. 24 Sedangkan menurut Robbins dan Judge dikutip dari buku Perilaku Dalam Organisasi yang ditulis oleh Wibowo menyebutkan organisasi merupakan : unit sosial yang secara sadar dikoordinasikan, terdiri dari 2 orang atau lebih yang berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Organisasi menurut pandangan Gibson, Ivancevich, Donelly adalah sebagai entinitas yang memungkinkan masyarakat mengejar penyelesaian yang tidak dapat dicapai oleh individu yang bertindak sendiri.25 Sedangkan perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi terhadap rangsangan dalam semua jenis organisasi. dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi 24
25
Sondang P. Siagian, “Filsafat Administrasi”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008) h. 6 Wibowo, “Perilaku Dalam Organisasi”, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014) h 1-2
21
informasi, dilindungi, dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku didalam organisasi. Seperti halnya dengan organisasi, pandangan di antara para pakar tentang perilaku organisasi sangat beragam. Menurut Robbins dan Judge perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi. Sedangkan menurut Greenberg dan Baron dikutip dari buku Perilaku Dalam Organisasi yang ditulis oleh Wibowo menyebutkan perilaku organisasi adalah merupakan bidang yang mencari peningkatan pengetahuan dari semua aspek perilaku dalam pengaturan organisasional menggunakan metode saintifik. Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang dicurahkan untuk memahami, menjelaskan dan akhirnya memperbaiki sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.26 Dari berbagai pendapat diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek yang berkaitan erat dengan tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu, serta aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia dan juga pengaruh manusia terhadap organisasi dan hubungan dari keduanya yang dapat mempengaruhi usaha demi tercapainya tujuan-tujuan dalam sebuah organisasi tersebut.
26
Wibowo, “Perilaku Dalam Organisasi”, ....................... h. 4
22
Dalam kegiatannya perilaku organisasi memiliki tiga karakteristik penting yaitu : a. Perilaku Fokus dari perilaku organisasi adalah : perilaku individu dalam organisasi, sehingga untuk memahami perilaku organisasi maka terlebih dahulu harus dipahami perilaku berbagai individu di dalam organisasi. Perilaku yang terjadi didalam organisasi tidak luput dari pada adanya proses komunikasi yang baik, komunikasi yang terjalin dalam sebuah organisasi memberikan makna dan arti yang sangat penting sehingga seluruh kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya dalam sebuah organisasi menerapkan beberapa jenis komunikasi dalam organisasi bisnis. Yang pertama, Komunikasi kebawah (downward communication) yang berasal dari seseorang yang mempunyai posisi yang lebih tinggi kepada seseorang yang mempunyai status lebih rendah. Dan komunikasi kebawah, biasanya berupa policy, kebijakan perintah, petunjuk dan informasi yang bersifat umum. Komunikasi ini dilakukan dengan tatap muka, melalui telepon, papan buletin, pengumuman, buku pedoman, edaran tertulis, dan sebagainya. Yang kedua, komunikasi keatas (upward communication) merupakan kebalikan komunikasi ke bawah. Komunikasi ini berisi laporan, pengaduan, desas-desus (rumor), permohonan, tuntutan, dan keinginan. Komunikasi ini dapat dilakukan lewat tatap muka, demonstrasi, surat terbuka, diskusi dan sebagainya. Komunikasi ini
23
dapat menciptakan lingkungan yang saling terbuka antara atasan dan bawahan sehingga kegiatan di dalam sebuah organisasi terasa hangat dan bersahabat. Ketiga, komunikasi horizontal (horizontal communication), yaitu komunikasi antar status yang sama dalam organisasi. Komunikasi horizontal mempunyai dua tujuan, yaitu untuk mempercepat jalannya komunikasi antar bagian yang memiliki status yang sama dan dapat menyatukan organisasi secara sosial.27 b. Struktur Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi dirancang, bagaimana pekerjaan itu diatur dalam bagian organisasi. struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orangorang dalam organisasi serta efektivitas dari organisasi tersebut. c. Proses Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai proses organisasi tersebut dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.28
27
Hendayat Soetopo, “Perilaku Organisasi”, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010) h.
193 28
Marita Ahdiyana, “Diktat Perilaku Organisasi”, (Universitas Negri Yogyakarta 2011), h. 9
24
Organisasi yang baik tentu harus dikelola dengan manajemen organisasi yang baik pula, karena keberhasilan organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan operasional. Oleh karena itu menurut Sondang P. Siagian ada fungsi-fungsi manajemen yang harus diterapkan dalam organisasi sebagai penjabarankebijaksanaan dasar atau strategi organisasi yang telahditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar beertindak. Fungsi-fungsi tersebut terkandung dalam POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluating)29 a. Planning (perencanaan) Perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama-tama diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Perencanaan merupakan usaha konkret dalam langkah-langkah yang harus ditempuh yang mana dasardasarnya telah dilettakan dalam strategi organisasi.30 b. Organizing (pengorganisasian) Suatu rencana yang telah tersusun dengan rapih dan ditetapkan sebagai sebuah perhitungan, tidak dapat terlaksana dengan sendirinya. Maka dari itu penting untuk dilakukan pengorganisasian, yaitu keseluruhan proses pengelompokkan alat-alat, tugas,tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
29 30
Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”, (Jakarta : Bumi Aksara 2007), h. 33 Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”........................ h. 35
25
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dala rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.31 c. Actuating (pelaksanaan) Pelaksanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien dan ekonomis. d. Controlling (pengawasan) Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. e. Evaluating (evaluasi/penilaian) Evaluasi atau penilaian adalah pengukuran dan pembandingan hasil-hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Kegiatan penilaian ini minimal dapat dilakukan sekali di akhir kegiatan. Bisa dilakukan di tengah kegiatan asal tidak mengganggu jalannya kegiatan. Bisa dikumpulkan sebagai arsip untuk pelaksana tahun depan agar permasalahan yang datang bisa diantisipasi. 2. Perilaku Individu dalam Organisasi Perilaku organisasi hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh karena itu, untuk memahami
31
Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”.........................h 60
26
perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fugsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Sebagai gambarah dari pemahaman ungkapan ini misalnya : seorang tukang parkir yang memarkirkan mobil, seorang tukang pos yang menyampaikan surat-surat ke alamat, seorang mekanik yang bekerja dalam bengkel, seorang karyawan asuransi yang datang ke rumah menawarkan jasa suransinya, seorang perawat di rumah sakit dan lain-lain. Mereka semua akan berperilaku berbeda satu sama lainnya, dan perilakunya ditentukan oleh masing- masing lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi : a. Kemampuannya b. kepercayaan pribadi c. pengharapan kebutuhan d. pengalaman masa lalunya. Ini semua adalah karakteristik
yang dimiliki individu, dan
karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala ia akan memasuki suatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu memiliki karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi diantaranya adalah : a. Keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki
27
b. Pekerjaan-pekerjaan c. Tugas-tugas d. wewenang dan tanggung jawab e. sistem penggajian f. sistem pengendalian, dsb.32 Maka jikalau karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi maka akan terwujudlah “Perilaku individu dalam organisasi”. Ungkapan pengertian diatas dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut : P = F(I,L) Keterangan : P adalah : Perilaku F adalah : Fungsi I adalah : Individu L adalah : Lingkungan Ungkapan tersebut dapat dibaca sebagai berikut : “Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara sesorang individu dengan lingkungannya”. Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Individu dengan organisasi tidak jauh berbeda dengan pengertian ungkapan tersebut. Keduanya mempunyai sifat-sifat khusus atau karakteristik tersendiri dan jika kedua 32
Miftah Toha, “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009) h. 33
28
karakteristik ini berinteraksi maka akan menimbulkan perilaku individu dalam organisasi.33 Manusia sebagai individu yang memiliki peran penting dalam perilaku organisasi
merupakan makhluk sosial. Maka mereka secara alami akan
mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi individu terhadap kelompoknya memiliki beberapa tahapan yaitu: a. Tahapan Kontak b. Tahapan Keterlibata c. Tahapan keintiman.34 Perilaku individu dalam organisasi berkaitan erat dengan sikap individu tersebut. Sikap (attitude) adalah kesiapan mental untuk merespons sesuatu, baik yang negatif maupun yang positif. Sikap didampingi oleh sesuatu yang terjadi sebelumnya dan hasil yang diperoleh. Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan. Beberapa sikap dalam diri individu dapat menetap dan berkelanjutan akan tetapi dalam hal psikologis
33
Miftah Toha, “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, ............ h. 34 Prof. Bimo Walgito, “Psikologi Kelompok”, (Yogyakarta : Andi Offset, 2010) h. 24
34
29
sikap juga dapat mengalami perubahan karena sikap merupakan bagian intrinsik dari kepribadian sesorang. Ada sejumlah teori yang mencoba menerangkan pembentukan dan perubahan sikap. Salah satu teori menyatakan bahwa : manusia berupaya untuk mencari suatu keselarasan antara keyakinan mereka dan perasaan mereka terhadap objek-objek yang mereka hadapi. Maka perubahan sikap bergantung dari upaya mengubah perasaan atau keyakinan-keyakinan tersebut. Teori tersebut kemudian mengasumsi bahwa manusia memiliki sikap yang terstruktur yang terdri dari berbagai macam komponen-komponen yaitu : a. Afektif (perasaan) dan b. Kognitif (pengetahuan/pemikiran). Keterikatan antara komponen tersebut berarti bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu komponen akan menyebabkan timbulnya perubahan pada komponen-komponen lain. Apabila komponen-komponen tersebut tidak konsisten, ataupun melampaui batas toleransi seseorang, maka akibatnya adalah timbulnya ketidak stabilan, Teori tersebut menyatakan bahwa apa yang dinamakan “Affect”, kognisi dan perilaku mendeterminasi sikap dan sebaliknya, sikap juga mempengaruhi “Affect”, kognisi dan perilaku.35
35
J. Winardi, “Manajemen Perilaku Organisasi”, (Jakarta : Kencana, 2004) h. 211 - 212
30
Individu seutuhnya memiliki kebutuhan fisiologis (jasmani) yang sama, tetapi tidak akan sama dalam memenuhi kebutuhan psikologis (rohani) hal ini disebabkan oleh latar belakang yang berbeda-beda (kognitif, afektif dan psikomotorik). Berlandaskan ilmu perilaku, setiap individu memiliki keragaman skala sikap dan perilaku sehingga terdapat beberapa variable yang menggambarkan perbedaan itu, antara lain kemampuan dan kepribadian. a. Kemampuan Kemampuan biasanya sangat berkaitan sekli dengan perbedaan karakteristik individu atau yang disebut skill dan ability. Kedua istilah tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sama yakni ‘kemampuan’. Namun, pada hakikatnya kedua istilah ini berbeda, skill merupakan ketermapilan sesorangyang berkaitan dengan kapasitas sesorang dalam menyelesaikan tugasnya secara cepat dan tepat, sebagai keterampilan tingkat paling tinggi yang digambarkan perilaku dalam menyelesaikan tugas itu dilakukan pada tingkat di bawah sadar, misalnya ‘seseorang untuk membuat kalkulasi perhitungan laba dengan kalkulator dilakukan dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan secara otomatis membuat catatan dalam daftar laporan hasilnya’. Sedangkan ability adalah kemampuan yang berkaitan dengan kinerja sesorang. Dengan kata lain, orang mampu untuk menampilkan kemampuan kerja dan melaksanakan tugas dengan baik, misalnya ‘seseorang dapt
31
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik tanpa kesalahan dalam batas waktu yang telah ditentukan.36 Skill
dan
ability,
keduanya
sangat
penting
sebagai
bahan
pertimbanganatasan untuk menempatkan seseorang dalam suatu jabatan. Untuk mengukur skill dan ability dapat dipergunakan intellegent quotient score (IQ score). Dalam hal tertentu, pengukuran test kemampuan ini masih terdapat kontroversi, terutama yang berkaitan dengan validitas tes, apalagi tes iniditerapkan kepada orang yang berbeda latar belakang karakteristiknya. b. Kepribadian Kepribadian merupakan perbedaan karakteristik individu, kepribadian adalah gambaran profil seseorang atau merupakan kombinasi dari karakteristik dan keunikan seseorang secara alami dan interaksi dengan yang lainnya. Kepribadian dapat juga dikatakan kombinasi antara seperangkat fisik dan karakteristik mental seseorang. Kepribadian itu dapat dilihat dari perilaku sendiri, seperti bagaimana cara seseorang berbicara, bertindak, dan melakukan sesuatu atau lain-lainya.37 Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gambaran profil seseorang atau kombinasi
dari karakteristik disertai keunikan seseorang secara
alamiah yang berinteraksi dengan lainnya. Beberapa pandangan terhadap kepribadian adalah apakah dia tetap atau dapat berkembang, apakah kepribadian terbawa sejak lahir atau dibentuk oleh pengalaman. Sering kita 36
Manahan P. Tampubolon, “Perilaku keorganisasian” (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2012) cet-1 edisi ke-3, h. 29 37 Manahan P. Tampubolon, “Perilaku keorganisasian” .................... h. 30
32
dengar suatu ungkapan dalam pergaulan sehari-hari bahwa “dia mirip ibunya dalam bertindak”, dan sebagainya. Untuk melihat itu, berikut digambarkan bagaimana kepribadian itu terbentuk. Heredity
Environment
Physical Characteristic Gender
Culture Factors Situational Factors
Personality Gambar 2.1 Proses Pembentukan Kepribadian
Dari gambar 2.1 tersebut, tampak ada dua kekuatan yang mempengaruhi kepribadian sesorang; Heredity atau keturunan, yang terdiri atas faktor-faktor yang menentukan konsepsi, termasuk didalamnya karakteristik fisik dan jenis kelamin; sedang dari Environment atau keturunan terletak pada faktor budaya, sosial, dan kondisi tertentu. Menurut Hunt, di kutip dalam buku Perilaku Organisasi yang ditulis oleh anahan Tampubolon menjelaskan kepribadian sesorang yang berkaitan dengan keturunan sangat terbatas untuk dikembangkan, sedangkan untuk faktor lingkungan dapat dikembangkan.38 Sedangkan menurut Sondang P. Siagian ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku, yaitu :
38
Manahan P. Tampubolon, “Perilaku keorganisasian” ........................ h. 31
33
a. Faktor Genetik Yang dimaksud dengan faktor genetik disini adalah segala hal yang oleh seseorang dibawa sejak lahir dan bahkan pula merupakan “warisan” dari kedua orang tuanya. Bahwa seorang anak mewarisi hal-hal tertentu dari orang tuanya seperti tigkat kecerdasan, sifat pemarah atau penyabar dan lain-lain lagi. b. Faktor Lingkungan Yang dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seseorang pada masa muda dalam rumah dan dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat dekat yang dilihat dan dihadapinya
sehari-hari.
Beberapa
hal
di
dalam
lingkungan
masyarakat dekat yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang dalam organisasi adalah : 1) Lingkungan yang tentram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas dari kehidupan yang curiga mencurigai 2) Lingkungan yang rukun di mana sesama warga “tidak saling mencampuri urusan orang lain”, tanpa disertai oleh sikap yang acuh tak acuh 3) Lingkungan yang bersih dalam arti fisik
34
4) Tersedianya fasilitas bergaul yang memadai seperti untuk berolahraga,
berbincang-bincang
dengan
rekan-rekan
setingkat, dan sebagainya 5) Susana kemasyarakatan yang mencerminkan keakraban.39 Karena lingkungan masyarakat dekat merupakan “arena” pergaulan yang dihadapi setiap hari, jelas pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku akan sangat besar. Artinya, apabila seseorang selalu melihat dan bahkan mungkin juga terlibat dalam gaya hidup yang tentram, damai, penuh toleransi dan menyenangkan, perilakunya pun bertumbuh menjadi perilaku yang positif. Sebaliknya, dalam suasana saling curiga mencurigai, tidak aman dan kotor, sukar membayangkan berkembangnya perilaku yang positif meskipun para orang tua dan pada pendidik telah berusaha keras ke arah itu.40 c. Faktor pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan seseorang kepada orang lain. Dangan pengertian diatas jelas tampak bahwa pendidikan dapat bersifat formal akan tetapi dapat pula bersifat nonformal. Sasaran pendidikan bukan semata-mata hanya tantang pengetahuan saja melainkan juga keterampilan. Dan yang terpenting
39
Sondang p. Siagian, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta : Haji Masagung, 1988), cet ke-5, h. 55 40 Sondang p. Siagian, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”.............. h. 56
35
dari upaya pendidikan adalah pembinaan watak (character building). Pembinaan watak sebagai bagian yang integral dari pada usaha pendidikan dimaksudkan antara lain untuk : 1) Mengenbangkan kemampuan berpikir secara rasional 2) Mengembangkan kemampuan analitik 3) Mengembangjan kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat pada umumnya 4) Menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai etika 5) Menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai estetika 6) Mewujudkan kemampuan untuk mampu “mandiri” 7) Meningkatkan kemampuan untuk menjadi warga masyarakat yang bukan saja terhormat, akan tetapi memiliki rasa solidaritas sosial yang tinggi 8) Menumbuhkan
dan
memelihara
perilaku
sosial
yang
akseptabel bagi warga masyarakat lainnya 9) Mewujudkan persepsi yang tepat tentang peranan dan kedudukan orang lain dalam komunikasi sehari-hari 10) Menumbuhkan kesadaran yang tebal tentang pentingnya kemampuan bekerja sama dengan orang lain dalm rangkan membina
kehidupan
yang
nikmat,
baik
dalam
arti
36
kesejahteraan fisik maupun dalam arti kebahagiaan mental spiritual.41 d. Faktor Pengalaman Yang dimaksud dengan faktor pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh sesorang dari peristiwa-peristiwa yang dilaluinya dalam perjalanan hidupnya. Bertitik tolak dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pengalaman seseorang sejak kecil turut membentuk perilaku orang yang bersangkutan dalam kehidupan organisasinya. Yang terpenting dalam hubungan ini adalah kemampuan sesorang untuk belajar dari pengalamannya, apakah pengalaman itu pahit atau manis. Jika ada ungkapan yang berkata bahwa “pengalaman merupakan guru yang terbaik”, ide pokonya sesungguhnya adalah menarik sesuatu hal yang bernilai sebagai modal dalam mengarungi lautan kehidupan selanjutnya.42 3. Perilaku Kelompok Dalam Organisasi Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap individu pasti akan terlibat dalam kativitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dalam kehidupan organisasi. dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia menjadi anggota dari suatu organisasi, besar atau 41 42
kecil kecendrungan
Sondang p. Siagian, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” .............. h. 57 Sondang p. Siagian, “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” .............. h. 60
37
individu tersebut akan mencari kekraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adnya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain lalu mereka mulai berkelompok dalam organisasi. Banyak teori yang mencoba mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuk dan tumbuhnya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini ialah mencoba menjelaskan tentang adanya afiliasi di antara orang-orang tertentu teori ini disebut propinquity atau teori kedekatan. Arti teori kedekatan ini adalah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya (spatial and geographical proximity). Teori ini mencoba meramalkan bahwa seorang mahasiswa yang duduk berdekatan dengan mahasiswa lain di kelas akan lebih mudah membentuk suatu kelompok dibandingkan dengan seorang mahasiswa yang duduknya berjauhan. Dalam suatu kantor, pegawai-pegawai yang bekerja dalam ruangan yang sama atau yang berdekatan akan mudah bergabung dan membuat hubungan-hubungan yang menimbulkan adanya kelompok, dibandingkan dengan pegawai-pegawai yang secara fisik terpisahkan satu sama lain. Teori pembentukan kelompok yang lebih komperhensif adalah suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan apda
38
aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen ini satu dengan lainnya saling berhubungan secara langsung, dan dapat dijelskan sebagai berikut : a. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimenmereka. b. Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared) pada orang lain. c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.43 Salah satu teori lain yang agak menyeluruh (comperhensive) penjelasannya tentang pembentukan kelomok ialah teoti keseimbangan (a balance theory of group formation), yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain.
43
Miftah Toha, “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya”................. h. 79
39
Individu A
Individu B
Nilai-nilai dan sikap yang sama :
-
Agama Politik Gaya hidup Perkawinan Pekerjaan Otoritas
Gambar 2.2 Teori Keseimbangan Pembentukan Kelompok
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa individu A akan berinteraksi dan membentuk suatu hubungan (kelompok) dengan individu B lantaran adanya sikap dan nilai yang sama dalam rangka mencapai tujuan X. Sekali hubungan tersebut terbentuk, partisipan berusaha mencapai dan menjaga hubungan keseimbangan yang simetris di antara sikap-sikap yang menarik dan bersama. Jika ketidakseimbangan telah terjadi ada suatu usaha untuk memperbaiki keseimbangan tersebut. jika keseimbangan tidak bia diperbaiki, maka hubungan bisa pecah.44 Dari beberapa pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok di atas dapat disimpulkan bahwasannya kelompok memiliki karakteristik sebagai berikut : a. adanya dua orang atau lebih,
44
Miftah Toha, “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya”............. h. 82
40
Kelompok pasti terdiri dari 2 orang atau lebih dimana didalamnya
terdapat
kegiatan
yang
mendasari
bertemu
dan
berkumpulnya mereka. b. Yang berinteraksi satu sama lainnya, Berarti bahwa anggota kelompok paling sedikit sekali-kali bertemu, bercakap-cakap dan mengerjakan sesuatu bersama-sama. c. Yang saling membagi beberapa tujuan bersama, Berarti bahwa anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan, mereka bisa membagi sautu tujuan. Misalnya: perlindungan dari pekerjaannya atau rasa aman dalam melaksanakan pekerjaannya serta adanya kesamaan penilaian atau rasa curigaterhadap suatu masalah. Lalu mereka menghadapinya bersama-sama atas perlakuan yang kurang baik dalam bekerja. d. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok, Sebagai hasil dari karakteristik sebelumnya, orang-orang yang berinteraksi satu sama lain dan yang membagi sama cita-cita atau tujuan serta maksud bersama pada umumnya tertarik satu sama lain. Sehingga ia menganggap dirinya adalah bagian penuh dari kelompok tersebut dan menganggap dirinya serta kelompoknya sebagai sesuatu yang sepesial serta ada kebanggaan tersendiri didalam dirinya.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH PAMULANG
A.
Sejarah Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau di singkat KJKS BMT ALFATH IKMI merupakan lembaga keuangan berbadan hukum koperasi yang beroperasi berdasarkan syariah. KJKS BMT Al-FATH IKMI didirikan untuk membantu pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah Ciputat, Pamulang, Jombang dan wilayah sekitar Tangerang Selatan. KJKS BMT AL-FATH IKMI didirikan pada tanggal 3 Oktober 996 oleh 25 orang pendiri dengan modal awal Rp. 400.000,- per pendiri yang ada jumlah pendiri dikembangkan menjadi 35 orang dan 2 perwakilan dari lembaga.45 Ide pendirian BMT AL-FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta-lim. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih 45
http://www.bmialfath.com/index.php?peji=profil, diakses pada tanggal 6 Januari 2016 pukul 14 : 57 WIB
41
42
banyak dibidang da’wah bil lisaan, dicoba dibarengi dengan da’wah bil haal sehingga haarapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.46 Pada tahun 1998, KJKS BMT AL-FATH IKMI mendapatkan legal hukum dengan nomor : 650/BH/kwk.0/VI/1998 dengan nama “Koperasi Simpan Pinjam Pamulang”. Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan rapat anggota tahun 2004, KJKS BMT AL-FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan nomor 518/BH/PAD/Koperasi/2005 dengan nama “Koperasi KJKS AL-FATH IKMI”. B.
Badan Hukum Sebagai badan usaha, maka KJKS BMT AL-FATH IKMI telah mendaftarkan badan hukum ke Dinas Koperasi dan UMKM serta disahkan oleh Keputusan Menteri Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, sebagai berikut : Landasan hukum : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. b. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
46
Hasil wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional BMT Al Fath Pamulang pada tanggal 2 Febuari 2017
43
c. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/BH/KWK.10/VI/1998. d. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah republik Indonesia Nomor 518/BH/PAD/Koperasi/2005 tentang pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Pamulang. Tanggal Pendirian : 13 Oktober 1996
C.
SIUP
: No. 1086/10-04/PK/XII/2000
NPWP
: 02.021.735-2.411.000
Jumlah Pendiri
: 31 Orang 1 lembaga.47
Visi, Misi, Fungsi dan Tujuan 1. Visi48 Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 2. Misi49 Menerapkan prinsip-prinsip syariah
dalam
kegiatan ekonomi,
memberdayakan pengusaha, mikro kecil dan menengah, serta membina47
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (Badan hukum) Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. (baca : Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik, (jakarta : Gramedia 2001) h. 24) 49 Misi adalah hal atau langkah yang harus diambil oleh sebuah organisasi dalam rangka mewujudkan misi. (baca : Eddy Yunus, Manajemen Strategi, (Yogyakarta : CV Andi offset, 2016) h. 36 48
44
kepedulian aghniya kepada dhuafa secara terpola dana berkesinambungan. 3. Fungsi50 Menjalin pemungutan
Ukhuwah dan
Islamiyah
penyaluran
zakat,
(Persaudaraan infaq,
dan
Islam)
melalui
Shadaqah
serta
memasyarakatkannya, dan menunjang pemberdayaan ummat melalui program pemberian modal bagi pedagang ekonomi lemah, pemberian bea siswa dan santunan bagi kaum dhu’afa. 4. Tujuan Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.51 D.
Struktur Organisasi 1. Struktur Organisasi BMT Al Fath Pamulang Dewan Pengawas
:
Ketua
:
Drs. Mustakim Kurdi, MA
Anggota
:
H. Faried Hidayat
:
H. Kapsulani, SE, MM
Dewan Pengurus
50
:
Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanannya atau pertimbangan lainnya. (baca : Hassel Nogi. S, Manajemen Publik (Jakarta : Gramedia, 2005) h. 43 51 Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (Visi, Misi, Fungsi dan Tujuan)
45
Ketua
:
Wakil Ketua
:
Bidang Pendanaan dan Umum
:
Bidang Pembiayaan dan Pembinaan Mitra :
Drs. Budiyono, M.Pd.
H. Z. Arifin Listanto H. Abdul Rahim
: Sekretaris
Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH :
Bendahara
:
H. Djaelani, SE
Manager Tamwil
:
Saimin, SE
Manajer Maal
:
H.Imam Turmudzi Ms.
Kabag Operasional
:
Suryadi, ST
Kabag Marketing
:
Opan Sopyan Sauri, S.Ag
Account Officer
:
Naufal Safiq, SE
:
Parjan
:
Toni Hidayat Sidik, SE.Sy
:
Muhammad Erwin
:
Setyo Budi Utomo, S.Ag
Surveyor
:
Hedy Rusmantoro
Kolektor
:
Budi Santoso
Funding Officer
:
Aldiyansyah
Pengelola Kantor Pusat
46
:
Imron Rosadi
:
Abdurrahman Hakim
IT
:
Muhammad Yusuf S.Kom
Pembukuan
:
Neneng Syarifah, Amd
Head Teller
:
Harum Sulistio Rini, SE
Teller
:
Arum Setianingsih
:
Nuraini
Customer Service
:
Silfia Herlena
Staff Adm Legal
:
Muhammad Saman
Staff Baitul Maal
:
Khosirun, SE
Staff Administrasi & OB
:
Aditya Saputra
Office Boy
:
Muharis Slamet Riyadi
Security
:
Opiq Taufikurrohman
:
Muhammad Reza
Pengelola Kantor Cabang Jombang
:
Kepala Kantor Cabang
:
Supriyanto
Kabag Operasional
:
Dodi Kurniawan, SE
Account Officer
:
Sunadi
47
E.
:
Sandi Praljiandoko
:
Fery Faisal
Teller
:
Aisyah, S.KM
Security & OB
:
Lucky Saputra
Pengelola Kantor Cabang Legoso
:
Kepala Kantor Cabang
:
Robi Sugara
Kabag Operasional
:
Cecep Nurjaya
Account Officer
:
Denis Saputra
Teller
:
Nurmilati Mustaqimah, SE
Security & OB
:
Dedi Firdaus 52
Produk BMT Al Fath Pamulang 1. Penghimpunan Dana (Funding) a. Prinsip Titipan (Wadiah) 1) TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath) Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah/titipan. Dalam tabungan ini BMT AL FATH tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT AL FATH boleh
52
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (Struktur Organisasi)
48
memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT AL FATH. b. Prinsip Bagi Hasil 1) TABAH (Tabungan berjangka Al-Fath) Merupakan tabungan / investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih adalah: 3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah 40% (mitra): 60% (BMT).53 2) SIDIK (Simpanan Pendidikan) Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah ini akan mendapat bagi hasil setiap bulan dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).
53
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari
49
3) Simpanan Idul Fitri Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT). 4) Simpanan Qurban Yaitu
simpanan
yang
diperuntukan
untuk
keperluan
pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT). 5) Simpanan Nikah Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).54
54
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017
50
6) Simpanan Haji Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT). 2. Penyaluran Dana (Lending) a. Pembiayaan Mudharabah Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (Shahibul Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha (mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. b. Pembiayaan Musyarakah Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah Pihak sesuai dengan porsi modal masing-masing.55
55
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017
51
c. Piutang Murabahah Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT AL FATH dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/harga pokok ditambah keuntungan/margin
yang
disepakati
kedua
belah
pihak.
BMT
membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu. d. Piutang Ijarah Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT AL FATH dan mitra. BMT AL FATH menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu.56
56
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017
BAB IV KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI BMT AL FATH PAMULANG
A.
Karakteristik Perilaku Organisasi di BMT Al- Fath Pamulang Dari pemaparan penulis sebelumnya pada Bab 2 di sebutkan bahwa, Menurut kegiatannya perilaku organisasi memiliki tiga karakteristik penting yaitu : 1. Perilaku 2. Struktur 3. Proses Apabila dilihat dari penelitian penulis tentang Perilaku Organisasi BMT Al Fath Pamulang dapat dijelaskan bagaimana karakteristik dari pada BMT tersebut ialah sebagai berikut: 1. Perilaku Perilaku yang terdapat di dalam organisasi berorientasi kepada tujuan yang ingin dicapai. Yang pasti apabila sebuah organisasi ingin mencapai tujuannya maka, organisasi tersebut harus memiliki perilaku organisasi yang baik pula. Fokus dari perilaku organisasi adalah : perilaku individu dalam organisasi, sehingga untuk memahami perilaku organisasi maka terlebih dahulu harus dipahami perilaku berbagai individu di dalam organisasi. Karena perilaku dan budaya yang diterapkan dalam sebuah organisasi dapat membangun norma-norma sikap dan nilai yang akan diteruskan mulai dari
52
53
satu generasi ke generasi berikutnya dan menciptakan konsistensi bagi sebuah organisasi serta dapat mempengaruhi prilaku individu dari masing-masing karyawan. Karena sebuah situasi dalam
lingkungan organisasi dapat
mempengaruhi kepribadian seorang individu, walaupun umumnya stabil dan konsisten akan tetapi semuanya dapat berubah pada situasi-situasi tertentu. Salah satu pembentukan perilaku pegawai di BMT Al fath terletak pada komunikasi yang baik sesama pegawainya mulai dari top management, middle management, dan lower management berdasarkan teori yang telah di bahas pada bab 2 mengenai tahapan interaksi terhadap kelompok dan lingkungan sekitarnya yaitu: a. Tahapan Kontak b. Tahapan Keterlibatan c. Tahapan keintiman. Berikut ini adalah penjabaran dari pada beberapa tahapan individu di BMT Al Fath dalam melakukan hubungan dan interaksi kepada kelompok dan lingkungannya : a. Tahapan kontak Pada tahapan ini individu pegawai mengadakan kontak perseptual dengan lingkungan BMT Al Fath mulai dari sesama pegawai,nasabah, sampai kepada lingkungan eksternal sekitar BMT Al Fath, dapat dengan melalui penglihatan, pendengaran atau pembauan. Sehingga dengan adanya kontak individu dengan lingkungan teciptalah komunikasi kelompok. Pegawai melakukan kontak langsung baik secara fisik
54
maupun dengan sarana komunikasi seperti telepon. Dengan adanya kontak juga pegawai dituntut untuk menguasai komunikasi yang baik agar terciptanya suasana yang nyaman dan hangat baik antar atasan, dan bawahan. Bukan hanya disitu komunikasi antara pegawai dengan nasabahpun terjalin sangat baik. Hubungan antara pegawai BMT Al Fath Pamulang dengan nasabah bukan hanya sebatas hubungan yang bersifat bisnis, akan tetapi pendekatan komunikasi yang digunakan dapat dikatakan sebagai sahabat. Pegawai BMT khususnya dalam bagian ini yang lebih banyak melakukan kontak dan berinteraksi dengan nasabah yaitu bagian teller dan customer service, memberikan perhatian yang lebih dengan cara salam, senyum dan sapa. Pegawai menanyakan masalah kemajuan usaha dan perkembangannya dengan bahasa yang sangat bersahabat, tidak ada ketegangan yang terlihat pada wajah nasabah seperti contoh apabila ada pembayaran yang ditagih oleh bagian penagihan rentenir “lintah darat”. Ekspresi yang dihasilkan nasabah yaitu seperti merasa sangat dinaungi dan diayomi, tidak jarang muncul gurauan dan candaan disela-sela kontak interaksi antara nasabah dan pegawai BMT Al Fath Pamulang. Kontak pegawai BMT Al Fath Pamulang dengan lingkungan eksternalnya pun terjalin dengan baik. Sebagai contoh pada kegiatan baitul
maalnya,
BMT
Al
Fath
mengadakan
kegiatan
sosial
kemasyarakatan seperti santunan kepada masyarakat sekitar yang
55
kurang mampu, dalam kegiatan ini pegawai BMT Al Fath yang langsung terjun ke masyarakat berkeliling untuk mendata dan mencari sasaran kegiatan santunan lalu agar kegiatannya tepat sasaran pemberian santunannya pun secara langsung diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan dari rumah kerumah tanpa adanya perantara. Kontak komunikasi inilah yang membangun perilaku organisasi BMT Al Fath Pamulang baik dari internal kelompok sampai kepada lingkungan eksternalnya. b. Tahapan keterlibatan Pada tahapan ini individu pegawai BMT Al Fath yang telah melakukan kontak dengan lingkungan internal kelompok maupun eksternalnya nya mulai mengadakan komunikasi lebih lanjut misalnya dengan menanyakan masalah pekerjaan, kerjasama, dan yang lainnya baik itu yang berkaitan dengan kegiatan organisasi maupun pribadi. Mulai menjalin keakraban dan saling keterikatan baik secara fungsional maupun antar personal. c. Tahapan keintiman Pada tahapan keintiman, interaksi berlangsung lebih intens dari masing-masing individu, dalam internal organisasi mereka merasa lebih memiliki
organisasi
tersebut
dan
sadar
bahwasannya
ada
tanggungjawab sehingga merasa terikat secara personal untuk berkontribusi memajukan organisasi hingga mencapai tujuannya. Kepada nasabahnya BMT Al Fath merasa ada hubungan kekerabatan
56
yang terjalin, sehingga muncul perasaan saling percaya dan saling ketergantungan bukan hanya dalam urusan bisnis akan tetapi lebih kepada hubungan yang erat antar saudara sesama muslim yang mana harus saling mehasihi satu dengan lainnya. Kepada lingkungan eksternal sekitarnya BMT Al Fath merasa bertanggung jawab terhadap pengentasan dan pemberdayaan masyarakat bawah. Keintiman ini menghasilkan sifat saling peduli dan kasih terhadap lingkungan sekitar khususnya kepada masyarakat dan kamu dhuafa yang ada dilingkungan sekitar BMT Al Fath Pamulang. Tahap keintiman inilah yang berperan penting dalam pembentukan perilaku organisasi pada BMT Al Fath Pamulang. Bahwasannya masing-masing individu merasa nyaman dengan lingkungan yang sejatinya diciptakan oleh mereka sendiri. Agar meciptakan perilaku organisasi yang baik dan unggul, BMT Al Fath Pamulang juga melakukan peningkatan bakat masing-masing individu dengan mengadakan pelatihan baik internal maupun eksternal seperti : a. Pelatihan Internal57 1) Pengajian rutin setiap hari Sabtu pagi Pengajian rutin bertujuan untuk menciptakan lingkungan organisasi BMT Al Fath yang agamis sesuai dengan “Nilai Inti Insan BMT” yang petama yaitu: melandasi setiap aktivitas di BMT semata-mata karena Allah, berfikir jauh kedepan, dan tidak berputus
57
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017
57
asa terhadap kegagalan. BMT Al Fath juga mendukung perilaku yang agamis dengan mewajibkan karyawannya untuk mendirikan shalat berjamaah ketika sudah masuk waktu shalat, dan menjungjung tinggi akhlaqul karimah karyawannya dalam melakukan kegiatan apapun dalam kesehariannya. 2) Pelatihan pembiayaan & akutansi syariah setiap hari Rabu pagi 3) Pelatihan administrasi setiap hari kamis pagi Untuk membentuk individu yang handal BMT Al Fath juga mengadakan pelatihan yang mendukung untuk kemajuan serta kualitas individu dalam menjalankan perilaku organisasi BMT Al Fath yaitu yang bergerak dalam dunia keuangan. Sehingga dari pelatihan-pelatihan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menubuhkan semangat, pengalaman, serta pengetahuan para karyawan BMT Al Fath Pamulang.58 b. Pelatihan eksternal 1) Pelatihan pembiayaan bermasalah 2) Pelatihan akuntansi syariah 3) Sertifikasi pengawas 4) Sertifikasi manager Pelatihan internal dan eksternal yang di adakan BMT Al Fath sangatlah berpengaruh terhadap perilaku organisasi BMT Al Fath dimana kegiatan ini berpengaruh khususnya terhadap dua hal yaitu : bakat dan 58
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017
58
lingkungan organisasi. Suatu organisasi harus memperkerjakan dan mempertahankan karyawan terbaik, tercerdas dan sangat beragam dalam rangka
melaksanakan
inovasi. Tentunya
setelah dipekerjakan
dan
dipertahankan karyawan juga harus tetap rutin diberi pelatihan untuk terus mengasah kemampuan serta pengetahuan-pengetahuan baru untuk kemajuan dan kemakmuran BMT Al Fath sendiri agar dapat berjalan sesuai visi misi, fungsi dan dapat mewujudkan tujuannya.59 2. Struktur Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, organisasi memerlukan struktur yang tepat dan sesuai dengan visi, misi, teknologi, lingkungan, strategi, serta keadann internal dan eksternal organisasi. Struktur organisasi pada dasarnya menunjukan tugas yang dialokasikan, kepada siapa seseorang melapor dan mekanisme kooordinasi serta pola interasi organisasi. Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi dirancang, bagaimana pekerjaan itu diatur dalam bagian organisasi.60
59
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017 60 Andreas Budiharjo, “Organisasi :Menuju Pencapaian Kinerja Optimum”, (Jakarta : Prasetya Mulya Publishing, 2011) h. 23
59
Struktur yang terdapat di BMT Al Fath Pamulang ialah sebagai berikut: Dewan Pengawas
Dewan Pengurus
Pengelola Kantor Pusat Pamulang
Manajer Maal & Tamwiil Kabag. Operasional
Account Officer
IT Pembukuan Head Teller Teller Customer Service
Kabag. Marketing
Surveyor Kolektor Funding Officer
Staff Adm Legal Staff Baitul Mall Staf Administrasi
OB Security Gambar 4.1 Bagan struktur organisasi BMT Al Fath
60
Dari struktur di atas penulis menyimpulkan bahwa BMT Al Fath memiliki struktur organisasi yang lengkap dan apabila dilihat dari model strukturnya, BMT Al Fath menerapkan model struktur organisasi Max Weber. Tipe model keorganisasian ini dikembangkan oleh Max Weber ia adalah seorang ilmiawan sosial dan ahli filsafat permulaan abad ke-20. Weber melihat adanya 3 macam pengaruh atas perilaku keorganisasian. Yaitu: a. Tabu-tabu tradisional masyarakat b. Kepemimpinan pribadi orang-orang “besar” (kharisma) c. Konsep Birokrasi ia menggunakan istilah birokrasi dalam arti teknis yang terpisah dari pada nada-nada negatif yang berhubungan dengan adanya percakapan seharihari. Model-model birokrasi terdiri dari ciri-ciri berikut: a. Aktifitas-aktifitas
teratur
yang
ditujukan
kearah
tujuan-tujuan
keorganisasian distribusi sebagai tugas-tugas tetap secara resmi. b. Organisasi mengikuti prinsip-prinsip hirarki. c. Operasi-operasi dipengaruhi oleh suatu sistem konsisten yang terdiri dari peraturan-peraturan abstrak yang diterapkan terhadap kasus-kasus individual. d. Pejabat yang ideal bertindak sebagai pribadi formalistik tanpa emosi. e. Pekerjaan didalam organisasi didasarkan atas kualifikasi-kualifikasi teknis dan hal tersebut tidak dipengaruhi oleh pemberhentian semata.61
61
J. Winardi, “Manajemen Perilaku Organisasi”, (Jakarta : Kencana, 2004) h. 144
61
Weber berpendapat bahwa pada sebuah struktur birokratik, masingmasing orang dapat mengandalkan diri pada kekuatan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan objektif dan bukan berdasarkan perangai individuindividu yang tidak dapat diramalkan. Hasilnya akan berupa: a. Ketepatan b. Kecepatan c. Berkurangnya perpecahan karena perbedaan pendapat antar individu d. Pemilihan orang yang paling berkualifikasi untuk setiap posisi.62
Di BMT Al Fath Pamulang seluruh karyawan bekerja dalam strukturnya masing-masing dan mengikuti rantai komando yang berlaku di BMT Al Fath, Dimana terdapat garis wewenang yang tidak terputus muali dari pada dewan pengawas, kepada dewan pengurus dan seterusnya sampai kepada tingkatan yang paling bawah. Wewenang, tanggung jawab dan tugas antara satu bagian dalam struktur organisasi tidak akan tertukar dengan yang lainnya karena ada ranati komando yang jelas dari atasan sampai kepada bawahan. Dengan adanya pimpinan tertinggi yaitu: Badan Pengawas dan Dewan Pengurus maka struktural pada BMT Al Fath dapat di monitori seluruh kegiatannya. Kemudian rentang struktur antara satu bagian ke bagian lainnya sangatlah jelas sehingga organisasi BMT Al Fath bisa berjalan sesuai dengan Visi, Misi, Fungsi dan Tujuannya. Seluruh kegiatan organisasi diatur dan 62
J. Winardi, “Manajemen Perilaku Organisasi”, ....................... h. 145
62
dikontrol oleh kepala-kepala bagian serta manajernya. Seluruh kegiatan dan pekerjaan karyawan BMT Al Fath berjalah sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya. Dilihat dari lini kegiatan organisasinya, seluruh kegiatan di BMT Al Fath sudah tercakup didalam struktur keorganisasiannya. Mulai dari kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, sampai dengan kegiatan operasional sehari-hari. Struktur organisasi BMT Al Fath juuga berlaku di semua cabangnya yang berarti menandakan bahwasannya struktur organisasi BMT Al Fath merupakan suatu kesatuan yang padu, saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. 3. Proses Organisasi apabila dilihat dalam arti statis berarti organisasi sebagai sesuatu yang diam, yakni organisasi merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hierarki daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis komando dan tanggung jawab. Sedangkan organisasi dalam arti dinamis melihat isi aktivitas/kegiatan dalam organisasi serta aspek dan proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.63 Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai
63
Wildan Zulkarnain, “Dinamika Kelompok”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013) h. 40
63
proses organisasi tersebut dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Proses tersebut ialah terkandung kedalam fungsi manajemen yaitu POACE (planning, organizing, actuating, controlling, dan evaluating). Di BMT Al Fath Pamulang kegiatan proses organisasinya terlihat teratur dan terpusat pada satu rantai komando sehingga proses kegiatan organisasi BMT Al Fath menjadi efektif dan efisien. Kegiatan komunikasi di BMT Al Fath juga berjalan lancar ini tergambar dari “Nilai Inti Insan BMT” yaitu suatu nilai yang menjadi pegangan para karyawan BMT Al Fath pamulang. Adapun prinsip komunikasi karyawan BMT Al fath terdapat pada nilai nomor lima yang berbunyi “Selalu Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Menyenangkan”.64 Cerminan dari nilai ini salah satunya, menjalin komunikasi antar pengelola dengan baik dan membangun team work yang solid. Berikut adalah proses pengambilan keputusan dan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab karyawan BMT Al Fath Pamulang: BADAN PENGAWAS Mengawasi jalannya kegiatas usaha BMT AL FATH agar tetap berjalan sesuai dengan ketentuan, arah dan kebijakan yang telah ditetapkan rapat anggota dan sesuai koridor syariah Tugas Pokok 1. Memberikan penilaian terhadap keputusam-keputusan dan tanggung kegiatan BMT AL FATH, baik manajemen maupun jawab syariah 2. Mengawasi dan menjaga agar pelaksanaan operasional kegiatan BMT AL FATH sesuai dengan ketentuan, arah, kebijakan yang telah ditetapkan rapat anggota dan tidak Fungsi Dasar
64
Data Dokumen Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 2 Febuari 2017
64
menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah 3. Memberikan saran atau pendapat kepada pengurus dan pengelola / manajer untuk kemajuan BMT AL FATH 4. Melakukan pemeriksaan (audit) terhadap pengelola BMT AL FATH 5. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pengelolaan BMT AL FATH sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali 6. Menelaah aspek syariah terhadap produk-produk dan jasa keuangan yang ada di BMT AL FATH 7. Membuat hasil laporan pengawasan BMT AL FATH kepada rapat anggota. Wewenang 1. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada BMT AL FATH apakah telah sesuai dengan standar akutansi yang berlaku, serta menilai jalannya kegiatan usaha BMT AL FATH apakah tetap pada koridor Syariah 2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan 3. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada pengurus Tugas Khusus 1. Melakukan tugas-tugas khususyang diberikan oleh rapat anggota 2. Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan program pengembangan terencana65 Tabel 4.1 TUPOKSI Badan Pengawas
Fungsi Dasar
Tanggung Jawab
65
KETUA PENGURUS KANTOR 1. Menentukan arah kegiatan dan mengelola keseluruhan proses BMT AL FATH dalam rangkamengemban misi koperasi serta pencapaian tujuan BMT ALFATH 2. Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap plaksanaan kebijakan atas pengelolaan usaha KBMT ALFATH yang dijalankan Manajer 1. Bertanggung jawab atas aktifltas KSMT dan melaporkan perkembangannya pada Rapat Anggota. 2. Terseleksinya calon karyawan KBMT AL-FATH, sesuai dengan formasi yang dibutuhkan dan mengeluarkan SK pengangkatan, pemberhentian, Rotasi karyawan 3. Terkendalinya kegiatan operasional KBMT AL-FATH
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
65
Tugas Pokok
4. Menjaga KBMT AL-FATH agar dalam aktifitasnya senantiasa berjalan sesuai visi, Misi, fungsi dan tujuan BMT AL-FATH. 1. Melakukan pengawasan dan pertemuan bulanan/triwulanan dan semester untuk membahas capalan target KBMT AL-FATH, sertakendala yang dihadapi KBMT AL-FATH. 2. Membenikan masukan kepada pengelola mengenai strategi-strategi yang dapat dikembangkan KBMT ALFATH dalam mencapaitarget. 3. Melakukan penilaian terhadap kinerja pengelola. 4. Mengawasi dan melakukan penhlalan terhadap aktivitas BMT AL-FATH dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. 5. Melakukan evaluasi dengan pengawas atas prinsip prinsip syariah yang diterapkan dalam aktivitas simpanan dan pembiayaan.66 Tabel 4.2 TUPOKSI Ketua Pengurus Kantor
Persyaratan Jabatan
Bertanggung jawab kepada Membawahi
66
MANAJER A. Persyaratan Kemampuan 1. Pengetahuan manajemen keuangan, SDM, dan perencanaan strategis 2. Pengetahuan tentang Undang-undang dan kebijakan pemerintah 3. Memiliki ketrampilan supervisi, analisa masalah dan pemecahannya. 4. Menguasai masalah operasional BMT 5. Memiliki dan /atau mampu membuka akses jaringan yang luas B. Persyaratan Mental 1. Jujur, Wibawa, Disiplin, Loyalitas, inisiatif, Objektif 2. Teliti, Sehat jasmani dan rohani. Pengurus 1. Kabag Operasional, 2. Kabag.Marketing
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
66
Fungsi Dasar
3. Staff 1. Memimpin BMT dalam kegiatan operasional di bidang bisnis dan finansial secara profesional. 2. Bertanggung jawab terhadap kinerja BMT serta mewakili BMT dalam berhubungan dengan pihak luar seperti pertemuan, negosiasi,penandatanganan kerja sama atau undangan lain nya. 3. Menjaga keberadaan, kelangsungan danpengembangan usaha BMT sesuai denganketentuan, arahan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam Stándar Operasional Prosedur (SOP). 4. Menjalankan program kerja sesuai dengan anggaran BMT yang telah disetujui dalam aapat anggota.
Tugas Pokok 1. Menyusun rencana strategis baik jangka pendek maupun & Tanggung jangka panjangyang mencakup: Jawab a. Visi dan Misi BMT. b. Tujuan dan sasaran BMT. c. Strategi bisnis BMT. d. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BMT. e. Prediksi tentang kondisi Iingkungan balk mikro maupun makro yang berpengaruh terhadap kelangsungan kerja BMT. f. Persaingan pasar. 2. Mengusulkan Rencana Strategis kepada penguws untuk disahkan dalam RAT maupun di luar RAT. 3. Mengusulkan Rancangan Anggaran dan Rencana Kerja BMT kepadapengurus yang nantinya disahkan pada RAT. 4. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan berkaitan dengan kinerja setiap unit kerja. 5. Melakukan mekanisme kontrol operasional BMT antara lain meliputi : kas, administrasi pembukuan, logistik, dokumen pembiayaan dll. 6. Memberi persetujuan/ penolakan terhadap proses pembiayaan sesual dengan peraturan yang berlaku. 7. Mengambil keputusan-keputusan strategis disertai pertimbangan yang matang sehingga mendukung peningkatan kinerja BMT. 8. Mencari altenatif sumber dana tambahan untuk meningkatkan kinerja BMT.
67
wewenang
9. Menjaga agar pelaksanaan operasional BMT sesuai dengan ketentuan atau peraturan balk Ekstemal (UndangUndang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, surat edaran/Surat Keputusan Departemen terkait dan lain-lain) maupun internal (Kebijakan dan Sistem Prosedur BMT). 1. Bertindak untuk dan atas nama Pengurus dalam rangka menjalankan usaha. 2. Melaksanakan pedoman, pelaksanaan, pengelolaan usaha sesuai StandarOperasional Prosedur (SOP) yang telah disahkan. Tabel 4.3 TUPOKSI Manajer
Bertanggung jawab kepada Fungsi Dasar Tanggung Jawab
Tugas Pokok
SEKERTARIS Ketua Pengurus Melakukan pengelolaan administrasi segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas badan pengurus 1. Mengadministrasikan segala berkas-berkas yang menyangkut keanggotan BMT AL FATH. 2. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar serta membuat surat-suratyang berkaitan dengan pengurus. 3. Merencanakan jadwal rapat rutin koordinasi dan rapat evaluasi kegiatan pengurus. 1. Mengadministrasikan dokumen lembaga yang bersifat permanen seperti Akte Pendirian dokumen perjanjian dengan pihak luar dan lain-lain. 2. Membuat surat keputusan atas persetujuan ketua pengurus untukpengangkatan, promosi dan pemberhentian pengelola. 3. Menyusun kalender kerja badan pengurus bersama ketua dan bendahara. 4. Membuat notulasi pada setiap rapat, mendokumentasikan notulasi dan mendistribusikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan. 5. Menyelenggarakan dan Memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengurus, dan buku lainnya yang diperlukan.
68
Wewenang
Menandatangani surat-surat dan undangan67 Tabel 4.4 TUPOKSI Sekertaris
Bertanggung jawab kepada Fungsi Dasar Tanggung Jawab
Tugas Pokok
Wewenang
BENDAHARA Ketua pengurus Kantor Melakukan pengawasan keuangan BMT AL FATH secara keseluruhan 1. Mengawasi operasional KBMT AL’FATH khususnya dalam bidangakuntansi dan keuangannya. 2. Memastikan kebenaran laporan keuangan KBMT AL FATH. 1. Memeriksa keadaan keuangan KBMT AL FATH setiap akhir bulan secara keseluruhan yang meliputi uang cash dan uang di Bank (misalnya melakukan cash opname) 2. Bersama ketua pengurus menandatangani setiap laporan keuangan BMT AL FATH. 3. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan simpanan, pembiayaan dan likuiditas KBMT AL FATH dan melaporkannya pada rapat pengurus. 4. Menyetujui/menandatangani slip gaji untuk karyawan setiap akhir bulan. 1. Melakukan internal kontrol pada pembukuan BMT AL FATH. 2. Bersama dengan manajer KBMT AL FATH Melakukan analisa dan membuat laporan keuangan untuk kebutuhan evaluasi pada akhir bulan.68 Tabel 4.5 TUPOKSI Bendahara
Bertanggung Jawab Kepada: Fungsi Dasar
67
KABAG OPERASIONAL Manajer Maal & Tamwil Merencanakan, mengarahkan, mengontrol, serta mengevaluasi seluruh aktivitas di bidang operasional baik
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan) Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
68
69
yang berhubungan dengan pihak internalmaupun ekstemal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT ALFATH khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota. Tugas Pokok 1. Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service & Tanggung excellent) kepada mitra/anggota BMT AL FATH Jawab a. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan Layanan Mitra Usaha atau pelayanan kepada Mitra KJKS BMT AL FATH. b. Memberikan masukan dan arahan pada hal-hal yang berkenaandengan pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayananterhadap Mitra. c. MemperhatiRan masukan serta keluhan Mitra atas pelayanan BMT AL FATH d. Menyelesaikan sesegera mungkin apabila ada kasus yang berkaitan dengan Mitra 2. Mengevaluasi dan menyelesaikan seluruh permasalahan yang berkaitandengan operasional BMT AL FATH 3. Membuat laporan keuangan, laporan.pembiayaan dan laporan perkembangan dana pihak ke 3, secara lengkap, akurat dan sah, baik laporan harian, bulanan maupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan. a. Memeriksa laporan keuangan harlan, bulanan dan menanda tanganinya (otorisasi). b. Memeriksa laporan mengenai perkembangan pembiayaan, tingkat kolektabilitas (kelancaran), dan laporan mengenal mitra-mitra yangbermasalah. c. Mengarsipkan dokumen-dokumen keuangan, dokumen lembaga, dokumen pembiayaan dan dokumen-dokumen penting lainnya. 4. Terarsipnya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen danrapat operasional. 5. Terselengaranya absensi kehadiran pengelola dan dokumentasi hasil penilaian pengelola, serta pengajuan gaji pengelola 6. Melakukan pengawasan pekerjaan bagian-bagian di bawahnya. 7. Melakukan perencanaan anggaran belanja rumah tangga BMT AL FATH dan mengajukannya kepada Manajer Tamwil.
70
Wewenang
8. Melakukan evaluasi, kontrol dan upaya-upaya efisiensi. 9. Melakukan pengawasan atas pekerjaan setiap akhir bulan, seperti pembayaran rekening pajak, dll 1. Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang. 2. Menyetujui pengeluaran Kas untuk penarikan 3. Melakukan / menentukan kebijakan eksekusi terhadap mitra yang patut diambil tindakan.69 Tabel 4.6 TUPOKSI Kabag. Operasional
Bertanggung Jawab kepada Fungsi dasar
KABAG MARKETING Manajer maal & manajer Tamwiil
1. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan. 2. Menjalin hubungan dengan pelanggan khususnya dalam hal penanganan komplain, pengukuran kepuasan pelanggan. 3. Menciptakan kenyamanan kerja karyawan perusahaan dengan mengoptimalkan fungsi kerja di Bagian Marketing. Tugas Pokok 1. Melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi & Tanggung yang terpadu dan efisien dengan memperhatikan sumber Jawab daya perusahaan. 2. Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian Marketing sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada. 3. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa pesaing. 4. Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga yang ditawarkan ke pasar / pelanggan. 5. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing sehingga membantu kelancaran proses kerja di bagiannya. 6. Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan terlaksananya tujuan pemasaran sesuai strategi dan sasaran pemasaran yang ada di BMT AL Fath 69
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
71
Wewenang
7. Bertanggung jawab atas segala kegiatan dan permasalahan yang terjadi dalam intern Bagian Marketing. 8. Bertanggung jawab atas pengendalian biaya pemasaran. 9. Bertanggung jawab terhadap hasil survey pengukuran kepuasan nasabah BMT AL FATH. 1. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada manajer. 2. Berwenang untuk mengembangkan pola kerja di Bagian Marketing dengan memperhatikan sumber daya yang ada. 3. Berwenang mengajukan program pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di jajaran Marketing dengan melakukan koordinasi ke Bagian yang berwenang. 4. Berwenang melakukan langkah-langkah tindak lanjut dan penyelesaian terhadap keluhan dari nasabah BMT AL FATH.70 Tabel 4.7 TUPOKSI Kabag. Marketing
Bertanggung Jawab kepada Fungsi dasar
ACCOUNT OFFICER Kabag. Marketing
Melayani pengajuan pembiayaan, menganalisi kelayakan usaha, sertarekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisa yang telah dilakukan. Tugas Pokok 1. Memastikan seluruh pengajuan telah diproses sesuai & Tanggung dengan semestinya. Jawab a. Melayani pengajuan pembiayaan dan memberikanpenjelasan mengenal produk pembiayaan. b. Melakukan pengumpulan informasi mengenai calon Mitra melalui kegiatan wawancara on the spot (kunjungan lapangan) balk ke tempat usaha maupun jaminannya. c. Mengupayakan kelengkapan syarat yang dibutuhkan dan calon Mitra. 2. Memastikan analisa pembiayaan telah dilakukan dengan tepat, lengkap sesuai dengan kebutuhan dan 70
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
72
Wewenang
mempresentasikan didepan komite. 3. Menyelesaikan pembiayaan bermasalah: a. Melakukan analisa bersama Kabag Marketing dan Staff Penagihan atas pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah b. Membantu proses penyelesaian pembiayaan bermasalah, 4. Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya pengembangan pasar 5. Melakukan monitoring terhadap pembiayaan terutama dalam ketepatan angsuran pembiayaan Mitra. a. Melakukan monitoring pasca dropping untuk melihat ketepatan alokasi dana. b. Melakukan monitoring terhadap angsuran Mitra. 1. Memberi usulan untuk pengembangan pasar kepada Kabag Marketing 2. Menentukan target financing bersama Kabag Marketing.71 Tabel 4.8 TUPOKSI Account Officer
Bertanggung Jawab kepada Fungsi Dasar
TELLER Kabag. Operasional
1. Merencanakan dan melaksanakan seluruh transaksi yang sifatnya tunai 2. Memberikan pelayanan terbaik kepada mitra baikpenabung,pembiayaan maupun transaksi payment point Tugas Pokok 1. Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan Kas. & Tanggung a. Melakukan penghitungan kas pada pagi han dan sore Jawab hari saat akan dimulainya han kerja dan berakhirnya hari kerja. b. Meneliti setiap keaslian uang masuk agar terhindar dan uang palsu. c. Menjaga ruangan teller dan pihak-pihak yang tidak berkepentingan. d. Mengarsipkan laporan mutasi Kas Khasanah (vault) pada tempat yang aman. 71
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
73
2. Memberikan pelayanan kepada mitra baikpenanikan maupun penyetoran (simpanan dan pembiayaan) a. Memeniksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran/penarikan tabungan (dalam slip harus tertera nilai uang dalam bentuk angka dan huruf dengan nilai yang samapengisian slip harus ditulis dengan jelas) b. Mencocokan saldo tabungan pada buku tabungan anggota dengan saldo yang tercatat menurut Komputer, bila terjadi selisih maka Teller harus mencatat selisih (kurang atau lebih) tersebut ke dalam buku tabungan anggota. c. Membubuhkan stempel pada slip setoran/penanikan setelah di bukukan ke dalam komputer. d. Menyerahkan copy slip setoran kepada Mitra penabung sebagai bukti penerimaan setoran. e. Menerima dan memeriksa slip penarikan dan buku tabungan Mitra. f. Memeriksa dan membubuhkan paraf tanda persetujuan di slip penarikan kemudian dibukukan pada komputer. g. Untuk pengambilan di atas batas wewenang diminta persetujuan pimpinan dengan membubuhkan paraf pada slip penarikan tersebut. h. Mencatat jumlah pengambilan tabungan pada buku tabungan. i. Menghitung uang tunai dan staf pemasaran lending (kolektor angsuran), maupun staf pemasaran funding (simpanan). 3. Memberikan pelayanan untuk transaksi Payment Point. a. Memberikan pelayanan pembayaran tagihan rekening listrik, telepon, air dan angsuran cicilan motor b. Membenikan pelayanan transfer, pembayaran kartu kredit c. Membuat daftar rekapitulasi penerimaan transaksi payment point. 4. Membuat laporan transaksi harian. a. Membuat rekapitulasi transaksi masuk dan keluar
74
Wewenang
serta meminta validasi dan pihak yang berwenang b. Melakukan cross check antara rekapitulasi kas dengan mutasi Kas Khasanah (vault) dan neraca. c. Melakukan pengesahan pada bukti transaksi balk paraf maupun validasi. d. Menyusun bukti-bukti transaksi keluar dan masuk serta memberikan nomor bukti. 5. Mengirim dan menyerahkan laporan transaksi ke bagian pembukuan 6. Tersedianya laporan arus Kas pada akhir bulan untuk keperluan evaluasi. a. Membuat laporan Kas masuk dan Kas Keluar pada setiap akhir bulan untuk setiap akun-akun yang penting b. Meminta pengesahan laporan arus kas dan yang berwenang sebagai laporan yang sah 1. Menerima transaksi tunai dan transaksi-transaksi yang terjadi di Teller di BMT AL FATH 2. Memegang kas tunai sesual dengan kebijakan yang ada. 3. Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang diberikan atau atas persetujuan yang berwenang 4. Menolak pengeluaran Kas apabila tidak ada bukti-bukti pendukung yang kuat. 5. Meminta pertanggung jawaban keuangan Kas Kecil jika batas waktu pertanggung jawaban telah tiba. 72 Tabel 4.9 TUPOKSI Teller
Bertanggung Jawab kepada Funfsi Dasar
CUSTOMER SERVICE Kabag Operasional
Melayani berbagai kegiatan nasabah yang ada di BMT FATH Tugas Pokok 1. Memberikan informasi produk bank & Tanggung 2. Melayani pembukaan dan penutupan rekening nasabah Jawab 3. Handling Complaint, melayani segala bentuk komplain dari nasabah 4. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa produk 72
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
75
bank seperti transfer, inkaso, pemindahbukuan antar rekening nasabah 5. menawarkan produk BMT AL FATH kepada setiap calon nasabah yang datang ke BMT AL FATH 6. membina hubungan baik dengan seluruh nasabah BMT AL FATH 7. menghubungi nasabah dan memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara BMT AL FATH dengan nasabah.73 Tabel 4.10 TUPOKSI Customer Service
Dari tabel TUPOKSI diatas dapat dilihat mulai dari tugas pokok, tanggung jawab sampai kepada proses pengambilan keputusan di BMT Al Fath Pamulang apabila dilihat dari pada fungsi manajemen yaitu POACE (planning, organizing, actuating, controlling, dan evaluating). Yang pertama, perencanaan (planning) yaitu di BMT Al Fath kegiatan perencanaan dilakukan mulai dari tahap tertinggi yaitu top management dari mulai dewan pengurus, manajer maal & tamwiil, Kabag. Operasional, Kabag. Marketing, sampai kepada perencanaan masing-masing bagian struktural yang ada di BMT Al Fath. Setiap tingkatan dan bagian melakukan perencanaan mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan yang tentunya sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi yang ada di BMT Al Fath Pamulang. Yang kedua, pengorganisasian (organizing). Setelah melakukan perencanaan setiap tingkatan melakukan pengorganisasian kegiatan, mulai dari pada tatacara kegiatan, penunjukan pelaku kegiatan serta menentukan
73
Dokumen BMT Al-Fath Pamulang (TUPOKSI karyawan)
76
strategi apa yang akan digunakan agar tercapainya tujuan yang ditentukan oleh BMT Al Fath Pamulang. Yang ketiga, pelaksanaan (actuating). Pelaksanaan dilakukan setelah adanya tahapan perencanaan dan pengorganisasian. Eksekusi kegiatan yang dilakukan tentunya harus sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Apabila dilihat dari pada tugas pokok dan fungsi yang telah dipaparkan diatas semua kegiatan BMT Al Fath berjalan sesuai dengan perencanaannya. Masing-masing bagian memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan dan juga hasil yang harus dicapai. Adanya beban tanggung jawab, tugas pokok dan fungsi membuat proses organisasi BMT Al Fath berjalan terarah kepada tujuannya, ada aturan yang dijalankan dan wewenang yang diemban sehingga proses rantai komandonya tidak terputus antara atasan dan bawahan juga antara bagian satu dengan yang lainnya. Yang keempat, pengawasan (controlling). Dalam hal ini kegiatan BMT Al Fath Pamulang harus dipastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan, top manajement mengawasi bahwa tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi kearah tujuan yang telah direncanakan. Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen seperti kepala bagian operasional maupun marketing dapat menetapkan standar prestasi kerja bawahannya, mengukur kinerjanya apakah sudah sesuai dengan tanggung jawab serta tujuan pokok dan fungsinya dan juga mengawasi apakah sudah memenuhi target dan mencapai tujuannya atau
77
belum. Serta membandingkan kinerja bawahannya dengan tugas dan tujuan yang telah direncanakan dan melakukan tindakan korektif bila ada kesalahan yang ditemukan. Yang kelima, evaluasi (evaluating). Jika seluruh kegiatan telah selesai, maka yang dilakukan selanjutnya adalah evaluasi. Hal ini diperlukan, karena dengan adanya setiap permasalahan atau kekurangan yang terjadi dapat diketahui dan dikumpulkan sebagai arsip, sehingga pada kegiatan serupa yang selanjutnya dapat dijadikan pelajaran dan diharapkan untuk kegiatan yang selanjutnya tidak terulang permasalahan yang serupa. Di BMT Al Fath evaluasi minimal dilakukan sekali di akhir kegiatan setiap harinya. Ada juga evaluasi bulanan serta tahunan. Ada juga dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan sehingga kegiatan di BMT Al Fath Pamulang dapat berjalan lurus sesuai dengan visi, misi, fungsi dan tujuannya. Penulis menilai BMT Al Fath Pamulang memiliki karakteristik organisasi yang baik dan lengkap. Dari segi karakteristik perilakunya BMT Al Fath sangatlah jelas dan terencana mulai dari hal yang terkecil, setiap harinya sebelum bertugas para karyawan melakukan briefing terlebih dahulu dengan pimpinan untuk mendapatkan pengarahan mengenai bagaimana sistem kerja yang harus dilakukan. Mulai dari cara melayani customer, cara
78
berpakaian karyawan, hingga tata etika karyawan saat bekerja. serta perencanaan apa yang harus dilakukan di hari tersebut.74 Karyawan diarahkan untuk berlaku jujur karena bekerja sebagai karyawan dalam organisasi yang bergerak dalam jasa keuangan selalu menghadapi banyak godaan karena kesehariannya selalu berhubungan dengan uang-uang dalam jumlah besar. Apabila karyawan melakukan kesalahan sekecil apapun pasti akan dikenai sanksi, bahkan bisa dikeluarkan. Tiap bulannya dibeikan reward kepada karyawan teladan. Hal ini diharapkan dapat memotivai karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dari segi interaksi dan komunikasi antar karyawan BMT Al Fath berjalan baik. Penulis mengamati selalu adanya komunikasi yang hangat dan akrab dimana selalu ada senyum, tegur dan sapa yang mereka selingi di sela-sela kegiatan yang mereka lakukan, namun tetap terlihat profesional dan tidak terkesan “bercanda”. Sehingga ada Nuansa kekeluargaan dan keterbukaan dalam pergaulan antar karyawan yang terjalin di BMT Al Fath Pamulang. Hal ini terlihat dari kedekatan yang terjalin di dalam pola pergaulan maupun pola berkomunikasi yang cenderung humoris yang dilakukan oleh para karyawan. Komunikasi ini didukung dengan intensitas para karyawan mengadakan acara-acara tertentu. Kesan kekeluargaan tersebut juga sering kali tampak pada kata panggilan akrab seperti, bos, bro, mbak dll yang selalu digunakan dalam berinteraksi.
74
Hasil Wawancara oleh Bpk. Suryadi Kabag. Operasional pada tanggal 23 Febuari 2017
79
Jadi, penulis menyimpulkan BMT Al Fath memiliki Karakteristik perilaku yang terarah dari segi perilaku pembentukannya yang meliputi individu, kelompok, lingkungan dan program yang terukur jelas dan berbanding lurus dengan visi, misi dan tujuannya. ditunjang dengan struktur organisasi yang lengkap sehingga dapat mengatur hubungan yang baik antar bagian dan dapat memanfaatkan semua kemampuan ke suatu tujuan organisasi sesuai dengan visi misi BMT Al Fath. Selain itu struktur organisasi yang digunakan BMT Al Fath akan mempermudah dalam menjalankan proses pengintegrasian fungsi-fungsi dalam organisasi seperti POACE (planning, organizing, actuating, controlling, dan evaluating), sehingga rantai pengendalian komando dapat berjalan dengan efektif dan efisien. B.
Perilaku Khas BMT Al Fath Pamulang Setiap lembaga organisasi pasti memiliki nilai inti, slogan atau ciri khas
agar visi, misi, kebijakan dan tujuannya dapat tercapai sering kali setiap organisasi memiliki singkata-singkatan atau sebutan tertentu untuk menuliskan ciri khas organisasi tersebut seperti yang dimiliki oleh Bank BTN, mereka memiliki
nilai-nilai
dasar
budaya
organisasi
yang
disebut
dengan
“POLAPRIMA” yang merupakan singkatan dari: (Pelayanan Prima, InOvasi, KeteLAdanan, Profesionalisme, Integritas, KerjasaMA).75
75
Wawancara oleh Muhamad Wahid Ibrahim pegawai Bank BTN pada tanggal 15 Maret
2017
80
Beda halnya dengan yang dimiliki Bank BCA. Bank BCA memiliki slogan yang mereka sebut dengan “SMART” yaitu : (Sigap, Menarik, Antusias, Ramah, Teliti).76 Bank Muamalat pun memiliki sebuah nilai perilaku yang dijadikan pedoman yang mereka sebut dengan (Code of Conduct)Pengangkatan staf dan pejabat yang akan memangku jabatan harus melalui prosesi sumpah jabatan secara lisan dan tertulis tentang pernyataan 7 tujuh perilaku sebagai pedoman perilaku yang harus dipertanggungjawabkan dengan janji untuk : 1. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan perusahaan 2. Memegang teguh rahasia bank dan perusahaan 3. Tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun terkait tugas dan jabatan 4. Menjunjung kehormatan perusahaan dan karyawan 5. Bekerja sesuai dengan prinsip syariah 6. Berpegang teguh pada akhlak Islam dalam menjalani kehidupan seharihari 7. Bertanggung jawab terhadap kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan.77 Di BMT Al Fath Pamulang memiliki perilaku khas yang menjadi acuan serta cerminan karyawan BMT Al Fath itu sendiri sehingga menjadi pegangan dan dapat berdampak baik kepada perilaku individu masing-masing karyawan BMT Al Fath Pamulang.
76
Wawancara oleh Offy Adelia pegawai Bank BCA pada tanggal 14 Maret 2017 Wawancara oleh pegawai Bank Muamalat Eka Khairul pada tanggal 15 Maret 2017
77
81
Perilaku khas BMT Al Fath Pamulang yang memiliki nama lainnya “Nilai Inti Insan BMT”78, ialah sebagai berikut: 1. Kerja Ikhkas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras Melandasi setiap aktivitas di BMT semata-mata karena Allah, berfikir jauh kedepan, dan tidak berputus asa terhadap kegagalan.Cerminan perilaku dari pengamalan nilai ini ialah : a. Mendirikan shalat berjamaah b. Berakhlaqul kariman c. Disiplin, kreatif dan inovatif. 2. Menjunjung Tinggi Kejujuran, Amanah, Tabligh, dan Fathonah Menghiasi akhlaq dengan kejujuran amanah mengamban tugas, menyempaikan informasi secara benar dan cerdas dalam menyelesaikan masalah. Cerminan perilaku dari pengamalan nilai ini ialah: a. Sederhana dalam hidup b. Menjauhi sifat dusta c. Tidak menerima Riswah/ Suap d. Menyampaikan informasi secara bertanggungjawab 3. Memberiikan Pelayanan dengan penuh Perhatian dan Profesional Cerminan perilaku daripengamalan nilai ini ialah: a. 3 S (Salam, Senyum dan Sapa) b. Perhatian dalam memberikan layanan c. Cepat dan tanggap dalammemberikan Pelayanan 78
Hasil wawancara oleh Bpk. Suryadi pada tanggal 2 Febuari 2017
82
4. Pengelolaan Usaha yang Bersih, Transparan dan Akuntabel Cerminan perilaku daripengamalan nilai ini ialah: a. Menjauhkan diri dari perilaku Korupsi b. Laporan perusahaan yang dapat dipertanggung jawabkan 5. Selalu Berupaya Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Menyenangkan79 Cerminan perilaku daripengamalan nilai ini ialah: a. Menjalin komunikasi antar pengelola dengan baik b. Empati dan suka membantu c. Menjaga kerapihan tempat kerja d. Team Work yang solid.80 Menurut penulis nilai inti yang dimiliki oleh BMT Al Fath adalah yang paling lengkap karena sebagai lembaga atau sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang keuangan bukan hanya mementingkan profit/keuntungan akan tetapi didalamnya terdapat sikap tolong menolong dan lebih mengedepankan kegiatan dakwah serta memegang teguh bisnis islami yang pastinya sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Dan perilaku khas yang di terapkan oleh BMT Al Fath sangatlah berjalan selaras dengan fungsi BMT itu sendiri. Seperti yang tertuang dalam wawancara saya dengan Bapak. Suryadi selaku Kabag. Operasional BMT Al Fath : “Ya, namanya juga kita kan lembaga keuangan atau koperasi keuangan syariah yang pasti disini kita lebih banyak unsur dakwahnya ketimbang unsur 79
Hasil wawancara oleh Bpk. Suryadi pada tanggal 2 Febuari 2017 Hasil wawancara oleh Bpk. Suryadi pada tanggal 2 Febuari 2017
80
83
bisnisnya. Karena ada 2 fungsi kan yang pertama 1. Sebagai maal 2. Sebagai tamwiil. Harus seimbang keduanya tapi kita lebih condong kepada syiar islam. Para pegawai disini juga terus kita latih dengan berbagai pelatihan dan ada juga pengajian rutin. Klo udah masuk waktu sholat, karyawan disini semuanya wajib sholatnya kita berjamaah dilantai 2.......” Jadi penulis melihat di BMT Al Fath Pamulang telah menerapkan “Nilai Inti Insan BMT” yang mana perilaku terseubt menjadi ciri khas yang di terapkan oleh para karyawan BMT Al Fath pamulang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari peneltian penulis pada bab sebelumnya mengenai karakteristik perilaku organisasi pada Baitu Maal Wattamwiil BMT Al Fath pamulang dapat disimpulkan bahwasannya : 1.
Dalam kegiatannya perilaku organisasi memiliki tiga karakteristik penting yaitu (Perilaku, Struktur dan Proses). BMT Al Fath memiliki Karakteristik perilaku yang terarah dari segi perilaku pembentukannya yaitu meliputi komunikasi antar individu, kelompok dan lingkungannya. Perilaku yang ditunjang dengan komunikasi yang baik antar individu dan kelompoknya serta antar internal BMT Al Fath dengan eksternalnya menghasilkan perilaku organisasi yang baik. Program yang terukur jelas dan berbanding lurus dengan visi, misi dan tujuannya ditunjang dengan struktur organisasi yang lengkap sehingga dapat mengatur hubungan yang baik antar bagian dan dapat memanfaatkan semua kemampuan ke suatu tujuan organisasi sesuai dengan visi misi BMT Al Fath. Selain itu struktur organisasi yang digunakan BMT Al Fath akan mempermudah dalam proses pengambilan keputusan dan pengintegrasian fungsi-fungsi dalam organisasi seperti POACE (planning, organizing, actuating, controlling, dan evaluating), sehingga rantai pengendalian komando dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
84
85
2.
Perilaku khas BMT Al Fath Pamulang yang memiliki nama lainnya “Nilai Inti Insan BMT”, ialah sebagai berikut: a. Kerja Ikhkas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras b. Menjunjung Tinggi Kejujuran, Amanah, Tabligh, dan Fathonah c. Memberiikan Pelayanan dengan penuh Perhatian dan Profesional d. Pengelolaan Usaha yang Bersih, Transparan dan Akuntabel e. Selalu Berupaya Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman danMenyenangkan.
B. Saran Adapun penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk mengembangkan
dan
menyempurnakan
hasil
penelitian
maka
penulis
memberikan saran-saran yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian lanjutan oleh peneliti lainnya, agar hasil yang didapat menjadi lebih baik. Saransaran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini khususnya bagi lembaga BMT Al-Fath Pamulang adalah sebagai berikut : 1.
Untuk pihak BMT Al-Fath Pamulang agar terus meningkatkan dan menjaga tradisi perilaku organisasi yang sudah diterapkan. Agar melakukan bimbingan Sumber Daya Manusia secara berkala agar para pelaku organisasi di BMT Al-Fath Pamulang menjadi individu yang profesional. 6. agar terus menerapkan Nilai inti Insan BMT yanbg menjadi ciri khas BMT Al Fath Pamulang sehingga proses kegiatan organisasi berjalan sesuai dengan visi, mivi dan tujuan BMT secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahdiyana, Marita, Diktat Perilaku Organisasi, Universitas Negri Yogyakarta, 2011 Hadi, Sutrisna, Cet ke.2Penelitian Research, Yogyakarta: Penerbitan Fakultas Fisikologi UGM, 1981 Hamid, Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 Hidayati, Nurul, Cet.Ke-1Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Ivancevich, John, Perilaku Dan Manajemen Organisasi , edisi ke-7 diterjemahkan oleh : Dharma Yuwono, Jakarta : Erlangga, 2005 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta : Kencana, 2004 Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. Ke-3 Jakarta : Balai Pustaka2005 Nasir, M, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998 Moeleong, Lexy J, Cet.Ke-20Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 2004 Tampubolon, J. Manahan, 2012,cet-1 edisi ke-3, Perilaku keorganisasian Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2012) Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi,Jakarta : Rajawali Pers, 2010 Rahardjo, M. Dawam, Islam dan Transformasi Sosial dan EkonomiJakarta: LSAF, 1999 Rizky, Awalil, Fakta dan Prospek Baitul Maal wattamwil, Yogyakarta: UCY Pers, 2007 Siagian, P. Sondang, Filsafat Administrasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008 ______________,cet ke-5, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Haji Masagung, 1988 Siswanto, Sucipto Agus, “Teori dan Perilaku Organisasi, Malang : UIN-Malang Pers, 2011
86
87
Sudarmanto, “Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM”,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Sudarso Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan ilustrasi, cet. Ke-2 Yogyakarta: Ekonosia, 2003 Sujanto Agus, Psikologi Umum,Cet.Ke-2 Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000 Surahmad Winarno, Metodologi Riset, Bandung: Tarsito, 1989 Toha Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya , Jakarta : Rajawali Pers, 2009 Walgito Bimo, Psikologi Kelompok, Yogyakarta : Andi Offset, 2010 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta : Rajawali Pers, 2014 Zulkarnain Wildan, Dinamika Kelompok, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013 http://www.bmialfath.com/index.php?peji=profil, www.kbbi.web.id
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Keadaan dan lingkungan BMT Al Fath Pamulang
Hasil wawancara langsung melalui aplikasi Whatsapp
Transkrip Wawancara
Interview
: Biyan Muda Intan
Narasumber
: Bpki. Suryadi
Jabatan
: Kabag. Operasional
Lokasi Wawancara
: BMT Al Fath Pamulang
Waktu Wawancara
: 2 Febuari 2017 (15.00 – selesai)
Judul Skripsi: “ Karakteristik Perilaku Organisasi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-Fath Pamulang” 1.
Bagaimana perilaku organisasi yang ada di BMT Al-Fath Pamulang ? Di sini perilaku organisasinya berjalan dengan baik, antar katyawan saling bekerja sama dalam menjalankan kegiatan keorganisasian.
2.
Bagaimana Perilaku individu masing-masing karyawan BMT Al-Fath Pamulang ?
Perilaku masing-masing karyawan baik dan tidak ada yang menunjukan itikad buruk
3.
Apakah karyawan memahami dengan baik tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing serta melakukan pekerjaannya sesuai fungsi dan tujuan BMT Al-Fath Pamulang ?
Ya, karyawan memahami tugas pokok dan fungsinya serta melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan BMT Al Fath
4.
Adakah pelatihan yang diberikan kepada karyawan untuk peningkatan serta pengembangan kemampuan individu karyawan BMT Al-Fath Pamulang ?
Disini diadakan pelatihan untuk internalnya ada : Pengajian rutin setiap hari sabtu, pelatihan pembiayaan sdan akuntansi setiap hari rabu pagi dan pelatihan administrasi setiap kamis pagi. Dan untuk pelatihan eksternalnya
juga ada seperti sertifikasi manager, pelatihan pembiayaan bermasalah dan pelatihan akuntansi syariah. 5.
Apakah individu karyawan membawa pengalaman, kepribadian dan kemampuannya dari luar dan menerapkannya di BMT Al-Fath Pamulang ?
Ada juga sebagian yang berpengalaman dalam organisasi diluar lingkungan lalu diterapkan di BMT Al Fath tapi sebagian besar karyawan dala kepribadiannya dan kemampuannya dibentuk disini.
6.
Adakah faktor internal dan eksternal dari BMT Al-Fath Pamulang yang mempengaruhi perilaku individu karyawan ?
Yang mempengaruhi dari faktor internal itu seperti pelatihan internal pergaulan positif di lingkungan BMT dan perilaku tauladan pemimpin. Dan dari faktor eksternalnya itu dari pelatihan eksternal dan sosialisasi dengan masyarakat.
7.
Bagaimana perilaku kelompok (bagian/divisi) di BMT Al-Fath Pamulang ?
Perilakunya baik, saling mendukung satu sama lain dan disini pergaulannya sangat akrab serta bersifat kekeluargaan.
8.
Bagaimana interaksi yang terjalin atara individu di dalam kelompok organisasi BMT Al-Fath Pamulang ?
9.
Interaksi yang terjanin berjalan dengan baik Apakah ada pengaruh dari internal individu yang mempengaruhi perilaku kelompok organisasi di BMT Al-Fath Pamulang ?
Ada, individu karyawan BMT Al Fath sangatlah beragam, tapi dari keberagaman itulah komunikasi disini jadi berwarna. Konflik pasti ada tapi, dari masing-masing internal individu dapat mencari solusi untuk memecahkan konflik dan masalah yang ada. Ditambah lagi pemimpin di BMT Al Fath selalu memberikan tauladan yang baik kepada lingkungan karyawan.
10. Adakah perilaku khas yang menjadi ciri-ciri dan identitas karyawan BMT AlFath Pamulang ?
Di BMT Al Fath Pamulang memiliki perilaku organisasi yang menjadi ciri khas yaitu yang dinamakan Nilai Inti Insan BMT:
1. kerja ikhlas, kerja cerdas dan kerja keras 2. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Shidiq, Tabligh dan Fathonah 3. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan profesional 4. Pengelolaan usaha yang bersih, transparan dan Akuntabel 5. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan Interviewer
Narasumber
Biyan Muda Intan
Bpk. Suryadi