Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
KARAKTERISTIK BETON NON STRUKTUR DARI BAHAN LOKAL DI DISTRIK MUTING MERAUKE PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA – PAPUA NEUGINI Daud Andang Pasalli
[email protected] Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Pemenuhan pembangunan untuk masyarakat di Kabupaten Merauke khususnya pembangunan perumahan masyarakat dan fasilitas umum yang berada di daerah perbatasan perlu dukungan teknologi dibidang bahan bangunan guna memberikan pedoman dan masukan teknik khususnya syarat mutu dan kualitas terhadap bahan dan material yang akan digunakan dalam pembangunan perumahan dan fasilitas umum yang menggunakan beton non struktur. Agregat Lokal di Distrik Muting Kabupaten Merauke perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Neugini yang merupakan bahan lokal perlu pengujian untuk membuktikan secara teknis apakah memiliki sifat agregat yang baik untuk membuat beton non struktur, meliputi sifat-sifat fisika agregat antara lain berat jenis, berat satuan, gradasi, kandungan lumpur, kandungan zat organik, kekuatan/kekerasan agregat kasar, kuat tekan beton dan modulus elastisitas beton. Dalam penelitian ini digunakan Agregat Lokal di Distrik Muting-Merauke, semen Portland type I merk Semen Gresik dan air dari Loratorium Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Universitas Musamus. Untuk perancangan adukan beton ditetapkan nilai faktor air semen 0,45, 0,50 dan 0,55 serta nilai slump 10±1. Gradasi pasir dapat digolongkan ke dalam daerah III (agak halus), modulus halus butirnya berkisar 1,4-2,3. Untuk butir maximum 4,8 mm dan 2,4 mm modulus halus butirnya berturut-turut 1,96 dan 1,4. Berat satuan pasir butir maksimum 4,8 mm dan 2,4 mm berturut-turut sebesar 1,58 dan 1,56 gr/cm3. Berat jenis pasir antara 2,6 - 2,8 dan daya serap airnya antara 3,1 % - 4,7 %. Kadar lumpur rata-rata pasir sebesar 2,6 % dan kandungan zat organiknya rendah. Gradasi kerikil memenuhi syarat kerikil dengan besar butiran maksimum 40 mm. Modulus halus butirnya sebesar 7,3. Berat satuan kerikil sebesar 1,54. Kerikil berat jenisnya 2,4-2,5 dan daya serap air jenuh kering muka 5,4 %. Kekerasan kerikil dengan menggunakan Bejana Rudellof, sebesar 23,6 %. Ketahanan aus kerikil dengan menggunakan alat uji derak Los Angeles sebesar 46,9%. Kuat tekan silinder beton-A, beton-B dan beton-C berturut-turut sekitar 23,3 MPa - 29,7 MPa dengan berat semen/m3 377,6 kg - 467,9 kg , 19,4 MPa - 25,1 MPa dengan berat semen/m3 396,9 kg - 468,5 kg dan 21,9 MPa - 35,0 MPa dengan berat semen/m3 388,9 kg - 555,1 kg. Secara umum pasir dan kerikil dari bahan lokal di Distrik Muting Merauke memiliki sifat agregat yang dapat digolongkan memenuhi sifat agregat standar , walaupun beberapa sifat agregatnya cenderung di bawah standar. Beton non struktur dari bahan lokal di Distrik Muting Merauke memiliki sifat-sifat yang baik sehingga dapat memenuhi sifat beton standar, namun kebutuhan semen/m3 beton cenderung lebih banyak jika dibandingkan dengan beton normal. Kata kunci : pasir Muting Merauke, kerikil Muting Merauke, beton dan kuat tekan 122
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
Merauke Perbatasan Republik Indonesia
PENDAHULUAN Letak
geografis
Kabupaten
dengan Papua Neugini.
Merauke sebagai kabupaten paling timur
Penelitian
yang berada di daerah perbatasan Negara
mengetahui
Kesatuan
struktur
Republik
Indonesia
dengan
ini
bertujuan
karakteristik
untuk
beton
non
yang agregatnya terbuat dari
Papua Neugini, dalam upaya pemenuhan
agregat lokal Distrik Muting Merauke,
pembangunan
masyarakat
yang meliputi: Mengetahui sifat-sifat fisika
khususnya pembangunan fasilitas umum
dari agregat antara lain berat jenis, berat
dan
satuan,
untuk
perumahan
peningkatan
masyarakat
kesejahteraan
untuk
masyarakat,
gradasi,
kandungan
zat
kandungan organik,
lumpur, kekuatan/
diperlukan dukungan teknologi dibidang
kekerasan agregat kasar, bentuk agregat
bahan
dan tekstur permukaan agregat.
bangunan
guna
memberikan
masukan dan pedoman teknik khususnya
Mengetahui sifat-sifat mekanika beton
syarat mutu dan kualitas bahan dan
yang agregatnya terbuat dari agregat lokal
material yang akan digunakan dalam
tersebut antara lain kuat tekan dan
pekerjaan-pekerjaan beton non struktur.
modulus elastisitas.
Penggunaan bahan dari agregat lokal
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
merupakan agregat pengganti dari agregat
masukan
halus ( pasir ) dan agregat kasar ( kerikil )
pemamfaatan agregat lokal di Kabupaten
untuk beton yang akan di gunakan untuk
Merauke dan diharapkan dapat menunjang
pembangunan pekerjaan-pekerjaan beton
percepatan pembangunan infrastruktur di
non
Kabupaten
struktur.
tersebut,
Berkaitan
penulis
penggunaan membuktikan
dengan
bermaksud
agregat secara
lokal teknis
hal
meneliti untuk
dan
pedoman
Merauke
dalam
khususnya
pembangunan perumahan masyarakat dan fasilitas umum.
apakah
Penelitian ini hanya terbatas pada
memiliki sifat agregat yang baik untuk
agregat lokal yang berasal dari Distrik
membuat beton non struktur yang kuat.
Muting Kabupaten Merauke Perbatasan
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
Republik Indonesia - Papua Neugini
terhadap beton non struktur yang terbuat dari agregat lokal di Distrik Muting
123
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
70 % dari volume mortar atau beton (
TINJAUAN PUSTAKA Pada
tahun
penelitian pada
2008
dilakukan
Tjokrodimuljo,
2007
).
Walaupun
beton dari pasir Pulau
namanya hanya sebagai bahan pengisi ,
Pecinan dan kerikil dari Sungai Batanghari
akan tetapi agregat sangat berpengaruh
Wilayah Muara Tebo Kabupaten Tebo.
terhadap sifat-sifat mortar atau beton ,
Dari penelitian tersebut diperoleh pada
sehingga pemilihan agregat merupakan
faktor air semen 0,4 dan nilai slump 6 ±2
suatu bagian pentingdalam pembuatan
diperoleh kuat tekan selinder beton sekitar
mortar atau beton.Dalam pelaksanaannya
42,490 MPa sampai 42,747 MPa ( Suryadi,
agregat umumnya digolongkan menjadi 3
N., 2008 ).
kelompok
( Tjokrodimuljo, 2007 ) yaitu
dilakukan
batu, untuk besar butiran lebih dari 40 mm,
penelitian pada beton dari pasir Merapi
kerikil, untuk butiran antara 5 mm dan 40
dan kerikil dari Sungai Progo . Dari hasil
mm dan pasir untuk butiran antara 0,15
penelitian tersebut diperoleh hubungan
mm dan 5 mm .
Pada
tahun
2002
antara kuat tekan, “slump”, faktor-air-
Perbedaan komposisi kimia semen
semen, dan jumlah semen pada adukan
Portland yang dilakukan dengan cara
beton dengan agregat kerikil maksimum
mengubah persentase 4 komponen utama
40 mm
semen, dapat menghasilkan beberapa jenis
(Anshori,A., Suryatni,B.N.,
Ruliyanto,A., Widodo,C.H., Abidin,M.R.,
semen
2002, dalam Tjokrodimuljo, K., 2007) .
pemakaiannya.
Dari diagram hubungan tersebut diperoleh
pemakaiannya semen portland di Indonesia
pada faktor air semen 0,45 dan nilai slump
(Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A,
10±1 diperoleh berat semen tiap meter
Bahan Bangunan Bukan Logam, SK SNI
kubik sekitar 350 kg dan kuat tekan
S-04-1989-F) dibagi menjadi 5 jenis. Di
selinder beton sekitar 34 MPa.
antaranya adalah Jenis I Semen portland untuk
sesuai
dengan
Sesuai
konstruksi
tujuan
dengan
umum,
yang
tujuan
tidak
METODE PENELITIAN
memerlukan
persyaratan-persyaratan
A. Landasan Teori
khusus seperti yang disyaratkan pada
1. Bahan Dasar Beton
jenis-jenis lain .
Agregat ialah butiran mineral alami
Air
yang berfungsi sebagai bahan pengisi
sebaiknya
dalam
beton.
berikut ( Standar SK SNI S-04-1989-F,
Agregat ini kira-kira menempati sebanyak
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A)
campuran
mortar
atau
sebagai memenuhi
bahan syarat
bangunan sebagai
124
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
(Tjokrodimuljo, 2007) .Air harus bersih,
Pada
dasarnya
kuat
tekan
beton
tidak mengandung lumpur, minyak , dan
tergantung pada 3 hal (Tjokrodimuljo,
benda melayang lainnya yang dapat dilihat
2007)
secara visual. Benda-benda tersuspensi ini
semen), daya rekat antara pasta dan
tidak boleh lebih dari 2 gram per liter,
permukaan butir – butir agregat dan kuat
tidak mengandung garam-garam yang
tekan agregat. Dari ke-tiga butir tersebut,
dapat larut dan dapat merusak beton (
biasanya secara rinci diuraikan bahwa kuat
asam, zat organik, dan sebagainya ) lebih
tekan beton dipengaruhi oleh faktor –
dari 15 gram per liter, tidak mengandung
faktor berikut umur beton, faktor air
khlorida
semen, kepadatan, jumlah pasta semen
( Cl ) lebih dari 0,5 gram per
liter , khusus untuk beton prategang
yaitu
Kekuatan pasta (air dan
dan jenis semen.
kandungan khlorida tidak boleh lebih dari 0,05 gram per liter dan tidak mengandung
METODE PENELITIAN
senyawa sulfat ( sebagai SO3 ) lebih dari 1
A.
Bahan dan Alat
gram per liter
Semen portland yang digunakan adalah semen jenis I yang di produksi oleh PT. Semen Gresik, berat 50 kg/sak .Agregat yang digunakan adalah Agregat
2. Beton Secara umum beton adalah bahan
Lokal
di
Distrik
Muting
Kabupaten
bangunan yang dibuat dari air, semen
Merauke perbatasan Republik Indonesia
Portland, agregat halus, dan agregat kasar,
dan Papua Neugini.
yang bersifat keras seperti batuan, Beton normal
diperoleh
dengan
cara
mencampurkan semen Portland , air, dan agregat , adapun untuk jenis beton khusus ( selain beton normal ) ditambahkan bahan tambah , misalnya pozolan , bahan kimia pembantu , serat , dan sebagainya. Tujuan pemberian bahan tambah ialah untuk menghasilkan beton khusus yang lebih baik dari beton normal ( Tjokrodimuljo,
Gambar 1. Agregat Lokal di Distrik Muting-Merauke Air untuk pembuatan benda uji diambil dari air bersih Laboratorium Teknik Sipil
2007 ) .
125
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
pemeriksaan
Universitas Musamus Merauke.
Kekuatan/Kekerasan agregat, pemeriksaan
Benda uji untuk beton adalah
kandungan
kandungan
kimia
organik
agregat.
dan
Kemudian
silinder dengan ukuran diameter 150 mm
dilanjutkan dengan tahapan perancangan
dan tinggi 300 mm. Peralatan untuk
bahan, tahapan pembuatan benda uji,
pembuatan benda uji berupa
cetakan
tahapan perawatan benda uji dan tahapan
silinder beton . Peralatan untuk pengujian
pengujian benda uji ( lihat Tabel 1 ).
benda uji berupa alat uji kuat tekan beton.
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam
B.
penelitian ini meliputi variasi campuran
Jalan Penelitian Tahap persiapan bahan meliputi
pemeriksaan
fisika
semen
dan
agregat
untuk
agregat,
mendapatkan hubungan antara kuat tekan
pemeriksaan gradasi agregat, pemeriksaan
dan faktor air semen pada slump yang
berat satuan, pemeriksaan berat jenis,
sama.
pemeriksaan
sifat-sifat
adukan
kandungan
lumpur,
Tabel 1. Bahan dan jenis benda uji
Bahan Pasir Kerikil
Mortar Beton
Jenis/Type Butir maksimum 4,8 mm Butir maksimum 2,4 mm Kerikil merah dan putih Kerikil merah Kerikil putih A – butir maksimum 4,8 mm B – butir maksimum 2,4 mm A – pasir dan kerikil merah campur putih B – pasir dan kerikil merah C – pasir dan kerikil putih
Juml ah baha n 1 1 1 1 1 60 72 9 9 9
Perbandingan volume pasir : semen
Faktor air semen
1 : 2 sampai 1 : 6 1 : 2 sampai 1 : 7 0,45 , 0,50 dan 0,55 0,45 , 0,50 dan 0,55 0,45 , 0,50 dan 0,55
126
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
C. Cara Analisis
5. Kuat Tekan Beton
Cara analisis pemeriksaan hasil pengujian
Nilai kuat tekan beton/mortar dapat
meliputi :
diperoleh dengan rumus :
1.
fc′ =
Berat Jenis Agregat
A
dengan : fc’
B2
Berat jenis =
Pmaks
B3 + B0 − B1
dengan : B0 = Berat benda uji
= Kuat tekan, MPa
Pmaks
= Beban maksimum, N
A
= Luas bidang tekan, mm2
dalam keadaan jenuh kering muka B1 = Berat piknometer +
air +
agregat
A. Agregat
B2 = Berat agregat kering oven
1. Pasir
B3 = Berat piknometer berisi air 2.
Berat Satuan Agregat
Lokal
di
Distrik
Muting
Merauke a. Gradasi dan modulus halus butir
Bp − Bbj
Berat satuan =
Berdasarkan SK-SNI-03-2847-2002
Vbj
dengan : Bp = Berat bejana berisi
terlihat bahwa gradasi pasir mempunyai
agregat
kecenderungan digolongkan ke dalam
Bbj = Berat bejana kosong
daerah III yaitu pasir dengan butiran agak
Vbj
halus ( namun sebagian keluar dari batas )
=
Volume
bejana/tabung
serta nilai modulus halus butir berkisar
agregat 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara 1,444-1,96. Pasir dengan butir-butir
Kandungan Lumpur
maximum 4,8 mm dan 2,4 mm nilai
Kandungan lumpur = Bk − B2 Bk
modulus
x 100%
halus
butirnya
berturut-turut
sebesar 1,96 dan 1,444.
dengan : Bk = Berat agregat kering oven
4.
b. Berat satuan pasir
B2 = Berat agregat kering oven,
Berat satuan pasir dengan butir-butir
setelah dicuci
maksimum 4,8 mm sebesar 1,582 gr/cm3
Berat Jenis Beton Berat jenis = dengan
:
dan butir-butir maksimum 2,4 mm sebesar Wk/s
1,557 gr/cm3. Berdasarkan berat satuannya
Vk/s
Wk/s
=
Berat
pasir
termasuk agregat normal. Berat
kubus/selinder
satuan pasir normal berkisar antara 1,5 –
Vk/s = Volume kubus/selinder
1,8 ( Tjokrodimuljo, 2007). 127
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
Berat butir yang lewat ayakn ( % )
100 80 60 Pasir Merauke max 4,8 mm Pasir Merauke max 2,4 mm Batas bawah pasir kasar Batas atas pasir kasar Batas bawah pasir agak kasar Batas atas pasir agak kasar Batas bawah pasir agak halus Batas atas pasir agak halus Batas bawah pasir halus Batas atas pasir halus
40 20 0 0.15
0.3
0.6
1.2 2.4 Lubang ayakan ( mm )
4.8
9.6
Gambar 2. Gradasi pasir butir-butir maximum 4,8 mm dan 2,4 mm terhadap gradasi pasir standar
c. Berat jenis dan daya serap pasir
d. Kandungan lumpur pasir
Berat jenis pasir antara 2,6
Kadar
lumpur
rata-rata
sampai 2,8 dan daya serap air pasir
sebesar 2,62 %
Merauke antara 3,1 % sampai 4,7 %
Persyaratan
. Agregat normal berat jenisnya
Bangunan di Indonesia 1982 (
antara 2,5 – 2,7 (Tjokrodimuljo,
PUBI-1982 ) berat bagian yang
2007),
lewat ayakan no.200 ( 0,074 mm )
dengan
demikian
pasir
Menurut
Umum
Bahan
termasuk pasir normal. Pasir dengan
untuk
diameter butiran lebih kecil dari 0,3
Berdasarkan
mm berat jenisnya antara 3,03
tersebut maka pasir yang digunakan
sampai 3,11 dan daya serap airnya
dalam penelitian ini
3,29 %. Agregat berat berberat jenis
syarat untuk bahan adukan mortar
lebih
dan beton.
2007),
dari
2,8
dengan
(Tjokrodimuljo, demikian
pasir
pasir
maksimum persyaratan
5%. umum
memenuhi
e. Kandungan zat organik
dengan butiran lebih kecil dari 0,3
Pasir setelah
mm termasuk agregat berat.
larutan NaOH 3% selama 24 jam,
direndam dengan
128
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
warna cairan benda uji hampir
syarat
sama
maksimum 40 mm. Modulus halus butir
dari
warna
larutan
kerikil
dengan
besar
butiran
pembanding, berarti kandungan zat
kerikil merah campur
putih
sebesar
organik dalam pasir rendah, maka
7,279, kerikil merah sebesar 7,1038 ,
pasir dapat digunakan digunakan.
kerikil putih sebesar 7,410 . Dengan demikian kerikil Merauke termasuk kerikil
2.
Kerikil
Lokal di Distrik Muting
normal yang berkisar 6 – 8 ( walaupun kerikil putih butiran 5 – 10 mm agak
Merauke a. Gradasi dan modulus halus butir
kurang sedikit ).
Gradasi kerikil merah campur putih , kerikil merah, kerikil putih memenuhi
Berat butir yang lewat ayakan ( %)
100
Kerikil merah dan putih kerikil merah Kerikil putih Batas bawah 40 mm Batas atas 40 mm Batas bawah 20 mm Batas atas 20 mm
80 60 40 20 0 5
10
Lubang ayakan ( mm )
20
40
Gambar 3. Gradasi kerikil merah campur putih, kerikil merah dan kerikil putih terhadap gradasi kerikil satndar
Berat satuan Berat satuan kerikil merah dan putih sebesar 1,544, kerikil merah sebesar 1,551, kerikil putih sebesar 1,512,
dengan
demikian
kerikil
c. Berat jenis dan daya serap Kerikil
merah
dan
putih
mempunyai berat jenis kering mutlak
Merauke termasuk kerikil normal
2,4303, berat jenis
jenuh kering
berat satuannya berkisar 1,5 – 1,8 (
muka 2,5541 dan daya serap air
Tjokrodimuljo, 2007 ).
jenuh kering muka 5,3547 % . 129
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
Kerikil merah mempunyai berat jenis
Ketahanan
aus
agregat
kering mutlak 2,5820, berat jenis
dengan menggunakan alat uji derak
jenuh kering muka 2,7320 dan daya
Los Angeles, bagian yang hancur
serap air jenuh kering muka 5,8092
adalah untuk kerikil merah campur
%. Kerikil putih mempunyai berat
putih sebesar 46,9%, kerikil merah
jenis kering mutlak 2,4501, berat
sebesar 46,5% , kerikil putih sebesar
jenis jenuh kering muka 2,5231 dan
49,4 %, dengan demikian kerikil
daya serap air jenuh kering muka
Merauke memenuhi syarat beton
2,9811 % . Dengan demikian kerikil
kelas I dengan mutu di bawah K.
Merauke termasuk agregat normal
125 ( fc’ < 10 MPa ) menurut SNI
berat jenisnya antara 2,5 – 2,7 ,
03-6861.1-2002.
walaupun agak kurang sedikit.
B. Beton
d. Kekerasan agregat kasar
1. Gradasi Agregat Campuran Beton
Kekerasan agregat dengan menggunakan
Rudellof,
pasir 25% dan kerikil 75 % serta modulus
bagian yang hancur lewat ayakan 2
halus butir agregat campuran untuk beton-
mm setelah ditekan kerikil merah
A sebesar 6,031, beton-B sebesar 5,899
dan putih sebesra sebesar 23,572 %
dan beton-C sebesar 6,121. Diagram
, kerikil merah sebesar 22,792 % ,
beton-A ditengah diagram standar namun
kerikil putih sebesar
keluar sedikit pada lubang 0,15 mm.
dengan
Bejana
Gradasi agregat campuran beton
demikian
21,34 % ,
agregat
kasar
Diagram
beton-B
berada
di
tengah
Merauke memenuhi syarat beton
diagram standar namun keluar sedikit pada
kelas II dengan mutu K.125 – K.225
lubang 20 mm dan 0,15 mm. Diagram
( fc’ = 10 – 20 MPa ) menurut SNI
beton-C di tengah diagram standar namun
03-6861.1-2002.
keluar sedikit pada lubang 10 mm dan 0,15
e. Ketahanan aus agregat
mm.
130
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
Berat butir yang lewat ayakan ( % )
100
Beton - A Beton - B Beton - C Kurva 1
80 60 40 20 0 0.15
0.3
0.6
1.2
2.4
4.8
9.6
19.2
38.4
Lubang ayakan ( mm )
Gambar 4. Gradasi agregat campuran beton A , B dan C terhadap gradasi agregat campuran standar maksimum butir 40 mm.
2. Berat Jenis Berat
jenis
selinder
beton-A
berkisar antara 2,390 – 2,421.
Berat
jenis selinder beton-B berkisar antara 2,410 – 2,421.
Berat jenis selinder
beton-C berkisar antara 2,344 – 2,390. Berat jenis beton normal anatara 2,3 – 2,4 ( Tjokrodimuljo, 2007 ), jadi berdasarkan berat jenisnya beton-A, beton-B dan beton-C termasuk beton normal.
131
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
Kuat tekan selinder beton, MPa
3. Kuat Tekan Selinder Beton
40
Beton - A y = 88,06e-2,43x R² = 0,844
Beton - A Beton - B Beton - C
35
Beton - B y = 79,58e-2,55x R² = 0,863
30 25
Beton - C y = 290,0e-4,68x R² = 0,904
20 15 0.4
0.45
0.5
0.55
0.6
Faktor air semen
Gambar 5. Hubungan faktor air semen dan kuat tekan selinder beton A, B dan C
4. Modulus Elastisitas Beton
C. Hubungan Faktor Air Semen
Dari diagram tegangan regangan,
Dengan Kuat Tekan Beton
hubungan kuat tekan dan modolus
Hubungan faktor air semen dengan
elastisitas beton diperoleh modulus
kuat tekan beton-A, beton-B dan beton-C,
elastisitas
r-B terlihat pada Gambar 8.
beton-A
berkisar
antara
Beton-A,
20634,49 sampai 23764,05, modulus
Beton-B dan Beton-C benda ujinya adalah
elastisitas
berupa silinder diameter 150 mm tinggi
beton-B
berkisar
antara
18947,40 sampai 21460,57, modulus elastisitas
beton-C
berkisar
300 mm.
antara
20013,80 sampai 26084,6.
132
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697 60
Beton - A y = 88,06e-2,43x R² = 0,844
Beton - B y = 79,58e-2,55x R² = 0,863
Beton - C y = 290,0e-4,68x R² = 0,904
50 SNI
Kuat tekan beton, MPa
Beton-A ( Silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm )
40 Beton-B ( Silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm ) Beton-C ( Silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm )
30
Beton-C Beton-A
20 Beton-B
10
0 0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8 0.9 1 Faktor air semen
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Gambar 6. Hubungan faktor air semen dengan kuat tekan selinder beton-A, beton-B, dan beton-C
Tabel 2. Faktor air semen dan kuat tekan beton Faktor air semen
Kuat tekan silinder beton-A ( MPa )
Kuat tekan silinder beton-B ( MPa )
Kuat tekan silinder beton-C ( MPa )
0,45 0,49 0,50 0,55 0,662 0,675 0,86 0,89 1,07 1,09 1,25 1,492
29,724
25,100
35,008
25,505 23,302
22,458 19,444
Perbandi ngan volume pasir : semen untuk mortar
Kuat tekan mortarA ( MPa )
Kuat tekan mortarB ( MPa )
1:2
35,579
31,539
28,249 21,890 1:3 1:3 1:4 1:4 1:5 1:5 1:6 1:7
19,002 17,071 11,552 10,072 7,513 5,527
6,132 5,612 2,706
133
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
D. Hubungan Berat Semen Dengan Kuat Tekan Beton Hubungan berat semen tiap satu meter kubik beton dengan kuat tekan beton-A, betonB dan beton-C terlihat pada Gambar 9. Beton-A, Beton-B dan Beton-C benda ujinya adalah berupa silinder diameter 150 mm tinggi 300 mm.
Tabel 3. Berat semen tiap satu meter kubik beton dan kuat tekan beton Berat semen tiap satu meter kubik beton/mortar ( kg ) Mortar Mortar Beton Beton Beton -A -B -A -B -C 467,8 575,718 593,19 7 468,5 555,1
Mortar -A
Kuat tekan ( MPa) Mortar Beton Beton -B -A -B
35,579
31,539
29,7
25,1
418,69
420,104
435,9
432,8
17,071
19,002
25,5
22,4
Beton -C 35,00 8 28,24 9
321,32 262,79 215,26
319,26 258,5 229,1 187,82
377,5
396,8
10,072 7,513 5,527
11,552 6,132 5,612 2,707
23,3
19,44
21,89
459,2 388,8 8
40
Kuat tekan beton, MPa
35 Beton-C
30 25 20
Beton-A Beton-B
15 10
Beton-A ( silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm )
5
Beton-B ( silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm )
0
Beton-C ( silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm )
150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400 425 450 475 500 525 550 575 600 Berat semen tiap satu meter kubik beton, kg
Gambar 7. Hubungan berat semen tiap meter kubik beton dengan kuat tekan selinder beton.
134
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
PENUTUP
memenuhi syarat
A. Kesimpulan
adukan mortar dan beton.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
untuk bahan
e. Kandungan zat organik pasir setelah
disimpulkan sebagai berikut :
direndam dengan larutan NaOH 3%
1. Pasir Lokal di Distrik Muting
selama 24 jam, warna cairan benda
Kabupaten Merauke Provinsi Papua.
uji hampir sama dari warna larutan
a. Gradasi dan modulus halus butir
pembanding, berarti kandungan zat
pasir
mempunyai
kecenderungan
organik dalam pasir rendah, maka
digolongkan ke dalam daerah III yaitu pasir dengan butiran agak halus
pasir dapat digunakan. 2. Kerikil
Lokal di Distrik Muting
( namun sebagian keluar dari batas ).
Kabupaten Merauke Provinsi Papua.
Pasir dengan butir-butir maximum
a. Gradasi kerikil merah campur putih,
4,8 mm nilai modulus halus butirnya
kerikil merah , dan kerikil putih
sebesar
butir-butir
memenuhi syarat kerikil dengan
maximum 2,4 mm nilai modulus
besar butir maksimum 40 mm,
halus butirnya sebesar 1,444.
walaupun untuk kerikil putih butiran
1,96
dan
b. Berat satuan pasir dengan butir-butir
5 – 10 mm agak kurang sedikit. Nilai
maksimum 4,8 mm sebesar 1,582
modulus halus butir kerikil merah
gr/cm3 dan butir-butir maksimum
campur putih sebesar 7,279 , kerikil
2,4 mm sebesar 1,557 gr/cm3.
merah 7,1038 serta kerikil putih
c. Berat jenis pasir antara 2,6 sampai
7,410 termasuk kerikil normal.
2,8 dan daya serap air pasir antara
b. Berat satuan kerikil merah campur
3,1 % sampai 4,7 % termasuk pasir
putih sebesar 1,544, kerikil merah
normal.
1,551
Pasir
dengan diameter
dan
kerikil
putih
1,512.
butiran lebih kecil dari 0,3 mm berat
Berdasarkan berat satuannya kerikil
jenisnya antara 3,03 sampai 3,11 dan
merah campur putih, kerikil merah
daya serap airnya 3,29 % termasuk
dan kerikil putih termasuk kerikil
agregat berat.
normal.
d. Kandungan lumpur pasir rata-rata
c.
Kerikil
merah
campur
putih
sebesar 2,62 % , maka pasir yang
mempunyai berat jenis kering mutlak
digunakan
2,4303, berat jenis
dalam
penelitian
ini
jenuh kering
muka 2,5541 dan daya serap air 135
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
jenuh kering muka 5,3547 % .Kerikil
a. Gradasi agregat campuran beton- A
merah mempunyai berat jenis kering
pasir 25% dan kerikil merah campur
mutlak 2,5820, berat jenis
putih 75 %
jenuh
serta modulus halus
kering muka 2,7320 dan daya serap
butir
air jenuh kering muka 5,8092 %.
memenuhi syarat gradasi agregat
Kerikil putih mempunyai berat jenis
campuran standar maksimum butir
kering mutlak 2,4501, berat jenis
40 mm,
jenuh kering muka 2,5231 dan daya
lubang 0,15 mm.
serap air jenuh kering muka 2,9811.
agregat
campuran
namun keluar sedikit pada
b. Berat jenis selinder beton-A berkisar
Kerikil merah campur putih, kerikil
antara 2,390 – 2,421,
merah dan kerikil putih
beton normal.
termasuk
agregat normal.
termasuk
c. Sifat-sifat beton-A terlihat bahwa
d. Kekerasan kerikil merah campur putih, kerikil merah ,
6,031,
pada faktor air semen 0,45 dan nilai
dan kerikil
slump 9,5 diperoleh berat semen tiap
putih dengan menggunakan Bejana
satu meter kubik beton 467,876 kg
Rudellof, diketahui bagian yang
serta kuat tekan selinder beton
hancur lewat ayakan 2 mm setelah
29,724 MPa. Pada faktor air semen
ditekan
sebesar
0,50 dan nilai slump 11 diperoleh
23,572 % , 22,792% dan 21,34% ,
berat semen tiap satu meter kubik
dengan demikian memenuhi syarat
beton 435,941 kg serta kuat tekan
beton kelas II dengan mutu K.125 –
selinder beton 25,505 MPa. Pada
K.225 ( fc’ = 10 – 20 MPa )
faktor air semen
masing-masing
0,55 dan nilai
e. Ketahanan aus kerikil merah campur
slump 9 diperoleh berat semen tiap
putih, kerikil merah, dan kerikil
satu meter kubik beton 377,572 kg
putih dengan menggunakan alat uji
serta kuat tekan selinder beton
derak Los Angeles, diketahui bagian
23,302 MPa.
yang hancur masing-masing sebesar 46,9%, 46,5% dan 49,4%, dengan demikian memenuhi syarat beton kelas I dengan mutu di bawah K. 125 ( fc’ < 10 MPa ).
4. Secara umum Agregat Lokal dari Distrik Muting Merauke memiliki sifatsifat agregat yang baik dan dapat digolongkan memenuhi standar,
walaupun
sifat agregat
beberapa
sifat
3. Beton ( campuran pasir dan kerikil merah campur putih ) 136
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 2, Agustus 2014 ISSN 2089-6697
agregatnya
cenderung
di
bawah
standart.
3. Kemahalan harga yang ada akibat pasir dan batu pecah yang didatangkan ke
5. Secara umum beton dari Agregat Lokal
Kabupaten Merauke dan ketersediaan
di Distrik Muting Merauke memiliki
agregat kasar yang sangat terbatas
sifat-sifat yang baik sehingga dapat
berkisar 23 % dari berat keseluruhan
memenuhi sifat beton non struktur
satu volume tertentu agregat Lokal di
standar, namum cenderung kebutuhan
Distrik Muting Merauke , sehingga
semen tiap meter kubiknya lebik besar
perlu dikembangkan penelitian lebih
jika dibandingkan dengan beton normal.
lanjut
tentang
kemungkinan
dapat
digunakannya Agregat local di Distrik B. Saran
Muting untuk beton non struktur pada
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
keadaan lokal Kabupaten Merauke
masukan
dan
pemamfaatan
pedoman agregat
lokal
dalam
dengan tetap berpedoman pada aturan
di
teknis yang ada misalnya batasan kuat
Kabupaten Merauke dan diharapkan dapat
menunjang
pembangunan
percepatan
infrastruktur
di
Kabupaten Merauke. Sehingga dalam fungsinya sebagai bahan bangunan Agregat
Lokal
di
Distrik
Muting
Kabupaten Merauke sebagai sumber daya alam lokal dapat dimamfaatkan secara
maksimal
dengan
tetap
berdasarkan pada syarat-syarat teknis yang ada. 2. Perlu sosialisasi dan penyebarluasan informasi bahwa Agregat Lokal di Distrik Muting Kabupaten Merauke Papua dapat
digunakan pasir dan
kerikilnya untuk membuat beton non struktur semennya
namun tiap
tekan yang diijinkan.
kebutuhan satu
meter
berat
DAFTAR PUSTAKA 1. SK SNI S-04-1989-F, Standar, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam ). 2. SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. 3. SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( Bahan Bangunan Bukan Logam ). 4. Suryadi, N., 2008, “ Pemamfaatan Pasir Pulau Pecinan Dan Kerikil Sungai Batanghari Wilayah Muara Tebo Kabupaten Tebo Untuk Pembuatan Beton Normal “ , Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 5. Tjokrodimuljo, K., 2007, “ Teknologi Beton “, Edisi Pertama, Biro Penerbit, Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada.
kubik
cenderung lebih banyak. 137