Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
PEMANFATAN TANAH LEMPUNG KEPASIRAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN DI KAMPUNG SOTA DISTRIK SOTA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GIINEA Daut Andang Pasalli, Jeni Paresa E-mail:
[email protected] ;
[email protected] Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya bidangi ilmu teknik sipil dalam hal ini penggunaan material sebagai bahan bangunan dan laju perkembang pembangunan dengan pesat pada dekade terakhir maka penggunaan material yang tersedia di daerah lokasi pembangunan harus dengan sangat bijak dapat dimanfaatkan. Penelitian ini menggunakan tanah lempung kepasiran sebagai material untuk pembuatan campuran semen. Sehingga diharapkan dari penelitian ini akan menghasil sebuah komposisi campuarn yang inovatif dengan beberapa keunggulan dari sisi biaya, metode pelaksanaannya dan pemanfaatan material lokal. Pengujian karakteristik fisis dan mekanis tanah lempung kepasiran dasar yang meliputi kadar air, berat jenis, Aterrberg, analisa saringan, bobot isi, kompaksi, kuat tekan bebas dan geser langsung. Pengujian selanjutnya adalah pengujian rancang capuran tanah lempung kepasiran dengan semen dengan mengacu kepada standar yang berlaku (SNI maupun ASTM). Pengujian dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh tanah lempung kepasiran untuk pasangan dinding dan lantai. Dalam penelitian ini penggunaan material tanah lempung kepasiran sebagai bahan campuran semen akan di lakukan dengan berbagai metode perbandingan campuran untuk mendapatkan komposisi yang idela. Selanjutnya pada tahap berikutnya akan dilakukan uji model prototipe di lapangan dengan menggunakan hasil desain dari penelitian laboratorium pada tahapan sebelumnya. Hasil pengujian sifat fisis tanah lempung kepasiran dimana kadar air sebesar 43,4 %, berat jenis 2,70, persentase butiran dimana butiran halus sebesar 57,50 % dan butiran kasar 42,5 %, serta batas Atterberg dimana LL 45 %, PL 31,54 %, PI 14,42 % dan SL 16,47 %. Serta mempunyai bobot isi 1,66 gram/cm3 dan mempunyai berat isi kering 1,33 gram/cm3 serta kadar air optimum 36 %. 2. Dari hasil analisa butiran dapat dilihat bahwa kandungan butiran kasar cukup besar maka untuk konstruksi non strukturak tanah lempung kepasiran dapat digunakan Kata kunci : Tanah Lempung, Merauke, Bahan bangunan.
207
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
material
PENDAHULUAN Kurangnya
ketersediayaannya
dari
kota
Merauke
yang
membutuhkan biaya yang sangat besar
material yang baik pada daerah terpencil
Di banyak lokasi di kampung Sota
seperti kampung Sota Distrik Sota daerah
Distrik Sota banyak terdapat material
perbatasan
Indonesi
tanah lempung kepasiran. Permasalahan
dengan negara Papua New Guinea maka
pembangunan rumah tinggal di daerah
pemanfaatan material lokal daerah tersebut
tersaebut adalah ketersediyaan material
harus
yang baik untuk pembuatan rumah tinggal,
negara
dapat
mungkin.
Repoblik
digunakan
Tanah
semaksimal
lempung
kepasiran
terutama
masalah
bahan
campuran
merupakan material lokal yang banyak
pembuatan
terdapat didaerah tersebut. Tanah lempung
pemasangan dinding dan lantai rumah.
kepasiran dapat juga digunakan sebagai
Oleh karena itu diperlukan rekayasa dalam
bahan alternatif untuk pembuatan rumah
komposisi
tinggal dengan campuran semen. Karena
kepasiran dan semen yang ideal untuk
sifat dari tanah lempung kepasiran yang
mengatasih permasalahan tersebut, seperti
memiliki ukuran butiran yang relatif lebih
metode pencampuran yang baik untuk
kasar yang dapat mendekati ukuran butiran
mendapatkan hasilyang sesuai dengan
pasir maka tanah lempung kepasiran dapat
perencanaan.
campuran
semen
material
tanah
untuk
lempung
juga digunakan sebagai bahan material pembuatan rumah tinggal.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penggunaan material lokal seperti
tanah
kepasiran
Bangunan sipil pada umunya
merupakan salah satu metode yang dapat
didukung oleh tanah, yang mana
digunakan
rumah
bangunan sipil terdiri atas dua bagian
tinggal. Dengan menggunakan material
yaitu bangunan di atas tanah (Upper-
lokal seperti tanah lempung kepasiran
structure) dan bangunan di bawah
diharapkan
tanah (sub-structure).
untuk
dapat
lempung
A. Deposisi Tanah Lempung Kepasiran
pembuatan
mengurangi
biaya
pembuatan rumah tinggal bagi masyrakat
Lempung adalah jenis tanah yang
disekitar kampung Sota Distrik Sota, yang
lunak
mana
mempunyai plastisitas yang tinggi dan
meraka
harus
mendatangkan
yang
butirannya
halus,
208
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
perubahan kembang susut yang relatif
lempung ini sangat bergantung pada
besar, yang dimana ketika kondisi
komposisi
mineral-mineralnya,
airnya bertambah maka volumenya
unsur-unsur
kimianya,
mengembang sebaliknya
dan tanah
begitu
pula
lempung, dan partikel-partikelnya
lempung
akan
serta
menyusut dan pecah-pecah ketika dalam
kondisi
adalah sifat
kering.
yang memungkinkan
tanah
lempung
juga
memiliki sifat kohesif yaitu rekatan
yang
dalam
keadaan
plastis, besarnya jaringan gaya antar partikel
akan
partikel
sedemikian
bebas
B. Karakteristik Tanah Pasir Definisih pasir meburut Wesley (1977),
hingga
untuk
relatif
lainnya, dengan kohesi antaranya tetap dipelihara. Di alam sangat banyak tanah berbutir halus yang dalam keadaan plastis. Ditinjau dari butirannya,
didefinisikan
sebagai
lempung golongan
partikel yang berukuran kurang dari 0.002 mm
(Das,
1995). Namun
demikian, partikel beukuran antara 0,002mm
sampai
merupakan
agregat
yang
butirannya hampir selalu terdiri dari satu macam zat mineral, terutama
sebagai tanah tidak kohesif dan berbutir kasar. Pasir memiliki batas ukuran butiran antara 0.06 mm sampai 2 mm. Menurut Bowles (1983), pasir
menggelincir antara yang satu dengan
ukuran
di
kwartz. Pasir sering kali di kenal
antara sesame partikel tanah. Tanah
lingkungan
Plastisitas
perubahan isi dari tanah tersebut. itu
pengaruh
sekitarnya.
tanah berubah bentuk tanpa terjadinya
Selain
tekstur
0,005mm
juga
masih di golongkan sebagai partikel lempung. Sifat-sifat dan perilaku
merupakan partikel-partikel tambang yang lebih kecil dari kerikil dengan ukuran butiran antara 0.05 mm sampai 0.074 mm. pasir adalah bahan yang tak berkohesi, akan tetapi jika pasir, tersebut lembab atau mengandung uap air
maka
tegangan
permukaan
memberikan kohesi yang nyata, yang akan
menghilang
bila
bahan
mengering atau menjadi jenuh. ASTM menyebutkan bahwa pasir merupakan agregat tak berkohesi yang tersusun dari fragma-fragma dengan 209
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
bentuk sub-rounded, rounded, sub-
tinggi.
lengkungan
butiran
dapat
angular, angular, dengan partikel
mendukung beban statis yang tidak
berukuran 0.075 mm samapi 2 mm.
begitu besar, tapi susunan ini sangan
Menurut terzaghi (1987), pasir
sensitif terhadap longsor, getaran, atau
merupakan agregat tak berkohesi yang
beban dinamis. Apabila dikenakan
tersusun
fragmen-fragmen
beban getar struktur tersebut akan
dengan bentuk angular dan sub-
rusak dan mengalami penurunan yang
angular, berasal dari batuan atau
sangat besar.
dari
mineral
yang
belum
mengalami
perubahan, dengan ukuran partikel
C. Karakteristik Tanah Lempung Lempung dapat didefinisikan
dibawah 1/8 inchi. Das bahwa
(1995)
struktur
mengemukakan tanah
yang
tak
berkohesi dapat dibagi dalam 2 kategori utama, yaitu struktur butir tunggal (singel grained), dan struktur sarang
lebah
(hineycomb).
Pada
struktur butir tunggal, butiran tanah berada pada posisi stabil dan butiranbutirannya saling bersentuhan. Angka pori dari struktur ini tergantung kepada
distribusi
ukuran
angka pori ini yang menentukan suatu struktur tanah itu padat (angka pori rendah, kerapatan tinggi) atau tidak padat (angka pori tinggi, kepadatan Tanah
yang
butirannya
membentuk hubungan sarang labalaba, mempunyai angka pori yang
susunan
partikel
yang
ukurannya kurang dari 0.002 mm (Das, 1995). Menurut Hardiyatmo (2010), sifat-sifat yang ada pada tanah lempung
adalah
butiran
ukuran
halusnya
butiran-
>0,002
mm,
permeabilitas rendag, kenaikan air kapiler yang tinggi, bersifat sangat kohesif, kadar kembangsusut yang tinggi dan proses konsolidasi lambat. Tanah lempung memiliki sifat
butiran,
susunan, serta kerapatan butiran. Nilai
rendah).
sebagai
dan
perilaku
yang
terlihat
pada
koposisi mineral, unsur-unsur kimia dan
partikel-partikelnya
pengaruh
lingkungan
serta
disekitarnya.
Dalam memahami sifat dan perilaku tanah
lempung
maka
diperlukan
pengetahuan tentang moneral dan komposisi kimia lempungnya, kerena ini
merupakan
mineralogi
yang 210
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
merupakan faktor utama untuk dapat
dari
mengontrol ukuran, bentuk dan sifat
berbentuk
serta kimia dari partikel tanah. Tanah
mempunyai
lempung memiliki sifat yang khas
sehingga lempung mempunyai sifat
yaitu apabila dalam keadaan kering
sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya
dia akan bersifat keras, dan jika basah
permukaan. Terdapat banyak mineral
akan
dan
yang diklasifikasikan sebagai mineral
kohesif, mengembang dan menyusut
lempung. Di antaranya terdiri dari
dengan cepat, sehingga mempunyai
kelompok-kelompok:
perubahan volume yang besar dan itu
montmorrillonite, illite, kaolinite, dan
terjadi karena pengaruh air.
polygorskite. Terdapat juga kelompok
bersifat
lunak
plastis,
Ada beberapa hal istilah yang
0,002
yang
mm.partikel seperti
lain,
mengenai lempung yaitu:
(Hardiyatmo,
lempung,
lebih
dan
halloysite
2010).
Umumnya,
terdapat kira-kira 15 macam mineral
dihubungkan
yang diklasifikasikan sebagai mineral
partikel, yang biasanya berukuran < 2µm.
lempung,
chlorite,
ukuran
dengan komposisi dari ukuran
b) Penggunaan
yang
khusus,
misalnya:
vermiculite,
istilah
lembaran
permukaan
perlu dibedakan dalam mempelajari
a) Penggunaan
lempung
lempung. D. Semen Portland Composite Cement (PCC)
istilah lebih
mineral
Semen
merupakan
bubuk
dihubungkan
halus yang bila dicampur dengan
dengan komposisi ukuran mineral.
air akan menjadi ikatan yang akan
Ukuran mineral ini lebih spesifik,
mengeras,
kadang-kadang ukuran mineral ini
kimia
< 2 µm dan dapat pula > 2 µm,
massa yang kuat dan keras, yang
meskipun pada umumnya < 2 µm.
disebut
karena
terjadi
reaksi
sehingga membentuk suatu
hidroulic
cement.
Pada
Partikel lempung berasal dari
dasarnya semua jenis semen dapat
pelapukan tanah yang berupa susunan
digunakan sebagai bahan stabilisasi,
kelompok partikel berukuran koloid
tetapi
dengan diameter butiran lebih kecil
Cement (PCC)
jenis
Portland
Composite
merupakan jenis 211
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
semen yang paling banyak digunakan
Ketika semen digunakan pada
saat ini baik itu untuk konstruksi
tanah pasir, sementasi yang terjadi
maupun stabilisasi tanah.
menyerupai proses dalam pembuatan
Semen
bahan
beton, namun perbedaannya pada
pengikat hidrolis hasil penggilingan
pembuatan beton pasta semen mengisi
bersama-sama terak semen portland
semua rongga-rongga sedangkan pada
dan gips dengan satu atau lebih bahan
tanah pasir-sementasi terjadi hanya
anorganik, atau hasil pencampuran
pada titik-titik kontak antar butiran
antara bubuk semen portland dengan
saja.
bubuk bahan anorganik lain. Bahan
kekuatan tidak hanya tergantung pada
anorganik tersebut antara lain terak
jumlah semen yang digunakan, tetapi
tanur tinggi (blast furnace slag),
juga karena jumlah media kontak
pozolan, senyawa silikat, batu kapur,
yang terjadi antar butiran. Semakin
dengan kadar total bahan anorganik
kecil angka pori, semakin besar
6% - 35 % dari massa semen portland
sementasi.
komposit.
komposisi
gradasi bahan pasir akan memerlukan
komposit
sedikit semen dan mungkin lebih
secara lengkap harus berpedoman
efektif distabilisasi dari pada bahan
dengan SNI 15-7064-2004.
yang bergradasi seragam. Jumlah
kimia
PCC
adalah
Persyaratan
semen
Dengan
Portland
adanya
Oleh
karenanya,
Juga
perolehan
semakin
padat
penambahan
semen yang diperlukan akan lebih
bahan stabilisasi akan terjadi reaksi
besar pada tanah berbutir halus dari
hidrasi, yang dapat mengabsorbsi air
pada tanah pasir, karena permukaan
dari tanah, sehingga kadar air pada
butiran yang diliputi lebih luas untuk
lapisan tanah akan berkurang. Selain
terjadinya
itu
kontak.
bahan-bahan
stabilisasi
akan
bereaksi dengan mineral-mineral yang ada pada tanah dan membentuk mineral
yang
konsistensinya
keras,
sehingga
bertambah
baik
sementasi
pada
titik
Pengaruh utama reaksi antara tanah dan semen adalah: a. Kenaikan
pada
kekuatan
dan
kapasitas bearing tanah.
(kekokohannya). 212
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
b. Menurunnya lempung
swell
tetapi
pada
tanah
pengujian metode pencampuran dengan
kecenderungan
perbandingan yang berbeda-beda agar di
menyusut naik pada tanah pasir.
dapat komposisi campuran yang ideal.
c. Perbaikan pada ketahanan terhadap A.
lalu-lintas dan cuaca buruk.
Penelitian
d. Menurunya permeabilitas. Oleh
karena
itu
terdapat
perubahan yang berarti pada sifat-sifat teknik
tanah.
Pada
umumnya,
kekuatan akan naik secara linier bersamaan
dengan
Tempat Pelaksanaan Penelitian
pertambahan
jumlah semen, tetapi dengan nilai yang berbeda untuk jenis tanah yang berbeda sifat-sifat campuran tanahsemen dipengaruhi utamanya oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
semen dan air per unit volume b. Kondisi-kondisi mempengaruhi (temperatur,
kadar
semen air
di
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Musamus. B. Kerangka Alir Penelitian Sebelum melakukan penelitian maka dibuat langkah-langkah pelaksanaan alur kegiatan penelitian agar dapat berjalan secara
sistematis
dan
tepat
sasaran
tercapainya tujuan penelitian. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah studi yang
terdiri
dari
latar
belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian kemudian dikaji dalam kajian
yang hidrasi
dilakukan
Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan
pendahuluan
a. Kualitas dan persentase tanah,
ini
dan
pustaka
dan
berbagai
teori
dasar.
Mendalami hal tersebut dapat dilihat pada bagan alir berikut.
sebagainya) c. Waktu Pemeraman d. Teknik pelaksanaan.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian eksperimental
ini
adalah dengan
penelitian melakukan 213
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
C. Rancangan STA RT Kajian Pustaka Pemeriksaan Tanah Lempung Distribusi Ukuran Butir, Batas-batas Atterberg, Berat Jenis, Kadar Air
Sampling
dan
Data
Sekunder Penelitian 1. Persiapan Material dasar Tanah lempung kepasiran
yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari tanah asli yang berlokasi di kampung Sota Distrik Sota Kabupaten
Memenuhi Persyaratan Tanah Lempung Dan Tanah Pasir
Merauke perbatasan negara Republik Indonesi dengan Negara Papua New Guinea. 2. Persiapan Bahan dan Alat
• • •
Pemeriksaan Sifat Mekanis Tanah Lempung .Kompaksi Pengujian Unconfined Tanah Lempung Pengujian Geser Langsung
Rekayasa dan Pembuatan model uji tanah: 1. Perbandingan 1:1 2. Perbandingan 1:2 3. Perbandingan 1:3 4. Perbandingan 1:4 Pengujian Kuat Tekan Didapatkan dalam Perbandingan yang ideal
a. Alat pengukuran sifat fisis tanah : Alat kadar Air, alat pengujian Berat jenis Tanah, alat pengujian batasbatas Atterberg, alat uji analisis hydrometer dan alat uji analisa saringan. b. Alat pengujian sifat mekanis tanah : alat
pengujian
kompaksi,
alat
anconfined dan uji kuat geser. c. Alat uji kuat tekan. 3. Pelaksanaan Penelitian Pemeriksaan Karakteristik Fisis dan
Analisis Hasil Pengujian Kesimpulan dan Saran SELES AI
Mekanis Tanah Lempung kepasiran a. Pengujian
berat
jenis
tanah
disesuaikan dengan SNI 03-19642008/ASTM
D854-88(72).
Alat
yang digunakan adalah piknometer, timbangan,
wash
bottle,
oven, 214
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
desikator,
termometer,
cawan
f. Alat pengujian batas plastis (plastic
porselen (mortar), alat vacuum atau
limit, PL) dan indeks plastisitas
kompor.
(plasticity index, PI). Pengujian ini
b. Pengujian kadar air disesuaikan
disesuaikan dengan SNI 03-1966-
dengan ASTM D 2216-(71). Alat
1990. Alat yang digunakan adalah
yang
cawan
digunakan
adalah
oven,
timbangan, desikator dan cawan. c. Alat
uji
analisis
hidrometer
1994. Alat yang digunakan adalah
tabung
saringan,
gelas,
gelas
pestel
(penumbuk/penggerus), plat kaca,
disesuaikan dengan SNI 03-3423-
hidrometri,
porselen,
saringan no.40 dan sebatang kawat 3mm. g. Alat uji pemadatan mengacu pada
timbangan,
SNI 03-1742-1989 atau SNI 03-
silinder
1743-1989. Alat yang digunakan
kapasitas, cawan parselen (mortar),
adalah
alat pengaduk suspensi (stirring
pemadat dengan diameter 10,150 cm
apparatus), thermometer, stopwach,
dan tinggi 11,675 cm, penumbuk
air
standart, alat untuk mengeluarkan
destilasi,
bahan
disperse
(reagment).
saringan
no.4,
silinder
contoh tanah, pisau perata dan
d. Alat uji analisa saringan disesuaikan
timbangan
dengan SNI 03-1968-1990. Alat yang digunakan adalah saringan, timbangan,
stopwach,
dan
air
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan metode pelaksanaan yang Terbagi
destilasi. e. Alat pengujian batas cair (liquid limit, LL) disesuaikan dengan SNI 03-1967-1990. Alat yang digunakan adalah alat batas cair casagrande, alat pembarut (grooving tool), cawan porselen
D. Pelaksanaan Kegiatan
(mortar),
pestel
(penumbuk/penggerus),
saringan
no.40 dan wash bottler.
atas 4 kelompok kegiatan utama yaitu : (1) Kegiatan
pengujian
awal
(karakteristik fisik dan mekanis tanah lempung kepasiran). (2) Kegiatan pembuatan benda uji (3) Kegiatan pengujian benda uji (4) Kegiatan pengujian model prototipe lapangan
215
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
Langkah pertama dalam pengujian ini adalah membuat proporsi perbandingan campuran antara tanah lempung kepasiran dan semen sebagai bahan pengikat yang sesuai
dengan
rencana
perbandingan
campuran pada alir penelitian. Langkah selanjutnya membuat cetakan kubus untuk menguji kuat tekan. Setelah itu dilakukan pencampuran dengan perbandingan yang
HASIL PENELITIAN A. Pemeriksaan Karakteristik Fisik Tanah Dari laboratorium
hasil
pengujian
diperoleh
di
data-data
karakteristik fisik dan mekanis tanah dapat dilihat pada tabel 1.
sesuai dengan perbandingan yang ada pa alir penelitian. Setelah benda uji di cetak maka akan di peram dan dilakukan pengujian kuat tekan pada 3, 7, 14, 21 dan 28 hari untuk mengetahui peningkatan kekuatan
pada
setiap
perbandingan
pencampuran. E. Analisa Data Dalam menganalisa yang dilakukan adalah menghitung kekuatan yang di dapat dari uji kuat tekan untuk setiap lama pemeranman dan pengujian kuat tekan. Dari hasil analisa data ini maka akan didapat perbandingan yang idel untuk di gunakan
dalam
pembuatan
campuran
tanah lempung kepasiran dengan semen sebagai material pembuatan rumah tinggal yang dapat digunakan sebagai pasangan dinding batu bata, pelesteran dinding dan pengecoran lantai.
216
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Karakteristik Tanah Asli Jenis Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Pengujian Karakterisitk Tanah Asli Kadar Air (w)
43.40
Berat jenis (Gs)
2.70
%
Pemeriksaan Analisa Saringan a.
Berbutir Halus
57.50
%
b.
Berbutir Kasar
42.50
%
a.
Batas Cair ( LL )
45.97
%
b.
Batas Plastis ( PL )
31.54
%
c.
Index Plastis ( PI )
14.42
%
d.
Batas Susut ( SL )
16.47
%
Atterberg
Bobot Isi
1.66
gram/cm³
gram/cm³
Kompasi Standar a.
Maximum Dry Density, gd (MDD)
1.33
b.
Optimum Moisture Content (OMC)
36.00 %
Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan sifat karakteristik dan mekanis jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini. a. Kadar Air
c. Analisa Gradasi Butiran Dalam pelaksanaan pengujian gradasi yang dilakukan dengan pengujian analisa
Dalam pengujian kadar air didapat
saringan dan pengujian hidrometer di
nilai kadar air alami dari tanah asli yang di
dapat hasil tanah tersebut labih dari 50 %
ambil dari lapangan sebesar 43,40 %.
lolos saringan No. 200 yaitu 57,5 %.
b. Berat Jenis Spesifik
Tanah tersebut merupakan tanah Berbutir
Dari hasil pemeriksaan berat jenis spesifikasi diperoleh nilai berat jenis 2,70.
Halus. Hal ini menunjukkan persentase butiran halusnya cukup dominan. Menurut AASHTO tanah ini termasuk dalam tipe 217
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
A-7-5 jenis tanah berlempung dimana
didasarkan
indeks plastisitasnya
gradasinya
>11. Peninjauan
secara
langsung
sehingga
pada
penentuan
klasifikasi tanah yang mempunyai ukuran
klasifikasinya lebih didasarkan pada batas-
butir lebih kecil dari 0,075 mm, tidak
batas Atterbergnya.
Gambar 1. Grafik Analisa Butiran Tanah diperoleh nilai Indeks Plastisitas (PI) = d. Batas – Batas Atterberg Dalam
pengujian
14,42%. batas-batas
4. Batas Susut (Shringkage Limit, SL) dari
atterberg maka didapat hasil sebagai
pengujian batas susut diperoleh nilai
berikut :
batas susut = 16,47 %.
1. Batas Cair (Liquid Limit, LL) dari hasil
5. Bobot Isi, Pengujian bobot isi yang
grafik hubungan jumlah ketukan dan
dilakukan didapat hasil sebesar 1,66
kadar air diperoleh nilai batas cair (LL)
gram/cm3.
= 45,97 %
6. Pemadatan
Tanah,
Pengujian
2. Batas Plastis (Plastic Limit, PL) dalam
pemadatan standar (proctor standard
pengujian diperoleh hasil batas plastis
test) didapat hasil dari gambar grafis
(PL) = 31,54 %.
4.1 dimana kadar air optimum sebesar
3. Indeks plastisitas diperoleh dari selisih
wopt = 36 % dan berat isi kering
antara batas cair dan batas plastis,
maksimumnya dmaks = 1,328 gram/cm3.
dengan rumus PI = LL – PL maka
218
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
Gambar 2. Grafik hubungan kadar air dan berat isi kering tanah asli tanah tersebut masuk dalam kelompok AB. Klasifikasi Tanah
7-5. Tanah yang masuk kategori A-7-5
1. AASHTO (American Association of
termasuk
dalam
klasifikasi
tanah
State Highway and Transportation
berlempung dimana indeks plastisitasnya
Officials)
> 11.
Dari hasil pengujian analisa saringan berdasarkan
presentase
yang
lolos
2. USCS
(Unified
Soil
Classification
System)
saringan No. 200 diperoleh hasil tanah
Dari analisis saringan didapatkan
tersebut lebih dari 50 % (> 35 %) sehingga
tanah lolos saringan No. 200 lebih dari 50
tanah diklasifikasikan dalam kelompok
% sehingga masuk ke dalam klasifikasi
tanah berlanau atau berlempung (A-4, A-5,
tanah berbutir halus. Dengan Batas cair
A-6, A-7).
(LL) = 45,97 % dan Indeks Plastisitas (PI)
Berdasarkan batas cair (LL) = 45,97
= 14,42 %, maka tanah tergolong dalam
% dan Indeks plastisnya = 14,42 %, maka 219
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
klasifikasi ML (Lempung pasir halus)
B. Saran
dengan sifat plastis tinggi
1. Kiranya untuk penelitian yang lebih lanjut digunakan kadar air optimum (Wopt) untuk masing-masing variabel.
PENUTUP
2. Kiranya perlu untuk mengkaji lebih
A. Kesimpulan Melalui penelitian yang dilakukan
lanjut untuk konstruksi non struktural
di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan
dalam
Sipil
kepasiran yang ada di Distri Sota.
Fakultas
Teknik
Universitas
Musamus diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil
pengujian
sifat
fisis
tanah
lempung kepasiran dimana kadar air sebesar 43,4 %, berat jenis 2,70, persentase butiran dimana butiran halus sebesar 57,50 % dan butiran kasar 42,5 %, serta batas Atterberg dimana LL 45 %, PL 31,54 %, PI 14,42 % dan SL 16,47 %. Serta mempunyai bobot isi 1,66 gram/cm3 dan mempunyai berat isi kering 1,33 gram/cm3 serta kadar air optimum 36 % 2. Dari hasil analisa butiran dapat dilihat bahwa kandungan butiran kasar cukup besar maka untuk konstruksi non strukturak tanah lempung kepasiran dapat digunakan
penggunaan
tanah
lempung
DAFTAR PUSTAKA 1. ASTM, (1992),
ASTM Stabilisation
With Admixture, American Society For Testing And Materials, Second Edition. 2. Budi, G. S. (2011), Pengujian Tanah di Laboratorium, Graha Ilmu, Surabaya. 3. Bowles, J.E. (1993), Alih Bahasa Ir.Johan Kelana Putra Edisi Kedua, Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta. 4. Bowles, Properties
J.E. of
Measurement,
(1983),
Engineering
Soils
and
Mc.Grawhill
Their Book
Company , Singapore. 5. Bowles,
J.E.
(1979),
Fondation
Analysis and Engineering, 2nd ed, McGraw-Hill, New York 6. Craig, R.F. (1991), Mekanika Tanah. Diterjemahkan
oleh
Budi
Susilo.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
220
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013 ISSN 2089-6697
7. Das, Braja M. (1995), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga, Jakarta.
10. Terzaghi, K (1987) Soil Mechanics in
8. Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press, Jakarta.
New York 11. Poulos, H.G., E.H. Davis (1980), Pile
9. Indrasurya, B. M. (2000), Teknologi Perbaikan
Engineering Practice, 2nd ed, Wiley,
Tanah
Dan
Alternatif
Foundation Analisis And Design, Jhon Wiley and Sons Australia
Perencanaan Pada Tanah Bermasalah
12. Wesley, L. D. (1977), Mekanika
(Problematic Soils). Jurusan Teknik
Tanah, Badan Penerbit Percetakan
Sipil
Umum, Jakarta.
Fakultas
Perencanaan,
Teknik Institut
Sipil
Dan
Teknologi
Sepuluh Nopember.
221