SEKILAS CATATAN SEORANG ADS: Aktivis Dakwah Sekolah di negeri ini banyak. Semakin tahun tunas bertumbuh menjadi banyak dan mengagumkan bagi yang menanamnya. Aktivis Dakwah Sekolah adalah sebagai awal membangun karakter seseorang yang akan tumbuh menjadi dewasa dan bertahan ditempa badai dan perbedaan yang mencolok antara dirinya dan lingkungannya. Ia tetap terjaga. Banyak kader sekolah akhirnya yang ditarik ke kampus dan berkontribusi disana. Ada yang masih ingat untuk tetap membangun peradaban di sekolah, dan berkontribusi di kampus juga. Bagi Aktivis Dakwah Sekolah yang pindah ke luar kota, ia akhirnya dimaksimalkan di tempat ia berpijak, sehingga Aktivis Dakwah Sekolah yang berada di kotanya, ia berkewajiban berdakwah di tempat ia besar dan berkembang. Banyak hal yang membuat pertumbuhan dakwah di sekolah dapat bertahan. Salah satunya dari alumni. Alumni adalah tonggak yang pertama untuk dapat terus membina komunikasi dengan DKM di sekolah tersebut. Selain itu, Pembina dan pihak-pihak sekolah mendukung dengan program-program DKM, hal tersebut akan memudahkan, dan menebarkan kebaikan di lingkungan yang luas dan massif. Aktivis Dakwah Sekolah, banyak agenda yang mesti dibenahi, dari mulai kerja yang belum rapi, dari isu virus merah jambu yang menimpa aktivis dakwah, dari bergugurannya aktivis dakwah dengan berbagai alasan, dan semua itu masih membuat pertahanan bagi Aktivis Dakwah Sekolah lainnya untuk tetap istiqamah. Ia semakin kuat seperti pohon yang menjulang. Ia tidak mengeluh karena hal tersebut tidak akan mengubah apapun. Ia semakin kuat karena ingat bahwa masih banyak orang berada di jalan ini. Meski sering ingat teman seperjuangannya satu persatu pergi meninggalkannya, ia menangis karena bersedih, namun selepas itu ia kembali berjuang di jalan Allah.
1|Page
Jika ada 1000 orang yang berjuang di jalan Allah, maka salah satunya adalah aku. Jika ada 100 orang yang berjuang di jalan Allah, maka salah satunya adalah aku. Jika ada 1 orang yang berjuang di jalan Allah, maka itulah aku. Saya tertarik dengan dunia dakwah sekolah. Saya sudah lulus kuliah dan sudah 4 tahun pula saya aktif dalam dunia dakwah ini. Hitung-hitungan, saat duduk di SMA, dan aktif di DKM selama 3 tahun, berarti total sudah 7 tahun. Subhanallah tak terasa…. Saya ingin berbagi dengan sahabat semua, tentang hal yang selama ini saya alami. Terima kasih Sri Al Hidayati, aktif pula di Forum Lingkar Pena Bandung. *saya juga sedang menulis novel kisah Ghifar dan problematika ADS.
2|Page
Isu yang saya angkat kali ini adalah 1. DUNIA REMAJA 2. KEPUTRIAN 3. REGENERASI 4. SEKILAS 5. KERJA BESAR UNTUK PERUBAHAN BESAR 6. R I H L A H 7. OPEN RECRUITMENT 8. GADHUL BASHAR 9. MUSLIMAH MILIK SIAPA 10. SAY NO TO PORNOGRAFI (part 1) 11. SAY NO TO PORNOGRAFI (part 2) 12. BERGUGURAN DI JALAN DAKWAH 13. BE FUNKY, KEEP SYAR'I 14. CUBITAN KECIL 15. PROBLEMATIKA UMAT 16. BERGUGURAN DI JALAN DAKWAH 17. KERJA YANG BELUM RAPI 18. BELAJAR 19. THE STREET OF MURABBI 20. RIHLAH KE CURUG TILU LEUWI OPAT
3|Page
DUNIA REMAJA ADA banyak hal yang membuat remaja lebih berarti. Di zaman yang makin menghebohkan saja, kalau kita tidak mempunyai iman, tentu akan terombang-ambing. Ingatkah kawan, akan remaja yang tidak membawa dirinya dengan baik, tentu hal ini akan membuatnya semakin jauh dari Allah. Sedangkan yang bisa membawa dirinya, tentu bila itu tidak sesuai dengan syariat islam, ia akan bertahan dengan prisipnya. Sebenarnya ada banyak hal juga yang bisa membuat seseorang itu bisa tetap pada pendiriannya. Tentu segala sesuatu terjadi karena ada perubahan. Bila remaja ingin sukses, maka ia harus mengubah cara kehidupannya dari sekarang, yang misalkan malas, menjadi rajin. Tentu dalam proses itu, terdapat berbagai halangan di tengah jalan kadang-kadang jenuh, malas, dsb. Tapi mudah saja mengkondisikan semula. Ingat saja tujuan kita apa, itu cenderung lebih memotivasi kita dalam beraktivitas. Insya Allah kalau masih ”NIAT”, tentu kita tidak akan menyiakan waktu lagi. Orang yang ingin ”berubah” juga mestilah mempunyai manajemen waktu yang baik. Jangan sampai waktu yang dipunyanya menjadi sia-sia. Segala sesuatu menjadi lebih berarti dan baik. Mumpung masih muda, tentu kita harus memanfaatkannya dengan beragam pretasi. Jadikan masa muda juga sebagai sarana ibadah sehingga sejak yang kita lakukan BAIK. Karena belum tentu juga esok kita bisa membuka mata. Sehingga melakukan ibadah yang terbaik semampu kita bisa, dan bukan dalam ibadah makna sempit, namun ibadah itu bisa digambarkan bersedekah pun ibadah. Bila maju sendirian tentu tak akan ramai, mengajak teman untuk sukses bersama itu insya Allah sangat baik. Teman pun sangat memperngaruhi kita. Setidaknya ada hadist yang mengatakan, kalau ingin tahu dia sepeti apa, lihatlah sahabatnya. Karena insya Allah tidak akan jauh dari sifat sahabatnya. 4|Page
Di lain sisi pun kita harus mencari, suri tauladan yang baik, tentu dalam diri Rasululloh terdapat suri tauladan yang baik (lihat QS Al Ahzab: 21). Maka insya Allah itu akan menjadikan hidup kita lebih berwarna dengan mengingat Allah hati menjadi tenang (lihat QS Ar Radu: 28). Mencari ilmu dan meluaskan pengalaman juga bisa dilakukan dengan mengikuti komunitas yang baik. Bawalah diri menjadi baik dengan mencari lingkungan yang baik. Insya Allah tidak akan rugi. Yang ada justru menguntungkan karena kalau kita susah-senang bisa saling menyemangati. Intinya saling membantu. Jadi, mulai hidup yang baru dengan memilih warnamu! Semangat!
5|Page
KEPUTRIAN Hari itu hari jumat. Para siswa bergerak. Ada yang pergi ke kantin, langsung pulang. Berbeda dengan Uswah dan teman-temannya, mereka sibuk menyiapkan keputrian. Egi berbeda lagi, ia dan teman lelakinya sibuk menyiapkan jumatan untuk seluruh penghuni sekolah. Namun apa yang terjadi? Nampaknya yang datang ke masjid untuk jumatan masih cukup sedikit, ketika iqamat, lantas terbirit menuju masjid. Peserta keputrian dapat dihitung dengan jari, itupun didominasi oleh anak-anak rohis lagi. Mengapa hal ini dapat terjadi? Punya solusi mengenai hal yang satu itu? Masalah umum Pada umumnya permasalahan keputrian di hampir semua jenjang seperti SMP, SMA, bahkan di dunia kampus sama. Yang datang 4L, loe lagi-loe lagi. Siapa lagi kalau bukan anak rohis yang memang juga diamanahi sebagai pengurus? Setelah berbincang-bincang dengan beberapa teman di SMA yang berbeda-beda, memang hal ini menjadi umum, dan menjadi tanda tanya besar, juga keberlanjutan dari kita sebagai pengurus atau bahkan alumni, setidaknya untuk mengubah ke arah yang lebih baik lagi. Kendala terbesar yakni dari peserta keputrian. Meski publikasi yang menarik sudah dilakukan, namun ada saja kendala dari sekolah yang tidak mewajibkan keputrian sehingga terkesan, ya itu mah yang mau saja. Saya mah gak mau ah. Permasalahan seperti ini memang terkadang membuat down dan sebagian dari kita menjadi ragu untuk mengajak untuk kesekian kalinya.
6|Page
Tawaran Solusi Solusi pertama yakni menuliskan sekian masalah yang terbayang di benak. Setelah menuliskan masalah, cobalah untuk menuliskan solusinya. Terkadang kita tahu apa yang bisa kita lakukan bila dituliskan. Sepanjang apapun kesulitan yang jika ditulis akan melelahkan, lebih baik mencari solusi, betul? Bagaimanapun juga, ini mesti menjadi pemikiran kita bersama, setidaknya untuk mengubah suasana sekolah untuk lebih baik dan tidak menutup kemungkinan untuk menjadi islami. Bukan sekolah islam saja yang menonjolkan keislamannya, namun sekolah negeri pun bisa. Apalagi penduduk Indonesia merupakan mayoritas beragama islam. Terkadang saya berpikir, kapan ya kira-kira Indonesia atau lingkup lebih kecil lagi, Bandung misalkan, sekolah-sekolahnya bisa mewajibkan keputrian dan bukan murid saja yang menjadi fokus, namun perlu juga melobi pihak sekolah untuk mendukung dan memberi teladan terbaik pada murid-muridnya dengan datang saat keputrian. Selain sebagai ajang silaturahim juga sebagai penambah wawasan tentang keislaman sendiri, pelajaran agama yang hanya dua jam saja dirasa kurang efektif karena yang dibahas memang masalahmasalah umum. Seminggu sekali dengan dua jam pelajaran, bagi siswa yang tertarik dengan islam, mesti mencari di luar, bisa mengikuti kajian ta’lim atau ROHIS. Sudah mah dua jam, terkadang murid-murid bosan dengan cara guru mengajar yang monoton. Sebenarnya ada juga yang sudah mencap pelajaran agama itu boring, ya sudah deh jadinya kacau balau. Hanya sekadar ingin mendapat nilai bagus saja. Malah saya sempat terpikir, bagaimana seandainya agama menjadi mata pelajaran yang di UAN kan? Kayaknya bakal seru. :D Dua jam dirasa kurang efektif karena biasanya setelah dipelajari, banyak yang lupa dan tidak dipraktekkan dalan kehidupan sehari-hari. Sekarang saja, berapa persen umat islam yang bisa baca Al Qur’an? Yang hafal surat-surat pendek minimal?
7|Page
Jika dibandingkan, berapa persen yang hapal lagu-lagu konvensional? Yang begitu hapal jadwal film apa yang sedang diputar di bioskop? Wah, teman-teman masuk ke mana nih? Keputrian adalah salah satu pilihan saja diantara pilihan-pilihan yang banyak. Namun yang membuat senang adalah karena dalam keputrian kita bisa membahas lebih jauh lagi mengenai sesuatu hal, dan akan lebih terasa ukhuwwahnya dibandingkan dengan hanya mendengarkan ceramah di radio. Selain itu juga yang harus menjadi perhatian adalah ketika diamanahi sebagai pengurus, maka ada baiknya berusaha se-inovatif mungkin untuk membuat kegiatan itu semenarik mungkin, dan dikemas dengan publikasi yang manis dan indah. Insya Allah sudah dapat dipastikan biasanya untuk ke jalan kebenaran itu banyak halangan dan rintangannya. Berbeda dengan pintu kesenangan yang disulap oleh setan sehingga terasa indah di mata. Padahal nantinya akan menjerumuskan. Ada baiknya kita sebagai pemuda untuk selalu semangat karena insya Allah jalan dakwah ini begitu panjang. Tidak mungkin targetan kita akan selalu tercapai dengan waktu yang cepat. Insya Allah bila kita istiqamah, maka itu akan menguatkan kita untuk tetap pada jalan-Nya. Semuanya butuh proses. Semangat! Allahu Akbar! Bandung, 31 Maret 2008
8|Page
REGENERASI Semula merasa amat sayang untuk akhirnya bisa mempercayakan pada adik di Ikrema, tapi tetap harus tsiqah. Kalau tidak begitu, bagaimana bisa regenerasi? Iya juga, akhirnya dengan berat hati harus mulai sedikit-sedikit meninggalkan DS. Sedikit? Meski akhirnya tidak bisa. DS sudah panggilan jiwa. Kesibukan diantara aktivitas-aktivitas lain sudah semakin menjadi-jadi. Harus ada salahsatu yang dilonggarkan. Agar bisa tetap fokus dan seimbang antara kuliah dan di rumah sebagai seorang anak sekaligus sebagai seorang kakak. Sudah menjadi sunatullah saat kita sudah pergi, akan ada yang menggantikan dan mudahmudahan ada. Terasa repot bila sudah cukup lama membangun sekolah, tapi hasilnya tidak terlalu merata. “Kalau begitu kemana saja setahun, dua tahun kaderisasi kemarin?,” teringat salah seorang kawan nyeletuk bertanya. Meski sudah berusaha semaksimal mungkin, ada-ada saja faktor eks yang menyebabkan akhirnya orang-orang meninggalkan dakwah di sekolah. Akhirnya yang turun kembali malah loe lagi-loe lagi. Disitulah benar-benar teruji loyalitasnya. Alhamdulillah inilah waktu yang dinantikan. Saat melihat satu persatu bisa melihat Ikrema tumbuh. Mungkin benar jadinya, jangan terlalu turun ke Ikrema, nanti mereka bisa terlalu manja. Boleh saja turun, dalam tataran membimbing agar kaderisasi bisa tetap berjalan dan lebih mantap. Insya Allah monitoring dan evaluasi mesti diadakan. Sepertinya alumni juga harus membuat raker untuk IKREMA akan dibawa kemana setahun-dua tahun lagi, dst. Allahu Akbar! Jawa tengah, 25 September 2009
9|Page
SEKILAS Mungkin orang-orang sudah kesal dengan saya yang tidak bosan-bosan menyeru, mengajak mereka dan sebenarnya mereka enggan. Tapi memang teman wajib mengingatkan teman yang lain. Bagaimanapun pandangan orang-orang tentang saya, apakah saya mau jadi budak ta’limat, dsb. Saya merasa akan hampa tanpa hidup di jalan dakwah ini. Orang-orang yang sudah begitu sibuknya sampai tidak bisa lagi untuk kembali saja sejenak melihat keadaan di sekolah. Kontribusi saja sedikit. Meski tidak bisa menjanjikan, tapi sebaiknya diusahakan. Dengan tidak menghadiri berbagai undangan, dengan alasan dan kata-katanya begitu menyakitkan, pesimis begitu menggunung, dan saya masih optimis: bahwa teman-teman saya akan mau diajak suatu saat, meski entah kapan. Sudah kering air mata saya dan sesak rasanya melihat satu persatu mereka pergi dan meninggalkan saya sendirian. Pasti tergantikan pastinya. Buktinya teman-teman yang subhanallah itu, sekarang berganti dengan jiwa-jiwa yang baru dan begitu membuat saya kasihan. Mereka sangat menggebu, tapi potensi mereka terhambat oleh kesibukan yang lain. Kesibukan yang entah apa sampai tak bisa menyempatkan seminggu sekali untuk rapat. Sejam dalam 24 jam dalam sehari. Sudah bosan saya mendengar: tidak bisa, tidak bisa, tidak bisa. Sudah lelah rasanya mendengar itu semua. Tapi saya ingat kalau Allah Swt ada di sini, Allah bersama kita. Innallaha ma ana. Ya Allah, istiqamahkan aku di jalan dakwah ini. Bahkan hingga nafas berakhir kelak. Insya Allah. Bandung, 20 Desember 2009
10 | P a g e
KERJA BESAR UNTUK PERUBAHAN BESAR! Kembali ke 19 hari ini, Ahad 16 Mei 2010, akan diadakan agenda Daurah Pasca Sekolah. Ustadz yang pertama mengisi, Ustadz Asep Solih Awaludin. Menonton cuplikan Tsunami tahun 2004 lalu, dan lagu yang mengiringinya yaitu Lagu Chrisye: Ketika Tangan dan Kaki Berkata. Perlu beberapa kali Chrisye menyenandungkan senandung tersebut, karena kerapkali di tengah-tengah menyanyi, Ustadz tidak tahan dengan syair yang begitu berat. Akan tiba masa mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa tak ada suara dari mulut kita. Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita kemana saja ia melangkahnya. Bila mengandalkan sholat saja, amalan apa yang dapat membawa kita ke surga? Maka menurut ustadz Solih memaparkan yaitu hal yang dapat membantu kita yaitu dengan Dakwah: aktivitas menyeru kebaikan akan terus selalu mengalir pahalanya meski sudah meninggal. Telah disebutkan pula bahwa terdapat tiga hal yang tidak akan terputus meski sudah meninggal dunia, yaitu anak sholeh, ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah. Nah, ilmu yang terus diamalkan, yang terus disampaikan, difasilitasi dalam dakwah, akan membantu kita karena ilmu yang bermanfaat akan selalu mengalir pahalanya. Dakwah meski sedikit orang yang mencintai kebaikan di dalamnya, akan terus disukai oleh orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Pertanyaan yang diajukan ialah bagaimana mencintai dakwah itu sendiri? Dalam dakwah, iman kadang naik, kadangpula turun. Sudah menjadi sunatullah hal tersebut dan sebaiknya kita agar mencintai dakwah, yakni dengan terus mengingat yaumil akhir dan mencari komunitas yang membuat kita ingat kepada Allah Swt.
11 | P a g e
Mempertanyakan hal mengenai terorisme yang kerapkali marak pemberitaannya di televisi. Dan ada bagian dari Islam sendiri yang ketakutan dekat dengan Islam. Menurut Ustadz Sholih, “Terorisme yang saat ini ada, sepertinya merupakan hal yang bukan seharusnya. Bila kita ingin berdakwah, lihatlah bagaimana Rasul sendiri dalam berdakwah.” “Rasul sendiri mengajarkan kita untuk bertahap dalam memahamkan Islam. Konsep jihad yang main bom sana, bom sini, seakan-akan menjadi hal yang tidak kembali pada fitrahnya,” ucapnya lagi menutup perbincangan pagi itu. Kenapa DS? Acara berlanjut dengan pemaparan dari Idzma Mahayattika. Suasana agak ribut saat itu. Tidak biasanya,yang ribut justru dari kalangan ikhwan. Pasalnya hari itu ikhwan memang membludak yang datang. Ikhwan alumni banyak yang datang. Kenapa harus DS? Karena ditujukan untuk adik-adik kelas 12, urgensi kembali ke 19 memang sudah seharusnya. Kenapa harus DS? Kang Idzma mengungkapkan bahwa agak sulit mana membina mahasiswa tingkat satu dengan yang masih bersekolah? DS (baca: dakwah sekolah) saat ini bukan saja ditujukan bagi yang SMA, namun sudah masuk ke SMP. Berbicara secara keseluruhan, maka semestinya kita berbicara tataran global di Indonesia. Dalam tataran sekolah, maka akhlakul karimah menjadi suatu masalah dan tugas DS untuk membenahi hal tersebut. Apalagi DS juga dipandang sebagai suatu yang strategis, karena merupakan sumber daya untuk Dakwah Kampus dan Masyarakat. Orang-orang Dakwah Sekolah biasanya dengan berbagai aktivitasnya di luar, hatinya masih berpaut dalam Dakwah Sekolah. Betul? 12 | P a g e
Pentingnya pembinaan berkelanjutan Dalam membenahi diri dan untuk peningkatan kualitas diri, maka kita sebagai Pembina dan yang dibina, semestinya sudah harus mengembalikan nilai tarbiyah yang seakan sekarang ini sudah mengendur. Dapat kita lihat bahwa pertemuan-pertemuan mentoring kita saat ini hanya sebatas berkumpul, tertawa, pulang. Begitu seterusnya. Alangkah indahnya suasana tarbiyah terus dibangun dengan peningkatan dalam melaksanakan ibadah. Mengembalikan pada Al Qur’an dan As Sunnah. Pembinaan yang berkelanjutan terkadang hanya bersisa beberapa orang saja. Tidak sedikit yang keluar dari gerbong dakwah dan tertinggal. Dani Zaelany Ibrahim, pembicara Daurah Pasca Sekolah di SMAN 19 Bandung Ahad, 16 Mei 2010, mengatakan bahwa, “Jangan menyepelekan setetes air. Jangan menyepelekan tarbiyah yang sedikit itu, Karena dari yang sedikit itu, akan membawa dampak: perubahan besar. Allahu Akbar! ^^ Bandung, 17 Mei 2010
13 | P a g e
RIHLAH -tapi like this lah :D Ya Allah, badan rasanya remuk-remuk habis outbond. Mabit sich tepatnya, hehe- di sekolah alam, dago. Sabtu-Ahad, 19-20 Juni 2010 kemarin. Baru kali pertama menempuh outbond menghabiskan waktu selama +4 jam. Huih, mantap! Sekarang saja pegal-pegalnya masih terasa. Udah lama banget juga gak olahraga. Komplit deh penderitaan. Padahal ini merupakan salahsatu hobiku lho! Hehe. Reportase dari Sekolah Alam, Dago : Udah 4 regenerasi di Ikrema, juga 2 angkatan yang masih aktif, sekaligus berstatus siswa di sekolah. Sudah waktunya saya pergi… Hm, hm ada yang akan menggantikan :D Kumpulkan arsip sebanyak-banyaknya buat diberikan pada adik-adik di IKREMA. Chaiyo ! Saat meminjam handphone Nova dan mengganti status pagi itu (berisi pernyataan ingin menulis tentang esai-esai Dakwah Sekolah), saat siswa-siswa dibariskan untuk memulai games pagi itu. Pagi nampak bersahabat dan tidak hujan seperti hari-hari kemarin. Alumni yang pagi itu stand by ada Yan, Ibnu, saya, Mita, Ahti dan Nova. Dari siswa ada Doni, Luthi, Luthfi satu lagi, Irsani, Adityo, Tanto, Zharif, Fulki, Andri, dan di kubu akhwat ada Widi, Uswah, Nisa, Neni, Indah, Khayra, Akhsani dan Iis, mereka pun menggerak-gerakkan badan untuk memulai pemanasan. Selang tak beberapa lama dari pemanasan, mereka pun dimintai menyimpulkan tali ke badan. Persis untuk flying fox. Pikir saya. Namun setelah melewati berbagai rintangan, ternyata tali itu bukan untuk flying fox, akan tetapi untuk refling (T-T) ke pohon saudara-saudara….
14 | P a g e
Grup ikhwan menamakan diri mereka dengan nama Al Fil, terdengar yel-yel mereka yang yakin bahwa mereka pasti akan menang. Sementara dari grup akhwat menamakan diri mereka dengan sebutan Humaira, sebutan Rasulullah Saw, kepada Aisyah. Perjalanan baru dimulai saat jam 9 pagi dengan melewati rerumputan, makin menanjakmenanjak. Alumni yang ikut hanya yang akhwat Ahti, Mita dan Sri. Yang lain tidak ikut. Siswa yang ikut diikat satu sama lain agar tak saling mendahului dan menempuh perjalanan bersama-sama. Jam 10 terjebak dalam terowongan yang semakin licin dan licin saja. Saya berusaha biasa, meskipun terkadang licin. Dan ternyata belum ada apa-apanya. Di depan menanti track yang semakin menantang saja. Jam 11 melewati sungai setelah sebelumnya menuruni air terjun yang alirannya airnya cukup deras, haduh… ya Allah Swt gak banget pokoknya, hehehe. Baru melewati sungai yang alirannya deras banget. Belum sempat sarapan pagi pula, udah weh itu mah bener berserah diri pada Allah Swt sebagai tempat bersandar. Hufh… nyaris kebawa sama air saudara-saudara….. Saya langsung terbayang saudarasaudara yang terkena tsunami juga kan terbawa arus air. Air tidak bisa disepelekan saudara-saudara. Belum sampai di situ naik lagi………….. (kapan berakhir??? Dalam hati berkata seperti itu). Menaiki batu-batu hampir 5 meter dan fiuh…. Akhirnya terlewati juga. Kebingungan saat melihat ke atas, dimana jalannya? Huwa…….. tidak ada jalan. Di atas nampak ada Doni dan Luthfi sedang memainkan tali panjang. “Kita lewat ini tadi…” “APA?” saya, mita dan ahti sontak terkaget. Rasanya ingin menepuk dahi dan menggeleng-gelengkan kepala. Tapi tidak bisa. Tidak lucu!!!! Astaghfirullah…. Hanya akar-akar pohon menjulang. Kami bertiga tidak memakai tali. Alhamdulillah Doni dan Luthfi masih punya. Akhirnya Mita dan Ahti dulu yang naik. Baru saya. 15 | P a g e
Seusai itu kami pun jalan lagi, 10 menit baru sampai di Sekolah Alam lagi. Hm… Alhamdulillah saat melihat DUNIA LAGI. Rupanya tadi kami sepertinya sedang bermimpi. Dan sudah BEBAS. Rasanya sudah tidak berbentuk lagi. Babak belur kaki karena kejeduk batu saat di sungai lah, ini lah, itu lah. Tapi bener… Pengalaman adalah guru terbaik. Is the best experience!!! Tidak akan terlupakan. Untuk kalian yang tidak ikut, mungkin ada kalanya merasa beruntung, tapi lebih beruntung lagi bagi yang ikut, karena uji nyali-nya bener sampai sport jantung, coy! Hehe! Ini tuh anak Ikrema atau anak Pencinta Alam sich!? Hehe peace. :D Jadi tidak ke Salamadani. Siang itu sudah menunjukkan pukul 2. Sampai rumah beberes dan sebagainya. FINISH Bandung, 21 Juni 2010
16 | P a g e
OPEN RECRUITMENT Pernahkah terpikir bahwa roda kehidupan akan terus berputar? Begitupun dengan adik-adikku saat ini, bila kalian pernah merasakan hanya menonton sebuah demo eskul di sebuah sekolah, maka sekarang tugas kalian untuk mempersiapkan bagaimana demo eskul yang menarik itu? Mungkin pernah diantara kita mengata-ngatai, kok demo eskulnya gitu, ya? Bla-bla, dst. Nah, saatnya sekarang kalian untuk menunjukkan, bagaimana perform eskul yang bagus itu? ^^v Liburan telah menanti di depan mata. Selamat kepada adik-adik yang beranjak naik kelas dan selamat liburan juga bagi adik-adik teteh yang Allah sayangi. Tidak lupa untuk merencanakan Penerimaan Siswa Baru sendiri. Bila hari liburan dirancang, maka adik-adik teteh juga merancang persiapan PSB sendiri. Minimal tidak mendadak H-seminggu, tapi h-2 minggu. Kebaikan yang tidak terorganisir akan terkalahkan oleh kejahatan yang terorganisir. Dalam pekan 2 minggu, pikirkan kira-kira apa ya PSB yang cocok buat adik SMP yang beranjak ke SMA? Teteh yakin kalian semua kreatif. Kalau bisa pun ada yang memikirkan persiapan buat rihlah, misal ke Tangkuban Perahu. Acara-acara tersebut sebaiknya di design sebaik mungkin. Insya Allah jadi yang terbaik. Semangat! Allahu Akbar! Oh iya, saya kepikiran ada teater seperti Paris Van Java. Simpel sih, terinspirasi saat jadi Panitia Pameran Pedang, ada yang perform seperti PVJ. Memakai mic, diiringi dengan musik, dan ada narrator berbicara. Sebuah siang sehabis sekolah, Andri dan Indra berbincang dengan tas di gendongan sambil berjalan di lapang sekolah. Bagaimana dakwah antum di sekolah saat ini? Kita dibentuk di sekolah, lantas kita pergi begitu saja dari sekolah tanpa meninggalkan penerus kita? Pertanyaan besar pada diri sendiri adalah : sudahkah kita membina minimal satu kelompok halaqah?
17 | P a g e
Bila kita terus saja mendapat ilmu mengenai tarbiyah, bukankah lebih baik ilmu itu disampaikan kembali kepada adik-adik kita di sekolah? Atau kepada adik-adik di kampus kita sendiri? ^^ Obyek dakwah di sekolah sudah terbentang luas, apalagi di seluruh Indonesia dari dua ratus sekian sekolah, yang baru memiliki organisasi rohis baru ada sekitar 50 organisasi rohis. Sebuah PR besar bagi kita semua. Membangun 1 kelompok halaqah bukanlah berarti satu kelompok sudah memiliki struktur saja, lebih esensi dari itu, yakni membangun 1 kelompok halaqah, berarti merawatnya pula agar tetap segar dan menjadi pertemuan yang dirindukan bagi mad’u-nya masing-masing. Benar-benar terasa ruhiyah dan ukhuwwah-nya. Mementor kepada adik-adik SMA, akan sangat berkesan bagi mereka, bila setelah masuk ke dunia kampus atau dunia kerja. Dampak itu akan terlihat dan bila sudah dibentuk sejak SMA, insyaAllah iman itu akan semakin mantap. ^^ Bandung, 27 Juni 2010
18 | P a g e
GADHUL BASHAR Kini kutahu berarti harus kulawan diriku sendiri, nafsuku, amarahku, yang buat jauh dari-Mu, Ya Allah... (dalam Nasyid Coba ku Buka, Fatih) Di sebuah siang Jalasah Ruhiyah di kampus saya, mengupas Problematika Muslimah hal yang tak luput diulas ialah mengenai Virus Merah Jambu yang menimpa kalangan kader dakwah, adapun beberapa yang tumbang, berguguranlah mereka di jalan dakwah. Berawal dari diskusi yang hidup (baca: oleh haru biru tangisan), berbeda dengan sesi berikutnya, saya pun tersenyum, narasumber sangat menguasai materi dan audiens seketika sesekali tertawa oleh pemaparan Ustadzah cukup santai, namun berbobot. Ustadzah memaparkan definisi Merah Jambu, virus yang sangat membahayakan menimpa kader ikhwan dan akhwat. Dalam pemaparan beliau, Virus Merah Jambu terdiri atas tiga stadium yaitu pertama Pra-VMJ, kedua Pelaksanaan dan tahap ketiga Penyesalan. Saat menimpa stadium pertama dan kedua, bagi mereka yang terkena virus ini akan terlena. Dunia hanya dianggap milik berdua. Tak sadar kalau orang di sekeliling mereka memerhatikan dan merasa aneh. Orang awam beranggapan kalau dalam diri mereka masih melekat label aktivis dakwah. Sehingga imej dakwah sendiri tercoreng. Saat muncul berbagai pertanyaan dari sahabat, tentu bagi mereka yang terkena virus ini akan merasakan tahap yang menyakitkan yaitu penyesalan. Saat diingatkan oleh sahabat atau murabbi, ada yang marah dan menjauh. Ada pula yang menyesal, dan bertaubat memohon ampun kepada Allah Swt. Tahukah sahabat awal mula sebab itu semua?
19 | P a g e
”Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia bertemu dengan-Nya.” (HR Ahmad) Ya semua berawal dari pandangan. Maka benarlah Allah Swt meminta kita untuk Gadhul Bashar. Gadhul Bashar dalam bahasa indonesia diartikan sebagai menjaga pandangan. Menjaga pandangan sangat penting untuk menghindari berbagai fitnah. Allah memerintahkan segala sesuatu tentu ada maksud dan hikmahnya. Bila tidak ditaati, akan mencelakakan dan menjerumuskan. Wanita menjadi figur yang mulia bagi siapapun karena kita dilahirkan dari Ibu. Pada dasarnya yang menjerumuskan karena wanita yang dicintai belum menjadi mahrom, sehingga Allah Swt memerintahkan untuk menahan diri karena yang paling harus dilawan ialah melawan hawa nafsu diri kita sendiri. Wanita berpikir. Ya seringkali wanita berpikir. Entah apa yang dipikirkannya. Bahkan hal sekecil apapun menjadi besar dan membuatnya was-was tidak menentu. Sedang lelaki fitrahnya dicipta untuk melindungi, mengayomi juga naluri lelaki-nya yang membuatnya tak tahan bila melihat perempuan mana sekali pun dalam keadaan sedih. Tapi tentu, ini harus dicegah. Karena kalau keduanya mempunyai keterikatan yang lebih, maka tak mustahil mereka tengah berputar-putar dalam bara api cinta. Dan ini sungguh menyiksa. Lha, kenapa menyiksa? Mungkin kita tak merasa, bahwa pelan-pelan kita sudah masuk ke dalam perangkap dosa. Yang perempuan benar-benar menggantungkan dirinya pada si lelaki, juga si lelaki terus saja perhatian pada perempuan. Sehingga keduanya tak dapat menahan nafsu untuk tetap saling berkomunikasi lagi, untuk sekadar bercanda, bertemu dan ya..tersiksa saat berpisah. Rindu ingin bertemu. 20 | P a g e
Mungkin semua itu indah saat dipandang mata, dan sesaat. Tapi apa dampaknya di masa yang akan datang? Sungguh sangat mengecewakan bila hari-hari kita diliputi angan-angan yang terus berkepanjangan. Bukankah angan-angan bukanlah mimpi? Keduanya harus saling memahami, bahwa itu tidak benar. Dan setelah yakin keduanya harus mulai jaga jarak. Ya setidaknya untuk saling menahan keinginan untuk saling bertemu, untuk saling berkomunikasi sekalipun. Terkadang walaupun sudah dibentengi dengan kata ‘akhwat’ atau juga ‘ikhwan’ juga tetap saja kalau soal cinta terkadang duri-duri juga masih suka dilewati. Maka pembentangan keimanan mesti dibangun dan mulai dipupuk. Dari mulai selangkah, hingga langkah-langkah berikutnya. Dari mulai bacaan, tema-tema musik yang didengarkan, lantas ibadah-ibadah yang mulai kita lakukan secara istiqamah, semua harus kita tingkatkan. Dan juga pertahankan. Karena tak ada yang tahu, mau bagaimana dan dalam keadaan bagaimana pun, kita tak bisa menduga takdir Allah. Siapa tahu orang yang kita idam-idamkan kini, bukanlah jodoh kita kelak? Untuk itu, sebagai akhwat memang sudah semestinya pula menjaga diri pula, tidak mengumbar aurat dan hal-hal yang dapat membuat sia-sia. Hati-hati akhwat kalau sms-an, facebook-an atau menerima telepon. Menjaga izzah (harga diri) sebagai penyikapan yang terbaik. Peran akhwat sebagai anak di rumah, sebagai kakak, sebagai guru ataukah sebagai aktivis, dikemas dengan sholehah. Semua akan indah pada waktunya, sahabat. Insya Allah. Bandung, 28 November 2010
21 | P a g e
MUSLIMAH MILIK SIAPA? Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang mengaku bertanggungjawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya semua atau sebagiannya (Ustadz Rahmat Abdullah) Pagi yang cerah, diterangi sinar matahari yang hangat. Saya menuju ke Masjid Daarut Tauhid untuk menunaikan sholat duha. Saya melihat beberapa aktivitas di masjid. Ada yang sedang bertilawah, ada beberapa orang yang tengah melakukan mentoring bersama murabbi, aktivitas yang sudah mulai menjalar dimana-mana. Semakin lama perkembangan dakwah dan kebutuhan akan dakwah semakin besar. Seperti jamur, dimana-mana tumbuh perkumpulan pengajian. Dan kesemua itu massif memang jadi tujuan, mendakwahkan islam. Saya yang masih beraktivitas di Rohis SMA meski telah tahun keempat berkuliah, saya berusaha berdakwah dengan yang saya bisa. Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti workshop rohis se-Bandung, dan disana lembaga KARISMA ITB mengatakan bahwa dari 270 SMA di Bandung saja, yang memiliki rohis atau DKM malah kurang dari 50. Moralitas di negeri ini tidak bisa bukan merupakan kewajiban bersama. Orang-orang yang sering ke pengajian baik yang muda-muda, Ibu-ibu atau Bapak-bapak lebih banyak yang mana dibanding dengan yang senang hura-hura? Kepedulian pada sesama dan tidak sibuk sendiri dalam beribadah memang penting dilakukan. Terbayang, bahwa di dunia ini semuanya harus seimbang, termasuk selain hablumminallah yaitu habluminannas.
22 | P a g e
Akan terasa lebih indah bila generasi Islam semakin massif dalam arti semakin hari semakin banyak muslim yang ingin dekat kepada agamanya. Kita tahu penduduk di Indonesia mayoritas muslim. Berapa persen juga kah yang benar-benar dan ingin belajar melaksanakan sunnah Rasul? Berkepribadian Muslim berarti memiliki aqidah yang lurus, beribadah dengan benar, memiliki akhlak yang kokoh, memiliki kekuatan jasmani, Intelek dalam berpikir, berjuang melawan hawa nafsu, pandai menjaga waktu, teratur dalam suatu urusan, memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain. Peran seorang muslimah di sekolah, di perguruan tinggi, sebagai kakak, sebagai anak ataukah sebagai orang tua sekalipun, dimana-mana mesti menjaga izzahnya. Perannya dimanapun sebaiknya memberikan gambaran bahwa menjadi seorang muslimah adalah pilihan yang tak bisa ditawar lagi. Amat miris bila di negeri ini sebagian muslimah ada yang menanggalkan keislamannya, melupakan fitrahnya sebagai muslimah. Atas beberapa alasan (baca: DUNIA), mungkin dilakukan untuk kebebasan dirinya, sekaligus tidak mau mendekat pada Islam terlalu dalam. Padahal pada fitrahnya, Islam mengemas muslimah pun dapat mempunyai banyak inspirasi dan tidak bertentangan dengan Islam. Saya menemukan kata-kata yang bagus, bahwa Pahlawan yang didambakan bukan saja pahlawan yang membebaskan umat dari krisis besar atau pahlawan di medan peperangan gawat, tapi jauh lebih luas lagi bentangannya, mereka adalah pahlawan pemikiran, pendidikan, keilmuan, pebisnis, kesenian, dan kebudayaan. Yaitu para pahlawan peradaban. Saat ini, tak sedikit muslimah yang dapat berdakwah lewat ceramah mengisi berbagai kajian, berdakwah saat profesi-nya sebagai pebisnis muslimah, berdakwah lewat musik nasyid atau qasidah. Ataupun dalam berbudaya mengenakan pakaian yang menutup aurat dan tidak transparan. * 23 | P a g e
Sehabis kuliah saya pulang ke rumah menaiki angkutan kota. Dalam angkutan kota kita bisa mendapati berbagai profesi ada disana. Misal ada pun berbagai kekontrasan dapat terlihat, semisal wanita yang memakai kerudung dengan yang berpakaian minim. Zaman sudah masuk Posmodernisme ini, kita dapat melihat dari berbagai fenomena leburnya seni dan realitas. Saya mengikuti kajian tentang Posmodernisme awal Januari lalu, dan pembicara, Topik Mulyana menyebutkan bahwa di zaman Posmodernisme akan tumbuh berbagai macam kelompok dan asal tidak menganggu satu sama lain, mereka akan acuh pada yang lainnya. Namun di balik itu semua, ada juga yang tidak lebur dengan zaman posmodernisme ini. Orangorang FPI contohnya, mereka tidak hanya di permukaan saja, namun juga mendalam. Mereka memegang kebenaran tertinggi. Mereka mengatakan ini benar, ini salah, dan mereka teguh pendirian dengan itu. Orang yang teguh pada agama biasanya tidak akan tergerus dengan zaman posmodernisme ini. Salah satu ciri dari Posmodernisme yaitu tidak mendalam, dan hanya dalam permukaan saja. Pembicara saat itu menyebut Changcuters gaya dan musiknya saja yang nge-rock n roll. Tapi syairnya sama saja seperti band lain. Padahal dulu, rock n roll itu sudah mendarah daging. Dari mulai gaya sampai ke jiwanya itu rock n roll juga. Lalu juga dengan gaya rambut, misal gaya rambut Mowhack, orang dulu itu gaya rambutnya seperti itu ada filosofisnya, kalau sekarang kan hanya sekadar GAYA-GAYAAN saja. Mar’atus sholihah (wanita sholehah) dalam perjalanan hidupnya pun harus bisa mengontrol diri, semisal nafsu diri, pikiran negatiF, dan sebagainya. Insya Allah obatnya adalah diri kita sendiri yang membentenginya dengan keimanan dan ketakwaan. Sampah pikiran dan fisik, juga sampah berupa dosa-dosa dapat diperbaiki dengan senantiasa membersihkan diri.
24 | P a g e
Solusinya ada pada kita pula, para Muslimah, mengajak teman-teman muslimah yang muda untuk bersama-sama menapaki jalan yang indah menuju surga-Nya, bukannya tidak peduli satu sama lain. Terbayang kalau kita mengabaikan hal ini, bisa jadi beberapa tahun ke depan sudah banyak orang tua (teman-teman kita saat ini) mungkin tidak malu untuk buka-bukaan. Muslimah yang utuh ialah yang dalam sikap, tutur kata yang baik, penampilan yang sesuai, asupan makanan dijaga dan menjaga izzah terhadap lawan jenisnya. * Ada pesan masuk. Mungkin aku tak selembut Khadijah, pula tak secerdas Aisyah, pula tak sekuat Siti Hajar, pula tak sedermawan Siti Zainab, pula tak setaat Siti Rabbiah, pula tak seanggun Fatimah, tapi aku hanya seorang akhwat yang berusaha menjadi muslimah sejati. Ingatkan aku ukhti jika langkahku salah, tegur aku jika keseombongan bersamaku. Marahiku jika ku tak tegas dalam aqidahku. Maafkan dengan segala ketidaksabaranku ukhti. Riang tawa dan ilmu adalah penghibur segalanya. Terimakasih. Mohon doa dari semua ukhti. Saya tersenyum. Bandung, 25 November 2010
25 | P a g e
SAY NO TO PORNOGRAFI! (part 1) Aslm. Tabligh akbar Selamatkan Generasi Tolak Pornografi pada hari Senin, 27 Desember 2010 di Pusdai jam 08.00-12.00, hadir Astri Ivo dan Ibu Gubernur serta tokoh masyarakat (Ibu Leni Umar, T’Ninih Muthmainnah). Jzk atas ihtimamnya. Saya mendapat sebuah sms terkait aksi antipornografi dari Lista, teman di kampus. Saya pun menuju kesana hari itu. Tak menyangka ratusan orang itu berkumpul di dalam masjid. Semula saya pikir itu benar-benar aksi, namun ternyata saat saya membaca sms kembali, ternyata itu acara Tabligh Akbar Selamatkan Bangsa dari Bahaya Pornografi. (Beri Applause dengan TAKBIR! Acara Muslimah di Pusdai dihadiri berbagai kalangan ibu-ibu dan para mahasiswi. Saya pun merasa TERBAKAR dengan bertemu dengan orang-orang yang duduk di barisan terdepan dan mengobarkan semangat saat mereka berorasi. Saya sangat tergerak dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Astri Ivo. Semangat muslimah, sudah seharusnya memberi imunitas kepada anak, dalam arti daya tahan pada anak. Agar anak mewaspadai Televisi dan tontonan yang tidak baik. Juga memerhatikan dirinya dan anak-anak mereka untuk menjaga aurat-nya. “Cita-cita kita mengantarkan anak sampai ke surga, Bu. Sampai surga…. Anak adalah amanah dari Allah Swt,” ucapnya. Kemudian Astri Ivo memanggil seorang anak. Apa ia kenal dengan Doraemon? Ya, jawabnya mantap. Bagaimana dengan Fatimah Az Zahra? Anak tersebut bilang tidak kenal. Siapakah yang bertugas mengajarkan kalau bukan kita sebagai orang terdekat bagi mereka? Akhirnya berusaha untuk memperkenalkan sejak dini karena tugas kita bukan mencari uang namun
26 | P a g e
menempatkan DUIT dalam keseharian kita yaitu Doa, usaha, iman dan taqwa tentu saja. Insya Allah. Astri Ivo juga menceritakan kisah seorang yang soleh dalam suatu desa, ia sendiri yang selalu berdoa, memohon ampun dan berdzikir kepada Allah Swt, dan sekelilingnya bermaksiat semua. Akhirnya saat di yaumil hisab yang ditanya pertama kali ialah dia, karena ia soleh sendirian. Baiknya soleh bareng-bareng dengan tetangga-tetangga kita. Insya Allah. SELAMATKAN BANGSA DARI BAHAYA PORNOGRAFI!!! Pornografi hanya akan membawa kerusakan. Sinaps-sinaps otak akan tumpul dan anak hanya akan menjadi anak yang bodoh kelak. Kalau sudah begitu, akan hilang rasa malu dari dirinya karena Allah yang mencabutnya. Aibnya akan menyebar kemana-mana dan hal tersebut merupakan awal dari bencana. Ini adalah PR kita bersama. Ibu sebagai madrasah dan merupakan tiang Negara. Berikan waktu yang utama bagi anak, bukan waktu sisa. Berikut adalah puisi Taufik Ismail yang dibacakan oleh Astri Ivo kemarin. 13 Wajah Gerakan Syahwat Merdeka
Di dalam gelombang reformasi yang membawa perubahan politik sewindu yang lalu, sebuah arus besar digerakkan oleh kelompok permisif dan adiktif menumpang masuk ke tanah air kita. Arus besar itu, sesuai karakteristiknya, tepat disebut sebagai gerakan syahwat merdeka.
Tak ada sosok organisasi resminya, tapi jaringan kerja samanya mendunia, kapital raksasa mendanainya, ideologi gabungan melandasinya, dan banyak media massa jadi pengeras suaranya.
27 | P a g e
Ada tiga belas komponen dalam gerakan dengan seks sebagai jaringan pengikatnya ini:
PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok dalam perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi dan sebagian anti-pernikahan resmi.
KEDUA, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiada perlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu menawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat nomor telepon genggam.
KETIGA, produser, penulis skrip, dan pengiklan acara televisi syahwat. Seks siswa dengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa dengan pria paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial --ditayangkan pada jam prime time, kalau pemainnya terkenal. Setiap tayangan televisi, rata-rata 170 juta orang yang memirsa.
KEEMPAT, 4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000 (seratus ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus cara berfungsinya, dapat diakses gratis, sama mudahnya dilakukan baik dari San Francisco, Timbuktu, Rotterdam, maupun Sidoarjo.
KELIMA, penulis, penerbit, dan propagandis buku syahwat 1/4 sastra dan 1/2 sastra. Di Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis pria. Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan sekitarnya mayoritas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysia berkata: "Wah, Pak Taufiq, pengarang wanita Indonesia berani-berani. Kok, mereka tidak malu, ya?" Memang begitulah, RASA MALU ITU YANG SUDAH TERKIKIS, bukan saja pada penulis-penulis
28 | P a g e
perempuan aliran s.m.s. (sastra mazhab selangkang) itu, melainkan juga pada banyak bagian dari bangsa.
KEENAM, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan terbitan Jepang yang diterjemahkan itu tampak di kulit luar biasa saja, tapi di dalamnya banyak gambar hubungan badannya, misalnya (bukan main) antara siswa dan Bu Guru. Harganya Rp 2.000.
KETUJUH, produsen, pengganda, pembajak, pengecer, dan penonton VCD/DVD biru. Indonesia kini jadi surga besar pornografi paling murah di dunia. Angka resmi produksi dan bajakan 2 juta-20 juta keping setahun. Harga yang dulu Rp 30.000 sekeping, kini turun menjadi Rp 3.000. Luar biasa murah. Anak-anak SMA, SMP, bahkan SD kita bisa membelinya tanpa risi karena tak ada larangan peraturan pemerintah. Sesudah menonton, mereka ingin mencobakannya, dan akhirnya bisa terlibat prostitusi dan/atau aborsi. KEDELAPAN, pabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagai merek dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecil diproduksi, mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kios tukang rokok di depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. Di Amerika dan Eropa, batas umur larangan di bawah 18 tahun.
KESEMBILAN, produsen, pengedar, dan pengguna narkoba. Tingkat keterlibatan Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan kini sampai pada derajat produsen dunia. Enam juta anak muda Indonesia terperangkap dan ratusan ribu menjadi korbannya.
KESEPULUH, pabrikan, pengiklan, dan pengisap nikotin. Korban racun nikotin 57.000 orang per tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati, atau setiap sembilan menit seorang pecandu rokok
29 | P a g e
meninggal. Pemasukan pajak Rp 15 trilyun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakit akibatnya Rp 30 trilyun.
Mengapa alkohol, narkoba, dan nikotin termasuk dalam kategori kontributor arus syahwat merdeka ini? Karena sifat adiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula proses pembentukan ketiga adiksi tersebut dalam susunan saraf pusat manusia. Dalam masyarakat permisif, interaksi antara seks dan alkohol, narkoba dan nikotin, akrab sekali. Interaksi ini kemudian berlanjut dengan tindak kriminal berikutnya: pemerasan, perampokan, sampai ke titik puncaknya pembunuhan.
KESEBELAS, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam masyarakat permisif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi yang diperlukan.
KEDUA BELAS, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat suka-sama-suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk perjanjian bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini, prostitusi berfungsi.
KETIGA BELAS, dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat kombinasi berbagai faktor di atas, kasus pemerkosaan dan kehamilan di luar pernikahan meningkat drastis.
Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwa angka aborsi di Indonesia 2,2 juta setahun. Maknanya setiap 15 detik seorang calon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggal akibat dari salah satu atau gabungan faktor-faktor di atas. Inilah produk akhirnya.
30 | P a g e
Luar biasa destruksi sosial yang dilakukan Gerakan Syahwat Merdeka ini, yang ciri kolektifnya adalah budaya malu yang telah kikis nyaris habis dalam diri mereka.
Taufiq Ismail Penyair, budayawan [Perspektif, Gatra Nomor 7 Beredar Kamis, 28 Desember 2006]
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
31 | P a g e
SAY NO PORNOGRAFI (part 2) Sekali lagi, saya mengikuti kajian pornografi bersama kawan-kawan dan kali ini lebih serius lagi. Sahabat, sadarkah jika pagar dari pornografi bukan hanya dari sisi visual, namun juga dari aspek audio dan kinestetik? Menarik sekali perbincangan mengenai pornografi, apalagi dengan pemberantasannya di negeri kita sendiri? Kesal dengan bobroknya moral di Indonesia? Mulailah menanamkan pendidikan agama dari keluarga. Islam telah memagari hal ini dari berbagai sudut pandang. Dari mulai visual, audio dan kinestetik. Kita mulai saja dari sisi visual, kita semua diharuskan untuk ghadul basher terhadap hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt. Dalam masalah aqidah, bagi muslimah kewajiban menutup aurat adalah salahsatu pencegahan kebobrokan moral ini. Dari aspek audio, ghibah salahsatu alat yang dapat merusak moral. Sebal dengan acara gosip? Sebal dengan sikap membuka aib atau memperbincangkan hal yang belum tentu benar atau tidaknya? Itulah salahsatu alat ukur sahabat berarti telah membencinya. Karena ghibah adalah hal yang menimbulkan kemudharatan. Dalam aspek kinestetik, dalam Islam seperti yang sudah kita ketahui bahwa bersentuhan saja dengan non mahram sudah dikatakan berzinah. Maka ditegaskan dalam Al Quran, kita harus menjauhi zina. Tentu kita tahu bahwa media memang menggembar-gemborkan pacaran adalah sah-sah saja, padahal Islam tak pernah mengajarkannya. Untuk membentengi hal tersebut, kekuatan Iman memang harus selalu dijaga. Dalam komunitas, sebaiknya dalam kelompok kecil dalam lingkungan rumah,
32 | P a g e
sekolah, masyarakat, mulai menunjukkan pada lingkungan saling menegur sapa, bukan membiarkan yang salah. Namun tentunya dengan cara yang ahsan pula. Sudah saatnya bergerak! Ada beberapa alasan (misal) mereka melakukan hal tersebut. Yang pertama, mungkin karena mereka tidak paham kalau aurat itu harus ditutup. Kedua, mungkin karena mereka pura-pura tidak tahu, padahal mereka tahu hal tersebut tidak boleh. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mau membuka mata, telinga dan hati, karena hanya Allah Sang Maha Pembolak-balik Hati. Wallahu alam. Februari 2011
33 | P a g e
BE FUNKY, KEEP SYAR’I Perjalanan saya, Iyya dan Susan baru dimulai. Setelah menaiki angkutan umum Caringin Sadang Serang dan turun di Simpang, kami semua berjalan kaki menuju Dago Resort. Berpengalaman dalam kepanitiaan Outbond “Be Funky, keep Syar’i” bersama teman-teman daerah Sadang Serang menuai mutiara dan ukhuwwah yang syumul. Secara, diantara kami semua baru saling kenal-mengenal dalam hubungan beberapa saat dan kami dapat mencintai amanah dengan berusaha all out di dalamnya. :D Sepanjang jalan menuju Dago Resort, kami semua banyak berbincang mengenai Dakwah Masyarakat, dakwah yang kami baru geluti, dan baru dimandatkan dari Murabbi. Meski akhirnya datang undangan syura lain, akhirnya saya harus setia pada amanah yang baru dibebankan tersebut, dan berusaha memberi amanah pada adik tingkat saya untuk dapat mengenal dunia Dakwah Sekolah kota Bandung tersebut. Dakwah di masyarakat, menyatukan struktur yang banyak itu dan seperti menjadi event organizer, hanya saja berbeda secara usia. Dari kelas bapak-bapak kepala tiga dan umahat kepala empat pun ada :D Kami mengobrol dengan beberapa hal yang pertama tentang peran suami atau istri yang ‘up’ di masyarakat. Terkadang kita mengenal seorang suami yang’up’ di hadapan umum, namun sang istri tidak demikian. Ataupun sebaliknya. Istri ‘up’ dan suaminya tidak begitu. Wah, subhanallah sekali…. Keduanya dapat saling memahami. Secara tidak langsung kontribusi kami di masyarakat merupakan satu bukti bahwa inilah yang bisa kami beri untuk masyarakat. Wujud kesetiaan terpancar dari keikhlasan untuk melakukan yang terbaik dalam bingkai kepnaitiaan atau apapun itu.
34 | P a g e
Masih jelas teringat saat games dimainkan, banyak dari peserta dan panitia sedikit banyak merasa terhibur dengan suasana hangat pagi. Senyum pun banyak tersirat dari setiap wajah. Begitupun dengan saya, karena keringat sehat dapat keluar dan menguap. Teman saya menghandle games Nabi Muhammad. Ia menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang saat saya ditanya pun, saya merasa itu pertanyaan yang sangat sulit. Padahal seharusnya saya pun lebih banyak mengenal sirah (ya iyalah mbok sudah sebesar ini ;D). Akhirnya para siswa dicoreng moreng wajahnya (haha) memakai saripohaci. Dan saya akhirnya tertawa-tawa melihatnya. Games selanjutnya mereka mendapat murabbi dengan terlebih dahulu mencari clue-cluenya di pohon. Lucu juga karena akhirnya clue-clue tersebut dipertanyakan pada akhwat yang ada disana. Sayangnya ada beberapa permainan yang tidak jadi diadakan karena hari beranjak siang. Pelajaran bahwa membuat beberapa plan karena beberapa kemungkinan atau hal yang tidak terduga. Dan memang hal tersebutlah yang terjadi. Bandung, 27 Desember 2010
35 | P a g e
CUBITAN KECIL Catatan ini saya tulis sebagai alarm saya juga :D Apa sih yang terlintas saat mendapat sms untuk liqa? Jengah, malas, kangen, senang atau yang lain? Apa sih yang terlintas saat mendapat sms tidak jadi liqa? Senang karena libur liqa dengan mengucap, “Yes!” Tapi ada sms lagi : Pengganti Liqa, yang kemarin tidak hadir liqa diganti hari ini. Bagaimana perasaan ukhti? Senang, sedih atau berpikir mencari alasan untuk tidak hadir? Ukhti yang bisa jawab sendiri. Eits, jangan penasaran dengan yang akan saya kupas kali ini. Kamu boleh gak baca catatan ini dan nggak peduli. Toh saya tidak rugi juga dengan hal itu. Saya ingin sekadar sharing. Sharing sahabat. Seberapa pentingnya itu, saya ingin menggambarkan sesuatu yang saya dapat dari membaca Sirah Sahabat , Abu Bakar As Shiddiq. Saya merasa sangat terinspirasi dengan beliau. Betapa subhanallah apa yang Beliau usahakan demi Islam ini tiada bandingannya. Rasulullah SAW sendiri sampai terkagum-kagum atas peran sahabatnya itu di sisi Rasulullah SAW saat berjuang demi Islam. Abu Bakar tidak pernah tidak ikut (baca: selalu ikut) dalam perangperang bersama Rasulullah Saw. Tidak ada satupun sahabat Rasul lain kecuali Abu Bakar Ash Shiddiq yang terus berada di samping Rasulullah Saw. Tingkah orang yang enggan berperang seperti di zaman Rasulullah Saw. yang hanya akan ikut berperang kalau ada embel-embelnya. Kalau ada perang dan bila perang Islam menang, maka ada terbesit di dalam hati untuk mengambil harta rampasan perang. 36 | P a g e
Orang-orang yang ketika diperintahkan berjihad dan langsung bersegera, ibarat di zaman Rasulullah SAW yang ketika diperintahkan berperang, mereka mau untuk jadi orang yang pertama-tama memanfaatkan hal tersebut meski mati syahid taruhannya. Justru bertemu dengan Tuhannya adalah hal yang sangat mereka rindukan. Ternyata zaman sahabat dan zaman sekarang tidaklah berbeda. Secara konteks atau esensi, bila kita sudah masuk suatu sistem, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mau ikut berkontribusi di sana. Kita ibaratkan, bila kita masuk sistem dan kita hanya pilih-pilih, mau ikut kalau ada yang untungnya buat kita, atau kalau sedang malas memperturutkan hawa nafsu tersebut dan kebablasan akhirnya. Jangan sampai mudah-mudahan hal tersebut terjadi pada diri kita. Ubahlah frame itu menjadi suatu kesempatan yang belum tentu esok hadir lagi bagi kita. Toh itu semua akan menambah amal berat timbangan bagi kita kelak. Insya Allah…. Semangat! Allahu Akbar! Apa yang terpikir setelah ini? [] Bandung, 30 Januari 2011
37 | P a g e
PROBLEMATIKA UMAT Problematika umat di Indonesia memang sudah tak terhitung banyaknya. Dari mulai kemiskinan, tidak meratanya pendidikan pada usia sekolah, masalah kesehatan, dan lain sebagainya. Kita sebagai umat muslim khususnya, sepatutnya prihatin dan berbuat sesuatu untuk negeri tercinta ini. Rakyat Indonesia yang mayoritas beragama islam ini, mungkin saja ketika dalam melaksanakan sholatnya tidak mengerti apa yang sedang dibacanya. Terasa aneh rasanya, bila yang kita lakukan sejak kecil itu hanya sekadar gerakan, tanpa memaknai apa yang sudah kita lakukan. Mungkin agama lain akan berpikir, umat islam sedang bermantra ya?, dan kalau mereka sewaktu-waktu penasaran dan tidak bisa menahan kepenasarannya, menanyakan apa yang sedang kita baca? Apa yang harus kita jawab? Masih untung kalau kita mengetahui artinya. Jadi kita bisa menjelaskan pada teman kita. Lha, kalau tidak tahu artinya? Apa yang mau kita jelaskan pada teman kita? Malu dong. Dari yang terkecil saja, ketika bertakbiratul ihram, kita terkadang masih saja membayangkan masalah-masalah yang kita hadapi. Hati kita masih belum sholat, begitu kata guru saya. Masih saja kita membayangkan hal-hal seperti kunci rumah hilang dimana, pe-er apa saja yang belum, kompor sudah dimatikan atau belum. Indonesia yang penduduk muslimnya lebih dari 200 juta ini, kebanyakan penduduknya miskin. Mengapa bisa seperti itu? Ini termasuk problematika umat. Dahulu kebanyakan umat islam yang memberi. Lihat saja para sahabat Rasul yang rela mendermakan hartanya demi islam. Kalau bukan karena bukti kecintaan mereka, tentu mereka tak akan melakukannya. Itu artinya umat Islam dahulu kebanyakan kaya, bukan? Mereka saat diangkat menjadi khalifah kan sudah kaya, jadi mustahil mereka mengambil harta negara. Mereka menggunakan jabatannya sebagai ibadah, mendekatkan diri kepada Allah. Cara mereka 38 | P a g e
melakukannya dengan harta yang melimpah dari zakat, mereka bagikan pada mereka yang membutuhkan. Bahkan pernah sampai kebingungan, karena harta zakat masih banyak, namun semuanya telah kebagian. Lha, kok sekarang menjadi sengsara begini? Ini menjadi perhatian kita juga sebagai umat islam. Bukan maksud menyakiti hati siapa-siapa, tapi melihat realitas juga, kebanyakan umat islam tidak banyak mengerti tentang islamnya sendiri. Lihat saja, banyak yang kurang ilmu pengetahuannya tentang islam. Entah mereka menyengaja tidak mencari ilmu tentang islam karena berbagai macam seribu satu alasan, atau lebih cenderung menganggapnya kuno dan fanatik. Padahal fanatik dalam agama itu tidak apa-apa, sepanjang membela agama bila dijelek-jelekkan, dan lain sebagainya. Apalagi menunjukkan identitas kita pada seluruh dunia –misal—bahwa kita bangga menjadi seorang muslim! Dulu, masih ada pengajian di surau-surau. Masa kecil dilewati dengan mengaji baik di desa maupun kota. Namun semakin hari bukannya makin bertambah, sekarang mungkin sudah jarang karena banyaknya westernisasi yang masuk ke negara Indonesia. Yang semakin tidak kita sadari, semakin membuat kita jauh dari Islam. Mendengar uraian Ust. Aam Amiruddin, pada masa penjajahan Belanda dulu, ada seseorang yang sengaja mendalami agama islam selama tiga tahun di Mekkah. Namanya Snouk Hourgronje. Ia berpura-pura masuk islam, untuk kemudian diotak-atik. Sekembalinya ke Indonesia, ilmu yang ia peroleh disana, banyak ia ubah. Seperti ada rumus-rumusnya. Ia mengatakan pada teman-temannya, jangan menyuruh umat islam untuk berpindah agama, karena pasti mereka akan berontak. cukup saja dengan menjauhkan mereka dengan Al Quran. Kalaupun membaca Al Quran, jangan sampai tahu artinya. Dan
39 | P a g e
efeknya bisa kita rasakan sekarang ini. Umat islam banyak yang terbawa oleh pengaruh itu. Seperti juga saat orang meninggal dunia, dianjurkan membaca surat Yasin. Padahal tidak ada dalil kalau orang meninggal, membaca surat Yasin. Kalau ingin anak cantik, baca surat Maryam. Padahal tidak ada contohnya seperti itu. Yang dianjurkan adalah membaca semua surat dalam Al Qur’an dan juga memahaminya dengan membaca artinya. Umat islam juga memang diajarkan untuk terus bertawakkal dan berdo’a. Namun jangan jadikan takwa, ikhlas, sabar dan syukur itu suatu ukuran, tanpa kita berikhtiar yang maksimal. Lihatlah pemimpin kita yang terdahulu, zaman sahabat rasululloh. Problematika umat itu sangat banyak. Di keseharian saja kita sudah melihat banyak westernisasi dari mulai budaya pakaian, makanan, fashion, dan sebagainya. Meski dalam islam memang diharuskan memakai jilbab, kita tidak bisa memaksa saudara kita semuslim untuk memakainya. Dengan kita mencontohkannya saja, itu cukup memberitahu mereka, sehingga bagi mereka yang penasaran tentu akan bertanya, kok kamu pake kerudung sih? Nah, disitulah ladang kita untuk menjelaskan. Menjadi tugas bagi umat muslim adalah bagaimana mengemas problematika umat ini dimulai dari dirinya sendiri terlebih dahulu, sebelum mewarnai lingkungannya. Umat muslim tidak bisa unggul dalam satu bidang saja. Semua bidang harus tertangani dengan baik. Ada yang harus pandai dalam perminyakan, industri, manajemen, dan lain-lain. Tidak bisa hanya setengah-setengah. Salah seorang figur, Ustadz Abu Rabbani yang memiliki LTQ Jendela Hati, dulunya berjuang itu sejak awal dengan bermodalkan tekad yang kuat dan berkomitmen saja. Hingga akhirnya sampai sekarang tentu harus merasakan jatuh-bangun yang bukan sekali-dua kali. Kita sebagai umat muslim tidak bisa hanya memikirkan problematika umat saja. Harus terdapat pemecahan masalah dan tindakan nyata yang dapat diaplikasikan. Tidak hanya sekadar ucapan yang
40 | P a g e
menggebu-gebu, namun ada sesuatu yang dilakukan. Meski dari kacamata kita itu tidak berarti apa-apa, tetapi siapa tahu dari yang sedikit itu bisa meluas dan membesar gunanya bagi orang lain. Gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya, dan sebagai ladang amal untuk kebaikan. Seperti Raihan dalam nasyidnya ’Demi Masa’ yang mengutip dalam Al Quran surat Al Asr ayat satu sampai tiga. Insya Allah. 2009
41 | P a g e
BERGUGURAN DI JALAN DAKWAH Dulu saat kali pertama mengenal rohis, saat ada keputrian akbar untuk siswa baru, mengenal kakak kakak yang teduh dan beraura sholehah membuat saya dan teman-teman seangkatan ingin sekali mendekat padanya. Tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, saya merasakan ukhuwwah itu. Saat sudah menjadi alumni, kakak kakak yang menuntun kami itu, sudah menyebar dan ada juga yang sudah tidak di Bandung lagi. Hal tersebut membuat saya dan teman seperjuangan merindukan mereka. Simak kisah yang saya tuliskan: Di balik kesenangan tersebut ada hal yang mengganjal bagi Ghifar, yaitu tadi dirinya melihat Seno, adik mentornya yang sekarang sudah jarang datang mentoring, berboncengan dengan perempuan yang Ghifar rasa, pacarnya Seno. Sudah bukan hal yang asing bagi Ghifar, karena bahkan Sahabatnya sendiri pun sekarang mulai terlihat olehnya pun berpacaran. Ghifar masih teringat dengan tulisan seorang penasyid rapper yang baru masuk Islam, Thufail Al Ghifari membahas tentang perempuan yang judulnya pun menimbulkan kontroversial: karena wanita adalah penghambat revolusi. Mengenal akhwat memang tak salah, tapi akan jadi masalah bila sudah terkena Virus Merah Jambu. Materi tentang Manajemen Cinta kerapkali dibahas dalam kajian-kajian Rohis. Tapi akan jadi berbahaya bila sudah tahu ilmunya; tidak boleh dilakukan, tapi tetap dilakukan juga. Seno merupakan salahsatu dari ribuan orang di negeri ini yang mungkin telah berguguran di jalan dakwah, batin Ghifar. Tapi bukan berarti mengkafirkan, bukan lagi menjadi sahabatku, adik mentorku, tapi tetap idealisme-nya bergeser, mungkin karena ada hal yang luput dan bergeser dari hatinya. 42 | P a g e
Sebetulnya bila saat itu tepat, insya Allah tidak akan terlambat. Asal percaya pada Allah jodoh itu pasti ada, batin Ghifar. Tiba-tiba ada sebuah sms. Ia dihubungi kembali oleh kakak di kampusnya untuk mengajaknya muraja’ah, setelah mengetik, lalu Ghifar mengirim balasan: Ya. Ada hal-hal yang memang membuatnya bisa bertahan. Dan energi besar itu berasal dari kata bernama: Cinta. Mata Ghifar menyapu seluruh ruang di depan masjid. Adik siswa-siswi baru tengah mengantri ingin mendaftar masuk Rohis. Mudah-mudahan semakin tahun, kader dakwah di Rohis SMA semakin banyak dan dapat meregenerasikan pada adik-adiknya di bawah kembali. Sudah sunatullah semua yang hadir kali ini dan mendaftar di Rohis banyak, tapi siapa yang menjamin sampai akhir mereka bisa bertahan? Tapi Ghifar selalu berharap, hingga akhir, calon kader-kader ini bisa bertahan. Insya Allah. Di genggaman tangan Ghifar buku Doktor Cilik Hafal dan Paham Al Qur’an oleh Dina Y. Sulaeman. Ia merasakan betapa seorang yang ada di buku ini merupakan orang luar biasa yang dibentuk oleh keluarga yang kondusif. Kelak, ia ingin menikah dengan istri yang dapat melahirkan generasi-generasi Qur’ani. * Kisah di atas satu alasan yang membuat seseorang berguguran di jalan dakwah. Alasan lain banyak macamnya. Bisa jadi karena ruang pertahanan yang tidak sekondusif saat mentoring. Itulah yang membedakan dalam sisi besar, mentoring dan ta’lim berbeda karena objeknya pun berbeda. Ta’lim atau tabligh akbar, jamaahnya bisa jadi siapapun dan tidak saling mengenal satu sama lain. Berbeda dengan mentoring, mentoring memiliki teman yang sama dan kontinu, sehingga terlihat perkembangan masingmasingnya.
43 | P a g e
Berguguran dan setiap orang memiliki pilihannya masing-masing. Hakikatnya setiap orang dilahirkan menjadi dai dalam setiap profesinya di masa yang akan datang. Berguguran juga merupakan pilihan dan untuk kokoh merupakan pilihan. Kepada Allah lah, segala urusan dikembalikan. Peran besar apapun dan kecintaan yang besar kepada Allah akan terukur dari seberapa besar pengorbanannya kepada Allah. Surga tidak bisa diraih dengan mudah. Mendapatkannya memerlukan perjuangan yang berat, dan semoga kita semua memiliki tanda-tanda kecintaan kepada Allah, pemilik alam semesta ini. Amiin. 2012
44 | P a g e
KERJA YANG BELUM RAPI Kerja belum rapi, dan bagaimana kontribusimu, sahabat? Satu satu coba dituliskan masalah apakah yang paling menguras pikiranmu saat ini. Mungkin akan ada di antara kita yang menulis masalah pribadinya, atau juga masalah di DKM. Beruntunglah bagi mereka yang masih memikirkan kerja dakwahnya dan sebenarnya pertanyaan tersebut dapat dijawab sendiri oleh kita. Asal kita mengoreksi diri sendiri tentu hal itu tidak akan sulit. Kerja yang belum rapi mungkin terjadi karena beberapa faktor. Pertama karena pembagian kerja yang belum merata dan belum terevaluasi dengan baik. Perjalanan saya tahun 2011 bulan April, 24 lalu ke SMA 1 Bogor dan SMA 28 Jakarta berbuah pengalaman bersama dengan teman DS Bandung dari berbagai SMA. Saya merasa senang karena setelahnya saya bisa berbagi pengalaman dengan teman yang lain. Rupanya dapat terukur itu dengan memaksimalkan evaluasi setiap hari oleh masing-masing kita. Yakni meluangkan waktu 30 menit setiap harinya untuk memikirkan dakwah di DKM. Kalau sudah begitu akan lebih baik insya Allah. Kerja belum rapi, dan kita lah yang merapikannya. :D
45 | P a g e
BELAJAR SAAT bayi kecil berusaha berjalan, kemudian terjatuh, ia tidak lantas menyerah, kemudian bangun kembali, dan berusaha melangkah kembali. Itu dapat dikatakan sebagai belajar. Terkadang kita cenderung sempit pemikirannya dengan mengatakan belajar itu ya di sekolah – saja—tidak yang lain. Padahal selama kita masih hidup sampai liang lahat nanti baru itu kali terakhir kita untuk belajar, karena ilmu dapat diraih kapan dan dimana saja. Ketika kita menyalakan radio dan memutar-mutar channel, dan ada ceramah pagi, kita bisa belajar dari sana. Ketika lagu diperdengarkan di telinga kita dan liriknya bagus, kita juga dapat saja belajar dari sana. Selain itu, saat kita pergi ke perpustakaan, kita bisa memilih sejuta pilihan buku yang berada si rak-rak buku.
Ternyata dalam setiap permasalahan yang kita hadapi pun, itu bisa mendewasakan kita. Bagaimana kita yang sudah berilmu ini (bukan ilmu perdukunan ya? Hehehe) bersikap dewasa dan tidak gegabah dalam mencari keputusan. Karena tau sendiri kan bagaimana kesulitannya menyabarkan diri? Bila kita sudah punya ilmunya yaitu sabar, tentu insya Allah kita akan merasa lebih tenang. Terlebih bila membaca Al Quran, rasanya damai sekali. Sekaranglah tinggal saatnya untuk bergerak. Yuk, bergerak! :D
46 | P a g e
THE STREET OF MURABBI The Street of Murabbi sangat berkesan bagi saya. Bahkan setelah agenda tersebut, saya bisa menyerap QS. Al Fath: 29 dengan baik dibanding saat akan pergi perjalanan. Masih ingat pagi itu saya telah tiba di dekat RS. Salamun, menunggu peserta yang datang kemudian. Saya menjarkom teman sekelompok, menanyakan keberadaan teman sekelompok. Sekaligus menanyakan lagu Mujahid Muda, “Apa kalian hapal?” semula berpikir nasyid Sang Murabbi, namun berubah pikiran menjadi Mujahid Muda, lebih semangat, lebih semangat lagi, dan lebih membumi!:) Lagu saat zaman kecil dulu. Hanya diganti redaksi katanya menjadi begini: Hai para murabbi maju ke hadapan Sibakkan penghalang satukan tujuan Kibarkan panji islam dalam satu barisan Bersama berjuang kita jungjung keadilan Jangan bimbang ragu tetaplah melaju Hapus baying semu di lubuk hatimu Bergerak ke depan bagai gelombang samudra Lantakkan tirani runtuhkan angkara murka *Majulah wahai mujahid muda Dalam satu cita tegak keadilan Singkirkan batas satukan kata Kebangkitan islam telah datang
Lalu satu persatu peserta mulai berdatangan. Saya bertemu cukup banyak teman yang dulu saya kenal saat jaulah ke SMA 28 Jakarta dan SMA 1 Bogor.
47 | P a g e
Kelompok kami akhirnya menjadi terakhir yang berangkat karena harus menunggu. Semua komplit. Sampai menunggu semua datang, kami berbincang satu sama lain. Hawa dingin berganti hangat, karena terik matahari telah bersinar. Kami sekelompok kemudian menggabungkan tugas sembako yang akan dibagikan pada warga sekitar Punclut. Rute jalan (peta) dan peraturan telah diberikan. Tidak menyangka saya menjadi danru (komandan regu). Sepanjang jalan ada teman sekelompok yang membawa trash bag, diikuti yang lain berusaha mengambilkan sampah-sampah dan dimasukkan pada trash bag. Sepanjang perjalanan, kami bergantian memberikan sembako dengan melihat rumah yang tidak layak. Mungkin hal itu setidaknya menggambarkan realita ekonomi keluarganya tersebut. Jalanan jauh, tapi kami terus berjalan, menanjak, diselingi hafalan QS. Al Fath: 29, karena yakin nanti akan di tes. Setelah sampai eh ternyata salah jalan. Lalu acara dimulai dengan mengulang hafalan dengan teman sekelompoknya. Cuaca saat itu panas dan membuat teman di kelompok lain berinisiatif menggunakan topi rimba, sedangkan saya yang tidak membawa, memakai payung saja. Selanjutnya berbaris dan mulai mengenakan slayer. Kami ditutup mata dan ditanyakan mengenai amalan harian. Selanjutnya hikmah selama perjalanan diungkapkan oleh masing-masing kami. Acara berlanjut dengan materi taujih dari tafsir QS. Al Fath: 29. Subhanallah luar biasa. Banyak yang mengingkari kerasulan Rasulullah Saw, daripada yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad. Pengikut Rasulullah Saw tersebut memiliki ciri, yakni keras terhadap orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesama Muslim. Dalam ruku dan sujud, senantiasa mencari keridhoan Allah Swt. Kamu melihat tanda sujud dari keningnya, bukan berarti terlihat bekas sujud pada keningnya, namun terlihat dalam perilaku dan berbuah manfaat, juga menenangkan.
48 | P a g e
Tunas berarti bibit, kehidupan baru. Regenerasi baru menjadikan tanaman tersebut kuat, besar dan tegak di atas pokoknya. Takjub dengan pola-pola tersebut. Menakjubkan yang menanam, menyenangkan penanam-penanamnya. Membuat jengkel orang-orang kafir, akan selalu seperti itu. Orang beriman bersama-sama, beramal jama’i, mendapat ampunan. Ikatan akidah tersebut memisahkan dirinya dan keluarganya. Bertemu dengan sesama muslim, dan berkasih sayang, keimanan diukur seperti itu. Pernah mendengar kisah Abdurrahman bin Auf yang ditanya akan memilih yang mana dari istri-istrinya? Namun beliau hanya meminta ditunjukkan jalan ke pasar. Amalan bila dibarengi dengan nafsu, maka sia-sia, tidak mendapat pahala dari Allah Swt. Mintalah karunia dari Allah Swt, bukan dari yang lain. Karena keridhoan Allah Swt melebihi dari apapun. Sujud yang sebenarnya yakni menundukkan hati kepada Allah Swt, terpancar dari wajahnya bersinar penuh keikhlasan. Apa yang dikatakan Taurat dan Injil tentang kelahiran Muhammad? Negeri barokah dengan berita gembira kelahiran Nabi Muhammad yang dikatakan oleh Nabi Musa jauh sebelum Nabi Muhammad lahir. Terjadi copy paste dari murabbi kepada binaannya. Kalau binaan tiga lembar halaman, murabbi harus berapa halaman? Bahagia alam raya melihat manusia patuh kepada Allah Swt dan akan dijanjikan pahala yang besar oleh Allah Swt. 2012
49 | P a g e
RIHLAH KE CURUG TILU LEUWI OPAT Keindahan alam raya dan segala puji hanya ditujukan kepada Sang Pencipta, Allah Swt. Suasana hijau menyejukkan mata dan mendamaikan hati. Bagi kami para pejuang dakwah IKREMA 19, bukan sekadar rihlah, namun ada makna yang lebih penting: ukhuwwah. Sejumlah tugas individu dan tugas ruhiyah yang mesti ditunaikan, semata-mata sebagai bekal menuju terbaik dalam amalan, bukan sekadar tahu. Baru saja kemarin lusa survey untuk acara hari ini. Menetapkan games yang akan dipakai, dan melihat keagungan Allah lewat ciptaan-Nya. Subhanallah. Sapuan awan bergerak membumbung tinggi. Bersahut-sahutan pula suara alam, suara burung berkicau, suara angin menggerakkan dedaunan, dingin terasa, hiruk pikuk sesekali kendaraan bergerak ke muara dan ke hilir. Track yang cukup menanjak membuat semakin berhati dalam berjalan. Saat tiba di Sheraton, siswa sudah banyak yang tiba. Semua sudah siap akan rihlah. Udara pagi segar membuat nyaman, dan panitia akhirnya briefing terlebih dahulu membincangkan hal-hal baru yang akan dilakukan di tempat, dan menyerahkan semua barang yang akan digunakan saat games pada panitia. Semua berpencar. Panitia ada ikut dengan peserta, ada pula yang langsung pergi karena membawa kendaraan. Sepanjang perjalanan lebih akrab membincangkan hal apapun dan mengulas hal yang terlewatkan. Lebih membangun ukhuwwah dan menguatkan satu sama lain. Saat tiba, acara dimulai. Tausyiah menyejukkan hati. Suasana alam lebih membuat khusyuk mendengarkan nasihat pemateri. Saatnya bicara dan bekerja! Saya sangat suka dengan perumpamaan-perumpamaan dalam ukhuwwah seperti bata-bata yang tersusun kokoh, dan bila satu saja tidak ada, maka tidak akan sempurna. Terlebih Allah 50 | P a g e
menyukainya. QS. As Shaff ayat 4 menjelaskan hal tersebut. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Taujih dari Ibnu, alumni 19 angkatan 2008 tidak lepas berbagi cerita mengenai angkatannya dulu saat menjabat di IKREMA. Sekarang generasi telah berganti, dulu saat kami menjadi pengurus di IKREMA, kemudian saat menjadi alumni sekaligus mentor, menjadi coach bagi adik-adik di IKREMA. Rasanya baru kemarin saya menjabat di IKREMA. Waktu amat cepat berlalu, sementara perkembangan dakwah dalam lingkup akhwat berkembang, kini generasi ikhwan tamplak jeblok jauh secara kuantitas dari akhwat. Perhatian alumni akhwat yang cukup banyak berbuah banyak pula pada adik-adiknya. Menerbitkan rasa kebahagiaan bagi saya. Seiring waktu semoga generasi ikhwan pula segera menemukan muasisnya. Mungkin benar terbentur oleh kewajiban mencari maisyah bagi para ikhwan. Tapi dakwah pun tidak boleh ditinggalkan. Selanjutnya acara sebenarnya dimulai. Pembagian kelompok sesuai dengan jumlah peserta. Untuk hal ini, kali ini peserta yang hadir mencapai 20 orang. Hal yang luar biasa! Amazing! Subhanallah! Pos-posan mengajarkan siswa bersabar, fokus, dan menghafal surat mengasah otak untuk dapat meningkatkan potensi otak yang sudah diberikan oleh Allah Swt. Prioritas menghafal, karena bukan sekadar membahas taujih tafsir surat As Shaff, namun juga diresapi dan bila dihapal, akan teringat terus tentang pelajaran yang bukan sekadar masuk telinga kiri, keluar telinga kanan, namun akan mengendap di dalam hati, dan dikerjakan dengan amal yang tulus dan ikhlas. Insya Allah.
51 | P a g e
Mengulas tugas amalan ruhiyah sebagai ciri untuk senantiasa meningkatkan amal pribadi untuk menjaga amalan tetap terjaga dan itulah kunci muslim sejati, yang selalu menaati perintah-Nya bukan semata-mata perintah, karena apa yang Allah berikan kepada kita jauh di atas apa yang kita lakukan. Nikmat mata melihat kebesaran Allah, nikmat bernafas dengan mudah dan tidak membayar alias gratis. Alhamdulillah. Semoga bukan sekadar jalan-jalan biasa, namun luar biasa!!! Fisik dan ruhiyah diisi. Mantap! Siang terang namun cuaca masih sangat segar. Tidak terik sama sekali. Tidak terik seperti di dekat rumah saya saat siang hari. Kami semua memulai ancang-ancang untuk membawakan semua amunisi (plastik yang telah diisi air), lalu perang badar dimulai. Semua membidik lawannya, dan melempar dengan jauh. BRUSH. Air mengenai punggung, kaki, hingga tak tahan untuk tertawa karena benar-benar menyenangkan. Akhirnya amunisi habis. Perang telah selesai. Semua tersenyum bahagia. Acara selesai. Peserta bersiap menunaikan sholat dan makan siang, kemudian pulang. Kali ini perjalanan pulang lebih lama, karena hari ahad waktunya week end, banyak orang yang menyengaja ke Bandung untuk berbelanja ke tempat-tempat ramai, distro. Tampak peserta kelelahan. Perjalanan hari ini mengajarkan ukhuwwah, kerjasama dan berbagi. [] Bandung, 22 Januari 2012
52 | P a g e
Sri Al Hidayati, kelahiran Bandung, 12 Agustus 1989. Lulusan jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan konsentrasi Guru TIK, Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2007. Aktif di Forum Lingkar Pena Bandung, saat ini diamanahi sebagai ketua periode 2011-2013. Karya-karyanya cerpen pernah dimuat di harian Radar Bandung berjudul “Bapak, Ali dan Sepeda”, Tabloid MQ, dan cerita pendek di Pikiran Rakyat berjudul, “Saksi Berdarah”. Dapat di kontak melalui email atau facebook
[email protected]. Blognya dapat dilihat di www.srialhidayati.multiply.com
53 | P a g e