KAJIAN KOMPETITIF INDUSTRI BATIK INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) PASCA PENGUKUHANNYA SEBAGAI BUDAYA TAKBENDA OLEH UNESCO Siti Nurhayati (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan) email :
[email protected] Abstract This research is motivated by the empirical facts that after the inaugural Indonesian batik as intangible cultural heritage by UNESCO in 2009, the circulation batik textile printing, both domestically and abroad increase faster. On the other side, Indonesia become integrated with other Asean states to the Asean Economic Community (AEC) in 2015. There is the situation that all Indonesian products must ready to compete with other products from all Asean members, so do the batik product. Location of the research conducted in the centers of Indonesian batik which includes of Pekalongan, Yogyakarta and Surakarta (Solo). Samples were determined by snowball sampling technique, then was acquired 8 companies of batik. The results showed that batik have saome advantages such : a. Indonesian batik not only an economies product, but has large filoshophy as the cultural, art, and humanistic b. Batik with natural dye batik has several advantages compared with chemical dyes, such as safe for the skin, more durable, and more and more bright colors. In addition, the natural color of batik products is environmentally friendly and a solution for batik artisans who cannot afford to buy chemical dyes. c. Indonesian batik reach the variety design that made by producers, and the design may develop for each batik centra. Keywords : Asean Economic Community (AEC), intangible cultural heritage, natural dye Batik.
menghadapi AEC.
Pendahuluan Industri
batik
Indonesia
Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh fakta empirik
menghadapai tantangan berat pada
merebaknya
tahun
printing motif batik, baik didalam
2015
seiring
diberlakukannya ekonomi
asia
dengan masyarakat
(Asean
Economic
negeri
peredaran
maupun
pascapengukuhan
tekstil
diluar batik
negeri Indonesia
Community / AEC), sehingga perlu
sebagai budaya takbenda dunia oleh
dilakukan kajian lebih jauh tentang
UNESCO
pada
tahun
2009.
kesiapan industry batik Indonesia
Kenyataan
yang
terjadi
adalah
1
pasaran
batik
di
dalam
negeri
ratifikasi
Convention
dipenuhi oleh tekstil printing motif
Safeguard
batik yang diimpor dari Cina. Fakta
Heritage.
mencengangkan terjadi pada tahun 2010
dengan
ditemukannya
of
Intangible
Konsekuensi
the
Cultural
yuridis
atas
8
ratifikasi tersebut adalah Pemerintah
kontainer tekstil printing motif batik
Indonesia menjadi garda terdepan
di pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta.
untuk
Padahal UNESCO secara
terhadap
melakukan
perlindungan
kelestarian
eksistensial
tegas menghendaki agar pengukuhan
batik Indonesia dalam peradaban
batik
ditindaklanjuti
manusia. Meskipun demikian, kita
dengan upaya-upaya perlindungan
dihadapkan pada fakta yang tidak
untuk
keterjagaan
bisa diabaikan yakni tergesernya
pelestarian batik tersebut. Upaya
batik dalam pasaran nasional dan
perlindungan tersebut bukan semata-
internasional oleh tekstil printing
mata kewajiban dari negara asal
motif batik, baik yang diproduksi
budaya takbenda saja, tetapi juga
didalam negeri maupun impor dari
institusi internasional, pemerintah
negara
daerah
serta
Pergeseran itu terjadi karena harga
masyarakat itu sendiri. Pemerintah
yang timpang yang dipengaruhi oleh
Indonesia sebagai pihak yang paling
biaya produksi yang rendah karena
berkepentingan sudah menerbitkan
produksinya
regulasi berupa Peraturan Presiden
masal.
Nomor
antara tekstil motif
Indonesia
menjamin
penghasil
78
tahun
batik
2007
tentang
lain
terutama
bisa
Perbedaan
Cina.
dibuat
secara
margin
harga
batik dengan
2
batik
trardisional
langsung
berpengaruh
berhadapan dengan produk-produk
keputusan
substitusi yang masuk dari berbagai
terhadap
masyarakat untuk membeli produk
Negara
tersebut. Kenyataan ini berpotensi
Permasalahan utama ini kemudian
mengancam kelestarian batik dari
dirumuskan sebagai berikut :
masyarakat asalnya. Dengan pencapaian
a.
anggota
Asean.
Upaya apa saja yang bisa
demikian,
dilakukan
oleh
para
batik
pengusaha
batik
untuk
pengakuan
Indonesia sebagai warisan budaya
meningkatkan
takbenda
produk batik ?
oleh
UNESCO
tidak
memiliki jaminan kepastian hukum
b.
kualitas
Bagaimana para pengusaha
bagi produk batik untuk memasuki
batik melakukan efisiensi
pasar internasional dan menyebabkan
biaya produksi agar harga
produk tekstil bermotif batik (batik
jual yang ditetapkan bisa
printing) secara bebas memasuki
bersaing ?
pasar domestik. Metode Penelitian Tipe
Permasalahan
penelitian
ini
Permasalahan utama yang
merupakan penelitian kualitatif yang
dihadapi industri batik Indonesia
dirancang untuk menghasilkan dan
menghadapi AEC adalah daya saing
mengolah
produk, baik dalam hal kualitas
deskriptif,
maupun harga jual yang harus
wawancara,
data
yang
seperti
sifatnya transkipsi
pencatatan
data
3
lapangan, gambar, foto rekaman
sentra-sentra batik dalam melakukan
video,
perlindungan
dan
lainnya.
keterangan
Penelitian
terkait deskriptif
(descriptive research) atau penelitian taksonomik adalah
(taxonomic
kegiatan
terhadap
batik
pascapengukuhannya sebagai budaya takbenda dunia.
research)
Obyek penelitian terdiri atas
ilmiah
yang
sentra-sentra batik Indonesia yang
terancang
untuk
memiliki pengaruh besar dalam pasar
mengeksplorasi dan mengklarifikasi
batik nasional maupun internasional
fenomena atau kenyataan-kenyataan
yang terdiri atas:
sosial dengan jalan mendeskripsikan
Kota
sejumlah variable yang berkenaan
Bantul, dan Solo. Penarikan sampel
dengan masalah atau unit yang
dilakukan
diteliti (Sanapiah Faisal:
2007).
probabilitas
Penelitian
hanya
peneliti tidak bermaksud melakukan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan
generalisasi atas hasil yang diperoleh
keadaan yang sebenarnya atas suatu
tetapi
gejala yang terjadi. Gejala yang
mendalam ( Suharsimi Arikunto :
dimaksud dalam penelitian ini adalah
2010). Penentuan sumber data pada
kenyataan tentang tindakan/upaya
orang yang diwawancarai dilakukan
yang telah dilakukan mulai dari
secara purposive, yaitu sampling
kepentingan
dipilih dengan pertimbangan dan
terencana
(UNESCO),
dan
deskriptif
internasional Pemerintah
Pusat,
Kabupaten dan
Pekalongan,
melalui
Yogyakarta,
teknik
sampling
menelusurunya
non karena
secara
tujuan tertentu. (Sugiyono : 2011).
maupun Pemerintah Daerah tempat
4
Sebagai
upaya
untuk
keabsahan
data
(triangulasi),
memperdalam data yang diperoleh,
pemeriksaan teman sejawat (peer
penelitian ini juga menggunakan
briefing) dan validasi pakar yang
teknik snowballing sampling, yakni
kompeten (expert judgement).
teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya sedikit
Kajian Pustaka
(terbatas), kemudian sumber data
A.
ditambah
dan
ditambah
Penelitian Terdahulu (State
lagi,
of The Art)
sehingga lama-lama menjadi besar
Menurut
hasil
penelitian
(banyak). Hal ini dilakukan karena
Devi Rahayu (2011), kehadiran batik
dari jumlah data yang sedikit tersebut
saat
belum mampu memberikan data
penghormatan
yang memuaskan, maka mencari
internasional.
orang lain lagi yang dapat digunakan
ditemukan di Indonesia, tetapi juga
sebagai sumber data ( Sugiyono :
ditemukan dibeberapa negara lain.
2011).
Namun apabila ditanya batik mana Pengumpulan
ini
sudah
mendapatkan dari
Batik
dunia
tidak
hanya
data
yang unik dan berkarakter, jawaban
dilakukan dengan instrument berupa
yang pasti adalah batik Indonesia.
kuesioner
guided
Kemudian
penelitian
interview. Sedangkan teknik analisis
Irmansyah
Rizky
data
metode
menunjukkan, batik merupakan hasil
deskriptif analitis yang dilakukan
karya seni adiluhung para leluhur
melalui
Bangsa Indonesia yang tidak hanya
dengan
dilakukan
tahap
teknik
dengan
:
pemeriksaan
Ariestandi, (2010)
juga
5
dimiliki orang Indonesia, akan tetapi
memahami cara-cara melestarikan-
telah menjadi warisan budaya dunia.
nya.
Hasil penelitian Sardjono,
Senada dengan hasil penelitian
Agus (2005) menunjukkan beberapa
tersebut, Fany, Rindia K. (2009)
kelompok
telah membuktikan dan menguatkan
anggota
masyarakat
tertentu sudah ada yang menyadari
alternatif
betapa kekayaan budaya Bangsa
ditawarkan Yusuf Afendi sebagai
Indonesia
upaya
memiliki
cukup
banyak
keunggulan
yang
kompetitif.
revitalisasi
melestarikan
sebagaimana
hasil
yang
batik
penelitiannya
Seni tradisional (termasuk batik)
tentang Batik Keraton Surakarta.
misalnya adalah sumber komoditas
Menurut hasil penelitiannya, batik
perdagangan
Keraton Surakarta merupakan salah
melimpah
yang
tidak
dibandingkan
kalah dengan
satu
seni
kriya
yang
diri
dalam
berhasil
minyak bumi atau kayu hutan.
merevitalisasi
motif,
Sedangkan Penelitian Affendi, Yusuf
teknik, dan penggunaannya sehingga
(2000) menghasilkan, keunggulan
eksistensinya terjaga.
batik Indonesia dalam persaingan global adalah karena kualitas estetik dan
teknis
keunikannya. menyebabkan
serta Peluang efek
B.
Budaya takbenda
berbagai global
Budaya takbenda diartikan sebagai
praktek-praktek,
keterancaman
representasi, ekspresi, pengetahuan,
pada sisi yang lain karena sampai
keterampilan, seperti alat-alat, objek,
saat ini banyak orang yang belum
artefak, dan ruang kultural yang
6
melekat pada komunitas, kelompok,
secara otomatis berdampak pada
dan dalam kasus yang lain individu
promosi keragaman kultural dan
yang diakui sebagai bagian dari
kreativitas
budaya
(2003) menyatakan bahwa aspek
tersebut.
Pengertian
ini
manusia.
mengadopsi dari article 2 konvensi
intangible
perlindungan budaya takbenda yang
melekat pada benda budaya yang
menyebutkan bahwa “…intangible
bersifat tangible yaitu yang dapat
cultural
the
disentuh, berupa benda konkret yang
representations,
merupakan hasil buatan manusia dan
heritage
practices, expressions, well
as
artefacts
means
atau
Sedyawati
takbenda
selalu
knowledge,
skills-as
dibuat untuk memenuhi kebutuhan
instruments,
objects,
tertentu.
and
associated
cultural
spaces
Mencermati hasil penelitian
therewith
that
terdahulu dan pengertian budaya
communities, groups, and, in some
takbenda,
cases, individuals, recognize as part
seharusnya jika batik merupakan
of their cultural heritage.”
warisan
Menurut konvensi ini,
maka
budaya
dimiliki
memang
takbenda
Indonesia,
sudah
yang
sehingga
budaya takbenda diwariskan dari
pengukuhan UNESCO bahwa batik
generasi ke generasi secara konstan
merupakan warisan budaya takbenda
dikreasi ulang oleh komunitas dan
dunia yang berasal dari Indonesia
kelompok
sudah tepat.
lingkungannya,
dalam interaksi
merespon mereka
dengan alam dan sejarahnya yang
7
C.
ASEAN
ECONOMIC
bulan Januari 2008.
COMMUNITY (AEC) Terbentuknya
secretariat Asean di Jakarta pada
masyarakat
Meskipun
target
ekonomi Asean (AEC) dimulai pada
terbentuknya
tahun 2003, pada saat para kepala
adalah tahun 2020, namun para
negara/pemerintahan negara-negara
menteri
anggota asean bertemu di Bali pada
anggota asean sepakat bahwa tahun
bulan
Mereka
2015 adalah awal diberlakukannya
berdirinya
AEC. Perwujudan AEC tahun 2015
masyarakat asean (Asean Community
disangga oleh 4 (empat) pilar yaitu :
/ AC), yang termasuk didalamnya
(1) Asean sebagai pasar tunggal dan
adalah masyarakat ekonomi asean
basis produksi, (2) Asean sebagai
(AEC). Para kepala Negara sepakat
kawasandengan daya saing ekonomi
untuk
kegiatan
tinggi, (3) Asean sebagai kawasan
ekonomi regional (Bali concord II)
pengembangan ekonomi merata dan
pada tahun 2020. Kesepakatan itu
berimbang, dan (4) Asean sebagai
ditindaklanjuti dengan pembuatan
kawasan yang terintegrasi secara
blueprint
penuh dengan perekonomian global.
Oktober
2003.
mendeklarasikan
mengintegrasikan
tanggal
deklarasi
November
pada
Negara-negara
Dengan terbentuknya AEC,
Singapura dalam satu bahasa yaitu
maka akan tercipta pasar tunggal
bahasa
ini
asean dan produksi tunggal asean.
oleh
Dengan demikian nanti mulai tahun
Inggris.
2007
keuangan
Asean
di
kemudian
20
AEC
masyarakat
Blueprint
dipublikasikan
2015, aliran produk dan jasa dalam
8
lingkup Asean menjadi tidak ada
(competitive power) sebuah produk.
batas-batas antar Negara. Setiap
Daya saing dapat dicapai dengan
produk atau jasa dari Negara anggota
meningkatkan
bebas masuk ke Negara anggota
produktivitas, sehingga usaha dapat
yang lain.
dilakukan
inovasi
dengan
dan
efisien
dan
memiliki keunggulan dalam berbagai D.
KEUNGGULAN
hal ( Rivai, Harif A., 2001). Dalam
KOMPETITIF
Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan
Ketika suatu produk atau jasa
menghadapi
berbagai
Negara,
pesaing maka
dari produk
bahwa
keunggulan
bersifat
kompetisi
kompetitif dan
bersifat
persaingan. Keunggulan kompetitif
tersebut harus memiliki keunggulan
muncul
kompetitif (competitive advantage)
bahwa mereka menerima nilai lebih
agar bisa bersaing dengan produk
dari transaksi yang dilakukan dengan
sejenis
sebuah organisasi pesaingnya.
dari
Demikian
negara-negara
juga
produk
lain. “batik
bila
pelanggan
Keunggulan
merasa
Kompetitif
Indonesia” harus memiliki ciri khas
adalah merujuk pada kemampuan
yang membedakan dengan produk
sebuah
sejenis, yang bisa dijadikan alat
memformulasikan
untuk bersaing.
menempatkannya pada suatu posisi
Keunggulan (competitive pada
kompetitif
advantage)
pemilikan
daya
merujuk saing
yang dengan
organisasi
untuk
strategi
yang
menguntungkan
berkaitan
perusahaan
lainnya.
Keunggulan Kompetitif muncul bila
9
pelanggan merasa bahwa mereka
Memasuki tahun 2015 di
menerima nilai lebih dari transaksi
mana
yang
sebuah
tunggal dan produk tunggal Asean,
(Yulia
maka mau-tidak mau produk-produk
dilakukan
organisasi
dengan
pesaingnya
Nasution, 2011).
akan
diberlakukan
pasar
Indonesia harus mampu bersaing dengan produk dari berbagai Negara Asean yang lain. Demikian juga
Hasil Penelitian Masih banyak permasalahan
produk
batik
yang
menjadi
yang dihadapi oleh para pengusaha
kebanggaan bangsa Indonesia pasca
batik Indonesia, khususnya yang
dikukuhkannya batik sebagai warisan
berskala kecil (industri rumahan),
budaya
terutama terkait dengan mahalnya
berbenah diri menghadapi pesaing
bahan baku dan pewarna kimia yang
dari Negara-Negara anggota Asean.
disebabkab
bahan-bahan
Dengan kata lain, batik Indonesia
tersebut harus import. Tentu saja
harus memiliki aspek-aspek khusus
karena
yang bisa dijadikan magnet penarik
karena
import,
maka
harganya
takbenda
konsumen
dunia,
Asean,
harus
menggunakan standar US dolar dan
bagi
kapasitas pembelian dalam jumlah
kekhasan baik dalam bentuk mutu
besar. Hal ini tentu mengulitkan
produk, kegunaan produk, maupun
pengusaha batik berskala kecil. Hal
arti budaya dari batik Indonesia.
ini harus dicarikan jalan keluar agar
Aspek-aspek
mereka tetap bisa bertahan hidup dan
dikembangkan menjadi competitive
batik tidak menjadi punah.
power dari batik Indonesia.
inilah
yang
berupa
harus
10
Aspek-aspek
keunggulan
Tanah
Jawa.
Dalam
beberapa
batik Indonesia secara keseluruhan
catatan, pengembangan batik banyak
dapat dijelaskan sebagai berikut :
dilakukan pada masa-masa kerajaan
a.
Mataram,
Aspek Sejarah/Budaya
kemudian
pada
masa
Teori mengenai asal-muasal
kerjaan Solo dan Yogyakarta. Jadi
batik telah menjadi perbincangan
kesenian batik ini di Indonesia telah
yang cukup pelik. G.P. Rouffaer,
dikenal
ilmuwan Belanda yang meneliti soal
Majapahit dan terus berkembang
batik mengatakan, teknik ini dibawa
kepada
pertama
India
berikutnya. Adapun mulai meluasnya
Selatan. Ada lagi pendapat dari J.L.A
kesenian batik ini menjadi milik
Brandes yang mengatakan bahwa
rakyat Indonesia dan khususnya suku
sebenarnya sebelum ada pengaruh
Jawa ialah setelah akhir abad ke-
India datang ke Indonesia, Nusantara
XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik
telah memiliki 10 unsur kebudayaan
yang dihasilkan ialah semuanya batik
asli yaitu, wayang, gamelan, puisi,
tulis sampai awal abad ke-XX dan
pengecoran
uang,
batik cap dikenal baru setelah perang
pelayaran, ilmu falak, budidaya padi,
dunia kesatu habis atau sekitar tahun
irigasi, pemerintahan, serta batik.
1920.
kali
dari
logam
Sejarah Indonesia
berkait
daerah
mata
pembatikan erat
sejak
kerajaan
zaman
dan
kerjaan
raja-raja
di
Di Indonesia, batik bukan
dengan
hanya sekedar produk yang bernilai
perkembangan kerajaan Majapahit
ekonomi,
dan penyebaran ajaran Islam di
mengandung
tetapi filosofi
batik yang
juga luas
11
sebagai
karya
menyangkut peradaban
adiluhung
budaya, manusia.
yang
proses
pembuatan
seni,
dan
kurikulum sekolah.
Selain
itu,
b.
batik
dalam
Ciri Khas batik Indonesia
beberapa daerah produksi batik di
Dilihat dari proses atau
Indonesia seperti Yogyakarta dan
teknik
Solo memiliki ciri budaya tentang
dibedakan menjadi dua kelompok
pemakaian produk kain batik. Untuk
yaitu batik tradisional dan batik gaya
motif-motif
tertentu
pembuatannya,
batik
ada
pakem
bebas (modern). Batik tradisional
misalnya
batik
memiliki jenis yang bervariasi, yang
untuk acara pernikahan, batik untuk
secara umum bisa disebutkan sebagai
acara
berikut
penggunaannya,
kehamilan
7
bulan,
dan
sebagainya. Disisi
:
batik
kerokan,
batik
lorodan, batik bedesan, batik radioan, di
batik Pekalongan, batik remekan,
Indonesia juga berfungsi sebagai
batik Kalimantan, batik kelengan,
wahana pendidikan bagi generasi
dan batik monochrom. Sedangkan
penerus
Batik Modern (Gaya Bebas) terdiri
mulai
lain,
dari
batik
pemahaman
terhadap makna sejarah dan budaya,
atas
pembelajaran
pembuatan,
batik cap, batik tulis, batik painting
sampai pada pembelajaran ekonomi
yaitu batik dengan menggunakan
pengelolaan produk batik. Pasca
pelekatan lilin, dan batik kombinasi
pengukuhan oleh Unesco, sekarang
c.
proses
di sekolah-sekolah kejuruan banyak yang
memasukkan
pembelajaran
beberapa jenis batik seperti :
Motif dan Mutu Batik Indonesia Batik Indonesia memiliki
motif yang sangat beragam, dan
12
biasanya
motif-motif
akan
tahun.
Tentu
saja
karena
berkembang di setiap daerah sentra
membutuhkan biaya produksi besar,
produksi batik. Seorang pengusaha
maka untuk batik tulis yang waktu
batik dalam setiap harinya bisa
pengerjaannya lama, harga jualnya
memproduksi puluhan motif di mana
juga
setiap motif memiliki arti dan fungsi
konsumen
penggunaan
senang dengan batik tulis yang
Selain kualitas
yang
motifnya batik
berbeda-beda. yang
beragam,
Indonesia
bisa
tinggi.
Namun
manca
demikian
Negara
justru
harganya mahal tersebut. d.
Batik dengan Pewarna Alami
diunggulkan dibandingkan produk
Warna alam ini berasal dari
sejenis yang dihasilkan Negara lain.
beberapa
Hal ini ditunjukkan oleh minat para
bunga, buah/kulit buah, dan kayu
turis asing terhadap batik Indonesia
seperti misalnya : daun mangga,
yang begitu tinggi dan nilai ekspor
kayu teger, rambutan, secang, bunga
batik Indonesia yang tinggi juga.
rosella,
Kualitas atau mutu batik
dedaunan,
indigo,
Semua bahan
dan
biji-bijian,
sebagainya.
ini bisa digunakan
ditentukan oleh 2 faktor yakni bahan
sebagai warna alam tinggal memilih
baku
warna
kainnya
dan
proses
yang
diinginkan.
Karena
pembuatannya. Untuk jenis batik
Indonesia kaya akan hutan dan
tulis
tumbuh-tumbuhan
yang
berkualitas
bagus,
yang
bisa
pengerjaan satu lembar kain batik
dimanfaatkan, ini merupakan potensi
bisa memakan waktu beberapa bulan,
yang sangat baik bagi kelangsungan
dan kadang ada yang sampai satu
13
produk batik Indonesia khususnya
berskala
yang dengan pewarna alami.
pengrajin batik selalu melakukan
Warna alam ternyata tidak
kecil),
diharapkan
para
inovasi baik terhadap desain (motif)
kalah dengan warna buatan. Selain
maupun
terhadap
tidak mengandung bahan kimia,
ataupun
jenis
warna alam ternyata baik untuk
melakukan
kesehatan kulit dan pewarna alam
dibutuhkan keterampilan khusus, dan
terbukti awet dan makin cerah kian
pada
harinya.
Menggunakan
keterampilan inovasi batik adalah
daun/bunga/biji/kayu/buah atau kulit
para pengrajin yang sudah berusia
buah
sebagai warna alam sangat
lanjut, dan kebanyakan dari mereka
mudah untuk didapatkan karena
mengkhawatirkan tidak ada generasi
banyak tersebar di manapun dan bisa
penerusnya.
menghasilkan warna yang indah. Dengan
demikian
batik
produk.
tersebut
yang
karena
baku Untuk
inovasi
umumnya
Oleh
bahan
memiliki
itu
peran
dengan
pemerintah/pemerintah daerah sangat
pewarna alami memiliki keunggulan
dibutuhkan dalam upaya pelestarian
tersendiri dibandingkan batik dengan
batik
pewarna kimia.
takbenda dunia milik Indonesia.
sebagai
warisan
budaya
Upaya pelestarian yang saat ini Pembahasan Dalam rangka peningkatan
sudah
kelihatan
perlindungan
adalah
(melalui
tentang kebijakan
kualitas batik yang dihasilkan, para
keharusan memakai baju batik baik
pengusaha batik (khususnya yang
dikalangan pegawai maupun anak
14
sekolah
pada
berbagai
atau cara yang palin efektif dan
Indonesia),
proses pewarnaan yang cepat,
bantuan pelatihan-pelatihan, sampai
sehingga bisa mengurangi biaya
pada bantuan akses pasar.
produksi.
Kabupaten/Kota
di
Sedangkan dilakukan
untuk
produksi
yang
upaya
yang
efisiensi
biaya
bisa
dilakukan
Kedepan, pemerintah
diharapkan bisa
memfasilitasi
lebih
pengembangan
diantaranya adalah:
sumber daya manusia (SDM)
a.
Kerjasama diantara pengusaha
perajin
batik dalam hal pembelian bahan
khususnya
baku dan pewarna yang di
untuk
import, sehingga para pengrajin
keterampilan
tidak
pengembangan
b.
c.
harus
membeli
dari
batik
batik
tinggi.
produksi. banyak
generasi
penerus
meningkatkan
importir yang harganya lebih
Lebih
Indonesia
mereka
serta
dalam
desain/motif inovasi
proses
Termasuk
disini
memproduksi
adalah
inovasi
batik dengan pewarna alami
bahan
pewarna
yang murah dan mudah didapat,
berasal
sehingga biaya produksi lebih
alami) yang banyak tersebar di
murah
Negara kita, murah, serta mudah
Mempelajari proses pembuatan
didapat.
dari
penggunaan batik
alam
yang
(pewarna
pewarna alam dan pewarnaan batik, sampai diperoleh metode
15
Disisi
SIMPULAN Menghadapi
berlakunya
menhgadapi
lain,
untuk
persaingan
bebas
pasar tunggal Asean (AEC), industry
Aseaan, pengusaha batik Indonesia
batik Indonesia diharuskan mampu
juga dituntut agar mampu mereduksi
meningkatkan kualitas produksinya
biaya produksinya agar harga jualnya
dengan segala upaya yang dapat
bisa bersaing. Upaya penghematan
dilakukan,
biaya produksi diantaranya dapat
diantaranya
adalah
inovasi desain atau motif batik
dilakukan
dengan
pasar
kerjasama diantara perajin batik
Asean. Pemerintah diharapkan bisa
dalam hal pengadaan bahan baku.
memfasilitasi pengembangan SDM
Karena bahan baku batik sebagian
pelaku batik Indonesia, terutama
besar impor dengan standar harga US
berkaitan
pelatihan
dolar, maka dengan kerjasama bisa
pengembangan desain atau motif
melakukan pembelian dalam jumlah
batik
besar
melihat
yang
keinginan
dengan
beragam.
keperluan-keperluan
Untuk khusus,
pelestarian motif batik juga harus
dengan
sehingga
melakukan
harganya
lebih
murah. Inovasi
lain
untuk
dipertahankan sesuai dengan cirri
menghemat biaya produksi adalah
khas ke daerahan, seperti misalnya
dengan menggunakan pewarna alami
Pekalongan
batik
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
batik
(daun, kayu, biji-bijian, bunga, dan
Jelamprang,
dengan Solo
dengan
Sidomukti, dan sebagainya.
sebagainyaa) yang jelas itu mudah didapat diseluruh pelosok Indonesia
16
dan tentu saja harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan obaat
Rivai Harif, A,2001. Strategi Aliansi, Upaya Meningkatkan Nilai Tambah dan Keunggulan
pewarna
kimia.
menghemat pemakaian
Selain
biaya
bisa
produksi,
pewarna
alami
juga
Bersaing
Perusahaan;
Manajemen
Usahawan
Indonesia Nomor 01/Tahun XXX.
memiliki kelebihan dalam warna kain
batik
yang
semakin
lama
semakin cerah, dan aman untuk kulit
Sardjono,
Agus,
Perlindungan
Upaya
HKI
yang
Terkait dengan GRTKF di Tingkat
manusia.
2005,
Nasional
dan
Internasional : Upaya yang Belum Indonesian
Referensi
Sebanding, Journal
of
Internasional Law, Volume Affendi, Yusuf, 2000, Seni Kriya Batik dalam Tradisi Baru Menghadapi Arus Budaya Global, Jurnal Seni Rupa dan
Desain,
Volume1,
Bulan Agustus
Cipta
Motif
Batik
Keraton Surakarta, Tesis Irmansyah, Rizky Aristandi, 2010, Penerapan Cipta
Hukum Seni
Pekalongan, Universitas Surakarta
Sedyawati, Edi, 18 Desember 2003, Warisan BudayaTtakbenda Intangible
yang
dalam
Tangible,
Makalah ceramah
Fanny, Rindia, 2009, Perlindungan Hak
3, bulan Oktober
Hak Batik
Arkeologi,
Tersisa
Ilmiah
Univeristas
Indonesia, Depok. Yulia Nasution, 2011. Pengertiankeunggulan-kompetitif; yulianasution.blogspot.com/ 2011
SKRIPSI, Muhamadiyah
Lampiran : Proses Produksi Batik dengan Pewarna Alam
17
PROSES PEMBUATAN BAHAN PEWARNA ALAMI (PROSES EKSTRAKSI)
Jenis Bahan : Kayu Buah/Kulit buah Daun Bunga Biji-bijian
Larutan siap untuk digunakan
Bahan dipotong kecilkecil, kemudian direndam selama 24 jam Saring larutan untuk diambil ekstraknya setelah didinginkan
Didihkan larutan bahan pewarna selama 2 jam sambil di adukaduk
PROSES PEWARNAAN BATIK 1. Proses Pewarnaan 1. Rendam kain kedalam larutan pewarna selama 15 menit 2. angkat kain dan tiriskan selama 15 menit atau setengah kering 3. Lakukan proses 1 dan 2 berulang-ulang sampai memperoleh warna yang dikehendaki
2. Proses Pembangkit Pada celupan terakhir dicelupkan zat pembangkit sesuai arah warna yang dikehendaki yaitu : Tawas untuk warna muda Kapur untuk warna tua Tunjung untuk warna paling tua
3. Proses Pelepasan Malam 1. 2. 3. 4. 5.
Sumber : http://rumahbatikjinggar. indonetwork.co.id
Panaskan air hingga mendidih Masukkan soda ash Basahi kain batik yang akan dimasukkan terlebih dulu Kain diaduk dan diangkat agar malam terlepas dari kain Kain batik di cuci bersih
PROSES PEMBUATAN BAHAN PEWARNA ALAMI (PROSES FERMENTASI) 1. Proses Pembuatan Pewarna Jenis Bahan : Daun Indigofera tinctoria
Daun dan ranting dipotong-potong
2. Proses Pembejanaan
Masukkan kapur tohor 250 gram sambil dikeburi
Ambil pasta indigo dan pisahkan dari larutannya
Masukkan udara kedal;am larutan dengan cara melakukan pengkeburan selama 2 jam
Larutan diambil dan dipisahkan antara ranting dan daun
Daun dan ranting ditimbang 10 Kg, direndam dlm air 50 l
Proses fermentasi akan mulai mengeluarkan gelembung setelah 10 jam, dan akan berakhir kira-kira selama 48 jam
Sumber gambar : http://rumahbatikjinggar
Campurkan 1 Kg pasta indigo dg larutan 1 Kg gula jawa
Masukkan 7 liter air
Larutan indigofera didiamkan selama 24 jam
Larutan indigofera siap digunakan
3. Proses Pewarnaan
4. Proses Pelepasan Malam Batik
Kain batik dibasahi terlebih dahulu
Kain dicelup pada larutan indigofera sekitar 10 menit
Kain batik dicuci bersih
Kain diaduk dan diangkat agar malam terlepas dari kain
Basahi kain batik yg akan dimasukkan terlebih dahulu
Kain diangkat dan ditiriskan
Masukkan soda ash
Kain dicuci dengan air bersih dan dikeringkan ditempat yang tidak panas Panaskan air hingga mendidih
Sumber gambar : http://rumahbatikjinggar.