Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
Kabupaten Melawi serta pembangunan ekonomi KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MELAWI DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015
nasional umumnya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan memnuhi kebutuhan air minum kepada masyarakat di Kabupaten Melawi.
PENDAHULUAN
Seperti
yang
telah
diamanatkan
dalam
A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Dasar 1945 bahwa dalam angka Sejarah
panjang
berdirinya
mewujudkan
perusahaan
kesejahteraan
masyarakat,
negara
terbentuknya
wajib melayani setiap warga negara dan penduduk
Perusahaan Daerah Air Minum dan terbitnya UU No
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Begitu juga
5/1962 tentang Perusahaan Daerah merupakan bukti
kebutuhan manusia akan air bersih sebagai yang
nyata keseriusan Pemerintah dalam pengelolaan air
sangat vital untuk hidup manusia. Meskipun pada
minum. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
dasarnya air tersebut termasuk dalam kategori benda
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
bebas , dalam arti untuk memperoleh air tidak
yang
dan
memerlukan banyak pengorbanan, tetapi kadang
bidang air
harus melewati jasa pelayanan dari Perusahaan
pengelolaan
air
minum,
memberikan
sampai
jasa
pelayanan
menyelenggarakan kemanfaatan di
Daerah Air Minum Tirta Melawi.
minum. Aktivitas Perusahaan Daerah Air Minum antara
lain
dan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi
mendistribusikan air ke
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
mengumpulkan,
menjernihkan sampai
mengolah,
yang
masyarakat/pelanggan.
masuk
dalam
kategori
penyelenggara
Di Kabupaten Melawi berdasarkan Peraturan
pelayanan yang bersifat profit dengan tugasnya
Daerah Kabupaten Melawi Nomor 20 tahun 2007
memberikan pelayanan air bersih kepada warga
tanggal 3 Oktober 2007 sebagaimana yang telah
masyarakat pada suatu daerah. Perusahaan Daerah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun
Air Minum Tirta Melawi sebagai salah satu instansi
2011 tanggal 3 Mei 2011 tentang Pendirian
pemerintah yang berbentuk BUMD memiliki jenis
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi, yang
pelayanan
bertujuan turut serta melaksanakan pembangunan
pelayanan 1
yang barang
termasuk yaitu
dalam
kelompok
pelayanan
yang
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang dalam
kerja agar mampu memberikan penyediaan air
hal ini adalah penyediaan air bersih.
bersih secara maksimal kepada penduduk atau
Untuk
melihat
kualitas
masyarakat. Pada dasarnya semua kegiatan kerja
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi dapat
yang dilakukan oleh seseorang ataupun badan
dilihat dari proses kinerjanya dalam kegiatan
hukum baik sektor publik atau sektor privat adalah
penyedian air bersih Perusahaan Daerah Air Minum
pelayanan. Semakin baik kinerja Perusahaan Daerah
Tirta Melawi sebagai salah satu Badan Usaha Milik
Air Minum Tirta Melawi maka semakin baik pula
Daerah (BUMD) yang mengemban tugas dan
pelayanan
kewajiban
untuk
sejauh
air
yang
diberikan
sehingga
akan
minum
bagi
mendapatkan hasil akhir yang memuaskan bagi
tidak
luput
masyarakat. Melalui penelitian ini diharapkan
dihadapkan pada tuntutan untuk senantiasa mampu
nantinya akan memperoleh gambaran mengenai
memberikan pelayanan yang unggul dalam upaya
kinerja Perusahaan Daerah Air minum Tirta Melawi
meningkatkan kepuasan para pelanggan. Dalam
dalam
hubungannya dengan jasa pelayanan, tentunya
masyarakat.
perusahaan daerah tersebut harus berhati-hati dalam
B. RUMUSAN MASALAH
memberikan pelayanan terhadap pelanggan agar
1. Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Dalam Penyediaan Air Bersih Di Kabupaten Melawi Tahun 2015
kepentingan
mengelola
mana
masyarakat/pelanggan
tercipta kepuasan. Kegiatan utama Perusahaan
Daerah
kegiatan
penyediaan
air
bersih
bagi
Air C. KERANGKA TEORI
Minum Tirta Melawi sebagai penyedia air bersih 1. Kinerja harus dilaksanakan karena Perusahaan Daerah Air Secara etimologi, kinerja berasal dari kata Minum Tirta Melawi satu-satunya perusahan daerah prestasi
kerja
(performance).
Sebagaimana
yang diberi kewenangan oleh pemerintah untuk dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih istilah kinerja berasal dari kata job performance atau bagi masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan actual performance (prestasi kerja atau prestasi air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil Melawi
membentuk cabang-cabang di wilayah 2
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
pencapaian keberhasilan perusahaan yang dapat
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
dijadikan sebagai hasil yang telah dicapai dari
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
berbagai aktivitas yang dilakukan. Pendapat lain
kepadanya. Lebih lanjut Mangkunegara (2005:75)
dikemukakan
menyatakan
kinerja
(1998:59) yang mendefinisikan kinerja sebagai
dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan
tindakan-tindakan atau kegiatan yang dapat diukur.
kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil
Selanjutnya
kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
pencapaian kuantitas dan kualitas pekerjaan yang
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
dihasilkan individu, kelompok, atau organisasi dan
ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah
dapat
gabungan dari kinerja individu dengan kinerja
dikemukakan oleh Wells dan Spinks (1996: 30)
kelompok.
bahwa kinerja menunjukkan hasilhasil perilaku yang
bahwa
pada
umumnya
oleh
kinerja
diukur.
Waterhouse
merupakan
Pendapat
yang
dan
Svendsen
refleksi
sama
dari
juga
Menurut Mangkunegara (2000:67), kinerja
bernilai dengan kriteria atau standar mutu. Mathis
atau prestasi kerja adalah hasil kerja kualitas dan
dan Jackson (2006:378), mendefinisikan bahwa
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan
jawab
Sedangkan
adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka
menurut Gibson et al. (1996:95) kinerja karyawan
memberikan kontribusi kepada organisasi yang
merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan
antara lain termasuk (1) kuantitas keluaran, (2)
untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan
kualitas keluaran, (3) jangka waktu keluaran, (4)
tugas,
kehadiran di tempat kerja, (5) Sikap kooperatif.
yang
diberikan
tanggung
jawab
kepadanya.
yang
diberikan
oleh
organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat
Menurut Keban (2004:193) kinerja dapat
digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau
diartikan sebagai pencapaian hasil yang dapat dinilai
kinerja organisasi.
menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh
Ventrakaman dan Ramanujam (1986: 801-
individu (kinerja individu) atau kelompok (kinerja
814) menjelaskan kinerja sebagai refleksi dari
kelompok) atauinstitusi (kinerja organisasi) dan oleh 3
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
suatu
program
atau
program/kebijakan). menggambarkan
sampai
kebijakan Kinerja seberapa
(kinerja
daerah untuk pengembangan dan pembangunan
kelompok
potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan.
jauh
suatu
Contoh perusahaan daerah antara lain: Perusahaan
kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
Air Minum (PDAM) dan Bank Pembangunan
pokoknya sehingga mencapai hasil sebagaimana
Daerah (BPD).
ditetapkan oleh institusi. Kinerja institusi berkenaan
Badan
dengan sampai seberapa jauh suatu institusi telah
karena
program atau kebijakan berkenaan dengan sampai
sehingga
dapat
unit
organisasi
perlu
dioptimalkan
maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah. Laba
menyatakan bahwa: kinerja adalah keberhasilan atau
BUMD
baik dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
Mulyadi (dalam Anisa Tri Bintarti:2012), yang
tim,
itu,
ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif,
mencapai tujuan program atau kebijakan tersebut.
personel,
(BUMD)
pengelolaannya agar benar-benar menjadi kekuatan
seberapa jauh kegiatan-kegiatan dalam program atau dilaksanakan
Daerah
dalam menunjang pelaksanaan otonomi. Oleh
mencapai visi atau misi institusi.Sedangkan kinerja
telah
Milik
memiliki kedudukan sangat panting dan strategis
melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga
kebijakan
Usaha
dari
BUMD
diharapkan
memberikan
kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli
dalam
Daerah. Otonomi daerah memberikan konsekuensi
mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan
yang cukup besar bagi peran Badan Usaha Milik
sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.
Daerah (BUMD) dalam menopang Pendapatan Asli
2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Daerah (PAD). Sesungguhnya usaha dan kegiatan
Badan usaha milik negara yang dikelola oleh
ekonomi daerah yang bersumber dari BUMD telah
pemerintah daerah disebut badan usaha milik daerah
berjalan sejak lama
(BUMD). Perusahaan daerah adalah perusahaan
tentang otonomi daerah disahkan.
yang didirikan oleh pemerintah daerah yang
sebelum
Undang-Undang
Untuk mencapai sasaran tujuan BUMD
modalnya sebagian besar/seluruhnya adalah milik
sebagai salah satu sarana PAD, perlu adanya upaya
pemerintah daerah. Tujuan pendirian perusahaan
optimalisasi 4
BUMD
yaitu
dengan
adanya
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
peningkatan
profesionalisasi
baik
dari
segi
Direksi
manajemen, sumber daya manusia maupun sarana
bertanggung
jawab
penuh
atas
perusahaandan mewakili perusahaan di pengadilan.
dan prasarana yang memadai sehingga memiliki
2.1 Balance Scorecard
kedudukan yang sejajar dengan kekuatan sektor Balanced Scorecard adalah konsep yang
perekonomian lainnya. Dasar hukum pembentukan
mengukur kinerja suatu organisasi dari empat
BUMD adalah berdasarkan UU No 5 tahun 1962
perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif
tetang perusahaan daerah. Undang-Undang ini
customer,
kemudian diperkuat oleh Undang-Undang No 5
perspektif
proses
bisnis
internal,
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep
tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan
balanced scorecard ini pada dasarnya merupakan
daerah (Nota Keuangan RAPBN, 1997/1998).
penerjemahaan strategi dan tujuan yang ingin Pemerintah
pemegang
hak
atas
segala
dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka
kekayaan dan usaha Pemerintah berkedudukan sebagai
pemegang
saham
dalam
panjang, yang kemudian diukur dan dimonitoring
pemodalan
secara berkelanjutan .
perusahaan. Pemerintah memiliki wewenang dan
Menurut
kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan.
Kaplan
dan
Norton
(1996),
balanced scorecard memiliki empat perspektif,
Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang
antara lain :
berwenang melayani kepentingan umum selain mencari
keuntungan
perekonomian
dalam
sebagai rangka
stabilisator
1. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan)
mensejahterakan
Perspektif
rakyatsebagai sumber pemasukan Negara seluruh
Pelanggan
berfokus
pada
bagaimana organsasi memperhatikan bagaimana
atau sebagian besar modalnya milik Negara.
pelanggannya agar berhasil. Mengetahui palanggan
Modalnya dapat berupa saham atau obligasi.Bagi
dan harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi
perusahaan yang go publik dapat menghimpun dana
juga harus memberikan insentif kepada manajer dan
dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank.
karyawan yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Bill Mariot mengatakan “Take care of you employee 5
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
and they take care of your customer”, yang berarti
pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa yang
“Perhatikan
mereka
diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya.
akan memperhatikan pelanggan anda”. Perusahaan
Pemasok dapat memuaskan pelanggan apabila
antara lain menggunakan tolok ukur kinerja berikut,
mereka memegang jumlah persediaan yang banyak
pada
untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang –barang
karyawan
waktu
anda
dan
mempertimbangkan
perspektif
pelanggan yaitu : a.
Kepuasan
yang diminati tersedia ditangan. pelanggan
(customer
Akan
satisfaction)
penyimpanan
b. Retensi pelanggan (customer retention) c.
tetapi
biaya
persediaan
penanganan
menjadi
tinggi,
dan dan
kemungkinan mengalami keusangan persediaan.
Pelanggan yang profitable
Untuk menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok
1. Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif
mengurangi throughput time. Throughput time
Proses Bisnis Internal)
adalah total waktu dari waktu pesanan diterima oleh
Terdapat hubungan sebab akibat antara
perusahaan sampai dengan pelanggan menerima
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan
produk. Memperpendek throughput time dapat
perspektif bisnis internal dan proses produksi.
berguna apabila pelanggan menginginkan barang
Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan
dan jasa segera mungkin.
sumber ide baru yang terbaik untuk proses usaha yang lebih baik. Hubungan pemasok adalah kritikal
2. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan)
untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran
Balanced scorecard menggunakan tolok ukur
dan perakitan manufacturing. Perusahaan
pemasok
(Return On Investment), karena tolok ukur tersebut
mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya,
secara umum digunakan dalam organisasi yang
dengan harga yang rendah dan dengan mutu yang
mencari keuntungan atau provit. Tolok ukur
tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi
keuangan
apabila
menganalisis
terjadi
tergantung
kinerja keuangan, seperti laba bersih dan ROI
problema
dengan 6
memberikan
bahasa
perusahaan.
umum
untuk
Orang-orang
yang
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
menyediakan
dana
untuk
perusahaan,
seperti
adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan
lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat
produktivitas
mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam
mengakui bahwa moral karyawan adalah penting
memutuskan hal yang berhubungan dengan dana.
untuk memperbaiki produktivitas, mutu, kepuasan
Tolok ukur keuangan yang di design dengan
pelanggan,
karyawan.
dan
ketanggapan mengukur
Manajer
keberhasilan suatu organisasi. Tolok ukur keuangan
mengirim
adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk
mengamati karyawan pada saat bekerja.
survei,
Kepuasan
kepuasan
mewawancara
karyawan
karyawan
terhadap
baik dapat memberikan gambaran yang akurat untuk
mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai
dapat
Kepuasan
situasi. dengan
karyawan,
mengakui
bahwa
(value). Tolok ukur non keuangan juga tidak
karyawan yang mengembangkan modal intelektual
memadai untuk menyatakan angka paling bawah
khusus organisasi adalah merupakan aktiva non
(bottom line). Balanced scorecard mencari suatu
keuangan yang bernilai bagi perusahaan. Lagi pula
keseimbangan dan tolok ukur kinerja yang multiple-
adalah sangat mahal menemukan dan menerima
baik keuangan maupun non keuangan untuk
orang yang berbakat untuk menggantikan orang
mengarahkan
yang
kinerja
organisasional
terhadap
keberhasilan.
meninggalkan
perusahaan.
Perputaran
karyawan diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun, hal ini merupakan tolok ukur umum untuk retensi. Produktivitas
4.
Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
pentingnya
(Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan) Untuk
tujuan
insentif,
perspektif
kemampuan
setiap
karyawan,
seperti halaman yang diproduksi, atau dalam tolok ukur keuangan seperti pendapatan setiap karyawan,
kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab mengembangkan
pengeluaran
mengakui
pengeluaran dapat diukur dalam arti tolok ukur fisik
pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada
untuk
karyawan
laba setiap karyawan. Suatu sitem insentif yang
karyawan.
baik
Tolok ukur konci untuk menilai kinerja manajer
akan
kepuasan 7
mendorong karyawan
manajer
yang
meningkatkan
tinggi,
perputaran
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan
E. PEMBAHASAN
yang tinggi.
ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI
D. METODE PENELITIAN
1. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan)
Jenis penelitian Jenis penelitian ini bersifat Perspektif ini lebih menekankan pada deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:17) kepuasan pelanggan sebagai tujuan akhir atau penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang end user dari pelayanan PDAM. memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan a. Cakupan
Pelayanan
dan
Pertumbuhan
pada objek yang diteliti. Data yang terkumpul akan Pelanggan di
analisa
secara
kualitatif,
dimana
peneliti Selama tiga tahun terakhir, cakupan pelayanan
mendeskripsikan
apa
yang
dilihat,
didengar, PDAM Melawi masih sangat rendah, yaitu 11,24%
dirasakan dan dinyatakan. (2012), 14,67% (2013), dan 14,48% (2014). Ini Penelitian yang akan dilaksanakan termasuk disebabkan, jumlah kapasitas produksi yang masih jenis penelitian deskriptif, untuk mendeskripsikan kecil, jaringan pipa distribusi yang belum terpasang bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum di pemukiman penduduk, dan masyarakat yang (PDAM) Tirta Melawi dalam penyediaan air bersih masih mengandalkan air sungai dan mata air sebagai di Kabupaten Melawi. Menurut Nazir (1999:63) kebutuhan air bersih.
”penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan
Berdasarkan
data
yang
ada,
jumlah
interpretasi yang tepat, yang bertujuan untuk Sambungan Langganan (SL) terjadi peningkatan
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Di
setiap tahunnya walaupun penambahannya sangat dalamnya terdapat upaya untuk mendeskripsikan, kecil. Dari Tabel III.1 terlihat bahwa rata-rata mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan tingkat pertumbuhan sambungan langganan selama kondisi yang sedang terjadi serta mempelajari tiga tahun sebesar 13,10%. masalah-masalah
yang
dilakukan
Perusahaan 1) Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas (3K)
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi dalam Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek 3K penyediaan air bersih di Kabupaten Melawi. secara keseluruhan yaitu, untuk kualitas air sebesar 8
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
63,58%,
dan
Selama 3 tahun terakhir tingkat kesehatan
kontinuitas air sebesar 62,25%, selengkapnya dapat
perusahaan menunjukkan posisi kurang sehat.
dilihat tabel III.4 dan tingkat kepuasan pelanggan
Capaian kesehatan dari tahun 2012-2014 mengalami
untuk sistem meter air secara keseluruhan adalah
penurunan yaitu 2,77 (2012), 2,66 (2013) dan 2,42
sebesar 65,39%,.
(2014).
2. Aspek
kuantitas
air
sebesar
Administrasi
61,82%,
dan
Operasional
c. Tingkat Kehilangan Air PDAM Melawi masih mengalami kebocoran
(Perspektif Proses Bisnis Internal) Perspektif
ini
memprioritaskan
air atau Non-Revenue Water (NRW). Selama tiga
pada
tahun terakhir, NRW rata-rata berkisar 15,70%.
penekanan pengembangan arah bisnis PDAM,
NRW terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan.
309.865,40 m³ atau 21,85%. Persentase tersebut
a. Hasil Audit Umum
masih lebih tinggi dibandingkan dengan standar
PDAM Melawi selama tiga tahun terakhir,
yang telah ditentukan, yaitu sebesar 20%.
baru sekali diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yaitu
Tingkat kebocoran air ini mengakibatkan
pada tahun 2015 untuk tahun buku 2014. Opini hasil
hilangnya potensi pendapatan penjualan air yang
audit tersebut adalah Wajar Dengan Pengecualian
seharusnya
(WDP).
bisa
diterima
perusahaan.
Namun
perhitungan NRW tersebut belum dilakukan secara
b. Kinerja Perusahaan (Kepmendagri No. 47
akurat karena terkendala teknis, seperti tidak
Tahun 1999)
berfungsinya water meter induk di setiap IPA dan
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tiga tahun
instalasi distribusi, serta adanya kerusakan water
terakhir yaitu dari tahun 2012-2014, menunjukkan
meter pelanggan yang belum diperbaiki.
penurunan tingkat capaian kinerja perusahaan.
3. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan)
Capaian bobot nilai kinerja tahun 2014 sebesar
Perspektif ini lebih menitikberatkan pada
41,72 turun bila dibandingkan dengan tahun 2013
proses pengelolaan keuangan dan manajemen secara
yaitu sebesar 43,25 dan tahun 2012 yaitu sebesar
umum sebagai dasar atau pondasi bagi perspektif
46,15. 9
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
bentuk pertumbuhan (growth) dari kapasitas
perspektif pertumbuhan dan pengembangan.
PDAM.
a. Laporan Laba Rugi
a. Sumber Daya Manusia
Kondisi usaha perusahaan secara akuntansi
Rasio jumlah pegawai per 1.000 pelanggan
ditunjukkan oleh jumlah pendapatan usaha dan
sebesar 12 masih terlalu tinggi dibanding kondisi
biaya operasionalnya yang tercermin pada Laporan
ideal, yaitu sebesar 8 per 1.000 pelanggan. Hal ini
Laba Rugi Perusahaan. Akan tetapi untuk PDAM
menunjukan bahwa cakupan pelayanan PDAM
Melawi yang masih mengemban fungsi sosial tidak
Melawi perlu ditingkatkan, agar jumlah pegawai
hanya dipengaruhi kondisi keuangan perusahaan,
sekarang menjadi lebih efektif dan efisien.
tetapi juga dipengaruhi oleh kepedulian pemerintah
Dari tabel III.19, diketahui bahwa pegawai
daerah dan kemampuan keuangan daerah. Apalagi
PDAM Tirta Melawi sebagian besar adalah lulusan
secara
SMA se-derajat sebanyak
umum
perusahaan
masih
sangat
membutuhkan perhatian dan suntikan dana dari
pegawai.
pemerintah daerah.
b. Survey Karyawan
b. Rasio Keuangan
73,77% dari total
Kepuasan karyawan merupakan salah satu
Dalam melihat rasio keuangan dapat dilakukan
indikator dari terpenuhinya harapan dan kebutuhan
dengan melakukan analisis terhadap rentabilitas,
karyawan. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan
likuiditas dan solvabilitas. Secara umum rasio
karyawan, dapat dijadikan umpan balik (feedback)
keuangan perusahaan di atas menunjukkan bahwa
bagi pimpinan untuk merumuskan kebijakan dalam
perusahaan dalam kondisi yang kurang baik dan
rangka perbaikan program dan kondisi lingkungan
terus menurun dari tahun 2012 – 2014.
kerja secara terus menerus ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hasil analisis, tingkat kepuasan
4. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
karyawan
PDAM
secara
keseluruhan
adalah
Perspektif ini menitikberatkan pada proses
76,54%. Hal ini berarti secara keseluruhan para
pengembangan SDM sebagai learning process dan
karyawan PDAM puas bekerja di PDAM, yang
pengembangan sarana dan prasarana sebagai
digambarkan pada tabel III.20. 10
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
Rata-rata tingkat kepuasan karyawan sejumlah 76.54%, namun tingkat pertumbuhan SDM atau
1. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan)
Staf/Karyawan PDAM Tirta Melawi masih kurang
Dalam aspek pelayanan (perspektif pelanggan)
baik, hal ini berdasarkan hasil wawancara kepada
sudah cukup baik. Tingkat kepuasan pelanggan
perwakilan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah
dalam sub aspek 3K secara keseluruhan yaitu, untuk
Air Minum Tirta Melawi, Bapak Margitus Bemban,
kualitas air sebesar 63,58%, kuantitas air sebesar
SH., MM. yang mengatakan:
61,82%, dan kontinuitas air sebesar 62,25%,
“Pertumbuhan SDM atau Staf/Karyawan masih kurang baik, bimbingan teknis ataupun pelatihan-pelatihan Staf/karyawan harus lebih sering diadakan.” (Kantor Pemda, Kabupaten Melawi, 15 Oktober 2016, jam 09.30 WIB.)
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.4.
Hal yang sama juga penulis dapatkan dari
Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek penagihan
hasil
wawancara
dengan
Kepala
Kemudian tingkat kepuasan pelanggan untuk Sistem Meter Air secara keseluruhan sebesar 65,39%, dan
Bagian
dan prosedur pembayaran adalah sebesar 67,68%.
Administrasi Umum dan Keuangan, Bapak Wagino,
Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara penulis
S.IP., yang mengatakan:
dengan Direktur PDAM Tirta Melawi Bapak Agus
“Kompetensi pegawai untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari sesuai dengan bidang tugasnya masih sangat rendah, jumlah pegawai yang mengikuti diklat rata-rata hanya dibawah 40%, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan SDM menjadi kurang baik”. (Kantor PDAM Tirta Melawi, 19 Oktober 2016, jam 10.30 WIB.)
Darius, SH.,M.Kn. dan Kepala Bagian Teknik, Bapak
H.
mengatakan
Sukemi, bahwa
S.Sos aspek
yang
sama-sama
pelayanan
secara
keseluruhan sudah cukup baik . 2. Aspek
F. Penutup a. Kesimpulan
Administrasi
dan
Operasional
(Perspektif Proses Bisnis Internal)
Dari uraian pada bab sebelumnya berdasarkan
Dalam aspek administrasi dan operasional
analisis yang penulis susun untuk mengukur Kinerja
(perspektif proses bisnis internal) masih kurang
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
baik. Hasil audit keuangan oleh BPK/KAP selama 3
Melawi dalam penyediaan Air Bersih di Kabupaten
(tiga) tahun terakhir, pada tahun buku 2014
Melawi
perusahaan
tahun
2015,
dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
memperoleh
opini
Wajar
Dengan
Pengecualian (WDP). Selama 3 tahun terakhir 11
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan posisi
4. Aspek Organisasi dan SDM (Perspektif
kurang sehat. Capaian kesehatan dari tahun 2012-
Pembelajaran dan Pertumbuhan)
2014 mengalami penurunan yaitu 2,77 (2012), 2,66
Dalam aspek Organisasi dan SDM (Perspektif
(2013) dan 2,42 (2014). Rincian tingkat kesehatan
Pembelajaran dan Pertumbuhan) masih kurang baik.
perusahaan tersebut seperti terlihat pada Tabel
Dengan rasio jumlah pegawai per 1000 pelanggan
III.14.
sebesar 12 masih terlalu tinggi dibanding kondisi
3. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan)
ideal, yaitu 8 pegawai per 1000 perlanggan. Hal ini
Dalam aspek keuangan (perspektif keuangan)
menunjukan cakupan pelayanan PDAM Melawi
masih kurang baik. Terlihat pada Tabel III.15 bahwa
perlu di tingkatkan agar lebih efektif dan efisien.
perusahaan
Rata-rata tingkat kepuasan karyawan sejumlah
selama
tiga
tahun
terakhir
terus
mengalami kerugian. Hal tersebut disebabkan oleh
76.54%,
pendapatan
mampu
keseluruhan para karyawan PDAM puas bekerja di
menutupi biaya operasional. Secara umum rasio
PDAM Tirta Melawi. Namun tingkat pertumbuhan
keuangan
III.17
SDM atau Staf/Karyawan PDAM Tirta Melawi
menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang
masih kurang baik, hal ini berdasarkan hasil
kurang baik dan terus menurun dari tahun 2012 –
wawancara kepada perwakilan Dewan Pengawas
2014 dengan penjelasan berikut:
PDAM
perusahaan
yang
perusahaan
pada
- Kemampuan
belum
Tabel
perusahaan
yang
Tirta
Administrasi
dalam
menunjukkan
Melawi Umum
dan dan
bahwa
Kepala Keuangan
secara
Bagian yang
menghasilkan laba dari hasil penjualan
menyatakan bahwa pertumbuhan SDM di PDAM
masih sangat kurang;
Tirta Melawi masih kurang baik.
- Perusahaan
mampu
untuk
melunasi Secara
kewajiban jangka pendeknya, namun
keseluruhan,
Kinerja
Perusahaan
kemampuan tersebut semakin menurun
Daerah Air Minum Tirta Melawi dalam penyediaan
setiap tahunnya;
Air Bersih di Kabupaten Melawi tahun 2015 dapat
- Kewajiban perusahaan terus mengalami
penulis menarik kesimpulan masih kurang baik. Dalam Aspek Pelayanan dalam perspektif pelanggan
peningkatan. 12
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
sudah cukup baik, namun dalam beberapa aspek
DAFTAR PUSTAKA
lainnya, yaitu Aspek Administrasi dan Operasional, Handoko, Hani T. 1992. Manajemen Personalia dan
Aspek Keuangan, Aspek Organisasi dan SDM yang
SDM. Jakarta: BPFE.
masih kurang baik.
Kaplan, Robert S and David P Norton. 1996. “Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”, Erlangga : Jakarta.
b. Saran Dari
kesimpulan
yang
telah
dipaparkan
Kumorotomo,Wahyudi. 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep & Aplikasinya. Yogyakarta : MAP UGM
tersebut, dapat penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan
kepada
LAN. 2003. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan LAN.
manajemen
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Melawi untuk terus meningkatkan kinerja pada tahun-tahun berikutnya, yaitu dengan
2. Manajemen harus bisa memaksimalkan
Muhammad Fauzan Baihaqi. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel IntervitingStudi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta (Sripsi).UNDIP Semarang.
pertumbuhan SDM di dalam Perusahaan
Nazir M. 1999. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia
Daerah Air Minum Tirta Melawi.
Indonesia.
cara memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja secara keseluruhan.
3. Selalu menjaga komunikasi dan koordinasi
Rivai, Harif, A. 2001. Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Intensi Keluar (Tesis). Universitas Gajah Mada Yogyakarta
yang baik dengan semua stakeholder termasuk beserta Melawi,
Bupati jajarannya,
Kabupaten DPRD
Masyarakat
serta
Melawi Shadily, Hasan. 1991. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta :RinekaCipta.
Kabupaten lembaga
Simamora, Bilson. 2003. Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
pemerintah dan swasta lainnya.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
13
Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dedi Firman Esma (20110520067)
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
(RPJMD) 2010-2015 Kabupaten Melawi. PEMDA Kabupaten Melawi.
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: RIneka Tinta.
BPS Kabupaten Melawi. 2014. Kabupaten Melawi Dalam Angka. PEMDA Kabupaten Melawi.
Sutrisno Hadi. 1990. Metode Research.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
PDAM Tirta Melawi. Corporate Plan PDAM Tirta Melawi 2016-2020. PEMDA Kabupaten Melawi.
Suyadi Prawirosentono. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan”. Yogyakarta: BPFE. Veithzal Rivai, dkk. 2005 Performance Appraisal, System yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Peraturan Dokumentasi
Perundang-undangan
dan
Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Hak Guna Air. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perusaan Daerah Air Minum. Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 20 tahun 2007 serta diubah dengan Perda Nomor 7 tahun 2011 tentang Pendirian PDAM Tirta Melawi. Peraturan Bupati Melawi Nomor 83 tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Tirta Melawi. Peraturan Bupati Melawi Nomor 500/229 tahun 2015 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas PDAM Tirta Melawi. Bappeda Kabupaten Melawi, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 14