perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh : SLAMET ANDRIYANI K7408268
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN KEPEMIMPINANKEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA
Oleh : SLAMET ANDRIYANI K7408268
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Mengakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita, dan berusaha untuk mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian yang luar biasa. (HAMKA)
Jangan mengingat apa yang telah engkau berikan tetapi ingatlah apa yang telah engkau minta. Itulah ilmu balas jasa (Peneliti)
Lakukan apa yang menjadi keinginan dan harapanmu. Jangan pernah menunggu karena waktu terus berputar (Peneliti)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada : Bapak dan Ibuku yang ikhlas dan tiada hentimemberi do’a yang tulus, kasih-sayang,dukungan dan semangat. Mas Aan yang penulis kasihi. Teletubies (lestari, iyuk, tika) Teman-teman PAP’08 Teman-teman kelas B dulu Almamater
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Slamet Andriyani. “PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA”. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2012. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta, (2) untuk mengetahui hambatan-hambatan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta, (3) untuk mengetahui solusi dari peran kepala sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam mewujudkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Metode penelitian yang digunakan ini adalah metode deskriptif kualitatif. subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa di SMK Negeri 1 Surakarta. Strategi penelitian yang digunakan penelitian ini adalah Tunggal Terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, tempat dan peristiwa serta dokumen dan arsip.Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel tujuan (purpose sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknis analisis interaktif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) peran kepemimpinan yang dilaksanakan kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta dilakukan melalui pembinaan-pembinaan disiplin antara lain : (a) memberikan motivasi kepada para guru dan karyawan, (b) memberikan teladan kepemimpinan dengan bersikap disiplin, (c) berupaya memperhatikan tingkat kesejahteraan yang diterima guru dan karyawan, (d) melaksakan penegakan disiplin. (2) hambatan yang muncul dalam pembinaan disiplin di SMK Negeri 1 Surakarta adalah : (a) hambatan internal, hambatan internal yang muncul diantaranya watak atau kepribadian yang susah dinasehati dari sebagian guru dan karyawan, dan kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki sebagian guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, (b) hambatan eksternal, hambatan eksternal yang muncul dalam penanaman disiplin guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta adalah faktor lingkungan kerja. (3) solusi mengatasi hambatan yang muncul adalah : (a) menegakkan peraturan dan melakukan pembinaan, dan (b) mengintensifkan kegiatan bersama guru dan karyawan. Kata kunci : Peran, Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Kedisiplinan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. I HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………….. iii HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iv HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… v HALAMAN MOTTO………………………………………………………… vi HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… vii HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………… viii HALAMAN ABSTRACT…………………………………………………….. ix DAFTAR ISI…………………………………………………………………. x DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….…………… xv KATA PENGANTAR………………………………………………………... xvi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1 B. Perumusan Masalah……………………………………………… 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 5 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 5 BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan ……………………… 7 1. Tinjauan Tentang Kepemimpinan .…………………………. 7 2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah….……..……………….... 17 3. Tinjauan Tentang Kedisiplinan ……………………….…..... 24
commit to user B. Penelitian yang Relevan ………………………………………… 32
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran …………………………………………….. 34 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 36 1. Tempat Penelitian …………………………………………… 36 2. Waktu Penelitian ……………………………………………. 36 B. Pendekatan dan jenis Penelitian …………………………………. 36 1. Pendekatan Penelitian ……………………………………… 36 2. Jenis Penelitian …………………………………………….. 37 C. Data dan Sumber Data ………………………………………….. 40 D. Teknik Sampling (Cuplikan) …………………………………… 42 E. Pengumpulan Data ………………………………………........... 43 F. Uji Validitas Data ……………………………………………..... 45 G. Analisis Data …………………………………………................ 47 H. Prosedur Penelitian ……………………………………………... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian/Objek Penelitian …………………. 52 B. Deskripsi Temuan Penelitian …………………………….......... 58 C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ............ 73 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ………………………………………………………... 82 B. Implikasi ………………………………………………………... 84 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Saran ……………………………………………………………. 84 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 86 LAMPIRAN ………………………………………………………………… 88
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Lampiran
Hal
1. Pengabdian Negara .................................................................. 101 2. Data Guru ................................................................................ 102
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Lampiran
Hal
1. Ketua Tata Usaha .........................................................................
125
2. Guru Tata Usaha ...........................................................................
126
3. Kepala Sekolah .............................................................................
127
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Hal
1. Pedoman Wawancara …………………………………… 85 2. Tata Tertib ......................................................................
104
4. Struktur Organisasi TU …………………………………. 106 5. Kalender Pendidikan .......................................................
107
6. Perijinan ………………………………………………… 119
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam setiap aktivitas kehidupannya selalu melakukan interaksi dalam bentuk kerjasama dengan sesamanya.Kerjasama tersebut dapat dilakukan antar individu atau secara kelompok.Kerjasama dalam kelompok biasanya berbentuk organisasi.dalam pelaksanaannya, usaha kerjasama dalam suatu kelompok tersebut memiliki salah seorang atau beberapa orang yang dikatakan sebagai pemimpin. Pemimpin adalah mereka yang memiliki kemampuan lebih dari pada yang lain untuk mengatur dan mengarahkan kelompok demi tercpainya tujuan. Organisasi yang berkembang dalam masyarakat saat ini dapat berupa organisasi bisnis ataupun sosial, organisasi formal atau informal, negeri maupun swasta.Organisasi tersebut selalu memiliki tujuan yang hendak dicapai baik dalam jangka panjang ataupun pendek.Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan adanya unsur organisasi salah satunya adalah sumber daya manusia yang berkualitas.Sumber daya manusia yang dimaksud bukan hanya karyawan atau pekerja. Namun ada unsur yang sama pentingnya yaitu kualitas pemimpin dari organisasi tersebut. Sekolah merupakan instansi kependidikan dan organisasi formal yang didalamnya terdapat unsur siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah sebagai pemimpinnya.Pada suatu instansi, khususnya sekolah juga melaksanakan fungsi manajemen sekolah yaitu manajemen pendidikan.Setiap organisasi atau instansi selalu membutuhkan dan memiliki seorang pemimpin dalam menjalankan setiap kegiatan menajemennya.Kesuksesan suatu organisasi sangat bergantung pada bagaimana kepemimpinan dalam organisasi tersebut.Pemimpin adalah orang yang menempati posisi, melaksakan dan mengemban tugas kepemimpin Sondang P Siagian dalam Abdul aziz wahab (2006: 83) menyatakan bahwa, “Kepemimpinan
to user merupakan inti dari organisasi commit dan manajemen, sehingga keberhasilan suatu
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari kemampuan pemimpinnya dalam menggerakkan.Kepala sekolah merupakan manajer atau pemimpin dari sekolah yang bertugas mengarahkan segenap orang dan fasilitas yang ada di sekolah.Dengan demikian, kepala sekolah merupakan seseorang yang sangat berperan dalam menentukan suasana sekolah. Sekolah merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah.Untuk menduduki jabatan sebagai kepala sekolah ada persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi. Keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia bab III No. 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah menyebutkan bahwa, “Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Selain memenuhi persyaratan khusus dan persyaratan umum tersebut, calon kepala sekolah SMU, SMK, dan SLB diutamakan bagi mereka yang dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris dan atau bahasa asing lainnya”. Sekolah dikatakan berhasil apabila sekolah tersebut memiliki pemimpin yang berhasil.Pemimpin berhasil merupakan pemimpin yang efektif, yaitu pemimpin yang berani mengambil keputusan dan tanggung jawab atas akibat yang timbul dari kebijaksanaan yang diambilnya.Pemimpin yang efektif seseorang mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa, sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pemimpin yang bersangkutan baik itu pemimpin perempuan atau laki-laki.Kriteria seorang Kepala sekolah efektif yaitu mampu mengembangkan sekolah yang dipimpinnya agar semakin berkembang dan maju, sehingga selalu menjadi dambaan setiap masyarakat dalam lingkungan sekolah. Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat dilingkungan sekolahnya harus dapat menunjukkan sikap positif dan disiplin agar dapat menjadi teladan kedisiplinan bagi warga sekolah, khususnya bagi guru dan karyawan. Guru dan karyawan merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan pencapaian visi dan misi suatu sekolah, sehingga diharapkan guru dan karyawan dapat bekerja dengan penuh antusias, penuh inisiatif, penuh gairah dan dengan commit to user kemauan yang tinggi. Keberhasilan tugas guru sebagai tenaga pendidik dalam
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
mengemban amanat tujuan pendidikan dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah faktor kedisiplinan diri.Disiplin dapat berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Pada dasarnya sikap disiplin harus tumbuh dari dalam diri seorang individu, meskipun masih perlu adanya penguatan sikap disiplin dari luar diri individu tersebut seperti diberi ancaman dan sanksi terhadap pelanggaran aturan kedisiplinan. Sikap disiplin dapat tumbuh dari kebiasaan seseorang melalui sebuah proses. Selain itu, peranan pemimpin merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan seorang karyawan, karena sosok pemimpin merupakan teladan.Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus dapat mengarahkan, membimbing dan memberi contoh kepada guru dan karyawan sekolah untuk bersikap disiplin dalam segala kegiatannya di sekolah melalui peraturan dan sanksi yang disepakati bersama.Namun dalam kenyataannya meskipun ada peraturan tertulis yang jelas pelanggaran tetap terjadi. Masalah yang dapat diamati antara lain ketidak disiplinan waktu seperti sering datang terlambat masuk kerja, terlambat masuk ke kelas untuk mengajar, terlambat datang kerapat sekolah dan mengakhiri pekerjaan kemudian pulang sebelum waktunya. Masalah ketidak disiplinan lainnya yaitu tidak masuk ke kelas untuk mengajar, tidak masuk kerja, tidak menghadiri rapat-rapat penting tanpa ijin yang jelas dan lain sebagainya. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin selain harus dapat memberikan contoh yang baik bagi setiap guru dan karyawan di sekolah, juga harus dapat mengarahkan mereka pada sikap disiplin demi tercapainya tujuan sekolah, sehingga pada akhirnya guru dan karyawan dapat menumbuhkan semangat dan kedisiplinan diri dalam melaksanakan tugasnya atau kewajibannya. Peran kepala sekolah yang kurang optimal akan mempengaruhi tinggi rendahnya kedisiplinan guru dan karyawan dalam melaksanakan segala tugas dan kegiatannya disekolah. Kepala Sekolah di SMK Negeri 1 Surakarta, menurut pengamatan peneliti pada saat PPL dan pada saat penelitian belum bisa memberikan tugas commit to user Sehingga ada yang mempunyai dengan tegas kepada guru, maupun karyawan.
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sikap disiplin dan ada juga yang belum mempunyai sikap disiplin. Mempunyai khusus kedisiplinan guru-guru belum terlaksana. Setiap jam pelajaran dimulai ada guru yang masih ngobrol atau malah masih di kantin.Semestinya sebagai Kepala Sekolah harus bisa bertindak tegas kepada guru, karyawan dan murid-murid, sehingga para guru, karyawan dan murid-murid bisa mematuhi aturan yang ada dengan baik dan teratur. Guru bisa melaksanakan belajar mengajar dengan seoptimal mungkin. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian
tentang
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
Dalam
Menumbuhkan Kedisiplinan Guru dan Karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut : “PERANKEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN
GURU
DAN
KARYAWAN
DI
SMK
NEGERI
1
SURAKARTA”. B. Perumusan masalah Iskandar (2008:166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”. Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
peran
kepemimpinankepala
sekolah
dalam
menumbuhkan
kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta ? 2. Apa hambatan-hambatan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Nergeri 1 Surakarta? 3. Apa solusi dari peran kepemimpinan kepala sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam mewujudkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta?
to penelitian user C.commit Tujuan
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Iskandar (2008:167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Untuk mengetahui bagaimana perankepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
2.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan perankepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
3.
Untuk mengetahuiapa ada solusi dari perankepemimpinan kepala sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam mewujudkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian.Secara teoritis adalah untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan cara belajar siswa, gaya mengajar guru dan prestasi belajar siswa. b. Memberi sumbangan pemikiran tentang gaya mengajar guru dalam memacu prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri 1 Surakarta. b. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Tinjauan Tentang Kepemimpinan Dalam kajian teori kepemimpinan ini akan dibahas tentang : 1) Pengertian
Kepemimpinan,
2)
Unsur-unsur
Kepemimpinan,
3)
Fungsi
Kepemimpinan, 4) Gaya Kepemimpinan, 5) Pengertian Kedisiplinan Guru dan Karyawan, 6) Kepemimpinan Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah, 7) Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin Kepala Sekolah. a. Pengertian Kepemimpinan Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua kata serupa yang memiliki arti berbeda. Menurut Hadari Nawawi (2004: 9) bahwa “seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan”. Sedangkan menurut Ig. Wursanto (2003: 19) “Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dalam usaha bersama guna mencapai tujuan tertentu”. Dari kedua pengertian diatas dapat diketahui perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah orang atau pelaku yang mampu melaksanakan tugas kepemimpinan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan kepemimpinan adalah kegiatan memimpin itu sendiri. Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu hal yang memiliki fungsi penting di dalam suatu organisasi. Keberadaan pemimpin dan kepemimpinan dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap baik buruknya suatu organisasi. Beberapa definisi tentang kepemimpinan yang diungkapkan para ahli di bawah ini, akan lebih membantu pemahaman tentang definisi kepemimpinan. Menurut Hadari Nawawi (1992: 2) Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada tujuan bersama. Sedangkan menurut E Mulyasa (2005: 107) kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut Ig. Wursanto (2003: 107), “Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.” Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Setiap individu dalam suatu organisasi juga memiliki tujuan. Tujuan individu atau perorangan yang dimiliki harus diselaraskan dengan tujuan organisasi. Dalam proses pencapaian tujuan organisasi tersebut diperlukan sosok pemimpin yang dapat menyatukan dan mengkoordinir anggota kelompok dalam sebuah kerjasama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Wahjosumidjo (2001: 4), “Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan. Kemampuan memimpin yang efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi”. Kepemimpinan Menurut Kimbal Young dalam Kartini Kartono (2005: 58) bahwa, “Bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong/ mengajak orang untuk berbuat sesuatu berdasarkan akseptensi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus”. Menurut Achmad Suyuti yang dimaksud dengan kepemimpinanadalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arahtujuan tertentu (Suyuti, 2001:7). Berdasarkan berbagai definisi berbeda tentang kepemimpinan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya, kepemimpinan merupakan kemampuan
seseorang
dalam
mengarahkan,
memotivasi,
mempengaruhi
mengontrol seseorang atau sekelompok orang agar dapat saling bekerjasama secara sadar, bertanggung jawab dan tanpa paksaan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Unsur-unsur Kepemimpinan Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kepemimpinan berdasarkan beberapa pengertiankepemimpinan adalah : a) Adanya orang pemimpin atau orang yang memimpin b) Adanya orang yang dipimpin c) Adanya kegiatan menggerakkan orang lain d) Adanya tujuan yang ingin dicapai e) Berlangsung dalam suatu kelompok dan sebagai sebuah proses Unsur-unsur
kepemimpinan
tersebut
selalu
ada
dalam
sebuah
kepemimpinan baik dalam organisasi formal ataupun informal. Adakalanya seseorang yang tidak memiliki kedudukan sebagai seorang pemimpin namun ia dapat melakukan fungsi kepemimpinan dan sebaliknya ada seorang yang berkedudukan pemimpin namun tidak menjalankan peran kepemimpinannya, peran tersebut dijalankan oleh orang lain yang justru tidak memiliki kedudukan sebagai seorang pemimpin. Dalam hal ini orang yang menjalankan fungsi kepemimpinan tanpa jabatan formal sebagai pemimpin dikatakan sebagai pemimpin informal. c. FungsiKepemimpinan Tugas
pokok
kepemimpinan
yang
berupa
mengantarkan,
mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing an sebagainya, yang secara singkat menggerakkan enam M. agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut : 3. Fungsi Perencanaan Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. 4. Fungsi Memandang ke Depan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar. 5. Fungsi Pengembangan Loyalitas Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 6. Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana . 7. Fungsi Mengambil Keputusan Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya. Berdasarkan fungsi-fungsi kepemimpinan kepala sekolah tersebut commit to kepemimpinan user peneliti dapat disimpulkan bahwa fungsi diantaranya :
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Pemimpin sebagai konsultan atau problem solving. Pemimpin memberikan saran, pertimbangan atas suatu masalah organisasi pada bawahannya. b. Fungsi pengendalian, dimana pemimpin mengarahkan, mengatur dan membantu bawahan atau anggotanya (sosial) agar kegiatan dan tugastugasnya dapat berjalan lancer. c. Fungsi instruktif, dalam fungsi ini pemimpin sebagai pemberi perintah, penentu kebijakan atau pengambil keputusan. d. Partisipatif, dalam fungsi ini pemimpin berusaha membuat para bawahan atau anggotanya turut aktif dan berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan bersama. e. Delegasi, dalam fungsi ini pemimpin berusaha memilah-milah tugas dalam instansi kemudian melimpahkannya pada anggota atau bawahan yang dirasa dapat melaksanakannya. d. Gaya Kepemimpinan 1) Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan bawahannya dan berpengaruh pada tujuan yang akan dicapai. Menurut Veithzal Rifai (2004: 64), “Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan cirri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai dapat pula dikatan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pimpinan”. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola atau cara khas seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. 2) Macam-macam Gaya Kepemimpinan Hadari Nawawi (1992: 91) menyebutkan dan membagi gaya Kepemimpinan menjadi tiga macam yaitu : a. Kepemimpinan Otoriter
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepemimpinan Otoriter merupakan kepemimpinan yang tergolong paling tua. Kepemimpinan jenis ini menempatkan kekuasaan di tangan seseorang yang disebut atasan atau penguasa dan jumlah orang lain yang dipimpinnya disebut sebagai bawahan. Pihak atasan memandang dirinya lebih dalam segala hal sehingga bawahan harus tunduk pada perintah-perintah atasan, bawahan tidak diberi kesempatan untuk berinisiatif mengeluarkan pendapat serta dalam kepemimpinan jenis ini tidak ada pelimpahan wewenang kepada bawahan. b. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Kepemimpinan bentuk ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan bentuk otoriter karena kepemimpinan ini kedudukan pimpinan hanya sebagai symbol, realitas kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan kebebasan sepenuhnya pada orang yang dipimpin untuk berbuat dan mengambil keputusan secara perseorangan. Kepemimpinan bentuk ini kurang tepat bila diterapkan di lembaga pendidikan karena setiap anggota kelompok bekerja sendiri-sendiri sehingga semua aspek manajemen administrative tidak biasa diwujudkan dan dikembangkan. c. Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai factor utama dan terpenting. Dalam kepemimpinan ini setiap orang dihargai dan dihormati dan diikutsertakan dalam semua kegiatan organisasi, inisiatif dan kreativitas anggota selalu dikembangkan supaya timbul keefektifan dalam mencapai tujuan. Keputusankeputusan yang diambil merupakan hasil musyawarah mufakat selain pemimpin selalu membagi tugas yang memungkinkan setiap anggota mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung jawabnya. Menurut Heidjrachman dan S. Husnan gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang commit to user untuk mengintegrasikan tujuan
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
organisasi
dengan
tujuan
individu
untuk
mencapai
tujuan
tertentu.
(Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut FandiTjiptono gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpindalam berinteraksi dengan bawahannya (Tjiptono, 2001:161). Sementaraitu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah polatingkah laku (katakata dan tindakantindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).Dalam penelitian ini, gaya kepemimpinan yang dimaksud adalahgaya kepemimpinan situasional artinya gaya kepemimpinan yangdidasarkan pada situasi dan kondisi. Pada saatmenjelaskan tugas-tugas kelompok maka ia harus bergaya direktif, padasaat menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat anggotanya maka iaharus bergaya konsultatif, untuk merumuskan tujuan kelompok ia bergaya partisipatif sedangkan pada saat bawahan telah mampu dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas maka ia bergaya delegatif (Sugiyono, 2003:132). e. Pengertian Kedisiplinan Guru dan Karyawan Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan.
Dalam
informasi
tentang
wawasan
Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang
commit to user jawab. berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik. f.Kepemimpinan Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah a. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan melalui dua bentuk,
yaitu
:
kepemimpinan
formal
(formal
leadership)
dan
kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan. b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi dimana di dalamnya berkembang berbagai commit tomacam user pengetahuan, serta organisasi
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan. g.Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin Kepala Sekolah Sebagaimana seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan. 1) Kepada Atasan Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terikat kepada atasan/sebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah : a. Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan b. Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. c. Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala sekolah dan atasan 2) Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait a. Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala sekolah yang lain b. Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh masyarakat dan BP3 3) Kepada bawahan Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaikbaiknya dengan para guru, staf, dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan. Peran kepala sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapat commit to user disimpulkan sebagai berikut :
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kedudukan sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan
oleh
atasan
yang
mempunyai
kewenangan
dalam
pengangkatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. b. Sebagai pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan dan dipatuhi. c. Sebagai pejabat formal kepala sekolah secara hierarkis mempunyai atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan. d. Sebagai pejabat formal kepala sekolah mempunyai hak kepangkatan, gaji dan karier. e. Sebagai pejabat formal kepala sekolah terikat oleh kewajiban, peraturan, serta ketentuan yang berlaku. f. Sebagai pejabat formal kepala sekolah berkewajiban dan bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan. g. Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah adalah suatu jabatan formal yang perlu dibatasi masa pengabdiannya h. Sebagai pejabat formal karier kepala sekolah dapat dikembangkan ke jabatan yang lebih tinggi i. Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah sewaktu-waktu dapat diganti, diberhentikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah a. Pengertian Kepala Sekolah Surat Keputusan Mendiknas RI Nomor 162/U/2003 tercantum bahwa “Guru yang memenuhi syarat tertentu dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah”. Jadi kepala sekolah merupakan seorang guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu dan diberi tugas tambahan untuk memimpin sebuah sekolah.Dengan demikian kepala sekolah adalah seorang pemimpin sekolah atau sebuah lembaga tempat belajar mengajar berlangsung. Whjosumidjo (2001: 83) menyatakan bahwa “kepala dapat diartikan ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi atau sebuah masyarakat. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga commitdimana to user menjadi tempat menerima dan
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberi pelajaran. Dengan demikian kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan seorang guru yang memenuhi persyaratan dan dipilih untuk memimpin sekolah atau lembaga yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar. 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif a) Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Efektif Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 219) dikatakan bahwa “efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Kepala Sekolah yang efektif adalah Kepala Sekolah yang dalam kinerjanya selalu membuka diri dari guru dan karyawan lainnya dalam persoalan penting. Untuk menjadi Kepala Sekolah yang efektif memerlukan prasyarat yang tidak ringan. Selain berpengetahuan luas, mampuan member keteladanan dan beretos kerja tinggi, yang tidak boleh dilupakan Kepala Sekolah selaku manager di satuan pendidikan (sekolah) harus mampu membangun kekompakan kerja secara internal dan juga mampu membangun kerjasama dengan pihak luar sekolah yang terkait. Sugeng Uhamka dalam jurnal penelitian kualitatif (2004) mengatakan “Kepala Sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks unik, serta mampu melaksanakan perannya dalam memimpin sekolah”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif adalah kepemimpinan kepala sekolah yang membawa hasil besar, berkesan bagi semua commit to user warga sekolah, mampu melaksanakan perannya dan benar-benar
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memahami sekolah serta mampu menjadi teladan bagi semua warga sekolah. b) Kriteria Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif Menurut E Mulyasa (2007: 187) mengatakan bahwa kriteria kepemimpinan kepala sekolah yang efektif yaitu : 1. Mampu
memberdayakan
Guru-guru
untuk
melaksanakan
pembelajaran dengan baik 2. Dapat Menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan tidak menunda-nunda pekerjaan 3. Mampu menjaga hubungan yang harmonis dengan guru masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam mewujudkan tujuan sekolah 4. Bekerja sebagai tim sekolah 5. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan kegiatan lain di sekolah 6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah sesuai ketentuan yang telah direncanakan Ada pendapat lain yang menjelaskan bahwa “Kriteria kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengupayakan kinerja guru-guru seoptimal mungkin dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 2. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan 3. Bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat luar sekolah 4. Prinsip kepemimpinan yang dipilih oleh kepala sekolah sesuai dengan guru dan pegawai sekolah lainnya 5. Adanya tim manajemen 6. Tujuan sekolah dapat tercapai sesuai ketentuan yang ditetapkan”. (http://manajemensekolah.teknodik.net) commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pendapat tentang Kriteria kepemimpinan kepala sekolah di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah yang efektif harus : 1. Berupaya semaksimal mungkin agar para guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik 7. Berupaya menyelesaikan segala tugas dan kewajibannya dengan tepat waktu 8. Dapat bekerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan dengan sekolah 9. Memilih dan menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan guru dan karyawan sekolah 10. Bekerja sebagai tim sekolah 11. Dapat mencapai tujuan sekolah sesuai dengan ketentuan yang ada
2. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Hick (dalam Wahjosumidjo, 2001: 106) delapan rangkaian kepemimpinan (leadership functions) yaitu “adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan bersedia menghargai”. Menurut E Mulyasa (2004: 98) “Kepala Sekolah sedikitnya harus berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM)”. Sedangkan Sudarwan Danim (2003: 77) bahwa pada tataran pergulatan kerja, kepala sekolah harus tampil sebagai : a. Administrator yang menjalankan tugas-tugas yang menjalankan keadministrasian b. Manajer yang menjalankan tugas manajerial c. Pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinan d. Kepala yang menjalankan fungsi kekepala-sekolahan commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Motivator yang menjalankan fungsi memotivasi komunitas sekolah, baik di dalam kapasitas bersama, kelompok, maupun masing-masing f. Negosiator yang menjalankan fungsi untuk melakukan kegiatan yang bersifat kontraktural g. Figuritas yang memerankan keteladanan kepada komunitas internal maupun eksternal h. Komunikator yang menjalankan fungsi sebagai juru bicara ke dalam dan terutama ke luar i. Wakil lembaga yang diperankan ketika melakukan hubungan secara eksternal j. Fungsi-fungsi yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kebutuhan dan kepentingan sekolah Berdasarkan pendapat tentang fungsi-fungsi kepala sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa fungsi kepala sekolah adalah : a. Seorang yang menjadi teladan, sumber inspirasi, pencipta rasa aman dan mendukung pencapaian tujuan sekolah k. Seorang edukator dan manajer yang mampu menjadi komunikator bagi sekolah, menjadi wakil untuk berhubungan dengan pihak-pihak dalam berbagai kesempatan serta menjalankan fungsi untuk kegiatan yang bersifat kontraktural l. Innovator dan mutivator bagi warga sekolah. Kepala sekolah dalam melaksanakan
kepemimpinan
dan
tugas
manajerial
berusaha
menggerakkan semua warga sekolah dan mengarahkan mereka untuk pencapaian tujuan m. Supervisor yang selalu memberikan sugesti positif serta bersedia menghargai warga sekolah yang lain 3. Peran Kepala Sekolah Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seorang
kepala
sekolah memahami dan mengetahui perannya. to userada tiga peranan kepala sekolah Wahjosumidjo (2002: 90)commit mengatakan
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
dilihat dari otoritas dan status formalnya yaitu “Peranan hubungan antara perseorangan, Peranan informasional dan sebagai pengambil keputusan”. Ketiga peranan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Peranan hubungan antar perseorangan 1. Figurehead, berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah. 2. Kepemimpinan (leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan 3. Penghubung (liaison). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa. b. Peranan informasional 1. Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasiinformasi yang berpengaruh terhadap sekolah 2. Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebar luaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid 3. Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan yang diambil 4. Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocator). Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan Menurut Hick (dalam Wahjosumidjo, 2002: 16), ada delapan rangkaian peranan kepemimpinan (Leadership Fuctions), yaitu : commit to user a. Adil
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat memperlakukan
sama
terhadap
orang-orang
yang
menjadi
bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat diciptakan semangat kebersamaan diantara mereka yaitu guru, staf dan para siswa (arbitrating) b. Memberikan sugesti Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing (Suggesting) c. Mendukung tercapainya tujuan Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan
dana,
sarana
dan
sebagainya.
Kepala
sekolah
bertanggungjawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu bahkan suasana yang mendukung (Supplying objectives) d. Sebagai Katalisator Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Catalysing) e. Menciptakan rasa aman Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dapat melaksanakan tugas dengan aman, bebas dari rasa khawatir (Providing security) f. Sebagai sumber inspirasi Kepala sekolah pada dasarnya adalah sumber semangat bagi para
guru
staf
dan
siswa.
Kepala
sekolah
harus
mampu
membangkitkan semangat, percaya diri pada guru, staf dan siswa commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga
mereka
memahami
tujuan
sekolah,
bekerja
bertanggungjawab kearah tujuan tercapainya sekolah (inspiring) g. Sebagai pusat perhatian Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah. Kepala sekolah harus menjaga integritas, terpercaya, dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya (Representing) h. Bersedia menghargai Kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang
dihasilkan
mereka
yang
menjadi
tanggungjawabnya.
Penghargaan ini dapat diwujudkan melalui kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya (Praising) Berdasarkan pendapat diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa, peranan kepala sekolah adalah : a. Peran dalam hubungan antar perseorangan. Peran ini berarti kepala sekolah adalah sebagai leader (pemimpin), manajer dan Educator dalam sekolah b. Peran informasional. Dalam peran ini, kepala sekolah adalah sumber informasi dan penyampai informasi-informasi penting, selain itu kepala sekolah adalah wakil dari sekolah untuk berhubungan dengan pihak luar yang terkait. c. Pengambil Keputusan. Dalam peran ini, kepala sekolah adalah sebagai pengambil keputusan yang menyangkut persoalan penting yang ada di sekolah yang dapat mempengaruhi iklim sekolah. 3. Tinjauan tentang Kedisiplinan a.
Pengertian disiplin dan kedisiplinan Malayu Hasibuan (2003: 193) mengatakan bahwa, “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang yang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan menurut Alex Nitisemito (1991: 199) bahwa “disiplin adalah suatu sikap, tingkah commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak”. Pengertian disiplin menurut Soegeng Prijodarmito (1992: 23) “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui suatu proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, atau ketertiban”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) mengemukakan bahwa “Disiplin adalah suatau tata tertib yang mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”. Menurut Soejitno Irmin dan Abdul Rochim (2004: 7) menyatakan bahwa “Kedisiplinan adalah sikap dan perilaku yang memenuhi unsure ketaatan dan kepatuhan”. Dari pengertian dan konsep tentang disiplin di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin pada dasarnya adalah sikap yang berasal kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan peraturan dan kaidah yang ada karena adanya rasa tanggungjawab b. Hal-hal yang Menunjang Kedisiplinan Menurut Alex S Nitisemito (1991: 200) ada Hal-hal yang menunjang Kedisiplinan, yaitu: Kesejahteraan, Ancaman, Ketegasan, Partisipasi, Tujuan dan Kemampuan, serta teladan pimpinan. Dapat digambarkan sebagai berikut : a. Kedisiplina dan Kesejahteraan Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak hanya cukup dengan ancaman-ancaman saja. Tetapi untuk menegakkan kedisiplinan itu perlu imbangan, yaitu tingkat kesejahteraan yang cukup. Dengan tingkat kesejahteraan yang dimaksud terutama adalah besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka data hidup secara layak. Dengan kelayakan hidup ini mereka akan tenang melaksanakantugastugasnya, dan dengan ketenangan tersebut diharapkan mereka akan lebih berdisiplin. b. Kedisiplinan dan Ancaman commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain peningkatan kesejahteraan maka untuk menegakkan kedisiplinan perlu adanya ketegasan bagi mereka yang melakukan indisipliner. Disini berarti ancaman tidak dapat dilakukan tersendiri untuk menegakkan kedisiplinan. Tapi apabila ancaman atau tindakan yang tegas dilakukan sebagai pendamping peningkatan kesejahteraan, maka kedisiplinan akan lebih dapat diharapkan untuk berhasil. c. Ketegasan dalam pelaksanaan Kedisiplinan Perlu dijaga Peningkatan kesejahteraan dan ancaman hokuman yang bersifat menididik, kita dapat mengharabkan kedisiplinan karyawan akan ditingkatkan. Meskipun demikian belum mencukupi, sebab suatu ancaman hukuman yang tidak dilaksanakan dengan tegas dan konsekuen justru akan lebih jelek akibatnya dari pada tanpa ancaman. Jangan sampai membiarkan pelanggaran tersebut terjadi terus-menerus tanpa tindakan yang tegas. d. Kedisiplinan Perlu dipartisipasikan Dengan jalan memasukkan unsure partisipasi, maka para karyawan atau pegawai akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama. Apabila perusahaan atau pemerintah berhasil memasukkan unsure partisipasi dalam peraturan yang mencantumkan ancaman hukuman, maka kecenderungan mereka akan lebih konsekuen dalam melaksanakannya. e. Kedisiplinan harus menunjang tujuan dan sesuai dengan kemampuan Kedisiplinan pada hakekatnya juga merupakan pembatasan kebebasan dari karyawan kita, oleh karena itu dalam usaha menegakkan kedisiplinan tidak asal melaksanakan. Selain harus dapat menunjang tujuan maka, kedisiplinan yang hendak ditegakkan tersebut haruslah sesuai dengan kemampuan dari karyawan. Perusahaan harus meneliti terlebih dahulu peraturan yang akan dikeluarkan ini sesuai dengan kemampuan karyawan atau tidak. f. Teladan pimpinan Kunci Kedisiplinan commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teladan pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan dan mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka menegakkan kedisiplinan, sebab pemimpin adalah merupakan penutan atau sorotan dari bawahannya. Ada pendapat lain tentang factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja diantaranya adalah : 1) Kepemimpinan Kepemimpinan karyawan sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan. Pemimpin harus bisa memberikan contoh sikap disiplin yang baik, sehingga bawahannyapun bersikap demikian. 2) Motivasi Kerja Sikap mental manusia yang mendorong manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 3) Komunikasi Komunikasi adalah hubungan timbale balik antara manusia. Komunikasi antara bawahan dengan pimpinan akan semakin baik apabila tindakan disiplin
pegawai semakin
ditingkatkan. 4) Lingkungan Kerja Disiplin kerja akan terwujud apabila keadaan lingkungan kerja yang memungkinkan. Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan sikap disiplin yang baik pula dan produktivitas kerja pun akan tercapai. 5) Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan menjadikan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya dan sikap disiplin tentu berjalan 6) Sanksi Sanksi akan membuat para pegawai bersikap disiplin karena dengan adanya sanksi para pegawai akan merasa takut. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menjelaskan bahwa sikap disiplin dapat tumbuh pada diri seseorang dengan berbagai hal yang mempengaruhinya yaitu : 1) Kesejahteraan (balas jasa/gaji), besarnya balas jasa yang diterima dapat memotivasi seseorang untuk disiplin atau tidak disiplin dalam kerja. 2) Ancaman (sanksi), sanksi atau hukuman dapat mempengaruhi seseorang untuk bersikap disiplin. 3) Ketegasan, ketegasan dari pemimpin atau ketegasan aturan yang ada dapat menumbuhkan perasaan takut yang selanjutnya akam membuat seseorang untuk bersikap disiplin. 4) Partisipasi, dalam hal ini peraturan penegakan disiplin dibuat dan disepakati bersama. Sehingga semua akan bertanggungjawab dalam melaksanakannya. 5) Tujuan dan kemampuan (Motivasi), seseorang dalam bersikap disiplin memiliki tujuan atau motivasi yang berbeda. 6) Teladan pimpinan, pimpinan sebagai contoh bagi pegawai dalam bersikap disiplin. c.Pembinaan Disiplin Seorang pemimpin yang disiplin dapat mempengaruhi bawahan dan teman-temannya untuk bersikap yang sama. Hal tersebut muncul karena kebiasaan di masyarakat untuk menjadikan panutan pemimpinnya, selain itu budaya pekewuh yang ada khususnya di masyarakat jawa juga terkadang memaksa seseorang untuk mengikuti atau menuruti apa yang dilakukan pemimpinnya. Namun pada dasarnya sikap disiplin dapat dipupuk atau dibina agar muncul dan melekat pada diri setiap individu. Faktor-faktor yang menunjang pembinaan disiplin menurut Susilo Martoyo (2000: 125) adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Motivasi merupakan factor penting dalam pencapaian disiplin kerja. Apabila tidak ada motivasi, maka seseorang dalam bekerja tidak commit to user akan bergairah.
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan latihan merupakan salah satu program dalam aspek pengembangan pegawai atau karyawan. Dengan adanya diklat, diharapkan
pegawai
mengembangkan
atau
karyawan
kemampuannya
agar
dapat
memperbaiki
sesuai
dengan
dan
kebutuhan
organisasi. 3. Kepemimpinan Seorang pemimpin adalah panutan bagi bawahannya. Apabila pimpinan memberikan contoh yang baik dan bawahan mau mengikuti pimpinannya tentu berdampak positif bagi organisasi. Apabila pimpinan bertindak sesuka hati tanpa mengikuti disiplin kerja, akan memberikan contoh yang tidak baik bagi organisasi 4. Kesejahteraan Tingkat kesejahteraan yang diterima pada saat bekerja akan berdampak bagi bawahan. Apabila tingkat kesejahteraan yang diberikan organisasi tinggi akan memotivasi pegawai untuk disiplin dalam bekerja. Apabila kesejahteraan yang diterima tidak sesuai, maka pegawai cenderung bekerja seenak hatinya. 5. Penegakan Disiplin Lewat Hukum Penegakan disiplin lewat hokum merupakan penegakan disiplin yang bersumber pada tatanan hokum yang ada dan sudah diatur dalam perundang-undangan yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh masing-masing pegawai tanpa adanya pengecualian. Keke Aritonang dalam jurnal penelitian kualitatif (2005: 6) menyatakan bahwa : “Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan mendukung terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dan masyarakat. Dengan demikian disiplin merupakan hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
Dengan kata lain ketidak disiplinan individu dapat merusak kinerja organisasi atau perusahaan”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pembinaan sikap disiplin dapat dilakukan melalui : 1. Motivasi, dalam hal ini sikap disiplin dapat dibina dengan menumbuhkan motivasi dalam diri pegawai, antara lain melalui komunikasi yang baik sehingga pegawai dapat patuh. 2. Pendidikan dan latihan, hal ini dilakukan melalui diklat-diklat dan pengembangan konsep diri pegawai agar memahami tanggungjawabnya. 3. Kepemimpinan/ latihan keefektifan pemimpin 4. Kesejahteraan. 5. Lewat hokum, pembinaan lewat hukuman adalah dengan pemberian sanksi atau konsekuen atas perilaku yang tidak disiplin. d. Hambatan penanaman disiplin Dalam usaha menanamkan sikap disiplin dalam diri seseorang terkadang ditemukan kendala atau hambatan yang dapat mempersulit proses tersebut. Ada beberapa pendapat mengenai hal-hal yang menghambat penanaman sikap disiplin. Menurut Starawaji (Juli 31, 2012) hambatan tersebut diantaranya : 1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup. 2) Menunjukkan selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya. 3) Pola dan system pendidikan yang sering berubah 4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun. 5) Longgarnya peraturan yang ada. Ada pendapat lain mengenai faktor penghambat disiplin, yaitu : “Secara garis besar hambatan-hambatan untuk menegakkan disiplin itu dapat digolongkan sebagai berikut : yang pertama, hambatan internal bersumber pada diri seorang atau masyarakat. Yang termasuk hambatan commitmasih to userlemah, kurangnya tanggungjawab internal adalah kesadaran hokum
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap tugas yang diberikan dan lain-lain. Dan kedua, hambatan eksternal menyangkut segala hal diluar individu atau masyarakat yang menghambat penegakan disiplin”. www.kir-masdata.co.cc Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor penghambat kedisiplinan antaranya : 1) Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Diantaranya adalah motivasi dalam diri individu, kesadaran dan tanggungjawab yang kurang. 2) Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar diri individu. Yaitu diantaranya lingkungan kerja, kesejahteraan atau tuntunan hidup yang meningkat, peraturan yang kurang tegas. e. Upaya Meningkatkan kedisiplinan Menurut www.kir-masdata.co.cc Berbagai upaya dalam mengatasi hambatan disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut : 1) Dalam lingkungan kerja hendaknya diberikan teladan yang baik. 2) Diciptakan keadilan dan kebenaran dalam berbagai tindakan dalam menegakkan peraturan yang berlaku. 3) Dalam lingkungan kerja disamping harus memberikan contoh perbuatan yang baik, perlu juga mengintensifkan pendidikan budi pekerti. Sedangkan menurut sumber lain cara yang ditempuh adalah dengan melakukan langkah-langkah seperti : 1) Pemberitahuan Pemberitahuan disini adalah pemberitahuan kepada guru atau staf yang telah melanggar peraturan tetapi ia belum mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah melanggar. 2) Teguran Teguran diberikan kepada guru dan staf yang baru satu dua kali melakukan pelanggaran atau tidak melakukan tugas dan tanggung commit to user jawabnya sesuai tata laksana sekolah.
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Peringatan Peringatan diberikan kepada guru dan staf yang telah beberapa kali melakukan pelanggaran dan telah diberikan teguran pula atas pelanggarannya. Dalam memberikan peringatan ini biasanya disertai dengan ancaman akan sangsinya, bilamana terjadi pelanggaran lagi. 4) Hukuman Hukuman ialah tindakan yang paling akhir diambil apabila teguran dan peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru atau para staf tidak ditindakkan hal-hal yang mengarah kepada disiplin guru. 5) Ganjaran Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling menyenangkan. Ganjaran yang telah diberikan kepada guru yang telah menunjukkan hasil baik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sekaligus menerapkan perilaku dan kepribadian yang mulia. Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan supaya kedisiplinan guru dan pegawai (staf) dapat tumbuh dan berkembang pada hati nurani setiap guru dan pegawai (staf). Sehingga tujuan dari pada pendidikan mudah tercapai. Starawaji (Juli 31, 2012). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan kedisiplinan yang ada antara lain : 1. Diberikan teladan kepemimpinan 2. Penegasan peraturan yang ada 3. Pemberian peringatan, teguran, pemberitahuan dan hukuman atas pelanggaran peraturan. B. Penelitian Yang Relevan Judul jurnal JMP, volume 1 nomor 2, Agustus 2012, judul penelitian Pengaruh Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Suasana Kerja Terhadap Kinerja Guru, peneliti Sudharto, hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut commit to user persepsi guru: (1) ada pengaruh yang siginifikan pola kepemimpinan kepala
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
sekolah terhadap kinerja guru, (2) ada pengaruh yang signifikan suasana kerja terhadap kinerja guru, (3) secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan pola kepemimpinan kepala sekolah dan suasana kerja terhadap kinerja guru. Suasana kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan dengan pola kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP Negeri Kabupaten Boyolali. Judul jurnal Leadership Matter, Maret 2006, judul penelitian Leadership Matters - Leadership capabilities for Education Queensland principals, peneliti Dr Lisa Ehrich. Hasil penelitian Untuk membentuk kelima dimensi ini personal, relasional, educational, intelektual dan organisational, maka perlu dikembangkan framework sebagai pemandu prosedur dan praktik dari kepemimpinan kepala sekolah. Framework tersebut bersifat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun mendukung profesionalitas kepala sekolah di berbagai tingkatan karir. Paparan berikut membahas mengenai pengertian serta karakteristik dan indikator framework dari setiap kemampuan kepemimpinan kepala sekolah. Judul jurnal International Journal Of History Education, volume v no 7 April 2007, Judul Penelitian Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Peneliti Nunu Nuchiyah. Hasil penelitian Setelah diolah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini seluruhnya diterima dan didukung oleh data empirik sehingga dapat ditafsirkan bahwa : Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh yang signifikan yaitu 46 % terhadap prestasi belajar siswa kelas VI semester 1 Sekolah Dasar, Kinerja mengajar guru memiliki pengaruh yang signifikan yaitu 53 % terhadap prestasi belajar siswa, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja mengajar guru bersama-sma memiliki pengaruh yang kuat yaitu 67 % terhadap prestasi belajar siswa kelas VI tahun ajaran 2004-2005, Rekomendasi diajukan kepada semua pihak untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, antara lain bagi penelitian lanjutan direkomendasikan untuk mengadakan penelitian dengan pendekatan dan metode yang berbeda. Di samping itu, dianjurkan untuk menindak lanjuti hasilhasil penelitian ini dengan ruang lingkup dan sampel penelitian yang lebih luas. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Judul jurnal Tenaga pendidikan teknologi kejuruan, volume VII No. 2 Agustus 2011, judul penelitian Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru, peneliti Carudin. Hasil penelitian yang diperoleh kepemimpinan kepala
SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu yang
meliputi dimensi kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berkomunikasi, memberi
motivasi dan pendelegasian wewenang memberikan
pengaruh cukup terhadap kinerja. Iklim kerja sekolah mempunyai hubungan yang cukup berpengaruh terhadap kinerja guru.Kinerja mengajar guru berada pada kategori cukup baik. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru tetapi kurang cukup memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru kurang cukup baik dan dapat memotivasi kinerja guru.Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru. B. Kerangka Berfikir Sekolah merupakan sebuah organisasi formal, tempat diselenggarakan kegiatan belajar mengajar. Sekolah juga memiliki unsur-unsur di dalamnya. Salah satu unsurnya adalah unsur sumber daya manusia. Kepala sekolah, guru dan staf karyawan adalah bagian dari unsur sumber daya manusia yang penting. Kepala sekolah merupakan pimpinan disekolah yang kedudukannya ada diatas para guru dan karyawan sekolah. Seperti organisasi yang lain, sekolah juga memiliki tujuan yang harus dicapai. Kepala sekolah sebagai pimpinan harus mengarahkan para guru dan staf karyawan untuk bersama-sama mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut banyak hal-hal yang mempengaruhi, salah satunya adalah kedisiplinan yang dimiliki guru dan karyawan. Kedisiplinan guru dan karyawan sangat mempengaruhi proses pencapaian tujuan sekolah. Ada banyak hal yang mendukung bagaimana bentuk kedisiplinan mereka, selain faktor dari dalam diri mereka, peranan pemimpin adalah sangat besar dalam mempengaruhi sikap disiplin guru dan karyawan. Dalam menumbuhkan sikap disiplin tersebut kepada guru dan karyawan commit to user sekolah banyak hal yang seringkali menjadi penghambat diantaranya keterbatasan
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dimiliki kepala sekolah sebagai individu. Selain keterbatasan dari dalam diri kepala sekolah sebagai individu. Selain keterbatasan dari dalam diri kepala sekolah faktor lain yang mungkin muncul dan tak terduga adalah faktor dari diri guru dan karyawan sekolah sendriri, diantaranya adalah kebiasaan yang salah dari guru atau karyawan tersebut. Selain faktor penghambat pembinaan disiplin, ada juga faktor-faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan dari para guru dan staf
karyawan sekolah. Namun semua itu akan dapat teratasi jika kepala sekolah yang berperan sebagai pemimpin dapat berusaha lagi untuk menumbuhkan dan menanamkan sikap disiplin yang baik serta member mereka contoh dengan bersikap disiplin dihadapan mereka serta mengembangkan dan membudayakannya. Maka akhirnya tujuan sekolah juga akan tercapai dengan lancar. Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
Sekolah
Peranan Kepala Sekolah
Kedisiplinan Guru dan Karyawann
Faktor-faktor penghambat kedisiplinan
Gambar 1. Kerangka pemikiran
commit to user
Tujuan Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta. Alasan peneliti memilih mengadakan penelitian di SMK Negeri 1 Surakarta adalah : a) Terdapat masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya. b) Tersedia data yang dibutuhkan. c) Belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sama. d) Sekolah tersebut memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan terhitung mulai bulan Agustus 2012 sampai bulan Februari yang sudah dilaksanakan, dengan langkah-langkah penyusunan skripsi terlampir
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu penelitian karena pendekatan penelitian turut menunjang proses penyelesaian penelitian yang sedang dilaksanakan. Atas dasar telaah teori yang telah disusun dan dilihat penelitian serta rumusan masalah yang dikaji, maka peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif, yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan dengan variabel yang lain. Peneliti tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek dibiarkan seperti kondisi aslinya secara apa adanya. Menurut Lexy J. Moleong yang mengutip pendapat Bogan dan Taylor (2002:3) “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku commitatau to user
34
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang
diamati”.Penelitian
kualitatif
menggunakan
metode
pendekatan
deskriptif, karena penelitian deskristif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan, dimana hal tersebut memungkinkan peneliti untuk menganalisis data sebagai satu kesatuan yang utuh dalam bentuk aslinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu cara dalam meneliti suatu peristiwa pada masa sekarang yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif membatasi kajian pada fokus tertentu, rancangan penelitian bersifat sementara, dan hasil penelitiannya dapat bersifat sementara serta penelitiannya dapat diterima oleh semua pihak.Sehingga pendekatan ini dirasa penting dalam penelitian ini. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar karena penelitian dasar merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan secara individual, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian dasar dengan tipe deskriptif. Sutopo (2002) berpendapat bahwa “dalam penelitian deskriptif”, studi kasusnya mengarah pada pendiskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan studinya” Stategi diartikan sebagai cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Sutopo (2002) mengemukakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif dikenal juga adanya studi kasus tunggal dan kasus ganda, dan secara khusus merupakan penelitian terpancang atau terbuka tanpa penelitian sebelumnya (holistic penuh)”. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus. Peneliti berusaha memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu atau commit toberdasarkan user obyek penelitian pada saat sekarang fakta-fakta yang tampak
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagaimana adanya, yakni tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Menurut H.B Sutopo ( 2002:42 ) “Penelitian terpancang (embedded research) yaitu penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitian berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitinya sebelum peneliti ke lapangan studinya”. H.B Sutopo
juga
berpendapat bahwa strategi penelitian dibedakan menjadi tiga, antara lain: a. Tunggal Terpancang Yaitu penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menjadi fokus utamnya sebelum memasuki lapangan. b. Ganda Terpancang Yaitu penelitian tersebut mempersyaratkan adanya sasaran lebih dari satu yang memiliki dan perbedaan karakteristik dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan. c. Holistik Penuh Yaitu peneliti dalam kajiannya sama sekali tidak menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke lapangan. Kasus dalam penelitian ini termasuk studi kasus tunggal terpancang karena sasaran yang ingin diteliti sudah dibatasi dan terpusat.Strategi tunggal terpancang dapat dipahami bahwa tunggal berarti hanya ada satu masalah penelitian saja. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian berarti apa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih dalam penelitian yang dilakukan, yakni untuk mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Jadi strategi tunggal terpancang ini sudah menentukan fokus permasalahan berupa variabel utamanya mengenai peran kepemimpinan kepala
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tunggal terpancang. Alasan dalam pemilihan strategi ini didasarkan pada halhal sebagai berikut : a. Penelitian ini disebut tunggal artinya hanya difokuskan pada satu permasalahan saja yaitu peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta b. Penelitian ini disebut terpancang artinya penelitian terjun ke lapangan sudah memiliki bekal yang berupa asumsi-asumsi atau teori yang sudah ada. Hal ini tercermin dalam pembuatan proposal penelitian sebelum peneliti mengumpulkan data di lapangan. C. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Iskandar (2008: 100), “Secara garis besar data penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (data statistik)”. Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan data sekunder (Iskandar, 2008: 252). Dalam sumber tersebut disebutkan bahwa data primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan observasi, wawancara, maupun penyebaran angket. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen) berupa penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian (Iskandar, 2008:253). a. Dalam penelitian ini data primer berasal dari: 1) Hasil observasi yang berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto. 2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata. b. Data sekunder berasal dari:
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi SMK Negeri 1 Surakarta, laporan, peraturan-peraturan dan referensi yang relevan dengan masalah penelitian 2. Sumber Data Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data berasal dari manusia, dokumen, arsip dan benda-benda lainnya.Menurut Loftland (2006: 157) yang dikutip Moleong, “Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut Goez Le Comte dalam Sutopo (2002: 54) “Sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen dan arsip dan berbagai benda lain”. Untuk memperoleh data informasi yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas maka sumber data diambil dari: a. Informan Menurut Lofland (Lexy J Moleong, 2002:90), “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang untuk penelitian”.Jadi informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan dapat memberikan informasi yang tepat kepada peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan analisis dokumen. Wawancara akan dilakukan pada informan yang berkompeten dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti. Informan peneliti di SMK 1 Negeri Surakarta antara lain:
1) Kepala Sekolah 2) Guru
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Karyawan b. Tempat dan peristiwa Kegiatan penelitian kualitatif tidak lepas dari wawancara dan observasi yang akan melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa yang terjadi. Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti.Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya.Peneliti memilih tempat di SMK Negeri 1 Surakarta karena SMK tesebut tersedia data yang berguna untuk memecahkan masalah. c. Arsip Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai Kearsipan, ”Arsipadalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
dan
perseorangan
dalam
pelaksanaan
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.Dalam penelitian ini arsip yang digunakan meliputisegala bentuk arsip dan dokumen yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.Berupa catatan dan gambar yang berhubungan dengan penelitian ini. Peneliti berusaha mencari data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta, hambatan apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kesiapan kerja pada siswa serta usaha dan langkah progresif apa yang dilakukan oleh informan untuk menanggulangi hambatan sekaligus menunjang kesiapan kerja siswa.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teknik mengambil sempel atau sampling pada hakekatnya merupakan cara untuk memperkecil kekeliruan dalam generalisasi dari sampel ke populasi. Sutrisno Hadi (1985:75) mengatakan bahwa “Sampling adalah cara yang digunakan untuk
mengambil sampel”. Sedangkan menurut HB. Sutopo
(1996:52), “Teknik cuplikan adalah suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarahkan pada seleksi”. Menurut Suharsini Arikunto (1996:127): “Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Sampel bertujuan merupakan sampel yang diambil tidak ditekankan pada jumlah, tetapi ditekankan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang diteliti. Suharsini Arikunto (2002 : 14-15) mengemukakan bahwa teknik sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif ada empat, yaitu: 1. Accindental sampling, yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yang tidak dirancang terlebih dahulu. 2. Purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberi data secara maksimal. 3. Cluster-quota sampling, yaitu memilih sejumlah responden dari wilayah tertentu sampai batas yang diinginkan terpenuhi. 4. Snow ball sampling, yaitu peneliti memenuhi responden secara berantai. Menurut Lofland (Lexy J Moleong, 2002:165), “Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan”.Jadi dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik sampel bertujuan yaitu purposive sampling. Teknik ini digunakan karena dipandang mampu menangkap kedalaman data yang akan diambil oleh peneliti adalah yang dianggap dapat mewakili informasi dan dipandang mampu menangkap kedalaman data. Suharsini Arikunto (2002: 117) berpendapat bahwa ada 3 syarat penarikan sampel bertujuan adalah: 1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subyektif). 3. Penentuan karakteristik populasi dengan cermat dan didalam commit todilakukan user studi pendahuluan.
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari
berbagai
pendapat
yang
ada
dapat
disimpulkan,
dengan
menggunakan teknik purposive sampling artinya apabila penelitian yang dilakukan dipandang telah cukup maka penelitian dihentikan, kemudian peneliti membuat laporan hasil penelitian, peneliti akan mengambil sampel yang sesuai dan cocok dengan tujuan penelitian. Peneliti hanya memilih informan yang dianggap benar-benar menguasai permasalahan yang peneliti kaji, peneliti hanya mengamati kondisi lokasi penelitian yang releven dengan permasalahan yang dikaji. Informan dapat bertambah atau berganti dengan kebutuhan yang ada di lapangan dan informan tersebut dapat menunjuk informan lain yang dipandang lebih tahu. Teknik penentuan informan ini seperti disebut bola salju atau snowball sampling. Dengan demikian peneliti terhindar dari pemborosan biaya, waktu dan tenaga. E. Pengumpulan Data Dalam memecahkan masalah agar dapat dipecahkan secara tuntas, maka diperlukan suatu data yang valid.Sedangkan untuk mendapatkan data tersebut maka perlu dipergunakan suatu teknik pengumpulan data. Dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS (2012:24) “Dalam penelitian kualitatif, data dapat diperoleh melalui: (1) wawancara mendalam, (2) observasi, (3) mencatat arsip atau dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Menurut Lexy J Moleong (2000:135), “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya.Data yang dikumpulkan dari wawancara merupakan data penguat bagi penemuan bagi penemuan data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi, sekaligus data-data lain yang diperlukan untuk mendukung penjelasan tentang permasalahan dalam penelitian ini.Dalam commitdata to user teknik ini peneliti mengumpulkan mengenai peranan kepemimpinan
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. 2. Observasi Menurut Kerlinger dalam Suharsini Ari Kunto (1996:171), “Observasi adalah usaha sadar untuk mengumpulkan data yag dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar”.Dalam teknik penelitian ini peneliti mengumpulkan data mengenai peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Lexy. J. Moleong (2000:126) menyatakan bahwa, “Pengamatan, memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek”. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan observasi tidak berperan (non participant observation) dimana peneliti tidak menjadi bagian dari populasi sehingga hasil penelitian benarbenar objektif sesuai dengan keadaan di lapangan. Observasi ini dilakukan secara formal maupun informal untuk mengetahui data yang diperlukan oleh peneliti dan pengamatan ini tidak hanya dilakukan satu kali akan tetapi berulang kali dengan harapan data yang diperoleh akan lebih terwujud dan valid. 3. Analisis Dokumen Menurut Book Walter dalam Sutardi (1995:74), “Analisis dokumen adalah suatu penyelidikan dari kumpulan bahan-bahan yang ditulis untuk menemukan fakta-fakta dari suatu usaha atau pekerjaan”.Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta yang diperlukan oleh peneliti dengan mengkaji dan memperlajari dokumen atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang dicari. Dalam proses pengumpulan data, peneliti lebih banyak menggunakan teknik wawancara untuk mendapat informasi sebagai bahan memecahkan masalah yang sedang diteliti. Observasi dan analisis dokumen dalam penelitian ini mendukung pengumpulan informasi secara terperinci.Observasi secara commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
langsung dilakukan ke tempat penelitian agar data yang diterima lebih jelas dan mempunyai nilai validitas yang tinggi. F. Uji Validitas Data Dalam suatu penelitian, untuk mendapatkan keabsahan diperlukan teknik pemeriksaan data yang disarkan atas jumlah tertentu. H.B Sutopo (2002:787) mengemukakan bahwa “Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir maka sebagai hasil penellitian”. Jadi validitas berperan penting dalam pembuatan simpulan dalam suatu penelitian.Untuk memastikan validitas data digunakan trianggulasi. Menurut Lexy J Moleong (2002:178), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Untuk trianggulasi dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya. Patton yang dikutip H.B Sutopo (2002:78), bahwa dalam trianggulasi dibedakan menjadi 4 macam teknik trianggulasi sebagai cara meningkatkan validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1. Trianggulasi Sumber Cara ini mengarahkan penelitian agar dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang ada. 2. Trianggulasi Metode Jenis Trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode yang dittekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan jelas diusahakan mengerahkan pada sumber yang sama untuk menguji kemantapan informannya. 3. Trianggulasi Peneliti Yang dimaksud dengan trianggulasi peneliti adalah penelitian baik data ataupun simpulannya mengenai bagian tertentu ataupun keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Trianggulasi Teori Triangulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahasan permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori yang digunakan akan dapat diperoleh pendangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan metode.Trianggulasi sumber artinya dalam pengumpulan data, peneliti wajib menggunakan beberapa sumber data yang tersedia. Dengan teknik ini, data yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data yang sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda dengan demikin trianggulasi sumber digunakan bukan hanya sekedar mengetes kebenaran data dan bukan untuk mengumpulkan berbagai macam data, melainkan juga merupakan suatu usaha untuk melihat dengan lebih tajam hubungan berbagai data untuk mencegah kesalahan dalam menganalisis data. Trianggulasi metode artinya, peneliti menggunkan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda untuk menggali data dengan permasalahan yang sama. Data yang diperoleh melalui wawancara dilakukan uji keabsahan dengan hasil pengamatan penelitian.Data tersebut nantinya juga dibandingkan dengan data hasil analisis dokumen. Dengan kata lain, ketika peneliti menggunakan teknik wawancara, disaat yang lain juga menggunkan teknik observasi maupun dokumentasi.
G. Analisis Data Menurut Noeng Muhadjir (2000: 142) “Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahama peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai teman bagi orang lain”. Sedangkan Patton dalam Lexy J Moleong (2000: 102) mengemukakan bahwa “Analisis data adalah proses commit to userpola, kategori dari satuan untaian mengorganisir dan mengurutkan data ke dalam
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Berdasarkan pendapat tersebut analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data yang ada ke dalam kelompok tertentu. Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan di lapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu teknik analsis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang didapat dalam penelitian dan mengembankan serta menghubungkan dengan teori-teori yang melandasinya. Model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yaitu model analisis yang menyatu dengan proses pengumpulan data dalam suatu siklus. Menurut Miles dan Huberman (1994: 16), “Analisis mengalis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Jadi antara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun suatu nalisis yang tangguh. Untuk lebih jelasnya model ketiga komponen analisis di atas dapat digambarkan dalam skema model analisis interaktif sebagai berikut: Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Gambar 3.1 Komponen Analisis Data dan Model Interaktif Sumber :HB. Sutopo (2002:96) Adapun penjelasan dari skema analisis data interaktif di atas adalahsebagai berikut : 1. Pengumpulan Data
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah diuraikan diatas, yang terdiri dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama data yang diperlukan belum memadai dan akan diberhentikan apabila data yang diperlukan telah memadai dalam pengambilan kesimpulan. 2. Reduksi Data Reduksi data merupakan bagian analisis data yang berlangsung terusmenerus selama kegiatan penelitian bahkan sebelum data benar-benar terkumpul artinya sebelum data terkumpul secara keseluruhan, proses analisis data sudah dilakukan. Menurut M.B. Miles (1992:16), “Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data, yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan”. Dengan demikian reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data sehingga dapat diambil kesimpulan akhir. 3. Penyajian Data Penyajian data menurut Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman (1992:17),
“Sebagai
sekumpulan
informasi
tersusun
yang
memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan”. Dengan adanya pendapat tersebut penyajian dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan, untuk kemudian data tersebut disajikan secara jelas dan sistematis sehingga akan membantu peneliti untuk memahami dan menginterprestasikan apa yang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan dengan teori-teori yang relevan. 4. Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala dan kasus yang didapat di lapangan.Kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu kegiatan analisis, karena kesimpulan-kesimpulan tersebut diverifikasikan. Apabila ternyata belum juga diperoleh data valid, to user maka proses analisis diulang commit lagi dari awal sampai memperoleh data yang
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
benar-benar akurat dan kokoh, sehingga dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang harus ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Dalam hal ini merupakan tahap akhir didalam proses penelitian. Laporan penulisan ditulis dengan bentuk skripsi dan dalam kaedah-kaedah yang benar, setelah data yang diperoleh itu diolahdan dianalisa. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan hasil penelitian ini nantinya juga diharapkan bermanfaat dan juga memiliki wawasan yang luas bagi penulisan sendiri dan masyarakat luas. Bogdan dalam Lexy J Moleong (2001: 85) mengatakan bahwa tahapan penelitian ada 3 macam, yaitu pra lapangan, lapangan analisis intensif. Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini, maka perlu disusun prosedur yang sistematis dan berurutan sehingga hasil yang diperoleh akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam peelitian dari awal sampai akhir. Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah: 1. Tahap Persiapan/Tahap Pra Lapangan Tahap persiapan dilakukan dengan pengajuan masalah, pembuatan proposal penelitian, mengurus surat perizinan, menetukan lokasi penelitian dan meyiapkan perlengkapan penelitian. 2. Tahap Pengumpulan Data/Tahap Lapangan Tahap
ini
meliputi
aktivitas
yang ada
di
lapangan
untuk
mengumpulkan dan menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan 3 teknik, yaitu: wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Ketiga teknik tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga diharapkan akan memperoleh data yang valid.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Tahap Analisis Data Pada
tahap
ini
peneliti
membaca,
menelaah,
menafsirkan,
mengklasifiksikan, serta menginterprestasikan data yang diperoleh untuk diambil kesimpula.Analisis yang dilakukan merupkan analisis akhir dimana peneliti membandingkan data yang diperoleh di lapangan dengan teori yang relevan.Selanjutnya berdasarkan analisis tadi dilakukan penerikan kesimpulan. 4. Tahap Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data analisis dengan teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian.Penarikan kesimpulan didasarkan pada tujuan penelitian dengan didukung data yang valid, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. 5. Tahap Penyusunan Laporan penelitian merupakan tahap akhir dari prosedur penelitian, yaitu pekerjaan menyusus laporan penelitian yang nantinya akan diujikan dan dipertanggungjawabkan dihadapan tim penguji. Semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai ditulis dan dibuat laporan. Laporan yang sudah tersusun dan lengkap selanjutnya akan digandakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan dalam bentuk skema sebagai berikut: Penarikan Kesimpulan
Proposal Pengumpulan Data dan Analisis
Analisis Akhir
Persiapan Pelaksanaan
PenulisanLapor an
Perbanyakan Laporan Gambar 3.2 Skema Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Lokasi/ Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Surakarta Pada tanggal 1 September 1946 di kota Surakarta telah berdiri sebuahlembaga pendidikan yang bernama Sekolah Tinggi Ekonomi dengan lokasi di jalan Simpon. Pada tahun 1947 sampai dengan 1948 namanya diubah menjadi Sekolah Ekonomi Menengah dengan alamat di jalan Tembaga II Surakarta. Sejalan dengan perkembangan waktu, pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 nama sekolah itu diganti menjadi Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) yang tetap bertahan sampai dengan tahun 1996. Pada tanggal 1 Januari 1997, nama SMEA diubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di jalan Kapuas No. 28 Surakarta. 2. Lokasi SMK Negeri 1 Surakarta SMK Negeri 1 Surakarta bertempat di Jalan Monginsidi No 40 Surakarta kode pos 57137.Letak SMK Negeri 1 Surakarta dapat dikatakan strategis.Hal ini dikarenakan mudah diakses oleh kendaraan dari arah manapun, sehingga berdampak positif bagi SMK Negeri 1 Surakarta. Lokasi SMK Negeri 1 Surakarta berdekatan dengan tempat belanja seperti luwes, PGS, Beteng dan Klewer.SMK Negeri 1 Surakarta juga dekat dengan Alun-alun Solo, sehingga para siswa setiap harinya dapat olah raga di Alun-alun Solo. 3. Organisasi Sekolah Organisasi sekolah menggambarkan posisi dan jabatan seluruh warga sekolah.Dalam struktur organisasi sekolah juga terlihat adanya hubungan antar warga sekolah, alur kepengurusan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, siswa dan staf karyawan atau pegawai Tata usaha sekolah. Struktur organisasi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) commit to userstruktur organisasi berikut ini : Negeri 1 Surakarta dapat di lihat dalam gambar
49
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepala Sekolah Drs. Suyono, M.Si
Komite Sekolah
Majlis Sekolah
Bimbingan dan Penyuluhan ( BP ) Waka Kurikulum Drs. Juni Iriyanto
Koord. Tata Usaha ( KTU ) Waka Kesiswaan Drs. Suratno
Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran Drs. Bangkit Budiarto
Waka Ketenagakerjaan Mujiyo Slamet, S.Ag
Ketua Program KeahlianAkuntasi Dra. Sri Lestari Guru-Guru
Waka Humas Drs. Bambang Riyanto
Ketua Program Keahlian Pemasaran Sri Wahyuni, S.Pd
Siswa ___________ : Garis Komando ----------------- : Garis Koordinasi Gambar 3 : Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surakarta ( Sumber Tata Usaha SMK Negeri 1 Surakarta ) 4. Tugas Pengelola Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta Untuk memperlancar kinerja masing-masing unsur yang ada pada struktur organisasi di SMK Negeri 1 Surakarta, diadakan pembagian kerja yang berpedoman pada ketentuan pokok yayasan, sebagai berikut : a. Kepala Sekolah Tugas Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta adalah sebagai : 1. Pendidik 2. Manajer 3. Administrator 4. Pengelola 5. Pemimpin 6. Innovator 7. Motivator b. Wakil Kepala Sekolah Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, penilaian dan laporan wakil kepala commit to user sekolah, denga rincian tugas :
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana : a. Mengelola inventarisasi barang b. Mengadakan dan mendayagunakan sarana prasarana c. Pemeliharaan, pengamanan, penambahan dan penghapusan barang-barang d. Mengelola pekarangan e. Menangani kegiatan PKL f. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala 2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum : a. Menyusun program pengajaran b. Menyusun kalender pendidikan c. Menyusun pembagian tugas guru d. Pengelolaan kegiatan belajar mengajar e. Menyusun dan menyelenggarakan UAN dan UAS f. Pengelolaan penilaian g. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program SP/ perangkat mengajar h. Menyusun laporan pelaksanaan pegajaran secara berkala 3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas : a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan dengan orang tua b. Mengembangkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan sekolah (studi banding, prakerin, peringatan hari besar keagamaan/ nasional, kegiatan PGRI, KORPRI ) c. Membina pengembangan
hubungan antara sekolah dengan
lembaga pemerintahan, dunia usaha, dunia industry, dan lembaga social lain d. Memberikan informasi dan promosi e. Mengamati kegiatan PPL f. Menyusun laporan kegiatan tugas secara berkala c. Guru/ Tenaga Pendidik
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Guru atau tenaga pendidik bertugas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara professional, efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum yang berlaku meliputi : a. Menyusun persiapan mengajar b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar c. Mengadakan evaluasi d. Menganalisis hasil belajar e. Melaksakan tindak lanjut Selain tugas-tugas diatas, guru sebagai tenaga pendidik bertugas sebagai : 1) Wali kelas 2) Pustakawan 3) Bimbingan konseling (BK) atau bimbingan penyuluhan (BP) 4) Tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas keguruan d. Ketua Program Keahlian a. Penyusunan program kerja b. Pengelolaan laboratorium yang bersangkutan c. Pembinaan dan pembangunan program keahlian d. Penyusunan laporan pelaksanaan secara berkala dan tugas lainnya e. Tugas Staf Tata Usaha atau Karyawan Sekolah 1) Kepala Tata Usaha a. Penyusunan program ketatausahaan b. Kepengurusan kepegawaian c. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai d. Penyusunan dan penyajian data statistic sekolah e. Penyusunan perlengkapan sekolah f. Menyusun laporan pelaksanaan secara berkala dan tugas lainnya 2) Juru ketik a. Membuat konsep surat b. Membuat pembagian gaji to user c. Mengetik semuacommit pekerjaan yang harus diketik
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain 3) Penerima dan pembayaran SPP a. Menerima, mengatur administrasi SPP b. Menyetor uang SPP kepada bendahara c. Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang sekolah d. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain 4) Perpustakaan a. Menyusun program kerja dan jadwal kegiatan b. Mengatur administrasi keluar masuknya buku administrasi perpustakaan dan membuat data perpustakaan c. Mengembangkan media untuk meningkatkan semangat belajar siswa d. Membuat laporan dan konsultasi dengan kepala sekolah mengenai kegiatan e. Mengurus buku perpustakaan serta bertanggung jawab atas kebersihan dan ketertiban perpustakaan f. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
5) Agendaris a. Bertanggung jawab atas penyimpanan surat masuk dan keluar serta mengirim surat b. Mengelola buku induk siswa c. Membuat data pegawai, jumlah siswa dan administrasi kantor d. Mengiventaris meubel dan peralatan sekolah 6) Pesuruh a. Mengantar surat dengan membawa buku ekspedisi sebagai tanda bukti telah disampaikannya surat b. Foto Copy c. Belanja peralatan sekolah d. Secara fleksibel commit membantu pekerjaan personil lain to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Tukang kebun a. Membuka dan menutup pintu ruang kantor dan kelas-kelas b. Membersihkan ruang kantor, kelas, halaman, dan gedunggedung sekolah c. Menyediakan air minum d. Membantu pekerjaan lain 8) Penjaga sekolah a. Menjaga keamanan sekolah dan peralatan-peralatannya b. Membantu tugas tukang kebun 9) Penjaga toko dan wartel a. Mengkoordinasi siswa yang baru bertugas b. Menjaga dan melayani pengunjung dengan baik c. Mengatur dan menjaga barang dagangan dengan baik d. Melayani pembeli e. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
5. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Surakarta a. Visi SMK Negeri 1 Surakarta Penyelenggaraan
pendidikan
dan
pelatihan
yang
mampu
menghasilkan tamatan sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha atau Dunia Industri di masa sekarang dan masa yang akan datang b. Misi SMK Negeri 1 Surakarta 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang memberikan kompetensi pada siswa sesuai dengan program keahliannya, memiliki ketrampilan dasar yang memadai, ulet, jujur, dan disiplin 2. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan 3. Menjalin kerjasama denga dunia usaha, dunia Industri dalam melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda, Prakerin, dan penyerapan atau penyaluran tamatan
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Kondisi Siswa, guru dan sarana prasarana a. Kondisi Siswa SMK Negeri 1 Surakarta memiliki tiga kelas. Kelas X, XI dan XII. Kelas X terbagi atas program studi akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran dan multimedia dengan jumlah total siswa sebanyak 818 siswa. Table 1 : data siswa tahun ajaran 2011/2012 No
Kelas
Jumlah Siswa
1
X AP
79
2
X PJ
84
3
X AK
82
4
X MM
80
5
XI AP
82
6
XI PJ
84
7
XI AK
82
8
XII AP
82
9
XII PJ
79
10
XII AK
84
Sumber : Tata Usaha SMK Negeri 1 Surakarta b. Kondisi Sarana Prasarana Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, SMK Negeri 1 Surakarta mempunyai sarana prasarana.Sarana prasarana di SMK Negeri 1 Surakarta dalam keadaan baik dan sangat terawatt.Data sarana prasarana yang terdapat di SMK Negeri 1 Surakarta terlihat pada lampiran. c. Kondisi Guru dan Karyawan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
Guru dan karyawan adalah komponen sekolah yang ikut berperan dalam mewujudkan tujuan sekolah. SMK Negeri 1 Surakarta mempunyai 54 guru, 14 orang karyawan. Untuk lebih jelasnya di lampirkan paparan data guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta B. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIAN Kedisiplinan merupakan suatu hal yang mendasar yang harus ada dalam tiap individu ataupun kelompok organisasi yang ingin terus maju dan berkembang. Sekolah adalah sebuah instansi yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar guna mengarahkan peserta didik dan mengembangkan potensi yang mereka miliki agar kelak dapat menjadi dasar untuk kehidupan selanjutnya. Di dalam sekolah tidak hanya peserta didik yang dapat lebih maju dan berkembang dengan menanamkan disiplin dalam diri, namun juga unsur sekolah yang lain mulai dari guru, karyawan sampai kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus menanamkan disiplin dalam diri masing-masing. Karena mereka adalah sebagai teladan bagi peserta didik, utamanya adalah kepala sekolah yang merupakan focus utama sebuah sekolah.Didalam penelitian ini dicari data tentang usaha kepala sekolah dalam melaksanakan perannya untuk menumbuhkan sikap disiplin guru dan karyawan, selain itu juga upaya menjadi sosok pemimpin yang menjadi teladan dalam kedisiplinan. 1. Peraturan Kedisiplinan di SMK Negeri 1 Surakarta Berdasarkan studi dokumen peraturan yang berkaitan dengan kedisiplinan di SMK Negeri 1 Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Tata Tertib Guru 1. Wajib menjaga kode etik keguruan 2. Wajib hadir 10 menit sebelum KBM dimulai bagi guru dan 30 menit sebelum KBM dimulai bagi Wakasek dan Staf 3. Wajib menggunakan seragam guru yang telah ditentukan (khusus ibu guru menggunakan rok atau tidak menggunakan celana panjang pada commit to user saat mengajar)
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
4. Berpenampilan rapi dan sopan 5. Wajib menandatangani daftar hadir atau absensi komputer 6. Masuk dan keluar kelas tepat waktu (sesuai jam pelajaran) 7. Memberitahukan kepada kepala sekolah bila berhalangan hadir dan menyampaikan tugas untuk siswa 8. Menyiapkan program pembelajaran pada awal tahun pelajaran 9. Menyerahkan perangkat pembelajaran pada setiap semester dan akhir tahun pelajaran 10. Turut mengamankan kebijakan kepala sekolah 11. Membantu menegakkan disiplin sekolah 12. Perduli terhadap kebersihan dan ke indahan lingkungan sekolah 13. Tidak merokok dilingkungan sekolah kecuali ditempat yang telah ditentukan 14. Menjalin hubungan kekeluargaan sesama warga sekolah 15. Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi 16. Siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan sekolah 17. Memberi laporan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan kepada kepala sekolah b. TataTertib Pegawai 1. Mentaati ketentuan jam kerja 2. Menandatangani daftar hadir 3. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab 4. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya masing-masing 5. Dapat meniciptakan suasana kerja yang kondusif 6. Berpakaian yang rapi dan sopan 7. Mentaati perintah kedinasan dari atasannya 8. Saling menghormati sesama pegawai dan guru 9. Menjaga nama baik profesi dan organisasi sekolah commitsekolah to user 10. Dapat menyimpan rahasia
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
11. Jika tidak masuk kerja harus seijin atasan 12. Tidak merokok dilingkungan sekolah kecuali ditempat yang telah dtentukan c. Larangan Guru dan Karyawan 1. Dilarang meninggalkan kelas pada waktu mengajar, tanpa seijin atasan 2. Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat sekolah 3. Dilarang
menggunakan
barang-barang
milik
sekolah
untuk
kepentingan pribadi tanpa ijin kepala sekolah 4. Guru dan karyawan yang tidak mematuhi peraturan akan mendapat teguran dari kepala sekolah 2. Peran kepemimpinan kepala sekolah di SMK Negeri 1 Surakarta Adapun peranan kepala sekolah adalah sebagai berikut : Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta berusaha untuk menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta, dengan melakukan pembinaan disiplin sebagai berikut : a. Memberikan teladan dan contoh dengan bersikap disiplin Untuk menanamkan disiplin kepada guru dan karyawan, mereka harus diberikan sosok sebagai panutan atau teladan yang dapat menunjukkan
mereka
bagaimana
sikap
disiplin
seharusnya
dilaksanakan.Sosok kepala sekolah sebagai pemimpin sudah sepatutnya dapat menjadi contoh atau teladan bagi guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta. Seperti yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : “Bapak kepala sekolah selalu memberi contoh dengan bersikap disiplin, beliau tidak pernah datang terlambat dalam rapat, bahkan selalu hadir lebih awal dari yang lain. Beliau selalu menyelesaikan tugas tepat waktu, beliau selalu datang di sekolah jam 7 “.
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Informan VII juga mengungkapkan hal yang sama dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Selama saya bekerja disini, saya lihat bapak kepala sekolah itu orangnya rajin, disiplin mbak. Beliau sangat waktu. Contohnya seperti, beliau tidak pernah datang terlambat dalam rapat mbak ”. Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta adalah sosok pemimpin yang mampu diteladani sikap kedisiplinannya, karena setelah peneliti melakukan observasi, peneliti dapat melihat kepala sekolah adalah sosok yang disiplin, menghargai waktu dan tegas. Dalam observasi peneliti melihat bapak kepala sekolah datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Selain itu beliau juga tepat waktu dalam memenuhi janji untuk mengadakan wawancara dengan peneliti. b. Memberikan motivasi terhadap para guru dan karyawan Untuk menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan, kepala sekolah selalu memberikan motivasi.Pemberian motivasi bertujuan untuk terus mengingatkan dan meningkatkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Sebagaimana diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Untuk meningkatkan SDM guru dan karyawan kita harus selalu berusaha memberikan support kepada guru dan karyawan agar tetap disiplin, bekerja dengan baik karena kinerja mereka selalu saya nilai “. Informan VI juga mengatakan mengenai motivasi yang selalu disampaikan oleh kepala sekolah pada wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Masalah disiplin, bapak kepala sekolah selalu menyampaikan itu ditiap rapat atau arisan. Di briefing juga malah sering, membicarakan masalah yang disiplin dan tidak disiplin “. Sebagaimana juga diungkapkan oleh informan VIII pada wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Iya mbak, bapak kepala sekolah commitkepala to usersekolah selalu menyuruh kita buat itu orang yang disiplin. Bapak
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disiplin.Kalau pas amanat upacara sering mbak ngomong tentang disiplin”. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selalu berusaha memberikan motivasi kepada guru dan karyawan dalam setiap kesempatan.Dalam observasi yang peneliti lakukan, peneliti juga mendengar kepala sekolah menyampaikan motivasinya kepada seluruh warga sekolah untuk bersikap disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, pada saat upacara bendera dan penerimaan mahasiswa PPL di SMK Negeri 1 Surakarta. c. Memberikan penilaian terhadap kinerja guru dan karyawan Sebuah proses pekerjaan agar berjalan dengan baik dan tepat terkadang harus diawasi dan diberikan penilaian. Disamping itu agar kinerja pegawai dapat dilihat apakah sudah sesuai dan baik atau belum.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selalu memberikan penilaian terhadap kinerja guru dan karyawan dan juga mempercayakan pada 1 orang dari guru dan karyawan agar ikut memberikan penilaian agar tidak dipandang subyektif. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Untuk meningkatkan SDM guru dan karyawan kita harus selalu berusaha memberikan support kepada guru dan karyawan agar tetap disiplin, bekerja dengan baik karena kinerja mereka selalu saya nilai. Saya juga mempercayakan kepada 1 teman untuk memberikan tanggapan atas penilaian saya agar tidak terjadi Syu’udzon tapi saya juga mengawasi sendiri . Seperti yang diungkapkan juga oleh informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kepala sekolah adalah orang yang disiplin. Setiap hari beliau memantau kegiatan guru dan karyawan, melihat jadwal mengajar guru juga itu. Semisal ada guru yang ada jam
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ngajar tetapi masih duduk diruang guru, langsung ditegur, mboten ngajar pak? “. Berdasarkan beberapa informasi diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta sangat memperhatikan kinerja guru dan karyawan.Karena dalam observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat dalam kesehariannya kepala sekolah selalu terjun ke lapangan langsung dalam memantau aktivitas guru dan karyawan di sekolah. Beliau sering terlihat mondar-mandir ke ruang guru dan kantor tata usaha untuk melihat jadwal mengajar. Selain itu beliau juga sering keliling sekolah untuk melihat kegiatan yang sedang dilakukan guru karyawan. d. Peringatan terhadap pelanggaran Untuk
menanamkan
kedisiplinan
dalam
diri
terkadang
diperlukan ketegasan baik dari peraturan yang tertulis, sikap pimpinan yang lebih keras dan pemberian sanksi yang tegas. Di SMK Negeri 1 Surakarta, para guru dan karyawan juga dibuatkan peraturan tersendiri, agar ada peraturan yang jelas, selain itu pelanggaran juga mendapat peringatan dari pimpinan atau kepala sekolah. Seperti diungkapkan oleh informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Yang pertama ya diperingatkan secara langsug, dibimbing secara umum dalam rapat atau briefing dan secara khusus atau intern. Kemudian jika sudah keterlaluan diberi surat peringatan “. Selain itu, informan III juga mengungkapkan hal senada dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kalau ada yang tidak disiplin, ya biasanya diberi surat peringatan, selain itu juga dilakukan pembinaan secara umum dalam rapat dan secara internal dengan kepala sekolah langsung “. Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta memang pemimipin yang tegas dan sangat memperhatikan aturan.Beliau pernah sampai mengembalikan guru yang kurang disiplin commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepada dikpora, hal ini dilakukan karena setelah diperingatkan beberapa kali tetap belum dapat mengubah sikapnya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan a. Tanggung jawab terhadap tugas atau pekerjaan Kedisiplinan seseorang sangat dipengaruhi dan didukung oleh banyak hal, salah satu diantaranya adalah tanggung jawab setiap individu.Seperti halnya guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Hal ini diungkapkan oleh informan VI dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : “Yang namanya faktor itu pasti dari dalam dan dari luar. Kalau faktor internal yang mempengaruhi disiplin diantaranya tanggung jawab pribadi masing-masing.Kalau faktor eksternal atau dari luarnya ya lingkungan kerja dan hubungan antar guru dan karyawan itu sendiri”. Kurangnya tanggung jawab sebagian guru dan karyawan diperlihatkan dengan sikap sebagian guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ pada dasarnya guru-guru dan karyawan disini sudah disiplin, tapi ya ada juga beberapa orang yang selalu datang terlambat, pas jam ngajar tidak segera ngajar malah ngobrol di kantor “. Berdasarkan beberapa informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa guru dan karyawan yang kurang memahami tugas dan tanggung jawabnya.Pada saat penulis melakukan observasi, penulis juga melihat ada beberapa kelas yang gaduh karena tidak ada guru yang mengajar dan ada beberapa guru dan karyawan yang ada dikantin dan mengobrol pada saat jam kerja. b. Hubungan dengan kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, karyawan dengan karyawan Dalam melaksanakan akitivitas kerja di sekolah, guru dan commit user karyawan satu sama lain selalutobekerjasama dan berhubungan. Tidak
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mungkin mereka dapat mengerjakan segala pekerjaan sendiri-sendiri. Hubungan kerjasama dan komunikasi yang terjadi antara para guru dan karyawan akan dapat mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan. Seperti diungkapkan oleh informan tentang faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Yang namanya faktor itu pasti dari dalam dan dari luar. Kalau faktor internal yang mempengaruhi disiplin diantaranya tanggung jawab pribadi masing-masing. Kalau faktor eksternal atau dari luarnya ya lingkungan kerja dan hubungan antar guru dan karyawan itu sendiri . Indikator yang memperlihatkan bahwa hubungan antar guru dan karyawan
yang
kurang
baik
dapat
mempengaruhi
kedisiplinan
diungkapkan informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Selain kesanggupan untuk bersikap disiplin, faktor hubungan dengan sesama karyawan juga perlu diperhatikan. Kenapa saya ngomong begitu, karena jika anatara guru dan karyawan, ada yang hubungannya kurang baik, pasti mereka juga jadi enggan saling bertemu apa lagi bekerjasama. Karena ada mbak yang kadang terlambat itu jika ada sesama guru yang memperingatkan malah tidak suka terus jadi tidak mau bicara sama guru yang memperingatkan tadi. Dapat diketahui bahwa hubungan dan komunikasi yang terjalin antar guru dan karyawan mempengaruhi kedisiplinan dan akan berdampak terhadap kinerja guru dan karyawan. Dalam keseharian terlihat selama penelitian, antar guru dan karyawan hubungan terlihat baik, komunikasi dan suasana keakraban terasa di SMK Negeri 1 Surakarta, walaupun kadang ada guru atau karyawan yang terlihat tidak menyapa guru atau karyawan lain saat bertemu. c. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman akan membuat karyawan mempunyai produktisitas yang tinggi dan membantu terciptanya kedisiplinan kerja. Lingkungan kerja juga mempengaruhi kedisiplinan kerja guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
Hal ini di ungkapkan oleh informan V dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kalau lingkungan jelas mempengaruhi mbak, contohnya saya pas ada rehab gedung bagian depan ini kan berisik, kalau pas ada banyak tugas itu saya terganggu, jadi tidak bisa fokus. Jadi pekerjaannya kan tidak lancar “. Berdasarkan informasi diatas, dapat diketahui bahwa guru atau karyawan SMK Negeri 1 Surakarta, merasa sedikit terganggu apa bila kondisi lingkungan kerja atau suasana sekolah agak berisik. Saat penulis melakukan observasi, penulis melihat sekolah sedang direhab.Saat penulis berada didalam sekolah memang sangat terdengar berisik dan mengganggu. d. Teladan dari pemimpin Kepemimpinan adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang yang dapat mempengaruhi dan menggerakkan sekelompok orang untuk mau bekerjasama dengan segenap fasilitas yang mendukung untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga melaksanakan perannya dalam menggunakan posisi kepemimpinannya untuk mempengaruhi dan menjadi teladan bersikap disiplin di sekolah. Seperti yang di ungkapkan oleh informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Dalam setiap briefing, arisan keluarga dan amanat pada upacara kepala sekolah selalu menghimbau untuk disiplin dalam segala hal.Menurut beliau disiplin merupakan awal untuk lebih maju. Bapak kepala sekolah selalu memberi contoh dengan bersikap disiplin, beliau tidak pernah datang terlambat dalam rapat, bahkan selalu hadir lebih awal dari yang lain. Beliau selalu menyelesaikan tugas tepat waktu.Beliau juga selalu datang di sekolah sebelum jam 7 . Informan V juga mengungkapkan hal yang sama dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Disiplin, beliau adalah orang yang disiplin dan keras. Beliau banyak menyampaikan dan mengajak kami untuk juga bersikap yang sama. Bapak kepala sekolah ini juga menunjukkan sikap yang seharusnya kami contoh, banyak hal seperti beliau datang tidak pernah terlambat, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
tidak pernah pulang sebelum jam pelajaran selesai, kecuali beliau ada tugas keluar . Berdasarkan informasi di atas, diketahui bahwa sikap dn perilaku seorangpemimpin atau kepala sekolah mempengaruhi para guru dan karyawan dalam bersikap disiplin. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakartaadalah sosok pemimpin sekolah yang selalu dapat diteladani sikapnya, terutama dalam hal kedisiplinan, beliau selalu menunjukkan sikap disiplinnya dalam setiap hal. Beliau tidak pernah datang terlambat menghadiri rapat atau kegiatan pertemuan lain, sehingga sebagian besar guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta juga adalah para guru dan karyawan yang disiplin. e. Sanksi yang diberikan atas pelanggaran disiplin Sanksi atau pemberian hukuman biasanya diberikan pada pelanggaran peraturan.Berat tidaknya sanksi yang diberikan tergantung seberapa besar pelanggaran yang dilakukan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga memberikan sanksi kepada guru dan karyawan yang tidak disiplin. Seperti yang diungkapkan informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ yang pertama ya diperingatkan secara langsung, dibimbing secara umum dalam rapat atau briefing dan secara khusus atau intern. Kemudian jika sudah keterlaluan diberi surat peringatan “. Informan V juga mengungkapkan tentang pemberian sanksi atas tidak kedisiplinan guru dan karyawan pada wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ biasanya kalau ada yang tidak disiplin dan sudah ketrlaluan langsung di adakan briefing. Kemudian ada juga yang ditegur melalui surat peringatan “. Dapat diketahui bahwa peraturan dan sanksi yang diberikan atas ketidak disiplinan juga mempengaruhi sikap disiplin guru dan karyawan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta cukup tegas dalam menegakkan peraturan bagi para guru dan karyawan di SMK Negeri 1 to user Surakarta.Bapak kepalacommit sekolah selalu memberikan himbauan dan
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
peringatan atas ketidak disiplinan yang dilakukan guru dan karyawan. Selain itu jika sudah keterlaluan beliau menindak lebih tegas lagi dengan mengembalikan guru atau karyawan kepada DEKDIKBUT ( departemen pendidikan dan kebudayaan ). Setiap terjadi ketidak disiplinan kepala sekolah selalu mengadakan breafing untuk membahasnya.Peneliti juga pernah berada di SMK Negeri 1 Surakarta pada saat sedang diadakan breafing guru dan karyawan. 4. Hambatan menumbuhkan kedisiplinan a. Watak atau kepribadian yang berbeda dari masing-masing guru dan karyawan Usaha menanamkan sikap disiplin pada guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta merupak sebuah proses yang tidak mudah. Pada kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam usaha tersebut. Hal ini di ungkapkan informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kemudian kembali lagi kewatak seseorang yang sulit dirubah, kalau batuk kan mudah sembuhnya, tapi kalau watak kan susah. Kalau ada yang dablek, di ingatkan berkali-kali tetap susah “. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Untuk kesulitan atau kendalanya mungkin ini, masalah kepribadian tiap individu guru dan karyawan. Terkadang mungkin ada yang berbeda ada yang susah di nasehati, ada yang tanpa di nasehati sudah ngerti sendiri apa tugasnya, bagaimana seharusnya kalau tidak suka ya sudah tidak suka, tidak dilaksanakan. Padahal yang lain bisa memaklumi meskipun tidak suka, dia tidak mau seperti yang lain, semaunya sendiri. Padahal kita kan satu tim istilahnya.Satu sekolah, satu organisasi. Dapat disimpulkan bahwa watak yang berbeda dari setiap guru dan karyawan yang ada di SMK Negeri 1 Surakarta menjadi salah satu faktor penghambat bagi kepala sekolah dalam penanaman sikap disiplin terhadap para guru dan karyawan. Seperti yang peneliti lihat dalam observasi, sikap guru dan karyawan saat proses wawancara dan commit to pengumpulan data penelitian iniuser juga beragam. Ada yang ramah,
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menerima dan menanggapi dengan baik, namun ada juga yang tidak mau tahu atau menolak. b. Kurangnya iman dan tanggung jawab dari guru dan karyawan. Tanggung jawab adalah sifat dan sikap yang penuh kesadaran dan keikhlasan untuk menjalankan kewajibanya.Suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan. Informan
I
dalam
wawancara
tanggal
10
Oktober
2012mengungkapkan :“terus kadar iman seseorang yang minim, kalau imanya kuat pasti akan disiplin, tanggung jawab pada tugasnya”. Hambatan tentang tanggung jawab juga diungkapkan oleh informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Hambatan disiplin yang saya tahu, ya kaitannya dengan individu ya itu kurang tanggung jawab dari beberapa guru dan karyawan dalam pekerjaan. Ada beberapa yang sering terlihat tidak mengajar tapi ada orangnya.Tapi itu cuma beberapa.Sedikit, mungkin tidak lebih 5%. Dapat disimpulkan bahwa hambatan kedua yang ditemui kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan dalam diri guru dan karyawan adalah kurangnya rasa tanggung jawab sebagian guru dan karyawaan terhadap pekerjaan atau tugas masing-masing.Dapat terlihat dalam aktivitas sehari-hari guru dan karyawan dalam mlaksanakan tugas dan pekerjaan, ada sebagian yang meninggalkan kelas pada saat masih jam belajar mengajar, ada sebagian yang mengobrol dikantin, dan sebagainya. c. Kekurang kompakan dengan guru dan karyawan lain. Komunikasi yang terjalin antara para guru dan karyawan di sekolah juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kedisiplinan. Jika komunikasi yang terjalin ada yang kurang baik maka akan jadi faktor penghambat sikap disiplin. Hal ini juga terjadi
di SMK Negeri 1
Surakarta. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara tanggal 10 Okober 2012 :“Ya cuma tadi ada beberapa orang yang kurang commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kompak walaupun sudah di ingatkan, yang lain mau melaksanakan dia tidak, yang lain bisa datang tepat waktu, dia tidak”. Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan dari informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Terkadang mungkin ada yang kalau tidak suka ya sudah tidak suka, tidak dilaksanakan. Padahal yang lain bisa memaklumi meskipun tidak suka dia tidak mau seperti yang lain, semaunya sendiri. Padahal kita kan satu tim istilahnya. Satu sekolah, satu organisasi. Dapat disimpulkan bahwa ketidakkompakan guru dan karyawan dalam hal dalam melaksanakan peraturan yang ada dan bekerjasama dengan guru dan karyawan yang lain mempengaruhi usaha kepala sekolah dalam menumbuhkan sikap disiplin terhadap guru dan karyawan. 5. Solusi Mengatasi hambatan dalam menumbuhkan kedisiplinan a. Memulihkan kesadaran guru dan karyawan untuk bersikap disiplin melalui pemberian motivasi. Seorang pemimpin yang baik akan berusaha mengatasi dan memberikan solusi atas segala permasalahan yang terjadi di instansi yangdipimpin. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga memberikan
solusi
untuk
mengatasi
hambatan
atas
usahanya
menanamkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta. Seperti diungkapkan informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“kemudian tentu kami akan berusaha memulihkan kesadaran untuk disilin itu sendiri melalui motivasi-motivasi agar bisa merubah sikapnya lebih disiplin”. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“Yang pertama ya diperingatkan secara langsung dan motivasi, dibimbing secara umum dalam rapat atau briefing dan secara khusus atau intern. Kemudian jika sudah keterlaluan diberi surat pringatan”. Informan II mengungkapkan tentang usaha kepala sekolah commit to user mengatasi hambatan dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selama ini yang dilakukan sudah cukup banyak.Bapak kepala sekolah sering menghimbau kami, memotivasi kami dan juga menegur kalau kami tidak disiplin.Dalam setiap kesempatan beliau menunjukkan komitmennya berdisiplin diri.Emmmm, kegiatan arisan keluarga yang rutin menurut saya juga merupakan usaha lho. Karena selain bisa menjaga jalinan silaturahmi para guru dan karyawan juga merupakan upaya menjaga komitmen masing-masing . Dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian motivasi secara lebih sering dan berkesinambungan, maka kemauan guru dan karyawan yang kurang disiplin untuk mengubah sikapnya menjadi lebih disiplin akan lebih mudah tercapai. Selain itu motivasi juga bermanfaat bagi para guru
dan
karyawan
yang
sudah
disiplin
untuk
dapat
terus
mempertahankan sikapnya dengan adanya motivasi tersebut. b. Terus-menerus
mengadakan
pembinaan
tentang
disiplin
melalui
pendekatan khusus. Usaha menanamkan disiplin harus dilaksanakan secara terusmenerus dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar disiplin yang diterapkan bisa jadi kebiasaan yang terus akan melekat dalam diri tiap guru dan karyawan, bukan hanya setelah ada pembinaan saja. Informan I mengungkapkan tentang pembinaan disiplin untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam menerapkannya di SMK Negeri 1 Surakarta dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Kemarin itu sempat guru yang tidak disiplin mau saya kembalikan ke DEPDIKNAS(departemen pendidikan nasional ), tapi saya tidak mau jadi disini akan terus kami bina secara khusus, kami ajak bersikap disiplin, karena guru dan karyawan disini adalah panutan siswa, jadi sikap kami juga harus lebih baik agar dapat dilihat siswa dan masyarakat luar. Informan II juga menambahkan tentang hal yang sama dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Untuk menumbuhkan disiplin, harus
tak
kenal
lelah
menanamkan
disiplin,
memotivasi
dan
mempertahankan eksistensi “. Dapat dilihat bahwa upaya pembinaan disiplin dapat menjadi commit user solusi untuk menangani guru dantokaryawan yang kurang disiplin. Dengan
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembinaan kepala sekolah secara umum atau secara khusus kepada sebagian guru dan karyawan yang kurang disiplin, maka kesadaran untuk bersikap disiplin dari guru dan karyawan akan lebih mudah terwujud. c. Menjaga komunikasi dan hubungan baik antar sesama guru dan karyawan. Dengan adanya komunikasi yang berjalan baik dan lancer antara guru dan karyawan, hubungan yang terjalin juga akan baik. Efeknya semua pekerjaan baik individu atau pekerjaan yang membutuhkan kerjasama kelompok akan dilakukan dengan baik, disiplin dan lancer. Informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 mengungkapkan : Selama ini yang dilakukan sudah cukup banyak.Bapak kepala sekolah sering menghimbau kami, memotivasi kami dan juga menegur kalau kami tidak disiplin.Dalam setiap kesempatan beliau menunjukkan komitmennya berdisiplin diri.Emmmm, kegiatan arisan keluarga yang rutin menurut saya juga merupakan usaha lho. Karena selain bisa menjaga jalinan silaturahmi para guru dan karyawan juga merupakan upaya menjaga komitmen masing-masing . Informan III juga menambahkan tentang hal yang sama dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Selain kesanggupan untuk disiplin, faktor hubungan dengan sesama karyawan juga perlu diperhatikan. Kenapa saya ngomong begitu, Karena jika antara guru dan karyawan, ada juga yang hubungannya kurang baik, pasti mereka juga jadi enggan saling bertemu apa lagi bekerjasama. Dapat disimpulkan bahwa, komunikasi yang terjalin baik antar guru, karyawan dan kepala sekolah akan membuat hubungan antara guru, karyawan dan kepala sekolah juga terbina baik. Dengan hubungan yang berjalan baik, maka guru dan karyawan akan merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaan dan bekerjasama melaksanakan tugas. Dengan demikian kinerja guru dan kedisiplinan akan meningkat. C.Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam bagian ini, peneliti menganalisis data yang berhasil dikumpulkan di lapangan sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori-teori yang ada yaitu tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan. Berikut ini disajikan temuan studi yang dihubungkan dengan teori yang terdiri dari : Pelaksanaan peran kepemimpinan kepala sekolah SMKNegeri 1 Surakarta, Pembinaan disiplin Guru dan Karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, faktor yang menghambat kedisiplinan dan solusi untuk mengatasi hambatan menanamkan kedisiplinan guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta. 1. Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta Pelaksanaan peran kepala sekolah dilakukan dengan selalu melakukan Pembinaan disiplin Guru dan Karyawan SMK Negeri 1 surakarta Faktor-faktor yang menunjang pembinaan sikap disiplin menurut Susilo Martoyo (2000: 125) adalah sebagai berikut : a. Motivasi Motivasi merupakan faktor penting dalam pencapaian disiplin kerja. Apabila tidak ada motivasi, maka seseorang dalam bekerja tidak akan bergairah. b. Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu program dalam aspek pengembangan pegawai atau karyawan.Dengan adanya diklat, diharapkan
pegawai
mengembangkan
atau
karyawan
kemampuannya
agar
dapat
memperbaiki
sesuai
dengan
dan
kebutuhan
organisasi. c. Kepemimpinan Seorang pemimpin adalah panutan bagi bawahannya.Apabila pimpinan memberikan contoh yang baik dan bawahan mau mengikuti pimpinannya tentu berdampak positif bagi organisasi. Apabila pimpinan commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bertindak sesuka hati tanpa mengikuti disiplin kerja, akan memberikan contoh yang tidak baik bagi organisasi. d. Kesejahteraan Tingkat kesejahteraan yang diterima pada saat bekerja akan berdampak bagi bawahan. Apabila tingkat kesejahteraan yang diberikan organisasi tinggi akan memotivasi pegawai untuk disiplin dalam bekerja. Apabila kesejahteraan yang diterima tidak sesuai, maka pegawai cenderung bekerja seenak hatinya. e. Penegakan disiplin lewat hukum Penegakan disiplin lewat hukum merupakan penegakan disiplin yang bersumber pada tatan hukum yang ada dan sudah diatur dalam perundang-undangan yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh masing-masing pegawai tanpa adanya pengecualian. Adapun usaha pembinaan disiplin yang dilakukan kepala sekolah di SMK Negeri 1 Surakarta antara lain dengan memberikan : a. Motivasi Motivasi
merupakan
upaya
untuk
membangkitkan
semangat.Motivasi diberikan para pimpinan agar bawahannya selalu semangat dalam bekerja.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selalu memberikan motivasi kepada para guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta baik secara umum dalam rapat, briefing, upacara, arisan keluarga dan secara khusus atau intern jika ada yang harus dibrikan motivasi secara khusus.Upaya tersebut dilakukan agar para guru dan karyawan dapat disiplin, semangat dalam bekerja sehinggan kinerja para guru dan karyawan dapat meningkat.
b. Teladan kepemimpinan kepala sekolah Kepala sekolah sebagai pemimpin yang baik selalu berusaha menjadi teladan atau panutan bagi bawahannya.Bapak Suyono sebagai commit to user dalam sikapnya sehari-hari di kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sekolah selalu menunjukkan sikap yang dapat memberikan motivasi dan contoh untuk diteladani guru dan karyawan. Beliau selalu datang ke sekolah jam tujuh pagi, dan pulang setelah jam pelajaran berakhir. Beliau juga tidak pernah terlambat datang ke rapat, dan selalu menyelesaikan tugas tepat waktu. c. Kesejahteraan Tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan guru dan karyawan memang mempengaruhi guru atau karyawan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya.Jika kesejahteraan yang diterima di tempat kerja kurang memenui, maka pekerjaan juga kurang dilakukan dengan disiplin.Bapak Suyono selaku kepala sekolah sangat memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan para guru dan karyawan, terutama bagi guru dan karyawan tidak tetap.Beliau berusaha agar mereka cepat diangkat menjadi guru dan karyawan tetap.Beliau juga selalu mensuport setiap guru dan karyawan tanpa pilih-pilih. d. Penegakan disiplin Penegakan disiplin adalah usaha yang dilakukan agar kedisiplinan benar-bener diterapkan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta, bapak Suyono juga melaksanakan penegakan disiplin tersebut. Penegakan disiplin tersebut dimulai dengan menegaskan tatatertib bagi para guru dan karyawan, memberikan peringatan bagi yang terlihat kurang disiplin, memberikan teguran keras, memberikan surat peringatan, sampai dengan mengembalikan ke dinas bagi guru yang kurang disiplin. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan Guru dan Karyawan SMK Negeri 1 Surakarta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja diantaranya adalah : a. Kepemimpinan
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepemimpinan karyawan sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan.Pemimpin harus bisa memberikan contoh sikap disiplin yang baik, sehingga bawahannya pun bersikap demikian. b. Motivasi kerja Sikap mental manusia yang mendorong manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. c. Komunikasi Komunikasi adalah hubungan timbal balik antar manusia. Komunikasi antara bawahan dengan pimpinan akan semakin baik apabila tindakan disiplin pegawai semakin ditingkatkan. d. Lingkungan kerja Disiplin kerja akan terwujud apabila keadaan lingkungan kerja yang memungkinkan. Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan sikap disiplin yang baik pula dan produktivitas kerja pun akan tercapai. e. Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan menjadikan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya dan sikap disiplin tentu berjalan. f. Sanksi Sanksi akan membuat para pegawai bersikap disiplin karena dengan
adanya
sanksi
para
pegawai
akan
merasa
takut.
www.digilib.unnes.ac.id Sikap disiplin guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta juga dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya yang sesuai dengan pendapat diatas : a. Lingkungan kerja yang terkadang berisik Lingkungan kerja merupaka lingkungan yang dimana guru dan karyawan melaksanakan pekerjaannya, lingkungan bukan hanya berarti tempat, namun juga kondisi dan orang-orangnya. Lingkungan yang kurang nyaman dan banyak gangguan dapat membuat para guru dan karyawan tidak nyaman sehingga pekerjaannya juga tidak akan lancar. Hal tersebut commit to user juga terjadi di SMK Negeri 1 Surakarta.Lingkungan yang kadang berisik
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengganggu para karyawan dalam berkonsentrasi saat bekerja.Namun kendala tersebut hanya sesekali terjadi. b. Sanksi atas ketidak disiplinan kepada para guru dan karyawan Sanksi atas ketidak disiplinan biasanya diberikan agar peraturan yang dibuat benar-benar dilaksanakan dengan baik. Adanya sanksi atas ketidak disiplinan akan membuat para guru dan karyawan bekerja dengan disiplin dan sesuai dengan peraturan. SMK Negeri 1 Surakarta juga memiliki peraturan atau tata tertib khusus bagi para guru dan karyawan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga selalu menegaskan peraturan tersebut.Beliau memberikan sanksi atas ketidak disiplinan yang diperbuat guru atau karyawan.Sanksi yang diberikan tergantung dari pelanggaran yang dibuat. Jika ada pelanggaran ringan, bapak Suyono pertama kali akan mengingatkan atau menegur, kemudian jika pelanggarannya lebih berat beliau memberikan surat peringatan dan sampai mengembalikan mereka yang guru DPK tidak disiplin kepada Dikpora. Sejauh ini pelanggaran yang dibuat oleh para guru dan karyawan tidak terlalu berat, dan selama ini beliau juga memberikan sanksi yang sesuai. c. Komunikasi yang kurang baik antar guru dan karyawan Komunikasi
merupakan
proses
penyampaian
pesan
dari
komunikator kepada komunikan. Komunikasi mempengaruhi kedisiplinan karena semakin efektif komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan juga komunikasi antar sesama guru dan karyawan yang berlangsung, akan semakin baik pula kedisiplinan yang tercipta. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta, bapak Suyono sangat menjaga hubungan dan komunikasi antara beliau sendiri dengan para guru dan karyawan, hubungan dan komunikasi antar sesama guru dan karyawan.Usaha yang beliau lakukan untuk menjaganya adalah melalui arisan keluarga dan pengajian rutin dengan para guru dan karyawan sekeluarga. d. Balas jasa yang diberikan kepada guru dan karyawan commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Balas jasa dapat diartikan gaji atau upah yang diterima para guru dan karyawan.Balas jasa memang sangat mempengaruhi disiplin tidaknya guru dan karyawan dalam bekerja. Jika antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan gaji yang diterima telah sesuai dan memenuhi kebutuhan guru dan karyawan, maka mereka akan melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan sedisiplin mungkin. Bapak Suyono selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta sangat memperhatikan hal ini. Beliau mengungkapkan bahwa untuk guru dan karyawan tidak tetap beliau sudah berani memberikan gaji antara lima belas sampai dengan dua puluh ribu rupiah. Lumayan tinggi untuk ukuran solo, walaupun tidak paling tinggi. e. Kepemimpinan kepala sekolah Faktor kepemimpinan dapat dikatakan sangat mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan, karena pemimpin dalam hal ini kepala sekolah adalah sebagai contoh bagi para guru dan karyawan. Jika pemimpin atau kepala sekolah disiplin maka tentu para guru dan karyawan akan menyesuaikan. Bapak Suyono adalah kepala sekolah yang tidak terlalu banyak berkata-kata dan memerintah, namun beliau lebih sering memberikan contoh dalam sikapnya.Beliau adalah kepala sekolah yang tegas dan disiplin, dan semua guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta mengakui hal tersebut. 3. Hambatan Menanamkan Kedisiplinan SMK Negeri 1 Surakarta Dalam upaya penanaman disiplin, pasti ditemui kendala dalam proses pelaksanaannya. Begitu juga dengan upaya penanaman disiplin di SMK Negeri 1
Surakarta,
dalam
hal
ini
kepala
sekolah
menemui
beberapa
hambatan.Hambatan sendiri bermacam-macam. Adapun pendapat mengenai hambatan diutarakan sebagai berikut : Secara garis besar hambatan-hambatan untuk menegakkan disiplin itu dapat digolongkan sebagai berikut : yang pertama, hambatan internal bersumber pada diri seorang atau masyarakat. Yang termasuk hambatan internal adalah kesadaran hukum masih lemah, kurang tanggung jawab to user terhadap tugas yang diberikancommit dan lain-lain.Dan kedua, hambatan eksternal
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyangkut segala hal diluar individu atau masyarakat yang menghambat pencegahan disiplin.http://www.kir-masdata.co.cc Hambatan yang muncul dalam upaya menanamkan disiplin kepada guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta yang sesuai dengan pendapat diatas adalah : a. Hambatan internal Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu guru dan karyawan sendiri. Yang termasuk hambatan internal di SMK Negeri 1 Surakarta diantaranya : 1. Watak dan kepribadian yang susah dinasehati Watak atau kepribadian yang beragam dari para guru dan karyawan sedikit menjadi hambatan bagi kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta dalam usaha menanamkan kedisiplinan guru dan karyawan. Ada beberapa guru atau karyawan SMK Negeri 1 Surakarta yang susah dinasehati atau mendengarkan saran dan kritikan dari pimpinan atau sesama guru dan karyawan. Contohnya, saat ada yang tidak datang dalam rapat atau sering datang terlambat untuk mengajar dan diperingatkan oleh temannya, tidak didengarkan.Bahkan saat yang memperingatkan adalah kepala sekolah, peringatan yang diberikan tidak juga dihiraukan. Sampai kepala sekolah memberikan surat peringatan dan mengembalikan ke dinas bagi guru DPK dan kepada DEPDIKNAS (departemen pendidikan nasional). 2. Kurangnya rasa tanggung jawab individu Rasa tanggung jawab merupakan kesadaran individu untuk melaksanakan kewajibannya. Kurangnya rasa tanggung jawab akantugas atau kewajiban, akan menyebabkan melemahnya kinerja yang dihasilkan. Ada beberapa guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta yang dianggap kurang memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya. Sebagai contoh, saat jam mengajar ada yang tidak juga masuk ke kelas malah ngobrol atau makan dikantin.Sampai ditegur commit to user oleh kepala sekolah baru mereka melaksanakan tugasnya
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
tersebut.Namun hal seperti ini hanya sebagian kecil atau hanya sedikit. Sedangkan guru dan karyawan yang lain sudah jauh lebih disiplin dan lebih menyadari akan tugas dan kewajibannya. b. Hambatan eksternal Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar diri individu guru dan karyawan.Yang termasuk hambatan eksternal dalam menanamkan disiplin guru di SMK Negeri 1 Surakarta adalah hubungan atau antara kepala sekolah dengan beberapa guru dan karyawan.Hambatan tersebut dapat dilihat dari ketidak kompakan sebagian guru atau karyawan yang terlihat. Misalnya ada satu dua guru atau karyawan yang merasa tidak suka terhadap guru dan karyawan yang lain. Rasa seperti itu timbul karena merasa terganggu dengan keberadaan guru dan karyawan yang lain. Contohnya, saat ada yang terlambat, guru lain ada yang mengingatkan atau menasehati. Karena hal itu, kemudian guru atau karyawan yang diingatkan merasa terganggu dan tidak suka.Setelah itu hubungan antara keduanya menjadi kurang baik.Rasa tidak suka tersebut malah membuat guru atau karyawan tersebut menjadi tambah seenaknya sendiri dan kurang disiplin dalam efisien waktu dan daam melaksanakan pekerjaannya. 4. Solusi Mengatasi Hambatan Menanamkan kedisiplinan SMK Negeri 1 Surakarta. Berbagai upaya dalam mengatasi hambatan disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut : a. Dalam lingkungan kerja hendaknya diberikan teladan yang baik b. Diciptakan keadilan dan kebenaran dalam berbagai tindakan dalam menegakkan peraturan yang berlaku c. Dalam lingkungan kerja disamping harus memberikan contoh perbuatan yang baik, perlu juga mengintensifkan pendidikan budi pekerti. http://www.kir-masdata.co.cc Sesuai dengan teori diatas, upaya kepala sekolah untuk mengatasi hambatan dalam menanamkan disiplin kepada guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta antara lain :commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Menegakkan peraturan dan melakukan pembinaan melalui motivasi Menegakkan peraturan yang dilakukan kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta, bapak Suyono adalah melalui memberikan sanksi atas pelanggaran kedisiplinan. Sanksi diberikan menurut tingkat pelanggaran, mulai
dari
teguran
langsung,
surat
peringatan
sampai
dengan
mengembalikan guru atau karyawan kepada DEPDIKNAS (departemen pendidikan nasional) dan kepada dikpora kepada dinas. Selain itu, bapak Suyono juga selalu melakukan pembinaan disiplin melalui penyampaian motivasi dalam setiap kesempatan atau waktu yang tepat. b. Mengintensifkan kegiatan bersama guru dan karyawan Selain melalui penegakan peraturan, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta, bapak Suyono juga melaksanakan usaha penanaman disiplin melalui arisan keluarga dan pengajian.Kegiatan tersebut dilakukan agar hubungan antar kepala sekolah dengan para guru dan karyawan dapat terjalin dengan baik dan membuat suasana kerja nyaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan temuan studi di lapangan, serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta yang juga merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan, sebagai berikut : 1. Peranan kepemimpinan kepala sekolah Peranan kepemimpinan yang dilaksanakan kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta dilakukan melalui pembinaan-pembinaan disiplin antara lain : a. Memberikan motivasi kepada para guru dan karyawan Dalam setiap kesempatan, misalnya dalam amanat upacara, rapat dan briefing kepala sekolah selalu menghimbau para guru dan karyawan untuk selalu bersikap disiplin b. Memberikan teladan kepemimpinan dengan bersikap disiplin Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selain selalu memberikan motivasi juga selalu menunjukkan sikap disiplin yang patut diteladani oleh para guru dan karyawan di sekolah. Beliau selalu datang di sekolah sebelum jam tujuh pagi, tidak pernah dating terlambat dalam rapat, briefing c. Berupaya memperhatikan tingkat kesejahteraan yang diterima guru dan karyawan Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta berupaya meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan dengan berusaha agar para guru dan karyawan mengerjakan pekerjaan dengan baik dan mematuhi kedisiplinan. Selain itu beliau juga memberikan gaji yang pantas kepada para guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
d. Melaksanakan penegakan disiplin Penegakan disiplin yang dilakukan kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta melalui pemberian sanksi, peringatan dan hukuman atas ketidak disiplinan yang dilakukan. Sanksi, peringatan atau hukuman diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan para guru dan karyawan 2. Hambatan yang muncul dalam pembinaan disiplin a. Hambatan Internal 1) Watak atau kepribadian yang susah dinasehati dari sebagian guru dan karyawan 2) Kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki sebagian guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan b. Hambatan Eksternal Hambatan eksternal yang muncul dalam penanaman disiplin guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta adalah factor lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dimaksudkan adalah terkait hubungan antar guru dan karyawan, yaitu adanya rasa ketidak nyamanan terhadap keberadaan guru dan karyawan yang lain yang kurang disukai 3. Solusi mengatasi hambatan yang muncul a. Menegakkan peraturan dan melakukan pembinaan Untuk mengatasi hambatan kedisiplinan tentang perbedaan karakter atau watak dan kurangnya tanggung jawab yang dimiliki para guru dan karyawan, kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta lebih menegakkan peraturan tentang kedisiplinan untuk para guru, karyawan dan melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kedisiplinan dengan menyampaikan motivasi dan pendekatan secara lebih intensif kepada para guru dan karyawan yang bermasalah dengan kedisiplinan b. Mengintensifkan kegiatan bersama guru dan karyawan Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga mengadakan arisan keluarga dengan seluruh guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta. Kegiatan tersebut dilakukan guna menjaga hubungan baik atau silaturahmi antar guru dan karyawan commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. IMPLIKASI Implikasi hasil penelitian dapat berupa hasil
teoritis terhadap usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan ilmu secara praktis dalam memecahkan masalah penelitian. Berdasarkan kesimpulan di atas, ditambah dengan temuan yang dibahas dalam penelitian ini mengenai “peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta”, maka implikasi yang ditimbulkan adalah : 1. Hasil penelitian yang dapat dijadikan masalah bagi kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan di SMK Negeri 1 Surakarta. 2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu kepemimpinan dan manajemen sumberdaya manusia SMK Negeri 1 Surakarta C. SARAN Berdasarkan simpulan, Implikasi dan temuan studi di lapangan, dapat peneliti kemukakan saran sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah a. Kepala sekolah sebaiknya melakukan perubahan dalam kegiatan memantau kegiatan guru dan karyawan melalui presensi. Misalnya jika memungkinkan menggunakan finger print atau presensi dengan sidik jari, selain itu kepala sekolah dapat meminta dalam presensi di cantumkan keterangan waktu guru dan karyawan pada saat dating mengajar atau pulang. b. Kepala sekolah sebaiknya memberikan nilai yang baik kepada beberapa guru dan karyawan yang dinilai paling disiplin untuk memotivasi guru dan karyawan yang lain 2. Bagi guru-guru a. Guru sebaiknya lebih berusaha lagi untuk meningkatkan kedisiplinannya dalam bekerja. Saat tidak bisa dating tepat waktu atau berhalangan hadir untuk mengajar, sebaiknya tetap memberitahukan pihak sekolah agar segala pekerjaan dan tugas tidak to berantakan dan dapat diantisipasi commit user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Guru sebaiknya tetap menjaga hubungan dan silaturahmi yang sudah baik dengan guru, karyawan yang lain dan juga dengan kepala sekolah. c. Guru sebaiknya yang memiliki watak susah di nasehati, bias diberi nasehat dengan cara perlahan-lahan supaya guru tersebut tidak tersinggung, setelah di berinasehat guru tersebut bias merubah watak yang susah di nasehati tersebut d. Guru sebaiknya memberikan laporan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan secara tepat waktu kepada kepala sekolah 3. Bagi karyawan a. Karyawan sebaiknya lebih memiliki sikap disiplin yang ditunjukkan kepada kepala sekolah, agar sikap disiplin bisa lebih melekat dalam diri karyawan dan dapat membuat yang lain ikut meningkatkan sikap kedisiplinan yang dimiliki b. Karyawan sebaiknya lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam bekerja. Saat tidak bias dating tepat waktu kesekolah atau berhalangan hadir kesekolah, rapat atau berhalangan tidak bias menyelesaikan tugas, sebaiknya tetap memberitahukan kepada pihak sekolah agar segala pekerjaan dan tugas tidak berantakan dan dapat diantisipasi c. Karyawan sebaiknya harus tetap bias menjaga hubungan dan silaturahmi yang sudah baik dengan guru, karyawan yang lain dan juga dengan kepala sekolah. Karyawan sebaiknya selalu dating dalam kegiatan arisan keluarga dan pengajian guru dan karyawan yang sudah berlangsung d. Karyawan sebaiknya dapat mengusulkan kepada kepala sekolah untuk mengadakan latihan kerja disiplin dan kegiatan lain yang dapat menambah semangat kerja karyawan di sekolah dan menguatkan jalinan silaturahmi dengan sesama guru dan karyawan
commit to user