Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 Penyelesaian Sengketa Antar Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Dengan Penyelenggara Pemilihan Tahun 2015 di Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 8 Tahun 2015 Lendrawati Abstract Riau Island Province in 2015 organized the election of Governor and Vice Governor, Regent and Vice Regent, also Mayor and Deputy Mayor simultaneously. The election of Governor and Vice Governor was followed by two (2) pairs of candidates. Settlement is a set of procedures to ensure the obligations and responsibilities had been applied, punished the suspect or irresponsible people behind the errors in the implementation of a decision in the election. Bawaslu Supervisory Province and District / City had an authority to conduct Dispute Resolution Request which filled accordance with the Regulation of the General Elections Supervisory Board No. 8 of 2015 about the Procedure of Settlement Election of Governor and Vice Governor, Regent and Vice Regent, also Mayor and Deputy Mayor. Decisions Dispute Resolution Request that completed by Bawaslu Riau Islands Province had been decided with an Occurance of agreement between the Applicant and the Respondent. Keywords: Petition, Settlement, Perbawaslu, Decision Occurrence Agreement. A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum di Indonesia yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali bertujuan untuk memilih pemimpin yaitu Kepala Daerah dan Presiden dan Wakil Presiden juga untuk memilih anggota Legislatif, sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 22E ayat (5) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur bahwa ā€¯Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri". Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan pada tahun 2015 ini merupakan Pemilihan Kepala Daerah Serentak yang akan diikuti oleh sebanyak 205 (Dua Ratus Lima) daerah, terdiri atas 8 (delapan) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di seluruh Indonesia yaitu: 1. Provinsi Sumatera Barat; 2. Provinsi Jambi; 3. Provinsi Bengkulu; 4. Provinsi Kepulauan Riau; 5. Provinsi Sulawesi Utara; 6. Provinsi Kalimantan Selatan; 7. Provinsi Kalimantan Tengah, dan
138
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 8. Provinsi Kalimantan Utara Di samping itu daerah yang juga mengikuti Pemilihan baik Bupati dan Walikota adalah sebagai berikut: Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Kota Medan Kab. Serdang Bedagai Kab. Tapanuli Selatan Kab. Toba Samosir; Kota Binjai; Kab. Labuhan Batu; Kab. Asahan; Kota Sibolga Kab. Pakpak Barat; Kab. Humbang Hasundutan; Kab. Samosir; Kota Pematang Siantar Kab. Simalungun; Kab. Labuhanbatu Utara; Kab. Solok; Kab. Dharmasraya; Kota Bukit Tinggi; Kab. Solok Selatan; Kab. Pasaman Barat; Kab. Pasaman; Kota Solok; Kab. Pesisir Selatan; Kab. Sijunjung; Kab. Tanah Datar; Kab. Padang Pariaman; Kab. Agam; Kab. Lima Puluh Kota ; Kab. Kep. Meranti; Kab. Indragiri Hulu; Kab. Bengkalis; Kota Dumai; Kab. Penungkal Arab Lematang Ilir; Kab. Musirawas Utara; Kab. Ogan Komering Hulu; Kab. Ogan Ilir; 139
97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132.
Kab. Banyuwangi; Kab. Malang; Kab. Sidoarjo Kota Cilegon; Kab. Serang; Kab. Karang Asem; Kab. Badung; Kab. Bangli; Kab. Tabanan; Kota Denpasar; Kab. Lombok Utara; Kab. Bima; Kota Mataram; Kab. Sumbawa Barat; Kab.Dompu; Kab. Lombok Tengah; Kab. Malaka; Kab. Belu; Kab. Manggarai Barat; Kab. Sumba Timur; Kab. Manggarai; Kab. Ngada; Kab Sumba Barat; Kab Timor Tengah Utara; Kab. Kapuas Hulu; Kab. Bengkayang; Kab. Sekadau; Kab. Melawi; Kab. Sintang; Kab. Ketapang; Kab. Kotawaringin Timur; Kab. Banjar Selatan; Kab. Kota Baru; Kota Banjar Baru; Kota Banjarmasin; Kab. Balangan;
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76.
Kab OKU Selatan; Kab. OKU Timur; Kab. Musi Rawas; Kab. Muko-muko; Kab. Seluma; Kab. Kepahiang; Kab. Lebong; Kab. Bengkulu Selatan; Kab. Rejang Lebong; Kab. Pesisir Barat; Kab. Lampung Selatan; Kota Metro; Kab. Way Kanan; Lampung Timur; Kab. Pesawaran; Kab. Bandar Lampung; Lampung Tengah; Kab. Bangka Selatan; Kab. Belitung Timur; Kab. Bangka Tengah; Kab. Bangka Barat; Kab. Kepulauan Anambas; Kab. Bintan; Kab. Lingga Kab. Pangandaran; Kab. Sukabumi; Indramayu; Kab. Bandung; Kab. Karawang; Kota Semarang; Kab. Rembang; Kab. Kebumen; Purbalingga; Kota Surakarta; Kab. Boyolali; Kota Pekalongan; Kab. Blora; Kab. Kendal; Kota Magelang; Kab. Sukoharjo; Kab. Semarang;
133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173.
140
Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Tanah Bumbu; Kab. Mahakam ulu; Kab. Kutai Kartanegara; Kab. Paser; Kab. Berau; Kota Samarinda; Kab. Tana Tidung; Kab. Bulungan; Kab. Bolmong Timur; Kab. Minahsa Utara; Kota Manda; Kab. Minahasa Selatan; Kab. Balmong Selatan; Kab. Banggai Laut; Morowali Utara; Kab. Tojo Una-Una; Kab. Poso; Kab. Toli-Toli; Kota Palu; Kab. Sigi; Kab. Pangkajene Kep. Kab. Barru Kab. Moros Kab. Gowa Kab. Luwu Timur Kab. Tana Toraja; Kab. Kepulauan Selayar Kab. Soppeng Kab. Luwu Utara Kab. Bulukumba Kab. Kolaka Timur Kab. Buton Utara Kab. Konawe Kab. Muna Kab. Konawe Kepulauan Kab. Muna Barat Kab. Buton Selatan Buton Tengah Kab. Gorontalo Kab. Bone Bolango
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96.
Kab. Wonosobo; Kab. Purworejo; Kab. Wonogiri; Kab. Klaten; Kab. Bantul; Kab. Gunung Kidul; Sleman; Kab. Ngawi; Kota Blitar; Kab. Lamongan; Kab. Jember; Kab. Ponorogo; Kab. Kedir; Kab. Sitibondo; Kab. Gresik; Kota Surabaya; Kab. Trenggalek; Kota Pasuruan; Kab. Mjokerto; Kab. Sumenep;
174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196.
Kab. Pohuwato Kab. Mamuju Tengah Kab. Mamuju Utara; Kab. Mamuju; Kab. Seram Bagian Barat Kab. Kepulauan Aru Kab. Pulau Taliabu Kota Ternate Kab. Halmahera Timur Kab. Kepulauan Sula Kab. Halmahera Utara Kota Tidore Kepulauan; Kab. Nabire; Kab. Asmat; Kab. Keerom; Kab. Warofen; Kab. Pegunungan Arfak; Kab. Manokwari Selatan; Kab. Sorong Selatan; Kab. Raja Ampat; Kab. Kaimana; Kab. Teluk Bintuni; Kab. Fakfak. 1
Dasar hukum pelaksanaan Pemilihan Serentak Tahun 2015, Pemerintah telah menetapkan regulasi yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-undang, sebagimana yang diubah oleh UU Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undnag-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-undang selanjutnya ditulis UU Nomor 8/2015 Tentang Pemilihan) Geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan sebaran jumlah penduduk yang tidak merata di setiap pulau dan daratan menyebabkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah membutuhkan Pengawasan dalam penyelenggaran Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2015. Pemilihan Umum khususnya Pemilihan Kepala Daerah Serentak, memerlukan pengawasan dari setiap unsur seperti masyarakat, akademisi, Pemantau dan Lembaga yang khusus diamanatkan oleh Undang-undang. 1
Surat dari Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 120/4474/OTDA Perihal Konfirmasi Data Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Tahun 2015, tertanggal 29 Oktober 2014 kepada Sekretaris Jenderal KPU RI.
141
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 Sebagai salah satu lembaga yang diamanatkan oleh UU Nomor 15 Tahun 2011, tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2015, Komisi Pemilihan Umum (selanjutnya ditulis KPU), sebagai penyelenggara, Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/ Kota, selanjutnya ditulis Panwas Kab/Kota. Dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak Serentak Tahun 2015, ini, Bawaslu Provinsi dan Panwas Kab/Kota, mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan Sengketa Pemilihan Kepala Daerah dalam Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dalam Tahapan Pencalonan. Pasal 142 UU Pemilihan menyatakan bahwa: Sengketa Pemilihan terdiri atas: a. sengketa antarpeserta Pemilihan; dan b. sengketa antara Peserta Pemilihan dan penyelenggara Pemilihan sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. Sistem penyelesain sengketa pemilu yang merupakan inti dari sistem keadilan pemilu memiliki dua fungsi yang utama yakni korektif dan punitif. Tindakan korektif ditujukan untuk menangani keberatan-keberatan pemilu yang tujuan adalah untuk pembatalan atau memodifikasi atau mengakui setiap penyimpangan tindakan pemilu, dan memberikan perlindungan hak-hak pemilu atau memulihkan dan memenuhi hak pemilu yang dilanggar. Area utama keberatan pemilu dalam penyelenggaraan pemilu meliputi : penyusunan daftar pemilih, gugatan terhadap para kandidat, penunjukan badan penyelenggara pemilu dan panitia adhoc, intimidasi, pelanggaran kampanye, pelanggaran pemungutan dan penghitungan suara, pelanggaran tabulasi suara maupun alokasi kursi. Sistem penyelesaian sengketa pemilu juga mencakup fungsi punitif yakni pemberian sanksi hukuman pada orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran pemilu dan kejahatan pemilu. Fungsi punitif sistem penyelesaian sengketa pemilu adalah serangkaian prosedur untuk memastikan kewajiban dan tanggungjawab pemilu dijalankan, menghukum pelaku atau orang yang bertanggung jawab atas kejahatan pemilu atau pelanggaran pemilu. Menjatuhkan sanksi pidana pada seseorang yang bertanggungjawab atas pelanggaran dan kejahatan pemilu memerlukan beberapa prasyarat seperti definisi yang jelas tentang pelanggaran kriminal, sanksinya dan hukuman yang akan diberikan jika melanggar, dan harus dicantumkan dalam undang-undang secara jelas. Kedua, ketentuan hukum yang menetapkan suatu pelanggaran administratif atau pelanggaran pidana dan sanksi atau hukuman yang sesuai harus mewujudkan prinsip-prinsip kepastian hukum dan objektivitas. Ketiga, ketentuan yang menetapkan sanksi atau hukuman perlu ditafsirkan dan diterapkan secara ketat. Prinsip-prinsip legalitas mensyaratkan bahwa tidak ada argumen dengan analogi bisa diterapkan, dan tidak seharusnya argumen akal sehat diterapkan. Penggunaan argumen tersebut akan
142
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 menyebabkan ketidakpastian terkait perilaku atau kelalaian yang dapat dihukum atau tidak2 Kewenangan Pengawas untuk menyelesaikan Sengketa diatur dalam Pasal 143 yang berbunyi: (1) Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota berwenang menyelesaikan sengketa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142. (2) Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota memeriksa dan memutus sengketa Pemilihan paling lama 12 (dua belas) hari sejak diterimanya laporan atau temuan. (3) Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota melakukan penyelesaian sengketa melalui tahapan: a. menerima dan mengkaji laporan atau temuan; dan b. mempertemukan pihak yang bersengketa untuk mencapai kesepakatan melalui musyawarah dan mufakat. Berdasarkan uraian di atas, Penulis akan merangkum menjadi beberapa rumusan masalah yaitu: pertama, bagaimana permohonan Penyelesaian Sengketa Antara Peserta Pemilihan Dengan Penyelenggara Pemilihan di Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau. Kedua, bagaimana penyelesaian sengketa pemilihan antara peserta pemilihan sengan penyelenggara Pemilihan di Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau. B. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian hukum empiris atau terapan (applied research) yang tujuan utamanya adalah langsung dapat diterapkan dan dimanfaatkan. Penelitian terapan ini mempergunakan practical reasoning untuk menjawab sesuatu masalah yang timbul pada suatu ketika, agar dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik atau efisien.3 Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui empiris, di Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Riau dan studi kepustakaan (library research). C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Permohonan Penyelesaian Sengketa Antara Peserta Pemilihan Dengan Penyelenggara Pemilihan di Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau Pelaksanaan Pemilihan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 yang lalu, diikuti oleh 2 pasangan calon yaitu: 1. Pasangan Nomor Urut 1 Drs. H. Muhammad Sani dan DR. Nurdin Basirun., S.Sos., M.Si
2
Eka Cahya Widodo, Bambang, 2015, Penyelesaian Sengketa Pilkada Serentak 2015 Dalam Perspektif Electoral Justice System. 3
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, ed. 1, cet. 5, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 34.
143
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 2.
Pasangan Nomor Urut 2 DR. H.M. Soeryo Respationo., SH., MH dan H. Ansar Ahmad, SE., MM Pada pelaksanaan Pemilihan Gubernur Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau, Pasangan Nomor Urut 2 mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa ke Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 15 Oktober 2016. Permohonan berawal dari adanya sebanyak penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur Provinsi Kepri dan Walikota Kota Batam oleh KPU Kota Batam, yang mencoret sebanyak 52.655 (Lima Puluh Dua Ribu Enam Ratus Lima Puluh Lima) Pemilih yang pada tanggal 12 Oktober 2015 dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Tahun 2015. Permohonan Penyelesaian Sengketa tersebut diterima dan dinyatakan lengkap oleh Bawaslu Provinsi sesuai dengan ketentuan Pasal 10 dan 11 Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2015, sehingga Permohonan Penyelesaian Sengketa tersebut diregister dengan Nomor: 01/PS/BWSL.KEPRI.10.00/X/2015 pada tanggal 16 Oktober 2015. Dengan sudah diregisternya Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh Pasangan Nomor Urut 2 yang dalam hal ini memberikan kuasa khusus kepada Tim Kampanye Soerya-Ansar, maka dengan demikian, Bawaslu Provinsi harus menyelesaikan Penyelesaian Sengketa tersebut dalam waktu 12 (dua belas) hari kalender terhitung sejak diregisternya Permohonan Penyelesaian Sengketa tersebut. Objek Sengketa yang diajukan oleh Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor Urut 2 adalah Keputusan KPU Provinsi Kepulauan Riau Nomor 97/BA/X/2015 tanggal 13 Oktober 2015, Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Tahun 2015. Daftar Pemilih Tetap Kota Batam yang telah ditetapkan oleh KPU Kota Batam pada tanggal 12 Oktober 2015 sejumlah 621.374 (Enam Ratus Dua Puluh Satu Tiga Ratus Tujuh Puluh Empat) pemilih tertuang dalam Berita Acara Nomor 14/BA-KPU Batam-031.436735/X/2015 Tentang Rapat Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam Tahun 2015. Sebelumnya pada tanggal 2 Oktober 2015, KPU Kota Batam melakukan Rapat Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam Tahun 2015 sejumlah 677.895 (Enam Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh Lima) pemilih. Akan tetapi adanya tanggapan dari Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Batam Nomor Urut 2 yang menyatakan terdapat perbedaan jumlah pemilih atau selisih yang signifikan terhadap data Hasil Rekapitulasi tersebut dengan Rekapitulasi Hasil Perbaikan Daftar Pemilih Sementara (selanjutnya ditulis DPS) yang diterima oleh Tim Kampanye Pasanagan Calon di tingkat Kecamatan. Berdasarkan masukan dan tanggapan Tim Kampanye tersebut, Panwas Kota Batam merekomendasikan kepada KPU Kota Batam di antaranya:
144
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 memerintahkan jajaran KPU di bawahnya yaitu PPS dan PPK untuk melakukan Rekapitulasi Ulang Hasil Perbaikan DPS/DPT di masing-masing tingkatannya dan meminta agar KPU melakukan penundaan/Scooorsing waktu pelaksanaan Rekapitulasi DPT tingkat Kota Batam4. Pada tanggal 3 Oktober 2015, KPU Kota Batam kembali melanjutkan Rapat Pleno Rekapitulasi DPT Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam Tahun 2015, dengan menetapkan jumlah DPT Pemilihan Tahun 2015 di Kota Batam sejumlah 674.052 (Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Lima Puluh Dua) pemilih yang tertuang dalam Berita Acara Nomor 15/BA-KPU BATAM.031.436735/X/2015 Tentang Rapat Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam Tahun 2015. Pada tanggal 4 Oktober 2015, KPU Provinsi Kepulauan Riau melakukan Rapat Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota tingkat Provinsi Tahun 2015. Dalam Rapat Pleno tersebut, KPU Kota Batam membacakan bahwa jumlah pemilih adalah 621.397 (Enam Ratus Dua Puluh Satu Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Tujuh) pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap yang berdasarkan Sistem Data Pemilih (SIDALIH) secara otomatis menghapus sejumlah 52.655 (Lima Puluh Dua Ribu Enam Ratus Lima Puluh Lima) pemilih karena tidak memenuhi persyaratan sebagai Pemilih yaitu: (identik nama, Nomor Induk Kependudukan, tanggal lahir dan jenis kelamin) meninggal dunia, hilang ingatan yang ditetapkan dengan keterangan dokter, beralih status dari sipil menjadi TNI/POLRI dan pemilih yang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, sehingga berbeda dengan yang sudah ditetapkan dalam Rapat Pleno tertanggal 3 Oktober 2015 sejumlah 674.052 (Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Lima Puluh Dua). Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota tingkat Provinsi Tahun 2015 pada tanggal 4 Oktober 2015 oleh KPU Provinsi Kepulauan Riau, tidak diterima oleh Saksi Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 2 dengan alasan adanya perbedaan jumlah DPT yang sudah ditetapkan oleh KPU Kota Batam pada tangal 3 Oktober 2015 dengan yang dibacakan pada tanggal 4 Oktober 2015 dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota tingkat Provinsi Tahun 2015 sejumlah 52. 655 (Lima Puluh Dua Ribu Enam Ratus Lima Puluh Lima) pemilih.
4
Permohonan Penyelesaian Sengketa Nomor 01/PS/BWSL.KEPRI.10.00/X/2015
145
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau pada saat itu mengeluarkan Rekomendasi yaitu:5 1. Meminta KPU Kota Batam untuk melakukan Penyaringan ulang dan memberikan penjelasan terhadap selisih rekap data DPT Kota Batam sebesar 52.655 (Lima Puluh Dua Ribu Enam Ratus Lima Puluh Lima), yang mencakup: a. Nama-nama Pemilih yang dilakukan penyaringan; b. Alamat lengkap nama-nam pemilih tersebut; c. Alasan dilakukan penyaringan untuk masing-masing nama tersebut; 2. Memberikan kesempatan kepada KPU Kota Batam untuk melakukan pencermatan penetapan rekapitulasi DPT Kota Batam melalui pleno ulang DPT Kota Batam dan melibatkan saksi calon Gubernur dan Wakil Gubernur, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota sejak awal pencermatan. 3. Jadwal pelaksanaan pleno DPT Kota Batam diatur oleh KPU Provinsi sesuai dengan ketentuan yang ada dan tidak mengganggu jadwal tahapan lainnya; 4. Apabila dalam pencermatan ulang DPT terdapat perubahan-perubahan lainnya sepanjang sesuai dengan ketentuan, dapat dilakukan untuk penyempurnaan DPT Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015. Setelah melakukan pencermatan ulang, KPU Kota Batam kemudian melakukan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batam Tahun 2015 pada tanggal 12 Oktober 2015 yaitu sejumlah 621.397 (Enam Ratus Dua Puluh Satu Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Tujuh) pemilih yang tertuang dalam Berita Acara Nomor 17/BA-KPU Batam-031436735/X/2015. Berdasarkan Berita Acara tersebut, KPU Provinsi Kepulauan Riau menetapkan kembali DPT Pemilihan Tahun 2015 pada tanggal 13 Oktober 2015 yang tertuang dalam Berita Acara Nomor: 97/BA/X/2015 Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Tahun 2015 sejumlah 1.186.950 (Satu Juta Seratus Delapan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh) pemilih. Dengan telah ditetapkannya DPT sejumlah 1.186.950 (Satu Juta Seratus Delapan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh) pemilih, maka Calon Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 2 mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa kepada Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau. 2. Penyelesaian Sengketa Pemilihan antara Peserta Pemilihan Dengan Penyelenggara Pemilihan di Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh Pemohon Setelah Permohonan (Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 Nomor Urut 2) dengan Termohon KPU Provinsi Kepulauan Riau dengan 5
Rekomendasi Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Riau, 2015, tertanggal 04 Oktober 2015
146
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 objek Sengketa adalah kebertan terhadap Keputusan KPU Provinsi Kepulauan Riau Nomor 97/BA/X/2015 Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Tahun 2015. Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 Nomor Urut 2, Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau melakukan tahapan penyelesaian sengketa sesuai dengan Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2015. Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Nomor Urut 2 meminta agar Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau memeriksa dan menjatuhkan putusan: i. Menerima dan Mengabulkan Permohonan Pemohon; ii. Menyatakan BA Nomor 97/BA/X/2015 Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Tahun 2015 oleh KPU Provinsi Kpulauan Riau bertentangan dengan ketentuan UU Nomor 1 Tahun 2015 jo UU Nomor 8 Tahun 2015; iii. Menyatakan BA Nomor 97/BA/X/2015 Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Tahun 2015 oleh KPU Provinsi Kpulauan Riau adalah batal; iv. Memerintahkan Termohon untuk mengadakan rapat Pleno Ulang untuk melakukan Rekapitulasi DPT Pemilihan Tahun 2015 Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan ketentuan UU Nomor 1 Tahun 2015 jo UU Nomor 8 tahun 2015; v. Memerintahkan termohon agar menyampaikan surat edaran kepada KPU Kota Batam agar mengadakan rapat Pleno Ulang untuk melakukan Rekapitulasi DPT Pemilihan Tahun 2015 Kota batam sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 2015 jo UU Nomor 8 tahun 2015. Tahapan Pertama adalah Bawaslu Provinsi menetapkan Majelis Musyawarah yang terdiri dari 3 (tiga) orang Pimpinan Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau yang dibantu oleh Sekretaris Musyawarah, Notulensi dan Asisten Musyawarah. dan menetapkan hari dan Tanggal pelaksanaan Musyawarah ke-1 yaitu tanggal 19 Oktober 2015 Pelaksanaan Musyawarah dilakukan terbuka untuk umum di kantor Badan pengawas Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Riau di Jalan. Diponegoro Nomor 1 A-C Tanjung Pinang. Untuk Pertama kali musyawarah dilakukan pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2015 dengan mengundang Pemohon dan Termohon, Pada Musyawarah ke 1, Pemohon dihadiri oleh Kuasa Hukum, sedangkan Termohon tidak hadir dan memberitahukan melalui surat yang ditandatangani oleh salah satu Komisioner KPU Provinsi Kepulauan Riau. Musyawarah yang ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2015 yang dihadiri oleh Kuasa Hukum Pemohon, Termohon KPU Provinsi Provinsi Kepulauan Riau, dihadiri oleh Komisioner KPU Provinsi Kepulauan Riau.
147
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 Pada Musyawarah ke-2 ini Pemohon mengajukan Perbaikan atas Permohonan Penyelesaian Sengketa, dan Termohon menyerahkan jawaban atas Permohonan Pemohondan disanggupi oleh Termohon. Pimpinan Musyawarah menunda musyawarah selanjutnya yang akan dilakukan pada hari Rabu tanggal 21 Oktober 2015. Pada Musyawarah ke-3 ini, dilaksanakan dengan agenda mendengarkan jawaban Termohon. Musyawarah ke-3 dihadiri oleh Kuasa Hukum Pemohon dan Komisioner KPU Provinsi Kepulauan Riau. Pimpinan Musyawarah meminta kepada Pemohon dan Termohon untuk menghadirkan saksi pada musyawarah selanjutnya yang diagendakan pada hari Jum'at, tanggal 23 Oktober 2015. Pada musyawarah ini, Termohon memasukkan nama dari Pemilih yang dicoret ke dalam SIDALIH, ternyata diketahui banwa, pemilih tersebut sudah terdaftar di Provinsi lain yang juga melaksanakan Pemilihan Umum. Secara otomatis, SIDALIH mencoret pemilih tersebut karena mempunyai NIK di provinsi lain. Musyawarah yang direncanakan dilaksanakan tanggal 23 Oktober 2015, yang sempat tertunda lebih kurang 1 jam, tetap tidak bisa dilaksanakan oleh karena ketidak hadiran Pemohon dikarenakan cuaca yang tidak mendukung, sehingga Musyawarah tidak dilaksanakan. Pimpinan Musyawarah menetapkan untuk melaksanakan Musyawarah ke-5 pada hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2015 dengan agenda mendengarkan keterangan saksi Pemohon dan Termohon. Pemohon menghadirkan beberapa orang saksi yang namanya tercoret dari Daftar Pemilih Tetap. Sedangkan Termohon tidak dapat menghadirkan saksi yang dijanjikan, sehingga kesempatan untuk aTermohon menghadirkan saksi sudah tidak ada lagi. Setelah mendengarkan keterangan saksi dan bukti-bukti yang diajukan baik oleh Termohon dan Pemohon, maka Pimpinan Musyawarah menetapkan musyawarah di tunda pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2015 dengan agenda pembacaan Kesimpulan dari Pemohon dan Termohon. Pada pelaksanaan Musyawrah ke -6 hari Senin Tanggal 26 Oktober 2016, Pemohon dan Termohon hadir dan membacakan Kesimpulan. Oleh karena tidak ada kesepakatan antara Pemohon dan Termohon yang masing-masingnya tetap mempertahankan permohonan dan jawabannya, maka Pimpinan Musyawarah meminta waktu khusus untuk dilakukan mediasi dengan Pemohon dan Termohon. Setelah dilakukan mediasi antara Pimpinan Musyawarah dengan Pemohon dan Termohon, didapat Kesepakatan Pemohon dengan Termohon yang tertuang dalam Keputusan Terjadinya Kesepakatan para pihak sebagai berikut: 1. Termohon mengakomodir pemilih yang sebelumnya tehapus sejumlah 52.655 pemilih dimasukkan ke dalam Daftar Pemilih Tetap Kota Batam yang memenuhi persyaratan pemilih berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2. Tidak mengakomodir pemilih karena tidak memenuhi persyaratan sebagai Pemilih yaitu: (identik nama, Nomor Induk Kependudukan, tanggal lahir dan jenis kelamin) meninggal dunia, hilang ingatan yang ditetapkan dengan keterangan dokter, beralih status dari sipil menjadi TNI/POLRI dan pemilih yang dicabut hak
148
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh Pemohon diselesaikan dengan terjadinya Kesepakatan di antara para pihak, maka berakhir Penyelesaian Sengketa Pemilihan yang diregister dengan Nomor: 01/PS/BWSL.KEPRI.10.00/X/2015 pada tanggal 16 Oktober 2015.
D. Kesimpulan Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 2 Provinsi Kepulauan Riau, timbul karena keluarnya Keputusan KPU Provinsi Kepulauan Riau Nomor 97/BA/X/2015 tanggal 13 Oktober 2015 Tentang Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPT Tahun 2015 Provinsi Kepulauan Riau. akibat adanya sejumlah 52.655 (Lima Puluh Dua Ribu Enam Ratus Lima Puluh Lima) pemilih di Kota Batam oleh Sistem Data Pemilih (SIDALIH) dan diregister dengan Nomor: 01/PS/BWSL.KEPRI.10.00/X/2015 pada tanggal 16 Oktober 2015 oleh Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau. Permohonan Penyelesaian Sengketa diselenggaran di kantor Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau dengan melakukan Musyawarah sebanyak 6 (enam) kali yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon sesuai dengan Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota, dan diputuskan terjadinya Keputusan Terjadinya Kesepakatan antara Pemohon dan Termohon. Daftar Pustaka Peraturan Perundang-undangan Indonesia, Undang-Undang No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Penggati Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihaan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota. Indonesia, Surat Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 120/4474/OTDA Perihal Konfirmasi Data Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Tahun 2015, tertanggal 29 Oktober 2014 kepada Sekretaris Jenderal KPU RI.
149
Journal Of Judicial Review ISSN: 1907-6479 Vol. XVIII No.1 1 Juni 2016 Buku Eka Cahya Widodo, Bambang. Penyelesaian Sengketa Pilkada Serentak 2015 Dalam Perspektif Electoral Justice System. 2015. Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum, ed. 1, cet. 5. (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 2003.
150