Etalase
SUSUNAN
REDAKSI
“JANGAN HAMIL, KALAU TIDAK ADA KEPENTINGANNYA”
MEDIAKOM Penanggung Jawab: drg. Murti Utami, MPH Pemimpin Redaksi: drg.Rarit Gempari, MARS Sekretaris Redaksi: Sri Wahyuni, S.Sos,MM Redaktur/Penulis: Zahrotiah, S.Sos, M. Kes, Busroni S.IP, Prawito, SKM, MM Resty Kiantini, SKM, M.Kes, Giri Inayah,S.Sos,MKM, Anjari Umarjianto,S.Kom, Awallokita Mayangsari,SKM, Waspodo Purwanto, Hambali, Eko Budiharjo, Juni Widiyastuti, SKM, Desain Grafis & FotoGrafer: drg. Anitasari, S,M, Wayang Mas Jendra,S,Sn, Sekretariat: Endang Retnowaty, Iriyadi, Zahrudin
drg. Murti Utami, MPH
J
FOTO: SHUTTERSTOCK.COM
Alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI, Ruang 109, Jl. Hr Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta, 12950 Telp: 021-5201590, 52907416-9 Fax: 021-5223002,52960661 Call Center: 021-500567 Email:
[email protected]
angan hamil, kalau tidak ada kepentingannya, merupakan pernyataan Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Kemenkes, dr. Anung Sugiahantono, M.Kes pada acara pembukaan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Jakarta, cukup menyetak dan mengingatkan semua pihak, agar masyarakat, khususnya kaum ibu, jangan asal hamil, apalagi hamil yang tidak mempunyai kepentingan tertentu. Menurut dr. Anung, setiap kehamilan harus mempunyai kepentingan dan keinginan tertentu dari setiap orang tua, khusus ibu yang terlibat langsung dalam proses kehamilan dan melahirkan. Jangan sampai, kehamilan dan kelahiran yang tidak ada kepentingan itu terjadi, sehingga akan menyusahkan orang tua, khususnya ibu dan bayinya. “Setiap orang tua, harus mempunyai keinginan, bila anaknya lahir. Seperti anaknya ingin menjadi Dokter, Guru, TNI/Polri, Pilot, Ustad atau profesi lainnya. Berawal dengan kepentingan itulah kemudian orang tua menyiapkan dengan benar seluruh proses kehamilan, persalinan, pasca kelahiran dan pendidikan serta tumbuh kembang anak. Tanpa penyiapan yang benar, maka hanya akan mengundang masalah dikemudian hari”, ujarnya. Mediakom edisi ini mengupas tuntas berbagai program penyelamatan bayi dan ibu melahirkan “bayi sehat dan ibu selamat”. Secara khusus mengetengahkan program kerjasama USAID dengan kemenkes yang bernama EMAS (Expanding Maternal Neonatal Survival). “Setelah tiga tahun ini saya melihat program ini positif dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan, khususnya keterampilan individu para bidan, sebagian dokter anak, maupun dokter obgin”, aku dr. Anung. Selain itu, kami kami ketengahkan berbagai artikel ringan yang inspiratif dari para nakes teladan yang dapat pembaca simak dalam rubrik terobosan. Tentu juga masih terus setia rubrik peristiwa, lentera dan kolom khas mediakom. Selamat menikmati. Redaksi
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 1
Daftar Isi EMAS UNTUK IBU SEHAT DAN BAYI SELAMAT
MEDIA UTAMA 16-31
Kematian ibu dan bayi lahir masih saja terus terjadi sekalipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan. Kemenkes dan lintas sektor tak pernah jera dan merasa lelah untuk berbuat. Memicu inisiasi dan inovasi menemukan cara yang tepat menyelamatkan setiap ibu dan bayi lahir. Kali ini, Jhpiego, Muhammadiyah, Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan (LKBK), RTI (Research Triangle Institute) dan Save the Children, menggulirkan program EMAS.
TEROBOSAN 36-41
ETALASE 1
l Mutiara Nakes Teladan
SERBA-SERBI 42-45
10 12
4 INFO SEHAT 4-9
l Mengenal Khasiat Ramuan Tradisional l Hypno-Breastfeeding Bantu Ibu Relaks Menyusui l Makanan Berkhasiat Menyehatkan Jantung
8
PERISTIWA 10-15
l Jalan Sehat di Hari Kemerdekaan RI Ke-70 l Pemerintah Serius Tangani Gizi Masyarakat l Menkes Lepas Petugas Ibadah Haji l Rakornas KKI Bahas Tantangan MEA
REFORMASI BIROKRASI 32-35 l Dialog Kecil Buku Harian
2 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
l Nyamuk dan Upaya Pengendalian Populasinya l Penyakit-Penyakit yang Ditimbulkan dari Nyamuk dan Membahayakan Manusia l Beberapa Jenis Tanaman yang Dapat Dimanfaatkan untuk Mengusir Nyamuk
42
46
KOLOM 46-47
l Selamat Ulang Tahun Saka Bakti Husada
DARI DAERAH 48-59
l Membangun Kuningan Sehat l Hipnoberting Hadirkan Ketenangan Ibu Melahirkan l Anemi akibatkan kematian Ibu Hamil Muda l Puskesmas Kadu Gede Lahirkan Dua Bidan Desa Teladan l Mejadi Konselor Itu Menyenangkan l Kiprah KKR SMAN 3 Kuningan
50
LIPUTAN KHUSUS 60-61
l Menanti Wajah Baru Perpustakaan
58
UNTUK RAKYAT 62-63 l Library Tour
LENTERA 64-65 RESENSI 66-67
59
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 3
INFO SEHAT
Mengenal Khasiat Ramuan Tradisional
S
alah satu obat tradisional yang berkhasiat untuk kesehatan khas Indonesia adalah jamu. Obat yang akrab disebut sebagai herbal ini biasanya dibuat dari bahan-bahan alami, seperti dari beberapa bagian tanaman berupa rimpang, batang, daun, bunga, maupun buah dari berbagai tanaman. Namun beberapa ramuan jamu ini juga diolah dari beberapa bagian tubuh hewan seperti tangkur buaya, empedu
hewan ternak seperti kambing, empedu hewan liar seperti ular, maupun dari telur ayam kampung yang seringkali digunakan sebagai bahan campuran jamu. Rasanya yang pahit menyebabkan jamu seringkali disajikan dengan tambahan madu maupun anggur sebagai pemanis. Dan anggur juga bisa memberikan efek hangat pada tubuh. Saat ini, jamu yang beredar di pasaran tidak hanya berbentuk cair
Jamu Beras Kencur
Jamu ini terbuat dari bahan dasar beras dan kencur dan biasa dicampur engan biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulaga, asam, kunyit, gula merah, gula putih, jeruk nipis, garam dapur, serta kayu keningar. Cara Pembuatan: sangrai beras lalu ditumbuk hingga halus.Bahan-bahan yang lain juga ditumbuk dalam alat tumbuk tradisional bernama lumpang dan alu yang bisa terbuat dari besi, kayu, ataupun batu. Setelah halus, ramuan tersebut dicampurkan dengan beras yang telah
4 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
untuk langsung diminum tapi juga bentuk serbuk, pil, maupun kapsul agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Berikut jenis-jenis ramuan jamu dan manfaatnya yang dikutip dari manfaat.co.id:
ditumbuk, lalu ditambahkan dengan sejumlah air yang telah dididihkan. Lalu saring larutan tersebut untuk mendapatkan sarinya dan jamu siap diminum. Manfaatnya: l Untuk menghilangkan pegal-pegal dan linu l Dapat meringankan gangguan batuk l Menambah nafsu makan, terutama bagi anak-anak l Memberikan efek kebugaran bagi tubuh l Menyembuhkan perut kembung
Jamu Cabe Lempuyang
Ramuan tradisional ini terbuat dari bahan cabe puyang, temulawak, temu ireng, jahe, kudu, daun adas, pulosari, kunyit, merica, kedawung, keningar, asam jawa, kunci, gula merah, serta gula putih.
Cara Pembuatan: haluskan atau tumbuk semua bahan, lalu campurkan hasil tumbukan tersebut dengan air hangat dan diamkan selama beberapa saat atau +/- 5 hingga 10 menit sebelum akhirnya disaring. Hasil penyaringan tersebut dapat segera di minum maupun disimpan terlebih dahulu
OM .BLOG SPOT.C L2012 ERBA JAMU H
dalam kulkas. Ramuan cabe lempuyang ini bisa bertahan hingga satu minggu. Manfaatnya: l Dapat meredakan pegal-pegal di badan dan punggung l Dapat meredakan rasa nyeri pada pinggang l Dapat meredakan kram otot l Dapat membantu mengobati kesemutan l Kandungan zat besi dalam jamu cabe lempuyang dapat membantu mencegah timbulnya anemia serta membantu produksi sel darah merah. l Dapat membantu mengobati demam, meriang, maupun panas dingin. l Jika dikonsumsi ibu hamil, maka akan membuat bayi terlihat bersih dan terhindar dari bau amis saat lahir.
Jamu Kunyit Asam
Ramuan ini terbuat dari bahan kunyit dan asam jawa. Dan bahan-bahan lainnya yang biasa dicampur dalam ramuan ini mencakup sinom (daun asam yang masih muda), temulawak, biji kedawung, jeruk nipis, gula jawa, gula putih, serta garam. Jamu kunyit asam mengandung kurkumin, vitamin C, minyat atsiri, protein, karbohidrat dan beberapa mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi. Namun hindari konsumsi ramuan pada wanita yang sedang hamil muda, karena sifat memperlancar haid pada jamu ini dipercaya dapat menimbulkan efek keguguran. Cara Pembuatan: bersihkan kunyit lalu haluskan dengan cara diblender maupun ditumbuk untuk diambil sarinya. Sari tersebut lalu direbus bersama dengan bahan lainnya seperti asam, sinom, gula jawa, dan yang lainnya. Setelah mendidih, angkat dan dinginkan. Ramuan ini bisa dikonsumsi dengan cara menambahkan es batu.
Manfaatnya: l Dapat membantu melangsingkan tubuh l Dapat membantu mengatasi masalah menstruasi l Memperlancar peredaran darah l Menjaga proses metabolisme tubuh agar tetap dalam kondisi sehat l Kandungan kurkumin dalam jamu ini dapat membantu mengobati luka pada lambung l Kandungan minyak atsiri dapat berkhasiat sebagai anti-inflamasi l Dapat membantu mengobati sariawan atau panas dalam l Dapat memberikan efek dingin pada perut.
Jamu Pahitan
Jamu tradisional ini terbuat dari bahan sambiloto. Tetapi ada juga yang menambahkan bahanbahan lain seperti brotowali, daun meniran, lempuyang, lengkuas, serai, widoro laut, temu ireng, doro putih, babakan pule, adas, maupun rempah-rempah lainnya. Cara Pembuatan: rebus semua bahan-bahan tersebut hingga airnya hanya tersisa sparuhnya saja agar semua zat yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut dapat larut kedalam air. Sebagai penawar rasa pahit yang dihasilkan, biasanya tukang jamu seperti jamu gendong akan memberikan kunyit asam, maupun jamu sinom. Manfaatnya: l Sebagai penambah nafsu makan l Dapat mengobati perut kembung
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 5
INFO SEHAT l Mencegah atau menurunkan resiko diabetes l Dapat menghilangkan bau badan yang tidak sedap l Dapat menuruknan kadar kolesterol dalam darah l Sebagai obat penghilang jerawat l Sebagai terapi untuk cuci darah l Mengobati pegal-pegal l Untuk mengobati sakit kepala atau pusing. l Dapat mengobati gatalgatal
Jamu Gepyokan Jamu tradisional masyarakat Jawa terbuat dari bahan rempah-rempah yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur, seperti kencur, jahe, lengkuas, bangle, kunyit, temulawak, lempuyang, temu giring, daun katu, serta gula jawa. Cara Pembuatan: kupas bahan-bahan tersebut dan dicuci hingga bersih, lalu diiris-iris untuk mempermudah proses penumbukan. Sebaiknya pada saat proses menumbuk, jangan sampai tekstrur ramuan halus, akan tetapi tumbuk kasar saja. Setelah selesai, tambahkan sedikit air, lalu peras dengan menggunakan kain tipis. Untuk menambah cita rasa, tambahkan gula secukupnya. Dan jamu pun siap untuk dikonsumsi.
6 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
Manfaatnya: l Dapat meningkatkan jumlah produksi ASI l Dapat menghilangkan bau badan yang tidak sedap l Dapat memberikan efek mendinginkan pada perut.
Jamu Kunci Sirih
Ramuan tradisional yang satu ini terbuat dari bahan dasar kunci dan juga daun sirih. Dalam proses pembuatannya, biasanya ditambahkan beberapa bahan lain seperti daun luntas, kunyit, jahe, kencur, kapulaga, kayu manis, asam jawa, serai, jeruk nipis, gula jawa, garam, buah delima, pinang, serta majakan. Cara Pembuatan: tumbuk kasar semua bahan-bahan tersebut, lalu ditambahkan dengan air matang yang dingin dan kemudian diperas. Langkah selanjutnya dalah dengan menambahkan gula untuk menambah rasa manis
pada ramuan. Cara lainnya adalah dengan menumbuk halus bahan-bahan seperti temu kunci, daun sirih, daun luntas, kunyit, jahe, kencur, serta kapulaga, setelah itu peras hingga memperoleh sari dari hasil tumbukan tersebut. Rebus hasil perasan tadi dengan menambahkan kayu manis, potongan serai, asam jawa, gula merah, serta sedikit garam. Setelah ait mendidih, tambahkan perasan jeruk nipis lalu biarkan +/- 15 menit diatas api kecil, lalu angkat dan dinginkan. Ramuan jamu pun bisa segera dikonsumsi. Manfaatnya: l Dapat membantu mengatasi masalah keputihan l Menghilangkan bau badan yang tidak sedap l Dapat membantu memperkuat gigi l Merapatkan vagina l Mengecilkan rahim di perut
Jamu Sinom Ramuan tradisional khas indonesia ini terbuat dari bahan baku sinom atau daun asam yang masih muda. Dan biasa ditambahkan temulawak, kunyit, kapulaga, kayu manis, pala, gula merah, serta gula pasir. Selain enak dan memberikan efek menyegarkan bagi tubuh. Minuman tradisional ini juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan kita. Cara Pembuatan: iris tipis rimpang temulawak dan kunyit, remas-remas kapulaga hingga keluar bijinya. Rebus semua bahan dengan menggunakan api sedang hingga 2 kali proses pematangan. Setelah itu, biarkan dingin, lalu kemudian saring airnya. Jamu ini bisa dikonsumsi dalam keadaan dingin yaitu dengan menambahkan es batu. Manfaatnya: l Menambah nafsu makan l Mengurangi peradangan lambung atau maag l Membantu pemulihan kesehatan l Menurunkan resiko hepatitis C atau sakit kuning l Proses detoksifikasi
Jamu Temulawak
Efek Samping Jamu
Minuman tradisional yang bisa kita jumpai ditiap daerah ini berasal dari bahan baku temulawak, kencur, asam jawa, gula aren, daun pandan, serta jintan. Selain sebagai pelepas dahaga, jamu ini banyak memiliki berbagai macam khasita bagi kesehatan tubuh. Cara Pembuatan: iris tipis temulawak dan kencur lalu kemudian disangrai sebentar tanpa menggunakan minyak goreng. Setelah itu, campurkan hasil sangrai tersebut bersama asam jawa, jintan, serta sedikit air untuk dihaluskan atau diblender. Rebus daun pandan dan gula aren hingga mendidih, setelah itu campurkan hasil rebusan dengan bahan-bahan yang telah diblender tadi, lalu saring. Manfaatnya: l Dapat membantu mencegah hepatitis l Membantu produksi cairan empedu l Menghilangkan gejala masuk angin l Menyembuhkan sakit kepala l Mengobati jerawat
Mengkonsumsi jamu yang terbuat dari bahan-bahan alami, sebenarnya tidak memiliki efek samping bagi kesehatan. Tapi konsumsi secara berlebihan tanpa diimbangi dengan minum banyak air putih dapat mengganggu kinerja organ ginjal. Ginjal merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk membuang air, sisa cairan, serta metabolit dalam tubuh yaitu dengan melakukan penyaringan darah yang telah tersuplai ke organ-oragan tubuh. Jika tidak banyak mengkonsumsi air putih maka darah yang disuplai ke ginjal untuk disaring akan terkonsentrasi cukup pekat, apalagi setelah ditambah dengan senyawa yang ada pada jamu. Pekatnya darah ini membuat organ ginjal cepat rusak, karena ia harus bekerja keras untuk menyaring darah yang cukup pekat tersebut. Untuk itu, jika Anda suka mengkonsumsi jamu, jangan lupa untuk banyak mengkonsumsi air putih. Hal ini akan membantu memudahkan kinerja organ ginjal. Dan mengkonsumsi jamu yang terbuat dari bahan-bahan sintesis atau jamu kemasan yang sudah kadaluwarsa akan mengakibatkan efek yang lebih membahayakan dan dapat menyebabkan komplikasi. l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 7
INFO SEHAT
WWW.BEBICARE.NET
HypnoBreastfeeding Bantu Ibu Relaks Menyusui
A
ir Susu Ibu (ASI) merupakan asupan paling baik bagi bayi, baik secara kualitas maupun kuantitas. Penelitian WHO menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama merupakan cara optimal untuk memberi asupan gizi pada bayi. Setelahnya, bayi harus diberikan makanan pendamping selagi terus diberikan ASI hingga usia dua tahun atau lebih. Namun seringkalimenyusui sulit dilakukan oleh ibu bekerja di Indonesia. Berbagai factor mempengaruhi ibu bekerja
untuk menyusui, diantaranya kurangnya ketersediaan fasilitas pendukung menyusui di kantor-kantor milik pemerintah maupun swasta. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa 52,7% ibu menyusui bayi mereka selama satu bulan pertama. Namun, angka prosentase ini turun menjadi 30,2% saat sang bayi menginjak usia enam bulan. Padasebuah seminar yang dihelat beberapa waktu lalu, terapis hypnobreastfeeding, Fonda Kuswandi, membantu para
8 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
ibu, terutama ibu bekerja yang sedang menyusui dengan teknik hypnobreastfeeding.Teknik ini dapat menyeimbangkan tingkat stres dari pekerjaan mereka dengan menyusui buah hati untuk jangka waktu yang selama mungkin. Hypnobreastfeeding merupakan usaha alami yang menggunakan energi alam bawah sadar untuk memproduksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi. Dasar dari hypnobreastfeeding adalah relaksasi. Dengan menurunkan tingkat stres, ibu akan mampu meningkatkan produksi ASI.
“Ada beberapa aspek dasar untuk dapat sukses menyusui.Ibu harus berpikiran positif, relaks, tidak stress dan percaya diri. Salah satu cara terbaik untuk menciptakan kondisi pikiran tersebut adalah melalui hypno-breastfeeding,” menurut Fonda padarilis yang diterima oleh Mediakom. “Seluruh sel, organ, dan hormon sang ibu akan bekerja secara seimbang, sehingga akan membantu menyusui secara optimal bagi ibu dan juga bayinya, yang akan dapat membantu memastikan anak dapat tumbuh sehat dan pintar,” tambah dia.l
Makanan Berkhasiat Menyehatkan Jantung
J
antung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta membersihkan tubuh dari hasil metabolisme yaitu karbondioksida. Namun masih banyak orang yang kurang memperhatikan kesehatan jantung mereka. Agar kesehatan jantung terjaga, Anda bisa mulai mengkonsumsi 6 makanan berikut yang dikutip dari www.topsinspired.com sangat bermanfaat menjaga kesehatan jantung.
OATMEAL
Jika Anda biasa mengkonsumsi nasi atau bubur saat sarapan, coba menggantinya dengan oatmeal. Oatmeal kaya akan
TOMAT
Kandungan kalium dan likopen di dalam tomat
serat larut yang mampu menyerap kolesterol jahat sehingga jantung menjadi lebih sehat. Tidak hanya baik bagi jantung, oatmeal juga sangat disarankan bagi individu yang sedang menjalani diet karena dapat membuat rasa kenyang lebih lama. Jika kurang tertarik dengan rasa oatmeal yang hambar, Anda bisa menambahkan susu atau potongan buah-buahan segar. dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol yang tinggi. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat dalam mencegah serangan jantung yang akhir-akhir ini sering dialami oleh orang-orang dengan gaya hidup yang tidak sehat. Dan kandungan likopen dan antioksidan pada tomat ternyata juga dapat membantu menghentikan pertumbuhan sel kanker.
IKAN SALMON
Lemak omega 3 yang terdapat pada ikan salmon
KACANGKACANGAN
Fakta menyebutkan sebagian besar jenis kacangkacangan terutama kacang
sangat baik untuk kesehatan jantung. Lemak omega 3 termasuk dalam kategori lemak tak jenuh yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan peradangan dalam tubuh. Lemak omega 3 yang terkandung pada ikan salmon juga dapat menurunkan resiko stroke, penyumbatan darah, dan tekanan darah tinggi. tanah, kacang hijau, dan kacang merah mampu mengurangi resiko serangan jantung. Berdasarkan hasil penelitian, kacang-kacangan mengandung lemak tak jenuh yang baik untuk jantung dan mampu menurunkan kolesterol jahat. Selain itu, kacang-kacangan juga kaya akan nutrisi seperti protein, asam folat, magnesium, seng, serta vitamin E, B1, dan B6.
BAYAM
Bayam memang digambarkan sebagai sayuran yang dapat memberikan kekuatan bagi tubuh karena mengandung zat besi. Namun bayam ternyata juga salah satu makanan yang dapat menyehatkan jantung karena mengandung antioksidan, kolin, flavonoid, dan inositol.
MINYAK ZAITUN Meskipun harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan minyak kelapa sawit, minyak zaitun lebih sehat terutama untuk
jantung. Kandungan omega 6 pada minyak zaitun dapat melancarkan peredaran darah di jantung sehingga mencegah terjadinya penumpukkan sel-sel yang dapat memicu serangan jantung. Anda bisa menggunakan minyak zaitun sebagai pengganti minyak kelapa sawit untuk menggoreng, atau dapat juga menjadikannya sebagai dressing pada salad. l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 9
PERISTIWA yang terdiri atas jalan sehat, senam sehat, dan gerakan bugar dengan jamu (meminum jamu bersama). Selain merayakan kemerdekaan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, kebangsaan, dan komitmen untuk berperilaku hidup sehat dengan berolahraga di lingkungan Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 500 orang perwakilan seluruh unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan. Kegiatan sehat ini merupakan komitmen keluarga besar Kementerian Kesehatan untuk memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 dan untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional, serta menanamkan semangat perilaku hidup sehat dalam keseharian.l
JALAN SEHAT DI HARI KEMERDEKAAN RI KE-70
D
i usia ke-70, Republik Indonesia sedang memperkuat pondasi dan membangun kekuatan untuk terus melakukan lompatan kemajuan. Untuk melaksanakan tugastugas besar ini dibutuhkan manusia yang berkualitas dengan derajat kesehatan yang optimal. Dalam rangka memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-70, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan beberapa kegiatan sehat
10 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
NEW.NETCT.IN
Pemerintah Serius Tangani Gizi Masyarakat
U
ntuk mencegah permasalahan gizi dan juga mengatasi permasalahan gizi di Indonesia, Kementerian Kesehatan secara intensif melakukan beberapa upaya diantaranya mengirim makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI), pemberian makanan tambahan ibu hamil (PMT-Bumil), dan pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) di beberapa daerah di Indonesia. Makanan pendamping ini dikirimkan baik di tingkat provinsi maupun langsung ke Kabupaten. MP-ASI dan PMT Bumil dilakukan untuk mengantisipasi masalah gizi termasuk gizi kurang, sementara
PMT-AS lebih mengarah kepada memperkenalkan atau membiasakan sarapan sebelum anak-anak beraktifitas di sekolah. Total bantuan yang sudah dikirimkan selama Januari – Agustus 2015 sebanyak 18.391 karton MP-ASI, 587.971 karton PMT-Bumil, dan 652.800 karton PMTAS. Sementara masih ada cadangan lagi di Kemenkes sebanyak 184.550 karton MPASI, 266.659 karton PMT-ASI, 1.140 karton PMT-AS. Adapun satuannya adalah MP-ASI 6.72 kg/karton, PMT-Bumil 3 kg/karton, dan PMT-AS 2.16 kg/karton. Pengiriman makanan tambahan ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah gizi pada Balita, ibu hamil dan anak sekolah. Selain itu
pengiriman juga dilakukan sebagai buffer stock (persediaan tambahan untuk pengamanan) khususnya dalam tanggap darurat bencana. Namun, bila ditemukan kasus gizi buruk selama upaya ini dilakukan, maka diberikan tata laksana kasus gizi buruk. Penderita akan dirawat di Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit atau ke traumatic feeding center (TFC) sampai kondisinya kembali ke status gizi baik. Oleh karena itu masyarakat diminta berpartisipasi dalam mencegah terjadinya gizi buruk. Ini dilakukan dengan aktif pemantauan pertumbuhan anak dimulai dari Posyandu. Jika berat badan bayi atau anak
tidak naik 2 kali berturutturut, maka anak tersebut dapat segera dirujuk ke Puskesmas untuk divalidasi apakah memerlukan perawatan lebih lanjut. Dalam mengendalikan masalah gizi, Kementerian Kesehatan melakukan pemantauan dan pemberian bantuan melalui Dinas Kesehatan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan Kemenkes dan Dinas kesehatan saja, namun juga melibatkan 12 kementerian, universitas, anggota legislatif, PKK, dan LSM. Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan status gizi masyarakat ditentukan oleh 30% sektor kesehatan dan 70% sektor non kesehatan seperti tingkat pendidikan, ekonomi dan kualitas lingkungan.l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 11
PERISTIWA
MENKES LEPAS PETUGAS IBADAH HAJI
I
su cuaca ekstrem dan penyakit mewarnai pelaksanaan haji tahun 2015 ini. Untuk itu Menkes berpesan agar petugas panitia penyelenggaraan ibadah haji (PPIH) selalu mengkonsumsi cairan yang cukup dan membatasi aktifitas di luar ruangan saat cuaca panas. Dan juga harus siaga menghadapi penyakit menular khususnya MERS CoV dan Ebola. “Penyelenggaraan haji merupakan pergerakan massa (Mass Gathering) terbesar di dunia.
Surveilans yang usual tidak akan efektif untuk mengamati pergerakan massa (Mass Gathering). Oleh karena itu PPIH diharapkan senantiasa siaga”, kata Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek pada acara pelepasan PPIH di Asrama Haji Pondok Gede, di Jakarta beberapa waktu lalu. Menurut Menkes, hal penting yang perlu dilakukan PPIH dalam kesiapsiagaan menghadapi penyakit menular diantaranya adalah selalu menerapkan dan memberikan penyuluhan
12 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
kepada jemaah haji tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Arab, mengenali tanda dan gejala penyakit, memperhatikan riwayat penyakit, melakukan pengamatan dengan gejala infeksi saluran pemafasan akut dan melaporkan keberadaan kasus. Pada kesempatan tersebut Menkes juga mengucapkan terima kasih para petugas yang telah membuat komitmen untuk tidak berhaji dan fokus pada tugas. Sementara
bagi petugas yang belum pernah berhaji, pemerintah memberikan kesempatan untuk menunaikan haji saat bertugas nanti, dengan manasik sebagai Petugas, bukan manasik seperti jemaah haji pada umumnya. Bagi bangsa Indonesia penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional karena disamping menyangkut kesejahteraan lahir-batin jemaah haji, juga menyangkut nama baik dan martabat bangsa Indonesia. Oleh karena itu dalam bertugas, Menkes
berharap PPIH selalu menjaga nama baik dan martabat bangsa. “Tidak melakukan tindakan yang akan mencederai agama, norma dan nilai-nilai budaya timur yang dianut Bangsa Indonesia. Tak lupa menghargai budaya daerah setempat dalam bertindak dan berperilaku. Dalam bertugas selalu siap melayani jemaah haji setiap waktu, selalu mengenakan atribut petugas dan mentaati kontrak dan aturan yang telah ditetapkan”, tegas Menkes. Menkes mengingatkan, bahwa tugas sebagai PPIH cukup lama. Oleh karena itu jagalah komunikasi selalu dengan keluarga di Tanah Air.“Titipkanlah orang-orang yang Saudara cintai kepada Allah SWT, karena Allah SWT adalah sebaik-baik
penjaga makhlukNya. Lalui rasa rindu dan jenuh dengan bertugas seiklhas-ikhlasnya hingga tak terasa waktu berlalu untuk segera kembali pada keluarga”, pesan Menkes.
Joint Comission International (JCI)
Untuk menjalankan tugas tahun ini, terutama pelayanan kesehatan, ada persyaratan dari Pemerintah Arab Saudi untuk menerapkan konsep Join Comission International (JCI). Oleh karena itu Menkes berharap terutama Tenaga Kesehatan untuk membekali diri dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait konsep ini. “Tenaga Kesehatan yang berasal dari Instansi Rumah Sakit yang sudah menerapkan konsep JCI, agar menjadi pelopor dalam
penerapan konsep ini di Arab Saudi. Penerapan konsep JCI membutuhkan komitmen yang kuat dari para tenaga kesehatan juga dukungan dari petugas haji lainnya, karena semua tugas pelayanan selalu saling terkait. Dalam rangka peningkatan Kemitraan dengan organisasi profesi untuk mengoptimalkan pelayanan ibadah haji, maka pada kesempatan tersebut, Menkes juga mengukuhkan Pengurus Pusat Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia (AKHI) periode 2015 – 2019. Dengan pengurus baru, diharapkan AKHI dapat ikut serta dalam memberi masukan dan pemikiran untuk perbaikan pelayanan kesehatan haji. “Semoga Acara pelepasan petugas PPIH dan Pengukuhan Pengurus Pusat AKHI Periode 2015-
2019 ini dapat menambah semangat dan kebersamaan kita dalam memberikan pelayanan pada jamaah haji di Indonesia”, kata Menkes. PPIH berperan penting dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari penyebaran penyakit menular yang mungkin terbawa jemaah haji. Oleh karena itu para petugas diharapkan menerapkan langkahlangkah Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Dini pada penyelenggaran Kesehatan Haji. Untuk tahun ini Kemenkes memberangkatkan 309 tenaga kesehatan haji untuk bertugas selama 60 hari di Makkah dan 72 hari di Jeddah dan Madinah. Mereka berasal dari SDM terbaik yang dipilih melalui proses rekrutmen secara transparan dan profesional.l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 13
PERISTIWA
RAKORNAS KKI BAHAS
TANTANGAN
MEA D iberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015, akan menciptakan pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara. Maka diprediksi, dokter dan dokter gigi asing akan semakin banyak masuk ke Indonesia, baik melalui jalur pendidikan/pelatihan, penelitian, pelayanan ataupun bakti sosial/ bencana. Untuk mengantisipasinya Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bersama dengan Pemangku Kepentingan pada tanggal 10 – 12 Agustus 2015 di Hotel Harris Festival Citylink Jl. Peta No. 241 Pasir Koja, Bandung. Kegiatan ini mengangkat tema Kemandirian Pengaturan
profesi Kedokteran Dalam Menghadapi Tantangan Masa Kini dan Mendatang. Dalam pembahasan seminar dinilai kehadiran MEA ini menimbulkan beberapa tantangan dan ancaman, meliputi adanya nilai baru yang tidak sesuai, ancaman terhadap ketahanan nasional, tidak setaranya ijasah lulusan dalam negeri dengan luar negeri serta kekhawatiran akan timbul ketidakadilan, dan lebih menguntungkan pihak asing Untuk menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, maka perlu disusun peraturan perundangundangan untuk penapisan serbuan Tenaga Kerja Warga Negara Asing (TKWNA). Perundang-undangan ini nantinya harus bersinergi dengan peran dan fungsi KKI bersama seluruh
14 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
Pemangku Kepentingan seperti Kolegium, Organisasi Profesi, Fakultas Kedokteran, Kemenristek dan Dikti dan Kementrian Kesehatan. Ada beberapa hal yang diharapkan dalam Rakornas KKI ini, diantaranya pemahaman yang lebih komprehensif terhadap berbagai aspek perundangundangan dan peraturan pelaksanaan terkait dengan kemandirian pengaturan profesi kedokteran dalam
menghadapi tantangan masa kini dan mendatang dan pemahaman konsep terwujudnya kemandirian pengaturan profesi kedokteran, dengan tetap mengutamakan perlindungan pasien dan peningkatan mutu pelayanan medis. Selain itu Rakornas KKI diharapkan pula mengakomodasi asupan pemangku kepentingan mengenai rancangan perkonsil yang diuatarakan
oleh beberapa isu meliputi: Regulasi Tumpang Tindih Penerapan Kewenangan Klinis oleh Prof. Dr. dr. Nancy Margarita Rehatta, Sp.An, KIC, KNA, Koordinasi menghadapi “Tsunami” Registrasi Ulang oleh Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, Ph.D, Sp.P (K) dan Internsip oleh Prof.drg. Heriandi Sutadi, Sp.KGA (K), Ph.D. Dalam rakornas juga diangkat beberapa pembahasan lain terkait Koordinasi Sistem
Pembinaan Praktik Kedokteran oleh Dr. drg. Zaura Anggraeni MDS, Refleksi terhadap peranan MKDKI dalam Praktik Kedokteran oleh Prof. Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG (K). Pembicara-pembicara lain yang ikut melakukan pembahasan dalam Rakornas ini yaitu Ketua KKI (Kebijakan Umum), Lembaga Ketahanan Nasional RI ( Posisi Strategis KKI sebagai Badan Regulator Profesi
Kedokteran dalam Ketahanan Nasional), Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan ( Kemandirian Profesi Kedokteran dalam menghadapi Tantangan Masa Depan), Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek dan Dikti (Regulasi Pendidikan Kedokteran di Indonesia dan Perkembangannya dalam Menyongsong Masyarakat
Ekonomi Asean), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Masalah dan Solusi dalam Praktik Kedokteran di Daerah), Dinas Kesehatan Natuna (Masalah dan Solusi dalam Praktik Kedokteran di Daerah Perbatasan), Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (Kualifikasi Tambahan dalam Praktik Kedokteran) dan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (Kualifikasi Tambahan dalam Praktik Kedokteran Gigi).l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 15
[MEDIA UTAMA]
16 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
EMAS untuk ibu sehat dan bayi selamat Kematian ibu dan bayi lahir masih saja terus terjadi sekalipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan. Kemenkes dan lintas sektor tak pernah jera dan merasa lelah untuk berbuat. Memicu inisiasi dan inovasi menemukan cara yang tepat menyelamatkan setiap ibu dan bayi lahir. Kali ini, Jhpiego, Muhammadiyah, Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan (LKBK), RTI (Research Triangle Institute) dan Save the Children, menggulirkan program EMAS.
M
enurut District team leader Kabupaten Karawang, Jamhur Romli, RTI fokus pada sijari emas. Save the children fokus pada kesehatan neonatal. LKBK untuk klinis dan pengembangan forum masyarakat ditangani oleh Muhammadiyah. “Setiap distrik mempunyai tiga fase. Fase satu mulai tahun 2013. Fase dua tahun 2014 dan fase tiga tahun 2015. Mereka yang telah menjalani fase satu, menjadi mentor pada daerah fase dua, sedangkan mereka yang masuk fase dua manjadi mentor daerah pada fase tiga. Khusus Jawa Barat, kebijakan fase tiga di Kabupaten Indramayu, ditangani satgas Dinas Kesehatan Provinsi. Hal ini dilakukan agar proses serah terima program EMAS berjalan mulus,” ujar Jamhur.
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 17
Program EMAS (Expanding Maternal Neonatal Survival) merupakan kerjasama Indonesia dengan USAID tahun 2011-2016. Program ini berfokus pada upaya penurunan kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di 6 provinsi dengan 50% total kematian Indonesia. Program EMAS akan berkontribusi dalam menyiapkan upaya pelayanan kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru Lahir, termasuk rujukannya di 30 kabupaten/kota. Program ini melibatkan kerjasama dengan jejaring pelayanan Muhamadiyah dan inter-fait lainnya di Indonesia. Program EMAS dibantu oleh lima organisasi dalam suatu konsorsium yaitu Jhpiego, Muhammadiyah, Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan, RTI (Research Triangle Institute) dan Save the Children. Program EMAS fokus pada Pelayanan Gawat Darurat Ibu dan Bayi Baru Lahir. Program ini mempunyai 2 komponen besar yaitu: Peningkatan Kualitas Pelayanan Gawatdarurat di Fasilitas yang meliputi 150 Rumah Sakit dan 300 Puskemas dan Pemantapan jejaring sistim rujukannya di tingkat kabupaten/kota. Upaya ini menyatukan pendekatan tata kelola, pemanfaatan teknologi informasi, peran masyarakat dan organisasi kemasyarakatan serta kesehatan yang pelaksananya secara komprehensif. Kementerian Kesehatan mendukung program EMAS dalam bentuk pembinaan
EMASINDONESIA.ORG
[MEDIA UTAMA]
dan kebijakan dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 690/Menkes/SK/XII/2013 tentang Tim Pokja Program EMAS. Tim Pokja Program EMAS berfungsi untuk menentukan kebijakan program, memberi arahan dan bimbingan agar pelaksanaan program EMAS dapat berjalan dengan lancar dan berdaya guna serta sinergis dengan program yang sudah berjalan. Program EMAS terlaksana dengan komitmen yang kuat dari semua tingkat pemerintahan dan fasilitas, termasuk masyarakat yang membentuk forum masyarakat Madani. Semua kabupaten/kota mempunyai POKJA yang dikeluarkan Bupati/Walikota setempat. Selain itu, program ini juga mendapat dukungan kebijakan dan legislasi, termasuk dalam penyediaan anggaran, seperti dana dekonsentrasi yang dapat dimanfaatkan untuk
18 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
akselerasi kegiatan, bahkan di luar kabupaten/kota lokasi program. Tak ketinggalan organisasi profesi dan rumah sakit pendidikan sebagai Pembina teknis klinis di tingkat provinsi juga memberi dukungan penuh. Program EMAS sudah menyiapkan jejaring pelayanan rujukan di 30 kabupaten/kota dengan tersedianya POKJA dengan SK Bupati/Walikota. Tersedia juga Forum Masyarakat Madani (FMM) yang mendeklarasikan penurunan kematian oleh semua anggotanya, dan siap membantu menjamin akuntabilitas pelayanan hak masyarakat. Menyediakan fasilitas dengan kualitas pelayanan terstandar terdiri dari 72 Rumah Sakit, pelayanan maternal 81%, pelayanan neonatal 64%. Selain itu juga mendapat dukungan 215 Puskesmas, 78% yang sudah mencapai standar. Untuk mengoptimalkan
program telah tersedia jejaring sistim rujukan yang melibatkan semua fasilitas pemerintah maupun swasta yang dilengkapi dengan PK (Perjanjian Kerjasama antar fasilitas dan institusi) termasuk PMI dan BPJS. Tersedianya jejaring sistim komunikasi rujukan (SijariEMAS) di semua kabupaten/kota. Tersedianya Tim AMP dan menjamin pelaksanaan secara rutin di kabupaten/kota. Guna memantau kenerja, telah terbentuk Tim Dinas kesehatan yang akan memantau kinerja jejaring rujukan yang dibangun dan disepakati bersama, tersedia mentor di kabupaten/ kota, tersedia satu tim Rujukan perkabupaten/ kota yang akan diakselerasi menjadi 3 tim. Satu tim Klinis per RSUD dan RS Swasta binaan, satu Tim Klinis RS Muhammadiyah dan jaringannya, dan tersedia mentor klinis khusus di provinsi dari RS Vertikal,
Penurunan angka kematian dan tantangan
Beberapa kabupaten/ kota pendampingan program EMAS telah menunjukan adanya kemajuan dan keberhasilan signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan, seperti adanya proses perbaikan pelayanan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir, perbaikan tatakelola klinik, dan peningkatan kesadaran pencegahan infeksi serta pembentukan tim mentor yang kompak di bawah kepemimpinan dokter spesialis SpOG/SpA. Tentu, tidak bisa membandingkan keberhasilan wilayah program Emas dengan wilayah lain yang bukan
wilayah program EMAS, karena banyak faktor yang memengaruhi termasuk kemampuan daerah dalam mengoptimalkan potensi dan sumberdayanya masingmasing. Banyak daerah lain yang juga berhasil meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, bahkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayinya. Memang masih ada tantangan, terutama menyatukan banyaknya Rumah Sakit swasta dalam suatu jejaring sistim rujukan, termasuk banyaknya Bidan Praktek Mandiri dan Klinik Ibu dan Anak swasta, sementara partisipasi resources dilakukan secara mandiri. Melakukan perubahan perilaku di tingkat leadership dan tenaga pemberi layanan memerlukan waktu, terutama dalam Kepemimpinan strategis dan Organisasi
pembelajaran serta Tata Kelola Klinis. Antara lain penegakan praktek medis dasar yang tidak dilakukan semestinya, seperti audit kematian, pencatatan rekam medis dan pelaporannya. Masih adanya implementasi pemberian kewenangan pelayanan tingkat pelayanan dasar masih memerlukan dukungan kebijakan berkaitan dengan banyaknya sentra pendidikan spesialis di Indonesia, peran dokter umum di puskesmas yang tertinggal dalam bidang KIA, distribusi spesialis yang tidak sesuai kebutuhan, serta program dan pelayanan Neonatus masih tertinggal dibandingkan pelayanan Maternal.
Evaluasi dan exit strategi Mengevaluasi hasil kegiatan program EMAS selama ini, telah terbukti
EMASINDONESIA.ORG
yakni RS Wahidin Sulsel, RS Pirngadi dan RS Adam Malik Sumut dan RS Karyadi Jateng.
berhasil meningkatkan kualitas pelayanan. Sehingga membutuhkan komitmen dan kemandirian dari pemerintah daerah, baik dalam bentuk kebijakan maupun pembiayaan. Kementerian Kesehatan tetap melakukan pemantauan agar program tetap suistanable (berlangsung), bahkan bisa dalam bentuk dukungan pembiayaan dana dekonsentrasi, bila kegiatan tersebut termasuk dalam menu program prioritas Kementerian Kesehatan. Agar program EMAS yang sudah terlaksana di 6 Provinsi dan 30 Kabupaten tetap berjalan di kabupaten/ kota lainnya, maka harus dilakukan legislasi untuk mendukung pelaksanaan pelayanan gawat darurat ibu dan bayi baru lahir di setiap kabupaten/kota. Memanfaatkan mentormentor, fasilitas dan jejaring rujukan model program EMAS 6 Provinsi terkait. Selain itu, harus mengakomodasi pendekatan program EMAS dalam beberapa Permenkes, antara lain yang berkaitan dengan kegawatdaruratan pelayanan ibu dan bayi baru lahir, serta menyelenggarakan event rekognisi bagi kabupaten/kota yang telah melaksanakan dan pembelajaran bagi kabupaten lainnya dengan metoda Mini University. Hal ini sudah dilakukan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Rencananya, empat provinsi lainnya akan menyelenggarakan kegiatan seperti ini pada bulan September 2015. Untuk mempromosikan praktek pelayanan publik
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 19
[MEDIA UTAMA] terbaik, seperti program EMAS, Kabupaten Pinrang yang masuk dalam penghargaan TOP 99 dan TOP 33 yang diselenggarakan KemenpanRB. Khusus untuk TOP 33, Kemenpan mengajukan ke tingkat International, dan kabupaten Pinrang – RSUD Lasinrang masuk sebagai finalis. Selanjutnya harus mengintegrasikan sijariEMAS ke dalam sistem pencatatan pelaporan kesehatan, antara lain SPGDT, SIKDA Generik, serta peningkatan peran serta organisasi profesi untuk kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Contoh partisipasi POGI dan IDAI dalam audit kematian di Rumah Sakit.
Inovasi program EMAS
Program EMAS telah melakukan pendampingan dalam kegiatan peningkatan kualitas pelayanan, seperti
pendampingan tatakelola klinis pada RS dan Puskesmas, penyusunan Maklumat Pelayanan (pernyataan tanggungjawab pelayanan) di setiap fasilitas dan mekanisme
dr. ASEP HIDAYAT LUKMAN, MM. Dirut RSUD Karawang.
20 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
umpan balik (SIGAPKU), menyusun sistem informasi penguatan pembelajaran dan performance (SIPPP). Komunikasi dilakukan dengan cara sms/website untuk meningkatkan
pengetahuan bidan melalui pemberian informasi, studi kasus dan pengumpulan data. Selain itu juga, telah dibuatkan Perjanjian Kerjasama (PK) antar RS dan Puskesmas jejaring untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Meningkatkan penggunaan Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal dan Neonatal (SIJARIEMAS) melalui pertukaran informasi dan komunikasi rujukan maternal dan neonatal, berbasis teknologi SMS, telepon dan internet, serta pembentukan forum masyarakat dan pembuatan kartu lapor warga. Semua intervensi dan pembelajaran program EMAS tersebut dapat diduplikasi ke wilayah lain. Program EMAS juga sudah menyiapkan mentor-mentor yang bisa dimanfaatkan oleh wilayah lainnya.
Sesuai arah pembangunan kesehatan, pemenuhan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan upaya yang selalu dilakukan pemerintah, diantaranya dengan meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan dan persalinan di fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sesuai standar serta mengatasi masalah emergency melalui Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK, serta peningkatan kualitas KB. Untuk memperkuat upaya meningkatkan akses atau jangkauan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu, sejak tahun lalu tepatnya 1 Januari 2014, pemerintah telah meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN, termasuk untuk memberi layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Upaya tingkat keluarga dan masyarakat juga telah meningkatkan pengetahuan dan peran aktif keluarga dan masyarakat melalui penggunaan Buku KIA,
DAFTAR DAERAH PROGRAM EMAS BANTEN
JAWA TIMUR
Kabupaten Serang (Phase 1) Kabupaten Tangerang (Phase 2) JAWA BARAT Kabupaten Bandung (Phase 1) Kabupaten Cirebon (Phase 1) Kabupaten Karawang (Phase 2) Kabupaten Bogor (Phase 2) Kabupaten Indramayu (Phase 3) JAWA TENGAH Kabupaten Banyumas (Phase 1) Kabupaten Tegal (Phase 1) Kabupaten Cilacap (Phase 2) Kabupaten Brebes (Phase 2) Kota Semarang (Phase 2) Kabupaten Grobogan (Phase 3) Kabupaten Pekalongan (Phase 3)
Kabupaten Sidoarjo (Phase 1) Kabupaten Malang (Phase 1) Kabupaten Pasuruan (Phase 2) Kabupaten Blitar (Phase 2) Kabupaten Jombang (Phase 2) Kabupaten Tuban (Phase 3) Kabupaten Nganjuk (Phase 3) SUMATERA UTARA Kabupaten Deli Serdang (Phase 1) Kabupaten Asahan (Phase 1) Kabupaten Langkat (Phase 2) Kabupaten Labuhan Batu (Phase 2) Kabupaten Mandailing Natal (Phase 3) SULAWESI SELATAN Kabupaten Pinrang (Phase 1) Kabupaten Gowa (Phase 2) Kabupaten Bulukumba (Phase 2) Kabupaten Wajo (Phase 3)
Keterangan: Daerah Phase 1 adalah daerah yang dilakukan intervensi mulai tahun 2013 Dearah Phase 2 adalah daerah yang dilakukan intervensi mulai tahun 2014 Daerah Phase 3 adalah daerah yang dilakukan intervensi mulai tahun 2015
Posyandu, Program P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), rumah tunggu persalinan dan kelas ibu (ibu
hamil dan balita). Sementara, keberhasilan penurunan AKI dan AKB, tidak tergantung dari upaya yang dilakukan Kemenkes
BIDAN NING NURUL SAFITRI. Koordinator Kebidanan RSUD Karawang.
saja, tapi memerlukan komitmen, dukungan dan usaha yang keras dari semua pihak. Lintas sektor lain juga harus berkontribusi, sebab banyak masalah yang tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan saja. Seperti masalah geografis, transportasi, faktor sosialbudaya, pendidikan, ketersediaan pangan dan ekonomi yang berpengaruh terhadap akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Program EMAS banyak butuh dukungan, tidak hanya dari sisi pemerintah, tetapi lembaga swasta, keluarga dan masyarakat, khususnya dalam upaya promotif dan preventif. [Pra]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 21
[MEDIA UTAMA]
Progam Emas itu Positif
S
ecara makro kerjasama antara USAID dan Kemenkes dalam program Emas, setelah kami amati selama tiga tahun ini positif, khususnya untuk meningkatkan keterampilan individu tenaga kesehatan, terutama bidan dan dokter anak. Juga dapat meningkatkan kepedulian manajemen, seperti komite medik atau direkturnya, ini poin pertama. Berikutnya, kami melihat efford yang dibutuhkan dalam program ini cukup berat. Apalagi jika seluruhnya kemudian diambil alih oleh Kementerian Kesehatan. Sebab, mereka menempatkan para supervisor dan fasilitator di setiap kabupaten. Mereka berdedikasi sungguhsungguh melakukan pekerjaannya dan mereka dibayar khusus untuk itu. Hal ini disampaikan Diretur Jenderal Bina Gizi dan KIA Kemkes, dr. Anung Sugihanto, M.Kes kepada mediakom, saat menanggapi kerjasama Kemkes dan USAID dalam program EMAS, akhir Agustus lalu, di Jakarta. Menurut dr. Anung, berbeda dengan pendekatan Kemkes yang selama ini menekankan pada manajerial. Mereka secara struktur mempunyai jabatan tertentu untuk melakukan tugas tertentu, tapi masih mendapat beban untuk melakukan kegiatan lain.
Inilah yang harus juga kita ambil sebagai pelajaran dari program EMAS Indonesia. “Saya minta kepada teman-teman daerah untuk mengidentifikasi dan menjalin komunikasi intensif, secara personal, kepada para team leader untuk menjajagi apa yang masih dapat diteruskan. Seperti fasilitator masih akan terus, instrumen akan diperluas, atau mekanisme rujukan dapat dimodifikasi dengan rujukan-rujukan yang selama ini sudah berjalan. Selama ini, kita sudah mempunyai Poned dan Ponek yang sudah menjadi tatanan rujukan dalam program Emas,” ujar dr. Anung. Selain itu, Anung memberi kesempatan pada Emas ketika melakukan pertemuan di Palembang, untuk bisa berbagi pengalaman kepada provinsi lain, bukan hanya kepada provinsi yang selama ini
22 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
sudah bekerjasama. Menurut dr. Anung, melihat berbagai hal yang ada, setiap daerah harus melihat kemungkinan yang ada yang dapat ditindaklanjuti. Semua itu harus terwujud dalam bentuk exit strategy dalam tiga tahun ke depan. Tidak hanya bicara satu tahun ke depan. Kita sudah harus bicara tahun 2017 dari sekarang berdasarkan data dasar dan asumsi kemungkinan yang akan datang. “Apakah betul, rujukan yang berkembang saat ini sejalan dengan poned dan ponek? Apakah mekanisme keterampilan sejalan dengan penyiapan modul yang dikembangkan oleh PPSDM? Apakah benar, pengembangan komitmen itu cukup dengan pendampingan fasilitator atau masih harus melengkapi sarana dan prasarana, yang selama
Selama ini, kita sudah mempunyai Poned dan Ponek yang sudah menjadi tatanan rujukan dalam program Emas. dr. Anung Sugihanto, M.Kes
ini dilakukan kemkes? Perlukah menganggarkan dana untuk fasilitator dengan besaran tertentu dari anggaran daerah atau pusat yang didedikasikan untuk fasilitator? Jadi kita harus lari lebih cepat sebelum tutup tahun 2016,” ujar dr. Anung. [Pra, Eko]
Simulasi Emergency Penanganan Gawat Darurat
T
iga bidan siap menangani ibu hamil dengan kegawatdaruratan. Ketiganya menggunakan pakaian berwarna merah, kuning dan hijau. Mereka sudah siap dengan tugas masing-masing sesuai arahan bidan yang menggunakan pakaian berwarna merah. Pasien dibaringkan di ruang yang bersih, nyaman dan terjaga
privasinya. Bidan berpakaian warna merah kemudian menginstruksikan untuk melakukan pengukuran tekanan darah, memasang infus, menghubungi dokter, memasukkan obat dalam infus, menyiapkan rujukan dan menghubungi contact center jejaring emas. Dalam waktu singkat, seluruh proses penangan emergency selesai. Berikutnya, dokter atau anggota tim memberikan
informasi kepada keluarga, khususnya suami atau yang bertanggung jawab bahwa pasien harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lanjutan, sebab puskemas tidak mempunyai alat dan tenaga yang sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Mobil disiapkan, kemudian segera mengantar ke rumah sakit yang telah ditentukan. Sementara rumah sakit bersangkutan juga sudah siap menangani
pasien rujukan dengan lebih cepat, tepat dan akurat. Menurut dokter fungsional Poned Puskesmas Kutawaluya, Kerawang, dr. Iwan Ariyanto, seluruh bidan mendapat kesempatan melakukan simulasi emergency di Puskesmas. Mereka secara bergantian bertugas menjadi bidan desa di lapangan dan di Puskesmas. Saat bertugas di puskesmas itu, mereka mendapat kesempatan melakukan simulasi emergency. “Pelajaran yang mereka dapat dengan sering kali mengikuti simulasi emergency, para bidan menjadi lebih percaya diri menangani pasien gawat darurat. Sekalipun tidak ada dokter, misal sedang tugas lain, mereka dapat menangani sendiri, tentu sambil konsultasi dengan saya melalui sambungan telepon,” ujarnya bangga. [Pra]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 23
[MEDIA UTAMA]
Si Jari Emas Bagi Ibu Melahirkan dan Bayinya
T
erkadang, seragam itu baik, membuat siapapun yang memakainya menjadi lebih mudah dikenali. Hanya saja seragam yang dipakai oleh pegawai pemerintah sering berkonotasi negatif, terkesan birokratif, taat aturan dan kaku. Demikian juga kesan Anas, Ketua Forum Masyarakat Madani Kerawang. Untuk itu Anas mengambil peran untuk menjembatani jarak antara pelayanan kesehatan dan masyarakat, sehingga jarak menjadi lebih dekat, mendukung Program Emas. Untuk mendukung program Emas, telah terbentuk Forum Masyarakat Madani (FMM). Forum ini manjadi mitra Pemerintah Daerah Karawang memberdayakan masyarakat peduli kepada kesehatan ibu dan bayi. Apa saja kiprah mereka, Mediakom sempat berdialog dengan ketua FMM, Anas. Menurut Anas, FMM Karangwang mempunyai kurang lebih 20 OMS
(organisasi masyarakat sipil) yang bergabung. Misalnya Muhamadiyah dan rombonganya, NU dan rombonganya ada juga organisasi profesi antara lain organisasi kesejahteraan sosial kecamatan. “Peran teman-teman begitu dominan di kabupaten ini, termasuk kerja sama dengan Dinkes terutama pada program jaminan pelayanan kesehatan M. ANAS. Ketua Forum Masyarakat Madani Kerawang. Peran FMM mengadvokasi masyarakat setelah bergabung dengan Program Emas menjadi lebih besar.
24 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
masyarakat miskin. Setiap pemangku hajat seperti Kepala Desa bahkan Camat harus melakukan tanda tangan untuk verifikasi lapangan apakah dia layak atau tidak. Mulai dari hal itu kami mengenal tim dari Dinkes. Apalagi setelah Dinas Kesehatan mengundang FMM untuk melakukan pertemuan”, ujar Anas. Anas menjelaskan
peran FMM mengadvokasi masyarakat setelah bergabung dengan Program Emas menjadi lebih besar. ‘’Sebelumnya seperti pendekar baru turun gunung, semuanya mau dibabat, artinya tanpa ada sebuah arah yang jelas. Seperti peluru banyak tapi tidak tepat sasaran,’’ ujarnya. Dengan adanya FMM menjadi lebih fokus, terutama pada penyelamatan ibu bayi dan anak, tapi tidak keluar konteks menolong orang yang sakit tetap mendapat prioritas. “Saat ini sudah terbentuk FMM 10 kecamatan. FMM menempatkan diri sebagai mitra oposisi atau penyeimbang saja. Seperti mengadvokasi masyarakat yang seharusnya tidak membayar, tapi justru membayar. Porsinya mendapatkan pelayanan di Puskesmas, tapi justru harus di rujuk. Jadi seperti itu yang bisa kita lakukan”, ujar Anas. Menurut ketua FMM,
Karawang ini agak unik, karena khawatir hilang, kartu Jamkesmas atau Jamkesda terkadang tidak diberikan oleh Kepala Desa kepada orang yang mempunyai jaminan kesehatan. Dan ketika kepala desa ganti tidak tahu kemana keberadaan kartu tersebut. Kalau ada orang sakit biasanya mengecek ke kantor desa, bertanya apakah orang ini punya jaminan. “Pernah ada pasien bayi lahir yang harus mendapat perawatan yang panjang di rumah sakit, tapi tidak mempunyai jaminan kesehatan, saya harus mencarikan kesana kemari bersama Bu Yati, salah satu Motivator Kesehatan Ibu Anak (MKIA). Alhamdulillah biaya kurang lebih Rp 25 juta untuk rumah sakit swasta dapat tertutupi”, ujarnya. Anas memaparkan sebagai FMM juga sering membantu komunikasi dengan para suami yang belum bersedia mendorong istrinya untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau melahirkan dengan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan. Sebab, para istri terkadang tak mempunyai kekuatan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Melalui komunikasi ini akan memudahkan para ibu hamil mendapat layanan kesehatan
Perlu Dukungan Pihak Lain
Memang, FMM tidak dapat bekerja sendiri, sekalipun kerja sosial, tetap harus ada yang mendukung dari sisi finasial, sekalipun hanya sekedar uang transport. Misal ada kasus
di daerah Cilamaya, untuk menuju kesana perlu biaya. Sehingga jika ada yayasan dengan dana CSR-nya yang dapat mendukung kegiatan, tentu akan lebih meringankan anggota FMM bekerja. “FMM, sistem kerjanya masih agak gamang. Dinas Kesehatan menginginkan FMM seperti oposisi pemerintah, khususnya dinas kesehatan. Sebagai penyeimbang memberi masukan programprogram yang digulirkan dinas kesehatan. Tapi, ketika berbicara MKIA, lebih banyak melakukan pendataan dilapangan. Contoh, pendataan ibu hamil tidak dilakukan oleh para bidan tapi oleh anggota MKIA, sebagai anggota FMM. Akibatnya misi oposisi belum menjadi kenyataan”, ujarnya. Menurut Anas, bahwa FMM baru masuk tahun ke tiga, sehingga masih mencari bentuk yang tepat. Saya terus mengajak temanteman merevitalisasi diri, siapa yang masih komitmen membantu menurunkan AKI dan AKB di Karawang. “ Saya melihat ini merupakan prospek yang bagus dalam menyehatkan dan mencerdaskan masyarakat Karawang”, ujarnya. Terkait dengan pembentukan jejaring pelayanan kesehatan, FMM berharap saluran komunikasi jejaring rujukan gawat darurat ibu dan bayi baru lahir (Si Jari Emas) menjadi regulator merujuk kelahiran. ‘’Hal ini harus menjadi sebuah komitmen, kalau tidak akan percuma. Sebab, dari sekian banyak, masih
YATI KUSYANTI. Salah satu Motivator Kesehatan Ibu Anak (MKIA)
ada yang tanpa melalui Si Jari Emas langsung ke Rumah Sakit,’’ kata Anas “Masyarakat yang tidak mempunyai jaminan kesehatan, kalau merujuknya melalui Si Jari Emas, maka akan mudah mengarahkan ke RSUD. Secara kelembagaan dan struktur kerja lebih mudah koordinasinya. Kasus terakhir pada ibu malahirkan karena tidak lewat jalur Si Jari Emas, terpaksa harus jual lahan untuk menebus bayinya senilai Rp 6.000.000“, tutur dia. Bagi Anas, apabila Si Jari Emas benar-benar dapat menjadi regulator maka dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Jadi berdasarkan sistem yang sudah dibangun selama ini, bukan hanya bergantung pada personal dokter atau tenaga kesehatan yang lain, siapapun orangnya akan mengikuti SOP sistem yang telah dikembangkan. “Saya merasakan
dengan sistem rujukan yang sekarang ini, nampak lebih baik. Mulai dari pencatatan, pelayanan hingga monitoring secara keseluruhan ibu dan bayi lahir. Semua tercatat dengan riwayat yang baik. Jadi ternyata, IT telah merubah tenaga kesehatan dan mengubah perilaku masyarakat dalam merespon tuntutan pelayanan kesehatan”, ujarnya. Menurutnya, dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat petugas yang berbaju seragam, masyarakat merasa ada jarak, komunikasi kurang terbuka. Sebaliknya petugas yang menggunakan baju bebas, lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat. Jadi FMM mengambil peran ini membantu masyarakat dapat menerima program menurunkan AKI dan AKB di Karawang tanpa dengan swadaya masyarakat dan tentunya tanpa perlu seragam. “Semoga Berhasil”, harapnya. [Pra, Teguh, Nita]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 25
[MEDIA UTAMA]
Program Emas Jaga Kesehatan dan Ketahanan Pangan
P
rogram Sijariemas membantu melakukan penyadaran penduduk Karawang, terutama dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Satu bulan sebelum hamil sampai pasca kelahiran. Sebelumnya, angka kematian ibu dan anak tinggi, sekarang meskipun masih tinggi, tapi bukan penduduk asli. Mayoritasnya penduduk pendatang. Mereka datang saat kehamilan tua. Otomatis tidak pernah terlibat dalam program Sijariemas. Namun bukan berarti hal ini dibiarkan saja. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, tanpa memandang penduduk asli atau pendatang, pemerintah akan membangun rumah sakit tipe C dan meningkatkan jumlah puskesmas poned. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang, Drs.H Teddy Rusfendi di Karawang kepada Mediakom, Agustus lalu. Menurut Teddy, masyarakat masih enggan
melaporkan kehamilan resiko tinggi. Mereka belum sampai pada kesadaran betapa pentingnya hal tersebut. Banyak yang masih malu dan gengsi. Akibatnya berapa jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi tidak terpantau. Padahal laju pertumbuhan penduduk secara keseluruhan 3,9 persen. Angka kelajuan tertinggi nasional. Namun dari angka statistik itu, laju pertumbuhan penduduk lokal hanya 1,7 persen. Hal ini menjadi kendala dan sekaligus peluang dari migrasi. “Kendalanya, mereka migrasi tanpa dokumen kependudukan. Mereka memilih tetap sebagai penduduk asal, tapi bekerja, makan dan tidur di Kabupaten Karawang. Ini sangat menyulitkan pendataan. Mereka tak terdata, meskipun secara riil ada. Mereka hamil dan melahirkan di Karawang. Di sini letak keunikannya,” ujar Teddy. Fasilitas pelayanan kesehatan yang ditingkatkan, selain pembangunan fisik, juga peingkatan kualitas dan kuantitas alat kesehatan. Tidak dilupakan adalah
26 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
dr H. YUSKA YASIN. Angka kematian ibu dan bayi di Jawa Barat tinggi.
kesejahteraan tenaga kesehatan. “Bagi saya Sijariemas adalah kunci. Antisipasi permasalahan kesehatan sejak dini, akan menjadi modal utama pembangunan kesehatan sdm yang kuat. Kemunculan industri jelas akan berpengaruh pada masalah kesehatan terutama sanitasi. Makanan terkontaminasi, udara terkontaminasi. Ini
diminimalisir. “Program Sijariemas berfungsi mendukung sistem rujukan yang baik. Agar program ini sukses, semua sektor dan terutama pemda harus memberi dukungan. Caranya dengan menambah jumlah bidan PTT, membangun sarana dan meningkatkan anggaran kesehatan ibu dan anak dinas kesehatan. Ini harus menjadi komitmen semua
Drs.H TEDDY RUSFENDI. Masyarakat masih enggan melaporkan kehamilan resiko tinggi.
akan membahayakan kesehatan,” ujarnya menutup perbincangan. Menurut Kadinkes Karawang, dr. Yasin angka kematian ibu dan bayi di Jawa Barat tinggi. Karawang secara komulatif juga termasuk di dalamnya. Diharapkan, program emas ini dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi sekaligus. Awalnya dengan membuat call center. Gugus tugas untuk memonitor seluruh informasi tentang ibu hamil dan mekanisme rujukan. Sehingga penyebab angka kematian dapat
pihak,” ujar Yasin. Semua rumah sakit harus menyiapkan seluruh alat perangkat Sijariemas, agar memudahkan pelayanan rujukan. Duapuluh rumah sakit yang sudah menggunakan perangkat ini, baru 10 yang menyiapkan alatnya. “Memang dukungan pihak lain perlu komitmen. Seperti anggota DPR harus mendukung, tidak mencoret usulan anggaran. Harus membangun koordinasi semua pihak, konsen dengan program emas ini,” ujarnya. [Pra]
Memuliakan
ibu dan bayi lahir
P
rogram Emas itu memuliakan ibu dan bayi, apalagi tidak menjanjikan dana, hanya semangat yang membuat program yang baik ini akan jalan. Respon bidan awal stres, karena banyak tuntutan yang harus diterapkan. Karena untuk memuliakan ibu dan bayi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mendukungnya habis-habisan. Hal ini disampaikan Kepala Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang dr. Cucu Siti Minpalah, M.Kes kepada Mediakom saat kunjungan lapangan di Karawang. “Kalau bukan para wanita dan bidan siapa lagi yang akan memuliakan para ibu dan bayi. Berawal dari motivasi, jangan menunda. Sebelum ada emas, kerjanya biasa-bisa saja. Setelah ada program emas, mendorong tenaga kesehatan meningkat motivasi dan kompetensinya. Juga merasa memiliki”, ujar dr. Cucu. Menurut dr. Cucu, dengan adanya Emas pelayanan berubah, terutama pelayanan ibu dan anak menjadi sesuai standar. Staf juga merasa memiliki, bukan hanya dr. CUCU SITI MINPALAH, M.Kes. Menanamkan jiwa HERO kepada setiap staf terutama bidan dalam penyelamatan ibu dan bayi.
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 27
[MEDIA UTAMA]
pimpinan saja, tapi sampai para tukang sapu terlibat semua dalam mensukseskan program. “Awalnya sarana prasarana tidak ada, kompetensi bidan kami pas-pasan, bahkan dapat dikatan kurang. Jadi setelah mengikuti SOP, baru sadar bahwa selama ini orang melahirkan belum sesuai dengan standar. Betapa malunya saya waktu itu”, kata Cucu. Menurut dokter puskesmas ini, berdasar alat panatu, semula seluruh kegiatan merah. Artinya semua sarana dan prasarana belum tersedia, kompetensi masih kurang, tidak peduli, pelayanan tidak ramah. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan dan ketidak pedulian tenaga kesehatan. Akibatnya, bila merujuk, kondisi pasien sudah kritis. “Dengan adanya Emas melalui sistem SiJariEmas, mulai pemetaan ibu hamil resiko tinggi, dan mengelola dengan baik, mengkonsultasikan, mempersiapkan rencana dini rujukan, secara pelahan
pelayanan menjadi semakin baik”, ujarnya bangga. Sebelumnya, bidan yang menangani kasus PEB tidak berani menyuntikkan MGSO4, setelah mendapat pelatihan Emas, bidan desa sudah pinter dan percaya diri menyuntikan cairan MGSO4. Keterampilan ini mereka peroleh dari drill emergency . Pelatihan ini memang untuk
28 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
mengasah keterampilan bidan. Sekarang, kalau akan merujuk, bidan harus melakukan stabilisasi pasien terlebih dahlu dengan memberi tindakan terlebih dahulu beradsarkan arahan dokter rumah sakit. Pasien sudah tidak kejang lagi. Selain itu, aparat desa juga terlibat dalam pembiayaan.
Jadi semua pihak terlibat secara aktif. Untuk memotivasi tenaga kesehatan, dr. Cucu menanamkan jiwa HERO kepada setiap staf terutama bidan dalam penyelamatan ibu dan bayi. Motivasi semangat kalau tidak dibangkitkan pasti akan meredup.Sebagai pimpinan harus membangun sistem. Sebab saya tak selamanya disini. Bila sistem sudah baik, insya Allah., siapapun pimpinanya akan tetap berjalan dengan baik. [Pra, Teguh, Nita]
dr. Hj. YAYUK SRI RAHAYU, MKM Bersama staf Puskesmas Kutawaluya Karawang.
Belajar dari SijariEmas
M
ekanisme rujukan bersalin seringkali terkendala banyak hal. Mulai dari komunikasi, ketersediaan ruangan, hingga tindakan yang cepat dan akurat. Kini, setelah menggunakan Sijariemas sebagian kendala itu tereliminasi. Tentu, belum sempurna sepenuhnya. Sistem masih terus dioptimalkan, sehingga pelayanan menjadi lebih baik, kata dr. Hj. Yayuk Sri Rahayu, MKM, Kasi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Karawang, Jawa Barat kepada Mediakom. Menurut Yayuk, melalui Sijariemas, Rumah Sakit akan memberi masukan untuk para bidan. Bidan akan memberikan tindakan yang diperlukan untuk membuat dr. Hj. YAYUK SRI RAHAYU, MKM Bidan puskesmas di desa bisa melakukan rujukan langsung melalui SMS atau berdasarkan interkoneksi sistem yang diinstall di perangkat Android.
kondisi pasien lebih stabil saat dibawa ke rumah sakit. Keuntungan lainnya, rumah sakit menjadi lebih siap menerima pasien. Persiapan penanganan pasien juga lebih baik, seperti persiapan alat kesehatan dan obatobatan dalam ruangan. “Sistem ini memastikan pasien akan lebih terpantau. Baik saat berangkat dari puskesmas dan perjalanan sampai di Rumah Sakit. Tiba di UGD, pasien akan mendapat penanganan. Selesai penanganan masuk ruang perawatan. Selesai perawatan akan kembali ke puskesmas sampai rumah sakit memberi rujukan balik yang berisi data dan catatan pasien lengkap,” ujar dr. Yayuk. Data pasien terekam dengan baik. Misalnya pasien A dengan diagnosis
tertentu telah dilakukan tindakan. Kapan dia diperbolehkan pulang. Kapan harus melakukan kontrol, semuanya tercatat dengan baik. “Catatan ini akan mengingatkan bidan kapan seorang pasien harus melakukan kunjungan selanjutnya ke rumah sakit”. Selain rekam jejak kesehatan, ada catatan khusus tentang umpan balik. Isinya berupa kepuasan pasien ataupun saran dan aspirasi dari pasien atau masyarakat ke layanan yang ada di puskesmas, rumah sakit maupun dinas kesehatan. “Semestinya data akan menjadi basis data kami untuk melakukan perencanaan dan tindak lanjut”. Sijariemas, merupakan sistem yang dapat menerima data kematian selama 24 jam penuh. Tujuh hari dalam seminggu. Data-data tersebut kemudian akan masuk bidang kesehatan keluarga (Kesga). Data kematian ibu akan senantiasa ter-update. Selain itu, sistem ini juga dapat menerima data semua ibu hamil. Namanya RDB (rujukan dini berencana). Layanan ini dikhususkan bagi ibu hamil dengan resiko tinggi. Layanan RDB juga berfungsi sebagai media pembelajaran. Pembelajaran
kesehatan untuk ibu hamil. Apa saja tanda bahaya ibu hamil. Pelayanan kesehatan apa yang bisa dihubungi, dan seterusnya. Dengannya diharapkan setiap bumil memahami setiap indikator bahaya persalinan. Informasi tersebut sangat berguna untuk segera mengambil keputusan dan meminta pertolongan kepada tenaga kesehatan. Sistem ini didesain untuk memberikan pembelajaran kepada ibu hamil berdasarkan usia kehamilan, catur wulan pertama, catur wulan kedua, dan catur wulan ketiga. “Harapannya kesehatan ibu meningkat. Ibu sehat. Bayi sehat dan selamat. Keluarga bahagia. Angka kematian ibu dan bayi nol. Kita hanya berupaya mudah-mudahan Alloh, SWT berkenan mengijabahnya,” ujar dr. Yayuk.
Sistem kerja Sijariemas
Menurut dr. Yayuk, bidan puskesmas di desa bisa melakukan rujukan langsung melalui SMS atau berdasarkan interkoneksi sistem yang diinstall di perangkat Android. Data akan masuk ke sistem dan terlihat di monitor rumah sakit. Atas dasar informasi tersebut, rumah sakit menyiapkan kedatangan pasien. Setiap puskesmas sudah mempunyai rayon rumah sakit tertentu berdasarkan geografis dan kemampuan rumah sakit dalam penanganan kasus. “Salah satu kebijakan Dinas Kesehatan, khusus untuk kasus yang berat seperti PEB, langsung dirujuk
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 29
ke RSUD. Pertimbangannya berdasarkan investigasi dan kajian yang mendalam, pelayanan PEB di luar RSUD banyak mengakibatkan kematian. Kalau rumah sakit prioritas pertama, kedua atau ketiga penuh, maka rujukan paling atas adalah RSUD. Kondisi ini mengharuskan RSUD untuk selalu menerima pasien. Mereka tidak dapat menolak pasien,” terang dr. Yayuk. Bidan akan mendapatkan kepastian rujuk. Waktu maksimalnya 10 menit. Pasien sudah mendapatkan jawaban. Tetapi, berapa lama seorang pasian tiba di rumah sakit, sangat tergantung jarak tempuh wilayah. Hasil evaluasi, respons kami 91% di bawah 10 menit, 9% nya di bawah 1 jam dan rata-rata 4 menit. Kalau tidak ada jawaban biasanya langsung telpon call center. Sejak ada call center pada 14 september 2013 lalu sudah lebih dari 5.000 kasus maternal natal tertangani. Hal ini sangat berpengaruh terhadap statistik. Tahun 2013 s/d 2014 angka kematian menunjukkan kecenderungan turun. Tahun 2013, angka kematian ibu berada di angka 64 jiwa dan kematian bayi 187 jiwa, turun menjadi 59 dan170 jiwa. Ada beberapa komponen yang mendasari sistem yang melibatkan 22 puskesmas dan seluruh rumah sakit di Karawang ini. Komponen pertama adalah “peningkatan kualitas klinis”. Kedua adalah program “Sijariemas” sebuah sistem rujukan. Ketiga masyarakat. Khusus untuk sistem rujukan, namanya perjanjian kerjasama (PKS)
penyamaan komitmen persepsi. PKS antara Dinkes dengan rumah sakit. Dinas dalam hal ini mewakili seluruh puskesmas. Perjanjian ini sudah berlangsung selama 3 tahun. Tahun 2013, 2014, dan pada 2015 diadakan review. Tujuannya untuk mengingatkan komitmen bahwa dengan sistem ini tidak ada lagi rumah sakit yang menolak pasien. “Sejak ada Sijariemas tidak ada lagi pasien yang diombang ambing kesanakemari. Semuanya tertata rapi. Sudah ada sistemnya,” akunya bangga. Hal tersebut diamini dr. H. Rasyim, Kabid Bina Yankes Dinas Kesehatan Karawang. Sistem Sijariemas saat ini semakin berkembang. Sistemnya sudah mampu mengakomodasi beberapa platform aplikasi lain, termasuk BBM, WhatsApp dan SMS. Berdasarkan istem ini, diselenggarakan pelatihan sekaligus pembelajran bidan di Karawang. Sampai saat ini sudah dilaksanakan dalam tiga angkatan dengan biaya sekitar Rp 800 juta.
Intervensi Program Emas
Intervensi program Emas Kabupaten Karawang sudah dilakukan sejak 2013. Selain itu juga sudah dilakukan asistensi beberapa komponen. Pertama peningkatan kualitas klinis rumah sakit untuk 17 rumah sakit. Saat ini sudah cost share dengan APBD 2. “Kami punya roadmap tahun 2016 s/d 2019. Semua puskesmas dan rumah sakit sudah kami intervensi scara klinis. Rumah sakit sebanyak
30 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
WWW.ICTEDGE.ORG
[MEDIA UTAMA]
20 dan 50 puskesmas untuk komponen pertama. Intervensi klinis berbeda dengan rujukan. Klinis banyak sekali detailnya. Ada alat pantau yang disebut alat pantau kinerja klinis termasuk softwarenya,” ujar Yayuk. Kedua adalah peningkatan kualitas sistem rujukan. Sebuah sistem rujukan yang merupakan asistensi Program Emas. Namanya Sijariemas. “Alhamdulillah SiJariEmas masuk 99 Top Layanan Publik MenPAN. Penghargaan MenPAN sudah diserahkan saat simposium dan ekspo di MenPAN di Sidoharjo, awal tahun lalu,” ujarnya. Ketiga adalah peningkatan akuntabilitas masyarakat/publik. Fasilitas kesehatan sudah mendapat intervensi klinis, mestinya masyarakat dapat melihat pelayanannya sudah terstandar. Ada forum masyarakat madani (FMM). Mereka memantau pelayanan sudah sesuai standar apa belum.
“Saat ini, setiap fasilitas kesehatan sepakat untuk membuat MP (maklumat pelayanan) sebagai alat pantau. Puskesmas sudah berjanji, berikrar, untuk memberikan pelayanan. Masyarakat akan memantau sesuai janji pelayanan atau tidak. Misalnya puskesmas Poned buka 24 Jam. Sesuai janji atau tidak. Bila tidak masyarakat dapat protes,” ujar Yayuk. Saat ini di Kabupaten Karawang, ada 10 Puskesmas yang sudah membentuk FMM lengkap dngan motivator kesehatan ibu dan anak (MKIA). FMM terdiri dari berbagai komponen masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakatan. Awalnya ada sekitar 34 anggota, namun menyusut menjadi sekitar 22. Merekalah yang tetap konsisten manyatakan peduli terhadap penyelamatan ibu dan bayi baru lahir. Ada dari muhammadiyah, Aisiyah, GOW, NU Fathayat, MUI, PKSK, KNPI, IIDI dan wartawan. [Pra, Teguh, Nita]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 31
REFORMASI BIROKRASI
Dialog Kecil Buku Harian Oleh: Prawito
S
eorang pimpinan kelas bawah mengingatkan staf dalam sebuah rapat agar mengisi buku harian dengan menulis apa yang sudah mereka kerjakan setiap hari. Permintaan mengisi buku harian ini sudah yang kesekian kali, tapi belum juga menjadi budaya kerja harian para stafnya. Dalam rapat tersebut sang pimpinan bertanya satu-satu kepada seluruh stafnya yang berjumlah 10 orang. “Apa
yang menyebabkan temanteman kesulitan mengisi buku harian? Bergantian mereka menjawab satusatu. Tidak ada! Pimpinan itu kemudian bertanya lagi kendala apa yang menghalagi mereka tidak mengisi buku harian bila tidak ada kesulitan? Mereka terdiam seribu bahasa, tidak ada yang menjawab. Setelah pimpinan bertanya lagi, satu-satu mereka menjawab, suka lupa pak, kadang-kadang males, karena sudah agak
32 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
lama jadi lupa apa yang sudah dikerjakan. Akibatnya, buku harian masih kosong melompong, belum terisi. Merasa kurang mendapat respon yang menyakinkan untuk memperbaiki kinerjanya, pimpinan berkata lagi, “Baik kita mengisi buku harian mulai hari ini, tepatnya tanggal 22 Juli 2015, lupakan yang kemarin, sanggup?” Kompak seperti kelompok paduan suara mereka menjawab sangguuup……..! Untuk menyakinkan
kesiapan stafnya, sang pimpinan bertanya dan menunjuk lagi satu-satu, apakah fulan sanggup, fulanah sanggup? Semua stafnya menjawab sanggup satu-persatu. Sanggup dengan nada mantap tanpa distorsi nada minor. Guna memudahkan monitoring kinerja, setiap staf harus menyerahkan buku harian setiap hari Jum’at kepada pimpinannya untuk dievaluasi. Faktanya belum sesuai harapan. Hanya 10 persen staf yang benar-benar sadar akan pernyataan kesanggupannya. Mereka buktikan dengan menyerahkan buku harian. Sisanya masih harus ditanya, dingatkan berkali-kali, baru menyerahkan. Sementara masih ada 50 persen staf sudah 5 pekan belum juga mengumpulkan buku harian untuk di evaluasi. Pertanyaannya, apakah terlalu sibuk bekerja, terlalu sulit, terlalu repot, jelimet, komplek dan sederet alasan yang dapat menyebabkan ada kesulitan besar. Sehingga tak kuasa untuk
MARTINKUSCUS.CO.ZA
menuliskan apa yang sudah dikerjakan setiap hari sebagai PNS. Atau mungkin ada alasan lain yang dapat diterima akal sehat, sehingga tak sanggup melaporkan secara tertulis kepada pimpinan apa yang dikerjakan setiap hari. Sebenarnya, menuliskan apa yang dikerjakan setiap hari, sungguh pekerjaan mudah, sepele, bahkan super mudah. Misal, seperti menuliskan hari ini kamis, 27 agustus 2015, kegiatan; mengkonsep surat undangan, mengikuti rapat subbidang, menerima tamu pengaduan, mengikuti pelatihan, menerima telpon, merapihkan tempat kerja, mengirim surat, menulis artikel, menjawab permohonan informasi, menerima wartawan, mendampingi utusan daerah dan banyak lagi kegiatan yang dapat mereka tuliskan. Tentu akan lebih baik lagi, bila menuliskanya lebih rinci. Misal, staf mengerjakan menjawab permohonan informasi. Rincian catatanya; informasi apa yang diberikan,
siapa yang meminta, melalui saluran apa, status open atau close. Catatan rinci seperti ini memberi informasi dan memudahkan pimpinan mengetahui apa yang dikerjakan dan status pekerjaannya. Termasuk juga untuk mengetahui beban kerja masing-masing staf. Bila ini dapat mereka kerjakan akan dapat membantu banyak hal dalam hubungan kerja dan kinerja perorangan maupun organisasi secara keseluruhan.
Apasih sulitnya menulis?
Memang, membangun budaya baru yang lebih baik, tidak mudah. Sebab melibatkan banyak orang yang sudah mempunyai budaya sendiri-sendiri. Kebiasaan pribadi itu juga berbeda-beda satu sama lain. Kesadaran tentang hal ini dapat menjadi dasar, betapa mengubah perilaku itu butuh waktu, butuh proses, tidak serta merta berubah, seperti membalikkan telapak tangan atau makan cabe langsung terasa pedas.
Sekalipun budaya kerja yang akan mereka bangun hanya kebiasaan kecil dari para stafnya, menuliskan apa yang mereka kerjakan. Apasih sulitnya menulis? jawabnya jelas, tidak ada. Apalagi seorang sarjana, sudah puluhan tahun menulis, setiap hari menulis. Apalagi dengan semaraknya budaya baru orang menggunakan gadget dalam berkomunikasi, luar biasa. Mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek, rakyat hingga pejabat, kopral maupun jenderal, orang kota atau desa, miskin atau kaya, tak terkecuali, semua menggunakan. Handphone bahkan dapat digunakan untuk melakukan identifikasi kelompok status ekonomi tertentu. Meskipun selalu ada pengecualian. Ada orang kaya, handphone-nya jadul, tapi ada orang menengah ke bawah handphone-nya keren habis. Seperti itu budaya penggunaan gadget. Melalui piranti modernitas tersebut setiap orang terus menulis, menulis dan menulis. Apalagi mereka
yang sering menggunakan twitter, facebook, sms, bbm, whats App dan masih banyak menu lain yang akan terus berkembang untuk menulis. Tidak cukup sampai di situ, budaya menulis berkembang menjadi interaktif, diskusi konstruktif, konsumtif dan juga ada yang provokatif dan agitatif. Intinya, menulis sudah menjadi budaya menitan, jam-jaman, harian, mingguan, bulanan dan bertahun tahun. Lalu mengapa menjadi sulit ketika harus menuliskan pekerjaan pada buku harian? Suatu ketika pimpinan ingin mendapat alasan yang paling jujur tentang kesulitan menuliskan pekerjaan dalam buku harian. Dia mengirim sms kepada stafnya. Temanteman menganggu libur akhir pecan. Setelah kesepakatan 22 Juli 2015, untuk menyerahkan buku harian setiap jum’at, sekarang sudah akhir Agustus, belum juga setor. Terlalu sibukkah, terlalu sulitkah, sehingga tak sanggup menulisnya? Atau kalian menganggap mengisi buku harian itu tidak
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 33
REFORMASI BIROKRASI produktif? Silahkan beri jawaban sejujur-jujurnya, tidak ada dusta diantara kita. Apapun jawabanmu, tak berpengaruh pada hubungan kita secara personal atau kerja, tetap enjoy, hanya ingin kejujuranmu saja… selamat berlibur. Ada dialog ringan setelah sms pimpinan kepada stafnya. Tak semua staf segera merespon sms tersebut, hanya satu yang menjawab, siap.! Kemudian dijawab oleh pimpinanya, siap apa maksudnya? Buku punya saya sudah saya tulis, jawab stafnya. Pimpinannya kemudian berkomentar, apakah buku itu sudah serahkan ke pimpinan Jjum’at kemarin? Belum, jawab staf itu. He… em, kan harus disetor buku itu, kalau cuma ditulis dan tidak disetor, bagaimana saya harus memonitor dan mengevaluasinya? komentar pimpinannya. Dialog di atas menunjukan betapa sulitnya melakukan perubahan, sekalipun kecil. Secara logika, sekalipun kecil tapi sulit berubah, berarti besar. Sebaliknya, kelihatan besar, tapi kalau mudah berubah itu pertanda kecil. Contoh; disipilin karyawan untuk melakukan finger print, pergi dan pulang tepat waktu. Siapa yang tidak melakukannya akan dipotong tunjangan kinerjanya (tukin). Sebagian besar karyawan berbondong-bondong, tergopoh-gopoh memenuhi tuntutan absensi, agar tidak terpotong tukinnya. Apakah finger print mengindikasikan kinerja perorangan dan organisasi? Bagaimana bila mereka hanya semangat finger print saja, kemudian
tak melakukan apa-apa yang dapat terukur secara kinerja? Untuk perubahan disiplin absensi ini cukup menggembirakan, secara umum berhasil membuat karyawan datang dan pulang tepat waktu. Tapi, perubahan ini belum cukup mendongkrak kinerja perorangan dan organisasi. Tentu, sangat positif bila kelak ada wacana akan memasukkan kinerja sebagai unsur yang akan menentukan besaran tukin karyawan. Wacana ini lebih adil, siapa yang produktif akan lebih sejahtera. Saat ini belum adil, produktif atau tidak asal mempunyai jenjang yang sama, absensi sama, pasti terima tukin yang sama pula, sekalipun kinerjanya berbeda. Menurut saya, kebiasaan menulis buku harian, adalah perubahan besar. Sebab, dapat memonitor kinerja seseorang, sehingga pimpinan dapat mengevaluasi secara periodik. Terus mengembangkan, memberi penghargaan dan hukuman bagi mereka yang melanggar kesepakan, setelah melalui pendekatan coaching. Tapi, kalau tidak ada sarana monitoring yang terukur, hanya mengandalkan penglihatan, akan kacau. Coba perhatikan, ada seseorang yang kelihatanya sibuk, khusu’ di depan monitor, ternyata apa yang mereka lakukan? Macammacam kan? Ada yang browshing belanja online, baca berita selebritis, ada juga yang sibuk mondarmandir tidak karuan. Kebiasaan menulis buku harian, mirip dengan perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya cuci tangan pakai
34 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
sabun, sebelum makan. Mereka yang melakukan cuci tangan secara benar dan teratur mampu menghindari ribuan kuman penyebab penyakit, menghemat jutaan rupiah untuk berobat, sejumlah indek produktifitas sebab mereka mampu bekerja dalam keadaan sehat dan prima, serta masih banyak dampak positif lainnya.
Komitmen besar
Sebesar apapun program perubahan, tanpa komitmen, bubar jalan, tak ada hasil. Tapi, perubahan kecil dengan komitmen besar, akan berdampak besar, seperti program cuci tangan pakai sabun. Murah, meriah, sederhana, tapi bermanfaat besar bagi kesehatan masyarakat. Demikian pula program menulis buku harian. Selama ini sebagian orang memandang sebelah mata, meremehkan, menganggap tidak produktif, bahkan yang lebih ekstrem, mengada-ada, tak bermanfaat. Terkadang, ada sebagian besar orang menganggap, kesuksesan itu berawal dari pekerjaan besar dan sumber dana besar, padahal tidak, sekali tidak! Ada seorang pengusaha sukses dalam bidang transportasi, Ia mengawali karirnya sebagai kondektur. Seorang direktur hotel berbintang Lima mengawali karirnya dari tukang cuci piring. Mereka semua punya komitmen besar untuk terus berubah, tapi tetap mengerjakan dari yang paling kecil. Mereka umumnya mempunyai gagasan besar, jutaan langkah ke depan dia akan lalui, tapi punya
komitmen terus melangkah, selangkah demi selangkah. Sebuah bangunan besar, diawali dengan peletakan batu pertama dari jutaan, bahkan milyaran batu berikutnya. Milyaran batu berikutnya tak akan terpasang, bila tidak ada komitmen besar setelah peletakan batu pertama, jadi komitmen besar itu kata kuncinya. Menulis buka harian sudah kita letakkan, seperti peletakan batu pertama untuk sebuah rumah peradaban bangsa besar yang bernama Indonesia. Kementerian Lembaga mencanangkan reformasi birokrasi dengan delapan area perubahan. Tapi seluruh perubahan area itu harus kita mulai dari yang paling kecil, yakni menulis buku harian. Akankah sebuah bangunan itu akan terwujud hanya dengan peletakan batu pertama, tanpa penyusunan batu berikutnya? Mustahil bukan? Untuk itu, setelah mencanangkan menulis buku harian, kita komitmen untuk menuliskannya. Mulai dari staf sampai pimpinan. Semua jenjang komitmen menulis, jangan ada yang seperti calo di terminal, hanya dapat mengajak orang pergi ke tempat tujuan, tapi dia sendiri tak beranjak dari tempat, tak ada pergerakan menuju tempat tujuan. Tak perlu tuduh sana-sini, menyalahkan staf atau pimpinan, semua bertanggung jawab dan berkomitmen untuk berubah mulai dari diri sendiri menulis buku harian, kemudian mengevaluasi, memperbaiki dan terus memperbaiki. Selamat berkomitmen untuk menulis buku harian. #Gue sih gitu orangnya…?l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 35
TEROBOSAN
MUTIARA NAKES TELADAN Oleh: Prawito
M
enjadi teladan itu bukan cita-cita. Bekerja bukan untuk meraih teladan, tapi untuk masyarakat. Ada yang berprinsip menjadi nakes itu panggilan hati. Ada yang mengatakan bahwa bekerja ihklas itu memuaskan batin, tak ternilai harganya. Inilah rupanya yang menjadi telaga energi bagi mereka untuk bergerak tak kenal lelah. Menjadikan mereka bukan sekedar tenaga kesehatan pada umumnya. Wajar kalau kemudian dinobatkan sebagai nakes teladan. Inilah
mutiara. Bersinar jauh dalam sanubari mayoritas tenaga kesehatan di desa Kadu Gede, Jawa Barat. Obrolan Mediakom dengan mereka sedikit menyibak mutiaramutiara itu. Sekalipun prosesi penghargaan tenaga kesehatan (nakes) teladan nasional pada bulan agustus telah berlalu, masih banyak kisah dan kesan mendalam dari peserta nakes teladan yang perlu dibagi kepada pembaca. Mereka memberi inspirasi bagi banyak pihak dalam kreasi dan inovasi layanan kesehatan di wilayahnya. Bahkan dalam
36 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
sesi pesan dan kesan di atas panggung penghargaan di Hotel Aryaduta, Jakarta, terekam ungkapan dari salah satu peserta, bila mereka merasa belum yakin sebagai peserta nakes teladan. Padahal sudah di atas panggung, pegang mick berbicara mewakili peserta menyampaikan pesan dan kesan di hadapan Menteri Kesehatan. Kemenkes telah menobatkan 136 tenaga kesehatan teladan nasional yang terdiri dari dokter 30 orang, dokter gigi 3 orang, bidan 16 orang, perawat 16 orang, kesehatan masyarakat
27 orang, analis 1 orang, asisten apoteker 1 orang, penyuluh 1 orang dan sanitarian 7 orang. “Sungguh, saya seperti mimpi. Apakah betul saya bertatap muka dengan Ibu Menteri Kesehatan dan artis kesayanganku Maudi Kusnadi. Sebenarnya saya pengen Maudi Kusnadi mencubit tangan saya, apakah benar saya bertemu dengan dia. Saya juga merasa bersyukur mendapat kesempatan berjuang dalam bidang kesehatan. Wilayah kami masih banyak masyarakatnya menderita TB. Melayani mereka tanpa
membedakan status ekonomi, agama dan usia,” ujar salah satu peserta bernama Joko. Kemudian Maudi minta izin kepada Menkes dan peserta yang lain untuk mencubit peserta bernama Joko dari desa Ciwadang, Cilegon, Provinsi Banten. Pesertapun riuh, bersorak gembira menyambut Maudi yang sedang mencubit Joko. “Saya wakili teman-teman, bahwa penghargaan sebagai nakes teladan bukan tujuan dan akhir dari perjalanan pengabdian. Tapi kami yakin penghargaan nakes teladan ini menjadi awal pengabdian dan berjuang melayani masyarakat sebagai ibadah. Sehingga tetap bekerja secara cerdas, tuntas dan ikhlas untuk dunia dan akhirat,” kata Joko. Peserta lain dari Papua Barat, Dia menyebutnya sebagai Bintang Timur. “Menjadi peserta tenaga kesehatan teladan, menunjukkan bukan hanya kecerdasan, tapi panggilan hati. Saya bilang kalau ada “kartini” dari barat, maka ada juga “kartini” dari Papua. Selama 18 tahun, Saya bekerja dari Papua yang terpencil, Saya tegeskan akan melihat generasi rambut keriting seperti saya akan nyaris punah karena terserang HIV/AIDS. Saya mempunyai impian mengkolaborasi budaya dan kesehatan, sehingga dapat menyelematkan generasi Papua ke depan,” ujarnya. Selain dua nakes di atas, ada beberapa nakes teladan terpilih seperti Zaenal Abidin, SKM dari Puskesmas Margadana, Tegal. drg Hugo Pratomojoyo dari Batam, dr. Elsa Triwahyuni dari Puskesmas Mungkajang, Kota Palopo dan Hj. Rosawidianingsih, SKM, M.Kes Puskesmas Lamesrukung Kab Bone, Provinsi Sulawesi Selatan dan Iin Arinta, Am.Keb dari Puskesmas Ciganda Mekar, Cilimus, Kab Kuningan Jawa Barat. Mereka masuk nakes teladan nasional setelah mengikuti seleksi yang sangat ketat tingkat provinsi. Peserta harus memaparkan hasil program inovasi di wilayahnya. Mereka yang lolos akan mewakili provinsi sebagai nakes teladan yang akan mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan di Jakarta.l
“PUSPA NUTRI” UNTUK KEPUASAN BATIN Nakes Teladan Zaenal Abidin, SKM
S
etelah seleksi psikotes, kepemimpinan, keteladanan dan pemaparan dari 17 peserta nakes teladan tenaga gizi, tersisa lima orang, kemudian tiga orang, terakhir satu orang. Satu orang itu Zaenal Abidin. Tenaga Kesehatan Gizi dari Puskesmas Margadana, Puskesmas Tegal, Jawa Tengah. Zaenal, sebagai ahli gizi menjalankan program inovasi yang Dia beri nama “Puspa Nutri”. Puspa berarti bunga dan Nutri berarti gizi. Sasarannya peserta orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Di wilayah kerja Zaenal, terdapat 5 orang penderita ODHA. Dia mendapat tugas yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas bertugas sebagai koordinator Kesehatan Masyarakat dan Klinik Inveksi Menular Seksual (IMS) Visiti. Menurut Zaenal, sebagai konselor dan bekal SK Kepala Puskesmas, Dia dapat masuk kemasyarakat yang menderita ODHA. Penderita ODHA dalam jangka waktu tertentu akan kekurangan gizi, maka Zaenal befikir bagaimana para ODHA tidak mengalami kekurangan gizi. Sebab, mereka yang menderita HIV akan segera menjadi AIDS. Bagaimana caranya agar peserta HIV tidak menjadi AIDS dengan menatalaksana gizi pada penderita ODHA. Akhirnya, Zaenal bekerja sama dengan CSR yang ada di wilayahnya
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 37
TEROBOSAN menyusun program Puspa Nutri dengan melakukan pendampingan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan selama 6 bulan. Bekerja sama dengan kader kesehatan memberikan pendampingan dan CSR puskesmas memberikan menu gizi. Penurunan berat badan pada ODHA, menunjukan mereka tidak sehat, sekalipun setiap hari minum ARV, sebagai obat. Menurut Zaenal, dari lima ODHA, meninggal dua, satu lari dari daerah, entah kemana. Sekarang tinggal dua orang yang merupakan ibu dan anak, satu dewasa dan satu masih balita. Melalui pemberian PMT pada ODHA, Zaenal memantau dengan Antropometri. Mengukur lingkar lengan, menimbang berat badan, tinggi badan. Hasil pemantauan menunjukkan perkembangan yang positif, artinya CD4 nya bagus. Hal ini menunjukkan virus HIV dan gizi berlomba. “Kendala mendekati penderita ODHA ada saat awal. Mereka tidak mau terbuka kepada petugas kesehatan. Untuk itu, saya melakukan mitra dengan kader, berbekal konselor melakukan pendekatan persuasif. Alhamdulillah, kita mempunyai Posbindu ODHA setiap bulan. Melalui forum ini, kita biasa berkumpul, tanpa jarak, sehingga dapat memberi masukan secara utuh kepada ODHA,” ujar Zaenal. Menurut Zaenal, pendekatan kepada ODHA berhasil membuka paradigma ODHA dan masyarakat. Bahkan ODHA
secara terbuka mengatakan kepada masyarakat “cukup saya saja yang menderita HIV, kalian jangan”. ODHA ini sering diminta menjadi nara sumber dalam berbagai pertemuan kepada masyarakat. “Mereka itu korban dari seorang suami (warung tegal) yang merantau di Jakarta, sementara keluarga menetap di Tegal. Apakah suaminya suka jajan atau bagaimana, tidak jelas, sehingga keluarganya yang di rumah terjangkit. Suaminya sudah meninggal,” kata Zaenal. Bagi Zaenal setelah pemberian penghargaan ini, seorang petugas gizi dapat melakukan yang lebih, bukan hanya mengurus posyandu, posbindu, posyandu lansia dan tupoksi, tapi dapat melakukan lebih dengan cara kerja keras, kerja cerdas, terutama keikhlasan. “Orientasi kami bukan uang. Sebagai petugas puskesmas mengutamakan upaya preventif dan promotif agar masyarakat tidak jatuh sakit membutuhkan keikhlasan. Alhamdulillah Allah SWT telah memberi ‘buah’ dari kesabaran petugas kesehatan di puskesmas. Saya sudah bekerja 27 tahun mengelola gizi. Keihklasan bagi seorang petugas gizi,” cerita Zaenal. Bagi Zaenal, ikhlas itu dapat mengantarkan kepuasan batin. Penghargaan nakes teladan dapat menjadi cerita untuk anak-cucu seumur hidup dan lebih berharga, tak dapat ditukar dengan rupiah, sekalipun Rp 50 juta. [P]
38 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
“JEMPUT BOLA” SEHATKAN MASYARAKAT Nakes Teladan drg.Hugo Pratomojoyo
D
okter Gigi ini menjadi kepala UPT Puskesmas dan dokter gigi tunggal, Dinas Kesehatan Kecamatan, Bengkalis Riau. Dia merasakan adanya banyak karyawan yang tidak kerasan bertugas di puskemas. Sebab, kondisi geografis tidak mendukung. Jumlah karyawan tidak sebanding dengan tugas dan karyawan banyak dari luar. Kemudian Hugo menerapkan gaya kepemimpinan demokratis dan partisipatif. Setiap karyawan mendapat kebebasan berpendapat dan berpartisipasi dalam bekerja. Cara kepemimpinan ini membuat karyawan lebih betah bekerja. Menurut Hugo, setelah karyawan betah, relatif lebih mudah menggerakkan mereka bekerja secara teamwork. Mereka menjemput bola, seperti home care, melayani masyarakat mendatangi rumah penduduk, dengan menggunakan kapal laut. Maklum, jarak desa ke desa berjauhan. “Setiap penderita hipertensi, TBC kami kunjungi ke rumah, memberi penyuluhan, mengingatkan minum obat,
sehingga mereka dapat dengan tertib minum obat. Demikian juga para ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ke posyandu, semua kami datangi. Cara mendatangi ke rumah, atau istilahnya jemput bola, dapat meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujar Hugo. Kesulitan yang Hugo alami dalam bekerja, terutama dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi dua arah harus menggunakan bahasa yang mereka pahami. Kesulitan ini terjadi karena tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. “Karena saya sudah mendapat penghargaan sebagai nakes teladan, saya akan berusaha menjadi lebih sabar, menjadi panutan dan bekerja lebih keras lagi untuk mencapai masyarakat sehat dan mandiri,” tuturnya. [Pra]
KOHORT ANEMIA Nakes Teladan Iin Arinta, AM.Keb
A
walnya angka penderita anemi pada ibu hamil di desa Panawuan, Kecamatan Ciganda Mekar, Kabupaten Garut, kira-kira 49,5%, sementara secara nasional hanya 20%. Iin Arinta, sebagai bidan koordinator puskesmas Ciganda Mekar, Kabupaten Kuningan kemudian melakukan “Kohort Anemi”. Tindakan pengamatan penderita anemi dengan mencatat dan memberikan tablet fe pada ibu hamil selama 4 bulan. Sebelumnya, ibu hamil mendapat tablet fe tapi tidak ada yang memantau, apakah tablet fe diminum apa tidak. “Melalui kohort itu, saya minta bidan desa dan kader untuk memonitor dan memantau ibu hamil minum fe. Ibu hamil tidak mau minum fe karena pasti mual. Saya jelaskan minumlah fe, walau mual. Ingat kesehatan bayi. Sebab, kalau dibiarkan ibu hamil dengan anemia dapat menyebabkan abortus, bisa menyebabkan kematian
bayi dalam kandungan dan lahir dengan perdarahan,” ujar Iin. Menurut Iin, kadar fe dalam darah berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, jika oksigen tidak cukup dalam tubuh akan menyebabkan kemungkinan mati bayi dalam kandungan, mengurangi kemampuan kontraksi bayi atau abortus. “Jadi saya ingin fokus pada pengurangan jumlah anemi, sehingga dapat menyelamatkan ibu dan bayi lahir. Mungkin progam ini yang membuat saya jadi nakes teladan,” ujarnya bangga. “Setelah menjadi nakes teladan, saya merasa bangga, walau saya tidak bercita-cita menjadi teladan. Saya bekerja bukan untuk teladan, tapi untuk masyarakat. Tapi, setelah menjadi teladan, semoga saya tidak mengecewakan mereka, walau berat bagi saya untuk belajar menjadi teladan bagi mereka,” ujar Iin singkat. [Pra]
KERJA TIM UNTUK EFEKTIFITAS PROGRAM Nakes Teladan dr. Elsa Tri Wahyuni
D
okter Elsa adalah salah satu nakes yang bertugas di daerah terpencil. Tepatnya di Bukit Siguntu, Puskesmas Mungkajang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan Kegiatan rutinnya adalah mengunjugi masyarakat bersama tim. Satu tim kunjungan biasanya terdiri dari nakes program kesehatan lingkungan, promkes, gizi, KIA dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan kunjungan yang dilakukan bersama timnya ini, khususnya untuk penanganan scabies. Hasilnya dari 600 kasus tahun 2012, turun 50 persen pada 2014, menjadi 300 kasus saja. “Saya melakukan penjangkauan kepada masyarakat secara tim, sehingga lebih efektif dan efisien dalam menangani masalah kesehatan yang ada pada masyarakat. Sebab, masalah kesehatan masyarakat itu sangat banyak, sehingga tidak mungkin dikerjakan sendiri-sendiri,” ujar dr.Elsa. Mengapa harus dalam bentuk tim penjangkauan masyarakat? Menurut Elsa, secara demografis Bukit Siguntu sangat jauh dari Makasar. Perjalanan dengan bus lebih kurang delapan jam sampai Palopo. Jarak dari Puskesmas Mungkajang ke Bukit Siguntu masih sekitar 15 km. Medan yang harus dilalui sangat suit. Hanya dapat ditempuh dengan kendaraan motor beroda dua dan jalan kaki. “Itupun kalau cuacanya bagus, tapi kalau sedang berkabut sulit dijangkau”.
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 39
TEROBOSAN membentuk klub-klub senam di setiap desa. Kader terjun langsung bersama masyarakat melakukan senam bersama. “Saya tidak hanya menyuruh berolah raga saja. Saya juga terjun langsung ke masyarakat berolah raga bersama. Kebetulan saya juga merangkap sebagai instruktur senam. Saya hanya memfasilitasi, semua sumber daya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Tapi, masyarakat butuh profil yang dapat menjadi model, seperti apa yang akan mereka harapkan. Harapan itu ada pada model. Alhamdulillah, saya diantara model itu,” ujarnya.
“KE SORGA” DENGAN SENAM ANTI GALAU Nakes Teladan Hj. Rosawidianingsih, SKM, M.Kes
M
enjadi petugas kesehatan di Puskesmas Lamurukung, Kabupaten Bone, membuat Rosa melakukan program PHBS. Dia berhasil mengajak kurang lebih 65 persen penduduk melakukan PHBS. Mereka berpijak pada 10
indikator utama, utamanya tidak merokok dalam rumah. Khusus, program tidak merokok dalam rumah, masyarakat telah membuat pojok merokok. Setiap lima rumah ada satu pojok merokok. Sehingga tidak ada lagi warga yang merokok dalam rumah. Rosa juga menggerakkan
40 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
masyarakat berolah raga. Mereka membangun istilah baru yaitu berolahraga “ke surga”. Rosa membentuk Kader Sorga. Sebab, tanpa bantuan kader, tidak mungkin program dapat berjalan dengan baik. Kader inilah yang kemudian menggerakkan masyarakat berolah raga dengan
Menurut Rosa, setelah 5 tahun berlangsung olah raga dan tidak merokok dalam rumah, kini kegiatannya telah menular ke desa-desa tetangga. Setiap rumah sudah ada cuci tangan pakai sabun, senam bersama dan pojok merokok. Olah raga bersama pernah berhenti, kemudian saya memberikan penjelasan-penjelasan manfaat olah raga yang teratur dan terukur, sehingga menjadi sehat. Olahragapun giat kembali. “Ada empat jenis senam bersama yakni senam anti galau, nasumba belando, poco-poco dan senam daerah. Khsusus senam poco-poco, ada gerakan mendayung, karena masyarakat banyak yang berprofesi mendayung. Kami membuat pojok anti galau di Puskesmas, suatu tempat di bawah pohon rindang. Masyarakat dapat bersenam dan beristirahat,” ujar Rosa. [P]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 41
Nyamuk dan Upaya Pengendalian Populasinya
D
alam kehidupan sehari-hari, manusia tidak luput dari nyamuk, bahkan gigitan nyamuk dapat menimbulkan penyakit pada manusia.Serangga yang tergolong dalam order diptera ini ada dimana-mana, di rumah, di luar rumah, dikebun, bahkan ditempat yang kita anggap bersihpun nyamuk selalu ada. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara tropis, tempat dimana nyamuk berkembang biak dengan baik. Dan populasi nyamuk dari tahun ke tahun diketahui selalu meningkat. Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya
benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah, sementara yang jantan tidak. Nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka, nyamuk betina yang menghisap darah, karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan nektar dan sari buah. Untuk mencari darah nyamuk menggigit manusia menggunakan alat pendeteksi panas yang
42 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
bekerja seperti infra merah yang berfungsi memantulkan warna kulit manusia pada kegelapan menjadi warna ungu, hingga terlihat olehnya, ketika nyamuk menggigit anggota tubuh manusia nyamuk dilengkapi alat untuk mengalirkan darah hingga darah bisa mengalir lewat belalainya yang sangat lembut dan kecil. Dan yang lebih mengherankan lagi dari semua ini adalah, bahwa ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan fakta bahwa di atas punggung nyamuk hidup serangga yang sangat kecil yang tidak nampak kecuali dengan mikroskop. Ini adalah salah satu bukti kebenaran dari firman Allah SWTdi dalam QS. Al-Baqoroh
BLOG.MASS.GOV
SERBA SERBI
dan bahkan dianjurkan. Hukum ini dilandaskan kepada kaidah hukum Islam “semua yang menimbulkan bahaya (madharrat) harus dihilangkan”.Begitu juga serangga semacam nyamuk yang menimbulkan penyakit harus diberantas, bahkan meskipun dengan menggunakan bahan kimia. Sebenarnya untuk melaksanakan pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk tidaklah sulit, sejauh kita serius melaksanakannya, bahkan tidak berbahaya dan aman tampa ketergantungan dengan racun obat nyamuk bakar, dan jenis racun nyamuk lainnya. Di sisi lain, untuk mengendalikan perkembangan nyamuk dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk,
mencegah datangnya nyamuk, dan dapat melindungi rumah tempat tinggal kita dari tempat bersarangnya nyamuk. Untuk meghidari dari gangguan nyamuk dan mengendalikan jumlah populasi nyamuk, kita juga dapat menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal, membuang sampah pada tempatnya, melakukan pengurasan bak kamar mandi secara rutin, aquarium (jika ada), pot tanaman air dan genangan air buangan limbah rumah tangga, menutup ventilasi udara dengan kawat kasa, agar nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah, menggunakan kelambu juga merupakan salah satu pencegahan gangguan nyamuk. Namun untuk mengurangi jumlah populasi nyamuk, perkembangbiakan nyamuk juga perlu dikendalikan.
Upaya Pengendalian nyamuk
ANTARA
ayat 26 : “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan dari nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.” Apakah nyamuk perlu dibasmi atau dibunuh? Sebagaimana ulama Islam membuat beberapa katagori sebagaimana hadis riwayat Bukhari, Ibnu Majah dan Ahmad, bahwa hewan bernaluri buas, maupun yang tidak bernaluri buas, dan serangga yang hidup pada populasi manusia dan mengganggu, membahayakan dan menimbulkan malapetaka pada manusia boleh dibunuh bahkan dianjurkan, serangga atau hewan kecil lainnya, kalau memang membahayakan atau menimbulkan malapetaka, seperti hama, baik hama burung, belalang dan tikus, aka boleh membunuhnya
Untuk melakukan pengendalian gigitan nyamuk dan mencegah penyakit akibat nyamuk, ada beberapa hal yang aman dapat dilakukan. Salah satunya menggunakan bahan kimia untuk membasmi nyamuk meskipun masih beresiko kepada kita, seperti penggunaan obat nyamuk bakar yang banyak dipergunakan oleh masyarakat Indonesia, karena dianggap efektif dan
murah. Karena asap yang dihasilkan dari obat nyamuk berisikan polutan yang dapat menjadi masalah kesehatan yang serius. Beberapa zat yang aktif dari obat nyamuk bakar yang salah satunya adalah DDVP (dichlorovynil dimetyl phosfat) yang termasuk racun yang berada di kelas satu dan penggunaannya sudah di larang di dunia. Selain itu propoxur merupakan jenis racun kedua yang terdapat di dalam obat nyamuk dalam penggunaan jangka panjang akan menggannggu sistem reproduksi. Selain itu ada beberapa zat yang lain seperti transflutrin, bioallethrin, d-allethrin, cyphenothrin dan praletrhin. Kandungan DDVP (dichlorovynil dimetyl phosfat) Pada obat nyamuk bakar jika dipergunakan dalam jangka akan mengakibatkan kerusakan syaraf, pernapasan anda terganggu dan memicu kanker. Selain itu kandungan zat kimia yang terdapat di dalam obat nyamuk mampu membuat aktivitas enzim turun sehingga adanya pengaruh yang buruk terhadap hati dan reproduksi anda. [Eko]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 43
SERBA SERBI
Malaria
Penyakit ini disebabkan oleh parasit (disebut plasmodium) yang ditularkan pada manusia oleh sejenis nyamuk tertentu yang menggigit pada malam hari. Malaria adalah suatu infeksi darah yang menyebabkan demam panas tinggi dan kedinginan.
Demam berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk hitam bintik-bintik putih yang dari jauh terlihat seperti garis putih. Kaki-kakinya juga bergaris-garis. Demam berdarah biasanya terjadi pada saat udara panas di musim hujan dan paling sering terjadi di kota-kota, di tempat-tempat air tergenang, dan di tempat yang saluran pembuangan airnya buruk.
Nyamuk jenis ini juga dapat menyebabkan penyakit demam kuning.
Demam chikungunya
Penyakit demam akibat virus jenis ini sembuh dengan sendirinya ditandai dengan arthralgia atau arthritis, terutama di pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki dan persendian lainnya, dikenal juga dengan nama lumpuh layu.
Penyakit kaki gajah
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan cacing yang ditularkan melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Cacing jenis Wuchereria bancrofti yang paling sering ditemukan
44 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
di negeri tropis seperti Indonesia. Dan yang terakhir jenis Brugia timori yang banyak ditemukan di daerah pedesaan di Kepulauan Timor, Flores, Alor dan Roti di Tenggara Indonesia. Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif, yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapati cacing filarial kecil (mikrofilaria) sewaktu mengisap darah penderita yang mengandung mikrofilaria atau binatang reservoir yang mengandung mikrofilaria. Siklus penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (vektor) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoir. Apabila korban menderita filariasis akut akan terlihat gejala klinis berupa demam berulang-ulang selama 3–5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis). Akibat seringnya menderita pembengkakan, kelenjar getah bening dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.Terjadi pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Penyakit kaki gajah bersifat menahun (kronis). Apabila tidak mendapat pengobatan sesegera mungkin, bisa menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun lakilaki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja optimal bahkan hidupnya bergantung pada orang lain. Dari beberapa penyakit tersebut sudah dapat dipastikan bahwa nyamuk perlu diperangi, karena dapat menimbulkan malapetaka dan bencana penyakit untuk umat manusia.[Eko]
BLOKDOKTERRAMZISPB.BLOGSPOT.COM
HIRANGPUTIHHABANG.WORDPRESS.COM
Penyakit-Penyakit yang Ditimbulkan dari Nyamuk dan Membahayakan Manusia
Beberapa Jenis Tanaman yang Dapat Dimanfaatkan untuk Mengusir Nyamuk
Geranium
Geranium atau nama lainnya Tapak Dara, tanaman ini mengandung geraniol dan sitronelol yang dapat mengusir nyamuk. Kedua zat yang dimiliki Geranium dapat dengan mudah terbang memenuhi udara. Tanaman ini dapat tumbuh bisa ditanam dalam pot atau langsung di tanah.
Zodia
Tanaman asli dari Papua ini banyak digunakan oleh msyarakat Papua ketika akan masuk hutan agar terhindar dari gigitan nyamuk, zodiac memiliki zat yang dapat membuat nyamuk tidak mendekat, yaitu zat Evodiamine dan Rutaecarpine, untuk merasakan manfaatnya tanaman ini cocok ditanam dipekarangan yang banyak tertiup angin, agar aromanya tercium oleh nyamuk.
Serai
Tanaman yang dipergunakan sebagai bumbu dapur ini juga berkhasiat mengusir nyamuk, karena memiliki zat Geraniol dan Sitronelal yang tidak disukai nyamuk,
dapat ditanam di pekarangan rumah.
Akar wangi
Tanaman ini dapat mengeluarkan aroma menyengat yang tidak disukai nyamuk Aedes Aegypti.Tanam akar wangi di pekarangan rumah untuk merasakan manfaatnya, sebagai obat pengusir anti nyamuk alami.
Lavender
Meskipun tanaman ini berasal dari Swiss, tanaman ini dapat tumbuh di Indonesia dan banyak dijual di pedagang tanaman hias, bunga Lavender yang berwarna ungu memiliki zat Linalool dan Lynalyl acetate yang tidak disukai nyamuk.
Rosemary
Bunga Rosemary menghasilkan bau seperti aroma minyak kayu putih.Aroma yang tidak disukai oleh nyamuk karena mengacaukan penciumannya.Tanaman ini dapat ditanam ke dalam pot, untuk menyegah nyamuk dapat diletakan di dekat jendela.
Kecombrang
Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera eliator; sinonim Nicolaia elatior, Phaeomeria speciosa) adalah sejenis tumbuhan rempah, bunga kecombrang dapat mengusir nyamuk.
Citrosa Mosquito
Tumbuhan yang berasal dari Belanda ini dapat mengeluarkan aroma lemon yang sangat kuat, sehingga jadi obat pengusir anti nyamuk, juga serangga secara alami. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan khusus, dan sangat menyukai sinar matahari dan air yang cukup.
Marygold
Tumbuhan dengan bunga semarak berwarna kuning, merah, dan jingga ini banyak ditemukan di Indonesia, kita sering menyebutnya bunga taikotok. Marygold memiliki dua jenis, yakni tagetes erecta dan tagetes patula, baunya yang tidak enak ternyata bisa mengusir nyamuk, bunganya yang indah, tak ada salahnya jika marygold dipajang di salah satu sudut ruangan rumah, sehingga jadi obat
pengusir anti nyamuk alami.
Mintrosa of Lady Dian
Hampir sama dengan tumbuhan citrosa, tumbuhan ini juga mengeluarkan aroma mint unit sehingga dibenci oleh nyamuk. Tumbuhan ini berasal dari Belanda Tanaman ini mengandung zat eugenol, linalool dan geraniol yang dikenal sebagai zat penolak serangga, zat-zat tersebut terdapat pada daun Selasih tercium sangat tajam, karena mengandung komponen Volatin (menguap) dapat berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Dari beberapa jenis tanaman tersebut di atas dapat bermanfaat untuk mencegah dari gangguan nyamuk, selain sebagai tanaman hias di pekarangan atau teras rumah, dengan menanam kita juga ikut melakukan penghijauan di sekitar rumah kita. Meskipun ada beberapa tanaman yang dapat mencegah gangguan nyamuk, namun belumlah dapat mengurangi jumlah populasi nyamuk.[Eko]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 45
KOLOM
SELAMAT ULANG TAHUN SAKA BAKTI HUSADA Oleh: Rarit Gempari
ANTARA
T
anggal 17 Juli 1985 merupakan hari kelahiran Satuan Karya Pramuka Bakti Husada (Saka Bakti Husada). SBH merupakan wadah Pramuka Penegak dan Pandega yang mempunyi minat dan kegiatannya di bidang kesehatan. Kementerian Kesehatan sangat memberikan komitmen dan dukungan terhadap pembinaan dan pengembangan Gerakan Pramuka sesuai yang terkandung dalam nilainilai Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka, terlebih Kementerian Kesehatan mempunyai 38 Politeknik Kesehatan dan juga Balai Pelatihan Kesehatan yang sebagian telah membentuk Gugus Depan Pramuka SBH. Kini SBH memiliki 35 kecakapan khusus yang terhimpun ke dalam 6 (enam) krida. Suatu modal dasar bagi peningkatan keterampilan kaum muda khususnya anggota Pramuka. Kementerian Kesehatan maupun Dinas Kesehatan di daerahdaerah hendaknya selalu mengikutsertakan Gerakan Pramuka dalam setiap kegiatan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat, serta mengalokasikan sumberdayanya untuk meningkatkan dan memajukan SBH. Bila saja kita dapat merumuskan kompetensi bidang kesehatan yang harus dimiliki oleh Pramuka Siaga (6-11 tahun), Pramuka Penggalang (12-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun), Pramuka Pandega (21-25 tahun), maka akan memudahkan pembekalan bagi peserta didik. Begitu pula akan meringankan tugas tenaga kesehatan dalam upaya menyehatkan masyarakat, bila setiap anggota Pramuka telah
46 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
sadar, mau dan mampu di bidang kesehatan. Pramuka Indonesia yang anggotanya kurang lebih sebanyak 22 juta orang (terbanyak di dunia) merupakan potensi yang luar biasa untuk didayagunakan untuk ikut serta mencegah timbulnya penyakit dan mengatasi masalah kesehatan di setiap wilayah. Diharapkan unit-unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat menyusul untuk ikut membina dan mengembangkan Pramuka SBH dengan membentuk Gugus depan yang berbasis wilayah. UPT
juga dapat menyediakan tempat sebagai tempat belajar ketrampilan bidang kesehatan atau menjadi Pangkalan SBH, sehingga memungkinkan kaum muda dapat mempelajari berbagai ketrampilan di bidang kesehatan yang ke depan dapat juga dijadikan sebagai lapangan pekerjaan (job creation) atau bekal hidup bagi anggota pramuka. Job creation ini harus berbasis kecakapan khusus yang ada dalam krida-krida SBH. Di sinilah pentingnya peran SBH sebagai penggerak masyarakat yang dapat mempercepat tercapainya
melalui pendidikan kepramukaan. Harapannya pramuka juga mempunyai kepribadian dan karakter yang lebih baik, sekaligus dapat ikut berperan untuk mensosialisasikan atau menggerakkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan. Masalah kesehatan yang dialami bangsa Indonesia sangatlah besar, luas,
ikut aktif dalam beberapa aspek kesehatan misalnya implementasi perilaku hidup bersih dan sehat, sosialisasi pentingnya imunisasi dan lain-lain. Pendidikan formal di sekolah dan atau di kampus tidaklah cukup untuk menjadikan kaum muda memiliki karakter yang tangguh. Pendidikan formal yang sudah ada perlu dilengkapi dengan pendidikan nonformal dan informal. Salah satunya
kompleks penyebabnya dan perlu upaya pencegahan dan penanggulangannya yang melibatkan berbagai komponen bangsa. Faktor perilaku dan lingkungan merupakan penyebab masalah kesehatan yang timbul. Untuk itulah, diperlukan upaya yang luar biasa oleh seluruh komponen bangsa termasuk jajaran Pramuka untuk dapat secara bersama-sama mengendalikan berbagai faktor risiko penyakit yang
JURNALWARGA.COM
patriotisme pembangunan, dan perekat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan Pramuka merupakan salah satu mitra potensial yang telah berperan banyak dalam membantu terlaksananya berbagai program pembangunan termasuk di bidang kesehatan. Dapat
Indonesia Sehat. Salah satu contoh job creation yang dapat diterapkan adalah pijat refleksi, akupresor, mengembangkan jamu tradisional, dan lain-lain. Gerakan Pramuka diharapkan dapat mencetak generasi muda yang memiliki ahlak mulia, berkarakter, mempunyai jati diri, dan berdaya saing. Dengan menjadi Pramuka, generasi muda akan membekali diri untuk bela negara, memiliki jiwa
dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang lebih luas. Untuk itulah tahun ini dalam rangka memperingati hari ulang tahun SBH, Kemenkes mengangkat tema “Mantapkan SBH Sebagai Wadah Pembinaan Kader Kesehatan Yang Berkarakter” puncak acara digelar pada Tanggal 10 Agustus, yang dimeriahkan dengan berbagai atraksi kepramukaan dan juga diisi dengan sosialisasi enam krida. Diharapkan Pramuka SBH baik secara individu maupun sebagai anggota keluarga maupun sebagai kelompok di gugus depan berperanan besar dalam memberikan kesadaran bagi sesama anggota keluarga, teman, dan masyarakat umumnya ikut serta menyadarkan dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kemitraan Kementerian Kesehatan dan Gerakan Pramuka perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan di masa depan dalam peranannya membina kaum muda bangsa Indonesia terutama dalam bidang kesehatan. Melalui kolaborasi dan kerjasama antara pramuka SBH dapat mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan bangsa Indonesia yang setinggitingginya. Dengan demikian peran Pramuka SBH sangat besar dalam upaya mengembangkan pembangunan Kesehatan yang seutuhnya. Selamat Ulang Tahun SBH dan Salam Pramuka!l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 47
DARI DAERAH
Membangun
Kuningan
Sehat
48 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
S
emua sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA harus berwawasan sekolah sehat dan ramah lingkungan. Murid harus mempunyai pola hidup bersih dan sehat sejak dari rumah, kemudian dilanjutkan di sekolah. Bila sekolah juga menerapkan sekolah sehat dan ramah lingkungan, maka anak akan dapat belajar dengan baik. Bagaimana mungkin dapat belajar dengan baik, jika murid sakit-sakitan dan sekolahnya kumuh dan WC kotor? Kabupaten Kuningan sudah mengupayakan semua sekolah sehat dan ramah lingkungan. Hal ini disampaikan Bupati Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Hj. Utje. Ch.Suganda, S.Sos, M.AP pada acara Babarit Kabupaten Kuningan, pada hari Jadi Kabupaten Kuningan ke 517, 30 Agustus 2015. Babarit merupakan prosesi rasa syukur kepada Allah atas karunia, hasil yang dicapai Kabupaten Kuningan bersamaan hari ulang tahun Kabupaten
Kuningan. Disamping itu, sebagai simbul untuk menghilangkan berbagai penyakit secara luas. Kegiatan ini melibatkan mitra pelaku usaha, masyarakat yang difasilitasi pemerintah daerah. “Kami telah melakukan sosialisasi, pelatihan-pelatihan melalui Dinas Kesehatan untuk mewujudkan sekolah sehat. Muridnya mempunyai empati untuk menolong sesama, karena mereka telah diajarkan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Jadi melalui Dinas Pendidikan yang menjadi tupoksi, sudah kami intruksikan menjadi sekolah sehat, sedangkan pendampingan dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk masalah usaha kesehatan sekolah,” kata Hj. Utje. Menurut Bupati, untuk membentuk Kuningan sehat, mereka telah mengintegrasikan program Kuningan sehat ke dalam program-pogram dinas. Kuningan sehat menjadi tanggung jawab bersama yang mengutamakan masalah kesehatan masyarakat. Terhindar dari penyakit, narkoba dan berbagai penyakit.
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 49
DARI DAERAH
Bupati Kuningan Hj Utje. Ch. Suganda, S.Sos, MAP dalam acara Babarit
Ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk melindungi masyarakatnya menjadi sehat dan damai. Sementara, keberhasilan pembangunan kesehatan terjadi tidak serta merta. Tapi, semua berdasar pada perencanaan yang matang. Termasuk keberhasilan lomba sekolah sehat tingkat nasional. Selain itu juga adanya dukungan semua pihak terhadap program kesehatan, sehingga SMAN 3 Kuningan menjadi juara 2 lomba sekolah sehat tingkat nasional tahun 2015. Sekarang keberhasilan tersebut dikembangkan ke sekolah lain seperti SDN Ciracas 3 Cilimus. “Tentu, kami berharap kerjasama yang solid selama ini, antara Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terus terjalin dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam bidang kesehatan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan H. Raji, SE, MM.Kes kepada Mediakom saat menanggapi keberhasilan SMAN 3 Kuningan menjadi juara 2 lomba sekolah sehat naional
tahun 2015, di Kuningan. “Kami selalu mengupayakan keberhasilan program bukan serta-merta hanya karena lomba, saya mengajak bersama-sama mendongkrak prestasi sebagai tugas pokok, bukan berdasar pada anggaran. Sebab, kalau hanya berpatokan pada anggaran yang terbatas, maka tidak akan pernah jalan, termasuk program sekolah sehat. Saya sebagai kepala dinas kesehatan tidak
50 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
pernah terkendala karena biaya, tetapi bagaimana pencapaian program atau organisasi, sekalipun tak ada biaya. Pencapaian adalah segala-galanya, bukan dana, sebab kita sudah digaji,” ujar Kadinkes. Menurut Kadinkes, program sekolah sehat, bukan semata-mata milik sekolah saja, tapi menjadi program semua pihak. “kata sehat”, mengikat. Semua pihak terlibat. Kesehatan menjadi bagian dari individu,
Kami telah melakukan sosialisasi, pelatihanpelatihan melalui Dinas Kesehatan untuk mewujudkan sekolah sehat. Muridnya mempunyai empati untuk menolong sesama, karena mereka telah diajarkan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Hj. Utje. Ch.Suganda, S.Sos, M.AP
keluarga dan masyarakat. Saya berharap melalui salah satu sisi program sekolah sehat dapat mengawali kehidupan individu dan kelompok masyarakat yang sehat di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. “Jadi juara 2 lomba sekolah sehat tingkat nasional dapat menginspirasi semua pihak, mulai dari individu, masyarakat, pemerintah daerah, profesi dan berbagai pihak untuk bekerja sama mewujudkan kuningan sehat dimasa mendatang,” ujar H. Raji. Menurut Kabid Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kuningan, dr. Hj. Susi Lusiyanti, MM yang membidangi sekolah sehat, ada pedoman trias UKS yang terdiri dari pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat, kepada semua sekolah di Kabapaten Kuningan. Sekolah-sekolah yang bagus dan favorit sudah kami dekati dari sisi kesehatan sekolah. Sehingga kami berharap, sejak anak sekolah mereka sudah terbiasa melakukan pola hidup bersih dan sehat. “Bila anak usia sekolah sudah terbiasa dengan PHBS, saya yakin saat mereka dewasa akan menjadi penggerak pola hidup bersih dan sehat dalam keluarga dan masyarakat. Jadi menurut saya, program sekolah sehat dan pembinaan lingkungan sehat akan menjadi pemicu yang luar biasa hebat untuk mendongkrak PHBS di tengah masyarakat,” ujar Susi. Kepala UPTD Puskesmas Lame Payung, Hj. Liya Rachmalia, SKM,
MM.Kes sebagai pembina langsung SMAN 3 Kuningan menjelaskan, memulai program sekolah sehat dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi setiap siswa. Melalui KMS dapat dipantau perjalanan kesehatan siswa. Sejak siswa masuk sekolah penjaringan kesehatan siswa langsung dilakukan, kemudian memberikan penyuluhan kesehatan ke seluruh siswa SMAN 3. Selain itu juga telah membentuk Kader Kesehatan Remaja (KKR). “Kami telah membentuk lebih dari 110 KKR. Setiap KKR akan membina 10 siswa lainnya. Selain itu, puskesmas juga melakukan kunjungan ke sekolah dan melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali. Mereka juga sudah memiliki dana usaha kesehatan sekolah. Apabila KKR tidak dapat menangani pelayanan kesehatannya, mereka akan merujuk ke puskesmas, kemudian sekolah akan membayar klaim ke puskesmas setiap bulan sekali. Mekanisme ini sudah berjalan lancar sebagaimana mestinya,” ujar Liya. Guna memudahkan dan jaminan pelayanan kesehatan, Liya juga mengusulkan agar setiap siswa mmenjadi peserta JKN, sebab dengan memiliki jaminan kesehatan akan mendapat kepastian pendanaan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas maupun di rumah sakit. “Alangkah enak dan mudahnya pelayanan kesehatan kepada seluruh siswa dan guru, bila semua sudah memiliki jaminan kesehatan. Apalagi mereka juga sangat tanggap dan cerdas dalam merespon
program sekolah sehat, terutama KKR sangat mengetahui materi yang puskesmas sampaikan,” ujarnya. Khusus pembinaan kepada siswa, mereka memiliki jadwal khusus, sehingga jadwal belajar sekolah dan jadwal pembinaan tidak berbenturan. Untuk mensinergikan pelayanan kesehatan bagi siswa di sekolah, puskesmas Lame Payung diusulkan menjadi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Sehingga remaja dapat memperoleh pelayanan konsultasi seperti bahaya narkoba, bahaya sex bebas, menstruasi dan
lainnya terkait kesehatan remaja. Sekarang puskesmas Lame Payung juga sudah memiliki ruang khusus konsultasi PKPR. “Kami juga mengkhususkan pelayanan kepada remaja dan pelajar. Apabila mereka datang ke puskesmas ditawarkan untuk mengikuti konsultasi remaja. Sekarang kami sedang melakukan pengenalan kapada remaja, sehingga banyak remaja yang dapat menyampaikan keluhan secara terbuka kepada orang yang tepat dan mendapat solusi yang akurat pula, yakni di PKPR Puskesmas Lame Payung,” ujarnya.[Pra]
H. RAJI, SE, MM.Kes. Pencapaian adalah segala-galanya, bukan dana, sebab kita sudah digaji
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 51
DARI DAERAH
Sri Widiastuti, bidan desa teladan provinsi Jabar
Hipnoberting Hadirkan Ketenangan Ibu Melahirkan
I
yah Siti Zakiyah, melahirkan anak kedua dengan perasaan tenang, nyaman, lebih lancar dan bahagia. Dia bahkan bisa melahirkan sambil tersenyum dan mengobrol dengan bidannya, karena rasa sakit tidak terlalu berat. Kondisi ini adalah hasil dari proses relaksasi. Menurut Iyah, kondisi ini sangat berbeda bila dibanding dengan proses kelahiran anak pertamanya. Waktu itu di desa belum dikenalkan program relaksasi. Saat
itu dia melahirkan dengan ketegangan luar biasa. Berteriak-teriak dan merasakan sakit yang teramat sangat. Untuk itu, Iyah mengajak para ibu hamil untuk mengikuti program relaksasi, karena akan menyebabkan kelahiran yang menyenangkan. Hal yang sama juga dirasakan oleh Ecih (35), ibu ini melahirkan anak pertamaya dengan rasa nyaman, setelah mengikuti program relaksasi sebulan sekali. Ibu yang baru mempunyai anak setelah ECIH
IYAH SITI ZAKIYAH
52 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
16 tahun perkawinan ini merasa bersyukur, mendapat program relaksasi, sehingga melahirkan dengan nyaman. Program inovasi relaksasi di desa tidak terlepas dari peran Bidan Sri Widiastuti. Bidan desa teladan inilah yang menghadirkan inovasi hipnoberting. Suatu metode untuk menghadirkan ketenangan dan kenyamanan bagi ibu melahirkan. Metode ini bertujuan mengurangi tingkat kecemasan ibu hamil pada trimester tiga dengan pemberian sugesti positif.
Memberikan sugesti positif di bawah alam sadar ibu hamil. Menurut bidan Sri, hipnoberting membutuhkan ruang khusus yang nyaman, tidak terganggu kebisingan luar dan dapat juga diperdengarkan musik klasik, sehingga pasien merasa nyaman. Selanjutnya memberikan intervensi kepada pasien dengan masalah yang mereka hadapi. Misalnya mual dan muntah. Pembimbing harus memberi sugesti keyakinan kepada pasien dalam pikiran bawah sadar, bahwa mereka sesungguhnya dalam keadaan tidak sakit dan sehat wal’afiat. “Alhamdulillah program ini secara nyata dapat memberi keberhasilan. Terbukti tingkat kecemasan peserta elas ini berkurang. Mereka merasa bahwa kehamilan adalah proses alamiah yang sehat dan akan terjadi kepada semua wanita setelah menikah. Kehamilan seharusnya anugerah yang disyukuri. Karena tidak semua wanita menikah mendapat kehamilan. Dengannya pasien merasa
wanita sehat, dapat hamil dan melahirkan dengan lancar, sehingga pasien merasa nyaman,” ujar Sri. Menurut Sri, sampai saat ini kelas ibu hamil diikuti oleh 50 ibu hamil. Selain itu ada juga yang mengikuti kegiatan senam ibu hamil atau ada juga yang mengikuti prenata yoga. Senam pernafasan terutama olah nafas perut. Penguasaan olah nafas perut ini akan mengurangi rasa sakit saat melahirkan. “Saya sering cemas ketika harus memberi tindakan kepada ibu hamil beresiko tinggi. Bahkan deg-degan apa yang harus saya lakukan untuk mereka. Setelah saya pelajari dan mampu menguasai diri, akan merasa ketenangan. Apabila saya tenang, saya mampu menenangkan pasien, memberi nasehat dan mengarahkan untuk
dirujuk ke rumah sakit. Tingkat keberhasilan sangat tergantung ketenangan bidannya. Sekalipun tahu pasien berisiko tinggi, tetapi tetap tenang memberi penjelasannya,” ujar bidan desa teladan ini. Pengalaman bidan Sri, sebagai perbandingan, ibu hamil sebelum mengikuti hipnoberting saat melahirkan ketakutan, stres dan berteriakteriak. Bahkan terkadang ada ibu yang menarik rambut suaminya keras-keras karena tegang. Tapi setelah mengikuti metode ini, mereka dapat melahirkan dengan nyaman, tenang, tersenyum, ngobrol, bahkan ada yang sambil bernyanyi. Teknik ini sangat tergantung pada penguasaan diri pasien. Sekalipun sedang mendapat sugesti, bila mereka tidak mampu melakukan penguasaan diri, ya percuma. Seperti pikiran
Anemi akibatkan kematian Ibu Hamil Muda
yang bercabang kemanamana meskipun sedang mengikuti hipnoberting. Sebab itu harus ada kerjasama yang solid antara pasien dan bidan. Umumnya setiap perempuan kalau ditanya bagaimana rasa melahirkan rata-rata akan menjawab sakit. Sebab, dari awal mereka mendapat informasi, pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, bahwa melahirkan itu sakit. “Paradigma melahirkan sakit harus berubah menjadi melahirkan nyaman. Hal itu menjadi kenyataan. Karenanya informasi bahwa melahirkan itu nyaman harus secara dini disuarakan secara bertahap dan terus menerus. Jadi pasien harus mempunyai persepsi, sugesti diri bahwa melahirkan itu menyenangkan. Sebaliknya, bila mempunyai persepsi, bahwa melahirkan itu sulit,
M
enurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kuningan, Jawa Barat, H. Iding Suwardiman, SKM, MM.Kes, untuk menyikapi minimnya anggaran telah dilakukan kolaborasi kegiatan. Semua kegiatan disesuaikan dengan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP). Sehingga kecilnya anggaran tidak menjadi kendala. Adanya kearifan dan kesalehan petugas kesehatan telah menjadi solusi yang bijak atas rendahnya anggaran. “Secara umum memang program kesehatan sekolah telah terekam dalam renstra dinas kesehatan kabupaten
sakit dan mengerikan, pasti akan memiliki kendala saat melahirkan. Apakah bayinya macet, proses lahirnya lama, dll,” ujarnya. Menurut Sri, ada baiknya pemahaman bahwa melahirkan itu menyenangkan dan nyaman diperkenalkan sejak usia remaja. Sehingga informasi itu akan menjadi sugesti tersendiri saat melahirkan. “Memang, saya belum melangkah ke anak remaja, tapi saya akan kesana”. Melahirkan generasi penerus yang sehat, cerdas dan kuat membutuhkan kesiapan calon-calon bapak-ibu. Mereka harus menyiapkan diri menjadi calon ibu yang sehat secara fisik, psikis dan pemahamanya sebelum kehamilan, bukan tiba-tiba saat hamil. Meraka harus mendapat ilmu sebelum melahirkan. [Pra]
Kuningan. Salah satu indikatornya pengembangan usaha kesehatan sekolah. Ada 4 kementerian yang menaungi program UKS. Selama ini koordinasi kerja kesehatan sekolah sudah bekerjasama cukup baik. Bagi kami mendukung kegiatan ini dari sisi integrasi anggaran APBN dan APBD, termasuk untuk pembelian tablet Fe, sehingga kematian ibu hamil muda dapat berkurang,” ujarnya. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), fokus pada penurunan angka kematian ibu dan anak. Terindikasi kematian ibu muda umur antara 20-30 tahun, banyak disebabkan karena anemia saat hamil.
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 53
DARI DAERAH Dahulu, banyak kematian ibu hamil dengan umur di atas 35 tahun. Saat ini, dinas kesehatan banyak memberikan fe kepada remaja putri di sekolahsekolah, kata Kabid Yankes dr. Susi Lusiyanti, MM. “Khusus SMAN 3 Kuningan yang menjadi juara 2 lomba sekolah sehat nasional tahun 2015, memang sudah mempunyai program terintegrasi antara kesehatan dan lingkungan hidup. Bahkan untuk program penjaringan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) sudah sangat maju. Sebab, seluruh siswanya sudah mempunyai KMS. Standarisasi yang berupa UKS, semua sekolah sudah dilakukan pembinaan,” ujarnya. Menurutnya, SMAN 3 ini merupakan puncaknya
prestasi setelah berjuang panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga ketika ada lomba memang tidak terlalu repot, karena sudah menjadi program rutin terjadwal selama ini. Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) juga sudah berjalan baik. Saat ini memang sedang gencar memberikan tablet fe kepada seluruh remaja. Hal ini untuk menurunkan tingkat anemi pada remaja yang sudah terindikasi selama ini. “Saat ini kami sudah menganggarkan pemberian tablet fe satu bulan. Sedangkan dana penyuluhan kami menggunakan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK). Untuk tahun depan kami sudah menganggarkan
dr. SUSI LUSIYANTI, MM. Saat ini, dinas kesehatan banyak memberikan fe kepada remaja putri di sekolah-sekolah.
54 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
H. IDING SUWARDIMAN, SKM, MM.Kes. Semua kegiatan disesuaikan dengan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).
dana pemberian tablet fe selama 4 bulan berturut-turut,” ujar Susi. Menurut Susi, SMAN 3 mempunyai komitmen tinggi untuk mengembangkan sekolah sehat. Kebetulan Kepala Sekolah SMAN 3 ini bapak Sudrajat mempunyai komitmen tinggi. Kurang lebih satu tahun dapat menciptakan lingkungan sekolah sehat. Tanpa komitmen, sulit terwujud lingkungan yang sehat dan hijau. “Untuk meningkatkan kepedulian sekolah dalam program UKS, kami melakukan lomba sekolah sehat kabupaten setiap tahun. Sekalipun banyak kendala, terutama anggaran. Kabupaten kuningan dari sisi APBD paling kecil, tapi mempunyai capaian program yang cukup menggembirakan,” ujarnya. [Pra]
(Ki-ka) Bidan Sri Wiiastuti, Eli Heriani, H. Teddy Hariadi Kapuskesmas Kudu Gede Kuningan. dan bidan Annisa.
PUSKESMAS KADU GEDE LAHIRKAN DUA BIDAN DESA TELADAN
M
elahirkan dua bidan desa teladan tingkat provinsi dua tahun berturutturut bukan pekerjaan mudah, tetapi bisa terjadi. Puskesmas Kadu Gede, Kabupaten Kuningan Jawa Barat berhasil melakukannya. Pertama
Bidan Annisa dan kedua Bidan Sri Widiastuti yang dinobatkan menjadi bidan desa teladan tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dan 2015. Mereka berdua menyisihkan 27 kompetitor. Bidan-bidan terbaik dari Kota/Kabupaten se-Jawa Barat. “Mempertahankan juara lebih sulit dari
merebutnya,” begitu pepatah mengatakan. Bagaimana resepnya? Berikut penuturan Kepala Puskesmas Kadu Gede, H. Tedy Hariadi, SKM, MM, kepada Mediakom. “Mengadakan pembinaan karyawan sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, bukan mengarah kepada memenangkan lomba,
tapi bermuara kepada menjadikan bidan desa yang baik, tanggung jawab dan penuh pengabdian kepada masyarakat. Sebab, kalau hanya mengejar lomba atau penilaian tidak akan menimbulkan motivasi yang berkesinambungan,” ujar H.Tedy. Menurut Kepala
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 55
DARI DAERAH Puskesmas berpenampilan sederhana ini, pembinaan bidan desa dilakukan dengan cara menambah ilmu dan mengembangkan potensi. Kegiatan yang secara langsung “nyambung” dengan model penilaian bidan desa dari Dinkes Provinsi. Model pengembangan dan pembinaan bidan desa ini diyakini hanya satu-satunya di Jawa Barat. “Melihat peluang penilaian bidan desa ini, kami mengembangkan bidan desa yang ada di Kadu Gede. Tahun 2014, Bidan Annisa yang mempunyai potensi mengembangan inovasi “Antenatal yang berkualitas melalui jaminan kesehatan nasional di desa Tinggar Kecamatan Kade Gede Kuningan. Inovasi itu memenangkan juara pertama lomba bidan teladan. Ini rezeki sampingan, setelah bersungguh-sungguh melayani masyarakat dengan cara yang terbaik,” ujar Tedy. Bagi Tedy, membina bukan hanya berbagi ilmu, tetapi juga memberi penghargaan dengan mengumumkan keberhasilan setiap apel pagi. Apel pagi bukan untuk menyiksa, tapi untuk menegakkan disiplin. Saya hanya punya mata dua, kalau pagi hari belum melihat sendiri orangnya, suka timbul prasangka negatif. Kemana bidan fulanah belum kelihatan? “Pimpinan itu tanggung jawabnya dunia akhirat. Kalau pagi-pagi sudah terlihat, saya akan merasa tenang. Selain itu, mereka juga wajib ikut rapat.
Apalagi sekarang sudah ada kapitasi. Tidak ikut rapat kena pengurangan poin lima persen. Kami juga melakukan pembinaan dan penyeliaan bidan desa setiap enam bulan sekali dengan format yang telah ditetapkan. Saya pribadi merasa bersyukur dan bangga dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada rekan kerja,” ujarnya. Tedy berharap setelah dua tahun berturut-turut merebut bidan desa teladan, Ia masih punya harapan dan tekad untuk mempertahankan dan meraih kembali bidan desa teladan tahun 2016. Menurut Tedy, masih ada kandidat bidan desa berpotensi dari puskesmasnya. Mudahmudahan bisa dan ini tidak ada kong-kalingkong dengan panitia. Tujuan kami tetap pelayanan, bukan memenangkan lomba bidan desa teladan. “Sebagai pelayan kesehatan masyarakat, ada ungkapan Sunda Hade diomong, Goreng di omong. Selalu menjadi sorotan, baik dan benar saja menjadi omongan, apalagi buruk dan salah. Oleh sebab itu, adanya kapitasi dan bentuk insentif lainnya, saya mengajak seluruh karyawan mengikuti presedur yang benar dan sebaik-baiknya secara istiqomah,” ajaknya. Ketika ditanya bagaimana respon puskesmas yang lain tentang keberhasilan mereka menyabet juara pertama dua kali bidan desa teladan berturutturut? Santai Tedy menjawab, ada beberapa teman yang bertanya bagaimana caranya. Saya
56 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
jelaskan seperti apa yang saya sampaikan di atas, ungkapnya, menutup penuturannya. Menurut bidan koordinator Eli Herliani, tugas membina bidan desa dilakukan secara rutin maupun insidentil. Kami sudah biasa melakukan pertemuan setiap hari Sabtu dengan materi yang ter-update dari dinas kesehatan. Pembinaan meliputi administrasi, sarana prasarana dan kinerja bidan desa. Semua ada 12 bidan desa dan mereka semua berdomisili di desa. “Kami juga selalu memberikan sosialisasi kepada bidan desa. Secara administrasi KIA, bidan desa telah melakukan dengan tingkat efektifitas dan efesiensi di atas 80 persen. Selain itu, para bidan desa juga saling membagi dan memberi motivasi antar bidan desa. Saya berharap, bidan teladan dapat menjadi teladan bagi bidan desa yang lain,” ujar Eli. Bagi Eli, sebagai bidan koordinator, kadang serba salah, karena banyak orang itu beda-beda. Ada yang ngeyel, tapi tetap dikerjakan. Ada yang acuh, dan sebagainya Misalnya ketika diminta menyelesaikan administrasi KIA, mereka menjawab, ntar,ntar, ntar… walau akhirnya selesai juga. Sekalipun demikian, bidan desa di sini tetap solid, saling membantu diantara bidan desa. “Saya berharap dapat mempertahankan prestasi yang sudah ada. Bidan yang menjadi teladan juga dapat menjadi teladan bagi bidan desa yang lain,” harapnya. [Pra]
“Mengadakan pembinaan karyawan sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, bukan mengarah kepada memenangkan lomba, tapi bermuara kepada menjadikan bidan desa yang baik, tanggung jawab dan penuh pengabdian kepada masyarakat.." H. Tedy Hariadi, SKM, MM
Koordinator PKPR Puskesmas Lame Payung, Kuningan Jabar
MEJADI KONSELOR ITU MENYENANGKAN
A
lhamdulillah, sekarang tidak anemia lagi, aku Siti Mujizah, seorang pelajar putri sebagai peserta konselor Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Puskesmas Lame Payung Kuningan. Dia merasa puas mendapat layanan konseling dari bidan Tetty. Masukan dari bidan Tetty sangat bermanfaat. Siti mengakui, selama ini sering kurang makan sayuran dan protein, banyak makan kerupuk, pedes-pedes dan ciki-cikian, sehingga sering pusing, bahkan pernah pingsan saat upacara. “Memang selama ini sebagai pelajar sudah tahu mana makanan yang sehat, hanya kurang kuat untuk mendorong makan Hj. LIYA ROCHMALIA SKM, MM.Kes Ka UPTD Puskesmas Lame Payung Kuningan.
yang sehat. Selain itu, juga banyak pikiran, karena saya tinggal bersama paman, sementara orang tua tinggal di Sulawesi. Saya sudah merasa dekat dengan bidan Tetty, walau baru tiga bulan berkonsultasi. Bagi saya bidan Tetty sudah seperti ibu sendiri, nyaman ngobrol. Bahkan setiap masalah selalu ada solusi. Sekarang sudah tidak lemas, pusing dan tidak pingsan lagi,” akunya. Hal sama juga diakui oleh Rani Nopriati. Dia sering konsultasi masalah menstruasi yang tidak lancar. Sering meminta masukan agar menstruasinya lancar. Menurut Rani, PKPR puskesmas Lame Payung memang sudah terkenal di wilayahnya. “Saya inisiatif sendiri
mendatangi PKPR untuk berkonsultasi. Konsultasi terkait kesehatan. Konsultasi dengan Bidan Tetty lebih terbuka, dibanding ibu sendiri. Ibu tidak banyak paham masalah kesehatan. Konseling kesehatan seperti ini penting untuk remaja, sebab tidak semua orang tua mengerti kesehatan. Teman-teman saya hampir 90% mendatangi konseling kesehatan di sekolah dengan konselor sebaya. Apabila di sekolah tidak bisa, baru konseling ke PKPR puskemas,” ujar Rani. Menurut Koordinator PKPR, Hj. Tetty Liyawanti, dia merasa senang dapat memberi solusi berbagai masalah remaja. Sebagai konselor, dia merasa terharu, “kita ada peserta yang datang mengatakan sedang
Hj. TETTY LIYAWANTI. Konselor PKPR Puskesmas Lame Payung.
hamil, padahal sudah kelas 3 SMA. Jauh orang dari tua, karena dia kos sendiri dan baru melahirkan setelah selesai ujian”. “Waktu itu saya mengajak peserta bicara apa adanya, kemudian saya memanggil orang tuanya, ngobrol. Selain itu, juga membicarakan dengan pihak sekolah, sehingga disepakati untuk tidak mengeluarkan siswa tersebut, sebab waktu tinggal satu bulan lagi ujian nasional,” ujar Tetty. Menurut konselor yang sudah mendapat berbagai pelatihan tentang remaja ini, selain masalah sex bebas, masalah yang sering ada pada remaja adalah anemi, karena ketidaktahuan dengan masalah menstruasi. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Bahkan mereka sering makan makanan siap saji yang tidak mencukupi kandungan gizinya. “Setelah melakukan penjaringan kepada seluruh siswa, kemudian ditemukan siswa menderita anemi dan sedang mentruasi, maka kami berikan satu tabalet fe satu hari selama 13 hari berutut-turut, tapi kalau tidak menstruasi kami berikan 1 tablet setiap pekannya. Pengetahuan seperti ini juga sudah dipahami oleh para konselor sebaya di sekolah,” ujar Tetty. Menurut Tetty, dia merasa senang dan bahagia bila dapat memberi masukan, membimbing remaja dan keluar dari masalahan yang dihadapi. Sebaliknya, sedih bila mereka sulit diraih dan tetap dengan masalahnya tanpa solusi. Namun secara keseluruhan menjadi konselor itu menyenangkan.[Pra]
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 57
DARI DAERAH
Sekolah Berbasis Wisata Pendidikan
M
asalah kesehatan sangat penting sekali, apalagi amanah orang tua menyekolahkan anak di SMAN 3 agar menjadi pinter, sehat dan tentu soleh solihah. Khusus masalah kesehatan, kami berusaha melibatkan peserta didik sebagai bagian utama dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Untuk itu, kami melakukan pretest dan postest kepada semua perserta didik yang terlibat dalam UKS, sehingga meraka paham tentang usaha kesehatan sekolah. Hal ini disampaikan Kepala Sekolah SMAN 3 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Drs. Sudrajat, MM kepada Mediakom saat berkunjung Ke SMAN 3, beberapa waktu yang lalu. “Masa orientasi sekolah tahun ini, kita lebih memfokuskan pada masalah kesehatan, disamping tetang orientasi sekolah. Sebab, kalau anak-anak sehat, bapak-ibu guru dalam memberikan pelajaran akan lebih mudah dan nyaman,
dibanding anak-anaknya loyo dan malas. Karena itu, kami membangun sekolah sehat, sekaligus juga hijau. Selain belajar, anak-anak juga dapat melakukan tadabur alam. Anak sekolah, sarapan pagi dirumah, kemudian sarapan rohani disekolah, dipandu oleh rohis, tadarus Al-Qur’an, sambil menyaksikan alam yang indah”, kata Sudrajat. Menurut Sudrajat, dari sisi lahiriyah, kami membangun kantin sehat yang tidak tercemar bahan kimia. Selain itu, UKS sangat ilmiah sebagai pembelajaran anak. Seperti bagaimana cara mengetahui borak dalam makanan dengan cara herbal, menggunakan kunyit. Jadi anak-anak sangat merasakan manfaat UKS ini. Guna menanamkan PHS pada anak-anak, dimulai dari sosialisasi minggu bersih bersama wali kelas, memberi hadiah kepada kelas yang paling bersih, memberikan teladan kepada murid, membangun bank sampah, sehingga sampah dapat menjadi sumber ekonomi sekolah. Untuk mengikat anak-
58 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
anak berdisiplin, taat aturan, kami membuat point dari setiap kesalahan dan memberi penghargaan kepada mereka yang berprestasi. Pola ini dapat menekan dan menuntun murid bergerak kepada perilaku yang lebih baik. Bila mereka sampai point 100, maka mereka menyatakan mengundurkan diri. Selain itu, kami juga membiasakan budaya bersih. Bila lingkungan bersih, orang akan membuang sampah sembarangan, pasti akan sungkan. Oleh sebab itu, kami membiasakan setiap ada kegiatan sekolah, harus membersihkan lingkungan terlebih dahulu. Guru, tidak akan memulai belajar, bila ruangan masih kotor, jadi harus bersih dulu, baru belajar. “Membiasakan hidup bersih dan sihat (PHBS), perlu proses pembiasaan. Saya mengamati setelah tiga bulan berturut-turut membiasakan PHBS, selanjutnya mereka akan terbiasa. Memang, akan lebih baik lagi, bila ada link
SUDRAJAT MM. Kepsek SMAN 3 Kuningan
mulai dari SD, SMP dan SMA. Begitu SMA, mereka benar-benar sudah mandiri menjadi pribadi yang ber PHBS”, ujarnya. Menurut Sudrajat, dalam proses belajar dirinya memfokuskan segala aspek. Kami mempunyai konsep sekolah berbasis wisata pendidikan. Bila orang datang ada kesan baik, menarik dan menyenangkan yang mereka bawa pulang. Kemudian kita bangun dengan 7 pilar unggulan, mulai bidang keagamaan, akademis, non akademis, kelas sehat, cheyber school, lingkungan sehat dan kearifan budaya lokal. Hampir dua tahun, kami bekerja untuk merubah menjadi seperti ini. [Pra]
Kiprah KKR SMAN 3 Kuningan
R
obi Zaenal Muttain Nuramdiani, adalah salah satu duta Kader Kesehatan Remaja (KKR) SMAN 3 Kuningan. Dia bercerita bahwa sekolahnya memiliki program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan 18 divisi. Tiga divisi diantaranya mengawal salah satu program unggulan yakni Kantin sehat. Kantin ini mendapat pengawasan dari divisi monitoring gizi, zat aditif dan monitoring bakteri. Selain itu, ada divisi Toga. Divisi ini menangani 200 tanaman toga sekolah. Ada juga divisi bank sampah yang dikelola oleh kelompok pecinta alam. “Kami bekerja sama dengan pengepul sampah. Hasil penjualan sampah kami gunakan untuk membeli sabun dan tisu yang kami letakkan di depan pintu setiap kelas. Dengannya kami membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan biaya penjulan sampah,” tutur Robi. Menurut Asha Nurjanah, duta KKR yang lain, setiap divisi saling berhubungan. Sebagai contoh sampah kertas dari divisi bank sampah dikirim ke divisi bio teknologi. Oleh divisi bio teknologi sampah kertas mereka olah menjadi briket. Untuk pelayanan sudah sangat maju. Sudah ada
green house, ada mobil ambulan, dan ruang UKS yang representatif. “Apabila ada siswa yang sakit, kemudian UKS tidak dapat menangani, maka dengan mobil ambulan tersebut langsung dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Selain itu, kita sering melakukan seminar atau sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,” ujar Asha. Menurut Robi, kerjasama UKS dengan Puskesmas Lame Payung sudah terjalin erat. Selain melakukan penjaringan, penyediaan dokter di UKS, pemeriksaan badan, air sekolah juga mendapat pemeriksaan dari puskesmas secara langsung. Juga ada lomba Aksi Sekolah Bersih Narkoba
Kantin Sehat SMAN 3 Kuningan
yang bekerja sama dengan BNN. Khusus divisi ini, kami mempunyai kader anti narkoba. “Kita juga punya Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) bekerjasama dengan BPKPP Kuningan. Kalau ada siswa bermasalah kami merujuknya ke PIKR. Setiap hari kami ada piket di UKS
saat istirahat. Setelah masuk sekolah, maka yang berjaga petugas dari puskesmas. Kami bekerjasama dengan puskesmas sudah 3 tahun. Jujur, kami sangat beruntung menjadi KKR. Waktu mendengar SMAN 3 juara, kami bangga, karena kita berada di dalamnya,” ujar Robi bangga. [Pra]
KKR SMAN 3 Kuningan Robi, Asha dan Pembina
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 59
COLLEGE.USATODAY.COM
LIPUTAN KHUSUS
MENANTI WAJAH BARU PERPUSTAKAAN
Oleh: Rarit Gempari
P
erpustakaan saat ini sudah jauh berbeda dari bentuk perpustakaan di masa lalu. Berbagai perubahan dilakukan agar pengunjung dan pembaca di perpustakaan lebih nyaman. Untuk itulah Seminar Nasional Kepustakawanan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang bekerjasama
dengan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia serta Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia mengambil tema Library move on. Lebih dari 100 orang peserta seminar yang berasal dari seluruh Institusi Pendidikan serta Perpustakaan Kementerian/Lembaga, mencermati paparan beberapa nara sumber yang mengupas seputar
60 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
perpustakaan di masa datang, juga peningkatan kompetensi bagi Pustakawan dan juga pemustaka.
Perkembangan Fungsi Perpustakaan
Di masa lalu fungsi utama perpustakaan adalah meminjamkan koleksi, mengembangkan koleksi dan membantu penelusuran informasi. Namun dengan
kemajuan iptek maka fungsi perpustakaan adalah sebagai tempat untuk berkumpul, diskusi, belajar, dan bicara tentang berbagai ilmu, serta tempat untuk mencari inspirasi. Bisa di dalam ruangan ataupun di luar (out door) seperti perpustakaan di Kota Yogyakarta. Sementara fungsi perpustakaan adalah mempertemukan pemustaka
informasi, mengantarkan keberhasilan pemustaka, serta membangun masyarakat yang terinformasi,’’ tutur Ida Fajar Priyanto, PhD Dosen UGM Yogyakarta dalam seminar. Dan untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja sarana dan kelengkapan Perpustakanpun harus disesuaikan.
Wajah Perpustakaan Masa Depan
Wajah Perpustakaan ke depan juga akan sangat berbeda. Jika tampilan perpustakaan masa lalu penuh dengan koleksi buku, kini perpustakaan tampil dengan ruang yang lebih sederhana, tidak perlu ruang yang besar dan padat dengan buku-buku. Sebagian koleksi saja yang diletakkan di rak buku, sementara koleksi lainnya disimpan di gudang, namun harus dapat dengan mudah ditemukan jika diperlukan. Sementara ruang yang lebih terbuka, bersahabat
dan mudah diakses menyuguhkan kehangat untuk tempat membangun pertemuan bagi pustakawan. Dan yang terpenting adalah akses untuk mendapatkan informasi, dengan membangun jaringan internet yang handal, juga meningkatkan layanan yang mandiri bagi pemustaka. Sedangkan layanan yang berbau kemajuan iptek juga tersedia berupa website yang aktif, layanan e-reader, tablet, scan, print, informasi bahkan sampai layanan ATM. Lengkapi juga layanan dengan menyediakan tempat untuk melakukan komunikasi jarak jauh atau teleconference, computer, dan tempat untuk mengisi batere gadget. Ruangan di Perpustakaan difungsikan untuk kepentingan pemustaka. Dengan demikian dibuat sebagai tempat yang nyaman bagi mereka. Lebih lanjut Ida Fajar menyampaikan bahwa design dan tata letak Perpustakaan sebaiknya juga sering diubah.
ROCHPUBLIBRARY.WORDPRESS.COM
dengan informasi, mempertemukan pemustaka dengan pemustaka lain serta mempertemukan pemustaka dengan petugas perpustakaan. Terkait dengan hal itu maka Perpustakaan bisa dilengkapi dengan coffee shop, ataupun ruang yang diselingi dengan alunan musik. Dengan demikian pemeo perpustakaan merupakan tempat yang hening dan tidak boleh berisik ataupun ngobrol sudah tidak tepat lagi. Tempat yang ramai dan gaduh justru saat ini dipilih untuk berdiri dan berfungsinya perpustakaan, sehingga kedepan Perpustakaan akan lebih banyak lagi kita temukan di dekat pasar, atau dekat terminal atau stasiun kereta api. ‘’Terkait dengan hal tersebut, maka Perpustakaan harus mampu untuk membuka cakrawala dunia maya, memudahkan akses pengetahuan dan informasi, memaksimalkan pemanfaatan dan pengaruh
Hindari kebosanan penataan ruangan dan sesuaikan dengan tren serta keinginan pemustaka. Tata letak koleksi terbaru sebaiknya dipisahkan dan ditonjolkan. Pisahkan dengan rak koleksi lainnya. Namun, perpustakaan juga harus tetap menampilkan suasana akademis dan informatif. Perhatikan juga flow dan area pemustaka. Jalan pemustaka sebaiknya tidak terganggu dengan kegiatan administratif dan teknis internal perpustakaan. Diupayakan jalurnya terpisah. Area pemustaka menampilkan welcoming pada siapapun. Namun perlu disediakan help desk untuk memberikan kemudahan bagi Pemustaka. Dan lebih luas lagi integrasi dengan layanan lain juga sangat dimungkinkan seperti misalnya galeri, museum, juga arsip.
Dampak Terhadap Akreditasi Perpustakaan
Akreditasi Perpustakaan dilakukan oleh Perpustakaan Nasional, namun sayangnya persyaratan akreditasinya masih mengacu pada paradigma lama. Hal ini tentu saja terkait dengan persyaratan fisik dan administratif pengelolaannya. Seyogyanya perlu dilakukan revisi, dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu serta teknologi terkini. Titik tekan tidak terpusat pada jumlah koleksi tetapi digitalisasi, dan pemanfaatan sumber informasi. Perpustakaan yang ideal hendaknya memperhatikan aspek education, entertainment dan juga esthetics.l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 61
UNTUK RAKYAT
Library Tour
Catatan Indonesia Internasional Book Fair 2015 Oleh: Rachmadi
M
elakukan penyadaran kepada masyarakat untuk membaca memang sulit. Namun sebagai pustakawan, kesulitan harus menjadi modal untuk menumbuhkan kreatifitas dalam rangka melakukan advokasi tersebut. Bagaimana pustakawan menggairahkan minat baca seseorang? Satu hal yang bisa dilakukan adalah melalui Library Tour.Sebuah kunjungan perpustakaan. Kegiatan tour biasanya disematkan pada kunjungan ke lokasi wisata. Kegiatan ini mengandung unsur rekreasi. Satu bentuk kebutuhan manusia untuk relaksasi. Melepaskan seluruh kepenatan hidup dalam satu kegiatan wisata. Secara harfiah rekreasi dapat diartikan sebagai penyegaran kembali badan dan pikiran. Dapat juga dikatakan sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan dan piknik. Library Tour dalam konteks ini, mencoba mengambil terminologi rekreasi sebagai pondasi
kegiatan pengembangan sebuah perpustakaan. Rekreasi ditengarai juga menjadi salah satu fungsi perpustakaan (UU No. 43 Tahun 2007. Fungsi rekreasi yang dimaksud adalah rekreasi kultural. Fungsi rekreasi tersebut tentu tidak terlepas dari tujuan utama perpustakaan. Salah satunya adalah melestarikan hasil budaya umat manusia. Khususnya yang berbentuk dokumen karya cetak dan karya rekam lainnya. Lalu ada pula tujuan untuk menyampaikan gagasan,
62 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia kepada generasi-generasi selanjutnya. Pengembangan fungsi rekreasi berarti melengkapi fungsi utama perpustakaan, yaitu agar perpustakaan terasa lebih menarik dan menghibur.Fungsi rekreasi ini dapat dicapai, selain menghadirkan bacaanbacaan yang menyegarkan, juga melalui fasilitas gedung yang nyaman dan refresentatif. Ruangan dan interior yang mendukung. Menghadirkan berbagai fasilitas seperti home theater
Antusias Mengunjungi Stand Perpustakaan Kementerian Kesehatan, Bukan saja dari kalangan orang dewasa sampai anak TK pun tertarik berkunjung.
Minat pengunjung stand Perpustakaan Kementerian Kesehatan yang luar biasa
untuk media audio visual, musik di ruang baca, serta pelayanan yang ramah dan bersahabat. Selain itu fasilitas penunjang lain juga ikut andil dalam pencapain tujuan rekreasi ini. Seperti desain landscape atau taman dengan aksentuasi air mengalir. Kantin juga diperlukan. Namun di atas segalanya, yang paling utama adalah pelayanan yang ramah dan bersahabat. Dengan kehadiran fungsi rekreatif ini,pengunjung diharapkan tidak hanya gembira, terpenuhi kebutuhannya akan informasi, sekaligus merasa nyaman, gembira, senang, terhibur, segar, dan mempunyai kenangan berkunjung ke perpustakaan. Kenyamanan ini akan sangat memengaruhi juga tingkat konsentrasi pengunjung saat ‘melahap’ materi demi materi di perpustakaan. Perpustakaan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, Perpustakaan memperkenalkan konsep rekreasi perpustakaan pada acara Indonesia International Book Fair di Jakarta. Para pengunjung di ajak minum jamu sekaligus menikmati ragam informasi yang disuguhkan melalui buku, brosur, vidio dan penjelasan informatif secara langsung dari dokter yang bertugas. Selain minum jamu secara gratis, para pengunjung juga bisa mendapatkan fasilitas kesehatan lainnya seperti konsultasi kesehatan hingga tanya jawab seputar jamu tradisional secara gratis. IIBF 2015 merupakan ajang pameran buku dengan skala internasional yang dihelat sejak tanggal 2 hingga 6 September 2015 lalu di Jakarta Convention Center. Stand Perpustakaan Kementerian Kesehatan tidak hanya menampilkan bahan pustaka saja. Ada souvenir-souvenir cantik, pemutaran film
Library Tour dalam konteks ini, mencoba mengambil terminologi rekreasi sebagai pondasi kegiatan pengembangan sebuah perpustakaan.
tentang pelayanan publik, demonstrasi tanaman obat, dan masih banyak lagi Perpustakaan Kementerian Kesehatan merupakan repositori terbitan Kementerian Kesehatan dan pusat jejaring perpustakaan kesehatan. Pengembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan Kementerian Kesehatan sangat mendukung mutu, kecepatan transparansi dan inovasi layanan. Tahun 2014, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Katalog Induk Nasional Kesehatan (KINK). Perpustakaan di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menjadi Pusat Data (Data Center). Sudahkah anda ke Perpustakaan Kementerian Kesehatan hari ini?l
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 63
LENTERA
Rezeki Pas-Pasan Oleh : Prawito
P
ernah, tanpa sengaja terjadi obrolan ringan dengan teman lama yang kebetulan ketemu. Mas tolong doakan saya ya… katanya singkat. Pastilah… aku selalu berdoa untukku, untukmu dan untuk semua, jawabku singkat. Oh…itu sudah pasti, tapi yang saya maksud lebih spesifik sebut namaku, pinta teman itu, panggil saja Bekti. Siap, seperti apa doanya, agar lebih jelas penyebutannya ketika berdoa, sehingga sasaran juga jelas untuk sampean, tegasku. Begini mas, kata Bekti sambil merapat dan mendekat diri serta menjauh dari keramaian orang berlalu lalang. Rencananya, saya mau resign dari PNS. Mengapa….? tanyaku terkejut. Begini mas. Saya sudah tiga tahun hanya menjadi staf biasa, tak ada karir, tak ada uang dan fasilitas. Saya ingin perubahan. Ingin mengikuti kopetisi dan dinamika perkembangan kehidupan di luar. WHO kelihatanya lebih menjanjikan. Tolong, mohon doanya ya mas. Do’a orang sufi itu Insya Allah manjur, pinta Bekti.
Begini mas, kataku. Ikut kompetisi untuk masa depan yang lebih baik itu bagus. Saya setuju saja, tapi resign dari PNS terus terang saya tidak setuju. Sebab, sudah banyak contoh karena keputusan yang terburu-buru dan emosional, akhirnya terjerembab dalam kubang kesulitan yang dalam, karena harapan indah tak jadi kenyataan. Kemudian menyesali keputusannya sendiri, meratapi nasib dengan penuh derita dan kesedihan. Belajar dari pengalaman ini, saya katakan jangan resign. Silahkan kompetisi, bila sudah lulus menjadi pengawai WHO, baru ajukan pensiun dini. Toh, masa kerja PNS hanya tersisa tiga tahun lagi. Sehingga dapat menikmati pensiun dan gaji WHO. Satu hari setelah pertemuan itu, saya bertemu dengan adik kandungnya, sebut saja Iwan. Saya katakan kepadanya, Wan,.. mengapa Bekti mau resign dari PNS, lalu bla..bla.. bla. Begini pak kata Iwan, sekalian saya curhat. “Saya juga heran dengan kakak saya itu. Kurang apa dia itu, rumah bagus, istri bekerja, mobil dua buah, bahkan
64 MEDIAKOM • Edisi 61 • AGUSTUS 2015
baru saja menjual tanah seharga ratusan juta rupiah. Bandingkan dengan saya, tak ada pekerjaan tetap, istri tidak bekerja, anak masih sekolah dan masih butuh biaya banyak,” katanya. Menurut Iwan, dia pernah meminjam uang lima juta rupiah. Nagihnya nggak ada ampun. Seperti nggak mau ngasih jeda waktu nafas untuk memberi kesempatan mengumpulkan uang untuk membayar. Orang lain saja memaklumi keterbatasan dan kesempitan ekonomi. Inikan keluarga sendiri. Seperti orang lain yang nggak pernah kenal. “Boro-boro, saudara sendiri itu membantu adiknya yang memang sedang membutuhkan bantuan. Jadi nggak ngerti cara berfikirnya, mungkin terlalu pintar,” katanya singkat. Mencermati kedua kisah di atas, baik Iwan maupun Bekti, melihat dirinya samasama merasa kekurangan, tentu dengan kadarnya masing-masing. Perasaan seperti ini memang sulit akan mengantarkan kepada kebahagiaan. Sebab, mereka kurang bersyukur dengan nikmat yang ada padanya saat ini. Mereka masih berharap dengan
apa yang tersimpan dalam angan-angannya yang panjang. Kurang mampu melihat ke dalam, banyaknya rezeki yang telah mereka nikmati selama ini.
Rezeki pas-pasan
Manusia sebagai mahluk, memang hanya sebagai konsumen terhadap rezeki milik produsen, Sang Pencipta dan Pemberi Rezeki bagi semua mahluk. Ungkapan di atas, mirip dengan kisah Urip, guru SDN yang berpetualang hidup di Jakarta, sejak tahun 80-an. Urip, datang ke Jakarta, numpang hidup dengan orang lain yang mengasuhnya. Ia membantu pekerjaan tuan rumah dari A sampai Z, hanya sebatas dapat makan untuk bertahan hidup. Seiring dengan perkembangan waktu, Ia mendapat kesempatan mengajar honor dengan gaji seadanya. Malam harinya Urip
mengambil program sekolah guru, setingkat SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Persyarat untuk menjadi guru SD pada saat itu. Setelah mendapat penghasilan, walau sedikit, Urip menikah dengan gadis desa yang tidak tamat SD. Istrinya hanya dapat membaca, itupun tidak lancar. “Pertama kali berumah tangga, untuk makan berdua dan mengontrak rumah saja kurang, tidak cukup. Sekalipun rumah kontrakan apa adanya, dinding dari anyaman bambu, lantai dari tanah yang berbongkahbongkah dan atap dari seng tua yang bocor saat hujan. Bila siang, terik matahari, semua ruang di dalamnya sangat panas,” kata Urip menceritakan. Singkat cerita, lahirlah 5 anak bersaudara dengan jarak dua tahun sekali. Urip siang hari mengajar SD dan malam hari memberi privat. Semua ikhtiar itu, Urip mendapat rezeki untuk membiayai ke 5 anaknya
RASI:
ILUST
sampai perguruan tinggi. Semua sarjana dari rezeki guru SD. Sekarang dia berumur 80 tahun, sudah 25 tahun lalu pensiun. Mereka kini tinggal berdua sambil sesekali momong cucu yag tinggal tidak jauh dari rumah. “Rezeki itu mengikuti kebutuhan, ketika kebutuhan masih sedikit, rezeki juga sedikit. Ketika kebutuhan banyak, semua anak kuliah, juga bisa membayarnya, tapi setelah pensiun sekarang, juga hanya cukup untuk makan dan opersional hidup berdua. Rezeki tak sebanyak saat anak kuliah dulu. Tapi, tetap saja kebutuhan tercukupi dengan rezeki yang ada. Tuhan kasih rezeki sesuai kebutuhan,” ucap Urip. Jadi, rezeki yang terbaik itu, pas pasan. Pas butuh pas ada. Butuh beli rumah, pas ada uang, butuh
Perasaan kekurangan memang akan sulit mengantarkan kepada kebahagiaan. Sebab, mereka kurang bersyukur dengan nikmat yang ada padanya saat ini.
bayar kuliah anak, pas ada uang. Entah dari mana uang itu, pas membutuhkan selalu tersedia. Begitulah cara Allah menyediakan rezeki untuk hambanya. Tetaplah bersyukur, terus menikmati rezeki yang ada. Termasuk, menikmati hidup di tengah kesulitan. Bila kita dapat bahagia di tengah kesulitan, tentu akan lebih bahagia lagi ketika dalam keadaan berkecukupan dan penuh kemudahan. Jadi nikmati dan syukuri hidup ini, sambil terus berikhtiar sebagai kewajiban sarana menjemput rezeki. Setelah berikhtiar, selanjutnya berdoa dan berserah diri kepada Sang Pemilik Rezeki.l
OM
PIK.C
FREE
AGUSTUS 2015 • Edisi 61 • MEDIAKOM 65
RESENSI BUKU
Pedoman Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP)
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2014 xiv, 64 hlm., lamp; 26 cm. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak 1. OCCUPATIONAL HEALTH SERVICES 2. WOMEN WORKING 3. WOMEN HEALTH 331.4
66 MEDIAKOM • Edisi 60 • JULI 2015
Program pemenuhan gizi bagi pekerja, pemeriksaan kesehatan pekerja perempuan, pelayanan kesehatan reproduksi pada pekerja perempuan dan peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja selama waktu kerja ditempat kerja, selain merupakan bagian dari kegiatan yang diarahkan untuk mendukung target pencapaian Millennium Develoment Goals (MDGs) yang telah disepakati dunia Internasional yakni terkait dengan target MDGs nomor 4 yaitu penurunan angka kematian anak dan nomor 5 yakni penurunan angka kematian ibu. Pekerja perempuan di Indonesia dalam usia reproduksi mempunyai permasalahan kesehatan. Hasil studi menunjukan bahwa prevalensi anemia pada wanita subur sebesar 26,4 % (SKRT, 2001) selain itu hasil penelitian dibeberapa industri di Tangerang, Jakarta dan Depok memperlihatkan bahwa anemia pada pekerja perempuan menunjukan besaran antara 24-42 % padahal pekerja
perempuan yang menderita anemia. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja perempuan merupakan hal yang amat penting dan mendasar, kerena kegiatan program pemenuhan gizi bagi pekerja tersebut akan berdampak positif bagi peningkatan produktivitas pekerja Indonesia. Dalam jangka panjang perbaikan anemia gizi pekerja perempuan akan memberikan pula sumbangan bagi lahirnya generasi yang diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik dari generasi pendahulu. Buku ini berisi kebijakan, strategi dan modul pemberian gizi bagi para pekerja perempuan dalam usia reproduksi dalam menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada pekerja perempuan. Buku pedoman ini sebagai acuan bagi seluruh pekerja perempuan dan pengusaha, pengelola dan pengurus perusahaan, tempat kerja dan seluruh pemangku kebijakan kesehatan baik didaerah maupun kabupaten/kota.l
Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, iii, 48 hlm; 18 cm ISBN
: 978-602-235-684-4
Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak 1. CHILD HEALTH SERVICES 2. CHILD CARE 618.9
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan salah satu kegiatan program perbaikan gizi yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan gizi balita. Pemantauan pertumbuhan merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari : Penilaian pertumbuhan anak secara teratur yang terdiri dari penimbangan setiap bulan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan. Menindaklanjuti berupa kebijakan dan program ditingkat masyarakat serta meningkatkan otivasi untuk memberdayakan keluarga. Standar pemantauan pertumbuhan balita ini memberikan informasi kegiatan pemantauan balita di puskesmas / posyandu. Kegiatan pemantauan balita antara lain perhitungan umur, pengukuran
berat badan, pengukuran panjang/ tinggi badan, penentuan gangguan pertumbuhan berdasarkan antropometri dan klinis serta tindak lanjut penanganan gangguan pertumbuhan. Untuk pemantauan pertumbuhan balita kegiatan yang dilakukan tersebut dicatat di dalam kartu menuju sehat (KMS) yang terdapat dalam Buku KIA. Buku ini merupakan pedoman yang dibuat untuk menjamin efektifitas dan efisiensi pemantauan pertumbuhan balita. Buku ini dilengkapi daftar tilik, yaitu suatu alat sederhana untuk melakukan pembinaan dan penilaian kepatuhan terhadap pelaksanaan tahapan pemantauan pertumbuhan. Pedoman ini diperuntukan bagi para dokter, tenaga gizi, bidan perawat dan petugas lintas sektor terutama di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota.l
JULI 2015 • Edisi 60 • MEDIAKOM 67
MediaKuis RESENSI BUKU
1. Setiap tahun pada bulan Agustus seluruh negara memperingati Pekan ASI Sedunia (PAS). Apa tema nasional Pekan ASI Sedunia tahun 2015? 2. Apa makna tema Pekan ASI Sedunia 2015? 3. ASI (Air Susu Ibu) adalah anugerah yang diberikan Tuhan yang bermanfaat untuk bayi? Sebutkan manfaat ASI untuk bayi? 4. Apa yang dimaksud dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)? 5. Dalam rangka memenuhi zat gizi yang ideal untuk menjamin tumbuh kembang bayi, Pemerintah mengeluarkan program ASI Eksklusif. Coba jelaskan tentang program ASI Eksklusif?
Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi).
JAWABAN DAPAT DIKIRIM MELALUI : Email :
[email protected] (Subject : Mediakuis) Fax : 021 - 52921669 Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5, Kav. 4-9, Jakarta Selatan
2 orang pemenang dari setiap edisi akan mendapatkan hadiah kamera atau handphone Lenovo A369i. Hadiah kuis akan diumumkan pada
edisi November 2015
Kuis ini tidak berlaku bagi Keluarga Besar Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI.
68 MEDIAKOM • Edisi 60 • JULI 2015