[117] Logika Koplak Perusak Akhlak Sunday, 16 February 2014 14:01
“Kalau untuk ‘orang yang tidak beriman’ dibikin beriman dong, jangan dikasih fasilitas. Ini difasilitasi untuk berzina.”
Penyakit HIV/AIDS muncul karena seks bebas. Kalau pun ada penularan dari suami ke istri atau sebaliknya, sebenarnya awalnya salah satu karena telah melakukan seks bebas dengan orang lain. Tidak ada cerita, orang yang terikat tali pernikahan dan setia pada pasangannya, terkena penyakit HIV/AIDS.
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan, penularan AIDS dari 1 April 1987 hingga 30 Juni 2013 didominasi oleh seks bebas (heteroseksual). Dari 43.667 kasus AIDS, sebanyak 26.158 kasus (59,9 persen) disebabkan oleh seks bebas. Sedangkan yang lewat jarum suntik sebanyak 7.883 kasus, homoseks 1.030 kasus, transfusi darah 86 kasus, transmisi perinatal 1.194 kasus, lainnya 7.126 kasus.
Maka logika sederhananya, pencegahan penularan AIDS bisa dilakukan dengan mencegah terjadinya seks bebas, baik itu bagi heteroseksual maupun homoseksual. Lho kok malah masyarakat difasilitasi untuk tetap melakukan seks bebas dengan menggunakan kondom? Apakah logika ini tidak koplak (baca: bodoh)?
1/5
[117] Logika Koplak Perusak Akhlak Sunday, 16 February 2014 14:01
“Jadi pernyataan dia (Menkes) salah besar. Kalau untuk ‘orang yang tidak beriman’ dibikin beriman dong, jangan dikasih fasilitas. Ini difasilitasi untuk berzina. Seolah-olah berzina itu halal, padahal haram. Meskipun pakai kondom, tetap haram, jajan tetap haram!” kata psikiater senior Dadang Hawari.
Ia mempertanyakan, mengapa memakai narkoba dilarang, tapi seks bebas tidak dilarang. “Di mana logikanya? Tidak masuk akal! Ini katanya kondom hanya untuk orang yang kurang iman, yang berisiko. Mengapa kita memberi peluang pada risiko itu?” katanya lagi.
Kakak kandung almarhum Mun’im Idris ini membantah bahwa kondom bisa melindungi pemakainya dari HIV/AIDS secara total 100 persen. Dadang menyebut, itu adalah salah besar. “Karena kondom dibuat dari latex, berarti berserat berpori-pori. Kalau tidak berserat dan tidak berpori-pori itu dari plastik,” sanggahnya.
Data penilitan menunjukkan, ukuran pori-pori kondom 1/16 mikron saat latex tidak meregang. Pori-pori itu akan melebar jika meregang. Sedangkan ukuran virus AIDS itu 1/250 mikron. Di sinilah sebenarnya mengapa ada yang menyebut bahwa kondom itu memiliki cacat mikroskopik (pinholes).
Ia mengungkapkan, penelitian di Indonesia lima tahun yang lalu untuk KB dengan kondom menunjukkan kegagalan sebanyak 20 persen. “Apalagi untuk HIV/AIDS! Sekarang kenyataannya, dengan menggunakan kondom ternyata semakin banyak pula yang terkena HIV/AIDS, padahal kampanye sudah bertahun-tahun, pengidap HIV/AIDS semakin banyak, bukannya menurun,” terangnya.
Di Amerika, sepertiga jumlah kondom yang beredar di pasar bocor. Kesimpulan dari penelitian dari Badan POM di Amerika tahun 2005, tidak dikampanyekan lagi kondom karena dinilai gagal.
Menurut H Jafe dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Syarikat atau United State Center of Diseases Control (US CDC), kondomisasi yang dijalankan sejak tahun 1982 terbukti gagal. Evaluasi pada tahun 1995 amat mengejutkan apabila angka kematian akibat AIDS menduduki tangga pertama, mengatasi penyakit jantung dan kanker di AS.
2/5
[117] Logika Koplak Perusak Akhlak Sunday, 16 February 2014 14:01
Pakar AIDS dari Harvard AIDS Institute, Amerika Serikat, J Mann sejak 1995, tak lagi menganjurkan program kondomisasi. Rekomendasi ini diikuti para pakar lainnya dan pemerintah AS hingga sekarang.
Rusak Akidah dan Akhlak
Kalau terbukti kondom tidak mampu mencegah penularan HIV/AIDS, lalu mengapa dikampanyekan? Seolah pemerintah bilang: “Bolehlah Anda melakukan hubungan seks bebas dengan siapa saja, asalkan memakai kondom“.
Direktur Kita dan Buah Hati Elly Risman menuding pemerintah telah melegalkan seks bebas melalui program ini. “Pemerintah lewat Menteri Kehatan mengatakan kepada rakyatnya silakan ngeseks bebas asal pakai kondom. Negara kita sudah menghalalkan seks bebas asal pakai kondom,” tandasnya.
Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Nasir menilai program kondomisasi itu akan menjadi masalah baru karena akan menyebarkan seks bebas. “Program pembagian kondom harus segera dihentikan karena dampak negatifnya lebih besar,” ujarnya.
Humas DPD HTI Jawa Timur MuhammadUsman menyatakan, kampanye kondom ini sangat berbahaya karena bisa merusak akidah. Mereka menolak peran agama dalam menyikapi penyakit mematikan tersebut. Mereka menanamkan perilaku hidup bebas tanpa aturan ala Barat yang sekuler-liberal. Menurut dokter ini, kondomisasi melegitimasi rakyat untuk berhubungan seksual di luar nikah alias zina—suatu hal yang dilarang oleh Islam. [] emje
BOKS
Pikiran Bobrok Ahok
3/5
[117] Logika Koplak Perusak Akhlak Sunday, 16 February 2014 14:01
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama meminta masyarakat agar lebih memahami bahaya AIDS dan resiko penularannya yang sudah semakin meluas.
“Jangan malu untuk pakai kondom. Kalau sudah ngerti bagaimana cara penularan AIDS, pastinya sudah paham arti penggunaan kondom. Takutnya, kalau tidak tahu penularannya, orang bisa tidak sengaja melakukannya,” ujar Ahok di Bundaran HI, Ahad (1/12/2013). Ia menekankan, pentingnya menghindari seks bebas, terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang melakukan seks sebelum menikah. Hal ini ditegaskan Ahok mengingat sejak tahun 2000 sudah ditemukan kasus AIDS di kalangan siswa SMP dan SMA di DKI Jakarta. “Ini menakutkan! Makanya kita musti rame-rame menyadarkan warga untuk mencegah ini,” kata Ahok yang juga menjabat selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta.
Ia tak setuju agama dibawa-bawa dalam menanggulangi masalah ini. Ia meminta penanggulangan virus HIV/AIDS tak perlu dikaitkan dengan agama, apalagi stigma terhadap pengidapnya.
"Kita tidak bisa memaksa orang untuk ikut Tuhan. Kenapa kita kita jadi Tuhan di dunia? Sejak tahun 2000 kita temukan kasus anak SMA kena HIV. Menakutkan. Mari jangan terjebak dengan simbol agama. Kita perangi HIV, bukan orangnya," kata Ahok seperti dikutip merdeka.com.
Pengamat sosial Iwan Yanuar menyebut, komentar Ahok soal seruan penggunaan kondom bagi pelaku seks berisiko, ngawur dan mencerminkan sesat pikir otak sekulernya. “Omong kosong program kondomisasi bisa menghentikan atau menurunkan dengan cepat penularan virus HIV, PMS dan kehamilan di luar nikah. Di kalangan medis saja masih banyak perdebatan soal efektifitas kondom, kok bisa Ahok dan juga LSM-LSM liberal menyatakan kondom itu efektif,” katanya.
Ia menilai, komentar Ahok menandakan orang kalah menghadapi budaya seks bebas, atau justru mencari pembenaran dengan budaya bejat itu. “Merasa tidak sanggup menghentikan seks bebas, ya sudah bekali saja mereka dengan kondom. Ini justru membuka peluang bagi yang belum berzina untuk berzina. Yang penting kan pakai kondom,” tandas Iwan.
4/5
[117] Logika Koplak Perusak Akhlak Sunday, 16 February 2014 14:01
Soal agama, Iwan menilai, Ahok juga ngawur. “Sekarang, kita tanya, apa yang bisa menghentikan orang tidak berzina kalau bukan karena takut dosa?” tanyanya.
Menurutnya, kalau orang sudah diserukan agar meninggalkan agama, jangan dipaksa ikut Tuhan, lalu bagaimana bisa mencegah penularan HIV? “Tuhannya saja sudah dicampakkan, apalagi kondomnya!”
Iwan mengatakan, Ahok seharusnya melihat realita angka penularan HIV itu lebih tinggi di kawasan yang secara umum nilai sosial budayanya liberal, ketimbang yang warganya secara umum masih menjaga norma-norma agama.
“Seruan Ahok ini justru berbahaya. Sarat sekulerisme dan liberalisme, mendorong orang untuk tidak takut lagi pada Tuhan. Itulah khas orang sekuler, Tuhan hanya dibutuhkan kalau kondisi kepepet. Tapi untuk urusan syahwat, Tuhannya dimasukkan dalam kotak,” tegasnya. []
5/5