PERNYATAAN Tentang ini penulis menyatakan: “Silahkan buku ini dicetak ulang atau dicopy dan diperbanyak dengan maksud diperdagangkan atau lainnya, dengan ketentuan mohon jangan merubah isi dari buku ini kecuali ada izin tertulis dari penulis dan hasilnya tolong disisihkan sebagian untuk infaq dan shadaqah”.
Kata Pengantar
Jujur kita akui, banyak di kalangan kita, muslimin dan muslimat, yang tidak mampu membaca alQuran. Di kota maupun di dusun. Berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. Tidak mampu membaca karena memang sama sekali tidak bisa membaca dan tidak pernah belajar akibat kealpaan waktu kecil, lalu setelah dewasa susah belajar karena berbagai alasan. Ada juga yang tidak mampu membaca alQuran bukan karena tidak bisa, tetapi karena perasaan berat dan malas untuk membacanya, apalagi sampai mentadabburinya. Bahkan ada juga karena perasaan remeh, sehingga alQuran tiada bernilai baginya. AlQuran adalah ayat-ayat Allah. Allah berbicara lewat alQuran supaya kita mengenal dan mengerti dengan Allah. Kalau sudah mengenal dan mengerti dengan Allah niscaya kita akan rasakan Allah itu begitu dekat adanya. Setiap kegiatan, aktifitas dan persoalan kehidupan, maka disitu ada unsur Allah dan berlaku kekuasaan mutlak Allah. Lalu bagaimana kita bisa paham dan mengerti tentang yang demikian , sementara kita tidak pernah berdialog dengan Allah melalui alQuran. Alhamdulllah, buku “2 langkah mudah belajar alQuran” ini bisa diselesaikan. Demi untuk menjembatani keinginan belajar membaca alQuran khusus untuk dewasa. Dari dua langkah pembelajaran tersebut terdapat 6 sesi latihan. Untuk itu pahamilah benar-benar setiap sesi latihannya sebelum meningkat ke latihan berikutnya. Dilengkapi juga dengan pelajaran tajwid secara ringkas. Setelah buku ini dibaca dan dipelajari, mohon jangan cukupkan sampai disini, karena ini sifatnya pengenalan saja. Metode yang sesungguhnya untuk belajar alQuran adalah metode “talaqqi”, yakni berhadap-hadapan langsung dengan guru. Secara khusus tulisan ini didedikasikan untuk kedua orang tua dan saudarasaudara saya, semoga ada limpahan rahmat dan keberkahan buat mereka. Buku tipis nan sederhana ini bisa didownload dan copypaste di http://higelr.wordpress.com. Jangan lupa komentarnya, saran maupun kritiknya. Terakhir, pesan dari seorang sahabat: “jadikanlah dirimu seperti al-Quran supaya selamat dan terpelihara, sebagaimana Allah menjaga alQuran sampai dunia berakhir”. Jakarta,
08/2010
(Denny Markandeya)
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi
i
ii
Kata Sambutan iii Langkah I Pengenalan Huruf A. B.
Pengenalan huruf Tunggal 1 Pengenalan huruf Bersambung Latihan I 4 Langkah II Pengenalan Tanda Baca A.
B.
C.
Tanda baca harakat 6 Latihan II 7 Latihan III 8 Pengenaan tanda baca penggandaan 1. Tasy-did 8 Latihan IV 9 2. Mad 9 Latihan V 10 Tanwin 11 Latihan VI 11
Pelajaran Tajwid Ringkas 1. Cara baca Lam 12 2. Cara baca nun mati dan tanwin 3. Cara baca mim 14 4. Hukum membaca ra 15 5. Huruf isti’la’ 16 6. Lafazh Jalallah 16 7. Qalqalah 16 8. Mad 17 9. Wakaf dan Ibtida” 19 Penutup
iii
3
8
12
1
LANGKAH I PENGENALAN HURUF
Jumlah huruf Arab ada 28 huruf, sedangkan huruf Latin ada 26 huruf, dengan teknik pengucapan atau tempat keluar huruf atau disebut juga dengan makhraj huruf harus benar. Tidak dibenarkan ada pengubahan ucapan atau modifikasi karena dialek atau sebagainya. Salah pengucapan akan menyebabkan salah penulisan dan salah makna. A.
Pengenalan Huruf Tunggal Untuk memudahkan pemahaman kita terhadap huruf Arab, kami menyelaraskan huruf Arab kedalam huruf Latin. Bila huruf Arab disesuaikan dengan huruf Latin maka terdapat tiga bagian: 1. Pengucapan huruf Arab yang sama persis dengan pengucapan Latin atau tulisan Latin. Huruf tersebut berjumlah 17 2. Pengucapan huruf Arab apabila diselsuaikan dengan penulisan huruf Latin harus dengan bantuan huruf tambahan, seperti: kh, sy, ts, dan lainlain. Jumlahnya ada 11 huruf. 3. Huruf-huruf yang pada keadaan tertentu berubah bentuk menyesuaikan diri ke dalam posisi dan arti kalimat. Perhatikan table berikut (tabel 1), huruf Arab yang kami susun berdasarkan urutan Latin:
2
Tabel 1 17 Huruf Yang Sama Persis Dengan Huruf Latin
11 Huruf Yang Tidak Ada Pada Huruf Latin
Bentuk/
Pengucapan/
Bentuk/
Pengucapan/
Bentuk/
Bentuk
Pengucapan
Tulisan
Dibaca Latin
Tulisan
Dibaca Arab
Tulisan
Tulisan
Latin
Latin
Arab
5
6
Latin
Arab 1
2
3
4
7
A
Aa
Alif
Ts
tsa
B
Be
Ba
Kh
kha
C
Ce
Dz
dzal
D
De
Sy
syin
E
Ee
Sh
shad
F
Ef
Dh
dhad
G
Ge
Th
ttho
H
Ha
Zh
zho
I
Ii
‘a
‘ain
J
Je
Jim
gh
ghain
K
Ka
Kaf
Hh
hha
L
El
Lam
Huruf yang berubah dalam
M
Em
Mim
keadaan tertentu
N
En
Nun
O
Oo
P
Pe
Q
Qiu
Qaf
R
Er
Ra
S
Es
Sin
T
Te
Ta
U
Uu
: bentuknya seperti ‘hha’ tetapi
V
Fe
diberi titik dua seperti ‘ta’ disebut ‘ta
W
We
X
Ex
Y
Ye
Ya
Z
Zed
Zai
Dal
Fa
Ha
= ya
= alif
= ta
: (ya) tanpa titik, pada dasarnya sama dengan ‘ya’ bertitik
Waw
: dibaca
hamzah.
Berukuran
kecil, sebagai pengganti ‘alif’ bila ‘alif’ terletak di tengah kalimat. Biasanya juga
disertakan
penulisannya
bersama alif
marbuthah’. pembacaan
Dibaca
‘ta’,
dalam
bila kalimat
bersambung ke kalimat berikut . Dan dibaca ‘hha’ bila pembacaan dalam kalimat diputus atau berhenti.
3
Keterangan table: Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3
: Adalah bentuk tulisan huruf Latin : Cara pengucapan huruf Latin : Bentuk tulisan huruf Arab. Beberapa baris yang kosong adalah huruf latin yang tidak ada pada huruf Arab. Kolom 4 : Cara pengucapan huruf Arab Kolom 5.6.7 : Adalah huruf Arab yang tidak ada pada huruf Latin. Oleh karenanya penulisan memerlukan bantuan huruf tambahan Keterangan tambahan di dalam tabel. Ada tiga huruf Arab yang dalam keadaan tertentu terjadi perubahan cara baca
B.
Pengenalan Huruf Bersambung Cara penulisan huruf Arab adalah dimulai dari sisi kanan. Berbeda dengan penulisan latin yang dimulai dari sisi kiri. Sebagian besar huruf Arab apabila disambung-sambung atau dirangkaikan menjadi satu kata atau kalimat bentuknya menjadi berubah. Ada sebagian kecil dari huruf Arab yang penulisannya tidak bisa disambung sesudahnya kecuali sebelumnya. Sebelum kita melihat perubahan bentuk huruf Arab apabila ia dirangkai, terlebih dahulu kita pahami karakter bentuk huruf Arab: Huruf Arab terdiri dari dua kesatuan: kepala dan ekor Huruf Arab walaupun bentuknya sama, tetapi dibedakan oleh titik, jumlah titik dan posisi letaknya titik. Ada yang di atas huruf dan ada yang di bawah huruf Huruf Arab apabila disambung, maka yang disambung adalah hanya kepalanya saja diikuti titik, kecuali apabila di posisi akhir atau ujung, maka ekornya tetap ditulis. Ada beberapa huruf arab yang apabila disambung maka bentuk keseluruhannya berubah. Perhatikan tabel berikut:
4
Tabel 2
Khusus untuk huruf lam bila disambung dengan alif, maka bentuknya seperti
atau
Keterangan table: Baris 1: Adalah susunan huruf Arab yang sesuai dengan urutan aslinya. mulai dari Alif sampai Ya Baris 2: Dua bagian dari huruf arab yang terdiri dari kepala dan ekor, dan yang tidak ada warna merah adalah satu kesatuan utuh yang tidak bisa dibagi. Baris 3: Apabila huruf Arab disambung, terjadi perubahan bentuk. Yang terputus berarti sesudahnya tidak bisa disambung. Baris 4: Apabila huruf Arab berada pada posisi awal atau depan. Baris 5: Apabila huruf Arab berada pada posisi akhir Latihan I Silahkan dibaca dan dihafalkan contoh tulisan berikut: (Dieja: alif-lam-mim-dza-lam-kaf-alif-lam-kaf-ta-ba ….dan seterusnya)
5
LANGKAH 2 PENGENALAN TANDA BACA
Pada pelajaran langkah I kita telah mempelajari setiap abjad huruf arab serta perubahan bentuknya apabila huruf tersebut dirangkai atau sambung-sambung. Pada bagian langkah II ini kita akan membahas mengenai tanda baca atau lambang-lambang yang menyertai setiap huruf Arab yang berfungsi memberi sifat baca setiap huruf sehingga ia menjadi sebuah suku kata. Seperti halnya dalam tulisan latin kita ketahui terdiri dari dua macam huruf , yakni huruf vocal dan huruf konsonan. Huruf vocal terdiri dari ‘a’ ‘i’ ‘u’ ‘e’ ‘o’ yang disebut juga dengan huruf hidup dan huruf konsonan adalah selain dari ‘a’ ‘i’ ‘u’ ‘e’ ‘o’, seperti ‘b’, ‘c’, ‘d’, ‘g’, dan lain-lain, yang disebut juga dengan huruf mati. Pada huruf Latin, yang membentuk suku suku kata adalah huruf vocal, seperti contoh pada kata “api”. Terdiri dari dua suku kata ‘a’ dan ‘pi’. Dimana ‘a’ suku kata pertama dan ‘pi’ (dibentuk oleh huruf vokal ‘i’) sebagai suku kata kedua. Berbeda halnya dengan huruf Latin, huruf Arab tidak mengenal adanya pembagian huruf vocal dan konsonan. Huruf Arab bisa dikatakan semua hurufnya konsonan. Walaupun ada huruf ‘alif’ (a), ia adalah konsonan karena alif juga dibentuk oleh tanda baca dan akan menjadi suku kata sendiri. Alif bisa menjadi ‘i’ dan bisa juga menjadi ‘u’. Perlu diketahui, dalam bahasa Arab hanya ada tiga bentuk penyebutan vocal yaitu ‘a’., ‘i’ dan ‘u’. Dalam metode ini, kami akan membagi tanda dalam tulisan Arab menjadi tiga bagian. Dan dari tiga pembagian tersebut terdapat pula pembagian-pembagian lagi. Perhatikan bagan dibawah ini: Tanda Baca
Harakat
fat-hah ( )
kasrah ( )
Penggandaan
dhammah ( )
sukun ( )
mad fat-hah ( )
tasydid ( )
mad kasrah ( )
mad
Tanwin
tanwin fat-hah ( )
mad dhammah ( )
tanwin kasrah tanwin dhammah ( ) ( )
mad lebih panjang ( )
6
A.
Tanda Baca Harakat Harakat adalah tanda baca yang menyertai huruf Arab yang berfungsi untuk membentuk penyebutan seperti penambahan huruf vocal ‘a’ (fat-hah), seperti penambahan vocal ‘i’ (kasrah), seperti penambahan vocal ‘u’ (dhammah) dan tanpa vocal atau mengembalikan/menetapkan huruf pada posisi konsonan (sukun). 1.
Harakat Fat-hah Yang membentuk huruf menjadi seperti penambahan huruf vocal ‘a’. Lambangnya seperti ( ) . Letaknya di atas huruf. Contoh: f + a = fa z + a + za sy + a + sya
2.
Harakat Kasrah Yang membentuk huruf menjadi seperti penambahan huruf vocal ‘i’. Lambangnya seperti ( ) . Letaknya di bawah huruf. Contoh: f + i = fi z + i = zi sy + i = syi
3.
Harakat Dhammah Yang membentuk huruf Arab menjadi seperti penambahan huruf Lambangnya seperti ( ). Letaknya di atas huruf. Contoh: f + u + fu z + u = zu sy + u = syu Perhatikan tabel berikut: Tabel 3
‘u’.
7
Latihan II Silahkan dibaca huruf yang ada tanda bacanya. Bagi yang tidak ada tanda baca dilewatkan saja ! (dieja: dza-li-ka-ki-ta-bu-la….dan seterusnya)
7
4.
Tanda Baca Sukun (mati) Sukun adalah tanda baca yang berfungsi untuk mematikan huruf, atau mempertahankan keadaan huruf tetap konsonan. Lambangnya adalah seperti ( ) letaknya di atas huruf. Contoh: f + (sukun)
=f
z + (sukun) = z sy + (sukun) = sy
Sebagian dari percetakan alQuran sekarang terkadang ada beberapa huruf yang sengaja tidak dicantumkan tanda sukun ini. Biasanya untuk huruf ‘alif’, ‘ya’ dan ‘waw’, karena huruf tersebut lebih dipahami sebagai huruf mad (akan dijelaskan pada bagian mad)
8
Latihan III Silahkan dibaca bagi yang ada tanda bacanya saja ! ( dieja: dza-li-kal-ki-ta-bu-la-ray-ba….. dan seterusnya).
Catatan: Khusus untuk alQuran cetakan ini, yang kami jadikan contoh latihan ini, huruf nun mati sengaja tidak ditulis tanda sukunnya B.
Tanda Baca Penggandaan Penggandaan dalam tulisan Latin adalah menjadikan atau menggandakan huruf menjadi dua atau lebih. Penggandaan terbagi dua yakni penggandaan untuk konsonan saja disebut tasy-did, dan penggandaan untuk seolah-olah menambah vocal disebut mad. 1.
Tasy-did (
)
Adalah penggandaan huruf konsonan saja, seperti k x 2 = kk. Artinya bila ada tanda seperti lambang tasydid di atas maka huruf tersebut dijadikan atau di baca seperti dijadikan ganda atau dua kali Contoh: f x 2 = ff Zx2
= zz
Sy x 2 = sysy Contoh dalam kalimat :
(n x 2) dibacanya: innaka
9
Latihan IV (dieja: dza-li-kal-ki-ta-bu……….hu-da-llil-mu-tta-qi-na…..dan seterusnya)
2.
Mad Adalah penggandaan huruf menjadi dua atau lebih, hanya untuk vocal saja. Seperti ba + (tanda mad) = baa Dalam tulisan Latin penggandaan huruf vocal seperti saalam (2 x a). Dalam tulisan Arab penggandaan seperti itu disebut dengan mad. Mad dilambangkan dengan: ( ) dan ( ) Penggandaan atau penambahan vokal dalam tulisan Arab mulai dari 2 huruf vocal sampai 6 huruf bahkan mencapai 12 huruf. Jadi kalau ditulis Latin seperti kitaaaaaab (ada 6 x a) cara bacanya menjadi panjang dan lama. Sekira-kira 6 ketukan. Dalam tahap pembelajaran ini kita akan pahami mad dalam tiga macam saja: a.
Mad Thabi’i Penggandaan vocal yang terjadi karena adanya tanda mad seperti di atas ( ). Mad thabi’i ini dibaca selama 2 ketukan. Contoh: fa + a = faa zi + i = zii syu + u = syuu Atau penggandaan vocal yang terjadi karena adanya huruf (alif), (ya), dan (waw) dalam keadaan sukun (mati). Dengan ketentuan sebagai berikut:
10
1.
(alif), apabila ‘alif’ sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas (fat-hah) maka akan terjadi seperti penambahan huruf ‘a’ contoh: naa
2.
(ya), apabila ‘ya’ sukun dan huruf sebelumnya berbaris di bawah (kasrah), maka terjadi seperti penambahan huruf ‘i. contoh: dzii
3.
(waw), apabila ‘waw’ sukun dan huruf sebelumnya berbaris dhammah maka terjadi seperti penambahan huruf ‘u’. contoh: duu
b.
Mad Jaiz (
)
Penggandaan huruf vocal setelah adanya mad thabii diatas tetapi ditambah lagi dengan seperti lambang di atas. Maka cara bacanya 2 sampai 5 ketukan Contoh dzaa (2a) sampai dzaaaaaa(5a) c.
Mad Wajib Mad yang terjadi seperti mad jaiz di atas tetapi di akhir kata terdapat huruf hamzah ( ). Maka lama bacaan adalah 5 ketukan. Contoh: jaaaaaa (5a)
Latihan V (dieja: alif laaaaaam-miiiiiim-dzaa-li-kal-ki-taa-bu-laa….dan seterusnya)
11
D.
Tanwin
(
,
,
,
)
Tanwin adalah tanda baca penggandaan lambang saja seperti lambang di atas, maksudnya untuk memberi efek bunyi seperti ditambah dengan akhiran ‘n’. Apabila berada di atas huruf berarti bacaan fat-hah diberi akhiran ‘n’, maka bacaannya menjadi ‘an’. Apabila kasrah diberi tanwin maka bacaannya menjadi ‘in’ Dan apabila dhammah diberi tanwin maka bacaannya menjadi ‘un’. Contoh: fa + n = fan zi + n = zin syu + n = syun Perhatikan tabel berikut: Tabel 4
Latihan VI
12
PELAJARAN TAJWID RINGKAS
Dari segi bahasa tajwid artinya memperbagus, mempercantik. Dari segi istilah tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara melafazhkan huruf –huruf al-Quran dengan benar. Dalam bagian ini kami akan membahas pelajaran tajwid secara sederhana, yang kami susun supaya mudah dipahami. Untuk lebih lengkap lagi silahkan dipelajari dari buku-buku lain atau dari guru-guru . 1.
Cara baca huruf lam Dari 28 huruf arab apabila bertemu dengan ‘alif-lam’ dan sesudahnya, maka cara baca ‘lam’ terbagi kepada dua cara: a.
Tidak dibaca Lam tidak dibaca apabila bertemu dengan huruf syamsiyah. Huruf syamsiyah ada 14 terdiri dari:
Contoh: Al-syi
b.
Asy syi
Dibaca Lam dibaca apabila bertemu dengan huruf qamariyah. Huruf qamariyah ada 14 terdiri dari :
Contoh: Al-wa
2.
Cara baca nun mati dan tanwin Cara baca nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan huruf ada 4 cara: a.
Izh-hhar (jelas) Bunyi nun mati dan tanwin terdengar jelas apabila bertemu dengan huruf izh-hhar. Dibaca dengan tidak berdengung. Huruf izh-hhar ada 6 macam yakni:
13
Contoh: man-khaffat
min-alfi
naarun-haamiyah
b.
Idgham (hilang atau menyusup) Nun mati dan tanwin dibaca hilang atau menyusup kedalam huruf sesudahnya. Hilang atau menyusup kedalam huruf sesudahnya itu dibaca dengan dua cara: berdengung disebut dengan idgham bighunnah, hurufnya ada 4, dan tidak berdengung disebut dengan idgham bilaghunnah, hurufnya ada 2. 1. Idgham bi ghunnah Dibaca berdengung apabila bertemu dengan huruf:
Contoh:
2.
lan-wa
law-wa
lun-mmi
lum-mi
ran-ya
ray-ya
Idgham bi laa ghunnah Dibaca tidak berdengung apabila bertemu dengan huruf:
Contoh: An-ra
Ar-ra
An-la
al-la
14
c.
Iqlab Adalah bertukarnya bunyi nun mati dan tanwin menjadi seperti huruf ‘mim’ apabila bertemu dengan huruf iklab. Dibacanya dengan dengung. Huruf iqlab hanya satu yaitu :
Contoh: yun-ba
d.
yum-ba
Ikhfa’ Bunyi nun mati menjadi berubah seperrti antara bunyi izh-hhar (jelas) dan ikhfa’(menyusup). Yakni perbauran bunyi antara suara ‘n’ dengan huruf sesudahnya. Huruf ikhfa’ ada 15:
Contoh: mun-m-fi ( ada nuansa ‘m’)
mun-fi
‘an-sa
3.
‘an-y-sa (ada nuansa ‘y’)
Cara baca mim Cara baca mim mati atau sukun bila bertemu dengan huruf adalah tiga macam: a.
Idgham (hilang atau menyusup) Dibaca hilang atau menyusup maksudnya apabila mim mati bertemu dengan mim lagi maka mim dibaca dengan menyusupkan mim kedalam mim berikutnya. Kejadian seperti ini disebut juga dengan idgham mimi. Contoh: hum-min
b.
hummin
Ikhfa’ (berbaur) Bila mim mati bertemu dengan huruf ‘ba’ maka mim dibaca berbaur dan masuk kedalam suasana ‘ba’ dan dibaca berdengung Contoh: him-bi himbi Kejadian seperti ini disebut juga dengan ikhfa’ safawi
15
c.
Izh-hhar (jelas) Dibaca jelas apabila mim bertemu dengan huruf selain dalam ketentuan diatas (selain ‘mim’ dan ‘ba’). Contoh: ham-du
lam-na
4.
Hukum membaca ra a.
Dibaca Tebal Dibaca tebal apabila ‘ra’ berbaris fat-hah, fat-hah tanwin, dhammah, dhammah tanwin atau mati yang didahului oleh huruf berfat-hah dan dhammah Contoh: berbaris fat-hah
fat-hah tanwin
dhammah
sukun didahului huruf berfat-hah
sukun didahului huruf berdhammah
b.
Dibaca Tipis Ra dibaca tipis apabila ia berbaris kasrah, kasrah tanwin atau sukun yang didahului oleh huruf berkasrah, kecuali apabila ra tersebut diikuti oleh huruf isti’la’ (keterangan berikut/nomor 5) Contoh: berbaris kasrah
sukun didahului huruf kasrah
kecuali, setelah ra ada huruf asti’la’
16
5.
Huruf isti’la’ Huruf isti’la’ terdiri dari :
Adalah tujuh huruf yang selalu dibaca tebal. Tidak ada ketentuan dengan pertemuannya dengan huruf apapun 6.
Lafazh Jalallah Lafazh jalallah adalah lafazh Allah. Ada dua cara pembacaan lafazh jalallah: a.
Dibaca tebal Apabila didahului oleh bunyi huruf yang berfat-hah dan berdhammah Contoh:
b.
Dibaca tipis Apabila sebelumnya didahului oleh huruf yang berkasrah Contoh:
7.
Qalqalah Huruf qalqalah terdiri dari lima huruf yakni :
Qalqalah terbagi dua yakni: a. Qalqalah Kubra Ialah bila huruf tersebut diatas dibaca sukun (mati) karena memang ada harkat sukunnya atau oleh sebab pemberhentian dibaca mati, dan pembacaan berhenti di huruf tersebut. Maka huruf tersebut dibaca mati tetapi seolah-olah hidup dan penyuaraannya terdengar tegas. Contoh dan
b. Qalqalah Sughra Ialah apabila huruf tersebut mati tetapi pembacaan tidak berhenti di situ yang maka huruf tersebut dibacanya seolah-olah dihidupkan kembali dengan penyuaraannya terdengar sekedarnya saja.
17
Contoh:
8.
Mad Dalam keterangan sebelumnya telah kita singgung sedikit tentang mad. Mad tersebut disebut juga dengan mad ashli. Mad juga ada huruf-hurufnya yaitu alif. ya dan waw, disebut juga dengan huruf mad, artinya huruf pemanjang bacaan dengan ketentuan seperti yang dijelaskan pada pelajaran tahap II tentang mad. Dalam bab tajwid ini kami akan jelaskan tentang mad secara lebih rinci sebagai cabang dan kelanjutan dari mad ashli. Adapun kelanjutan dari pelajaran tentang mad adalah sebagai berikut: a.
Mad ‘aridh lissukun (mendadak mati) Apabila pembacaan karena sebab berhenti di akhir kalimat maka huruf akhirnya dibaca seolah-olah mati (sukun) oleh karena keadaan demikian, maka pembacaan boleh dipanjangkan dari 2 sampai 6 ketukan. Contoh:
b.
an naasi
annaaaaaaas
alkaafiruuna
alkaafiruuuuuuun
miskiini
miskiiiiiiin
Mad ‘iwadh Mad yang terjadi apabila pembacaan berhenti pada kalimat yang berbaris atas (fat-hah tanwin atau fat-hatain) maka pembacaan tanwinnya dihilangkan tetapi huruf tersebut dibaca panjang 2 ketukan. Contoh: hubban
c.
hubbaa
Mad lazim mukhaffaf kalimi Ialah alif yang ber-mad disambut oleh huruf mati dibaca panjang 6 ketukan Contoh: aaaaaal a….
18
d.
Mad lazim mutsaqal kalimi Huruf yang setelah huruf mad disambut oleh huruf yang bertasy-did, dibaca panjang 6 ketukan Contoh: shaaaaaakhkh…
e.
Mad lazim harfi musyba’ Huruf pada awal surat alQuran Contoh:
‘lam’ dan ‘mim’ dibaca panjang 6 ketukan
f.
Mad lazim mukhaffaf Huruf pada awal surat alQuran yang dibaca panjang 2 ketukan Contoh:
19
TANDA-TANDA PEMBERHENTIAN BACAAN DALAM BACAAN ALQUR’AN (WAQAF DAN IBTIDA’)
Membaca Al-Qur’an dilakukan dengan satu tarikan nafas. Jika membaca tidak terputus maka hal ini disebut Washal. Mengingat tidak mungkin seluruh Al-Qur’an atau beberapa ayat atau sebuah ayat yang panjang dibaca dengan satu tarikan nafas maka, melakukan perhentian dalam membaca tidak dapat dihindari. Melakukan perhentian dalam membaca Al-Qur’an seraya mengambil nafas dengan niat untuk setelahnya melanjutkan membaca disebut Waqaf, sementara memulai membaca atau memulai meneruskan membaca disebut Ibtida. Untuk menjaga makna ayat-ayat yang dibaca, perlu diketahui di mana waqaf baik atau boleh dilakukan. Ibtida bisa dilakukan pada kata setelah waqaf atau sebelumnya, bergantung pada sifat waqaf itu. Jika waqaf itu baik atau dibolehkan maka ibtida dapat dilakukan pada kata setelah waqaf, namun jika waqaf itu salah atau tidak baik maka ibtida dilakukan pada kata atau tempat sebelum waqaf demi tidak merusak makna ayat yang dibaca. Adakalanya waqaf terpaksa dilakukan, karena sesuatu hal yang tidak dapat dihindari, di tempat yang salah atau tidak baik. Jika terjadi hal seperti itu maka yang penting diperhatikan yaitu cara ibtida, bahwa ibtida dilakukan pada kata atau tempat sebelum waqaf yang terpaksa dilakukan itu. Mengenai waqaf pada akhir ayat terdapat perbedaan pendapat mengingat tidak semua ayat Al-Qur’an berakhir sebagai suatu kalimat yang utuh, atau jika tidak dibaca bersama ayat berikutnya akan memberikan makna yang salah. Contoh ayat keempat dari Surat Al-Ma‘uun, yang terjemahnya berbunyi ”maka kecelakaanlah bagi orangorang yang shalat”, sementara ayat kelima berbunyi ”yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya”. Sebagian ulama mengatakan boleh waqaf pada akhir ayat tanpa melihat maknanya sebagai sesuatu yang bersifat sunnah, sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa baik atau tidak melakukan waqaf pada akhir ayat bergantung pada maknanya atau keutuhan kalimatnya. Mengingat tidak semua yang membaca Al-Qur’an mengerti bahasa Arab, para ulama memberi tanda-tanda tempat waqaf sebagai panduan. Pada cetakan Al-Qur’an yang berbeda bisa saja ditemui tempat-tempat waqaf yang berbeda dikarenakan perbedaan pendapat ulama yang menentukannya. Melihat sifatnya yang relatif seperti itu maka, tanda-tanda tempat waqaf itu tidaklah mutlak harus diikuti, khususnya oleh mereka yang memahami bahasa Arab. Namun, mereka yang tidak memahami bahasa Arab sebaiknya mengikuti tanda-tanda tempat waqaf yang telah dibuat oleh para ulama tersebut. Berikut ini tanda-tanda tempat waqaf beserta maksud praktisnya; perhatikan bahwa pada suatu cetakan Al-Qur’an belum tentu semua tanda-tanda itu ditemui. Adapun tanda-tanda tersebut adalah seperti tabel berikut:
20
Tanda-tanda waqaf dan ibtida’ dalam al Quran Tanda
Keterangan sangat baik waqaf lebih baik waqaf hadir sepasang, waqaf pada salah satu boleh waqaf atau washal ada sebagian kecil ulama yang membolehkan waqaf tidak baik waqaf lebih baik washal
Beberapa contoh tanda waqaf dalam ayat alQuran : Surat Al-Baqarah ayat 2
Surat Al-Baqarah ayat 26
Surat An-Nahl ayat 38
21
Surat An-Nahl ayat 64
Surat Al-A‘raaf ayat 172
Surat An-Nisaa’ ayat 171
Selain waqaf ada lagi perhentian yang disebut saktah. Berbeda dari waqaf, pada saktah tidak dilakukan pengambilan nafas. Juga, perhentian pada saktah dilakukan tidak lebih lama dari dua harakat. Setelah melakukan saktah membaca dilanjutkan pada kata setelah saktah. Tempat saktah ditandai oleh huruf
22
Contoh saktah yaitu: Surat Al-Qiyaamah ayat 27
Surat Al-Muthaffifiin ayat 14
Perhatikan bahwa karena membaca berhenti maka huruf tempat saktah di atas tidak diidghaamkan ke dalam huruf
mati dan
pada