IV. PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP
A. Masalah Lingkungan Hidup yang Dihadapi Manusia Berbagai bentuk aktivitas pembangunan dilakukan manusia guna mencukupi kebutuhan hidup yang makin meningkat seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk. Aktivitas pembangunan pada umumnya berkaitan erat dengan peningkatan penggunaan sumberdaya alam. Pemanfaatan sumberdaya alam baik sumberdaya alam hayati maupun non hayati oleh manusia, lebih-lebih yang dilakukan dengan cara kurang bijaksana dapat menimbulkan permasalahan lingkungan hidup berupa terjadinya perubahan atau penurunan kualitas bahkan kerusakan ekosistem, yang cepat atau lambat akibatnya akan dirasakan oleh manusia. Di camping itu, pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat dan laju pembangunan yang pesat, khususnya di bidang pembangunan fisik, teknologi dan industri seringkali menimbulkan pengaruh merugikan terhadap sistem ekologik, misalnya berupa terjadinya degradasi atau pencemaran lingkungan. Permasalahan di bidang lingkungan hidup yang dihadapi manusia di berbagai penjuru bumf sekarang ini merupakan masalah yang sudah sangat komplek. Walaupun demikian, secara umum masalah tersebut dapat dikatakan merupakan interaksi dari tiga masalah utama lingkungan hidup yaitu: 1.
pertumbuhan populasi manusia,
2.
peningkatan penggunaan sumberdaya,
3.
pencemaran lingkungan. Ketiga masalah utama di bidang lingkungan hidup tersebut sating berkaitan satu
dengan yang lain dan dapat digambarkan dalam bentuk segitiga krisis seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Universitas Gadjah Mada
Gambar 4.1. Segitiga Krisis Permasalahan Lingkungan
A.1. Pertumbuhan populasi manusia Pertambahan kuantitas sesuatu pada umumnya dapat digambarkan dengan deret aritmatika yang makin meningkat dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. Populasi manusia di bumi pada kenyataannya bertambah mengikuti deret eksponensial atau deret geometrik, yang meningkat dengan cara penggandaan 1, 2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya. Pertumbuhan eksponensial dapat digambarkan dengan halaman pada sebuah buku. Satu halaman buku tebal kertasnya sekitar 0,1 milimeter, kemudian setelah satu halaman yang tipis tersebut mengalami penggandaan sebanyak 12 kali, ketebalan kertas halaman buku menjadi sekitar 410 milimeter; dan setelah 20 kali mengalami penggandaan, tebalnya menjadi sekitar 105 meter. Setelah 42 kali mengalami penggandaan, ketebalan kertas halaman buku telah mencapai jarak dari bumi ke bulan, yaitu 386.400 kilometer. Setelah mengalami penggandaan 51 kali, ketebalan kertas halaman buku telah mencapai matahari, yaitu sekitar 149 juta kilometer dari permukaan bumi.
Universitas Gadjah Mada
Gambar 4.2. Kurva-J Pertumbuhan Penduduk Bumi (Sumber: Miller, 1985 dengan Modifikasi) Jika pertumbuhan eksponensial atau pertumbuhan geometrik diplotkan pada sebuah grafik, akan menghasilkan suatu kurva eksponensial, atau kurva-J, seperti yang berlaku pada populasi manusia pada Gambar 4.2. Gambar tersebut menunjukkan perlu waktu 2-5 juta tahun untuk mencapai 1 milyar pertama jumlah penduduk bumi, 80 tahun untuk bertambah menjadi 2 milyar, 30 tahun untuk bertambah menjadi 3 milyar, dan hanya 15 tahun untuk bertambah menjadi 4 milyar. Selanjutnya juga hanya perlu waktu 15 tahun (1975-1990) untuk bertambah menjadi 5 milyar, dan hanya 10 tahun (1990-2000) untuk bertambah menjadi 6 milyar. Pada tahun 2007 yang akan datang diprakirakan
Universitas Gadjah Mada
penduduk bumi berjumlah 7 milyar sehingga hanya perlu waktu 7 tahun untuk bertambah 1 milyar penduduk dari 6 milyar menjadi 7 milyar. Rata-rata jumlah kelahiran hidup penduduk bumi dewasa ini sekitar 249 jiwa/menit, atau sekitar 358.000 jiwa/hari, sedangkan rata-rata jumlah kematian hanya 101 jiwa/menit, atau 146.000 jiwa/hari. Dengan kata lain, tiap hari jumlah yang lahir 2,5 kali lebih banyak daripada jumlah yang mati, dan setiap hari penduduk bumi bertambah sebanyak 212.000 jiwa.
A.2. Peningkatan penggunaan sumberdaya alam Unsur lingkungan hidup terdiri atas empat macam sumberdaya, yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati, dan sumberdaya buatan (UU No.23 Tahun 1997). Sumberdaya alam adalah semua bentuk materi atau energi yang dihasilkan dari lingkungan fisik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumberdaya alam (natural resource) atau seringkali hanya disebut dengan istilah sumberdaya (resource) dapat dibedakan menjadi sumberdaya alam yang dapat diperbarui dan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumberdaya dapat diperbarui (renewable resource) adalah sumberdaya yang berasal dari sumber tidak ada habisnya, atau sumberdaya yang dapat diperbarui dan pulih kembali dalam waktu relatif cepat oleh proses alami atau buatan jika dikelola dengan balk. Sumberdaya yang dapat dimasukkan ke dalam golongan sumberdaya dapat diperbarui antara lain: tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup lainnya; udara segar, air tawar, dan tanah subur; energi surya, energi angin, energi aliran air, serta energi pangs dan gelombang laut. Sumberdaya tidak dapat diperbarui (non renewable resource) adalah sumberdaya yang tidak dapat pulih kembali oleh proses alam atau laju pemulihan kembali lebih lambat daripada laju penggunaannya. Contoh sumberdaya yang termasuk sumberdaya tidak dapat diperbarui: berbagai mineral logam (misalnya: Ag, Au, Fe, Ni, Cu, Zn, dan lain-lain) serta mineral-mineral non logam (misalnya: bahan bakar fosil, lempung, pasir, garam, dan lain-lain).
Universitas Gadjah Mada
Penggunaan sumberdaya akan makin meningkat seiring dengan makin bertambahnya populasi manusia, dan peningkatan penggunaan sumberdaya tersebut cenderung makin dipercepat dengan makin naiknya standar serta mutu hidup manusia. Sebagai contoh, negara-negara Barat, Jepang, dan negaranegara yang dulu tergabung dalam Uni Sovyet dengan jumlah penduduknya hanya sekitar seperempat penduduk bumi, menggunakan sebanyak 80% dari seluruh konsumsi sumberdaya alam dunia. Amerika Serikat sendiri yang penduduknya hanya sekitar 5% penduduk bumi, menghasilkan sekitar 21% dari seluruh barang dan jasa dunia, menggunakan sekitar 30% sumberdaya alam olahan, dan menghasilkan sekurang-kurangnya sepertiga bagian pencemaran lingkungan dunia.
B. Pencemaran Lingkungan Sejak dahulu, bahkan hingga scat ini, sebagai akibat perbedaan latar belakang para pakar yang membahas masalah pencemaran lingkungan serta titik tolak pembahasan yang diajukan, terdapat beberapa pengertian dan definisi tentang pencemaran lingkungan yang agak berlainan satu dengan yang lain. Berikut ini beberapa contoh pengertian dan definisi pencemaran lingkungan yang terdapat di berbagai pustaka: 1. Pencemaran lingkungan adalah perubahan yang tidak diinginkan pada sifatsifat fisik, kimia atau biologik udara, tanah dan air yang kemungkinan dapat berpengaruh membahayakan kehidupan manusia atau jenis-jenis organisme berguna, proses industri, sifat kehidupan dan nilai budaya, atau yang kemungkinan dapat merusakkan atau memperburuk sumberdaya alam yang kita miliki (Odum 1971). 2. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan tertentu udara, air atau lapisan tanah yang disebabkan adanya bahan-bahan dalam bentuk dan jumlah tertentu yang mempunyai potensi mengganggu kesehatan, merusak kehidupan hewan dan tumbuhan, menimbulkan gangguan terhadap panca
Universitas Gadjah Mada
indera, atau yang dalam batas-batas tertentu tidak dapat diterima secara sosial (Rachwartono dalam Suhadi 1975). 3.
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa pengotoran atau pemburukan terhadap segala sesuatu yang menjadi sasarannya (Dirdjosisworo 1979).
4.
Pencemaran lingkungan adalah hadirnya bahan-bahan tidak semestinya dalam jumlah tertentu atau unsur-unsur alami dalam konsentrasi sangat tinggi, pada kadar yang dapat menyebabkan efek-efek tidak dikehendaki seperti iritasi saluran pernafasan, kerusakan atau perubahan ekologik (Martin 1976 dalam Mason 1981).
5.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya bahan buangan atau kelebihan energi ke dalam lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia, yang secara Iangsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, lingkungan, keluarga, pekerjaan dan segala segala sesuatu yang berhubungan dengan hal itu (Dix 1981).
6.
Pencemaran lingkungan adalah dimasukkannya bahan-bahan atau kelebihan energi ke dalam lingkungan oleh manusia yang dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia, kerugian terhadap sumberdaya hayati dan sistem ekologik, kerusakan pada suatu bangunan atau fasilitas, atau gangguan terhadap fungsi normal lingkungan (Holdgate 1979 dalam Mason 1981).
7.
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa terjadinya perubahan lingkungan oleh segala sesuatu yang sifatnya membahayakan kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ini, baik karena tingkah laku manusia maupun karena peristiwa alamiah (Anwar 1983).
8.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga
menyebabkan
kualitasnya
lingkungan
hidup
turun tidak
sampai dapat
ke
tingkat
berfungsi
tertentu sesuai
yang
dengan
peruntukannya (UU No. 23 Tahun 1997).
Universitas Gadjah Mada
Pencemaran lingkungan sangat bervariasi. Macam pencemaran lingkungan dapat ditinjau berdasarkan sumber pencemarnya, bahan pencemarnya, dan sasarannya. Berdasarkan sumber pencemarannya, pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi: 1.
Pencemaran pertanian Pencemaran pertanian dapat disebabkan oleh kegiatan pertanian sejak proses pengolahan tanah, pemupukan, penggunaan pestisida hingga penanganan pasca panen. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat menimbulkan erosi tanah yang pada akhirnya partikel-partikel tanah dapat terbawa aliran air masuk ke badan perairan
sehingga
menyebabkan
peningkatan
kekeruhan
(turbiditas)
air.
Sebagian pupuk yang digunakan untuk pemupukan tanaman pertanian dapat terbawa aliran air dan masuk ke badan perairan sehingga dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara dan eutrofikasi. Sisa dan residu pestisida yang digunakan dalam kegiatan pertanian apabila sampai ke badan perairan dapat menyebabkan terjadinya biomagnifikasi (biomagnification) yaitu akumulasi bahan toksik dalam rantai atau jaring-jaring makanan. 2.
Pencemaran industri Pencemaran industri dapat disebabkan oleh buangan limbah organik atau anorganik, baik yang berupa benda gas, cair maupun padat. Limbah industri yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) perlu diperhatikan dan ditangani dengan serius mengingat ancaman bahaya yang dapat ditimbulkan bahan tersebut terhadap kehidupan.
3.
Pencemaran perkotaan Pencemaran perkotaan dapat disebabkan oleh limbah atau buangan dari kegiatan transportasi, perhotelan, rumah makan, rumah sakit dan lain-lain.
4.
Pencemaran rumahtanqga Pencemaran rumahtangga atau pencemaran domestik dapat disebabkan oleh limbah kegiatan mandi, mencuci, memasak dan kegiatan rumah tangga lainnya. Contoh kegiatan rumah tangga yang berpotensi menimbulkan pencemaran air yang cukup serius yaitu meluasnya penggunaan deterjen
Universitas Gadjah Mada
sintetik. Pencemaran air oleh deterjen dapat menyebabkan permukaan air tertutup
oleh
lapisan
buih
atau
busa
sehingga
dapat
membahayakan
kelangsungan hidup berbagai organisme air. Macam pencemaran lingkungan berdasarkan bahan pencemarnya: 1.
Pencemaran fisik Pencemaran fisik dapat disebabkan oleh debu, asap atau suara/bising.
2.
Pencemaran kimia Pencemaran kimia dapat disebabkan oleh berbagai zat kimia baik organik maupun anorganik.
3.
Pencemaran biologik Pencemaran biologik dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, spora, serbuksari, protozoa, casing dan lain-lain.
4.
Pencemaran fisiologik Pencemaran fisiologik dapat berupa bau dan rasa yang tidak enak (tidak alami).
Berdasarkan sasaran atau obyek yang dicemari, pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi: 1.
Pencemaran udara Pencemaran udara dapat disebabkan oleh berbagai jenis gas misalnya karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), oksida belerang (SOX), dan oksida nitrogen (N0 x); debu, asap, suara/bising dan lain-lain. Pencemaran udara oleh SOX dan NO dapat menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain) yang merugikan kehidupan organisme balk organisme darat maupun organisme air.
2.
Pencemaran tanah atau lahan Pencemaran tanah dapat disebabkan antara lain oleh pembuangan sampah yang tidak dapat atau sukar terurai dan zat-zat kimia beracun.
Universitas Gadjah Mada
3.
Pencemaran air Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai zat pencemar yang masuk ke dalam air baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya malalui udara atau tanah.
4.
Pencemaran budaya Pencemaran budaya dapat disebabkan oleh introduksi dan pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma agama, sosial, hukum atau adat setempat.
C. Hukum Termodinamika dan Pencemaran Lingkungan Hukum Termodinamika I atau sering juga disebut sebagai Hukum Konservasi Energi (The Law of Energy Conservation) menerangkan bahwa energi tidak dapat dicipta atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain. Hukum Termodinamika II atau yang sering disebut sebagai Hukum Entropi Energi (The Law of Energy Entropy) menerangkan bahwa dalam setiap proses pengubahan energi tidak pernah tercapai efisiensi 100% tetapi selalu terdapat entropi atau sisa energi yang tidak terpakai. Sesuai dengan isi Hukum Termodinamika II, terjadinya pencemaran lingkungan hidup dengan segala bentuknya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan atau dihilangkan sama sekali. Entropi atau limbah yang masuk ke dalam lingkungan, apabila mencapai jumlah tertentu sehingga melampaui kemampuan lingkungan untuk mendegradasi atau menguraikannya, maka dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan atau bahkan pencemaran lingkungan. Selain disebabkan oleh hal-hal seperti yang terdapat dalam berbagai pengertian dan definisi tentang pencemaran lingkungan, terjadinya pencemaran lingkungan juga dapat dijelaskan dengan diagram alir sebagai berikut:
Universitas Gadjah Mada
(Sumber: Dix 1981 dengan modifikasi)
Dilihat dari sudut pandang biologik Miller (1986) membedakan bahan pencemar lingkungan menjadi dua kelompok: 1. Bahan pencemar dapat terurai (degradable pollutants): adalah bahan pencemar yang dapat didekomposisi, dihilangkan, atau dikonsumsi dan kemudian direduksi ke tingkat yang dapat diterima balk oleh proses slam maupun sistem buatan manusia, misalnya: instalasi pengolahan limbah. Bahan pencemar dapat terurai dapat dibedakan menjadi dua: a. Bahan pencemar cepat terurai (nonpersistent pollutants), contoh: tinja serta sisasisa hewan dan tumbuhan.
Universitas Gadjah Mada
b.
Bahan pencemar lambat terurai (persistent pollutants), contoh: bahan radioaktif dan berbagai senyawa organik seperti: dichloro diphenyl trichloroethane (DDT), polychlorinated biphenyls (PCBs) dan plastik.
2. Bahan pencemar tidak dapat terurai (nondegradable pollutants): adalah bahan pencemar yang tidak dapat dihancurkan oleh proses alam, contoh: merkuri (Hg), timbal (Pb) dan senyawa-senyawanya serta beberapa jenis plastik. Berbagai jenis bahan pencemar Iingkungan, khususnya yang berupa unsur atau senyawa kimia jika ditinjau berdasarkan tingkat bahayanya dapat dibedakan menjadi: 1. Bahan pencemar tanpa ambang batas (nonthreshold pollutants): adalah bahan pencemar yang berbahaya terhadap makhluk hidup tertentu pada setiap konsentrasi, contoh: merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), dan beberapa senyawanya. 2. Bahan pencemar dengan ambang batas (threshold pollutants): adalah bahan pencemar yang berbahaya jika ada di atas konsentrasi ambang batas, contoh: DDT dan arsen (As).
Secara umum pencemaran Iingkungan dapat menyebabkan degradasi dan/atau kerusakan fungsi alami biosfer. Bentuk kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kerusakan kesehatan manusia yang disebabkan oleh adanya zat-zat kimia tertentu di dalam udara, makanan dan air, serta radioaktivitas. 2. Kerusakan Iingkungan alam yang mempengaruhi vegetasi, hewan, tanaman budidaya, tanah dan air. 3. Kerusakan kualitas estetika lingkungan yang disebabkan oleh asap, uap kimia, debu, suara, timbunan sampah dan kelalaian manusia. 4. Kerusakan yang disebabkan oleh efek pencemaran jangka panjang yang pengaruhnya tidak segera dapat dilihat dengan nyata.
Universitas Gadjah Mada
Salah satu hal yang menyebabkan masalah pencemaran lingkungan harus ditangani dengan serius dan dilakukan secara terpadu yaitu adanya kenyataan bahwa pencemaran lingkungan tidak mengenal batas wilayah (pollution knows no national boundary), baik wilayah kecil seperti desa dan kecamatan maupun wilayah besar seperti negara). Disamping itu juga perlu diwaspadai adanya upaya penyebaran pencemaran
lingkungan
dari
negara-negara
maju
ke
negaranegara
sedang
berkembang akibat adanya gerakan ekologi dangkal (shallow ecology movement) serta kecenderungan negara-negara maju (negara industri) memindahkan kegiatan teknologi dan industri yang mencemari lingkungan ke negara-negara sedang berkembang.
Universitas Gadjah Mada