Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
Hanya mitos, Israel memiliki kekuatan luar biasa yang tidak bisa dikalahkan. Baru tiga minggu bertempur mereka kerepotan dan akhirnya mengumumkan gencatan senjatan sepihak. Mereka kalah.
{mosimage}Israel mulai tak tahan dengan perang yang sudah berlangsung selama tiga pekan. Memasuki hari ke-22, Israel secara sepihak meng-umumkan gencatan senjata. Israel beralasan Hamas sudah berhasil dikalahkan. Padahal fakta di lapangan menunjukkan justru tentara Israel yang kedodoran.
Pejabat Gerakan Perla-wanan Islam Palestina (Hamas) menyatakan, gencatan senjata sepihak yang diumumkan Rezim Zionis Israel menunjukkan keka-lahan rezim ini dalam mengha-dapi pejuang Palestina. Anggota Biro Politik Hamas, Mohammad Nazzal Sabtu (17/1) kepada Televisi Al-Alam mengatakan, pernyataan gencatan senjata sepihak Israel menunjukkan serangan rezim ini ke Gaza selama ini gagal dan tidak berhasil melumpuhkan perlawanan peju-ang Palestina. Israel telah gagal mencapai tujuannya melalui jalur militer dan politik.
Pernyataan gencatan senja-ta diumumkan oleh Perdana Menteri Israel Sabtu (17/1) di Markas Besar Angkatan Darat Israel di Tel Aviv. Ia mengklaim kondisi di Jalur Gaza Saat ini sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkannya. "Kondisi yang telah diciptakan saat ini sudah mencapai tujuan kami sepenuhnya, bahkan lebih," ujar Olmert seraya menambahkan gencatan senjata ini merupakan permintaan Presiden Mesir Husni Mubarak. Kendati mengaku akan melakukan gencatan senjata mulai Ahad (18/1) pukul 02.00, tentara Israel tidak akan ditarik dari Jalur Gaza.
Pejuang Hamas sendiri akan terus berjuang mengusir tentara Zionis. Nawaf At-Takruri, salah seorang pejabat Hamas kepada Al-Alam mengatakan, jika serda-du Israel masih berada di wilayah Gaza usai pengumuman gen-catan senjata, maka perjuangan anti-Zionis akan terus berlanjut.
Deputi Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzuk, kepada televisi Suriah menyatakan menerika gencatan senjata. Hanya saja Hamas memberi waktu satu minggu kepada Israel untuk menarik pasukannya dari Jalur Gza. Jika tidak, para pejuang akan menyerang posisi-posisi militer Israel. Hamas juga meminta Israel membuka seluruh blokade Gaza.
1/7
Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
"Gencatan senjata unilateral tidak berarti mengakhiri agresi dan mengakhiri pengepungan (Israel). Ini tak berarti mengakhiri pertahanan kami," ujar juru bicara Hamas Fawzi Barhoum seperti dilansir Reuters, Minggu (18/1/ 2009). Hamas tetap pada tuntutannya yakni Israel mem-buka blokade perdagangan yang selama ini dilakukannya di Jalur Gaza dan penarikan pasukan Israel secara penuh.
Perwakilan Hamas di Liba-non, Osama Hamdan mengata-kan, pertahanan akan terus dilakukan selama pasukan Israel bertahan di Jalur Gaza. "Jika militer Israel melanjutkan kebera-daannya di Jalur Gaza, itu adalah pintu lebar bagi pertahanan untuk melawan kekuatan pendu-dukan," tegas Hamdan. Dan itu terbukti, pada Ahad (18/1) Hamas terus saja meluncurkan roketnya ke wilayah Israel.
Sebelumnya, Kepala Biro Politik Gerakan Hamas Khaled Misy'al menegaskan bahwa faksi-faksi perlawanan Palestina, beta-papun kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza, tidak akan menerima syarat-syarat Israel untuk meng-hentikan serangan. Karena per-lawanan di tanah Gaza belum kalah dan Israel telah gagal di lapangan. Ia mengatakan, “Israel hari ini telah menjadi lemah untuk memenangkan atas perlawanan. Bagaimana kalau menghadapi umat yang bersatu.” Ia menilai Amerika saat ini tidak lagi memi-liki hegemoni dan bisa memaksa-kan syarat-syarat kepada Pales-tina. Amerika telah mengalami krisis akibat perlawanan Irak.
Misy'al meminta negara-negara Arab untuk mengambil alternatif-alternatifnya dan mem-perlakukan Amerika sebagai musuh. Kepada para pemimpin Arab, Misy'al menegaskan, hak bangsa Palestina melakukan perlawanan dan memperkuat perjuangan rakyatnya sampai penjajah hengkang. “Kami serukan untuk menghentikan segala bentuk normalisasi dan hubungan dengan Israel dengan segala bentuknya, melakukan boikot terhadap Israel.”
Sinyal Kekalahan
{mosimage}Sebelum Israel meng-umumkan gencatan senjata sepihak, sudah ada tanda-tanda militer ingin segera mengakhiri pertempuran di lapangan khu-susnya pertempuran darat.
2/7
Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
Tekanan yang bertubi-tubi kepada Hamas justru membuat para pejuang Hamas meluncur-kan roket-roketnya ke wilayah Israel dengan lebih massif dengan kemampuan jelajah roket yang jauh dari perkiraan.
Sabtu (17/1), pasukan penjajah Zionis Israel mengakui sebuah pabrik dan sejumlah bangunan di beberapa pemu-kiman Yahudi hancur dalam serangan roket Grad dan al Qassam. Sebanyak 5 orang Israel terluka dan 15 lainnya shock berat. Demikian seperti disiarkan radio Israel.
Pengakuan ini datang sete-lah Brigade al Qassam, sayap militer Hamas, menegaskan telah menggempur pemukiman Yahu-di Ashdod dan Karyat Malakhi dengan dua roket Grad. Sebelum-nya al Qassam menggempur perlawanan Yahudi Karyat Gat dan pangkalan udara Hatzur dengan roket Grad, kota Karyat Gat dengan roket Grad, pang-kalan pasukan artileri di timur al Buraij dengan roket Qassam, pemukiman Neir Ishak dengan dua roket Qassam dan Mevtahim dengan dua roket lainnya.
Al Qassam menegaskan serangan itu dilakukan dalam rangkaian “perang pembeda” untuk menghadapi agresi yang dilancarkan Zionis Israel ke Jalur Gaza. Juga sebagai balasan atas pembantaian berkelanjutan yang sudah mengakibatkan 1151 gugur dan lebih dari 5000 lainnya terluka. Mereka bertekad akan terus menggempur pos-pos militer, kota-kota Israel dan pemukiman-pemukiman Yahudi selama agresi masih ada.
Pembicaraan di kalangan militer Israel sendiri mulai mengarah dengan kuat ke penghentian agresi ke Jalur Gaza setelah dua pekan dimulai. Mereka tidak mau terpeleset dalam fase terjebak yang sulit keluar. Hal itu dikaitkan dengan kritikan yang semakin kuat dari komandan-komandan militer Israel dan media mereka di mana target agresi Israel semakin tidak jelas atau mustahil mewujud-kannya. Perpecahan juga terjadi antara Olmert, Barack dan Livni soal jalan keluar dari agresi yang dilematis ini.
Panglima perang Israel Gabi Eskanzi menegaskan tidak ingin perang diperluas dan tim pasukan cadangan tidak perlu didikerahkan ke Jalur Gaza. Seorang pengamat menye-butkan bahwa Eskanzi justru ingin menghentikan serangan dan tidak masuk dalam fase ketiga. Para pengamat Israel Nahom Barneng dan Simon Shaver menegaskan bahwa Menhan Israel menolak melanjut-kan agresi militer Israel ke Jalur Gaza. Mereka menegaskan bahwa operasi militer menye-babkan perbedaan tajam terjadi di Israel. Barack sendiri ingin menghindari operasi darat Israel di Jalur Gaza.
3/7
Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
Pengamat strategi Israel Rofen Bedzor menegaskan bah-wa target militer Israel semakin tidak jelas dalam agresi ini sejak awal. Ia menyebutkan sejumlah kesalahan militer Israel dalam agresi ke Jalur Gaza. Kesalahan itu pada perencanaan militer Israel karena memulai serangan Israel ke titik yang sulit dicapai oleh Israel sehingga Israel hanya bisa menghancurkan melalui udara. Bahkan setelah 100 target sudah dicapai Israel, Hamas belum menyerah terhadap Israel.
Fakta di lapangan menun-jukkan Hamas dan faksi-faksi perlawanan lainnya tetap tegar. Bahkan mereka memiliki kemam-puan memukul balik agresi Israel. Terbukti beberapa kali pasukan darat Israel kedodoran meng-hadapi jebakan-jebakan para pejuang. Sementara rakyat Pales-tina sendiri memiliki kemampuan dalam bertahan dengan baik di tengah kebrutalan Israel.
Media-media Barat dan internasional telah memprediksi bahwa agresi Israel ke Jalur Gaza akan berakhir dengan kegagalan. Menurut media internasional, tidak mungkin Israel bisa mewu-judkan kemenangan terhadap gerakan Hamas berdasarkan sejumlah penelitian dan penga-matan sejumlah strategi dan taktik gerakan perlawanan Hamas dan taktik militer Israel serta perkembangan pertem-puran yang ada.
Harian The Washington Post (10/1) dalam editorialnya berjudul “Persimpangan jalan di Gaza” menyatakan, agresi Israel ke Jalur Gaza akan gagal. Sebab Hamas tidak mungkin dihabisi dengan sarana militer. Harian yang bermarkas di Amerika ini menyebutkan bahwa Israel ingin mengurangi kemampuan militer Hamas dalam hal militer dan memaksa mereka menerima gencatan senjata dengan syarat yang lebih sesuai keinginan Israel. Namun Hamas menun-jukkan mereka menang dalam bertahan menghadapi Israel dan menolak permainan Israel itu.
Sementara itu kantor berita Reuters menyebutkan, keme-nangan Israel di Gaza adalah tujuan yang jauh dari kenyataan. Dalam laporan hasil investi-gasinya (12/1), Reuters menulis, jika dilakukan gencatan senjata di Jalur Gaza maka pertanya-annya siapa yang menang? Maka akan dikaitkan lebih banyak kepada kehancuran dan pembu-nuhan.
Namun demikian Israel tidak akan bisa memastikan jawabannya langsung atau pasti. Para pengamat memprediksi bahwa pengertian kemenangan menurut Israel masih jauh dari yang ingin diwujudkan sesuai dengan laporan investigasi. Sebab target perang seperti yang diumumkan Israel tidak tercapai. Yakni mengakhiri serangan roket perlawanan Palestina ke
4/7
Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
Israel. Kantor berita yang bermarkas di Inggris ini menyimpulkan bahwa meng-habisi Hamas menjadi tujuan sangat sulit dicapai dan Israel tidak akan bisa mewujud-kannya apalagi di tengah tekanan dunia internasional agar ikut menghentikan serangan Israel.
Kesimpulan Reuters ini sama dengan Harian Dear Stan-dar berbasis di Austria. Harian ini menilai, agresi Israel hanya perang klasik di mana Israel mengandalkan kekuatan militer menghadapi kelompok perla-wanan yang bukan lagi ber-perang dengan senjata dan strategi klasik. Dengan cara seperti ini Israel tidak akan bisa mewujudkan targetnya dalam menghabisi Hamas.
Pada pekan kedua sejak perang dilancarkan, media-media Israel banyak melansir tuntutan dihentikannya agresi ke Jalur Gaza. Harian Yediot Aharonot meminta dihentikan-nya perang dan harian Haaretz yang meminta agar Israel mengambil prakarsa Mesir dan Sarkozi. Mereka sangat khawatir dengan kemampuan tentaranya menghadapi perlawanan pejuang Palestina.
Haaretz dalam redaksional-nya menegaskan bahwa setiap perang ke Gaza digelar maka alat-alat tempur Israel akan terjebak dalam kubangan, seperti halnya yang terjadi di Libanon. Di mana Israel menjerumuskan pasukan Israel ke dalam aksi pembunuhan sipil dan menjerumuskan pasu-kan Israel dalam bahaya. Kondisi ini akan menyebabkan front internal Israel lemah.
Luka Mendalam
Kendati Israel menyatakan gencatan senjata, bukan berarti luka warga Palestina terobati. Justru luka itu meninggalkan bekas yang tidak akan pernah terhapus seumur hidup. Memasuki hari ke-22 agresi militer Zionis Israel ke Jalur Gaza, korban terus berjatuhan. Sudah lebih dari 1200 Palestina gugur syahid, lebih dari separuhnya dari kalangan anak-anak, wanita dan orang lanjut usia. Sementara jumlah korban yang terluka mencapai lebih dari 5.300 jiwa.
Direktur Pela-yanan Ambulan dan Emergency Depar-temen Kesehatan Palestina, Dr.
5/7
Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
Mu-awiyah Hasanain, seperti yang dilansir Infopalestina, Sabtu (16/01) pagi, mengatakan jumlah korban yang gugur syahid me-ningkat mencapai lebih 1200 syuhada, 410 di antaranya anak-anak, 108 kaum wanita dan 118 orang tua. Itu artinya 55 persen korban yang meninggal adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
Muawiyah menambahkan, ada sejumlah korban luka yang meninggal akibat luka bakar sangat parah karena terkena senjata pemusnah yang dilarang dunia internasional yang diguna-kan pasukan penjajah Israel. “Saya belum pernah menyak-sikan seperti ini sebelumnya. Bom ini membuat tubuh manusia meleleh dan hanya tinggal kerangka tulang,” katanya. Ia menambahkan, di daerah Tel Islam (Tel Hawa), di gang dan menara yang mendapatkan gempuran, ada zat yang menye-rupai puder dan serbuk yang berdampak efek samping mema-tikan. Di antaranya sulit bernafas dan tidak mampu bernafas serta panas yang sangat tinggi yang bekerja menguraikan tubuh. Ia menyatakan selama memberikan pelayanan di rumah sakit-rumah sakit di sana ada banyak korban yang anggota tubuh mereka bagian atas dan bawah terurai (meleleh) dan harus diamputasi. Ada tujuh orang gugur akibat terkena efek panas yang sangat tinggi yang me-ngenai mereka. Senjata ini sama dengan yang digunakan pasukan Amerika di Irak tepatnya dalam perang bandara yang kedua pada 4 Juni 2003.
Selain itu penjajah Israel juga menghancurkan 17 fasilitas kese-hatan. Di antaranya adalah rumah sakit al Quds dan pusat pelayanan ambulan dan emer-gency Palang Merah Internasional. Sebanyak 300 pasien di rumah sakit tersebut dibawa ke rumah sakit as Shifa di kota Gaza.
Kekejian mereka juga ditunjukkan dengan melepaskan anjing-anjingnya untuk mema-kan jenazah korban Palestina. Mereka juga dengan biadab mencacah tubuh warga Palestina yang sudah meninggal.
Solusi Permanen
Boleh jadi saat ini Israel menghentikan serangannya, tapi bukan berarti ini akan meng-akhiri penjajahannya di bumi Palestina. Zionis bisa kapan saja kembali dengan biadab memus-nahkan bangsa Palestina dan mengerahkan mesin-mesin perangnya. Karena itu, tidak
6/7
Israel Bisa Dikalahkan
Friday, 30 January 2009 05:29
ada jalan lain untuk menyelesaikan konflik Palestina ini kecuali mengusir Israel.
Caranya dengan jihad dan khilafah. Jihad adalah bahasa yang bisa dimengerti oleh Israel karena mereka tidak mengerti bahasa perdamaian. Dan kaum Muslimin memiliki potensi yang besar untuk itu, dengan syarat ada persatuan umat. Dengan Hizbullah saja Israel kalah, apalagi jika harus menghadapi kaum Muslimin dengan sema-ngat juangnya untuk mencari syahid di jalan Allah.
Persatuan itu akan terwu-jud jika kaum Muslim kembali bahu membahu membangun institusi yang pernah dicontoh-kan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin serta khalifah berikutnya yakni Daulah Khilafah Islamiyah. Hanya dengan persatuan yang diwadahi dalam Daulah Khilafah inilah eksistensi kaum Muslim sebagai umat terbaik akan terwujud. Lebih dari itu, Islam dan kaum Muslim akan kembali menemukan kemuliaannya. Allahu Akbar![] mujiyanto/www.m ediaumat.com
7/7