Menyambut Keagungan Ramadhan Written by Friday, 06 August 2010 04:30
Tanpa terasa, waktu demi waktu berlalu dengan cepatnya, dan beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan hadir kembali di tengah-tengah kaum muslimin.Kehadiran Ramadhan memberikan pengharapan dan optimisme kepada setiap umat muslim, karena ia akan membawa kenikmatan jiwa dan rohaniah dalam kehidupan ini.
Tanpa terasa, waktu demi waktu berlalu dengan cepatnya, dan beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan hadir kembali di tengah-tengah kaum muslimin.Kehadiran Ramadhan memberikan pengharapan dan optimisme kepada setiap umat muslim, karena ia akan membawa kenikmatan jiwa dan rohaniah dalam kehidupan ini.
Dalam menyambut kehadiran bulan Ramadhan, orang-orang beriman menyambutnya dengan penuh rasa gembira kekasihnya Ramadhan akan segera datang, sehingga perintah “shaum” yang diwajibkan Allah pada bulan itu dapat dikerjakannya dengan baik. Rasulullah SAW bersabda : “ Man fariha bidukhuli Ramadhan harramallalhu jasadahu alan niiran ”( Barang siapa bergembira dengan kehadiran bulan Ramadhan Allah SWT mengharamkan jasadnya disentuh api neraka ).
Tetapi sebaliknya ada pula orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan perasaan tidak senang, merasa terganggu, sebab kedatangannya dianggap akan merugikan dirinya, juga mengekang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya diluar bulan Ramadhan, seperti makan dan minum di siang hari, merokok dan sebagainya.
1/6
Menyambut Keagungan Ramadhan Written by Friday, 06 August 2010 04:30
Rasulullah SAW pernah bersabda ketika menjelang kehadiran bulan Ramadhan : “Wahai manusia, sesungguhnya akan didatangi oleh bulan yang sangat agung lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu kewajiban dan qiyam Ramadhan pada malam harinya merupakan sunnah.
Barang siapa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya, samalah dia dengan orang mengerjakan kewajiban di bulan lain. Dan barangsiapa menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, samalah dia mengerjakan tujuh puluh kewajiban di bulan lain. Bulan Ramadhan itu bulan sabar, sedangkan sabar pahalanya adalah surga….. (HR. Ibnu Khuzaimah).
Apabila Ramadhan datang, umat Islam dengan suka cita menyambut kedatangannya, serta menunaikan segala kewajiban dan amalan-amalan sunnah di dalamnya. Hal demikian dapat kita lihat di saat datangnya bulan Ramadhan. Umat Islam ada sebagian yang menyambut dengan mengadakan pengajian yang berkaitan dengan puasa Ramadhan, diskusi seminar dan lain-lain.
Para sahabat Nabi juga menyambut kehadiran bulan Ramadhan itu dengan sebutan “Marhaban Ya Ramadhan ” bukan dengan ucapan “ Ahlan Wasahlan Ya Ramadhan
2/6
Menyambut Keagungan Ramadhan Written by Friday, 06 August 2010 04:30
” sebab “ Ahlan ” itu artinya keluarga. Sedangkan “ Sahlan ” itu artinya mudah jalan menurun. Jadi sebutan : “ Marhaban Ya Ramadhan ” mengandung arti : “ Wahai Ramadhan engkau datang menemui dada yang lapang dan gembira, kamu datang, kami siap untuk diperbaiki jiwanya, kami datang, kami siap untuk diperbaiki jiwanya, kami siap mengambil bekal untuk menuju Allah SWT ”. Jadi wajarlah kalau Rasulullah menganjurkan untuk menyambut bulan Ramadhan itu dengan sebutan : “ Marhaban Ya Ramadhan ”.
Rasulullah SAW bersabda : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu dari segala bulan, maka hendaklah kita mengucapkan selamat datang kepadanya; telah datang bulan puasa dengan membawa segala rupa keberkahan, maka alangkah agungnya tamu yang datang ini ”. (HR. Ahmad)
Bulan Ramadhan juga menjadi bulan untuk pemusatan latihan bagi kaum muslimin agar mendapat derajat taqwa. Karena, taqwa mustahil dapat dicapai, apabila tanpa proses penyucian diri. Maka di bulan suci inilah kesempatan kita untuk beribadah kepada Allah SWT, dengan penuh khusyu’ dan kesungguhan, serta muhasabah diri dari segala perbuatan yang telah dilakukan selama sebelas bulan sebelumnya.
Bulan Ramadhan adalah merupakan bulan untuk melatih diri, melatih hawa nafsu, baik fisik maupun mental. Fisik dilatih tidak makan dan minum. Mentalnya dilatih untuk mampu
3/6
Menyambut Keagungan Ramadhan Written by Friday, 06 August 2010 04:30
mengekang hawa nafsu. Maka setelah melakukan ibadah puasa Ramadhan dengan baik akan tercipta mental dan karakter manusia menuju “insan” yang berbudi luhur, berakhlakul karimah.
Kewajiban Puasa dan Tujuannya
Puasa Ramadhan diperintah Allah SWT untuk melaksanakannya supaya mencapai derajat taqwa. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa ”. (QS. Al-Baqarah : 183)
Berdasarkan ayat tersebut di atas dapat dipahami antara lain :
Pertama, Allah SWT mewajibkan puasa kepada orang-orang yang beriman dengan sebutan : “ aamanu ” bukan “ mu’minun ” ini artinya diwajibkan puasa itu kepada setiap orang yang telah beriman secara umum, jadi walaupun seseorang itu hanya mengucapkan dua kalimat syahadat, maka dia sudah diwajibkan puasa, karena di dianggap orang yang beriman, sedangkan pengertian “ mu’minun ” adalah orang yang beriman yang sudah mendarah daging keimanannya kepada Allah SWT. Orang ini sudah barang tentu pasti juga wajib berpuasa.
4/6
Menyambut Keagungan Ramadhan Written by Friday, 06 August 2010 04:30
Kedua, ungkapan ayat tersebut Allah SWT menggunakan kalimat “Kutiba” artinya diwajibkan. Hal ini mengandung arti bahwa puasa itu demi kepentingan hamba-Nya, mendidik hamba-Nya untuk menjadi orang yang bertaqwa.
Ketiga, dalam ayat di atas tidak dijelaskan puasa bagaimana yang diperintahkan itu, karena puasa menurut bahasa adalah : “ Imsak” artinya menahan diri dari sesuatu aktifitas. Hal ini Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa yang dimaksud yaitu tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan intim suami istri di siang hari Ramadhan dan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.
Keempat, Allah menggunakan dengan lafaz “La ‘allakum tattaquun” artinya agar kamu bertaqwa. Di dalam ayat itu ada lafaz “ la ‘alla ” yang bermakna “ attarajji ” yaitu sesuati harapan yang dapat tercapai, dan tentunya dapat diketahui tiap-tiap harapan pasti ada yang dapat tercapai, tetapi tidak sedikit yang gagal dan tidak berhasil (inilah makna “ tarajji ” menurut ilmu nahu ) selanjutnya diakhir surat Al-Baqarah ayat 183 itu memakai lafaz “ tattaqun ” ini merupakan penekanan dan stressing dari suatu ayat secara keseluruhan yang harus dicapai (taqwa).
Puasa yang mencapai derajat taqwa adalah puasa yang bernilai tidak hanya sekedar dahaga
5/6
Menyambut Keagungan Ramadhan Written by Friday, 06 August 2010 04:30
saja. Karena ibadah itu ada yang hanya melepaskan kewajiban, dan ada ibadah yang bernilai. Nilai ibadah puasa itu diberikan kepada orang yang menahan lapar, haus, juga mengendalikan liasan dari perkataan sia-sia dan kotor.
Demikian juga telinga dan anggota badan lainnya harus dijaga dari hal-hal mengurangi kemurnian puasa serta mengendalikan hawa nafsu lahir batin untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Wallahu A'lam ***** (Drs. H. As'ad Marlan, M.Ag : Guru MAL IAIN dan Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN SU )
6/6