TUGAS INTERNET / INTRANET
MODEL-MODEL E-LEARNING
Disusun Oleh: TETY NURHAYATI S
[123050181]
NAVA’ATUL FADILLAH
[123050189]
ARNOLD LIANDRO
[123050190]
RIZKY ADITIA ISTIYAN
[123050195]
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2008
I.
E-LEARNING
E-learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous). Elearning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung). Kesemua media elektronik tersebut bertujuan
membantu mahasiswa agar bisa lebih menguasai materi kuliah. Sehingga e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Kegiatan e-learning ini termasuk dalam model pembelajaran individual.
Terdapat 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik (e-learning dengan media elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran, yaitu :
(1) Suplemen (Tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
(2) Komplemen (Pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan instruktur secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh instruktur.
Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur.
(3) Substitusi (Pengganti) Beberapa institusi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain seharihari peserta didik. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: 1. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), 2. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan 3. Sepenuhnya melalui internet.
II.
JENIS-JENIS E-LEARNING
Selain media-media elektronik tersebut di atas, kemudian dikembangkan e-learning dengan menggunakan jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informsai perkuliahan juga bisa real-time. Dan di dalam e-learning berbasis internet ini komunikasi dua arah pun dapat terjadi, yang diimplementasikan dengan forum diskusi perkuliahan yang dapat dilakukan secara online dan real time, meskipun tidak secara langsung tatap muka. Kelebihan lainnya, system e-learning ini tidak memiliki batasan akses, sehingga memungkinkan lebih banyak waktu untuk melakukan perkuliahan. Di dalamnya terdapat penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada mahasiswa. Sehingga jelas aktifitas perkuliahan ditawarkan sepenuhnya untuk bisa melayani layaknya perkuliahan biasa.
Beberapa kelebihan e-learning dengan menggunakan jaringan internet adalah : a) Informasi yang disajikan real time b) Interaksi dosen-mahasiswa terjadi secara langsung walau tanpa tatap muka c) Terdapat forum diskusi online antar mahasiswa d) Dapat diakses kapan saja dan dimana saja e) Penyampaian dan pengumpulan tugas dapat dilakukan secara online f) Penyampaian pengumuman administrasi perkuliahan dan jadwal secara online Pada masa sekarang, arti e-learning bergeser menjadi proses pembelajaran yang menggunakan teknologi informatika. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan OHP misalnya, tidak lagi disebut sebagai e-learning. Berdasarkan teknologi informatika yang digunakan, e-learning kemudian dikelompokkan berdasarkan basis teknologi sebagai berikut: 1. Computer Based Training (CBT) Basis utama proses belajar mengajar ini adalah Program Komputer (Software), yang biasa dipakai untuk belajar secara interaktif dan fleksibel. Biasanya software-software pelajaran ini berisikan bagian-bagian multimedia, seperti Animasi dan juga bagian-bagian Tools sebagai alat untuk menyelesaikan soal-soal latihan. Bagian multimedia biasanya digunakan untuk menjelaskan bahan-bahan pelajaran dan menjadikannya mudah dimengerti oleh pengguna. Dengan menggunakan Tools yg disediakan maka pengguna mempunyai kesempatan untuk mencoba soal-soal latihan tanpa batasan jumlah dan tingkat kesulitannya. Sistem CBT ini mulai berkembang di tahun 80-an dan masih berkembang terus sampai sekarang. Hal ini ditunjang antara lain oleh perkembangan sistem animasi yg kian menarik dan realistis (misalnya sistem animasi 3 Dimensional). Selain untuk pelajar, sistem inipun digemari oleh perusahaan-perusahaan untuk mendidik karyawannya. Namun, pada e-learning dengan konsep ini, komunikasi yang terjadi hanya komunikasi satu (1) arah.
2. Web Based Training (WBT) Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan berbasis teknologi internet. Sehingga dengan menggunakan konsep ini, dapat terjadi komunikasi dua (2) arah antar pengguna. Namun lancarnya proses belajar dengan menggunakan sistem ini bergantung kepada infrastruktur jaringan kecepatan tinggi. Namun kendala penerapan konsep ini terletak pada kenyataan bahwa memang jaringan internet di negara kita masih belum merata. Pada dasarnya, terdapat 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih, yakni : 1. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional) 2. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan 3. Sepenuhnya melalui internet.
Salah satu komponen WBT yg sangat digemari adalah video-conferencing, yaitu dimana siswa dan guru dapat langsung mendiskusikan semua hal tanpa harus bertemu muka secara langsung. Sistem ini berkembang pesat di negara-negara maju dan dapat dimanfaatkan sebagai alat belajar mengajar di virtual classes ataupu virtual universities.
III.
PENERAPAN E-LEARNING
Pada masa sekarang, e-learning banyak dijumpai dalam berbagai instansi seperti berikut :
A. PENDIDIKAN Contoh penerapan e-learning dalam instansi pendidikan dapat kita lihat melalui berbagai universitas yang menyediakan fasilitas e-learning, yaitu seperti yang dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada. Fasilitas e-learning ini memungkinkan terjadinya pembelajaran jarak jauh atau lebih tepatnya sistem e-course (kuliah jarak jauh) untuk civitas academica Universitas Gadjah Mada. Sistem ini ditujukan untuk menjembatani dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di luar jam kuliah.Dalam e-learningnya terdapat beberapa fasilitas bagi mahasiswa yang tersedia seperti penyediaan bahan kuliah yang dapat diambil (download) langsung oleh mahasiswa yang bersangkutan. Selain fasilitas bagi mahasiswa, tentunya e-learning ini juga sangat bermanfaat bagi tiap dosen. Yaitu setiap dosen membuat suatu kelas pembelajaran menurut mata kuliah yang diajarkan; meng-upload bahan kuliahnya; memberi-kan tugastugas/soal-soal; sementara itu mahasiswa peserta mata kuliah dapat mengikuti kuliah dimaksud dan membaca bahan kuliah yang tersedia serta mengerjakan tugas dan soal yang telah diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah masing-masing. Tentunya hal ini memudahkan kedua-duanya, baik dosen maupun mahasiswa. Sehingga dapat dilihat, bahwa e-learning dengan media jaringan internet menciptakan komunikasi dua (2) arah antar pengguna.
Gambar antarmukanya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan gambar antarmuka di atas, dapat dilihat bahwa dalam e-learning tersebut tersedia layanan pembelajaran untuk tiap jurusan. Dan untuk tiap jurusan berisi berbagai informasi perkuliah tiap mata kuliah. Contoh lainnya, dapat kita lihat pada e-learning yang dimiliki oleh jurusan kita, Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Dan tampilan antarmukanya adalah
:
Perbedaan dari kedua e-learning di atas terletak pada informasi yang disediakannya. Jika pada e-learning milik Universitas Gadjah Mada informasinya mencakup semua jurusan, maka pada e-learning milik Teknik Informatika, informasinya hanya mencakup satu jurusan saja. Jenis e-learning seperti ini memungkinkan terjadinya komunikasi dua (2) arah antar penggunanya. Hal ini dikarenakan media jaringan yang digunakan (internet) dan tersedianya fasilitas milis. Begitupun paling tidak ada tiga modal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin mengembangkan pendidikan berbasis web ini, yaitu :
Dosen harus mengetahui teknologi pembelajaran yang dapat menunjang skenario pembelajaran-nya.
Dosen harus menguasai strategi komunikasi web yang akan digunakan.
Dan yang paling penting adalah bagaimana penguasaan materi dan merancang materi yang menarik bagi pembelajarnya. Oleh karena itu, banyak sekali aspek yang harus dipikirkan, sehingga perlu waktu yang
agak lama untuk menerapkannya. Suatu harapan bahwa e-learning ini bisa jadi perekat kerja sama antarperguruan tinggi dalam peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi. Menurut kalangan ITB, seperti ditulis dalam website-nya, pengembangan e-learning sangat diperlukan untuk menunjang pembelajar-an konvensional, serta menyiapkan mediamedia untuk menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel. Menurut J. Catur Condro C. beberapa manfaat yang dirasakan dalam penerapan sistem elearning untuk sebuah universitas, yaitu: 1. Modul dosen tersimpan semua di server se-hingga mahasiswa dapat mengakses kapan saja. 2. Modul dosen tidak hanya disajikan dalam bentuk Power Point saja, tetapi bisa diberikan dalam bentuk teks, html, ms word, pdf atau-pun multimedia. 3. Tipe modul ini memang diperuntukkan dosen mengirim file kuliahnya sesuai dengan bentuk file yang dia senangi. 4. Pembangunan pendidikan model e-learning dibandingkan dengan pendidikan model sekolah konvensional, jauh lebih murah. 5. Jumlah peserta yang mengikuti pendidikan ini tidak dibatasi oleh daya tampung kelas konvensional.
Contoh e-learning lain yang sangat popular adalah Ilmu Komputer.com, dengan tampilan antarmuka :
B. PERUSAHAAN Bagi perusahaan, manfaat e-learning seperti yang dirasakan oleh IBM. Di IBM ada yang disebut IBM Electronic Learning Center. Learning Center ini dapat diakses pekerja IBM di seluruh dunia dalam pengertian “bekerja sambil belajar.” Sehingga berbeda dengan pengertian e-learn-ing seperti yang digunakan mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi, maka pada saat anggota tim membutuhkan ma-sukan atas masalah di lapangan, mereka dapat berkonsultasi dengan ahli terbaik di IBM di seluruh Indonesia. Selain itu mereka dapat mendalami pengetahuan tertentu dan kiat sukses sejenis yang pernah dibuat IBM di salah satu tempat di dunia. Selain perusahaan besar IBM, maskapai-maskapai penerbangan pun telah menggunakan e-learning guna meningkatkan kemampuan karyawan-karyawannya seperti pilot dan pramugari/a. Garuda Airlines, Merpati, dan Lion merupakan sebagian kecil pengguna teknologi ini. Yang antarmukanya adalah seperti berikut :
Garuda Indonesia
Penggunanya harus memiliki account dan password sendiri. Sehingga tidak semua orang dapat mengakses e-learning ini.
MANFAAT E-LEARNING SECARA UMUM
Beberapa manfaat e-learning secara umum adalah sebagai berikut : 1.
Fleksibilitas. e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat
untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning.
2.
“Independent Learning”. E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk
memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu, ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Jika ia tidak sempat mengikuti dialog interaktif, ia bisa membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di LMS (di Website pengelola). Banyak orang yang merasa cara belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.
3.
Biaya. Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.
Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan, biaya instruktur dan tenaga administrasi pengelola pelatihan, makanan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD player, OHP).
Dalam hal biaya finansial William Horton (Designing Web-Based Training, 2000) mengutip komentar beberapa perusahaan yang telah menikmati manfaat pengurangan biaya, antara lain:
Buckman Laboratories berhasil mengurangi biaya pelatihan karyawan dari USD 2.4 juta menjadi USD 400,000;
Aetna berhasil menghemat USD 3 juta untuk melatih 3000 karyawan;
Hewlett-Packard bisa memotong biaya pelatihan bagi 700 insinyur mereka untuk produk-produk chip yang selalu diperbaharui, dari USD 7 juta menjadi USD 1.5 juta;
Cisco mengurangi biaya pelatihan per karyawan dari USD 1200 - 1800 menjadi hanya USD 120 per orang.
Biaya non-finansial yang bisa dihemat juga banyak, antara lain: produktivitas bisa dipertahankan bahkan diperbaiki karena pembelajar tidak harus meninggalkan pekerjaan yang sedang pada posisi sibuk untuk mengikuti pelatihan (jadwal pelatihan bisa diatur dan disebar dalam satu minggu ataupun satu bulan), daya saing juga bisa ditingkatkan karena karyawan bisa senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaannya, sementara bisa tetap melakukan pekerjaan rutinnya.
KELEMAHAN PENGGUNAAN E-LEARNING Meskipun 9 dari 10 karyawan level manajer saat ini memiliki akses terhadap internet, tapi pada kenyataannya mereka masih malas untuk memanfaatkan fasilitas teknologi tersebut sebagai sarana pembelajaran. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Chartered Management Institute (CMI) dan�
Centre for Applied Human Resource Research, Inggris pada hampir 1000 orang
manajer dan 12 pemimpin perusahaan besar, ditemukan bahwa prediksi online learning akan menggantikan ruang kelas belum sepenuhnya terbukti. Hal ini didasarkan dari hasil survey bahwa hanya separo manajer yang telah memanfaatkan sumber-sumber daya online untuk memecahkan permasalahan, dan hanya satu dari 5 yang membuka program e-learning yang terstruktur. Kendati demikian, survei melihat, secara umum para manajer memiliki keinginan untuk belajar dan menyadari bahwa internet merupakan sarana untuk itu. Hampir 6 dari 10 melihat online learning sebagai sumber daya yang sangat ampuh untuk pendidikan, yang bisa dimanfaatkan setiap saat. Sepertiga mengaku lebih melihat sumber-sumber daya online sebagai penyedia referensi yang setia, dan satu dari 4 telah menyadari efektivitasnya dalam segi biaya. Namun, semua itu tidak menjamin bahwa para manajer kemudian mencoba dan memanfaatkannya untuk belajar sesuatu. Kurangnya pemanfaatan fasilitas e-learning ini, diungkapakan oleh setengah responden karena hilangnya sentuhan kemanusiaan-nya. Karena hampir tiga perempat dari responden lebih menyukai dialog tatap muka langsung dan lebih dari sepertiga menyatakan, pembelajaran dengan bimbingan tutor lebih efektif. Sedangkan bagi separo responden lainnya, rasa bosan merupakan hambatan terbesar dan seperlima berpendapat bahwa konten yang mereka temukan dalam materi online gagal untuk mengikat dan menarik mereka. Tiga dari 10 mengaku kurang termotivasi untuk menyelesaikan pelajar-pelajaran online tersebut, dengan 17% beralasan “kurangnya support“. Sedangkan Jo Causon, Direktur Marketing dan Corporate Affairs CMI mengatakan, walaupun terdapat keuntungan-keuntungan bisnis yang nyata dari pemanfaatan model-model e-learning, namun perusahaan tetap perlu memanfaatkan sumber daya lain dari program pengembangan tradisional.
Alasan menggunakan e-learning :
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain 1. Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah) 2. Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data semakin besar 3. Memperluas akses atau jaringan komunikasi 4. Memperpendek jarak dan mempermudah komunikasi 5. Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
DAFTAR PUSTAKA
Purbo, Onno W. 2003. E-Learning dan Pendidikan. Artikel Dalam Cakrawala Pendidikan Universitas Terbuka.
Siahaan, Sudirman. 2004. E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran. Sumber dari internet.
Simamora, Lamhot S.P. 2003. E-Learning : Konsep dan Perkembangan teknologi Yang Mendukungnya. Artikel dalam Cakrawala Pendidikan Universitas Terbuka.
Dan dari internet.