bab
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
sembilan
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN Pendahuluan Sektor perunggasan (ayam ras) Nasional menunjukkan perkembangan yang cukup mengesankan selama PJP-L Bila pada awal Orde Baru sektor perunggasan masih terbatas pada usaha ternak keluarga (back yard farming), maka selama PJF-I telah tumbuh dan berkembang sedemikian rupa sehingga telah menjadi suatu agribisnis modern pada awal PJP-II. Hampir tidak ada komoditi pertanian yang mampu menyamai prestasi perunggasan ini, dimana dalam tempo kurang dari 25 tahun mampu melakukan pendalaman struktur ke industri yang lebih hulu. Perkembangan sektor perunggasan selama ini dapat dijelaskan dari sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan (demand side). Dari sisi penawaran, pertumbuhan sektor perunggasan ini banyak disebabkan oleh keberhasilan pembibitan unggas (poultry breeding farm) dengan berbagai jenjang pendalaman struktur mulai dari: PL/GGPS—>GPS—>PS—>FS, industri pakan ternak, dan industri obat-obatan/vaksin ternak, meskipun harus diakui bahwa teknologi pembibitan unggas masih bersumber dari impor. Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan sektor perunggasan dimungkinkan pula oleh makin meningkatnya daya
89
bab_9.indd 89
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:49 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
absorbsi pasar domestik akan daging dan telur ayam ras, baik yang disebabkan oleh makin banyaknya penduduk Indonesia yang makin “sadar gizi” sekaligus “mampu gizi”, maupun karena perubahan pola konsumsi daging dan telur, yang makin memperbesar pangsa konsumsi pada daging dan telur ayam ras. Bila selama ini pertumbuhan sektor perunggasan lebih banyak didorong oleh sisi penawaran, maka dimasa yang akan datang diperkirakan sisi permintaan akan lebih banyak berperan. Salah satu penyebabnya adalah makin banyaknya penduduk yang “manipu gizi” dan terbukanya pasar ekspor di kawasan Asia Pasific. Namun demikian, dibalik berbagai keberhasilan yang dicapai seiama ini dan potensi perkernbangan dimasa yang akan datang, sektor perunggasan Nasional masih mengandung kerawanankerawanan yang sifatnya elementer. Pertama, rneskipun industri pembibitan ayam ras berhasil melakukan pendalaman struktur ke struktur yang lebih hulu, gejolak penyediaan stok final DOC untuk kebutuhan domestik masih berlangsung. Pada periode tertentu terjadi kelebihan penawaran stok final DOC, sehingga sebagian terpaksa “dibuang” ke negara lain; sedangkan pada periode lainnya terjadi kelebihan permintaan stok final DOC, sehingga sebagian terpaksa diimpor dari negara lain. Gejolak ini bersumber dari kurangnya stabilisasi penyediaan stok final DOC, yang bila ditelusuri ke struktur yang lebih hulu, hal ini bersumber dari ketidakoptimalan perencanaan skala dan struktur populasi ayam bibit di setiap jenjang pembibitan. Kedua, masalah efisiensi agribisnis perunggasan hingga saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Ketidakefisienan ini menyebabkan ketidakmampuan perunggasan domestik bersaing dengan perunggasan negara Iain di pasar domestik. Harga produk antara dan produk akhir dari agribisnis perunggasan domestik masih jauh lebih mahal dari yang bersumber dari impor. Dari berbagai penelitian diungkapkan bahwa sumber inefisiensi dalam agribisnis perunggasan antara Iain: penggunaaan faktor
90
bab_9.indd 90
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:49 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
produksi yang belum efisien, kelebihan kapasitas, dan struktur pasar yang kurang merangsang tercapainya efisiensi ekonomi. Sumber inefisiensi ini diperkirakan ada pada industri hulu sehingga bersifat akumulatif dari hulu ke hilir. Ketiga, penyediaan pakan ternak domestik yang murah dan terjamin masih jauh dari yang diharapkan. Ketergantungan teknis dan ekonomi bisnis ayam ras pada pakan sangat tinggi. Dari segi ekonomi, sekitar 50-70 persen biaya produksi ayam ras adalah untuk pakan ternak, sehingga harga pakan berimplikasi langsung pada day a saing produk akhir ayam ras. Masalah penyediaan pakan ini terjadi antaia lain disebabkan oleh belum kuatnya basis industri pakan di domestik, yang dicirikan oleh ketergantungan yang tinggi pada bahan baku asal impor (terutama jagung dan kedelai), masih rendahnya produksi jagung dan kedelai petani domestik dan belum adanya upaya yang serius dalam mencari subtitusi bahan baku yang harganya naik (jagung & kedelai) dengan bahan baku pakan murah produksi domestik. Menghadapi masa depan, kerawanan-kerawanan yang sifatnya elementer tersebut harus ditanggulangi. Di masa yang akan datang, searah denganliberalisasi perdagangan internasional, sektor perunggasan nasional akan berhadapan dengan sektor perunggasan negara Iain baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor. Tanpa adanya usaha yang serius dalam membenahi kerawanan-kerawanan tersebut sulit cliharapkan sektor perunggasan nasional akan mampu berkompetisi di pasar domestik apalagi di pasar ekspor. Bila kita amati lebih jauh, kerawanan-kerawanan tersebut sebagian besar merupakan persoalan pengelolaan bisnis ayam ras dari hulu hingga ke hilir. Oleh sebab itu salah satu solusinya adalah terletak pada bagaimana pengelolaan bisnis ayam ras mulai dari hulu hingga ke hilir.
91
bab_9.indd 91
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
Karakteristik dan Tuntutan Integrasi Bisnis Terdapat beberapa karakteristik dasar dari bisnis ayam ras yang berimplikasi pada pengelolaan bisnis ayam ras dari hulu hingga ke hilir, diantaranya adalah: (1) Bisnis ayam ras didasarkan pada pemanfaatan pertumbuhan dan produksi ayam ras yang memiliki sifat pertumbuhan yang tergolong cepat dan mengikuti kurva pertumbuhan sigmoid. Hal ini berarti bisnis ayam ras tergolong jenis bisnis berintensitas tinggi yang keberhasilannya bersandar pada ketepatan pengelolaan fase-fase pertumbuhan ayam ras. (2) Produktivitas ayam ras sangat tergantung pada pakan baik secara teknis maupun ekonomi. Secara teknis, produktivitas yang tinggi akan dicapai pada pemberian pakan yang tepat (kuantitas, kualitas, waktu). Sedangkan secara ekonomi, produktivitas yang tinggi akan dicapai bila penggunaan pakan yang efisien. Hal ini mengisyaratkan kebutuhan sinkronisasi pengelolaan penyediaan pakan dengan fase-fase pertumbuhan ayam ras. (3) Produk akhir (final product) dari agribisnis ayam ras merupakan produk yang dihasilkan melalui tahapan-tahapan produksi mulai dari hulu hingga ke hilir, dimana produk antara merupakan makhluk biologis bernilai ekonomi tinggi. Dengan karakteristik dasar yang demikian menuntut pengelolaan bisnis ayam rasa yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir (integrasi vertikal). Untuk menghindari resiko ekonomi, proses produksi mulai dari industri pembibitan yang paling hulu sampai pada proses produksi yang paling hilir harus berada pada satu komando keputusan manajemen. Sekali skala dan struktur populasi ayam bibit pada industri pembibitan yang paling hulu ditetapkan, harus diikuti oleh penyesuaian skala dan struktur populasi ayam bibit industri pembibitan yang lebih hilir dan selanjutnya pada skala usaha proses produksi yang paling hilir dari agribisnis ayam ras. Dengan kata Iain, pengelolaan bisnis ayam ras membutuhkan adanya sinkronisasi skala dan struktur waktu dari setiap tahapan produksi mulai dari hulu sampai ke hilir.
92
bab_9.indd 92
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
Sinkronisasi skala dan struktur tersebut harus pula diikuti oleh sinkronisasi penyediaan pakan dan obat-obatan/vaksin yang sesuai. Tuntutan sinkronisasi penyediaan penyediaan pakan yang sesuai ini, akan mungkin dilakukan bilaindustri pakan ter integrasi dengan industri ayam ras. Disamping itu industri pakan perlu pula diintegrasikan dengan kegiatan produksi bahan baku pakan terpenting seperti jagung dan kedelai. Oleh karena itu upaya yang dirintis oleh beberapa industri pakan yang mengintegrasikan industri pakan dengan perkebunan jagung dan perkebunan kedele perlu dikembangkan di masa yang akan datang. Pengembangan integrasi industri pakan dengan perkebunan jagung dan perkebunan kedele seperti ini akan memperkuat basis industri pakan di domestik sekaligus memperkuat basis agribisnis ayam ras domestik. Pengelolaan bisnis ayam ras yang terintregrasi vertikal tersebut perlu pula didukung oleh layanan jasa-jasa agribisnis seperti jasa transportasi, perbankan, asuransi, penelitian dan pengembangan serta kebijaksanaan pemerintah yang rasional dan integratif.
Visi Integrasi Bisnis Integrasi vertikal bisnis ayam ras perlu ditempatkan sebagai usaha untuk membangun dan memperkuat daya saing sektor perunggasan nasional bukan hanya di pasar domestik tapi hendaknya juga di pasar internasional, tanpa harus mengorbankan kepentingan-kepentingan ekonomi domestik. Oleh sebab itu pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal dari hulu hingga ke hilir perlu mengakomodir hal-hal berikut. Pertama, pengelolaan integrasi vertikal bisnis ayam ras harus mampu mencapai efisiensi tertinggi dan stabilitas yang dinamis. Secara teoritis, melalui integrasi vertikal dapat dicapai efisiensi tertinggi, karena dapat mencapai skala ekonomi (economic of scale) dan terhindar daii masalah marjin ganda, Akan tetapi inefisiensi juga dapat terjadi bila antar industri integrasi vertikal
93
bab_9.indd 93
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
melakukan kolusi sedemikian rupa sehingga menciptakan distorsi pasar pada pasar produk akhir (pasar daging dan telur ayam ras) domestik, Bila hal yang terakhir ini terjadi, maka sektor perunggasan nasional akan sulit bersaing di pasar domestik apalagi di pasar internasional. Bila liberalisasi perdagangan internasional diberlakukan secara penuh, akan menggoncang sektor perunggasan domestik, yang telah kita bangun dalam PJP-I. Oleh karena itu, upaya pencapaian efisiensi tertinggi perlu menjadi gerakan nasional dalam bisnis ayam ras. Kedua, pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal harus mampu menjamin harmonisasi proses dan harmonisasi produk. Perkembangan konsumsi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa faktor non ekonomi produk telah masuk dalam menentukan keputusan konsumsi, sehingga juga mempengaruhi bisnis internasional. Suatu produk yang dihasilkan oleh proses produksi yang menimbulkan pencemaran lingkungan akan sulit diterima oleh konsumen. Dengan kata lain konsumen membutuhkan jaminan harmonisasi proses dari produk yang akan dikonsumsi. Proses produksi ayam ras mulai dari hulu hingga ke hilir mempunyai potensi pencemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkannya. Oleh sebab itu pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal, harus diupayakan agar memenuhi tuntutan harmonisasi proses. Selain tuntutan harmonisasi proses, konsumen dewasa ini juga telah menuntut harmonisasi produk yakni jaminan suatu bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi. Konsumen menetapkan batasbatas residual obat-obatan/antibiotik yang terkandung dalam bahan pangan, dimana daging dan telur ayam ras termasuk didalamnya, Karena konsentrasi residual obat-obatan/antibiotika yang terkandung dalam daging dan telur ayam ras merupakan akumulasi dari tahapan-tahapan produksi mulai dari hulu hingga ke hilir, maka daging dan telur ayam ras sangat potensial melanggar harmonisasi produk. Oleh sebab itu pencapaian tuntutan harmonisasi produk perlu diakomodasikan dalam pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi secara vertikal. Ketiga, pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal
94
bab_9.indd 94
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
harus dapat mengakomodir kepentingan-kepentingan ekonomi peternak rakyat, Pembangunan perunggasan sebagai bagian dari pembangunan sektor pertanian, ditujukan untuk meningkatkan pendapatan peternak rakyat Seiama ini masalah kepentingan ekonomi peternak rakyat masih merupakan problema dalam perunggasan nasional, Kepentingan peternak rakyat sering terabaikan dalam perkembangan bisnis ayam ras di tanah air. Oleh sebab itu pengembangan pola-pola kemitraan yang saling menguntungkan yang didasari oleh semangat kebersamaan, perlu dikaji-kernbangkan dalam pengelolaan bisnis ayam ras. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius, karena perkembangan bisnis internasional menunjukkan bahwa masalah hak-hak rakyat telah menjadi pertimbangan dalam penerimaan konsumen akan suatu produk.
Tulang Punggung Daya Saing Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, dimasa yang akan da tang persaingan yang sangat ketat akan terjadi pada bisnis ayam ras internasional. Dengan perubahan ekonomi dunia, dimana Kawasan Asia Pasifik akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dan sekitar 60 persen dari penduduk dan GNP dunia berada di kawasan tersebut, maka persaingan bisnis ayam ras internasional akan terjadi di kawasan tersebut termasuk Indonesia. Ini berarti sektor perunggasan nasional akan berhadapan dengan raksasa ayam ras dunia yang terlebih dahulu maju seperti Amerika Serikat dan Thailand. Bila selama ini sektor perunggasan nasional masih dapat bertindung di belakang kebijaksanaan proteksi, maka di masa yang akan datang perunggasan nasional sulit mengharapkan perlindungan dari pemerintah. Bila kita masih mempertahankan kebijakan proteksif, maka kita akan menghadapiretaliasi perdagangan dari negara lain. Oleh sebab itu tindakan yang paling bijaksana dalam menghadapi liberalisasi perdagangan dunia adalah meningkatkan efisiensi perunggasan nasional secara berkesinambungan.
95
bab_9.indd 95
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
Untuk membangun daya saing yang berkesinambungan, diperlukan inovasi yang terus-menerus, Dalam agribisnis ay am ras, terdapat empat ranah inovasi yang diperlukan untuk membangun daya saing yang berkesinambungan. Pertama, inovasi di bidang rekayasa genetik Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa teknologi pembibitan unggas yang menjadi pendorong pertumbuhan sektor perunggasan selama ini masih bersumber dari impor. Menghadapi kompetisi global dalam bisnis ayam ras, ketergantungan teknologi pembibitan unggas dari negaia lain akan sangat kuat. Karena disamping mahal, kita juga tidak akan pernah unggul dalam bisnis ayam ras. Oleh karena itu, kegiatan inovasi di bidang rekayasa genetik ayam ras perlu sesegera mungkin dipacu. Kedua, inovasi di bidang bioteknologi nutrisi dan makanan ternak. Bisnis ayam ras sangat tergantung pada penyediaan pakan yang bermutu. Sebagian besar (50-70 persen) dari biaya produksi ayam ras adalah biaya pakan. Oleh sebab itu salah satu faktor yang menentukan keunggulan dalam bisnis ayam ras adalah keunggulan dalam penyediaan pakan yang bermutu dan murah. Selama ini upaya pencarian sumber bahan baku pakan murah asal dalam negeri belum berjalan secara optimal. Pada hal kita memiliki keragaman sumberdaya hayati yang potensial sebagai pakan ternak, Oleh karena itu kegiatan inovasi di bidang bioteknologi nutrisi dan makanan ternak perlu mendapat dorongan secara terus menerus. Ketiga, inovasi di bidang teknologi pengolahan daging/telur ayam ras. Dimasa yang akan datang daya absorbs! pasar akan produk ayam ras juga ditentukan oleh keragaman daging olahan dan telur ayam ras selain pendapatan konsumen. Mengamati perkembangan perilaku konsumen dewasa ini, konsumen akan menuntut suatu produk yang praktis, menarik, dan padat gizi. Oleh sebab itu daging dan telur ayam ras tidak lagi sekedar komoditi saja tetapi dipandang sebagai suatu produk yang membutuhkan pengolahan lanjutan. Disinilah perlunya inovasi teknologi pengolahan dan telur ayam ras dilakukan
96
bab_9.indd 96
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
untuk menghasilkan komoditi yang sesuai dengan tuntutan konsumen. Keempat, inovasi di bidang bisnis dan manajemen. Disamping ketiga ranah inovasi tersebut, inovasi di bidang bisnis manajerial sangat menentukan keunggulan bersaing dimasa yang akan datang. Pengembangan teknik manajemen yang efisien dan praJctis, inovasi cara-cara pemasaran produk baikdi pasar domestik maupun internasional termasuk strategi pemasaran, menjadi salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan bisnis ayam ras. Keempat ranah tersebut hendaknya terintegrasi dengan industri ayam ras, dalam arti bahwa pengelolaan bisnis ayam ras harus dapat mengakomodasikan upaya-upaya inovasi tersebut. Persoalan yang muncul mungkin adalah masalah kelengkapan dan kehandalan sumberdaya manusia dan sumberdaya penelitian lainnya. Disinilah perlunya kemitraan antara pengusaha dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi- Selama ini pengusaha, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi hampir bekerja secara sendiri-sendiri, tanpa ada visi bersama yang jelas. Oleh sebab itu sudah saatnya dengan semangat Indonesian Incorporated, perusahaan, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi membentuk visi bersama yakni membangun keunggulan bersaing yang berkelanjutan dalam bisnis ayam ras.
97
bab_9.indd 97
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM
INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
98
bab_9.indd 98
Agribisnis Berbasis Peternakan
3/8/2010 8:44:50 AM