BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN Pada bulan April 2015 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. Semua kota IHK di Jawa Timur mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 0,49 persen, diikuti Kota Surabaya sebesar 0,41 persen, Kota Madiun sebesar 0,39 persen, Kabupaten Banyuwangi dan Kota Probolinggo masing-masing sebesar 0,36 persen, Kota Kediri sebesar 0,31 persen, dan Kabuapten Jember sebesar 0,17 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,05 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,47 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,42 persen, kelompok sandang sebesar 0,24 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,93 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen. Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah bensin, tarif kereta api, angkutan dalam kota, bawang merah, tomat sayur, bawang putih, gula pasir, nangka muda, bahan bakar rumah tangga, dan solar. Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah beras, batu bata, tarif listrik, cabai rawit, telepon seluler, kentang, minyak goreng, daging sapi, apel, dan udang basah. Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Serang sebesar 0,94 persen, diikuti kota Bandung sebesar 0,43 persen, kota Surabaya sebesar 0,41 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,38 persen, dan kota Jakarta sebesar 0,27 persen. Inflasi terendah terjadi di kota Semarang sebesar 0,17 persen. Dari 82 kota IHK nasional, 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Tual sebesar 1,31 persen, Bima sebesar 1,09 persen, Lubuklinggau sebesar 0,99 persen, Medan sebesar 0,96 persen dan Serang sebesar 0,94 persen. Sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Manokwari sebesar 0,69 persen, Watampone sebesar 0,39 persen, Balikpapan sebesar 0,32 persen, Depok sebesar 0,20 persen, dan Mataram sebesar 0,20 persen. Laju inflasi tahun kalender (Desember 2014-April 2015) Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,37 persen. Inflasi year-on-year (April 2015 terhadap April 2014) Jawa Timur sebesar 6,48 persen, angka ini lebih rendah dari pada inflasi year-on-year bulan April 2014 sebesar 6,75 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
1
1. Inflasi Jawa Timur Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil pemantauan harga pada bulan April 2015, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,39 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,05 pada bulan Maret 2015 menjadi 118,51 pada bulan April 2015. Selama kurun waktu 13 (tiga belas) tahun (tahun 2003 sampai dengan tahun 2015), terjadi inflasi sebanyak sepuluh kali dan tiga kali deflasi. Gambar 1. Series Data Inflasi Jawa Timur Bulan April Tahun 2003 – 2015
Penyebab terjadinya inflasi di Jawa Timur, adalah naiknya indeks harga konsumen pada kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,47 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,42 persen, kelompok sandang sebesar 0,24 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,93 persen, dan 0,01 persen sebagaimana terlihat pada tabel 1.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
Inflasi bulan April 2015 ini dipicu oleh beberapa komoditi, antara lain bensin, tarif kereta api, angkutan dalam kota, bawang merah, tomat sayur, bawang putih, gula pasir, nangka muda, bahan bakar rumah tangga, dan solar. Kementrian ESDM RI siaran pers No. 16/SJI/2015 tanggal 27 Maret 2015 mengumumkan penetapan harga bahan bakar minyak berlaku mulai tanggal 28 Maret 2015 pukul 00.00 WIB, untuk harga premium naik dari Rp. 6.900 menjadi Rp. 7.400 dan harga solar naik dari Rp. 6.400 menjadi Rp. 6.900. Selama bulan April 2015 tidak terjadi kenaikan harga komoditi bensin dan solar, sehingga rata-rata harga komoditi bensin dan solar pada bulan April 2015 lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga komoditi tersebut pada bulan Maret 2015. Untuk komoditi bahan bakar rumah tangga, PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga elpiji non-subsidi tabung 12 kilogram per 1 April 2015 sebesar Rp 666,67 per kg atau Rp 8.000,04 per tabung. Akibatnya, harga elpiji 12 kg di agen menjadi Rp 142.000 per tabung dari sebelumnya Rp 134.000. Tabel 1. Tingkat Inflasi, Andil Inflasi, Inflasi Tahun Kalender dan Inflasi Year on Year Bulan April 2015 Menurut Kelompok Pengeluaran (Tahun Dasar 2012=100) Tingkat Inflasi Tahun Kalender
Kelompok Pengeluaran
IHK April 2014
IHK Desember 2014
(1)
( 2)
(3)
( 4)
(5)
(6)
(7)
(8)
( 9)
111.30
118.07
118.05
118.51
0.39
0.39
0.37
6.48
116.40
123.66
123.21
122.06
-0.93
-0.20
-1.29
4.86
111.99
118.64
120.60
121.22
0.51
0.09
2.17
8.24
109.20
115.16
117.07
117.06
-0.01
0.00
1.65
7.20
4 Sandang
102.44
105.21
107.14
107.40
0.24
0.02
2.08
4.84
5 Kesehatan
107.15
112.25
114.32
114.80
0.42
0.02
2.27
7.14
IHK Maret 2015
IHK April 2015
Inflasi April Andil Inflasi April 2015 2015 1)
Inflasi Year on Year3)
20152)
UMUM 1 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, 3 Gas, dan Bahan Bakar 2
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
105.45
108.35
108.90
109.05
0.14
0.01
0.65
3.41
7
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
115.33
126.84
121.45
124.45
2.47
0.46
-1.88
7.91
1) 2) 3)
Persentase perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 Persentase perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan April 2014
Selain komoditi bensin dan solar, kenaikan tarif kereta api juga memicu tingginya indeks harga konsumen pada kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. PM. 17 Tahun 2015, per 1 April 2015 tarif kereta api kelas ekonomi jarak sedang dan jarak jauh mengalami penyesuaian. Fluktuasi harga
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
3
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, perubahan margin dalam perhitungan biaya operasional KA ekonomi yang semula 8 persen menjadi 10 persen, fluktuasi kurs dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah yang mempengaruhi biaya perawatan kereta api (90% suku cadang kereta api merupakan barang impor), merupakan faktor utama perlunya dilakukan penyesuaian tarif kereta api kelas ekonomi. Menipisnya stok di pasaran, hasil panen yang kurang melimpah, curah hujan yang masih cukup tinggi menyebabkan kenaikan harga komoditi bawang merah, tomat sayur, bawang putih, dan nangka muda, serta pengketatan impor gula kristal rafinasi (gula kristal putih) menyebabkan komoditi gula pasir mengalami kenaikan harga selama bulan April 2015. Perkembangan indeks harga konsumen tahun dasar 2012=100 dapat dilihat pada gambar 2. Indeks harga konsumen kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami penurunan indeks, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks. Kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks dari 123,21 persen pada bulan Maret 2015 menjadi 122,06 persen pada April 2015 dan mampu menghambat inflasi sebesar 0,93 persen. Gambar 2. Perkembangan Indeks Harga Konsumen menurut Kelompok Pengeluaran April 2013- April 2015 (2012=100) Jawa Timur
Komoditi yang mampu menghambat inflasi di bulan April antara lain beras, batu bata, tarif listrik, cabai rawit, telepon seluler, kentang, minyak goreng, daging sapi, apel, dan udang basah. Komoditi beras dan cabai rawit mengalami penurunan harga karena stok yang melimpah setelah memasuki musim panen. Melimpahnya stok daging sapi dan lesunya kondisi pasar menyebabkan turunnya harga daging sapi di pasaran. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
Komoditi minyak goreng mengalami penurunan harga akibat turunnya harga minyak kelapa sawit, dikarenakan cadangan yang menumpuk di negara-negara produsen, termasuk Indonesia. Turunnya harga minyak kelapa sawit akibat anjloknya harga minyak bumi yang memotong daya tarik minyak goreng sebagai biofuel/biodiesel.
Gambar 3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Bulanan Jawa Timur Tahun 2007 - 2015
Perkembangan inflasi tahun kalender Jawa Timur dari tahun 2007 sampai dengan April 2015 dapat dilihat pada Gambar 3. Selama kurun waktu tersebut, selalu terjadi inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun kalender April 2008 akibat naiknya harga minyak tanah, daging ayam ras, telur ayam ras, cabe rawit dan gas elpiji. Sedangkan inflasi terendah terjadi pada tahun kalender April 2015, yaitu sebesar 0,37 persen.
2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 0,49 persen, diikuti Kota Surabaya sebesar 0,41 persen, Kota Madiun sebesar 0,39 persen, Kabupaten Banyuwangi dan Kota Probolinggo masing-masing sebesar 0,36 persen, Kota Kediri sebesar 0,31 persen, dan Kabupaten Jember sebesar 0,17 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,05 persen. Kabupaten Sumenep mengalami inflasi terendah karena tidak dipengaruhi oleh kenaikan tarif kereta api yang memang tidak tersedia di Kabupaten Sumenep.
Inflasi tahun kalender sampai dengan bulan April 2015, lima kota mengalami deflasi dan tiga kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,48 persen, diikuti Kabupaten Jember sebesar 0,45 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 0,44 persen, Kota Kediri sebesar 0,43 persen, dan Kota Probolinggo sebesar 0,24 persen. Sedangkan tiga kota
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
5
yang mengalami inflasi adalah Kota Surabaya sebesar 0,75 persen, Kota Malang sebesar 0,29 persen, dan Kota Madiun sebesar 0,10 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Gambar 4. Inflasi 8 Kota dan Jawa Timur Bulan April 2015
Gambar 5. Inflasi Tahun Kalender 8 Kota dan Jawa Timur Bulan April 2015
Dilihat dari inflasi year-on-year (April 2015 terhadap April 2014), Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 6,48 persen, angka inflasi ini lebih rendah dibanding dengan inflasi year-on-year bulan April 2014 sebesar 6,75 persen. Dari 8 kota IHK, inflasi year-on-year tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 6,99 persen, diikuti Kota Surabaya sebesar 6,77 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 6,46 persen, Kota Madiun sebesar 6,05 persen, Kota Kediri sebesar 5,84 persen, Kabupaten Jember sebesar 5,64 persen, Kota Probolinggo sebesar 5,49 persen, dan inflasi year-on-year terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 4,45 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 6. Gambar 6 Inflasi Year On Year 8 Kota dan Jawa Timur (Bulan April 2014 – April 2015)
3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Serang sebesar 0,94 persen, diikuti kota Bandung sebesar 0,43 persen, kota Surabaya sebesar 0,41 persen, kota Yogyakarta sebesar 0,38 persen, dan kota Jakarta sebesar 0,27 persen. Inflasi terendah terjadi di kota Semarang sebesar 0,17 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 7. 6
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
Gambar 7. Inflasi Ibukota Provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan April 2015
Gambar 8. Inflasi Tahun Kalender Ibukota Provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan April 2015
Inflasi tahun kalender sampai dengan bulan April 2015, lima ibukota provinsi di Pulau Jawa mengalami inflasi dan hanya satu ibukota provinsi yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi Kota Surabaya sebesar 0,75 persen, diikuti Kota Bandung sebesar 0,62 persen, Kota Jakarta sebesar 0,28 persen, Kota Yogyakarta sebesar 0,25 persen, dan Kota Serang sebesar 0,20 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,73 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 8. Gambar 9. Inflasi Year On Year Ibukota Provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur (April 2014 – April 2015)
Inflasi year-on-year bulan April 2015, dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 9,14 persen, diikuti oleh Kota Jakarta sebesar 7,35 persen, Kota Surabaya sebesar 6,77 persen, Kota Bandung sebesar 6,66 persen, Kota Semarang sebesar 6,26 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 5,45 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 9.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
7
4. Inflasi Berdasarkan Kelompok Komponen Disamping pengelompokan inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran, BPS juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan disagregasi inflasi/kelompok komponen yang bertujuan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Komponen inti pada April 2015 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 2,63 persen, dan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,09 persen. Sumbangan inflasi komponen inti sebesar 0,11 persen, komponen yang harganya diatur pemerintah menyumbang inflasi sebesar 0,48 persen, dan komponen bergejolak menghambat inflasi sebesar 0,20 persen, sebagaimana terlihat pada gambar 10. Gambar 10. Sumbangan Kelompok Komponen 8 Kota dan Jawa Timur Bulan April 2015
Tidak dapat dipungkiri bahwa inflasi Jawa Timur bulan April 2015 dipicu oleh komoditi pada komponen yang harganya diatur pemerintah. Kenaikan harga bensin, tarif kereta api, angkutan dalam kota, bahan bakar rumah tangga, dan solar mampu memicu inflasi. Sedangkan penyesuaian tarif dasar listrik pada bulan April 2015 hanya mampu menghambat inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi komponen inti antara lain gula pasir, teh manis, sepeda motor, tempe , dan surat kabar harian. Harga gula pasir mengalami kenaikan karena menipisnya stok di pasaran dan adanya pengketatan impor gula kristal rafinasi (gula kristal putih). Sedangkan komoditi yang menghambat terjadinya inflasi komponen inti
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
antara lain batu bata, telepon seluler, besi beton, pasir, dan semen. Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi komponen bergejolak antara lain bawang merah, tomat sayur, bawang putih, nangka muda, papaya, cabai merah, dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi yang menghambat terjadinya inflasi komponen bergejolak antara lain beras, cabai rawit, kentang, minyak goreng, daging sapi, apel, dan udang basah. Tabel 2. Tingkat Inflasi, Inflasi Tahun Kalender, Inflasi Year on Year dan Andil Inflasi Menurut Kelompok Komponen Bulan April 2015 (Tahun Dasar 2012=100) No
1
2
3
4
5
6
7
8
Inflasi April 2015
Tingkat Inflasi Tahun Kalender 2015
Inflasi Year on Year
Andil Inflasi April 2015
KOTA
KELOMPOK KOMPONEN
IHK April 2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
JEMBER
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
116.99 110.38 139.44 118.11
0.17 0.03 2.80 -1.91
-0.45 1.16 -2.78 -2.52
5.64 4.28 13.25 2.60
0.17 0.01 0.56 -0.40
BANYUWANGI
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
117.10 111.4 127.11 124.63
0.36 0.63 3.52 -2.30
-0.48 2.49 -1.19 -6.14
4.45 6.13 13.73 -4.26
0.36 0.36 0.60 -0.60
SUMENEP
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
116.78 113.93 127.81 117.59
0.05 0.21 1.53 -1.42
-0.44 0.69 -2.09 -2.31
6.46 5.22 10.99 6.82
0.05 0.13 0.24 -0.32
KEDIRI
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
118.45 115.75 134.13 113.37
0.31 0.10 2.74 -1.55
-0.43 1.59 -3.13 -4.53
5.84 5.29 12.18 1.35
0.31 0.07 0.51 -0.27
MALANG
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
119.51 112.06 145.65 121.3
0.49 0.28 2.12 -0.87
0.29 1.16 0.44 -3.15
6.99 4.89 15.31 4.91
0.49 0.18 0.45 -0.14
PROBOLINGGO
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
118.43 113.62 135.23 118.97
0.36 0.25 2.53 -1.24
-0.24 1.69 -3.32 -2.57
5.49 4.33 11.94 3.22
0.36 0.15 0.48 -0.27
MADIUN
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
116.95 113.2 130.93 117.7
0.39 0.24 2.39 -1.12
0.10 1.40 -2.2 -2.00
6.05 4.90 12.13 4.14
0.39 0.15 0.44 -0.20
SURABAYA
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
118.69 113.73 134.21 124.6
0.41 0.14 2.75 -0.89
0.75 1.81 -2.00 -0.38
6.77 5.68 11.9 5.97
0.41 0.09 0.47 -0.15
JAWA TIMUR
UMUM INTI DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
118.51 113.19 135.95 122.37
0.39 0.19 2.63 -1.09
0.37 1.63 -1.68 -1.73
6.48 5.36 12.72 4.56
0.39 0.11 0.48 -0.20
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei 2015
9