BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR JULI 2014 INFLASI 0,48 PERSEN
Pada bulan Juli 2014 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,48 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,99 persen, diikuti Sumenep sebesar 0,89 persen, Kediri sebesar 0,73 persen, Madiun sebesar 0,61 persen, Malang sebesar 0,49 persen, Surabaya sebesar 0,42 persen, Jember sebesar 0,41 persen dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,24 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, semua kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu pada kelompok sandang sebesar 1,12 persen, bahan makanan sebesar 0,74 persen, makanan jadi, minuman dan rokok sebesar 0,60 persen, kesehatan sebesar 0,45 persen, dan transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,39 persen dan pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,24 persen. Inflasi terendah terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,17 persen. Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah daging sapi, beras, emas perhiasan, angkutan antar kota, tarip listrik, daging ayam ras, tarip kereta api, kendaraan carter/rental, rokok kretek filter dan tarip kendaraan travel. Kenaikan harga daging sapi sebagai penyumbang inflasi terbesar. Komoditas yang harganya terkendali dan memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah cabai rawit, bawang putih, angkutan udara, buah jeruk, bawang merah, buah anggur, batu bata/batu tela, telepon seluler, buah melon dan wortel. Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi dan inflasi terendah terejadi di kota Surabaya sebesar 0,42 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota DKI Jakarta sebesar 1,17 persen, diikuti Kota Yogyakarta sebesar 0,85 persen, Kota Serang sebesar 0,84 persen, Kota Bandung sebesar 0,74 persen, Kota Semarang sebesar 0,62 persen. Dari 82 kota IHK nasional semua kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 2,92 persen. Dari 82 kota IHK di Indonesia 5 kota inflasi terendah yaitu Maumere, Ambon, Palangkaraya, Banyuwangi dan Pematang Siantar. Laju inflasi tahun kalender (Desember 2013-Juli 2014) Jawa Timur mencapai 2,66 persen.Inflasi year on year (Juli 2014 terhadap Juli 2013) Jawa Timur sebesar 4,01 persen, angka ini lebih rendah dari pada inflasi year on year bulan Juni 2014 sebesar 6,66 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
1
1. Inflasi Jawa Timur Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil pemantauan harga pada bulan Juli 2014 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,48 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,93 pada bulan Juni 2014 menjadi 112,47 pada bulan Juli 2014. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2003 sampai dengan 2014, pada bulan Juli terjadi inflasi sebelas kali, dan satu kali deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 2,96 persen, dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0,19 persen, sedangkan deflasi terjadi pada tahun 2003 sebesar -0,37 persen.
Gambar 1. Series Data Inflasi Jawa Timur Bulan Juli Tahun 2003 – 2014
Inflasi Jawa Timur bulan Juli 2014 sebesar 0,48 persen, dimana kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi tertinggi sebesar 0,15 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan sumbangan sebesar 0,10 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan sumbangan inflasi sebesar 0,08 persen, kelompok sandang dengan sumbangan sebesar 0,07 persen, kelompok perumahan dengan sumbangan sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan dengan sumbangan sebesar 0,02 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan sumbangan 0,02 persen. 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
Komoditas dari kelompok bahan makanan yang menyumbang inflasi tertinggi adalah komoditas daging sapi dengan andil sebesar 0,0352 persen, diikuti beras dengan andil sebesar 0,0299 persen dan daging ayam ras dengan andil sebesar 0,0159 persen. Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi, Inflasi Tahun Kalender dan Inflasi Year on Year Bulan Juli 2014 Menurut Kelompok Pengeluaran (Tahun Dasar 2012=100) Tingkat Inflasi Tahun Kalender
IHK Desember 2013
IHK Juli 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
108.13
109.56
112.47
0.48
0.48
2.66
4.01
117.15
115.95
117.89
0.15
0.74
1.67
0.63
106.38
108.87
113.53
0.10
0.60
4.28
6.72
104.72
107.03
109.96
0.04
0.17
2.74
5.00
4 Sandang
98.31
101.29
104.65
0.07
1.12
3.32
6.45
5 Kesehatan
103.62
104.81
108.82
0.02
0.45
3.83
5.02
102.63
104.54
105.80
0.02
0.24
1.21
3.09
112.25
113.54
116.21
0.08
0.39
2.35
3.53
Kelompok Pengeluaran
IHK Juli 2013
(1)
UMUM 1 Bahan Makanan 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga Transpor, Komunikasi, dan Jasa
7 Keuangan 1) 2) 3)
Andil Inflasi Juli 2014
Inflasi Juli 20141)
2014
Inflasi Year on Year 3)
2)
Persentase perubahan IHK bulan Juli 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK bulan Juli 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 Persentase perubahan IHK bulan Juli 2014 terhadap IHK bulan Juli 2013
Kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen, dan komoditas utama sebagai penyumbang inflasi terbesar pada kelompok ini adalah daging sapi dengan sumbangan inflasinya sebesar 0,0352 persen, beras dengan sumbangan inflasinya sebesar 0.0299 persen dan daging ayam ras dengan sumbangan inflasinya sebesar 0,0159 persen. Kenaikan harga kelompok bahan makanan seperti komoditas daging sapi, komoditas beras dan komoditas daging ayam ras dipicu tingginya permintaan pada menjelang Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriyah. Komoditas tersebut merupakan bahan pokok yang paling sering di konsumsi masyarakat sebagai hidangan makanan di Hari Raya Idul Fitri. Inflasi komoditas daging sapi terjadi di semua 8 kabupaten/kota IHK di Jawa Timur, tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 9,71 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau berada di posisi kedua memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen, dan komoditas utama sebagai penyumbang inflasi terbesar pada kelompok ini adalah komoditas rokok kretek filter dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0136 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
3
Kemudian di posisi ketiga yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi adalah Kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen, dan komoditas utama sebagai penyumbang inflasi terbesar kelompok ini adalah angkutan antar kota, tarip kereta api, kendaraan carter/rental dan tarip kendaraan travel. Tingginya kebutuhan akan jasa transportasi untuk mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri (H-7) dan pasca Hari Raya Idul Fitri (H+7) sangat mempengaruhi kenaikan harga di kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Komoditas tarip kereta api juga menyumbang inflasi di Kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Banyaknya jumlah orang yang mudik dengan kereta disebabkan karena kepadatan lalu lintas darat di jalur utara dan selatan jawa, selain itu juga terjadi kerusakan di beberapa jembatan di jalur pantai utara jawa. Tarip kendaraan carter/rental dan tarip kendaraan travel menjadi alternatif bagi para pemudik yang kehabisan tiket transportasi umum jelang Lebaran. Hal ini dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis carter/rental mobil dan travel dengan menaikkan harga sewa mobil per harinya khusus masa mudik. Gambar 2. Perkembangan Indeks Harga Konsumen menurut Kelompok Pengeluaran Januari 2013- Juli 2014 (2012=100) Jawa Timur
Perkembangan indeks harga konsumen tahun dasar 2012=100 pada gambar 2 di atas, terlihat bahwa indeks harga konsumen kelompok pengeluaran bahan makanan mulai Januari 2013 sampai dengan Juli 2014 berada di atas indeks harga konsumen umum, begitu juga dengan indeks harga konsumen kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau melampaui indek harga konsumen umum sejak bulan Juli 2013 sampai dengan Juli 2014. Kelompok pengeluaran bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau selama ini mendominasi terbentuknya inflasi di Jawa Timur. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
Gambar 3. Perkembangan Inflasi Kumulatif Jawa Timur Tahun 2003 - Juli 2014
Perkembangan inflasi kumulatif Jawa Timur dari tahun 2003 sampai dengan Bulan Juli 2014 dapat dilihat pada Gambar 3. Terlihat pergerakan inflasi pada trisemester pertama masih landai, kemudian mulai mengalami kenaikan pada trisemester kedua dan seterusnya. Dibandingkan tahun 2013 (6,03 persen), pada posisi bulan Juli kumulatif Jawa Timur masih lebih rendah (2,66 persen). Sedangkan selama kurun lima tahun kebelakang, inflasi di bulan Juli tertinggi terjadi pada tahun 2008 (7,89 persen).
2.
Inflasi 8 Kota di Jawa Timur Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Juli 2014, semua kota mengalami inflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,99 persen, diikuti Sumenep sebesar sebesar 0,89 persen, Kediri sebesar 0,73 persen, Madiun sebesar 0,61 persen, Malang sebesar 0,49 persen, Surabaya sebesar 0,42 persen, Jember sebesar 0,41 persen, dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,24 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 4. Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar di Jawa Timur adalah daging sapi, beras, emas perhiasan, angkutan antar kota, tarip listrik, daging ayam ras, tarip kereta api, kendaraan carter/rental, rokok kretek filter dan tarip kendaraan travel.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
5
Gambar 4. Inflasi 8 Kota dan Jawa Timur Bulan Juli 2014
Gambar 5. Inflasi Kumulatif 8 Kota dan Jawa Timur ( Bulan Juli 2013 - Juli 2014)
Untuk kumulatif inflasi sampai dengan Bulan Juli 2014, Kota Surabaya menduduki peringkat pertama dengan kumulatif inflasi sebesar 2,79 persen, diikuti Sumenep sebesar 2,73 persen, Madiun sebesar 2,62 persen, Probolinggo sebesar 2,60 persen, Malang sebesar 2,56 persen, Kediri sebesar 2,40 persen, Jember sebesar 2,30 persen, dan kumulatif inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 2,24 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Gambar 6. Inflasi Year On Year 8 Kota dan Jawa Timur ( Bulan Juli 2013 - Juli 2014)
Dilihat dari inflasi year-on-year (Juli 2014 terhadap Juli 2013), Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 4,01 persen. Dari 8 kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 4,45 persen, diikuti Surabaya sebesar 4,28 persen, Malang sebesar 4,03 persen, Kediri sebesar 4.03 persen, Jember sebesar 3,55 persen, Madiun sebesar 3,53 persen, Sumenep sebesar 3,31 persen dan inflasi kumulatif terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 2,15 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 6.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
3.
Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi
di DKI Jakarta sebesar 1,17 persen, diikuti Yogyakarta sebesar 0,85 persen, Serang sebesar 0,84 persen, Bandung sebesar 0,74 persen, Semarang sebesar 0,62 persen dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,42 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 7. Sedangkan inflasi kumulatif tertinggi terjadi di Serang sebesar 4,12 persen, diikuti DKI Jakarta sebesar 3,45 persen, Semarang sebesar 3,15 persen, Bandung sebesar 2,81 persen, Surabaya sebesar 2,79 persen dan terendah di Yogyakarta sebesar 2,69 persen, sebagaimana Gambar 8. Gambar 7. Inflasi Ibukota Provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan Juli 2014
Gambar 8. Inflasi Kumulatif Ibukota Provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur (Juli 2013 – Juli 2014)
Gambar 9. Inflasi Year On Year Ibukota Provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur (Juli 2013 – Juli 2014)
Inflasi y-o-y bulan Juli 2014 pada 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 5,21 persen, diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 5,12 persen, Yogyakarta sebesar 4,59 persen, Semarang sebesar 4,56 persen, Surabaya sebesar 4,28 persen, dan inflasi terendah terjadi di Bandung sebesar 3,56 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 9.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 51/08/35/Th.XII, 4 Agustus 2014
7