INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013 Penelitian Pemetaan Kawasan Kumuh Permukiman Kecamatan Tanjung Selor - Kabupaten Bulungan Afif Bizrie Mardhanie Staff Pengajar Politeknik Negeri Samarinda Jurusan teknik Sipil
[email protected]
ABSTRAK Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, dimaksudkan agar lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan permukimanadalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan penghidupan (UU No 4/1992). Kawasan permukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain; letaknya tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan bangunan tinggi, luas lahan terbatas, rawan penyakit sosial dan lingkungan, kualitas bangunan rendah, prasarana lingkungan tidak sehat, persampahan membahayakan penghuninya (Budiharjo;1997). Wilayah administratif Kecamatan Tanjung Selor terdiri 3 (tiga) Kelurahan yaitu : Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur. Dengan 6 desa,seperti: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak. Jumlah penduduk Kec. Tanjung Selor tahun 2011adalah 39.439 Jiwa, dengan 9.271 KK.Tingkat kepadatan 25,54 jiwa/km². Maksud Penelitian: melakukan pemetaan kawasan kumuh Kota Tanjung Selor Kabupaten Bulungan. Tujuan Penelitian: tersedianya Program Perencanaan dan Penataan Pemukiman Kumuh Kecamatan Tanjung Selor; tersedianya acuan operasional pembangunan, rehabilitasi permukiman sesuai hasil Penelitian. Sasaran Penelitian:tercapainya peningkatan kualitas lingkungan melalui Program Penataan Pemukiman kumuh Kota Tanjung Selor. Adapun komponen yang dinilai adalah; 1. Komponen Fisik; 2. Komponen Sanitasi Lingkungan; 3. Komponen Sosial Kependudukan; 4. Komponen Sosial Budaya; 5. Komponen Ekonomi. Berdasarkan hasil analisis penelitian dan penentuan kawasan Kumuh Kecamatan Tanjung Selor dapat disimpulkan sbb: 1. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hilir, nilai kekumuhan 1,9 termasuk kategori Kumuh; 2. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hulu, nilai kekumuhan 2,7 (Kumuh Ringan); 3. Desa Apung, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan); 4. Desa Tengkapak, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan); 5. Desa Gunung Sari, nilai kekumuhan 3,4 (Hampir Kumuh); 6. Desa Bumi Rahayu, nilai kekumuhan 3,7 (Hampir Kumuh); 7. Desa Gunung Seriang, nilai kekumuhan 3,9 (Hampir Kumuh); 8. Desa Jelarai Selor, nilai kekumuhan 4,1 dan (Tidak Kumuh); 9. Kelurahan Tanjung Selor Timur, nilai kekumuhan 4,4 (Tidak Kumuh). Kata kunci: Perumahan; Permukiman; Lokasi kawasan kumuh;
ISSN: 1829-6025
1
INERSIA PENDAHULUAN Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, kurang terarah dan terencana, serta kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi, sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh”.
Vol. V No. 1, Maret 2013 Kawasan kumuh meskipun tidak dikendaki namun harus diakui bahwa keberadaannya dalam perkembangan wilayah dan kota sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, dalam rangka meminimalisir munculnya kawasan kumuh, maka perlu dilakukan upaya-upaya secara komprehensif yang menyangkut berbagai aspek yang mampu menghambat timbulnya kawasan kumuh tersebut. Deskripsi Wilayah Penelitian
Gambar 1. Peta Kecamatan Tanjung Selor Luas Kecamatan Tanjung Selor adalah seluas Jumlah penduduk yang mendiami wilayah ± 1.277,81 km², Kecamatan Tanjung Selor Kecamatan Tanjung Selor tahun 2011 juga sebagai Ibukota Kabupaten berjumlah 39.439 Jiwa, dengan 9.271 KK, Bulungan.Pemerintahan Kecamatan Tanjung meliputi jumlah laki-laki 21.008 jiwa dan Selor membawahi 3 (tiga) wilayah perempuan 18.431 jiwa dengan tingkat pemerintahan Kelurahan yaitu : Tanjung Selor kepadatan mencapai 25,54 jiwa/km² dan Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor tingkat rata-rata Penduduk/ keluarga 4.25 jiwa. Timur. Membawahi pula 6 (enam) desa, Berikut hasil survai lapangan tentang kondisi meliputi: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi lingkungan di Kecamatan Tanjung Selor Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak.
Gambar 2.Foto Salah satu RTH di kelurahan Tanjung Selor Hilir
Gambar 3.Foto Ruang Terbuka Hijau (RTH) di pesisir sungai Kayan Jl. Jend. Sudirman
ISSN: 1829-6025
2
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Gambar 4. Foto Saluran drainase yang tidak terawat di Jl. Sutoyo
Gambar 5. Foto situasi dan kondisi lingkungan di Permukiman Muallaf yang cukup bersih
Gambar 6. Foto situasi dan kondisi drainase di Permukiman Muallaf yang kurang terawat
Gambar 7. Foto situasi dan kondisi permukiman penduduk di Desa Bumi Rahayu
ISSN: 1829-6025
3
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013 Metodologi
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Permukiman Kumuh Kawasan permukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain; berada pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi dalam luas lahan yang terbatas, rawan penyakit sosial dan penyakit lingkungan serta adanya kualitas bangunan yang sangat rendah, prasarana lingkungan kurang memadai seperti saluran drainase, prasarana persampahan yang membahayakan penghuninya (Budiharjo;1997). Dimensi Permukiman Kumuh Permukiman kumuh terdiri dari beberapa aspek yaitu; tanah/alam, perumahan, komunitas, sarana dan prasarana dasar yang terjalin dalam satu kesatuan sistem sosial, ekonomi dan budaya, baik dalam ekosistem lingkungan kumuh maupun pada ekositem kota. (Suparno, 2006). Tipologi Permukiman Kumuh
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi penelitian pada beberapa permukian yang teridentifikasi kumuh. Penelitian dimulai dengan tahap persiapan, observasi lapangan, pengambilan data, baik sekunder maupun primer, setelah itu dilakukan analisis untuk menentukan kategori tingkat kekumuhan, yakni; a.tidak kumuh, b.hampir kumuh, c.kumuh ringan, d.kumuh sedang dan e.kumuh berat. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan angka kuantitatif sebagai acuan penilaian.Parameter yang digunakan dalam penilaian menggunakan standar Dirjen Cipta Karya Tahun 2006 yakni: 1. Komponen fisik, 2. komponen sosial, 3. komponen budaya, 4. komponen ekonomi, dan 5. komponen sanitasi lingkungan. Materi Penelitian Parameter Penilaian Kawasan Kumuh Dalam melakukan penilaian terhadap kawasan kumuh terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan yang didasarkan pada beberapa komponen yaitu komponen fisik, komponen sanitasi lingkungan; komponen sosial kependudukan; komponen sosial budaya, dan komponen ekonomi.
Ada 7 (tujuh) tipologi permukiman kumuh (Ditjen Perumahan dan permukiman; 2002) yakni; 1.Permukiman kumuh nelayan, 2.Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial, ekonomi, 3.Permukiman kumuh di pusat kota, 4.Permukiman kumuh di pinggiran kota, Tabel 1. Parameter dan Indikator 5.Permukiman kumuh daerah pasang surut, Kondisi Lingkungan 6.Permukiman kumuh daerah rawan bencana, dan 7.Permukiman kumuh di tepi sungai. No Parameter Indikator Penilaian (dalam kurung=Nilai Bobot) I Komponen Fisik Hampir Baik Cukup Baik 1 Kondisi Rumah Baik (5) 4) (3) Buruk (2) Semi 2 Jenis Rumah Permanen (4) Permanen (3) Temporer (2) Hampir 3 Kepadatan Bangunan Rendah (5) Sedang (4) Tinggi (3) Tinggi (2) Hampir 4 KDB Rendah (5) Sedang (4) Tinggi (3) Tinggi (2) II Komponen Sosial Kurang 1 Pendidikan Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) (2) 2
Kesehatan
ISSN: 1829-6025
Sangat Baik (5)
Baik (4)
Cukup (3)
Buruk (2)
Penilaian
Sangat Buruk (1)
Sangat Tinggi (1) Sangat Tinggi (1) Sangat Kurang (1) Sangat Buruk (1)
4
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
III
Komponen Budaya
1
Kebiasaan Penduduk
2 IV
Adat Istiadat Sangat Baik (5) Komponen Ekonomi Pendapatan Keluarga/bulan Sangat Tinggi (5)
1 2 V
Ramah lingkungan (5)
1
Status pekerjaan Baik (5) Komponen Sanitasi Lingkungan Air Bersih (dari sungai) Sangat Baik (5)
2
MCK (septik Tank)
3 4
Sampah Air Limbah Pekarangan
5 6
Sedang (4)
Cukup (3)
Kurang (2)
Baik (4)
Cukup (3)
Buruk (2)
Sangat Kurang (1) Sangat Buruk (1)
Rendah Tinggi (4) Sedang (3) (2) Hampir Baik Cukup Baik (4) (3) Buruk (2)
Sangat Rendah(1) Sangat Buruk (1)
Baik (4)
Cukup (3)
Sangat Baik (5)
Baik (4)
Cukup (3)
Sangat Baik (5)
Baik (4)
Cukup (3)
Sangat Baik (5)
Baik (4)
Cukup (3)
Drainase
Sangat Baik (5)
Baik (4)
Cukup (3)
Jalan Lingkungan
Sangat Baik (5) Baik (4) Sangat Rendah (5) Rendah (4)
Cukup (3)
Sedang (4)
Cukup (3)
Cukup (3)
Kurang (1)
7
Ke
Frekuensi Banjir Penerangan dan 8 Komunikasi Baik (5) Ruang Terbuka 9 Hijau Baik (5) (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2006) Kriteria Penilaian Kawasan Kumuh
Dari penjelasan-penjelasan diatas, kemudian dilakukan penentuan status kawasan kumuh berdasarkan tingkat kekumuhan. Dalam hal ini, status kawasan kumuh dibagi dalam 5 kelas, yaitu : Ko = Tidak kumuh (indeks >4), K1 = Hampir kumuh ( indeks 3-3,9), K2 = Kumuh ringan (indeks 2 – 2,9), K3 = Kumuh (Kumuh sedang) ( indeks 1 -1,9), K4 = kumuh berat (indeks 0 – 0,9). (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2006) PELAKSANAAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan kompilasi data sekunder dari berbagai sumber, terutama dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulungan untuk mendapatkan data eksisting gambaran wilayah Kabupaten Bulungan pada umumnya dan Kecamatan Tanjung Selor pada khususnya.
ISSN: 1829-6025
Sedang (3)
Sangat Buruk (1) Sangat Buruk (2) Buruk (1) Sangat Buruk (2) Buruk (1) Sangat Buruk (2) Buruk (1) Sangat Buruk (2) Buruk (1) Sangat Buruk (2) Buruk (1) Sangat Tinggi (2) Tinggi (1) Sangat Kurang(2) Kurang (1) Buruk (2)
Data juga diambil dari beberapa sumber yang dapat mendukung kelengkapan data seperti informasi-informasi pembangunan dari pemerintah, terutama dari Kantor Bappeda Kabupaten Bulungan yang dapat memberikan informasi tentang pembangunan dan rencana program pembangunan serta permasalahan yang ada di Kabupaten Bulungan dan Kecamatan Tanjung Selor. Data lain yang sangat penting adalah dengan memahami acuan yang berasal dari perundangan-undangan, peraturan-peraturan, baik peraturan pemerintah maupun peraturan menteri yang masih berlaku saat ini. Selanjutnya Peneliti melakukan survai lapangan untuk mengamati, melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait di kecamatan dan masing-masing kelurahan dan desa untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi wilayah, terutama yang menyangkut dengan kondisi keberadaan kawasan kumuh di Kecamatan Tanjung Selor untuk didapat
5
INERSIA gambaran kawasan Tanjung Selor dan
Vol. V No. 1, Maret 2013 kumuh Kecamatan kemudian dilakukan
analisis dan pemetaan kawasan tersebut.
Gambar 8. Foto Kawasan Kumuh Pujasera Jl. Jend. Sudirman
Gambar 9. Foto Permukiman yang kumuh perkotaan di Kawasan Pujasera
Gambar 10. Foto Kawasan belakang Pujasera yang terkesan kumuh
Gambar 11. Foto Kawasan belakang Pujasera yang terkesan kumuh
Gambar 12. Foto Pipa PDAM diatas saluran drainase dilingkungan Permukiman Muallaf
ISSN: 1829-6025
6
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Gambar 13. Foto Kondisi saluran drainase yang tidak terawat mengakibatkan terlihat kesan kumuh pada lingkungan permukiman
Gambar 14. FotoJalan gang dan saluran drainase yang tidak terawat mengakibatkan terlihat kesan kumuh pada lingkungan permukiman
Gambar 15. Foto Kondisi dan situasi Permukiman Ex. Pasar Ikan/GangPasar Jl. Semangka Kelurahan Tanjung Selor Hilir
Gambar 16. FotoKondisi dan situasi permukiman kumuh Ex. Pasar Ikan/Gang Pasar Jl. Semangka
Gambar 17. FotoKondisi dan situasi permukiman kumuh Ex. Pasar Ikan (Gg. Pasar)
ISSN: 1829-6025
7
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
KESIMPULAN Mengacu pada tabel parameter dan indikator penilaian kondisi lingkungan (Ditjen Cipta Karya tahun 2006), maka didapat hasil penilaian akhir dan pemetaan kondisi lingkungan masing-masing Kelurahan dan Desa di Kecamatan Tanjung Selor dapat disimpulkan sbb: 1. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hilir, nilai kekumuhan 1,9 termasuk kategori Kumuh(pusat kota) 2. Kawasan kumuh Kelurahan Tanjung Selor Hulu, nilai kekumuhan 2,7 kategori Kumuh Ringan (pusat kota) 3. Desa Apung, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan) (pinggir kota)
4. Desa Tengkapak, nilai kekumuhan 2,9 (Kumuh Ringan) (pinggir sungai) 5. Desa Gunung Sari, nilai kekumuhan 3,4 (Hampir Kumuh) (pinggir kota) 6. Desa Bumi Rahayu, nilai kekumuhan 3,7 (Hampir Kumuh) (pinggir kota) 7. Desa Gunung Seriang, nilai kekumuhan 3,9 (Hampir Kumuh) (pinggir kota) 8. Desa Jelarai Selor, nilai kekumuhan 4,1 dan (Tidak Kumuh) 9. Kelurahan Tanjung Selor Timur, nilai kekumuhan 4,4 (Tidak Kumuh)
DAFTAR PUSTAKA Budihardjo, Eko. (1984), Sejumlah MasalahPermukiman Kota, Alumni, Bandung. Heryati,Identifikasi dan Penanganan Kawasan KumuhKota Gorontalo, Jurnal Ichsan Gorontalo Vol. 3. No.4 (November 2008-Januari 2009). Panduan identifikasi kawasan permukiman kumuh-Dijen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2006. Parwoto.
(1997),
Pembangunan
Partisipatif,makalah
pada
Lokakarya
Penerapan
StrategyPembangunan Kepmen Permukiman Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001; Pedoman Penetuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum, Pemberdayaan Masyarakat dalamPembangunan Perumahan dan Permukiman,15-16 Juli 1997, BKP4N, jakarta.
ISSN: 1829-6025
8