INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
KORELASI ANTARA CBR RENDAMAN DENGAN PARAMETER FISIS PADA MATERIAL TIMBUNAN REKLAMASI LOKAL SAMARINDA Kukuh Prihatin Staff Pengajar Politeknik Negeri Samarinda Jurusan teknik Sipil ABSTRACT Land development with reclamation embankment requires material that has fulfill prerequisite of granuler gradation in the form of 80% minimal sand and 20% maximum silt-clay, and another prerequisite is embankment compaction. The reclamation implementer on site that is generally want to know the embankment material fast and easily is just one of density tests for example California Bearing Ratio (CBR), could be knew the other density parameters, that is dry unit weight ( d), void ratio (e) dan porosity (n) with assumption saturated. This research is carried out by means of laboratory test for using sand (passing no. 10 or 2 mm diameter) picked up from Sungai Mahakam Samarinda and silt-clay (passing no. 200 or 0,075 mm diameter) are taken from Gunung Lipan Samarinda. Sampel are made 5 variations with sand and siltclay composition are 100% : 0%, 95% : 5%, 90% : 10%, 85% : 15%, 80% : 20% . Then, material are tested Modified Proctor compaction with 25 sampels (5 variations x 5 sampel/variation). The next step is a soaked CBR test as much 25 sampels with observing swelling up to four days . The last step is test of volumetric-gravimetri with 25 sampels. The result of this research indicates that the greader CBR so the greader dry unit weight ( d), the less void ratio (e) and porosity (n), and on the reverse. The biggest of d value is obtained from 85% sand and 15% silt-clay with a soaked CBR is 16,61%. The result of this research are explained that linier regresi equation related to soaked CBR with fisis parameters are dry unit weight, CBR = 16,308. γd – 13,898 ; void ratio, CBR = -42,341. e + 32,877 and porosity, CBR = -85,273. n + 40,291. The equation between parameters is valid whenever it is used for the Samarinda’s local material with 80% minimum sand and 20% maximum silt-clay compositions. Keywords : embankment, local material, CBR soaked, fisis parameter
1. PENDAHULUAN
pengembangan
1.1. Latar Belakang
Kalimantan Timur khususnya Samarinda yang
Pertumbuhan
penduduk
yang
tinggi
kawasan
yang
ada
di
didominasi daerah rawa.
mengakibatkan lahan hunian semakin sempit
Pada saat pelaksanaan reklamasi kebutuhan
dan perlu adanya pengembangan lahan. Salah
material
satu cara untuk tujuan pengembangan kawasan
persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebagai
dengan cara reklamasi. Reklamasi adalah suatu
material timbunan yaitu pasir minimum 80%
pekerjaan penimbunan tanah dengan skala
dan material berdiameter halus yang lebih
volume dan luasan yang sangat besar pada
kecil
suatu lahan atau kawasan kosong dan berair
maksimum 20% (SETRA & LCPC, 1976),
seperti di kawasan pantai, daerah rawa, sungai,
persyaratan kepadatan juga harus dipenuhi.
danau dan laut. Reklamasi merupakan cara
Pihak Kontraktor, sebagai pelaksana lapangan,
tepat untuk mengatasi permasalahan untuk
ingin mengetahui secara cepat dan mudah pada
ISSN: 1829-6025
timbunan
dari
0,08
sangat
mm
(
besar.
Selain
lanau-lempung)
27
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
saat material timbunan tiba di lapangan hanya
terjadi material yang datang dominan lanau-
melihat komposisi pasir dan lanau-lempung
lempung.
dapat ditentukan material tersebut memenuhi
Biasanya pemakaian material timbunan di
persyaratan atau
Samarinda
timbunan
tidak sebagai material
sesuai dengan
disyaratkan kepadatan
tanpa
harus
yang
melakukan uji
sand cone
dari
luar
Samarinda, sehingga harga material
akan
lebih mahal. Untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Samarinda dan untuk
lapangan. Selain itu, CBR yang dilakukan
mengatasi ketersediaan material maka dalam
adalah CBR rendaman dengan pertimbangan
penelitian ini digunakan material lokal yang
pekerjaan reklamasi adalah pekerjaan yang
diambil dari Sungai Mahakam yang harga
berhubungan dengan keadaan
materialnya lebih murah dibandingkan dengan
dimana
atau
diambil
CBR
sungai
seperti
kepadatan
banyak
pasang surut
tanah timbunan
selalu
terendam air.
material dari luar Samarinda. 1.2. Permasalahan Permasalahan-permasahalan
yang
sering
Untuk menentukan tingkat kepadatan suatu
dialami oleh para kontraktor di lapangan
tanah dapat dilihat dari tiga parameter yaitu
adalah dalam menentukan kepadatan tanah (d,
relative density (DR), berat volume kering (d)
e dan n) dan nilai CBR suatu material
dan angka pori (e). Relative density hanya
timbunan reklamasi, yang disebabkan oleh
digunakan untuk
jenis tanah granular,
bervariasinya komposisi pasir dan lanau-
berat volume kering (d) dan
lempung saat tiba di lapangan, melihat kondisi
angka pori (e) untuk semua jenis tanah berbutir
tersebut maka permasalahan yang terjadi
halus maupun
adalah:
sedangkan
berbutir
kasar (granular).
Karena itu berat volume kering (d) dan angka pori (e) lebih sesuai digunakan pekerjaan
reklamasi
pada
karena jenis tanah
- Bagaimana pengaruh komposisi pasir dan lanau-lempung terhadap berat volume tanah (d).
timbunannya terdiri dari tanah berbutir halus
- Bagaimana hubungan antara kepadatan
dan kasar.
tanah (d) dengan nilai CBR rendaman. - Bagaimana hubungan antara angka pori dan
Day (1997) dalam diskusinya mengatakan
porositas
bahwa kepadatan, yang ditentukan dari angka
rendaman
pori (e), dipengaruhi oleh adanya partikel
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
lempung untuk
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
paling
kecil.
mengisi ruang pori yang Semakin
besar
kandungan
korelasi
tanah
antara
lempung pada tanah timbunan maka akan
parameter
fisis
mempengaruhi kepadatan. Di lapangan banyak
Samarinda
yang
ISSN: 1829-6025
timbunan
CBR tanah
dengan
rendaman
CBR
dengan
timbunan
ditentukan
lokal
dari
28
nilai
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
kepadatan tanah (berat volume kering, d),
- Test
angka pori (e) dan porositas (n).
memperoleh Gs, e dan n.
Manfaat
penelitian ini
Volumetri-Gravimetri
untuk
diharapkan dapat
menjadi solusi di dalam penanganan masalah
2. TINJAUAN PUSTAKA
pemilihan material timbunan pada reklamasi
Angka pori (e)
untuk mengetahui komposisi dan parameter
Angka pori (e) adalah rasio antara
fisis material timbunan yang akan diperlukan
volume void (Vv) dan volume
berdasarkan CBR rendaman yang diharapkan.
(Vs). Angka pori
Penelitian ini
dalam
juga dapat sebagai masukan
banyak
mekanika
solid
digunakan
tanah untuk
para praktisi lapangan karena adanya daftar
menyatakan berbagai parameter fisis
nilai korelasi antara CBR rendaman dengan
sebagai fungsi dari kepadatan tanah.
parameter fisis tanah timbunan reklamasi, yang apabila salah dalam material
pemilihan
komposisi
timbunan akan mengakibatkan
kerusakan struktur dan kerugian yang besar.
e
VV VS
atau e
Gs (1 wc ) t
Porositas (n) Porositas (n) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dan
1.4. Batasan Masalah
volume total.
Mengingat tingkat kedalaman dan
sangat
spesifiknya judul penelitian ”Korelasi antara
n
VV e atau n V 1 e
CBR Rendaman dengan parameter fisis tanah timbunan reklamasi”, maka dalam penelitian
Pemadatan
ini hanya terbatas pada pengaruh parameter
Pada beberapa pekerjaan sipil, tanah
fisis tanah ( d, e, n) terhadap nilai CBR.
dipadatkan untuk meningkatkan sifat-
Korelasi ini dilakukan dalam kondisi terendam
sifat teknis tanah. Tanah dipadatkan oleh
(soaked).
mesin dengan peralatan rolling
atau
vibrating. Kepadatan tanah diperoleh dari kepadatan lapangan yang ditetapkan
1.5. Lingkup Pekerjaan dilaksanakan
oleh test kepadatan laboratorium yaitu
pengujian-pengujian yang berkaitan dengan
modified compaction yang diperkenalkan
judul penelitian sebagai berikut :
oleh Proctor
Pada
-
penelitian
Test
ini
akan
Modified Proctor
untuk
memperoleh berat volume kering ( d ) dan kadar air (wc) - Test CBR Rendaman untuk mendapatkan nilai CBR Rendaman.
untuk
mensimulasikan
kepadatan dari peralatan berat, yang menghasilkan energi
pemadatan yang
lebih besar. Pemadatan tanah terdiri dari kumpulan
partikel
tanah
yang
dipadatkan oleh mesin sehingga terjadi peningkatan berat volume kering tanah.
ISSN: 1829-6025
29
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Nilai puncak dari berat isi kering disebut
relative dari tanah yang telah disiapkan
kerapatan kering maksimum dan kadar
dengan kepadatan dan kadar air tertentu,
air pada kerapatan kering maksimum
yang
disebut kadar air optimum.
lingkungan dibawah lapisan perkerasan.
Hubungan antara kadar air () dan berat
Pengujian
volume kering (d) dapat dirumuskan
pengujian penetrasi,
sebagai berikut :
batang (piston) silender ditekan pada
t 1
tanah yang telah direndam dengan
d
:
kekuatan
kondisi
merupakan
dimana
sebuah
Sebuah kurva beban terhadap penetrasi dapat dibuat dan kurva ini dibandingkan
berat volume tanah basah
terhadap kurva standar yang diperoleh
(gr/cc) w :
dengan
kecepatan pembebanan yang konstan.
dengan : t
disesuaikan
untuk batu pecah. Untuk kebanyakan
kadar air (%)
kasus, nilai CBR ditentukan sebagai perbandingan beban pada penetrasi 0.1
Pengujian CBR Pengujian
stabilitas yang
inchi (2.5 mm) dari tanah terhadap batu
paling
pecah dan dinyatakan dalam prosentase.
banyak digunakan para perencana untuk menunjukkan
indeks stabilitas adalah
pengujian California Bearing Ratio atau disingkat
CBR.
Pengujian
CBR
dirancang untuk menunjukkan stabilitas
3. METODOLOGI PENELITIAN Komposisi
material
dan
jumlah
sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1, berikut:
Tabel 3.1. Komposisi material dan jumlah sampel sampel pasir Lanau dan Pemadatan ke % lempung % 1 2 3 4 5
100 95 90 85 80
0 5 10 15 20
CBR
Modified Proctor kondisi tidak terendam (tiap benda uji dibuat 5 sampel modified proctor)
CBR kondisi rendaman (tiap benda uji dibuat 5 sampel )
= 25 Sampel
= 25 Sampel
komposisi lanau-lempung dan pasir sebagai Persiapan material Material
tanah
berikut : timbunan
dikondisikan
berdasarkan Metode AASHTO (American Association
of
State
Highway
and
Transportation Officials). Persyaratan ukuran
1. Lanau-lempung adalah material lolos ayakan No. 200 (diameter 0,075 mm). 2. Pasir adalah material lolos ayakan No. 10 (diameter 2 mm).
butiran material timbunan yang terdiri dari
ISSN: 1829-6025
30
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Material lanau-lempung diambil dari Gunung
diambil dari Sungai Mahakam Samarinda.
Lipan Samarinda Seberang dan material pasir Tahapan Pengujian Untuk memahami langkah-langkah pengujian maka dapat dilihat pada Gambar 3.1. berikut. Persiapan Material dan Alat
Komposisi Material Timbunan, dengan batasan : - Pasir (min. 80%) - Lanau+lempung (max. 20%)
Peralatan - CBR - Modified Proctor
Pemeraman benda uji 1 hari Pengujian Modified Proctor Kondisi rendaman (masa perendaman 4 hari) CBR Untuk menentukan nilai CBR dari variasi kadar air Pengujian Volumetri-Gravimetri ( Gs, e, n) Korelasi antara CBR dengan parameter fisis (.γd, e, n) Kesimpulan Korelasi antara CBR dengan parameter fisis
Gambar 3.1. Diagram Alir Tahapan dan Jenis Pengujian yang Dilakukan 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Korelasi antara Berat Volume Kering (γd) dengan Kadar Air (wc) Pada Pengujian Modified Proctor Tabel 4.1. Hubungan antara berat volume kering (γd) dengan kadar air (wc) pada kondisi rendaman (Sr = 1) P : L = 100% : 0% % Air
(gr/cc)
wc (%)
4.00 8.00
1.53 1.56
12.00 16.00
P : L = 95% : 5% (gr/cc)
wc (%)
16.82
1.65
13.91
1.64
1.53
16.38
1.61
11.81
1.55 14.96 Sumber : Hasil Pengujian
d
20.00
P : L = 90% : 10% (gr/cc)
wc (%)
16.30
1.72
17.15
1.69
1.63
18.00
1.67
14.05
1.63
18.94
d
P : L = 85% : 15%
P : L = 80% : 20%
(gr/cc)
wc (%)
(gr/cc)
wc (%)
18.18
1.75
20.65
1.74
24.04
19.66
1.85
18.91
1.84
22.58
1.75
17.03
1.68
22.78
1.85
20.77
1.76
16.67
1.86
18.47
1.77
22.71
1.63
20.72
1.66
23.16
1.75
23.26
d
d
d
Keterangan:
ISSN: 1829-6025
31
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Prosentase air (200 ml, 400 ml, 600 ml, 800 ml, 1000 ml) terhadap berat total tanah 5000 gram
d (gr/cc)
2,00 1,95
P : L = 100% : 0% P : L = 95% : 5% P : L = 90% : 10%
1,90 1,85 1,80 1,75 1,70
P : Pasir L : Lanau-lempung
1,65 1,60 1,55 1,50 10,00
Gambar 4.1.
15,00
20,00
wc
25,00
Pengaruh kadar air (wc) terhadap berat volume kering (
d)
pada kondisi terendam
Pada Gambar 4.1. dan Tabel 4.1 peningkatan
material campuran dengan lanau-lempung
prosentase lanau-lempung akan diikuti oleh
20%, akan terjadi penurunan γdmax, hal
meningkatnya wc optimum, hal ini terjadi
disebabkan
akibat
rendah dan penurunan besar) yang terjadi pada
(SiO2)
meningkatnya seiring
penyerapan ditinjau
dengan
air
dari
kandungan lempung meningkatnya
(Mitchell,1976). segi
kepadatan
oleh
ini
instabilitas (daya dukung
material dengan kandungan lempung yang
Apabila
besar. Untuk nilai berat volume kering
(γdmax),
maksimum (γdmax) dan kadar air optimum (wc
peningkatan prosentase lanau-lempung akan
opt )
yang terbesar terjadi pada komposisi pasir
mengakibatkan peningkatan γdmax, tetapi pada
85%, lanau-lempung 15% dengan γdmax=1,86 gr/cc dan wc opt = 18,47 %.
4.2.
Korelasi antara CBR Rendaman dengan Kepadatan (γd)
Tabel 4.2. Hubungan Antara Kepadatan (γd) dengan CBR Rendaman % Air
P : L = 100% : 0% CBR d (gr/cc) (%)
P : L = 95% : 5% CBR d (gr/cc) (%)
P : L = 90% : 10% CBR d (gr/cc) (%)
P : L = 85% : 15% CBR d (gr/cc) (%)
P : L = 80% : 20% CBR d (gr/cc) (%)
4.00
1.53
4.68
1.65
6.39
1.72
11.92
1.75
14.90
1.74
6.39
1.58
5.75
1.64
6.39
1.69
10.86
1.85
15.97
1.84
14.90
12.00
1.53
4.90
1.63
5.75
1.75
12.35
1.68
13.41
1.85
16.18
1.61 6.81 20.00 1.55 5.32 Sumber : Hasil Pengujian
1.67
7.03
1.76
13.20
1.86
16.61
1.77
5.32
1.63
5.54
1.63
9.58
1.66
12.77
1.75
4.26
16.00
CBR (%) 18,00
ISSN: 1829-6025 16,00
y = 16,30x - 13,89 R² = 0,980
14,00 12,00
y = 31,38x - 42,20 R² = 0,973
y = 93,26x - 156,3 R² = 0,996
32 P : L = 100% : 0% P : L = 95% : 5%
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Gambar 4.2. Korelasi antara Kepadatan γd dengan CBR Rendaman, Dry Side Pada Gambar 4.2. dan Tabel 4.2. terlihat bahwa cenderung
terlebih dahulu oleh air yang selanjutnya
pada semua
diterima oleh butiran tanah solid sehingga
komposisi pasir dan lanau-lempung, semakin
peningkatan nilai CBRnya lebih landai dan
besar kepadatan γd maka semakin besar pula
rentang nilai CBRnya lebih kecil dibandingkan
nilai CBRnya.
dengan nilai CBR tanpa rendaman (Prihatin
Hal
ini
disebabkan
karena
pada
dkk, 2010).
kondisi terendam penetrasi tekanan diterima
4.3. Korelasi antara CBR dengan angka pori (e) Tabel 4.3. Hubungan antara angka pori (e) dengan CBR Rendaman % Air
P : L = 100% : 0%
CBR (%) 4.00 0.719 4.68 8.00 0.695 5.75 12.00 0.720 4.90 16.00 0.614 6.81 20.00 0.684 5.32 Sumber : Hasil pengujian e
P : L = 95% : 5% CBR e (%) 0.592 6.39 0.606 6.39 0.618 5.75 0.565 7.03 0.601 1.78
P : L = 90% : 10% CBR e (%) 0.499 11.92 0.528 10.86 0.487 12.35 0.469 13.20 0.599 9.58
P : L = 85% : 15% CBR e (%) 0.430 14.90 0.397 15.97 0.457 13.41 0.384 16.61 0.463 12.77
P : L = 80% : 20% CBR e (%) 0.494 6.39 0.421 14.90 0.409 16.18 0.484 5.32 0.492 4.26
CBR (%)
18,00
ISSN: 1829-6025 16,00 14,00 12,00
y = -42,34x + 32,87 R² = 0,988 y = -39,18x + 31,51 R² = 0,993
P : L = 100% : 0% P : L = 95% : 5%
33
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
P : Pasir L : Lanau-lempung Angka Pori (e)
Gambar 4.3. Korelasi antara Angka Pori (e) dengan CBR Rendaman, Dry Side Pada
Gambar
4.3.
4.3.
Fenomena ini terjadi karena dengan
menunjukkan bahwa dominan pada semua
meningkatnya nilai CBR maka tanah akan
komposisi
mengalami reposisi butiran (perbaikan posisi
pasir
dan
dan
Tabel
lanau-lempung,
peningkatan harga CBR akan mengakibatkan
butiran)
yang
akan
mengecilnya angka pori (e).
mengecilnya angka pori.
mengakibatkan
4.4. Korelasi antara CBR dengan porositas (n) Tabel 4.4. Hubungan antara porositas (n) dengan CBR Rendaman (Sr = 1) P : L = 100% : 0% % Air CBR n (%) 4.00 0.418 4.68 8.00 0.410 5.75 12.00 0.419 4.90 16.00 0.381 6.81 20.00 0.406 5.32 Sumber : Hasil Pengujian
P : L = 95% : 5% CBR n (%) 0.372 6.39 0.377 6.39 0.382 5.75 0.361 7.03 0.376 1.78
P : L = 90% : 10% CBR n (%) 0.333 11.92 0.346 10.86 0.327 12.35 0.319 13.20 0.375 9.58
P : L = 85% : 15% CBR N (%) 0.301 14.90 0.284 15.97 0.314 13.41 0.277 16.61 0.317 12.77
P : L = 80% : 20% CBR n (%) 0.331 6.39 0.296 14.90 0.290 16.18 0.326 5.32 0.330 4.26
CBR (%) 20,00
ISSN:18,00 1829-6025 16,00 14,00
y = -85,27x + 40,29 R² = 0,985 y = -88,2x + 41,30
P : L = 100% : 34 0% P : L = 95% : 5% P : L = 90% : 10%
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
Porositas (n) P : Pasir L : Lanau-lempung
Gambar 4.4. Korelasi antara Porositas (n) dengan CBR Rendaman, Dry Side
masuk tidak maksimal. Semakin besar Pada
Gambar
4.4.
dan
Tabel
4.4
prosentase
lanau-lempung
dalam
menunjukkan bahwa dominan pada seluruh
campuran maka wc optimumnya akan
komposisi pasir dan lanau-lempung, semakin
semakin besar pula, karena kandungan
besar nilai CBR maka semakin kecil pula
lempung
porositasnya.
menyerap air (H2O) yang lebih banyak.
(SiO2)
yang
besar
dapat
Jika dilihat dari segi kepadatan (γdmax), Peristiwa ini terjadi karena pada saat nilai CBR
semakin besar prosentase lanau-lempung
meningkat, maka tanah akan mengalami
maka γdmax nya akan semakin besar pula,
reposisi butiran sehingga pori-pori udara
tetapi pada campuran dengan lanau-
mengecil dan porositasnya mengecil pula.
lempung 20%, γdmax nya menurun, karena kandungan lempung yang besar
5.
KESIMPULAN
dapat menyebabkan instabilitas seperti
Dari hasil pengujian material lokal
daya dukung rendah dan penurunan yang
Samarinda dapat disimpulkan sebagai
besar.
berikut : 1.
2.
Semakin besar γd maka semakin besar
Pada semua komposisi pasir dan lanau-
nilai CBR dan semakin kecil nilai angka
lempung, semakin besar kadar air (wc)
pori (e) dan porositas (n), karena
maka semakin besar pula dry density
semakin besar kepadatan γd berarti
(γd), tetapi pada kadar air tertentu γd akan
tanahnya semakin padat maka daya
menurun. Karena prosentase air yang
dukung tanahnya semakin besar, yang
mengisi pori-pori antar butiran besar
ditunjukkan dengan nilai CBR semakin
sehingga prosentase butiran solid yang
besar dan tanahnya mengalami reposisi
ISSN: 1829-6025
35
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
butiran sehingga pori-pori antar butiran
CBR = -42,341. e + 32,877
mengecil dan hal ini dapat dilihat dari
0,988) CBR = -85,273. n + 40,291
mengecilnya nilai e dan n. 3.
e. Pasir 80% dan Lanau-lempung 20%
a. Pasir 100% dan Lanau-lempung 0%
CBR = 93,267. γd - 156,34
(R2 =
CBR = -115, 6. e + 63,544
(R2 =
CBR = -244,14. n + 87,169
(R2 =
4.
b. Pasir 95% dan Lanau-lempung 5%
material dengan komposisi pasir 85%
(R2 =
dan
0,896) (R2 =
2
(R
Bila
CBR = -88, 2. n + 41,307 (R2 = 0,995)
d. Pasir 85% dan Lanau-lempung 15% (R2 =
mengakibatkan
kepadatan
menurun. 5.
(R2 =
0,9933)
0,9801)
(<15%),
=
0,9731)
CBR = 16,308. γd – 13,898
15%.
banyak (>15%) atau bertambah sedikit
c. Pasir 90% dan Lanau-lempung 10%
CBR = -39,189. e + 31,515
lanau-lempung
kandungan lanau-lempung bertambah
0,8941)
CBR = 31,384.γd – 42,208
Komposisi material lokal Samarinda yang optimal terhadap kepadatan adalah
CBR = 32,005. γd – 46,39 (R2 = 0,8464)
CBR = -55,034. n + 26,918
(R2 =
0,9997)
0,9213)
CBR = -21,778. e + 19,351
(R2 =
0,9999)
0,9269) CBR = -51,611. n + 26,536
(R2 =
0,9962)
0,9807) CBR = -18,674. e + 18,368
(R2 =
0,9858)
Korelasi antara γd, e, n dengan CBR CBR = 23,084.γd – 30,482
(R2 =
Parameter tanah yang paling dominan pengaruhnya terhadap harga CBR adalah parameter kepadatan tanah (γd), hal ini karena peningkatan harga CBR akan diperoleh
apabila
kepadatan
tanah
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Day, Robert W., 1997, Discussions Grain-Size Distribution for Smallest Possible Void Ratio, Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering, ASCE, Vol. 123 No. 1, 78 pages James K, Mitchell., 1976, Fundamentals of Soil Behavior, University of California, Berkeley
Prihatin, Kukuh, and Suryadi, 2010, Korelasi antara CBR Tak Terendam dengan Parameter Fisis Tanah Timbunan Lokal Samarinda, Jurnal Lembusuana, Vol. X No. 108, hal. 27 - 37
ISSN: 1829-6025
36